• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis perbedaan individu terhadap konsumen Macaroni Panggang (MP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis perbedaan individu terhadap konsumen Macaroni Panggang (MP)"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

ANAL

LISIS PER

PROGR

FAKU

RBEDAA

MACAR

RAWD

RAM SA

DEPAR

ULTAS E

INSTITU

AN INDIV

RONI PA

Ole

DHAH BU

H2408

ARJANA A

RTEMEN

KONOM

UT PERT

BOG

201

VIDU TER

NGGANG

eh

URHANU

87083

ALIH JE

N MANAJ

MI DAN M

TANIAN B

GOR

11

RHADAP

G (MP)

UDDIN

NIS MAN

JEMEN

MANAJEM

BOGOR

P KONSU

NAJEME

MEN

UMEN

(2)

RINGKASAN

RAWDHAH BURHANUDDIN. H24087083. Analisis Perbedaan Individu Terhadap

Konsumen Macaroni Panggang (MP). Di bawah bimbingan ABDUL KOHAR I.

Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembanagn dan pelestarian seni budaya, juga membangkitkan sektor perekonomian masyarakat. Usaha-usaha yang dapat menunjang sektor pariwisata tersebut diantaranya pusat perbelanjaan , hotel, restoran, tempat rekreasi, dll. Seiring berkembangnya wisata kuliner, jumlah restoran yang didirikan di kota Bogor juga semakin banyak. Bagi masyarakat perkotaan, restoran bukan hanya berfungsi sebagai tempat untuk makan saja tetapi juga untuk berkumpul dengan teman lama, beristirahat coffe break bagi pegawai kantoran, bertemu dengan rekan kerja, ataupun tujuan lain pada saat ini sudah merupakan bagian dari gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi gambaran perbedaan individu pada Macaroni Panggang yang terdiri dari sumberdaya konsumen, keterlibatan, motivasi, sikap, kepribadian nilai, dan gaya hidup.(2)Mengidentifikasi gambaran mengenai respon pembelian Macaroni Panggang yang terdiri dari pilihan merk, pilihan produk, jumlah pembelian, dan saluran pembelian(3)Menganalisa seberapa besar pengaruh perbedaan individu terhadap respon pembelian pada konsumen Macaroni Panggang.

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Dalam penelitian ini, karakteristik sampel untuk pengisian kuesioner adalah konsumen yang telah datang berkunjung ke Macaroni Panggang. Berdasarkan hasil validitasnya bahwa seluruh pertanyaan dalam kuesioner memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut (r hitung > r tabel, dimana r tabel = 0,361, untuk n=30). Berdasarkan hasil pengujian teknik Alpha Cronbach, untuk perbedaan individu diperoleh nilai alpha (a) 0.860, sedangkan hasil uji reliabilitas untuk keputusan pembelian diperoleh diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai r hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel yang bernilai 0.811. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh korelasi hubungan antara perbedaan individu dengan keputusan pembelian Macaroni Panggang sebesar 0,624. Nilai 0,624 merupakan nilai r hitung. Angka ini menunjukkan korelasi positif atau hubungan yang kuat antara Perbedaan Individu dan Keputusan Pembelian.

(3)
(4)

ANAL

P

LISIS PER

Sebaga

Pada

PROGRA

FAKU

RBEDAA

MACAR

ai salah sa

S

a Program

Fakultas

Ins

RAWD

AM SARJ

DEPAR

ULTAS E

INSTITU

AN INDIV

RONI PA

SKRI

atu syarat

Sarjana E

m Sarjana A

s Ekonomi

stitut Perta

Ole

DHAH BU

H2408

JANA AL

RTEMEN

KONOM

UT PERT

BOG

201

VIDU TER

NGGANG

IPSI

untuk mem

Ekonomi

Alih Jenis

i dan Man

anian Bogo

eh

URHANU

87083

LIH JENI

MANAJE

MI DAN M

(5)

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Perbedaan Individu Terhadap Konsumen Macaroni Panggang (MP)

Nama : Rawdhah Burhanuddin NIM : H24087083

Menyetujui, Dosen pembimbing

(Dr. Ir. Abdul Kohar I, MSc) NIP. 195811221985031002

Mengetahui, Ketua Departemen

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP. 196101231986011002

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Jeddah pada tanggal 26 Januari 1988. Penulis adalah anak dari empat bersaudara, dari pasangan Ayahanda Burhanuddin Jafar dan Ibunda Hasma Maulana. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis yaitu taman kanak-kanak di International Indonesian School Jeddah, lulus pada tahun 1991, kemudian penulis melanjutkan pendidikan dasar di SD International Indonesian School Jeddah, lulus pada tahun 1999, penulis menyelesaikan tingkat atas di SMU International Indonesian School Jeddah, lulus pada tahun 2005.

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan islam kepada kita semua, sehingga kita masih dapat terus menikmati indahnya berbuat kebaikan dan memperbaiki diri menjadi diri yang lebih baik lagi. Dengan izin dan ridho-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan makalah penelitian dengan judul “Analisis Perbedaan Konsumen Terhadap Pembelian Macaroni Panggang (MP)”.

Skripsi ini diajukan guna melengkapi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (SE) di Program Sarjana Alih Manajemen, Departemen Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orangtua dan seluruh keluarga tercinta, dosen pembimbing, dosen penguji, serta teman-teman yang telah memberikan dukungan selama penyusun melakukan penelitian.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan dapat memberikan masukan, saran, dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan penulisan sesuai dengan harapan yang diinginkan. Semoga penelitian ini dapat diterima dan bermanfaat di masa yang akan datang.

Alhamdulillahirobbal’alamin

Bogor, Maret 2011

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Ribuan puji dan syukur hamba haturkan kepada Zat yang Maha Agung dan Maha memberikan jalan dari kesulitan, Dia-lah Allah SWT yang telah memberikan kekuatan untuk menghadapi hadiah kehidupan yang penuh nikmat. Shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW tercinta beserta para keluarga, sahabat, dan umatnya yang senantiasa selalu memegang kuat tali Islam dan telah memberikan inspirasi dalam sikap, perbuatan, dan perkataan. Berkat izin dan kebesaran-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan dengan dukungan dari banyak pihak yang bersangkutan, yaitu sebagai berikut:

1. Orang tua tercinta Papa dan Mama, yang telah memberikan dukungan baik dukungan moral maupun dukungan materiil. Semoga Allah SWT selalu menyayangi dan selalu melindungi mereka dimana pun mereka berada serta menjadikan penulis menjadi anak yang berbakti dan sholeha.

2. Seluruh Dosen Program Sarjana Alih Jenis Manajemen yang telah memberikan bekal ilmu dan pelajaran hidup yang berharga.

3. Dr. Ir. Abdul Kohar I, MSc selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk, bimbingan, saran, koreksi, serta perhatian yang begitu berharga selama penulisan.

4. Tim penguji yang bersedia meluangkan waktu menjadi penguji dan terima kasih atas masukan, saran, dan kritik yang membangun untuk perbaikan penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Tintin Kuraesin selaku pemilik Restoran Macaroni Panggang dan Bapak Bahri selaku wakil supervisor yang selalu mengerti akan jiwa muda serta kesediaan membimbing penulis beserta para pekerja yang telah banyak memberikan informasi.

(9)

7. Kakak dan adik kembarku, Riyadh, Rafiqah dan Rifqah juga keluarga besar atas doa, kasih sayang, dan perhatian dukungan moril dan material yang berharga.

8. Frida, Damon, Indra, Mas Galuh, dan Erly teman senasib dan seperjuangan selama penelitian.

9. Suay, Boin, Nuy, Dika, Chule teman-teman sepermainanku yang selalu mengisi hari-hari penulis. Terima kasih selama ini telah membuat hidup penulis menjadi berwarna. Semoga kenangan kita akan selalu terkenang indah hingga ujung waktu.

10.Abing Lesmana yang selalu ada untuk penulis. Terima kasih atas kasih sayang dan semangatnya.

11.Keluarga besar bundo atas fasilitas yang diberikan serta perhatian dan kasih sayangnya.

12.Teman-teman seperjuangan EKSMAN angkatan 5 yang sama-sama berjuang dengan penulis. Semoga cita-cita kita tercapai.

