• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Terhadap Pengelolaan Dana Kas Kecil Pada Dinas Perkebunan Provinai Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Terhadap Pengelolaan Dana Kas Kecil Pada Dinas Perkebunan Provinai Jawa Barat"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Kerja Praktek

Dalam perkembangan dunia saat ini menuju era otonomi daerah dalam berbagai aktifitas manusia, terutama dari aspek kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, keamanan, dan lain sebagainya. Keadaan sosial saat ini tidak terlepas dari perkembangan masyarakat yang tidak hanya terjadi di Indonesia sendiri. Dan dengan pesatnya perkembangan ekonomi telah menimbulkan persaingan ketat antara perusahaan.

Bagi perusahaan, perubahan menuju arah yang lebih baik di masa yang akan datang merupakan sebuah kunci utama untuk tetap eksis dan bisa bersaing dengan perusahaan lain baik di dalam maupun diluar. Untuk itu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tentu telah menetapkan aturan-aturan atau prosedur-prosedur untuk mengelola perusahaannya yang mana dijalankan oleh para karyawannya. Hal ini dimaksudkan agar aktivitas tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai.

(2)

yang setiap saat dapat digunakan dalam menunjang aktivitas perusahaan tersebut atau penyediaan dana kas kecil (Petty Cash Fund).

Kas adalah harta yang dapat digunakan untuk membayar kegiatan operasional perusahaan atau dapat digunakan untuk membayar kewajiban saat ini. Wujud dari kas dapat berupa uang kertas/logam, simpanan bank yang sewaktu-waktu dapat ditarik, dana kas kecil, cek, bilyet giro, dan sabagainya. Item yang tidak dapat dikatakan kas adalah cek mundur, cek yang tidak cukup dananya atau not sufficient fund (NSF) check, saldo dana yang kegunaannya dibatasi, saldo

rekening koran yang diblokir.

Pengeluaran kas didalam prakteknya, tidak semua dapat dilakukan dengan menggunakan cek, karena untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil, sangat tidak efektif bila dilakukan dengan menggunakan cek. Untuk itu perusahaan biasanya membentuk suatu dana khusus yang disebut dengan dana kas kecil ( Petty Cash Fund ).

Menurut Soemarso (2004) dana kas kecil adalah ”Sejumlah uang tunai tertentu yang disisihkan dalam perusahaan dan digunakan untuk melayani pengeluaran-pengeluaran tertentu. Biasanya pengeluaran-pengeluran yang dilakukan melalui dana kas kecil adalah pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya tidak besar, pengeluaran-pengeluaran lain dilakukan dengan bank (dengan cek)”.

(3)

anggaran apa saja yang tidak bisa dilakukan dengan menggunakan dana tersebut, karena tidak semua pengeluaran yang jumlahnya kecil layak dibayarkan dengan menggunakan dana kas kecil. Tetapi ada perkiraan-perkiraan karena alasan tertentu tidak dibayarkan dengan kas kecil, walaupun jumlahnya relatif kecil.

Dalam sebuah perusahaan yang sudah besar, fungsi dana kas kecil sangatlah penting untuk menunjang kelancaran aktivitas dari perusahaan, karena setiap pengeluaran yang relatif kecil tidak efektif jika dilakukan dengan menggunakan cek disebabkan penarikan cek membutuhkan waktu yang lama. Akan tetapi dengan adanya dana kas kecil semua pengeluaran tersebut dapat dilakukan dengan segera. Biasanya pengeluaran yang termasuk dalam dana kas kecil itu sifatnya pengeluaran rutin. Adapun pengeluaran yang dilakukan dengan dana kas kecil adalah biaya-biaya:

- Biaya makan minum - Biaya perlengkapan - Biaya keperluan kantor - Serta biaya-biaya lainnya.

(4)

terlebih dahulu tetapi bisa langsung pembayarannya mengunakan dana kas kecil tadi.

Jumlah dana kas kecil yang tersedia ditangan juga tidak boleh terlalu besar jumlahnya, karena akan menyebabkan sejumlah dana yang menganggur dan juga dapat menimbulkan resiko kehilangan. Dengan adanya dana kas kecil yang jumlahnya sesuai kebutuhan, tentu aktivitas perusahaan dapat berjalan lancar.

Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat yang merupakan Dinas dilingkungan Pemerintah daerah Jawa Barat yang banyak melakukan aktivitas yang memerlukan kas untuk menunjang segala aktivitas tersebut, karena tidak semua aktivitas tersebut memerlukan pengeluaran besar. Jadi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat menyediakan kas kecil untuk aktivitas yang hanya memerlukan dana kecil. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui gambaran mengenai pengelolaan dana kas kecil pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, oleh sebab itu penulis mengambil judul :

“TINJAUAN TERHADAP PENGELOLAAN DANA KAS KECIL PADA

DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT”

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

(5)

keterampilannya yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lingkungan kerja. Adapun tujuan yang lebih mendasar dari kerja praktek ini diantaranya :

1. Mengetahui bagaimana pengelolaan dana kas kecil pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.

2. Mengetahui bagaimana pencatatan dana kas kecil dengan Imprest Fund Method pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.

3. Mengetahui bagaimana bentuk pengendalian yang dilakukan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat untuk menghindari penyalahgunaan dana kas kecil tersebut.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Kegunaan yang dapat diperoleh mahasiswa dalam adanya kerja praktek ini yaitu : 1. Bagi Penulis

 Mengetahui sampai sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam

mengaplikasikan pengetahuannya selama di bangku kuliah kedalam praktek di dunia kerja yang sesungguhnya.

 Mengetahui lebih dalam mengenai pengelolaan dana kas kecil secara

teoritis maupun dalam praktek sesungguhnya.

 Menambah dan mendapat pengetahuan yang sangat berguna terutama

(6)

2. Bagi Perusahaan/Instansi

 Meningkatkan mutu pendidikan yang menunjang kebutuhan yang

diperlukan dalam lapangan pekerjaan sesuai perkembangan dunia kerja dengan para pengajar yang professional dibidangnya.

 Membantu perusahaan/instansi dalan melaksanakan kegiatannya dan

memberikan masukan dan saran dalam perusahaan tersebut. 3. Bagi Pihak Lain

 Sebagai bahan referensi serta acuan bagi pembaca dan penulis selanjutnya.

 Sebagai bahan kajian dalam membandingkan antara bangku kuliah dengan

praktek di lapangan.

1.4 Metode Kerja Praktek dan Teknis Pengumpulan Data

Metode penulisan yang digunakan dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah Metode Block Release yaitu pelaksanaan Kerja Praktek pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB. Masuk dari hari Senin sampai dengan hari

Jum’at. Hari Sabtu dan hari Minggu libur serta hari besar lainnya.

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini yaitu sebagai berikut :

1. Studi Lapangan (Field Research)

(7)

2. Studi Pustaka ( Library Research)

Penulis melakukan kegiatan mempelajari dan mengumpulkan teori serta bahan-bahan lain yang mendukung dalam penulisan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas,yaitu dengan cara membaca buku-buku yang berkaitan dengan kas dan buku-buku penunjang lainnya.

3. Wawancara (Interview)

Dalam menyusun penulisan ini di perlukan wawancara langsung kepada pembimbing mengenai data-data yang diperlukan oleh penulis.

4. Studi Dokumenter

Penulis mempelajari dokumen-dokumen (Arsip) yang dipergunakan di perusahaan khususnya dibagian penulis melakukan penelitian.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Lokasi Dinas Perkebunan terletak di jalan Surapati No. 67 Telp. (022) 2504422 BANDUNG.

Penulis melakukan kerja Praktek pada tanggal 12 Juli 2010 sampai dengan tanggal 12 Agustus 2010.Waktu kuliah Kerja Praktek dilaksanakan pada hari Senin sampai

hari Jum’at mulai dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB sedangkan hari

(8)

8 Tabel 1.1

Estimasi Kegiatan

No.

Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember

Kegiatan / minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Memperoleh surat ijin Kerja Praktek dari

kampus

2 mencari tempat untuk melaksanakan Kerja Praktek

3 Mengajukan surat permohonan Kerja Praktek ke perusahaan

4 Menentukan tempat Kerja Praktek

5 Meminta surat pengantar kepada perusahaan 6 Melaksanakan Kerja Paktek di perusahaan 7 Pengambilan dan pengumpulan data dari

perusahaan

8 Menyiapkan laporan Kerja Praktek 9 Bimbingan di perusahaan

10 Penyusunan laporan Kerja Praktek 11 Bimbingan di kampus

(9)

9 2.1SEJARAH DINAS PERKEBUNAN

Dinas Perkebunan Provinsi daerah Tingkat I Jawa Barat merupakan salah satu Dinas dilingkungan pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat yang didirikan pada tahun 1950 dengan nama Kantor Karet Rakyat Cabang Bogor dibawah Kementerian Pertanian.

Pada awal tahun 1953 Kantor Karet Rakyat Cabang Bogor berkembang menjadi Kantor Rakyat Cabang Jawa Barat, pada tahun 1956 ditingkatkan menjadi Jawatan Karet Rakyat Propinsi Jawa Barat. Berdasarkan PP 64 tahun 1957 terjadi penyerahan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah pada tanggal 28 mei 1958 dan nama Jawatan Karet Propinsi Jawa Barat diganti menjadi Jawatan Karet Rakyat Daerah (Swatantra) Tingkat I Jawa Barat yang berkedudukan di Bogor.

Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Direktur Dana Tanaman Keras Departemen Pertanian tanggal 31 Oktober 1963, Nomor : 44/Sk/DKT/AA/63, pada tanggal 8 November 1963 dibentuk Perwakilan Dana Tanaman Kertas Jawa Barat. Sejak tanggal 30 November 1964 sesuai SK Gubernur No. 2395/V.10/Peg/64, Jawatan Karet Rakyat Dati I Jawa Barat dan Perwakilan Dana Tanaman Kertas Jawa Barat yang semula berkedudukan di Bogor dipindahkan ke Bandung.

(10)

42/B.I/Eksos/ 1964, kemudian tahun 1965 disusul dengan pembentukan Badan Urusan Kopra (BUKOPRA).

Dengan meningkatnya tugas – tugas serta volume pekerjaan yang semakin meluas maka Gubernur Jawa Barat Menerbitkan SK No. B.III/3428/V.46/Prg/SK/65 menetapka informasi baru Jawatan Karet Rakyat Propinsi Jawa Barat terdiri dari 5 wilayah dan 15 cabang – cabang dikabupaten yaitu kabupaten Serang, Padeglang, Lebak, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, dan Purwakarta.

Dengan di bekukannya KATOE pada tahun 1965 maka dengan sendirinya Badan BUKARET dan BUKOPRA aktivitasnya terhenti. Disamping itu dengan pengalihannya dana Tanaman keras dari Departemen Pertanian ke Departemen Perkebunan sebagai akibat Care Takership, maka dalam periode 1965 – 1968 Jawatan Karet Rakyat dan Dana Tanaman Keras mengalami kegoncangan dalam arti kata hubungan teknis organisatoris dengan pusat menjadi terhenti, sehingga mengakibatkan tugas pekerjaan dari pusat terhenti.

Dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat tanggal 18 Juni 1966 No. 49/Reg/24.D/af/66 ditunjuk Jawatan Karet Rakyat sebagai satu – satunya Intansi Pemerintah Daerah Jawa Barat yang menangani bidang perkaretan dan tanaman keras lainnya.

(11)

merupakan sebagian tugas dari Jawatan Pertanian Rakyat Propinsi Jawa Barat bagian Tanaman Industri, Sehingga setelah diterbitkan Sk. Gubernur Jawa Barat tersebut menjadi tugas jawatan Karet Rakyat yang selain bergerak dibidang perkaretan juga menangani pengelolaan tanaman keras lainnya.

Selanjutnya dalam tahun 1968 dengan di likwidasikannya Dana Tanaman Keras dan Regrouping Departemen Perkebunan kembali ke Departemen Pertanian, maka melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat tertanggal 12 Juni 1968 No. 147/B/III/TU/SK/68, mengganti nama Jawatan Karet Rakyat DT I Jawa Barat menjadi Jawatan Perkebunan Rakyat Provinsi Jawa Barat.

Pada tahun 1974 Pemerintah menerbitkan Undang-Undang No. 5 tahun 1974 yang di dalamnya diuraikan perubahan nama Jawatan menjadi Dinas. Dengan terbitnya PP No. 22 tahun 1975 tersebut, maka Inspektorat Perkebunan Besar Daerah VI dan Dianas Perkebunan Rakyat Jawa Barat difungsikan menjadi Dinas Perkebunan menjadi Dinas perkebunan Daerah Provinsi DT I Jawa Barat sesuai Surat Keputusan Bersama Menteri Pertanian Republik Indonsia dengan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 179 tahun 1976 dan No. 429/Kpts/Org/1976 tentang ketentuan pelaksanaan PP 22/1975.

(12)

2.2 Struktur Organisasi Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat

Setelah diterbitkannya Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 dan terjadinya perubahan pada struktur organisasi status Jawatan Perkebunan Rakyat Provinsi Jawa Barat di ubah nama menjadi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Menurut Perda Provinsi Jawa Barat terdiri dari unsur-unsur, yaitu :

a. Pimpinan adalah Kepala Dinas

b. Pembantu Pimpinan adalah Bagian Tata Usaha

c. Pembantu Pimpinan Unsur Teknis dan Unit Pelaksana Teknis Dinas.

Struktur Organisasi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat tidak hanya ada satu bagian saja akan tetapi ada di setiap Sub Dinas yang terdiri dari seksi-seksi yang berfungsi untuk membagikan tugas masing-masing yang harus mereka pertanggungjawabkan.

Struktur Organisasi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dijelaskan dalam lampiran Kedudukan Dinas sebagai berikut :

 Dinas adalah unsur pelaksana Pemerintah daerah di bidang Perkebunan.

 Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Gubernur

2.3 Uraian Tugas Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat

(13)

1. Melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam rangka otonomi daerah di bidang Perkebunan.

2. Merumuskan Kebijaksanaanoperasional dan melaksanakan sebagian kewenangan yang di limpahkan pada Gubernur.

Sub Dinas terdiri dari :

a. Bina Program

1. Seksi Data dan Informasi 2. Seksi Evaluasi dan Pelaporan 3. Seksi Penyusunan Program b. Bina Produksi

1. Seksi Pembenihan dan Pengembangan Komoditas 2. Seksi Sarana dan Prasarana Produksi

3. Seksi Intensifikasi dan Rehabilitasi c. Bina Pengendalian

1. Seksi Perlindungan Tanaman

2. Seksi Pelestarian Lahan dan Lingkungan

3. Seksi Penataan Areal dan Pengembangan Perkebunan d. Bina Usaha

1. Seksi Pasca Panen dan Pemasaran

2. Seksi Manajemen dan Kelembagaan Usaha Perkebunan 3. Seksi Pemberdayaan SDM dan Permodalan.

(14)

1. Perencanaan adalah segala usaha dan kegiatan pengumpulan data, penyusunan program, pelaksana dan kegiatan untuk merencanakan dalam tugas bidang perkebunan secara regional termasuk perumusan kebijaksanaan teknis pelaksanaan.

2. Pelaksana adalah pelaksana teknis di bidang perkebunan, melaksanakan kegiatan dan usaha-usaha segala kebijaksanaan sesuai dengan yang telah direncanakan.

3. Administrasi adalah arti menyelenggarakan dan pembina urusan tata usaha, mengelola dan membina kepegawaian, keuangan dan pembendaharaan serta mengadakan hubungan korespondensi dengan lembaga resmi lainnya.

4. Membina adalah segala usaha kegiatan membina dan menyuruh ke arah meningkatnya produksi dan usaha tani untuk kesejahteraaanpetani atau pengusaha perkebunan.

5. Pengawasan adalah segala usaha dan bimbingan serta pengawasan kegiatan-kegiatan pelaksanaan sehingga segala sesuatu berjalan dan berkembang sebagaimana mestinya sesuai dengan apa yang direncanakan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(15)

2.3.2 Tanggung Jawab Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat

Berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 45 Tahun 2001. Tugas dan tanggung jawab Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat adalah:

1. Kepala Dinas

Tugas Pokok : Memimpin mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas pkok dinas.

Fungsi :

1. Penetapan kebijakan operasional perkembangan Perkebunan

2. Pengkoordinasian dan pengendalian produksi dan usaha Perkebunan

3. Pembina peran serta masyarakat dan kemitraan pengembangan perkebunan.

4. Penyampaian saran dan pertimbangan kepala Gubernur dalam rangka pengendalian keputusan dibidang perkebunan.

2. Wakil Kepala Dinas

Tugas Pokok : Mengkoordinasikan perencanaan dan program, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan serta tugas lain yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas.

Fungsi :

1. Pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan internal Dinas

(16)

3. Pelaksanaan tugas opersional lain sesuai dengan pelimpahan Kepala Dinas

3. Bagian Tata Usaha

Tugas Pokok : Menyelenggarakan pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan umum.

Fungsi :

1. Pengelolaan urusan kepegawaian

2. Pengelolaan urusan keungan

3. Pengurusan rumah tangga, perlengkapan, surat menyurat dan kearsipan.

Data tata usaha terdiri dari beberapa sub bagian :

a. Sub Bagian Kepegawaian

Tugas Pokok : Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, kelembagaan dan ketatalaksanaan serta pendokumentasian peraturan perundang-undangan.

Fungsi :

1. Penyiapan bahan penyusunan dan rencana kebutuhan, pengadaan, mutasi, pengembangan disiplin dan penyelenggaraan kesejahteraan.

2. Pelaksanaan teknis administrasi kepegawaian.

(17)

b.Sub bagian keuangan

Tugas Pokok : melakukan Pengelolaan Administrasi Keuangan

Fungsi :

1. Penyiapan bahan dan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja rutin daerah.

2. Pelaksanaan teknis administrasi keuangan.

c. Sub bagian Umum

Tugas Pokok : Melaksanakan pengelolaan rumah tangga. Perlengkapan dan umum serta perpustakaan dan kearsipan.

Fungsi :

1. Pelaksanaan urusan surat menyurat, penggandaan, kearsipan, dan administrasi perjalanan Dinas.

2. Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan Dinas.

3. Pengelolaan perpustakaan dinas dan hubungan masyarakat.

d. Sub Dinas Bina Program

(18)

Fungsi :

1. Penyusunan bahan pedoman teknis pengumpulan data dan penyebaran informasi.

2. Penyusunan bahan pedoman teknis penyusunan program dan rencana strategis (Renstra)

3. Penyusunan bahan teknis pembuatan pelaporan dan evaluasi.

Sub Dinas Bina Program terdiri dari beberapa seksi bagian yaitu :

1. Seksi Data dan Informasi

Tugas Pokok : Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi bidang perkebunan.

Fungsi :

a. Pengumpulan Data dan Informasi

b. Penyusunan dan pemutakhiran data dan informasi.

2. Seksi Penyusunan Program

Tugas Pokok : Melaksanakan penyusunan program kerja Dinas.

Fungsi :

a. Pengumpulan dan pengolahan data dibidang program kerja perkebunan.

(19)

3. Seksi Evaluasi dan Pelaporan

Tugas Pokok : melaksanakan penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kerja Dinas.

Fungsi :

a. Pengumpulan dan pengolahan data untuk pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.

b. Penyiapan bahan pembinaan teknis untuk evaluasi dan pelaporan.

e. Sub Dinas Bina Produksi

Tugas Pokok : merumuskan bahan kebijakan teknis dan pembinaan operasional di bidang pembenihan, pengembangan komoditas, sarana dan prasarana produksi, intensifikasi dan rehabilitasi.

Fungsi :

1. Perumusan bahan pedoman teknis pembenihan dan pengembangan komoditas Perkebunan.

2. Perumusan bahan pedoman pengelolaan sarana dan prasarana produksi perkebunan.

3. Perumusan bahan pedoman pelaksanaan intensifikasi rehabilitasi tanaman perkebunan.

(20)

1. Seksi Pembenihan dan Pengembangan Komoditas

Tugas Pokok : menyusun pedoman teknis pembenihan, perncanaan penyediaan benih, penggunaan dan peredaran benih pengendalian pembenihan serta pengembangan komoditas dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas.

Fungsi :

1. Pengumpulan bahan pedoman teknis Pengelolaan pembenihan Perkebunan.

2. Penyusunan bahan pedoman Pengembangan Komoditas Perkebunan.

2. Seksi Sarana dan Prasarana Produksi

Tugas Pokok : menyiapkan pedoman teknis, perncanaan pengadaan, penggunaan, pengendalian sarana dan prasarana produksi dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas.

Fungsi :

1. Penyusunan bahan pedoman penggunaan sarana dan prasarana produksi perkebunan.

2. Pengumpulan dan pengolahan data penggunaan sarana dan prasarana produksi perkebunan.

(21)

3. Seksi Intensifikasi dan Rehabilitasi

Tugas pokok : Menyusun pedoman teknis, perencanaan penyusunan pelaksanaan operasional, pengendalian intensifikasidan rehabilitasi dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas.

Fungsi :

1. Pengumpulan dan pengolahan data pelaksanaan intensifikasidan rehabilitasi perkebunan.

2. Penyusunan bahan pedoma teknispelaksanaan dan pengendalian intensifikasi dan rehabilitasi tanaman perkebunan.

f. Sub Dinas Bina Usaha

Tugas pokok : Merumuskan bahan kebijakan operasional dandan pembinaan.pengendalian di bidang sumber daya manusia, permodalan, manajemen usaha. Pasca panen dan pemasaran hasil perkebunan.

Fungsi :

1. Perumusan bahan pedoman teknis peningkatan kualitas sumber daya manusia petani dan permodalan.

2. Perumusan bahan pedoman teknis pengelolaankelembagaan dan usaha perkebuna.

(22)

Sub Dinas Bina Usaha terdiri dari beberapa seksi bagian yaitu :

1. Seksi pemberdayaan SDM dan permodalan

Tugas pokok : menyusun bahan pedoman teknis, petunjuk operasional, perencanaan, pembinaan dan pengawasan di bidang pemberdayaan SDM dan permodalan.

Fungsi :

1. Mengumpulkan dan mengolah data SDM petani perkebunan dan permodalan di bidang perkebunan.

2. Penyusunan bahan pedoman teknis peningkatan kualitas sumber daya perkebunan.

3. Penyusunan bahan pedoman teknis pengelolaan permodalan perkebunan.

2. Seksi manajemen dan kelembagaan uasaha perkebunan

Tugas Pokok : Menyediakan bahan pembinaan teknis petunjuk operasional, perencanaan, pembinaan dan pengawasan dibidang manajemen Usaha dan Kelembagaan Usaha Perkebunan.

Fungsi :

(23)

2. Penyusunan bahan pedoman teknis pengelolaan kelembagaan usaha perkebunan.

3. Penyusuna bahan penyebaran informasi manajemen usaha perkebunan.

3. Seksi Pasca Panen dan pemasaran

Tugas Pokok : menyusun pedoman teknis pembinaan, petunjuk operasional, perencanaan, pembinaan dan pengawasan di bidang pasca panen dan pemasaran.

Fungsi :

1. Pengumpulan dan pengolahan data standarisasi mutu hasil dan pemasaran hasil perkebunan.

2. Penyusunan bahan pedoman teknis pasca panen hasil perkebunan.

3. Penyusunan bahan pedoman teknis pemasaran hasil perkebunan.

g. Sub Dinas Pengendalian

Tugas Pokok : Merumuskan bahan kebijakan teknis dan pembinaan operasional pengendalian di bidang pelestarian lahan dan lingkungan, perlindungan tanaman, penataan areal dan pengembangan perkebunan.

Fungsi :

1. Perumusan bahan pedoman teknis kelestarian lahan dan lingkungan

(24)

3. Perumusan bahan pedoman teknis penataan areal dan pengembangan perkebunan.

Sub Dinas Pengendalian terdiri dari beberapa seksi bagian yaitu :

1. Seksi Pelestarian Lahan dan Lingkungan

Tugas Pokok : Menyusun bahan kebijakan pedoman operasional, perencanaan, pembinaan pengawasan dan pengendalian di bidang pelestarian lahan lingkungan.

Fungsi :

1. Pengumpulan dan Pengolahan data pelaksanaan dan pelestarian lahandan lingkungan.

2. Penysunan bahan pedoman teknis pelestarian lahan dan lingkungan di areal perkebunan.

2. Seksi Perlindungan Tanaman Perkebunan

Tugas Pokok : menyusun bahan perumusan kebijakan teknis, pedoman teknis dan pelaksanan perlindungan tanaman perkebunan.

Fungsi :

(25)

2. Penyiapn bahan pedoman teknis penggunaan bahan dan peralatan perlindungan tanaman.

3. Seksi Penataan Areal dan Pengembangan Perkebunan

Tugas Pokok : menyusun bahanperumusan kebijakan teknis, pedoman teknis, perencanaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang penataan areal danpengembangan perkebunanan.

Fungsi :

1. Pengumpulan dan pengelolaan data areal dan pengembangan perkebunan.

2. Penyusunan bahan pedoman teknis penataan areal dan pengembangan perkebunan.

h. Unit Pelaksana Teknis Dinas

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) sebagaimana dimaksud pada pasal 5 peraturan daerah, rincian tugasnya akan diatur lebi lanjut dalam keputusan Gubernur setelah pembentukan Organisasi dan Tata Kerja ditetapkan.

i. Kelompok Jabatan Fungsional

(26)

2.4 Aspek Kegiatan Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat

Dalam aktivitas/kegiatan Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat adalah merumuskan kebijakan operasional di bidang perkebunan yang sebagian kewenangan disentralisasi Propinsi, serta sebagai penyelenggara pelayanan umum di bidang perkebunan. Dinas Perkebunan pun memiliki Visi, Misi, Tujuan dan sasaran sebagai berikut ini :

a. Visi

Yang dimaksud dengan Visi adalah pandangan atau wawasan luas manajemen mengenai kondisi (ingkup, skala, dan ukuran) yang ingin di capai oleh organisasi di masa depan.

Dan adapunVisi dari Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat yaitu :

Terwujudnya perkebunan yang produktif dan berdaya saing tergantung dengan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional pada tahun 2010.

b. Misi

Misi adalah penyataan pokokmengenai alasan eksitensi organisasi dan peta umum arah dan pola organisasi di masa depan.

Misi Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat yaitu :

(27)

b. Mengembangkan iklim usaha yang kondusif dengan menciptakan ketenangan dan kepastian berusaha.

c. Memenfaatkan potensi Sumber Daya Alam perkebunan dengan menggali memanfaatkan dan melindungi lahan serta tanamam perkebunan secara optimal, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

c. Tujuan

Tujuan adalah target-target atau hasil-hasil yang lebih spesfik yang ingin di capia oleh organisasi.

Tujuan dari Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat yaitu :

a. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia perkebunan baik petani maupun petugas

b. Pengembangan dan penerapan IPTEK bidang perkebunan, meningkatkan produksi atau produktifitas komoditas perkebunan.

c. Mengenbangkan kelembagaan usaha perkebunana melalui koperasi.

d. Memacu pertumbuhan agrobisnis komoditas unggulan terutama di wilayah kawasan industri masyarakat perkebunan (KIMBUN).

e. Meningkatkan produktif atau produktifitas komoditas perkebunan.

(28)

g. Meningkatkan penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) melalui penggunaan bahan organik, musuh alami dan pestisida nabati pada tanaman perkebunan.

h. Menjaga kesinambungan kelestarian alam dan hutan melalui penanganan dan konservasi tanah dan air.

i. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku usaha perkebunan.

d. Sasaran

Sasran adalah pernyataan luas dan tanpa batas waktu tertentu mengenai apa yang ingin di capai oleh organisasi.

Sasaran Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat yaitu :

a. Terwujudnya peningkatan jumlah kelembagaan petani dan usaha.

b. Terlaksanya pelatihan petani dan petugas.

c. Terwujudnya peningkatan hasil produksi berbagai komoditas perkebunan.

d. Terwujudnya perluasan atau peremajaan berbagai komoditas perkebunan.

e. Terlaksanya pembinaan peningkatan produktifitas perkebunan melalui kegiatan intensifikasi, diversifikasi, rehabilitasi peremajaan dan pengembangan (tea, kelapa, karet, dan kelapa hybrida).

(29)

g. Terlaksananya inventarisasi sumber benih perkebunan.

(30)

30 3.1 Bidang Pelaksanaan Praktek Kerja

Berdasarkan pelaksanaan kuliah kerja praktek di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Penulis ditempatkan di bagian Keuangan di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Khususnya dibagian kas, dimana kas penerimaan dan pengeluaran tersebut untuk mengatur ketersediaan dana yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri dalam Negeri tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Nomor 63 Tahun 2006. Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek tersebut penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan instansi.

3.2 Teknis Kerja Praktek

(31)

Selama penulisan melaksanakan Kerja Praktek di Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat. Penulis diberi tugas yang sekiranya yang dapat dikuasai oleh penulis. Adapun tugas penulis selama penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :

1. Mendapatkan penjelasan umum mengenai kepegawaian dan struktur organisasi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Informasi dan penjelasan singkat mengenai sejarah perusahaan, budaya, dan nilai – nilai dasar perusahaan atau instansi.

2. Perkenalan dengan para staff dan karyawan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.

3. Mendapatkan penjelasan mengenai sistem keuangan mengenai kas khususnya dana kas kecil.

3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek

3.3.1. Pengelolaan Dana Kas Kecil pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

Menurut Anwar Iskandar menyebutkan bahwa, “Kas Kecil adalah kas yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas pengeluaran-pengeluaran kecil atau rutin perusahaan dan meliputi jumlah yang relatif kecil”. (2,17)

Pemisahan tersendiri dana kas seperti di tas dikenal dengan nama “Dana Kas

(32)

tertentu yang telah ditetapkan harus dilakukan melalui dana tersebut. Apabila setelah dipergunakan untuk pengeluaran-pengeluaran, dana kas kecil telah menyusut sampai melebihi jumlah minimum tertentu, maka pemegang dana kas kecil dapat mengajukan permintaan untuk penggantian.

Dalam Petty Cash Fund di kenal dengan adanya dua metode yaitu :

Imprest Fund Method

Fluctuation Method

Imprest Fund Method

Pada sistem Imprest Fund, Baridwan (1992) mendefinisikan : ”Didalam sistem ini jumlah dana dalam rekening kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk untuk membentuk dana kas kecil ”

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diperjelas bahwa pada sistem Imprest Fund jumlah dana kas kecil selalu konstan dan tidak berubah-ubah.

(33)

Fluctuation Method

Menurut Baridwan (1992) Fluctuation Method dikatakan ” Dalam sistem fluktuasi saldo rekening kas kecil tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisisan kembali dan pengeluran- pengeluaran dari kas kecil ”.

Dari definisi diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa Fluctuation Method merupakan suatu sistem penggeloalaan dana kas kecil yang saldo

rekeningnya tidak tetap dan tergantung pada besar kecilnya pengeluaran yang terjadi untuk periode tertentu, misalnya dalam waktu dua minggu, sebulan dan sebagainya. Pada sistem ini rekening kas kecil yang diselenggarakan harus menunjukkan saldo pada setiap saat sebesar jumlah dana kas kecil yang ada ditangan pemegang dana kas kecil.

Prosedur pengelolaan dana kas kecil pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat :

Rancangan pengelolaan kas merupakan embrio penyusunan

Satuan Pelaksanaan Anggaran Pembangunan (SPJP) yang disusun oleh Dinas/Badan/Lembaga/satuan kerja dengan mengisi format-format S1 yang memuat visi, misi, tupoksi dan sasaran unit kerja. S2 yang memuat bidang kewenangan, program, tujuan program dan sasaran program. S3 memuat rekapitulasi anggaran pendapatan kas.

Berdasarkan S1, S2, dan S3 yang dikaji Tim Penyusunan Anggaran Pendapatan kas (TPAPK) untuk menentukan Rancangan Anggaran.

(34)

2. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) model SPP.3 per jenis belanja yang di dalamnya tentang pengajuan belanja masing-masing secara terpisah.

3. Daftar perincian Rancangan Penggunaan Beban Sementara Model SPP.4 yang isinya adalah uraian rincian permintaan pembayaran per objek belanja sampai rincian per objek belanja dari masing-masing jenis belanja yang diminta.

4. Untuk belanja pegawai atau personalia dalam BAU-Aparatur sepanjang menyangkut objek belanja, diserahkan kepada Tim Penyusun Anggaran Pendapatan Kas (TPAPK).

Tim Penyusun Anggaran Pendapatan Kas (TPAPK) sebagai berikut : 1. Bapeda

 Melakukan anlisis dan estimasi pendapatan belanja dari satuan kerja penyusun

bersama Biro Keuangan dan Biro Pengendalian.

 Melakukan kajian terhadap indikator, tolak ukur dan target kinerja yang terdiri

dari masukan, keluar, hasil, manfaat dan dampak dari suatu program dan kegiatan.

2. Biro Keuangan

 Melakukan perhitungan terhadap jumlah pendapatan dan belanja dari

Dinas/badan/Lembaga/Satuan kerja Penyusun bersama Bapeda dan Biro Pengendalian.

 Melakukan penelitian kesusaian kode rekening dengan

bagian/kelompok/jenis/rincian/objek yang digunakan satuan kerja penyusun.  Melakukan analisis terhadap jumlah rekapitulasi pendapatan langsung dan

(35)

 Melakukan perhitungan kebutuhan alokasi pendapatan per bulan atau per

tribulan dari Dinas/Badan/Lembaga/Satuan kerja berdasarkan kebutuhan alokasi per kegiatan dalam ragka penerbitan keputusan Otorisasi Pendapatan. 3. Biro Pengendalian

 Melakukan analisis terhadap pendapatan dari Dinas/Badan/Lembaga/Satuan

Kerja penyusun berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan APBD tahun sebelumnya.

 Melakukan pencermatan terhadap jumlah rekapitulasi pendapatan langsung dan

tidak langsung berdasarkan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

3.3.2. Pencatatan Dana Kas Kecil pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

Dalam pencatatan Dana Kas Kecil pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat yaitu menggunakan Imprest Fund Method. Karena dengan menggunakan metode Imprest Fund tersebut dengan alasan untuk mempermudah pengawasan.

Dari penjelasan tersebut maka jelaslah bahwa dana kas kecil yang dikelola dengan sistem Imprest Fund menghasilkan beberapa keuntungan bagi pihak perusahaan yaitu untuk mempermudah pengawasan, perhitungan dan pertaggung jawaban (Accountabilities).

(36)

kembali berikut penyetoran bukti transaksi. Di bawah ini akan diuraikan secara berturut-turut mengenai :

a. Pembentukan Dana b. Pemakaian Dana

c. Pengisian Kembali Dana

d. Penambahan atau Pengurangan Dana a. Pembentukan Dana

Seperti telah diuraikan di atas, bahwa pembayaran-pembayaran yang berjumlah kecil lebih praktis dan ekonomis kalau dilaksanakan dengan uang tunai daripada menggunakan check. Maka dari itu perlu adanya penyisihan sebagian kecil uang kas untuk membentuk dana pembayaran yang berjumlah kecil Untuk mengisi dana kas kecil perlu dibuatkan check pengeluaran kas umum yang diserahkan kepada kasir kas kecil (Petty Chassier). Check ini oleh kasir kas kecil diuangkan di bank, dan uangnya disimpan oleh kasir itu sendiri,yang biasanya dimasukkan dalam peti uang sebagai persediaan untuk pembayaran sewaktu-waktu yang jumlahnya kecil. Check tersebut dibuku dalam check register atau cash register (jurnal pengeluaran kas) dan untuk selanjunya diposting ke buku besar.

b. Pemakaian Dana

(37)

Rp 20.000.000,-. Untuk pembayaran yang lebih dari Rp 20.000.000,- akan dibayar oleh kasir check umum.

Setiap kali mengeluarkan dana kas kecil harus dibiayakan bukti pengeluaran (Petty Cash Voucher, Petty Cash Receipt). Bukti pengeluaran dana ini harus

ditandatangani oleh orang yang menerima pembayarannya.

Bukti pengeluaran dana ini setiap hari dicatat pada buku atau kartu catatan kas kecil (Petty Cash Book, Petty Cash Record), dan setelah dicatat disimpan di dalam peti uang bersama-sama sisa dan yang masih tersedia dengan bukti-bukti pengeluaran uang jumlahnya akan selalu sama dengan jumlah dana semula.

c. Pengisian Kembali Dana

Kalau uang persediaan sudah hampir habis, atau pada sewaktu-waktu yang sudah ditentukan sebelumnya, bukti-bukti pengeluaran dari kas kecil itu ditukarkan dengan uang tunai pada kasir kas umum (pemegang kas besar). Setelah tanda bukti pengeluaran dana itu ditukar dengan uang tunai, maka dana tersedia sudah kembali seperti semula.

d. Penambahan atau Pengurangan Dana

Kalau dana sebesar Rp 20.000.000,- itu dipandang kurang mencukupi, maka perlu diadakan penambahan, misalnya pada tanggal 1 Agustus 2006 dana ditambah denagn Rp 3.000.000,- dengan check no.317. tambahan dana yang dicatat pada Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Disbursement Journal) dan didebet perkiraan Kas Kecil.

(38)

tanggal 1 Oktober 2006 dikurangi Rp 3.000.000,- pengurangan ini dicatat pada Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal) dan perkiraan Kas Kecil dikredit sebesar penurangan dana tersebut.

Tahap Pengisian Kembali Dana

Sebelum ditukarkan, semua bukti-bukti pengeluaran kas kecil di susun dan dicocokkan jumlahnya dengan Catatan Kas Kecil (Petty Cash Record). Setelah ada kecocokan jumlah, maka semua bukti pengeluaran itu ditukarkan pada kasir Kas Umum pdenga sebuah check. Check ini kemudian diuangkan di bank untuk mengisi kembali dana kas kecil. Dengan demikian jumlah persediaan dana kas kecil sudah kembali seperti semula. Prosedur pembukuannya, pertama-tama diadakan penjurnalan dari semua bukti-bukti pengeluaran itu pada jurnal pengeluaran kas, kemudian diposting ke perkiraan-perkiraan yang bersangkutan, yaitu perkiraan”Macam-macam Biaya Umum”,”Macam-macam Biaya Penjualan” dan “Retur Penjualan” semua perkiraan itu di debet.

Prosedur pencatatan dana kas kecil pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat :

Berkaitan dengan pembukuan setiap transaksi (baik penerimaan maupun pengeluaran), perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Bahwa seluruh kelompok belanja hanya di bukukan kedalam 1 (satu) buku kas

umum (model SPJ.1)

 Dalam pembantu pemegang kas (kasir) diberi tugas mengelola per jenis

(39)

kas umum akan tetapi membukukan per jenis belanja tersebut ke dalam buku pengeluaran per jenis belanja.

 Untuk membantu ketertiban dan kecermatan pembukuan dalam pengelolaan

kas, maka pemegang kas dengan di bantu oleh pembantu pemegang kas (yaitu kasir dan tenaga pembukuan dan tenaga administrasi lainnya) wajib membukukan setiap transaksi tersebut ke dalam buku-buku pembantu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun 2002 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Propinsi Jawa Barat.

3.3.3. Bentuk Pengendalian Untuk Menghindari Penyalahgunaan Dana Kas Kecil pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

Bagi perusahaan/instansi perlu di atur di dalam melakukan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran kas yang biasa disebut pengendalian kas. Hal ini untuk menghindari penyelewengan atau penyalahgunaan kas kecil.

Mengingat mayoritas transaksi diperusahaan/instansi melibatkan kas, maka pengawasan kas sangat diperlukan guna menghindari terjadinya penyelewengan atau penyalahgunaan yang dilakukan terhadap kas. Pengawasan kas ini meliputi prosedur-prosedur yang dibuat untuk menjaga atau mengamankan dana perusahaan. Pengawasan kas tercakup dalam suatu pengawasan intern.

(40)

diperiksa oleh internal auditor dan meneliti kegiatan-kegiatan dari karyawan yang menangani kas perusahaan sekaligus memastikan apakah sistem yang dianjurkan telah benar-benar dilaksanakan sebagai mana mestinya. Bila ditemukan antara perbedaan saldo kas dengan catatan menurut pembukuan, maka internal auditor dapat mengambil tindakan yang diperlakukan bagi kelancaran operasi perusahaan

Menurut Ahmad Sanusi (2009) bahwa : ” Salah satu bagian dari pengawasan dan pengendalian kas yang baik adalah dengan membentuk dana kas kecil sistem Imprest, sistem ini menghendaki adanya saldo rekening kas yang selalu berjumlah

tetap dan pengeluaran-pengeluaran rutin dilakukan dengan mengisi voucher kas kecil”.

Seperti telah di uraikan dalam pengelolaan dana kas kecil Tim Penyusun Anggaran Pendapatan Kas (TPAPK) salah satunya terdapat biro pengendalian pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat diantaranya :

 Melakukan analisis terhadap pendapatan dari Dinas/Badan/Lembaga/Satuan

Kerja penyusun berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan APBD tahun sebelumnya.

 Melakukan pencermatan terhadap jumlah rekapitulasi pendapatan langsung dan

(41)

41 4.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasaan pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek tersebut dan setelah penulis menganalisa, memahami, dan mempelajari serta menguraikan masalah tentang Tinjauan Terhadap Dana Kas Kecil, maka penulis mencoba menyimpulkan beberapa hasil kegiatan Kuliah Kerja Praktek yang dilakukan di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, yaitu :

1. Pengelolaan kas kecil yang dilakukan oleh Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat sudah baik terbukti dengan adanya Tim penyusun dalam pengelolaan kas kecil tersebut. Adanya orang yang bertugas menyimpan dan orang yang mencatat kas kecil, serta wewenang bagi pihak yang memberikan otorisasi atas penggunaan kas kecil tersebut.

2. Sistem pencatatan sesuai dengan metode akuntansi yang ada yaitu Imprest Fund Method dimana setiap terjadi transaksi tidak dilakukan penjurnalan dan

saat dilakukan pengisian kembali baru dilakukan penjurnalan disertai oleh bukti dan dokumen sebagai pertanggungjawaban atas penggunaan kas kecil. Dengan demikian kemungkinan terjadinya penyalahgunaan kas kecil akan sangat kecil.

(42)

melakukan pencermatan terhadap jumlah rekapitulasi pendapatan langsung dan tidak langsung untuk menghindari penyalahgunaan kas kecil.

4.2 Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin mengemukakam saran dengan harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan pimpinan dalam pengelolaan dan peningkatan pengendalian kas kecil untuk masa yang akan datang. Hal ini dapat dijadikan bahan evaluasi dan bahan pertimbangan bagi kebijakan yang telah diterapkan oleh Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat, yaitu sebagai berikut :

(43)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Dalam Menempuh Program Studi S-1

Jurusan Akuntansi

Disusun oleh: RIKA LESMAWATI

21107028

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(44)
(45)

43

DAFTAR PUSTAKA

1. Donald. E. Kieso, J Weygant, Intermedite Accounting 1 (4,85). 2. http://repository.binus.ac.id/content/A0766/A076681179.pdf 3. www.scribd.com/.../Prosedur-Pembentukan-Dana-Kas-Kecil

4. muttaqinhasyim.wordpress.com/.../pengertian-dan-fungsi-dana-kas-kecil-petty-cash-fund/ -

5. www.pdf-finder.com/pdf/pengertian-dana-kas-kecil.html 6. Anwar Iskandar, Intermedite Accounting 1

7. Keputusan Gubernur Jawa Barat 2002

(46)

i Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Bahwa atas rahmat, hidayah dan inayahNya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja praktek ini di Kantor Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan selama satu bulan.

Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini penulis telah berusaha untuk menyusun sebaik mungkin namun dengan keterbatsan pengetahuan yang penulis miliki masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan.Oleh karena itu, segala masukan dan kritik yang berhubungan dengan pembahasan dalam laporan kuliah prektek ini akan diterima dengan senang hati. Penulis berharap agar laporan kuliah kerja praktek ini dapat memberikan manfaat dari pihak-pihak lain yang membutuhkan.

Dalam kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar – besarnya kepada Papa dan Mama yang selalu memberikan doa dengan penuh kasih sayang, keikhlasan dan kesabaran serta pengorbanan yang tiada hentinya, mendorong dan selalu memberi semangat Penulis untuk menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

(47)

ii

Laporan Kerja Praktek ini tidak akan bisa terwujud tanpa dorongan dari segala kerendahan hati dari berbagai pihak,ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu :

1. Dr. Edi Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, DRA. SE. M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Rektor Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, SE. M. Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi. 4. Lilis Puspitawati,SE.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya Laporan Kuliah Kerja Praktek ini.

5. Seluruh Staff dan Dosen UNIKOM.

6. Bapak Kusnaya, SE selaku Kepala Sub. Bagian Keuangan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.

7. Bapak S. Purwanto, SE selaku pembimbing selama penyusun melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Terimakasih untuk semua nasihatnya.

(48)

iii

untuk setiap curahan kasih sayang dan perhatiannya.

10.Diva Firman Permana yang selalu menjadi penghibur hati dan selalu memberikan semangat dan bantuan.

11.Untuk sahabat – sahabatku Deby, Dini, Vita, Silvi terimakasih atas dukungan dan bantuannya.

12.Semua teman – teman kelas Akuntansi 1 terimakasih atas dukungan dan bantuannya.

13.Seluruh pihak yang membantu penyelesaian laporan ini yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata Penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat dan menjadi pendorong untuk lebih maju serta semangat berbuat yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain.

Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Desember 2010

(49)

iv LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 4

1.3Kegunaan Kerja Praktek ... 5

1.4Metode dan Teknis Pengumpulan Data ... 6

1.5Lokasi dan waktu Kerja Praktek ... 7

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 9

2.1 Sejarah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat ... 9

2.2 Struktur Organisasi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat ... 12

2.3 Uraian Tugas Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat ... 12

2.4 Aspek Kegiatan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat ... 26

BAB III PEMBAHASAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ... 30

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 30

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 30

(50)

v 3.3.2Pencatatan Dana Kas Kecil

pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat ... 35

3.3.3 Bentuk Pengendalian Untuk Menghindari Dana Kas Kecil pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat ... 39

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 41

4.1 Kesimpulan ... 41

4.2 Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 44

(51)

vi

Lampiran 1 : Struktur Organisasi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.

Lampiran 2 : Struktur Organisasi Pimpinan pelaksanaan Kegiatan Satuan

Pemegang Saham.

Lampiran 3 : Rinciang Anggaran Pendapatan

Lampiran 4 : Mekanisme DSAK

Lampiran 5 : Rekapitulasi usulan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Lampiran 6 : Surat Perintah Pembayaran BebanTetap

Lampiran 7 : Surat Perintah Pembayaran Beban Sementara

Lampiran 8 : Daftar Perincian Rencana penggunaan Beban Sementara

Lampiran 9 : Format Laporan Pemegang Saham

Lampiran 10 : Surat Permohonan KKP (Kuliah Kerja Praktek)

Lampiran 11 : Surat Penerimaan KKP (Kuliah Kerja Praktek)

Lampiran 12 : Daftar Kehadiran KKP (Kuliah Kerja Praktek)

Lampiran 13 : Surat Keterangan Hasil KKP (Kuliah Kerja Praktek) dari

Perusahaan

Lampiran 14 : Berita Acara Bimbingan KKP (Kuliah Kerja Praktek)

(52)

vii

(53)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Rika lesmawati

Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 13 Desember 1988 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Arwinda No. 35 RT 02/09 Kec. Karangtengah

Cianjur 43281

Riwayat Pendidikan :  1996-2002

SD Negeri Pawenang, Cianjur  2002-2004

SMP Islam Al-I’anah, Cianjur  2004-2007

SMA Pasundan 1, Cianjur

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

TINJAUAN ATAS PROSEDUR DAN PELAKSANAAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D) PADA BAGIAN AKUNTANSI PELAPORAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARATi. Kegiatan SP2D (Surat Perintah

PT.PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA BARAT UPT PURWAKARTA” Yang digunakan untuk melengkapi salah satu syarat dalam. mata kuliah kerja praktek pada program

Dari hasil pembahasan pelaksanaan kerja praktek dan setelah penulis menganalisa kegiatan yang berkaitan dengan pemberian fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor

menyelesaikan penulisan Laporan Kerja Praktek yang berjudul ” Tinjauan Atas Prosedur dan Pelaksanaan SP2D Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan judul “Sistem Informasi Surat Masuk dan Surat Keluar pada Sub Bidang SDM,8. Kelembagaan dan

Dalam pelaksanaan kuliah kerja praktek, penulis dapat membahas hasil kuliah kerja praktek mengenai pelaksanaan program kesejahteraan pegawai pada perusahaan PT.PLN

Maksud dari kerja praktek ini adalah untuk memperoleh data-data yang berhubungan den bagaimana sistem akuntansi SPJ (Surat Pertanggung Jawaban) dari APBD pada

Selain sebagai untuk syarat dari salah satu mata kuliah Kerja Praktek maksud dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengidentifikasi mengenai masalah sistem pengelolaan data