• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kerja Praktek Lapangan (PKL)Di Kejaksanaan Tinggi Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Kerja Praktek Lapangan (PKL)Di Kejaksanaan Tinggi Jawa Barat"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Sejarah Kejaksaan

1.1.1 Sebelum Reformasi

Istilah Kejaksaan sebenarnya sudah ada sejak lama di Indonesia. Pada

zaman kerajaan Hindu-Jawa di Jawa Timur, yaitu pada masa Kerajaan Majapahit,

istilah dhyaksa, adhyaksa, dan dharmadhyaksa sudah mengacu pada posisi dan

jabatan tertentu di kerajaan. Istilah-istilah ini berasal dari bahasa kuno, yakni dari

kata-kata yang sama dalam Bahasa Sansekerta.

Seorang peneliti Belanda, W.F. Stutterheim mengatakan bahwa dhyaksa

adalah pejabat negara di zaman Kerajaan Majapahit, tepatnya di saat Prabu

Hayam Wuruk tengah berkuasa (1350-1389 M). Dhyaksa adalah hakim yang

diberi tugas untuk menangani masalah peradilan dalam sidang pengadilan. Para

dhyaksa ini dipimpin oleh seorang adhyaksa, yakni hakim tertinggi yang

memimpin dan mengawasi para dhyaksa tadi.

Kesimpulan ini didukung peneliti lainnya yakni H.H. Juynboll, yang

mengatakan bahwa adhyaksa adalah pengawas (opzichter) atau hakim tertinggi

(2)

bahkan menyebut bahwa patih terkenal dari Majapahit yakni Gajah Mada, juga

adalah seorang adhyaksa. 1

Pada masa pendudukan Belanda, badan yang ada relevansinya dengan

jaksa dan Kejaksaan antara lain adalah Openbaar Ministerie. Lembaga ini yang

menitahkan pegawai-pegawainya berperan sebagai Magistraat dan Officier van

Justitie di dalam sidang Landraad (Pengadilan Negeri), Jurisdictie Geschillen

(Pengadilan Justisi) dan Hooggerechtshof (Mahkamah Agung ) dibawah perintah

langsung dari Residen / Asisten Residen.

Hanya saja, pada prakteknya, fungsi tersebut lebih cenderung sebagai

perpanjangan tangan Belanda belaka. Dengan kata lain, jaksa dan Kejaksaan pada

masa penjajahan belanda mengemban misi terselubung yakni antara lain:

a. Mempertahankan segala peraturan Negara

b. Melakukan penuntutan segala tindak pidana

c. Melaksanakan putusan pengadilan pidana yang berwenang

Fungsi sebagai alat penguasa itu akan sangat kentara, khususnya dalam

menerapkan delik-delik yang berkaitan dengan hatzaai artikelen yang terdapat

dalam Wetboek van Strafrecht (WvS).

Peranan Kejaksaan sebagai satu-satunya lembaga penuntut secara resmi

difungsikan pertama kali oleh Undang-Undang pemerintah zaman pendudukan

1

(3)

tentara Jepang No. 1/1942, yang kemudian diganti oleh Osamu Seirei No.3/1942,

No.2/1944 dan No.49/1944. Eksistensi kejaksaan itu berada pada semua jenjang

pengadilan, yakni sejak Saikoo Hoooin (pengadilan agung), Koootooo Hooin

(pengadilan tinggi) dan Tihooo Hooin (pengadilan negeri). Pada masa itu, secara

resmi digariskan bahwa Kejaksaan memiliki kekuasaan untuk:

1. Mencari (menyidik) kejahatan dan pelanggaran

2. Menuntut Perkara

3. Menjalankan putusan pengadilan dalam perkara kriminal.

4. Mengurus pekerjaan lain yang wajib dilakukan menurut hukum.

Begitu Indonesia merdeka, fungsi seperti itu tetap dipertahankan dalam

Negara Republik Indonesia. Hal itu ditegaskan dalam Pasal II Aturan Peralihan

UUD 1945, yang diperjelas oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 1945.

Isinya mengamanatkan bahwa sebelum Negara R.I. membentuk badan-badan dan

peraturan negaranya sendiri sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar,

maka segala badan dan peraturan yang ada masih langsung berlaku.

Karena itulah, secara yuridis formal, Kejaksaan R.I. telah ada sejak

kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, yakni tanggal 17 Agustus 1945. Dua

hari setelahnya, yakni tanggal 19 Agustus 1945, dalam rapat Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI) diputuskan kedudukan Kejaksaan dalam struktur

(4)

Kejaksaan RI terus mengalami berbagai perkembangan dan dinamika secara

terus menerus sesuai dengan kurun waktu dan perubahan sistem pemerintahan.

Sejak awal eksistensinya, hingga kini Kejaksaan Republik Indonesia telah

mengalami 22 periode kepemimpinan Jaksa Agung. Seiring dengan perjalanan

sejarah ketatanegaraan Indonesia, kedudukan pimpinan, organisasi, serta tata cara

kerja Kejaksaan RI, juga juga mengalami berbagai perubahan yang disesuaikan

dengan situasi dan kondisi masyarakat, serta bentuk negara dan sistem

pemerintahan.

Menyangkut Undang-Undang tentang Kejaksaan, perubahan mendasar

pertama berawal tanggal 30 Juni 1961, saat pemerintah mengesahkan

Undang-Undang Nomor 15 tahun 1961 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kejaksaan RI.

Undang-Undang ini menegaskan Kejaksaan sebagai alat negara penegak hukum

yang bertugas sebagai penuntut umum (pasal 1), penyelenggaraan tugas

departemen Kejaksaan dilakukan Menteri / Jaksa Agung (Pasal 5) dan susunan

organisasi yang diatur oleh Keputusan Presiden. Terkait kedudukan, tugas dan

wewenang Kejaksaan dalam rangka sebagai alat revolusi dan penempatan

kejaksaan dalam struktur organisasi departemen, disahkan Undang-Undang

Nomor 16 tahun 1961 tentang Pembentukan Kejaksaan Tinggi.

Pada masa Orde Baru ada perkembangan baru yang menyangkut Kejaksaan RI

sesuai dengan perubahan dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1961 kepada

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991, tentang Kejaksaan Republik Indonesia.

(5)

serta tata cara institusi Kejaksaan yang didasarkan pada adanya Keputusan

Presiden No. 55 tahun 1991 tertanggal 20 November 1991.

1.1.2 Masa Reformasi

Masa Reformasi hadir ditengah gencarnya berbagai sorotan terhadap

pemerintah Indonesia serta lembaga penegak hukum yang ada, khususnya dalam

penanganan Tindak Pidana Korupsi. Karena itulah, memasuki masa reformasi

Undang-undang tentang Kejaksaan juga mengalami perubahan, yakni dengan

diundangkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 untuk menggantikan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991. Kehadiran undang-undang ini disambut

gembira banyak pihak lantaran dianggap sebagai peneguhan eksistensi Kejaksaan

yang merdeka dan bebas dari pengaruh kekuasaan pemerintah, maupun pihak

lainnya.

Dalam Undang-Undang No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI, Pasal 2

ayat (1) ditegaskan bahwa “Kejaksaan R.I. adalah lembaga pemerintah yang

melaksanakan kekuasaan negara dalam bidang penuntutan serta kewenangan lain

berdasarkan undang-undang”. Kejaksaan sebagai pengendali proses perkara

(Dominus Litis), mempunyai kedudukan sentral dalam penegakan hukum, karena

hanya institusi Kejaksaan yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat

diajukan ke Pengadilan atau tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut

Hukum Acara Pidana. Disamping sebagai penyandang Dominus Litis, Kejaksaan

juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana putusan pidana (executive

(6)

lebih kuat dalam menetapkan kedudukan dan peran Kejaksaan RI sebagai

lembaga negara pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang

penuntutan.

Mengacu pada UU tersebut, maka pelaksanaan kekuasaan negara yang

diemban oleh Kejaksaan, harus dilaksanakan secara merdeka. Penegasan ini

tertuang dalam Pasal 2 ayat (2) UU No. 16 Tahun 2004, bahwa Kejaksaan adalah

lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan

secara merdeka. Artinya, bahwa dalam melaksanakan fungsi, tugas dan

wewenangnya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh

kekuasaan lainnya. Ketentuan ini bertujuan melindungi profesi jaksa dalam

melaksanakan tugas profesionalnya. UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan

R.I. juga telah mengatur tugas dan wewenang Kejaksaan sebagaimana ditentukan

dalam Pasal 30, yaitu :

(1) Di bidang pidana, Kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang:

a. Melakukan penuntutan;

b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap;

c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat,

putusan pidana pengawasan, dan keputusan bersyarat;

d. Melaksanakan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan

(7)

e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan

pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam

pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.

