LAMPIRAN 1
Kuisioner Penelitian
Pengaruh Kemampuan Kerja dan Disiplin KerjaTerhadap Kinerja Pegawai PDAM Prov. Sumatera Utara Pada Divisi Peralatan Teknik, Penanggulangan Kehilangan Air dan Perencanaan
Bagian I
Kami mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan keterangan pribadi. Isilah
salah satu jawaban dengan cara memberikan tanda ceklist (√) pada kotak yang telah disediakan
dan jawaban pertanyaan pada tempat yang telah disediakan.
Identitas Responden
1. Nomor :
2. Jenis kelamin : a. Pria
b. Wanita
3. Status pernikahan : a. Belum menikah
b. Menikah
1.Setiap pertanyaan mempunyai altenatif jawaban sebagai berikut: SS : Sangat Setuju
S : Setuju
RR : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Daftar Pertanyaan Jawab
SS S KS TS STS
1 Kemampuan Kerja PLT (X1)
* Kecerdasan dalam berhitung
1. Saya dapat melakukan uji lapangan terhadap meter air yang diragukan keakuratannya.
2. Saya dapat melakukan pengujian terhadap meter baru atau hasil rekondisi sebelum di pergunakan perusahaan
* Kemampuan memahami dibaca dan di dengar
3. Saya mempunyai kemampuan memahami tugas pada bidang pekerjaan saya secara detail
4. Saya cepat dalam menerima instruksi kerja yang diberikan kepada saya
* Kemampuan menganalisa suatu permasalahan dan memecahkan permasalahan
5. Saya memliki kemampuan dalam menganalisa suatu permasalahan yang berkaitan dengan bidang saya
6. Saya memiliki pengetahuan umum tentang pelaksanaan pekerjaan
* Kemampuan melakukan gerakan cepat
7. Dalam bekerja saya merupakan pegawai yang gesit
8. Dalam bekerja saya mampu melaksanakan gerakan dengan cepat
* Kemampuan melanjutkan upaya maksimum (Menuntut Stamina)
9. Dalam bekerja factor stamina sangat
mempengaruhi hasil kerja saya
No Daftar Pertanyaan Jawab
SS S KS TS STS
1 Kemampuan Kerja Divisi PKA (X1)
* Kecerdasan dalam berhitung
1. Saya memiliki kemampuan menghitung volume kehilangan air yang bermasalah
2. Saya dapat mengevaluasi volume kehilangan air yang bermasalah
* Kemampuan memahami dibaca dan di dengar
3. Saya mempunyai kemampuan memahami tugas
pada bidang pekerjaan saya secara detail
4. Saya cepat dalam menerima instruksi kerja yang diberikan kepada saya
* Kemampuan menganalisa suatu permasalahan dan memecahkan permasalahan
5. Saya memliki kemampuan dalam menganalisa suatu permasalahan
6. Saya dapat memecahkan masalah dengan mandiri
* Kemampuan melakukan gerakan cepat
7. Dalam bekerja saya merupakan pegawai yang gesit
8. Dalam bekerja saya mampu melaksanakan gerakan dengan cepat
* Kemampuan melanjutkan upaya maksimum (Menuntut Stamina)
9. Dalam bekerja factor stamina sangat
mempengaruhi hasil kerja saya
No Daftar Pertanyaan Jawab
2. Saya dapat merekomendasikan usulan
pembayaran, pengadaan dan lain sebagainya berdasarkan anggaran dan biaya yang telah di tetapkan perusahaan.
* Kemampuan memahami dibaca dan di dengar
3. Saya mempunyai kemampuan memahami tugas pada bidang pekerjaan saya secara detail
4. Saya cepat dalam menerima instruksi kerja yang diberikan kepada saya
* Kemampuan menganalisa suatu permasalahan dan memecahkan permasalahan
5. Saya memliki kemampuan dalam menganalisa suatu permasalahan
6. Saya dapat memecahkan masalah dengan mandiri
* Kemampuan melakukan gerakan cepat
7. Dalam bekerja saya merupakan pegawai yang gesit
8. Dalam bekerja saya mampu melaksanakan gerakan dengan cepat
* Kemampuan melanjutkan upaya maksimum (Menuntut Stamina)
9. Dalam bekerja factor stamina sangat
mempengaruhi hasil kerja saya
2 Disiplin Kerja (X2) Jawab
SS S KS TS STS
* Peraturan jam masuk, pulang, jam istirahat dan Absensi 1. Saya datang ke kantor tepat pada waktunya
2. Saya pulang kerja sesuai dengan jadwal yang ditentukan
3. Saya istirahat kantor sesuai dengan jadwal jam istirahat yang ditentukan perusahaan
4. Saya menerima konsekuensi atas ketidakhadiran dalam bekerja
* Bekerja sesuai prosedur
5. Saya menguasai prosedur yang ada di perusahaan 6. Saya mengerjakan setiap pekerjaan dengan baik
sesuai dengan yang diharapkan perusahaan * Berpakaian seragam dan memakai kartu identitas
7. Saya selalu menggunakan kartu identitas ke kantor
8. Saya selalu berpakaian seragam ke kantor
* Kepatuhan dalam penggunaaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor
9. Saya bekerja menggunakan peralatan kantor dengan baik
10. Semua pegawai di tempat kerja menggunakan sarana dan prasarana sesuai dengan fungsinya.
3 Kinerja (Y) Jawab
SS S KS TS STS
* Volume Pekerjaan
1. Tingkat volume kerja yang saya hasilkan tercapai sesuai standart
2. Volume kerja yang saya hasilkan selalu melebihi standart yang ditetapkan perusahaan
* Target yang harus dicapai
3. Dalam melakukan pekerjaan yang dibebankan pada saya selalu mencapai target
4. Saya selalu dapat menyelesaikan banyak perkerjaan dalam kurun waktu tertentu
* Meminimumkan tingkat kesalahan
5. Saya bekerja penuh ketelitian untuk menghindari kesalahan dalam menyelesiakan pekerjaan 6. Saya dapat meminimalisirkan suatu kesalahan
dalam pekerjaan
7. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu
8. Memanfaatkan waktu yang tepat membantu saya dalam menyelesaikan pekerjaan
* Tidak Menunda-nunda pekerjaan
9. Menunda-nunda perkerjaan membuat saya
terbebani ke pekerjaan selanjutnya
10.Saya tidak suka menunda-nunda pekerjaan
* Kemampuan bekerja dengan Team dan pimpinan
11. Saya dapat bekerja sama dengan team saat saya dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA
Fathoni, Abdurrahmat (2006). Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan I, PT Rhineka Cipta, Jakarta.
Gibson, L. James, John M. Ivancevich, and James H. Donnelly, Jr., 2007,
Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses, PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta.
Hasibuan, Melayu SP, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta
Helmi, Syafrizal dan Muslich Lutfi, 2014. Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis, Edisi 3, USU Press, Medan.
Mangkunegara, AA, Anwar Prabu (2009). Evaluasi Kinerja SDM, cetakan keempat Bandung
Penerbit : PT Refika Aditama
Mathis, Robert L dan Jackson, John H, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta.
Nawawi, Hadari (2008) . Manajemen Sumber Daya Manusia ,Yogyakarta Penerbit : Gadjah
Mada University Press
Moenir, A.S (2008). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara Pusat Bahasa (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Robbins, Stephen P (2006). Perilaku Organisasi, Edisi Kedua belas, Salemba Empat, Jakarta. Sumarsono, Sonny (2004). Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Sutrisno, Edy (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sugiyono (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung. Soelaiman (2007). Manajemen Kinerja ; Langkah Efektif untuk Membangun, Mengendalikan
dan evaluasi Kerja. Cetakan kedua. Jakarta: PT. Inetrmedia Personalia Utama.
Swasto, Bambang (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama. Malang: UB Press
Thoha Miftah (2008) . Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya , edisi satu, Jakarta :
PT RajaGrafindo Persada.
Wibowo (2007). Manajemen Kinerja, edisi pertama, Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
JURNAL DAN SKRIPSI
Hutajulu, Herlina (2009). Pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap kinerja pegawai
puskesmas Pembantu S.M Rejo, Binjai, Skripsi, FE USU, Medan
Sarworini, Fithriani (2009). Hubungan kemampuan dan motivasi terhadap kinerja pegawai
dinas kependudukan, tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten karanganyar. Fisip
Univeritas Diponegoro, Semarang
Yoga Arsyenda, (2013), Pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja Karyawan
Negeri Sipil Kota Malang, Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Malang.
Donny Prasetyo, Dkk (2013). Pengaruh kemampuan kerja dan lingkungan kerja terhadap
kinerja karyawan (Studi pada Karyawan PT. Tembakau Djajasakti Sari Malang).
Univeraitas Brawijaya.
Hamidah Nayati Utami, Dkk. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kemampuan Kerja Dan Kinerja
Karyawan (Studi pada karyawan AUTO 2000 Malang-Sutoyo bagian divisi service.
Universitas Brawijaya
Jaya, Indra (2012). Pengaruh kemampuan dan motivasi terhada kinerja pegawai
Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Universitas Jambi
Atya Nur Aish, Dkk (2013). Effects of Working Ability, Working Condition, Motivation
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksplanasi. Penelitian eksplanasi adalah penelitian yang
bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu
variabel dengan variabel lain. Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini termasuk
penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2006:6) “Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian
yang dimaksudkan untuk mengungkapkan permasalahan yang bersifat hubungan sebab akibat
antara 2 variabel atau lebih. Dalam penelitian ini terdapat variabel independen (yang
mempengaruhi) dan variabel dependen (yang dipengaruhi). Dalam penelitian ini peneliti ingin
mengetahui bagaimana pengaruh Kemampuan (variabel X1) dan Disiplin Kerja (variabel X2 )
terhadap Kinerja Pegawai (variabel Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Provinsi
Sumatera Utara. Waktu penelitian direncanakan bulan Oktober 2016.
3.3 Batasan Operasional
Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu variabel independen (bebas) dan
variabel dependen (terikat). Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen. Batasan operasional variabel dalam penelitian ini yaitu:
2)Variabel independen (X2) yaitu Disiplin kerja
3)Variabel dependen (Y) yaitu Kinerja pegawai
. 3.4 Definisi Operasional
Secara keseluruhan, penentuan atribut dan indikator serta operasional variabel yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala
Kemampu Kapasitas seorang 1. Kemampuan Intelektual Kecerdasan dalam Likert
an Kerja pegawai PDAM dalam berhitung
melaksanakan tugas Kemampuan memahami
(X1) dalam pekerjaan tertentu apa yang dibaca dan atau
didengar
2. Kemampuan Fisik gerakan cepat
Disiplin Kesediaan dan kerelaan
Taat terhadap peraturan Datang tepat waktu Likert
pegawai PDAM Prov
Kerja( X2)
Sumut dalam menaati Pulang sesuai dengan
semua peraturan Jadwal yang telah
perusahaan dan norma- ditentukan
norma sosial yang
berlaku yang ditetapkan Bekerja sesuai prosedur
perusahaan.
Berpakaian seragam
Memakai kartu identitas
Menggunakan peralatan Pemanfaatan sarana kantor
Menjaga peralatan kantor kantor dengan baik
Kinerja Hasil kerja nyata Kuantitas Kerja Volume pekerjaan Likert
(Y) pegawai PDAM Prov. Target yang harus dicapai
Sumut dengan standar
kerja yang telah Standar kerja
ditetapkan dalam rangka Kualitas Kerja Meminimumkan tingkat
melaksanakan tugas dan kesalahan dalam bekerja
tanggung jawab
Ker ja sama dengan pimpinan
Sumber: Robbins (2006), Sutrisno (2009), Mathis dan Jackson (2006)
3.5 Skala Pengukuran Variabel Penelitian
Adapun yang menjadi skala pengukuran data dalam penelitian ini adalah skala likert.
Menurut Sugiyono (2006:86), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seorang/kelompok tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap
variabel-variabel yang akan diuji pada setiap jawaban akan diberi skor. Skor yang diberikan
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
Pertanyaan Nilai
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-ragu (R) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Sugiyono (2006:86)
3.6 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang memiliki
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:72). Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai
PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara yang berada di divisi Perencanaan (20), Peralatan
Teknik (19), dan Penanggulangan kehilangan air (10) yang berjumlah 49 orang.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2006:73). Penelitian ini menggunakan seluruh populasi 49 orang menjadi
sampel penelitian atau disebut sampel jenuh. Sampel jenuh merupakan sampel yang mewakili
seluruh jumlah seluruh populasi yang ada digunakan sebagai sampel penelitian, hal ini dilakukan
bila jumlah populasi dianggap kecil atau kurang dari 100.
3.7 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu:
Data yang diperoleh langsung dari responden yang ada dilokasi penelitian. Data tersebut
diperoleh dari wawancara dan diskusi dengan atasan, pegawai serta dari hasil kuesioner (Pra
Survey)
2) Data Sekunder
Data yang diperoleh untuk melengkapi data primer yang meliputi data mengenai sejarah,
perkembangan organisasi, struktur organisasi dan uraian tugas organisasi, jumlah pegawai serta
buku-buku ilmiah dan literature lainnya yang diperoleh sehubungan dengan masalah penelitian
yang diteliti.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:
1) Wawancara (Interview)
Yaitu melakukan wawancara langsung dengan karyawan perusahaan yang berwenang untuk
memberikan keterangan yang dibutuhkan.
2) Studi Dokumentasi
Yaitu mempelajari atau menelaah dokumen atau data-data yang ada dalam perusahaan yang
berhubungan dengan judul penelitian.
3) Kuesioner
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya
rangkaian penelitian harus dilakukan dengan baik. Uji validitas dilakukan untuk mengukur
apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur
yang digunakan (kuesioner). Bila koefisien korelasi (r) lebih besar dari r table (0,361), maka
pertanyaan tersebut dikatakan valid. (Sugiyono,2006:109). Uji validitas dilakukan terlebih
dahulu dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden yang diambil dari luar sampel
yaitu di perusahaan sejenis pada divisi yang berbeda yaitu Divisi Sumber Daya Manusia dan
Tabel 3.3 Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows dengan kriteria
sebagai berikut:
1) Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid.
2) Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid.
3) Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.
4) Nilai rtabel dengan ketentuan N = jumlah responden = 30 dan tingkat signifikansi sebesar
5%, maka angka yang diperoleh = 0,361 (rtabel)
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner kepada 30
orang responden yang diambil dari luar sampel yaitu di perusahaan yang sama pada divisi yang
berbeda yaitu Divisi Sumber Daya Manusia dan Divisi Sistem Informasi Manajemen PDAM
Tirtanadi Provinsi SUMUT.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
No Butir Nilai r Tabel Corrected Item- Keterangan
Instrumen Total Correlation
17 P17 0,361 .558 Valid
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2016 (diolah kembali oleh peneliti)
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid karena nilai Corrected
Item-Total Correlation di atas 0,361. Dengan demikian kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap
pengujian reliabilitas.
3.9.2 Uji Realibilitas
Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang
reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang
sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2006:110). Uji reliabilitas akan dapat
menunjukkan konsistensi dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji
reliabilitas dilakukan dengan menguji butir pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji
validitas dan akan ditentukan reliabilitasnya dengan bantuan program SPSS for Windows.
Variabel dinyatakan reliabel dengan kriteria sebagai berikut:
2) Jika r-alpha negatif dan lebih kecil dari r-tabel maka pernyataan tidak reliabel.
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas
No Cronbach's Alpha if Item Deleted >0.80 Keterangan
1 .958 0.80 Reliabel
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha if item deleted setiap butir
instrumen lebih besar dari 0,80 (r-tabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap butir
instrumen dinyatakan reliabel. Reliabilitas instrumen juga dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.960 32
Sumber: Hasil pengolahan SPSS, (2016)
3.10 Teknis Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif yaitu metode dimana data yang telah diperoleh, disusun,
dikelompokkan, dianalisis kemudian diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran tentang
masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh dari data primer
berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian.
3.10.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Alat uji yang digunakan untuk menganalisis hipotesis dalam penelitian ini adalah
Analisis Regresi Linier Berganda. Metode analisis regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (Kemampuan Kerja dan Disiplin Kerja)
terhadap variabel terikat (Kinerja pegawai). Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis
dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS for windows.
Adapun model persamaan yang digunakan adalah menurut Situmorang dan Lufti (2014 :
166) sebagai berikut :
Dimana
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji suatu model yang termasuk
layak atau tidak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui distribusi data mengikuti atau mendekati
distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng, (Situmorang dan Lufti, 2014 :
114). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi
data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Dengan adanya tes normalitas maka
hasil penelitian bisa digeneralisasikan pada populasi. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya..
2. Uji Heterokedastisitas
Adanya varians variabel independent adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel
independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Heterokedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika
variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka akan ada
kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas. Uji
heterokedastisitas juga pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians
yang sama di antara anggota grup tersebut (Situmorang dan Lufti, 2014:121).
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan
nilai Variance Infaltion Factor (VIF). Jika nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor
(VIF). Jika nilai Tolerance > 0.1 atau sama dengan nilai VIF < 5, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolinearitas (Situmorang dan Lufti, 2014:153).
3.12 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dianalisis dengan cara berikut:
1. Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji-F)
Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji-F digunakan untuk
melihat secara bersama pengaruh variabel bebas yaitu Kemampuan kerja (X1) dan Disiplin kerja
(X2) terhadap variabel terikat yaitu Kinerja (Y). Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima atau Ha ditolak, jika Fhitung < F tabelpada α = 5%
H0 ditolak atau Ha ditterima, jika Fhitung > F tabelpada α = 5%
2. Uji Signifikansi Individual / Uji Parsial (Uji-t)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas dibandingkan
kesalahannya (α) maka variabel bebas tidak berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel bebas lebih kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap
variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima atau Ha ditolak, jika thitung < ttabelpada α = 5%
H0 ditolak atau Ha diterima, jika thitung > ttabelpada α = 5%
3. Uji Determinasi (R2)
Menurut Situmorang dan Lufti (2014 : 215) pengujian dengan menggunakan koefisien
determinasi (R2), yaitu untuk melihat besarnya pengaruh variabel bebas. Uji koefisien
determinasi adalah dengan persentase pengkuadratan nilai koefisien yang ditemukan. R-square
atau nilai determinan (R2) mendekati satu berarti pengaruh variabel bebas terhadap variabel
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara
Kota medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan kota terbesar ketiga di
Indonesia dan saat ini sedang mengalami pertumbuhan fisik dan ekonomi yang cukup pesat. Hal
ini direalisasikan melalui dilakukannya pembangunan dan perbaikan di segala bidang, termasuk
dalam hal pelayanan umum. Pemerintah Kota Meda juga menyadari bahwa pembangunan
fasilitas public merupakan hal yang perlu dibenahi untuk mencapai Medan Kota Metropolitan.
Salah satu fasilitas umum yang mendapat perhatian adalah pelayanan air minum. Hal ini
didasarkan pada kenyataan bahwa setiap orang membutuhkan air sebagai sumber kehidupan.
Pelayanan air minum Kota Medan secara khusus, dan beberapa daerah di Provinsi Sumatera
Utara dilakukan oleh PDAM Tirtanadi. PDAM Tirtanadi merupakan Badan Usaha Milik
Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam bidang pelayanan air minum.
Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi adalah suatu perusahaan milik Pemerintah
Daerah Tingkat 1 Sumatera Utara. Dahulunya perusahaan ini bernama NV. WATER LEIDING
MAATSCHAPPIJ AJER BERESIH yang merupakan milik pemerintah Hindia Belanda yang
didirikan di Amsterdam pada tanggal 08 Sepetember 1905 yang berkantor pusat di Amsterdam
negeri Belanda. Izin pendirian perusahaan tersebut berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal
Hindia Belanda yang berlaku sampai tahun 1965. Seiring berjalannya waktu pada tanggal 14
Desember 1957 terjadi pengambilalihan perusahaan-perusahaan milik belanda oleh pemerintahan
Kemudian pada tahun 1979, maka perusahaan ini resmi menggunakan nama sekarang yaitu
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTANADI di singkat dengan PDAM Tirtanadi
yang terletak di Jl. Sisingamangaraja No. 1 Medan.
PDAM Tirtanadi mempunyai sebuah logo yang terdiri dari beberapa unsur, dan setiap
unsur memiliki makna tersendiri.
Gambar 4.1 Logo PDAM Titanadi Provinsi Sumatera Utara
1. Lingkaran Menggambarkan ruang lingkup tugas PDAM Tirtanadi, yaitu antara lain melayani
dan menyediakan air bersih secara berkesinambungan dan merata bagi masyarakat kota
Medan dan sekitarnya. Selain itu PDam bertugas mengolah air Limbah
2. Huruf T menyerupai pipa pada logo PDAM Tirtanadi menggambarkan ruang lingkup tugas
PDAM Tirtanadi yang sebagian besar adalah berhubungan dengan system perpipaan
3. Gelombang air yang berjumlah tiga yang ada didalam logo menggambarkan pelayanan air
minum (bersih) yang diberikan PDAM Tirtanadi kepada masyarakat Kotamadya Medan
bersifat kontiniu (tidak pernah berhenti selama 24 jam) dan merata bagi pemanfaat air bersih
tersebut.
4. Warna biru yang ada dalam logo bermaksud menyatakan nuansa yang ditimbulkan oleh air.
1. VISI
Menjadi salah satu perusahaan air minum di Asia Tenggara
2. MISI
a. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat Sumatera.
b. Utara dengan kuantitas, kontinuitas dan kualitas yang memenuhi persyaratan.
c. Mengembangkan air siap minum secara berkesinambungan.
Meminimalkan keluhan pelanggan dengan mengutamakan Pelayanan Prima.
d. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya
secaraoptimal
e. Menjadikan perusahaan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Provinsi
Sumatera Utara.
f. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.
g. Menjalankan pengelolaan air limbah kepada masyarakat Sumatera Utara dan
mengembangkannya di masa yang akan datang.
3.TUJUAN
Tujuan Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Tirtanadi :
a. PDAM Tirtanadi mengutamakan pelayanan prima kepada masyarakat di Propinsi
Sumatera Utara.
b. PDAM Tirtanadi menyelenggarakan pelayanan air minum yang memenuhi persyaratan
kesehatan, mengelolah pelayanan air limbah, meningkatkan kualitas lingkungan sehat
dan mengembangkan perekonomian Dearah melalui setoran pendapatan asli daerah.
Seperti yang kita ketahui bahwa struktur organisasi bukan merupakan tujuan, melainkan
berupa alat. Dengan adanya struktur organisasi maka pembagian tugas dalam perusahaan
disesuaikan dengan struktur yang ada. Struktur organisasi adalah untuk menentukan
aktivitas-aktivitas dan memberikan wewenang kepada masing-masing bagian untuk melaksanakan
tugasnya, dan juga untuk melancarkan kerja sama yang diinginkan oleh pimpinan, juga
memudahkan bagi pimpinan mengadakan pengawasan terhadap tujuan yang di rencanakan.
Dilihat dari pengertiannya stuktur organisasi, organisasi merupakan suatu susunan
kerangka hubungan unit-unit organisasi yang ada pada organisasi mulai dari departemen yang
tinggi sampai dengan unit terkecil dengan tugas, fungsi dan wewenang masing-masing. Struktur
organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara
sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Setiap perusahaan pada umumnya baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil
biasanya mempunyai struktur organisasi yang dipakai tergantung pada kebijaksanaan dan
kebutuhan perusahaan, biasanya semakin besar suatu perusahaan, maka struktur organisasinya
semakin meluas dan kompleks sejalan dengan berkembangnya dan luas bidang usaha perusahaan
Bentuk struktur organisasi PDAM TIRTANADI PUSAT Medan penulis lampirkan pada
halaman berikut ini :
Gambar 4.2
Bagan Organisasi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara
4.1.4 Deskripsi Pekerjaan
1. KEPALA DIVISI PENANGGULANGAN KEHILANGAN AIR
1) Kepala Divisi Penanggulangan Kehilangan Air Mempunyai Tugas membantu Direktur Air
Minum dan bertanggung jawab kepada Direktur Air Minum
2) KepalaDivisipenanggulangankehilangan air menyelengarakanfungsi :
a. Membantu Direktur Air minum menyediakan data dan informasi yang diperlukan oleh pihak
intern dan ekstern
b. Meneliti dan mengevaluasi penyebab kebocoran fisik dan non fisik dan membuat rekomendasi
pencegahan dan penanggulangannya.
3) Kepala Divisi Penganggulangan Kehilangan Air, Mempunyai uraian tugas:
a. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yang berhubungan dengan tugasnya
b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja pengendalian kehilangan air
c. Merencanakan dan melaksanakan pengembangan system blok penindustrian air
d. Mengurangi/reduksi tingkat kehilangan air secara fisik/non fisik
e. Meneliti dan mengevaluasi meter air yang bermasalah dan merekomendasikan penggunaan meter
air
f. Menyampaikan saran dan rekomendasi kepada direksi tentang langkah-langkah yang diambil
untuk mengurangi kehilangan air
g. Menyampaikan laporan bulanan perkembangan penanggulangan kehilangan air dengan
evaluasinya
h. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas lain-lain yang diberikan oleh direktur air
minum
j. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya.
k. Sewaktu – waktu dapat memeriksa ulang kondisi meter air produksi/distribusi dan meter air
pelanggan
l. Mengelola kebocoran air pada jaringan perpipaan guna menurunkan tingkat kehilangan air
m. Mempertahankan system Manajemen di Divisinya agar tetap mutakhir sesuai Standard ISO dan
senantiasa mengupayakan agar system manajemen yang ada diikuti dan diterapkan setiap waktu.
4) Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (2) dan
(3) kepala divisi penanggulangan kehilangan air dibantu :
A. Kepala bidang Kehilangan Air Fisik
B. Kepala Bidang kehilangan Air Non Fisik
A.KEPALA BIDANG KEHILANGAN AIR FISIK
1) Kepala Bidang Air Fisik, mempunyai uraian tugas :
a. Melakukan koordinasi dengan unit kerjalain yang berhubungan dengan tugasnya.
b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja bidangnya
c. Merencanakan dan melaksanakan system blok penindustrian air
d. Melakukan patrol dan mendeteksi serta mencari kebocoran air pada pipa
e. Transmisi ,pipa distribusi dan pipa sambungan pelanggan (dinas) serta memperbaikinya
f. Meneliti dan mengevaluasi penyebab kebocoran air pipa pada pipa transmisi, pipa distribusi dan
pipa sambungan rumah dan membuat rekomendasi untuk pencegahan dan penanggulangannya
g. Meneliti dan mengevaluasi penyebab kebocoran pada sambungan pipa, accessories perpipaan
(Valve hydrandll) dan membuat rekomendasi untuk pencegahan dan penanggulangannya
h. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bidang dilengkapi dengan
i. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada kepala divisi penanggulangan kehilangan air
untuk penanggulangan kehilanga air
j. Menganalisa dan mengavaluasi penyebab kehilangan air secara fisik
k. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala divisi
penanggulangan kehilangan air
l. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya
m. Melakukan penanggulangan kebocoran air sehingga dapat menurunkan tingkat kehilangan air.
B. KEPALA BIDANG KEHILANGAN AIR NON FISIK
1) Kepala bidang Air non fisik, mempunyai uraian tugas :
a. Melakukan koordinasi dengan bidang lain, cabang dan khususnya dalam hal pembacaan meter .
b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja bidangnya
c. Memeriksa akurasi meter air yang terpasang pada pipa transmisi, pipa distribusi dan meter air
pelanggan
d. Melakukan patrol dan pemeriksaan serta penanggulangan terhadap pencurian air, sambungan
liar, pemakaian air tanpa meter, by pass dan kerusakan meter air
e. Mengevaluasi pembacaan meter pelanggan akibat kesalahan atau kelalaian pembaca
f. Meneliti dan memberi rekomendasi terhadap meter air yang bermasalah dan menyampaikan
saran dan pertimbangan kepada kepala divisi penanggulangan kehilangan air
g. Membuat dan menyampaikan laporan evaluasi bulanan perkembangan bidang kehilangan air non
fisik.
h. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala divisi
penanggulangan kehilangan air
j. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan berdasarkan hasil pemeriksaan kepada Kepala
Divisi Penanggulangan Kehilangan Air
k. Mempertahankan sistem manajemen mutu di bidangnya agar tetap mutakhir sesuai standart ISO
dan senantiasa mengupayakan agar sistem manajemen mutu yang ada diikuti dan ditetapkan
setiap waktu
2. KEPALA DIVISI PERALATAN TEKNIK
1) Kepala Divisi Peralatan Teknik mempunyai tugas membantu Direktur Air Minum dan
bertanggung jawab kepada Direktur Air Minum
2) Kepala Divisi Peralatan Teknik menyelenggarakan fungsi:
a. Membantu Direktur Air Minum untuk menyediakan data dan informasi yang diperlukan oleh
pihak intern maupun ekstern
b. Merekomendasikan pembuatan alat-alat bantu yang bersifat teknis atau memperbaiki peralatan
kerja teknik seluruh sistem perusahaan
3) Kepala Divisi Peralatan Teknik, mempunyai uraian tugas:
a. Melakukan koordinasi dengan divisi lain yang berhubungan dengan tugasnya
b. Merencanakan dan melaksanakan program divisi peralatan teknik
c. Melakukan uji coba terhadap barang peralatan teknik maupun peralatan elektronik sebelum
dipergunakan perusahaan.
d. Melakukan pengelolaan dan pemeliharaan peralatan mekanikal elektrikal, sistem komputer dan
e. Mengatur dan mengendalikan jadwal perbaikan/pemeliharaan barang-barang teknik yang
dipergunakan perusahaan
f. Mengendalikan material untuk pemeliharaan sesuai dengan kebutuhan
g. Melakukan pembukuan administrasi terhadap barang yang masuk dan keluar serta proses yang
berlangsung didalamnya
h. Mengatur dan mengendalikan penyimpanan barang-barang peralatan teknik dengan baik
dilengkapi dengan identitas barang sebelum dipergunakan perusahaan
i. Menyampaikan saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah yang perlu diambil kepala
Direktur Air Minum
j. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan divisi peralatan teknik dilengkapi
dengan evaluasinya
k. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Air Minum
l. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya
m.Mengendalikan pekerjaan perbengkelan berikut sarana dan prasarana pendukung kerja
n. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam lingkup
tugasnya
o. Mempertahankan sistem manajemen di Divisinya agar tetap mutakhir sesuai standart ISO, dan
senantiasa mengupayakan agar sistem manajemen yang ada diikuti dan diterapkan setiap waktu
4) Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan
ayat (3) Kepala Divisi Peralatan Teknik dibantu:
A. Kepala Bidang Pemeliharaan Komputer dan Alat Komunikasi
B. Kepala Bidang pemeliharaan mekanikal dan elektrikal
A. KEPALA BIDANG PEMELIHARAAN KOMPUTER DAN ALAT KOMUNIKASI 1) Kepala bidang pemeliharaan komputer dan alat komunikasi, mempunyai uraian tugas: a. Melakukan koordinasi dengan bidang lain yang berhubungan dengan tugasnya
b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja bidangnya
c. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program pemeliharaan komputer dan alat
komunikasi dan alat komunikasi dan yang bersifat elektronik
d. Melaksanakan perbaikan dan perawatan atas kerusakan atau gangguan pada komputer dan alat
komunikasi lain yang bersifat elektronik
e. Menyusun sistem administrasi barang masuk dan keluar dibidangnya
f. Melengkapi identitas, semua barang-barang yang masuk baik baru maupun lama sebelum
dipergunakan sebagaimana mestinya
g. Melaksanakan perbaikan atas kerusakan perangkat hardware/software original serta alat
komunikasi
h. Memeriksa dengan teliti sebelum mengajukan pengadaan dan pekerjaan perbaikan peralatan
sehingga siap dipergunakan kembali
i. Membuat petunujk prosedur pengoperasian dan perawatan komputer dan alat komunikasi serta
alat elektronik lainnya seiring dengan kemajuan teknologi
j. Menyusun jadwal pemeliharaan perangkat komputer dan media pengolahan data elektronik
k. Membuat inventaris perangkat komputer dan alat komunikasi lainnya
l. Mengelola dan memelihara sarana dan prasarana di bidang pemeliharaan komputer dan alat
komunikasi dan lain-lain yang bersifat elektronik
m. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bidang dilengkapi dengan
n. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Divisi
Peralatan Teknik
o. Memimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya
p. Memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah yang perlu diambil dalam
tugasnya kepada Kepala Divisi Peralatan Teknik
B. KEPALA BIDANG PEMELIHARAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
1) Kepala bidang pemeliharaan Mekanikan dan elektrikal, mempunyai uraian tugas:
a. Melakukan koordinasi dengan bidang lain yang berhubungan dengan tugasnya
b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja bidangnya
c. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program pemeliharaan mekanikal dan elektrikal
d. Melaksanakan perbaikan dan perawatan atas kerusakan atau gangguan pada peralatan mekanikal
dan eletrikal
e. Melaksanakan perbaikan atas kerusakan pada alat ukur
f. Melaksanakan pemasangan pompa dan sarana instalasi pompa baru
g. Merencanakan pengembangan dan melaksanakan penggantian valve kontrol dan sarana
pendukung operasional
h. Menyusun sistem, administrasi barang masuk dan keluar dibidangnya
i. Menyusun jadwal pemeliharaan peralatan mekanikal dan elektrikal yang dipergunakan
perusahaan
j. Membuat dan menyampaikan petunjuk prosedur pengoperasian dan perawatan setiap mekanikal
dan elektrikal
l. Memeriksa dengan teliti sebelum mengajukan pekerjaan perbaikan peralatan mekanikal dan
elektrikal
m. Mengelola dan memelihara sarana dan prasarana di bidang pemeliharaan mekanikal dan
elektrikal
n. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bidang dilengkapi dengan
evaluasinya
o. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Divisi
Peralatan Teknik
p. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya
q. Memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah yang perlu diambil dalam
tugasnya kepada Kepala Divisi Peralatan Teknik
C. KEPALA BIDANG BENGKEL
1) Kepala Bidang Bengkel, mempunyai uraian tugas:
a. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yang berhubungan dengan tugasnya
b. Merencanakan, menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program kerja bengkel
c. Melaksanakan sebagian rekondisi meter-meter air terutama meter-meter yang layak untuk
direkondisi
d. Melakukan pengujian terhadap meter baru dan meter hasil rekondisi sebelum dipergunakan oleh
perusahaan
e. Melakukan uji lapangan terhadap meter air pelanggan yang diragukan keakuratannya baik atas
permintaan pelanggan maupun atas inisiatif perusahaan
f. Melakukan pengujian meter air yang bersumber dari bantuan pihak ketiga
h. Melengkapi identitas semua barang-barang yang masuk baik baru maupun lama sebelum
dipergunakan sebagaimana mestinya
i. Mengelola dan memelihara semua sarana dan prasarana bengkel meter
j. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bengkel meter dilengkapi dengan
evaluasinya
k. Melaksanakan semua tugas dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Divisi Peralatan
Teknik
l. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya
m. Mengkoordinir semua meter-meter air yang masuk dan keluar dari bidang bengkel
3. KEPALA DIVISI PERENCANAAN
1) Kepala Divisi Perencanaan mempunyai tugas membantu Direktur Air Minum dan bertanggung
jawab kepada Direktur Air Minum
2) Kepala Divisi Perencanaan menyelnggarakan fungsi:
a. Memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah yang perlu diambil dalam
tugasnya kepada Direktur Air Minum
b. Memberikan rekomendasi atas spesifikasi yang dibutuhkan oleh semua bidang yang belum
ditetapkan standardnya
c. Mempersiapkan dan memberikan bahan untuk keperluan rapat baik internal maupun eksternal
3) Kepala Divisi Perencanaan, mempunyai uraian tugas:
a. Melakukan koordinasi dengan divisi-divisi lain yang berhubungan dengan tugasnya
c. Menetapkan kebijaksanaan/strategi berupa pedoman perencanaan standard biaya pelaksanaan
untuk pekerjaan sipil, mekanikal dan elektrikal dan mengevaluasinya secara berkala
d. Mengkoordinir penyusunan rencana anggaran pendapatan, biaya tahunan perusahaan
e. Melakukan tindakan pengawasan dan pengarsipan gambar as built drawing atau sejenisnya yang
telah dilaksanakan
f. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan Divisi Perencanaan dilengkapi
dengan evaluasinya
g. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Air
Minum
h. Menetapkan spesifikasi bahan kimia dan peralatan diluar kebutuhan sistem informasi
i. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya
j. Menyerahkan hasil pengolahan data sesuai dengan kebutuhan kepada divisi terkait
k. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam lingkup
tugasnya
l. Mempertahankan sistem manajemen di Divisinya agar tetap mutakhir sesuai standard ISO, dan
senantiasa mengupayakan agar sistem manajemen yang ada diikuti dan diterapkan setiap waktu
4) Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan
ayat (3) Kepala Divisi Perencanaan dibantu:
A. Kepala Bidang Anggaran
B. Kepala Bidang Perencanaan Teknik
C. Kepala Bidang Gambar Teknik
A. KEPALA BIDANG ANGGARAN
a. Melakukan koordinasi dengan bidang bidang-bidang lain yang berhubungan dengan bidangnya
b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bidangnya
c. Merekomendasi usulan pembayaran, pengadaan dan investasi berdasarkan anggaran dan biaya
yang telah ditetapkan dalam buku anggaran perusahaan
d. Melaksanakan penyusunan realisasi anggaran dan biaya dalam hal pengawasan terhadap
biaya-biaya yang sudah dan yang akan direalisasikan
e. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan baik dalam hal anggaran dan biaya yang telah dan
akan dilaksanakan
f. Membantu Kepala Divisi Perencanaan dalam menyusun rencana pendapatan dan biaya (RAPB)
tahunan perusahaan
g. Melakukan pengawasan dan pengendalian realisasi pengeluaran
h. Mengkoordinir dan mengendalikan pembukuaan dari setiap transaksi dan biaya yang
memerlukan revisi anggaran
i. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Divisi
Perencanaan
j. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya
k. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan berdasarkan hasil pemeriksaan kepada Kepala
Divisi Perencanaan
B. KEPALA BIDANG PERENCANAAN TEKNIK
1) Kepala bidang perencanaan teknik, mempunyai uraian tugas:
a. Melakukan koordinasi dengan bidang-bidang lain yang berhubungan dengan bagiannya
b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bidangnya
d. Mengumpulkan data dan informasi dalam rangka menetapkan spesifikasi-spesifikasi yang
dibutuhkan
e. Menyusun standard harga satuan barang dan upah untuk seluruh unit kerja dan dievaluasi sesuai
perkembangan
f. Mengkoordinir perhitungan-perhitungan biaya dan investasi dalam perencanaan keperluan
perusahaan
g. Memeriksa, membuat desain dan rencana anggaran biaya pekerjaan sipil dan mekanikal dan
elektrikal sesuai aturan yang berlaku
h. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bidang perencanaan teknik
dilengkapi dengan evaluasinya
i. Membantu kepala divisi perencanaan untuk menyediakan data dan informasi yang diperlukan
oleh pihak intern maupun ekstern
j. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Divisi
Perencanaan
k. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya
l. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan berdasarkan hasil pemeriksaan kepada Kepala
Divisi Perencanaan
C. KEPALA BIDANG GAMBAR TEKNIK
1. Kepala Bidang Gambar Tenik, mempunyai uraian tugas :
a. Melakukan koordinasi dengan bidang lain yang berhubungan dengan bidangnya
b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bidangnya
c. Melaksanakan pembuatan, pemeliharaan dan penyimpanan data jaringan pipa gambar-gambar
d. Melakukan perawatan ruang arsip, peralatan gambar teknik dan peralatan survey yang
merupakan barang inventaris perusahaan
e. Melakukan dan menyusun penginventarisan daftar nomor pelanggan air (NPA)
f. Membuat dan menyampaikan laporan perkembangan Bidang Gambar Teknik dilengkapi dengan
evaluasinya
g. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Divisi
Perencanaan
h. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya
i. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan berdasarkan hasil pemeriksaan kepada Kepala
Divisi Perencanaan.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1. Metode Analisis Deskriptif
Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula
disusun, diklasifikasikan sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah
yang sedang diteliti.
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil
pengumpulan data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner
yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk mengetahui pengaruh
kemampuan dan Disiplin kerja terhadap kinerja pegawai. Variabel Kemampuan (X1) yang terdiri
dari 10 butir pernyataan, variabel Disiplin Kerja (X2) yang terdiri dari 10 butir pernyataan, dan
variabel Kinerja pegawai (Y) yang terdiri dari 16 butir pernyataan. Kuesioner penelitian ini
disebarkan kepada 49 orang responden.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan usia yaitu sebanyak 19
responden (38,8%) berusia antara < 30 tahun, sebanyak 15 responden (30,6%) berusia antara 31
– 40 tahun, sebanyak 9 responden (18,3%) berusia antara 41-50 dan sebanyak 6 responden
USIA (Tahun) Jumlah Responden Persentase (%) (10,2%)
< 30 19 38,8
menunjukkan bahwa usia <30 tahun tergolong usia produktif. Dengan demikian pegawai yang
bekerja dibeberapa bagian pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara yang usia < 30 tahun
termasuk dalam tahap berkemauan keras, keinginan terhadap pekerjaan tinggi, cendrung
menyukai pekerjaaan yang menantang, lebih dapat mengembangkan kompetensi diri dan dalam
usia ini lebih dapat berinovasi dan kreativitas yang lebih baik
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Pernikahan
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki pendidikan
terakhir SD sebanyak 1 orang (2,0%), SLTA sebanyak 20 orang (40,8%), S1 sebanyak 26 orang
(53,1%) dan S2 sebanyak 2 orang (4,08%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai
PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara khususnya pada divisi perencanaa, divisi peralatan
teknik dan divisi penanggulangan kehilangan air memiliki pendidikan terakhir S1, tetapi pegawai
yang berpendidikan SLTA merupakan pegawai lama yang belum pensiun akan tetapi tidak
melanjutkan lagi jenjang pendidikannya, sedangkan jenjang pendidikan S1 lebih dominan untuk
tahap menganalisis program-program kerja, membuat perencanaan yang lebih bagus.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Masa Kerja (Tahun) Jumlah Responden Persentase (%)
<2 tahun 10 20,4
3-5 Tahun 23 47,0
>5 tahun 16 32,6
Total 49 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Berdsarkan Tabel 4.3 dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan lama bekerja
adalah 10 orang responden (20,4%) telah lama bekerja < 2 tahun, 23 orang responden (47,0%)
telah bekerja selama 3-5 tahun, dan 16 orang responden (32,6%) telah lama bekerja diatas 5
tahun.
4.2.2 Metode Analisis Statistik
Analisis ini bertujuan untuk melihat persentase responden dalam memilih kategori
4.2.2.1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kemampuan(X1)
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kemampuan (X1)
Item STS TS KS S SS Total Rata-
Sumber : pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS for Windows (2016)
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, “Saya dapat melakukan uji lapangan terhadap meter air yang
diragukan keakuratannya (PLT), Saya dapat menghitung volume kehilangan air yang bermasalah
(PKA), Saya dapat menyusun realisasi anggaran dan biaya (Perencanaan)”, rata – rata jawaban
responden adalah 51,0% memilih setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai merasa dapat
melakukan uji lapangan terhadap meter air, dapat menghitung volume kehilangan air yang
bermasalah, dan dapat menyusun realisasi anggaran dan biaya.
2. Untuk pernyataan kedua, “Saya dapat melakukan pengujian terhadap meter baru atau hasil
rekondisi sebelum di pergunakan perusahaan (PLT), Saya dapat mengevaluasi volume
kehilangan air yang bermasalah (PKA), Saya dapat merekomendasikan usulan pembayaran,
pengadaan dan lain sebagainya berdasarkan anggaran dan biaya yang telah di tetapkan
perusahaan. (Perencanaan)”, rata – rata jawaban responden adalah 49,0% memilih setuju Hal ini
menunjukkan bahwa pegawai merasa dapat melakukan pengujian terhadap meter baru maupun
3. Untuk pernyataan ketiga, “saya mempunyai kemampuan memahami tugas pada bidang pekerjaan
saya secara detail”, rata-rata jawaban responden memilih kurang setuju (49,0%). Hal ini
menunjukkan bahwa pegawai merasa kurang faham terhadap tugas mereka secara
detail/menyeluruh
4. Untuk pernyataan keempat, “Saya cepat dalam menerima instruksi kerja yang diberikan kepada
saya”. rata-rata jawaban responden memilih kurang setuju (49,0%). Hal ini menunjukkan bahwa
pegawai merasa kurang faham dalam menerima instruksi yang diberikan”.
5. Untuk pernyataan kelima, “Saya memiliki kemampuan dalam menganalisa suatu permasalahan
yang berkaitan dengan bidang saya”. rata-rata jawaban responden memilih kurang setuju
(53,1%). Hal ini menunjukkan bahwa pegawai merasa kurang cermat dalam menganalisa suatu
permasalahan dalam bidang pekerjaan mereka
6. Untuk pernyataan keenam, “saya dapat memecahkan masalah dengan mandiri yang berkaitan
dengan bidang saya”. rata-rata jawaban responden memilih kurang setuju (46,9%). Hal ini
menunjukkan bahwa pegawai masih merasa belum dapat memecahkan masalah yang berkaitan
dengan kerjaan mereka secara mandiri
7. Untuk pernyataan ketujuh, “Dalam bekerja saya merupakan pegawai yang gesit”, rata-rata
jawaban responden setuju (44,9%), hal ini menunjukkan pegawai merasa gesit dalam bekerja
8. Untuk pernyataan kedelapan, “dalam bekerja saya mampu melaksanakan gerakandengan cepat”.
Rata – rata jawaban responden setuju dengan persentase 51,0%. Hal ini menunjukkan pegawai
merasa dapat bekerja dengan gerakan cepat.
9. Untuk pernyataan kesembilan, “Dalam bekerja factor stamina sangat mempengaruhi hasil kerja
saya”. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai mampu mengendalikan staminanya
10.Untuk pernyataan kesepuluh, “kemampuan tubuh yang saya miliki cocok terhadap aktifitas
pekerjaan yang saya jalani”. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai merasa sangat
mampu bekerja karena memiliki kemampuan tubuh yang yang cocok dalam mengerjakan setiap
aktivitas pekerjaan, dengan sebanyak (51,0%) memilih setuju.
4.2.2.2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Disiplin Kerja (X2)
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Disiplin Kerja (X2)
Item STS TS KS S SS Total Rata-
Sumber : pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS for Windows (2016)
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:
11.Pada pernyataan pertama, “Saya datang ke kantor tepat pada waktunya”. rata-rata jawaban
responden memilih kurang setuju (53,1%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai
12.Pada pernyataan kedua, “Saya pulang kerja sesuai dengan jadwal yang ditentukan”. rata-rata
jawaban responden memilih kurang setuju (49,0%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagaian besar
pegawai masih merasakan pulang kerja tidak sesuai dengan waktunya.
13.Untuk pernyataan ketiga, “Saya istirahat kantor sesuai dengan jadwal jam istirahat yang
ditentukan perusahaan”. rata-rata jawaban responden memilih setuju (46,9%). Hal ini
menunjukkan bahwa pegawai saat istirahat kantor sesuai dengan jadwal jam istirahat yang telah
ditentukan perusahaan.
14.Untuk pernyataan keempat, “Saya menerima konsekuensi atas ketidakhadiran dalam bekerja”.
rata-rata jawaban responden memilih kurang setuju (46,9%). Hal ini menunjukkan bahwa
pegawai kurang setuju dengan konsekuensi yang diberikan apabila pegawai absen dalam bekerja.
15.Untuk pernyataan kelima, “Saya menguasai prosedur yang ada di perusahaan”. rata-rata jawaban
responden memilih kurang setuju (49,0%). Hal ini menunjukkan
bahwa pegawai dalam bekerja kurang dapat menyelesaikan setiap pekerjaannya dengan baik dan
tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur.
16.Untuk pernyataan keenam, “Saya mengerjakan setiap pekerjaan dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan perusahaan”. 49,0% memilih kurang setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar
pegawai dalam setiap pekerjaan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan peruusahaan.
17.Untuk pernyataan ketujuh, “Saya selalu menggunakan kartu identitas ke kantor”. 46,9% memilih
setuju, Ini menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam pemakaian kartu identitas
18.Untuk pernyataan kedelapan, “Saya selalu berpakaian seragam ke kantor”. Ini menunjukkan
bahwa tidak ada permasalahan dalam pemakaian seragam, dengan persentase 46,9% menyatakan
19.Untuk pernyataan kesembilan, “Saya bekerja menggunakan peralatan kantor dengan baik”.
51,0% menyatakan setuju, Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai merasa
menggunakan peralatan kantor dengan baik, sekalipun masih ada pegawai yang terkadang tidak
menggunakan peralatan kantor dengan baik yang berkisar (24,5%)
20.Untuk pernyataan kesepuluh, “Semua pegawai di tempat kerja menggunakan sarana dan
prasarana sesuai dengan fungsinya”. 49,0% menyatakan setuju, Ini menunjukkan bahwa
sebagian besar pegawai merasa dapat menjaga peralatan kantor dengan baik
4.2.2.3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Pegawai (Y) Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Item STS TS KS S SS Total Rata-
Sumber : pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS for Windows (2016)
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:
21.Pada pernyataan pertama, “Tingkat volume kerja yang saya hasilkan tercapai sesuai standard”.
49,0% menyatakan kurang setuju, Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai merasa
22.Untuk pernyataan kedua, “Volume kerja yang saya hasilkan selalu melebihi standard yang telah
ditetapkan”. 46,9% menyatakan kurang setuju, Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai
belum mampu menghasilkan pekerjaan melebihi batas yang ditentukan.
23.Untuk pernyataan ketiga, “Dalam melakukan pekerjaan yang dibebankan pada saya selalu
mencapai target”. 51,0% menyatakan kurang setuju, Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
pegawai yang bekerja tidak mencapai target.
24.Untuk pernyataan keempat, “Saya selalu dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam kurun
waktu tertentu”. rata-rata jawaban responden memilih kurang setuju (44,9%). Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai kurang dapat menyelesaikan pekerjaan dalam
kurun waktu tertentu.
25.Untuk pernyataan kelima, “Saya selalu bekerja dengan penuh ketelitian untuk menghindari
kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan”. Ini menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan
dalam bekerja, karena pegawai merasa dalam bekerja penuh kehati-hatian sebanyak 53,1%.
26.Untuk pernyataan keenam, “Saya dapat meminimalisirkan suatu kesalahan dalam pekerjaan”. Ini
menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam menyelesaikan pekerjaan, karena pegawai
merasa dapat menimalisirkan kesalahan dalam bekerja sebanyak 55,1%
27.Untuk pernyataan ketujuh, “Saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu”. rata-rata
jawaban responden memilih kurang setuju (46,9%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
pegawai kurang dapat menyelesaikan pekerjaan dalam tepat waktu.
28.Untuk pernyataan kedelapan, “memanfaatkan waktu yang tepat membantu saya dalam
menyelesaikan pekerjaan”. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai merasa
29.Untuk pernyataan kesembilan, “menunda-nunda pekerjaan membuat saya terbebani ke pekerjaan
selanjutnya”. 85,7% menyatakan setuju, Ini menunjukkan bahwa hampir seluruh pegawai merasa
setuju dengan adanya menunda-nunda pekerjaan membuat pekerjaan akan terbebani ke pekerjaan
selanjutnya.
30.Untuk pernyataan kesepuluh, “saya tidak suka menunda-nunda pekerjaan”. Ini menunjukkan
bahwa sebagian pegawai merasa setuju dengan tidak menunda-nunda pekerjaan (53,1%)
31.Untuk pernyataan kesebelas, “Saya dapat bekerja sama dengan team saat saya dibutuhkan”. Ini
menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam bekerja sama dengan karyawan lain. Karena
65,3% menyatakan setuju
32.Untuk pernyataan keduabelas, “dalam bekerja arahan dari pimpinan sangat berguna dalam
penyelesaian pekerjaan”. 49,0% menyatakan setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar
pegawai merasa arahan dari atasan sangat berguna dalam penyelesaian pekerjaan, tetapi sebagian
kecil menyatakan merasa arahan dari atas tidaklah diperlukan (26,5%) menyatakan kurang
setuju.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk
memenuhi persyaratan untuk memperoleh penaksiran yang terbaik. Adapun uji yang dilakukan
4.2.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal atau
tidak, yang dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu:
1. Pendekatan Histogram
Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal pada grafik histogram yang
berbentuk lonceng apabila distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau menceng kekanan.
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows (2016) Gambar 4.3
Pengujian Histogram Normalitas
Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal hal ini ditunjukkan
oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.
Cara lainnya melihat uji normalitas dengan pendekatan grafik. PP plot akan membentuk
plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu x) melawan nilai - nilai yang didapat dari sampel (sumbu
y). Apabila plot keduanya berbentuk linier (dapat didekati oleh garis lurus), maka hal ini
merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal.
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows (2016) Gambar 4.4
Pendekatan Grafik Normalitas
Pada Gambar 4.4 scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis
diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal.
3. Pendekatan Kolmogrov-Smirov
Dasar pengambilan keputusan untuk Kolmogorov Smirnov yaitu apabila nilai value
gangguan distribusi normal serta nilai Kolmogorov Smirnov lebih kecil dari 1,97 maka data
Most Extreme Differences Positive .095
Negative -.054
Kolmogorov-Smirnov Z .664
Asymp. Sig. (2-tailed) .771
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber:Hasil pengolahan SPSS for Windows (2016)
Menurut Situmorang dan Lufti (2014:121) bahwa, apabila pada hasil uji
Smirnov, nilai Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari nilai signifikan 0,05, dan nilai
Kolmogorov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,97 maka data dikatakan normal. Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,771 dan diatas nilai signifikan (0,05). Dapat disimpulkan bahwa
data residual berdistribusi normal. Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dari Tabel 4.7 yaitu 0,664 dan
lebih kecil dari 1,97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik
atau dengan kata lain data dikatakan normal.
4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Situmorang 2014:122). Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:
1. Pendekatan Grafik
Heterokedastisitas dapat dilihat melalui gambar scatter plot. Gambar scatter plot dapat
mengindikasi ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas. Apabila grafik tidak membentuk pola
yang jelas maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows (2016) Gambar 4.5
Pendekatan Grafik Heteroskedastisitas
Berdasarkan Gambar 4.5 dapat terlihat dari grafik Scatterplot yang disajikan, terlihat
titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar
baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
2. Uji Glejser
Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikansi > 0,05 ,maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
b. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka mengalami gangguan heterokedastisitas.
Tabel 4.8 Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows (2016)
Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa kolom Sig. pada tabel koefisien regresi untuk variabel
independen adalah (0,993), dan (0,850), atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi
gangguan heterokedastisitas. Hal ini menunjukkan semua variabel independent yang terdiri dari
Kemampuan, dan Disiplin Kerja signifikan secara statisik mempengaruhi variabel dependent.
4.2.3.3 Uji Multikolinieritas
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai
tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur
variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum
yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi