• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PERILAKU HARIAN BURUNG BELIBIS BATU (Dendrocygna javanica HORSFIELD, 1821) LIAR DI HABITAT BUATAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PERILAKU HARIAN BURUNG BELIBIS BATU (Dendrocygna javanica HORSFIELD, 1821) LIAR DI HABITAT BUATAN."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PERILAKU HARIAN BURUNG BELIBIS BATU (Dendrocygna javanica HORSFIELD,1821) LIAR DI HABITAT BUATAN

Oleh :

Marwan Saputra 4121220008 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

STUDI PERILAKU HARIAN BURUNG BELIBIS BATU (Dendrocygna javanicaHORSFIELD, 1821)LIAR DI HABITAT BUATAN

Marwan Saputra (4121220008) E-mail: marwansiregar118@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan, untuk mengetahui perilaku dominan dan masing-masing persentase tempat perilaku harian burung belibis batu liar (Dendrocygna javanica) di habitat buatan. Lokasi penelitian ini berada pada kawasan limbah pabrik kelapa sawit di Desa Bandar Meriah, Bangun Purba, Sumatra Utara, waktu pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2016. Sampel penelitian terdiri dari burung belibis batu (Dendrocygna javanica) liar yang berjumlah 20 ekor. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Metode yang dilakukan ialah

pengamatan langsung terhadap perilaku burung belibis batu (Dendrocygna

javanica). Waktu pengamatan dibagi menjadi tiga waktu pengamatan yaitu, pagi hari (07.00-10.00 W.I.B), siang hari (10.00-14.00 W.I.B), dan sore hari (14.00-17.00 W.I.B) dengan total waktu pengamatan 10 jam (600 menit), pendataan perilaku dilakukan setiap 5 menit sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku harian yang dilakukan burung belibis batu di habitat buatan yaitu, Udara (terbang), darat (membersihkan diri dan istirahat), perairan (berenang, bermain, makan, dan istirahat). Perilaku harian yang dominan dilakukan burung belibis batu yaitu istirahat di perairan sebesar 35%.

(4)

STUDY OF DAILY ACTIVITIES WILD LESSER WHISTLING DUCK (Dendrocygna javanicaHORSFIELD, 1821)

IN ARTIFICIAL HABITAT

Marwan Saputra (4121220008) E-mail: marwansiregar118@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research aims to determine the behavior of dominant and each percentage point of daily behavior wild lesser whistling duck (Dendrocygna javanica) in artificial habitat. Location of the research is in the area of waste palm oil mill in the village of Bandar Meriah, Bangun Purba, in North Sumatra, and the research started from February 2016 until June 2016. Sample consisted of wild lesser whistling duck (Dendrocygna javanica) totaling 20 birds. This research is descriptive research. The method used is the direct observation of the behavior of lesser whistling duck (Dendrocygna javanica). Observation time is divided into thirth time observation, namely, in the morning (7:00 to 10:00 am), afternoon (10:00 to 14:00 pm) and afternoon (14:00 to 17:00 pm) with a total observation time of 10 hours (600 minutes), behavioral data collection is done every 5 minutes. The results showed that the daily behavior wild lesser whistling duck in artificial habitat, namely, Air (fly), land (cleaning up and break), water (swimming, play, eat, and rest). Daily dominant behavior performed wild lesser whistling duck break at the water by 35%.

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

tepat pada waktunya.

Skripsi ini merupakan hasil penelitian penulis yang berjudul “Studi

Perilaku Harian Burung Belibis Batu (Dendrocygna javanica Horsfield, 1821)

Liar di Habitat Buatan”. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai

Juni 2016 di Kawasan Limbah PT. Tales Inti Sawit, Desa Bandar Meriah, Bangun

Purba, Sumatera Utara.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis telah memperoleh banyak

kritik, saran, dan motivasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si.

selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membantu dari segi material dan

non material terhadap penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada

Bapak Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si., Bapak Drs. Lazuardi, M.Si dan

Ibu Endang Sulistyarini Gultom, S.Si., M.Si. Apt. selaku Dosen Penguji yang

telah memberikan banyak saran dan masukan dalam perbaikan skripsi ini.

