• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kemampuan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara pada Divisi Perencanaan Divisi Peralatan Teknik dan Divisi Penanggulangan Kehilangan Air

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kemampuan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara pada Divisi Perencanaan Divisi Peralatan Teknik dan Divisi Penanggulangan Kehilangan Air"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

Kuisioner Penelitian

Pengaruh Kemampuan Kerja dan Disiplin KerjaTerhadap Kinerja Pegawai PDAM Prov. Sumatera Utara Pada Divisi Peralatan Teknik, Penanggulangan Kehilangan Air dan Perencanaan

Bagian I

Kami mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan keterangan pribadi. Isilah

salah satu jawaban dengan cara memberikan tanda ceklist (√) pada kotak yang telah disediakan

dan jawaban pertanyaan pada tempat yang telah disediakan.

Identitas Responden

1. Nomor :

2. Jenis kelamin : a. Pria

b. Wanita

3. Status pernikahan : a. Belum menikah

b. Menikah

1.Setiap pertanyaan mempunyai altenatif jawaban sebagai berikut: SS : Sangat Setuju

S : Setuju

RR : Ragu-ragu

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

(2)

No Daftar Pertanyaan Jawab

SS S KS TS STS

1 Kemampuan Kerja PLT (X1)

* Kecerdasan dalam berhitung

1. Saya dapat melakukan uji lapangan terhadap meter air yang diragukan keakuratannya.

2. Saya dapat melakukan pengujian terhadap meter baru atau hasil rekondisi sebelum di pergunakan perusahaan

* Kemampuan memahami dibaca dan di dengar

3. Saya mempunyai kemampuan memahami tugas pada bidang pekerjaan saya secara detail

4. Saya cepat dalam menerima instruksi kerja yang diberikan kepada saya

* Kemampuan menganalisa suatu permasalahan dan memecahkan permasalahan

5. Saya memliki kemampuan dalam menganalisa suatu permasalahan yang berkaitan dengan bidang saya

6. Saya memiliki pengetahuan umum tentang pelaksanaan pekerjaan

* Kemampuan melakukan gerakan cepat

7. Dalam bekerja saya merupakan pegawai yang gesit

8. Dalam bekerja saya mampu melaksanakan gerakan dengan cepat

* Kemampuan melanjutkan upaya maksimum (Menuntut Stamina)

9. Dalam bekerja factor stamina sangat

mempengaruhi hasil kerja saya

(3)

No Daftar Pertanyaan Jawab

SS S KS TS STS

1 Kemampuan Kerja Divisi PKA (X1)

* Kecerdasan dalam berhitung

1. Saya memiliki kemampuan menghitung volume kehilangan air yang bermasalah

2. Saya dapat mengevaluasi volume kehilangan air yang bermasalah

* Kemampuan memahami dibaca dan di dengar

3. Saya mempunyai kemampuan memahami tugas

pada bidang pekerjaan saya secara detail

4. Saya cepat dalam menerima instruksi kerja yang diberikan kepada saya

* Kemampuan menganalisa suatu permasalahan dan memecahkan permasalahan

5. Saya memliki kemampuan dalam menganalisa suatu permasalahan

6. Saya dapat memecahkan masalah dengan mandiri

* Kemampuan melakukan gerakan cepat

7. Dalam bekerja saya merupakan pegawai yang gesit

8. Dalam bekerja saya mampu melaksanakan gerakan dengan cepat

* Kemampuan melanjutkan upaya maksimum (Menuntut Stamina)

9. Dalam bekerja factor stamina sangat

mempengaruhi hasil kerja saya

(4)

No Daftar Pertanyaan Jawab

2. Saya dapat merekomendasikan usulan

pembayaran, pengadaan dan lain sebagainya berdasarkan anggaran dan biaya yang telah di tetapkan perusahaan.

* Kemampuan memahami dibaca dan di dengar

3. Saya mempunyai kemampuan memahami tugas pada bidang pekerjaan saya secara detail

4. Saya cepat dalam menerima instruksi kerja yang diberikan kepada saya

* Kemampuan menganalisa suatu permasalahan dan memecahkan permasalahan

5. Saya memliki kemampuan dalam menganalisa suatu permasalahan

6. Saya dapat memecahkan masalah dengan mandiri

* Kemampuan melakukan gerakan cepat

7. Dalam bekerja saya merupakan pegawai yang gesit

8. Dalam bekerja saya mampu melaksanakan gerakan dengan cepat

* Kemampuan melanjutkan upaya maksimum (Menuntut Stamina)

9. Dalam bekerja factor stamina sangat

mempengaruhi hasil kerja saya

(5)

2 Disiplin Kerja (X2) Jawab

SS S KS TS STS

* Peraturan jam masuk, pulang, jam istirahat dan Absensi 1. Saya datang ke kantor tepat pada waktunya

2. Saya pulang kerja sesuai dengan jadwal yang ditentukan

3. Saya istirahat kantor sesuai dengan jadwal jam istirahat yang ditentukan perusahaan

4. Saya menerima konsekuensi atas ketidakhadiran dalam bekerja

* Bekerja sesuai prosedur

5. Saya menguasai prosedur yang ada di perusahaan 6. Saya mengerjakan setiap pekerjaan dengan baik

sesuai dengan yang diharapkan perusahaan * Berpakaian seragam dan memakai kartu identitas

7. Saya selalu menggunakan kartu identitas ke kantor

8. Saya selalu berpakaian seragam ke kantor

* Kepatuhan dalam penggunaaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor

9. Saya bekerja menggunakan peralatan kantor dengan baik

10. Semua pegawai di tempat kerja menggunakan sarana dan prasarana sesuai dengan fungsinya.

3 Kinerja (Y) Jawab

SS S KS TS STS

* Volume Pekerjaan

1. Tingkat volume kerja yang saya hasilkan tercapai sesuai standart

2. Volume kerja yang saya hasilkan selalu melebihi standart yang ditetapkan perusahaan

* Target yang harus dicapai

3. Dalam melakukan pekerjaan yang dibebankan pada saya selalu mencapai target

4. Saya selalu dapat menyelesaikan banyak perkerjaan dalam kurun waktu tertentu

* Meminimumkan tingkat kesalahan

5. Saya bekerja penuh ketelitian untuk menghindari kesalahan dalam menyelesiakan pekerjaan 6. Saya dapat meminimalisirkan suatu kesalahan

dalam pekerjaan

(6)

7. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu

8. Memanfaatkan waktu yang tepat membantu saya dalam menyelesaikan pekerjaan

* Tidak Menunda-nunda pekerjaan

9. Menunda-nunda perkerjaan membuat saya

terbebani ke pekerjaan selanjutnya

10.Saya tidak suka menunda-nunda pekerjaan

* Kemampuan bekerja dengan Team dan pimpinan

11. Saya dapat bekerja sama dengan team saat saya dibutuhkan

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Fathoni, Abdurrahmat (2006). Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan I, PT Rhineka Cipta, Jakarta.

Gibson, L. James, John M. Ivancevich, and James H. Donnelly, Jr., 2007,

Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses, PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta.

Hasibuan, Melayu SP, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta

Helmi, Syafrizal dan Muslich Lutfi, 2014. Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis, Edisi 3, USU Press, Medan.

Mangkunegara, AA, Anwar Prabu (2009). Evaluasi Kinerja SDM, cetakan keempat Bandung

Penerbit : PT Refika Aditama

Mathis, Robert L dan Jackson, John H, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta.

