• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Industri Kecil Di Kabupaten Dairi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Industri Kecil Di Kabupaten Dairi"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN PENGUSAHA INDUSTRI KECIL

DI KABUPATEN DAIRI

TESIS

Oleh

INSANUDDIN LINGGA

077018035/EP

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

S

E K O L A H

P A

S C

A S A R JA

(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN PENGUSAHA INDUSTRI KECIL

DI KABUPATEN DAIRI

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

INSANUDDIN LINGGA

077018035/EP

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN DAIRI

Nama Mahasiswa : Insanuddin Lingga Nomor Pokok : 077018035

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Murni Daulay, M.Si) (Dr. Rahmanta, M.Si)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Dr. Murni Daulay, M.Si) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 19 Agustus 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Murni Daulay, M.Si Anggota : 1. Dr. Rahmanta,M.Si

(5)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh modal, jumlah tenaga kerja, lama berusaha, tingkat pendidikan dan bantuan modal terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi.

Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan data skunder, data primer berupa angket sedangkan data sekunder berupa data Dairi Dalam Angka. Responden adalah pemilik Pengusaha Industri Kecil yang berjumlah 70 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode Stratified Proporsional Random Sampling dengan beberapa pertimbangan kriteria Industri Kecil. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ekonometrika dengan metode Ordinary Least Square (OLS).

Hasil analisis data diketahui bahwa terdapat 5 (lima) variabel independen (modal, tenaga kerja, lama berusaha, tingkat pendidikan dan bantuan modal) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi.Variabel yang signifikan tersebut sebagai modal utama yang mengindikasikan adanya peningkatan pendapatan Pengusaha Industri Kecil. Keseluruhan variabel, signifikan mempengaruhi pendapatan Pengusaha Industri Kecil yaitu variabel modal, tenaga kerja, lama berusaha, pendidikan dan bantuan modal. Dilain pihak variabel bantuan usaha pengaruhnya masih rendah. Rendahnya pengaruh bantuan modal bagi pengusaha industri kecil tersebut sebagai indikasi, dimana variabel bantuan modal kurang menggerakkan variabel pendapatan Pengusaha Industri Kecil. Berdasarkan nilai total elastisitas untuk modal, tenaga kerja, lama berusaha, tingkat pendidikan dan bantuan modal mempunyai tingkat elastisitas di bawah 1 (0,95<1), sehingga fungsi pendapatan digolongkan dalam kondisi decreasing return to scale.

(6)

ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of capital, the amount of labor, the length of business, the level of education and additional capital to the income of the Small Scale Industry entrepreneur in Dairi regency.

The collected data has been gained from primary and secondary data, questionnaire as the primary data while Dairi Dalam Angka as the secondary data. The respondents are 70 Small Scale Industry Entrepreneur. The sampling method is the Proportional Stratified Random Sampling with some concerns in the Small Scale Industry criteria. This study used econometric model, Ordinary Least Square (OLS) method.

As the result of data analyses, there are 5 (five) independent variables (capital, the amount of labor, the length of business, the level of education and additional capital) that influence the income of the Small Scale Industry Entrepreneur in positive and significant ways. All variables significantly influence the income of the Small Scale Industry Entrepreneur they are capital, the amount of labor, the length of business, the level of education and additional capital. The impact of the additional capital variable is low. It indicates that the additional capital variable has less impact to the income variable Small Scale Industry Entrepreneur. Regarding to the total value of elasticity of capital, the amount of labor, the length of business, the level of education and additional capital has the lowest elasticity, under 1 (0,91<1), so that the income function is classified in decreasing return of scale condition.

(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah

Subhanahuwata’ala serta rahmat dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat

mengikuti pendidikan dan perkuliahan pada Program Studi Magister Ekonomi

Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sampai dengan

penyusunan tesis ini dengan judul : “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Industri Kecil di Kabupaten Dairi”.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak mungkin

tesis ini dapat terselesaikan, untuk itu perkenankan penulis memberikan penghargaan

yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc, Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Murni Daulay, M.Si, Ketua Program Studi Magister Ekonomi

Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus

Ketua Komisi Pembimbing dengan penuh kearifan, kesabaran dan perhatian

telah berkenan memberikan bimbingan kepada penulis sampai dengan

selesainya tesis ini.

3. Bapak Dr. Rahmanta, M.Si, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

memberikan tuntunan dan pengarahan dengan sabar dalam penyelesaian tesis

(8)

4. Bapak Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, SE, M.Ec. selaku Sekretaris Program Studi

Magister Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara.

5. Bapak Irsyad Lubis, M.Soc.Sc, Phd, Dr. Jonni Manurung, MS, Drs Rahmad

Sumanjaya, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan

masukan, pengarahan dan bimbingan sehingga tesis ini dapat terselesaikan

dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Pegawai Administrasi Program Studi Magister

Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

7. Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada Ayahanda Nusin

Lingga dan Ibunda Sukut br. Kaloko dan juga Bapak Mertua H. Yusif Sadikin

serta Almarhumah Ibu Mertua H. Fatonah yang senantiasa mendo’akan,

memberikan semangat dan bantuan moril serta materil kepada penulis mulai

dari masa studi sampai dengan penyelesaian penulisan tesis ini.

8. Teristimewa kepada istriku tercinta Nina Helpiana dengan setia dan penuh

pengertian memberikan motivasi, dukungan dan do’a mulai dari studi hingga

penyelesaian penulisan tesis ini.

9. Tak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada Adik- Adik saya

Nusliasniati br Lingga S.Ag, Almarhumah Heriati br Lingga, S.Ag, Jukri

Andri Lingga, Juliadi Lingga, SH dan Windra A. Lingga SE atas do’a dan

(9)

10.Juga ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada rekan-rekan PNS Kantor

Camat Pegagan Hilir yang telah cukup memberikan bantuan, dorongan serta

bantuan moril dan materil hingga selesainya penulisan tesis ini.

11.Teman-teman mahasiswa, khususnya angkatan XIII dan XIV Program Studi

Magister Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara.

Tak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuan kepada penulis baik secara moril maupun materil.

Sebagai manusia biasa yang tidak terlepas dari kekurangan, keterbatasan dan

kekhilafan penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Dalam rangka penyempurnaan tesis ini

penulis sangat mengharapkan masukan dan kritik yang sifatnya membangun dan

dapat dikembangkan dalam penelitian lebih lanjut. Akhirnya penulis berharap kiranya

Allah Subhanahuwata’ala selalu memberikan anugerah-Nya kepada penulis, semua

pihak dan selalu dalam lindungan-Nya…Amin.

Medan, 19 Agustus 2009

Penulis

(10)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : INSANUDDIN LINGGA

2. Tempat/Tanggal Lahir : Sidikalang, 12 Desember 1968

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Status : Kawin.

5. Agama : Islam.

6. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil.

7. Alamat : Jl. Bougenville Nomor 61 Blok B Perumnas Simbara

Permai Sidikalang Kabupaten Dairi.

