PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM
DENGAN PRICE EARNING RATIO SEBAGAI VARIABEL
MODERATING PADA PERUSAHAAN INDUSTRI
BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Oleh
ENIKA DIANA BATU BARA
087017093/Akt
SE
K O L A H
P A
S C
A S A R JA
NA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM
DENGAN PRICE EARNING RATIO SEBAGAI VARIABEL
MODERATING PADA PERUSAHAAN INDUSTRI
BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
ENIKA DIANA BATU BARA
087017093/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN PRICE EARNING RATIO SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama Mahasiswa : Enika Diana Batu Bara Nomor Pokok : 087017093
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Drs. Iskandar Muda, M.Si, Ak)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)
Telah diuji pada
Tanggal : 30 Juni 2011
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA
Anggota : 1. Drs. Iskandar Muda, M.Si, Ak
2. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak
3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :
“Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham dengan Price Earning Ratio Sebagai
Variabel Moderating pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia”.
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara benar dan jelas.
Medan, 21 Juni 2011
Yang membuat pernyataan,
Enika Diana Batu Bara
PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN PRICE EARNING RATIO SEBAGAI VARIABEL
MODERATING PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
ABSTRAK
Tujuan Penelitian untuk mengetahui bagaimana profitabilitas baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui bagaimana profitabilitas baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap harga saham dengan price earning ratio (PER) sebagai variabel moderating pada perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi laporan keuangan dari Indonesia Capital Market
Directory (ICMD), Jakarta Stock Exchange dan mendownload situs resmi Bursa Efek
Indonesia di www.idx.co.id.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai tahun 2009 sebanyak 36 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Secara simultan variabel Gross Profit
Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity, dan Earning Per Share
berpengaruh signifikan dengan harga sahan. Hasil penelitian ini tidak dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang direplikasi dari Haryanto (2003) karena perbedaan variabel independen yang digunakan dalam penelitian.Secara parsial hanya variabel earning
per share yang berpengaruh signifikan dengan harga saham sedangkan variabel Gross Profit
Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity tidak berpengaruh secara
signifikan. Pengujian hipootesis kedua secara simultan dan parsial variabel price earning
ratio (PER) bukan merupakan varaibel moderating, karena nilai koef isien parameternya
tidak signifikan.
Kata Kunci: Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity,
THE OF EFFECT PROFITABILITY TO THE STOCK PRICE WITH PRICE EARNING RATIO IS VARIABLE MODERATING THE CONSUMER
GOODS COMPANY WHICH IS REGISTERED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
ABSTRACT
The purpose of this research is to know and analysis the of effect profitability, either is simultaneously and partially to the stock price of the manufature company which is registered in Indonesia Stock Exchange, this research is to know profitability the of effect to the stock price with price earning ratio (PER) is variable moderating the manufature company which is registered in Indonesia Stock Exchange. This research is classified as
assosiatif causa research. Data collecting done by taking the documentation financial
statement from Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Jakarta Stock Exchange and visit Indonesia Stock Exchange web page in www.idx.co.id
The population of this research is all of the manufacture companies which are registered in Indonesia Stock Exchange in the year 2006 until the year 2009 amounts to 36 companies. Sample is selected by using simple random sampling. The sample has taken to observated by 30 companies. The analysis method used in this research is multiple linear regression and residual.
The result of this research indicates that Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, Return On Equity and Earning Per Share simultaneously have the significant influence to the stock price. Partially show only Earning Per Share have significant positive influence to the stock price, while Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, Return On Equity has no significant negative influence to the stock price. The second testing result shows simultaneously and partially that price earning ratio no variable moderating because score coeficien parameter has no significant negative. It means earning per share is the better standard to appraise the stock price of the manufacture company.
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, tulus ikhlas, penulis menyampaikan syukur
alhamdulilah kepada Allah SWT dengan rahmat dan karunianya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga
Saham dengan Price Earning Ratio Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan
Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Akuntansi
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, peneliti telah banyak menerima
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc, (CTM), Sp.A (K) selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sabagai
Dosen Pembanding utama yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan
kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.
4. Drs. Iskandar Muda, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan masukan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.
5. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah
banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun
tesis ini.
6. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah
banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun
7. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak
memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti menyusun tesis ini.
8. Kepada orang tua ku tersayang Hj. Hafnizar, SPd, nenek Hj Mariani dan Uak Hj
Yohani serta kakakku Komala Sari SE,M.Si dan adiku Ramadonal, ST, Abang
Mhd Idrus dan Tieto tersayang yang telah memberikan banyak perhatian dan
dukungan penuh kepada peneliti untuk penyusunan tesis ini.
9. Teristimewa buat Khairil Anwar Pohan yang sabar dan setia serta memberikan
dukungan kepada penulis.
10. Buat teman-temanku tersayang Irma, Emi dan Feni atas kebersamaan selama ini
dan tetap semangat.
Akhir kata penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu dan bermanfaat bagi peneliti berikutnya.