Nawawi, Hadari (2008) . Manajemen Sumber Daya Manusia ,Yogyakarta Penerbit : Gadjah

Mada University Press

Moenir, A.S (2008). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara Pusat Bahasa (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Robbins, Stephen P (2006). Perilaku Organisasi, Edisi Kedua belas, Salemba Empat, Jakarta. Sumarsono, Sonny (2004). Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Sutrisno, Edy (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sugiyono (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung. Soelaiman (2007). Manajemen Kinerja ; Langkah Efektif untuk Membangun, Mengendalikan

dan evaluasi Kerja. Cetakan kedua. Jakarta: PT. Inetrmedia Personalia Utama.

Swasto, Bambang (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama. Malang: UB Press

Thoha Miftah (2008) . Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya , edisi satu, Jakarta :

PT RajaGrafindo Persada.

Wibowo (2007). Manajemen Kinerja, edisi pertama, Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

JURNAL DAN SKRIPSI

Hutajulu, Herlina (2009). Pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap kinerja pegawai

puskesmas Pembantu S.M Rejo, Binjai, Skripsi, FE USU, Medan

(8)

Sarworini, Fithriani (2009). Hubungan kemampuan dan motivasi terhadap kinerja pegawai

dinas kependudukan, tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten karanganyar. Fisip

Univeritas Diponegoro, Semarang

Yoga Arsyenda, (2013), Pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja Karyawan

Negeri Sipil Kota Malang, Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Malang.

Donny Prasetyo, Dkk (2013). Pengaruh kemampuan kerja dan lingkungan kerja terhadap

kinerja karyawan (Studi pada Karyawan PT. Tembakau Djajasakti Sari Malang).

Univeraitas Brawijaya.

Hamidah Nayati Utami, Dkk. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kemampuan Kerja Dan Kinerja

Karyawan (Studi pada karyawan AUTO 2000 Malang-Sutoyo bagian divisi service.

Universitas Brawijaya

Jaya, Indra (2012). Pengaruh kemampuan dan motivasi terhada kinerja pegawai

Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Universitas Jambi

Atya Nur Aish, Dkk (2013). Effects of Working Ability, Working Condition, Motivation

(9)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksplanasi. Penelitian eksplanasi adalah penelitian yang

bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu

variabel dengan variabel lain. Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini termasuk

penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2006:6) “Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian

yang dimaksudkan untuk mengungkapkan permasalahan yang bersifat hubungan sebab akibat

antara 2 variabel atau lebih. Dalam penelitian ini terdapat variabel independen (yang

mempengaruhi) dan variabel dependen (yang dipengaruhi). Dalam penelitian ini peneliti ingin

mengetahui bagaimana pengaruh Kemampuan (variabel X1) dan Disiplin Kerja (variabel X2 )

terhadap Kinerja Pegawai (variabel Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara. Waktu penelitian direncanakan bulan Oktober 2016.

3.3 Batasan Operasional

Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu variabel independen (bebas) dan

variabel dependen (terikat). Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel lain. Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel independen. Batasan operasional variabel dalam penelitian ini yaitu:

(10)

2)Variabel independen (X2) yaitu Disiplin kerja

3)Variabel dependen (Y) yaitu Kinerja pegawai

. 3.4 Definisi Operasional

Secara keseluruhan, penentuan atribut dan indikator serta operasional variabel yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

Kemampu Kapasitas seorang 1. Kemampuan Intelektual Kecerdasan dalam Likert

an Kerja pegawai PDAM dalam berhitung

melaksanakan tugas Kemampuan memahami

(X1) dalam pekerjaan tertentu apa yang dibaca dan atau

didengar

2. Kemampuan Fisik gerakan cepat

(11)

Disiplin Kesediaan dan kerelaan

Taat terhadap peraturan Datang tepat waktu Likert

pegawai PDAM Prov

Kerja( X2)

Sumut dalam menaati Pulang sesuai dengan

semua peraturan Jadwal yang telah

perusahaan dan norma- ditentukan

norma sosial yang

berlaku yang ditetapkan Bekerja sesuai prosedur

perusahaan.

Berpakaian seragam

Memakai kartu identitas

Menggunakan peralatan Pemanfaatan sarana kantor

Menjaga peralatan kantor kantor dengan baik

Kinerja Hasil kerja nyata Kuantitas Kerja Volume pekerjaan Likert

(Y) pegawai PDAM Prov. Target yang harus dicapai

Sumut dengan standar

kerja yang telah Standar kerja

ditetapkan dalam rangka Kualitas Kerja Meminimumkan tingkat

melaksanakan tugas dan kesalahan dalam bekerja

tanggung jawab

Ker ja sama dengan pimpinan

Sumber: Robbins (2006), Sutrisno (2009), Mathis dan Jackson (2006)

3.5 Skala Pengukuran Variabel Penelitian

Adapun yang menjadi skala pengukuran data dalam penelitian ini adalah skala likert.

Menurut Sugiyono (2006:86), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seorang/kelompok tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap

variabel-variabel yang akan diuji pada setiap jawaban akan diberi skor. Skor yang diberikan

(12)

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

Pertanyaan Nilai

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu-ragu (R) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono (2006:86)

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang memiliki

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:72). Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara yang berada di divisi Perencanaan (20), Peralatan

Teknik (19), dan Penanggulangan kehilangan air (10) yang berjumlah 49 orang.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2006:73). Penelitian ini menggunakan seluruh populasi 49 orang menjadi

sampel penelitian atau disebut sampel jenuh. Sampel jenuh merupakan sampel yang mewakili

seluruh jumlah seluruh populasi yang ada digunakan sebagai sampel penelitian, hal ini dilakukan

bila jumlah populasi dianggap kecil atau kurang dari 100.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu:

(13)

Data yang diperoleh langsung dari responden yang ada dilokasi penelitian. Data tersebut

diperoleh dari wawancara dan diskusi dengan atasan, pegawai serta dari hasil kuesioner (Pra

Survey)

2) Data Sekunder

Data yang diperoleh untuk melengkapi data primer yang meliputi data mengenai sejarah,

perkembangan organisasi, struktur organisasi dan uraian tugas organisasi, jumlah pegawai serta

buku-buku ilmiah dan literature lainnya yang diperoleh sehubungan dengan masalah penelitian

yang diteliti.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

1) Wawancara (Interview)

Yaitu melakukan wawancara langsung dengan karyawan perusahaan yang berwenang untuk

memberikan keterangan yang dibutuhkan.

2) Studi Dokumentasi

Yaitu mempelajari atau menelaah dokumen atau data-data yang ada dalam perusahaan yang

berhubungan dengan judul penelitian.

3) Kuesioner

(14)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya

rangkaian penelitian harus dilakukan dengan baik. Uji validitas dilakukan untuk mengukur

apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur

yang digunakan (kuesioner). Bila koefisien korelasi (r) lebih besar dari r table (0,361), maka

pertanyaan tersebut dikatakan valid. (Sugiyono,2006:109). Uji validitas dilakukan terlebih

dahulu dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden yang diambil dari luar sampel

yaitu di perusahaan sejenis pada divisi yang berbeda yaitu Divisi Sumber Daya Manusia dan

(15)

Tabel 3.3 Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's

Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item

Correlation Deleted

(16)

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows dengan kriteria

sebagai berikut:

1) Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid.

2) Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

3) Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.

4) Nilai rtabel dengan ketentuan N = jumlah responden = 30 dan tingkat signifikansi sebesar

5%, maka angka yang diperoleh = 0,361 (rtabel)

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner kepada 30

orang responden yang diambil dari luar sampel yaitu di perusahaan yang sama pada divisi yang

berbeda yaitu Divisi Sumber Daya Manusia dan Divisi Sistem Informasi Manajemen PDAM

Tirtanadi Provinsi SUMUT.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

No Butir Nilai r Tabel Corrected Item- Keterangan

Instrumen Total Correlation

(17)

17 P17 0,361 .558 Valid

Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2016 (diolah kembali oleh peneliti)

Tabel 3.4 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid karena nilai Corrected

Item-Total Correlation di atas 0,361. Dengan demikian kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap

pengujian reliabilitas.

3.9.2 Uji Realibilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang

reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang

sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2006:110). Uji reliabilitas akan dapat

menunjukkan konsistensi dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji

reliabilitas dilakukan dengan menguji butir pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji

validitas dan akan ditentukan reliabilitasnya dengan bantuan program SPSS for Windows.

Variabel dinyatakan reliabel dengan kriteria sebagai berikut:

(18)

2) Jika r-alpha negatif dan lebih kecil dari r-tabel maka pernyataan tidak reliabel.

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas

No Cronbach's Alpha if Item Deleted >0.80 Keterangan

1 .958 0.80 Reliabel

(19)

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha if item deleted setiap butir

instrumen lebih besar dari 0,80 (r-tabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap butir

instrumen dinyatakan reliabel. Reliabilitas instrumen juga dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6 Reliability Statistics

Cronbach's N of Items

Alpha

.960 32

Sumber: Hasil pengolahan SPSS, (2016)

3.10 Teknis Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yaitu metode dimana data yang telah diperoleh, disusun,

dikelompokkan, dianalisis kemudian diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran tentang

masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh dari data primer

berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian.

3.10.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Alat uji yang digunakan untuk menganalisis hipotesis dalam penelitian ini adalah

Analisis Regresi Linier Berganda. Metode analisis regresi linier berganda digunakan untuk

mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (Kemampuan Kerja dan Disiplin Kerja)

terhadap variabel terikat (Kinerja pegawai). Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis

dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS for windows.

Adapun model persamaan yang digunakan adalah menurut Situmorang dan Lufti (2014 :

166) sebagai berikut :

(20)

Dimana

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji suatu model yang termasuk

layak atau tidak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui distribusi data mengikuti atau mendekati

distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng, (Situmorang dan Lufti, 2014 :

114). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi

data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Dengan adanya tes normalitas maka

hasil penelitian bisa digeneralisasikan pada populasi. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi

dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat

histogram dari residualnya..

2. Uji Heterokedastisitas

Adanya varians variabel independent adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel

independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

Heterokedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika

variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka akan ada

(21)

kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas. Uji

heterokedastisitas juga pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians

yang sama di antara anggota grup tersebut (Situmorang dan Lufti, 2014:121).

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan

nilai Variance Infaltion Factor (VIF). Jika nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor

(VIF). Jika nilai Tolerance > 0.1 atau sama dengan nilai VIF < 5, maka dapat disimpulkan bahwa

tidak ada multikolinearitas (Situmorang dan Lufti, 2014:153).

3.12 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dianalisis dengan cara berikut:

1. Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji-F)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji-F digunakan untuk

melihat secara bersama pengaruh variabel bebas yaitu Kemampuan kerja (X1) dan Disiplin kerja

(X2) terhadap variabel terikat yaitu Kinerja (Y). Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima atau Ha ditolak, jika Fhitung < F tabelpada α = 5%

H0 ditolak atau Ha ditterima, jika Fhitung > F tabelpada α = 5%

2. Uji Signifikansi Individual / Uji Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas dibandingkan

(22)

kesalahannya (α) maka variabel bebas tidak berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel bebas lebih kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap

variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima atau Ha ditolak, jika thitung < ttabelpada α = 5%

H0 ditolak atau Ha diterima, jika thitung > ttabelpada α = 5%

3. Uji Determinasi (R2)

Menurut Situmorang dan Lufti (2014 : 215) pengujian dengan menggunakan koefisien

determinasi (R2), yaitu untuk melihat besarnya pengaruh variabel bebas. Uji koefisien

determinasi adalah dengan persentase pengkuadratan nilai koefisien yang ditemukan. R-square

atau nilai determinan (R2) mendekati satu berarti pengaruh variabel bebas terhadap variabel

(23)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Kota medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan kota terbesar ketiga di

Indonesia dan saat ini sedang mengalami pertumbuhan fisik dan ekonomi yang cukup pesat. Hal

ini direalisasikan melalui dilakukannya pembangunan dan perbaikan di segala bidang, termasuk

dalam hal pelayanan umum. Pemerintah Kota Meda juga menyadari bahwa pembangunan

fasilitas public merupakan hal yang perlu dibenahi untuk mencapai Medan Kota Metropolitan.

Salah satu fasilitas umum yang mendapat perhatian adalah pelayanan air minum. Hal ini

didasarkan pada kenyataan bahwa setiap orang membutuhkan air sebagai sumber kehidupan.

Pelayanan air minum Kota Medan secara khusus, dan beberapa daerah di Provinsi Sumatera

Utara dilakukan oleh PDAM Tirtanadi. PDAM Tirtanadi merupakan Badan Usaha Milik

Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam bidang pelayanan air minum.

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi adalah suatu perusahaan milik Pemerintah

Daerah Tingkat 1 Sumatera Utara. Dahulunya perusahaan ini bernama NV. WATER LEIDING

MAATSCHAPPIJ AJER BERESIH yang merupakan milik pemerintah Hindia Belanda yang

didirikan di Amsterdam pada tanggal 08 Sepetember 1905 yang berkantor pusat di Amsterdam

negeri Belanda. Izin pendirian perusahaan tersebut berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal

Hindia Belanda yang berlaku sampai tahun 1965. Seiring berjalannya waktu pada tanggal 14

Desember 1957 terjadi pengambilalihan perusahaan-perusahaan milik belanda oleh pemerintahan

(24)

Kemudian pada tahun 1979, maka perusahaan ini resmi menggunakan nama sekarang yaitu

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTANADI di singkat dengan PDAM Tirtanadi

yang terletak di Jl. Sisingamangaraja No. 1 Medan.

PDAM Tirtanadi mempunyai sebuah logo yang terdiri dari beberapa unsur, dan setiap

unsur memiliki makna tersendiri.

Gambar 4.1 Logo PDAM Titanadi Provinsi Sumatera Utara

1. Lingkaran Menggambarkan ruang lingkup tugas PDAM Tirtanadi, yaitu antara lain melayani

dan menyediakan air bersih secara berkesinambungan dan merata bagi masyarakat kota

Medan dan sekitarnya. Selain itu PDam bertugas mengolah air Limbah

2. Huruf T menyerupai pipa pada logo PDAM Tirtanadi menggambarkan ruang lingkup tugas

PDAM Tirtanadi yang sebagian besar adalah berhubungan dengan system perpipaan

3. Gelombang air yang berjumlah tiga yang ada didalam logo menggambarkan pelayanan air

minum (bersih) yang diberikan PDAM Tirtanadi kepada masyarakat Kotamadya Medan

bersifat kontiniu (tidak pernah berhenti selama 24 jam) dan merata bagi pemanfaat air bersih

tersebut.