8. Pendidikan :

a. SD : SD Inpres Bintang Sidikalang (1976-1982)

b. SMP : SMP Negeri 2 Sidikalang (1983-1985)

c. SMA : SMA Negeri 1 Sidikalang. (1986-1988)

d. D-3 : Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri Jatinangor

(1989-1992)

e. Strata 1 : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara. (1996-1998)

f. Strata 2 : Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Medan. (2007-2009)

Medan, 19 Agustus 2009

(11)

DAFTAR ISI

2.4. Produksi dan Tingkat Pendapatan... 16

(12)

3.7. Test Goodness of Fit ... 36

3.8. Uji Asumsi Klasik ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 40

4.1.1 Demografi ... 40

4.1.2 Penduduk ... 41

4.1.3 Pendidikan... 42

4.1.4 Pertanian... 45

4.1.5 Industri ... 46

4.2. Karakteristik responden ... 48

4.2.1 Responden menurut jenis kelamin ... 48

4.2.2. Responden menurut umur/usia... 49

4.2.3 Responden menurut tingkat pendidikan... 49

4.2.4 Responden menurut jumlah tanggungan keluarga ... 50

4.3. Hasil Analisis Data dan Pembahasan... 52

4.3.1 Deskripsi data... 52

4.3.2 Uji statistik Hasil Estimasi Model ... 60

4.3.3 Uji Asumsi Klasik ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1. Kesimpulan ... 72

5.2. Saran – Saran ... 73

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1. Perkembangan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi

Tahun 2006-2007 ... 6

3.1. Jumlah Populasi Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi Tahun 2007 ... 29

3.2. Kecamatan Yang Ditetapkan Menjadi Populasi ... 30

3.3. Distribusi Sampel Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi Tahun 2007 ... 31

4.1 Modal Usaha ... 53

4.2 Tenaga kerja ... 54

4.3 Lama Berusaha... 55

4.4 Tingkat Pendidikan ... 56

4.5 Bantuan Modal ... 57

4.6 Pendapatan (Juta Rupiah)... 59

4.7 Hasil Uji Jarque-Bera ... 69

4.8 Hasil uji Ramsey... 69

4.9 Hasil Uji Multikolinieritas ... 70

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi ... 26

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 49

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 50

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ... 51

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Hasil Regresi Berganda ... 80

2 Hasil Uji Normalitas (Jarque Bera/JB)………....…….. 81

3 Hasil Uji Linieritas (Ramsey Reset Test)………..…… 82

4 Hasil Uji Multikolinearitas... 83

5 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji White)... 88

(16)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh modal, jumlah tenaga kerja, lama berusaha, tingkat pendidikan dan bantuan modal terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi.

Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan data skunder, data primer berupa angket sedangkan data sekunder berupa data Dairi Dalam Angka. Responden adalah pemilik Pengusaha Industri Kecil yang berjumlah 70 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode Stratified Proporsional Random Sampling dengan beberapa pertimbangan kriteria Industri Kecil. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ekonometrika dengan metode Ordinary Least Square (OLS).

Hasil analisis data diketahui bahwa terdapat 5 (lima) variabel independen (modal, tenaga kerja, lama berusaha, tingkat pendidikan dan bantuan modal) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi.Variabel yang signifikan tersebut sebagai modal utama yang mengindikasikan adanya peningkatan pendapatan Pengusaha Industri Kecil. Keseluruhan variabel, signifikan mempengaruhi pendapatan Pengusaha Industri Kecil yaitu variabel modal, tenaga kerja, lama berusaha, pendidikan dan bantuan modal. Dilain pihak variabel bantuan usaha pengaruhnya masih rendah. Rendahnya pengaruh bantuan modal bagi pengusaha industri kecil tersebut sebagai indikasi, dimana variabel bantuan modal kurang menggerakkan variabel pendapatan Pengusaha Industri Kecil. Berdasarkan nilai total elastisitas untuk modal, tenaga kerja, lama berusaha, tingkat pendidikan dan bantuan modal mempunyai tingkat elastisitas di bawah 1 (0,95<1), sehingga fungsi pendapatan digolongkan dalam kondisi decreasing return to scale.

(17)

ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of capital, the amount of labor, the length of business, the level of education and additional capital to the income of the Small Scale Industry entrepreneur in Dairi regency.

The collected data has been gained from primary and secondary data, questionnaire as the primary data while Dairi Dalam Angka as the secondary data. The respondents are 70 Small Scale Industry Entrepreneur. The sampling method is the Proportional Stratified Random Sampling with some concerns in the Small Scale Industry criteria. This study used econometric model, Ordinary Least Square (OLS) method.

As the result of data analyses, there are 5 (five) independent variables (capital, the amount of labor, the length of business, the level of education and additional capital) that influence the income of the Small Scale Industry Entrepreneur in positive and significant ways. All variables significantly influence the income of the Small Scale Industry Entrepreneur they are capital, the amount of labor, the length of business, the level of education and additional capital. The impact of the additional capital variable is low. It indicates that the additional capital variable has less impact to the income variable Small Scale Industry Entrepreneur. Regarding to the total value of elasticity of capital, the amount of labor, the length of business, the level of education and additional capital has the lowest elasticity, under 1 (0,91<1), so that the income function is classified in decreasing return of scale condition.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Badai krisis ekonomi yang mulai menerpa Indonesia pada medio 1997 telah

melumpuhkan hampir semua sendi-sendi perekonomian dan bisnis Indonesia. Tidak

terkecuali bisnis besar dan kecil pun juga merasakan dampak langsungnya, terbukti

dengan ambruknya beberapa industri, ditutupnya operasi bank secara bersamaan.

Krisis tersebut di Indonesia diakselerasi dengan jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap

dolar AS sampai titik terendah, hingga memaksa sistem nilai tukar tetap menjadi

tidak rasional. Sudah barang tentu, semua bentuk kewajiban yang berdenominasi

dolar AS merasakan dampak yang paling buruk. Dampak berat krisis moneter yang

sangat dirasakan oleh unit bisnis beraset milyaran hingga trilyunan rupiah tersebut

ternyata hampir tidak dirasakan sektor Industri Kecil. Hal ini terutama antara lain

disebabkan oleh tingginya para pengusaha Industri Kecil pada penggunaan bahan

baku maupun permodalan. Selain itu, usaha mereka pada umumnya berbasis pada

kebutuhan dasar masyarakat luas.

Melihat dari gejala ini, percepatan perbaikan ekonomi Indonesia dapat

dilakukan dengan memperhatikan pengusaha Industri Kecil. Sayangnya, bank besar

sampai saat ini masih menganaktirikan pengusaha Industri Kecil dalam pengucuran

kredit produksi. Gambaran realisasi pengucuran kredit perbankan dan kebijakan Bank

(19)

sejalan dengan kenyataan yang ditunjukkan oleh hasil penelitian Kementrian KUKM

dan BPS tahun 2003. Fenomena ini menarik untuk dielaborasi lebih dalam, karena

fakta di lapangan pada tataran pelaksanaan yang masih belum sejalan dengan tataran

kebijaksanaan dapat menjadi indikasi adanya kesalahan atau sesuatu yang kurang

dalam mekanisme pelaksanaannya. Kesenjangan atau gap yang ada ini memang

masih membuka peluang untuk mendorong banyak penelitian yang akan mendukung

pada penemuan format kebijakan-kebijakan lebih lanjut dalam rangka API (Arsitektur

Perbankan Indonesia) yang penjabaran konkritnya dalam bentuk rencana kegiatan

akan dicapai dalam tahun 2011 mengatasi pengangguran dan kemiskinan. Lebih

lanjut Sulaeman (2004) menyebutkan adanya beberapa isu kritis yang sering

menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara, di antaranya adalah (1) tingginya

pengangguran, (2) rendahnya investasi, dan (3) biaya ekonomi tinggi.

Pengusaha Industri Kecil terbukti masih banyak yang bertahan dalam kondisi

krisis, hal tersebut sebagai bukti ketahanan Para pengusaha Industri Kecil yang perlu

dikedepankan sebagai penggerak ekonomi utama. Oleh karena itu diperlukan

berbagai upaya dan dukungan dari pemerintah dalam mengembangkan Para

pengusaha Industri Kecil . Namun salah satu masalah utama dalam peningkatan

pendapatan Pengusaha Industri Kecil yaitu kekurangan modal, skill, tenaga kerja, di

samping peralatan atau teknologi dan juga pemasaran. Sehingga muncul pertanyaan

yang paling esensial dari dampak permasalahan tersebut yaitu bagaimana sektor

Industri Kecil dalam negeri dapat didorong menjadi sektor industri berskala besar

(20)

secara konsisten telah melakukan berbagai upaya deregulasi sebagai upaya

penyesuaian struktural dan restrukturisasi perekonomian.

Pembahasan tentang masalah pertumbuhan ekonomi dalam skala makro

terkait erat dengan upaya pengembangan industri kecil. Sebagai salah satu agen

pertumbuhan ekonomi, pengusaha Industri Kecil dinilai mempunyai potensi untuk

memiliki kontribusi yang besar karena ketahanannya terhadap fluktuasi kondisi

ekonomi. Namun demikian, di tengah banyaknya anggaran kredit yang tidak dapat

disalurkan, sebagian besar pengusaha Industri Kecil masih terkendala pada masalah

permodalan dan penyaluran kredit.