(10)

DAFTAR ISI

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

UCAPAN TERIMA KASIH ...v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

I. PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Perumusan Masalah ...4

1.3. Tujuan Penelitian ...4

1.4. Manfaat Penelitian ...5

II. TINJAUAN PUSTAKA ...6

2.1. Konsumen ...6

2.2. Karakteristik Konsumen ...6

2.3. Perilaku Konsumen ...6

2.3.1 Pengaruh Lingkungan ...7

2.3.2 Perbedaan Individu...9

2.4. Proses Keputusan ……… ...13

2.5. Peneliti Terdahulu ...18

III. METODE PENELITIAN ...22

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ...22

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...23

3.3. Jenis dan Sumber Data ...23

3.4. Metode Penarikan Sampel ...23

3.5. Metode Pengumpulan Data ...24

3.6. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ...25

3.6.1 Analisis Deskriptif ...25

3.6.2 Pengujian Kuesioner ...25

a. Uji Validitas ...25

b. Uji Reliabilitas ...26

(11)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...28

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ...28

4.1.1 Sejarah restoran Macaroni Panggang ...28

4.1.2 Struktur organisasi ...28

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ...29

4.1.4 Strategi perencanaan pasar dan bauran pemasaran restoran Macaroni Panggang ...30

1. Segmentasi, pasar sasaran, dan posisi pasar ...30

2. Bauran pemasaran ...32

4.2. Karakteristik Responden ...33

4.2.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ...34

4.2.2 Karakteristik responden berdasarkan usia ...34

4.2.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ...35

4.2.4 Karakteristik responden berdasarkan asal kota ...36

4.3. Pengalaman Responden ...36

4.3.1 Pengalaman responden berdasarkan info kuliner Kota Bogor ...37

4.3.2 Pengalaman responden berdasarkan bersama dengan siapa membeli MP ...37

4.3.3 Pengalaman responden berdasarkan inisiatif dalam membeli MP ...38

4.3.4 Pengalaman responden berdasarkan jenis restoran lain yang diminati ...38

4.4. Gambaran Variabel Penelitian ...39

4.4.1 Tanggapan responden terhadap perbedaan individu pelanggan MP ...39

a. Tanggapan Responden Terhadap Perbedaan Individu Dimensi Sumber Daya Konsumen ...39

b. Tanggapan Responden Terhadap Perbedaan Individu Dimensi Motivasi ...41

c. Tanggapan responden Terhadap Perbedaan individu Dimensi Keterlibatan ...43

d. Tanggapan Responden Terhadap Perbedaan Individu Dimensi Pengetahuan ...44

e. Tanggapan Responden Terhadap Perbedaan individu Dimensi sikap ...45

f. Tanggapan Responden Terhadap Perbedaan individu dimensi Kepribadian ...45

g. Tanggapan Responden Terhadap Perbedaan individu dimensi Gaya Hidup ...46

h. Tanggapan RespondenTerhadap Perbedaan Individu Dimensi Nilai ...47

4.4.2. Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan Restoran MP 47 a. Tanggapan Responden Terhadap Pilihan Merek Macaroni Panggang...48

b. Tanggapan Responden Terhadap Pilihan Produk Macaroni Panggang ...48

c. Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Saluran Pembelian MP ...49

d. Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Pembelian MP ...50

4.5. Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ...50

4.5.1 Hasi Uji Validitas Kuesioner ...50

4.5.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ...51

(12)

KESIMPULAN DAN SARAN ...53

1. Kesimpulan ...53

2. Saran ...53

DAFTAR PUSTAKA ...55

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan pengaruh-pengaruh

terhadapnya ...7

2. Model motivasi ...10

3. Tahapan pengambilan keputusan pembelian ...13

4. tahapan antara evaluasi alternatif dan kepuasan pembelian ...15

5. Model of buyer behaviour ...16

6. Kerangka pemikiran ...23

7. Struktur organisasi Macaroni Panggang ...29

8. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin ...34

9. Karakteristik berdasarkan usia ...34

10.Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ...35

11.Karakteristik konsumen berdasarkan domisili ...36

12.Pengalaman responden berdasarkan info kuliner MP ...37

13.Pengalaman responden berdasarkan bersama dengan siapa membeli MP...37

14.Pengalaman responden berdasarkan inisiatif dalam membeli ...38

15.Pengalaman responden berdasarkan jajanan khas yang diminati ...39

16.Taksiran rata-rata pengeluaran dalam membeli Macaroni Panggang ...40

17.Seberapa sering melakukan pembelian ...40

18.Tingkat perhatian terhadap produk ...41

19.Selalu memenuhi kebutuhan fisiologis dengan produk (MP) ...41

20.Selalu ingin memiliki afiiasi yang kuat (Macaroni Panggang) ...42

21.Tanggapan responden terhadap individu dimensi motivasi ...42

22.Tingkat pertimbangan faktor pribadi ...43

23.Tingkat pertimbangan faktor situasi...44

24.Tingkat pengetahuan mengenai produk (Macaroni Panggang) ...44

25.Sikap konsumen terhadap produk ...45

26.Karakteristik psikologis terhadap produk ...45

27.Kesesuaian kegiatan dengan produk ...46

28.Minat terhadap produk (Macaroni Panggang) ...46

29.Kesesuaian nilai dengan produk...47

30.Tingkat pilihan merek ...48

31.Tingkat pilihan produk ...49

32.Tingkat kemudahan memperoleh produk ...49

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Daftar menu ...58

2. Kuesioner penelitian ...60

3. Uji validitas perbedaan individu ...71

4. Uji validitas respon pembelian ...73

5. Frequency table identitas responden ...75

6. Frequency table pengalaman responden ...77

7. Frequency table perbedaan individu ...78

8. Frequency table respon pembelian ...82

(16)

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni budaya, juga membangkitkan sektor perekonomian masyarakat. Objek wisata yang berada di kota Bogor antara lain Istana Bogor, Kebun Raya Bogor, Situ Gede, dll. Letak kota Bogor yang strategis dan banyaknya objek wisata menjadikan kota Bogor sebagai kota transit bagi wisatawan asing ataupun lokal. Kunjungan wisatawan ke kota Bogor dapat mendukung pertumbuhan usaha-usaha yang menunjang sektor pariwisata di kota Bogor. Usaha-usaha yang dapat menunjang sektor pariwisata tersebut diantaranya pusat perbelanjaan , hotel, restoran, tempat rekreasi, dll.

Seiring berkembangnya wisata kuliner, jumlah restoran yang didirikan di kota Bogor juga semakin banyak. Bagi masyarakat perkotaan, restoran bukan hanya berfungsi sebagai tempat untuk makan saja tetapi juga untuk berkumpul dengan teman lama, beristirahat coffe break bagi pegawai kantoran, bertemu dengan rekan kerja, ataupun tujuan lain pada saat ini sudah merupakan bagian dari gaya hidup. Perkembangan jumlah restoran dan rumah makan di kota Bogor tahun 2004-2008 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Perkembangan dan Pertumbuhan Restoran dan Rumah Makan di Bogor

Tahun Jumlah Restoran Pertumbuhan (%) Jumlah Rumah Makan Pertumbuhan (%)

2004 64 - 124 -

2005 86 25,58 136 8,82

2006 91 5,49 157 13,38

2007 93 2,15 176 10,80

2008 88 -5,68 123 -43,09

(17)

Tabel 1 tersebut menunjukan bahwa jumlah restoran dan rumah makan di kota Bogor setiap tahunnya mengalami peningkatan. Namun, pada tahun 2008, jumlah restoran dan rumah makan di kota Bogor mengalami penurunan dikarenakan adanya persaingan usaha serta terjadinya kenaikan harga barang termasuk harga bahan pangan akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, sehingga sebagian restoran dan rumah makan yang mengalami bangkrut. Kondisi tersebut berakibat pada daya beli masyarakat dan berujung pada pola konsumsi masyarakat. Restoran yang tidak mampu menghadapi persaingan dunia kuliner mengalami gulung tikar. Perkembangan yang terjadi beberapa tahun terakhir mengindikasikan bahwa usaha resoran dan rumah makan di kota Bogor memiliki prospek usaha yang menjanjikan. Melihat kondisi seperti ini para pengusaha mulai berpikir untuk membuka usaha restoran di kota Bogor. Namun, secara umum, jumlah restoran di Kota Bogor cenderung mengalami peningkatan.

Salah satu daya tarik wisatawan asing maupun lokal untuk berkunjung ke kota Bogor adalah restoran dan jajanan khas yang menawarkan makanan yang beragam. Jenis usaha yang sedang mengalami perkembangan cukup pesat pada saat ini adalah industri jasa restoran. Adapun persaingan di pasar industri ini dapat dilihat dari banyaknya usaha restoran dan jajanan khas yang menyajikan makanan – makanan khas khususnya kota Bogor.