4. Warna biru yang ada dalam logo bermaksud menyatakan nuansa yang ditimbulkan oleh air.

(25)

1. VISI

Menjadi salah satu perusahaan air minum di Asia Tenggara

2. MISI

a. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat Sumatera.

b. Utara dengan kuantitas, kontinuitas dan kualitas yang memenuhi persyaratan.

c. Mengembangkan air siap minum secara berkesinambungan.

Meminimalkan keluhan pelanggan dengan mengutamakan Pelayanan Prima.

d. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya

secaraoptimal

e. Menjadikan perusahaan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Provinsi

Sumatera Utara.

f. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

g. Menjalankan pengelolaan air limbah kepada masyarakat Sumatera Utara dan

mengembangkannya di masa yang akan datang.

3.TUJUAN

Tujuan Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Tirtanadi :

a. PDAM Tirtanadi mengutamakan pelayanan prima kepada masyarakat di Propinsi

Sumatera Utara.

b. PDAM Tirtanadi menyelenggarakan pelayanan air minum yang memenuhi persyaratan

kesehatan, mengelolah pelayanan air limbah, meningkatkan kualitas lingkungan sehat

dan mengembangkan perekonomian Dearah melalui setoran pendapatan asli daerah.

(26)

Seperti yang kita ketahui bahwa struktur organisasi bukan merupakan tujuan, melainkan

berupa alat. Dengan adanya struktur organisasi maka pembagian tugas dalam perusahaan

disesuaikan dengan struktur yang ada. Struktur organisasi adalah untuk menentukan

aktivitas-aktivitas dan memberikan wewenang kepada masing-masing bagian untuk melaksanakan

tugasnya, dan juga untuk melancarkan kerja sama yang diinginkan oleh pimpinan, juga

memudahkan bagi pimpinan mengadakan pengawasan terhadap tujuan yang di rencanakan.

Dilihat dari pengertiannya stuktur organisasi, organisasi merupakan suatu susunan

kerangka hubungan unit-unit organisasi yang ada pada organisasi mulai dari departemen yang

tinggi sampai dengan unit terkecil dengan tugas, fungsi dan wewenang masing-masing. Struktur

organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara

sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan pada umumnya baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil

biasanya mempunyai struktur organisasi yang dipakai tergantung pada kebijaksanaan dan

kebutuhan perusahaan, biasanya semakin besar suatu perusahaan, maka struktur organisasinya

semakin meluas dan kompleks sejalan dengan berkembangnya dan luas bidang usaha perusahaan

(27)

Bentuk struktur organisasi PDAM TIRTANADI PUSAT Medan penulis lampirkan pada

halaman berikut ini :

Gambar 4.2

Bagan Organisasi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

(28)

4.1.4 Deskripsi Pekerjaan

1. KEPALA DIVISI PENANGGULANGAN KEHILANGAN AIR

1) Kepala Divisi Penanggulangan Kehilangan Air Mempunyai Tugas membantu Direktur Air

Minum dan bertanggung jawab kepada Direktur Air Minum

2) KepalaDivisipenanggulangankehilangan air menyelengarakanfungsi :

a. Membantu Direktur Air minum menyediakan data dan informasi yang diperlukan oleh pihak

intern dan ekstern

b. Meneliti dan mengevaluasi penyebab kebocoran fisik dan non fisik dan membuat rekomendasi

pencegahan dan penanggulangannya.

3) Kepala Divisi Penganggulangan Kehilangan Air, Mempunyai uraian tugas:

a. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yang berhubungan dengan tugasnya

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja pengendalian kehilangan air

c. Merencanakan dan melaksanakan pengembangan system blok penindustrian air

d. Mengurangi/reduksi tingkat kehilangan air secara fisik/non fisik

e. Meneliti dan mengevaluasi meter air yang bermasalah dan merekomendasikan penggunaan meter

air

f. Menyampaikan saran dan rekomendasi kepada direksi tentang langkah-langkah yang diambil

untuk mengurangi kehilangan air

g. Menyampaikan laporan bulanan perkembangan penanggulangan kehilangan air dengan

evaluasinya

h. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas lain-lain yang diberikan oleh direktur air

minum

(29)

j. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya.

k. Sewaktu – waktu dapat memeriksa ulang kondisi meter air produksi/distribusi dan meter air

pelanggan

l. Mengelola kebocoran air pada jaringan perpipaan guna menurunkan tingkat kehilangan air

m. Mempertahankan system Manajemen di Divisinya agar tetap mutakhir sesuai Standard ISO dan

senantiasa mengupayakan agar system manajemen yang ada diikuti dan diterapkan setiap waktu.

4) Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (2) dan

(3) kepala divisi penanggulangan kehilangan air dibantu :

A. Kepala bidang Kehilangan Air Fisik

B. Kepala Bidang kehilangan Air Non Fisik

A.KEPALA BIDANG KEHILANGAN AIR FISIK

1) Kepala Bidang Air Fisik, mempunyai uraian tugas :

a. Melakukan koordinasi dengan unit kerjalain yang berhubungan dengan tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja bidangnya

c. Merencanakan dan melaksanakan system blok penindustrian air

d. Melakukan patrol dan mendeteksi serta mencari kebocoran air pada pipa

e. Transmisi ,pipa distribusi dan pipa sambungan pelanggan (dinas) serta memperbaikinya

f. Meneliti dan mengevaluasi penyebab kebocoran air pipa pada pipa transmisi, pipa distribusi dan

pipa sambungan rumah dan membuat rekomendasi untuk pencegahan dan penanggulangannya

g. Meneliti dan mengevaluasi penyebab kebocoran pada sambungan pipa, accessories perpipaan

(Valve hydrandll) dan membuat rekomendasi untuk pencegahan dan penanggulangannya

h. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bidang dilengkapi dengan

(30)

i. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada kepala divisi penanggulangan kehilangan air

untuk penanggulangan kehilanga air

j. Menganalisa dan mengavaluasi penyebab kehilangan air secara fisik

k. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala divisi

penanggulangan kehilangan air

l. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya

m. Melakukan penanggulangan kebocoran air sehingga dapat menurunkan tingkat kehilangan air.

B. KEPALA BIDANG KEHILANGAN AIR NON FISIK

1) Kepala bidang Air non fisik, mempunyai uraian tugas :

a. Melakukan koordinasi dengan bidang lain, cabang dan khususnya dalam hal pembacaan meter .