Medan, 21 Juni 2011
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Enika Diana Batu Bara
2. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 8 Maret 1984
3. Agama : Islan
4. Orang Tua
a. Bapak : Mhd Pandapotan Batu Bara
b. Ibu : Hj. Hafnizar, SPd
5. Alamat : Jl. B. Katamso Gg Tangsi No. 47 Medan
6. Pendidikan
a. SD : SD Negeri 067093 Medan
b. SMP : SMP Negeri 26 Medan
c. SMA : SMA Swasta Harapan Medan
d. Universitas : STIE Harapan Medan
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……… i
ABSTRACT ..………. ii
KATA PENGANTAR ….………. iii
RIWAYAT HIDUP ..……… v
DAFTAR ISI ……..……….. vi
DAFTAR TABEL ..……….. ix
DAFTAR GAMBAR …..………. x
DAFTAR LAMPIRAN ……..………. xi
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
1.1. Latar Belakang …………..………... 1
1.2. Perumusan Masalah ...……….. 6
1.3. Tujuan Penelitian .……… 6
1.4. Manfaat Penelitian .……….. 7
1.5. Originalitas Penelitian .……… 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..……….. 9
2.1. Landasan Teori ……… 9
2.1.1. Harga Saham ..………. 9
2.1.2. Profitabilitas .………....……… 14
2.1.3. Price Earning Ratio ……….………. 18
2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi PER …………...… 19
2.2. Penelitian Terdahulu ..……….. 21
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ……… 24
3.1. Kerangka Konseptual………..……….. 24
BAB IV METODE PENELITIAN ..……… 27
4.1. Rancangan Penelitian .………. 27
4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian….……….. 27
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ...……… 27
4.4. Metode Pengumpulan Data ……….………. 28
4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel …….………. 29
4.6. Model dan Teknik Analisis Data ……….……… 32
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 39
5.1. Hasil Penelitian ……… 39
5.1.1. Statistik Deskriptif ………... 39
5.1.2. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama ……….. 43
5.2.1.1. Uji statistik F ………... 53
5.2.1.2. Uji statistik t ……….. 54
5.2.1.3. Koefisien determinasi (R2) ………... 56
5.3. Pembahansan Hasil Penelitian Model Pertama... ………. 56
5.4. Pengujian Asumsi Klasik Model Kedua ………... 61
5.4.1. Asumsi Normalitas Model Kedua…………... 61
5.4.2. Asumsi Heteroskedastisitas Model Kedua …... 63
5.4.3. Asumsi Autokorelasi Model Kedua …..……….. 63
5.4.4. Asumsi Multikolinieritas ………. 64
5.5. Hasil Perumusan Model Kedua………... 65
5.5.1. Persamaan Uji Residual ………... 65
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……… 69
6.1. Kesimpulan ………. 69
6.2. Keterbatasan Penelitian ………... 69
6.3. Saran ……… 70
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping) ...………….. 23
4.1 Kreteria Pengambilan Sampel ..……….. 27
4.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……….... 31
5.1 Deskriptif Statistik ………... 39
5.2 Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi ...……….. 45
5.3 Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi ...……… 47
5.4 Uji Autokorelasi ...………. 49
5.5 Uji Multikolinieritas ...….………... 50
5.6 Persamaan Regresi ..……….. 51
5.7 Uji Statistik F ..……….. 53
5.8 Uji Statistik t ..………... 54
5.9 Koefisien Determinasi ..……… 56
5.10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test …………...……... 62
5.11 Hasil Pengujian Autokorelasi Model Kedua ……… 64
5.12 Hasil Pengujian Multikolinieritas Model Kedua ...………... 64
5.13 Persamaan Uji Residual Model Pertama………... 65
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
3.1 Kerangka Konseptual ..……….. 24
5.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Dilakukan Transformasi .………. 44
5.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Dilakukan Transformasi ..……….. 46
5.3 Uji Heteroskedastisitas ………. 48
5.4 Grafik Normal PP Plot Residual Model Kedua .……...……….. 62
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Daftar Perusahaan Barang Konsumsi Tahun 2006-2009 ………….. 83
2 Data Gross Profit Margin Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2006-2009 …...………… 87
3 Data Net Profit Margin Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2006-2009 ...……… 91
4 Data Return on Assets Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2006-2009 ...……….. 95
5 Data Return on Equity Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2006-2009 ...……….. 99
6 Data Earning Per Share Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2007-2009 ...……….. 103
7 Data Harga Saham Perusahaan Barang Konsumsi Tahun 2006-2009 107
8 Data Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Barang Konsumsi Tahun 2006-2009 ………..……….. 107
9 Hasil Uji SPSS Sebelum Dilakukan Transformasi ……… 107
10 Hasil Uji SPSS Setelah Transformasi ………..……….. 117
PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN PRICE EARNING RATIO SEBAGAI VARIABEL
MODERATING PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
ABSTRAK
Tujuan Penelitian untuk mengetahui bagaimana profitabilitas baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui bagaimana profitabilitas baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap harga saham dengan price earning ratio (PER) sebagai variabel moderating pada perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi laporan keuangan dari Indonesia Capital Market
Directory (ICMD), Jakarta Stock Exchange dan mendownload situs resmi Bursa Efek
Indonesia di www.idx.co.id.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai tahun 2009 sebanyak 36 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Secara simultan variabel Gross Profit
Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity, dan Earning Per Share
berpengaruh signifikan dengan harga sahan. Hasil penelitian ini tidak dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang direplikasi dari Haryanto (2003) karena perbedaan variabel independen yang digunakan dalam penelitian.Secara parsial hanya variabel earning
per share yang berpengaruh signifikan dengan harga saham sedangkan variabel Gross Profit
Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity tidak berpengaruh secara
signifikan. Pengujian hipootesis kedua secara simultan dan parsial variabel price earning
ratio (PER) bukan merupakan varaibel moderating, karena nilai koef isien parameternya
tidak signifikan.
Kata Kunci: Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity,
THE OF EFFECT PROFITABILITY TO THE STOCK PRICE WITH PRICE EARNING RATIO IS VARIABLE MODERATING THE CONSUMER
GOODS COMPANY WHICH IS REGISTERED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
ABSTRACT
The purpose of this research is to know and analysis the of effect profitability, either is simultaneously and partially to the stock price of the manufature company which is registered in Indonesia Stock Exchange, this research is to know profitability the of effect to the stock price with price earning ratio (PER) is variable moderating the manufature company which is registered in Indonesia Stock Exchange. This research is classified as
assosiatif causa research. Data collecting done by taking the documentation financial
statement from Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Jakarta Stock Exchange and visit Indonesia Stock Exchange web page in www.idx.co.id
The population of this research is all of the manufacture companies which are registered in Indonesia Stock Exchange in the year 2006 until the year 2009 amounts to 36 companies. Sample is selected by using simple random sampling. The sample has taken to observated by 30 companies. The analysis method used in this research is multiple linear regression and residual.