Pada umumnya daerah Kabupaten Dairi adalah potensi pertanian yang cukup

luas dan sangat besar jumlah hasilnya sehingga mata pencaharian penduduk yang

terutama adalah pertanian padi, palawija dan tanaman tahunan/bahan perdagangan

ekspor antara lain :

a. Tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, ketela rambat, ketela pohon,

kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau.

b. Tanaman sayur-sayuran seperti cabe, kentang, tomat, buncis, terung, bayam

dan sayur-sayuran lainnya sangat baik di Kabupaten Dairi. Sedangkan

tanaman bawang merah dan bawang putih di Kecamatan Silahisabungan yakni

di Desa Silalahi II dan Desa Paropo yang terletak di pinggiran Danau Toba.

c. Tanaman perdagangan bahan ekspor seperti kopi, kelapa, kemenyan, cengkeh,

(21)

sangat baik diusahakan serta mempunyai hasil yang cukup besar jumlahnya

sehingga dapat mempengaruhi perekonomian masyarakat Kabupaten Dairi.

d. Sebagai mata pencaharian tambahan juga diperoleh dari hasil hutan seperti

kayu pertukangan, damar, rotan.

e. Namun sebagian kecil penduduk juga memelihara ternak unggas, perikanan

darat dengan tata cara pemeliharaan secara tradisional sehingga hanya

merupakan penghasilan tambahan, dimana jumlahnya belum memenuhi

standar nasional.

Kabupaten Dairi merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi sumber

daya alam yang cukup baik bagi pengembangan Industri Kecil. Pada tahun 2006 di

Kabupaten Dairi terdapat 333 unit pengusaha Industri Kecil, (data diperoleh dari

Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi). Kebanyakan industri kecil tersebut bergerak

di sektor industri Pengolahan. Berdasarkan banyaknya pengusaha Industri Kecil maka

Kecamatan Sidikalang menempati posisi pertama sebanyak 167 unit, dimana jumlah

ini mencapai 50,15 persen dari jumlah keseluruhan pengusaha Industri Kecil di

Kabupaten Dairi. Sedangkan pada tahun 2007 terdapat 258 pengusaha Industri Kecil,

terjadi penurunan yang cukup signifikan dari sisi jumlah yaitu sebesar 22, 52 % yang

mana hal ini dapat mengakibatkan penurunan pendapatan pengusaha Industri Kecil

itu sendiri maupun penyerapan tenaga kerja. Pengusaha Industri Kecil di atas menurut

jenis kegiatannya terdiri dari berbagai industri seperti Pembuatan Roti, Lemon,

(22)

Bengkel Sepeda, Pengupasan Bulu Ayam, Pembuatan Tahu, Tukang Tilam, Reparasi

Radio dan Tukang Gigi yang masih terkonsentrasi di Kecamatan Sidikalang.

Fenomena yang terjadi berkaitan dengan pengembangan Industri Kecil

seperti masih rendahnya pendapatan yang diperoleh oleh pelaku Industri Kecil di

kecamatan Kabupaten Dairi masih banyak dijumpai, khususnya para pelaku Industri

Kecil yang tersebar di kota Sidikalang. Hal ini sangat dimungkinkan terjadi karena

pelaku Industri Kecil yang didominasi oleh keluarga masih belum menggunakan

teknologi yang efisien dan efektif sehingga produk yang dihasilkan pun belum dapat

mengimbangi produk-produk yang dihasilkan oleh sektor industri menengah ataupun

besar. Potensi yang ada di Kabupaten Dairi seharusnya dikembangkan sehingga

mampu meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat, dimana rata-rata pendapatan

perkapita Dairi tahun 2004, 2005 dan 2006 masing-masing hanya sebesar Rp.

7.928.545, Rp. 8.816.326 dan Rp. 9.538.398 per tahun (Sumatera Utara Dalam

Angka 2007). Perkembangan pendapatan perkapita tersebut terkait dengan

(23)

Tabel. 1.1. Perkembangan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, 2008

Perkembangan pengusaha Industri Kecil serta jumlah tenaga kerja yang

diserap beberapa tahun terakhir terus mengalami penurunan sehingga perlu digali

potensi Industri Kecil agar mampu berkembang dan meningkatkan pendapatan

masyarakat Kabupaten Dairi. Dilatarbelakangi oleh permasalahan mengenai upaya

meningkatkan pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi serta

hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi daerah, hal tersebut di atas merupakan

kajian yang menarik sehingga penulis tertarik untuk menganalisis faktor-faktor yang

(24)

1.2 Perumusan Masalah

Sejalan dengan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya maka

perumusan masalah penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh Modal terhadap pendapatan Pengusaha Industri Kecil di

Kabupaten Dairi?

2. Bagaimana pengaruh Jumlah Tenaga kerja terhadap Pendapatan Pengusaha

Industri Kecil di Kabupaten Dairi?

3. Bagaimana pengaruh Lama Berusaha terhadap pendapatan Pengusaha Industri

Kecil di Kabupaten Dairi?

4. Bagaimana pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap pendapatan Pengusaha Industri

Kecil di Kabupaten Dairi?

5. Bagaimana pengaruh Bantuan Modal Pengusaha Industri Kecil terhadap

pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi?

6. Bagaimana elastisitas modal, tenaga kerja, lama berusaha, tingkat pendidikan dan

bantuan modal terhadap pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini juga menggambarkan tentang upaya peningkatan

pendapatan Pengusaha Industri Kecil melalui penelaahan terhadap determinannya

(25)

1. Untuk menganalisis pengaruh Modal terhadap Pendapatan Pengusaha Industri

Kecil di Kabupaten Dairi.

2. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Tenaga Kerja terhadap Pendapatan

Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi.

3. Untuk menganalisis pengaruh Lama Berusaha terhadap Pendapatan Pengusaha

Industri Kecil di Kabupaten Dairi.

4. Untuk menganalisis pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Pendapatan

Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi.

5. Untuk menganalisis pengaruh Bantuan Modal Industri Kecil terhadap Pendapatan

Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi.

6. Untuk menganalisis elastisitas modal, tenaga kerja, lama berusaha, tingkat

pendidikan dan bantuan modal terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Kecil di

Kabupaten Dairi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak–pihak yang ingin mengetahui faktor –

faktor yang mempengaruhi pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten

Dairi pada Tahun 2007.

2. Sebagai masukan (input) bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi dalam

mengambil keputusan mengenai Rencana Pengembangan Industri Kecil di

(26)

3. Sebagai bahan acuan atau referensi untuk penelitian selanjutnya terutama yang

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pendapatan

Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau

hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas.

Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan dari setiap anggota

rumah tangga dalam bentuk uang atau natura yang diperoleh baik sebagai gaji atau

upah usaha rumah tangga atau sumber lain. Kondisi seseorang dapat diukur dengan

menggunakan konsep pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang

diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu. (Samuelson

dan Nordhaus, 2002).

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan

maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income dari seorang warga

masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya

pada sektor produksi. Dan sektor produksi ini membeli faktor-faktor produksi

tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku

dipasar faktor produksi. Harga faktor produksi dipasar faktor produksi (seperti halnya

juga untuk barang-barang dipasar barang) ditentukan oleh tarik menarik, antara

penawaran dan permintaan. Secara singkat pendapatan seorang warga masyarakat

ditentukan oleh :

(28)

1. Hasil-hasil tabungannya di tahun-tahun yang lalu

2. Warisan atau pemberian

b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini

ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.

