• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN ANALGETIK KETOROLAC PADA PASIEN FRAKTUR TERTUTUP (CLOSED FRACTURE) (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN ANALGETIK KETOROLAC PADA PASIEN FRAKTUR TERTUTUP (CLOSED FRACTURE) (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Fraktur adalah suatu patahan pada kontiunitas struktur tulang (Appley, 2010).

Biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price, 2006). Trauma pada

tulang tergantung dari kekuatan dan arahnya, trauma tajam yang langsung atau

trauma tumpul yang kuat. Selain itu patah tulang juga dapat disebabkan oleh

adanya proses patologis misalnya tumor, infeksi atau osteoporosis tulang

(Sjamsuhidajat, 2010).

Berdasarkan hubungan fraktur dengan lingkungan, fraktur dapat dibagi

menjadi 2 yaitu : closed fracture dan open fracture. Closed fracture adalah

keadaan di mana kulit tidak ditembus oleh fragmen tulang, sehingga tempat

fraktur tidak tercemar oleh lingkungan, atau dunia luar sedangkan yang dimaksud

dengan open fracture adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia

luar melalui luka pada jaringan lunak (Salter, 1999). Fraktur dapat menyebabkan

disfungsi organ tubuh atau bahkan dapat menyebabkan kecacatan atau kehilangan

fungsi ekstremitas permanen, selain itu komplikasi awal yang berupa infeksi dan

tromboemboli (emboli fraktur) juga dapat menyebabkan kematian beberapa

minggu setelah cedera (Smeltzer, 2002).

Data dari Riset Kesehatan Dasar 2007 di Indonesia kasus fraktur terjadi

umumnya disebabkan oleh cedera antara lain karena jatuh, kecelakaan lalu lintas

dan trauma benda tajam atupun tumpul (Rikesdas, 2007). Menurut data dari WHO

2007 angka kejadian closed fracture berkisar 220 juta orang pertahun, hal ini

dikaitkan angka kecelakaan lalu lintas yang terus meningkat (Rosyid, 2010).

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2011 di Indonesia

didapatkan sekitar 8 juta orang mengalami kejadian fraktur dengan jenis

fraktur yang berbeda dan penyebab yang berbeda. Hasil survey tim Depkes RI

didapatkan 25% penderita fraktur mengalami kematian, 45% mengalami cacat

fisik, 15% mengalami stress psikologis karena cemas dan bahkan depresi, dan

10% mengalami kesembuhan dengan baik. Di instalasi Bedah sentral RSU Haji

Surabaya pasien dengan closed fracture yang akan menjalani operasi pada tahun

(2)

rata-2

Gejala klinis dari closed fracture adalah adanya rasa nyeri dan tegang yang

umumnya menghebat bila dilakukan gerakan (PDT, 2008). Nyeri merupakan

pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari

kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri terjadi bersama banyak

proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau

pengobatan dan merupakan alasan utama seseorang untuk mencari bantuan

perawatan kesehatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak

orang dibanding suatu penyakit manapun, terutama pada kasus closed fracture

yang mengindikasikan sebagai nyeri akut (Rosyid, 2010).

Bagian tubuh yang mengalami fraktur di jaringan sekitarnya juga akan

terpengaruh dimana akan terjadi edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan

sendi, dislokasi sendi, ruptur tendon, kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh

darah (Smeltzer, 2002). Kerusakan pada jaringan akan mengaktifkan mediator

inflamasi seperti peptida (bradikinin), neurotransmitter (serotonin dan ATP),

neurotrophins dan lipid (prostaglandin). Pelepasan prostaglandin yang meningkat

pada sel-sel mati di daerah fraktur akan mengalami peradangan atau inflamasi,

dengan adanya inflamasi proses pengahambatan penyembuhan tulang menjadi

terhambat (Dimmen, 2010). Selain itu mediator inflamasi akan berinteraksi

dengan reseptor dan saluran ion pada ujung-ujung saraf sensorik (nosiseptor

perifer), nosiseptor perifer tersebut akan menyampaikan impuls nyeri ke otak

(Spreng, 2011).

