UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVICE PENDEK BACKHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS
MELALUI GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS X MAN 1 MEDAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat-Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
MUHAMMAD ICHSAN
NIM.6103111066
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
MUHAMMAD ICHSAN Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Service Pendek Backhand dalam Permainana Bulutangkis Melalui Gaya Mengajar Inklusi Pada Siswa Kelas X MAN 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
Pembimbing Skripsi : Usman Nasution, S.Pd, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
service pendek backhand bulutangkis siswa kelas X MAN 1 Medan Tahun
Ajaran 2013/2014. Loksi penelitian ini di MAN 1 Medan dengan subjek dari
penelitain ini kelas X-2 MAN 1 Medan yang berjumlah 47 siswa sedangkan objek
dari penelitian ini adalah penggunaan gaya mengajar inklusi untuk meningkatkan
hasil belajar service pendek backhand dalam permainan bulutangkis pada siswa
kelas X MAN 1 Medan Tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan
siklus II. Dengan menggunakan gaya mengajar inklusi dapat meningkatkan
kemampuan hasil belajar service pendek backhand siswa mulai dari tes awal
hingga pada siklus II, pada tes awal yang dilakukan terdapat 19 siswa (40,4%)
yang berhasil mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata 69,68. Ketuntasan
belajar pada siklus I mencapai 23 siswa (48,9%) dengan nilai rata-rata 69,86,
sementara pada siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai 42 siswa (89,36%)
dengan nilai rata-rata 79,25. Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar siswa dalam service pendek backhand melalui gaya mengajar inklusi
di kelas X SMA 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil analisis
data dapat dikatakan bahwa melalui penerapan gaya mengajar inklusi dapat
meningkatkan hasil belajar service pendek backhand di kelas X SMA 1 Medan
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmad dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan.
Penulis, Menyadari, keberadaan skripsi ini bagaikan setetes air
yang jatuh kelaut yang tidak mempunyai nilai apa-apa, namun dalam
menyelesaikannya sangat banyak sekali mendapatkan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak. Dan Selma masa penyelesaian skripsi ini penulis
mungkin saja banyak melakukan kesalahan seperti pepatah mengatakan
“Tak ada gading yang tak retak”, tidak ada manusia yang sempurna dalam
proses kehidupannya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan mohon maaf
dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
baik moril maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah
walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama. Secara khusus saya
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr. Syawal Gultom, M.Pd Rektor UNIMED yang telah
menerima penulis sebgai mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan
kejenjang program S-1
2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes selaku Dekan FIK Unimed
3. Bapak Drs. Suharjo, M.Pd selaku wakil Dekan I FIK Unimed
4. Bapak Drs. Mesnan, M.Kes AIFO selaku wakil Dekan II FIK Unimed
5. Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd selaku wakil Dekan III FIK Unimed
6. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M.kes selaku Ketua Jurusan PJKR
8. Bapak Usman Nasution, S.Pd, M.Pd Dosen Pembimbing skripsi yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan nasehat
kepada penulis
9. Dosen dan Asisten Dosen, Staf Administrasi dan Perlengkapan serta
Perpustakaan di lingkungan FIK UNIMED.
10.Kepala Sekolah dan Guru Olahraga khususnya kelas X MAN 1 Medan
yang telah mengizinkan dan memberikan bantuan dalam penelitian di
sekolah tersebut.
11.Kepada Ayah dan Bundaku yang paling ku cintai yang mungkin rasa cinta
dan sayangku saja tak cukup untuk mengungkapkan ini, yang selalu
bersabar memberikan semangat dalam bentuk moril dan material.
12.Abang handaku Hari Budianto dan Bambang Hermawan yang selalu
memberikan semangat dan doanya
13.Teman-teman seperjuanganku yang mungkin tak dapat ku sebutkan satu
persatu.
14.Dan adik-adik siswa MAN 1 Medan T.A 2013/2014 yang telah bersedia
meluangkan waktunya dalam pelaksanaan tes.
Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang turut serta
member bantuan dan sumbangan pemikiranyya selama penulis mengikuti
perkuliahan.
Semoga penulisan ini dapat berguna bagi semua pembaca, trutama bagi penulis sendiri. Amin…Ya…Robbal Alamin.