Penawaran dan permintaan dari masing-masing produksi ditentukan oleh

faktor-faktor yang berbeda :

a. Tanah (termasuk didalamnya kekayaan-kekayaan yang terkandung didalam

tanah, mineral, air dan sebagainya ) mempunyai penawaran yang dianggap

tidak akan bertambah lagi. Sedangkan permintaan (demand) akan tanah

biasanya menaik dari waktu ke waktu karena : (a) naiknya harga

barang pertanian, (b) naiknya harga barang lainnya (mineral,

barang-barang industri yang menggunakan bahan-bahan mentah dari tanah), (c)

bertambahnya penduduk (yang membutuhkan tempat tinggal). Dengan

demikian harga dari tanah akan menaik dengan cepat dari waktu ke waktu.

b. Modal (sumber-sumber ekonomi ciptaan manusia) mempunyai penawaran

yang lebih elastis karena dari waktu ke waktu warga masyarakat menyisihkan

sebagian dari penghasilannya untuk ditabung (saving) dan kemudian sektor

produksi akan menggunakan dana tabungan ini untuk pabrik-pabrik baru,

membeli mesin-mesin yaitu investasi. Karena adanya saving dan investasi,

maka penawaran dari barang-barang modal dari waktu ke waktu bisa

bertambah sedangkan permintaan akan barang-barang modal terutama sekali

(29)

pakaian naik, maka permintaan akan mesin-mesin tenun, mesin jahit juga

akan naik. Permintaan akan barang-barang jadi pada gilirannya dipengaruhi

oleh dua faktor utama : (1) Pertumbuhan penduduk (yang membutuhkan

tambahan baju, perumahan dan sebagainya). (2) Pertumbuhan pendapatan

penduduk (yang dicerminkan oleh kenaikan pendapatan nasional atau GNP

perkapita).

c. Tenaga Kerja mempunyai penawaran yang terus menerus menaik sejalan

dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan permintaan akan tenaga kerja

tergantung pada kenaikan permintaan akan barang jadi (seperti halnya dengan

permintaan akan barang-barang modal. Disamping itu permintaan akan tenaga

kerja dipengaruhi pula oleh kemajuan teknologi ini. Permintaan akan tenaga

kerja tidak tumbuh secepat penawaran tenaga kerja (atau pertumbuhan

penduduk) maka ada kecenderungan bagi upah (harga faktor produksi tenaga

kerja) untuk semakin menurun.

d. Kepengusahaan (entrepreunership) merupakan faktor produksi yang paling

sulit untuk dianalisis, karena faktor-faktor yang menentukan penawaran pun

permintaannya sangat beraneka ragam (dan sering faktor-faktor ini diluar

kemampuan ilmu ekonomi untuk menganalisis, misalnya : faktor-faktor

motivasi lain dan sebagainya). Pada umumnya penawaran pada negara

berkembang orang yang berjiwa enterpreuner masih sangat kecil. Inilah

sebabnya penghasilan untuk pengusaha yang sukses juga cukup besar di

(30)

mempertahankan hak milik perseorangan, dengan tujuan mengurangi

ketidakmerataan distribusi pendapatan. Cara-cara yang bisa dilakukan oleh

negara antara lain adalah :

1) Pajak progesif atas kekayaan atau penghasilan

2) Penyediaan kebutuhan hidup dasar (misalnya makanan pokok,

pakaian, perumahan)

3) Penyediaan jasa-jasa yang berguna untuk umum oleh negara (misalnya

rumah sakit, klinik)

4) Memperkecil pengangguran

5) Pendidikan yang murah dan merata

6) Berbagai kebijaksanaan yang menghilangkan hambatan-hambatan bagi

mobilitas (baik vertikal maupun horizontal).

Dalam hal ini pendapatan juga bisa diartikan sebagai pendapatan bersih

seseorang baik berupa uang atau natura. Secara umum pendapatan dapat digolongkan

menjadi 3 (tiga) yaitu :

a. Gaji dan upah. Suatu imbalan yang diperoleh seseorang setelah melakukan

suatu pekerjaan untuk orang lain, perusahaan swasta atau pemerintah.

b. Pendapatan dari kekayaan. Pendapatan dari usaha sendiri. Merupakan nilai

total produksi dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan baik dalam bentuk

uang atau lainnya, tenaga kerja keluarga dan nilai sewa kapital untuk sendiri

(31)

c. Pendapatan dari sumber lain. Dalam hal ini pendapatan yang diperoleh tanpa

mencurahkan tenaga kerja antara lain penerimaan dari pemerintah, asuransi

pengangguran, menyewa aset, bunga bank serta sumbangan dalam bentuk

lain. Tingkat pendapatan (income level) adalah tingkat hidup yang dapat

dinikmati oleh seorang individu atau keluarga yang didasarkan atas

penghasilan mereka atau sumber-sumber pendapatan lain. (Samuelson dan

Nordhaus, 2002).

2.2 Konsep Tabungan dan Investasi

Tabungan sebagai sifat sosial yang buruk karena kelebihan tabungan

menyebabkan berkurangnya permintaan agregat. Sekali lagi, gagasan ini tidak dapat

diterapkan pada negara terbelakang karena tabungan merupakan obat mujarab bagi

keterbelakangan ekonomi mereka. Pembentukan modal adalah kunci pembangunan

ekonomi, dan pembentukan modal dimungkinkan melalui tabungan masyarakat yang

meningkat. Berbeda dengan pandangan Keynes, negara terbelakang dapat

berkembang dengan cara membatasi konsumsi dan meningkatkan tabungan. Bagi

negara terbelakang, tabungan tidak merupakan hal yang buruk, tetapi merupakan

sesuatu yang baik. (Jhingan, 2007)

Investasi membutuhkan suatu jumlah tertentu tabungan. Jumlah tabungan ini

tidak mudah dicapai oleh negara terbelakang yang miskin karena sangat rendahnya

tingkat pendapatan. Untuk mengatasi hal ini, maka ketika pendapatan meningkat

(32)

tinggi dari pada tingkat rata-rata tabungan. Tapi tidak ada satu negarapun yang pernah

mempunyai tabungan marginal yang lebih tinggi dari pada tingkat rata-rata tabungan

sebelumnya. (Jhingan, 2007)

2.3 Konsep Modal

Penanaman modal adalah investasi berupa aktiva tetap berwujud termasuk

tanah yang digunakan untuk kegiatan utama usaha, baik untuk penanaman modal

baru maupun perluasan dari usaha yang telah ada. Aktiva tetap berwujud adalah

aktiva berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun yang

diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam

operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk diperjual belikan atau dipindah

tangankan. Dalam membiayai kegiatan operasinya, perusahaan membutuhkan modal

yang terdiri atas modal asing dan modal sendiri. Pengertian modal adalah hak atau

bagian yang dimiliki perusahaan yang ditujukan dalam modal saham. Modal asing

merupakan modal yang berasal dari pinjaman para kreditur, supplier, dan perbankan.

Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pihak perusahaan dari

pemilik perusahaan (pemegang saham) maupun laba yang tidak bagi (laba ditahan).

Di dalam memenuhi modal yang dibutuhkan tersebut perusahaan dapat menerbitkan

dan menjual surat berharga berupa obligasi (modal pinjaman) dan saham (modal

sendiri). Surat berharga tersebut dijual kepada para investor yang menginginkannya

dimana perusahaan berkewajiban memberikan hasil (return) yang dikehendaki oleh

(33)

Modal pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu modal aktif dan

modal pasif. Modal aktif menunjukkan penggunaan dana yang tertera di sisi aktiva

(aktiva lancar dan aktiva tetap) yaitu yang menggambarkan bentuk-bentuk dalam

sebelah mana dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan. Sedangkan modal pasif

menunjukkan sumber dana yang tertera di sisi pasiva yang menggambarkan

sumber-sumber dana dari mana diperoleh atau asal dana diperoleh. Modal pasif terdiri atas

hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri.

Menurut Sawir (2001): “Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang

dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan dana yang harus tersedia untuk

membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”. Menurut Gitosudarmo (2002)

“Besarnya modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang

benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan atau sesudah

dikurangi besarnya hutang lancar”. Sedangkan Riyanto (2002) mengemukakan :

Modal adalah baik yang berupa barang – barang konkrit yang masih ada dalam rumah

tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debet maupun berupa daya beli

atau nilai tukar dari barang – barang itu yang ada di sebelah kredit. Jadi yang tercatat

disebelah debet dari neraca disebut modal konkrit dan yang tercatat disebelah kredit

disebut modal abstrak.