Terimakasih kepada Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama

masa perkuliahan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. H.

Hasruddin, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Biologi, Ibu Dr. Melva Silitonga, M.S.,

selaku Ketua Program Studi Biologi Non Kependidikan, serta kepada seluruh

Bapak dan Ibu Dosen, beserta para pegawai di Jurusan Biologi yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Teristimewa ucapan terimakasih untuk keluarga besar penulis yang selalu

memberikan doa dan dukungan baik material maupun non material, yaitu

Ayahanda Mangada Siregar dan Ibunda Ir. Ifrah Hamid, adik Rinaldi Siregar,

Agustian Siregar, dan Annisa Siregar serta seluruh keluarga besar penulis.

Terimakasih juga kepada teman-teman terkasih penulis di Biologi

Nondik A dan B 2012, untuk kebersamaan yang terjalin hingga saat ini, terkhusus

(6)

Hotdiaman Damanik, serta Taufik Akbar Tanjung, yang telah memberi bantuan

dan motivasi kepada penulis. Terimakasih kepada kel. Besar Rahel N. Saragih

yang memberikan tempat tinggal selama penelitian, serta Sahabat/ Rekan

Revolusioner, komunitas SMART dan HMJ Biologi yang terus memotivasi.

Penulis berharap kesediaan pembaca untuk memberikan kritik dan saran

yang membangun bagi penyempurnaan skripsi ini, dan semoga bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta aplikasi dalam kehidupan

bermasyarakat.

Medan, Agustus 2016

Penulis

(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Ruang Lingkup 3

1.3. Batasan Masalah 3

1.4. Rumusan Masalah 3

1.5. Tujuan Penelitian 4

1.6. Manfaat Penelitian 4

1.7. Definisi Operasional 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Deskripsi Burung Belibis Batu (Dendrocygna javanica) 6

2.2. Sebaran Burung Belibis Batu (Dendrocygna javanica) 7

2.3. Habitat Belibis Batu (Dendrocygna javanica) 8

2.4. Populasi dan Status Burung Belibis Batu (Dendrocygna javanica) 9

2.5. Perilaku Burung Belibis Batu (Dendrocygna javanica) 10

BAB III METODE PENELITIAN 12

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 12

3.2. Populasi dan Sampel 12

3.3. Alat dan Bahan 12

3.4. Teknik Pengumpulan Data 12

3.5. Teknik Analisi Data 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 15

4.1. Deskripsi penelitian 15

4.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 15

(8)

4.2. Pembahasan 18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 23

5.1. Kesimpulan 23

5.2. Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Belibis Batu (Dendrocygna javanica) 7

Gambar 2.2. Peta Sebaran Burung Belibis Batu (Dendrocygna javanica) 8

Gambar 2.3. Habitat Liar Burung Belibis Batu (Dendrocygna javanica) 9

Gambar 4.1. Peta/ Lokasi P.T.Tales Inti Sawit dan Kolam Limbah Cair

Hasil Produksi Minyak Kelapa Sawit. 15

Gambar 4.2. Rata-rata persentase (%) Data Perilaku / Aktifitas Harian Burung Belibis Batu (Dendrocygna javanica) Berdasarkan Tempat

Perilaku. 16

Gambar 4.3. Persentase (%) Aktifitas Burung Belibis Batu (Dendrocygna

javanica) Menurut Waktu Pengamatan (Pagi, Siang dan Sore) 17

Gambar 4.4. Persentase Keseluruhan Lokasi (Udara, Darat dan Perairan) Burung Belibis Batu (Dendrocygna javanica) Melakukan

Aktifitas Harian 18

Gambar 4.5. Perilaku/Aktifitas Burung belibis Batu (Dendrocygna javnica)