(2) Di bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan dengan kuasa khusus

dapat bertindak di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara

atau pemerintah

(3) Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut

menyelenggarakan kegiatan:

a. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;

b. Pengamanan kebijakan penegakan hukum;

c. Pengamanan peredaran barang cetakan;

d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat

dan negara;

e. Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;

f. Penelitian dan pengembangan hukum statistik kriminal.

Selain itu, Pasal 31 UU No. 16 Tahun 2004 menegaskan bahwa Kejaksaan

dapat meminta kepada hakim untuk menetapkan seorang terdakwa di rumah sakit

atau tempat perawatan jiwa, atau tempat lain yang layak karena bersangkutan

tidak mampu berdiri sendiri atau disebabkan oleh hal-hal yang dapat

membahyakan orang lain, lingkungan atau dirinya sendiri. Pasal 32

(8)

wewenang tersebut dalam undang-undang ini, Kejaksaan dapat diserahi tugas dan

wewenang lain berdasarkan undang-undang. Selanjutnya Pasal 33 mengatur

bahwa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Kejaksaan membina

hubungan kerjasama dengan badan penegak hukum dan keadilan serta badan

negara atau instansi lainnya. Kemudian Pasal 34 menetapkan bahwa Kejaksaan

dapat memberikan pertimbangan dalam bidang hukum kepada instalasi

pemerintah lainnya.

Pada masa reformasi pula Kejaksaan mendapat bantuan dengan hadirnya

berbagai lembaga baru untuk berbagi peran dan tanggungjawab. Kehadiran

lembaga-lembaga baru dengan tanggung jawab yang spesifik ini mestinya

dipandang positif sebagai mitra Kejaksaan dalam memerangi korupsi.

Sebelumnya, upaya penegakan hukum yang dilakukan terhadap tindak pidana

korupsi, sering mengalami kendala. Hal itu tidak saja dialami oleh Kejaksaan,

namun juga oleh Kepolisian RI serta badan-badan lainnya. Kendala tersebut

antara lain:

1. Modus operandi yang tergolong canggih

2. Pelaku mendapat perlindungan dari korps, atasan, atau teman-temannya

3. Objeknya rumit (compilicated), misalnya karena berkaitan dengan

berbagai peraturan

4. Sulitnya menghimpun berbagai bukti permulaan

(9)

6. Perbedaan persepsi dan interprestasi (di kalangan lembaga penegak hukum

yang ada)

7. Sarana dan prasarana yang belum memadai

8. Teror psikis dan fisik, ancaman, pemberitaan negatif, bahkan penculikan

serta pembakaran rumah penegak hukum

Upaya pemberantasan korupsi sudah dilakukan sejak dulu dengan

pembentukan berbagai lembaga. Kendati begitu, pemerintah tetap mendapat

sorotan dari waktu ke waktu sejak rezim Orde Lama. Undang-Undang Tindak

Pidana Korupsi yang lama yaitu UU No. 31 Tahun 1971, dianggap kurang bergigi

sehingga diganti dengan UU No. 31 Tahun 1999. Dalam UU ini diatur

pembuktian terbalik bagi pelaku korupsi dan juga pemberlakuan sanksi yang lebih

berat, bahkan hukuman mati bagi koruptor. Belakangan UU ini juga dipandang

lemah dan menyebabkan lolosnya para koruptor karena tidak adanya Aturan

Peralihan dalam UU tersebut. Polemik tentang kewenangan jaksa dan polisi dalam

melakukan penyidikan kasus korupsi juga tidak bisa diselesaikan oleh UU ini.

Akhirnya, UU No. 30 Tahun 2002 dalam penjelasannya secara tegas

menyatakan bahwa penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang dilakukan

secara konvensional selama ini terbukti mengalami berbagai hambatan. Untuk itu,

diperlukan metode penegakan hukum luar biasa melalui pembentukan sebuah

badan negara yang mempunyai kewenangan luas, independen, serta bebas dari

kekuasaan manapun dalam melakukan pemberantasan korupsi, mengingat korupsi

(10)

Karena itu, UU No. 30 Tahun 2002 mengamanatkan pembentukan pengadilan

Tindak Pidana Korupsi yang bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus

tindak pidana korupsi. Sementara untuk penuntutannya, diajukan oleh Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) yang terdiri dari Ketua dan 4 Wakil

Ketua yang masing-masing membawahi empat bidang, yakni Pencegahan,

Penindakan, Informasi dan Data, Pengawasan internal dan Pengaduan masyarakat.

Dari ke empat bidang itu, bidang penindakan bertugas melakukan penyidikan

dan penuntutan. Tenaga penyidiknya diambil dari Kepolisian dan Kejaksaan RI.

Sementara khusus untuk penuntutan, tenaga yang diambil adalah pejabat

fungsional Kejaksaan. Hadirnya KPK menandai perubahan fundamental dalam

hukum acara pidana, antara lain di bidang penyidikan.

1.1.3 Pengertian Kejaksaan

Kejaksaan R.I. adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan

negara, khususnya di bidang penuntutan. Sebagai badan yang berwenang dalam

penegakan hukum dan keadilan, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang

dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kejaksaan Agung,

Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri merupakan kekuasaan negara khususnya

dibidang penuntutan, dimana semuanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang

(11)

Gambar 1.1

Kejaksaan Negri RI

Sumber : Internet Kejaksaan

Mengacu pada Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 yang menggantikan

UU No. 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan R.I., Kejaksaan sebagai salah satu

lembaga penegak hukum dituntut untuk lebih berperan dalam menegakkan

supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum, penegakan hak asasi

manusia, serta pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Di dalam

UU Kejaksaan yang baru ini, Kejaksaan RI sebagai lembaga negara yang

melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan harus melaksanakan fungsi,

tugas, dan wewenangnya secara merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan

pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya (Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2004).

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Kejaksaan dipimpin oleh

(12)

Kejaksaan Tinggi pada tiap provinsi. UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan

Republik Indonesia juga mengisyaratkan bahwa lembaga Kejaksaan berada pada

posisi sentral dengan peran strategis dalam pemantapan ketahanan bangsa. Karena

Kejaksaan berada di poros dan menjadi filter antara proses penyidikan dan proses

pemeriksaan di persidangan serta juga sebagai pelaksana penetapan dan keputusan

pengadilan. Sehingga, Lembaga Kejaksaan sebagai pengendali proses perkara

(Dominus Litis), karena hanya institusi Kejaksaan yang dapat menentukan apakah

suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau tidak berdasarkan alat bukti yang

sah menurut Hukum Acara Pidana.

Perlu ditambahkan, Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi

pelaksana putusan pidana (executive ambtenaar). Selain berperan dalam perkara

pidana, Kejaksaan juga memiliki peran lain dalam Hukum Perdata dan Tata Usaha

Negara, yaitu dapat mewakili Pemerintah dalam Perkara Perdata dan Tata Usaha

Negara sebagai Jaksa Pengacara Negara. Jaksa sebagai pelaksana kewenangan

tersebut diberi wewenang sebagai Penuntut Umum serta melaksanakan putusan

pengadilan, dan wewenang lain berdasarkan Undang-Undang.

1.1.4 Logo dan Maknanya 1.4.1 Logo

Sebagaimana perusahaan besar lainnya yang memliki cirri berupa

(13)

Gambar 1.2 Logo

Sumber : Internet Kejaksaan

1.4.2 Makna Lambang Kejaksaan

Bintang bersudut tiga

Bintang adalah salah satu benda alam ciptaan Tuhan Yang Maha

Esa yang tinggi letaknya dan memancarkan cahaya abadi. Sedangkan

jumlah tiga buah merupakan pantulan dari Trapsila Adhyaksa sebagai

landasan kejiwaan warga Adyaksa yang harus dihayati dan diamalkan.

Pedang

senjata pedang melambangkan kebenaran, senjata untuk

(14)

Timbangan

Timbangan adalah lambang keadilan, keadilan yang

diperoleh melalui keseimbangan antara suratan dan siratan rasa.

Padi dan Kapas

Padi dan kapas melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran

yang menjadi dambaan masyarakat.

Seloka ”Satya Adi Wicaksana”

Merupakan Trapsila Adhyaksa yang menjadi landasan jiwa dan

raihan cita-cita setiap warga Adhyaksa dan mempunyai arti serta

makna:

 Satya : Kesetiaan yang bersumber pada rasa jujur, baik terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, terhadap diri pribadi dan keluarga maupun

kepada sesama manusia.