Medan. April 2016
Penulis
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
3. Skenario Pembelajaran Service Pendek Backhand
pada Permainan Bulutangkis Siklus I
4. Skenario Pembelajaran Service Pendek Backhand pada Permainan
Bulutangkis Siklus II
5. Alokasi Waktu Pelaksanaan Penelitian
6. Desaian Penelitian Tindakan Kelas
7. Rubrik Penilaian Tes Service Pendek Backhand (Tes Awal)
8. Rubrik Penilaian Tes Service Pendek Backhand (Siklus I)
9. Rubrik Penilaian Tes Service Pendek Backhand (Siklus II)
10.Perhitungan Nilai Rata-rata Data Hasil Penelitian Service Pendek
Backhand pada Bulutangkis
11.Data Pre-Test Hasil Belajar Service Pendek Backhand Bulutangkis Siswa
kelas X MAN 1 Medan
12.Data Pre-Test Hasil Belajar Service Pendek Backhand Bulutangkis Siswa
kelas X MAN 1 Medan
13.Portofolio Penilaian Siklus I Service Pendek Backhand
14.Paparan Nilai Siklus I Hasil Belajar Service Pendek Backhand
15.Portofolio Penilaian Siklus II Service Pendek Backhand
16.Paparan Nilai Siklus II Hasil Belajar Service Pendek Backhand
17.Perbandingan hasil Belajar Paparan Nilai Siklus I Hasil Belajar Service
Pendek Backhand
18.Susunan Kepanitiaan pengambilan Data
DAFTAR ISI
3. Hakekat Gaya mengajar ... 14
4. HakekatPermainanBulutangkis ... 19
5. Hakekat Gaya mengajarInklusi ... 21
6. Pelaksanaan Gaya Inklusi ... 27
7. TeknikDasarPermainanBulutangkis ... 28
8. Hakekat ServicePendekBackhand Bulutangkis ... 33
B. KerangkaBerfikir ... 41
C. HipotesisTindakan ... 43
vii
a. TahapPerencanaanTindakan I ... 45
b. TahapPelaksanaanTindakan I... 45
c. Observasi I ... 47
d. TahapRefleksi I ... 48
2) Siklus II ... 48
a. TahapPerencanaanTindakan II ... 48
b. TahapPelaksanaanTindakan I... 49
c. Observasi II ... 51
d. TahapRefleksi II ... 51
E. InstrumenPenelitian... 52
F. TeknikAnalisis Data ... 55
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 58
1. DataHasilObservasiPembelajaran ... 58
2. Data HasilBelajarservicependekbackhandpada permainanBulutangkis... 58
B. HasilPenelitian ... 59
1. PelaksanaanSiklus I ... 59
2. PelaksanaanSiklus II ... 66
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA
x DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 2.1 Keunggulan dan Kelemahan Gaya Inklusi ... 25
2.2 Anatomi Gaya Mengajar Inklusi ... 26
3.1 Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Service Pendek
Backhand Bulutangkis ... 53
3.2 Indikator Penilaian ... 56
4.1 Data Hasil Belajar service pendek backhand pada permainan
Bulutangkis ... 58
4.2 Deskripsi Hasil Belajar service pendek backhand pada
permainan Bulutangkis ... 58
4.3 Deskripsi Hasil Belajar service pendek backhand pada
permainan Bulutangkis ... 59
4.4 Deskripsi Hasil Post-test service pendek backhand Pada Siklus I ... 63
4.5 Deskripsi Hasil Siklus II service Pendek backhand ... 68
4.6 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Ilustrasi Gaya Inklusi ... 27
2.2 Net ... 31
2.3 Raket ... 32
2.4 Lapangan ... 32
2.5 kok ... 33
2.6 Service yang Benar dan yang Salah ... 37
2.7 Bentuk Service Pendek Backhand ... 39
2.8 Pegangan Backhand ... 41
3.1 Desain Penelittian Tindakan Kelas ... 45
4.1 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siklus I ... 64
4.2 Nilai Ketuntasan Belajar pada Siklus II ... 68
4.3 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Setiap Siklus ... 71
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan seseorang di sekolah, disatu sisi tampaknya merupakan salah
satu bagian kehidupan yang sangat menyenangkan, tetapi mungkin juga menjadi
hal yang mencemaskan. Setiap hari mereka dapat bergaul dengan bebas,
mengikuti kegiatan belajar dikelas, belajar diperpustakaan dan lain-lain dan
kesemuanya menjadi masukan bagi perkembangan pengetahuan.
Dilain sisi siswa juga dituntut menyelesaikan tugas sekolah, yang
diperoleh dari kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar tersebut kurang
menarik, membosankan, materi yang diajarkan bersifat monoton, sehingga hal ini
menjadi masalah yang serius untuk membuka jalan penyelesaian baik bagi guru
dikeliling sekolah.
Kebijakan pemerintah meningkatkan mutu pendidikan menuntut guru
memiliki kualitas tertentu dalam melaksanakan tugasnya sebagai yang
diamanatkan oleh Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, yaitu
mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan
pembelajaran bagi penerapannya dimasa yang akan datang. Keberhasilan awal
akan menentukan keberhasilan pendidikan selanjutnya.
Persoalan ini nampak terlihat mudah, tetapi sesungguhnya merupakan
kegiatan yang sulit dan komplit, sebab membutuhkan profesionalisme dan
penghayatan yang seksama menyangkut aspek-aspek kompetensi belajar dan
2
Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal (Muslikah, 2010:16). Kwalitas dan
kuantitas jasmani sampai saat ini masih tetap merupakan bahan perbincangan
sebagai pencerminan dari kondisi pendidikan kita saat ini yang fenomenal dan
problematis. Keduanya merupakan sasaran usaha pembaruan atau reformasi
pendidikan nasional. Bagaimana tidak, kedua masalah tersebut susah ditangani
secara tuntas, sebab terkait dengan variabel lain sebagaimana yang disebutkan
diatas. Disamping itu terjadinya krisis multi deminsional yang melanda kehidupan
berbangsa, yang sedikit banyaknya bermuara pada penurunan kualitas pendidikan.
Karena itu tidak heran kalau masalah pendidikan tidak pernah tuntas dimanapun,
bahkan dinegara-negara maju sekalipun.
Pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar yang menumbuh
kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong
dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Selama ini guru dipandang sebagai
sumber informasi utama, namun semakin majunya teknologi maka siswa dengan
mudah mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan, dari itu seorang guru
harus bisa tanggap dan mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan
tersebut. Tugas guru bukan hanya menyampaikan pelajaran agar dapat diterima
serta diinternalisasikan oleh anak didik tetapi juga mempunyai peranan serta
fungsi lain yang bersifat majemuk. Sesekali waktu ia juga harus membimbing
anak belajar, sekali waktu harus memberi contoh tauladan, dan bahkan pemimpin
murid manakala memang diperlukan.
Peran guru sebagai fasilitator adalah menyiapkan kondisi-kondisi
3
alat dan fasilitas, agar anak didik mendapat kemudahan dalam pemecahan
masalah belajarnya. Apabila seorang guru dapat menerapkan peran-peran proses
pembelajaran diatas maka segala kegiatan dalam pembelajaran akan terasa lebih
menyenangkan dan bermakna bagi anak didik. Banyak gaya mengajar yang dapat
digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Gaya mengajar yang
digunakan sebaiknya disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan. Beberapa bentuk gaya mengajar dapat diterapkan selama
pembelajaran berlangsung, tergantung dari keadaan kelas atau siswa.
Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual
yang dapat dilakukan dengan cara satu orang atau dua orang. Permainan ini
menggunakan raket sebagai alat pemukul dan kok sebagai objek pukul, lapangan
permainan berbentuk segi empat dan dibatasi oleh net untuk memisahkan antara
daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan. Tujuan permainan
bulutangkis adalah berusaha untuk menjatuhkan kok didaerah permainan lawan.
Pada permainan berlangsung, masing-masing pemain harus berusaha agar kok
tidak menyentuh lantai pada daerah permainan sendiri. Apabila kok jatuh dilantai
atau menyangkut di net maka permainan terhenti.
Bulutangkis sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah
SD, SMP, dan SMA sederajat seperti sekolah lainnya yang ada, untuk itu
pelajaran bulutangkis harus dipelajari secara baik dan intensif untuk dapat
menguasainya. Inti dari permainan bulutangkis adalah pukulan, yaitu kegiatan
memukul kok dengan raket. Dalam permainan bulutangkis dikenal berbagai jenis
pukulan, yaitu pukulan servis, pukulan lob (melambung), pukulan dropshot,
4
Dari hasil wawancara peneliti dengan guru penjas MAN 1 Medan,
diketahui bahwa kemampuan siswa dalam melakukan servis pendek backhand
dalam permainan bulutangkis masih belum mampu melakukan teknik-teknik
dasar, waktu melakukan servis pendek backhand siswa sering melakukan
kesalahan terutama pada saat melakukan sikap awal dan perkenaan cock ke raket.