The result of this research indicates that Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, Return On Equity and Earning Per Share simultaneously have the significant influence to the stock price. Partially show only Earning Per Share have significant positive influence to the stock price, while Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, Return On Equity has no significant negative influence to the stock price. The second testing result shows simultaneously and partially that price earning ratio no variable moderating because score coeficien parameter has no significant negative. It means earning per share is the better standard to appraise the stock price of the manufacture company.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan
perusahaan atau seberapa besar perusahaan dapat memberikan imbal hasil kepada
para investornya dan adanya kemampuan membayar kewajiban kepada para kreditor.
Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu hal yang menjadi harapan, baik oleh pihak
internal perusahaan (yaitu pihak manajemen) maupun eksternal perusahaan (seperti
investor dan kreditor). Pertumbuhan perusahaan diharapkan memberikan aspek yang
positif bagi perusahaan sehingga meningkatkan kesempatan berinvestasi di
perusahaan tersebut. Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi membutuhkan
lebih banyak dana karena banyak kesempatan investasi yang akan mereka lakukan.
Bagi investor pertumbuhan perusahaan salah satu indikator penting untuk dapat
mengetahui profitabilitas investasi yang akan dilakukan disuatu perusahaan untuk
memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang dipersyaratkan investor. Inti dari
kegiatan pasar modal adalah kegiatan investasi, yaitu kegiatan menanamkan modal
baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik
modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut. Bagi
para investor, melalui pasar modal mereka dapat memilih obyek investasi dengan
penerbit (emiten) melalui pasar modal mereka dapat mengumpulkan dana jangka
panjang untuk menunjang kelangsungan usaha mereka.
Pada dasarnya investor mengukur kinerja perusahaan berdasarkan
kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk
menghasilkan laba. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba merupakan
fokus utama dalam penilaian kinerja perusahaan. Laba perusahaan selain merupakan
indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya bagi para penyandang
dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang
menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Jika perusahaan
memiliki kinerja keuangan yang baik maka investor akan tertarik menanamkan
modalnya, karena adanya harapan akan memperoleh keuntungan dari penanaman
modal tersebut. Metode yang paling sering digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan adalah financial ratio, yang dianalisis dari laporan keuangan perusahaan.
Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan menghitung berbagai macam rasio
yaitu liquidity ratio, assets activity ratio,leverage ratio, coverage ratio, profitability
ratio dan market value ratio. Salah satu rasio yang sering digunakan oleh investor
dalam menilai kinerja perusahaan adalah rasio profitabilitas yang terdiri dari Gross
Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On
Equity (ROE), Earning Per Share (EPS). Menurut Yanindya (1998) salah satu
kelemahan dari pengukur akuntansi adalah rasio-rasio tersebut dihasilkan dari nilai
buku. Dengan demikian, nilainya tidak mencerminkan nilai yang ada di pasar. Selain
mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah
perusahaan telah mampu menciptakan nilai atau tidak.
Menurut Iramani dan Febrian (2005) rasio keuangan dapat membantu
perusahaan dalam mengidentifikasi berbagai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Kelebihan dari penggunaan financial ratio sebagai pengukur kinerja keuangan adalah
karena mudahnya dalam proses perhitungannya, selama data yang dibutuhkan
tersedia dengan lengkap. Namun disisi lain terdapat kelemahan dari penggunaan
financial ratio sebagai pengukuran kinerja keuangan. Kelemahan dari financial ratio
adalah karena data yang digunakan adalah data akuntansi yang tidak terlepas dari
penafsiran (estimasi) yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam distorsi
sehingga kinerja keuangan perusahaan tidak terukur secara tepat dan akurat. Menurut
Yanindya (1998) salah satu kelemahan dari pengukur akuntansi adalah rasio-rasio
tersebut dihasilkan dari nilai buku. Dengan demikian, nilainya tidak mencerminkan
nilai yang ada di pasar. Selain itu, penggunaan rasio keuangan sebagai alat ukur
akuntansi konvensional mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk
mengetahui apakah perusahaan telah mampu menciptakan nilai atau tidak.
Profitabilitas menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Jika
kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba meningkat maka hal ini akan
menunjukkan daya tarik bagi investor dan calon investor dalam menanamkan
modalnya ke perusahaan. Jika permintaan saham meningkat maka harga saham akan
cenderung meningkat, hal ini akan berakibat pada naiknya return saham. Pada
tersebut dapat meningkatkan risiko keuangan. Jika perusahaan tidak dapat mengelola
dana yang diperoleh dari utang secara produktif, hal tersebut dapat memberikan
pengaruh negatif dan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas perusahaan.
Sebaliknya jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk
proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang
positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan.
Haryanto (2003) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh Rasio
Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Minuman di Bursa
Efek Indonesia. menyimpulkan bahwa ROA, ROE dan NPM secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial hanya ROE yang
berpengaruh terhadap harga saham sedangkan ROA dan NPM tidak berpengaruh
terhadap harga saham. Sedangkan Dwireza (2010) meneliti mengenai pengaruh
profitabilitas terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
NPM, ROI dan EPS sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Hasil
pengujian menyimpulkan bahwa secara simultan seluruh variabel independen
berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan secara parsial hanya NPM dan EPS
yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan studi pendahuluan pada industri barang konsumsi dapat diketahui
bahwa terdapat beberapa perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi tetapi
memiliki tingkat profitabilitas yang rendah dan beberapa perusahaan memiliki
tersebut menyimpang dari teori yang ada, di mana secara teori apabila perusahaan
industri barang konsumsi yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi maka tingkat
profitabilitasnya juga tinggi. Industri barang konsumsi menjadi industri yang penting
bagi perkembangan perekonomian bangsa. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya
perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri barang konsumsi di Indonesia.
Tidak bisa dipungkiri bahwasanya dalam proses produksi barang konsumsi
dibutuhkan banyak sumber daya termasuk di dalamnya sumber daya manusia. Oleh
karena itu, industri barang konsumsi memiliki peranan dalam menyerap tenaga kerja
dan meningkatkan pendapatan pada suatu negara.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor
dan calon investor untuk merumuskan kebijakan dalam melakukan investasi pada
perusahaan dalam sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia supaya
tingkat pengembalian dari penanaman investasi tersebut memperoleh hasil yang
maksimum.
Fenomena dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
pada perusahaan barang konsumsi, di mana perusahaan barang konsumsi merupakan
perusahaan produsen barang-barang konsumsi yang tidak sepenuhnya berpengaruh
terhadap kondisi ekonomi, dengan demikian para investor akan memiliki pandangan
bahwa barang-barang produk barang konsumsi yang merupakan barang yang tetap
dibutuhkan oleh para konsumen dalam kesehariannya dan perusahaan barang
konsumsi merupakan jenis usaha yang lebih mampu untuk mendapatkan laba.
produk yang setiap hari dapat dikonsumsi misalnya sabun, dan kebutuhan sehari-hari
lainnya, sehingga dengan demikian perusahaan tersebut akan lebih mudah melihat
profitabilitasnya.
Berdasarkan gambaran tersebut menarik untuk diteliti mengenai “Pengaruh
Profitabilitas terhadap Harga Saham dengan Price Earning Ratio sebagai
Variabel Moderating pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan, permasalahan perumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
industri barang konsumsi di BEI baik secara simultan dan parsial?
2. Apakah price earning ratio merupakan variabel moderating yang memperkuat
atau memperlemah hubungan antara profitabilitas dan harga saham pada
perusahaan industri barang konsumsi di BEI?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap harga saham baik secara simultan
maupun secara parsial pada perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi yang
2. Untuk menguji apakah variabel price earning ratio merupakan variabel
moderating yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara profitabilitas
dan harga saham pada perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan, penelitian
ini akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan wawasan dan
pemahaman mendalam tentang pasar modal, khususnya mengenai profitabilitas
terhadap harga saham.
2. Bagi manajer investasi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan di
dalam menyikapi fenomena yang terjadi sehubungan dengan mengenai
profitabilitas terhadap harga saham.
3. Peneliti berikutnya, memberikan wawasan bagi peneliti dan hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian berbentuk replikasi dari penelitian
terdahulu, yaitu Haryanto (2003) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh
Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Minuman di
penelitian Haryanto secara simultan ROA, ROE dan NPM berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham. Secara parsial hanya ROE yang berpengaruh
terhadap harga saham Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Haryanto (2003)
adalah variebel indenpenden profitabilitas dengan variabel yang digunakan Gross
Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Return
On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) dan variabel independennya adalah
harga saham, dan penelitian ini menambahkan price earning ratio (PER) sebagai
variabel moderating. Perusahaan yang digunakan berbeda dengan penelitian sebelum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Harga saham
Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar
modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan
penerbitnya. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang
atau badan dalam suatu perusahaan terbuka (Sunariyah: 2004). Saham menarik bagi
investor karena berbagai alasan. Bagi beberapa investor, membeli saham merupakan
cara untuk mendapatkan kekayaan besar (capital gain) yang relatif cepat. Sementara
bagi investor yang lain, saham memberikan penghasilan yang berupa deviden.
Adapun jenis-jenis saham antara lain saham biasa (common stock) saham preferen
(preferren stock) dan saham komulatif preferen (commulative preferren stock)
(Riyanto, 2005:240).
Penentuan harga saham dapat dilakukan melalui analisis teknikal dan analisis
fundamental. Pada analisis teknikal harga saham ditentukan berdasarkan catatan
harga saham di waktu yang lalu, sedangkan dalam analisis fundamental harga saham
ditentukan atas dasar faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya, seperti laba
dan dividen.
Analisis teknikal merupakan metodologi dari perkiraan pergerakan harga
dari teknik analisis ini adalah bahwa nilai dari sebuah saham merupakan hasil dari
adanya penawaran dan permintaan yang terjadi. Metode ini mengamati dan
mempelajari perubahan-perubahan harga saham di masa lalu dengan menggunakan
analisis grafis untuk menetapkan estimasi harga saham. Analisis grafis ini kemudian
dipelajari untuk mengetahui kemungkinan terjadinya suatu pengulangan fluktuasi dan
arah trend harga. Prediksi ini dimungkinkan karena konsep pendekatan teknikal
beranggapan bahwa pola pergerakan saham yang terjadi saat ini dan di masa yang
lalu cenderung akan terulang di masa yang akan datang. Kelemahan utama yang
dimiliki oleh analisis ini adalah tidak dimasukkannya variabel ekonomi yang terkait
dengan perusahaan atau pasar pada umumnya, sehingga faktor-faktor penyebab
kondisi penawaran dan permintaan menjadi tidak begitu berpengaruh. Analisis
fundamental mempunyai anggapan bahwa setiap pemodal adalah makhluk rasional,
oleh sebab itu analisis fundamental mencoba mempelajari hubungan antara harga
saham dengan kondisi perusahaan. Hal ini disebabkan karena nilai saham mewakili
nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik suatu saat tetapi juga adalah harapan
kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.
Analisis fundamental mencoba untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan
datang dengan: (1) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi
harga saham di masa yang akan datang, dan (2) menerapkan hubungan
variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Analisis fundamental memiliki dua model penilaian saham yang sering
a. Pendekatan Present value, mencoba menaksir Present value, dengan
menggunakan tingkat bunga tertentu, manfaat yang akan diterima oleh pemilik
saham.
b. Pendekatan Price earning ratio, menaksir nilai saham dengan mengalikan laba
perlembar saham dengan kelipatan tertentu
Suatu informasi dikatakan relevan bagi investor jika informasi tersebut
mampu mempengaruhi keputusan investor untuk melakukan transaksi di pasar modal
yang tercermin pada perubahan harga. Harga saham adalah harga pasar yang tercatat
setiap hari pada waktu penutupan (closing price) dari suatu saham. Dalam penelitian
ini, harga saham yang dimaksud adalah rata-rata harga saham 5 (lima) hari setelah
publikasi laporan keuangan pada periode pengamatan. Laporan keuangan dapat
menyajikan informasi yang relevan dengan model keputusan yang digunakan oleh
investor dalam membuat keputusan buy, hold, atau sell saham. Harga saham yang
terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi harga dari
suatu saham tersebut akan ditentukan antara kekuatan penawaran dan permintaan.
Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs
harga saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah
penawaran terhadap suatu efek, maka harga saham cenderung akan naik. Menurut
Nainggolan (2008), hal-hal penting yang merupakan faktor makro atau pasar yang
dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah tingkat inflasi dan suku bunga,
Sedangkan faktor mikro perusahaan yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham
adalah pendapatan perusahaan, dividen yang dibagikan, arus kas perusahaan,
perubahan mendasar dalam industri atau perusahaan dan perubahan dalam perilaku
investasi misalnya merubah investasinya dari saham menjadi obligasi. Kekuatan
pasar dapat juga dilihat dari data mengenai sisa beli dan sisa jual. Bagi investor yang
memerlukan investasi jangka panjang maupun jangka pendek perlu memperhatikan
likuiditas suatu saham dan posisinya di pasar, apakah diminati masyarakat atau tidak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal
dan eksternal perusahaan. Faktor internalnya adalah kinerja perusahaan, arus kas
perusahaan, dividen, laba perusahaan dan penjulan, sedangkan faktor eksternalnya
adalah tingkat suku bunga, laju inflasi, kebijakan pemerintah dan kondisi
perekonomian. Menurut Halim (2005) analisis teknikal terdiri dari beberapa
pendekatan diantaranya adalah:
a. Dow Theory
Teori Dow berupaya untuk menyelidiki bagaimana tren yang sedang terjadi di
pasar saham, baik saham individual maupun keseluruhan. Pergeseran tersebut
meliputi gerakan utama (primary movement) yaitu trend jangka panjang atas pasar
modal, Pergerakan kedua (secondary movement) yaitu trend yang hanya terjadi
beberapa bulan dan pergerakan ini tidak mengubah arah pergerakan pertama
tetapi hanya mengoreksi harga-harga saham, Pergerakan ketiga (tertiary
b. Grafik Batang
Dalam pendekatan ini digunakan 3 (tiga) tipe dasar diagram, yaitu diagram baris,
diagram batang dan diagram gambar titik. Ketiganya menggunakan grafik batang
(barchart) yang menunjukkan volume saham yang diperdagangkan pada
masing-masing perubahan harga.
c. Analisis Kekuatan Pasar
Analisis kekuatan pasar dilakukan dengan cara membandingkan jumlah saham
yang mengalami kenaikan harga dengan jumlah saham yang mengalami
penurunan harga, selanjutnya diakumulasikan.
d. Analisis Kekuatan Relatif
Analisis ini berupaya mengidentifikasikan saham yang memiliki kekuatan relatif
terhadap saham lain. Harga saham yang memiliki kekuatan relatif akan meningkat
lebih cepat dari harga saham lainnya.
e. Analisis Rata-rata Bergerak
Analisis ini memfokuskan pada harga rata-rata bergerak dengan cara mengamati
perubahan harga yang terjadi pada beberapa hari terkahir pada saat penutupan
harga.
2.1.1.1. Signalling theory
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk
keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi
yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di
pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Menurut
Jogiyanto (2000: 392), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman
akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika
pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan
bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar
ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Pada waktu
informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut,
pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut
sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman
informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam
volume perdagangan saham.
2.1.2. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 2008:
130). Jumlah laba bersih kerap dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi
keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham untuk menilai
kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi.
Perbandingan ini disebut rasio profitabilitas (profitability ratio). Berikut ini adalah
1. Gross Profit Margin
Rasio gross profit margin atau margin keuntungan kotor berguna untuk
mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Gross profit
margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok
penjualan meningkat maka gross profit margin akan menurun, begitu pula
sebaliknya. Dengan kata lain, rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok
atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi
secara efisien.
Formulasi dari gross profit margin atau GPM adalah sebagai berikut:
Penjualan Bersih – harga Pokok Penjualan
GPM = X 100% Penjualan
(Sawir,2001: 18)
2. Net Profit Margin
Net Profit Margin (NPM) menggambarkan besarnya laba bersih yang
diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. rasio NPM dapat
mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya dengan meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan laba
perusahaan. Dengan kata lain ratio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap
penjualan. Formulasi dari net profit margin adalah sebagai berikut:
Laba Bersih
NPM = X 100% Penjualan Bersih
3. Return on Assets
Return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui
apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan
operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas
profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam
menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Menurut Riyanto (2000) ROA
adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
bagi semua investor dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva.
Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Analisa Return On Assets (ROA) dalam analisa keuangan
mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang
bersifat menyeluruh/komprehensif. Analisa Return On Assets (ROA) ini sudah
merupakan tehnik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk
mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
Return On Assets (ROA) itu sendiri adalah salah satu bentuk dari ratio
profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan
dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian Return On
Assets (ROA) menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan
(Net Operating Income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk
ROA adalah “Net Operating profit Rate Of Return” atau “Operating Earning Power”
(Munawir, 2001: 89). Formulasi dari return on investment atau ROA adalah sebagai
berikut:
Laba Bersih
ROI = X 100% Total Aktiva
(Munawir,2001: 89)
4. Return on Equity
Return on equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang
tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya
kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik.
Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang
makin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Formulasi dari return on equity
atau ROE adalah sebagai berikut:
Laba Setelah Pajak
ROE = X 100%
Modal sendiri (Sawir,2001: 20)
5. Earning Per Share
Earning Per Share adalah hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh
pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaannya
dalam perusahaan. Laba per lembar saham biasanya merupakan indikator laba yang
diperhatikan oleh para investor yang umumnya terdapat korelasi yang kuat antara
pertumbuhan laba dengan pertumbuhan harga saham (Munawir, 2002). Angka yang
sahamnya kepada masyarakat luas. Investor berpandangan bahwa EPS mengandung
informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividen per
saham di kemudian hari, serta relevan untuk menilai efektivitas manajemen dalam
membuat kebijakan pembayaran dividen. Earning Per Share menggambarkan laba
bersih perusahaan yang diterima oleh setiap saham. Meskipun net income dari
laporan laba rugi memberikan informasi terhadap keseluruhan keuntungan suatu
perusahaan, akan tetapi para investor lebih tertarik terhadap performa perusahaan
berdasarkan keuntungan per lembar sahamnya. Rasio dari EPS dirumuskan sebagai
berikut:
Laba Bersih
Earning Per Share = x100%
Jumlah Lembar saham
2.1.3. Price Earning Ratio
Price Earning Ratio
Price Earning Ratio merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan
oleh analis sekuritas untuk menilai suatu saham. Pendekatan ini mendasarkan atas
ratio antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar modal dengan tingkat
keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham. Menurut Nany (2000)
mengemukakan bahwa PER menunjukkan besarnya harga yang bersedia dibayarkan
oleh investor untuk setiap dollar laba yang dilaporkan oleh perusahaan. Sartono
(1996) menyatakan bahwa PER dapat diartikan sebagai indikator kepercayaan pasar
Jones (1998) dikutip dari Nany (2000) mengemukakan bahwa PER menunjukkan
optimisme dan pesimisme para investor terhadap prospek perusahaan di masa yang
akan datang. Jogiyanto (2000) menyatakan bahwa PER menunjukkan rasio harga
saham terhadap Earning atau dengan kata lain menunjukkan berapa besar pemodal
menilai harga saham terhadap kelipatan dari Earnings.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa harapan investor terhadap
Earning perusahaan pada masa yang akan datang, direfleksikan pada harga saham
yang bersedia mereka bayar atas saham perusahaan tersebut yang selanjutnya
berpengaruh terhadap PER dengan mengetahui besarnya PER suatu perusahaan,
analisis bisa memperkirakan bagaimana posisi suatu saham relatif terhadap
saham-saham lainnya, apakah saham-saham tersebut dibeli atau tidak.
Besarnya nilai PER biasanya terkait dengan tahap pertumbuhan perusahaan,
sehingga perusahaan-perusahaan yang berada dalam tahap pertumbuhan biasanya
memiliki PER yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berada dalam
kondisi yang sudah mapan. Sesuai dengan pandangan bahwa harga saham
mencerminkan harapan para investor atau pasar terhadap prospek suatu perusahaan.
Maka faktor-faktor harga saham juga akan mempengaruhi PER. Maka pendekatan
lain dalam menilai harga saham adalah dengan mencari faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi PER secara nyata, kemudian dibuat suatu model tersebut untuk
menilai PER perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat dinilai pada
2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi PER
a. Pengaruh GPM dan NPM terhadap PER
Gross Profit Margin dan Net Profit Margin merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat
penjualan tertentu. Selain sebagai bagian dari rasio profitabilitas perusahaan, Net
Profit Margin dan juga dapat mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya dengan meminimalkan beban perusahaan dan
memaksimalkan laba perusahaan. Menurut Ahmad (2004: 43) nilai GPM dan NPM
dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang ditunjukkan dengan harga saham pada
perusahaan tersebut. Nilai GPM dan NPM yang tinggi menandakan kemampuan
perusahaan yang tinggi menghasilkan yang tinggi laba pada tingkat penjualan
tertentu.
b. Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap PER
Return on Assets (ROA) merupakan rasio laporan keuangan yang mengukur
tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan, sesuai dengan
investasi mana yang digunakan atau rasio tingkat hasil yang diharapkan dari modal
yang ditanamkan. Menurut Ahmad (2004: 47) adanya pertumbuhan ROA diharapkan
terjadi kenaikan harga saham yang lebih besar daripada kenaikan Earning karena
adanya prospek perusahaan yang semakin baik, sehingga akan meningkatkan PER.
Dengan demikian diprediksikan bahwa terdapat pengaruh yang positif pertumbuhan
dan PER juga akan ikut naik maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini
terdapat pengaruh positif faktor ROA terhadap PER saham-saham perusahaan yang
terdaftar di BEI
c. Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap PER
Return on Equity menggambarkan perbandingan antara laba bersih dan total
ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai pendanaan usaha. Menurut Manurung
(2004) bahwa return on equity tidak berpengaruh terhadap PER. Hal ini menujukkan
bahwa para pemodal lebih memperhatikan prospek dan risiko, sedangkan ROEhanya
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan
investasi dari para pemilik.Semakin besar laba bersih menunjukkan bahwa struktur
modal lebih banyak dibandingkan dengan ekuitas. Semakin besar ROE
mencerminkan profitabilitas perusahaan semakin tinggi sehingga kemampuan
perusahaan untuk membayar hutangnya adalah rendah, hal ini berarti akibatnya harga
saham akan turun sehingga PER akan turun pula. Jadi diduga terjadi pengaruh yang
positif ROE terhadap PER. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
terdapat pengaruh negatif faktor ROE terhadap PER saham-saham perusahaan yang
terdaftar di BEI.
d. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap PER
Pertumbuhan penjualan mencerminkan prospek perusahaan dan profitabilitas
diharapkan profitabilitas perusahaan meningkat dan prospek perusahaan semakin
baik. Dengan demikian semakin besar laba yang diperoleh perusahaan, akan
mendorong kenaikan harga saham karena pada dasarnya harga saham dipengaruhi
oleh profitabilitas di masa yang akan datang dan resiko yang ditanggung oleh
pemodal. Adanya kenaikan harga saham menyebabkan kenaikan PER. Jadi variabel
ini diprediksikan mempunyai pengaruh yang positif terhadap PER maka hipotesis
yang akan diajukan pada penelitian ini terdapat pengaruh positif faktor pertumbuhan
penjualan (EPS) terhadap PER saham-saham perusahaan yang terdaftar di BEI.
