• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

STUDI KARAKTERISTIK BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HASIL THREE WAY CROSS

SKRIPSI

Oleh :

Santiana Sembiring 020307019 BDP – PET

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

(2)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

STUDI KARAKTERISTIK BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HASIL THREE WAY CROSS

SKRIPSI

Oleh :

Santiana Sembiring 020307019 BDP – PET

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Medan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

(Prof.Dr.Ir.Jenimar, MS) (Ir.Mbue Kata Bangun, MS)

Ketua Anggota

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

(3)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

ABSTRACT

The objective of the research was to identify the difference of vegetative and generative character of the tree way cross maize varieties. The randomized block design was used consisted of 5 varieties (V1 : Pioneer 6 X C7 X Bisma);

(V2 : composite X C7 X Bisma); (V3 : Bisma X gumarang X Lokal); (V4 : Pioneer 6 X Bisma X Gumarang); (V5 : Bisma X Gumarang X Coposite).

The parameters observed were : the plant height, the number of leaves, the curve leaf, the time of the male bloader formed, the time of the female bloader formed, the time of the harvest, the rate seed filling, the number of ear, the wight of seed per ear, the production of dry seed per plot, the weight of 1000 seed.

The research showed that the variety significantly affected the plant height, the number of leaves, the rate of seed filling, the time of harvest, the weight of 1000 seeds and the production of dry seed per plot. The heritability value observed wa high to low.

(4)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakter vegetatif dan generatif beberapa varietas jagung hasil three way cross. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 5

varietas yaitu V1 = (Piooner 6 X C7 X Bisma), V2 = (Komposit X C& X Bisma), V3 =( Bisma X Gumarang X Lokal), V4 (Piooner 6 X Bisma X Gumarang), V5 = (Bisma X Gumarang X Komposit). Paramater yang diamati adalah tinggi

tanaman, jumlah daun, kelengkungan daun, umur keluar bunga jantan, umur keluar bunga betina, umur panen, laju pengisian biji, jumlah tongkol per tanaman, bobot biji per tongkol, produksi biji kering per plot, bobot 1000 biji. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa varietas berbeda nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, laju pengisian biji, umur panen, bobot biji per tongkol, bobot 1000 biji serta produksi biji kering per plot. Nilai heritabilitas parameter yang diamati adalah tinggi sampai rendah.

(5)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 1 Oktober 1984 dari Ayahanda Kasim Sembiring, BSc dan Ibunda Masdiani Tarigan. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.

Tahun 2002 penulis lulus dari SMU Taman Siswa Binjai dan pada tahun 2002 lulus seleksi masuk USU melalui jalur PMP. Penulis memilih Program Studi Pemuliaan Tanaman Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian.

(6)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

(7)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2007

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA

(8)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lahan ... 15

Penanaman ... 15

Pemupukan ... 15

Pemeliharaan Tanaman ... 16

Penyiraman... 16

Penyisipan ... 16

Penjarangan ... 16

Penyiangan ... 16

Pembumbunan ... 16

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 17

Panen ... 17

Pengeringan dan Pemipilan ... 17

Parameter ... 17

Tinggi Tanaman (cm) ... 17

Jumlah Daun (helai)... 18

Kelengkungan Daun ... 18

Umur Keluar Bunga Jantan (hari) ... 18

Umur Keluar Bunga Betina (hari) ... 18

Umur Panen (hari) ... 18

Jumlah Tongkol per Tanaman (buah) ... 18

(9)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Hal. 1. Nilai Harapan Kuadrat Tengah ... 14 2. Rataan Parameter Tinggi Tanaman (cm) dari Berbagai Varietas ... 20 3. Rataan Parameter Jumlah Daun (helai) dari Berbagai Varietas ... 22 4. Rataan Parameter Kelengkungan Daun dari Berbagai Varietas ... 23 5. Rataan Parameter Umur Keluar Bunga Jantan (hari) dari

Berbagai Varietas ... 24 6. Rataan Parameter Umur Keluar Bunga Betina (hari) dari

Berbagai Varietas ... 25 7. Rataan Parameter Umur Panen (hari) dari Berbagai Varietas ... 26 8. Rataan Parameter Jumlah Tongkol (buah) Per Tanaman dari

Berbagai Varietas ... 27 9. Rataan Parameter Bobot Biji Per Tongkol (g) dari Berbagai Varietas ... 28 10. Rataan Parameter Produksi Biji Kering Per Plot (g) dari

(10)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Hal.

1. Gambar 1. Histogram Parameter Tinggi Tanaman ... 21

2. Gambar 2 Histogram Parameter Jumlah Daun ... .22

3. Gambar 3. Histogram Parameter Kelengkungan Daun ... 23

4. Gambar 4. Histogram Parameter Umur Keluar Bunga Jantan ... 24

5. Gambar 5. Histogram Parameter Umur Keluar Bunga Betina ... 25

6. Gambar 6. Histogram Parameter Umur Panen ... 26

7. Gambar 7. Histogram Parameter Jumlah Tongkol per Tanaman ... 27

8. Gambar 8. Histogram Parameter Bobot Biji per Tongkol ... 28

9. Gambar 9. Histogram Parameter Produksi Biji Kering per Plot... 29

10. Gambar 10. Histogram Parameter Bobot 1000 Biji ... 30

(11)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

1. Data Pengamatan Tinggi Tanaman ... 40

2. Sidik Ragam Tinggi Tanaman ... 40

3. Data Pengamatan Jumlah Daun ... 48

4. Sidik Ragam Jumlah Daun ... 48

5. Data Pengamatan Kelengkungan Daun ... 56

6. Sidik Ragam Kelengkungan Daun ... 56

7. Data Pengamatan Umur Keluar Bunga Jantan ... 57

8. Sidik Ragam Umur Keluar Bunga Jantan ... 57

9. Data Pengamatan Umur Keluar Bunga Betina ... 58

10. Sidik Ragam Umur Keluar Bunga Betina ... 58

11. Data Pengamatan Umur Panen ... 59

11. Sidik Ragam Umur Panen ... 59

12. Data Pengamatan Jumlah Tongkol per Tanaman ... 60

(12)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

13. Data Pengamatan Bobot Biji per Tongkol... 61

13. Sidik Ragam Bobot Biji per Tongkol... 61

14. Data Pengamatan Produksi Biji Kering per Plot ... 62

14. Sidik Ragam Produksi Biji Kering per Plot ... 62

15. Data Pengamatan Bobot 1000 Biji ... 63

16. Sidik Ragam Bobot 1000 Biji ... 63

17. Data Pengamatan Laju Pengisian Biji ... 64

18. Sidik Ragam Laju Pengisian Biji ... 64

19. Rangkuman Uji Beda Rataan Dari Berbagai Varietas Tanaman Jagung Hasil Three Way Cross ... 65

19. Deskripsi Tanaman Jagung Varietas C-7 ... 66

20. Deskripsi Tanaman Jagung Varietas Bisma ... 67

21. Deskripsi Tanaman Jagung Varietas Gumarang ... 68

22. Deskripsi Tanaman Jagung Varietas Piooner-6 ... 69

23. Deskripsi Tanaman Jagung Varietas Lokal ... 70

24. Deskripsi Tanaman Jagung Varietas Komposit ... 71

34. Bagan Penelitian ... 72

(13)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

(14)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Hibrida merupakan cara produksi jagung yang belum meluas di Indonesia, meskipun telah banyak mengubah cara produksi jagung di berbagai negara seperti di Amerika Serikat, negara perintis jagung hibrida, serta India, Muangthai dan Taiwan. Semula penanaman hibrida secara besar-besaran di negara tersebut dianggap tidak praktis; banyak faktor yang sudah klasik yang selalu dikemukakan dapat menghambat perluasannya. Teknik produksi benih hibrida berbeda dengan teknik produksi benih varietas bersari bebas; setiap kali harus membuat persilangan antara kedua induknya, dan mempergunakan biji generasi pertama (F1) sebagai benih. Umumnya produksi benih paling efisien untuk hibrida-hibrida silang tiga, silang ganda, dan silang puncak ganda, asalkan silang tunggal induk dipakai sebagai induk betina. Penanaman hibrida mungkin dapat menunjang program pemerintah meningkatkan dan menganeka-ragamkan ekspor non-migas (Moentono, 2001).