 Adi : kesempurnaan dalam bertugas dan yang berunsur utama,

bertanggungjawab baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terhadap

keluarga dan terhadap sesama manusia.

 Wicaksana : Bijaksana dalam tutur-kata dan tingkah laku,

(15)

1.4. 3 Makna tata warna

 Warna kuning diartikan luhur, keluhuran makna yang dikandung

dalam gambar/lukisan, keluhuran yang dijadikan cita-cita.

 Warna hijau diberi arti tekun, ketekunan yang menjadi landasan

pengejaran/pengraihan cita-cita.

1.1.5 Visi dan Misi

1.5.1 Visi

"Mewujudkan Kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum yang

melaksanakan tugasnya secara independen dengan menjunjung

tinggi HAM dalam negara hukum berdasarkan Pancasila”

1.5.2 Misi

 Menyatukan tata pikir, tata laku dan tata kerja dalam penegakan

hukum

 Optimalisasi pemberantasan KKN dan penuntasan pelanggaran

HAM

 Menyesuaikan sistem dan tata laksana pelayanan dan penegakan

(16)

kesopanan dengan memperhatikan rasa keadilan dan nilai-nilai

kemanusiaan dalam masyarakat.

1.1.6 Tugas dan Wewenang Kejaksaan

Berdasarkan Pasal 30 Undang Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang

Kejaksaan Republik Indonesia, berikut adalah tugas dan wewenang Kejaksaan.

Di bidang pidana :

 melakukan penuntutan;

 melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap;

 melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat,

putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;

 melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan

undang- undang;

 melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan

pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam

pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.

Di bidang perdata dan tata usaha negara : Kejaksaan dengan kuasa khusus, dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama

negara atau pemerintah. Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum, Kejaksaan turut menyelenggarakan kegiatan:

(17)

 pengamanan kebijakan penegakan hukum;

 pengawasan peredaran barang cetakan;

 pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat

dan negara;

 pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;

 penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

1.1.7 Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

Kejaksaan Tinggi adalah Kejaksaan di Ibu kota Propinsi dengan daerah

hukum meliputi wilayah Propinsi yang bersangkutan. Kepala Kejaksaan Tinggi

dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang Wakil Kepala Kejaksaan

Tinggi dan dibantu oleh beberapa orang unsur pembantu pimpinan dan unsur

pelaksana. Kanal ini memuat informasi, data, serta bebagai perkembangan lain di

(18)

Gambar 1.3

Peta Indonesia

Sumber : Internet Kejaksaan

Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat dipimpin oleh Drs. H Mohammad

Amari, SH. MH. Sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi. Kantor Kejati ini berada di

JL. RE. Martadinata No. 54, Bandung. Telp. 022-423 9375. Kejati Jawa Barat

adalah kejaksaan di ibukota provinsi Jawa Barat, dengan wilayah tugas meliputi

wilayah provinsi yang bersangkutan.

1.7.1 Tugas

Melaksanakan tugas dan wewenang serta fungsi Kejaksaan di daerah

hukum Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan sesuai dengan peraturan

perundangan-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa serta

(19)

1.7.2 Fungsi

1. Perumusan kebijaksanaan pelaksanaan dan kebijaksanaan teknis

pemberian bimbingan dan pembinaan serta pemberian perijinan sesuai

dengan bidang tugasnya berdasarkan peraturan perundang-undangan dan

kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung;

2. penyelengaraan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana,

pembinaan manajemen, administrasi, organisasi dan tatalaksanaan serta

pengelolaan atas milik negara menjadi tanggung jawabnya;

3. pelaksanaan penegakan hukum baik preventif maupun yang berintikan

keadilan di bidang pidana;.

4. pelaksanaan pemberian bantuan di bidang intelijen yustisial, dibidang

ketertiban dan ketentraman umum, pemberian bantuan,

pertimbangan, pelayanan dan penegaakan hukum di bidang perdata

dan tata usaha negara serta tindakan hukum dan tugas lain, untuk

menjamin kepastian hukum, kewibawaanm pemerintah dan

penyelamatan kekayaan negara, berdasarkan peraturan

perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan Jaksa Agung;

5. penempatan seorang tersangka atau terdakwa di rumah sakit atau tempat

perawatan jiwa atau tempat lain yang layak berdasarkan penetapan Hakim

karena tidak mampu berdiri sendiri atau disebabkan hal - hal yang dapat

(20)

6. pemberian pertimbangan hukum kepada instansi pemerintah, penyusunan

peraturan perundang-undangan serta peningkatan kesadaran hukum

masyarakat;

7. koordinasi, pemberian bimbingan dan petunjuk teknis serta pengawasan,

baik di dalam maupun dengan instansi terkait atas pelaksanaan tugas dan

fungsinya berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan

yang ditetapkan oleh Jaksa Agung.

1.2Sejarah Divisi (bagian) Tempat PKL

Asisten Intelijen merupakan bagian dari Administrasi Umum Kejaksaan

yang meliputi keseluruhan proses kegiatan dan operasi intelijen yustisial baik

preventif maupun represif serta penyuluhan dan penerangan hukum, berupa

pencatatan proses penanganan dalam bentuk surat registerdan laporan. Dalam

melaksanakan tugasnya asisten intelijen dibantu oleh beberapa kasi,

diantaranya :

1. Kasi. Sosial dan Politik

2. Kasi. Ekonomi dan Keuangan

3. Kasi. Prodsarin (Produksi Sarana Intelijen)

4. Kasi. Penkum Humas

Pekum humas ini berada pada naungan Asistan Intelijen dan dikepalai oleh

seorang Kasi Penkum dan Humas. Pada Kasi Penkum dan Humas dipimpin oleh

Suryo Atmono, SH. Secara garis besar penkum humas merekomendasikan pada

(21)

edukasidiluar instrument represif melalui peningkatan program BINMATKUM

baik yang ada di pusat maupun daerah.

1.3Struktur Perusahaan /Instansi

Gambar 1.4

Struktur Organisasi Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

(22)

1.4Struktur Divisi Humas

Gambar 1.5

Struktur Organisasi Asisten Intelijen

(23)

1.5Job deskription

Pada job deskription dalam penkum dan humas terdapat di pasal 540,541,

542 dan 543, sebagai berikut :

Pasal 540

Seksi penerangan hukum dan hubungan masyarakat mempunyai tugas

melakukan kegiatan dibidang penerangan hukum dan hubungan masyarakat

untuk mendukung kegiatan dan operasi intelijen yustisial.

Pasal 541

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 540, seksi

penerapan hukum dan hubungan masyarakat menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan bahan laporan pelaksanaan rencana dan program kerja ,

serta laporan pelaksanaannya.

b) Penyiapan perumusan pelaksanaan teknis penerangan, publikasi,

hubungan masyarakat dan dokumentasi.

c) Pelaksanaan pengumpulan dan pengelolaan data dari Kejaksaan Negri

di wilayah hukum Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan untuk kegiatan

publikasi serta pembinaan masyarakat.

d) Pelaksanaan pembinaan kerjasama denganinstansi terkaitdan

organisasi sosial kemasyarakatan dalam rangka program penerangan

hukum dan pembinaan kesadaran hukum masyarakat.

(24)

Pasal 542

Seksi Penerangan Hukum dan Hubungan Masyarakat terdiri dari :

a) Subseksi Penerangan Hukum

b) Subseksi Hubungan Masyarakat

Pasal 543

1. Subseksi penerangan hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan dan

pemberian penerangan hukum mengenai berbagai masalah yang

menyangkut kegiatan Kejaksaan, melakukan urusan dokumentasi, serta

penyiapan bahan-bahan untuk pelaksanaan penerangan hukum kepada

masyarakat dan instansi pemerintah swasta.

2. Subseksi Hubungan Masyarakat mempuyai tugas melakukanpenyiapan

dan pemantauan berita-berita serta menampung aspirasi dan pendapat

umum mengenai masalah dalam masyarakat yang berkaitan dengan

Kejaksaan dan pelaksanaan hubungan dan lembaga legislatif di daerah,

instansi pemerintahan, mass media dan masyarakat.

1.6Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

adalah sebagai berikut :

Pengendaraan kendaraan dinas operasional 1. Kendaraan Tahanan

Kendaraan tahanan roda 6 merk Toyota Dyna Rhino dari Kejagung RI

(25)

Tabel 1.1

Kendaraan operasional Tahanan Toyota Dyna Rhino

No. Nama Kejati dan Kejari Banyaknya

1. Kejati Jabar 1 (satu) unit

2. Kejari Sukabumi 1 (satu) unit

3. Kejari Bogor 1 (satu) unit

4. Kejari Purwakarta 1 (satu) unit

5. Kejari Tasikmalaya 1 (satu) unit

Sumber : Arsip Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, 2010

2. Kendaraan Operasional

Kendaraan operasional roda 4 merk Toyota Innova dari proyek

sebanyak 13 unit masing-masing :

Tabel 1.2

Kendaraan operasional Toyota Innova

No. Nama Kejati dan Kejari Banyaknya

1. Kejati Jabar 7 (tujuh) unit

(26)

3. Kejari Cirebon 1 (satu) unit

4. Kejari Sumber 1 (satu) unit

5. Kejari Garut 1 (satu) unit

6. Kejari Banjar 1 (satu) unit

7. Kejari Bogor 1 (satu) unit

Sumber : Arsip Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, 2010

3. Kendaraan Roda 2 (sepeda motor)

Sepeda motor merk Honda Supra Fit sebanyak 15 unit dari Proyek,

masing-masing :

Tabel 1.3

Kendaraan Roda 2 Honda Supra Fit

No. Nama Kejari Banyaknya

1. Kejari Purwakarta 1 (satu) unit

2. Kejari Bale Bandung 1 (satu) unit

3. Kejari Bandung 1 (satu) unit

4. Kejari Cirebon 1 (satu) unit

(27)

6. Kejari Kuningan 1 (satu) unit

7. Kejari Cikarang 1 (satu) unit

8. Kejari Banjar 1 (satu) unit

9. Kejari Bekasi 1 (satu) unit

10. Kejari Ciamis 1 (satu) unit

11. Kejari Cibadak 1 (satu) unit

12. Kejari Cibinong 1 (satu) unit

13. Kejari Garut 1 (satu) unit

14. Kejari Karawang 1 (satu) unit

15. Kejari Sumber 1 (satu) unit

Sumber : Arsip Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, 2010

Pengadaan peralatan kantor 1. Komputer dan Laptop

Tabel 1.4

Personal computer sebanyak 30 unit dari Proyek

No. Nama Kejati dan Kejari Banyaknya

1. Kejati Jabar 15 (lima belas) unit

(28)

3. Kejari Banjar 1 (satu) unit

4. Kejari Bekasi 1 (satu) unit

5. Kejari Bogor 1 (satu) unit

6. Kejari Ciamis 1 (satu) unit

7. Kejari Cibinong 1 (satu) unit

8. Kejari Cikarang 1 (satu) unit

9. Kejari Cirebon 1 (satu) unit

10. Kejari Depok 1 (satu) unit

11. Kejari Garut 1 (satu) unit

12. Kejari Karawang 1 (satu) unit

13. Kejari Kuningan 1 (satu) unit

14. Kejari Majalengka 1 (satu) unit

Sumber : Arsip Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, 2010

2. Proyektor

Sebanyak 3 (tiga) unit dari proyek, dan 2 (dua) unit dari Kejagung RI.

3. Portable Wireless Amplifier

(29)

4. IP-PABX VOIP Sistem Siemen

Sebanyak 1 (satu) paket dari Kejagung RI.

5. Video Conference Sistem Sony

Sebanyak 1 (satu) paket dari Kejagung RI.

6. Meubelair dari proyek

Diperuntukkan bagi Kejati Jabar dan Kejari-kejari :

Tabel 1.5

Meubelair

No. Nama Barang Banyaknya

1. Meja biro 120 (seratus dua puluh) buah

2. Lemari kayu 60 (enam puluh) buah

3. Meja rapat 8 (delapan) set

4. Meja ½ biro 290 (dua ratus smbilan puluh)

buah

5. Rak kayu 96 (sembilan puluh enam)

buah

6. Sofa 21 (dua puluh satu) set

(30)

Tabel 1.6

Diperuntukkan bagi Kejati Jabar

No. Nama Barang Banyaknya

1. Kursi tamu 10 (sepuluh) set

2. Meja biro sedang 6 (enam) buah

3. Tempat tidur 1 (satu) buah

4. Lemari pakaian 1 (satu) buah

5. Meja baca 3 (tiga) buah

6. Meja makan 1 (satu) buah

7. Bufet 2 (dua) buah

8. Rak surat 1 (satu) buah

Sumber : Arsip Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, 2010

Tabel 1.7

Diperuntukkan bagi Kejari-kejari

No. Nama Barang Banyaknya

1. Cardenza 7 (tujuh) buah

2. Lemari buku 12 (dua belas) buah

(31)

7. Ac dari proyek

Tabel 1.8

Ac

No. Jenis AC Banyaknya Diperuntukkan

1. 1 PK 20 (dua puluh)

buah

Kejati Jabar dan Kejari-Kejari.

2. 2 PK 3 (tiga) buah 3 (tiga) Kejari.

3. 3 PK 2 (dua) buah Kejati Jabar.

Sumber : Arsip Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, 2010

8. PABX Sebanyak 1 (satu) buah dari proyek

9. Panaboard sebanyak 1 (satu) buah dari proyek

10.Pompa air sebanyak 6 (enam) buah dari proyek

11.Penangkal Petir untuk 6 (enam) titik dari proyek

12.Pemadam kebakaran sebanyak 24 (dua puluh empat) buah dari proyek untuk Kejati dan Kejari

13.Filling Cabinet sebanyak 154 (seratus lima puluh empat) buah dari proyek untuk Kejati dan Kejari

14.Mesin Tik Manual sebanyak 23 (dua puluh tiga) buah dari proyek unutk Kejari-Kejari.

15.Brankas sebanyak 11 (sebelas) buah dari proyek untuk Kejati dan Kejari-Kejari.

(32)

17.Vertikal Blinds sebanyak 175 (seratus tujuh puluh lima) meter dari proyek.

18.Lemari besi sebanyak 49 (empat puluh sembilan) buah dari proyek untuk Kejati dan Kejari-Kejari.

19.Kursi kerja sebanyak 350 (tiga ratus lima puluh) buah dari proyek untuk Kejati dan Kejari-Kejari.

20.Kursi rapat sebanyak 48 (empat puluh delapan) buah dari proyek untuk Kejati dan Kejari-Kejari.

21.Kursi undangan sebanyak 100 (seratus) buah dari proyek.

22.Kursi hadap sebanyak 170 (seratus tujuh puluh) buah dari proyek untuk Kejati dan Kejari-Kejari.

23.Kursi direktur sebanyak 8 (delapan) buah dari proyek untuk Kejati dan Kejari-Kejari.

24.Ordner plastik sebanyak 2.500 (dua ribu lima ratus) buah dari proyek.

(33)

1.7Lokasi dan waktu PKL 1.7.1 Lokasi PKL

Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat dipimpin oleh Sugiyanto, SH. MH

sebagai kepala Kejati. Kantor Kejati ini berada di JL. RE. Martadinata No. 54,

Bandung. Telp. 022-423 9375. Kejati Jawa Barat adalah kejaksaan di ibukota

provinsi Jawa Barat, dengan wilayah tugas meliputi wilayah provinsi yang

bersangkutan.

1.7.2 Waktu PKL

Pelaksanaan PKL terhitung dari tanggal 5 Juli 2010 sampai dengan 5

(34)

BAB II

PELAKSANAAN PKL

2.1Aktifitas Kegiatan Pelaksanaan PKL

Selama berlangsungnya Praktek Kerja Lapangan, penulis melakukan

berbagai kegiatan berupa kegiatan yang sifatnya rutin (dilakukan hampir

setiap hari kerja) dan kegiatan insedental (dilakukan pada waktu atau

acara tertentu saja).

Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan PKL yang telah penulis lakukan

selama 1 bulan lebih, yakni mulai tanggal 05 juli 2010 s/d 05 Agustus

2010, adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Jadwal Kegiatan Selama PKL

No. Hari/tanggal Jenis Kegiatan Keterangan

Rutin Insidental kliping pers surat kabar lokal

4. Kamis,

08-07-2010

Membuat rangkuman kliping pers surat kabar lokal

(35)

5. Jum‟at surat kabar harian lokal

8. Selasa,

13-07-2010

Mendistribusikan hasil kliping pers ke ruang asisten intelijen

9. Rabu,

14-07-2010

Membuat kliping pers surat kabar harian lokal

(36)

bagian sosial politik

Meminta bahan untuk wawancara Kajati Jabar dan wartawan ke bagian sosial politik dan

surat kabar harian lokal 

15. Rabu,

21-07-2010

Membuat kliping dan merangkum kliping pers

surat kabar harian lokal 

16. Kamis,

22-07-2010

Mendokumentasikan acara ulang tahun Kejati

Jabar 

17. Jum‟at,

23-07-2010

Mendistribusikan hasil kliping pers ke ruang

asisten intelijen  kliping pers ke ruang asisten intelijen

Merangkum kliping pers surat kabar

Mendokumentasikan kesepakatan antara Kejati Jabar dan massa (pendemo)

(37)

21. Rabu, 28-07-2010

Mengkliping, merangkum dan mengetik rangkuman kliping pers surat kabar harian lokal surat kabar harian lokal dan mendistribusikan hasil kliping pers ke ruang asisten intelijen surat kabar harian lokal.

27. Rabu,

04-08-2010

Membuat dan mengetik rangkuman kliping pers surat kabar harian lokal

Mencatat surat masuk kliping pers surat kabar harian lokal

Mencatat surat masuk penkum

(38)

2.2Deskripsi dan Contoh Kerja Rutin Selama PKL

Dalam melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) dihumas Kejaksaan

Tinggi Jawa Barat Bandung, penulis melakukan aktifitas rutin yakni kegiatan

yang dilakukan setiap hari pada saat bekerja dan dilakukan secara continue atau

berulang-ulang, kerja rutin tersebut antara lain :

1. Kliping

Kliping merupakan kegiatan pengguntingan atau pemotongan

bagian-bagian tertentu dari surat kabar, majalah atau sumber yang lain

kemudian disusun dalam sistem tertentu dalam suatu bidang. Kliping

sebagai salah satu sumber informasi dan pengetahuan penggunaannya

belumlah semaksimal sumber yang lain misalnya buku. Padahal dari

kliping juga bisa didapat sumber informasi dan pengetahuan yang tidak

kalah pentingya bahkan bisa didapatkan berita terbaru1.

Mendokumentasikan artikel atau berita dalam bentuk kliping

merupakan suatu kegiatan pokok yang rutin dilakukan oleh penulis setiap

hari selama PKL. Yang pertama dilakukan ketika akan mengkliping adalah

membaca koran, kemudian mencari suatu artikel yang beritanya berkaitan

dengan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan Kejaksaan Negri se-Jawa Barat.

Artikel atau berita tersebut di dapat dari media cetak yaitu surat kabar

1

(39)

lokal yang ada di Bandung. Seperti koran Kompas, Pikiran Rakyat,

Republika, dan Dialog.

Setelah itu, artikel atau berita yang terkait dengan Kejaksaan

Tinggi Jawa Barat dan Kejaksaan Negri se-Jawa Barat digunting,

kemudian di tempelkan pada selembar kertas khusus yang telah disediakan

bedasarkan nama koran, hari, tanggal, bulan, tahun, halaman, kolom dan

topik.

Setelah mengkliping, kegiatan selanjutnya adalah merangkum dari

isi artikel atau berita terkait dengan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan

Kejaksaan Negri se-Jawa Barat. Adapun definisi dari merangkum adalah

menyusun garis besar isi bacaan dengan mengambil gagasan pokok dan

menghilangkan gagasan penjelasnya2.

Merangkum isi dari artikel atau berita yang terkait dengan

Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan Kejaksaan Negri se-Jawa Barat juga

merupakan suatu kegiatan rutin yang dilakukan oleh penulis selama PKL.

Merangkum isi artikel atau berita dilakukan dikomputer. Dimana pada

lembar word sudah tersedia kepala surat seperti ditujukan kepada Kepada

Yth Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, dari bagian Asisten Intelijen,

(40)

nomor, tanggal, sifat, lampiran, dan perihal. Setelah isi rangkuman diketik

kemudian di print untuk ditanda tangan oleh Kasi Penerangan Hukum dan

Humas, kemudian ditanda tangan oleh Kasubsi Humas, dan terakhir di

tanda tangan oleh Asisten Intelijen. Setelah merangkum artikel surat kabar

maka kliping pers maka hasil kliping akan diserahkan ke ruang asisten

intelijen.

Tabel 2.2

Daftar Hasil Kliping

No. Nama Media Tanggal Judul Artikel

1. Pikiran Rakyat 6 Juli 2010 “Anton Heryanto

(41)

Saodah”

3. Kompas 9 Juli 2010 “ Kasus Dugaan

Korupsi

Makan-Minum

Purwakarta”

4. Pikiran Rakyat 12 Juli 2010 “Menjanjikan

Pelayanan

Hukum Lebih

Cepat”

“Jadi Jaksa

Godaannya Luar

Biasa”

“Berharap

Kejaksaan Lebih

Mumpuni”

“Membenahi

Moral Jaksa”

5. Pikiran Rakyat 15 Juli 2010 Nenek Nyanyu

Saodah Siap

(42)
(43)

Dialog

Sejahtera Mulai

Disidangkan.

Berkas

Pemeriksaan Ab

Selesai.

Yusril diminta

Menjawab 19

Pertanyaan.

Kejari Bale

Bandung Usut

Dua Kasus

Korupsi.

Kejari Bekasi

Usut Dugaan

Penyelewengan

Dana “Rumah

Gadang.”

Kejagung Akan

(44)

Cikarang.

9. Kompas 27 Juli 2010 Vonis Korupsi

APBD Bogor

Ditunda.

10. Tribun Jabar 28 Juli 2010 Mereka Bicara

Soal Bank Jabar

Banten.

11. Pikiran Rakyat 29 Juli 2010 Kasus Lapangan

Gasibu

Memasuki

Ranah Pidana.

12. Pikiran Rakyat 30 Juli 2010 “Tanah Di

Naripan 78

Tidak Bisa

Dieksekusi”

13. Republika 02 Agustus 2010 “Demokrasi”

14. Pikiran Rakyat 03 Agustus 2010 “Barang Bukti

Ternyata Sudah

(45)

Kompas

Sumber : Arsip peneliti selama PKL, 2010

2. Mendistribusikan Hasil Kliping Pers Keruang Asisten Intelijen

Definisi dari mendistribusikan adalah menyalurkan (membagikan,

mengirimkan) kpd beberapa orang atau ke beberapa tempat3. Mendistribusikan

hasil kliping pers dilakukan setelah kliping dibuat. Pendistribusian tersebut

diserahkan keruang Asisten Intelijen, untuk selanjutnya ditanda tangani oleh

Asisten Intelijen selaku Jaksa Utama Pratama. Setelah ditanda tangani oleh

Asisten Intelijen, keliping tersebut dijadikan bundel kliping pers surat kabar

harian lokal, yang kemudian ditandatangani oleh Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa

Barat.

2.3Deskripsi dan Contoh Kerja Insidental Selama PKL

Definisi dari kerja insidental adalah kegiatan yang terjadi atau

dilakukan hanya pada kesempatan atau waktu tertentu saja, tidak secara

3

(46)

tetap atau rutin.4 Dan adapun kegiatan inseidental yang dilakukan penulis

selama melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Kejaksaan Tinggi Jawa

Barat diantarannya adalah sebagai berikut :

1. Perkenalan pegawai humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

Pada saat hari pertama PKL, kegiatan yang dilakukan

adalah perkenalan dengan para pegawai humas di Kejaksaan

Tinggi Jawa Barat. Perkenalan adalah suatu kegiatan

memperkenalkan pegawai humas Kejaksaan Tinggi Jawa

Barat dengan mahasiswa yang akan melaksanakan PKL di

Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

2. Mencatat Surat Masuk.

Mencatat surat masuk adalah kegiatan menulis surat

yang masuk kebagian penkum dan humas, yang kemudian

disimpan didalam agenda untuk dijadikan sebagai arsip.

3. Mengantarkan surat.

Mengantar surat adalah suatu kegiatan memberikan

surat dari bagian humas, untuk selanjutnya diberikan

kepada bagian yang lain.

4

(47)

4. Meminta Bahan Wawancara.

Meminta bahan wawancara merupakan kegiatan

meminta bahan sebagai acuan atau pedoman yang akan

digunakan pada saat wawancara dilaksanakan. Bahan

wawancara tersebut disedikan oleh bagian sosial dan politik

untuk wawancara yang dilaksanakan oleh Kepala

Kejaksaan tinggi Jawa Barat.

5. Mendokumentasikan Acara Ulang Tahun Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

Mendokumentasikan adalah mengabadikan sebuah

kejadian yang berharga untuk dijadikan sebagai arsip.

Dalam mendokumentasikan acara ulang tahun kejaksaan

tinggi jawa barat, dilakukan dengan cara memofoto

kegiatan yang sedang berlangsung pada saat acara ulang

(48)

Gambar 2.1

Pemotongan tumpeng pada saat ulang tahun Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

(49)

Gambar 2.2

Persembahan lagu selamat ulang tahun dari para jaksa muda perempuan

Sumber : Dokumentasi penulis selama PKL, 2010

6. Mendokumentasikan Kesepakatan Antara Kejati Jabar dan Massa

Mendokumentasikan adalah mengabadikan sebuah

kejadian yang berharga untuk dijadikan sebagai arsip.

Dalam mendokumentasikan kesepakatan antara kejati jabar

dan massa adalah memfoto kegiatan kesepakatan yang

(50)

terkait dengan permasalahan keyakian yang dianut oleh

aliran ahmadiyah .

Gambar 2.3

Kesepakatan antar GMBI dan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

(51)

2.4Analisa Kegiatan Selama PKL

2.4.1 Analisa Humas

Humas adalah salah satu cabang Ilmu Komunikasi yang sangat

penting. Setiap orang pasti melakukan fungsi humas baik untuk

kepentingan dirinya sendiri maupun orang lain atau untuk kepentingan

keluarga, kelompok, organisasi dan masyarakat.

Public relations merupakan sebuah ujung tombak dari perusahaan.

Pada saat ini tidak ada organisasi yang tidak membutuhkan humas,

karena salah satu fungsi dari PR adalah untuk menjaga image atau citra

dari perusahaan. Oleh karena itu Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

menyadari akan pentingnya keberadaan humas dalam bagian

perusahaan.

Adapun definisi dari Public Relations itu sendiri menurut Tony Greener adalah presentasi positif suatu organisasi kepada seluruh publiknya. Sedangkan menurut The First World Forum Of Public

Relations “ Public relations practise adalah seni dan ilmu pengetahuan mengenai proses menganalisis trends, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, memberikan konseling kepada pimpinan organisasi, dan mengimplementasikan program yang terencana yang akan

melayani kepentingan organisasi dan publik.” ( Kriyantono, 2008 : 5 )

Dalam definisi Public Relation seperti yang sudah disebutkan

diatas, dapat kita ketahui bahwa Public Relation bukan hanya ujung

tombak dari sebuah perusahaan yang salah satu fungsinya adalah untuk

menjaga image atau citra dari sebuah perusahaan, tetapi humas juga

dalam menjalankan kerjanya harus menganalisis mengenai masalah

(52)

peran seorang humas diperlukan dalam organisasi suatu perusahaan,

setelah menganalisa kasus yang terjadi dalam perusahaan tersebut,

sebaiknya seorang humas mengambil tindakan yang terbaik bagi

perusahaan tersebut dan memikirkan resiko (akibat) apa yang dapat

timbul dari keputusan yang telah diambil. Sebagai seorang humas atau

Public Relation yang baik, hendaknya seorang humas dapat

mengetahui citra perusahaan di mata publik. Apabila citra perusahaan

kurang baik di mata publik, maka seorang humas sekiranya dapat

memberikan saran, dan masukan kepada pemimpin perusahaan untuk

membuat strategi agar citra perusahaan tersebut menjadi baik di mata

masyarakat atau publik. Karena setiap sesuatu yang bersangkutan

dengan perusahaan harus mempunyai persetujuan dari pimpinan

perusahaan, selain itu seorang humas juga bertugas untuk menjalankan

program yang sudah terencana.

Perkembangan masyarakat yang sangat kompleks ternyata diikuti

oleh pertumbuhan dan perkembangan organisasi bisnis yang semakin

membesar. Kondisi ini membawa satu konsekuensi terhadap bentuk

relasi yang terjadi antara masyarakat sebagai salah satu

stakeholdernya.

Dan dapat kita ketahui bahwa fungsi Public Relations menurut

Cutlip dan Center adalah untuk menunjang kegiatan manajemen dan

mencapai tujuan organisasi, menciptakan komunikasi dua arah secara

(53)

publik dan menyalurkan opini publik kepada perusahaan, melayani

publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan perusahaan untuk

kepentingan umum, serta membina hubungan secara harmonis antara

perusahaan dan publik, baik internal maupun eksternal. ( Kriyantono,

2008 : 5 )

Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa Public Relations juga

dapat membantu kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi,

karena keberhasilan praktisi humas dalam menjalankan tugasnya

bergantung kepada kepiawaiannya dalam mempersuasi pihak

manajemen unutk menjalankan tanggung jawab sosial dan

mempersuasi masyarakat untuk percaya kepada organisasi bahwa

mereka telah menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin. Dan

seorang humas juga dapat menciptakan komunikasi dua arah antara

perusahaan dan publik, dimana adanya feed back dari masyarakat

kepada perusahaan yang berupa opini publik. Yang kemudian akan

disampaikan oleh seorang humas kepada pimpinan perusahaan dan

peran serta seorang humas dalam memberikan saran dan masukan

kepada pimpinan perusahaan untuk kepentingan umum. Dan juga agar

terbentuknya hubungan yang harmonis antara perusahaan dan publik,

(54)

2.4.2 Analisa Kerja Humas

Perkembangan teknologi dan kondisi masyarakat yang semakin

kompleks menjadi faktor penyebab yang membawa pengaruh sangat

besar terhadap PR.

PR merupakan suatu konsep dasar yang menjadi arah acuan yang

berhubungan dan bertanggung jawab sosial perusahaan terhadap

lingkungannya. Adanya hubungan timbal balik antara perusahaan

dengan masyarakat atau publiknya dapat menciptakan interaksi positif

yang pada ujungnya akan bermanfaat bagi kedua belah pihak. Dan PR

menjadi dibutuhkan disuatu instansi pemerintah atau perusahaan

swasta karena relasi dan interaksi merupakan satu kebutuhan penting

dalam kehidupan bisnis dan organisasi yang ada dimasyarakat. Hal

tersebut tidak dapat dipungkiri oleh setiap instansi pemerintah atu

perusahaan swasta karena komunikasi dan interaksi yang dilakukan

suatu instansi atau perusahaan akan menentukan keberhasilan serta

kemajuan instansi atau perusahaan swasta tersebut.

Organisasi atau perusahaan pasti selalu berhubungan dengan

khalayaknya. Namun praktisi humas pada saat ini sudah harus

memfokuskan pekerjaannya pada khalayak tertentu saja. Khalayak

humas, yaitu kelompok atau orang-orang yang berhubungan atau

berkomunikasi dengan perusahaan, baik khalayak internal maupun

(55)

Dan adapun ruang lingkup pekerjaan humas mencakup enam

bidang pekerjaan yaitu : 1. Publisitas. 2. Pemasaran. 3. Public Affair.

4. Manajemen Isu. 5. Lobi. 6. Hubungan Investor. Seluruh bidang

pekerjaan humas tersebut telah menghasikan spesialisasi kehumasan

yang bersifat khusus. (Morissan, 2008 : 31-32)

PR mempunyai peran yang sangat penting bagi suatu perusahaan atau suatu institusi. Ke-urgen-an PR dalam suatu organisasi, perusahaan atau instansi ini sangat mempengaruhi tugas PR itu sendiri. Secara garis besar, tujuan PR itu menyangkut 3 hal yaitu :

1. Reputasi dan citra. Tugas PR tidak dapat lepas dari reputasi dan citra, dengan asumsi bahwa citra yang positif akan berkaitan

dengan semakin tingginya akses publik terhadap „output‟ dari

perusahaan tersebut.

2. Jembatan komunikasi. PR menjadi komunikator dan mediator organisasi dengan lingkungannya.

3. „Mutual benefit relationship‟, yaitu PR harus menjamin kepada publik bahwa perusahaan berada didalam operasinya memiliki niat baik dalam berbisnis yang diwujudkan dalam tanggung jawab sosial dan diekspresikan melalui hubungan yang saling menguntungkan diantara perusahaan dan publiknya. ( Darmastuti, 2007 : 16 )

2.4.3 Analisa Kerja Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

Dalam ruang lingkup pekerjaan humas, humas Kejaksaan Tinggi

Jawa Barat termasuk ke dalam spesialisasi Public Affair. Karena ruang

lingkup pekerjaan humas Public Affair melahirkan tiga bidang

kekhususan, salah satunya adalah Government Relations. Government

Relations yaitu khusus terfokus dalam hubungannya dengan aparat

(56)

banyak melakukan proyek yang harus terus menerus bekerja samaatau

berkoordinasi dengan pemerintah. (Morissan, 2008 : 31-32)

Kegiatan kehumasan dapat dilaksanakan dalam berbagai situasi

(Setting). Walaupun prinsip-prinsip humas berlaku untuk seluruh

organisasi atau perusahaan namun pekerjaan atau tugas praktisi humas

dapat bervariasi tergantung pada situasi yaitu jenis organisasi atau

perusahaan dimana praktisi humas bekerja. Dalam hal ini organisasi

atau perusahaan terbagi atas dua jenis dilihat dari tujuan organisasi

atau perusahaan bersangkutan yaitu : organisasi profit dan organisasi

nonprofit. (Morissan, 2008 : 85)

Kejaksaan Tinggi Jawa Barat termasuk dalam organisasi nonprofit.

Karena organisasi nonoprofit didirikan untuk mencapai tujuan yang

bersifat nonbisnis atau tidak mencari keuntungan, dalam organisasi

nonprofit dibagi menjadi dua bagian, yaitu organisasi nonprofit

pemerintah dan organisasi nonprofit bukan pemerintah. Dalam

penggolongan tersebut Kejaksaan Tinggi Jawa Barat termasuk dalam

golongan organisasi nonprofit pemerintah. Karena kegiatan

operasionalnya dibiayai oleh pemerintah atau negara.

Humas pada organisasi pemerintah berfungsi untuk membantu

menjelaskan kegiatan yang dilakukan organisasi bersangkutan kepada

(57)

masyarakat dan menyampaikan kepada pimpinan organisasi.

(Morissan, 2008 : 90)

Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat memiliki tugas pokok yaitu

melakukan penyiapan dan pemantauan berita-berita serta menampung

aspirasi dan pendapat umum mengenai masalah dalam masyarakat yang

berkaitan dengan Kejaksaan dan pelaksanaan hubungan dengan lembaga

legislatif di daerah instansi pemerintah, mass media, dan masyarakat.

Adapun kegiatan eksternal yang dilakukan oleh humas Kejati Jabar adalah

kegiatan penerangan hukum ke daerah-daerah. Dimana kegiatan tersebut

menerangkan tentang penyuluhan hukum kepada masyarakat daerah yang

belum mengetahui tentang hukum.

Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat berada di bagian Asisten

Intelejen, yang kemudian berada di bawah bagian penerangan hukum dan

humas. Kasi penerangan hukum dan humas dipimpin oleh Suryo Atmono,

S.H. Dan dalam Kasubsi Hubungan Masyarakat dipimpin oleh Yeni

Sulastri, S.H.

Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat mempunyai peranan yang

penting dalam perusahaan. Karena citra perusahaan dijaga oleh seorang

humas, oleh karena itu humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat menjaga

hubungan baik dengan para wartawan, dan masyarakat atau publik.

Kegiatan internal adalah kegiatan yang dilakukan oleh humas

(58)

akan dilaksanakan bersama orang-orang dalam perusahaan. Adapun

kegiatan internal yang dilaksanakan adalah :

1. Membuat kliping pers dan mendistribusikannya ke ruang

asisten intelijen.

2. Mencatat surat masuk yang ditujukan kepada humas kejaksaan

tinggi jawa barat.

3. Pengajian rutin yang dilakukan, sebagai kegiatan siraman

rohani yg dilakukan bersama para pegawai atau karyawan

kejaksaan tinggi jawa barat.

Kegiatan eksternalnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh

humas kejaksaan tinggi jawa barat yang aktifitasnya menyangkut kegiatan

yang dilaksanakan bersama orang-orang dalam perusahaan untuk

masyarakat atau publik. Dan kegiatan eksternal yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Mengikuti acara PORDA.

2. Melaksanakan program BINMATKUM secara efektif dan

efisien sebagai upaya penigkatan kualitas kesadaran dan

(59)

2.4.4 Analisa Pelayanan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Kepada Mahasiswa PKL

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi

dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain dan

menyediakan kepuasan pelanggan.5

Dari definisi diatas maka hal penting dari pelayanan yang pertama

adalah interaksi langsung, dan yang kedua adalah kepuasan pelanggan.

Karena dari interaksi yang terjadi antara seseorang dengan orang lain,

dapat menimbulkan kepuasan tersebut. Pelayanan yang diberikan oleh

Kejaksaan Tinggi Jawa Barat terhadap penulis sangat baik. Selama

melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kejaksaan Tinggi Jawa

Barat, penulis merasa beruntung mendapatkan kesempatan, karena pada

hari pertama melakukan PKL penulis diperkenalkan oleh pegawai humas

Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, penulis merasa nyaman dengan sambutan

yang ramah dari para pegawai humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, dan

karyawan-karyawan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat di bagian lainnya.

5

(60)

Kesempatan itu telah memberikanan pengalaman bagi penulis, khususnya

mengenai Praktek kerja Humas perusahaan dan umumnya mengenai

pengaplikasian teori dan praktek yang didapat mahasiswa selama perkuliahan

terhadap lingkungan perusahaan.

Penulis juga sering mendapatkan pengarahan dan bimbingan dari

pembimbing PKL. Khususnya dalam membuat kliping pers, penulis juga

diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan itu acara yang dilaksanakan di

lingkungan perusahaan. Hasil kerja praktek ini memberikan suatu pemahaman

yang berarti bagi penulis tentang bagaimana sistematika kerja humas dalam

perusahaan.

(61)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan dari bab-bab sebelumnya dan hasil pengamatan

yang dilakukan penulis selama melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di

bagian Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, maka penulis mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Peranan Kejaksaan sebagai satu-satunya lembaga penuntut secara

resmi difungsikan pertama kali oleh Undang-Undang pemerintah

zaman pendudukan tentara Jepang No. 1/1942, yang kemudian

diganti oleh Osamu Seirei No.3/1942, No.2/1944 dan No.49/1944.

Eksistensi kejaksaan itu berada pada semua jenjang pengadilan,

yakni sejak Saikoo Hoooin (pengadilan agung), Koootooo Hooin

(pengadilan tinggi) dan Tihooo Hooin (pengadilan negeri).

2. Kegiatan penulis selama melakukan kerja peraktek di bagian

Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat adalah melakukan kegiatan

yang bersifat rutin dan insidental.

3. Kegiatan yang rutin dilakukan oleh Humas Kejaksaan Tinggi Jawa

Barat untuk mengetahui perkembangan informasi dan

peristiwa-peristiwa yang terjadi, contohnya dengan melakukan pembuatan

(62)

Kejaksaan-Kejaksaan Tinggi yang berada dalam wilayah Jawa

Barat.

4. Kegiatan insidental adalah kegiatan yang tidak dilakukan setiap

hari ( dilakukan pada saat acara/waktu tertentu saja). Contohnya

seperti kegiatan acara ulang tahun Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

5. Pelayanan yang diberikan oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

terhadap penulis sangat baik. Selama melakukan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, penulis merasa

beruntung mendapatkan kesempatan, karena pada hari pertama

melakukan PKL penulis diperkenalkan oleh pegawai humas

Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, penulis merasa nyaman dengan

sambutan yang ramah dari para pegawai humas Kejaksaan Tinggi

Jawa Barat, dan karyawan-karyawan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

di bagian lainnya. Kesempatan itu telah memberikanan pengalaman

bagi penulis, khususnya mengenai Praktek kerja Humas perusahaan

dan umumnya mengenai pengaplikasian teori dan praktek yang

didapat mahasiswa selama perkuliahan terhadap lingkungan

(63)

3.2 Saran-Saran

3.2.1 Saran-saran untuk perusahaan

1. Sebaiknya pembagian tugas untuk peserta PKL lebih spesifik dan

pemberian tugasnya lebih terarah agar peserta PKL fokus

mengerjakan tugas yang diberikan.

2. Sebaiknya prasarana seperti komputer dan printer lebih diperhatikan

lagi.

3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa PKL

1. Kerja praktek ini dapat dijadikan sebagai bahan aplikasi teori dan

praktek yang didapat mahasiswa selama perkuliahan dan sebagai

saran untuk meningkatkan ketahanan mental dan kepercayaan diri

untuk memasuki dunia kerja dimasa yang akan datang.

2. Mahasiswa harus lebih aktif, produktif dan bersemangat dalam

melaksanakan tugas yang diberikan kepada kita agar pekerjaan kita

bisa terpakai oleh pihak perusahaan.

3. Mahasiswa harus disiplin dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya dan juga harus disiplin waktu masuk kerja, agar bisa

menjadi peserta kerja praktek yang berdedikasi tinggi terhadap

perusahaan sebagai bentuk penghormatan kepada perusahaan yang

(64)

4. Sebaiknya selama melakukan PKL mahasiswa juga dapat melengkapi

data-data yang diperlukan untuk penyusunan laporan PKL setelah menyelesaikan

kerja prakteknya.

5. Mahasiswa dapat bersosialisasi dengan baik dengan staf Humas Kejaksaan

Tinggi Jawa Barat maupun bagian staf lainnya, kerena hal tersebut dapat

membantu kita dalam mendapatan informasi atau dalam menyelesaikan

(65)

Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Oleh:

Dewi Soraya

NIM: 41807072

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(66)
(67)

vi

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

Bab I Pendahuluan ... 1

1.1Sejarah Kejaksaan ... 1

1.1.1 Sebelum Reformasi ... 1

1.1.2 Masa Reformasi ... 5

1.1.3 Pengertian Kejaksaan ... 10

1.1.4 LOGO & MAKNANYA ... 12

1.4.1 Logo ... 12

1.4.2 Makna Lambang Kejaksaan ... 13

1.4. 3 Makna Tata Warna ... 15

1.1.5 VISI & MISI ... 15

1.5.1 Visi ... 15

1.5.2 Misi ... 15

1.1.6 Tugas & Wewenang Kejaksaan ... 16

1.1.7 Kejaksaan Tinggi Jawa Barat ... 17

(68)

vii

1.3 Struktur Perusahaan /Instansi ... 21

1.4 Struktur Divisi Humas ... 22

1.5 Job deskription ... 23

1.6 Sarana dan prasarana ... 24

1.7 Lokasi dan waktu PKL ... 33

1.7.1 Lokasi PKL ... 33

1.7.2 Waktu PKL ... 33

Bab II Pelaksanaan PKL ... 34

2.1Aktifitas Kegiatan Pelaksanaan PKL ... 34

2.2Deskripsi dan Contoh Kerja Rutin Selama PKL ... 38

2.3Deskripsi dan Contoh Kerja Insidental Selama PKL ... 45

2.4Analisa Kegiatan Selama PKL ... 51

2.4.1 Analisa Humas ... 51

2.4.2 Analisa Kerja Humas ... 54

2.4.3 Analisa Kerja Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat ... 55

2.4.4 Analisa Pelayanan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Kepada

Mahasiswa PKL ... 59

Bab III Penutup ... 61

(69)

viii

3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa PKL ... 63

Daftar Pustaka ... 65

Daftar Lampiran ... 66

(70)

ix

Halaman

Gambar 1.1 Kejaksaan Negri RI ... 11

Gambar 1.2 Logo ... 13

Gambar 1.3 Peta Indonesia ... 18

Gambar 1.4 Struktur Organisasi Kejaksaan Tinggi Jawa Barat ... 21

Gambar 1.5 Struktur Organisasi Asisten Intelijen ... 22

Gambar 2.1 Pemotongan tumpeng pada saat ulang tahun Kejaksaan Tinggi Jawa

Barat... 48

Gambar 2.2 Persembahan lagu selamat ulang tahun dari para jaksa muda

perempuan ... 49

Gambar 2.2 Kesepakatan antar GMBI dan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

(71)

x

Tabel 1.1 Kendaraan operasional Tahanan Toyota Dyna Rhino ... 25

Tabel 1.2 Kendaraan operasional Toyota Innova ... 25

Tabel 1.3 Kendaraan Roda 2 Honda Supra Fit ... 26

Tabel 1.4 Personal computer sebanyak 30 unit dari Proyek ... 27

Tabel 1.5 Meubelair ... 29

Tabel 1.6 Diperuntukkan bagi Kejati Jabar ... 30

Tabel 1.7 Diperuntukkan bagi Kejari-kejari ... 30

Tabel 1.8 Ac ... 31

Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Selama PKL ... 34

(72)

xi

Lampiran 1. Surat Permohonan PKL ... 66

Lampiran 2. Surat Balasan Penerimaan PKL ... 67

Lampiran 3. Absensi PKL ... 68

Lampiran 4. Berita Acara Bimbingan Laporan ... 71

Lampiran Dokumentasi :

Gambar Lampiran 1. Kejaksaan Tinggi Jawa Barat tampak depan ... 72

Gambar Lampiran 2. Ruang Kerja Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat ... 72

Gambar Lampiran 3. Penulis Saat Sedang Membuat Rangkuman Kliping Pers

Surat Kabar ... 73

(73)
(74)

DAFTAR PUSTAKA

a. Daftar Buku

Dramastuti, Rini. 2007. Etika Pr dan E-Pr. Yogyakarta: Gava Media

Kriyantono, Rachmat.2008. Public Relations Writing. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Morissan. 2008 . Manajemen Public Relations; Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

b. Sumber lain

Kepja-115/JA/10/1999 tentang susunan organisasi dan tata usaha kerja Kejaksaan RI

Kepja No. KEP-558/A/JA/12/2003

http://www.kejaksaan.go.id/tentang_kejaksaan.php?id=3 (kamis/28-10-2010/pukul 19: 30)

http://www.tembi.org/perpus/2006_05_perpus01.htm (selasa, 2/11/2010. pukul 17:19. Tempat kosan)

http://books.google.co.id/books?id=7sektGy27UUC&pg=PA133&lpg=PA 133&dq=%22merangkum+adalah%22&source=bl&ots=jgisVI1d0Y&sig=

NivxNJi5PiKG7LC-iXdyqOVGxpo&hl=id&ei=rO_PTLaQJIaycZDOhaoC&sa=X&oi=book_r esult&ct=result&resnum=2&ved=0CBYQ6AEwATgU#v=onepage&q=% 22merangkum%20adalah%22&f=false (selasa, 2/11/2010. pukul 17:19. Tempat : kosan)

http://www.artikata.com/arti-362795-mendistribusikan.php ( Senin (22-11-2010) / pukul 20:25 / kosan)

http://www.artikata.com/arti-330809-insidental.php (Selasa (23-11-2010) / pukul 19:54/ kosan)

(75)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap : Dewi Soraya

Nama Panggilan : Dewi

Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 08 Februari 1989

Agama : Islam

Hobby : Shoping, Baca komik dan Novel

Alamat : Jln. Burang-rang 3 no.21

Nomor Telepon : (021) 8843789/085720135556

Email : [email protected]

(76)

II. IDENTITAS KELUARGA

No. Nama Hubungan Pendidikan Pekerjaan

1. H. Kamal Hadi Ayah

Sekolah Dasar Pelajar

III. PENDIDIKAN FORMAL

No. Tahun Uaraian Keterangan

1 2007-Sekarang Program Studi

Ilmu Komunikasi,

Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu

Politk UNIKOM

(77)

Aliyah Pesantren

Persatuan Islam

69, Jakarta Timur

3 2001-2004 Sekolah Madrasah

Tsanawiyah

Pesantren

Persatuan Islam

69, Jakarta Timur

Lulus Berijazah

4 1995-2001 Sekolah Dasar

Bani Saleh 1,

1 21 Maret 2010 Pelatihan Program

(78)

Ukur

2 21 Februari 2010 Pelatihan Program

Soft Skill Academy

3 7 Februari 2010 Pelatihan Program

Soft Skill Academy

4 31 Januari 2010 Pelatihan Program

Gambar

Gambar 1.1 Kejaksaan Negri RI
Gambar 1.2
Gambar 1.3 Peta Indonesia
Gambar 1.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Membuat Press Release dari setiap kegiatan yang dilakukan Humas Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat, baik yang bersifat. Eksternal

Dan dalam pelaksanaan Praktek kerja Lapangan (PKL) penulis ditempatkan di bagian atau divisi Pengolahan Data Elektronik (PDE). Kegiatan rutin yang dilakukan adalah mencari data

Pos Indonesia (Persero) Divre V Jawa Barat, kegiatan rutin yang dilakukan selama pkl adalah mencheck brosur- brosur promosi yang akan di distribusikan ke kantor pos

PLN (Persero) DJBB Melakukan kegiatan rutin yang dilakukan penulis selama melakukan kerja praktek di bagian humas adalah memonitor pemberitaan pada surat kabar yaitu

Kegiatan rutin yang dilakukan merupakan bentuk dari kerja layaknya seorang PR (Public Relations) atau humas di perusahaan besar manapun.. Menjaga citra perusahaan dengan

Pos Indonesia (Persero) Divre V Jawa Barat, kegiatan rutin yang dilakukan selama pkl adalah mencheck brosur – brosur promosi yang akan di distribusikan ke kantor pos se

Barat dibentuk pada tahun 2001, bagian tersebut dikepalai oleh Hj. Siti Nina Nurasidah hingga saat ini. Humas dan Protokol merupakan corong dari DPRD Provinsi Jawa

tanggung jawab seseorang dengan kegiatan dan fungsi yang telah ditentukan.. Berikut struktur organisasi pada Pemerintah Daerah Bandung Barat :.. 1.4 Struktur Divisi / Humas.