(18)

Macaroni Panggang merupakan produsen Macaroni Panggang pertama di kota Bogor. Selain Macaroni Panggang yang menjadi menu unggulan, juga disajikan beberapa menu makanan dan minuman seperti iga bakar, salad, dll. Untuk lebih jelasnya mengenai menu yang disajikan oleh Macaroni Panggang dapat dilihat pada Lampiran 1.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu wakil supervisor pada Macaroni Panggang bahwa penjualan pada Macaroni Panggang yang semakin meningkat menunjukkan bahwa usaha ini mampu menarik perhatian konsumen dengan produk yang disajikannya. Namun seiring pertumbuhan restoran khususnya di Bogor, maka semakin tinggi pula tingkat persaingan yang dihadapi oleh Macaroni Panggang. Untuk menjadi unggul dalam menghadapi persaingan yang ketat, diperlukan jasa pelayanan yang baik agar dapat memuaskan konsumen. Oleh karena itu, pihak restoran berkeinginan melakukan suatu upaya untuk mengkaji tingkat perbedaan individu pada konsumen agar konsumen Macaroni Panggang memiliki pelanggan yang setia. Restoran Macaroni Panggang pernah mengalami penurunan penjualan dikarenakan harga bahan baku naik namun penurunan tersebut dapat diatasi oleh pihak restoran Macaroni Panggang, selain itu selera konsumen yang berubah dan banyaknya restoran tidak sedikit pelanggan berpindah dari satu tempat ke tempat lain sehingga tidak menjamin pelanggan dapat bertahan lama. Namun, kembali pada visi yang terdapat pada restoran Macaroni Panggang yaitu “Menjadi Restoran Terkemuka dengan Pelayanan Terbaik dan Mutu Produk yang Berkualitas”.

(19)

mengkonsumsinya produk yang ia ketahui banyak tentang manfaatnya dari konsumsi produk tersebut dan itu sesuai dengan apa yang dibutuhkannya.

Restoran Macaroni Panggang secara berkelanjutan membuat restoran tersebut sebagai restoran terkemuka yang menyediakan makanan khas Macaroni Panggang yang layak diperhitungkan dengan memberikan inovasi terhadap Macaroni Panggang serta meningkatkan layanannya dan mengikuti acara-acara kuliner yang dapat menarik perhatian konsumen. Akan tetapi, dengan adanya persaingan yang sangat tinggi, maka restoran Macaroni Panggang harus dapat mengetahui dari perbedaan setiap individu. Oleh karena itu, apabila restoran Macaroni Panggang lebih memahami dengan benar akan perbedaan dari setiap individu dalam menciptakan nilai atas produknya, maka konsumen akan tertarik terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dan pada akhirnya mereka akan melakukan pembelian. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu diadakan penelitian mengenai “Analisis Perbedaan Individu Terhadap Konsumen Macaroni Panggang (MP)”.

1.2.Perumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran tentang perbedaan individu pada Macaroni Panggang di Bogor?

2. Bagaimana gambaran mengenai respon pembelian Macaroni Panggang di Bogor ? 3. Seberapa besar pengaruh perbedaan individu terhadap respon pembelian

konsumen Macaroni Panggang di Bogor?

1.3.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi gambaran perbedaan individu pada Macaroni Panggang yang terdiri dari sumberdaya konsumen, keterlibatan, motivasi, sikap, kepribadian nilai, dan gaya hidup.

(20)

3. Mengidentifikasi seberapa besar pengaruh perbedaan individu terhadap respon pembelian pada konsumen Macaroni Panggang di Bogor.

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan dilaksanakannya penelitian ini adalah : 1. Bagi pihak perusahaan, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan

dalam merancang program pemasaran yang efektif dalam upaya meningkatkan keputusan pembelian melalui perbedaan individu melalui karakteristik konsumen.

(21)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Konsumen

Konsumen (pelanggan) adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi (Kotler, 2000). Konsumen dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu melakukan kegiatan konsumsi tidak hanya untuk dirinya sendiri tapi dapat juga digunakan orang lain seperti anggota keluarga dan teman.

2.2. Karakteristik Konsumen

Setiap perusahaan harus memahami kepuasan konsumennya. Tidak adanya pemahaman terhadp motivasi, kebutuhan dan preferensi konsumen merupakan sumber kegagalan terbesar bagi pemasaran perusahaan. Mempelajari kebutuhan konsumen, dapat memberikan petunjuk bagi pengembngan produk baru, keunggulan produk, penentuan harga, saluran pemasaran, dan pesan iklan serta elemen bauran pemasaran lainnya. Konsumen memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi perilaku dalam proses pembelian. Karakteristik demografi dapat dilihat dari faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, pendapatan, lokasi geografi dan kelas sosial. Karakteristik demografi barkaitan dengan sub-budaya yang membagi masyarakat ke dalam kelompok-kelompok. Pembagian kelompok tersebut biasanya berdasarkan usia, jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan dan sebagainya. Perbedaan pada kelompok-kelompok masyarakat tersebut dapat menjadi dasar pada perbedaan karakteristik sosial, ekonomi, dan demografi.

2.3.Perilaku Konsumen

(22)

pengaruh dari dalam dirinya (pengaruh individu dan proses psikologis). Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi.

Menurut Engel, Roger dan Paul (1994) “Perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini”. Beliau mengemukakan bahwa determinan perilaku konsumen jatuh ke dalam kategori :

1. Pengaruh lingkungan;

2. Perbedaan dan pengaruh individual;

3. Proses psikologis.

Gambar 1. Model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan pengaruh-pengaru terhadapnya

2.3.1 Pengaruh Lingkungan

PENGARUH LINGKUNGAN

Budaya Kelas Sosial Pengaruh /pribadi

Keluarga situs

PERBEDAAN INDIVIDU

Sumberdaya Konsumen Motivasi & Keterlibatan

Pengetahuan Sikap

Kepribadian, Gaya hidup

PROSES PSIKOLOGIS

Pengolahan Informasi Pembelajaran

Perubahan Sikap/perilaku

PROSES KEPUTUSAN

Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi

Evaluasi alternatif Pembelian

Hasil

(23)

Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), konsumen hidup dalam keinginan yang kompleks sehingga pengaruh yang diterima sebagai hasil interaksi dalam lingkungan pun menjadi kompleks. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian adalah:

a. Budaya

Budaya merupakan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, serta perilaku keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Budaya menjadi penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Budaya memperlengkap orang dengan rasa identitas dan pengertian akan perilaku yang dapat diterima di dalam masyarakat.

b. Kelas sosial

Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), kelas sosial mengacu pada pengelompokkan orang-orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di dalam pasar. Kelompok status mencerminkan suatu harapan komunitas akan gaya hidup di kalangan masing-masing kelas dan juga estimasi sosial yang positif atau negatif mengenai kehormatan yang diberikan kepada masing-masing kelas. Variabel penting lainnya adalah pekerjaan, prestasi, pribadi, pemilikan, orientasi nilai, dan kesadaran kelas. c. Pengaruh pribadi

Pengaruh pribadi ini akan memainkan peranan penting, khususnya apabila terdapat tingkat keterlibatan tinggi. Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), pengaruh pribadi akan diekspresikan melalui kelompok acuan maupun melalui kelompok acuan maupun melalui komunikasi lisan. Pengaruh pribadi sangat menentukan keputusanpembelian terhadap suatu produk tertentu. Konsumen yang selektif akan melibatkan diri mereka dalam proses pengambilan keputusan pembelian.

(24)

Kegiatan konsumen dalam melakukan pembelian tidak hanya ditentukan oleh kebutuhan sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh kebutuhan keluarganya. Engel, Roger dan Paul (1994) menyatakan keluarga adalah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang dihubungkan melalui darah, perkawinan, adopsi, dan yang tinggal bersama.

e. Situasi

Situasi dapat memberikan pengaruh yang kuat dalam perilaku konsumen. Menurut Engel, Roger dan Paul (1994) pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik. Karakteristik situasi konsumen menurut Engel, Roger dan Paul (1994) terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan sosial, waktu, tugas, dan keadaan atesden (suasana hati sementara). Selain karakteristik, jenis situasi memberikan dampak potensial dari faktor lingkungan yaitu situasi komunikasi, situasi pembelian, dan situasi pemakaian.

2.3.2 Perbedaan Individu

Perbadaan individu merupakan faktor (interpersonal) yang menggerakkan dan mempengaruhi perilaku. Perbedaan individu terdiri dari: sumberdaya konsumen, motivasi, keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, nilai dan gaya hidup.

1. Sumberdaya Konsumen

Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), konsumen memiliki sumberdaya utama yang mereka gunakan dalam proses pertukaran dan melalui proses ini pemasaran memberikan barang dan jasa. Ketiga sumberdaya ini adalah ekonomi, temporal, dan kognitif. Secara praktis, ini berarti bahwa pemasar bersaing untuk mendapatkan uang, waktu, dan perhatian konsumen. Adapun ketiga sumberdaya tersebut dijelaskan sebagai berikut:

(25)

Keputusan konsumen sehubungan dengan produk dan merk sangat dipengaruhi oleh jumlah sumberdaya ekonomi yang mereka punya atau mereka miliki pada masa datang. Harapan konsumen mengenai pendatangan masa datang menjadi variabel penting dalam meramalkan perilaku konsumen. Walaupun pendapatan individu sekarang menentukan apa yang mungkin dibeli, harapan mengenai masa datang kerap mempengaruhi, khususnya sewaktu menganalisis pembelian barang tahan lama.