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja bidangnya

c. Memeriksa akurasi meter air yang terpasang pada pipa transmisi, pipa distribusi dan meter air

pelanggan

d. Melakukan patrol dan pemeriksaan serta penanggulangan terhadap pencurian air, sambungan

liar, pemakaian air tanpa meter, by pass dan kerusakan meter air

e. Mengevaluasi pembacaan meter pelanggan akibat kesalahan atau kelalaian pembaca

f. Meneliti dan memberi rekomendasi terhadap meter air yang bermasalah dan menyampaikan

saran dan pertimbangan kepada kepala divisi penanggulangan kehilangan air

g. Membuat dan menyampaikan laporan evaluasi bulanan perkembangan bidang kehilangan air non

fisik.

h. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala divisi

penanggulangan kehilangan air

(31)

j. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan berdasarkan hasil pemeriksaan kepada Kepala

Divisi Penanggulangan Kehilangan Air

k. Mempertahankan sistem manajemen mutu di bidangnya agar tetap mutakhir sesuai standart ISO

dan senantiasa mengupayakan agar sistem manajemen mutu yang ada diikuti dan ditetapkan

setiap waktu

2. KEPALA DIVISI PERALATAN TEKNIK

1) Kepala Divisi Peralatan Teknik mempunyai tugas membantu Direktur Air Minum dan

bertanggung jawab kepada Direktur Air Minum

2) Kepala Divisi Peralatan Teknik menyelenggarakan fungsi:

a. Membantu Direktur Air Minum untuk menyediakan data dan informasi yang diperlukan oleh

pihak intern maupun ekstern

b. Merekomendasikan pembuatan alat-alat bantu yang bersifat teknis atau memperbaiki peralatan

kerja teknik seluruh sistem perusahaan

3) Kepala Divisi Peralatan Teknik, mempunyai uraian tugas:

a. Melakukan koordinasi dengan divisi lain yang berhubungan dengan tugasnya

b. Merencanakan dan melaksanakan program divisi peralatan teknik

c. Melakukan uji coba terhadap barang peralatan teknik maupun peralatan elektronik sebelum

dipergunakan perusahaan.

d. Melakukan pengelolaan dan pemeliharaan peralatan mekanikal elektrikal, sistem komputer dan

(32)

e. Mengatur dan mengendalikan jadwal perbaikan/pemeliharaan barang-barang teknik yang

dipergunakan perusahaan

f. Mengendalikan material untuk pemeliharaan sesuai dengan kebutuhan

g. Melakukan pembukuan administrasi terhadap barang yang masuk dan keluar serta proses yang

berlangsung didalamnya

h. Mengatur dan mengendalikan penyimpanan barang-barang peralatan teknik dengan baik

dilengkapi dengan identitas barang sebelum dipergunakan perusahaan

i. Menyampaikan saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah yang perlu diambil kepala

Direktur Air Minum

j. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan divisi peralatan teknik dilengkapi

dengan evaluasinya

k. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Air Minum

l. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya

m.Mengendalikan pekerjaan perbengkelan berikut sarana dan prasarana pendukung kerja

n. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam lingkup

tugasnya

o. Mempertahankan sistem manajemen di Divisinya agar tetap mutakhir sesuai standart ISO, dan

senantiasa mengupayakan agar sistem manajemen yang ada diikuti dan diterapkan setiap waktu

4) Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan

ayat (3) Kepala Divisi Peralatan Teknik dibantu:

A. Kepala Bidang Pemeliharaan Komputer dan Alat Komunikasi

B. Kepala Bidang pemeliharaan mekanikal dan elektrikal

(33)

A. KEPALA BIDANG PEMELIHARAAN KOMPUTER DAN ALAT KOMUNIKASI 1) Kepala bidang pemeliharaan komputer dan alat komunikasi, mempunyai uraian tugas: a. Melakukan koordinasi dengan bidang lain yang berhubungan dengan tugasnya

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja bidangnya

c. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program pemeliharaan komputer dan alat

komunikasi dan alat komunikasi dan yang bersifat elektronik

d. Melaksanakan perbaikan dan perawatan atas kerusakan atau gangguan pada komputer dan alat

komunikasi lain yang bersifat elektronik

e. Menyusun sistem administrasi barang masuk dan keluar dibidangnya

f. Melengkapi identitas, semua barang-barang yang masuk baik baru maupun lama sebelum

dipergunakan sebagaimana mestinya

g. Melaksanakan perbaikan atas kerusakan perangkat hardware/software original serta alat

komunikasi

h. Memeriksa dengan teliti sebelum mengajukan pengadaan dan pekerjaan perbaikan peralatan

sehingga siap dipergunakan kembali

i. Membuat petunujk prosedur pengoperasian dan perawatan komputer dan alat komunikasi serta

alat elektronik lainnya seiring dengan kemajuan teknologi

j. Menyusun jadwal pemeliharaan perangkat komputer dan media pengolahan data elektronik

k. Membuat inventaris perangkat komputer dan alat komunikasi lainnya

l. Mengelola dan memelihara sarana dan prasarana di bidang pemeliharaan komputer dan alat

komunikasi dan lain-lain yang bersifat elektronik

m. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bidang dilengkapi dengan

(34)

n. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Divisi

Peralatan Teknik

o. Memimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya

p. Memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah yang perlu diambil dalam

tugasnya kepada Kepala Divisi Peralatan Teknik

B. KEPALA BIDANG PEMELIHARAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

1) Kepala bidang pemeliharaan Mekanikan dan elektrikal, mempunyai uraian tugas:

a. Melakukan koordinasi dengan bidang lain yang berhubungan dengan tugasnya

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja bidangnya

c. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program pemeliharaan mekanikal dan elektrikal

d. Melaksanakan perbaikan dan perawatan atas kerusakan atau gangguan pada peralatan mekanikal

dan eletrikal

e. Melaksanakan perbaikan atas kerusakan pada alat ukur

f. Melaksanakan pemasangan pompa dan sarana instalasi pompa baru

g. Merencanakan pengembangan dan melaksanakan penggantian valve kontrol dan sarana

pendukung operasional

h. Menyusun sistem, administrasi barang masuk dan keluar dibidangnya

i. Menyusun jadwal pemeliharaan peralatan mekanikal dan elektrikal yang dipergunakan

perusahaan

j. Membuat dan menyampaikan petunjuk prosedur pengoperasian dan perawatan setiap mekanikal

dan elektrikal

(35)

l. Memeriksa dengan teliti sebelum mengajukan pekerjaan perbaikan peralatan mekanikal dan

elektrikal

m. Mengelola dan memelihara sarana dan prasarana di bidang pemeliharaan mekanikal dan

elektrikal

n. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bidang dilengkapi dengan

evaluasinya

o. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Divisi

Peralatan Teknik

p. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya

q. Memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah yang perlu diambil dalam

tugasnya kepada Kepala Divisi Peralatan Teknik

C. KEPALA BIDANG BENGKEL

1) Kepala Bidang Bengkel, mempunyai uraian tugas:

a. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yang berhubungan dengan tugasnya

b. Merencanakan, menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program kerja bengkel

c. Melaksanakan sebagian rekondisi meter-meter air terutama meter-meter yang layak untuk

direkondisi

d. Melakukan pengujian terhadap meter baru dan meter hasil rekondisi sebelum dipergunakan oleh

perusahaan

e. Melakukan uji lapangan terhadap meter air pelanggan yang diragukan keakuratannya baik atas

permintaan pelanggan maupun atas inisiatif perusahaan

f. Melakukan pengujian meter air yang bersumber dari bantuan pihak ketiga

(36)

h. Melengkapi identitas semua barang-barang yang masuk baik baru maupun lama sebelum

dipergunakan sebagaimana mestinya

i. Mengelola dan memelihara semua sarana dan prasarana bengkel meter

j. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bengkel meter dilengkapi dengan

evaluasinya

k. Melaksanakan semua tugas dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Divisi Peralatan