Sedang Terbang di Rentang Waktu Pagi Hari. 19

Gambar 4.9. Burung Belibis Batu (Dendrocygna javanicai)Melakukan

Istirahat 20

Gambar 4.10. Burung Belibis Batu (Dendrocygna javanica) Melakukan

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Ethogram tingkah laku makan dan kawin unggas 10

Tabel 2. Format Pengamatan Aktifitas Harian Burung Belibis Batu

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Pengamatan Aktifitas (%) Burung Belibis Batu (Dendrocygna javanica) Pada Pagi Hari

(07.00-10.00 W.I.B) 26

Lampiran 2. Data Pengamatan Aktifitas (%) Burung Belibis Batu (Dendrocygna javanica) Pada Siang Hari

(10.00-14.00 W.I.B) 27

Lampiran 3. Data Pengamatan Aktifitas (%) Burung Belibis Batu (Dendrocygna javanica) Pada Sore Hari

(12.00-14.00 W.I.B) 28

Lampiran 9. Data Pengamatan Keseluruhan Aktifitas (%) Burung Belibis Batu (Dendrocygna javanica)

Berdasarkan Waktu dan Habitat/Lokasi 29

Lampiran 10. Kawasan Habitat Burung Belibis Batu (Dendrocygna

javanica) Melakukan Aktifitas di Perairan 30

Lampiran 11. Kawasan Habitat Burung Belibis Batu (Dendrocygna

javanica)Melakukan Aktifitas di Darat 31

Lampiran 12. Kawasan Habitat Burung Belibis Batu (Dendrocygna

javanica) Melakukan Aktifitas di Udara 32

Lampiran 13. Kegiatan Pengambilan Data Selama Penelitian 33

(12)

1

Indonesia memiliki keragaman burung air tertinggi di dunia yaitu berjumlah

184 spesies, dari 833 spesies burung air yang ada di dunia. Menurut Ruskanidar

(2007) Kehadiran burung air ini dijadikan sebagai indikator penting dalam

mengkaji mutu dan produktivitas suatu lahan basah.

Burung memiliki beberapa nilai estetika, ekologi dan ekonomi. Ditinjau dari

segi nilai estetika, burung memiliki keindahan dari corak bulu serta dari segi suara

berupa siulan yang dikeluarkan burung tersebut. Ditinjau dari nilai ekologi yaitu

salah satunya pemanfaatan burung untuk membasmi hama di pertanian. Ditinjau

dari aspek ekonomi, burung tersebut berfungsi sebagai sumber mata pencaharian

penduduk, yaitu salah satu diantaranya pemanfaatan burung sebagai sumber

makanan dan sebagai peliharaan. Hal ini tentu saja mempunyai dampak penting

yaitu, berkurangnya jumlah burung yang mengakibatkan keberadaan dari burung

tersebut terancam punah.

Diantara berbagai jenis burung air, salah satu yang menarik adalah burung

belibis. Burung belibis di Indonesia mempunyai nilai ekonomi yaitu kegunaan

dagingnya untuk dikonsumsi. Kompas (2015) melaporkan bahwa perburuan

burung belibis di daerah pedalaman Mahakam, Kalimantan Timur kerap terjadi.

Hal ini disebabkan karena permintaan dagingnya dari pedagang yang tinggi.

Dampak langsung dari terancamnya kelestarian burung belibis ini akan dirasakan

masyarakat Mahakam, Kalimantan Timur, mengingat burung tersebut berfungsi

sebagai motor produktifitas danau Mahakam dengan menyebarkan biji-biji rumput

serta berkontribusi memberikan nutrisi (kotoran) terhadap ikan. Indonesia terdapat

dua jenis burung belibis, yaitu burung belibis batu (Dendrocygna javanica) dan

burung belibis kembang (Dendrocygna acurata). Burung belibis tergolong dalam

burung air karena hidup burung ini berada di rawa-rawa, daerah pantai, ataupun

kolam dan danau. Pola sebaran burung belibis hampir meliputi seluruh daerah asia

(13)

2

Burung belibis batu (Dendrocygna javanica) merupakan jenis burung air

yang hidup secara liar. Karena bentuknya yang menyerupai itik, burung belibis

batu dikenal juga sebagai itik liar. Burung belibis batu mempunyai kaki yang

berselaput, hal ini membuat burung tersebut dapat bergerak cepat di perairan.

Burung belibis batu membuat sarang di rawa rawa atau di semak yang tinggi, hal

ini guna menghindari dari predator pemangsanya. Di beberapa daerah di Indonesia

burung belibis batu dijadikan menu utama hidangan makanan, hal ini dikarenakan

dagingnya yang lembut dan gurih.

Dalam katagori IUCN (International Union for Consevation of Nature),

burung belibis batu digolongkan kedalam golongan least concern atau dengan

kata lain burung belibis batu tidak berada dalam ambang batas kepunahan. Salah

satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak kepunahan suatu spesies

ialah dengan cara konservasi. Menurut Peraturan Menteri kehutanan Republik

Indonesia tahun 2012 konservasi adalah langkah langkah pengelolaan tumbuhan

dan atau satwa liar yang diambil secara bijaksana dalam rangka memenuhi

kebutuhan generasi saat ini dan generasi mendatang.

Konservasi terbagi menjadi 2 yaitu konservasi ex-situ dan konservasi

in-situ.Konservasiex-situmerupakan konservasi yang dilakukan diluar habitat alami

spesies tersebut dimana spesies tersebut diambil, dan dipelihara pada suatu tempat

tertentu yang dijaga keamanan dan kesesuaiannya. Sedangkan konservasi in-situ

merupakan konservasi yang dilakukan didalam habitat alami spesies tersebut.

Perilaku burung belibis batu akan sangat berbeda di tiap lingkungan tempat

dia tinggal, hal ini dikarenakan pola adaptasi yang dilakukan oleh burung tersebut.

Pentingnya mempelajari perilaku dalam upaya konservasi in-situ maupun ex-situ

yaitu berguna untuk mengetahui perilaku dari hewan tersebut sebagai data dasar

acuan bahwa adaptasi hewan tersebut sangat tergantung dari habitat mereka

tinggal dan hidup. Begitu pula dengan habitat alami dengan habitat buatan.

Habitat alami adalah suatu lingkungan yang terjadi secara alami tanpa campur

(14)

dengan campur tangan manusia salah satu contohnya ialah kawasan pembuangan

limbah pabrik kelapa sawit.

Berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukan penelitian atau studi tentang

perilaku burung belibis batu (Dendrocygna javanica) di habitat buatan seperti

kawasan limbah PT. Tales Inti Sawit.

1.2. Ruang Lingkup

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas adapun ruang lingkup dalam

penelitian yang akan dilakukan adalah:

1. Burung belibis batu (Dendrocygna javanica) jenis burung yang tergolong least

concerndalam konservasi.

2. Belibis batu (Dendrocygna javanica) adalah jenis burung yang banyak

melakukan perilaku disekitar perairan.

3. Belibis batu (Dendrocygna javanica) jenis burung yang sulit dibiakkan karena

sifat liarnya.

4. Perilaku belibis batu sangat spesifik tergantung pada habitat tempat hidupnya.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, supaya masalah tidak terlalu

meluas, dalam penelitian ini, masalah dibatasi:

1. Jenis burung yang diamati adalah burung belibis batu (Dendrocygna javanica).

2. Habitat yang diamati adalah di habitat buatan.

3. Aspek yang diamati adalah perilaku burung belibis batu (Dendrocygna

javanica).

1.4. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah didalam penelitian yang akan dilakukan meliputi:

1. Perilaku harian apa saja yang dilakukan oleh burung belibis batu di habitat

buatan?

2. Perilaku harian apakah yang paling dominan dilakukan oleh burung belibis

(15)

4

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dipaparkan, adapun tujuan

penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui:

1. Perilaku harian yang dilakukan oleh burung belibis batu di habitat buatan.

2. Perilaku harian yang paling dominan dilakukan oleh burung belibis batu

(Dendrocygna javanica) di habitat buatan.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah:

1. Sebagai dasar ilmu pengetahuan.

2. Sebagai bekal dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian lanjutan tentang

pola perilaku burung belibis batu (Dendrocygna javanica).

3. Sebagai bekal dasar bagi peneliti dalam mendalami ilmu ekologi dan etologi

sebagai calon ilmuan biologi.

4. Sebagai sumber informasi dan referensi tentang burung belibis batu

(Dendrocygna javanica) dan juga sebagai bahan masukan bagi instansi-instansi

yang bergerak di bidang konservasi.

5. Sebagai informasi pendukung bagi peneliti lain yang berhubungan dengan

peneliti.

1.7. Definisi Operasional

Berdasarkan latar belakang dari penelitian yang akan dilaksanakan Untuk

menghindari perbedaan persepsi berikut ini merupakan beberapa istilah yang

digunakan, yaitu:

1. Perilaku adalah tindakan atau aksi yang yang berupa kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh hewan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

2. Habitat buatan merupakan tempat ataupun lingkungan yang terjadi tidak

secara alami atau berupa kolam kolam penampungan.

3. Perilaku harian adalah merupakan tindakan atau berupa aksi selama satu hari

(16)

4. Makan adalah aktivitas yang dilakukan dengan cara memasukkan paruh

kedalam air dan menangkap pakan yang ada di daratan (menyosor).

5. Terbang adalah aktifitas yang dilakukan dengan cara mengepakkan sayap

sampai burung tersebut mengudara.

6. Berenang adalah aktifitas yang dilakukan ketika burung tersebut berada di air

untuk berpindah tempat.

7. Kawin adalah interaksi yang dilakukan sepasang burung belibis dengan cara

sang jantan menindih betina dari atas dan dilakukan di daratan.

8. Membersihkan diri adalah aktifitas yang dilakukan dengan cara menelisik

bulu, dan mengibaskan bulu.

9. Fighting merupakan interaksi yang dilakukan untuk mempertahankan

wilayah, kelompok ataupun pakan

10. Istirahat adalah aktifitas perilaku diam, atau mendekam.

11. Bermain merupakan perilaku burung saling berkejaran satu sama lain,

(17)

23 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perilaku harian yang dilakukan oleh burung belibis batu di habitat buatan

yaitu Udara (terbang), Darat (membersihkan diri dan istirahat) dan perairan

(berenang, bermain, makan, dan istirahat).

2. Perilaku harian burung belibis batu (Dendrocygna javanica) yang paling

dominan adalah perilaku istirahat di perairan sebesar 35%.

5.2 Saran

Adapun saran yang bisa diberikan dari penelitian yang telah dilakukan ialah

perlu dilakukannya metode sampling lainnya, yaitu;Focal Animal Sampling untuk

mengetahui perbandingan ataupun berupa tambahan data untuk parameter suara.

Dan untuk penelitian lanjutan penting untuk dilakukan penelitian/ studi perilaku di

tempat penangkaran dan habitat liar alami untuk mengetahui adanya perbandingan

setiap perilaku burung belibis batu (Dendrocygna javanica) dan studi daerah

jelajah burung belibis batu guna mengetahui cangkupan daerah jelajah dari burung

(18)

24

Appleby MC, Mench JA, Hughes BO., (2004),Poultry Behaviour and Welfare.

Center of Agriculture Bioscientific (CAB) Publishing. London.

Elfida, S., (2005), Pengaruh Perbedaan Lokasi Mencari Makan Terhadap Keragaman Mangsa Tiga Jenis Kuntul di Cagar Alam Pulau Dua Serang: Casmerodius albus, Egretta garzetta, Bubulcus ibis., Makara Sains9(1): 7-12.

Elfida, S., Junardi., (2006), Keragaman Burung Air di Kawasan Hutan Mangrove Peniti, Kabupaten Pontianak,Biodiversitas7(1): 63-68.

Ewing SA, Lay DC, Von-Borell E., (1995), Farm Animal Well Being: Stress

Physiology, Animal Behaviour and Environmental Design. Practice Hall New Jersey.

MacKinon, J., (1993),Burung-Burung di Jawa dan Bali, Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.

Orzech K., (2005), Sample ethogram. http://tolweb.org/online contributors [17

November 2015].

Putra, Andhika, Watiniasih, dan Nuyana., (2014), Perilaku Harian Burung Jalak Bali (leucopsar rothschildi) Periode Breeding Pada Relung Yang Berbeda di Bali Bird Park, Gianyar, Bali.Jurnal Biologi18(1).

Ruskhanidar, dan Hambal, M., (2007), Kajian Tentang Keanekaragaman Spesies

Burung di Hutan Mangrove Aceh Besar Pasca Tsunami 2004, Jurnal

Kediaman Hewan1(2): 76-83.

Saerang JLP. 2010. Kajian biologis maleo (Marcocephalon maleo) yang

dipelihara secara ex-situ. [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Suryana., dan Yasin, M., (2013), Studi Tingkah Laku Pada Itik Aabio (Anas

platyrhynchos Borneo) di Kalimantan Selatan,Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan.

Takandjandji, Kayat dan Njurumana., (2010), Perilaku Burung Bayan Sumba

(19)

25

Timur, Nusa Tenggara Timur. Jurnal penelitian hutan dan konservasi alam.

(7)4.

Takandjandji, dan Mite, M., (2008), Perilaku Burung Beo Alor di Penangkaran Olisonbai, Nusa Tenggara Timur.Buletin Plasma Nutfah.14(1).

Thohari, M., (1987),Gejala Inbreeding dalam Penangkaran Satwa Liar. Media

Konservasi. 1(4).

Warsono IU., (2009), Sifat biologis dan karakteristik karkas dan daging bandikut (Echymipera kalubu). [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Wiens, J. A., (1989), The Ecology of Birds Communities (Volume 2, Processes

Gambar

Gambar 2.1. Belibis Batu (Dendrocygna javanica)
Tabel 1. Ethogram tingkah laku makan dan kawin unggas
Fighting

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perilaku harian monyet hitam Sulawesi di Pusat Primata Schmutzer yang merupakan habitat buatan bagi satwa tersebut.. Penelitian

Dari hasil penelitian, didapatkan persentase perilaku harian orangutan yang paling banyak dilakukan adalah perilaku istirahat (62,65%) dengan kategori perilaku yang mendominasi

Puji syukur penulis panjatkan kepada IDA SHANG HYANG WIDHI WASA atas berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perilaku Harian

Penelitian bertujuan menentukan aktivitas harian burung, penggunaan tipe habitat berbeda dan perilakunya di sekitar jalur terbang (runway); menentukan arah terbang; dan

hutan kerangas sebanyak 50 jenis burung' hutan rawa 53 jenis burung dan kebun sawit 18 jenis burung' Tingginya jumlah jenis burung yang ditemukan pada habitat. hutan

hutan kerangas sebanyak 50 jenis burung' hutan rawa 53 jenis burung dan kebun sawit 18 jenis burung' Tingginya jumlah jenis burung yang ditemukan pada habitat. hutan

a) Perilaku harian burung Cangak Abu (Ardea cinerea) terdiri dari perilaku individu (berjemur, menelisik bulu, menggaruk, peregangan, menggoyang tubuh, mengeram dan

Berdasarkan pengamatan (tabel 1), frekuensi perilaku harian ketiga pasangan owa Jawa di JGC menyerupai frekuensi perilaku harian owa Jawa liar di hutan Bodogol