• Sumberdaya Temporal

Salah satu variabel yang paling individual dari perilaku manusia berhubungan dengan bagaiman orang menggunakan anggaran waktu mereka. Sumberdaya konsumen terdiri atas dua kendala anggaran yaitu anggaran uang dan anggaran waktu. Walaupun pendapatan memungkinkan konsumen membeli segalanya lebih banyak. Mengerjakan lebih banyak hal, sebagaimana berlawanan dengan membeli lebih banyak hal, memerlukan sumberdaya tambahan, yaitu waktu. Karena pendapatan yang leluasa digunakan terus meningkat didalam masyarakat, pasar untuk barang atau jasa yang berhubungan dengan waktu menjadi lebih penting. Untuk konsumen yang kaya, perhatian utama menjadi pembelian lebih banyak waktu ketimbang lebih banyak produk. Nilai waktu meningkat ketika anggaran waktu meningkat, sehingga meningkat kemungkinan pemasar menaikkan nilai produk lebih besar daripada biaya tambahan karena mengerjakannya.

• Sumberdaya Kognitif

(26)

diperlukan untuk mengidentifikasi stimulus sebelum mengarahkan kembali perhatian mereka ke tempat lain.

Dari penjelasan yang terurai di atas, sumberdaya konsumen merupakan alat yang dimiliki produk dan jasa demi memuaskan kebutuhannya.

2. Motivasi

Kebutuhan adalah variabel utama dalam motivasi. Kebutuhan dapat diartikan sebagai perbadaan yang didasari antara keadaan ideal dan keadaan sebenarnya, yang memadai untuk mengaktifkan perilaku. Sedangkan keterlibatan mengacu pada tingkat relevansi yang didasari dalam tindakan pembelian dan konsumsi. Model motivasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Model motivasi

Gambar 2 diatas menguraikan bahwa motivasi berawal dari kebutuhan dan keinginan yang tidak terpenuhi. Hal ini menimbulkan tekanan yang menyebabkan manusia terdorong untuk memenuhi kebutuhan. Perilaku yang ditampilkan dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang pada gilirannya akan membuat proses kognitif seseorang bias berubah seiring dengan banyaknya input yang memperkaya kognitif tersebut.

Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan

Perilaku Kebutuhan

dan keinginan tidak terpenuhi

Tekanan Dorongan Tujuan memenuhi kebutuhan

Proses kognitif

(27)

seseorang untuk mengejar kepuasan. Beberapa ahli telah mengemukakan tentang teori motivasi, salah satunya yaitu Abraham Maslow (Teori Maslow).

3. Keterlibatan

Menurut Engel, Roger dan Paul (1994) mengatakan bahwa keterlibatan adalah persepsi kepentingan atau minat personal, yang dibangkitkan oleh suatu stimulus dalam situasi tertentu. Keterlibatan merupakan fungsi, objek dan situasi. Dimana fungsi tersebur dimaksudkan sebagai ringgi-rendahnya keterlibatan dipengaruhi oleh faktor pembeli, faktor produk, dan situasi pembeli yang dihadapi. Keterlibatan diartikan sebagai objek (produk) dianggap instrumental dalam memenuhi kebutuhan, tujuan, dan nilai. Namun, signifikasi suatu objek dalam memenuhi kebutuhan yang bervariasi berdasarkan situasi. Jadi, ketiga faktor orang, objek dan situasi harus dipertimbangkan dalam keterlibatan.

4. Pengetahuan

Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), pengetahuan merupakan faktor penentu utama dari perilaku konsumen. Pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan produk, pembelian dan pemakaian. Pengetahuan produk mencakup kesadaran akan kategori dan merek produk, atribut atau ciri produk dan kepercayaan tentang kategori produk secara umum dan mengenai merek secara spesifik. Pengetahuan pembelian mencakup berbagai macam potongan informasi yang dimiliki konsumen yang berhubungan erat dengan memperoleh produk. Dimensi dasar dari pengetahuan pembelian melibatkan informasi berkenaan dengan keputusan tentang dimana produk tersebut harus dibeli dan kapan pembelian harus terjadi. Pengetahuan pemakaian mencakup informasi yang tersedia di dalam ingatan mengenai bagaimana suatu produk dapat digunakan dan apa yang diperlukan agar benar-benar konsumen menggunakan produk tersebut.

5. Sikap

(28)

berguna bagi seorang pemasar. Hal ini dikarenakan sikap sering digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan pemasaran, membantu mengevaluasi tindakan pemasaran sebelum dilaksanakan di pasar dan sangat berhasil dalam membentuk pangsa pasar dan memilih pangsa target.

6. Kepribadian, gaya hidup, dan demografi

Kepribadian, gaya hidup, dan demografi merupakan sistem yang pentingkepribadian didefinisikan sevagai respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Menurut Engel, Roger dan Paul (1994) demografi merupakan fenomena yang paling banyak dibicarakan, dimana demografi ini mendeskripsikan pangsa konsumen berdasarkan usia, pendidikan dan pendapatan. Sedangkan gaya hidup merupakan pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Menurut Setiadi (2003), gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka dan duni sekitarnya (pendapat). Berdasarkan penelitian ini, pengukuran untuk gaya hidup menggunakan AIO, A untuk activities (kegiatan), I untuk interest (niat), dan O untuk opinion(opini).

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang yaitu bagaimana ia hidup menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktunya. Gaya hidup sering kali digambarkab dengan kegiatan, minat dan opini seseotang, intinya perubahan gaya hidup akan mengubah pola konsumsi seseorang.

Konsep yang terkait dengan gaya hidup adalah psikografik. Psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan dapat dipakai untuk menganalisa data yang sengat besar. Pernyataan AIO di dalam studi psikografik mungkin bersifat umum atau spesifik.

Tabel 2. Kategori AIO dari Studi Mengenai Gaya Hidup

(29)

Kerja Hobi Peristiwa sosial Liburan Hiburan Keanggotaan klub Komunitas Berbelanja Olahraga Keluarga Rumah Pekerjaan Komunitas Rekreasi Mode Makanan Media Prestasi Diri mereka sendiri Isu sosial Politik Bisnis Ekonomi Pendidikan Produk Masa depan Budaya Usia Pendidikan Pendapatan Pekerjaan Ukuran keluarga Tempat tinggal Geografi Ukuran kota Tahap di dalam siklus

kehidupan

Sumber Engel, Roger dan Paul (1994)

2.4. Proses Keputusan

Proses keputusan pembelian konsumen terjadi melalui tahapan pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan hasil pembelian.

Berikut gambar proses pembelian:

Gambar 3. Tahapan pengambilan keputusan pembelian

1. Pengenalan Kebutuhan

Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), pengenalan kebutuhan merupakan persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses kebutuhan. Proses kebutuhan pembelian suatu produk terjadi ketika kebutuhan mulai dirasakan dan dikenali.

2. Pencarian Informasi

Faktor yang menjadi minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Pengaruh sumber informasi berbeda-beda bergantung dari jenis produk dan karakteristik pembeli. Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), konsumen yang telah mengenali kebutuhannya akan terlibat dalam pencarian informasi akan

(30)

pemuas kebutuhan yang potensial. Pencarian informasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan atau perolehan informasi dari lingkungan.

3. Evaluasi Alternatif

Konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberi perhatian terbesar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar sebuah produk sering dapat disegmentasikan berdasarkan atribut yang menonjol dalam sekelompok konsumen yang berbeda-beda.

4. Pembelian

Strategi yang digunakan untuk membuat pilihan akhir disebut sebagai kaidah keputusan. Kaidah ini disimpen dalam ingatan dan diperoleh kembali jika dibutuhkan. Kaidah keputusan sangat sederhana misalnya terhadap akan pemikiran produk apa yang dibeli konsumen terakhir kali dan hari-hari tertentu serta sangat kompleks dimana dapat menyerupai model sikap banyak atribut. Tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga akan membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai.

5. Hasil

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Pengaruh positif terhadap pembelian berikutnya akan timbul jika konsumen merasa puas. Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), konsumen tidak terhenti pada tahapan pembelian dalam proses keputusan pembelian tapi konsumen melakukan evaluasi terhadap pilihan produk yang dibelinya. Pada tahap hasil pembelian, konsumen melakukan evaluasi untuk mengetahui alternatif yang dipilih telah memenuhi kebutuhan dan harapan segera setelah digunakan.

(31)

konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Menurut Kotler (2005) terdapat dua faktor yang mempengaruhi niat pembelian dan keputusan pembelian, kedua faktor tersebut adalah:

1. Sikap Orang Lain

Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.

2. Situasi yang Tidak Terantisipasi

Faktor situasi yang tidak terantisipasi dapat muncul dan mengubah niat pembelian. Untuk lebih jelasnya kondisi mengenai keputusan pembelian dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

Gambar 4. Tahapan antara evaluasi alternatif dan keputusan pembelian

Diantara niat pembelian dan keputusan membeli yang dilakukan oleh konsumen, dipengaruhi oleh banyak hal berupa stimuli yang datang dari informasi mengenai produk, harga, lokasi, dan promosi yang berpengaruh menyangkut masalah ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya dan sebagainya. Lalu konsumen akan mengolah segala informasi tersebut dan diambillah berupa respon yang muncul mengenai produk apa yang dibeli, merek, toko yang dipilih dan waktu pembelian. Marketing Stimuli Buyer’s Black Box Buyer’s Responses

Sikap Orang Lain

Niat Pembelian

Keputusan Pembelian Evaluasi

Alternatif

(32)

Gambar 5. Model of buyer behaviour

Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan. Ada empat keputusan yang dilakukan konsumen, yaitu:

1. Pilihan Produk

Perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada konsumen yang berniat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan.

a. Keunggulan produk, berupa tingkat kualitas yang diharapkan oleh konsumen pada produk yang dibutuhkannya dari berbagai pilihan produk yang ada.

b. Manfaat produk, berupa tingkat kegunaan yang dapat dirasakan oleh konsumen pada tiap pilihan produk dalam memenuhi kebutuhannya. c. Pemilihan produk, berupa pilihan konsumen pada produk yang dibelinya,

sesuai dengan kualitas yang diinginkan dan manfaat yang akan diperolehnya.

2. Pilihan Merek

Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri, sehingga konsumen harus memutuskan merek mana yang akan dibeli. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

a. Ketertarikan pada merek, berupa ketertarikan pada citra merek yang telah melekat pada produk yang dibutuhkannya

b. Kebiasaan pada merek, konsumen memilih produk yang dibelinya dengan merek tertentu, karena telah biasa menggunakan merek tersebut pada produk yang diputuskan untuk dibelinya

Product Price Place Promotion

Economic Technology Political Cultural

Buyer

Characteristic

Buying Decision Process

(33)

c. Kesesuaian harga, konsumen selalu mempertimbangkan harga yang sesuai dengan kualitas dan manfaat produk. Jika sebuah produk dengan cara merek yang baik, kualitas yang bagus dan manfaat yang besar, maka konsumen tidak akan segan mengeluarkan biaya tinggi untuk mendapatkan produk tersebut.

3. Pilihan Penyalur

Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur, dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja, keleluasaan tempat dan sebagainya.

a. Pelayanan yang diberikan, pelayanan yang baik serta kenyamanan yang diberikan oleh distributor ataupun pengecer pada konsumen, mebuat konsumen akan selalu memilih lokasi tersebutuntuk membeli produk yang dibutuhkannya.

b. Kemudahan untuk mendapatkan, selain pelayanan yang baik, konsumen akan merasa lebih nyaman jika lokasi pendistribusian (pengecer, grosir, dll) mudah dijangkau dalam waktu singkat dan menyediakan barang yang dibutuhkan.

c. Persediaan barang, kebutuhan dan keinginan akan suatu produk tidak dapat dipastikan kapan terjadi. Namun, persediaan barang yang memadai pada penyalur akan membuat konsumen memilih untuk melakukan pembelian di tempat tersebut.

4. Jumlah Pembelian

(34)

a. Keputusan jumlah pembelian, selain keputusan pada suatu merek yang diambil konsumen, konsumen juga dapat menentukan jumlah produk yang akan di belinya sesuai kebutuhan

b. Keputusan pembelian untuk persediaan, dalam hal ini konsumen membeli produk selain untuk memenuhi kebutuhannya, juga melakukan beberapa tindakan persiapan dengan sejumlah persediaan produk yang mungkin dibutuhkannya pada saat mendatang

2.5. Peneliti Terdahulu

Putrinanda (2010) dengan judul “Analisis Perilaku Konsumen Dalam Proses Pengambilan Keputusan Frozen Yoghurt (Studi Kasus Gerai Frozen Yoghurt Sour Sally Senayan City)”. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi konsumen Frozen Yoghurt Sour Sally, mengidentifikasi proses keputusan pembelian Frozen Yoghurt Sour Sally, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian Frozen Yoghurt Sour Sally, dan mengetahui sikap konsumen terhadap Frozen Yoghurt Sour Sally. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam peneitian ini adalah Convenience Sampling dalam jumlah responden 110 responden. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis faktor, dan analisis multiatribut Fishbein dengan bantuan software SPSS versi 15,00 dan Microsoft Excel 2007.

(35)

eigenvalue 3.342, perbedaan individu (jenis kelamin, usia, harga, merek) dengan eigenvalue 1.925, jenis dan sumber (kesehatan, keluarga, pengetahuan, manfaat, teman, kehalalan) dengan eigenvalue 1.367, dan pendapatan dengan eigenvalue 1.137. Berdasarkan hasil analisis multiatribut Fishbein, atribut yang dipentingkan konsumen dalam Frozen Yoghurt Sour Sally adalah rasa, kebersihan, dan kehalalan. Berdasarkan hasil skor Fishbein yang diperoleh yaitu sebesar 16.237 dapat dikatakan produk Frozen Yoghurt Sour Sally termasuk dalam kategori baik pada interval skor -60 sampai dengan +-60.

(36)

distribusi produk, label kemasan, keamanan produk, manfaat produk, rasa produk, pengaruh eksternal dan atribut kemasan.

Bauran pemasaran diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang disebut empat P dalam pemasaran: produk, harga, tempat dan promosi. Strategi produk terkait dengan positioning produk, krim Yoghurt Activia diposisikan sebagai produk yang dapat membantu melancarkan buang air besar. Strategi harga yang dilakukan perusahaan adalah dengan menjual krim Yoghurt Activia dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan yoghurt merek lain. Untuk menjaga kesegaran dan kualitas produk, untuk sementara distribusi Activia masih hanya meliputi daerah Jabodetabek. Perusahaan melakukan strategi promosi dengan berbagai macam cara, diantaranya melalui media televisi, internet, radio, seminar tentang edukasi kesehatan, dan pemberian sampel gratis.

Rakhmawati (2009) dengan judul “Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Persepsi Calon Konsumen Terhadap Wisata Kampung (Studi Kasus SD SMP, dan SMA di Kota Bogor)”. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi karakteristik calon konsumen Wisata Kampung Cendawasari, menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian jasa Wisata Kampung Cendawasari, mengidentifikasi atribut-atribut yang mempengaruhi persepsi calon konsumen dalam keputusan pembelian jasa Wisata Kampung Cendawasari, dan merumuskan upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola wisata yang dimilikinya. Penelitian ini menggunakan Analisis Faktor dengan bantuan software SPSS versi 15,0 untuk menganalisis variabel apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian calon konsumen dan Microsoft Excel untuk analisis deskriptif. Penelitian ini menggunakan sekolah SD, SMP, dan SMA yang berada di Kota Bogor sebagai responden.

(37)

faktor-faktor tengible, reliability, assurance, emphathy, dan responsiveness adalah tengible. Sedangkan variabel yang dianggap penting dari masing-masing faktor adalah harga tiket (0.850), promosi yang dilakukan oleh pengelola wisata kampung (0.668), pengetahuan pemandu (0.655), kecepatan pemandu melayani pengunjung (0.758), dan pada responsiveness antara variabel pelayanan pemandu dan ketanggapan pemandu melayani konsumen memiliki nilai yang sama (0.634) yang berarti variabel ini dianggap sama penting. Upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Wisata Kampung Cendawasari adalah menjaga keindahan dan kelestarian sumber daya alam, meningkatkan kegiatan promosi Wisata kampung Cendawasari, menambah fasilitas-fasilitas pendukung, memperbaiki aksesbilitas dan petunjuk menuju lokasi Wisata Kampung Cendawasari, menyediakan pemandu wisata yang cekatan, tanggap, dan berpengetahuan luas, dan menetapkan harga yang sesuai dengan fasilitas tersedia.

(38)

III. METODE

PENELITIAN

3.1.

Kerangka Pemikiran Penelitian

Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada lingkungan dimana mereka hidup dan hal ini berpengaruh terhadap pembentukan konsumen. Perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk adalah sangat berbeda satu sama lain. Sehingga setiap individu memiliki perbedaan, terlihat pada karakteristik individu yang beragam, sehingga perusahaan dituntut untuk dapat memperhatikan karakteristik dari setiap perbedaan individu.

Perbedaan individu merupakan suatu proses psikologis yang mempengaruhi individu dalam memperoleh, mengkonsumsi serta menerima barang dan jasa serta pengalaman. Perbedaan individu menggambarkan pengaruh dalam membentuk suatu perilaku yang termasuk didalamnya sumberdaya konsumen yang merupakan alat yang dimiliki konsumen yang nantinya akan ditukarkan pada pihak lain untuk dapat menikmati produk dan jasa demi memuaskan kebutuhannya. Dengan sumberdaya ini, maka dapat mengetahui tingkat pendapatan, frekuensi waktu dan perhatian konsumen akan produk dan jasa yang dibutuhkan. Konsumen dalam proses keputusan pembelian memerlukan suatu upaya dari perusahaan agar produknya dapat sampai ke tangan konsumen, paling tidak perusahaan tersebut berusaha untuk mengubah perilaku konsumen dari rasa ingin tahu mengenai produk yang ditawarkan Macaroni Panggang menjadi rasa tertarik untuk menggunakan ataupun mengkonsumsi produk tersebut.

(39)
[image:39.595.117.484.100.364.2]

Gambar 6. Kerangka pemikiran

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di restoran Macaroni Panggang yang berlokasi di Jalan Salak no. 24 Bogor. Pengumpulan data untuk keperluan penelitian dilakukan mulai bulan Oktober sampai November 2010.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian, terdiri dari data primer dan sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian survei ini adalah :

a. Data Primer, yaitu data yang secara langsung diperoleh peneliti melalui observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner kepada responden. b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan berupa struktur

organisasi, dan data lain yang relevan dengan analisis dalam penelitian ini. Data sekunder yang digunakan bersumber dari buku-buku referensi, perpustakaan, internet, Dinas Periwisata dan Kebudayaan kota Bogor serta Badan Pusat Statistik.

3.4. Metode Penarikan Sampel

Mengkaji perilaku konsumen pada Restoran Macaroi Panggang

Analisis perbedaan individu pada konsumen Restoran

Macaroni Panggang

Karakteristik pelanggan

Analisis Deskriptif Regresi Linier Sederhana

(40)

Kriteria konsumen yang dijadikan responden yatiu konsumen yang melakukan kunjungan pembelian lebih dari satu kali, sehingga dapat dipastikan bahwa konsumen tersebut telah mengenal restoran Macaroni Panggang dan pernah mengkonsumsi makanan di restoran ini. Selain itu, konsumen juga mempunyai pertimbangan untuk perbandingan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja di Macaroni Panggang ini. Adapun sampel dalam penelitian adalah sebagian dari seluruh konsumen Macaroni Panggang di Jalan Salak no. 24 Bogor pada bulan Oktober dan November 2010. Teknik yang digunakan dalam menentukan besarnya ukuran sampel yang akan diteliti salah satunya dengan cara menggunakan cara Solvin, yaitu ukuran sampel merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan persentase kelonggaran ketidaktelitian, karena kesalahan dalam pengambilan keputusan sampel yang masih dapat diinginkan.

Ukuran populasi konsumen Restoran ini tidak diketahui secara pasti. Oleh karena itu jumlah sampel yang akan digunakan berdasarkan pendekatan jumlah pengunjung per bulan. Menurut wawancara dengan salah satu manajer di restoran Macaroni Panggang ini diketahui bahwa rata-rata jumlah pengunjung perbulan adalah

sekitar 300 orang. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

...(1)

Dimana: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = taraf kesalahan

Perhitungan jumlah contoh dalam penelitian sebagai berikut : 3

3 ,

3

3 ,

3

3, 99,66

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka ukuran sampel minimal yang digunakan dalam penelitian ini dengan taraf kesalahan 10 persen diperoleh ukuran sampel (n) minimal sebesar 100 orang responden. Kemudian agar sampel yang digunakan representatif, maka sampel yang digunakan didalam penelitian ini berjumlah 100 orang responden.

(41)

Waktu penyebaran kuesioner setiap hari, yaitu pada hari kerja (Senin-Jumat) agar hasil penelitian yang diperoleh diharapkan merupakan kesimpulan dari keseluruhan konsumen Macaroni Panggang.

3.6. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi yaitu dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 untuk tabulasi data, uji validitas dan teknik Cronbach’s Alpha dengan Software SPSS versi 13.00 for windows untuk menguji reliabilitas. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif (descriptive analysis).

3.6.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif ini untuk mendeskripsikan perbedaan karakteristik konsumen dan tahapan proses keputusan pembelian produk Macaroni Panggang dari kuesioner yang tersedia. Analisis deskriptif menggunakan tabulasi deskriptif yaitu tabel frekuensi dengan penyajian data dan informasi dalam bentuk sederhana. Hasil yang diperoleh diolah dengan presentase berdasarkan jumlah responden. Presentase terbesar dari setiap hasil adalah faktor dominan dari masing-masing variabel yang dianalisis. Pengelompokkan karakteristik konsumen meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, jenis pekerjaan, dan daerah domisili. Adapun tahapan respon pembelian mencakup pilihan merek, pilihan produk, pilihan saluran, dan jumlah pembelian.

3.6.2 Pengujian kuesiner

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji validitas:

(42)

4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product moment, berikut rumusnya :

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ...(2)

di mana, X = skor pertanyaan tiap nomor Y = skor total

n = jumlah responden r = indeks validitas

Bila diperoleh rhitung lebih besar dari rtabel pada taraf nyata (α) 0,05 maka pernyataan pada kuesioner mempunyai validitas konstruk atau terdapat konsistensi internal dalam pernyataan tersebut dan layak digunakan, dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Masing-masing item (skor butir) dilihat nilai korelasinya. Bila nilai korelasi positip dan r ≥ 0,3 maka butir instrumen tersebut dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, kemudian dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2004). Reliabilitas menunjukkan suatu hasil pengukuran relatif konstan walaupun pengukuran dilakukan lebih dari satu kali. Teknik uji reliabilitas yang digunakan, yaitu teknik Cronbach’s Alpha dengan bantuan Microsoft SPSS versi 13.00 for windows. Rumus ini ditulis sebagai berikut :

...(3)

Keterangan:

realibilitas instrumen

(43)

= varians total

= jumlah varians butir

Reliabilitas instrumen dianggap valid jika memiliki koefisien reliabilitas (α) ≥ 0,60. Teknik ini cocok untuk menguji skala instrumen yang masing-masing butirnya mempunyai lebih dari satu alternatif jawaban.

3.7. Regresi Linier Sederhana

Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau dependen, sedang variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau independent. Regresi yang memiliki satu variabel dependen dan satu variabel independen disebut regresi sederhana. Berikut model persamaannya :

...(4) Dimana :

Y = variabel tidak bebas X = variabel bebas

(44)

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

Pada bab pembahasan ini, menguraikan gambaran umum Restoran Macaroni Panggang (MP) seperti sejarah, struktur organisasi, visi dan misi, strategi bauran pemasaran restoran Macaroni Panggang.

4.1.1 Sejarah Restoran Macaroni Panggang

Awal mula berdirinya Restoran Macaroni Panggang melalui arisan keluarga yang mempertemukan antara Ibu Baby Ahnan, Ibu Susi Gunadi, dan Ibu Tintin Kuraesin. Dalam setiap pertemuan pada arisan keluarga tersebut Ibu Baby selalu menyajikan menu favorit yaitu Macaroni Panggang dan Pie Apple. Tamu-tamu yang hadir dalam arisan ini sangat menyukai kedua makanan ini. Kemudian melalui pembicaraan tiga orang ibu tersebut sepakat untuk menjual makanan favorit tersebut secara luas.

Pada tahun 1999, ketiga ibu tersebut mulai menjual pia apel dengan brand Pia Apple Pie di Bogor, Jawa Barat. Berkembangnya usaha Pia Apple Pie yang pesat, meningkatkan keinginan ibu-ibu tersebut untuk mengembangkan usahanya dengan mendirikan Restoran Macaroni Panggang. Lokasi berdirinya Restoran Macaroni Panggang tidak jauh dari lokasi Pia Apple Pie pada tanggal 1 Oktober 2001. Dalam membuka usaha, place harus dipertimbangkan. Yang harus memiliki prospek usaha yang bagus. Lokasi Restoran Macaroni Panggang terletak di Jalan Salak No. 24, Bogor. Pada saat itu belum terdapat saingan di Bogor. Perkembangan kedua restoran ini kemudian membuat ketiga ibu ini mendirikan beberapa restoran lagi yaitu Death by Chocolate dengan menu andalan coklat serta Pizza meteran yang menyajikan pizza, Rumah Cup Cake dengan menu andalan kue-kue dan makanan menarik lainnya.

4.1.2 Struktur Organisasi

(45)

karyawan maupun antara karyawan dengan atasan mampu menciptakan suasana kerja yang baik. Usaha ini dimiliki oleh Ibu Baby Ahnan, Ibu Susi Gunadi dan Ibu Tintin Kuraesin.

[image:45.595.78.500.415.662.2]

Restoran Macaroni Panggang ini ditangani oleh seorang supervisor dan wakilnya dan membawahi enam divisi yang masing-masing memiliki tanggung jawab dan tugas yang berbeda. Divisi counter bertanggung jawab sebagai kasir untuk melayani konsumen yang akan melakukan transaksi atau pembayaran. Divisi waiter bertanggung jawab pada penyajian makanan dan pelayanan lainnya kepada konsumen. Divisi gudang bertanggung jawab atas persediaan bahan makanan dan minuman. Divisi bar bertanggung jawab atas segala minuman yang akan dihidangkan. Divisi dapur bertanggung jawab atas semua makanan yang dipesan oleh konsumen. Divisi Umum bertanggung jawab menangani fasilitas parkir, kebersihan restoran, dan lain-lain. Struktur organisasi restoran ini ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Struktur organisasi Macaroni Panggang (MP)

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan

Pemilik Perusahaan

Kepala Divisi Umum Kepala Divisi

Dapur Kepala Divisi Bar

Kepala Divisi Gudang Kepala Divisi

Waiter Kepala

Divisi Counter

(46)

Visi merupakan tujuan strategis yang ingin dicapai perusahaan. Sedangkan misi merupakan langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan. Visi MP yaitu “Menjadi Restoran Terkemuka dengan Pelayanan Terbaik dan Mutu Produk yang Berkualitas”. Sedangkan misi dari Restoran Macaroni Panggang yaitu:

1. Meningkatkan mutu produk dan pelayanan restoran

2. Menciptakan iklim kerja yang profesional yang berlandaskan semangat kekeluargaan dalam perusahaan

3. Mengembangkan potensi karyawan dengan memberikan beasiswa kepada karyawan yang berprestasi

Macaroni Panggang berkomitmen untuk membantu masyarakat sekitar dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan beasiswa pendidikan bagi keluarga kurang mampu. Hal ini diyakini mampu memberikan pengaruh positif kepada karyawan agar termotivasi untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaan.

4.1.4 Strategi Perencanaan Pasar dan Bauran Pemasaran Restoran Macaroni Panggang

1. Segmentasi, Pasar Sasaran, dan Pposisi Pasar

Pemasaaran berasal dari kata market (pasar). Pasar dapat diartikan sebagai tempat pembeli dan penjual, bertemu untuk melakukan tukar-menukar barang. Pemasaran merupakan kegiatan menyalurkan produk atau jasa yang dihasilkan produsen sampai ke tangan konsumen akhir. Untuk itu kegiatan pemasaran salah satu aspek sangat penting dapat mempertahankan keberlangsungan perusahaan. Rencana pemasaran merupakan instrumen penting untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan upaya pemasaran. Dalam perencanaan pemasaran yang akan dilakukan perusahaan harus memperhatikan segmentasi pasar (segmentation), menentukan posisi pasar (targetting), dan menetapkan pasar sasaran (positioning).

a. Segmentation (Segmentasi Pasar)

(47)

melakukan pengkombinasian dari beberapa variabel untuk mendapatkan suatu cara yang paling pas dalam segmentasi pasarnya (Umar). Beberapa aspek utama untuk mengsegmentasikan pasar adalah aspek geografis, demografis, dan psikografis. Komponen utama dari tiap aspek antara lain adalah :

• Aspek geografis, komponen-komponennya adalah seperti bangsa, negara,

provinsi dan kebupaten/kotamadya (Umar). Untuk aspek ini segmen pasar yang dituju adalah jabodetabek tetapi tidak menutup kemungkinan masyarakat di luar jabodetabek pun dapat mengkonsumsi Macaroni Panggang.

• Aspek demografis, komponen-komponennya adalah seperti usia, jenis

kelamin, pendidikan (Umar). Macaroni Panggang dapat dikonsumsi oleh semua umur. Selain memiliki cita rasa yang enak dan lezat juga terdapat kandungan gizi yang mendukung peningkatan kesehatan masyarakat. Harga jual yang cukup tinggi sehingga segmen pasar yang dituju adalah masyarakat yang memiliki pendapatan menengah sampai menengah ke atas.

• Aspek psikografis, komponen-komponennya adalah seperti kelas sosial,

gaya hidup, dan kepribadian (Umar). Segmen pasar yang dituju Restoran Macaroni Panggang adalah segmen masyarakat yang memiliki gaya hidup sehat dan serta mengetahui seberapa besar manfaat jika mengkonsumsi Macaroni Panggang.

b. Targetting (menentukan posisi pasar)

Setelah segmen-segmen diketahui, selanjutnya perusahaan perlu mengevaluasi dan dilanjutkan dengan memutuskan beberapa segmen pasar yang akan dicakup, lalu memilih segmen mana yang akan dilayani (Umar). Target pasar Macaroni Panggang pada umumnya anak-anak muda yang mengadakan perkumpulan, mengadakan diskusi-diskusi kecil, keluarga, perkumpulan arisan, orang-orang perkantoran. Mereka yang merasa bahwa restoran Macaroni Panggang tepat untuk mengadakan perkumpulan baik dengan teman, kerabat, dll.

(48)

Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar yang akan dimasuki, selanjutnya harus diputuskan pula posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut (Umar). Penempatan atau positioning adalah tindakan merancang produk, bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu di ingatan konsumen, sehingga konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaing. Dalam hal ini, restoran Macaroni Panggang memposisikan pasar yaitu dengan memfokuskan bahwa produk yang dimiliki mempunyai sesuatu nilai lebih dari produk-produk sejenis lainnya, yaitu Macaroni Panggang. Kembali pada visi Macaroni Panggang yaitu “Menjadi Restoran Terkemuka dengan Pelayanan Terbaik dan Mutu Produk yang Berkualitas”.

2. Bauran Pemasaran

Strategi bauran pemasaran berperan penting untuk mencapai sebuah keberhasilan suatu perusahaan. Strategi bauran pemasaran tersebut terdiri dari strategi produk (product), harga(price), tempat (place), promosi (promotion), orang (people), bukti fisik (physical evidence) dan proses (process) atau lebih dikenal dengan 7P. Berikut uraian strategi bauran pemasaran yang dilakukan pada Restoran Macaroni Panggang.

1. Produk (product)

Restoran Macaroni Panggang memasarkan produk dengan mutu dan kualitas yang baik dengan menyediakan berbagai macam menu makanan dan minuman. Restoran ini memiliki menu makanan unggulan macaroni panggang yang biasa dan macaroni panggang yang special yang dilengkapi dengan keju dan daging yang lebih banyak. Terdapat tiga pilihan ukuran Macaroni Panggang (MP) yaitu berukuran kecil, sedang, dan besar. Restoran ini juga menyediakan berbagai macam menu makanan lainnya seperti aneka soup, french fries, salad, omelette, pancakes, snacks & desserts, aneka minuman, dan masih banyak menu lainnya. 2. Harga (price)

(49)

makanan yang ditawarkan berkisar antara Rp 10.000,- sampai dengan Rp 155.000,-. Harga minumannya pun relatif terjangkau mulai harga Rp 1.000,- hingga Rp 25.000,-. Adapun harga Macaroni Panggang terlampir.

3. Tempat (place)

Macaroni Panggang (MP) terletak di Jalan Salak no. 24, Bogor. Lokasi terletak di kiri jalan dari jalan utama Jl. Padjajaran. Restoran Macaroni Panggang (MP) selalu rame pengunjung dari berbagai daerah. Mulai dari Bogor hingga pengunjung dari daerah luar Jawa.

4. Promosi (promotion)

Demi mencapai tujuan usahanya, restoran Macaroni Panggang memperkenalkan usahanya pada masyarakat luas dengan cara memasang iklan di beberapa majalah dan melalui jaringan internet. Melalui promosi ini diharapkan dapat menyampaikan pesan kepada masyarakat dan dapat mempengaruhi agar bersedia membeli , menerima, dan loyal pada produk yang ditawarkannya.

5. Orang (people)

Restoran Macaroni Panggang merupakan suatu usaha yang bergerak dibidang jasa pelayanan makanan. Oleh karena itu, pihak restoran lebih meningkatkan pelayanan disamping penyediaan makanan atau minuman. Salah satu manajer di restoran ini menyatakan bahwa pelayanan lebih diutamakan dengan selalu menjaga tutur kata yang baik dalam berkomunikasi dengan konsumen.

6. Bukti fisik (physical evidence)

Untuk melengkapi kenyaman konsumen, restoran Macaroni Panggang ini menyediakan berbagai fasilitas pendukung seperti westafel, toilet, mushola dan tempat parkir. Letak fasilitas-fasilitas tersebut pun diletakkan di tempat yang strategis dan menjaga kebersihan demi meningkatkan kenyaman konsumen.

7. Proses (process)

(50)

4.2. Karakteristik Responden

Setiap responden memiliki karakteristik yang berbeda beda, hal ini dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhinya. Penyebaran kuesioner pada penelitian ini dilakukan terhadap 100 orang konsumen Restoran Macaroni Panggang (MP) dengan berbagai karakteristik yang telah ditetapkan. Karakteristik responden menggambarkan keadaan konsumen secara umum. Karakteristik yang digambarkan pada penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan berasal dari kota manakah konsumen Macaroni Panggang.

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin

[image:50.595.211.407.332.472.2]

Penghimpunan data karakteristik responden melalui kuesioner berdasarkan jenis kelamin diperoleh hasil seperti pada Gambar 8 berikut ini:

Gambar 8. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin

Hasil pengolahan data dari 100 responden pelanggan Macaroni Panggang, terdapat 40 orang responden berjenis kelamin pria, sedangkan responden wanita berjumlah 60 orang. Hal ini menunjukan bahwa pelanggan Macaroni Panggang banyak berasal dari golongan wanita. Mayoritas responden menyatakan berjenis kelamin wanita, minat akan wanita semakin tinggi untuk membeli sesuatu karena jumlah wanita yang besar.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan data usia pelanggan Macaroni Panggang yang dihimpun dari 100 orang responden diperoleh hasil seperti yang terlihat pada Gambar 9 berikut:

40

60

pria

(51)

Gambar 9. Karakteristik berdasarkan usia

Berdasarkan hasil pengolahan data seperti yang tercantum pada gambar 9 diketahui bahwa responden berusia < 20 tahun sebesar 22 persen, responden 20 sampai 30 tahun sebesar 53 persen, responden berusia 30 sampai 40 tahun sebesar 16 persen, responden berusia 40 sampai 50 tahun sebesar 8 persen, dan responden yang berusia > 50 tahun keatas sebesar 1 persen. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden yang berusia 20 sampai 30 tahun disebut sebagai dewasa yang merupakan target pasar yang ditinjau oleh Macaroni Panggang.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan data pekerjaan pelanggan Macaroni Panggang yang dihimpun dari 100 orang responden diperoleh hasil seperti yang terlihat pada Gambar 10 berikut ini:

Gambar 10. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Gambar karakteristik responden pada gambar 10 memperlihatkan dari 100 orang responden 19 orang menyatakan memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri, kemudia 49 persen menyatakan mahasiswa, 3 persen menyatakan ibu rumah tangga, 21 persen menyatakan pegawai swasta, 8 persen profesi lainnya. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden menyatakan memiliki pekerjaan sebagai mahasiswa yang

22

53 16

8

1 < 20 tahun

20 ‐30 tahun

30 ‐40 tahun

40 ‐50 tahun

> 50 tahun

19

49 3

21

8 Pegawai Negeri

Mahasiswa/Pelajar

Ibu Rumah Tangga

Pegawai Swasta

(52)

menjadi pelanggan Macaroni Panggang, dimana restoran ini menawarkan harga satuan Macaroni Panggang yang terjangkau. Sehingga dapat lebih terjangkau dalam hal harga oleh mahasiswa.

4.2.4 Karakteristik responden berdasarkan Asal Kota

[image:52.595.165.457.231.504.2]

Berdasarkan data asal kota pelanggan Macaroni Panggang yang dihimpun dari 100 responden diperoleh hasil seperti yang terlihat pada Gambar 11 berikut ini:

Gambar 11. Karakteristik konsumen berdasarkan domisili

Gambar karakteristik responden pada Gambar 11 memperlihatkan dari 100 responden, berdasarkan asal kota diketahui bahwa 12 persen menyatakan berasal dari Bandung, 5 persen berasal dari Bekasi, 45 persen menyatakan berasal dari Bogor, 1 persen menyatakan berasal dari Cianjur, 1 persen menyatakan berasal dari Cilegon, 1 persen menyatakan berasal Ciomas, 3 persen menyatakan dari Depok, 3 persen menyatakan dari Garut, 2 persen menyatakan berasal dari indramayu, 18 persen menyatakan berasal dari Jakarta, 2 peren menyatakan berasal dari Makasar, 3 persen menyatakan dari Sukabumi dan 4 persen menyatakan berasal dari Tanggerang. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden menyatakan berasal dari Jakarta ataupun luar kota lainnya dari Bogor sendiri hanya beberapa orang. Hal ini dapat dengan jelas

12

5

45 1

1 1

3 3 2

18 2

3 4

Bandung

Bekasi

Bogor

Cianjur

Cilegon

Ciomas

Depok

Garut

Indramayu

Jakarta

Makassar

Sukabumi

(53)

bahwa responden yang berada di luar kota Bogor sangat menggemari Restoran Macaroni Panggang ini.

4.3 Pengalaman Responden

Data pengalaman merupakan suatu data yang dapat memberikan gambaran mengenai pengalaman konsumen yang membeli Macaroni Panggang yang meliputi pengalaman konsumen terhadap info kuliner Macaroni Panggang, bersama dengan siapa membeli Macaroni Panggang, jenis apa yang diminati, atas inisiatif siapa dalam membeli, selain Macaroni Panggang jajanan khas apa yang diminati pelanggan.

4.3.1 Pengalaman Responden Berdasarkan Info Kuliner Kota Bogor

[image:53.595.215.401.384.492.2]

Penghimpunan data responden berdasarkan pengalaman responden mengenai dari mana mengetahui info kuliner kota Bogor khususnya Macaroni Panggang melalui penyebaran angket terhadap 100 responden yang disajikan dalam Gambar 12 berikut ini :

Gambar 12. Pengalaman responden berdasarkan info kuliner MP

Berdasarkan Gambar 12, diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa mengetahui tentang info kuliner kota Bogor khususnya Macaroni Panggang ini dari teman sebanyak 62 persen, menyatakan bahwa mengetahui dari keluarga 22 persen serta menyatakan bahwa mengetahui dari orang lain 6 persen dan menyatakan mengetahui dari lainnya sebanyak 10 persen. Restoran Macaroni Panggang ini lebih mudah tersebar melalui info dari teman terlihat pada hasil pengolahan data yang mayoritas info tersebut berasal dari teman.

4.3.2 Pengalaman Responden Berdasarkan Bersama Dengan Siapa Membeli Macaroni Panggang

62 22

6 10 Teman

Keluarga

Orang Lain

(54)
[image:54.595.220.401.176.273.2]

Penghimpunan data responden berdasarkan pengalaman bersama dengan siapa membeli Macaroni Panggang melalui penyebaran angket terhadap 100 reponden yang disajikan dalam Gambar 13 berikut ini:

Gambar 13. Pengalaman responden berdasarkan bersama dengan siapa membeli MP

Berdasarkan rincian hasil pengolahan data pada gambar 13 diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan membeli Macaroni Panggang bersama dengan teman sebanyak 57 persen dan menyatakan membeli Macaroni Panggang bersama dengan keluarga sebanyak 36 persen. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pelanggan membeli Macaroni Panggang dengan teman dan menganggap ada suatu keunikan tersendiri ketika membeli.

4.3.3 Pengalaman Responden Berdasarkan Inisiatif dalam Membeli MP

[image:54.595.237.411.506.613.2]

Penghimpunan data responden berdasarkan inisiatif dalam membeli macaroni Panggang melalui penyebaran angket terhadap 100 responden yang disajikan dalam Gambar 14 berikut ini:

Gambar 14. Pengalaman responden berdasarkan inisiatif dalam membeli

Berdasarkan rincian hasil pengolahan data pada Gambar 14 diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan membeli atas inisiatif diri sendiri sebanyak 55 persen, lalu menyatakan membeli atas inisisatif keluarga sebanyak 22 persen, menyatakan membeli atas inisiatif teman sebanyak 14 persen dan menyatakan

57 36

2 5

Teman

Keluarga

Orang Lain

Lainnya 

55 22

Gambar

Gambar 6. Kerangka pemikiran
Gambar 7.
Gambar 8. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin
Gambar 11. Karakteristik konsumen berdasarkan domisili
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menyatakan 21 responden (20,6%) dari total 102 responden menyatakan televisi sangat berperan dalam proses pembentukan

Penjelasan responden mengenai pentingnya ketelitian bagi pegawai dalam melakukan pekerjaannya sebanyak 80,9% dari responden menjawab sangat penting, dan sebanyak

menyatakan Tarif pulsa yang berlaku mempengaruhi anda sebelum memakai jasa operator selular. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Tidak ada responden

Berdasarkan pada tabel 4.8 tanggapan responden mengenai keputusan pembelian tersebut, diketahui sebesar 18 responden sangat setuju, 34 responden setuju, 43

Dari hasil analisis mengenai Citra Merek susu bubuk instan Dancow dibenak pelanggan, diketahui bahwa seluruh elemen yang dipertanyakan dalam kuesioner, responden

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa butir mengenai pengaruh dari teman se agama (X 1.1.2 ) mendapat jawaban 9 orang responden dengan persentase (7,8%) menjawab sangat

Berdasarkan data hasil penelitian dan setelah dilakukan tabulasi data maka dapat diketahui bahwa mayoritas responden di daerah Paloh- Sambas menyatakan bahwa

Pada Gambar 23 terlihat tingkat kesukaan konsumen terhadap harga yang ditawarkan oleh produk AMDK yaitu, 30% responden menyatakan agak tidak suka terhadap harga yang