Teknik

l. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya

m. Mengkoordinir semua meter-meter air yang masuk dan keluar dari bidang bengkel

3. KEPALA DIVISI PERENCANAAN

1) Kepala Divisi Perencanaan mempunyai tugas membantu Direktur Air Minum dan bertanggung

jawab kepada Direktur Air Minum

2) Kepala Divisi Perencanaan menyelnggarakan fungsi:

a. Memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah yang perlu diambil dalam

tugasnya kepada Direktur Air Minum

b. Memberikan rekomendasi atas spesifikasi yang dibutuhkan oleh semua bidang yang belum

ditetapkan standardnya

c. Mempersiapkan dan memberikan bahan untuk keperluan rapat baik internal maupun eksternal

3) Kepala Divisi Perencanaan, mempunyai uraian tugas:

a. Melakukan koordinasi dengan divisi-divisi lain yang berhubungan dengan tugasnya

(37)

c. Menetapkan kebijaksanaan/strategi berupa pedoman perencanaan standard biaya pelaksanaan

untuk pekerjaan sipil, mekanikal dan elektrikal dan mengevaluasinya secara berkala

d. Mengkoordinir penyusunan rencana anggaran pendapatan, biaya tahunan perusahaan

e. Melakukan tindakan pengawasan dan pengarsipan gambar as built drawing atau sejenisnya yang

telah dilaksanakan

f. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan Divisi Perencanaan dilengkapi

dengan evaluasinya

g. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Air

Minum

h. Menetapkan spesifikasi bahan kimia dan peralatan diluar kebutuhan sistem informasi

i. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya

j. Menyerahkan hasil pengolahan data sesuai dengan kebutuhan kepada divisi terkait

k. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam lingkup

tugasnya

l. Mempertahankan sistem manajemen di Divisinya agar tetap mutakhir sesuai standard ISO, dan

senantiasa mengupayakan agar sistem manajemen yang ada diikuti dan diterapkan setiap waktu

4) Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan

ayat (3) Kepala Divisi Perencanaan dibantu:

A. Kepala Bidang Anggaran

B. Kepala Bidang Perencanaan Teknik

C. Kepala Bidang Gambar Teknik

A. KEPALA BIDANG ANGGARAN

(38)

a. Melakukan koordinasi dengan bidang bidang-bidang lain yang berhubungan dengan bidangnya

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bidangnya

c. Merekomendasi usulan pembayaran, pengadaan dan investasi berdasarkan anggaran dan biaya

yang telah ditetapkan dalam buku anggaran perusahaan

d. Melaksanakan penyusunan realisasi anggaran dan biaya dalam hal pengawasan terhadap

biaya-biaya yang sudah dan yang akan direalisasikan

e. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan baik dalam hal anggaran dan biaya yang telah dan

akan dilaksanakan

f. Membantu Kepala Divisi Perencanaan dalam menyusun rencana pendapatan dan biaya (RAPB)

tahunan perusahaan

g. Melakukan pengawasan dan pengendalian realisasi pengeluaran

h. Mengkoordinir dan mengendalikan pembukuaan dari setiap transaksi dan biaya yang

memerlukan revisi anggaran

i. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Divisi

Perencanaan

j. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya

k. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan berdasarkan hasil pemeriksaan kepada Kepala

Divisi Perencanaan

B. KEPALA BIDANG PERENCANAAN TEKNIK

1) Kepala bidang perencanaan teknik, mempunyai uraian tugas:

a. Melakukan koordinasi dengan bidang-bidang lain yang berhubungan dengan bagiannya

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bidangnya

(39)

d. Mengumpulkan data dan informasi dalam rangka menetapkan spesifikasi-spesifikasi yang

dibutuhkan

e. Menyusun standard harga satuan barang dan upah untuk seluruh unit kerja dan dievaluasi sesuai

perkembangan

f. Mengkoordinir perhitungan-perhitungan biaya dan investasi dalam perencanaan keperluan

perusahaan

g. Memeriksa, membuat desain dan rencana anggaran biaya pekerjaan sipil dan mekanikal dan

elektrikal sesuai aturan yang berlaku

h. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bidang perencanaan teknik

dilengkapi dengan evaluasinya

i. Membantu kepala divisi perencanaan untuk menyediakan data dan informasi yang diperlukan

oleh pihak intern maupun ekstern

j. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Divisi

Perencanaan

k. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya

l. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan berdasarkan hasil pemeriksaan kepada Kepala

Divisi Perencanaan

C. KEPALA BIDANG GAMBAR TEKNIK

1. Kepala Bidang Gambar Tenik, mempunyai uraian tugas :

a. Melakukan koordinasi dengan bidang lain yang berhubungan dengan bidangnya

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bidangnya

c. Melaksanakan pembuatan, pemeliharaan dan penyimpanan data jaringan pipa gambar-gambar

(40)

d. Melakukan perawatan ruang arsip, peralatan gambar teknik dan peralatan survey yang

merupakan barang inventaris perusahaan

e. Melakukan dan menyusun penginventarisan daftar nomor pelanggan air (NPA)

f. Membuat dan menyampaikan laporan perkembangan Bidang Gambar Teknik dilengkapi dengan

evaluasinya

g. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Divisi

Perencanaan

h. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya

i. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan berdasarkan hasil pemeriksaan kepada Kepala

Divisi Perencanaan.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1. Metode Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula

disusun, diklasifikasikan sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah

yang sedang diteliti.

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil

pengumpulan data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner

yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk mengetahui pengaruh

kemampuan dan Disiplin kerja terhadap kinerja pegawai. Variabel Kemampuan (X1) yang terdiri

dari 10 butir pernyataan, variabel Disiplin Kerja (X2) yang terdiri dari 10 butir pernyataan, dan

variabel Kinerja pegawai (Y) yang terdiri dari 16 butir pernyataan. Kuesioner penelitian ini

disebarkan kepada 49 orang responden.

(41)

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan usia yaitu sebanyak 19

responden (38,8%) berusia antara < 30 tahun, sebanyak 15 responden (30,6%) berusia antara 31

– 40 tahun, sebanyak 9 responden (18,3%) berusia antara 41-50 dan sebanyak 6 responden

USIA (Tahun) Jumlah Responden Persentase (%) (10,2%)

< 30 19 38,8

menunjukkan bahwa usia <30 tahun tergolong usia produktif. Dengan demikian pegawai yang

bekerja dibeberapa bagian pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara yang usia < 30 tahun

termasuk dalam tahap berkemauan keras, keinginan terhadap pekerjaan tinggi, cendrung

menyukai pekerjaaan yang menantang, lebih dapat mengembangkan kompetensi diri dan dalam

usia ini lebih dapat berinovasi dan kreativitas yang lebih baik

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Pernikahan

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)

(42)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki pendidikan

terakhir SD sebanyak 1 orang (2,0%), SLTA sebanyak 20 orang (40,8%), S1 sebanyak 26 orang

(53,1%) dan S2 sebanyak 2 orang (4,08%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara khususnya pada divisi perencanaa, divisi peralatan

teknik dan divisi penanggulangan kehilangan air memiliki pendidikan terakhir S1, tetapi pegawai

yang berpendidikan SLTA merupakan pegawai lama yang belum pensiun akan tetapi tidak

melanjutkan lagi jenjang pendidikannya, sedangkan jenjang pendidikan S1 lebih dominan untuk

tahap menganalisis program-program kerja, membuat perencanaan yang lebih bagus.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Masa Kerja (Tahun) Jumlah Responden Persentase (%)

<2 tahun 10 20,4

3-5 Tahun 23 47,0

>5 tahun 16 32,6

Total 49 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdsarkan Tabel 4.3 dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan lama bekerja

adalah 10 orang responden (20,4%) telah lama bekerja < 2 tahun, 23 orang responden (47,0%)

telah bekerja selama 3-5 tahun, dan 16 orang responden (32,6%) telah lama bekerja diatas 5

tahun.

4.2.2 Metode Analisis Statistik

Analisis ini bertujuan untuk melihat persentase responden dalam memilih kategori

(43)

4.2.2.1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kemampuan(X1)

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kemampuan (X1)

Item STS TS KS S SS Total Rata-

Sumber : pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS for Windows (2016)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, “Saya dapat melakukan uji lapangan terhadap meter air yang

diragukan keakuratannya (PLT), Saya dapat menghitung volume kehilangan air yang bermasalah

(PKA), Saya dapat menyusun realisasi anggaran dan biaya (Perencanaan)”, rata – rata jawaban

responden adalah 51,0% memilih setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai merasa dapat

melakukan uji lapangan terhadap meter air, dapat menghitung volume kehilangan air yang

bermasalah, dan dapat menyusun realisasi anggaran dan biaya.

2. Untuk pernyataan kedua, “Saya dapat melakukan pengujian terhadap meter baru atau hasil

rekondisi sebelum di pergunakan perusahaan (PLT), Saya dapat mengevaluasi volume

kehilangan air yang bermasalah (PKA), Saya dapat merekomendasikan usulan pembayaran,

pengadaan dan lain sebagainya berdasarkan anggaran dan biaya yang telah di tetapkan

perusahaan. (Perencanaan)”, rata – rata jawaban responden adalah 49,0% memilih setuju Hal ini

menunjukkan bahwa pegawai merasa dapat melakukan pengujian terhadap meter baru maupun

(44)

3. Untuk pernyataan ketiga, “saya mempunyai kemampuan memahami tugas pada bidang pekerjaan

saya secara detail”, rata-rata jawaban responden memilih kurang setuju (49,0%). Hal ini

menunjukkan bahwa pegawai merasa kurang faham terhadap tugas mereka secara

detail/menyeluruh

4. Untuk pernyataan keempat, “Saya cepat dalam menerima instruksi kerja yang diberikan kepada

saya”. rata-rata jawaban responden memilih kurang setuju (49,0%). Hal ini menunjukkan bahwa

pegawai merasa kurang faham dalam menerima instruksi yang diberikan”.

5. Untuk pernyataan kelima, “Saya memiliki kemampuan dalam menganalisa suatu permasalahan

yang berkaitan dengan bidang saya”. rata-rata jawaban responden memilih kurang setuju

(53,1%). Hal ini menunjukkan bahwa pegawai merasa kurang cermat dalam menganalisa suatu

permasalahan dalam bidang pekerjaan mereka

6. Untuk pernyataan keenam, “saya dapat memecahkan masalah dengan mandiri yang berkaitan

dengan bidang saya”. rata-rata jawaban responden memilih kurang setuju (46,9%). Hal ini

menunjukkan bahwa pegawai masih merasa belum dapat memecahkan masalah yang berkaitan

dengan kerjaan mereka secara mandiri

7. Untuk pernyataan ketujuh, “Dalam bekerja saya merupakan pegawai yang gesit”, rata-rata

jawaban responden setuju (44,9%), hal ini menunjukkan pegawai merasa gesit dalam bekerja

8. Untuk pernyataan kedelapan, “dalam bekerja saya mampu melaksanakan gerakandengan cepat”.

Rata – rata jawaban responden setuju dengan persentase 51,0%. Hal ini menunjukkan pegawai

merasa dapat bekerja dengan gerakan cepat.

9. Untuk pernyataan kesembilan, “Dalam bekerja factor stamina sangat mempengaruhi hasil kerja

saya”. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai mampu mengendalikan staminanya

(45)

10.Untuk pernyataan kesepuluh, “kemampuan tubuh yang saya miliki cocok terhadap aktifitas

pekerjaan yang saya jalani”. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai merasa sangat

mampu bekerja karena memiliki kemampuan tubuh yang yang cocok dalam mengerjakan setiap

aktivitas pekerjaan, dengan sebanyak (51,0%) memilih setuju.

4.2.2.2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Disiplin Kerja (X2)

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Disiplin Kerja (X2)

Item STS TS KS S SS Total Rata-

Sumber : pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS for Windows (2016)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

11.Pada pernyataan pertama, “Saya datang ke kantor tepat pada waktunya”. rata-rata jawaban

responden memilih kurang setuju (53,1%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai

(46)

12.Pada pernyataan kedua, “Saya pulang kerja sesuai dengan jadwal yang ditentukan”. rata-rata

jawaban responden memilih kurang setuju (49,0%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagaian besar

pegawai masih merasakan pulang kerja tidak sesuai dengan waktunya.

13.Untuk pernyataan ketiga, “Saya istirahat kantor sesuai dengan jadwal jam istirahat yang

ditentukan perusahaan”. rata-rata jawaban responden memilih setuju (46,9%). Hal ini

menunjukkan bahwa pegawai saat istirahat kantor sesuai dengan jadwal jam istirahat yang telah

ditentukan perusahaan.

14.Untuk pernyataan keempat, “Saya menerima konsekuensi atas ketidakhadiran dalam bekerja”.

rata-rata jawaban responden memilih kurang setuju (46,9%). Hal ini menunjukkan bahwa

pegawai kurang setuju dengan konsekuensi yang diberikan apabila pegawai absen dalam bekerja.

15.Untuk pernyataan kelima, “Saya menguasai prosedur yang ada di perusahaan”. rata-rata jawaban

responden memilih kurang setuju (49,0%). Hal ini menunjukkan

bahwa pegawai dalam bekerja kurang dapat menyelesaikan setiap pekerjaannya dengan baik dan

tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur.

16.Untuk pernyataan keenam, “Saya mengerjakan setiap pekerjaan dengan baik sesuai dengan yang

diharapkan perusahaan”. 49,0% memilih kurang setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar

pegawai dalam setiap pekerjaan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan peruusahaan.

17.Untuk pernyataan ketujuh, “Saya selalu menggunakan kartu identitas ke kantor”. 46,9% memilih

setuju, Ini menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam pemakaian kartu identitas

18.Untuk pernyataan kedelapan, “Saya selalu berpakaian seragam ke kantor”. Ini menunjukkan

bahwa tidak ada permasalahan dalam pemakaian seragam, dengan persentase 46,9% menyatakan

(47)

19.Untuk pernyataan kesembilan, “Saya bekerja menggunakan peralatan kantor dengan baik”.

51,0% menyatakan setuju, Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai merasa

menggunakan peralatan kantor dengan baik, sekalipun masih ada pegawai yang terkadang tidak

menggunakan peralatan kantor dengan baik yang berkisar (24,5%)

20.Untuk pernyataan kesepuluh, “Semua pegawai di tempat kerja menggunakan sarana dan

prasarana sesuai dengan fungsinya”. 49,0% menyatakan setuju, Ini menunjukkan bahwa

sebagian besar pegawai merasa dapat menjaga peralatan kantor dengan baik

4.2.2.3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Pegawai (Y) Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Pegawai (Y)

Item STS TS KS S SS Total Rata-

Sumber : pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS for Windows (2016)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

21.Pada pernyataan pertama, “Tingkat volume kerja yang saya hasilkan tercapai sesuai standard”.