Studi yang dilakukan untuk mengatasi nyeri pada patah tulang pinggul

menyatakan penggunaan analgetik golongan NSAID lebih baik dibandingkan

dengan opiad karena seringnya muncul efek samping yang tidak terduga di

beberapa Negara NSAID digunakan sebagai analgesik lini pertama (Monzón et al,

2010). NSAID adalah golongan obat yang bekerja dengan cara menghambat

enzim siklooksigenase (COX) yang dapat menyebabkan peradangan, karena

enzim sikooksigenase berperan dalam sintesis prostaglandin, enzim

Siklooksigenase di bagi menjadi dua, yaitu : COX-1 dan COX-2. Cara kerja obat

NSAID dalam menghambat enzim siklooksigenase dapat dibagi menjadi dua jalur

yaitu : inhibitor COX non selektif dan inhibitor selektif COX-2 (Aloyo, 2008).

(3)

3

mengalami inflamasi oleh sitokin, endotoksin, dan faktor pertumbuhan (growth

factors) (Zukhrullah et al, 2012).

Percobaan klinis terhadap analgesik menyatakan untuk nyeri sedang sampai

berat dapat diberikan NSAID salah satu analgesik yang dapat digunakan pada

kasus orthopedia adalah ketorolac. Ketorolac 30 mg secara IM mampu

menghasilkan efek analgesik yang baik untuk pengobatan postoperatif pada

fraktur (urizar, 2002). Ketorolac adalah NSAID yang bekerja dengan cara

menghambat enzim siklooksigenase secara non selektif. Ketorolac memiliki efek

analgesik kuat tetapi hanya memiliki aktivitas anti-inflamasi sedang bila diberika

IM atau IV. Obat ini berguna untuk memberikan analgesia pasca operatif baik

sebagai obat dan sebagai suplemen opioid. Ketorolac 30 mg IM menghasilkan

analgesia yang setara dengan 10 mg morfin atau 100 mg meperidin. Keuntungan

penggunaan ketorolac adalah tidak adanya depresi ventilasi atau kardiovaskular,

juga tidak seperti opioid ketorolac hanya memiliki sedikit atau tidak ada efek pada

dinamika sluran empedu, menjadikan obat ini lebih berguna sebagai analgesik

ketika tidak diinginkan spasme saluran empedu (Yudhowibowo, 2011).

Dari sebuah studi yang membandingkan penggunaan NSAID golongan

inhibitor COX non selektif dengan COX-2 Selektif dan steroid di katakan bahwa

untuk penyembuhan patah tulang dan setelah operasi fraktur di simpulkan

penggunaan COX-2 selektif lebih dianjurkan karena peradangan yang muncul

pada fase awal fraktur menunjukkan peningkatan COX-2 selain itu karena efek

samping COX-2 pada gastrointestinal lebih sedikit di banding inhibitor COX non

selektif namun penggunaan jangka panjang COX-2 dapat mengakibatkan

gangguan pada kardiovaskular sehingga obat-obat golongan COX-2 dapat

digunakan dalam jangka pendek (Dimmen, 2010).

Selain itu hasil percobaan terhadap effektifitas ketorolac telah di buktikan

sebanding dengan diklofenak dan Etoricoxib. Subjek yang digunakan sebanyak 49

orang dengan diagnosis patah tulang pergelangan kaki diberikan ketorolac,

diklofenak dan etoricoxib setiap 12 jam. Dengan menggunakan skala analog

visual dan skala likert terjadi penurunan nyeri pada 24 jam pertama menunjukkan

presentasi 74,5 % pada kelompok ketorolac , 74,3 % pada kelompok etoricoxib

(4)

4

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik mengetahui studi penggunaan obat

analgetik khususnya ketorolac pada penderita closed fracture di lapangan.

Penelitian di laksanakan di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang, menggunakan

data dari rekam medik dengan diagnosis closed fracture.

1.2Rumusan Masalah

Bagaimanakah pola penggunaan obat ketorolac pada penderita closed fracture

di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang selama periode 1 januari 2012 – 31 Desember 2012.

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pola penggunaan obat ketorolac pada pasien closed

fracture di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengkaji jenis, rute, frekuensi dosis penggunaan analgetik ketorolac yang

dikaitkan dengan kondisi pasien.

