BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Monosodium glutamate (MSG) merupakan salah satu bahan penyedap makanan yang dikenal dengan nama vetcin atau micin. MSG termasuk suatu bahan aditif tetapi juga ditemukan pada makanan tradisional misalnya bakso, mie basah atau goreng, sayur dan sebagainya. Batas aman penggunaan MSG pada manusia adalah 2,5-3,5 g (BB 50-70 kg) (Ardyanto, 2004). Sedangkan rata-rata pemakaian MSG per porsi makanan 4,79 gram (Astuti, 2003). Dalam penggunaan sehari-hari masyarakat hanya menggunakan perkiraan saja dan telah diteliti bahwa satu sendok makan setara dengan ± 15 g MSG (Budiarso, 2003). Total pemakaian MSG pada beberapa negara cukup tinggi, yaitu antara lain di Amerika mencapai 26.000 ton/tahun (Sukawan, 2008). Di Indonesia, setiap tahun produksi MSG mencapai 254.900 ton/tahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata sekitar 24,1% /tahun (Ardyanto, 2004).
Penggunaan MSG sudah menjadi kontroversi sejak tahun 1960an ketika MSG diklaim dapat menyebabkan reaksi merugikan pada beberapa orang yang mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG (Food Standart Australia New Zealand, 2003). Oleh karena itu munculah berbagai macam penelitian-penelitian oleh para ahli untuk membuktikan tingkat keamanan konsumsi MSG. Pada tahun 1987, World Health Organization (WHO) menegaskan bahwa monosodium glutamate itu aman. Federation of American Societies Experimental Biology (FASEB) dalam laporannya kepada FDA pada tahun 1995, menyebutkan bahwa monosodium glutamat aman untuk dikonsumsi selama pemakaian tidak
2
berlebihan. Akan tetapi, beberapa penelitian berpendapat bahwa MSG dapat menyebabkan gangguan pada beberapa organ seperti yang terjadi pada Chinese Restaurant Syndrom (CRS) yang menimbulkan gejala jantung berdebar, lemas, sakit kepala, gangguan tidur, nyeri perut, dan gangguan penglihatan (Igis 2007). Akan tetapi kebenaran akan penelitian tersebut masih menjadi kontroversi (Vorvick, 2012).
Serebellum hanya sekitar 10% dari berat otak keseluruhan, tetapi serebellum mengandung lebih dari 50% seluruh neuron otak (Baehr and Frotscher, 2010). Komunikasi antar neuron-neuron ini diperantarai oleh neurotransmitter. Glutamat adalah neurotransmitter utama yang menyababkan eksitasi dari neuron-nueron otak (Guyton, 2006). Eksitasi yang terjadi menyebabkan pembukaan kanal ion sehingga terjadi potensial aksi atau depolarisasi neuron-neuron saraf. Pemberian MSG per oral diduga menyebabkan peningkatan glutamat di sirkulasi. Glutamat yang beredar di sirkulasi ada yang didistribusikan ke otak dan menembus BBB. Kadar glutamat yang berlebihan di otak diduga menyebabkan eksitasi saraf neuron terus menerus dan akhirnya bisa menyebabkan kerusakan pada neuron saraf tersebut (Blaylock, 2007).
3
MSG mengakibatkan kematian sel secara apoptosis pada lapisan purkinje dan granuler serebellum (Eweka AO, 2007). Sementara penelitian yang membuktikan bahwa MSG menyebabkan kematian sel nekrosis masih sangat jarang bahkan satu penelitian dari Hashem et al menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan pada gambaran sel nekrosis purkinje dan granuler serebellum antara kelompok yang diinduksi MSG 3 g/kg BB/hari dengan kelompok kontrol (Hashem at al, 2012)
Serebellum merupakan bagian yang mungkin rentan terhadap cedera terutama dalam situasi toksisitas. Pada sisi lain penelitian yang membuktikan pengaruh MSG terhadap kematian nekrosis pada sel purkinje dan sel granuler serebellum masih belum didapatkan hasil yang memuaskan. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh MSG terhadap nekrosis korteks serebellum tikus putih (Rattus Novergicus) strain wistar.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pemberian monosodium glutamate (MSG) dapat mempengaruhi serebellum pada tikus putih Ratus novergicus strain Wistar.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
4
1.3.2 Tujuan khusus
a. Membuktikan monosodium glutamate dapat menyebabkan perubahan gambaran histologi (sel purkinje dan sel granul) pada korteks serebellum Rattus novergicus strain wistar.
b. Mengetahui dosis MSG yang dapat menyebabkan perubahan gambaran histologi (sel purkinje dan sel granul) korteks serebellum tikus putih Rattus novergicus strain wistar.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat klinik
a. Sebagai bukti ilmiah yang membuktikan tentang pengaruh pemberian MSG terhadap serebellum.
1.4.2 Manfaat Akademik
a. Digunakan sebagi referensi penelitian selanjutnya.
b. Memberikan pengetahuan mengenai pengaruh pemberian MSG terhadap serebellum.
1.4.3 Manfaat Masyarakat
KARYA TULIS AKHIR
PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG)
TERHADAP NEKROSIS KORTEKS SEREBELLI TIKUS PUTIH Rattus novergicus
Oleh: Cut Ainunin Nova
09020038
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
HASIL PENELITIAN
PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG) TERHADAP
NEKROSIS KORTEKS SEREBELLI TIKUS PUTIH Rattus novergicus
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran
Oleh:
CUT AINUNIN NOVA
09020038
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALNG
FAKULTAS KEDOKTERAN
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Program Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Malang
Tanggal : 19 Maret 2013
Pembimbing I
dr. Rahayu, Sp.S
Pembimbing II
dr. Gita Sekar Prihanti, M.Pd.Ked
Mengetahui, Fakultas Kedokteran
Dekan,
dr. Irma Suswati, M.Kes NIP : 11395010320
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Cut Ainunin Nova
Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal 19 Maret 2013
Tim Penguji
dr. Rahayu, Sp.S ,Ketua
dr. Gita Sekar Prihanti, M.Pd.Ked ,Anggota
dr. Moch. Bahrudin, Sp.S ,Anggota
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Akhir dengan judul “Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate (MSG)
Terhadap Nekrosis Korteks Serebelli Tikus Putih Rattus novergicus”.
Dalam terwujudnya Karya Tulis Akhir ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih terutama kepada:
1. Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Mu sehingga hamba mampu
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang membawa
kebenaran.
2. Bapak, Ibu, Mas Ujik dan Adek Zhafran yang selalu memberikan kasih
sayang, doa yang tak henti, dukungan dan selalu mengingatkan penulis.
Insya Allah penulis akan selalu berusaha membuat kalian bangga.
3. dr.Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
4. dr. Rahayu, Sp.S selaku dosen pembimbing I dalam penulisan Karya Tulis
Akhir ini yang telah meluangkan waktunya dan memberi suport untuk
penulis.
5. dr. Gita Sekar Prihanti, M.Pd.Ked selaku dosen pembimbing II dalam
penulisan Karya Tulis Akhir ini yang telah meluangkan waktunya dan
mengoreksi demi kesempurnaan penelitian ini.
6. dr. Moch. Bahrudin, Sp.S selaku dosen penguji dalam penulisan Karya
Tulis Akhir ini. Terimakasih telah memberikan banyak saran dan ilmu
untuk penelitian ini.
7. dr. Soebarkah Basuki, Sp.PA selaku pembaca hasil penelitian yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan dalam pengamatan hasil penelitian.
8. Saudaraku: Fajar Sudrajat, yang selalu setia menemani hari2ku serta para
sahabat2ku: Bayu, Moch Fahmi, Umi, Karin, Erwin, Ade, Astrini, Leni,
Indah, Hilman, Cendy, Bella, Merinda, Marsha, Udin, Zul Fahmi, Anggie,
Tia, Wina, Egy, Mbak Ocha, Suaida dan teman – teman 2009 di Fakultas
Kedokteran UMM yang selalu suport dan membantu dalam penelitian ini.
9. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmunya dan Staf Pengajar dan TU
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna,
sehingga penulis membuka diri untuk segala kritik dan saran yang bersifat
membangun. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Akhir ini
dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Malang, 19 Maret 2013
ABSTRAK
Nova, Cut Ainunin. 2013. Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate (MSG) Terhadap Nekrosis Korteks Serebelli Tikus Putih Rattus Novergicus. Tugas akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Rahayu* (2) Gita Sekar Prihanti**.
Latar Belakang: Pemakaian Monosodium Glutamate (MSG) sebagai bahan penyedap makanan dari tahun ke tahun meningkat. MSG dapat menyebabkan gangguan pada beberapa organ seperti jantung, mata, saluran cerna, dan otak. Pada otak, pemberian MSG yang melebihi dosis aman (2,5-3,5 g/hari) akan menyebabkan gangguan pada serebellum.
Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian MSG terhadap korteks serebelli pada tikus putih Rattus novergicus.
Metode Penelitian: Eksperimen laboratoris dengan rancangan The Post Control Group Desain. Sampel dibagi 4 kelompok. Kelompok 1 sebagai kontrol tanpa MSG, kelompok 2,3 dan 4 dengan pemberian MSG 54,108,270 mg/200 gBB tikus/ hari. Analisis data menggunakan uji One Way Anova dan uji regresi linear sederhana.
Hasil dan Diskusi: Hasil Uji One Way Anova didapatkan perbedaan jumlah nekrosis pada sel granuler, sel purkinje dan sel normal yang sangat bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan (sig=0,000 < p(0,05)). Uji regresi linear sederhana menunjukkan bahwa MSG sangat berpengaruh terhadap jumlah nekrosis pada sel granuler: R2x100% = 84,7% dengan persamaan y = 1,53 + 0,05 (x); sel purkinje: R2x100% = 87,2% dengan persamaan y = 7,55 + 0,07(x). Kesimpulan: Monosodium glutamate dapat mempengaruhi nekrosis sel granuler dan purkinje korteks serebelli.
Kata Kunci: Monosodium Glutamate, Sel Purkinje, Sel Granuler
* : Staff pengajar ilmu penyakit saraf Fakultas Kedokteran UMM
**: Staff pengajar ilmu kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran UMM
ABSTRACT
Nova, Cut Ainunin. 2013. The Effect of Monosodium Glutamate (MSG) for Necrosis Cerebelli Cortex of White Rat Rattus novergicus. Final Project, Medical Faculty, University of Muhammadiyah Malang. Advisors: (1). Rahayu* (2) Gita Sekar Prihanti*.
Background: The amount Monosodium Glutamate (MSG) as a food flavoring substance any year have increases. MSG can cause disruption in some organs such as heart, eyes, headaches, digestive organs, and brain. sleep disturbances, abdominal pain and vision problems. In the brain, giving MSG that exceed safe doses (2.5 to 3.5 g / day) will causes disorders of the serebellum.
Objective: Proving the effects of MSG on cerebelli cortex in white rats Rattus novergicus.
Methodes: Laboratory experiments with the design of the Post Control Group Design. Samples were divided into 4 groups. Group 1 as control without MSG, groups 2,3 and 4 by giving MSG 54,108,270 mg/200 GBB rat / day. Analysis of data using One Way Anova test and regression test.
Results and Discussion: The result One Way Anova test results showed difference in amount necrosis of the granulare cells, purkinje cells and normal cells were highly significant between controling and experimental groups (sig = 0.000 <p (0.05)). Simple linear regression showed that MSG is a significant influence on amount necrosis of the granular cells: R2x100% = 84,7 the equation y = 1,53 + 0,05 (x); sel purkinje: R2x100% = 87,2% the equation y = 7,55 + 0,07(x). Conclusion: Monosodium can increase the number of granulare and purkinje cells necrosis cerebelli cortex.
Keywords: Monosodium Glutamate, Purkinje Cell, Granular Cell
*: Staff teaching science neurology Medical Faculty UMM **: Staff teaching public health science Medical Faculty UMM
DAFTAR ISI
Halaman
HASIL PENELITIAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PENGUJIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR SINGKATAN ... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Masalah ... 3
1.3.1 Tujuan Umum ... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Manfaat Klinisi ... 4
1.4.2 Manfaat Akademis ... 4
1.4.3 Manfaat Masyarakat ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Anatomi Histologi Serebellum ... 5
2.2 Fisiologi Serebellum ... 8
2.2.1 Fungsi vestibuloserebellum...8
2.2.2 Fungsi spinoserebellum...9
2.2.3 Fungsi serebroserebellum...9
2.3 Mekanisme Korteks Serebelli ... 10
2.4 Serabut-Serabut Aferen dan Eferen Serebellum ... 12
2.5 Tikus ... 15
2.6 Monosodium Glutamate ... 16
2.6.1 Glutamat dalam Tubuh Manusia ... 19
2.6.2 Pengaruh MSG pada Otak ... 21
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 25
3.1 Kerangka Konsep ... 25
3.2 Hipotesis ... 26
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 27
4.1 Rancangan Penelitian ... 27
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
4.3 Populasi dan Karakteristik Sampel Penelitian ... 27
4.3.1 Populasi ... 27
4.3.2 Sampel ... 27
4.3.3 Tehnik Pengambilan Sampel ... 28
4.3.4 Karakteristik Sampel Penelitian ... 28
4.3.5 Identifikasi Variabel ... 29
4.3.5.1 Variabel Bebas ... 29
4.3.5.2 Variabel Tergantung ... 29
4.3.5.3 Definisi Operasional ... 29
4.4 Alat dan Bahan Penelitian ... 30
4.4.1 Alat ... 30
4.4.2 Bahan ... 31
4.5 Prosedur Penelitian ... 32
4.5.1 Proses Adaptasi ... 32
4.5.2 Penentuan Dosis ... 32
4.5.3 Percobaan ... 33
4.5.4 Skema dan Alur Penelitian ... 35
4.6 Analisis Data ... 35
4.7 Jadwal Penelitian ... 36
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 37
5.1 Hasil penelitian... 37
5.2 Analisis data ... 41
5.2.1 Uji asumsi data ... 41
5.2.2 Analisis One Way Anova ... 43
5.2.3 Pengujian berganda (multiple comparisons) ... 44
5.2.4 Uji regresi linear sederhana ... 46
BAB 6 PEMBAHASAN ... 48
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 53
7.1 Kesimpulan ... 53
7.2 Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Jaras-Jaras Afferen Serebellum ... 13
2.2 Jaras-Jaras Efferen Serebellum ... 14
2.3 Karakteristik MSG ... 17
4.1 Konversi Dosis Antar Spesies ... 32
5.1 Jumlah Sel Nekrosis Granuler ... 37
5.2 Jumlah Sel Nekrosis Purkinje ... 48
5.3 Hasil Uji Normalitas pada Sel Granuler dan Sel Purkinje ... 42
5.4 Hasil Uji Homogenitas pada Sel Granuler dan Sel Purkinje ... 42
5.6 Hasil Uji Tukey pada Sel Granuler ... 44
5.7 Hasil Uji Tukey pada Sel Purkinje ... 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Struktur Anatomi Serebellum ... 5
2.1 Unit Fungsional Serebellum ... 6
2.2 Serebellum Potongan Transversal ... 7
2.3 Korteks Serebelli: Pulasan Impregensi Perak ... 8
2.4 Organisasi Fungsional Korteks Serebelli ... 11
2.6 Siklus Glutamat-Glutamin Dalam Otak ... 23
2.7 Gambaran Histopatologi Ayam Setelah Pemberian MSG ... 24
5.1 Grafik dari Hasil Penelitian Jumlah Sel Nerkosis ... 38
5.2 Gambaran Sel Granuler ... 39
5.3 Gambaran Sel Purkanje ... 40
5.4 Kurva Persamaan Dosis MSG terhadap Jumlah Sel Nekrosis Granuler ... 47
xiii
DAFTAR SINGKATAN
AMPA : α-Amino-3-Hydroxy-5-Methyl-4-isoxazolePropionic Acid ATP : Adenosine 5'-triphosphate
BBB : Blood Brain Barier Ca2+ : Calcium
CRS : Chinese Restaurant Syndrom EAAT : Excitatory Amino Acid Transporter FDA : Food Drug Administration
GABA : Gamma Amino Butyric Acid GAD : Glutamic Acid Decarboxylase GLU : Glutamat
GS : Glutamin Sintetase
K+ : Kalium
MSG : Monosodium Glutamat
Na+ : Natrium
DAFTAR PUSTAKA
Ardyanto, Dwi Tonang 2004, Sejarah Efek dan Kontroversinya, MSG dan Kesehatan, diakses 3 Maret 2012,
<http://www.inovasionline/Vol.1.XVI.Agustus/2004//MSGdankesehatan/seja rahdankontroversinya=102>.
Astuti 2003, Uji Toksisitas Limbah Cair MSG (mono sodium glutamat) Terhadap Ikan Nila (tillapia nilotica) di Palur Karanganyar, Info kesehatan, diakses 10 Maret 2012,
<http://eprints.ums.ac.id/522/1/infokes_8_(1)_dwi_astuti.pdf>
Baehr M & Frotscher M, 2010, Diaognosis Topik Neuorologi Duss: Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala, edisi 4, EGC, Jakarta, hal.214-228.
Blaylock L Russell, 2007, Excitotoxins: The Taste that Kills, viewed 23 Mey 2012, <http://www.supresfor.org/Document/Information/Food/additives.pdf> Budiarso & Dr.Iwan T, 2003, Waspadalah, Monosodium Glutamat/Vetsin Faktor
Potensial Pencetus Hipertensi dan Kanker, diakses 10 Oktober 2012, <http://www.medikaholistik.com/medika.html?module=document_detail&xi d=56&ts=13458556906&qs=health>
Dahlan, 2011, Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, hal 115-121.
Damjanov Ivan, 2000, Patologi Sel ; in Manfred Himawan, Buku Teks & Atlas Berwarna Histopstologi, Widya Medika, Jakarta, hal 1-20.
Tino Dewi Indrayani, 2010, Pengaruh Pemberiaan Monosodium Glutamat (MSG) Per Oral Terhadap Korteks Serebri Pada Tikus Putih Rattus novergicus strain Wistar, Fakultas Muhammadiyah Malang, Malang, hal 44-53.
Eroschenko Victor P, 2003, diFiore’s atlas of histology with functional correlation, edisi 11, EGC, Jakarta
Eweka A.O, 2007, Histological Studies Of The Effects Of Monosodium Glutamate On The Cerebellum Of Adult Wistar Rats, diakses 28 Januari 2013, <http://connection.ebscohost.com/c/articles/27884467/histological-studies-effects-monosodium-glutamate-cerebellum-adult-wistar-rats>
55
Guyton CA & Hall EJ, 2006, Kontribusi Serebelum dan Ganglia Basalis pada Seluruh Pengaturan Motorik, Fisiologi Kedokteran, edisi 9, ECG, Jakarta, hal 733-743.
Habatul H, 2006. Dalam Skripsi: Pengaruh Pemberian VCO (Virgin Coconut Oil) terhadap Gambaran Histologi Tiroid Tikus Putih (Rattus norvegicus). Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Hashem HE, El-Din Safwat MD, Algaidi S, 2012, The effect monosodium glutamate on the cerebellar cortexx of male albino rats and the protective role of vitamin C (histological and immunohistochemical study), J Mol Histol, vol.43, no. 2, pp.179-86.
