• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan n-Butyl Asetat Dari Asam Asetat dan Butadiene Dengan Kapasitas 5.000 ton/tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pra Rancangan Pabrik Pembuatan n-Butyl Asetat Dari Asam Asetat dan Butadiene Dengan Kapasitas 5.000 ton/tahun"

Copied!
438
0
0

Teks penuh

(1)

PRA RANCANGAN PABRIK

PEMBUATAN N-BUTYL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN

BUTADIENE DENGAN KAPASITAS 5.000 TON/TAHUN

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Ujian Sarjana Teknik Kimia

Disusun Oleh :

ERIC WIRTANTO

NIM : 08 0405 033

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)

INTISARI

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan n-Butyl Asetat Dari Asam Asetat dan

Butadiene, direncanakan beroperasi dengan kapasitas 5.000 ton/tahun.

Proses yang digunakan dalam pra rancangan pabrik ini adalah proses

hidrogenasi, yaitu dengan mereaksikan senyawa n-butenyl asetat (hasil reaksi asam

asetat dan butadiene) dengan gas hidrogen. Kemudian n-butyl asetat yang terbentuk

dipisahkan dan dimurnikan sehingga kemurniannya mencapai 99%.

Pabrik direncanakan beroperasi di daerah Sungai Deli, Namo Rambe,

Sumatera Utara dengan bentuk usaha Perseroan Terbatas (PT) dengan sistem

organisasi garis dan staf. Pabrik direncanakan beroperasi selam 24 jam dalam 1 hari

dengan jumlah hari kerja 330 hari/tahun dan jumlah karyawan sebanyak 136 orang.

Hasil analisa terhadap aspek ekonomi adalah sebagai berikut :

Total Modal Investasi : Rp. 227.832.775.226,-

Total Biaya Produksi : Rp. 169.996.588.071,-

Hasil Penjualan : Rp. 226.438.059.960,-

Laba Bersih : Rp. 42.149.448.397,-

Profit Margin (PM) : 24,92 % Break Even Point (BEP) : 51,92 % Return on Investment (ROI) : 18,50 % Pay Out Time (POT) : 5,405 tahun Return on Network (RON) : 30,83 % Internal Rate of Return (IRR) : 30,24 

Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pabrik Pembuatan

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanyalah milik Tuhan Yang Maha Kuasa yang atas rahmat

dan bimbingan-Nya. Dan atas rahmat-Nya pula, tugas akhir dengan judul “ Pra

Rancangan Pabrik Pembuatan n-Butyl Asetat Dari Asam Asetat dan Butadiene

Dengan Kapasitas 5.000 ton/tahun” dapat terselesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan merupakan salah

satu syarat untuk mengikuti ujian sarjana pada Departemen Teknik Kimia,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Rasa terima kasih dan hormat penulis ucapkan kepada kedua orang tua

penulis, Anton Wirtanto dan Linda Elia yang selalu mendukung penulis dalam

melaksanakan studi dan dalam proses pengerjaan tugas akhir ini.

Rasa terima kasih penulis juga kepada kedua dosen pembimbing penulis,

Bapak Dr. Eng. Irvan, M.Si dan Bapak Ir. Bambang Trisakti, MT, yang senantiasa

membimbing penulis dalam mengerjakan tugas akhir ini.

Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Eng. Ir. Irvan, M.Si, Ketua Departemen Teknik Kimia, Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Ir. Fatimah, MT, Sekretaris Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Ir. Renita Manurung, MT, Koordinator Tugas Akhir, Departemen Teknik

Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Ir. Fatimah, MT, dan Ibu Dr. Ir. Iriany, M.Si, selaku Dosen Penguji atas

kritik dan sarannya dalam perbaikan Tugas Akhir ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara.

6. Ibu Dr. Zuhrina Masyithah, ST, MT, sebagai Dosen Pembimbing saat Penelitian,

serta Bapak Dr. Ir. M. Yusuf Ritonga, MT, sebagai Dosen Pembimbing saat

Kerja Praktek.

7. Pak Sutiono, Pak Darsono, Kak Sri, Bu Deli, dan semua pegawai Departemen

(5)

8. Michael Lim atas kerja samanya yang sangat baik serta sangat membantu dalam

penulisan tugas akhir ini.

9. Lae-ku Rinaldry Sirait atas bantuan dan dukungannya, Edward T, Martha T,

Erika G, Nianto C, Andy H, A Dewi, Lilies P, Kartini P, Tagora B, Rudi H,

Syahrinal Anggi D, Irza K, Eka Roy, Ayu R B, Hari T, Irma S, dan semua

teman-teman stambuk 2008 atas bantuan dan semangatnya.

10.Bang Erwin, Kak Alviah, Bang Izni (Jimmy), dan semua abang / kakak kandung

angkatan 2005 atas dukungannya selama ini.

11.Asisten-asisten Laboratorium Proses Industri Kimia, Kak Lia, Bang Yudha, Bang

Darwis, Michael, Emelya, Irza, Tagora.

12.Guru-guru serta teman-teman di SD, SMP, dan SMA F.Tandean, Tebing Tinggi.

Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi setiap pembacanya dan

membawa perkembangan ilmu pengetahuan teknik kimia ke depannya. Saya

menyadari masih terdapat kekurangan dalam Tugas Akhir ini, segala kritik dan saran

yang bersifat membangun saya terima dengan lapang dada untuk perbaikan

selanjutnya. Terima kasih.

Medan, 2012

Penulis,

Eric Wirtanto

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix BAB I PENDAHULUAN ... I-1

1.1 Latar Belakang ... I-1

1.2 Perumusan Masalah ... I-3

1.3 Tujuan Pra Rancangan Pabrik... I-3

1.4 Manfaat Pra Rancangan Pabrik ... I-3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... II-1

2.1 Butadiene ... II-1 2.2 Asam Asetat ... II-1

2.3 Esterifikasi ... II-2

2.4 n-Butyl Asetat ... II-3 2.5 Sifat- sifat bahan baku dan produk ... II-5

2.6 Deskripsi Proses ... II-7

BAB III NERACA MASSA ... III-1 BAB IV NERACA ENERGI ... IV-1 BAB V SPESIFIKASI PERALATAN ... V-1

BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VI-1

6.1 Instrumentasi ... VI-1

6.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... VI-5

6.3 Keselamatan Kerja pada Pabrik Pembuatan

n-butyl asetat dari butadiene dan asam asetat ... VI-6

BAB VII UTILITAS ... VII-1

7.1 Kebutuhan Uap ... VII-1

7.2 Kebutuhan Air ... VII-2

7.2.1 Penyaringan ... VII-5

(7)

7.2.3 Klarifikasi ... VII-5

7.2.4 Filtrasi ... VII-6

7.2.5 Demineralisasi ... VII-7

7.2.6 Deaerasi ... VII-10

7.3 Kebutuhan Bahan Kimia ... VII-10

7.4 Kebutuhan Listrik ... VII-11

7.5 Kebutuhan Bahan Bakar ... VII-13

7.6 Unit Pengolahan Limbah ... VII-15

7.7 Spesifikasi Peralatan Utilitas ... VII-26

BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ... VIII-1

8.1 Lokasi Pabrik ... VIII-1

8.2 Tata Letak Pabrik ... VIII-3

8.3 Perincian Luas Tanah ... VIII-5

BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN ... IX-1

9.1 Pengertian Organisasi dan Manajemen ... IX-1

9.2 Bentuk Struktur Organisasi ... IX-1

9.2.1 Bentuk Organisasi Garis ... IX-2

9.2.2 Bentuk Organisasi Fungsionil ... IX-2

9.2.3 Bentuk Organisasi Garis dan Staf ... IX-3

9.2.4 Bentuk Organisasi Fungsionil dan Staf ... IX-3

9.3 Manajemen Perusahaan ... IX-4

9.4 Bentuk Badan Usaha ... IX-5

9.5 Uraian Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab ... IX-5

9.5.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ... IX-10

9.5.2 Dewan Komisaris ... IX-11

9.5.3 Direktur ... IX-11

9.5.4 Staf Ahli ... IX-12

9.5.5 Sekretaris ... IX-12

9.5.6 Manager Teknik dan Produksi ... IX-12

9.5.7 Manager Keuangan ... IX-12

9.5.8 Manager Personalia ... IX-12

(8)

9.5.10 Kepala Bagian Teknik ... IX-13

9.5.11 Kepala Bagian Produksi ... IX-13

9.5.12 Kepala Bagian Personalia ... IX-13

9.5.13 Kepala Bagian Riset dan Pengembangan ... IX-13

9.6 Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... IX-14

9.6.1 Jumlah dan Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja ... IX-14

9.6.2 Sistem Penggajian ... IX-15

9.6.3 Pengaturan Jam Kerja ... IX-16

9.7 Tata Tertib ... IX-17

9.8 JAMSOSTEK dan Fasilitas Tenaga Kerja ... IX-18

BAB X ANALISA EKONOMI ... X-1

10.1 Modal Investasi ... X-1

10.1.1 Modal Investasi Tetap / Fixed Capital Investment

(FCI) ... X-1

10.1.2 Modal Kerja / Working Capital (WC) ... X-3 10.1.3 Biaya Tetap (BT) / Fixed Cost (FC) ... X-4 10.1.4 Biaya Variabel (BV) / Variable Cost (VC) ... X-5 10.2 Total Penjualan (Total Sales) ... X-5 10.3 Bonus Perusahaan ... X-5

