• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun Tahun 2010-2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun Tahun 2010-2012"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DIPUSKESMAS

TANJUNG BALAI KARIMUN TAHUN 2010-2012

SKRIPSI

Oleh:

AGUSTINA SIANIPAR NIM. 111021012

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

ABSTRAK

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian secara global. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat apabila tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO), hipertensi merupakan penyebab nomor 1 kematian didunia. Data Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan jumlah kasus hipertensi pada tahun 1999 sebanyak 122 kasus dengan proporsi 0,8% dan tahun 2000 meningkat menjadi 215 kasus dengan proporsi 1,5%.

Untuk mengetahui karakteristik penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012, telah melakukan penelitian bersifat deskriptif dengan desain case series dilanjutkan analisis statistik. Sampel berjumlah 107 data penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap.

Ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan komplikasi hipertensi. (p=0,000).

Pihak puskesmas dapat memberikan penyuluhan kepada keluarga penderita agar lebih cepat tanggap terhadap keluhan dan gejala-gejala terjadinya komplikasi dini agar tidak terjadinya komplikasi yang lebih berat serta memantau penderita dalam mengkonsumsi obat dengan benar agar tekanan darah stabil dan bersedia secepatnya dirujuk bila dipuskesmas tidak dapat ditangani. Diharapkan kepada pihak puskesmas agar dapat melengkapi data-data yang berkaitan dengan pasien khususnya pasien hipertensi dengan komplikasi. Kepada petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan kepada penderita , keluarga dan masyarakat tentang pola hidup sehat. Kata kunci : Hipertensi, karakteristik penderita, Puskesmas Tanjung Balai

(4)

ABSTRACT

The diseases is not contagious is the leading cause of death globally. Hypertension became a public health problem if not controlled will evolve and give rice to complication harmfull. According to the World Health Organization (WHO) report, hypertension was the cause of death in the world the number 1. Data RSUP Pirngadi Medan, the number cases of hypertension in 1999 as many as 122 cases with proportion 0,8% and 2000 in creased to 215 cacses with proportion of 1,5%.

To know the characteristics of people with hypertension with complication the admitted in Tanjung Balai Karimun Puskesmas in 2010-2012, has been doing research is a descriptive case series continued with statistical analysis. The sample numbered 107 data hypertension with complication which admitted.

From the data recorded the largest proportion of sufferers results obtained on age >60 years (60,7%), and sex women (56,1%), the malays (43%), Islamic (67,3%), no school (28%), the house wives (43,9%), merried (91,6%), at West Sei Lakam (19,6%), teightness (44,9%), deggre 2 (72,0%), heart diseases (75,7%), long treatments on average 2,97 days, common (56,1), PBJ (54,2%).

There is a difference between long which means the average treatments based on the complications of hypertension(p=0,000).

Parties puskesmas can provide counseling to the family of patien to be more quickly responsiveness to complaints and such symptoms the occurrence of a complication early in order to minimize the occurrence of complication heavier and monitor patiens in consuming to a drugs with true to his blood preassure stables and willing to be refreanced when at puskesmas can’t be addressed. Expected in the clinics in order to supplement the data relating to patients, especially patiens with hypertension complication to health workers to provides counseling to the patient, family and community about healthy living patterns.

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Agustina Sianipar

Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Balai Karimun, 23 Agustus 1983

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Anak Ke : 8 dari 9 bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Sidomulyo No. 7 Rt.02 Rw.02 Tanjung Balai Karimun

Riwayat Pendidikan

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Karakteristik Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun Tahun 2010-2012” yang merupakan salah satu prasyarat untuk dapat meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak menemui kesulitan dan hambatan namun berkat bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu kritik dan saran masih sangat diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh sebab itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Surya Utama, M.S selaku dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

(7)

3. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran, masukan, dan petunjuk dalam penulisan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPh selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan bimbingan akademik selama penulis mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara serta selaku penguji I yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

5. Ibu drh. Hiswani, M.Kes selaku penguji II yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staf administrasi di Departemen Epidemiologi Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak dr. H. Ade Kristiawan sebagai Kepala Puskesmas Tanjung Balai Karimun

8. Bapak M. Azmi sebagai Kasubag Tata Usaha Puskesmas Tanjung Balai Karimun serta seluruh staf yang telah bersedia membantu dalam melaksanakan penelitian.

(8)

10. Kedua orang tua tercinta ayahnda M.Sianipar dan ibunda A.br. Tampubolon

serta kak Mawar, kak Hertani, Kak Melfialita, Kak Maringka, Kak Evivyanty, Kak Uli, Kak Nora dan adik Sari tersayang serta keponakanku yang lucu-lucu yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual kepada penulis.

11. Anatoli Sotardodo Banjarnahor sebagai orang dekat yang mendengarkan dan memberi dukungan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

12. Rekan-rekan seperjuangan dari semester 1 sampai selesai yang selalu

menemani dan memberi dukungan baik dalam perkuliahan maupun dalam menyelesaikan skripsi Julia, Uci, Uya, Putri, Ayu, Maryati, Mariyanti, Ida dan Kiki

13. Rekan-rekan sepeminatan di Epidemiologi Nikmah, Winda, Tri, Ija , Nerry dan Ali dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman seangkatan Extensi 2011 baik yang sudah tamat maupun masih dalam proses pengerjaan skripsi.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan , Maret 2014

(9)
(10)

2.6.4 Faktor Yang Memengaruhi Hipertensi...14 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian...30.

4.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Tanjung Balai Karimun...30

4.1.2 Visi, Misi dan Motto Puskesmas Tanjung Balai Karimun...32

4.2 Deskriptif...32

4.2.1 Sosiodemografi...32

4.2.2 Keluhan Utama...36

4.2.3 Derajat Hipertensi...37

4.2.4 Komplikasi...38

4.2.5 Lama Rawatan Rata-rata...38

4.2.6 Sumber Biaya...39

4.2.7 Keadaan Sewaktu Pulang...39

4.3 Analisis Statistika...40

4.3.1 Umur Bedasarkan Komplikasi Hipertensi...40

4.3.2 Jenis Kelamin Berdasarkan Komplikasi Hipertensi...41

4.3.3 Derajat Hipertensi Berdasarkan Komplikasi Hipertensi...42

4.3.4 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Komplikasi Hipertensi...42

4.3.5 Jenis Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ...43

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Distribusi Proporsi Hipertensi Dengan Komplikasi...45

5.1.1 Sosiodemografi ...45

5.1.2 Keluhan Utama...56

(11)