1.4Manfaat Penelitian

1. Sebagai database atau bahan informasi dalam rangka pengembangan

farmasi klinik

2. Sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan, terutama berkaitan

dengan pelayanan farmasi klinik.

3. Sebagai bahan masukan bagi instalasi farmasi untuk menyusun

perencanaan pengadaan obat

(5)

SKRIPSI

RENY SEPTIANINGSIH

STUDI PENGGUNAAN ANALGETIK

KETOROLAC PADA PASIEN FRAKTUR

TERTUTUP (

CLOSED FRACTURE

)

(Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(6)
(7)
(8)

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur tercurahkan kepada ALLAh SWT, Tuhan semesta alam karena

berkat rahmad dan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

STUDI PENGGUNAAN ANALGETIK KETOROLAC PADA PASIEN PATAH TULANG TERTUTUP (CLOSED FRACTURE) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang).

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari

peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. ALLAH SWT, Tuhan semesta alam yang memberikan rahmat, nikmat dan

hidayahNYA kepada umatnya, Rasulullah SAW, yang sudah menuntun kita

menuju jalan yang lurus.

2. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu

kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan

kesempatan penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

3. dr. Budi Rahayu MPH selaku Direktur RSU Dr. Saiful Anwar Malang beserta

jajarannya yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan

penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

4. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc.,Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi

Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi motivasi dan

kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Malang.

5. Bapak Drs. Didik Hasmono.,M.S.,Apt. dan ibu Hidajah Rachmawti,

(9)

Bapak dan Ibu masih bisa meluangkan waktu untuk membimbing dan

memberi pengarahan dan dorongan moril sampai terselesaikannya skripsi ini.

6. Ibu Dra.Lilik Yusetyani.,Apt.,Ap.FRS dan Ibu Nailis Syifa’, S.Farm.,

M.Sc.,Apt. selaku Dosen Penguji I dan II, yang telah banyak memberikan

saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhamadiyah Malang yang sudah

memberikan ilmunya dan waktunya, Pak Inoni, Pak Bambang, Almarhum Pak

Hadi, Pak Rajaram, Pak Amir, Pak Ahyana, Pak Heru, Pak Pujon, Pak

Harjana, Pak Hera, Bu Rofida, Bu Arin, Bu Enggrid, Bu Ina, Bu Dian, Bu

Radit, Bu Retno, Bu Nikmah, Bu Sendy.

8. Untuk kedua orang tuaku tercinta, bapak M. Anthony dan Ibu S.Yetty Amelia

yang yang selalu memberikan doa dan dukungannya Untuk adek-adek ku

Topan Irsanjaya dan salsa Nanda juga untuk keluarga besarku yang ada di

banjarmasin

9. Untuk teman-temanku tercinta maya, juju, echa, apil mb dewi, mb riris, mb

ima, rizka terima kasih atas dukungannya selama ini dan juga untuk semua

penghuni simpang bendungan wonogiri 18 terima kasih atas bantuannya

10. Untuk teman-teman fraktur Farisa Diwi Harsiwi, Randy Teja Permana,

Jorinda Karyudi, Rasyidin Rumlus, terima kasih atas bantuannya selama ini.

11. Anak-anak Farmasi 2010 terima kasih atas bantuannya dan dukungannya

selama ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi

kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat berguna bagi penelitian berikutnya,

amiin.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Malang, 11 Agusus 2014

Penyusun

(10)

ABSTRACT

DRUG UTILIZATION STUDY OF ANALGETIC KETOROLAC IN PATIENT CLOSED FRACTURE

(Research at Hospital of Dr. Saiful Anwar Malang)

Background : Closed fracture is a fault to the bones which not pierce the skin around it.Fault in a bone resulting in pain, so it needs granting analgetic. Ketorolac is the NSAID group (Cox-inhibitor) frequently used for handling inflammatory and pain trauma bone and surgically especially in handling postoperative pain.

Objectives: The study aims to determine pattern of analgetic ketorolac utilization in patients closed fracture and to examine the relationship analgetic ketorolac therapy related to the kind, dose, and route of administration associated with clinical data at the Hospital of Dr. Saiful Anwar Malang.

Methods: The study is a retrospective observational with consecutive sampling method in patients open fracture from January 2012 to December 2013.