(15)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

memilih tanaman ideal yang sesuai sasarannya, memilih tanaman atas dasar pertimbangan kinerja fenotipiknya, yang pada hakekatnya dipengaruhi oleh ragam lingkungan. Keragaman sifat-sifat agronomik, tercermin dari arsitektur tanaman dan pola distribusi daun yang mengekspresikan bentuk kanopi, selanjutnya akan menentukan banyaknya intersepsi cahaya yang terkait dengan laju fotosintesis tanaman. Peubah distribusi daun dapat berupa sudut daun, kelengkungan daun, luas daun dan jumlah daun (Basir, 2002).

Dari uraian di atas penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul

Studi Karakterisktik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui karakteristik vegetatif dan generatif beberapa varietas jagung (Zea mays L.) hasil three way cross.

Hipotesis Penelitian

Diduga ada perbedaan karakter vegetatif dan generatif diantara beberapa tanaman jagung (Zea mays L.) hasil three way cross.

Kegunaan Penelitian

1. Penelitian ini berguna dalam menyusun skripsi yanmg merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

(16)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Tanaman jagung dalam tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan jagung diklasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Class : Monocotyledoneae Ordo : Graminae

Famili : Graminaceae Genus : Zea

Species : Zea mays L. (Tjitrosoepomo, 1991).

(17)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

masih dalam satu pohon. Buahnya berbentuk bundar berdiameter 4-6 cm dan panjangnya dapat mencapai 40 cm (Sutarno, 1995).

Tanaman jagung termasuk monoceous, tetapi bunga jantan dan bunga betina letaknya terpisah. Bunga jantan dalam bentuk malai terletak di pucuk tanaman, dan bunga betina sebagai tongkol yang terletak kira–kira pada pertengahan tinggi batang. Tepung sari dihasilkan malai 1 – 3 hari sebelum rambut tongkol keluar. Rambut tongkol ini berfungsi sebagai kepala putik dan

tangkai putik. Dalam satu malai dapat menghasilkan 25 juta tepung sari atau 50 ribu tepung sari tiap satu rambut tongkol apabila tiap tongkolnya ada 500 biji

(Dahlan dan Slamet, 1992).

Bunga jantan berbentuk malai longgar (tassel) yang terdiri dari bulu poros tengah dan cabang lateral. Poros tengah biasanya memiliki empat baris pasangan bunga (spikelet) atau lebih cabang lateral biasanya terdiri dari dua baris. Setiap pasang bunga terdiri dari satu bunga duduk (tidak bertangkai) dan satu bunga

bertangkai. Bunga tassel mengandung benang sari dan putik yang rudimenter (tidak berkembang) yang tumbuh lebih awal walupun pada kondisi tertentu putik

dapat juga terbentuk. Bunga betina tumbuh pada ujung tongkol sampai batang yang berasal dari ketiak daun, biasanya pada sekitar pertengahan panjang batang utama. (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Bentuk tajuk tanaman yang dicerminkan oleh arsitektur tanaman sangat mempengaruhi laju fotosintesis tanaman. Bentuk arsitektur tanaman dapat di pelajari melalui distribusi daun pada setiap tanaman. Bentuk tanaman jagung yang menghasilkan berat biji tinggi yaitu tanaman yang daun bagian atas lebih tegak

(18)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

tanaman baik sudut maupun kelengkungannya mempengaruhi intersepsi

cahaya, yang akhirnya juga menentukan produktivitas tanaman (Sutoro, Hadiatmi dan Budiarti, 1997).

Diantara beberapa varietas tanaman jagung memiliki jumlah daun rata–rata 12 – 18 helai. Varietas yang dewasa dengan cepat mempunyai daun yang

lebih sedikit dibandingkan varietas yang dewasa dengan lambat yang mempunyai banyak daun. Panjang daun berkisar antara 30 – 150 cm dan lebar daun dapat mencapai 15 cm. Beberapa varietas mempunyai kecenderungan untuk tumbuh dengan cepat. Kecenderungan ini tergantung pada kondisi iklim dan jenis tanah (Berger, 1962).

Batang tanaman jagung padat, ketebalan sekitar 2 – 4 cm tergantung pada varietasnya. Genetik memberikan pengaruh yang tinggi pada tanaman. Tinggi tanaman yang sangat bervariasi ini merupakan karakter yang sangat berpengaruh pada klasifikasi karakter tanaman jagung (Singh,1987).

Pada tanaman berkeping satu (monokotil) perkecambahan biji dimulai dengan pertumbuhan bakal akar kebawah, kemudian diikuti pertumbuhan bakal batang (koleoptil) keatas. Setelah mencapai permukaan tanah pertumbuhan koleoptil terhenti, pertumbuhan dilanjutkan oleh plumula yang membentuk daun dan batang baru (Utomo dan Islami, 1995).

(19)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Seperti tanaman jenis rumput-rumputan lainnya, jagung mempunyai jenis akar serabut yang terdiri atas 3 type yaitu : (i) akar seminal muncul dari radikula embrio. Akar seminal berjumlah 3 - 4 dan berada di sepanjang titik tumbuh tanaman. (ii) akar adventif muncul dari buku pertama dan 3 – 4 cm di bawah permukaan tanah. (iii) akar udara terdapat pada buku pertama tapi akarnya dapat masuk ke dalam tanah yang berfungsi sebagai pendukung yang memperkuat tanaman (Singh, 1987).

Peranan akar dalam pertumbuhan tanaman sama pentingnya dengan tajuk. Sebagai gambaran, kalau tajuk berfungsi untuk menyediakan karbohidrat melalui proses fotosintesis, maka fungsi akar adalah menyediakan unsur hara dan air yang diperlukan dalam metabolisme tanaman. Karena kebutuhan tanaman akan unsur hara dan air terbatas, maka peranan luas permukaan akar dan jumlah unsur hara yang tersedia dalam media perakaran yang saling mengisi. Akar dengan luas permukaan yang relatif sempit akan dapat mendukung pertumbuhan tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995).

Syarat Tumbuh

Tanah

Tanaman jagung tidak terlalu menuntut jenis tanah yang khusus untuk

(20)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

ditumbuhkan pada tanah-tanah yang terlalu asam akan memberikan hasil yang rendah (Sutarya dan Grubben, 1995).

Lapisan tanah bagian atas pada umumnya mengandung bahan organik yang lebih tinggi dibanding lapisan tanah bawahnya. Karena akumulasi bahan organik inilah maka lapisan tanah tersebut berwarna gelap dan merupakan lapisan tanah yang subur sehingga merupakan bagian tanah yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan tanaman (Utomo dan Islami, 1995).

Tanah adalah medium alam untuk pertumbuhan tanaman. Tanah yang baik adalah tanah yang tesedia unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman. Tanah yang baik biasanya mengandung banyak bahan organik, gembur dan mempunyai porositas yang baik (Hakim, Nyakpa, Nugroho, Saul, Bailey, 1986).