5.1.4 Komplikasi...59

5.1.5 Lama Rawatan Rata-rata...61

5.1.6 Sumber Biaya...62

5.1.7 Keadaan Sewaktu Pulang...63

5.2 Analisa Statistik...64

5.2.1 Umur Bedasarkan Komplikasi Hipertensi...64

5.2.2 Jenis Kelamin Berdasarkan Komplikasi Hipertensi...65

5.2.3 Derajat Hipertensi Berdasarkan Komplikasi Hipertensi...66

5.2.4 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Komplikasi Hipertensi...68

5.2.5 Jenis Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang...69

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan...71

6.2 Saran ...73 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Master data

2 : Hasil Pengolahan Data

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin yang Dirawat Inap Di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 33 Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi

Berdasarkan Suku, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawinan dan Tempat Tinggal yang Dirawat Inap Di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 34 Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi

Berdasarkan Keluhan Utama yang Dirawat Inap Di Puskesmas

Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 37 Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi

Berdasarkan Derajat Hipertensi yang Dirawat Inap Di Puskesmas

Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 37 Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi

Berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Dirawat Inap Di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 38 Tabel 4.6 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Dengan

Komplikasi yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai

(13)

Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Cara Pembayaran yang Dirawat Inap Di Puskesmas

Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 39 Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi

Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat

Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 40 Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Umur Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi

Berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Dirawat Inap Di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 40 Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Hipertensi Dengan

Komplikasi Berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Dirawat

Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2011-2012 ... 41

Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Derajat Hipertensi Berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai

Karimun tahun 2011-2012 ... 42 Tabel 4.12 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi

Berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Dirawat Inap Di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2011-2012 ... 43 Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Jenis Komplikasi Penderita Hipertensi

Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap Di

(14)

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 2.8 Kerangka Konsep... ... 23 Gambar 5.1 Diagram Bar Proporsi Penderita Hipertensi dengan

Komplikasi berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin yang Di rawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun

2010-2012 ... 45 Gambar 5.2 Diagram Bar Proporsi Penderita Hipertensi dengan

Komplikasi berdasarkan Suku yang Di rawat Inap Di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 48 Gambar 5.3 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi dengan

Komplikasi berdasarkan Agama yang Di rawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun

2010-2012………....…. 49

Gambar 5.4 Diagram Bar Proporsi Penderita Hipertensi dengan Komplikasi berdasarkan Pendidikan yang Di rawat Inap Di

(15)

Gambar 5.5 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi dengan Komplikasi berdasarkan Pekerjaan yang Di rawat Inap Di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 52 Gambar 5.6 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi dengan Gambar 5.10 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi dengan

Komplikasi berdasarkan Komplikasi yang Di rawat Inap Gambar 5.13 Diagram Bar Proporsi Umur berdasarkan Komplikasi

Hipertensi yang Di rawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai

Karimun tahun 2010-2012 ... 65 Gambar 5.14 Diagram Bar Proporsi Jenis Kelamin berdasarkan

Komplikasi Hipertens yang Di rawat Inap Di Puskesmas

(16)

Gambar 5.15 Diagram Bar Proporsi Derajat Hipertensi berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Di rawat Inap Di Puskesmas

Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 67 Gambar 5.16 Diagram Bar Proporsi Lama Rawatan Rata-rata berdasarkan

Komplikasi Hipertensi yang Di rawat Inap Di Puskesmas

Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 68 Gambar 5.17 Diagram Bar Proporsi Umur berdasarkan Komplikasi

Hipertensi yang Di rawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai

Karimun tahun 2010-2012 ... 69

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(17)

ABSTRAK

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian secara global. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat apabila tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO), hipertensi merupakan penyebab nomor 1 kematian didunia. Data Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan jumlah kasus hipertensi pada tahun 1999 sebanyak 122 kasus dengan proporsi 0,8% dan tahun 2000 meningkat menjadi 215 kasus dengan proporsi 1,5%.

Untuk mengetahui karakteristik penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012, telah melakukan penelitian bersifat deskriptif dengan desain case series dilanjutkan analisis statistik. Sampel berjumlah 107 data penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap.

Ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan komplikasi hipertensi. (p=0,000).

Pihak puskesmas dapat memberikan penyuluhan kepada keluarga penderita agar lebih cepat tanggap terhadap keluhan dan gejala-gejala terjadinya komplikasi dini agar tidak terjadinya komplikasi yang lebih berat serta memantau penderita dalam mengkonsumsi obat dengan benar agar tekanan darah stabil dan bersedia secepatnya dirujuk bila dipuskesmas tidak dapat ditangani. Diharapkan kepada pihak puskesmas agar dapat melengkapi data-data yang berkaitan dengan pasien khususnya pasien hipertensi dengan komplikasi. Kepada petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan kepada penderita , keluarga dan masyarakat tentang pola hidup sehat. Kata kunci : Hipertensi, karakteristik penderita, Puskesmas Tanjung Balai

(18)

ABSTRACT

The diseases is not contagious is the leading cause of death globally. Hypertension became a public health problem if not controlled will evolve and give rice to complication harmfull. According to the World Health Organization (WHO) report, hypertension was the cause of death in the world the number 1. Data RSUP Pirngadi Medan, the number cases of hypertension in 1999 as many as 122 cases with proportion 0,8% and 2000 in creased to 215 cacses with proportion of 1,5%.

To know the characteristics of people with hypertension with complication the admitted in Tanjung Balai Karimun Puskesmas in 2010-2012, has been doing research is a descriptive case series continued with statistical analysis. The sample numbered 107 data hypertension with complication which admitted.

From the data recorded the largest proportion of sufferers results obtained on age >60 years (60,7%), and sex women (56,1%), the malays (43%), Islamic (67,3%), no school (28%), the house wives (43,9%), merried (91,6%), at West Sei Lakam (19,6%), teightness (44,9%), deggre 2 (72,0%), heart diseases (75,7%), long treatments on average 2,97 days, common (56,1), PBJ (54,2%).

There is a difference between long which means the average treatments based on the complications of hypertension(p=0,000).

Parties puskesmas can provide counseling to the family of patien to be more quickly responsiveness to complaints and such symptoms the occurrence of a complication early in order to minimize the occurrence of complication heavier and monitor patiens in consuming to a drugs with true to his blood preassure stables and willing to be refreanced when at puskesmas can’t be addressed. Expected in the clinics in order to supplement the data relating to patients, especially patiens with hypertension complication to health workers to provides counseling to the patient, family and community about healthy living patterns.