Result & Conclusion: This study there were 40 patiens. 90% patiens receive analgetik ketorolac single dose, dose for ketorolac is 10 mg IV there times a day (70%) and received ketorolac dose 30 mg IV there times a day (30%).

(11)

ABSTRAK

STUDI PENGGUNAAN ANALGETIK KETOROLAC PADA PASIEN PATAH TULANG TERTUTUP (CLOSED FRACTURE)

(Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

Latar Belakang: Fraktur tertutup (closed fracture) adalah suatu patahan pada tulang yang tidak menembus kulit di sekitarnya. Patahan pada tulang mengakibatkan rasa nyeri sehingga dibutuhkan pemberian Analgetik. Ketorolac merupakan golongan NSAID (COX-inhibitor) yang sering digunakan untuk penanganan inflamasi dan nyeri trauma tulang dan pembedahan khususnya pada penanganan nyeri postoperasi. Tujuan: untuk mengetahui pola penggunaan analgetik ketorolac pada pasien fraktur tertutup (closed fracture) di RSU Dr. Saiful Anwar Malang mengkaji dosis, frekuensi pemberian dan rute pemberian.

Metode: Penelitian ini bersifat deskriftif dan pengumpulan data dilakukan secara retrospektif pada pasien fraktur tertutup (closed fracture) periode 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2013.

Hasil & Kesimpulan: Data yang didapatkan dari rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 40 pasien. Ketorolac tunggal (90%) dan ketorolac diberikan dengan dosis 10 mg tiga kali sehari dengan rute intravena (70%) dan dosis 30 mg tiga kali sehari dengan rute intravena (30%).

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Fraktur ... 5

2.1.1 Definisi Fraktur ... 5

2.1.2 Epidemologi Fraktur ... 5

2.1.3 Etiologi Fraktur ... 6

2.1.4 Klasifikasi Fraktur ... 7

2.1.4.1 Klasifikasi Fraktur menurut Association of Orthopaedic ... 7

2.1.4.2 Sudut Patahan pada Tulang ... 8

(13)

2.1.6 Manifestasi klinik ... 11

2.1.6.1 Nyeri ... 12

2.1.6.2 Gangguan fungsi ... 15

2.1.6.3 Deformitas ... 15

2.1.6.4 Pemendekan Ekstermitas ... 16

2.1.6.5 Krepitus ... 16

2.1.6.6 Edema Lokal ... 16

2.1.7 Penyembuhan Tulang pada Fraktur ... 16

2.1.8 Penanganan Close Fraktur ... 16

2.1.8.1 Reduksi ... 17

2.1.8.2 Mempertahankan Reduksi ... 17

2.1.8.3 Latihan ... 18

2.2 Analgetik ... 19

2.2.1 Opioid Analgetik ... 19

2.2.2 Non-Opioid ... 20

2.2.3 Analgetik pada Closed fracture ... 25

2.2.3.1 Diklofenac ... 24

2.2.3.2 Natrium Metamizole ... 25

2.2.3.3 Asam Mefenamat ... 26

2.2.3.4 Meloxicam ... 26

2.2.3.5 Tramadol ... 28

2.3 Tinjauan Ketorolac ... 29

2.3.1 Struktur Kimia Ketorolac ... 29

2.3.2 Dosis Ketorolac ... 30

2.3.3 Efek Samping ... 31

2.3.4 Farmakokinetik ... 31

2.3.5 Farmakodinamik ... 32

2.3.6 Sediaan Obat di Pasaran ... 33

2.3.7 Penggunaan Ketorolac Pada Closed Fracture ... 34

(14)

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian ... 39

4.2 Populasi dan Sampel ... 39

4.2.1 Populasi ... 39

4.2.2 Sampel ... 39

4.2.3 Kriteria Data Inklusi ... 39

4.2.4 Kriteria Data Esklusi ... 40

4.3 Bahan penelitian... 40

4.4 Instrumen Penelitian ... 40

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

4.6 Definisi Opersaional ... 41

4.7 Metode Pengumpulan Data ... 41

4.8 Analisa Data ... 42

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Jumlah Sampel Penelitian ... 43

5.2 Demografi Pasien ... 44

5.2.1 Jenis Kelamin ... 44

5.2.2 Usia ... 44

5.2.3 Status Pasien ... 45

5.3 Penyebab Pasien Terdiagnosa Closed Fracture ... 45

5.4 Diagnosa Fraktur Tertutup (Closed Fracture) ... 46

5.5 Jumlah Penanganan Operatif Pada Pasien Closed Fracture ... 46

5.6 Profil Penggunaan Terapi Closed Fracture ... 47

5.6.1 Profil Penggunaan Analgetik Pada Pasien Fraktur Tertutup ... 47

5.6.2 Profil Penggunaan Analgetik Tunggal Pada Pasien Fraktur Tertutup ... 47

5.6.3 Profil Penggunaan Analgetik Ketorolac Tunggal yang Switch ... 48

(15)

5.8 Kondisis Keluar Rumah Sakit (KRS) Pasien Closed Fracture ... 51

BAB 6 PEMBAHASAN ... 52

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

7.1 Kesimpulan ... 60

7.2 Saran ... 60

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Klasifikasi fraktur menurut AO ... .. 7

II.2 Klasifikasi Open dan Closed Fracture ... 9

II.3 Klasifikasi NSAID Secara Umum ... 20

V.1 Jenis Kelamin Pasien Closed fracture ... 44

V.2 Usia Pasien Closed fracture ... 44

V.3 Status Pasien Closed Fracture ... 45

V.4 Penyebab Pasien Terdiagnosa Closed Fracture ... 45

V.5 Diagnosa Fraktur Tertutup Closed fracture ... 46

V.6 Jumlah Penangan Operatif Fraktur Tertutup (Closed Fracture) ... 46

V.7 Penggunaan Analgetik Pada Pasien Closed Fracture ... 47

V.8 Penggunaan Analgetik Tunggal Pada Pasien Closed Fracture ... 47

V.9 Profil Penggunaan Analgetik Ketorolac Tunggal yang diswitch ... 48

V.10 Profil Penggunaan Terapi Pada Pasien Closed Fracture ... 50

V.11Lama Rawat Inap Pasien Closed Fracture ... 51

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Klasifikasi Berdasarkan Sudut Patahan pada Tulang ... 8

2.2 Patofisiologi Fraktur ... 10

2.3 Cara-cara Penilaian Nyeri Dimensi Tunggal ... 13

2.4 Skala Wajah Whaley dan Wong ... 14

2.5 Pembentukan prostaglandin dari cyclo-oxygenase 1 dan 2 ... 22

2.6 Struktur Kimia Natrium Diklofenac ... 24

2.7 Struktur Kimia Natrium Metamizole ... 25

2.8 Struktur Kimia Asam Mefenamat ... 26

2.9 Struktur Kimia Meloxicam ... 26

2.10 Struktur Kimia Tramadol ... 28

2.11 Struktur Kimia Ketorolac ... 30

3.7 Kerangka Konseptual Studi Penggunaan Analgesik Ketorolac ... 37

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup ... 67

2 Surat Pernyataan... 68

3 Keterangan Kelayakan Etik... 69

4 Surat Penelitian ... 70

5 Daftar Nilai Normal Data Laboratorium ... 71

6 Lembar Pengumpul Data Pasien Fraktur Tertutup di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang ... 72

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Appley, A Graham, Louis Solomon dkk .2010.Apley’s System Of Orthopaedics and Fracture Ninth Edition , UK: Hodder Arnold, an imprint of Hodder Education, an Hachette UK Company,.

Aronson, JK., 2010. Meyler’s Side Effect of Analgesics and Anti-inflammatory Drugs. USA: Elservier B.V, hal 331.

Anonim, 2008. Pedoman Diagnosis dan Terapi LAB/UPF Ilmu Bedah, Surabaya: Rumah Sakit Umum Daerha Dokter Soetomo

Anonim, 2010. Patofisiologi fraktur. 25 Juli 2014.

http://www.docstoc.com/docs/48037764/patofisiologi-fraktur. Diakses tanggal 3 Juli 2014

Anonim, 2011. British National Formularium Vol. 6, England: Pharmaceutical Press

Anonim, 2012. Kemenkes RI Ajak Masyarakat Lakukan Pencegahan Osteoporosis. 12 Oktober 2012. http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2083. Diakses tanggal 18 April 2014

Anonim, 2013. Ketorolac TROMETHAMINE TABLETS USP, 10 mg Rx only.

http://www.drugs.com/pro/ketorolac.html#id_1be35ef1-8803-4106-8523-20721eb03218. Diakses tanggal 9 januari 2014.

Anonim, 2013. MIMS Edisi Bahasa Indonesia. Edisi 14 2013, Jakarta: PT Medidata Indonesia, hal 159-181

Aziz, N., 2002. Peran antagonis Reseptor H-2 Dalam Pengobatan Ulkus Peptikum. Sari pediatri, Vol.3 nomer 4,hal, 222-226

Corwin, E.J, 2000, Patofisiologi, Alih Bahasa Brahm U, Pandit, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.hal. 337

Crofford, L.J., 2013. Use of NSAIDs in treating patients with arthritis. Arthritis Research & Therapy, p.15(suppl 3)1-10

Dewoto, H.R., 2011. Analgesik Opioid dan Antagonis In : S.G. Gunawan Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal. 210-211

(20)

Derry, S., Clara, F., Jayne, E., Henry, J.M., Andrew, M., 2014. Single dose dipyrone for acute postoperative pain.Cochrane Database Syst Rev, p. 1-48

Gunawan, R., 2011. Perbandingan efek parasetamol 1 gr/6 jam intravena dan Ketorolak 30 mg/6 jam intravena untuk penanganan nyeri paska pembedahan seksio sesaria dengan anestesi regional blok subaraknoi. Medan: Tesis Program Pascasarjana.

Hassan, W., Muhammad, I., Abdul, S., Mohammad, A., 2009. Postoperative Analgesia With Tramadol in Orthopedic Surgery: Continuous Infusion Versus Repetitive Bolus Administration. Journal Of Surgery Pakistan, Vol 17

Katzung, Bertram G. 2010. Basic and Clinical Pharmacology-10th ed, United State of America : The McGraw-Hill Companies, Inc.

Kumar, V.,Ramzi, S.C., Stanley, L.R., 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7 Vol. 1. Jakarta : Penerbit buku kedokteran ECG, hal 51-52.

Lacy, C.F., Lora, L.A., Morton, P.G., Leonard, L., 2009. Drug Information Handbook. Edisi 17. America: Lexi-Comp American Pharmacists Association. Electronic version

Lubis, A.P., 2011. Perbandingan Efek Analgesia Parasetamol 15mg/kgBB Intravenda dengan Metamizol 15mg/kgBB Intravena Sebagai Preventif Analgesia pada Pembedahan Pasien Anak dengan Anastesi Umum. Medan : Tesis Program Pascasarjana

Mahartha, G.R., Sri, M., Ketut, S.K., 2013. Manajemen Fraktur pada Trauma Muskuloskeletal,bagian SMF ilmu bedah fakultas kedokteran universitas Udayanahttp://portalgaruda.org/download_article.php?article=14484&val=970. Diakses tanggal 21Maret 2014

Machikanti, L. Hary, A., Dhanalakshmi, K., Sukdeb, D., Vijay, S., Ike, E., Nalini, S., Rinoo, S., Ramsin, B., Ricardo, V., Bert, F., Paul, J.C., 2011.A Systematic Review of Randomized Trials of Long-Term Opioid Management for Chronic Non-Cancer Pain. Pain Physician J, p. 19-121

Macintyre, P.E., Davis, S., Stephan, S., Eric, J.V., Suellen.M.W., 2010. Acute Pain Management: Scientific Evidence, Melbourne: Australian and New Zealand College of Anaesthetists.

(21)

Monzón, D.G., Jorge, V., José R, J., Kenneth V, I., 2010. Pain treatment in post-traumatic hip fracture in the elderly: regional block vs. systemic nonsteroidal analgesics. Int J Emerg Med (2010) 3:321–325.

Moll, R., Sheena, D., Andrew, M., Henry, J.M., 2014. Single dose oral mefenamic acid for acute postoperative pain in Adults. Cochrane Database Syst Rev, p. 1-28

Natasia, C., Hiswani., Jemadi., 2014.Karakteristik Penderita Fraktur pada Lansia Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2011-2012. Medan: Mahasiswa peminatan epidemologi dan staf pengajar epidemologi FKM USU

Nikolova, I., Petkova, V., Techeva, N.B., Julian, V., Nikolai, D., 2013.Metamizole: A Riview Profile Of A Well-Known “Forgotten” drug. Pharmaceutical Biotechnology.

Norman, P.H., Denise, D., Ronald, W.L., 2001. Preemptive Analgesic Effects of

Ketorolac in Ankle Fracture Surgery. Anesthesiology, Vol. 94 No. 4, p. 599-603.

Oliveira, G.s.d., Agarwal, D, Benzol., 2012. Perioverative Single Dose Ketorolac to Prevent Postoperative Pain: A Meta-Analysis of Randomized Trials.Pain Medicine, Vol 114, number 2

Ohtori, S., Gen, I., Sumihisa, O., Masashi, T., Yawara, E., Nobuyasu, O., Shunji, K., Kazuki, K., Yasuchika, A., Tetsuhiro, I., Masayuki, M., Hiroto, K., Miyako, S., Junichi, N., Gou, K., Yoshihiro, S., Yasuhiro, O., Tomoaki, T., kazuhide, I., Takeshi, S., Kazuyo, Y., Kazushi, T., 2012. Efficacy of Combination of Meloxicam and Pregabalin for Pain in Knee Osteoarthritis. J Yonsei Med, Vol. 54 No.5, p.1253-1258

Ortiz, Mario I., Raúl, M., Marisela. S, Lourdes, C.A., Héctor, A., Ponce, M., Erduardo, R.F., José, J., Loo-Estrada., Jeannett, A., Izquierdo, V., and Manuel, S.G., 2010. Effectiveness Of Diclofenac, Ketorolac, and Etoricoxib in the Treatment Of Acute Pain From Ankle Fracture. Proc, west. Pharmacol. Soc 53, p.46-48.

Ossendorp, R., Tymour, F., Claire, E.J., Frank, B., 2013. Protocols for treating the postoperative pain of fractures in Dutch hospitals. Journal of Pain Research, Vol 6, p. 635-639

(22)

Rinanto, F.S., 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan mobilitas dini pada pasien post operatif fraktur di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta. Jakarta:UPN Veteran Jakarta

Rospond, R.M., 2008. Pemeriksaan dan Penilaian Nyeri, terjemahan D. Lyrawai.

http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/pemeriksan-dan-penilaian-nyeri.pdf.Diakses tanggal 12 oktober 2013

Rosyid, N.R.,Dony, D.P., 2010. Perbandingan Keefektifan Stimulasi Saraf Elektrik Transkutan (TENS) dan Terapi Es Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada pasien Simple Fraktur di Ruang Premedikasi Instalasi Bedah Sentral RSU Haji Surabaya. Gaster, Vol. 7 No.02, pp.564-573.

RIKESDAS., 2007. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas)Nasional 2007.Jakarta :Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, hal, 160 -163. Ruedi. Thomas P., Richard E Buckley, Christopher G Moran.2007. AO Principles

of Fracture Management volume 1. US-New York : AO Publishing, Switzerland.

Salter, RB. 1999 . Texbook Disoders and Injures Of The Muskuloskeletal System Third Edition , USA : Lippincott Williams and Wilkins, PP. 142

Siswandono, B.S., 2008. Kimia Medisinal, Edisi 2, Surabaya: Airlanngga University press, hal, 283

Sjamsuhidajat, R., Wim de jong., 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ketiga, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Solomon, L., David, W., Selvadurai, N., 2010. Apley’s System Of Orthopaedics and Fracture Ninth Edition , UK: Hodder Arnold, an imprint of Hodder Education, an Hachette UK Company,p, 687. Electronic version

Spreng, U.J., 2011. Prevention of Postoperative Pain. Oslo: Thesis for the degree Ph.D. Faculty of Medicine University of Oslo

Smeltzer, Suzanne C., Brenda G. Bare ,B., 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 1, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG, hal

(23)

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Tehnik Analisis Bahasa ( Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistik ). Yogyakarta : Duta Wacana University Press.

Sulistyowati, Ratri., 2009. Perbedaan Pengaruh Pemberian Ketorolac dan Deksketropen Sebagai Analgesia Pasca Bedah Terhadap Agregasi Trombosit. Semarang: Tesis Program Pascasarjana

Sweetman, S., 2009. Martindale 36 : The Complete Drug Reference. London: Pharmaceutical press, p. 74. Electronic version

Timmreck, T.C., 2011. Pengantar Epidemologi Edisi 2. In: Palupi, W(Eds), Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Urizar, J.P., Maria, E.A., Jorge, E.H., Francisco, J.F. 2002. Comparative Bioavaibility

of Ketorolac Tromethamine after Intramuscular and Sublingual Administration.

Proc. West Pharmacol, p. 6-7.

Uzun, S., Ilker, O.A., Ismail, A.E. Altan, S., Ulku, A., 2010. The Addition of Metamizole to Morphine and Paracetamol Improves Early Postoperative Analgesia and Patient Satisfaction after Lumbar Disc Surgery. Turkish Neurosurgery, Vol: 20, No: 3, p.341-347

Wallace, J.L., Linda, V. 2008. NSAID-induced gastrointestinal damage and the design of GI-sparing NSAIDs. Current Opinion in Investigational Drugs, Vol 9 No 11, p. 1151-1156.

Welch, S.P., Billy, R.M., 2004. Opioid and Nonopioid Analgesics. In: Charles R.Craig,Robert E.Sitizel(Eds). Modern Pharmacology with Clinical Aplications, Philadelphia: Lippincott Williams&wilkins., pp. 311-329

Wilmana, P.F., Sulistia, G., 2011. Analgesik-antipiretik, Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid, dan Obat Gangguan Sendi Lain In : S.G. Gunawan Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal. 230-246

WHO., 2012. WHO Guidelines on the Pharmacological treatment of persisting pain in children with medical illnesses. France : World Health Organization,p. 17 – 21.

Win, N., 2009. A Study On The Eficacy and Safety Of Intravenous Ketorolac For Postoperative dan Relief After General Anesthesia For Open Reduction and Internal Fixation Of Fracture Humerus. Medianus, Vol 22, No.3, p.101-105 Yudhowibowo, I., Hari, H.S., Himawan, S., 2011. Obat-obat Anti Nyeri. Jurnal

(24)

Zhou, Z., Lu, Z., Dengyun, W., Ming, Y., Xun, L., 2013.Muscular strength measurements indicate bone mineral density loss in postmenopausal women.Clinical Intreventions in Aging, Vol. 8, p.1451-1459

Zhu, L.L., Ling, C.X., Yan, C., Quan, Z., Su, Z., 2012. Poor awareness of preventing aspirin-induced gastrointestinal injury with combined protective medications. World J Gastroenterol, Vol. 18 Issue 24, p. 3167-3172

Zukhrullah, M., Muhammad, A., Subehan., 2012. Kajian Beberapa Senyawa Antiinflamasi: Docking terhadap Siklooksigenase-2 Secara In Silico. Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 16 No.1, p. 37-44

Referensi

Dokumen terkait

STUDI PENGGUNAAN ALBUMIN PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN ASITES (Penelitian Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang).. PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS

Tabel 6 Distribusi Terapi Kombinasi Enam Antihipertensi Pada Pasien Stroke Hemoragik Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari 2012 Sampai Dengan 31

Kriteria Inklusi meliputi pasien dengan diagnosis penyakit stroke iskemik di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang, dengan data Rekam Medik Kesehatan (RMK) lengkap

Tesis dengan judul “ Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Perawat dengan Motivasi sebagai Variabel Moderasi (studi pada RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)” adalah hasil karya saya

Saiful Anwar Malang yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk bisa belajar serta memperoleh pengalaman selama menjalankan Praktek Kerja Profesi Apoteker di

Penggunaan MTX tidak memberikan perubahan yang signifikan terhadap HDL kolesterol pada pasien artritis reumatoid di RSUD Dr.. Saiful

--- `ANALISIS PERAN PERAWAT TERHADAP KETEPATAN PENETUAN PRIORITAS I, II DAN III PADA RUANG TRIAGE DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT dr SAIFUL ANWAR MALANG (Analysis

a) Reduksi tetutup, dengan anastesi yang tepat dan reklasasi otot,fraktur dapat direduksi dengan manuver tiga tahap sebagai berikut: Bagian distal tungkai ditarik