2.4 Produksi dan Tingkat Pendapatan

Setiap faktor produksi yang terdapat dalam perekonomian ada dimiliki oleh

(34)

sebagai balas jasanya mereka akan memperoleh pendapatan. Tenaga kerja mendapat

gaji dan upah, tanah memperoleh sewa, modal memperoleh bunga dan keahlian

keusahawanan memperoleh keuntungan. Pendapatan yang diperoleh masing-masing

jenis faktor produksi tersebut tergantung kepada harga dan jumlah masing-masing

faktor produksi yang digunakan. Jumlah pendapatan yang diperoleh berbagai faktor

produksi yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang adalah sama dengan

harga dari barang tersebut. (Sukirno, 2002).

Dalam proses produksi, perusahaan mengubah masukan (input), yang juga

disebut sebagai faktor produksi (factors of production) termasuk segala sesuatunya

yang harus digunakan perusahaan sebagai bagian dari proses produksi, menjadi

keluaran (output). Misalnya sebuah pabrik roti menggunakan masukan yang

mencakup tenaga kerja, bahan baku seperti; terigu, gula dan modal yang telah

diinvestasikan untuk panggangan, mixer serta peralatan lain yang digunakan. Tentu

saja setelah proses produksi berjalan akan menghasilkan produk berupa roti.

Menurut Pyndick (Salvatore, 2006) menjelaskan bahwa hubungan antara

masukan pada proses produksi dan hasil keluaran dapat digambarkan melalui fungsi

produksi. Fungsi ini menunjukkan keluaran Q yang dihasilkan suatu unit usaha untuk

setiap kombinasi masukan tertentu. Untuk menyederhanakan fungsi tersebut dapat

dituliskan sebagai berikut :

Q = f{K, L}... ... 2.1

Persamaan ini menghubungkan jumlah keluaran dari jumlah kedua masukan yakni

(35)

Cobb-Douglas adalah salah satu fungsi produksi yang paling sering digunakan

dalam penelitian empiris. Fungsi ini juga meletakkan jumlah hasil produksi sebagai

fungsi dari modal (capital) dengan faktor tenaga kerja (labour). Dengan demikian

dapat pula dijelaskan bahwa hasil produksi dengan kuantitas atau jumlah tertentu

akan menghasilkan taraf pendapatan tertentu pula. Secara sederhana fungsi produksi

Cobb-Douglas tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

Q = ALαKβ ... 2.2 Dimana Q adalah output dan L dan K masing-masing adalah tenaga kerja dan

barang modal. A, α (alpha) dan β (beta) adalah parameter-parameter positif yang

dalam setiap kasus ditentukan oleh data. Semakin besar nilai A, barang teknologi

semakin maju. Parameter α mengukur persentase kenaikan Q akibat adanya kenaikan

satu persen L sementara K dipertahankan konstan. Demikian pula parameter β,

mengukur persentase kenaikan Q akibat adanya kenaikan satu persen K sementara L

dipertahankan konstan. Jadi, α dan β masing-masing merupakan elastisitas output

dari modal dan tenaga kerja. Jika α + β = 1, maka terdapat tambahan hasil yang

konstan atas skala produksi; jika α + β > 1 terdapat tambahan hasil yang meningkat

atas skala produksi dan jika α + β < 1 maka artinya terdapat tambahan hasil yang

menurun atas skala produksi. Pada fungsi produksi Cobb-Douglas (Salvatore, 2006).

Berdasarkan penjelasan fungsi produksi Cobb-Douglas di atas, dapat

dirumuskan bahwa faktor-faktor penentu seperti tenaga kerja dan modal merupakan

(36)

tingkat pendapatan suatu usaha produksi seperti Industri Kecil. Ini berarti bahwa

jumlah tenaga kerja serta modal peralatan yang merupakan input dalam kegiatan

produksi Pengusaha Industri Kecil dapat memberikan beberapa kemungkinan tentang

tingkat pendapatan yang mungkin diperoleh.

Selanjutnya, Widayat (2001) menjelaskan bahwa proses produksi pada

umumnya membutuhkan berbagai macam faktor produksi, misalnya tenaga kerja,

modal dan berbagai bahan mentah. Pada setiap proses produksi, faktor-faktor

produksi tersebut digunakan dalam kombinasi tertentu. Misalnya dari faktor-faktor

produksi yang digunakan itu input X1, penggunaan terus ditambah sedangkan input

yang lain tetap, maka fungsi produksi dianggap tunduk pada hukum yang disebut The

Law of Diminishing Returns. Hukum ini mengatakan bahwa : bila satu macam input

penggunaannya terus ditambah sedang input-input yang lain penggunaannya tidak

berubah, maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input

yang ditambahkan tadi mula-mula menaik akan tetapi kemudian menurun bila input

tersebut ditambah. Untuk selanjutnya, input yang berubah itu dinamakan input

variabel. Tambahan output yang diperoleh karena adanya tambahan satu unit input

tersebut dinamakan Marginal Physical Product (MPP), dari input tersebut dapat

ditulis:

Kalau hubungan antara output dan input variabel digambarkan dalam suatu

(37)

(TPP). Kurva Total Physical Product (TPP) ini didefinisikan sebagai kurva yang

menunjukkan tingkat produksi total (Q) pada berbagai tingkat penggunaan input

variabel dan input lainnya dianggap tetap, sehingga:

TPP = f (X1, X2, ... Xn)

Kurva lain yang dapat diturunkan dari kurva Total Physical Product (TPP)

adalah kurva Marginal Physical Product (MPP) dan kurva Average Physical Product

(APP). Kurva Marginal Physical Product (MPP) adalah kurva yang menunjukkan

tambahan Total Physical Product (TPP) karena adanya tambahan penggunaan satu

input variabel. Secara matematis dapat ditulis:

x

Kurva Average Physical Product (APP) adalah kurva yang menunjukkan hasil

rata-rata per unit input variabel pada berbagai tingkat penggunaan input tersebut, dan

ditulis secara matematis:

Hubungan antara Marginal Physical Product (MPP) dan Average Physical

Product (APP) di atas selanjutnya dapat menjelaskan tentang elastisitas produksi.

Mubyarto (2000) menyatakan bahwa dengan elastisitas produksi yang berbeda-beda,

maka dapat diketahui apakah pendapatan tersebut dalam keadaan increasing atau

decreasing. Apabila nilai elastisitas produksi lebih besar dari satu, bila produksi total

(38)

elastisitas produksi lebih besar dari nol tetapi lebih kecil dari satu, maka pendapatan

tersebut ada pada daerah decreasing. Elastisitas produksi (Ep) adalah persentase

perubahan dari output sebagai akibat dari persentase perubahan dari input. Ep ini

dapat dituliskan melalui rumus sebagai berikut (Soekartawi, 2003):

Y

Akan tetapi karena besarnya koefisien elastisitas produksi dapat diketahui dari

hasil fungsi produksi Cobb Douglas (hasil analisis OLS) dan besarnya Average

Physical Product (APP) dapat dihitung berdasarkan data yang tersedia, maka

Marginal Physical Product (MPP) juga dapat dihitung dengan menggunakan

koefisien elastisitas produksi sebagai berikut :

MPPxi = Ep (Y⁄Xi)

= ai (Y⁄Xi)

= ai . APP

2.5 Konsep Pendidikan

Pendidikan menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan

suatu jenjang pendidikan. Kompetensi atau standar kompetensi merupakan perpaduan

(39)

berpikir dan bertindak. Standar kompetensi yaitu batas dan arah kemampuan yang

harus dimiliki dan dapat dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran

suatu mata pelajaran tertentu. Cakupan materi yang terkandung pada setiap standar

kompetensi cukup luas terkait dengan konsep yang ada dalam suatu mata pelajaran.

Pendidikan berbasis kompetensi ini berimplikasi terhadap pengembangan silabus dan

sistem pengujian berbasis kemampuan dasar.

Notoatmodjo (2002) mengemukakan, Pendidikan pada umumnya berkaitan

dengan mempersiapkan calon tenaga yang diperlukan oleh suatu Instansi atau

organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau

keterampilan karyawan yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu.