10.4 Perkiraan Rugi/Laba Usaha ... X-5

10.5 Analisa Aspek Ekonomi ... X-6

10.5.1 Profit Margin (PM) ... X-6 10.5.2 Break Even Point (BEP) ... X-6 10.5.3 Return On Investment (ROI) ... X-7 10.5.4 Pay Out Time (POT) ... X-7 10.5.5 Return On Network (RON) ... X-7 10.5.6 Internal Rate of Return (IRR) ... X-8

(9)
(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.1 Instrumentasi pada Alat ... VI-5

Gambar 8.1 Tata Letak Pra Rancangan Pabrik Pembuatan

n-butyl asetat dari asam asetat dan butadiene ... VIII-9

Gambar 9.1 Badan Struktur Organisasi Perusahaan Pabrik Pembuatan

n-butyl asetat dari asam asetat dan butadeiene ... IX-13

Gambar LD.1 Sketsa Sebagian Bar Screen, Satuan mm (Tampak Atas) ... LD-2 Gambar LE.2 Grafik Break Even Point (BEP) Pabrik Pembuatan

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah kapasitas Impor n-butyl asetat di Indonesia ... I-2

Tabel 1.2 Kapasitas Produksi Pabrik n-Butyl asetat di luar negeri ... I-2

Tabel 3.1 Neraca Massa Mixer (M-101) ... III-1 Tabel 3.2 Neraca Massa Mixer (M-102) ... III-1 Tabel 3.3 Neraca Massa Filtrasi (P-101) ... III-2

Tabel 3.4 Neraca Massa Rotary Dryer (DD-101) ... III-2 Tabel 3.5 Neraca Massa Mix Point (MP-101) ... III-2 Tabel 3.6 Neraca Massa Mix Point (MP-102) ... III-3 Tabel 3.7 Neraca Massa Reaktor(R-101) ... III-3

Tabel 3.8 Neraca Massa Knock Out (FG-201) ... III-4 Tabel 3.9 Neraca Massa Disc Centrifuge (FF-201) ... III-4 Tabel 3.11 Neraca Massa Destilasi (D-201) ... III-5

Tabel 3.12 Neraca Massa Reaktor Hidrogenasi(R-201) ... III-6

Tabel 3.13 Neraca Massa Destilasi(FG-201) ... III-6

Tabel 4.1 Neraca Panas Heater (E-101)... IV-1 Tabel 4.2 Neraca Panas Heater (E-102)... IV-1 Tabel 4.3 Neraca Panas Cooler (E-103)... IV-2 Tabel 4.4 Neraca Panas Reaktor (R-101) ... IV-2

Tabel 4.5 Neraca Panas Cooler (E-201)... IV-2 Tabel 4.6 Neraca Panas Heater (E-202)... IV-3 Tabel 4.7 Neraca Panas Kondensor (E-203) ... IV-3

Tabel 4.8 Neraca Panas Cooler (E-205)... IV-3 Tabel 4.9 Neraca Panas Reboiler (E-204) ... IV-4 Tabel 4.10 Neraca Panas Cooler (E-204) ... IV-4 Tabel 4.11 Neraca Panas Reaktor Hidrogenasi(R-201) ... IV-4

Tabel 4.12 Neraca Panas Cooler (E-205)... IV-5 Tabel 4.13 Neraca Panas Kondensor (E-207) ... IV-5

(12)

Tabel 6.1 Daftar Penggunaan Instrumentasi pada Pra Rancangan

Pabrik Pembuatan n-butyl asetat dari asam asetat dan butadiene ... VI-4

Tabel 7.1 Kebutuhan Uap pada Alat ... VII-1

Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin pada Alat... VII-2

Tabel 7.3 Pemakaian Air untuk Berbagai Kebutuhan ... VII-3

Tabel 7.4 Data Kualitas Air Sungai Deli ... VII-4

Tabel 7.5 Kebutuhan Listrik pada Unit Proses ... VII-11

Tabel 7.6 Kebutuhan Listrik pada Unit Utilitas ... VII-12

Tabel 7.7 Total Kebutuhan Listrik ... VII-13

Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah ... VIII-4

Tabel 9.1 Informasi acuan untuk memilih PT, CV atau Firma ... IX-5

Tabel 9.2 Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya ... IX-14

Tabel 9.3 Perincian Gaji Karyawan ... IX-15

Tabel 9.4 Jadwal Kerja Karyawan shift... IX-17

Tabel LA.1 Neraca Massa Mixer (M-101) ... LA-2

Tabel LA.2 Neraca Massa Mixer (M-102) ... LA-3

Tabel LA.3 Neraca Massa Filtrasi (P-101) ... LA-4

Tabel LA.4 Neraca Massa Rotary Dryer (DD-101) ... LA-5 Tabel LA.5 Neraca Massa Mix Point (MP-101) ... LA-6 Tabel LA.6 Neraca Massa Mix Point (MP-102) ... LA-7 Tabel LA.7 Neraca Massa Reaktor (R-101) ... LA-9

Tabel LA.8 Neraca Massa Knock Out (FG-201) ... LA-10 Tabel LA.9 Neraca Massa Disc Centrifuge (FF-201) ... LA-11 Tabel LA.10 Neraca Massa Kolo m Destilasi (D-201)... LA-13

Tabel LA.11 Tabel Konstanta Antoine ... LA-14

Tabel LA.12 Suhu Umpan Masuk Kolom Destilasi (D-201) ... LA-14

Tabel LA.13 Titik Embun Kolom Destilasi I ... LA-15

Tabel LA.14 Titik Gelembung Kolom Destilasi I ... LA-15

Tabel LA.15 Omega Point Kolom Destilasi I ... LA-16 Tabel LA.16 Perhitungan RDm ... LA-16

Tabel LA.16 Neraca Massa Kondensor Kolom Destilasi I ... LA-17

(13)

Tabel LA.18 Neraca Massa Reaktor Hidrogenasi (R-201) ... LA-20

Tabel LA.19 Neraca Massa Kolo m Destilasi (D-202)... LA-22

Tabel LA.20 Tabel Konstanta Antoine ... LA-23

Tabel LA.21 Suhu Umpan Masuk Kolom Destilasi (D-202) ... LA-23

Tabel LA.22 Titik Embun Kolom Destilasi II ... LA-24

Tabel LA.23 Titik Gelembung Kolom Destilasi II ... LA-24

Tabel LA.24 Omega Point Kolom Destilasi I ... LA-24 Tabel LA.25 Perhitungan RDm ... LA-25

Tabel LA.26 Neraca Massa Kondensor Kolom Destilasi I ... LA-26

Tabel LA.27 Neraca Massa Reboiler Kolom Destilasi I ... LA-28 Tabel LB.1 Kapasitas Panas Gas ... LB-1

Tabel LB.2 Kapasitas Panas Cairan... LB-2

Tabel LB.3 Estimasi Cp Gas dengan Metode Benson ... LB-2

Tabel LB.4 Estimasi Cp Cairan ... LB-3

Tabel LB.5 Kontribusi unsure dan gugus untuk estimai Cp padatan ... LB-3

Tabel LB.6 Data Panas laten air ... LB-4

Tabel LB.7 Data Panas laten zat ... LB-4

Tabel LB.8 Data Panas Pembentukkan Standard ... LB-4

Tabel LB.9 Estimasi Data Panas Pembentukkan Standard metode Benson ... LB-4

Tabel LB.10 Panas masuk Heater (E-101) ... LB-6 Tabel LB.11 Panas keluar Heater (E-101) ... LB-6 Tabel LB.12 Panas masuk Heater (E-102) ... LB-8 Tabel LB.13 Panas keluar Heater (E-102) ... LB-8 Tabel LB.14 Panas masuk alur 14 (E-103) ... LB-9

Tabel LB.15 Panas keluar alur 13 (E-103) ... LB-10

Tabel LB.16 Panas Masuk alur 4 (R-101) ... LB-11

Tabel LB.17 Panas Masuk alur 3 (R-101) ... LB-12

Tabel LB.18 Panas masuk alur 15(R-101) ... LB-12

Tabel LB.19 Panas keluar alur 19(R-101) ... LB-12

(14)

Tabel LB.23 Panas keluar alur 25 (E-201) ... LB-16

Tabel LB.24 Panas masuk alur 25 (D-201) ... LB-17

Tabel LB.25 Panas Masuk alur 28 (D-201) ... LB-18

Tabel LB.26 Panas Keluar alur 31 (D-201) ... LB-18

Tabel LB.27 Panas Keluar alur 26 (D-201) ... LB-18

Tabel LB.28 Panas Masuk alur 33 (D-201) ... LB-19

Tabel LB.29 Panas masuk alur 31 (E-205) ... LB-20

Tabel LB.30 Panas keluar alur 32(E-205) ... LB-21

Tabel LB.31 Panas masuk (E-204) ... LB-22

Tabel LB.32 Panas keluar (E-204) ... LB-22

Tabel LB.33 Panas masuk Reaktor (R-202) ... LB-23

Tabel LB.34 Panas Keluar Reaktor (R-202)... LB-23

Tabel LB.35 Panas Masuk cooler (E-206) ... LB-26 Tabel LB.36 Panas keluar cooler (E-206) ... LB-26 Tabel LB.37 Panas masuk alur 35 (D-202) ... LB-28