(19)

Gambar 5.15 Diagram Bar Proporsi Derajat Hipertensi berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Di rawat Inap Di Puskesmas

Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 67 Gambar 5.16 Diagram Bar Proporsi Lama Rawatan Rata-rata berdasarkan

Komplikasi Hipertensi yang Di rawat Inap Di Puskesmas

Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 68 Gambar 5.17 Diagram Bar Proporsi Umur berdasarkan Komplikasi

Hipertensi yang Di rawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai

Karimun tahun 2010-2012 ... 69

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(20)

Transisi epidemiologi bermula dari perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan dan pola penyakit utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan prevalensi infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin meningkat. Salah satu penyakit degeneratif yang menjadi masalah kesehatan adalah hipertensi.2 Penyakit tidak menular sebagai penyebab kematian tertinggi diantaranya stroke, disusul dengan hipertensi, diabetes, kanker dan penyakit paru obstruksi kronis.1

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian secara global. Data WHO menunjukan bahwa 36 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008 disebabkan oleh penyakit tidak menular. Penyakit Tidak Menular (PTM) juga merupakan penyebab kesakitan dan kematian terbanyak di Indonesia. Hipertensi merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular dengan prevalensi yang tinggi (31%). Hipertensi termasuk the silent killer karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai gejala-gejala terlebih dahulu. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat apabila tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Semakin meningkatnya penyakit tidak menular ini dikarenakan proporsi angka kematian PTM meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 49,9% tahun 2001 dan 59,9% pada tahun 2007. Salah satu penyakit degeneratif yang menjadi masalah kesehatan adalah penyakit hipertensi.3 4 5

(21)

perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan meningkat menjadi 29,2% ditahun 2025 dari 972 juta mengidap hipertensi terdapat 333 juta jiwa berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang termasuk Indonesia.6

Data tahun 2010 di Amerika Serikat menunjukan bahwa 28,6% orang dewasa berusia 18 tahun keatas menderita hipertensi.3 8 Vietnam tahun 2004 sebanyak 34,5%, Singapore tahun 2004 sebanyak 24,9%, Malaysia tahun 1999 sebanyak 29,9% dan Philipina tahun 1993 sebanyak 22%.6

Surkesnas tahun 2001 proporsi laki-laki 27% dan perempuan 29%.9 7 SKRT tahun 2004 prevalensi di Indonesia 14%, prevalensi hipertensi meningkat dengan bertambahnya umur dari kelompok umur 35 – 44 tahun sebesar 16% dan pada kelompok 65 tahun atau lebih menjadi 29%. Prevalensi hipertensi pada perempuan 16% dan laki-laki 12%.7 10 Untuk populasi di Indonesia angka kejadian hipertensi itu berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) Departement Kesehatan tahun 2007 mencapai sekitar 31% dan angkanya pun meningkat menjadi 2-3 kali lipat. Prevalensi hipertensi pada penduduk umur >18 tahun 29,8% di propinsi Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%).11

(22)

sebesar 8,69% (46 orang dari 529 pasien penyakit dalam) dan tahun 2007 sebesar 10% (58 orang dari 580 orang pasien penyakit dalam). Angka kejadian hipertensi pada masyarakat Porsea berumur kurang dari 40 tahun adalah 18,8% dan penderita hipertensi berumur lebih dari 40 tahun adalah 81,3%.12

Data propinsi Riau prevalensi penderita hipertensi di Rokan Hilir sebesar 4,74% dan Kuantan Senggigi sebesar 4,29%. Pada Kepulauan Miranti penderita hipertensi selalu meningkat tiap tahun, pada tahun 2008 sebanyak 500 orang penderita hipertensi, tahun 2009 sebanyak 700 orang, meningkat lagi pada tahun 2010 sebanyak 800 orang dan data terakhir tahun 2011 sebanyak 2200 penderita hipertensi.13

(23)

pada tahun 2010 sebesar 37 kasus, 2011 sebesar 29 kasus dan pada tahun 2012 sebesar 41 kasus. Kebiasaan penduduk Karimun karena tempat tinggal didaerah laut dan sebagian besar penghasilan dari laut maka penduduk Karimun banyak mengkonsumsi makanan yang bersumber laut (seperti: ikan, kerang, cumi) yang dapat meningkatkan kadar kolesterol didalam tubuh. Kurangnya produksi sayuran dan buah-buahan sehingga penduduk jarang atau sedikit mengkonsumsi sayur dan buah yang dapat megakibatkan kurangnya serat didalam tubuh.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita hipertensi dengan kompikasi yang dirawat inap dipuskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010 - 2012.

1.2 Rumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012.

(24)

a. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi

berdasarkan sosiodemografi meliputi umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan, status perkawinan dan tempat tinggal.

b. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi

berdasarkan keluhan utama.

c. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi

berdasarkan derajat hipertensi.

d. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan komplikasi

e. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita hipertensi dengan komplikasi. f. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi

berdasarkan sumber biaya.

g. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

h. Mengetahui distribusi proporsi umur berdasarkan komplikasi hipertensi.

i. Mengetahui distribusi proporsi jenis kelamin berdasarkan komplikasi hipertensi. j. Mengetahui distribusi proporsi derajat hipertensi berdasarkan komplikasi

hipertensi.

k. Mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan komplikasi hipertensi.

l. Mengetahui distribusi proporsi jenis komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu

pulang.

(25)

a. Sebagai masukan kepada pihak puskesmas agar dapat lebih meningkatkan

program pelayanan kesehatan bagi masyarakat baik itu penanggulangan maupun pengobatan kearah yang lebih baik.

b. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam

menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM – USU) dan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

c. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk dapat melakukan penelitian yang berhubungan dengan hipertensi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tekanan Darah

(26)

a. Sebagai masukan kepada pihak puskesmas agar dapat lebih meningkatkan

program pelayanan kesehatan bagi masyarakat baik itu penanggulangan maupun pengobatan kearah yang lebih baik.

b. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam

menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM – USU) dan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

c. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk dapat melakukan penelitian yang berhubungan dengan hipertensi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tekanan Darah

(27)

pada pembuluh arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh anggota tubuh manusia.13

Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur adalah 120/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukan tekanan keatas pembuluh arteri akibat denyutan jantung dan disebut tekanan sistole batas normalnya adalah 90-120 mmHg. Nomor bawah (80) menunjukan tekanan saat jantung beristirahat diantara pemompaan dan disebut tekanan diastole, batas normalnya adalah 60-80. Saat yang paling baik mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.14

2.2 Pengertian Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus menerus tekanan darah yang memberi gejala akan berlanjut kesuatu organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi ventrikel kanan/right ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ diotak berupa stroke yang membawa kematian yang tinggi.15

Klasifikasi derajat tekanan darah menurut Joint National Commite (JNC VII) on Detection Evaluation and Treatment of Hight Blood Preasure tahun 2003 adalah: a. Tekanan darah normal 120-130 mmHg TDS dan 80-89 mmHg TDD

b. Hipertensi derajat I adalah 140-159 mmHg TDS dan 90-99 mmHg TDD c. Hipertensi derajat II adalah >160 mmHg TDS dan >100 mmHg TDD

2.3 Klasifikasi Hipertensi

(28)