Servis pendek backhand yang dilakukan sering gagal, tidak terarah dan bola
sering keluar lapangan. Kenyatan tersebut merupakan suatu masalah yang perlu
diperbaiki, kemudian kurang tersedianya sarana dan prasarana disekolah ini.
Guru penjas di MAN 1 Medan masih menggunakan gaya mengajar
komando dan kurangnya variasi mengajar guru sehingga membuat siswa masih
terlihat kurang memperhatikan apa yang di jelaskan dan di praktekkan guru, siswa
melakukan servis pendek backhand terlihat masih rendah.
Menurut peneliti, guru penjas perlu memberikan perhatian atau respon,
gejala ini tidak dianggap hal yang biasa. Apabila hal ini dibiarkan berlarut
dikhawatirkan akan menurunkan prestasi belajar pendidikan jasmani siswa secara
umum. Perlu dicari solusi yang tepat dalam masalah ini, agar siswa lebih tertarik
dalam mengikuti proses pembelajaran penjas, terutama pada materi servis pendek
backhand.
Hal semacam ini bukan saja berakibat kurang baik terhadap proses belajar
pendidikan jasmani yang dilaksanakan, akan tetapi juga, mengakibatkan daya fikir
dan keingintahuan anak tidak berkembang. Dalam pembelajaran, sekolah telah
menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada siswa yaitu 70, namun
masih banyak siswa yang memiliki nilai rata-rata yang rendah yaitu dibawah 70.
5
bulutangkis menunjukkan 13 siswa (28%) siswa yang sudah mencapai nilai
ketuntasan belajar bulutangkis dan 34 siswa (72%) siswa belum mencapai
ketuntasan belajar bulutangkis. Kebanyakan siswa tersebut masih belum
menguasai teknik-teknik servis pendek backhand bulutangkis. Kenyataan tersebut
merupakan suatu masalah yang perlu segera diperbaiki.
Seperti yang telah dikemukakan, bahwa bulutangkis salah satu mata
pelajaran yang diajakan disekolah, demikian halnya di MAN 1 Medan kurang
maksimal. Hal ini dapat terlihat ketika siswa melakukan beberapa pukulan
diantaranya pukulan servis pendek back hand gerakan dan hasil servis yang
dilakukan belum sesuai dengan gerakan dan perlakuan yang diharapkan, sehingga
hasil servis tidak maksimal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar merupakan
suatu perlakuan yang harus dilakukan oleh guru pada saat mengajar, sebab dengan
begitulah siswa akan aktif dalam melakukan kegiatan gerak olahraga. Dengan
aktifnya siswa mengikuti pelajaran pendidikan jasmani, maka dengan sedirinya
kesegaran jasmani pada siswa akan lebih baik dan dengan begitulah proses
pembelajaran pendidikan jasmani akan terlaksana dengan baik. Sesuai dalam
uraian diatas dibutuhkan gaya mengajar yang diharapkan mampu mengatasi
kesulitan belajar siswa yang berbeda-beda. Salah satu gaya mengajar yang
memperhatikan tingkat kesulitan siswa adalah gaya mengajar inklusi.
Pada gaya mengajar inklusi guru berperan sebagai pembuat
keputusan-keputusan sebelum pertemuan, merencanakan seperangkat tugas-tugas dalam
berbagai tingkat kesulitan yang sesuai dengan perbedaan individu serta
6
mudah yang lebih sukar dengan demikian siswa diharapkan mengambil keputusan
dimana keputusan itu didasarkan pada tugas-tugas yang telah disediakan guru
kemudian melakukan penafsiran sendiri dan memilih tugas awalnya serta
melakukannya. Selanjutnya siswa menentukan untuk mengulang tugas-tugas
apabila pelaksanaannya belum mantap sesuai dengan kreteria. Kemudian
melanjutkan memilih tugas yang lebih sulit atau yang lebih mudah berdasarkan
berhasil atau tidaknya tugas awal. Pendekatan gaya mengajar inklusi menekankan
pada pemberian kebebasan yang lebih luas kepada siswa.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian di MAN 1 Medan khususnya dikelas X dengan memberikan pengajaran
menggunakan gaya mengajar Inklusi agar dapat menyelesaikan permasalan siswa
tentang servis pendek backhand bulutangkis tahun ajaran 2014/2015.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapatlah dibuat suatu
gambaran tentang permasalah yang dihadapi. Dalam penelitian ini masalah yang
diteliti dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar servis pendek backhand.
2. Kurangnya minat siswa saat proses belajar mengajar.
3. Gaya mengajar guru masih menggunakan komando
4. Gaya mengajar guru yang kurang bervariasi
5. Siswa kurang aktif disaat proses belajar mengajar.
7
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana,
dan kemampuan penulis maka perlu adanya pembatasan masalah, adapun yang
menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah melihat peranan gaya
mengajar Inklusi dalam meningkatkan hasil belajar servis pendek backhand
bulutangkis pada siswa kelas X MAN 1 Medan tahun ajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah yang diuraikan dapat dirumuskan permasalahan yang hendak diteliti
sebagai berikut:
“bagaimanakah upaya meningkatkan hasil belajar servis pendek backhand
bulutangkis pada siswa kelas X MAN 1 Medan Tahun ajaran 2014/2015 setelah
diadakan gaya mengajar inklusi?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar servis pendek backhand bulutangkis
siswa kelas X MAN 1 Medan Tahun ajaran 2014/2015 setelah diadakan gaya
mengajar Inklusi.
F. Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi guru penjas untuk memperkaya ilmu pengetahuan tentang gaya
8
2. Sebagai bahan masukan yang berguna bagi guru bidang studi pendidikan
jasmani dan siswa MAN 1 Medan.
3. Untuk memudahkan siswa dalam menerima materi yang diajarkan
disekolah.
4. Sebagai bahan masukkan yang berguna bagi pembaca khususnya rekan
mahasiswa UNIMED agar dapat dipergunakan untuk penelitian selanjutnya.
5. Sebagai bahan informasi bagi guru dalam memilih cara pembelajaran yang
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I setelah tes hasil belajar I dapat
dilihat bahwa kemampuan siswa dalam melakukan tehnik dasar servis masih
rendah. Dari 32 orang siswaterdapat 20 siswa (62,5%) yang telah mencapai
ketuntasan belajar, sedangkan 12 siswa (37,5%) belum mencapai ketuntasan
belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 62,5%. sedangkan pada siklus II,
dapat dilihat kemampuan siswa dalam melakukan tes hasil belajara secara klasikal
sudah meningkat. Dari 32 siswa terdapat 28 siswa (87,5%) yang telah mencapai
ketuntasan belajar sedangkan 4 siswa (12,5%) belum mencapai ketuntasan belajar.
Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 87,5. Berdasarkan hal itu maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan melalui penerapan gaya mengajar inklusi
dapat meningkatkan hasil belajar service pendek backhand. Bulutangkis siswa
kelas X MAN 1 Medan.
B.SARAN
Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi guru pendidikan jasmani pembelajaran dengan penerapan pembelajaran
inklusi dapat dijadikan alternatif dalam memperbaiki hasil belajar siswa
79
2. Kepada guru pendidikan jasmani
3. Kepada para teman-teman mahasiswa FIK UNIMED untuk dapat mencoba
melakukan model penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan
strategi atau gaya mengajar yang lain.
4. Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang
relevan.
5. Guru matapelajaran pendidikan jasmani dapat menggunakan gaya inklusi di
DAFTAR PUSTAKA
Agus Kristiyanto . 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). UNS PRESS Surakarta.
Alhusin, S. 2007. Gemar Bermain Bulutangkis. Surakarta
DPDK. 1981. Peraturan Permainan Bulutangkis. Departemen pendidikan dan Kebudayaan Direktoral Jendral Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga Jakarta
Hamalik, 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Husnul. 2008. Bermain Bulutangkis Yuk. Bogor : Aurara Angkasa Perdana
Mosston. 1994. Teaching Physical Education. Third Edition. Sydney Colombus
Sabri. 2007. Stategi Belajar Mengajar Micro Teacing. Padang
Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Subrajah. 2000. Bulutangkis. Departemen Pendidikan Nasional Derektoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Tahun 2000.
Sugiarto. 20002. Total Badminton. Manahan Solo : Cv. Setyaki Eka Anugrah.
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar disekolah. Jakarta : Rineka Cipta
Tohar. 1992. Olahraga Pilihan Bulutangkis. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan 1992.
Toronto. London. Merill Publishing Company
http://www.bloggaul.com/2008/metode-mengajar-pendidikan-jasmani