Tabel LB.38 Panas keluar alur 38(D-202) ... LB-28

Tabel LB.39 Panas keluar alur 41 (D-202) ... LB-28

Tabel LB.40 Panas keluar alur 36 (D-202) ... LB-29

Tabel LB.41 Panas masuk alur 42 (D-202) ... LB-29

Tabel LB.42 Panas masuk Cooler (E-209) ... LB-34 Tabel LB.43 Panas keluar Cooler (E-210) ... LB-35 Tabel LB.44 Panas masuk Cooler (E-210) ... LB-36 Tabel LC.1 Komposisi Bahan Produk atas DestilatI ... LC-13

Tabel LC.2 Komposisi Bahan Produk atas Destilat II ... LC-16

Tabel LC.3 Data Perhitungan Heat Exchanger ... LC-31 Tabel LC.4 Komposisi Bahan pada Tangki Pencampur (M-101) ... LC-34

Tabel LC.5 Komposisi Bahan pada (M-102) ... LC-40

Tabel LC.6 Komposisi bahan pompa (J-102) ... LC-44

Tabel LC.7 Komposisi bahan pompa (J-107) ... LC-48

Tabel LC.8 Komposisi Bahan Masuk (R-101) ... LC-53

Tabel LC.9 Komposisi Bahan keluar (R-101) ... LC-53

(15)

Tabel LC.11 Komposisi umpan masuk Knock Out ... LC-61 Tabel LC.12 Komposisi bahan pada pompa (J-202) ... LC-63

Tabel LC.13 Komposisi Bahan Masuk disc Centrifuge (FF-201) ... LC-66 Tabel LC.14 Komposisi Bahan Pompa (J-203) ... LC-68

Tabel LC.15 Komposisi Bahan Pompa (J-207) ... LC-78

Tabel LC.16 Komposisi Bahan Pompa (J-206) ... LC-81

Tabel LC.17 Komposisi Bahan Masuk Reaktor (R-201) ... LC-83

Tabel LC.18 Komposisi Bahan Masuk Pompa (J-208) ... LC-88

Tabel LC.19 Komposisi Bahan Pompa(J-212) ... LC-97

Tabel LC.20 Komposisi Bahan Pompa(J-211) ... LC-100

Tabel LE.1 Estimasi Perincian Harga Bangunan ... LE-2

Tabel LE.2 Estimasi Harga Peralatan Proses - non-Impor ... LE-2

Tabel LE.3 Estimasi Harga Peralatan Proses - Terangkai ... LE-4

Tabel LE.4 Estimasi Harga Peralatan Utilitas - non-Impor ... LE-5

Tabel LE.5 Estimasi Harga Peralatan Utilitas - Terangkai ... LE-5

Tabel LE.6 Estimasi Harga Peralatan Pengolahan Limbah Cair ... LE-6

Tabel LE.7 Harga Indeks Marshall dan Swift ... LE-7

Tabel LE.8 Estimasi Harga Peralatan Proses - Import ... LE-9

Tabel LE.9 Estimasi Harga Pembangkit listrik ... LE-9

Tabel LE.10 Rangkuman Total Harga Peralatan dan Jumlah Peralatan ... LE-10

Tabel LE.11 Biaya Sarana Transportasi ... LE-12

Tabel LE.12 Perincian Gaji Karyawan ... LE-16

Tabel LE.13 Perincian Biaya Kas ... LE-18

Tabel LE.14 Perincian Modal Kerja ... LE-19

Tabel LE.15 Aturan depresiasi sesuai UU Republik Indonesia

No. 17 Tahun 2000 ... LE-21

(16)

INTISARI

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan n-Butyl Asetat Dari Asam Asetat dan

Butadiene, direncanakan beroperasi dengan kapasitas 5.000 ton/tahun.

Proses yang digunakan dalam pra rancangan pabrik ini adalah proses

hidrogenasi, yaitu dengan mereaksikan senyawa n-butenyl asetat (hasil reaksi asam

asetat dan butadiene) dengan gas hidrogen. Kemudian n-butyl asetat yang terbentuk

dipisahkan dan dimurnikan sehingga kemurniannya mencapai 99%.

Pabrik direncanakan beroperasi di daerah Sungai Deli, Namo Rambe,

Sumatera Utara dengan bentuk usaha Perseroan Terbatas (PT) dengan sistem

organisasi garis dan staf. Pabrik direncanakan beroperasi selam 24 jam dalam 1 hari

dengan jumlah hari kerja 330 hari/tahun dan jumlah karyawan sebanyak 136 orang.

Hasil analisa terhadap aspek ekonomi adalah sebagai berikut :

Total Modal Investasi : Rp. 227.832.775.226,-

Total Biaya Produksi : Rp. 169.996.588.071,-

Hasil Penjualan : Rp. 226.438.059.960,-

Laba Bersih : Rp. 42.149.448.397,-

Profit Margin (PM) : 24,92 % Break Even Point (BEP) : 51,92 % Return on Investment (ROI) : 18,50 % Pay Out Time (POT) : 5,405 tahun Return on Network (RON) : 30,83 % Internal Rate of Return (IRR) : 30,24 

Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pabrik Pembuatan

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai negara yang sedang berkembang, pembangunan disegala bidang

merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan bangsa Indonesia. Pemerintah

Indonesia menetapkan bidang ekonomi sebagai titik berat yang merupakan

penggerak utama pembangunan. Pembangunan ini bertujuan untuk mewujudkan

masyarakat yang adil dan makmur, baik material maupun spiritual sesuai dengan

nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Hingga saat ini sebagian kebutuhan industri dalam negeri masih harus diipor

dari luar negeri. Salah satu jenis produksi kimia yang dibutuhkan adalah n-butyl asetat yang pada akhir-akhir ini kebutuhannya semakin lama semakin meningkat.

Proses pembuatan n-butyl asetat dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah proses hydroformilation antara propilena dengan asam asetat, metode ini menghasilkan n-butyl ester dengan iso-butyl asetat, namun cara ini memerlukan gas sintetis yang justru pada akhirnya meningkatkan biaya produksi.

Cara lain yang sering digunakan adalah mereaksikan ethylene dengan vinyl asetat dengan bantuan katalis asam yang diikuti dengan proses hidrogenasi dan

mereaksikan antara buthanol dengan asam asetat melalui proses esterifikasi. Namun cara-cara tersebut nyatanya membutuhkan bahan baku yang cukup mahal seperti

ethylene dan buthanol dan melibatkan reaksi ganda yang diikuti dengan harga katalis yang mahal serta pemisahan yang sangat rumit.

Saat ini telah ditemukan suatu inovasi baru dalam pembuatan n-butyl asetat yaitu dengan cara melakukan reaksi esterifikasi antara butadiene dengan asam asetat. Dimana butadiene merupakan salah satu bahan baku yang cukup murah dan banyak tersedia di pasaran.

(18)

pada proses bermacam-macam minyak dan obat-obatan. Kegunaan lainnya sebagai

bahan untuk parfum, dan sebagai komponen pada aroma sintetis seperti aprikot,

pisang, pir, nanas, delima dan rashberry (Mc Ketta, 1977).

Keberadaan pabrik n-butyl asetat sampai saat ini belum ada di Indonesia. Kebutuhannya yang dari tahun ke tahun terus meningkat dirasa sangat tepat apabila

di Indonesia didirikan pabrik n-butyl asetat ini.

Tabel 1.1 Jumlah Kapasitas Impor n-butyl asetat di Indonesia

No Tahun Kapasitas Impor (ton)

1.

2.

3.

4.

5.

2007

2008

2009

2010

2011

2.243,334

2.358,836

3.610,152

4.880.064

4.640,849

(Sumber: Biro Pusat Statisitik 2007-2011)

Berikut ini adalah beberapa data pabrik pembuatan n-butyl asetat di luar negeri yang akan ditunjukkan dalam tabel di bawah ini

Tabel 1.2 Kapasitas Produksi Pabrik n-butyl asetat di luar negeri

No Pabrik Lokasi Kapasitas

(ton/tahun)

1.

2.

3.

4.

Publicker Union Carbide

Celanese Tennessee Eastmen Company

Philadelphia, Pennsylvania

West Virginia, Texas City

Bishop, Texas

Kingshop, Tennessee

6.803,89

22.679,6

6.803,89

6.803,89

(Mc. Ketta , 1977)

Hal ini tentu saja sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan n-butyl ester dalam negeri serta diharapkan dapat menyerap tenaga kerja yang secara langsung

dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

(19)

adanya usaha untuk membuat pra rancangan pabrik pembuatan n-butyl asetat dari butadiene dan asam asetat .

1.3 Tujuan Perancangan

Secara umum, tujuan pra rancangan pabrik dari butadiene dan asam asetat ini adalah menerapkan disiplin ilmu Teknik Kimia khususnya di bidang perancangan,

proses, dan operasi teknik kimia sehingga memberikan gambaran kelayakan Pra

Rancangan Pabrik Pembuatan n-butyl asetat dari butadiene dan asam asetat .

Secara khusus, tujuan pra rancangan pabrik pembuatan n-butyl asetat dari butadiene dan asam asetat adalah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Indonesia sehingga dapat mengurangi jumlah impor n-butyl asetat dari luar negeri.

1.4 Manfaat Perancangan

Manfaat pra rancangan pabrik pembuatan n-butyl asetat dari butadiene dan asam asetat adalah member gambaran kelayakan (feasibility) dari segi rancangan dan ekonomi pabrik ini untuk dikembangkan di Indonesia. Dimana nantinya gambaran

tersebut menjadi patokan untuk pengambilan keputusan terhadap pendirian pabrik

tersebut. Pembuatan n-butyl asetat diharapkan memenuhi kebutuhan dalam negeri Indonesia di masa yang akan datang.

Manfaat lain yang ingin dicapai adalah terbukanya lapangan kerja dan

memacu rakyat untuk meningkatkan produksi dalam negeri yang pada akhirnya akan

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Butadiene

Butadiene atau yang biasanya juga dikenal sebagai 1,3-Butadiene merupakan salah satu diene konjugasi sederhana dengan formula C4H6. Butadiene merupakan

salah satu bahan kimia yang penting dalam industri kimia. Kebanyakan butadiene dipolimerisasi dalam pembuatan karet sintetik. Meskipun polybutadiene sendiri sangat lemah dan lunak, hampir semuanya terdiri dari cairan, copolymer dari campuran butadiene dengan styrene atau acrylonitrile seperti acrylonitrile butadiene styrene (ABS), acrylonitrile butadiene (NBR) dan styrene-butadiene (SBR) sangat kuat dan elastis. Butadiene dalam jumlah kecil juga digunakan dalam pembuatan nylon intermediate, yaitu adiponitrile dengan cara menambahkan molekul hydrogen cyanide dalam setiap ikatan rangkapnya melalui proses yang disebut hydrocyanation. Selain itu, butadiene juga banyak digunakan dalam pembuatan material pembuatan

karet seperti chloroprene dan pelarut sulfolane. Vinylcyclohexene adalah merupakan zat impuiritis yang sering dijumpai dalam butadiene dalam tangki penyimpanan.

Perkembangan terbaru menyatakan bahwa butadiene dapat digunakan sebagai bahan baku pengganti buthanol dalam proses esterifikasi dalam proses pembuatan n-butyl asetat (Anonim, 2012 ).

2.2 Asam Asetat

Asam asetat dengan rumus struktur CH3COOH biasa dikenal juga dengan

asam ethanoat merupakan salah satu bahan kimia organik. Dalam keadaan murni

asam asetat bebas dari air (asam asetat glasial) merupakan cairan berwarna bening

yang menyerap air dari lingkungan (bersikap higroskopis) dan membeku di bawah suhu 16,7oC (62oF) menjadi sebuah Kristal padat tidak berwarna. Asam asetat

merupakan salah satu asam karboksilat yang paling sederhana, merupakan regensia

dan dalam industri kimia banyak digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan

berbagai macam bahan kimia lainnya.

Asam asetat merupakan salah satu bahan kimia yang penting di dunia. Asam

(21)

bahan kimia, seperti vinil asetat monomer (VAM), asam tereptalik yang dimurnikan,

asetat anhidrat, asam monokloro asetat (MCA) dan ester asetat (n-butyl asetat) (Anonim, 2012).

Penggunannya dalam pembuatan n-butyl asetat adalah dengan melakukan reaksi esterifikasi antara asam asetat dengan butadiene ataupun juga dengan alcohol

seperti buthanol.

2.3 Esterifikasi

Reaksi esterifikasi bersifat reversible, untuk memperoleh rendemen tinggi dari ester itu, kesetimbangan harus digeser ke arah ester. Satu teknik untuk mencapai

ini adalah menggunakan salah satu zat pereaksi yang murah yang berlebihan. Teknik

lain adalah membuang salah satu produk dari dalam campuran reaksi (Fessenden &

Fessenden, 1999).

Beberapa macam metode esterifikasi antara lain :

a. Cara Fischer

Jika asam karboksilat dan alkohol dan katalis asam (biasanya HCl atau

H2SO4) dipanaskan, terdapat kesetimbangan dengan ester dan air.

b. Esterifikasi dengan asil halide

Asil halida adalah turunan asam karboksilat yang paling reaktif. Asil klorida

lebih murah dibandingkan dengan asil halida lain. Asil halide biasanya dibuat dari

asam dengan tionil klorida atau fosfor pentaklorida.

(Dinarno, 2009)

c. Esterifikasi antara asam karboksilat dengan conjugated diene

(22)

dikembangkan. Hal ini dikarenakan conjugated diene merupakan salah satu bahan yang mudah didapat dan harga yang relative yang lebih murah. Conjugated diene yang sering digunakan yaitu 1,3-butadiene, 2-methyl-1,3-butadiene, 2-chloro-1,3-butadiene, 1,3-hexadiene, 2,4-cyclohexadiene dan lainnya. Produk hasil esterifikasi antara asam karboksilat dengan conjugated diene yang banyak dijumpai adalah n-butyl asetat, 2-methyl-2-butenyl butanoate, cyclohexene-3-yl-benzoate dan lainnya (Paul et al, 1977)

2.4 n-Butyl Asetat

n-Butyl asetat yang juga dikenal sebagai butyl etanoat atau butyl asetat merupakan salah satu bahan kimia organik yang banyak digunakan sebagai solven

dalam produksi berbagai macam bahan kimia. Merupakan cairan tidak berwarna

yang mudah terbakar. Butyl asetat bisa ditemukan dalam berbagai jenis buah-buahan yang memberikan rasa dan bau yang khas seperti pisang yang biasa juga digunakan

sebagai perasa sintetik dalam permen, es krim dan bahan-bahan perasa dalam

pembuatan kue. Ada empat macam butil asetat : butil asetat, iso-butil asetat, sec-butil asetat, dan tert-butil asetat. Pada umumnya hanya butil asetat dan isobutyl asetat

yang diproduksi secara komersial.

Ada beberapa macam proses dalam pembuatan n-butyl asetat.

 Pembuatan n-butyl asetat adalah dengan proses esterifikasi menggunakan bahan baku butanol dan asam asetat dengan katalisator asam sulfat. Untuk

menyempurnakan reaksi, salah satu reaktan diberikan berlebih. Ada 2 macam

proses pembuatan butil asetat ini, yaitu :

1). Proses Batch

Asam asetat, butil alkohol, dan katalis dimasukkan dalam reaktor dengan

jumlah tertentu, steam dipakai sebagai pemanas hinggga menghasilkan

refluk. Uap yang terbentuk setelah dikondensasi akan masuk ke unit

dekanter, hasil atas direfluk ke kolom distilasi sedang hasil bawah

direcovery. Reaksi dilanjutkan dengan beroperasi kira-kira 87°C sampai

tidak ada air yang terpisahkan. Alkohol dimasukkan ke dalam reaksi,

temperatur kolom naik sampai 126°C, sehingga dapat diperoleh butil

(23)

2). Proses kontinyu

Proses dijalankan dengan reactor CSTR (Continue Stirred Tank Reactor). Butil alkohol, asam asetat dan katalis dimasukkan ke dalam reaktor

esterifikasi dan campuran tersebut menghasilkan refluk melalui kolom

esterifikasi. Air dari reaksi dipindahkan pada proses dekanter, hasil atas

dikembalikan ke reaktor esterifikasi dan airnya dibuang. Produk ester

mentah menjadi lapisan atas pada proses dekanter. Sebagian dari produk

mentah ini diumpankan ke bagian atas kolom esterifikasi sebagai refluk

untuk kontrol temperatur, dan sisanya diumpankan ke kolom distilasi (low boiler) untuk purifikasi (proses pembersihan). Residu butil alkohol dan air dipindahkan dari atas kolom distilasi dan dikembalikan ke reaktor

esterifikasi. Ester keluar kolom distilasi ke tangki uap dan dipisahkan dari

impuritas dengan kolom penyaringan. Ester yang sudah murni dimasukan

ke tangki analisis untuk analisis spesifikasi, dan setelah itu dipindahkan ke

tangki penyimpanan (Mc Ketta, 1977).

 Pembuatan n-butyl asetat dengan mereaksikan butadiene dengan asam asetat dengan menggunakan bantuan katalis asam. Secara sederhana proses

esterifikasi antara butadiene dengan asam asetat dapat dilihat seperti berikut:

+

(butadiene) (asam asetat) (sec-butenyl asetat)

+

(n-butenyl asetat)

(24)

dipisahkan kemudian dimasukkan ke dalam proses hidrogenasi untuk menghilangkan

ikatan rangkapnya dan membentuk n-Butyl asetat (Paul et al, 1977).

2.5 Sifat-sifat bahan baku dan produk 2.5.1 Sifat-sifat bahan baku

1. Butadiene Sifat-sifat:

o Rumus Kimia : C4H6 o Berat Molekul : 54,0916 o Titik Didih Normal, K : 269 o Titik Lebur, K : 164,3 o Densitas, g/cm3 : 0,64 o Viskositas, cP (0oC) : 0,25

o Titik Nyala, C : -85 (Wikipedia,2012)

2. Asam Asetat

Sifat-sifat:

o Rumus Kimia : CH3COOH o Berat Molekul : 60,05 o Titik Didih Normal, K : 391,04 o Titik Lebur, K : 289,93 o Temperatur Kritik, K : 594,45 o Tekanan Kritik, bar : 57,90 o Volume Kritik, cm3/mol : 171,0 o Densitas Cair, kg/m3 (oC) : 1049,2 (20)

o Panas Penguapan, kJ/mol : 23,7 (Wikipedia,2012)

3. Asam Klorida

Sifat-sifat:

o Rumus Kimia : HCl

(25)

o Titik Lebur, K : -27,32 o Densitas Cair, kg/m3 (oC) : 1180

o Viskositas : 1,9 mPa.s (Wikipedia,2012)

4. Hidrogen

Sifat-sifat:

o Rumus Kimia : H2

o Berat Molekul : 2

o Titik Didih Normal, K : 20,28 o Titik Lebur, K : 14,01 o Temperatur Kritik, K : 32,97 o Densitas Cair, kg/m3 (oC) : 70 (TL)

: 70,99 (TD)

o Panas Penguapan, kJ/mol : 0,904 (Wikipedia,2012)

5. Katalis Amberlyst

Sifat-sifat:

o Rumus Kimia : (C10H10)m(C8H8O3S)n o Berat Molekul : 314,4

o Titik Didih Normal, C : 516,7

o Flash point,C : 266,3 (Wikipedia,2012)

2.5.2 Sifat-sifat Produk

1. n-butyl asetat Sifat-sifat:

o Rumus Kimia : n-CH3COOC4H9 o Berat Molekul, g/mol : 116,16

(26)

o Densitas, gr/cm3 (30oC) : 0,88 (Wikipedia,2012)

2. sec-butyl asetat Sifat-sifat:

o Rumus Kimia :sec- CH3COOC4H9 o Berat Molekul, g/mol : 116,16

o Densitas, kg/m3 : 870 o Titik Didih, oC : 112

o Titik Leleh, oC : -99 (Wikipedia,2012)

2.6. Deskripsi Proses

Proses pembuatan n-butyl asetat dilaksanakan dengan cara esterifikasi yaitu dengan mereaksikan asam asetat dengan butadiene yang kemudian diikuti dengan proses hidrogenasi produk hasil reaksi esterifikasi asam asetat dengan butadiene (n-butenyl asetat dan sec-butenyl asetat) menjadi n-butyl asetat dan sec-butyl asetat

Proses dimulai dengan aktivasi katalis amberlyst 15, Larutan HCl 38% dari

tangki penyimpanan (V-104) dipompakan menuju mixer (M-101) untuk kemudian diencerkan dengan air proses menjadi HCl 1N pada tekanan 1 atm dan suhu 30oC.

HCl dari mixer (M-101) kemudian dipompakan menuju mixer (M-102) dan dimasukkan katalis amberlyst 15 dari gudang penyimpanan (F-101) proses ini terjadi

pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm. Hasil keluaran mixer (M-102) kemudian

dipompakan ke unit filtrasi (P-101) untuk memisahkan antara katalis amberlyst 15

dan HCl. HCl yang keluar dari unit filtrasi (P-101) kemudian dialirkan kembali

menuju mixer (M-102). Perlakuan dilanjutkan dengan pembersihan dengan menggunakan air dari air proses. Keluaran air proses dan HCl sisa kemudian

dialirkan ke unit pengolahan limbah. Amberlyst 15 dan airkemudian dimasukkan ke

unit rotary dryer (DD-101) pada suhu 100 C dan tekanan 1 atm. Katalis Amberlyst 15 kemudian dialirkan ke unit disc centrifuge (FF-101) untuk memastikan tidak ada zat lain yang terikut ke unit reaktor (R-101).

Asam asetat dari tangki penyimpanan (TT-101) kemudian diumpankan

(27)

menjadi 60oC sebelum diumpankan ke reaktor (R-101). Butadiene dari tangki

penyimpanan (TT-102) pada tekanan yang tinggi, kemudian di umpankan ke unit

expander (JC-101) untuk menurunkan tekanan butadiene menjadi 1 atm. Gas Butadiene dari expander (JC-101) kemudian diumpankan menuju unit heater (E-102)

untuk menaikkan suhu dari 30oC menjadi suhu umpan reaktor, yaitu 60oC. Pada

reaktor (R-101) yang beroperasi pada suhu 60oC dan tekanan 1 atm berlangsunglah

reaksi esterifikasi antara asam asetat dengan butadiene dengan reaksi seperti

C2H4O2 + C4H6 n-C6H10O2 + sec-C6H10O2 Asam asetat Butadiene n-butenyl asetat sec-butenyl asetat

Reaksi esterifikasi tersebut bereaksi dengan perbandingan asam asetat :

butadiene : amberlyst 15 sebesar 3600 : 700 : 85 (Gracey, BP dan Norbat, WJK,

2002). Hasil reaksi berupa n-butenyl asetat, sec-butenyl asetat, asam asetat berlebih, butadiene berlebih dan katalis amberlyst 15. Hasil keluaran reaktor (R-101)

kemudian diumpankan menuju unit cooler untuk menurunkan suhu umpan dari 60oC menjadi 40oC. Kemudian diumpankan ke unit knock out drum (FG-201) untuk memisahkan gas butadiene berlebih, kondisi operasi knock out drum yaitu suhu 40oC dan tekanan 1 atm. Gas butadiene berlebih kemudian dengan blower diumpankan ke

unit Mixpoint (MP-102). Hasil keluaran unit knock out drum (FG-201) kemudian diumpankan ke unit disc centrifuge (FF-201) yang beroperasi pada suhu 40oC pada tekanan 1 atm untuk memisahkan katalis amberlyst 15. Amberlyst keluaran disc

centrifuge (FF-201) kemudian direcycle kembali menuju unit mixer (M-102). Keluaran unit disc centrifuge lainnya kemudian diumpankan ke heater (E-202) untuk menaikkan suhu umpan dari 40oC menjadi suhu umpan masuk destilsi (D-201) yaitu

119,732oC.

Pada unit destilasi (D-201) akan dipisahkan antara asam asetat dengan n-butenyl asetat dengan sec-butenyl asetat berdasarkan titik didih yang beroperasi pada tekanan 1 atm pada suhu 119,732oC. Produk dari atas berupa asam asetat kemudian

dipompakan menuju unit cooler (E-206) untuk menurunkan suhu menjadi 30oC

(28)

suhu umpan masuk reaktor hidrogenasi (R-201) yaitu 100oC. Reaktor Hidrogenasi

(R-202) beroperasi pada suhu 150oC dan tekanan 30 atm. Dalam reaktor ini terjadi

reaksi antara hidrogen dengan n-butenyl asetat dan sec-butenyl asetat, dengan persamaan berikut :

(i) n-C6H10O2 + H2 n-C6H12O2

n-butenyl asetat hidrogen n-butyl asetat

(ii) sec-C6H10O2 + H2 sec-C6H12O2

sec-butenyl asetat hidrogen sec-butyl asetat

Hidrogen yang masuk ke reaktor (R-201) berasal dari tangki penyimpanan (TT-103).

Produk keluaran hidrogen berupa campuran n-butyl asetat dan sec-butyl asetat yang kemudian diumpankan ke unit cooler (E-206) untuk menurunkan suhu umpan

sebelum masuk ke destilasi (D-202) dari 150oC menjadi 118,315oC.

Pada unit destilasi (D-202) akan dipisahkan antara n-butyl asetat dengan sec-butyl asetat berdasarkan titik didih nya. Produk keluaran atas berupa sec-butyl asetat diumpankan ke unit cooler (E-209) menjadi 30oC sebelum disimpan dalam tangki penyimpanan (TT-201) dan produk keluaran bawah berupa n-butyl asetat

(29)

Sat. Steam Air Pendingin

Air Proses

Kondensat Air Pendingin Bekas Pengolahan Limbah 1 2 5 3 4 6 7 9

10 12 13

(30)

BAB III

NERACA MASSA

Perhitungan neraca massa pada proses pembuatan n-butyl asetat dari

butadiene dan asam asetat dengan kapasitas 5.000 ton/tahun disajikan pada Lampiran

A. Neraca massa didasarkan pada waktu operasi selama 330 hari/tahun, basis

perhitungan selama 1 jam operasi, dan kapasitas produksi per jam sebesar 631,3131

kg.

Peralatan yang mengalami perubahan massa adalah :

3.1 Mixer 101

Perubahan neraca massa pada alat mixer 101 dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Neraca Massa Pada Mixer 101

Komponen

Alur Masuk Alur Keluar

Alur 7 Alur 8 Alur 10

N F N F N F

(kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam)

HCl 38% 1,0661 38,9127 - - - -

H2O - - 25,2284 454,1115 - -

HCl 1N - - - - 13,5075 493,0242

Total 493,0242 493,0242

3.2 Mixer 102

Perubahan neraca massa pada alat mixer 102 dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut

Tabel 3.2 Neraca Massa Pada Mixer 102

Komponen

Alur Masuk Alur Keluar

Alur 5 Alur 9 Alur 16 Alur 22 Alur 10

N F N F N F N F N F

(kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam)

(C10H10)n.(C8H8O3S)m - - - 0,3095 97,3010 0,3095 97,3010

(31)

total 590,3252 676,7930

3.3 Filtrasi

Perubahan neraca massa pada alat filtrasi dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut

Tabel 3.3 Neraca Massa Pada Filtrasi

Komponen

Alur Masuk Alur Keluar

Alur 10 Alur 11 Alur 12 Alur 16 Alur 17

N F N F N F N F N F

(kmol/

jam) (kg/jam)

(kmol/

jam) (kg/jam)

(kmol/

jam) (kg/jam)

(kmol/

jam) (kg/jam)

(kmol/

jam) (kg/jam)

(C10H10)n.(C8H8O3S)m 0,3095 97,3010 - - 0,3095 97,3010 - -

HCl 1N 13,5075 493,0242 - - - - 13,434 490,5590 0,0675 2,4651

H2O - - 82,1707 1479,0726 0,4109 7,3954 - - 81,7599 1471,6772

total 2069,3978 2069,3978

3.4 Rotary Dryer

[image:31.595.83.534.391.516.2]

Perubahan neraca massa pada Rotary Dryer dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut Tabel 3.4 Neraca Massa Pada Pengering Katalis

Komponen

Alur Masuk Alur Keluar

Alur 13 Alur 14 Alur 18

N F N F N F

(kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (C10H10)n.(C8H8O3S)m 0,3095 97,3010 0,3095 97,3010

H2O 0,4109 7,3954 0,00205 0,037 040885 7,3584

Total 104,6964 104,6964

3.5 Mix Point I

Perubahan neraca massa pada alat pengering katalis dapat dilihat pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Neraca Massa Pada Mix Point I

Komponen

Alur Masuk Alur Keluar

Alur 2 Alur 20 Alur 4

N F N F N F

(kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam)

C4H6 10,9479 592,1718 3,8663 209,1308 14,8142 801,3026

(32)

3.6 Mix Point II

Perubahan neraca massa pada alat pengering katalis dapat dilihat pada tabel 3.6

Tabel 3.6 Neraca Massa Pada Mix Point II

Komponen

Alur Masuk Alur Keluar

Alur 1 Alur 32 Alur 3

N F N F N F

(kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam)

C2H4O2 11,0383 662,8485 57,5876 3458,1364 14,8142 4120,9849

total 4120,9849 4120,9849

3.7 Reaktor

Perubahan neraca massa pada reaktor dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut

Tabel 3.7 Neraca Massa Reaktor

Komponen

Alur masuk Alur Keluar

Alur 4 Alur 3 Alur 15 Alur 19

N F N F N F N F

(kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam)

C4H6 14,8142 801,3026 - - - - 3,8858 210,1817

C2H4O2 - - 68,6259 4120,9849 - - 57,6974 3464,7302

n-C6H10O2 - - - 5,4642 623,6878

Sec-C6H10O2 - - - 5,4642 623,6878

(C10H10)n.(C8H8O3S)m - - - - 0,3095 97,3010 0,3095 97,3010

total 5019,5885 5019,5885

3.8 Knock Out drum

Perubahan neraca massa pada Knock Out Drum dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut Tabel 3.8 Neraca Massa Pada Knock Out Drum

Komponen

Alur Masuk Alur Keluar

Alur 19 Alur 20 Alur 21

N F N F N F

(kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) C4H6

3,8858

210,1817 3,8663 209,1308 0,0194 1,0509

C2H4O2

57,6974

(33)

623,6878 623,6878

sec-C6H10O2 5,4642

623,6878 - - 5,4642

623,6878

(C10H10)n.(C8H8O3S)m 0,3095

97,3010 - - 0,3095

97,3010

Total 5019,5885 5019,5885

3.9 DiskCentrifuge

Perubahan neraca massa pada Disk Centrifuge dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut Tabel 3.9 Neraca Massa Pada DiskCentrifuge

Komponen

Alur Masuk Alur Keluar

Alur 21 Alur 23 Alur 22 Alur 24

N F N F N F N F

(kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam)

C4H6 0,0194 1,0509 0,0194 1,0509 - - - -

C2H4O2 57,6974 3464,7302 - - - - 57,6974 3464,7302

n-C6H10O2 5,4642 623,6878 - - - - 5,4642 623,6878

sec-C6H10O2 5,4642 623,6878 - - - - 5,4642 623,6878

(C10H10)n.(C8H8O3S)m 0,3095 97,3010 0,0031 0,9730 0,3064 96,3280 - -

Total 4810,4577 4810,4577

3.10 Destilasi

3.10.1 Neraca overall destilasi

Perubahan neraca massa pada alat destilasidapat dilihat pada tabel 3.10 berikut

Tabel 3.10 Neraca Massa Pada Alat Destilasi

Komponen

Alur Masuk Alur Keluar

Alur 25 Alur 33 Alur 31

N F N F N F

(kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) C2H4O2 57,6974 3464,7302 0,1098 6,5939 57,5876 3458,1364

n-C6H10O2 5,4642 623,6878 5,4354 620,3980 0,0288 3,2898

sec- C6H10O2 5,4642 623,6878 5,4354 620,3980 0,0288 3,2898

(34)

3.10.2 Neraca Massa Kondensor

Perubahan neraca massa pada alat kondensordapat dilihat pada tabel 3.11 berikut

Tabel 3.11 Neraca Massa Pada Alat Kondensor

Komponen

Alur Masuk Alur Keluar

Alur 26 Alur 28 Alur 31

N F N F N F

(kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) C2H4O2 110,1535 6614,7157 52,5659 3156,5793 57,5876 3458,1364

n-C6H10O2 0,0551 6,2928 0,0263 3,0029 0,0288 3,2898

sec-C6H10O2 0,0551 6,2928 0,0263 3,0029 0,0288 3,2898

Total 6627,3012 6627,3012

3.10.3 Neraca Massa Reboiler

Perubahan neraca massa pada alat reboiler dapat dilihat pada tabel 3.132berikut Tabel 3.12 Neraca Massa Pada Alat Reboiler

Komponen

Alur Masuk Alur Keluar

Alur 29 Alur 30 Alur 33

N F N F N F

(kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) C2H4O2 1,2124 72,8072 1,1026 66,2134 0,1098 6,5939

n-C6H10O2 60,0160 6850,2216 54,5805 6229,8236 5,4354 620,3980

sec-C6H10O2 60,0160 6850,2216 54,5805 6229,8236 5,4354 620,3980

Total 13773,2504 13773,2504

3.11 Neraca Massa Reaktor Hidrogenasi

Perubahan neraca massa pada alat hidrogenasidapat dilihat pada tabel 3.13 berikut

Tabel 3.13 Neraca Massa Pada Alat Hidrogenasi

Komponen

Alur masuk Alur keluar Alur masuk 33 Alur masuk 6 Alur keluar 35

N F N F N F

(Kmol/jam) (kg/jam) (Kmol/jam) (kg/jam) (Kmol/jam) (kg/jam) C4H6 0,1098 6,5939 - - 0,1098 6,5939

n-C6H10O2 5,4354 620,3980 - - - -

sec-C6H10O2 5,4354 620,3980 - - - -

H2 - - 10,8708 21,9591 - -

(35)

sec-C6H12O2 - - - - 5,4354 631,3775

Total 1269,3489 1269,3489

3.12 Destilasi

3.12.1 Neraca Overall Destilasi

Perubahan neraca massa pada alat destilasidapat dilihat pada tabel 3.14 berikut

Tabel 3.14 Neraca Massa Pada Alat Destilasi

Komponen

Alur Masuk Alur Keluar

Alur 35 Alur 41 Alur 42

N F N F N F

(kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) C2H4O2 0,1098 6,5939 0,1098 6,5939 - -

n-C6H12O2 5,4354 631,3775 0,0272 3,2210 5,4082 628,1565

sec-C6H12O2 5,4354 631,3775 5,4082 628,2209 0,0272 3,1566

Total 1269,3849 1269,3849

3.12.2 Neraca Massa Kondensor

Perubahan neraca massa pada alat kondensordapat dilihat pada tabel 3.15 berikut

Tabel 3.15 Neraca Massa Pada Alat Kondensor

Komponen

Alur Masuk Alur Keluar

Alur 36 Alur 38 Alur 41

N F N F N F

(kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam) C2H4O2 0,2103 12,6273 0,1005 6,0334 0,1098 6,5939

n-C6H12O2 0,1282 14,8920 0,1005 11,6710 0,0272 3,2210

sec-C6H12O2 25,4828 2960,0915 20,0746 2331,8705 5,4082 628,2209

Total 2987,6108 2987,6108

3.12.3 Neraca Massa Reboiler

Perubahan neraca massa pada alat reboiler dapat dilihat pada tabel 3.16 berikut Tabel 3.16 Neraca Massa Pada Alat Reboiler

Komponen

Alur Masuk Alur Keluar

Alur 39 Alur 40 Alur 42

N F N F N F

(36)

C2H4O2 0,5077 30,4863 0,5077 30,4863 - -

n-C6H12O2 5,5359 643,0280 0,1282 14,8715 5,4077 628,1565

sec-C6H12O2 25,0318 2903,6932 25,0046 2900,5366 0,0272 3,1566

(37)

BAB IV

NERACA ENERGI

Perhitungan neraca panas pada proses pembuatan n-butyl asetat dari butadiene dan asam asetat dengan kapasitas produksi sebesar 5.000 ton/tahun

disajikan pada Lampiran B. Neraca panas didasarkan pada basis perhitungan 1 jam,

satuan operasi dalam kJ/jam, dan temperature referensi 25oC (298 K)

Peralatan yang mengalami perubahan panas adalah :

4.1 Heater (E-102)

Perubahan neraca panas pada alat heater (E-102)dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut

Tabel 4.1 Neraca Panas Heater (E-102 )

Komponen Alur Masuk (kJ/jam) Alur Keluar (kJ/jam)

Umpan 6829,1732 -

Produk - 49590,7529

Steam 42761,5797 -

Total 49590,7529 49590,7529

4.2 Heater (E-101)

Perubahan neraca panas pada alat heater (E-101)dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut

Tabel 4.2 Neraca Panas Heater (E-101)

Komponen Alur Masuk (kJ/jam) Alur Keluar (kJ/jam)

Umpan 38069,5891 -

Produk - 288226,8485

Steam 250157,2594 -

Total 288226,8485 288226,8485

4.3 Cooler

(38)

Komponen Alur Masuk (kJ/jam) Alur Keluar (kJ/jam)

Umpan 13469,38 -

Produk - 5892,8537

Air Pendingin - 7576,5263

Total 13469,38 13469,38

4.4 Reaktor (R-101)

Perubahan neraca panas pada alat reaktor (R-101) dapat dilihat pada tabel 4.4

berikut

Tabel 4.4 Neraca Panas reaktor (R-101)

Komponen Alur Masuk (kJ/jam) Alur Keluar (kJ/jam)

Umpan 1845697,1243 -

Produk - 1617645,1987

∆Hr 3169949,3332

Air Pendingin - 3398001,2589

Total 5015646,4575 5015646,4575

4.5 Cooler (E-201)

Perubahan neraca panas pada alat cooler (E-201)dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut

Tabel 4.5 Neraca Panas cooler (E-201)

Komponen Alur Masuk (kJ/jam) Alur Keluar (kJ/jam)

Umpan 1617645,1987 -

Produk - 660351,1657

Air Pendingin - 957294,0330

Total 1617645,1987 1617645,1987

4.6 Heater (E-202)

(39)

Tabel 4.6 Neraca Panas Heater (E-202)

Komponen Alur Masuk (kJ/jam) Alur Keluar (kJ/jam)

Umpan 653124,0074 -

Produk - 6245854,9539

Steam 5592730,9465 -

Total 6245854,9539 6245854,9539

4.7 Kondensor (E-203)

Perubahan neraca panas pada alat kondensor (E-203) dapat dilihat pada tabel

4.7 berikut

Tabel 4.7 Neraca Panas Kondensor (E-203)

Komponen Alur Masuk (kJ/jam) Alur Keluar (kJ/jam)

Input Kondensor 4224007,7067 -

Output Kondensor - 7198584,0976

Air Pendingin 2974576,3909 -

Total 7198584,0976 7198584,0976

4.8 Cooler

Perubahan neraca panas pada alat cooler dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut Tabel 4.8 Neraca Panas Cooler

Komponen Alur Masuk (kJ/jam) Alur Keluar (kJ/jam)

Umpan 4627539,2080 -

Produk - 199107,5506

Air Pendingin - 4428431,6574

Total 4627539,2080 4627539,2080

4.9 Reboiler (E-204)

Perubahan neraca panas pada alat reboiler (E-204) dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut

Tabel 4.9 Neraca Panas Reboiler (E-204)

(40)

Input Reboiler 6245854,9539 -

Output Reboiler - 7898456,0828

Steam 1652601,1289 -

Total 7898456,0828 7898456,0828

4.10 Cooler

Perubahan neraca panas pada alat cooler dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut Tabel 4.10 Neraca Panas cooler

Komponen Alur Masuk (kJ/jam) Alur Keluar (kJ/jam)

Umpan 296340,4940 -

Produk - 206957,7690

Air Pendingin - 89382,7250

Total 296340,4940 296340,4940

4.11 Reaktor Hidrogenasi (R-201)

Perubahan neraca panas pada alat reaktor (R-201) dapat dilihat pada tabel

4.11 berikut

Tabel 4.11 Neraca Panas reaktor (R-201)

Komponen Alur Masuk (kJ/jam) Alur Keluar (kJ/jam)

Umpan 3104508,6500 -

Produk - 673923,9747

∆Hr 147.152,5842 -

Air Pendingin - 2.577.737,259

Total 3.251.661,234 3.251.661,234

4.12 Cooler (E-206)

Perubahan neraca panas pada alat cooler (E-206)dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut

Tabel 4.12 Neraca Panas cooler (E-206)

Komponen Alur Masuk (kJ/jam) Alur Keluar (kJ/jam)

(41)

Produk - 623681,7648

Air Pendingin - 50242,2099

Total 673923,9747 673923,9747

4.13 Kondensor (E-207)

Perubahan neraca panas pada alat kondensor (E-207) dapat dilihat pada tabel

4.13 berikut

Tabel 4.13 Neraca Panas Kondensor (E-207)

Komponen Alur Masuk (kJ/jam) Alur Keluar (kJ/jam)

Input Kondensor 601706,0130 -

Output Kondensor - 1490806,4147

Air Pendingin 889700,4017 -

Total 1490806,4147 1490806,4147

4.14 Reboiler (E-208)

Perubahan neraca panas pada alat reboiler (E-208) dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut

Tabel 4.14 Neraca Panas Reboiler (E-208)

Komponen Alur Masuk (kJ/jam) Alur Keluar (kJ/jam)

Input Reboiler 656457,8109 -

Output Reboiler - 1626395,1629

Steam 969937,3520 -

Total 1626395,1629 1626395,1629

4.15 Cooler (E-209)

Perubahan neraca panas pada alat cooler (E-209)dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut

Tabel 4.15 Neraca Panas cooler (E-209)

Komponen Alur Masuk (kJ/jam) Alur Keluar (kJ/jam)

Umpan 321366,7241 -

(42)

Air Pendingin - 305988,9919

Total 321366,7241 321366,7241

4.16 Cooler (E-210)

[image:42.595.119.532.85.128.2]

Perubahan neraca panas pada alat cooler (E-210)dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut

Tabel 4.16 Neraca Panas cooler (E-210)

Komponen Alur Masuk (kJ/jam) Alur Keluar (kJ/jam)

Umpan 134988,7482 -

Produk - 6326,7588

Air Pendingin - 128661,9894

(43)

BAB V

SPESIFIKASI PERALATAN

5.1Tangki Penyimpanan Asam Asetat (C2H4O2) (TT-101)

Fungsi : Menyimpan asam asetat untuk kebutuhan 10 hari

Bahan konstruksi : Carbon steel SA-285 Grade C

Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup

ellipsoidal

Jumlah : 1 unit

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Kapasitas : 181,9832 m3

Ukuran : Silinder :

Diameter : 5,27 m Tinggi : 6,5875 m Tebal : 1,5 in

Tutup :

 Diameter : 5,27 m  Tinggi : 1,3175 m

 Tebal : 1 ¾ in (tutup bawah)

: 1 ½ in (tutup atas)

5.2Tangki Penyimpanan Butadiene (C4H6) (TT-102)

Fungsi : Menyimpan asam klorida untuk kebutuhan 30 hari

Bahan konstruksi : Low alloy steel SA-353

Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal

Jumlah : 1 unit

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 46 atm

Kapasitas : 799,4319 m3

Ukuran : Silinder :

(44)

Tinggi : 10,78825 m Tebal : 9 ½ in

Tutup :

 Diameter : 8,6306 m  Tinggi : 2,15765 m

 Tebal : 9 ¼ in (tutup bawah)

: 9 ¼ in (tutup atas)

5.3Tangki Penyimpanan Asam Klorida (HCl) (TT-104)

Fungsi : Menyimpan asam asetat untuk kebutuhan 10 hari

Bahan konstruksi : Carbon steel SA-285 Grade C

Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup

ellipsoidal

Jumlah : 1 unit

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Kapasitas : 0,5014 m3

Ukuran : Silinder :

Diameter : 0,7365 m Tinggi : 1,2889 m Tebal : 1 ½ in

Tutup :

 Diameter : 0,7365 m  Tinggi : 0,1841 m

 Tebal : 1 ½ in (tutup bawah)

: 1 ½ in (tutup atas)

5.4Tangki Penyimpanan Hidrogen (H2) (TT-103)

Fungsi : Menyimpan Hidrogen untuk kebutuhan 30 hari

Bahan konstruksi : Low alloy steel SA-318

Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal

(45)

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 30 atm

Kapasitas : 9,1193 m3

Ukuran : Silinder :

Diameter : 1,9428 m Tinggi : 2,4285 m Tebal : 2 ½ in

Tutup :

 Diameter : 1,9428 m  Tinggi : 0,4857 m

 Tebal : 2 ½ in (tutup bawah)

: 2 ½ in (tutup atas)

5.5Tangki Penyimpanan Produk atas Destilat (TT-201)

Fungsi : Menyimpan Produk atas destilat untuk kebutuhan 10

hari

Bahan konstruksi : Carbon steel SA-285 Grade C

Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup

ellipsoidal

Jumlah : 1 unit

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Kapasitas : 210,425 m3

Ukuran : Silinder :

Diameter : 5,5311 m Tinggi : 6,9139 m Tebal : 1 ¾ in

Tutup :

 Diameter : 5,5311 m  Tinggi : 1,3828 m

 Tebal : 1 ¾ in (tutup bawah)

(46)

5.6Tangki Penyimpanan Produk Bawah Destilat (TT-202)

Fungsi : Menyimpan Produk bawah destilat untuk kebutuhan

10 hari

Bahan konstruksi : Carbon steel SA-285 Grade C

Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup

ellipsoidal

Jumlah : 1 unit

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Kapasitas : 206,623 m3

Ukuran : Silinder :

Diameter : 5,4976 m Tinggi : 6,972 m Tebal : 1 ¾ in

Tutup :

 Diameter : 5,4976 m  Tinggi : 1,3744 m

 Tebal : 1 ¾ in (tutup bawah)

: 1 ¾ in (tutup atas)

5.7Pompa Asam Asetat (J-101)

Fungsi : Memompa asam asetat dari tangki penyimpanan

(TT-101) ke reaktor (R-(TT-101)

Tipe : Centrifugal Pump

Bahan konstruksi : Commercial steel

Jumlah : 1 unit

Cadangan : 1 unit

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

(47)

Daya motor : ¼ hp

5.9 Heater (E-101)

Fungsi : menaikkan temperatur asam asetat sebelum

diumpankan ke reaktor(R-101)

Tipe : Shell and tube heat exchanger

Jumlah : 1 unit

Diameter tube : ¾ in

Jenis tube : 16 BWG

Panjang tube : 12 ft

Pitch : triangular pitch

Jumlah tube : 70

Diameter shell : 12 in

5.10 Expander 1 (JC-101)

Fungsi : Menurunkan tekanan bahan baku gas Butadiene dari

46 atm menjadi 1 atm sebelum masuk ke reaktor

(R-101)

Jenis : Centrifugal Blower Diameter dalam (ID) : 5,0470 in

Diameter luar (OD) : 5,5630 in

Tekanan masuk (P1) : 46 atm

Tekanan keluar (P2) : 1 atm

Temperatur : 30 oC

Daya (Ws) : 19,46 Hp

5.11 Blower I (JB-101)

Fungsi : Mengumpankan butadiene ke dalam reaktor (R-101)

Tipe : Turbo blower

Jumlah : 1 unit

(48)

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1,6 atm

Kapasitas : 325,1140 m3/jam

Daya motor : 20 hp

5.12 Heater (E-102)

Fungsi : menaikkan temperatur asam asetat sebelum

diumpankan ke reaktor (R-101)

Tipe : Shell and tube heat exchanger

Jumlah : 1 unit

Diameter tube : ¾ in

Jenis tube : 16 BWG

Panjang tube : 12 ft

Pitch : triangular pitch

Jumlah tube : 14

Diameter shell : 8 in

5.13 Pompa Asam Klorida (J-104)

Fungsi : Memompa HCl dari tangki penyimpanan (TT-104)

ke mixer (M-101)

Tipe : Centrifugal Pump

Bahan konstruksi : Commercial steel

Jumlah : 1 unit

Cadangan : 1 unit

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Daya motor : ¼ hp

5.14 Tangki Pencampur I (M-101)

Fungsi : Mencampur larutan asam klorida dengan air

(49)

Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup

ellipsoidal

Jenis : Tangki berpengaduk flat six blade open turbine

Jumlah : 1 unit

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Kapasitas : 0,6847 m3

Ukuran : Silinder :

Diameter : 0,7202 m Tinggi : 0,90025 m Tebal : 1 ½ in

Tutup :

 Diameter : 0,7202 m  Tinggi : 0,18005 m

 Tebal : 1 ½ in (tutup bawah)

: 1 ½ in (tutup atas)

Daya Pengaduk : 1 hP

5.15 Pompa (J-105)

Fungsi : Memompa HCl 1N dari mixer I (M-101) ke mixer II (M-102)

Tipe : Centrifugal Pump

Bahan konstruksi : Commercial steel

Jumlah : 1 unit

Cadangan : 1 unit

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Daya motor : ¼ hp

5.16Tangki Pencampur II (M-102)

Fungsi : Mencampur larutan asam klorida dengan air

(50)

Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup

ellipsoidal

Jenis : Tangki berpengaduk flat six blade open turbine

Jumlah : 1 unit

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Kapasitas : 0,91 m3

Ukuran : Silinder :

Diameter : 0,911 m Tinggi : 1,1264 m Tebal : 1 ½ in

Tutup :

 Diameter : 0,911 m  Tinggi : 0,2253 m

 Tebal : 1 ½ in (tutup bawah)

: 1 ½ in (tutup atas)

Daya Pengaduk : 2 hP

5.17 Pompa (J-102)

Fungsi : Memompa campuran katalis dan HCl dari mixer II (M-102) ke unit filtrasi (P-101)

Tipe : Centrifugal Pump

Bahan konstruksi : Commercial steel

Jumlah : 1 unit

Cadangan : 1 unit

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Daya motor : ¼ hp

(51)

Fungsi : Memisahkan antara katalis dengan larutan HCl dan

untuk membersihkan katalis dari larutan HCl dengan

air

Tipe : Plate and Frame

Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-212, Grade C

Jumlah : 1 unit

Cadangan : 1 unit

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Jumlah plate : 164 buah Jumlah frame : 164 buah

5.19 Pompa (J-107)

Fungsi : Memompa campuran katalis dan air dari filtrasi

(P-101) ke unit pengering (DD-(P-101)

Tipe : Centrifugal Pump

Bahan konstruksi : Commercial steel

Jumlah : 1 unit

Cadangan : 1 unit

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Daya motor : ¼ hp

5.20 Rotary Dryer (DD-101)

Fungsi : mengeringkan katalis amberlyst

Tipe : rotary dryer

Bentuk : horizontal drum dryer

Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212 Grade B

Jumlah : 1 unit

Kapasitas : 97,9879 kg/jam

Jumlah flight : 3

(52)

Daya motor : 6 hp

Ukuran : - diameter : 1,6382 m

- panjang : 1,3365 m

- tebal : 3/16 in

5.21 Conveyor (C-102)

Fungsi : mengangkut katalis amberlyst ke unit reaktor (R-101)

Tipe : screw conveyor

Bentuk : horizontal screw conveyor Bahan konstruksi : Carbon steel

Jumlah : 1 unit

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Laju alir : 0,5606 m3/jam.

Daya motor : ¼ hp

5.22 Reaktor (R-101)

Fungsi : Tempat terjadinya reaksi esterifikasi antara Butadiene

dengan asam asetat

Tipe : Reaktor Tangki Berpengaduk

Bentuk : Silinder vertikal dengan tutup datar dan alas

ellipsoidal

Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212, Grade B

Jumlah : 6 unit

Kapasitas : 31,1532 m3

Kondisi reaksi : Temperatur : 60oC ; Tekanan : 1 atm

Spesifikasi : a. Silinder :

 Diameter : 2,8769 m  Tinggi : 3,5961 m  Tebal : 1 ½ in

(53)

 Tinggi : 0,7192 m  Tebal : 1 ½ in

c. Pengaduk

 Jenis : turbin daun enam datar  Baffle : 4 buah

 Daya motor : 22,6799 hp

d. Jaket Pendingin :

 Diameter : 126,2638 in  Tinggi : 141,5787 in  Tebal : ¼ in

5.23 Pompa (J-201)

Fungsi : Memompa hasil keluaran reaktor ke unit knock out (FG-201)

Tipe : Centrifugal Pump

Bahan konstruksi : Comm

Gambar

Tabel 3.4 Neraca Massa Pada Pengering Katalis
Tabel 4.16 Neraca Panas cooler (E-210)
Tabel 6.1 Daftar Penggunaan Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan
Gambar 6.1 Instrumentasi pada Alat
+7

Referensi

Dokumen terkait

berkat dan rahmatσya tugas akhir dengan judul “ Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Asam Fenil Asetat dari Benzil Sianida dan Asam Sulfat dengan Kapasitas Produksi

PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN VINIL ASETAT DARI ASETILEN DAN ASAM ASETAT DALAM FASA GAS.. DENGAN KAPASITAS

Butil asetat merupakan senyawa yang diperoleh dari proses. esterifikasi asam asetat dan butanol, melalui proses batch

PRARANCANGAN PABRIK ISOAMIL ASETAT DENGAN PROSES ESTERIFIKASI DARI AMIL ALKOHOL DAN ASAM ASETAT KAPASITAS.. 15.000 TON

pembuatan selulosa asetat dari kulit buah kakao dan asetat anhidrad dengan. bantuan katalis

Proses pembentukan Butil Asetat menggunakan reaktor batch dengan kode R - 01 bertugas mereaksikan butanol dan asam asetat menjadi butil asetat dan air dengan kecepatan

Dalam industri kimia metode yang paling banyak digunakan untuk memproduksi isopropil asetat adalah esterifikasi isopropanol dan asam asetat dengan pemanasan menggunakan asam

PEMBUATAN ASAM FENIL ASETAT DARI BENZIL SIANIDA DAN ASAM SULFAT.. DENGAN KAPASITAS PRODUKSI