Menurut Halim (2005: 167) Earning Per Share (EPS) merupakan faktor yang dapat
mengukur besarnya laba yang diberikan kepada pemegang saham, jika laba per
lembar saham lebih tinggi, maka prospek perusahaan lebih baik, sementara jika laba
per saham lebih rendah berarti kurang baik, dan laba per saham negatif berarti tidak
baik.
2.2. Penelitian Terdahulu
Berikut ini akan diuraikan beberapa tinjauan dari penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian ini adalah:
1. Haryanto (2003) yang meneliti pengaruh rasio profitabilitasterhadap harga saham
pada perusahaan industri minuman di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah ROA, ROE dan NPM sedangkan variabel
dependennya adalah harga saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara
saham. Secara parsial ROE berpengaruh terhadap harga saham sedangkan ROA
dan NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham.
2. Dwireza (2010) meneliti tentang pengaruh variabel profitabilitas terhadap harga
saham di perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Variavel
independen yang digunakan adalah NPM, ROI dan EPS. Hasil penelitian
menunjukan variabel NPM, ROI dan EPS secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap harga saham, sedangkan secara parsial NPM dan EPS yang berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
3. Abidin (2009) yang meneliti tentang analisis faktor fundamental keuangan dan
resiko sistematik terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang
terdaftar di BEI. Variabel independennya adalah ROI, EPS, OPM, BV dan beta
saham sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Berdasarkan hasil
penelitian disimpulkan bahwa secara simultan faktor fundamental keuangan yaitu
ROI, EPS, OPM, BV, dan beta saham sebagai resiko sistematik berpengaruh
signifikan terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang terdaftar di
BEI. Sedangkan secara parsial ROI, EPS, OPM dan BV berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Variabel beta saham sebagai resiko sistematik tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
4. Ulupui (2006) meneliti tentang rasio likuiditas terhadap harga saham pada
perusahaan makanan dan minuman di BEI. Variabel yang digunakan current
ratio, ROA, DER. Hasil penelitian current ratio dan ROA berpengaruh positif
Berdasarkan uraian tersebut maka tinjauan penelitian terdahulu dapat
dirangkum pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping)
N o
Nama Peneliti dan Tahun
Topik Variabel yang digunakan secara simultan ROA, ROE dan NPM berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Secara parsial ROE berpengaruh terhadap
ROI dan EPS secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan secara parsial NPM dan EPS yang berpengaruh signifikan
OPM, BV Secara simultan faktor fundamental dan resiko sistematik berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Secara parsial ROI, EPS, OPM dan BV berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan beta saham tidak berpengaruh terhadap harga saham
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Untuk menggambarkan pengaruh antara variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y) maka kerangka konseptual dari penelitian ini digambarkan
sebagai berikut:
GPM (X1)
Price Earning Ratio
(Z) NPM (X2)
ROA (X3)
ROE (X4)
EPS (X5)
Harga Saham (Y)
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menunjukkan hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Harga
Saham (Y) sedangkan variabel independen terdiri dari Gross Profit Margin (X1) , Net
Profit Margin (X2), Return On Assets (X3), Return On Equity (X4), dan Earning
Per Share (X5). Rasio profitabilitas adalah ukuran untuk mengetahui seberapa jauh
aktivitas manajemen dalam mengelola perusahaannya. Efektifititas manajemen
manusia dan operasional. Jadi banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas yang kemudian meningkatkan atau menurunkan laba. Meskipun demikian,
analisis rasio keuntungan dapat memberikan gambaran keuntungan yang diperoleh
perusahaan.
Harga saham digunakan sebagai proksi nilai perusahaan karena harga saham
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila investor ingin
memiliki suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan, jadi semakin tinggi nilai
perusahaan semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.
Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu mengalami perubahan setiap harinya
hal ini disebabkan oleh perubahan penilaian masyarakat terhadap nilai saham
perusahaan yang bersangkutan. Penentuan harga saham dapat dilakukan melalui
analisis teknikal dan analisis fundamental. Pada analisis teknikal harga saham
ditentukan berdasarkan catatan harga saham di waktu yang lalu, sedangkan dalam
analisis fundamental harga saham ditentukan atas dasar faktor-faktor fundamental
yang mempengaruhinya, seperi rasio profitabilitas yang terdiri dari GPM, NPM,
ROA, ROR dan EPS.
Price Earning Ratio menunjukan ratio antara harga saham per lembar yang
berlaku di pasar modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi
pemegang saham. PER sebagai variabel moderating untuk memperkuat atau
memperlemah pengaruh variabel profitabilitas terhadap harga saham. Besarnya nilai
PER biasanya terkait dengan rasio-rasio yang sering digunakan dalam perusahaan
yang berada dalam tahap pertumbuhan biasanya memiliki PER yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang berada dalam kondisi yang sudah mapan.
Harga saham juga akan mempengaruhi PER. Maka pendekatan lain dalam menilai
harga saham adalah dengan mencari faktor-faktor yang diduga mempengaruhi PER
secara nyata, kemudian dibuat suatu model tersebut untuk menilai PER perusahaan di
masa yang akan datang, sehingga dapat dinilai pada kewajaran harga saham
perusahaan. Menurut Husnan (2001: 94) banyak sekali investor hanya mengambil
PER sebagai pembanding dan beranggapan bahwa PER rendah berarti perusahaan
tersebut dijual dengan harga murah. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Sebab
seringkali PER yang rendah dibandingkan industri malah mengindikasikan adanya
masalah pada perusahaan tersebut. Selain PER menjadi kurang relevan menilai
kinerja operasional perusahaan karena distorsi angka laba (rugi) bersih akibat
penerapan metode akuntansi pada laba (rugi) ataupun akibat selisih kurs.PER
digunakan dalam analisis penilaian saham adalah karena memudahkan analisa.
3.2. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industri barang
konsumsi di BEI
2. Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham dengan price earning ratio (PER)
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif causal dengan menggunakan
jenis data kuantitatif. Menurut Umar (2003: 30) penelitian asosiatif causal adalah
penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh GPM, NPM,
ROA, ROE dan EPS terhadap harga saham perusahaan.
4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jakarta. Ditetapkannya BEI sebagai tempat
penelitian dengan pertimbangan karena BEI merupakan pusat penjualan saham
perusahaan yang go public di Indonesia. Waktu yang direncanakan untuk melakukan
penelitian adalah bulan Desember 2010- Mei 2011.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009 sebanyak 36 perusahaan.
mana penentuan sampel dilakukan berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti (Kuncoro, 2003). Adapun kriteria yang ditentukan peneliti untuk
memilih sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan barang konsumsi yang telah terdaftar di BEI dari tahun 2006-2009.
2. Perusahaan barang konsumsi yang telah mempublikasikan laporan keuangannya
secara lengkap di BEI dari tahun 2006-2009.
3. Perusahaan barang konsumsi yang sahamnya aktif diperdagangkan di BEI dari
tahun 2006-2009.
Proses seleksi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut
ini:
Tabel 4.1. Kriteria Pengambilan Sampel
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan kelompok industri barang konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia 2006-2009
36
2 Perusahaan kelompok industri barang konsumsi yang tidak
mengeluarkan laporan keuangan berturut-turut 2006-2009
(4)
3 Perusahaan kelompok industri barang konsumsi yang memiliki
harga saham aktif berturut-turut 2006-2009
(2)
Jumlah 30
Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah perusahaan yang terpilih jadi
sampel penelitian adalah sebanyak 30 perusahaan. Sehingga jumlah observasi dalam
4.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat khabar, majalah,
notulen rapat, agenda dan sebagainya. Data penelitian merupakan data sekunder yang
diperoleh dari laporan keuangan tahunan dari seluruh perusahaan industri yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai 2006-2009. Data yang digunakan adalah jenis
data pooled cross section time series, yaitu gabungan data antara perusahaan/cross
section dan antar waktu time series. Data yang digunakan diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia (BEI) melalui website www.idx.co.id
4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Gross Profit Margin merupakan keuntungan kotor berguna untuk mengetahui
keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Gross profit margin
sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan.
b. Net Profit Margin adalah rasio yang mengukur kemampuan manajemen
perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan meminimalkan
beban perusahaan dan memaksimalkan laba perusahaan. Rasio ini dapat dihitung
dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah penjualan bersih.
untuk menghasilkan laba dari setiap aktiva yang digunakan. Rasio ini dapat
dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total aktiva
perusahaan.
d. Return on equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang
tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya
kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari
pemilik. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila
proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar.
e. Earning Per Share adalah rasio yang menunjukkan besarnya laba bersih
perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Rasio
dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham
yang beredar.
f. Harga saham adalah harga pasar yang tercatat setiap hari pada waktu penutupan
(closing price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia. Harga saham yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah rata-rata harga saham 5 (lima) hari setelah publikasi
laporan keuangan pada periode pengamatan.
g. Price Earning Ratio merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan
oleh analis sekuritas untuk menilai suatu saham. Pendekatan ini mendasarkan atas
ratio antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar modal dengan tingkat
keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham.
Berdasarkan uraian tersebut maka defenisi operasional dan pengukuran variabel
Tabel 4.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi variabel Parameter Skala
Gross Profit Margin (X1)
Rasio untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual.
Gross profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan menghasilkan laba dari setiap asset yang digunakan.
Laba Bersih
Return on equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.
Mendasarkan atas ratio antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham
4.6. Model dan Teknik Analisis Data
Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
adalah dengan analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Analisis ini
digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen yang akan diteliti. Teknik analisis data menggunakan alat bantu
Software SPSS (Statistical Package Social Science)
.
4.6.1. Pengujian Hipotesis Model Pertama
Untuk menentukan besarnya pengaruh antara variabel independen yaitu GPM,
NPM, ROA, ROE dan EPS terhadap harga saham. Model regresi linear berganda
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Di mana:
Y = Harga saham
a = Konstanta
b1-b5 = Koefisien Variabel
X1 = Gross Profit Margin
X2 = Net Profit Margin
X3 = Return On Assets
X4 = Return On Equity
X5 = Earning Per Share
4.6.2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian model regresi berganda dalam menguji hipotesis harus menghindari
kemungkinan adanya pemyimpangan asumsi klasik. Sebuah model regresi yang
menggunakan data time series dan cross section harus melakukan uji asumsi klasik
yaitu uji normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolinieritas.
4.6.2.1. Uji normalitas
Menurut Umar (2003) uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah
variabel dependen dan variabel independen yang digunakan dalam penelitian
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik dan layak
digunakan dalam penelitian adalah model yang memiliki distribusi normal atau
mendekati normal. Cara yang digunakan untuk mendeteksi normal atau tidaknya
suatu data yaitu dengan melihat grafik normal Probability Plot dan uji statistik
(Ghozali, 2005). Jika data menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti arah
garis diagonal pada grafik normal P-P Plot maka data diasumsikan berdistribusi
normal, demikian sebaliknya. Sedangkan untuk analisis statistik dilakukan dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila nilai signifikan dari variabel
penelitian lebih kecil dari 0,05 berarti distribusi data tidak normal, sebaliknya apabila
nilai signifikan dari masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 berarti distribusi
data normal.
Menurut Erlina (2008) jika model regresi tidak berdistribusi normal ada
beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal yaitu: