• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Mahasiswa Mengenai Kebersihan Makanan di Warung Tepi Jalan Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara, Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Persepsi Mahasiswa Mengenai Kebersihan Makanan di Warung Tepi Jalan Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara, Medan."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI

KEBERSIHAN MAKANAN DI WARUNG TEPI JALAN

DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA,

MEDAN.

Oleh :

LOGAPRAGASH KANDASAMY

070100245

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI

KEBERSIHAN MAKANAN DI WARUNG TEPI JALAN

DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA,

MEDAN.

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan

Sarjana Kedokteran

Oleh :

LOGAPRAGASH KANDASAMY

070100245

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Persepsi Mahasiswa Mengenai Kebersihan Makanan di Warung Tepi

Jalan Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara, Medan.

Nama : Logapragash Kandasamy

NIM : 070100245

Pembimbing Penguji I

Tanda Tangan Tanda Tangan

(dr. Nuraiza Meutia, M.Biomed) (dr. Juliandi Harahap, MA)

Penguji II

Tanda Tangan

(Prof. Dr. dr. Rozaimah Z. Hamid, MS, Sp.FK)

Medan, Nopember 2010

Dekan

Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Kebersihan makanan adalah salah satu usaha pencegahan untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan. Dengan banyaknya kasus keracunan makanan, kesehatan makanan (food hygiene) perlu ditingkatkan secara terus menerus, sehingga kejadian keracunan makanan dapat ditekan seminimal mungkin.

Penelitian ini bersifat deskriptif dan dilaksanakan pada bulan Maret – Desember 2010 di Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap kebersihan makanan dan minuman di warung tepi jalan yang menjadi tempat makan sehari hari.

Total keseluruhan sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling. Hasil penelitian ini mendapatkan 26 responden dengan persentase 26% yang memberi persepsi buruk, sedangkan 63 responden dengan persentase 63% yaitu kelompok mayoritas memberi persepsi yang sedang dan 11 responden, yaitu dengan persentase 11% memberi persepsi baik mengenai kebersihan makanan di warung tepi jalan di sekitar lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.

Kesimpulan yang diperoleh adalah mayoritas mahasiswa USU,yaitu dengan persentase 63% dari keseluruhan sampel mempunyai persepsi yang sedang mengenai kebersihan makanan di warung tepi jalan di sekitar USU. Sebaiknya seorang mahasiswa harus lebih memperhatikan aspek kebersihan dalam pemilihan tempat makan dan minum sehari-hari.

(5)

ABSTRACT

Food hygiene is one of prevention efforts to free food and drinks from all the hazards that could disrupt or health cooking. With so many cases of food poisoning, health food (food hygiene) needs to be improved continuously, so that the incidence of food poisoning can be minimized.

This study is a descriptive study and was carried out in March - December 2010 at the University of North Sumatra. The purpose of this study is get students' perceptions of the hygiene of the foods and drinks at roadside stalls as a place for food daily for students.

The total sample in this study is 100 students. Sampling was done by random sampling method.The results of this study with 26% of respondents who give a bad perception, while 63 respondents with the percentage of 63% , the majority group to give the perception that average and 11 respondents, namely the percentage of 11% gives a good perception about food hygiene at roadside stalls around North Sumatra University (USU), Medan.

The conclusion from this research is the majority of USU students, around 63% of the overall sample have a average perception about food hygiene at roadside stalls around the USU. As a student, they should be attentive to the aspects of hygiene in choosing their place of food and drinks daily.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan karena berkat rahmat dan hidayah-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dalam rangka memenuhi kewajiban untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Rasa hormat, cinta dan terima kasih yang dalam saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, serta adik-adikku atas doa dan dukungannya selama ini kepada saya selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dr. Nuraiza Meutia, M.Biomed. selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah ini yang telah menyediakan waktu, tenaga, pemikiran dan kesabarannya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini, saya juga mendapatkan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dosen penguji seminar proposal dan hasil penelitian dr.Juliandi Harahap, MA dan Prof. Dr. dr. Rozaimah Z. Hamid, MS, SpFK.

2. Dekan Fakultas Kedokteran USU dan seluruh staf pengajar FK USU.

3. Mahasiswa/i di seluruh fakultas di Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kerjasama dengan mengisi kuesioner yang diberikan.

4. Vicknesh, Kugan, Baran, Yoga dan Trinyana yang sudah sangat membantu baik moral atau materi, memberikan masukan serta motivasi demi selesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

(7)

Saya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasanya. “Tak ada gading yang tak retak”. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini di masa yang akan datang. Akhirnya peneliti mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat membawa manfaat terutama bagi peneliti sendiri dan para pembaca sekalian.

Medan, Nopember 2010

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1 Kebersihan makanan... 4

2.1.1. Makanan... 4

2.1.2. Food Hygiene dan Sanitasi Makanan... 4

2.1.3. Cara Penyimpanan Bahan Makanan ………...…… 2.1.4. Pengolahan Bahan Makanan... 5 2.1.5. Penyajian Bahan Makanan ………... 7

6 2.1.6. Penyakit-Penyakit Yang Dapat Ditimbulkan ………... 8

2.1.7. Pengobatan ... 9

(9)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL... 12

3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 12

3.2 Definisi Operasional... 12

BAB 4 METODE PENELITIAN... 14

4.1 Jenis Penelitian... 14

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 14

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 14

4.4 Teknik Pengumpulan Data... 16

4.5 Pengolahan dan Analisa Data... 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 19

5.1 Hasil Penelitian... 19

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 19

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden... 20

5.1.3. Persepsi Mahasiswa... 21

5.2 Pembahasan... 27

5.2.1. Persepsi Mahasiswa... 27

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 31

6.1 Kesimpulan... 31

6.2 Saran... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(10)

DAFTAR TABEL Nomor

4.1

Judul Halaman

15 Tabel Jumlah Responden Yang menjawab Kuesioner di

Setiap Fakultas di Universitas Sumatera Utara (USU)

4.2 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Untuk Tiap Pertanyaan Dalam Kuesioner Yang Diedarkan

18

5.1 Karakteristik Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) Berdasarkan Jenis Kelamin

20

5.2 Karakteristik Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) Berdasarkan Umur

21

5.3 Persepsi Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) Mengenai Kebersihan Makanan Di Warung Tepi Jalan Di Lingkungan USU Berdasarkan Jenis Kelamin

22

5.4. Persepsi Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) Mengenai Kebersihan Makanan Di Warung Tepi Jalan Di Lingkungan USU Berdasarkan Fakultas Mahasiswa

23

5.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) Mengenai Kebersihan Makanan Di Warung Tepi Jalan Di Lingkungan USU

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 3.1 Kerangka konsep tentang persepsi mahasiswa 12

DAFTAR LAMPIRAN 1. Riwayat Hidup Peneliti 34

2. Kuesioner Penelitian 35

3. Informed Consent 37

(12)

ABSTRAK

Kebersihan makanan adalah salah satu usaha pencegahan untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan. Dengan banyaknya kasus keracunan makanan, kesehatan makanan (food hygiene) perlu ditingkatkan secara terus menerus, sehingga kejadian keracunan makanan dapat ditekan seminimal mungkin.

Penelitian ini bersifat deskriptif dan dilaksanakan pada bulan Maret – Desember 2010 di Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap kebersihan makanan dan minuman di warung tepi jalan yang menjadi tempat makan sehari hari.

Total keseluruhan sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling. Hasil penelitian ini mendapatkan 26 responden dengan persentase 26% yang memberi persepsi buruk, sedangkan 63 responden dengan persentase 63% yaitu kelompok mayoritas memberi persepsi yang sedang dan 11 responden, yaitu dengan persentase 11% memberi persepsi baik mengenai kebersihan makanan di warung tepi jalan di sekitar lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.

Kesimpulan yang diperoleh adalah mayoritas mahasiswa USU,yaitu dengan persentase 63% dari keseluruhan sampel mempunyai persepsi yang sedang mengenai kebersihan makanan di warung tepi jalan di sekitar USU. Sebaiknya seorang mahasiswa harus lebih memperhatikan aspek kebersihan dalam pemilihan tempat makan dan minum sehari-hari.

(13)

ABSTRACT

Food hygiene is one of prevention efforts to free food and drinks from all the hazards that could disrupt or health cooking. With so many cases of food poisoning, health food (food hygiene) needs to be improved continuously, so that the incidence of food poisoning can be minimized.

This study is a descriptive study and was carried out in March - December 2010 at the University of North Sumatra. The purpose of this study is get students' perceptions of the hygiene of the foods and drinks at roadside stalls as a place for food daily for students.

The total sample in this study is 100 students. Sampling was done by random sampling method.The results of this study with 26% of respondents who give a bad perception, while 63 respondents with the percentage of 63% , the majority group to give the perception that average and 11 respondents, namely the percentage of 11% gives a good perception about food hygiene at roadside stalls around North Sumatra University (USU), Medan.

The conclusion from this research is the majority of USU students, around 63% of the overall sample have a average perception about food hygiene at roadside stalls around the USU. As a student, they should be attentive to the aspects of hygiene in choosing their place of food and drinks daily.

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia karena di dalamnya mengandung nutrisi yang diperlukan antara lain untuk pertumbuhan badan memelihara jaringan tubuh yang rusak diperlukan untuk berkembang biak dan untuk proses yang terjadi di dalam tubuh, dan menghasilkan energi untuk dapat melakukan aktivitas (Zaenab, 2008).

Makanan yang sudah tercemar biasanya secara visual tidak terlihat atau tampak tidak membahayakan, misalnya dari segi warna, rasa dan penampakannya normal dan tidak ada tanda-tanda kerusakan, sehingga sering mengecoh konsumen yang mengkonsumsi makanan tersebut. Kejadian sakitnya bisa mengenai individu, beberapa anggota keluarga atau sekelompok orang yang memakan makanan yang sama, dan gejala keracunannya bisa ringan dan bisa berat. Keracunan yang bersifat akut (mendadak) akibatnya ada yang fatal (mematikan) (Zaenab, 2008).

Pengertian kebersihan atau hygiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang

bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan (Depkes, 2005).

(15)

atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli dan mengurangi kerusakan

atau pemborosan makanan (Depkes, 2005).

Dari kajian statistik WHO mengikut negara, Indonesia menduduki tempat keempat selepas China, India dan USA. Di Indonesia, menurut data pada bulan Mei 2009, dari 238.452.952 penduduk, 66.626.562 orang telah mengalami keracunan makanan (Cure Research, 2004). Dengan banyaknya kasus keracunan makanan, kesehatan makanan (food hygiene) perlu ditingkatkan secara terus menerus, sehingga kejadian keracunan makanan dapat ditekan seminimal mungkin (Zaenab, 2008).

Banyaknya warung tepi jalan yang menyajikan makanan tanpa kebersihan dan sanitasi yang baik dapat menyebabkan tingginya angka penyakit infeksi saluran cerna. Warung tepi jalan merupakan warung yang terdapat di tepi jalan atau tepi kedai yang tidak menggunakan papan tanda nama. Pengusaha warung tepi jalan tidak membayar pajak perusahaan,dan oleh karena itu mereka tidak berdaftar dan tidak mempunyai papan tanda nama. Mereka

tidak mempunyai sumber listrik dan air yang mencukupi. Untuk keperluan listrik, mereka akan menggunakan sumber dari generator set dan untuk air,mereka menggunakan air dari hasil takungan air pipa. Biasanya warung-warung ini terletak di tepi jalan-jalan utama di mana terdapatnya kesesakan

lalu lintas dan penuh dengan debu. Jadi,ini boleh menyebabkan komplikasi yang tidak baik kepada kesihatan kita.

(16)

1.2. Perumusan Masalah

Bagaimanakah persepsi mahasiswa/i tentang kebersihan makanan yang diamalkan dan diaplikasi di warung tepi jalan di sekitar lingkungan

Universitas Sumatera Utara (USU), Medan ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui persepsi mahasiswa/i tentang kebersihan makanan di warung tepi jalan di sekitar lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.

1.3.2. Tujuan khusus

Untuk mengetahui tahap kebersihan yang diaplikasi pada warung, khususnya lingkungan sekitar warung, peralatan makan dan masak, kelengkapan jurumasak serta pekerja dan makanan dan minuman yang disajikan.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Untuk mahasiswa/i

Dapat dipakai sebagai informasi dalam meningkatkan kesadaran mereka tentang resiko makan di warung tepi jalan.

1.4.2. Untuk Peneliti Lain

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebersihan makanan 2.1.1. Makanan

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO (2007), yang dimaksud makanan adalah “Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or prepared form, which are part of human diet.”

Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya:

Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.

a) Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki

b) Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.

c) Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai

akibat dari pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.

d) Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit

yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness

2.1.2. Food Hygiene dan Sanitasi Makanan

) (Depkes, 2005).

(18)

bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dala m proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan atau pemborosan makanan (World Health Organization, 2007).

2.1.3. Cara Penyimpanan Bahan Makanan

Di Indonesia, pada umumnya setiap makanan dapat dengan leluasa beredar dan dijual tanpa harus terlebih dahulu melalui kontrol kualitas, dan kontrol keselamatan sehingga masih lebih 70 % makanan yang dijual dihasilkan

oleh produsen yang masih tradisional yang dalam proses produksinya kebanyakan masih jauh dari persyaratan kesehatan dan keselamatan, sehingga kasus keracunan makanan meningkat (Zaenab, 2008).

(19)

Penyimpanan bahan makanan sebelum diolah perlu perhatian khusus mulai dari wadah tempat penyimpanan sampai dengan cara penyimpanannya perlu diperhatikan dengan maksud untuk menghindari terjadinya keracunan

karena kesalahan penyimpanan. Contoh bahan makanan seperti bumbu dapur yang digunakan untuk proses pengolahan makanan hendaknya ditata dengan baik dalam wadah yang berbeda, sehingga apabila akan menggunakannya dengan mudah dapat mengambilnya, hindari penyimpanan bahan beracun dengan tempat penyimpanan bumbu dapur. Selain itu penyimpanan bahan makanan yang mudah rusak seperti ikan, sayur- sayuran, tomat, lombok yang belum digunakan sebaiknya disimpan dalam lemari es sesuai dengan suhu penyimpannya, sedangkan yang tidak mudah rusak disimpan digudang atau pada lemari bahan makanan (Zaenab, 2008).

2.1.4. Pengolahan Bahan Makanan

Pengolahan makanan menjadi makanan siap santap merupakan salah satu titik rawan terjadinya keracunan, banyak keracunan terjadi akibat tenaga pengolahnya yang tidak memperhatikan aspek sanitasi. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip

hygiene dan sanitasi, yang dikenal dengan istilah Good Manufactering Practice (GMP) atau cara produksi makanan yang baik. Terjadinya kasus keracunan makanan disebabkan karena tempat pengolahan makanan dan peralatan masak di mana peralatan masak juga dapat menyebabkan

keracunan pada makanan. Kita ketahui bahwa logam dan senyawa kimia dapat terlarut dalam alat masak atau kontainer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan makanan, dapat menyebabkan keracunan . Logam dan senyawa kimia dapat terlaut, umumnya disebabkan karena makanan yang bersifat asam (Zaenab, 2008).

(20)

dan memperhatikan hygiene perorangannya. Salah satu contoh adalah kebersihan tangan. Biasakan mencuci tangan sebelum makan atau mengolah makanan (Zaenab, 2008).

Seorang penjamah makanan yang tidak sehat dapat menjadi sumber penyakit dan dapat menyebar kesuatu masyarakat konsumen, peranannya dalam suatu penyebaran penyakit dengan cara kontak antara penjamah makanan yang menderita penyakit menular dengan konsumen yang sehat , kontaminasi terhadap makanan oleh penjamah makanan yang sakit, misalnya batuk atau luka ditangan , dan pengolah atau penanganan makanan oleh penjamah makanan yang sakit atau pembawa kuman (Zaenab, 2008).

Makanan masak merupakan campuran bahan yang lunak dan sangat disukai bakteri. Bakteri akan tumbuh dan berkembang dalam makanan yang berada dalam suasana yang cocok untuk hidupnya sehingga jumlahnya menjadi banyak. Di antara bakteri terdapat beberapa bakteri yang menghasilkan racun (toksin), ada racun yang dikeluarkan oleh tubuhnya (eksotoksin), dan ada yang disimpan dalam tubuhnya (endotoksin/ enterotoksin). Sementara

di dalam makanan juga terdapat enzim. Enzim terutama terdapat pada sayuran dan buah-buahan yang akan menjadikan buah matang dan kalau berlangsung terus buah akan menjadi busuk (Zaenab, 2008).

2.1.5. Penyajian Bahan Makanan

(21)

kondisi penyajian. Keterlambatan penyajian dapat terjadi akibat adanya hambatan diluar dugaan, misalnya kemacetan lalu lintas/ gangguan lain dalam perjalanan. Tempat penyajian seperti di kantin melalui jasa boganya

sebab kasus keracunan makanan pada umumnya terjadi di kantin-kantin dan lain-lain (Zaenab, 2008).

2.1.6. Penyakit-Penyakit Yang Dapat Ditimbulkan

Gejala biasanya dimulai secara tiba-tiba dengan mual yang hebat dan muntah-muntah, sekitar 2-8 jam setelah makan makanan yang tercemar. Gejala lainnya berupa kram perut, diare dan kadang-kadang sakit kepala dan demam. Kehilangan cairan dan elektrolit dapat menyebabkan kelemahan dan tekanan darah yang rendah (syok). Gejala biasanya berlangsung selama kurang dari 12 jam dan penyembuhannya sempurna. Kadang-kadang keracunan makanan dapat berakibat fatal, terutama bila terjadi pada anak-anak, orang tua dan orang dengan kondisi lemah karena sakit menahun (Camilleri,M., Murray,J.A., 2008)

Diare adalah peningkatan frekuensi buang air besar dimana kotoran yang dikeluarkan lebih cair dari biasanya. Diare karena infeksi dapat disebabkan

oleh berbagai macam kuman baik virus, bakteri, atau parasit lainnya. Hal ini berarti seorang yang mengalami diare dapat menunjukkan gejala-gejala yang berbeda-beda tergantung dari penyebab diarenya itu. Gejala diare umumnya diawali dengan nyeri perut atau mulas (Kris, 2009).

(22)

darah dan mengakibatkan infeksi di organ tubuh lain yang jauh dari pencernaan seperti otak (Kris, 2009).

2.1.7. Pengobatan

Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit akibat makanan tanpa melihat penyebab spesifik, pada prinsipnya adalah sama yaitu dengan menghindari mengkonsumsi makanan yang tercemar, memusnahkan atau melakukan denaturasi terhadap bahan pencemar, mencegah penyebaran lebih luas atau mencegah berkembang biaknya bahan pencemar.