Dalam suatu pelatihan orientasi atau penekanannya pada tugas yang harus

dilaksanakan (job orientation), sedangkan pendidikan lebih pada pengembangan

kemampuan umum.

Sementara itu, pelatihan menurut Sunarto dan Sahedhy (2001), adalah proses

sistematik pengubahan perilaku para karyawan dalam suatu arah guna meningkatkan

tujuan organisasional. Dalam pelatihan diciptakan suatu lingkungan dimana para

karyawan dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian,

pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan.

Selanjutnya Handoko (2000) berpendapat, pendidikan dilaksanakan untuk

menutup gap antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan

(40)

meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai

sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan.

Setiap standar kompetensi dijabarkan menjadi beberapa kemampuan dasar

yang merupakan perincian lebih lanjut dari standar kompetensi tersebut. Perumusan

kemampuan dasar, dapat menggunakan kata-kata kerja misalnya : menunjukkan,

menghitung, menggambarkan, membedakan, mengidentifikasikan, menafsirkan,

menerapkan, menggunakan, menentukan, menyusun, menyimpulkan, mengevaluasi,

merumuskan, membuat, menganalisis, mensintesis dan sebagainya yang merupakan

tingkah laku hasil belajar yang dapat diamati (observable) dan diukur (measurable).

Tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan

prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari

pengetahuan konsepsual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum. Konsekuensi dunia

pendidikan dengan sektor ekonomi masyarakat Indonesia memiliki hubungan yang

erat, di mana kedua komponen lembaga tersebut merupakan aset negara yang

memerlukan pengelolan secara hati-hati dan cermat. Secara lebih khusus

hubungannya menyangkut modal fisik, tenaga kerja dan kemajuan teknologi yang

menjadi tiga faktor pokok sebagai masukan (input) dalam produksi pendapatan

nasional. Semakin besar jumlah tenaga kerja (berarti laju pertumbuhan penduduk

(41)

2.6 Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya yang menjadi referensi dalam penelitian ini yaitu : M.

Fadly (2006) meneliti tentang Kajian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

perkembangan Usaha Kecil dan Menengah di Sumatera Utara. Penelitian ini

menggunakan variabel bebasnya kemampuan diri (usia dan pendidikan), penjualan,

harga, modal usaha, desain, kemampuan bersaing dan jenis usaha. Hasil analisis data

diketahui bahwa faktor yang paling mempengaruhi perkembangan Usaha Kecil dan

Menengah yaitu pengadaan bahan baku, peningkatan skill tenaga kerja, stabilitas

harga, jumlah produksi dan lama berusaha.

Syafrijal (2003) meneliti tentang Analisis faktor-fakor yang mempengaruhi

pertumbuhan industri kecil di wilayah segitiga industri di Jawa Timur. Variabel bebas

yang digunakan yaitu ketersediaan bahan baku, jumlah pekerja, ketrampilan, alat

produksi (teknologi), modal sendiri, modal pinjaman, intensitas, manajemen dan

intensitas promosi. Hasil pembahasan diketahui bahwa secara bersama-sama

ketersediaan bahan baku, jumlah pekerja, ketrampilan, alat produksi (teknologi),

modal sendiri, modal pinjaman, intensitas manajemen, intensitas promosi

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan industri kecil di wilayah segitiga

industri di Jawa Timur.

Sasmita (2006), meneliti tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan usaha nelayan di Kabupaten Asahan. Variabel bebas yang digunakan

yaitu modal kerja, tenaga kerja, waktu melaut dan pengalaman. Hasil penelitian

(42)

positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan nelayan di Kabupaten Asahan

sedangkan pengalaman melaut berpengaruh positif tetapi tidak signifikan dan modal

kerja yang paling signifikan pengaruhnya.

Rochaeni, R dan Lokolo E.M, (2006), meneliti tentang Faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan ekonomi rumah tangga petani di Kelurahan Setugede Kota

Bogor. Variabel bebas yaitu pengalaman, jenis kelamin, pengetahuan, keterampilan,

jumlah tanggungan dan pendapatan kepala rumah tangga. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa waktu kerja lebih banyak ditujukan pada non usahatani karena

pendapatan non usahatani lebih besar, kontribusi pendapatan rumah tangga petani

dari usaha tani padi sebesar 27,29 %, dari non usaha tani 72,68 %.

Suryananto G. (2005), meneliti tentang Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan pedagang konveksi (studi kasus di Pasar Godean, Sleman,

Yogyakarta), variabel bebas yang digunakan jam berdagang, modal dagang dan

pengalaman berdagang. Hasil pembahasan diketahui secara bersama modal dagang,

jam berdagang dan pengalaman berdagang sangat mempengaruhi pendapatan

pedagang konveksi atau secara serentak berpengaruh positif terhadap pendapatan

(43)

2.7 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi

2.8 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tinjauan kepustakaan dan dari berbagai hasil

kajian empiris yang telah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :

1. Modal berpengaruh positif terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Kecil

di Kabupaten Dairi, Ceteris Paribus.

2. Jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap Pendapatan Pengusaha

Industri Kecil di Kabupaten Dairi, Ceteris Paribus. Modal

Jumlah Tenaga Kerja

Lama Berusaha

Tingkat Pendidikan

Pendapatan Industri Kecil

(44)

3. Lama berusaha berpengaruh positif terhadap Pendapatan Pengusaha

Industri Kecil di Kabupaten Dairi, Ceteris Paribus.

4. Tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap Pendapatan Pengusaha

Industri Kecil di Kabupaten Dairi, Ceteris Paribus.

5. Bantuan Modal Pengusaha Industri Kecil berpengaruh positif terhadap

Pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi, Ceteris Paribus.

6. Modal, jumlah tenaga kerja, lama berusaha, tingkat pendidikan dan

bantuan modal memiliki inelastis terhadap Pendapatan Pengusaha Industri

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan Pengusaha

Industri Kecil ini dilakukan di Kabupaten Dairi. Pemilihan lokasi tersebut

berdasarkan karakter Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi yang cukup

banyak dan beragam jenisnya.

3.2 Populasi dan Sampel

Sugiyono (2003) menyatakan bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan unit

analisis yang akan diteliti yang mempunyai kuantitas (jumlah) dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan. Populasi penelitian ini meliputi keseluruhan Pengusaha Industri Kecil

yang tersebar di kecamatan se-Kabupaten Dairi. Pengusaha Industri Kecil tersebut

juga merupakan salah satu sektor formal yang memberikan tingkat pendapatan yang

cukup baik bagi masyarakat di Kabupaten Dairi berjumlah 258 Pengusaha Industri

Kecil pada tahun 2007.

Penentuan besarnya sampel dilakukan dengan penentuan populasi yang cukup

banyak, kemudian disesuaikan dengan besarnya populasi yang ada di wilayah

(46)

kecamatan dibagi dengan populasi kabupaten dikalikan dengan jumlah sampel

kabupaten.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan metode Stratified Proporsional Random Sampling dengan beberapa

pertimbangan kriteria Pengusaha Industri Kecil yang berkaitan dengan penelitian ini.

Kriteria tersebut adalah :

a. Pengusaha Industri Kecil yang minimal telah berdiri minimal 5 tahun terakhir.

b. Pengusaha Industri Kecil yang telah memiliki izin dan terdaftar di Dinas

Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Dairi.

Sesuai dengan kriteria di atas, jumlah populasi Pengusaha Industri Kecil yang

ada per kecamatan di Kabupaten Dairi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1. Jumlah Populasi Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi Tahun 2007

No Nama Kecamatan Jumlah Populasi

1

(47)

Mengingat keterbatasan peneliti dalam hal waktu, pendanaan serta

keterwakilan dan besaran jumlah populasi di kecamatan yang dapat mempengaruhi

penelitian ini secara signifikan, maka ditentukan beberapa kecamatan yang memiliki

populasi yang lebih banyak, yaitu :

Tabel 3.2. Kecamatan Yang Ditetapkan Menjadi Populasi No Nama Kecamatan Jumlah Populasi

1

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, 2008

Sugiyono (2003) : “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut”. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan

rumus Slovin dalam Husein Umar (2008), sebagai berikut :

)

(48)

Berikut perhitungannya :

n , dibulatkan menjadi 70 orang.

Jadi jumlah sampelnya sebanyak 70 responden.

Dalam penelitian ini akan ditentukan besaran sampel (sample size) yang

diperoleh dengan teknik sampling yang telah disebutkan di atas. Adapun distribusi

sampel size yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3. Distribusi Sampel Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi Tahun 2007

No Nama Kecamatan Jumlah Populasi Jumlah Sampel 1

(49)

Jumlah sampel per kecamatan pada tabel di atas ditetapkan secara

proporsional dengan cara sebagai berikut :

xn N Nkec nkec=

nkec : ukuran sampel kecamatan

Nkec : ukuran populasi kecamatan

N : ukuran populasi kabupaten

n : ukuran sampel kabupaten

3.3 Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari sejumlah

responden yang merupakan pelaku pada Industri Kecil di Kabupaten Dairi

berdasarkan hasil kuesioner dan juga data sekunder berupa data Pengusaha Industri

Kecil.

3.4 Model Analisis

Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi digunakan persamaan regresi linier

berganda (multiple lenear regression). Variabel terikat (dependent variable) dalam

penelitian ini adalah Pendapatan Pengusaha Industri Kecil dan sebagai variabel bebas

(50)

tenaga kerja dan bantuan modal. Untuk itu fungsi persamaan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

Y = f { M, TK, LB, TP, BM } ... 1) Selanjutnya fungsi tersebut dispesifikasikan ke dalam model logaritma

sebagai berikut :

Y =

α

0 +

α

1 M +

α

2 TK +

α

3 LB +

α

4 TP + α 5 BM +

µ

...2) Dimana :

Y = Pendapatan Pengusaha Industri Kecil (jutaan Rp/bln) M = Modal (jutaan Rp)

TK = Jumlah Tenaga Kerja (Orang) LB = Lama Berusaha (Tahun) TP = Tingkat Pendidikan (Tahun) BM = Bantuan Modal (Rp)

µ = Kesalahan Pengganggu

α

0,

α

1 ,

α

2

α

3 ,α 4 , α 5 = Koefisien Regresi

Koefisien regresi juga menyatakan nilai elastisitas pendapatan, di mana

selanjutnya dapat dicari nilai Marginal Physical Product (MPP) dan Average

Physical Product (APP) dan dapat diketahui pula pengaruh dari perubahan

faktor-faktor produksi yang mempengaruhi perubahan tingkat pendapatan. Menurut Gujarati

(2003) jumlah koefisien regresi atau elastisitas produksi masing-masing variabel

(51)

Jika jumlah koefisien regresi sama dengan 1 (satu), maka fungsi produksi

tersebut berada pada keadaan constant return to scale yang artinya bahwa persentase

penambahan input-input variabel tersebut akan menghasilkan persentase penambahan

produksi yang sama. Selanjutnya jika jumlah koefisien regresi lebih besar daripada 1

(satu) maka fungsi produksi tersebut berada pada keadaan increasing return to scale

yang artinya bahwa persentase penambahan input-input variabel tersebut akan

menghasilkan persentase penambahan produksi yang lebih besar. Apabila jumlah

koefisien regresi lebih kecil daripada 1 (satu), berarti fungsi produksi tersebut berada

pada keadaan decreasing return to scale yang artinya bahwa persentase penambahan

input-input variabel tersebut akan menghasilkan persentase penambahan produksi

yang lebih kecil dibandingkan penambahan input.

3.5 Definisi Operasional

Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dan variabel yang digunakan

dalam penelitian ini perlu diberikan batasan operasional sebagai berikut :

1. Modal adalah sejumlah kekayaan, baik yang berupa barang–barang

konkrit yang masih ada dalam rumah tangga termasuk harta tidak bergerak

maupun berupa modal dasar yang ada dalam pembentukan Industri Kecil.

Dalam penelitian ini ditetapkan dengan satuan Rupiah.

2. Jumlah tenaga kerja adalah keseluruhan individu yang bekerja pada

(52)

3. Lama berusaha adalah lamanya waktu Pengusaha Industri Kecil tersebut

beroperasi dinyatakan dalam dalam tahun.

4. Tingkat Pendidikan adalah lama Pendidikan Formal yang pernah diikuti

oleh responden dinyatakan dalam dalam Tahun.

5. Bantuan Modal Pengusaha Industri Kecil merupakan sejumlah dana yang

diterima untuk pengembangan usaha produktif dalam satuan rupiah.

6. Pendapatan Pengusaha Industri Kecil adalah jumlah seluruh uang yang

diterima akibat aktivitas operasi Pengusaha Industri Kecil dalam waktu 1

bulan dan dinyatakan dalam satuan rupiah.

3.6 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Metode

Ordinary Least Square (OLS). Hal ini digunakan untuk melihat pengaruh Variabel

Independen terhadap Variabel Dependen dalam penelitian ini. Dan sebagai alat

analisis untuk mengolah data adalah dengan menggunakan program Eviews versi 5,1.

Metode ini banyak digunakan karena ;

1. Pengestimasian parameter dengan menggunakan metode ini akan

menghasilkan parameter yang bersifat optimum.

2. Perhitungan dengan menggunakan metode ini cukup mudah jika

dibandingkan dengan metode ekonometrika yang lain dan metode ini tidak

(53)

3. Metode Kuadrat Terkecil ini banyak digunakan secara luas dalam

hubungan ekonomi dan banyak menghasilkan keputusan ekonomi yang

baik. Dengan demikian metode ini banyak digunakan pada waktu

mengestimasi hubungan dalam metode Ekonometrika.

4. Teknik-teknik dalam metode kuadrat terkecil sangat mudah dipahami.

5. Metode kuadrat Terkecil adalah komponen yang penting dalam

ekonometrika.

3.7 Test Goodness of Fit

Estimasi terhadap model dilakukan dengan menggunakan program statistik

Eviews Versi 5,1. Koefisien yang dihasilkan dapat dilihat pada output regresi

berdasarkan data yang dianalisis untuk kemudian diinterpretasikan serta dilihat

signifikansi tiap-tiap variabel yang diteliti.

Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan uji statistik Uji-t (t-test) dan

Uji – F (F-test). Uji – t dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi variabel secara

partial, sementara Uji – F mengetahui signifikansi statistik secara serentak, Uji R2

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan variabel bebas menjelaskan

variabel terikat.

3.8 Uji Asumsi Klasik

Ada beberapa permasalahan yang bisa terjadi dalam model regresi linier, yang

(54)

bahkan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang terbentuk.

Untuk itu maka perlu melakukan uji asumsi klasik, yang terdiri dari (Pratomo, 2008).

3.8.1 Uji Normalitas

Pengujian Normalitas Data bertujuan untuk mengetahui apakah suatu variabel

normal atau tidak. Normal disini dalam arti mempunyai distribusi data yang normal.

Normal atau tidaknya berdasar patokan distribusi normal dari data dengan mean dan

standar deviasi yang sama. Data yang mempunyai distribusi yang normal merupakan

salah satu syarat dilakukannya parametric-test.

Untuk data yang tidak mempunyai distribusi normal tentu saja analisisnya

harus menggunakan non parametric test. Selain itu data yang mempunyai distribusi

secara normal berarti mempunyai sebaran yang normal pula. Dengan profil data

semacam ini maka data tersebut dianggap bisa mewakili populasi. Untuk mengetahui

apakah data yang kita miliki normal atau tidak, secara kasat mata kita bisa melihat

histogram dari data yang dimaksud, apakah membentuk kurva normal atau tidak.

Tentu saja cara ini sangat subyektif.

Uji normalitas data yang digunakan di sini adalah uji Jarque Bera. Tahap uji

Jarque Bera dengan menggunakan Eviews secara ringkas adalah sebagai berikut :

a. Formulasi hipotesis

H0 : distribusi ut normal

HA : distribusi ut tidak normal

b. Menentukan tingkat signifikansi (a)

(55)

H0 ditolak jika prob. JB £ a, H0diterima jika prob. JB > a .

d. Kesimpulan

3.8.2 Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang

digunakan sudah benar. Untuk menguji linearitas dalam penelitian ini digunakan

uji Ramsey Reset (Ramsey Test), yaitu dengan membandingkan nilai F-hitung

dengan F-tabel, dengan kriteria keputusan sebagai berikut :

1. Jika Fhitung > Ftabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa spesifikasi model

yang digunakan dalam bentuk fungsi linear adalah benar, tidak ditolak.

2. Jika Fhitung < Ftabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa spesifikasi model

yang digunakan dalam bentuk fungsi linear adalah benar, ditolak

3.8.3 Uji Multikolinieritas

Interpretasi persamaan regresi linier secara implisit bergantung pada asumsi

bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan tersebut tidak saling berkorelasi.

Jika dalam sebuah persamaan terdapat multikolinieritas akan menimbulkan beberapa

akibat, untuk itu perlu pendeteksian multikolinieritas dengan besaran-besaran regresi

yang di dapat, yakni :

1. Variasi besar (dari taksiran OLS)

2. Interval kepercayaan lebar (karena variasi besar maka standar error

besar sehingga interval kepercayaan lebar).

3. Uji t (t-rasio) tidak signifikan, suatu variabel bebas yang signifikan baik

(56)

bisa tidak signifikan karena variasi besar akibat kolinieritas. Bila

standar error terlalu besar maka besar pula kemungkinan taksiran

koefesien regresi (a1 – a4) tidak signifikan.

4. R2 tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan dari Uji t

5. Terkadang nilai taksiran koefesien yang didapat akan mempunyai nilai

yang tidak sesuai dengan substansi, sehingga dapat menyesatkan

interprestasi.

3.8.4 Uji Heterokedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah variasi residual yang tidak sama untuk semua

pengamatan. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui terjadinya penyimpangan model

karena varian gangguan berbeda antara satu observasi ke observasi yang lain. Dalam

model regresi linier berganda juga harus bebas dari heteroskedastisitas. Dalam

penelitian ini, digunakan metode uji white atau white’s general heteroscedasticity test

(57)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian 4.1.1 Demografi

Kabupaten Dairi sebagian besar terdiri dari dataran tinggi dan berbukit-bukit

yang terletak antara 98000' – 98030' dan 2015'-30 00'LU. Sebagian besar tanahnya

didapati gunung-gunung dan bukit-bukit dengan kemiringan bervariasi sehingga

terjadi iklim hujan tropis. Kota Sidikalang adalah ibukota Kabupaten Dairi berada

pada ketinggian 1.066 meter diatas permukaan laut.

Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-rata 700 s/d

1.250 m diatas permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Tigalingga, Siempat Nempu

dan Silima Pungga-Pungga terletak pada ketinggian antara 400 – 1.360 m diatas

permukaan laut. Kecamatan Sumbul, Sidikalang, Parbuluan dan Tanah Pinem berada

pada ketinggian 700- 1.600 meter diatas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Dairi

sebagian besar terdiri dari dataran tinggi yang bervariasi, dan sebagian besar

merupakan pegunungan dan perbukitan.

Keadaan iklim Kabupaten Dairi pada umumnya beriklim subtropis pada

daerah dengan ketinggian 400-1000 m diatas permukaan laut dan iklim dingin pada

daerah ketinggian di atas 1000 m diatas permukaan laut.

Pertanian merupakan sektor utama yang mendukung perekonomian

(58)

pada sektor ini. Sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar dalam Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi, yaitu sebesar 70,08% (BPS

Kabupaten Dairi, 2007: 302). Dalam pengelompokan sektor ekonomi, sektor

pertanian terdiri dari subsektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan

dan perikanan.

4.1.2 Penduduk

Pada tahun 2006 jumlah penduduk di tiga kecamatan tersebut mencapai

67.977 jiwa (25,39 % dari jumlah penduduk kabupaten) dengan jumlah kepala

keluarga sebanyak 14.704 KK (23,84 %dari jumlah kepala keluarga kabupaten).

Lebih dari 2 % diantaranya berusaha tani kopi arabika di samping kopi robusta,

kemiri, nilam, gambir, karet, kakao, dan lain-lain. Total luas lahan perkebunan kopi

arabika tahun 2006 di ketiga kecamatan tersebut mencapai 798 hektar (7,98 % dari

luas perkebunan kopi arabika di kabupaten) dengan produktivitas 316,89 ton atau

33,69 % dari total produktivitas kopi arabika di kabupaten (BPS Kabupaten Dairi,

2007).

Data kependudukan yang di muat dalam publikasi ini merupakan hasil dari

proyeksi penduduk keadaan akhir tahun 2006 dengan dasar hasil data Pendaftaran

Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan (P4B) yang pelaksanaannya pada

bulan April 2003. Penduduk Kabupaten Dairi keadaan 31 Desember 2006 berjumlah

267.629 jiwa dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 99,42 %.

Dari jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dapat dihitung Laju

(59)

pertumbuhan penduduk (LPP) adalah tahun 2000 dimana pada tahun tersebut di

lakukan sensus penduduk. LPP Kabupaten Dairi tahun 2006 sebesar 0,02 % (terjadin

penurunan dibanding tahun 2000 sebesar 0,11 %). Kabupaten Dairi pada tahun 2006

mengadakan pemekaran terhadap desa/kelurahannya. Pemekaran desa/ kelurahan dan

kecamatan yang pada prinsipnya bertujuan untuk mempercepat laju pembangunan

sehingga beberapa desa/kelurahan dimekarkan. Jumlah desa/ kelurahan di Kabupaten

Dairi tahun 2006 sebanyak 156 desa dengan luas wilayah 1.927,82 Km2 membuat

tingkat kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Sidikalang (622 jiwa/km2) dan

Kecamatan Siempat Nempu (341 jiwa/km2). Sedangkan yang terendah adalah

Kecamatan Tanah Pinem (45 jiwa/km2) dan Kecamatan Silahisabungan (61

jiwa/km2). Ditinjau dari sudut kelompok umur, penduduk Kabupaten Dairi tergolong

dalam penduduk muda karena penduduk usia 0-14 tahun masih sebanyak 39,96 %,

dimana 41,24 % untuk penduduk laki-laki dan 38,69 % untuk penduduk perempuan.

Persentase penduduk usia muda tersebut merupakan beban yang sangat berarti bagi

penduduk usia produktif (15-64 tahun), yang berjumlah 149.744 jiwa (55,95 %).

4.1.3 Pendidikan

Salah satu Sumber daya pembangunan adalah manusia, untuk dapat

membentuk SDM yang handal diperlukan adanya peningkatan mutu pendidikan.

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mendukung proses perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat. Kualitas Sumber

daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan yang pernah dikecapnya.

Gambar

Tabel. 1.1.  Perkembangan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi Tahun 2006-2007
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi
Tabel 3.1. Jumlah Populasi  Pengusaha Industri Kecil di Kabupaten Dairi Tahun 2007
Tabel 3.2. Kecamatan Yang Ditetapkan Menjadi Populasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

4 In the opinion of the Council and management of Tasman District Council, the annual financial statements for the year ended 30 June 2016 fairly reflect the financial position,

langsung atau tidak langsung), kemudian berkegiatan (prasarana dan sarana lingkungan tersedia). 4) Kriteria keindahan/keserasian/keteraturan (compatibilitas), dicapai

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001

Kualitas layanan, kepercayaan, reputasi, kebiasaan, kepuasan berpengaruh signifikan terhadap Kepercayaan dan kepuasan nasabah tidak berpengaruh signifikan terhadap

- Guru menugasi siswa untuk mencari badan-badan kerja sama ekonomi antara negara yang penting bagi

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program S1 Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas

 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

Mempunyai personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang dibuktikan dengan daftar personil yang akan melaksanakan pekerjaan ini yang di tanda tangani

Team Foundation Service fully supports Source Control, Work Items, Test Management, and Build Automation.. It does not (currently) include support for data warehouse, reports, and