Hidayah WT, 2012. Kesehatan Kompasina: Bahaya MSG, diakses 01 Maret 2013, <http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2012/04/18/bahaya-msg/> Fajar Ibnu, DTN Isnaeni, Pudjirahaju Astutik et al, 2009, Statistika Untuk Praktisi
Kesehatan, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal 119-126.
Igis, 2007, Penemuan, Keamanan Monosodium Glutamat, Internasional Glutamate Information, diakses 6 Mei, < http://indonesia.glutamat.org/>. K Beyreuther et al, 2006, Monosodium Glutamate, European Journal of Clinical
Nutrition update, Viewed 8 Mey 2009, <http://www.unimainz.de/FB/Medizine/nc-patho/MSG-update.pdf>
Khadiga, a.A. Ati, s. Mohammed, a. M. Saad, h. E. Mohamed, 2009, Response of Broiler Chicks To Dietary Monosodium Glutamate, Viewed 3 January 2013, <http://pvj.compk/pdf-files/29_4/165-168.pdf>
Kimball & John W, 2008, Apoptosis, viewed 15 march 2009, <http://users.rcn.com>.
Laurence J, Bacharach M, 1964, Analytical Toxicology. Philadelphia: CRC Press dalam Habatul, 2006.
Lumongga Fitriani, 2008, Apoptosis, diakses 16 Agustus 2010, <http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2061/1/09E01457.pdf>
Luykx JJ, Laban KG et al, 2011, Region and state specific glutamate downregulation in major depressive disorder: A meta-analysis of 1H-MRS findings, The Neuroscience & Biobehavioral Reviews Journal, vol.36, no.1, pp. 198–205.
56
Pertiwi WA, 2008, Profil Mikroflora Feses Dan Usus Tikus Putih (Rattus norvegicus) Dengan Konsumsi Daging Yang Difermentasi Oleh Lactobacillus plantarum, diakses 01 Maret 2013, <http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/10824/D08wap.pdf?s equence=2>
Pittenger C, Michael HB, William Kyle, 2011, Glutamate abnormalities in obsessive compulsive disorder: Neurobiology, pathophysiology, and treatment, The Pharmacology & Therapeutics Journal, vol.132, no. 3, pp. 314–332.
Robinson, R. 1979. Taxonomi and genetics. In: Baker, H.J., J. R. Lindsey and S. H. Weisbroth (Editors). The Laboratory Rat. Academic Press, London dalam Pertiwi, 2008.
Rubin M & Safdieh JE, 2007, Netter’s Concise Neuroanatomy, edisi 1, Saunders Elsevier, Philadelphia, hal 155-166.
Smith JB & Mangkoewidjojo S, 1988, Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis, UI-Press, Jakarta dalam Pertiwi, 2008.
Snell S. Richad, 2007, Cerebellum dan Hubungannya, in; Liliana Sugiharto, Neuroanatomi Klinik, edisi 5, EGC, Jakarta, hal 250-267.
Solinas S, Nieus T, D’Angelo E, 2010, A realistic large-scale model of the cerebellum granular layer predicts circuit spatio-temporal filtering
properties, viewed 28 November 2012, http://www.frontiersin.org/cellular_neuroscience/10.3389/fncel.2010.00012/f
ull
South James, 2005, Excitotoxins, the ultimate brainslayer, viewed 10 July 2012, <http://www. Internationalantiagingsystems.uk>
Sukawan Uke Yohani, 2008, Efek Toksik Monosodium Glutamat (msg) Pada Binatang Percobaan, diakses 6 November 2012, <http://www.ukip.ac.id/journaldown/EfekToksikMonosodiumGlutamatMSG
PadaBinatangPercobaan.pdf>
Supranto J, 2007, Tehnik Sampling Survey & Eksperimen, PT Rineka Cipta, Jakarta, hal 217.
Vorvick JL, 2012, Chinese Restaurant Syndrom, The U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Healt, diakses 28 Januari 2013,