Prinsip utama perawatan diare adalah penggantian cairan serta garam dan mineral yang hilang melalui kotoran, muntah dan demamnya. Perkiraan jumlah cairan yang hilang dan beratnya muntah serta diare akan menentukan jenis terapi yang akan diberikan oleh dokter.

Jika gejalanya membaik, penderita secara bertahap mendapatkan makanan lunak seperti gandum, pisang, bubur nasi, selai apel dan roti panggang. Jika makanan tersebut tidak menghentikan diare setelah 12-24 jam dan bila tidak terdapat darah pada tinja, berarti ada infeksi bakteri yang serius, dan diberikan obat-obat seperti difenoksilat, loperamide atau bismuth Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah minum cairan yang cukup. Pada penderita yang muntah pun, harus minum sedikit demi sedikit untuk mengatasi dehidrasi, yang selanjutnya bisa membantu menghentikan muntahnya. Jika muntah berlangsung terus dan terjadi dehidrasi berat, mungkin diperlukan infus cairan dan elektrolit. Karena anak-anak lebih

cepat jatuh ke dalam keadaan dehidrasi, mereka harus diberi larutan garam dan gula. Cairan yang biasa digunakan seperti minuman bersoda, teh, minuman olahraga dan sari buah, tidak tepat diberikan kepada anak-anak dengan diare. Bila muntahnya hebat, bisa diberikan suntikan atau

(23)

subsalisilat. Karena antibiotik dapat menyebabkan diare dan merangsang pertumbuhan organisme yang resisten terhadap antibiotik, maka antibiotik jarang digunakan meskipun diketahui penyebabnya adalah bakteri (Ciesla,

W.P. Jr., Guerrant, R.L., 2001).

2.1.8. Pencegahan

Basuh tangan dengan sabun setiap kali selepas menggunakan tandas dan setiap kali sebelum dan selepas mengendalikan atau menyediakan makanan. Gunakan air panas dan bersabun untuk membersihkan perkakas memasak, papan memotong dan lain-lain permukaan yang digunakan. Apabila membeli-belah, menyediakan atau menyimpan makanan, asingkan daging mentah, ternakan, ikan dan makanan bercangkerang daripada makanan lain bagi mengelakkan pencemaran silang (CDC, 2005).

Masak makanan pada suhu yang selamat. Cara terbaik bagi memastikannya adalah dengan menggunakan termometer makanan. Anda boleh membunuh organisma yang boleh menjejaskan yang terdapat dalam kebanyakan makanan dengan memasak pada suhu antara 63° C hingga 74° C. Sejukkan atau dinginkan makanan yang mudah rosak dalam tempoh dua jam

pembelian atau penyediaannya. Jika suhu bilik lebih 32° C, sejukkan makanan yang tidak tahan lama itu dalam masa sejam. Letakkan makanan di dalam pembeku jika tidak mahu memakannya dalam masa dua hari. Mencairbekukan makanan dengan selamat. Jangan lembutkan makanan

pada suhu bilik. Cara terbaik untuk melembutkan makanan adalah dengan mencairbekukan makanan di dalam peti sejuk atau mikro gelombang. Melalukan air sejuk ke atas makanan untuk melembutkannya juga selamat (CDC, 2005)

(24)

yang tidak boleh dimusnahkan lagi walaupun dengan memasaknya. Jangan kecap makanan itu jika anda tidak pasti mengenai tahap keselamatan dan kebersihannya. Walaupun ia mungkin kelihatan (atau berbau) masih baik,

(25)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Pada penelitian ini kerangka konsep tentang hubungan persepsi mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) dengan kebersihan makanan di warung tepi jalan di sekitar lingkungan USU.

Gambar 3.1 Kerangka konsep

3.2. Definisi Operasional

Variabel-variabel yang akan diteliti adalah persepsi mahasiswa USU dan gambaran kebersihan makanan di warung tepi jalan di sekitar lingkungan USU.

3.2.1. Persepsi diukur daripada mahasiswa/i daripada semua fakultas dalam Universitas Sumatera Utara (USU) yang belajar di peringkat S1. Persepsi mahasiswa mengenai kebersihan yang diaplikasi di warung tepi jalan, khususnya pada warung, peralatan masak dan makanan yang digunakan, kelengkapan penyaji dan pekerja dan makanan serta minuman yang disajikan akan dinilai.

Persepsi mahasiswa Universitas Sumatera

Utara (USU)

- Kebersihan warung - Kebersihan peralatan

(26)

3.2.2. Gambaran kebersihan makanan di warung tepi jalan di sekitar lingkungan Universitas Sumatera Utara dinilai daripada aspek pencucian tangan, kebersihan lingkungan, kondisi dan kebersihan peralatan masak,

(27)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang bersifat cross sectional. Penelitian deskriptif ini dilakukan terhadap sekumpulan objek biasanya cukup banyak, dalam jangka waktu tertentu yang memiliki tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang persepsi mahasiswa/i tentang kebersihan makanan di warung tepi jalan di sekitar lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU). Menurut Sastroasmoro (2008) penelitian cross sectional merupakan penelitian yang di mana peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat. Satu saat di sini artinya, setiap subjek hanya diobservasi satu kali saja dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan sekeliling Universitas Sumatera Utara (USU). Hal ini dikarenakan Universitas Sumatera Utara adalah salah satu universitas negeri yang memiliki jumlah mahasiswa yang benar. Mahasiswa

USU berasal dari 12 jenis fakultas dan mahasiswanya memiliki beragam kebiasaan dalam hal kebersihan dan pemilihan tempat untuk makan. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Maret - Desember 2010. Pengumpulan data dilakukan selama bulan Agustus - Oktober 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah mahasiswa USU . Kriteria inklusi :

a) Telah terdaftar sebagai mahasiswa yang belajar di peringkat S1 di salah satu 12 fakultas dalam Universitas Sumatera Utara (USU).

(28)

Kriteria eksklusi :

a) Mahasiswa yang belajar di universitas selain Universitas Sumatera Utara (USU).

b) Mahasiswa yang belajar di peringkat S2 dan S3 di salah satu 12 fakultas dalam Universitas Sumatera Utara (USU).

c) Mahasiswa yang makan di warung tepi jalan kali terakhir dalam waktu lebih dari 1 bulan.

d) Mahasiswa yang tidak bersedia untuk menjawab kuesioner.

Tabel 4.1. Tabel Jumlah Responden Yang Menjawab Kuesioner Di Setiap Fakultas Di Universitas Sumatera Utara (USU)

Fakultas Jumlah

F.Kedokteran 9

F.Kedokteran Gigi 9

F.Psikologi 9

F.Farmasi 8

F.Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 8

F.Teknik 8

F.Matematika dan I.P.Alam 8

F.Hukum 8

F.Sastra 8

F.Kesehatan Masyarakat 9

F.Pertanian 8

F.Keperawatan 8

(29)

a) Persepsi baik apabila jawaban responden benar lebih dari 75% dari nilai maksimum.

b) Persepsi sedang apabila jawaban responden benar antara 40% sampai 75%

dari nilai maksimum.

c) Persepsi kurang apabila jawaban responden benar kurang dari 40% dari nilai maksimum.

Dengan demikian, penilaian terhadap persepsi responden berdasarkan sistem skoring total, yaitu:

a) Skor 12 hingga 15 : Baik b) Skor 6 hingga 11 : Sedang c) Skor dibawah 6 (<6) : Kurang

Perkiraan besar sampel yang minimal pada penelitian ini diambil berdasarkan rumus dibawah ini, dimana tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat ketepatan relatif 10% (Sastroasmoro dan Ismael, 2008). Maka diperoleh 97 sampel. Jumlah sampel ini dibulatkan menjadi 100 sampel:

n = Z 2pq

d

dimana: p = 0.5 q = 0.5

2

d = 0.1 Z = 1.96

4.4. Metode Pengumpulan Data

(30)

4.4.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur. Kuesioner yang telah selesai disusun akan diuji validitasnya dengan SPSS 17.0 (Statistical Products and Service Solutions). Kuesioner penelitian ini yang telah disusun sebelumnya dengan jumlah pertanyaan sebanyak 20 , kemudian dilakukan uji validitas dan didapati sebanyak 15 soal yang valid. Pengujian ini menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0. Uji validitas ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010.

Uji validitas dilakukan dengan korelasi Pearson, skor yang didapat dari setiap pertanyaan dikolerasikan dengan skor total untuk setiap variabel. Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel. Nilai r tabel untuk jumlah responden 20 orang dengan taraf signifikasi 0.1 adalah 0.444. Jika nilai koefisien korelasi Pearson dari suatu pertanyaan tersebut berada di atas nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut valid.

4.4.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan kuesioner yang telah selesai disusun akan diuji reliabilitasnya dengan menggunakan SPSS 17.0. Kuesioner penelitian ini yang disusun sebelumnya telah dilakukan uji

(31)

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Untuk Tiap Pertanyaan Dalam Kuesioner Yang Diedarkan

4.5. Metode Analisis Data

Pengolahan data hasil penelitian dilakukan secara manual dan menggunakan program komputer untuk mempermudah analisis data. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk. Tahap

kedua adalah proses coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisis. Tahap ketiga adalah entry data yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS. Tahap

(32)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Sumatera Utara yang terletak di Jalan Dr. T. Mansyur No.9 Medan. Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia. Kampus USU Padang Bulan sebagai kampus utama berlokasi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. Kampus ini mulai digunakan sejak tahun 1957, sebelumnya beberapa fakultas di lingkungan USU menggunakan sejumlah gedung yang tersebar di kota Medan termasuk di antaranya berlokasi di Jalan Seram, Jalan Cik Ditiro, Jalan Sempali, dan Jalan Gandhi.

Kampus Padang Bulan yang pada awalnya terdapat di pinggiran kota Medan, kemudian dengan perkembangan kota Medan sehingga sekarang berada di tengah – tengah kota. Kampus ini memiliki luas sekitar 122 Ha, dengan zona akademik seluas sekitar 100 Ha yang berada di tengahnya.

USU memiliki 12 fakultas yaitu : Fakultas Kedokteran, Hukum, Psikologi, Farmasi, Kesehatan Masyarakat, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Sastra, Kedokteran Gigi, Teknik dan Pertanian.

(33)

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

5.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah responden yang terlibat dalam studi ini adalah sebesar 100

responden yang merupakan mahasiswa jenjang studi S1 dari 12 fakultas yang ada di USU. Jumlah sampel ini adalah sama dengan jumlah sampel yang diperlukan yaitu 100 orang. Lebih dari setengah responden yang terpilih adalah perempuan dengan persentase 52% atau 52 orang sedangkan laki-laki berjumlah 48 orang dengan persentase 48%, seperti pada tabel 5.1.

5.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Responden

Berdasarkan umur, mayoritas responden berusia 22 dan 19 tahun dengan persentase 24% dan 18%. Sedangkan usia responden dengan jumlah yang paling kecil adalah 23 tahun atau hanya 4% saja, seperti terlihat pada tabel 5.2. Usia responden yang termuda adalah 18 tahun dengan persentase 13% dan usia responden tertua adalah 24 tahun dengan persentase 8%.

5.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Fakultas Mahasiswa

Yang menjadi responden atau sampel dalam penelitian ini merupakan

mahasiswa jenjang studi S1 yang berasal dari 12 fakultas di Universitas Sumatera Utara. Responden dipilih secara sama rata, yaitu 8 orang setiap fakultas dengan 8% kecuali untuk Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, Kesehatan Masyarakat dan Psikologi respondennya 9 orang, yaitu 9%.

Tabel 5.1 Karakteristik Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

(34)

Tabel 5.2 Karakteristik Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU)

5.1.3 Persepsi Mahasiswa

Dari keseluruhan responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 100 responden, terdapat 26 responden dengan persentase 26% mempunyai persepsi yang buruk mengenai kebersihan makanan di warung

tepi jalan di sekitar lingkungan USU. Sedangkan mayoritas responden,yaitu 63 orang dengan persentase 63% mempunyai persepsi yang sedang mengenai kebersihan makanan di warung tepi jalan. Sedangkan jumlah yang paling kecil adalah responden yang mempunyai persepsi baik terhadap kebersihan makanan di warung tepi jalan dengan jumlah 11 orang,atau hanya 11%. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3.

5.1.3.1 Persepsi Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin

(35)

kebersihan makanan di warung tepi jalan di sekitar lingkungan USU. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3.

5.1.3.2 Persepsi Mahasiswa Berdasarkan Fakultas Mahasiswa

Penelitian telah dibuat di 12 fakultas Universitas Sumatera Utara (USU), Medan. Daripada kesemua fakultas, mayoritas responden yang menyatakan persepsi buruk adalah dari Fakultas Kedokteran,yaitu 7 orang dengan persentase 7% manakala tiada responden dari Fakultas Hukum, Keperawatan dan Pertanian yang menyatakan persepsi buruk. Sedangkan mayoritas responden yang menyatakan persepsi yang sedang berasal dari Fakultas Hukum dan Psikologi dengan jumlah responden 7 orang setiap fakultas manakala jumlah responden terkecil yang menyatakan persepsi yang sedang berasal dari Fakultas Kedokteran, yaitu 2 orang dengan persentase 2%. Sedangkan jumlah reponden terbanyak yang menyatakan persepsi baik berasal dari Fakultas Keperawatan dan Sastra dengan jumlah 2 orang setiap fakultas dengan persentase 2%. Tiada responden yang menyatakan persepsi yang baik terhadap kebersihan makanan di warung tepi jalan di Fakultas Farmasi, Kedokteran dan Pertanian. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.3. Persepsi Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) Mengenai Kebersihan Makanan Di Warung Tepi Jalan Di Lingkungan

USU Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Persepsi Total

Buruk Sedang Baik

Laki-Laki 16 30 2 48

Perempuan 10 33 9 52

(36)

Tabel 5.4. Persepsi Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) Mengenai Kebersihan Makanan Di Warung Tepi Jalan Di Lingkungan

USU Berdasarkan Fakultas Mahasiswa

Fakultas Persepsi Total

Buruk Sedang Baik

Daripada 100 responden yang mengambil bahagian, sebanyak 58 responden atau dengan persentase 58% mengaku bahwa lingkungan sekitar warung yang mereka makan itu bersih. Sedangkan sisanya yaitu 42 responden dengan persentase 42% mengaku lingkungan sekitar warung tidak bersih

Sebanyak 34 responden atau dengan persentase 34% menyatakan warung yang mereka makan itu bebas dari lalat. Sedangkan sisanya sebanyak 68 orang dengan persentase mengaku bahwa di warung yang mereka makan

itu, terdapat lalat-lalat berterbangan.

(37)

Kurang dari setengah responden yang mengambil bahagian dalam penelitian, yaitu 26 orang dengan persentase 26% mengatakan bau di

sekitar warung menyenangkan. Sedangkan sisanya 74 orang dengan persentase 74% mengatakan bau di sekitar warung tidak menyenangkan dan mengganggu mereka.

Sebanyak 37 orang responden dengan persentase 37% mengatakan tidak terdapat parit atau selokan di sekitar warung yang mereka makan. Sedangkan 63 orang lagi dengan persentase 63% mengatakan terdapatnya parit atau selokan.

Sebanyak 43 responden, yaitu dengan persentase 43% mengatakan bahwa kain lap yang digunakan untuk mengelap piring makan di warung adalah bersih. Sedangkan 57 orang lagi dengan persentase mengatakan yang sebaliknya,yaitu kain lap yang digunakan adalah tidak bersih.

Dari 100 responden yang mengambil bahagian, 67 daripada mereka, yaitu dengan persentase 67% mengatakan bahwa terdapatnya air yang

disediakan untuk mencuci tangan di warung yang mereka makan. Sedangkan sisanya 33 orang atau persentase 33% mengatakan di warung yang mereka makan itu, tidak disediakan air untuk mencuci tangan mereka. Dari jumlah yang sama, 54 responden dengan persentase 54% mengatakan

air yang disediakan untuk mencuci tangan itu bersih dan bebas dari minyak. Manakala sisanya 46 orang dengan persentase 46% mengatakan air yang disediakan itu tidak bersih dan berminyak.

(38)

Sebanyak 89 responden,yaitu dengan persentase yang tinggi 89% mengakui bahwa makanan yang mereka makan itu dimasak sehingga matang.

Sedangkan 11 responden lagi, dengan persentase 11% mengatakan makanan yang mereka makan itu tidak dimasak dengan betul dan matang.

Daripada 100 responden, 67 orang atau dengan persentase 67% mengatakan bahwa air yang mereka minum di warung dimasak sehingga mendidih sebelum diminum. Sedangkan sisanya 33 orang dengan persentase 33% mengatakan air yang diminum itu tidak dimasak.

Sebanyak 69 responden, yaitu persentase 69% mengatakan makanan yang dimakan itu baru dimasak sebelum dihidang. Manakala sisanya 33 responden, dengan persentase 33% mengakui bahwa makanan yang mereka makan di warung itu dimasak semalaman.

Sebanyak 61 responden dengan persentase 61% mengatakan sayur-sayuran di warung yang mereka makan itu dicuci dengan bersih. Sedangkan sisanya pula mengatakan sayuran tidak dicuci dengan bersih. Daripada jumlah yang

sama, setengah daripada responden, yaitu 50 orang dengan persentase 50% mengatakan makanan yang dibeli di warung disimpan dalam wadah yang tertutup. Sedangkan sisanya mengatakan makanan tersebut tidak disimpan dalam wadah yang tertutup.

(39)

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) Mengenai Kebersihan Makanan Di Warung

Tepi Jalan Di Lingkungan USU

NO PERTANYAAN JAWAPAN

YA TIDAK

F % F %

1. Adakah lingkungan sekitar warung yang anda makan bersih ?

58 58 42 42

2. Adakah warung yang anda makan bebas dari lalat?

34 34 68 68

3. Adakah sekitar warung bebas dari debu? 15 15 85 85 4. Adakah bau di sekitar warung

menyenangkan ?

26 26 74 74

5. Adakah di sekitar warung yang anda makan, tidak terdapat parit/selokan ?

37 37 63 63

6. Apakah kain lap yang digunakan untuk mengelap piring adalah bersih ?

43 43 57 57

7. Adakah air disediakan untuk cuci tangan di warung yang anda makan?

67 67 33 33

8. Apakah air cuci yang disediakan bersih dan tidak berminyak ?

54 54 46 46

9. Adakah anda melihat juru masak tidak batuk dan bersin ke arah makanan yang akan disajikan ?

44 44 56 56

10. Apakah makanan yang anda makan telah dimasak sehingga matang ?

89 89 11 11

11. Adakah air yang anda minum dimasak sehingga mendidih ?

67 67 33 33

12. Adakah makanan yang anda makan di warung itu baru dimasak ?

69 69 31 31

13. Apakah sayuran yang anda makan di warung itu dicuci dengan bersih ?

61 61 39 39

14. Adakah makanan yang anda makan atau beli di warung tersimpan dalam wadah yang tertutup ?

50 50 50 50

15. Bagi anda, adakah kualitas (mutu) makanan adalah lebih penting daripada harga makanan yang murah ?

(40)

5.2. Pembahasan

5.2.1 Persepsi Mahasiswa

Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian adalah berjumlah 100

orang yaitu sama dengan jumlah sampel minimum penelitian yaitu 100 orang. Lebih dari setengah daripada jumlah sampel merupakan wanita yaitu sebanyak 52% seperti yang dapat dapat dilihat pada tabel 5.1. Hal ini kemungkinan disebabkan ketidakmerataan dalam pengambilan sampel dan juga dipengaruhi perbandingan jumlah mahasiswa wanita dan pria di USU.

Berdasarkan tabel 5.2, dapat kita lihat bahwa umur responden sebagian besar yaitu 24% berusia 22 tahun. Hal ini dikarenakan usia mahasiswa yang masih aktif rata-rata berusia 19-22 tahun. Pada usia ini, mahasiswa sudah biasa dengan penelitian-penelitian seperti ini dan akan memberikan kerjasama yang baik jika dibandingkan dengan mahasiswa yang baru masuk universitas dan tidak begitu terbiasa dengan kuesioner dan penelitian.

Berdasarkan tabel 5.3, wanita lebih memberi persepsi yang baik mengenai kebersihan makanan di warung tepi jalan daripada lelaki. Hal ini

dikarenakan wanita suka memilih warung yang bersih sebelum makan. Mereka lebih mementingkan kebersihan dan hanya makan di warung yang bersih. Oleh itu,persepsi mereka adalah lebih positif daripada lelaki.

(41)

sebagaimana yang kita ketahui, tahap kebersihan makanan di warung tepi jalan di sekitar lingkungan USU adalah kurang memuaskan dan mahasiswa sering ke sana untuk makan karena dekat dan senang untuk ke kuliah

seterusnya.

Menurut Depkes (2005), makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya:

a) Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki

b) Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.

c) Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.

d) Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness) .

Di Indonesia, pada umumnya setiap makanan dapat dengan leluasa beredar

dan dijual tanpa harus terlebih dahulu melalui kontrol kualitas, dan kontrol keselamatan sehingga masih lebih 70 % makanan yang dijual dihasilkan oleh produsen yang masih tradisional yang dalam proses produksinya kebanyakan masih jauh dari persyaratan kesehatan dan keselamatan,

sehingga kasus keracunan makanan meningkat (Zaenab, 2008).

(42)

Menurut Zaenab (2008), Pengolahan makanan menjadi makanan siap santap merupakan salah satu titik rawan terjadinya keracunan, banyak keracunan terjadi akibat tenaga pengolahnya yang tidak memperhatikan

aspek sanitasi. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi, yang dikenal dengan istilah Good Manufactering Practice (GMP) atau cara produksi makanan yang baik. Terjadinya kasus keracunan makanan disebabkan karena tempat pengolahan makanan dan peralatan masak .

Seorang tenaga pengolah makanan, atau penjamah makanan baik dalam mempersiapkan, mengolah, menyimpan, mengangkut, maupun menyajikan dan memperhatikan hygiene perorangannya. Salah satu contoh adalah kebersihan tangan. Biasakan mencuci tangan sebelum makan atau mengolah makanan (Zaenab, 2008).

Lebih dari setengah responden mangakui bahwa kain lap yang tidak bersih digunakan untuk mengelap piring yang telah dicuci dan juru masak batuk atau bersin ke arah makanan yang akan disajikan. Hal ini menunjukkan bahwa pengolah makanan tidak mementingkan hygiene dalam penyediaan

dan penyajian makanannya. Ini boleh menyebabkan terjadinya keracunan makanan pada mahasiswa yang makan di warung tersebut.

Daripada jawaban responden, lebih dari 50% menyatakan bahwa air untuk

(43)

Penyimpanan bahan makanan sebelum diolah perlu perhatian khusus mulai dari wadah tempat penyimpanan sampai dengan cara penyimpanannya perlu diperhatikan dengan maksud untuk menghindari terjadinya keracunan

karena kesalahan penyimpanan (Zaenab, 2008). Separuh daripada responden mengakui bahwa makanan yang dimakan tidak disimpan dalam wadah yang tertutup. Ini mungkin karena warung di tepi jalan adalah kecil dan tidak mempunyai kemudahan untuk menyimpan makanan yang banyak.

Makanan masak merupakan campuran bahan yang lunak dan sangat disukai bakteri. Bakteri akan tumbuh dan berkembang dalam makanan yang berada dalam suasana yang cocok untuk hidupnya sehingga jumlahnya menjadi banyak (Zaenab, 2008). Dari tabel 5.5 dapat diketahui bahwa makanan yang dimakan oleh 89 responden yaitu dengan persentase 89% telah dimasak dengan matang dan lebih separuh daripada jumlah responden mengatakan makanan yang mereka makan itu baru dimasak. Jadi, makanan tersebut tidak akan mudah rusak dan menimbulkan keracunan makanan.

Dari keseluruhan responden yang mengambil bahagian, kepentingan

mereka mengenai kualitas (mutu) makanan terlihat sudah baik, hal ini dapat dilihat dari tabel 5.5. Responden yang menyatakan kualitas (mutu) makanan lebih penting daripada harga makanan paling tinggi persentasenya yaitu 93% manakala persentase yang paling kecil yaitu 7% responden,

(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yaitu dengan persentase 63% memberi persepsi yang sedang, manakala 26% responden selebihnya memberi persepsi buruk dan diikuti 11% responden yang memberi persepsi baik mengenai kebersihan makanan di warung tepi jalan di sekitar lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.

6.2. Saran

1. Masih rendahnya persepsi yang baik mengenai kebersihan makanan di kalangan mahasiswa USU menunjukkan masih perlunya penyuluhan tentang kebersihan dan kesehatan kepada para pedagang warung di tepi jalan.

2. Sebaiknya para pedagang warung di tepi jalan yang menjual makanan dan minuman terutama yang berada di sekitar kampus USU lebih memperhatikan kebersihan cara pengolahan dan tempat penyimpanan makanan serta kebersihan diri agar makanan dan minuman yang dijual tidak terkontaminasi bakteri.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, E, 2002. Biostatika untuk kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta : EGC. 11-28.

Camilleri, M., Murray, J.A., 2008. Diarrhea and Constipation. In. Fauci, A.S., et al Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th edition. New York: The McGraw-Hill Companies. 247-249

Ciesla, W.P. Jr.,Guerrant, R.L., 2001. Infectious Diarrhea. In. Wilson, W.R., et al. Current Diagnosis & Treatment in Infectious Diseases. New York : Lange Medical Books.255-268

CureResearch.com , 2008. Statistics by Country for Food poisoning , Health Grades, Inc. Available from

[Accessed 8 April 2010]

Dahlan, M.S., 2005. Besar Sampel dalam Penelitian kedokteran dan Kesehatan.

Jakarta : Arkans. 19-36

Departemen Kesehatan Republik Indonesia , 2005. Intoksinasi Makanan , Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan

Department of Health and Human Services , 2005 , Foodborne Illness , Centre of Disease Control and Prevention . Available from

: . [Accessed 16 April 2010]

(46)

Notoadmojo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 79-92,112-115,117-136

Pratomo, H. 1990. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Sastroasmoro, S., Gatot, D., Kadri, N., Pudjiarto, P.S., 2008 Usulan Penelitian. Dalam : Sastroasmoro, S., Ismael, S., Dasar – dasar Metodologi

Penelitian Klinis. Edisi Ketiga. Jakarta : Sagung Seto. 46-51

WHO Media centre , 2007 , Food safety and foodborne illness , World Health Organization (WHO) . Available from

2010]

Zaenab, 2008

(47)

LAMPIRAN 1 : RIWAYAT HIDUP PENELITI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Logapragash Kandasamy Tempat / Tanggal Lahir : Sabah / 9 Juli 1988 Agama : Hindu

Alamat : Tasbi 2, Blok 6/74, Medan

(48)

LAMPIRAN 2 : Kuesioner Penelitian

PERSEPSI MAHASISWA/I USU TENTANG KEBERSIHAN MAKANAN DI WARUNG TEPI JALAN DI SEKITAR LINGKUNGAN USU

Nama Mahasiswa:___________________________ Bahagian I : Demografi

Tanggal Lahir: ___/___/___

Alamat:__________________________________________ Fakultas:___________________________

Stambuk:__________________________

Tanggal diisi kuesioner: __________________________

Adakah anda pernah makan di warung tepi jalan : _______________ dalam masa 1 bulan terakhir ini?

Tandakan (√) pada ruangan yang sesuai.

PERTANYAAN YA TIDAK

Bahagian A : Kebersihan di sekitar warung tepi jalan 1. Adakah lingkungan sekitar warung yang anda makan

bersih ?

2. Adakah warung yang anda makan bebas dari lalat?

3. Adakah sekitar warung bebas dari debu?

4. Adakah bau di sekitar warung menyenangkan ? 5. Adakah di sekitar warung yang anda makan, tidak

(49)

Bahagian B : Kebersihan peralatan masak dan makan 6. Apakah kain lap yang digunakan untuk mengelap

piring adalah bersih ?

7. Adakah air disediakan untuk cuci tangan di warung yang anda makan?

8. Apakah air cuci yang disediakan bersih dan tidak berminyak ?

Bahagian C : Kebersihan penyaji dan pekerja 9. Adakah anda melihat juru masak tidak batuk dan

bersin ke arah makanan yang akan disajikan ?

Bahagian D : Makanan dan minuman

10. Apakah makanan yang anda makan telah dimasak sehingga matang ?

11. Adakah air yang anda minum dimasak sehingga mendidih ?

12. Adakah makanan yang anda makan di warung itu baru dimasak ?

13. Apakah sayuran yang anda makan di warung itu dicuci dengan bersih ?

14. Adakah makanan yang anda makan atau beli di warung tersimpan dalam wadah yang tertutup ? 15. Bagi anda, adakah kualitas (mutu) makanan adalah

(50)

LAMPIRAN 3 : Informed Consent

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

INFORMED CONSENT

Saya Logapragash Kandasamy, mahasiswa Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2007 akan melakukan penelitian mengenai persepsi mahasiswa USU mengenai kebersihan makanan di warung tepi jalan di sekitar lingkungan USU. Penelitian ini dilakukan dengan meminta responden untuk

mengisi kuesioner yang diedarkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa/i USU tentang kebersihan makanan di warung tepi jalan di sekitar

lingkungan USU. Setiap maklumat pribadi saudara yang terdapat dalam kuesioner ini tidak akan disebarluaskan dan akan dijamin kerahasiaannya. Adapun informasi yang saya terima tersebut hanya akan digunakan sebagai data penelitian. Dan sangat diharapkan saudara/i untuk menjawab kuesioner ini dengan jujur.

Setelah mengetahui tujuan penelitian di atas, jika saudara/i bersedia untuk mengisi kuesioner ini, mohon untuk tandatangan di tempat yang telah disediakan.

Medan, Oktober 2010, Peneliti, Responden,

Gambar

Tabel 4.1. Tabel Jumlah Responden Yang Menjawab Kuesioner Di Setiap Fakultas Di Universitas Sumatera Utara (USU)
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Untuk Tiap Pertanyaan Dalam
Tabel 5.1 Karakteristik Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.2 Karakteristik Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) Berdasarkan Umur
+4

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR INTERNAL HASIL BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PRODI PTB JPTS FPTK UPI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil pengukuran persen kadar kobalt dalam kompleks kobalt(II)-sulfisoksazol adalah 5,28  0,14 %, sedang kadar kobalt dalam kompleks secara teoritis dengan berbagai kemungkinan

Mutu produk crumb rubber SIR 20 diperbaiki dengan cara: bahan baku harus dilakukan pengujian untuk melihat tingkat kadar kotoran yang terkandung didalam lateks ;

Pasal-pasal yang ada dalam UU KDRT tersebut telah memberi peluang untuk dapat menciptakan hukum yang lebih berkeadilan gender, karena UU ini secara keseluruhan

Pengawasan represif merupakan instrumen penyelenggaraan otonomi dalam negara kesatuan yang pada satu sisi memberi kepercayaan sepenuhnya kepada pemerintahan daerah membentuk

Hasil penelitian ini konsisten dengan Merdiyat, Ahmad, dan Putri, 2012 serta Septia, 2015 yang menunjukkan hasil bahwa kebijakan dividentidak berpengaruh signifikan

Problematika lainnya yang hampir sama dengan di Indonesia adalah masih banyaknya anak putus sekolah di Pakistan demikian pula halnya dengan di Indonesia, padahal ada undang-undang