Jebis tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah alluvial atau lempung yang subur, sebab jenis tanah ini terbebas dari air yang berlebihan yang tidak disukai tanaman jagung (Kartasapoetra, 1988)

Iklim

Tanaman jagung dapat ditanam didataran rendah atau di dataran tinggi sampai ketinggian 2000 m diatas permukaan laut. Jagung yang diusahakan didataran tinggi biasanya berumur lebih panjang daripada jagung yang diusahakan di dataran rendah (Sutarya dan Grubben, 1995).

Tanaman jagung merupakan tanaman yang toleran terhadap lingkungan, sehingga dapat tumbuh pada daerah tropis sampai daerah tropis, 500 – 400, suhu optimum 26,50 – 29,50 C dan pH di atas 5 (Basir dan Dahlan, 2001 ).

(21)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Dengan curah hujan sekitar 600 mm – 1.200 mm per tahun yang terdistribusi rata selama musim tanam (Kartasapoetra, 1988).

Faktor air juga merupakan salah satu faktor pembatas untuk pertumbuhan jagung. Kebutuhan air yang terbanyak pada tanaman jagung adalah pada stadia pembungaan dan stadia pengisian biji. Jumlah radiasi surya yang diterima oleh tanaman selama fase berbunga juga merupakan faktor yang penting untuk penentuan jumlah biji. Bagian terbesar dari sinar surya yang jatuh ke bumi akan diserap oleh daun-daun yang digunakan untuk proses fotosintesis dan transpirasi (Subandi, Syam dan Widjono, 1988).

Three Way Cross

Varietas hibrida memberikan hasil yang lebih tinggi daripada varietas bersari bebas karena hibrida menggabungkan gen-gen dominan karakter yang diinginkan dari galur penyusunnya, dan hibrida mampu memanfaatkan gen aditif dan non aditif. Varietas hibrida akan memberikan keuntungan yang lebih tinggi bila ditanam pada lahan yang produktivitasnya tinggi. Oleh karena itu diharapkan

petani menanam benih hibrida untuk memperoleh hasil yang maksimum (Iriany, Takdir, Subekti dan Dahlan, 2001).

(22)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

tunggal. Hibrida silang ganda adalah generasi pertama persilangan antara dua hibrida silang tunggal. Jika dua inbrida ynag berbeda disilangkan maka keturunan yang diperoleh mempunyai vigor yang lebih besar daripada kedua induknya : daya hasil lebih tinggi, tanaman lebih tinggi, tongkol lebih besar, dan lain-lain (Moentono, 2001).

Heritabilitas

Penampilan sifat agronomi selain karena pengaruh genetik juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan atau interaksi kedua faktor tersebut. Besarnya pengaruh genetik dibandingkan dengan pengaruh lingkungan untuk suatu sifat dicerminkan oleh nilai heritabilitasnya. Semakin tinggi nilai heritabilitas untuk suatu sifat, maka semakin tinggi kemungkinan sifat tersebut ditemukan oleh faktor genetik yang diwariskan (Hartatik, 1992).

Perbedaan susunan genetik merupakan salah satu faktor penyebab keragaman tanaman. Keadaan lingkungan yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lain dan kebutuhan tanaman akan keadaan lingkungan yang khusus juga dapat mengakibatkan keragaman jenis tanaman yang berkembang. Keragaman keadaan lingkungan tidak hanya terdapat diantara tempat tapi dapat juga terjadi pada tempat yang sama dengan perbedaan waktu. Sehingga tidaklah mengherankan bila jenis tanaman yang berkembang dapat berbeda dengan perbedaan waktu (Sitompul dan Guritno, 1995).

(23)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

pengaruh lingkungan. Untuk dapat menaksir peran genotip dan lingkungan dapat dihitung melalui keragaman fenotip pada suatu populasi (Poespodarsono, 1988).

Nilai heritabilitas secara teoritis berkisar antara 0 sampai 1. Nilai 0 adalah nilai seluruh variasi yang terjadi disebabkan oleh faktor lingkungan. Sedangkan nilai 1 adalah bila seluruh variasi disebabkan oleh faktor genetik. Dengan demikian heritabilitas terletak pada kedua nilai ekstrim tersebut (Welsh, 1991).

Heritabilitas dinyatakan dengan persentase dan merupakan pengaruh genetik dari penampakan fenotip yang dapat diwariskan dari tetua kepada turunannya. Heritabilitas tinggi menunjukkan varian genetik besar dan varian lingkungan kecil (Crowder, 1997).

(24)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

BAHAN DAN METODA

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di jalan Sei Blutu Kecamatan Medan Baru yang terletak pada ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2007 sampai dengan bulan Juni 2007.

Bahan dan Alat

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah benih jagung hasil three way cross terdiri dari enam varietas yaitu varietas Bisma, varietas piooner 6, varietas Gumarang, varietas C7, varietas Lokal dan varietas Komposit, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk KCL, pupuk daun Superbionik, fungisida Dithane M-45, insektisida Sevin, serta bahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini.

(25)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

menimbang bobot biji, pisau, tali plastik, handsprayer, tugal, dan alat lain yang mendukung pelaksanaan penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri 5 varietas hasil three way cross yaitu:

V1 : Piooner 6 X C7 X Bisma V2 : Komposit X C7 X Bisma V3 : Bisma X Gumarang X Lokal V4 : Piooner 6 X Bisma X Gumarang V5 : Bisma X Gumarang X Komposit Jumlah Ulangan Perlakuan : 5 ulangan

Jumlah Plot : 25 plot

Jarak Tanam : 75 X 30

Jumlah Tanaman PerPlot : 8 tanaman Jumlah Tanaman Sampel Per Plot : 4 tanaman Jumlah Tanaman Seluruhnya : 200 tanaman

Luas Plot : 250 cm x 130 cm

(26)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Dimana:

Yij : Nilai pengamatan ke-i varietas µ : Nilai rata-rata umum

ρI : Pengaruh ulangan ke-i

τj : Pengaruh varietas ke-j

ij : Pengaruh random dari ulangan dan varietas

Apabila efek varietas berbeda nyata pada sidik ragam maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) dengan taraf 5%.

Untuk menganalisis apakah hasil peubah amatan merupakan keragaman fenotip disebabkan genotip, maka digunakan Heritabilitas:

H2 = σ2g /σ2p

Dimana:

H2 : Nilai duga Heritabilitas

σ2

Kriteria Nilai Heritabilitas menurut Stansfield (1991) H tinggi > 0,5

H sedang = 0,2 – 0,5 H rendah < 0,2

(27)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Tabel 1. Nilai Harapan Kuadrat Tengah

Source Db

Jumlah

Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT)

Taksiran

Kuadrat

Tengah (TKT)

Genotip a - 1 JKP KTP σ2e + rσ2g

Blok r - 1 JKB KTB σ2e + aσ2r

Error (a - 1) (r - 1) JKE KTE σ2e

(28)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lahan

Lahan penelitian terlebih dahulu dibersihkan dari rumput-rumputan dengan menggunakan cangkul. Kemudian tanah diolah hingga tanah menjadi gembur. Kemudian dibuat petak-petak percobaan dengan ukuran 250 x 130 cm, dan dibuat parit di antara petak percobaan sebagai drainase.

Penanaman

Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam sedalam 3-4 cm, tiap lubang tanam ditanam 2 benih jagung dengan jarak tanam 75 x 30 cm.

Pemupukan

(29)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari dan disesuaikan dengan kondisi kelembapan tanah di lapangan. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.

Penyisipan

Penyisipan dilakukan apabila ada tanaman yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tidak baik. Bahan sisipan diambil dari bibit tanaman cadangan yang sama pertumbuhannya dengan tanaman di lapangan.

Penjarangan

Penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu, setiap lubang tanam ditinggalkan satu tanaman. Penjarangan dilakukan dengan memotong tanaman dengan menggunakan pisau.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan menggunakan cangkul atau langsung mencabut gulma dengan tangan. Pelaksanaan penyiangan dilakukan setiap minggu.

Pembumbunan

(30)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Sevin dengan dosis 2 g/liter air dan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 2 cc/liter air, dilakukan apabila telah ada tanaman yang terserang hama atau penyakit.

Panen

Pemanenan dilakukan setelah biji pada tongkol mencapai kriteria panen dengan tanda-tanda rambut (silk) berwarna coklat kehitaman dan telah mengering, kelobot berwarna kuning, biji kering dan mengkilat dan jika ditekan dengan kuku tidak meninggalkan bekas.

Pengeringan dan Pemipilan

Setelah panen, dilakukan pengeringan tongkol jagung selama ± 7 hari sehingga biji kering dan dapat dipipil.

Parameter

Tinggi Tanaman (cm)

(31)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Jumlah Daun (Helai)

Jumlah daun dihitung pada masing-masing sampel yang diamati pada setiap minggu. Pengamatan dilakukan hingga muncul malai.

Kelengkungan Daun

Kelengkungan daun dihitung dengan rumus: Kelengkungan daun = a/b

Dimana:

a = panjang daun

b = jarak antar pelepah daun dengan ujung daun dalam posisi melengkung.

Umur Keluar Bunga Jantan (hari)

Umur keluar bunga jantan dihitung apabila telah mulai membukanya daun bendera yang membungkus malai.

Umur Keluar Bunga Betina (hari)

Umur keluar bunga betina dihitung apabila telah muncul rambut tongkol sepanjang 2 cm.

Umur Panen (hari)

Umur panen dihitung mulai awal penanaman hingga tanaman menampakkan kriteria panen.

Jumlah Tongkol Per Tanaman (buah)

(32)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Bobot Biji Per Tongkol (gram)

Berat biji per tongkol ditimbang setelah biji dikeringkan dan dipipil.

Laju Pengisian Biji (g/hari)

Laju pengisian biji dihitung dengan membagi berat biji tiap tongkol dengan selisih umur panen dan keluar rambut.

LPB = Berat biji

Umur panen – Keluar rambut

Produksi Biji Kering Per Plot (gram)

Produksi biji kering per plot dihitung dengan menimbang biji setelah biji dikeringkan dan dipipil.

Heritabilitas

Nilai heritabilitas dihitung pada setiap parameter yang diamati dan dilakukan pada akhir penelitian dengan menggunakan rumus :

H2 = σ2g /σ2p

Dimana:

H2 : Nilai duga Heritabilitas

(33)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian dan pengujian sidik ragam diperoleh varietas menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, laju pengisian biji, umur panen, berat biji per tongkol, produksi biji kering per plot, bobot 1000 biji dan tidak berbeda nyata terhadap kelengkungan daun, umur keluar bunga jantan, umur keluar bunga betina, jumlah tongkol per tanaman.

Tinggi Tanaman

Data tinggi tanaman dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 1-16. Pada pengamatan tinggi tanaman 1-16 minggu setelah tanam (MST), tinggi tanaman dari kelima varietas yang diuji belum berbeda nyata, tetapi pada pengamatan 9 MST varietas yang diuji menunjukkan perbedaan yang nyata. Perbedaan tinggi tanaman dari kelima varietas yang di uji dari minggu ke 2-9 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan tinggi tanaman (cm) dari 5 Varietas Pada Minggu Ke 2-9 Perlakuan Tinggi Tanaman (Minggu Setelah Tanam)

2 3 4 5 6

(34)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Dari Tabel 2 diperoleh bahwa varietas tertinggi adalah V3 (248.45 cm) yang berbeda nyata pada V1 (220.38 cm) tetapi terhadap V2, V4 dan V5 belum berbeda nyata.

Pertambahan tinggi tanaman dari minggu ke-2 sampai dengan minggu ke-9 dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Pertambahan Tinggi Tanaman dari 5 Varietas

Jumlah Daun

(35)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Tabel 3. Rataan jumlah daun (helai) dari 5 Varietas Pada Minggu Ke 2 s/d 9 Perlakuan Jumlah Daun (Minggu Setelah Tanam)

2 3 4 5 6

..cm..

7 8 9

V1=Pioo 6XC7XBis 4.05 6.20 7.85 9.85 11.30 13.00 13.90a 12.70ab V2=KomXC7XBis 4.05 6.15 8.20 10.40 11.85 13.75 14.10ab 13.45a V3=BisXGumXLok 4.35 6.15 8.40 10.30 11.95 13.85 14.20a 12.30b V4=Pioo 6XBisXGum 4.45 6.25 8.35 10.55 12.05 13.85 14.15a 11.65b V5=BisXGumXKom 4.50 6.30 8.50 10.35 11.65 13.25 13.95bc 12.40b

Keterangan : Angka-angka yaang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Dari Tabel 3 diperoleh bahwa jumlah daun varietas tertinggi adalah V2 (13.45 helai) yang berbeda nyata pada V3 ,V4 dan V5 tetapi terhadap V1

belum berbeda nyata.

Pertambahan jumlah daun dari minggu ke-2 sampai dengan minggu ke-9 dapat dilihat pada Gambar 2.

(36)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Kelengkungan Daun

Data kelengkungan daun dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 33. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas tidak menunjukkan beda yang nyata terhadap kelengkungan daun. Perbedaan kelengkungan daun dari ke lima varietas yang di uji dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan kelengkungan daun dari 5 Varietas

Perlakuan Rataan

V1 = Piooner 6 X C7 XBisma 1.65

V2 = Komposit X C7 X Bisma 1.56

V3 = Bisma X Gumarang X Lokal 1.43

V4 = Piooner 6 X Bisma X Gumarang 1.55

V5 = Bisma X Gumarang X Komposit 1.53

Dari Tabel 4 diperoleh bahwa varietas tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap kelengkungan daun dimana kelengkungan daun varietas tertinggi adalah V1 (1.65) dan yang terendah adalah V3 (1.43).

Histogram rataan kelengkungan daun dari berbagai varietas dapat dilihat pada Gambar 3.

(37)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Umur Keluar Bunga Jantan

Data umur keluar bunga jantan dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 35. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas tidak menunjukkan beda yang nyata terhadap umur keluar bunga jantan. Perbedaan umur keluar bunga jantan dari ke lima varietas yang di uji dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan Umur Keluar Bunga Jantan (hari) dari 5 Varietas

Perlakuan Rataan

V1 = Piooner 6 X C7 XBisma 52.60

V2 = Komposit X C7 X Bisma 53.00

V3 = Bisma X Gumarang X Lokal 52.80

V4 = Piooner 6 X Bisma X Gumarang 53.20

V5 = Bisma X Gumarang X Komposit 53.80

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa varietas tidak berbeda nyata terhadap umur keluar bunga jantan, dengan rataan umur keluar bunga jantan tercepat pada V1 (52.60 hari) dan terlama pada V5 (53.80 hari).

Histogram rataan umur keluar bunga jantan dari berbagai varietas dapat dilihat pada Gambar 4.

(38)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Umur Keluar Bunga Betina

Data umur keluar bunga betina dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 37. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas tidak menunjukkan beda yang nyata terhadap umur keluar bunga betina. Perbedaan umur keluar bunga betina dari ke lima varietas yang di uji dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan Umur Keluar Bunga Betina (hari) dari Berbagai Varietas Jagung

Perlakuan Rataan

V1 = Piooner 6 X C7 XBisma 55.00

V2 = Komposit X C7 X Bisma 55.20

V3 = Bisma X Gumarang X Lokal 55.60

V4 = Piooner 6 X Bisma X Gumarang 55.40

V5 = Bisma X Gumarang X Komposit 56.20

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa varietas tidak berbeda nyata terhadap umur keluar bunga betina, dimana rataan umur keluar bunga betina tercepat terdapat pada V1 (55.00 hari) dan terlama pada V5 (56.20 hari).

Histogram rataan umur keluar bunga betina dari berbagai varietas dapat dilihat pada Gambar 5.

(39)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Umur Panen

Data umur panen dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 39. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas menunjukkan beda yang nyata terhadap umur panen. Perbedaan umur panen dari ke lima varietas yang di uji dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rataan Umur Panen (hari) dari Berbagai Varietas Jagung

Perlakuan Rataan

V1 = Piooner 6 X C7 XBisma 99.20b

V2 = Komposit X C7 X Bisma 98.80b

V3 = Bisma X Gumarang X Lokal 88.80a

V4 = Piooner 6 X Bisma X Gumarang 91.60a V5 = Bisma X Gumarang X Komposit 90.40a

Keterangan : Angka-angka yaang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Dari Tabel 7 diperoleh bahwa umur panen varietas tercepat adalah V5 (90.40 hari) yang berbeda nyata pada V1 dan V2 tetapi terhadap V3 dan V4 belum berbeda nyata.

Histogram rataan umur panen dari berbagai varietas dapat dilihat pada Gambar 6.

(40)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Jumlah Tongkol per Tanaman

Data jumlah tongkol per tanaman dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 41. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas tidak menunjukkan beda

yang nyata terhadap jumlah tongkol per tanaman. Perbedaan jumlah tongkol per tanaman dari ke lima varietas yang di uji dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rataan jumlah tongkol (buah) per Tanaman dari 5 Varietas

Perlakuan Rataan

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa varietas tidak menunjukkan beda yang nyata terhadap jumlah tongkol per tanaman dimana rataan tertinggi terdapat pada V5 (1.65) dan terendah terdapat pada V3 (1.45).

Histogram rataan jumlah tongkol per tanaman dapat dilihat pada

(41)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Bobot Biji per Tongkol

Data bobot biji per tongkol dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 43. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas menunjukkan beda yang nyata terhadap bobot biji pertongkol. Perbedaan bobot biji per tongkol dari ke lima varietas yang di uji dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rataan Parameter Bobot Biji Per Tongkol (g) dari 5 Varietas

Perlakuan Rataan

V1 = Piooner 6 X C7 XBisma 94.42a

V2 = Komposit X C7 X Bisma 92.57ab

V3 = Bisma X Gumarang X Lokal 84.62bc

V4 = Piooner 6 X Bisma X Gumarang 86.23ab V5 = Bisma X Gumarang X Komposit 85.48bc

Keterangan : Angka-angka yaang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Dari Tabel 9 diperoleh bahwa varietas dengan rataan tertinggi adalah V1 (94.42 g) yang berbeda nyata pada V3 dan V5 tetapi terhadap V2 dan V4

belum berbeda nyata.

(42)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Gambar 8. Histogram Rataan Bobot Biji Per Tongkol (g) dari 5 Varietas Produksi Biji Kering per Plot

Data produksi biji kering per plot dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 45. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas menunjukkan beda yang

nyata terhadap produksi biji kering per plot. Perbedaan produksi biji kering per plot dari ke lima varietas yang di uji dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rataan Produksi Biji Kering Per Plot (g) Berbagai Varietas Jagung

Perlakuan Rataan

V1 = Piooner 6 X C7 XBisma 807.03a

V2 = Komposit X C7 X Bisma 818.61a

V3 = Bisma X Gumarang X Lokal 727.42b

V4 = Piooner 6 X Bisma X Gumarang 734.81b V5 = Bisma X Gumarang X Komposit 726.65b

Keterangan : Angka-angka yaang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Dari Tabel 10 diperoleh bahwa varietas dengan rataan tertinggi adalah V2 (818.03 g) yang berbeda nyata pada V3, V4, dan V5 tetapi terhadap V1 belum

berbeda nyata.

Histogram rataan produksi biji kering per plot dari berbagai varietas dapat dilihat pada Gambar 9.

(43)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Bobot 1000 Biji

Data bobot 1000 biji dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 47. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas menunjukkan beda yang nyata terhadap bobot 1000 biji. Perbedaan bobot 1000 biji dari ke lima varietas yang di uji dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Rataan Bobot 1000 Biji (g) dari 5 Varietas

Perlakuan Rataan

V1 = Piooner 6 X C7 XBisma 329.80ab

V2 = Komposit X C7 X Bisma 306.01c

V3 = Bisma X Gumarang X Lokal 317.68bc

V4 = Piooner 6 X Bisma X Gumarang 313.35bc V5 = Bisma X Gumarang X Komposit 340.67a

Keterangan : Angka-angka yaang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Dari Tabel 11 diperoleh bahwa varietas dengan rataan tertinggi adalah V5 (340.67 g) yang berbeda nyata pada V2, V3, dan V4 tetapi pada V1 belum

berbeda nyata.

Histogram rataan bobot 1000 biji dari berbagai varietas dapat dilihat pada Gambar 10.

(44)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Laju Pengisian Biji

Data laju pengisian biji dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 49. Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas menunjukkan beda yang nyata terhadap laju pengisian biji. Perbedaan laju pengisian biji dari ke lima varietas yang di uji dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Rataan Laju Pengisian Biji (g/hari) dari 5 Varietas

Perlakuan Rataan

Keterangan : Angka-angka yaang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Dari Tabel 12 diperoleh bahwa varietas dengan rataan tertinggi adalah V3 (2.59 g/hari) yang berbeda nyata pada V1 dan V2 tetapi terhadap V4 dan V5

belum berbeda nyata.

Histogram rataan laju pengisian biji dari berbagai varietas dapat dilihat pada Gambar 11.

(45)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Nilai heritabilitas pada masing-masing parameter dapat dilihat pada Tabel 13 .

Tabel 13. Heritabilitas Varietas Jagung

Parameter Nilai Heritabilitas Kriteria Tinggi tanaman

Jumlah daun

Kelengkungan daun Umur keluar bunga jantan Umur keluar bunga betina Umur Panen

Laju Pengisian Biji

(46)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Pembahasan

Karakter Vegetatif

Varietas menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun. Untuk kelengkungan daun, varietas tidak menunjukkan beda yang nyata. Rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada V3 (248,45 cm) dan terendah terdapat pada V1 (220,35 cm), rataan jumlah daun tertinggi terdapat pada V2 (13,45 helai) dan terendah terdapat pada V4 (11,65 helai), rataan kelengkungan daun tertinggi pada V1 (1,65) dan terendah pada V3 (1,43). Hal ini berhubungan dengan pertumbuhan tanaman jagung dan juga varietasnya dimana semakin baik pertumbuhan tanaman dan juga varietas yang digunakan merupakan varietas yang unggul maka hasil yang diperoleh juga semakin baik. Tinggi tanaman mempengaruhi jumlah daun tetapi tidak semua tanaman yang lebih tinggi memiliki jumlah daun yang lebih banyak. Singh (1987) mengatakan bahwa tinggi tanaman yang bervariasi merupakan karakter yang sangat berpengaruh pada klasifikasi karakter jagung. Daun yang memiliki bentuk yang tegak akan semakin kecil indeks kelengkungannya. Hal ini berpengaruh terhadap fotosintesis dan juga cahaya yang diterima oleh tanaman. Tanaman yang memiliki bentuk daun yang lebih tegak cenderung menghasilkan bobot biji yang lebih tinggi. Posisi daun jagung pada tanaman baik sudut maupun kelengkungannya mempengaruhi cahaya

yang akhirnya juga menentukan produktivitas tanaman (Sutoro, Hadiatmi dan Budiarti, 1997). Dari pendugaan heritabilitas diperoleh

(47)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

kelengkungan daun adalah 0.27 dengan kriteria sedang yang menunjukkan bahwa faktor genetik dan faktor lingkungan sama-sama mempengaruhi karakter ini. Keadaan lingkungan yang tidak sama pada suatu tempat juga mengakibatkan keragaman jenis tanaman. Menunjukkan bahwa faktor genetik dan

faktor lingkungan mempengaruhi karakter ini. Hasil penelitian Sitompul dan Guritno (1995) bahwa keragaman penampilan tanaman dapat

diakibatkan oleh perbedaan sifat dalam tanaman (genetik) atau perbedaan keadaan lingkungan atau keduanya.

Umur Keluar Bunga Jantan, Umur Keluar Bunga Betina, Umur Panen dan Laju Pengisian Biji

Varietas menunjukkan perbedaan yang tidak nyata terhadap umur keluar bunga jantan, umur keluar bunga betina dan menunjukkan beda yang nyata terhadap umur panen dan laju pengisian biji yang merupakan perbandingan berat biji per tongkol dengan selisih umur panen dan umur keluar bunga betina. Dimana rataan umur keluar bunga jantan terlama pada V5 (53,80 hari) dan tercepat pada V1 (52,60 hari). Rataan umur keluar bunga betina tercepat pada V1 (55,00 hari) dan terlama pada V5 (56,20 hari). Rataan umur panen yang tercepat pada V3 yaitu 88,40 hari dan terlama pada V1 yaitu 99,20 hari dan untuk laju pengisian biji

rataan tertinggi terdapat pada V3 (2,59 g/hari) dan terendah terdapat pada V2 (2,12 g/hari). Secara visual dapat dilihat bahwa Nilai dugaan heritabilitas umur

(48)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

mempengaruhinya. Sedangkan nilai dugaan heritabilitas untuk umur panen adalah 0,77 yang menunjukkan bahwa peranan genetik lebih mempengaruhi daripada peranan lingkungan terhadap fenotip. Menurut penelitian Hartatik (1992) bahwa penampilan sifat agronomik selain karena pengaruh genetik juga dipengaruhi faktor lingkungan atau interaksi kedua faktor tersebut. besarnya pengaruh genetik dibanding dengan pengaruh lingkungan untuk suatu sifat dicerminkan oleh nilai heritabilitasnya.

Karakter Generatif

(49)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa parameter yang memiliki nilai heritabilitas rendah yaitu umur keluar bunga jantan, umur keluar bunga betina dan jumlah tongkol per tanaman. Parameter yang memiliki nilai heritabilitas sedang yaitu tinggi tanaman,jumlah daun, kelengkungan daun, laju pengisian biji,bobot biji per tongkol dan bobot 1000 biji. Parameter yang memiliki nilai heritabilitas tinggi yaitu umur panen serta produksi biji kering per plot.

(50)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Varietas menunjukkan perbedaan yang nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, laju pengisian biji, bobot biji pertongkol, bobot 1000 biji dan produksi biji kering perplot. Varietas tertinggi untuk tinggi tanaman adalah Bisma Gumarang X Lokal (248.45 cm), varietas tertinggi untuk jumlah daun adalah Komposit X C7 X Bisma (13.45 helai), varietas tertinggi untuk laju pengisian biji adalah Bisma X Gumarang X Lokal (2.59 g/hari), varietas tertinggi untuk bobot biji pertongkol adalah Pioneer 6 X C7 X Bisma (94.42 g), varietas tertinggi untuk bobot 1000 biji adalah Bisma X Gumarang X Komposit (340.67 g) dan varietas tertinggi untuk produksi biji kering per plot adalah Komposit X C 7 X Bisma (818.03 g). 2. Varietas menunjukkan perbedaan yang tidak nyata pada parameter

kelengkungan daun, umur keluar bunga jantan, umur keluar bunga betina, umur panen dan jumlah biji pertongkol.

3. Nilai duga heritabilitas tinggi terdapat pada umur panen serta produksi biji kering per plot sedangkan nilai duga heritabilitas rendah terdapat pada umur keluar bunga jantan, umur keluar bunga betina dan jumlah tongkol per tanaman.

Saran

(51)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Basir, M., 2004. Korelasi Antar Karakter Agronomik Dengan Hasil Heritabilitas Dan Implikasinya Dalam Seleksi Jagung (Zea mays L.). Stigma Volume XII No.2, Maros.

Basir, M. dan M. Dahlan., 2001. Penampilan Karakter Agronomik Dan Stabilitas Hasil Hibrida Jagung (Zea mays L.) Genjah. Prosiding Kongres IV dan Simposium Nasional PERIPI, Yogyakarta.

Berger, J., 1962. Maize Prodution and the Manuring of Maize. Printed in Switzherland.

Crowder,L.V., 1997. Genetika Tumbuhan. Terjemahan Lilik Kusdiarti. UGM Press, Yogyakarta

Dahlan, M dan S. Slamet., 1992. Pemuliaan Tanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman Pangan, Malang.

Hakim, N.M., M.Y. Nyakpa., A.M. Lubis., S.G.Nugroho., R. Saul.,A. Diha., Go Bang Hong.m H.H. Bailey., 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Univrsitas Lampung Medyatama Sarana Perkasa, Jakarta.

Hartatik, S., 1992. Seleksi Terhadap Karakter Kerapatan Luas Daun Diatas Tongkol Rendah Dan Jumlah Cabang Malai Rendah Pada Populasi Jagung Manis. Agri Journal Fakultas Pertanian Universitas Jember, Jember.

Iriany, R.N., A. Takdir, N.A. Subekti, M. Dahlan, 2001. Potensi Hasil Hibrida Jagung Umur Genjah CIMMYT. Prosiding Kongres IV dan Simposium Nasional PERIPI, Yogyakarta.

Islami, T. dan W.H. Utomo, 2004. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press, Semarang.

Kadekoh, I., 1996. Evaluasi Potensi dan Faktor Pembatas Produksi Jagung Di Palu. Jurnal Agroland (3) (12).

Kartasapoetra, A.G., 1988. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan Di Daerah Tropik. Bina Aksara, Jakarta.

Moentono, M.D., 2001. Pembentukan Dan Prouksi Benih Varietas Hibrida. Balai Penelitian Benih dan Tanaman Pangan Sukomandi.

(52)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Singh, J., 1987. Field Manual of Maize Breeding Procedures. Indian Agricultural Research Institute New Delhi, India.

Sitompul, S.M. dan Guritno, 1995. UGM Press, Yogyakarta.

Stansfield, W.D., 1991. Genetika. Terjemahan M.Afandi dan Lanny T.H., Erlangga, Jakarta.

Subandi., M. Syam, A. Widjono., 1988. Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.

Sutarya, R. dan Grubben, 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. UGM Press, Yogyakarta.

Sutoro, Hadiatmi dan S.G Budiarti, 1997. Prosiding Simposium Nasional dan Kongres III PERIPI, Bogor.

Tjitrosoepomo, C., 1991. Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada Universiy Press, Yogyakarta.

(53)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 1. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III IV V

V1 23.55 26.27 25.40 23.28 25.00 123.50 24.70

V2 33.75 26.87 25.28 24.70 23.82 134.42 26.88

V3 29.78 32.37 24.72 26.00 23.60 136.47 27.29

V4 34.60 24.32 29.70 47.92 25.20 161.74 32.35

V5 28.92 35.95 26.65 25.25 27.32 144.09 28.82

Total 150.60 145.78 131.75 147.15 124.94 700.22

Rataan 50.20 48.59 43.92 49.05 41.65 28.01

Lampiran 2. Sidik Ragam Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST

Sumber db JK KT Fhit F0,05

Blok 4 98.35 24.59 0.84 tn 3.01

Perlakuan 4 161.04 40.26 1.38 tn 3.01

Galat 16 466.46 29.15

Total 24 725.85

Keterangan :

(54)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 3. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 3 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III IV V

V1 33.16 33.10 40.94 35.18 38.06 180.44 36.09

V2 41.46 33.92 38.88 34.74 40.76 189.76 37.95

V3 40.30 37.28 40.08 37.96 37.34 192.96 38.59

V4 43.32 41.84 40.88 37.84 34.80 198.68 39.74

V5 41.10 43.54 39.54 38.34 36.20 198.72 39.74

Total 199.34 189.68 200.32 184.06 187.16 960.56

Rataan 66.45 63.23 66.77 61.35 62.39 38.42

Lampiran 4. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MST

Sumber db JK KT Fhit F0,05

Blok 4 42.977 10.744 1.26 tn 3.01

Perlakuan 4 45.858 11.465 1.34 tn 3.01

Galat 16 136.586 8.537

Total 24 225.421

Keterangan :

(55)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 5. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III IV V

V1 60.52 71.25 89.92 81.30 90.00 392.99 78.60

V2 86.95 80.92 92.20 83.40 88.97 432.44 86.49

V3 88.42 86.80 92.38 87.17 89.12 443.89 88.78

V4 96.40 97.52 94.35 85.02 84.20 457.49 91.50

V5 86.95 102.10 87.97 94.32 94.00 465.34 93.07

Total 419.24 438.59 456.82 431.21 446.29 2192.15

Rataan 139.75 146.20 152.27 143.74 148.76 87.69

Lampiran 6. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MST

Sumber db JK KT Fhit F0,05

Blok 4 164.076 41.019 0.74 tn 3.01

Perlakuan 4 643.583 160.896 2.88 tn 3.01

Galat 16 892.568 55.785

Total 24 1700.227

Keterangan :

(56)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 7. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 5 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III IV V

V1 90.05 109.77 136.02 128.15 119.48 583.47 116.69

V2 136.57 118.70 138.25 138.32 125.30 657.14 131.43

V3 133.07 116.22 139.60 142.45 132.42 663.76 132.75

V4 143.97 131.60 138.75 126.40 126.45 667.17 133.43

V5 122.32 135.25 131.22 129.07 127.12 644.98 129.00

Total 625.98 611.54 683.84 664.39 630.77 3216.52

Rataan 208.66 203.85 227.95 221.46 210.26 128.66

Lampiran 8. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MST

Sumber db JK KT Fhit F0,05

Blok 4 710.792 177.698 1.75 tn 3.01

Perlakuan 4 952.477 238.119 2.34 tn 3.01

Galat 16 1627.084 101.693

Total 24 3290.353

Keterangan :

(57)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III IV V

V1 126.97 148.30 170.00 158.45 150.40 754.12 150.82

V2 173.62 149.95 170.22 173.92 152.10 819.81 163.96

V3 173.62 145.67 172.27 181.22 171.90 844.68 168.94

V4 185.42 164.45 178.15 159.27 152.37 839.66 167.93

V5 155.92 168.45 164.77 162.62 154.40 806.16 161.23

Total 815.55 776.82 855.41 835.48 781.17 4064.43

Rataan 271.85 258.94 285.14 278.49 260.39 162.58

Lampiran 10. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MST

Sumber db JK KT Fhit F0,05

Blok 4 926.507 231.627 1.64 tn 3.01

Perlakuan 4 1054.866 263.716 1.87 tn 3.01

Galat 16 2258.625 141.164

Total 24 4239.998

Keterangan :

(58)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 11. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 7 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III IV V

V1 157.85 179.05 192.80 186.75 178.22 894.67 178.93

V2 208.30 182.47 195.02 208.50 187.42 981.71 196.34

V3 210.92 180.10 200.87 219.27 200.30 1011.46 202.29

V4 222.80 198.72 206.62 189.80 181.05 998.99 199.80

V5 195.20 198.05 184.95 193.47 162.32 933.99 186.80

Total 995.07 938.39 980.26 997.79 909.31 4820.82

Rataan 331.69 312.80 326.75 332.60 303.10 192.83

Lampiran 12. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 7 MST

Sumber db JK KT Fhit F0,05

Blok 4 1203.646 300.912 1.72 tn 3.01

Perlakuan 4 1899.502 474.876 2.72 tn 3.01

Galat 16 2793.076 174.567

Total 24 5896.225

Keterangan :

(59)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 13. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 8 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III IV V

V1 173.82 213.42 216.60 214.52 202.55 1020.91 204.18

V2 233.17 211.75 223.07 224.17 216.47 1108.63 221.73

V3 239.77 213.20 221.22 241.72 257.45 1173.36 234.67

V4 248.25 238.50 231.75 212.92 211.10 1142.52 228.50

V5 224.82 224.01 218.67 216.97 186.00 1070.47 214.09

Total 1119.83 1100.88 1111.31 1110.30 1073.57 5515.89

Rataan 373.28 366.96 370.44 370.10 357.86 220.64

Lampiran 14. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 8 MST

Sumber db JK KT Fhit F0,05

Blok 4 255.211 63.803 0.22 tn 3.01

Perlakuan 4 2868.173 717.043 2.50 tn 3.01

Galat 16 4596.099 287.256

Total 24 7719.484

Keterangan :

(60)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 15. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 9 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III IV V

V1 184.87 234.22 232.77 233.15 216.87 1101.88 220.38

V2 244.97 231.97 244.72 238.87 227.87 1188.40 237.68

V3 255.35 236.70 242.05 258.90 249.27 1242.27 248.45

V4 264.02 263.47 250.87 229.55 226.80 1234.71 246.94

V5 237.77 242.80 237.27 235.27 230.47 1183.58 236.72

Total 1186.98 1209.16 1207.68 1195.74 1151.28 5950.84

Rataan 395.66 403.05 402.56 398.58 383.76 238.03

Lampiran 16. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 9 MST

Sumber db JK KT Fhit F0,05

Blok 4 444.171 111.043 0.54 tn 3.01

Perlakuan 4 2507.981 626.995 3.06 * 3.01

Galat 16 3274.690 204.668

Total 24 6226.842

Keterangan :

(61)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 17. Data Pengamatan Jumlah Daun 2 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III IV V

V1 4.00 4.00 4.50 4.00 3.75 20.25 4.05

V2 4.50 4.00 4.00 3.75 4.00 20.25 4.05

V3 4.75 5.00 4.00 4.00 4.00 21.75 4.35

V4 5.00 5.00 4.50 3.75 4.00 22.25 4.45

V5 4.50 6.25 3.75 4.00 4.00 22.50 4.50

Total 22.75 24.25 20.75 19.50 19.75 107.00

Rataan 7.58 8.08 6.92 6.50 6.58 4.28

Lampiran 18. Sidik Ragam Jumlah Daun

Sumber db JK KT Fhit F0,05

Blok 4 3.340 0.835 3.68 * 3.01

Perlakuan 4 0.940 0.235 1.03 tn 3.01

Galat 16 3.635 0.227

Total 24 7.915

Keterangan :

(62)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 19. Data Pengamatan Jumlah Daun 3 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III IV V

V1 6.50 6.00 6.50 6.00 6.25 31.25 6.25

V2 6.00 5.75 6.50 6.00 6.50 30.75 6.15

V3 6.25 6.00 6.00 6.25 6.25 30.75 6.15

V4 6.50 6.25 6.50 6.00 6.00 31.25 6.25

V5 6.25 6.50 6.50 6.25 6.00 31.50 6.30

Total 31.50 30.50 32.00 30.50 31.00 155.50

Rataan 10.50 10.17 10.67 10.17 10.33 6.22

Lampiran 20. Sidik Ragam Jumlah Daun 3 MST

Sumber db JK KT Fhit F0,05

Blok 4 0.340 0.085 1.58 tn 3.01

Perlakuan 4 0.090 0.022 0.42 tn 3.01

Galat 16 0.860 0.054

Total 24 1.290

Keterangan :

(63)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 21. Data Pengamatan Jumlah Daun 4 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III IV V

V1 7.00 7.50 8.25 8.00 8.50 39.25 7.85

V2 8.00 8.00 8.50 8.25 8.25 41.00 8.20

V3 8.00 8.50 8.50 8.25 8.50 41.75 8.35

V4 8.25 8.75 8.50 8.25 8.00 41.75 8.35

V5 8.00 9.00 8.50 8.50 8.50 42.50 8.50

Total 39.25 41.75 42.25 41.25 41.75 206.25

Rataan 13.08 13.92 14.08 13.75 13.92 8.25

Lampiran 22. Sidik Ragam Jumlah Daun 4 MST

Sumber db JK KT Fhit F0,05

Blok 4 1.100 0.275 2.84 tn 3.01

Perlakuan 4 1.225 0.306 3.16 * 3.01

Galat 16 1.550 0.097

Total 24 3.875

Keterangan :

(64)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 23. Data Pengamatan Jumlah Daun 5 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III IV V

V1 8.00 9.75 10.50 10.25 10.75 49.25 9.85

V2 9.75 9.50 11.00 11.00 10.75 52.00 10.40

V3 9.75 9.50 10.50 10.75 11.00 51.50 10.30

V4 10.25 10.25 11.00 10.25 11.00 52.75 10.55

V5 9.50 10.25 10.75 10.75 10.50 51.75 10.35

Total 47.25 49.25 53.75 53.00 54.00 257.25

Rataan 15.75 16.42 17.92 17.67 18.00 10.29

Lampiran 24. Sidik Ragam Jumlah Daun 5 MST

Sumber db JK KT Fhit F0,05

Blok 4 7.335 1.834 9.81 * 3.01

Perlakuan 4 1.385 0.346 1.85 tn 3.01

Galat 16 2.990 0.187

Total 24 11.710

Keterangan :

(65)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 25. Data Pengamatan Jumlah Daun 6 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III IV V

V1 10.00 11.50 12.50 11.50 11.00 56.50 11.30

V2 12.25 11.00 12.50 12.50 11.00 59.25 11.85

V3 11.50 11.00 11.75 12.75 12.75 59.75 11.95

V4 12.50 12.00 12.75 11.50 11.50 60.25 12.05

V5 11.50 12.00 11.75 11.75 11.25 58.25 11.65

Total 57.75 57.50 61.25 60.00 57.50 294.00

Rataan 19.25 19.17 20.42 20.00 19.17 11.76

Lampiran 26. Sidik Ragam Jumlah Daun 6 MST

Sumber db JK KT Fhit F0,05

Blok 4 2.385 0.596 1.29 tn 3.01

Perlakuan 4 1.760 0.440 0.95 tn 3.01

Galat 16 7.415 0.463

Total 24 11.560

Keterangan :

(66)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 27. Data Pengamatan Jumlah Daun 7 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III IV V

V1 11.25 13.25 14.00 13.50 13.00 65.00 13.00

V2 14.00 13.00 13.75 14.00 14.00 68.75 13.75

V3 14.00 13.25 14.00 14.00 14.00 69.25 13.85

V4 14.25 14.00 14.00 13.50 13.50 69.25 13.85

V5 13.25 13.75 14.00 13.75 11.50 66.25 13.25

Total 66.75 67.25 69.75 68.75 66.00 338.50

Rataan 22.25 22.42 23.25 22.92 22.00 13.54

Lampiran 28. Sidik Ragam Jumlah Daun 7 MST

Sumber db JK KT Fhit F0,05

Blok 4 1.860 0.465 0.90 tn 3.01

Perlakuan 4 3.060 0.765 1.48 tn 3.01

Galat 16 8.290 0.518

Total 24 13.210

Keterangan :

(67)

Santiana Sembiring : Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 29. Data Pengamatan Jumlah Daun 8 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III IV V

V1 13.75 14.00 14.00 14.00 13.75 69.50 13.90

V2 14.25 14.25 14.00 14.00 14.00 70.50 14.10

V3 14.50 14.00 14.25 14.25 14.00 71.00 14.20

V4 14.50 14.25 14.00 14.00 14.00 70.75 14.15

V5 14.00 14.25 14.00 14.00 13.50 69.75 13.95

Total 71.00 70.75 70.25 70.25 69.25 351.50

Rataan 23.67 23.58 23.42 23.42 23.08 14.06

Lampiran 30. Sidik Ragam Jumlah Daun 8 MST

Sumber db JK KT Fhit F0,05

Blok 4 0.360 0.090 3.10 * 3.01

Perlakuan 4 0.335 0.084 2.88 tn 3.01

Galat 16 0.465 0.029

Total 24 1.160

Keterangan :

Gambar

Tabel 1. Nilai Harapan Kuadrat Tengah
Tabel 2. Rataan tinggi tanaman (cm) dari 5 Varietas Pada Minggu Ke 2-9
Tabel 3. Rataan jumlah daun (helai) dari 5 Varietas Pada Minggu Ke 2 s/d 9
Gambar 3. Histogram Rataan Kelengkungan Daun dari 5 Varietas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metrics (W, TS, I) derived from GLAS data and field AGB were used to develop the GLAS-AGB models by multiple regression method for different forest types in the study

[r]

Pembagian hirarki pelayanan tersebut, mengakibatkan suatu kota (dengan hirarki pelayanan paling tinggi) secara alami memiliki potensi daya tarik yang besar dan berpengaruh besar

Jamsostek memberikan perlindungan pada program jaminan social, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan

Penelitian ini dilaksanakan pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Departemen Pendidikan Nasional Kotamadya Medan dengan menetapkan tingkat pendapatam (Xl) sebagai variabel bebas

In addition to running from within Flash Professional and Flash Builder, you can also launch your application from the command line using the AIR Debug Launcher (ADL). This is also

Cara untuk mengetahui dan membuktikan koefisien tersebut dapat diberlakukan, maka perlu diuji signifikannya dengan menggunakan komputerisasi dengan taraf signifikan

talam tergantung kepada jenis lagu yang dibawakan atau diJajikan. pada lagu imbauan dulang atau talam belum dimainkan berarti belum ada pengiring dari lagu imbauan