2.3.1 Klasifikasi Berdasarkan Etiologi a. Hipertensi Primer atau Esensial

Hipertensi Primer atau Esensial adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal tanpa subjek yang jelas. Biasanya disebabkan oleh faktor yang saling berkaitan bukan faktor tunggal/khusus. Hipertensi primer memiliki populasi kira-kira 90% dari seluruh pasien hipertensi.17

Hipertensi primer kemungkinan mempunyai banyak penyebab, diantaranya perubahan pada jantung dan pembuluh darah.17

b. Hipertensi Sekunder atau non Esensial

Hipertensi Sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain yaitu kerusakan ginjal, diabetes, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Sekitar 10% dari pasien hipertensi tergolong hipertensi sekunder. Jika penyebabnya diketahui maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2% penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pemakaian pil KB).20 Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder adalah :17

b.1 Penyakit ginjal (contohnya: tumor ginjal, trauma pada ginjal/luka yang mengenai ginjal dan lain sebagainya)

b.2 Kelainan hormonal

(29)

b.4 Penyebab lainnya (preeklamsi pada kehamilan, keracunan timbal akut)

2.3.2 Klasifikasi Penggolongan Hipertensi Berdasarkan TDS dan TDD

Penggolongan hipertensi berdasarkan TDS dan TDD, untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit hipertensi tersebut maka ESH (Europian Society of Hypertension) dan ESC (Europian Society of Cardiology) tahun 2013 dipakai batasan sebagai berikut :

Sistolik Diastolik

Optimal <120 <80

Normal 120-129 80-84

Normal Tinggi 130-139 85-89

Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 160-179 100-109

Hipertensi derajat 3 >180 >110

Hipertensi terisolir >140 <90

WHO menggunakan tekanan diastolik sebagai bagian tekanan yang dipakai dalam kriteria diagnosis dan klasifikasi. Tekanan darah manusia meliputi tekanan darah sistolik tekanan darah waktu jantung menguncup dan tekanan darah diastolik yakni tekanan darah waktu jantung istirahat.17

(30)

2.4 Gejala Klinis Hipertensi

Biasanya hipertensi esensial ringan sampai sedang tidak menunjukan gejala, tampak sehat selama bertahun-tahun. Nyeri kepala suboksifitalis berpulsasi yang khas terjadi pada permulaan pagi dan berkurang pada siang hari.

Bila penyakit hipertensi ringan atau sedang tidak ditangani segera akan berlanjut menjadi hipertensi berat dan dapat menimbulkan gejala seperti sakit kepala/pusing (dibagian belakang kepala terutama pada pagi hari), jantung berdebar-debar, mudah marah, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat, dunia terasa berputar (vertigo), penglihatan kabur/mata berkunang-kunang, hidung berdarah/mimisan, rasa berat ditengkuk, sering buang air kecil terutama pada malam hari dan telinga berdengung (tinnitus):19

Hipertensi berat yang tidak ditangani segera dapat mengakibatkan komplikasi dengan meningkatkan kerusakan pembuluh darah yang meliputi arteri kecil (tahanan) dan arteriol serta arteri besar (saluran). Semua lesi ini bisa mengakibatkan morbiditas jantung, ginjal dan pembuluh darah otak serta kematian.23

2.5 Komplikasi

(31)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung koroner (PJK).20 Pada hipertensi beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan menyesuaikan sehingga terjadi pembesaran jantung dan semakin lama otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut dekompensasi. Akibat dari dekompensasi jantung tidak mampu lagi memompa dan menampung darah dari paru, sehingga banyak cairan tertampung diparu maupun jaringan lainnya yang dapat menyebabkan sesak nafas atau oedema. Yang disebut dengan gagal jantung.13 b. Otak

Komplikasi hipertensi pada otak menimbulkan risiko stroke, yaitu terganggunya aliran darah di pembuluh arteri yang menuju ke otak. Pembuluh arteri dan cabang-cabangnya menyuplai darah ke otak. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan saluran arteri di otak pecah dan terjadi penumpahan darah ke otak13.

c. Ginjal

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan ginjal karena tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan sistem penyaringan dalam ginjal, Akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh. Makin tinggi hipertensi maka makin cepat terjadi kerusakan sistem penyaringan. 13

(32)

2.6.1 Berdasarkan Orang

Di Amerika Serikat, hipertensi dijumpai pada 15% golongan kulit putih dewasa dan 25-30% golongan kulit hitam. Golongan kulit hitam lebih banyak terkena hipertensi di bandingkan dengan yang berkulit putih dikarenakan pada kulit hitam mengkonsumsi garam lebih tinggi, makan makanan yang berlebihan sehingga terjadi kegemukan, mengkonsumsi alkohol serta stress yang berlebihan dikarenakan ketidaknyamanan golongan kulit hitam ini bergabung dan sering disepelekan oleh lingkungannya sehingga terjadi ketegangan jiwa. Di Amerika serikat dan beberapa negara maju lainnya hipertensi terjadi pada satu dari empat orang dewasa diantara umur 18 tahun dan satu dari dua orang diatas 50 tahun. Bila ditinjau perbandingan antara perempuan dan laki-laki, ternyata tidak ada perbedaan yang nyata kejadian hipertensi antara perempuan dan laki-laki. Di Asia, penelitian di Taiwan prevalensi hipertensi 60,4 % (laki-laki 59,1% dan perempuan 61,9%) yang sebelumnya 31,1 % laki 29,4% dan perempuan 33,1%) yang baru terdiagnosis adalah 29,3% (laki-laki 29,7% dan perempuan 28,8%). (Kuswardhani,2007)

(33)

prevalensi tahun 1988 mencapai 16%, tahun 1993 sebesar 17% dan tahun 2000 sebesar 12,2%. Menurut Inash (2007), prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang dewasa umur 50 tahun keatas adalah 15-20%.7

2.6.2 Berdasarkan Tempat

Prevalensi hipertensi berbeda-beda pada setiap daerah tergantung pada pola kehidupan masyarakatnya itu sendiri. Saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat perdesaan. Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan risiko penyakit hipertensi seperti stress yang berlebihan, obesitas (kegemukan dikarenakan makan yang tidak terkendali), kurangnya olah raga dikarenakan tidak adanya waktu atau kesempatan yang digunakan hanya untuk bekerja, merokok, alkohol dan makan makanan yang mengandung tinggi kadar lemaknya.19

Data riset kesehatan dasar tahun 2007 menyebutkan propinsi dengan angka prevalensi paling tinggi ditempati propinsi Kalimantan Selatan dengan angka prevalensi 39,6 % dan terendah di Papua Barat (20,1%) terdapat pada usia >18 tahun. Sedangkan menurut kabupaten/kota dengan prevalensi tertinggi ada di Natuna (53,3%) dan paling rendah terletak di Jaya Wijaya (6,8%)11

(34)

Para penderita penyakit hipertensi berdasakan waktu berbeda setiap tahunnya. Menurut Arieska penderita hipertensi sudah menjadi masalah dunia. Tahun 2000, hipertensi menyumbang 12,8% dari seluruh kematian dan 4,4% dari semua kecacatan.7 Hasil SKRT pada tahun 2001 dikalangan penduduk 25 tahun keatas terdapat 27% laki-laki dan 20% perempuan menderita hipertensi.9 Hasil SKRT pada tahun 2004 menjadi meningkat 27,5%.9 22

2.6.4 Faktor yang memengaruhi tekanan darah a. Umur

(35)

Menurut hasil penelitan Sigalingging,G di Rumah Sakit Herna, penderita hipertensi menurut umur 50-70 tahun terdapat 60 orang (75%), umur <50 tahun 15 orang (18,75%), umur 71 tahun terdapat 71 orang(6,25 %).

b. Jenis kelamin

Pada usia dini tidak dapat bukti nyata tentang adanya perbedaan tekanan darah laki-laki dan perempuan. Akan tetapi, mulai pada masa remaja, laki-laki cenderung menunjukan arah rata-rata yang lebih tinggi. Perbedaan ini lebih jelas terlihat pada orang dewasa muda dan orang setengah baya. Pada usia tua, perbedaan itu menyempit dan polanya bahkan dapat berbalik. Perubahan pada masa tua antara lain dapat dijelaskan dengan tingkat kematian awal yang lebih tinggi pada pria setengah baya pengidap hipertensi, sementara perubahan pasca-menopause pada wanita dapat pula berpengaruh. Banyak penelitian sedang dilakukan untuk mengevaluasi apakah penambahan estrogen dapat melindungi terhadap kenaikan-relatif tekanan darah pada masa tua seorang wanita. 23

(36)

darah semakin menurun, maka masa menopause yang dialami wanita mengakibatkan peningkatan kasus hipertensi.10

Menurut hasil penelitan Sigalingging,G di Rumah Sakit Herna, penderita hipertensi menurut jenis kelamin yang banyak menderita hipertensi adalah pria 46 orang (57,5%) dan wanita 34 orang (42,5%)

c. Suku

Kebiasaan hidup atau gaya hidup seseorang salah satunya ditentukan oleh kebudayaan atau kepercayaan suatu wilayah (pantangan makan, mitos tentang pangan, proses penyediaan pangan serta jenis mata pencaharian pokok penduduk)(Suhardjo 1989). Pemicu terjadinya hipertensi yang akut disebabkan terlalu berlebihan mengkonsumsi garam dalam makanan serta tanpa didukung pola makan yang tidak sehat dan teratur. 10

(37)

yang diawetan dapat memicu terjadinya hipertensi.(Suhardjo,1989 dalam Aisyiyah, FN 2009).

Menurut hasil penelitan Sigalingging,G di Rumah Sakit Herna, penderita hipertensi menurut suku menunjukan bahwa kelompok suku yang banyak menderita hipertensi adalah suku Batak dengan jumlah 50 orang (62,5%), Jawa dengan jumlah 10 orang (12,5%), Karo 15 orang (18,5%), dan lainnya 5 orang (6,25%) .

d. Status sosioekonomi

Dinegara-negara yang berada pada tahap pasca-peralihan perubahan ekonomi dan epidemiologi, selalu dapat ditunjukan bahwa tekanan darah dan prevalensi hipertensi yang lebih tinggi terdapat pada golongan sosioekonomi rendah. Hubungan yang terbalik itu ternyata berkaitan dengan tingkat pendidikan, penghasilan dan pekerjaan. Akan tetapi dalam masyarakat yang berada dalam masa peralihan dan pra-peralihan dan prevalensi-hipertensi yang lebih tinggi ternyata terdapat pada golongan sosioekonomi yang lebih tinggi. Ini barangkali menggambarkan tahap awal epidemi penyakit kardiovaskuler. Pengalaman pada sebagian besar masyarakat telah menunjukan bahwa peningkatan epidemi berpengaruh pada pembalikan golongan sosial ini .23

(38)

e. Keturunan / genetika

Riwayat keluarga yang menunjukan adanya tekanan darah yang meninggi merupakan faktor risiko paling kuat bagi seseorang untuk mengidap hipertensi di masa datang. Tekanan darah kerabat dewasa tingkat pertama (orang tua, saudara kandung) yang dikoreksi terhadap umur dan jenis kelamin. Dasar genetika tekanan darah tinggi yang didukung oleh penelitian eksperimental dengan baik, dan sementara beberapa penyakit hipertensi monogen pada manusia telah dipaparkan. Hipertensi secara umum saat ini masih dianggap poligen. Sejumlah besar pembawa gen hipertensi sedang diselidiki. Pada sejumlah orang normotensi dan hipertensi, baik dalam rihwayat keluarganya terdapat peningkatan tekanan darah ataupun tidak.23 f. Obesitas

Bukti mengenai hubungan yang langsung, erat dan taat asas antara bobot badan dan tekanan darah muncul dari kajian pengamatan secara lintas bagian dan prospektif. Kelebihan bobot tubuh (obesitas) berkaitan dengan 2-6 kali kenaikan risiko mendapatkan hipertensi. Pada populasi barat, jumlah kasus hipertensi yang disebabkan oleh obesitas diperkirakan 30-65%.

(39)

perbandingan antara berat badan dan tinggi badan. Dimana dikatakan kurus bila IMT kurang dari 20, berat badan sehat bila IMT 20-25, kawasan peringatan bila IMT 25-27 dan obesitas bila IMT diatas 25-27.23

g. Konsumsi Garam

Diet garam dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah dan prevalensi hipertensi. Efek ini diperkuat dengan diet kalium yang rendah. Penurunan diet natrium dari 180 mmol (10,5 gr) perhari menjadi 80-100 mmol (4,7-5,8 perhari) menurunkan tekanan darah sistolik 4-5 mmHg.23

h. Alkohol (minuman keras)

Ada beberapa populasi, konsumsi minuman keras selalu berkaitan dengan tekanan darah tinggi seperti ditunjukan oleh kajian lintas bagian maupun kajian observasi. Efek akut dan kronis telah dilaporkan dan tidak tergantung pada obesitas, merokok, kegiatan fisik, jenis kelamin maupun umur. Memang tidak jelas apakah ada harga ambang, tetapi jika minuman keras diminum sedikitnya dua kali perhari, TDS naik kira-kira 1,0 mmHg dan TDD kira-kira 0,5 mmHg per satu kali minum. Peminum harian ternyata mempunyai TDD dan TDS lebih tinggi, berturut-turut 6,6 mmHg dan 4,7 mmHg dibandingkan dengan peminum sekali seminggu. Berapa pun jumlah total yang diminum setiap minggunya.23

i. Olah raga

(40)

dengan orang yang lebih aktif dan bugar. Beraerobik secara teratur, yang cukup untuk mencapai sekurang-kurangnya kebugaran fisik sedang, ternyata bermanfaat, baik untuk mencegah maupun untuk menangani hipertensi. Hubungan terbalik antara tekanan darah dan kegiatan aerobik pada waktu luang tetap ada, sekalipun telah disesuaikan dengan faktor umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh dan kegiatan ditempat kerja.23

2.7 Upaya Pencegahan Hipertensi 2.7.1 Pencegahan Primodial

Pencegahan primodial dilakukan dalam mencegah munculnya faktor risiko terhadap penyakit hipertensi yang merupakan pencegahan tahap awal, agar masyarakat yang sehat tidak sampai terkena penyakit hipertensi. Dalam pencegahan primodial itu sendiri dengan cara melakukan pendekatan populasi maupun perorangan. Antara lain dengan cara mempertahankan gaya hidup yang sehat. 26

2.7.2 Pencegahan Primer

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan primer/fase pre-pathogenesis adalah26

(41)

b. Lingkungan : kesadaran atas stress kerja, menerapkan dan meningkatkan pola

hidup sehat, hindari kegiatan yang menimbulkan stress.

c. Biologi : perhatian terhadap faktor risiko biologis (jenis kelamin, riwayat keluarga), efek aspirin.

d. Pelayanan kesehatan : pendidikan kesehatan dan pemeriksaan tekanan darah.

2.7.3 Pencegahan Sekunder26

Pencegahan sekunder ditujukan kepada individu yang memiliki risiko untuk terjadinya hipertensi. Pencegahan sekunder dilakukan dengan pemeriksaan dini untuk mendeteksi adanya hipertensi dan melakukan terapi bukan obat dan terapi obat. Terapi bukan obat dilakukan dengan pengurangan berat badan pasien hipertensi agar lemak yang didalam tubuh tidak menghambat peredaran darah karena adanya penyempitan pada pembuluh darah. Sedangkan terapi obat dilakukan untuk mencegah terjadinya proses penyakit yang lebih lanjut dan komplikasi.

Pemeriksaan yang lebih teliti perlu ditingkatkan pada organ target untuk menilai komplikasi hipertensi. Identifikasi pembesaran jantung, tanda payah jantung, pemeriksaan funduskopi, tanda gangguan neurologi dapat membantu menegakan diagnosa komplikasi akibat hipertensi.19 Pemeriksaan penunjang yang rutin dapat dilakukan penderita hipertensi untuk mendeteksi penyakit yang bisa diobati dan menilai fungsi jantung dan ginjal.13

Pencegahan bagi yang terancam dan menderita hipertensi adalah dengan dilakukan :

(42)

a.1 Pengukuran tekanan darah secara berkala dialkukan tim medis untuk mengetahui apakah menderita hipertensi atau tidak.

a.2 Mengendalikan tensi secara teratur agar tetap stabil dengan atau tidak menggunakan obat anti hipertensi.

b. Pengobatan/perawatan

b.1 Pengobatan segera dilakukan supaya penderita hipertensi dapat segera dikendalikan penyakit hipertensinya.

b.2 Menghindari komplikasi dengan menjaga agar tidak terjadinya hiperkolesterolemia, diabetes melitus dan lain lain.

b.3 Menstabilkan tekanan darah agar penderita hipertensi kualitas hidupnya tidak menurun sehingga mampu beraktivitas dengan baik.

b.4 Memperkecil efek samping pengobatan supaya tidak timbul penyakit lainnya.

b.5 Mengobati penyakit pendamping seperti : penyakit diabetes melitus dan penyakit jantung koroner,

2.7.4 Pencegahan Tersier

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan tersier adalah : 26 a. Menurunkan tekanan darah ketingkat normal,

b. Mencegah memberatnya tekanan darah tinggi sehingga tidak menimbulkan

kerusakan pada jaringan tubuh,

c. Memulihkan kerusakan organ dengan obat anti hipertensi,

d. Mengontrol tekanan darah sehingga tidak menimbulkan komplikasi penyakit

(43)

e. Melakukan penanganan tepat dan cepat, menghindari kecacatan dan kematian

akibat hipertensi tak terkendali

2.8 Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita Hipertensi dengan komplikasi 1. Sosiodemografi

Umur

Jenis Kelamin Suku

Agama Pendidikan Pekerjaan

Status Perkawinan Tempat Tinggal 2. Keluhan Utama 3. Derajat Hipertensi 4. Lama Rawatan 5. Sumber Biaya

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan design

case series.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tanjung Balai Karimun di Kepulauan Riau karena ada data penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di Puskesmas tersebut dan belum pernah dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita hipertensi dengan komplikasi pada tahun 2010-2012 di Puskesmas Tanjung Balai Karimun.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan mulai Oktober 2013 sampai dengan Februari 2014

(45)

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah data seluruh penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di Puskesmas Tanjung Balai Karimun di Kepulauan Riau tahun 2010-2012 yaitu 107 penderita yang terdaftar pada bagian rekam medik.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di Puskesmas Tanjung Balai Karimun di Kepulauan Riau tahun 2010-2012. Besar sampel adalah sama dengan populasi (total sampling).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu status sampel penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012. Semua kartu status sampel tersebut dikumpulkan kemudian dilakukan pencatatan sesuai dengan jenis variabel yang diteliti.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul kemudian diolah dengan komputer menggunakan program Statistical Product dan Service Solution (SPSS). Data analisa dengan menggunakan Chi Square dan t-test disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi, pie, diagram bar dan grafik.

3.6 Defenisi Operasional

(46)

3.6.1 Penderita hipertensi dengan komplikasi adalah pasien yang didiagnosa menderita hipertensi yang mengalami gangguan anatomi fisiologi disertai penyakit lainnya sesuai yang tercatat pada kartu status pasien.

3.6.2 Sosiodemografi adalah keterangan yang menunjukan spesifikasi pribadi

penderita hipertensi dengan komplikasi dan hubungan sosialnya masyarakat yang meliputi umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan tempat tinggal sesuai yang tercatat pada kartu status pasien. 3.6.3 Umur adalah usia penderita hipertensi sesuai yang tercatat pada kartu status

pasien dikategorikan sesuai hasil(dengan menggunakan rumus sturgest). Kelompok umur dikategorikan atas:

1. 34-40 tahun

Uji statistik dengan kelompok umur 1. <60 tahun

2. ≥60 tahun

3.6.4 Jenis kelamin adalah ciri khas tertentu yang dimiliki penderita hipertensi dengan komplikasi sesuai yang tercatat pada kartu status pasien.

Dikategorikan atas : 1. Laki-laki

2. Perempuan

3.6.5 Suku adalah etnik yang melekat pada diri penderita hipertensi dengan

(47)

Dikategorikan atas :

komplikasi sesuai yang tercatat pada kartu status pasien. Dikategorikan atas :

3.6.7 Pendidikan Terakhir adalah tingkat pendidikan yang di peroleh penderita

hipertensi dengan komplikasi sesuai yang tercatat pada kartu status pasien. Dikategorikan atas :

(48)

5. Ibu Rumah Tangga

3.6.9 Status Perkawinan adalah predikat yang dimiliki penderita hipertensi dengan

komplikasi berdasarkan pernikahan sesuai yang tercatat pada kartu status pasien.

Dikategorikan : 1. Belum Kawin 2. Kawin

3. Cerai Mati/Hidup

3.6.10 Tempat tinggal adalah alamat dimana penderita hipertensi dengan komplikasi tinggal sesuai yang tercatat pada kartu status pasien

Dikategorikan atas :

10. Luar Wilayah Kerja Puskesms Tanjung Balai

(49)

5. lainnya (seperti:susah tidur, demam, lemas, lengan terasa lemas)

3.6.12 Derajat hipertensi adalah klasifikasi yang ditentukan oleh menurut klasifikasi

JNC-VII tahun 2003. Dikategorikan atas :

1. Hipertensi derajat 1 : 140-159 mmHg TDS dan 90-99 mmHg TDD 2. Hipertensi derajat 2 : >160 mmHg TDS dan >100 mmHg TDD

3.6.13 Komplikasi adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami dua penyakit atau lebih secara bersamaan yang kebanyakan penyakit kedua atau seterusnya muncul sebagai tambahan atau lanjutan penyakit yang terdahulu dan sesuai tercatat pada kartu status pasien.

Dikategorikan atas : 1. Penyakit Jantung 2. Stroke

3. Retinopati 4. Kerusakan Ginjal

3.6.14 Lama rawatan rata-rata adalah jumlah hari rata-rata penderita hipertensi

dengan komplikasi yang dirawat dari tanggal masuk sampai tanggal keluar dari puskesmas (baik dengan izin dokter, atas permintaan sendiri maupun meninggal dunia) sesuai yang tercatat pada kartu status pasien.

(50)

3.6.16 Keadaan sewaktu pulang adalah keterangan tentang keadaan penderita

hipertensi dengan komplikasi ketika pulang sesuai yang tercatat pada kartu status pasien.

Dikategorikan atas : 1. Pulang Berobat Jalan

2. Pulang Atas Permintaan Sendiri 3. Meninggal dunia

4. Rujuk

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Tanjung Balai Karimun

Kabupaten karimun adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Ibu kota kabupaten karimun terletak di Tanjung Balai Karimun. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 7.984 km2, dengan luas daratan 1.524 km2 dan luas lautan 6.460 km2. Kabupaten karimun terdiri dari 198 pulau dengan 67 diantaranya berpenghuni. Kabupaten Karimun terdiri dari 12 kecamatan, 29 kelurahan dan 42 desa dengan jumlah 212.561 jiwa.

(51)

dari 9 pos kesehatan desa. Luas wilayah kerja puskesmas Tanjung Balai Karimun lebih kurang 41 kilometer persegi.

Jumlah tenaga untuk menudukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Puskesmas Tanjung Balai Karimun adalah sebanyak 99 orang . Yang terdata adalah sebagai pegawai puskesmas sebagai berikut:

- Dokter Umum : 22 orang

- Dokter Gigi : 1 orang

- Perawat : 21 orang

- Perawat Gigi : 1 orang

- Bidan (dipuskesmas) : 21 orang - Bidan (didesa/puskesdes) : 9 orang - S-1 Farmasi/ Apoteker : 1 orang - Asisten Apoteker : 2 orang

- Sanitarian : 1 orang

- Ahli Gizi : 1 orang

- Analisis Laboratorium : 2 orang

- Radiology : 1 orang

- Pekarya : 5 orang

- Tata Usaha : 4 orang

- Sopir : 2 orang

- Keuangan : 4 orang

- Lainnya : 15 orang

(52)

Dari data diatas terdapat 64 orang pegawai negeri sipil terdiri dari 16 jabatan struktural dan 48 jabatan fungsional, 9 tenaga bidan PTT, 6 tenaga honorer pemerintah daerah , 18 tenaga honorer kontrak dan 13 tenaga honorer lokal puskemas Tanjung Balai Karimun.

4.1.2 Visi, Misi dan Motto Puskesmas Tanjung Balai Karimun

Visi puskesmas Tanjung Balai Karimun menuju Kecamatan 2010 yang ditandai dengan masyarakat kecamatan yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup sehat dan memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu serta memiliki derajat kesehatan yang optimal pada tahun 2010.

Misi puskesmas Tanjung Balai Karimun memiliki 3 misi antara lain sebagai berikut :

1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan

2. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan 3. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama

(53)

4.2 Deskriptif

4.2.1 Sosiodemografi

Hasil penelitian penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 berdasarkan sosiodemografi meliputi umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan tempat tinggal dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012

Umur

(54)

kompikasi yang dirawat inap di Puskesmas Tanjung Balai Karimun paling rendah berumur 34 tahun dan paling tinggi berumur 89 tahun. Proporsi penderita hipertensi dengan kompikasi yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan sebesar 56,1% (60 orang) dan terendah adalah laki-laki sebesar 43,9% (47 orang).

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Suku, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawinan dan Tempat Tinggal yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012

Sosiodemografi f (%)

Lainnya (Manado,Ambon,Flores) 9 8.4

(55)

Pekerjaan

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 berdasarkan kelompok suku adalah paling banyak terdapat pada kelompok suku Melayu yaitu 46 orang (43,0%), sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada kelompok suku Minangkabau yaitu 2 orang (1,9%).

(56)

sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada kelompok agama Hindu yaitu 7 orang (6,5%).

Proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 berdasarkan kelompok pendidikan adalah paling banyak terdapat pada kelompok pendidikan Tidak Sekolah yaitu 30 orang (28,0%), sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada kelompok pendidikan Sarjana yaitu 6 orang (5,6%).

Proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 berdasarkan kelompok pekerjaan adalah paling banyak terdapat pada kelompok kerja ibu rumah tangga yaitu 47 orang (43,9%), sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada kelompok kerja petani yaitu 6 orang (5,6%).

Proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 berdasarkan kelompok status perkawinan adalah paling banyak terdapat pada kelompok status yang sudah kawin yaitu 98 orang (91,6%), sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada kelompok status janda cerai/mati yaitu 3 orang (2,8%).

(57)

4.2.2 Keluhan Utama

Distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan keluhan utama yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Keluhan Utama yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012

Keluhan Utama f ( % )

Muntah 5 4.7

Nyeri Dada 13 12.1

Pusing/Vertigo 29 27.1

Sesak 48 44.9

Lainnya (seperti:susah tidur, demam, lemas, lengan terasa lemas) 12 11.2

Total 107 100.0

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa proporsi keluhan utama pada penderita hipertensi dengan komplikasi adalah paling banyak terdapat pada kelompok keluhan sesak yaitu 48 orang (44,9%), sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada kelompok keluhan muntah yaitu 5 orang (4,7%).

4.2.3 Derajat Hipertensi

(58)

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Derajat Hipertensi yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012

Derajat Hipertensi f ( % )

Derajat 1 30 28.0

Derajat 2 77 72.0

Total 107 100.0

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa proporsi derajat hipertensi pada penderita hipertensi dengan komplikasi adalah paling banyak terdapat pada hipertensi derajat 2 yaitu 77 orang (72,0%), sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada hipertensi derajat derajat 1 yaitu 30 orang (28,0%).

4.2.4 Komplikasi

Distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan komplikasi yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012

Komplikasi f ( % ) hipertensi dengan komplikasi adalah paling banyak terdapat pada penyakit jantung sebanyak 81 orang (75,7%), sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada penyakit gagal ginjal yaitu 4 orang (3,7%).

(59)

Lama rawatan rata-rata pada penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.6 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun

Dari tabel 4.6 menunjukan bahwa lama rawatan rata-rata penderita hipertensi dengan komplikasi adalah 3 hari. Lama rawatan rata-rata tersingkat adalah 1 hari dan terlama adalah 17 hari

4.2.6 Sumber Biaya

Distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan sumber biaya yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Table 4.7 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Cara Pembayaran yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012

(60)

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa proporsi cara pembayaran pada penderita hipertensi dengan komplikasi adalah paling banyak terdapat menggunakan umum sebanyak 60 orang (56,1%), sedangkan yang paling sedikit menggunakan jamkesda yaitu 4 orang (3,7%).

4.2.7 Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012

Keadaan Sewaktu Pulang f Proporsi ( % )

PBJ 58 54.2

PAPS 21 19.6

Meninggal 3 2.8

Rujuk 25 23.4

Total 107 100.0

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa proporsi keadaan sewaktu pulang pada penderita hipertensi dengan komplikasi adalah paling banyak pulang berobat jalan sebanyak 58 orang (54,2%) sedangkan yang paling sedikit meninggal yaitu 3 orang (2,8%).

4.3 Analisis Statistik

(61)

Distribusi proporsi umur penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan komplikasi yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Umur Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012

Komplikasi Hipertensi komplikasi adalah tertinggi pada kelompok umur dengan komplikasi penyakit

jantung adalah ≥60 tahun sebanyak 45 orang (55,6%), dengan komplikasi penyakit

stroke sebanyak 17 orang (77,3%) dan komplikasi penyakit ginjal sebanyak 4 orang (100%).

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan kerena terdapat 4 cells (66.7%) yang memiliki nilai expected count kurang dari 5.

4.3.2 Jenis Kelamin Berdasarkan Komplikasi Hipertensi

Distribusi proporsi jenis kelamin penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan komplikasi yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

(62)

Komplikasi

Dari tabel 4.10 menunjukan bahwa proporsi jenis kelamin pada penderita dengan komplikasi adalah tertinggi pada penyakit jantung terdapat pada perempuan sebanyak 49 orang (60,5%), sedangkan stroke tertinggi pada laki-laki sebanyak 13 orang (59,1%) .

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan kerena terdapat 2 cells (33.3%) yang memiliki nilai expected count kurang dari 5.

4.3.3 Derajat Hipertensi Berdasarkan Komplikasi Hipertensi

Distribusi proporsi derajat hipertensi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan komplikasi yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Derajat Hipertensi Berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai

(63)

sebanyak 56 orang (69,1%) , sedangkan stroke tertinggi pada derajat 2 sebanyak 18 orang (81,2%) dan gagal ginjal pada derajat 2 sebanyak 3 orang (75%).

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan kerena terdapat 2 cells (33,3%) yang memiliki nilai expected count kurang dari 5.

4.3.4 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Berdasarkan Komplikasi Hipertensi

Lama rawatan rata-rata penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan komplikasi yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.12 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Dirawat Inap Di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2011-2012 Komplikasi Hipertensi Lama Rawatan Rata-rata

f mean SD

Penyakit jantung 81 2,84 2,159

Stroke 22 3,41 3,850

Kerusakan ginjal 4 3,25 3,862

t-test=-6,406 df=106 p=0,000

(64)

Berdasarkan hasil uji t test diperoleh p<0,05 artinya ada perbedaan bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan komplikasi

4.3.5 Jenis Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan komplikasi yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Jenis Komplikasi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2011-2012

Keadaan Sewaktu Pulang

Komplikasi Penyakit

jantung Stroke Kerusakan Ginjal Jumlah

f % f % f % f %

PBJ 47 58,0 9 40,9 2 50 58 54,2

PAPS 15 18,5 5 22,1 1 25 21 19,6

Rujuk 2 2,5 1 4,5 0 0 3 2,8

Meninggal 17 21,0 7 31,8 1 25 25 23,4

(65)

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan kerena terdapat 7 cells (58.3%) yang memiliki nilai expected count kurang dari 5.

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Distribusi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi 5.1.1 Sosiodemografi

Proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan sosidemografi yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

a. Umur dan Jenis Kelamin

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi
Tabel 4.2
Tabel 4.3 Distribusi
Tabel 4.5 Distribusi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Distribusi proporsi jenis kelamin penderita hipertensi rawat inap berdasarkan status komplikasi di Rumah Sakit Bhayangkara Medan tahun 2008 – 2010 dapat dilihat pada gambar

Gambar 6.14 Diagram Bar Proporsi Status Komplikasi Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat Hipertensi yang Dirawat Inap di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2004-2008.

di atas dapat dilihat distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSU Herna Medan tahun 2009-2010 berdasarkan sosiodemografi adalah sebagai berikut

Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang Tahun 2012 berdasarkan lama rawatan rata-rata dapat dilihat pada

yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang tahun 2014. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan

Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata yang Dirawat Inap di Rumah Sakit HKBP Balige tahun 2013-2015...37 Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi dengan Komplikasi

Distribusi proporsi penderita PJK yang dirawat inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini1. Distribusi

lama rawatan rata-rata * komplikasi. Paired