49,0% menyatakan kurang setuju, Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai merasa

(48)

22.Untuk pernyataan kedua, “Volume kerja yang saya hasilkan selalu melebihi standard yang telah

ditetapkan”. 46,9% menyatakan kurang setuju, Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai

belum mampu menghasilkan pekerjaan melebihi batas yang ditentukan.

23.Untuk pernyataan ketiga, “Dalam melakukan pekerjaan yang dibebankan pada saya selalu

mencapai target”. 51,0% menyatakan kurang setuju, Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

pegawai yang bekerja tidak mencapai target.

24.Untuk pernyataan keempat, “Saya selalu dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam kurun

waktu tertentu”. rata-rata jawaban responden memilih kurang setuju (44,9%). Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai kurang dapat menyelesaikan pekerjaan dalam

kurun waktu tertentu.

25.Untuk pernyataan kelima, “Saya selalu bekerja dengan penuh ketelitian untuk menghindari

kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan”. Ini menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan

dalam bekerja, karena pegawai merasa dalam bekerja penuh kehati-hatian sebanyak 53,1%.

26.Untuk pernyataan keenam, “Saya dapat meminimalisirkan suatu kesalahan dalam pekerjaan”. Ini

menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam menyelesaikan pekerjaan, karena pegawai

merasa dapat menimalisirkan kesalahan dalam bekerja sebanyak 55,1%

27.Untuk pernyataan ketujuh, “Saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu”. rata-rata

jawaban responden memilih kurang setuju (46,9%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

pegawai kurang dapat menyelesaikan pekerjaan dalam tepat waktu.

28.Untuk pernyataan kedelapan, “memanfaatkan waktu yang tepat membantu saya dalam

menyelesaikan pekerjaan”. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai merasa

(49)

29.Untuk pernyataan kesembilan, “menunda-nunda pekerjaan membuat saya terbebani ke pekerjaan

selanjutnya”. 85,7% menyatakan setuju, Ini menunjukkan bahwa hampir seluruh pegawai merasa

setuju dengan adanya menunda-nunda pekerjaan membuat pekerjaan akan terbebani ke pekerjaan

selanjutnya.

30.Untuk pernyataan kesepuluh, “saya tidak suka menunda-nunda pekerjaan”. Ini menunjukkan

bahwa sebagian pegawai merasa setuju dengan tidak menunda-nunda pekerjaan (53,1%)

31.Untuk pernyataan kesebelas, “Saya dapat bekerja sama dengan team saat saya dibutuhkan”. Ini

menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam bekerja sama dengan karyawan lain. Karena

65,3% menyatakan setuju

32.Untuk pernyataan keduabelas, “dalam bekerja arahan dari pimpinan sangat berguna dalam

penyelesaian pekerjaan”. 49,0% menyatakan setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar

pegawai merasa arahan dari atasan sangat berguna dalam penyelesaian pekerjaan, tetapi sebagian

kecil menyatakan merasa arahan dari atas tidaklah diperlukan (26,5%) menyatakan kurang

setuju.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk

memenuhi persyaratan untuk memperoleh penaksiran yang terbaik. Adapun uji yang dilakukan

(50)

4.2.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal atau

tidak, yang dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu:

1. Pendekatan Histogram

Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal pada grafik histogram yang

berbentuk lonceng apabila distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau menceng kekanan.

Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows (2016) Gambar 4.3

Pengujian Histogram Normalitas

Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal hal ini ditunjukkan

oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.

(51)

Cara lainnya melihat uji normalitas dengan pendekatan grafik. PP plot akan membentuk

plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu x) melawan nilai - nilai yang didapat dari sampel (sumbu

y). Apabila plot keduanya berbentuk linier (dapat didekati oleh garis lurus), maka hal ini

merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal.

Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows (2016) Gambar 4.4

Pendekatan Grafik Normalitas

Pada Gambar 4.4 scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis

diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal.

3. Pendekatan Kolmogrov-Smirov

Dasar pengambilan keputusan untuk Kolmogorov Smirnov yaitu apabila nilai value

(52)

gangguan distribusi normal serta nilai Kolmogorov Smirnov lebih kecil dari 1,97 maka data

Most Extreme Differences Positive .095

Negative -.054

Kolmogorov-Smirnov Z .664

Asymp. Sig. (2-tailed) .771

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber:Hasil pengolahan SPSS for Windows (2016)

Menurut Situmorang dan Lufti (2014:121) bahwa, apabila pada hasil uji

Smirnov, nilai Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari nilai signifikan 0,05, dan nilai

Kolmogorov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,97 maka data dikatakan normal. Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai

Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,771 dan diatas nilai signifikan (0,05). Dapat disimpulkan bahwa

data residual berdistribusi normal. Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dari Tabel 4.7 yaitu 0,664 dan

lebih kecil dari 1,97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik

atau dengan kata lain data dikatakan normal.

4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas

(53)

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan

jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Situmorang 2014:122). Model regresi yang baik adalah

yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:

1. Pendekatan Grafik

Heterokedastisitas dapat dilihat melalui gambar scatter plot. Gambar scatter plot dapat

mengindikasi ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas. Apabila grafik tidak membentuk pola

yang jelas maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows (2016) Gambar 4.5

Pendekatan Grafik Heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4.5 dapat terlihat dari grafik Scatterplot yang disajikan, terlihat

titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar

baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi

(54)

2. Uji Glejser

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi > 0,05 ,maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

b. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka mengalami gangguan heterokedastisitas.

Tabel 4.8 Uji Glejser

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.

Coefficients

Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows (2016)

Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa kolom Sig. pada tabel koefisien regresi untuk variabel

independen adalah (0,993), dan (0,850), atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi

gangguan heterokedastisitas. Hal ini menunjukkan semua variabel independent yang terdiri dari

Kemampuan, dan Disiplin Kerja signifikan secara statisik mempengaruhi variabel dependent.

4.2.3.3 Uji Multikolinieritas

Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai

tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur

variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum

yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala
Tabel 3.3 Item-Total Statistics
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid karena nilai Corrected Item-
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sementara hasi uji atau analisa air baku Delitua di Laboratorium PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dengan metode Dithizone dan menggunakan spektrofotometer DR 2010, dari

Peranan Kompetensi Komunikasi,Kecerdasan Emosional, Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. 3.5.1 Peranan Kompetensi

Lokasi penelitian dilakukan di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara untuk mengetahui pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja manajerial dengan kesenjangan

bahkan ribuan karyawan yang bekerja setiap harinya, ada yang karyawan tetap (pegawai) dan ada karyawan kontrak.Budaya Organisasi di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Pengadaan barang – barang dan jasa serta peralatan operasional pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara diatur oleh sistem akuntansi yang terdiri dari prosedur –

SURAT EDARAN (Nomor:7/SEDR/2014) TENTANG: PETUNJUK PELAKSANAAN PEDOMAN PENGADAAN BARANG (ASET) DI LINGKUNGAN PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA Victorian Government, 1995,

PERANAN KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA KANTOR PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera