• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Pelajar SMA Negeri 1 Medan tentang Dismenore

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Pelajar SMA Negeri 1 Medan tentang Dismenore"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR SMA NEGERI 1

MEDAN TENTANG DISMENORE

Oleh :

LABORA MEINAR M.A.S

080100230

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR SMA NEGERI 1 MEDAN

TENTANG DISMENORE

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat

memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

LABORA MEINAR M.A.S

080100230

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Pengetahuan dan Sikap Pelajar SMA Negeri 1 Medan tentang Dismenore

Nama : Labora Meinar M.A.S NIM : 080100230

Pembimbing Penguji I

(dr. Rita Evalina, SpA(K)) (dr. Dadik Wahyu Wijaya, SpAn) NIP : 140360090 NIP : 19680914 200801 1 013

Penguji II

(dr. Muhammad Ali, SpA(K)) NIP : 19690524 199903 1 001

Medan, 12 Januari 2012 Universitas Sumatera Utara

Fakultas Kedokteran Dekan

(4)

ABSTRAK

Latar belakang. Dismenore dapat dialami lebih dari setengah wanita yang

sedang menstruasi, dan prevalensi nya sangat bervariasi. Berdasarkan data dari berbagai negara, angka kejadian dismenore di dunia cukup tinggi. Diperkirakan 50% dari seluruh wanita di dunia menderita dismenore dalam sebuah siklus menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap pelajar SMA Negeri 1 Medan tentang dismenore.

Metode. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

sekat-lintang dan pengambilan sampel dengan teknik acak sederhana.

Hasil. Dari 300 orang sampel, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan responden terhadap dismenore berada pada kategori baik, yaitu 79%, sedangkan pada kategori cukup 20,3% dan pada kategori kurang ditemukan sebanyak 0,7%. Hasil uji sikap responden terhadap dismenore berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 45,7%, kategori baik 43,3% dan kategori kurang sebanyak11%.

Kesimpulan. Pengetahuan responden dalam menghadapi dismenore berada dalam

ketegori baik, dan sikap responden berada pada kategori cukup.

(5)

ABSTRACT

Background. Dysmenorrhoea could be happened to more than a half of women

during menstruation, and has variated prevalence. Based on datas from another

country, this incident has a high value in the world. About 50% of women in the

world feel dysmenorhoea in a menstruation cycle. The purpose of this research is

to know knowledge and attitudes of SMA Negeri 1 Medan students about

dysmenorrhoea.

Methods. The design of this study is descriptive, cross-sectional, and sampling by simple random techniques.

Results. The level of knowledge from 300 sample were good, sufficient and bad

(79%, 20,3%, 0,7% ) respectively. The level of attitudes from 300 sample were

sufficient, good, and bad (45,7%, 43,3%, 11% ) respectively.

Conclusion. Knowledge respondent of dysmenorrhoea were good category and

the respondent’s attitude are sufficient.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Pelajar SMA Negeri 1 Medan tentang Dismenore ”.

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan kelulusan sarjana kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Kekurangan dan ketidaksempurnaan tulisan ini tidak lepas dari berbagai macam rintangan dan rintangan yang selalu datang baik secara pribadi pada penulis maupun dalam masalah teknis pengerjaan. Penulis rasakan semua itu sebagai ujian dan pengalaman yang sangat berharga dalam kehidupan penulis yang kelak dapat memberi manfaat di kemudian hari.

Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Pof.dr. Gontar Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Rita Evalina, SpA(K), sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan memberikan banyak masukan dalam rangka menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. dr. Dadik Wahyu Wijaya, SpAn dan dr. Muhammad Ali, SpA(K) sebagai dosen penguji, pada seminar karya tulis ilmiah ini.

(7)

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna. Penulis sangat berharap saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat

menyempurnakan lagi proposal penelitian ini. Terima kasih.

Medan, 22 Desember 2011

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... .... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 2

1.3. Tujuan Penelitian... 2

1.4. Manfaat Penelitian... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1. Dismenore... ... 4

2.1.1. Definisi Dismenore... 4

(9)

2.1.3. Klasifikasi Dismenore... 5

2.1.4. Etiologi Dismenore... 6

2.1.5. Patofisiologi Dismenore... 7

2.1.6. Diagnosis Dismenore... 8

2.1.6.1. Diagnosis Dismenore Primer... 8

2.1.6.2. Diagnosis Dismenore Sekunder... 8

2.1.7. Tatalaksana Dismenore... 8

2.1.7.1. Farmakologi... 8

2.1.7.2. Nonfarmakologi... 9

2.2. Pengetahuan ... 10

2.3. Sikap... 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 12

3.1. Kerangka Konsep... ... 12

3.2. Definisi Operasional... 12

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian... 14

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian... 14

4.3. Populasi dan Sampel... ... 14

(10)

4.3.2. Sampel Penelitian... 15

4.3.3. Besar Sampel Penelitian... 15

4.4. Teknik Pengumpulan Data... 16

4.5. Pengolahan dan Analisis Data... 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil penelitian... 19

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 19

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden... 19

5.1.3 Hasil Analisa Data... 20

5.1.3.1 Pengetahuan Pelajar SMA tentang Dismenore... 20

5.1.3.2 Sikap Pelajar SMA tentang Dismenore... 22

5.2. Pembahasan... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... 26

6.2 Saran... 26

DAFTAR PUSTAKA... 28

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas kuesioner 17

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 20

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada

Variabel Pengetahuan 21

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan 22

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Sikap 23

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Penjelasan Kepada Subjek Penelitian

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Subjek Penelitian

Lampiran 4 Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Pelajar SMA Negeri 1 Medan Tentang Dismenore

Lampiran 5 Ethical Clereance

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian Fakultas Kedokteran USU

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Dinas Pendidikan

Lampiran 7 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian

(13)

ABSTRAK

Latar belakang. Dismenore dapat dialami lebih dari setengah wanita yang

sedang menstruasi, dan prevalensi nya sangat bervariasi. Berdasarkan data dari berbagai negara, angka kejadian dismenore di dunia cukup tinggi. Diperkirakan 50% dari seluruh wanita di dunia menderita dismenore dalam sebuah siklus menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap pelajar SMA Negeri 1 Medan tentang dismenore.

Metode. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

sekat-lintang dan pengambilan sampel dengan teknik acak sederhana.

Hasil. Dari 300 orang sampel, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan responden terhadap dismenore berada pada kategori baik, yaitu 79%, sedangkan pada kategori cukup 20,3% dan pada kategori kurang ditemukan sebanyak 0,7%. Hasil uji sikap responden terhadap dismenore berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 45,7%, kategori baik 43,3% dan kategori kurang sebanyak11%.

Kesimpulan. Pengetahuan responden dalam menghadapi dismenore berada dalam

ketegori baik, dan sikap responden berada pada kategori cukup.

(14)

ABSTRACT

Background. Dysmenorrhoea could be happened to more than a half of women

during menstruation, and has variated prevalence. Based on datas from another

country, this incident has a high value in the world. About 50% of women in the

world feel dysmenorhoea in a menstruation cycle. The purpose of this research is

to know knowledge and attitudes of SMA Negeri 1 Medan students about

dysmenorrhoea.

Methods. The design of this study is descriptive, cross-sectional, and sampling by simple random techniques.

Results. The level of knowledge from 300 sample were good, sufficient and bad

(79%, 20,3%, 0,7% ) respectively. The level of attitudes from 300 sample were

sufficient, good, and bad (45,7%, 43,3%, 11% ) respectively.

Conclusion. Knowledge respondent of dysmenorrhoea were good category and

the respondent’s attitude are sufficient.

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dismenore adalah nyeri yang terjadi sebelum dan selama masa menstruasi yang ditandai dengan rasa kram atau tidak enak di perut bawah (Simanjuntak, 2008). Maka istilah dismenore hanya dipakai jika nyeri haid demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari (Poureslami, 2002). Dismenore ini umumnya terjadi sekitar 2 atau 3 tahun setelah menstruasi pertama dan mencapai klimaksnya saat wanita berusia 15-25 tahun (Simanjuntak, 2008).

Dismenore dikaitkan dengan produksi hormon progesteron yang meningkat (Yatim, 2001). Dismenore dibagi atas dismenore primer dan sekunder. Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah menars biasanya setelah 12 bulan atau lebih. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan haid. Penyebab dari dismenore primer ini tidak jelas. Sedangkan dismenore sekunder disebabkan oleh kelainan ginekologik (Simanjuntak,2008). Diantaranya keluhan dismenore berkurang atau malah hilang setelah kehamilan atau melahirkan anak pertama (Yatim, 2001).

(16)

individu masing-masing. Bahkan di perkirakan para perempuan di Amerika kehilangan 1,7 juta hari kerja setiap bulan akibat dismenore. Di Indonesia angka kejadian dismenore primer sebesar 54,89% sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder. Dismenore menyebabkan 14% dari pasien remaja sering tidak hadir di sekolah dan tidak menjalani kegiatan sehari-hari (Calis, 2011).

Dismenore mempunyai beberapa faktor resiko yang memperberat terjadinya dismenore diantaranya wanita yang mengalami kegelisahan, ketegangan, depresi dan kecemasan (Unsal, 2001). Selanjutnya wanita yang mengalami menars yang lebih awal dan terdapatnya infeksi pada pelvis juga dapat merupakan faktor resiko dari dismenore tersebut (Unsal,2010).

Dari hasil data-data yang ada dapat kita ketahui bahwa kejadian dismenore cukup tinggi terutama dalam kalangan remaja, pengetahuan tentang dismenore pada remaja dianggap penting sehingga mereka mengetahui dan dapat menghadapi dismenore sehingga dapat mencari jalan keluar yang terbaik dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.

1.2Rumusan masalah

Berdasarkan uraian ringkas dalam latar belakang di atas,dapat dirumuskan : Bagaimanakah pengetahuan dan sikap pelajar tentang dismenore?

1.3Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan pelajar SMA Negeri 1 Medan tentang dismenore.

1.4Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

(17)

b. Bagi sekolah, menambah pemahaman guru terhadap murid yang mengalami dismenore.

c. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang diperoleh semasa perkuliahan.

(18)

BAB 2

aliran. Sehingga dismenore didefinisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit atau nyeri haid (Calis, 2011). Dismenore adalah rasa nyeri selama menstruasi yang ditandai dengan rasa kram di perut bawah (Simanjuntak, 2008). Dismenore adalah sakit saat menstruasi sampai dapat mengganggu aktivitas sehari-hari (Manuaba, 2001). Dismenorea didefinisikan sebagai nyeri haid yang sedemikian hebatnya sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari (Okparasta, 2003).

2.1.2 Epidemiologi Dismenore

Dismenorea dapat dialami lebih dari setengah wanita yang sedang menstruasi, dan prevalensinya sangat bervariasi. Berdasarkan data dari berbagai negara, angka kejadian dismenorea di dunia cukup tinggi. Diperkirakan 50% dari seluruh wanita di dunia menderita dismenorea dalam sebuah siklus menstruasi (Calis, 2011). Pasien melaporkan nyeri saat haid, dimana sebanyak 12% nyeri haid sudah parah, 37% nyeri haid sedang, dan 49% nyeri haid masih ringan (Calis, 2011).

(19)

Di Indonesia angka kejadian dismenorea primer sebesar 54,89% sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder. Dismenorea menyebabkan 14% dari pasien remaja sering tidak hadir di sekolah dan tidak menjalani kegiatan sehari-hari (Calis, 2011).

2.1.3 Klasifikasi Dismenore

Dismenore diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : 1. Dismenore primer

Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-alat genital yang nyata (Simanjuntak, 2008). Dismenore primer ini tidak berhubungan dengan penyebab fisik yang nyata (Morgan, 2009). Dismenore primer biasanya terjadi 6 bulan sampai 12 bulan setelah menars (Holder, 2011). Oleh karena itu, siklus haid pada bulan pertama setelah menars umumnya berjenis anovulatoar (tidak disertai dengan pengeluaran ovum) yang tidak disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam (Simanjuntak, 2008). Biasanya 8-72 jam (Holder, 2011). Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha Simanjuntak, 2008). Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas, dan sebagainya (Polat, 2009).

2. Dismenore sekunder

(20)

Dismenore diklasifikasikan juda secara klinis,yaitu : 1) Ringan

Berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja sehari-hari 2) Sedang

Diperlukan obat penghilang rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan kerjanya 3) Berat

Perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala, diare, dan rasa tertekan (Manuaba, 2001).

2.1.4 Etiologi dismenore

Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab dismenore primer, tetapi patofisiologinya belum jelas dimengerti. Rupanya beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab dismenore primer, antara lain:

a. Faktor kejiwaan : pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore (Abedian, 2011).

b. Faktor konstitusi : faktor ini, yang erat hubungannya dengan faktor tersebut di atas, dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor-faktor seperti anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenore.

(21)

d. Faktor endokrin, pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot usus. Novak dan Reynolds yang melakukan penelitian pada uterus kelinci berkesimpulan bahwa hormon estrogen merangsang kontraktilitas uterus, sedangkan hormon progesteron menghambat atau mencegahnya. Tetapi, teori ini tidak dapat menerangkan fakta mengapa tidak timbul rasa nyeri pada perdarahan disfungsional anovulatoar, yang biasanya bersamaan dengan kadar estrogen yang berlebihan tanpa adanya progesteron.

e. Faktor alergi, teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migraine atau asma bronkhiale. Smith menduga bahwa sebab alergi ialah toksin haid (Simanjuntak, 2008).

Penyebab dari dismenore sekunder biasanya disebabkan oleh kelainan-kelainan organik, misalnya :

a. Rahim kurang sempurna karena ukurannya terlalu kecil b. Posisi rahim yang tidak normal

c. Adanya tumor dalam rongga rahim , misalnya myoma uteri

d. Adanya tumor dalam rongga panggul, terutama tumor fibroid, yang letaknya dekat permukaan selaput lendir rahim, adanya selaput lendir rahim di tempat lain (Endometriosis), bisa ditemukan di dalam selaput usus, di jaringan payudara atau di tempat lain. Pada waktu haid, jaringan selaput lendir yang di luar rahim juga seperti ikut terlepas dan berdarah seperti jaringan aslinya di dalam rahim.

e. Penyakit-penyakit tubuh lain seperti tuberkulosa, kurang darah (anemia), buang air besar kurang lancar (constipation), postur tubuh yang terlalu kurus (Yatim, 2001).

2.1.5 Patofisiologi

(22)

suatu perangsang kuat kontraksi otot polos miometrium dan konstriksi pembuluh darah uterus. Hal ini memperparah hipoksia uterus yang secara normal terjadi pada haid, sehingga timbul rasa nyeri hebat (Corwin, 2009).

2.1.6 Diagnosis dismenore

2.1.6.1Diagnosis Dismenore primer

Pada gadis perawan yang mengalami nyeri kram ringan cukup dilakukan pemeriksaan menyeluruh serta pemeriksaan genitalia untuk menyingkirkan kelainan duktus Mülleri obstruktif. Pada pasien yang lebih tua,terutama yang mengalami dismenore berat, sebaliknya dilakukan pemeriksaan pelvis menyeluruh (Schwartz, 2005).

2.1.6.2Diagnosis Dismenore sekunder

1. Ultrasonografi : untuk mencari tahu apakah terdapat kelainan dalam anatomi rahim, misalnya posisi, ukuran, dan luas ruangan dalam rahim

2. Histerosalphingografi : untuk mencari tahu apakah terdapat kelainan dalam rongga rahim, seperti polypendometrium, myoma submukcosa, atau adenomyosis

3. Histerokopi : untuk membuat gambar dalam rongga rahim, seperti polyp atau tumor lain.

(23)

2.1.7 Tatalaksana dismenore

2.1.7.1 Farmakologi

a) Pemberian obat analgesik

Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat diberikan sebagai terapi simtomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten yang beredar di pasaran adalah novalgin, ponstan, acetaminopen, dan sebagainya (Simanjuntak, 2008).

b) Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID)

NSAID menghambat sintesis prostaglandin dan memperbaiki gejala pada 80% kasus (Kabirian, 2011). Nasihatkan wanita untuk mengonsumsinya pada saat atau sesaat

sebelum awitan nyeri 3 kali/hari pada hari pertama hingga ketiga (Sinclair, 2009).

C)Terapi hormonal

Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar-benar dismenore primer, atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi (Simanjuntak, 2008). Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya ovulasi dan menurunkan produksi prostaglandin karena atrofi endometrium desidual (Martinus, 2010).

2.1.7.2Nonfarmakologi

a) Penerangan dan nasihat

(24)

istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi (Simanjuntak, 2008). Olahraga dapat mengurangi rasa nyeri oleh karena terkontrolnya emosional seperi suasana hati dan tekanan (Lafebvre, 2005)

2.2 Pengetahuan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengetahuan itu berasal dari kata tahu yang berarti: mengerti sesudah (melihat, mengalami). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Bloom, pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, antara lain :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan (menyimpulkan) secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara banar.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya), misalnya ; rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

(25)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

2.3 Sikap

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, sikap adalah suatu perbuatan yang berdasarkan pada pendirian. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni

1. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespons (responding) , dimana memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing) mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

(26)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

3.2Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah pengetahuan itu berasal dari kata tahu yang berarti: mengerti sesudah (melihat, mengalami). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan kaum siswa-siswi tersebut digunakan kuesioner sebagai instrumen. Dalam kuesioner tersebut diajukan 10 pertanyaan pengetahuan dengan bentuk pertanyaan pilihan berganda,

Dismenore

(27)

dimana total nilai 20, apabila responden menjawab pertanyaan dengan benar diberi nilai 2, apabila salah diberi nilai 1 dan tidak tahu diberi nilai 0.

Kategori penilaian, yaitu :

a. Baik : apabila responden dapat menjawab dengan benar ш 75% dari jumlah keseluruhan pertanyaan yang diberikan atau 15-20.

b. Cukup : apabila responden dapat menjawab dengan benar 40% sampai 75% dari jumlah keseluruhan pertanyaan yang diberikan atau 8-14.

c. Kurang : apabila responden dapat menjawab dengan benar ч 40% dari jumlah keseluruhan pertanyaan yang diberikan atau 0-7.

2. Sikap adalah suatu perbuatan yang berdasarkan pada pendirian.

Dalam kuesioner tersebut diajukan 10 pertanyaan sikap dengan bentuk pertanyaan pilihan berganda, dimana total nilai 20, apabila responden menjawab pertanyaan dengan setuju diberi nilai 2, apabila tidak setuju diberi nilai 1 dan tidak tahu diberi nilai 0.

Kategori penilaian, yaitu :

a. Baik : apabila responden dapat menjawab dengan benar ш 75% dari jumlah keseluruhan pertanyaan yang diberikan atau 15-20.

b. Cukup : apabila responden dapat menjawab dengan benar 40% sampai 75% dari jumlah keseluruhan pertanyaan yang diberikan atau 8-14.

c. Kurang : apabila responden dapat menjawab dengan benar ч 40% dari jumlah keseluruhan pertanyaan yang diberikan atau 0-7.

3. Dismenore adalah nyeri selama menstruasi yang ditandai dengan rasa kram di perut bawah.

(28)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif dengan desain cross-sectional (sekat lintang) bertujuan untuk menilai pengetahuan dan sikap pelajar SMA Negeri 1 Medan tentang dismenore.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Medan. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 8 s.d 9 November 2011.

4.3 Populasi dan sampel

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah pelajar putri kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 yang bersekolah di SMA Negeri 1 Medan. Menurut data yang diperoleh dari kantor tata usaha SMA Negeri 1 Medan, jumlah seluruh pelajar kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 di SMA tersebut adalah 1386 orang. Jumlah dari pelajar putrinya adalah 778 orang.

Kriteria inklusi pada penelitian ini :

1. Semua Pelajar Putri SMA Negeri 1 Medan yang terdaftar di sekolah tersebut

2. Semua pelajar yang sudah menstruasi 3. Bersedia sebagai responden penelitian

(29)

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode Simple Random Sampling (Acak sederhana).

4.3.3 Besar Sampel Penelitian

Perkiraan besar sampel minimal pada penelitian ini diambil berdasarkan rumus dibawah ini (Notoatmodjo, 2005). Melalui rumus tersebut, maka diperoleh 300 minimum sampel.

Keterangan rumus :

d : Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan, biasanya 0,05 atau 0,001

Z : Standar deviasi normal, biasanya ditentukan pada 1,95 atau 2,0 yang sesuai dengan derajat kemaknaan 95%

p : proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi. Apabila tidak diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut, maka p = 0,5

q : 1,0 – p

(30)

√ √

Dengan pembulatan didapatkan 300 sampel.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengambilan data adalah metode wawancara dengan menggunakan teknik angket, suatu cara pengumpulan data penelitian yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dan relevan terhadap masalah penelitian (Notoadmodjo, 2005). Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diberikan kepada subjek penelitian. Kuesioner akan dibagikan langsung oleh peneliti dan setelah selesai di isi maka akan dikumpul oleh peneliti tersebut.

(31)

sama dengan sampel dalam penelitian ini. Jumlah sampel dalam uji validitas dan reliabilitas ini sebanyak 20 orang.

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas kuesioner

Variabel Nomor

4.5 Pengolahan dan Analisa data

(32)

a. Editing

Adalah langkah untuk meneliti apakah isian kuesioner sudah lengkap atau belum sehingga apabila ada kekurangan dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Adalah suatu usaha memberikan kode/menandai jawaban-jawaban responden atas pertanyaan yang ada pada kuesioner yang nantinya akan memudahkan proses dengan komputer.

c. Entrydata

Memasukkan data melalui pengolahan komputer dengan menggunakan program software SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.0 d. Cleaning

Adalah pembersihan data. Kegiatan meneliti kembali data yang sudah ada, apakah ada kesalahan atau tidak.

(33)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen angket yang telah diisi oleh responden di tempat tanpa dibawa pulang ke rumah dan berlangsung selama 3 hari. Hasil angket yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Medan yang berlokasi di tengah kota yaitu di jalan T. Cik Ditiro No.1 Medan, Sumatera Utara. Sekolah ini berlokasi dekat dengan pertokoan dan pusat perbelanjaan. SMA ini memiliki 34 ruang kelas, ruang kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, ruang laboratorium, aula,ruang UKS, perpustakaan, kantin, kamar mandi, mushola, dan lapangan olahraga seperti basket, futsal, voli, dan badminton. SMA ini mempunyai 11 kelas untuk kelas X, 10 kelas untuk kelas XI, 2 kelas untuk kelas internasional, dan 11 kelas untuk XII.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswi kelas X, XI dan XII SMAN 1 Medan yang total respondennya adalah 300 orang.

(34)

sedangkan usia responden terendah pada kelompok usia 13 tahun, yaitu sebanyak 1 orang (0,3%).

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

5.1.3 Hasil Analisa Data

5.1.3.1 Pengetahuan Pelajar SMA tentang dismenore

Pada penelitian ini, dalam lembar angket penelitian terdapat 10 pertanyaan mengenai pengetahuan tentang dismenore. Pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam angket tersebut telah di uji validitas dan realibilitasnya. Sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat mewakili pengetahuan responden terhadap dismenore. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban angket responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.2.

Usia Frekuensi (F) Persen (%)

13 Tahun 1 0,3

14 Tahun 38 12,7

15 Tahun 83 27,7

16 Tahun 82 27,3

17 Tahun 93 31

18 Tahun 3 1

(35)

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel 3. Penyebab terjadinya nyeri

haid 205 68,3 16 5,3 79 26,3

4. Gejala nyeri haid 140 46,7 16 5,3 144 48 5. emosional yang tidak stabil

dapat memicu nyeri haid 178 59,3 26 8,7 96 32 6. Hal-hal yang menyebabkan

gejala nyeri haid 192 64 57 19 51 17

7. Akibat dari timbulnya nyeri

haid 241 80,3 37 12,3 22 7,3

8. Hal yang dilakukan untuk

mengatasi nyeri haid 136 45,3 28 9,3 136 45,3

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil bahwa pertanyaan- pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pertanyaan nomor 2 dan 7 yaitu sebesar 88,3% dan 80,3%. Kemudian pertanyaan dengan jawaban salah paling banyak dijawab pada pertanyaan nomor 10 dan 6 yaitu sebesar 22,7% dan 19%. Dan dengan jawaban tidak tahu paling banyak dijawab pada nomor 9, 4, dan 8 yaitu sebesar 49%, 48%, dan 45,3%.

(36)

Berdasarkan hasil uji tersebut maka dari hasi penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Medan diperoleh tingkatan pengetahuan siswi SMA tersebut pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Kategori Frekuensi Persen

Baik 237 79

Cukup 61 20,3

Kurang 2 0,7

Total 300 100

Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa siswi yang tingkat pengetahuannya dalam kategori baik sebanyak 79%, tingkat pengetahuan kategori cukup sebanyak 20,3 % dan tingkat pengetahuan kategori kurang ada sebanyak 0,7 %.

5.1.3.2 Sikap Pelajar SMA tentang dismenore

(37)

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Sikap

wanita selalu meninggalkan kegiatannya sehari-hari. 5. Setiap wanita perlu mengetahui

tentang penyebab dari nyeri haid 286 95,3 3 1 10 3,3 6. Untuk mengurangi nyeri haid dapat

dilakukan kompres hangat pada

bagian perut bawah dan olahraga 171 57 32 10,7 97 32,3 7. Wanita yang mengalami nyeri haid

memerlukan istirahat yang cukup 273 91 11 3,7 16 5,3 8. Saat terjadi nyeri haid wanita lebih

memilih untuk bermalas-malasan 162 54 122 40,7 16 5,3 9. Nyeri haid dapat mengganggu

aktivitas sehari-hari 256 85,3 36 12 7 2,3 10. Saat terjadi nyeri haid seharusnya

setiap wanita mengetahui apa yang

harus dilakukan 278 92,7 8 2,7 14 4,7

(38)

Tingkatan sikap dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, cukup dan kurang. Seorang responden akan dikatakan bersikap baik bila menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak 15-20 pertanyaan sedangkan responden yang dikatakan bersikap cukup jika menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak 8-14 pertanyaan dan dikatakan bersikap kurang jika menjawab 0-7 pertanyaan dengan benar.

Berdasarkan hasil uji tersebut maka dari hasi penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Medan diperoleh tingkatan sikap siswi SMA tersebut pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap

Kategori Frekuensi Persen kategori baik sebanyak 43,3%, tingkat sikap kategori cukup sebanyak 45,7% dan tingkat sikap kategori kurang ada sebanyak 11%.

5.2 Pembahasan

Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan, diketahui bahwa dari 300 responden yang di teliti di SMA Negeri 1 Medan, didapatkan 237 responden (79%) dengan pengetahuan baik, 61 responden (20,3%) dengan pengetahuan cukup, dan sebesar 2 responden (0,3%) dengan pengetahuan kurang. Melalui data tersebut, dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai dismenore. Hal ini mungkin ada kaitannya dengan faktor pendidikan terakhir responden yaitu selama di SD dan SMP mereka telah mempelajari tentang dismenore.

(39)

sebesar 33 responden (11%)dengan sikap kurang. Melalui data tersebut, dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki sikap yang cukup dalam menghadapi dismenore.

Puji (2009), menyatakan bahwa pelajar yang sedang mengalami dismenore memilih meminum obat atau jamu untuk meredakan rasa nyeri tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian bahwa ditemukan sebanyak 229 orang (76,3%) setuju penanganan nyeri dismenore dengan mengkonsumsi obat-obatan. Tariq (2009), menyatakan bahwa 57% pelajar yang mengalami dismenore mempunyai efek terhadap pekerjaan mereka dalam penelitiannya di Pakistan. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian bahwa ditemukan sebanyak 202 orang atau (67,3%) pelajar tidak setuju mereka meninggalkan kegiatan sehari-harinya pada saat dismenore.

Menurut Koenraadt (2006) melalui hasil penelitiannya di Thailand yang menyatakan bahwa seseorang dengan pendidikan lebih tinggi berpeluang untuk memanfaatkan lebih banyak sarana informasi untuk meningkatkan pengetahuannya (Koenraadt, 2006). Seseorang dengan latar belakang pendidikan baik, pada umumnya akan lebih mudah untuk menyerap informasi baru.

Dengan mempunyai pengetahuan yang baik tidak berarti dapat memprediksi tindakan yang dilakukan, ketika pengetahuan seseorang baik/positif tindakan yang diambilnya bisa saja negatif, demikian juga sebaliknya.

(40)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengetahuan dan sikap pelajar SMA Negeri 1 Medan tentang dismenore diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Siswi SMA Negeri 1 Medan yang berpengetahuan baik sebanyak 237 orang (79%), dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang (0,7%). 2. Sebanyak 137 orang (45,7%) responden SMA Negeri 1 Medan memiliki

sikap yang cukup mengenai dismenore dan 33 orang (11%) memiliki sikap yang kurang mengenai dismenore.

6.2 Saran

1. Bagi siswi

- Diharapkan dengan adanya penelitian ini, maka para siswi dapat mengatasi masalah dismenore tanpa meninggalkan kegiatannya

- Untuk mengatasi dismenore para siswi memerlukan istirahat yang cukup dan dapat melakukan kompres hangat pada daerah perut bawah.

- Pencegahan dismenore dapat dilakukan dengan rajin berolahraga, mengkonsumsi makanan sehat dan mengontrol emosional agar stabil.

2. Bagi peneliti

(41)

3. Bagi sekolah

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Abedian, Zahra, Kabirian, Maryam, 2011. The effects of peer education on health behaviors in girls with dysmenorrhea. Available from :

http://www.jofamericanscience.org/journals/amsci/am0701/58_4513am07 01_431_438.pdf. [Accesed 12 Desember 2011]

Benson, Ralph C., Pernoll, Martin L., 2009. Berbagai Kelainan dan Komplikasi Menstruasi. Dalam : Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC, 638-640.

Calis, Karim Anton 2011. Dysmenorrhea. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/253812-overview. [Accesed 14 april 2011]

Corwin, Elizabeth J. 2009. Sistem Reproduksi. Dalam : Buku Saku Patofisiologi. Jakarta :EGC, 784-785.

Holder, Andre 2011. Dysmenorrhea in Emergency Medicine Clinical Presentation. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/795677-clinical. [Accesed 14 april 2011]

Kabirian, Maryam. 2011. Self-management in Primary Dysmenorrhea: Toward Evidence-based Education. Available from:

http://www.lifesciencesite.com/lsj/life0802/03_4540life0802_13_18_kabir ian.pdf. [Accesed 12 Desember 2011]

Koenraadt CM, Tuiten W, Sithiprasna R. 2006. Dengue knowledge and practices and their impact on aedes aegypti populations in kamphaeng phet,

Thailand. Available from :

(43)

Lefebvre, Guylaine. 2005. Primary Dysmenorrhea Consensus Guideline.

Available from:

http://www.sogc.org/guidelines/public/169E-CPG-December2005.pdf. [Accesed 12 desember 2011]

Manuaba, Ida Bagus Gde, 2001. Endokrinologi. Dalam : Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.Jakarta: EGC, 518-519.

Martinus, Ade, 2010. Dismenorea. Available from :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19180/5/Chapter%20I.pdf. [Acecsed 13 april 2011]

Morgan, Geri, Hamilton, Carole, 2009. Penatalaksanaan Masalah dan Prosedur pada Wanita Hamil dan Tidak hamil. Dalam : Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC, 180-186.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Okparasta, Andika, 2003. Dismenore. Available from:

http://fkunsri.wordpress.com/2008/02/06/dismenore-part-1. [Accesed 13 april 2011]

Polat, Aytac. 2009. Prevalence of primary dysmenorrhea in young adult female university students. Available from :

http://www.springerlink.com/content/22567w5671567463/fulltext.pdf [Accesed 12 Desember 2011]

Poureslami, Mohammad, Osati-ashtiani, Farzaneh, 2002. Assessing Knowledge, Attitudes, and Behavior of Adolescent Girls in Suburban Districts of

Tehran About Dysmenorrhea and Menstrual Hygiene. Available from : http://www.bridgew.edu/soas/jiws/June02/DysmTehran.pdf. [Accesed 12 desember 2011]

Puji, Istiqomah. 2009. Efektivitas Senam Dismenore dalam Mengurangi

(44)

Sastroasmoro, Sudigdo, 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta : Sagung Seto.

Schwartz, M. William, 2004. Nyeri Pelvis. Dalam : Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta : EGC, 581-582.

Simanjuntak, Pandapotan, 2008. Gangguan Haid dan Siklusnya. Dalam : Prawirohardjo, Sarono, Wiknjosastro, Hanifa, edisi 2. Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 229-232.

Sinclair, Constance, 2009. Kondisi Ginekologis dan Pertimbangan Kehamilan serta Kontrasepsi. Dalam : Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC, 592-597. Tariq, Nabia, 2009. Impact and Healthcare-seeking Behaviour of Premenstrual

Symptoms and Dysmenorrhea. Available from : http://BJMP1209Tariq/. [Accesed 13 November 2011]

Unsal, Allaettin, Ayranci, Unal, Tozun, Mustafa, Arslan, Gul, Calik, Elif, 2010. Prevalence of Dysmenorrhea and Its Effect on Quality of Life Among A

Group of Female University Students. Available from :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2853792/ . [Accesed 14 April 2011]

(45)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Labora Meinar M. A. S.

Tempat/Tanggal Lahir : Sumbul, 7 April 1990

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jalan Farmasi/ Empat enam no. 46 Sidikalang, Dairi

Riwayat Pendidikan :

1. SD Teladan Sumbul (1996-2000)

2. SMP Santo Paulus Sidikalang (2000-2005)

3. SMA Negeri 1 Sidikalang (2005-2008)

4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2008-Sekarang)

(46)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Dengan hormat,

Saya yang bernama Labora Meinar M.A.S., Mahasiswi Semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Pelajar SMA Negeri 1 Medan tentang Dismenore”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan pelajar putri terhadap dismenore.

Saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari saudari untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya dalam penelitia ini. Jawaban yang saudari berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini dan informasi yang saudari berikan akan dijaga kerahasiaannya.

Partisipasi saudari dalam keikutsertaan saudari dalam penelitian ini bersifat bebas dan tidak ada paksaan. Saudari berhak untuk menolak partisipasinya dalam keikutsertaan penelitian tersebut.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan perhatian saudari, saya ucapkan terima kasih.

Medan, 2011

(47)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :

Umur :

Alamat :

No. Hp :

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul penelitian : Pengetahuan dan Sikap Pelajar SMA Negeri 1 Medan Tentang Dismenore

Nama peneliti : Labora Meinar M.A.S

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan.

Medan, 2011

( )

(48)

LAMPIRAN 4

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN DAN SIKAP

PELAJAR SMA NEGERI 1 TENTANG DISMENORE TAHUN

2011

I. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Alamat :

Anak keberapa :

Sudah mengalami menstruasi : ya tidak

Berat badan :

Tinggi badan :

II.KUESIONER PENGETAHUAN TERHADAP DISMENORE

Petunjuk pengisian :

Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dengan memberikan

tanda silang (X) pada jawaban yang telah disediakan.

1. Nyeri yang terjadi pada saat menjelang atau selama haid disebut :

a. Dismenore

b. Endometriosis

c. Tidak tahu

(49)

3. Wanita yang mengalami nyeri haid terjadi :

a. Peningkatan aktivitas rahim yang tidak terkoordinasi

b. Peningkatan asam lambung yang tidak terkoordinasi

c. Tidak tahu

4. nyeri haid sering disertai oleh : a. Mual, muntah, sakit kepala b. Muntah, penurunan kesadaran c. Tidak tahu

5. Emosional yang tidak stabil dapat memicu terjadinya dismenore a. Ya

b. Tidak c. Tidak tahu

6. Hal-hal apa sajakah yang dapat mengakibatkan gejala nyeri haid : a. Stres dan kecemasan

b. Terlalu banyak jalan kaki c. Tidak tahu

7. Nyeri yang timbul saat haid dapat mengakibatkan : a. Hilangnya kesadaran seseorang

b. Menurunnya kinerja atau terganggunya aktivitas seseorang c. Tidak tahu

8. Selain mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri, biasanya hal yang dapat dilakukan adalah :

a. Kompres panas pada bagian perut bawah

b. Melakukan kusuk tradisional pada bagian perut bawah c. Tidak tahu

9. Dismenore adalah gangguan haid yang tidak berbahaya bagi kesehatan : a. Benar

(50)

10. Rasa nyeri haid biasanya menyebar pada : a. Pinggang dan paha

(51)

III. KUESIONER TENTANG SIKAP TERHADAP DISMENORE

1. Pada nyeri haid perlu dilakukan pemeriksaan ke dokter atau tenaga kesehatan yang lainnya

3. Setiap wanita perlu mengetahui penanganan nyeri haid a. Setuju

b. Tidak setuju c.Tidak tahu

4. Saat mengalami nyeri haid, para wanita tidak perlu untuk mengkonsumsi obat-obatan

a.setuju b.Tidak setuju c. Tidak tahu

5. Setiap wanita perlu mengetahui tentang penyebab dari nyeri haid a. Setuju

b.Tidak setuju c. Tidak tahu

6.Untuk mengurangi nyeri haid dapat dilakukan kompres hangat pada bagian perut bawah dan olahraga

(52)

7. Wanita yang mengalami nyeri haid memerlukan istirahat yang cukup a. Setuju

b.Tidak setuju c. Tidak tahu

8. Saat terjadi nyeri haid wanita lebih memilih untuk bermalas-malasan a. Setuju

b. Tidak setuju c. Tidak tahu

9. Nyeri haid dapat mengganggu aktivitas sehari-hari a. Setuju

b. Tidak setuju c. Tidak tahu

10. Saat terjadi nyeri haid seharusnya setiap wanita mengetahui apa yang harus dilakukan

Gambar

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas kuesioner
Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel
Tabel 5.3.  Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan hasil penelitian pengetahuan remaja di SMA Negeri 7 Medan tentang infeksi menular seksual mayoritas berada dalam kategori kurang yaitu sebanyak 75,8% sebanyak 75

a) Pengetahuan pelajar SMA Swasta dan Negeri di Kota Medan terhadap rokok berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 107 responden (53,5%), sedangkan pada kategori sedang

Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur, umur menarche, lama menstruasi, siklus menstruasi, dan status gizi dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan

Dari hasil penelitian (Tabel 6) menunjukkan bahwa persepsi tentang seks tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap sikap seksual remaja di SMA Negeri 3 Medan dengan

Tujuan studi ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku siswa-siswi SMA Negeri 7 Banjarmasin mengenai masalah rokok.. Penelitian ini bersifat

Hasil uji statistik menunjukkan tingkat pengetahuan berhubungan dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 1 Kendari (p˂ 0,05). Hal ini Sejalan dengan penelitian yang

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seks Pra-Nikah Remaja di SMA Negeri 5 PematangSiantar Tahun 2015..

Hasil analisa hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap remaja tentang seksual siswa SMA Negeri 1 Sedayu Bantul disajikan dalam bentuk tabel 6....