• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN NILAI PROFESIONAL

KEPERAWATAN MAHASISWA PROGRAM PROFESI

NERS PSIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

DISUSUN OLEH :

IZZA ALIMIYAH PRANANINGRUM

1111104000060

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Keperawatan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Seluruh sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2015

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

Nama : Izza Alimiyah Prananingrum

TTL : Jember, 25 Januari 1994

Alamat : Jl. Hos CokroAminoto No.2 , Purwojati, DukuhDempok, Wuluhan, Jember

Agama : Islam

Email : izzaalimiyah@yahoo.com

No HP : +6285773258798

Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/ Program Studi Ilmu Keperawatan

Riwayat pendidikan : Prestasi yang pernah diraih :

 Juara 1 Lomba Cerdas Cermas tingkat SLTA (PORSENI) Tingkat Jember Selatan

 Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Inggris se-SLTA YASPPIBIS

 Juara 1 Lomba Cerdas Cermat se-SLTA YASPPBIS

 Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Indonesia se-SLTA YASPPIBIS

 Juara 1 Lomba Esai FKIK 2012

 Juara 1 Lomba Menulis Cerpen CSS MoRA Creativity Competition – Santri Week Nasional UGM 2012

(7)

vii

 Juara 1 Lomba Cerpen Kesehatan tahun 2014

 Juara 1 Lomba Literature Review Hari Tanpa Rokok tahun 2014

 Juara 1 Mahasiswa Berprestasi 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 Sekretaris IPPNU Komisariat SLTA YASPPIBIS

 Sekretaris OSIS MA 03 Al-Ma’arif

 Sekretaris OSIS MA 03 Al-Ma’arif

 Ketua Asrama Putri Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 Staf Ahli Departemen Kaderisasi CSS MoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 Ketua LSO Kopri PMII Komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (KOMFAKKES)

 Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta

 Ketua Bidang Kaderisasi PMII Komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (KOMFAKKES)

 Sekretaris Dewan Redaksi Majalah Santri CSS MoRA Nasional

(8)

viii Skripsi, Juni 2015

Izza Alimiyah Prananingrum, NIM : 1111104000060

Gambaran Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xix + 69 halaman + 11 tabel + 2 bagan + 8 lampiran

ABSTRAK

Nilai profesional keperawatan merupakan suatu pondasi dalam melaksanakan praktik keperawatan. Transmisi nilai profesional keperawatan dapat terjadi melalui proses pendidikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran nilai profesional keperawatan mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini berjenis deskriptif dengan desain cross-sectional, menggunakan metode total sampling dengan responden berjumlah 54 mahasiswa aktif Program Profesi Ners PSIK UIN Jakarta. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner NPVS-R (Nurses Professional Values Scale-Revised) yang terdiri dari 26 pernyataan positif berskala Likert (Weis & Schank, 2009). Hasil penelitian menunjukkan nilai profesional keperawatan responden terdiri dari nilai terendah 78 dan nilai tertinggi 128 (M=99,69; SD=10,664). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi bagi institusi dan mahaisiswa atas nilai profesional keperawatan yang dimiliki, serta digunakan sebagai masukan untuk penyusunan kurikulum mengenai nilai profesional keperawatan selanjutnya.

Kata kunci : nilai profesional keperawatan, mahasiswa, program profesi Ners

(9)

ix JAKARTA

Undergraduate thesis, Juny 2015

Izza Alimiyah Prananingrum, NIM : 1111104000060

Nursing Professional Values Illustration of Student of Ners Profession Programme in School of Nursing Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta

xix + 69 pages + 11 tables + 2 schemes + 8 attachments ABSTRACT

Nursing Professional Values are the foundation of nursing practice. The transmition of those values could finished by education process. The aim of this study was to find the illustration of nursing professional values of Students of Ners Profession Program in School of Nursing Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. The descriptive study with cross-sectional design used total sampling methode with respondents were 54 active students. The value was measured by Nurses Professional Values Scale-Revised (Weis & Schank, 2009) with 26-item Likert scale. The result show the lowest score is 78 and the highest score is 128 (M=99,69; SD=10,664). The result of this research can be used as evaluation for institution and student’s regarding their nurses professional values. In additon, it can be used for establishment nurses professional values curriculum.

(10)

x

Allah telah mudahkan saya menyelesaikan salah satu tugas akhir saya,

skripsi. Kemudian skripsi ini saya persembahkan kepada,

Almarhumah ibu saya, Ibu Miftakhur Rokhmah, yang tanpa gentar telah

mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan saya, tanpa letih membesarkan,

menghadirkan seluasnya kemaafan, memberikan teladan kesabaran serta

cinta kasih kepada manusia. Ibu adalah cahaya yang Allah teteskan dari

rahmat-Nya yang Agung.

Ayahanda saya, Abah Shonhaji, yang dengan tulus dan sabar membesarkan

saya, mendidik, menghadirkan seluasnya kemaafan, serta mengajarkan

filosofi kehidupan dan ke-Tuhan-an yang kaya. Abah telah lebih dari sekuat

tenaga untuk menjaga dan menempa saya menjadi perempuan terbaik yang

dimilikinya.

Mas Muhammad Fauzinuddin, yang selalu sepenuh cinta mengajak pada

kebaikan dan prestasi, yang tidak bosan mengingatkan bahwa perjalanan

ini merugi tanpa menjadi pemenang. Engkau adalah semilir angin yang

hadir membawa sejuk dan melahirkan debar tanpa melenakan.

Kepada saudara kandung saya, Mas Ahmad Miftakhul Ulum As-subki, Mas

Ahmad Sirojul Alam, Adik Ahmad

I A

A’ w , A

Ahmad Ilma

,

y , M A

y , y

memberikan persaudaraan hangat yang sangat berharga. Kalian adalah

penimbul rindu, yang sekaligus meredakan rindu dengan candaan dan kasih

sayang yang hangat serta penimbul semangat.

(11)

xi

Sanjung serta syukur penulis haturkan kepada Allah SWT., yang menyusun sebaik-baiknya kehidupan serta memberikan begitu banyak kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW., yang menjadi laskar gagah berani dalam memperjuangkan cahaya Allah, yakni agama Islam. Semoga kita mendapatkan syafa’atnya kelak di yaumil qiyamah. Aamiin.

Dalam menuntaskan penyusunan skripsi ini penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil. Maka sepantasnya jika penulis memberikan penghormatan dan ucapan terimakasih, utamanya kepada :

1. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM., MKM. selaku Dekan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc. selaku Ketua Program Studi dan Ibu Ernawati, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB. selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Ratna Pelawati, S.Kp., M.Biomed selaku Pembimbing I dan Ibu Ns. Gusrina Komara Putri, S.Kep., M.S.N selaku Pembimbing II yang telah memberikan banyak waktu, tenaga, dan buah pikiran sehingga proposal skripsi ini dapat tersusun.

4. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan banyak ilmu dan pengetahuan keperawatan serta teladan yang baik.

(12)

xii kepada penulis.

6. Kementerian Agama Republik Indonesia, khususnya bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, yang telah memberikan beasiswa penuh kepada penulis untuk melanjutkan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB).

7. Pondok Pesantren Islam Bintang Sembilan Wuluhan – Jember, yang telah menjadi tempat bagi penulis untuk mereguk sebanyak-banyak ilmu dan menjadi tempat terbaik untuk berkembang.

8. Sahabat-sahabat CSS MoRA (Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affair) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang menjadi keluarga pertama sejak penulis menginjakkan kaki di Ciputat.

9. Sahabat-sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (KOMFAKKES), yang menjadi sahabat perjuangan dalam menyelami Islam yang sesungguhnya dan dalam membentuk diri yang rahmatan lil „alamin. 10. Sahabat-sahabat di Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEMJ)

Ilmu Keperawatan dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang menjadi sahabat mempelajari keorganisasian serta kepemimpinan.

11. Sahabat-sahabat redaksi Majalah Santri CSS MoRA Nasional, yang banyak membuat penulis belajar tentang jurnalisme.

Penyusunan proposal skripsi ini tentu tidak luput dari kekurangan, baik secara teknis, penulisan, maupun metode. Kritik konstruktif tentu sangat penulis harapkan dari berbagai pihak, demi penulisan selanjutnya yang lebih baik. Semoga penyusunan proposal skripsi ini menjadi awal yang baik bagi penyusunan skripsi yang bermanfa’at dan berkah. Aamiin.

Jakarta, Juni 2015

(13)

xiii

Halaman

Halaman Judul ... i

Pernyataan Keaslian ... ii

Pernyataan Persetujuan Pembimbing ... iii

Pengesahan Ujian ... iv A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pertanyaan Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai Profesional Keperawatan ... 9

1. Definisi Nilai Profesional Keperawatan ... 9

2. Komponen Nilai Profesional Perawat ... 10

(14)

xiv

D. Mahasiswa Pendidikan Profesi PSIK UIN Jakarta ... 18

1. Mahasiswa ... 18

2. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ... 19

3. Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta . 20 4. Pendidikan Profesi ... 20

E. Kerangka Teori ... 21

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep ... 23

B. Definisi Operasional ... 24

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

C. Populasi dan Sampel ... 29

D. Teknik Pengambilan Sampel ... 29

E. Instrumen Penelitian ... 30

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31

G. Tahap Pengambilan Data ... 32

H. Teknik Analisis Data ... 33

I. Etika Penelitian ... 34

BAB V HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden ... 36

B. Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program Profesi NersPSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 37

(15)

xv

Angkatan Profesi ... 44

BAB VI PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden ... 46 B. Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 47 C. Gambaran Beda Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program

Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61 D. Gambaran Beda Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program

Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan

Angkatan Profesi ... 62 E. Keterbatasan Penelitian ... 63

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 65 B. Saran ... 68

Daftar Pustaka

(16)

xvi

AACN : American Association of Colleges of Nursing ANA : American Nurses Association

BSN : Bachelor of Science in Nursing

FKIK : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan NPVS-R : Nurses Professional Values Scale – Revised PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan SL : Service Learning

(17)

xvii

Halaman

3.1 Definisi Operasional 24

5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin di Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta April 2014

36

5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Angkatan di Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta April 2014

37

5.3 Gambaran Total Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

37

5.4 Gambaran Nilai Kepedulian (Caring) Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

38

5.5 Gambaran Nilai Aktivisme (Activism) Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

39

5.6 Gambaran Nilai Kepercayaan (Trust) Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

40

5.7 Gambaran Nilai Profesionalisme (Professionalism) Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

41

5.8 Gambaran Nilai Kepedulian (Caring) Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

42

5.9 Gambaran Beda Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Jenis Kelamin

43

5.10 Gambaran Beda Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Angkatan Profesi

(18)

xviii

Halaman

2.1 Kerangka Teori 27

(19)

xix

Lampiran 1. Surat izin pengambilan data dan penelitian Lampiran 2. Izin penggunaan kuesioner NPVS-R Lampiran 3. Nurses Professional Values Scale-Revised

Lampiran 4. Terjemahan NPVS-R oleh Pusat Bahasa UIN Jakarta Lampiran 5. Kuesioner penelitian

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Potter dan Perry (2005) memaparkan, nilai yang dimiliki oleh sebuah subyek memberikan hidup dan identitas kepada subyek tersebut, baik sebagai individu, profesi, maupun masyarakat. Sebagai wujud identitas dan landasan dalam bertindak, perawat sebagai salah satu profesi pun memiliki nilai-nilai yang menjadi nilai profesional perawat. Nilai profesional tersebut menjadi pondasi dalam berhubungan dengan orang lain dan mengimplementasikan asuhan keperawatan (Potter & Perry, 2005).

American Association of Colleges of Nursing (AACN) telah menyusun tujuh nilai esensial yang menjadi nilai profesional perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Ketujuh nilai tersebut ialah altruisme, persamaan, estetika, kebebasan, martabat manusia, keadilan, dan kebenaran (Potter & Perry, 2005). Dalam penerapannya, ketujuh nilai tersebut yang ditambahkan nilai caring sebagai nilai utama dalam keperawatan, membantu perawat untuk memfilter berbagai pengalaman dan keputusannya dalam asuhan. Nilai tersebut mempengaruhi cara perawat dalam berinteraksi dengan pasien dan menggunakan dirinya sebagai theraupetic use of self. Selain itu, nilai-nilai tersebut membangun bingkai idealisasi terhadap sosok perawat.

(21)

sebaik-baiknya. Pasien mempercayakan dirinya kepada perawat karena pasien menganggap perawat adalah penyedia pelayanan keperawatan yang profesional. Sehingga melalui profesionalitas perawat tersebut, pasien tidak khawatir untuk menyerahkan kondisi kesehatannya kepada perawat.

Konsep tersebut kenyataanya berbeda dengan yang ditemui peneliti di lapangan. Peneliti telah mendapatkan paparan klinik secara dini (early clinical exposure) dengan menjalani program Pra-Klinik sejak semester IV (tahun 2013) yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat melaksanakan praktik langsung tersebut, peneliti menemui beberapa ketidaksesuaian, salah satunya ialah tidak diterapkannya nilai profesional keperawatan oleh beberapa perawat. Sebagai salah satu contoh, pada bulan Januari 2014, peneliti menemui seorang perawat A yang membentak pasien X (dengan masalah congestive heart failure) yang ingin berjalan ke kamar mandi. Perawat A menginformasikan adanya larangan berkegiatan kepada pasien X dengan cara membentak pasien X. Pasien menyatakan bahwa sikap perawat A membuat pasien X kehilangan trust kepada perawat A. Hal tersebut menunjukkan bahwa perawat A tidak menerapkan nilai caring dan menghargai martabat pasien X sebagai manusia.

(22)

tersebut terbukti memiliki pengaruh positif yang signifikan dalam pelaksanaan patient safety. Motivasi yang rendah tersebut membuat perawat kurang mempedulikan aspek patient safety dalam memberikan asuhan keperawatan, yang dibuktikan Murdyastuti dari hasil uji t yang mencari pengaruh variabel motivasi, yang menunjukkan nilai t3hitung = 2,360 > ttabel = 1,679.

Dedi, dkk, (2008) menggunakan faktor caratif caring milik John Watson (2004, dalam Dedi, 2008) untuk mengidentifikasi penerapan nilai caring oleh perawat pada sebuah rumah sakit di Bandung. Ia menemukan, dari 10 caratif caring, satu diantaranya belum diterapkan oleh perawat-perawat yang ada dirumah sakit tersebut. Faktor caratif yang belum diterapkan ialah komunikasi yang teraupetik, tulus, dan terampil.

Ketidaksesuaian tersebut dapat muncul dengan berbagai sebab. Hamilton (1992, dalam Potter & Perry, 2005) menjelaskan, bahwa manusia mempelajari nilai melalui observasi, pertimbangan, dan pengalaman. Sejalan dengan hal itu, perawat sebagai profesi mengalami transmisi nilai profesional keperawatan dengan mempelajari, mengamati, meneladani, serta mengalami nilai tersebut melalui proses pendidikan yang ditempuh sebelumnya. Transmisi nilai yang dialami perawat saat menempuh pendidikan akan menanamkan nilai tersebut pada diri perawat. Oleh karena itu, pendidikan menjadi salah satu aspek yang perlu dievaluasi saat membicarakan ketidaksesuaian penerapan nilai profesional keperawatan.

(23)

Kajian tersebut penting guna mengevaluasi penanaman nilai profesional keperawatan pada setting pendidikan dan menilai kesiapan mahasiswa perawat Indonesia untuk menjadi perawat profesional. Penilaian kesiapan yang dimaksud tentu melalui penilaian terhadap tingkat nilai profesionalitas mahasiswa. Penelitian tersebut juga dapat digunakan sebagai evaluasi mengenai efektifitas pengajaran nilai profesional keperawatan dalam tataran pendidikan.

Masalah lainnya ialah belum adanya laporan yang membahas dampak dari tingkat nilai profesional mahasiswa perawat terhadap pasien yang diberikan asuhan keperawatan. Sedangkan kajian itu penting untuk mengetahui kemungkinan adanya dampak buruk karena faktor terkait, ketika mahasiswa mendapatkan early clinical exposure atau saat menjalani Program Profesi Ners. Penelitian maupun evaluasi mengenai nilai profesional yang dimiliki oleh mahasiswa juga belum dilakukan di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta. Sedangkan mahasiswa PSIK UIN Jakarta menerima pengajaran tentang nilai profesional keperawatan di bangku kuliah dan mulai berinteraksi dengan pasien dalam Pra-Klinik, bahkan saat Program Profesi Ners berhadapan dan bertanggung jawab secara langsung kepada pasien di rumah sakit. Program Profesi Ners di PSIK UIN Jakarta dimulai sejak tahun 2010 hingga saat ini, dan belum dilakukan penelitian mengenai nilai profesional keperawatan.

(24)

Profesi Ners sebagai sampel ialah karena kegiatan pembelajaran yang mereka laksanakan seluruhnya berinteraksi dengan klien atau pasien, baik di rumah sakit maupun komunitas.

B. Rumusan Masalah

Widyarini (2005) menemukan bahwa pasien berpersepsi bahwa perawat merupakan praktisi medis profesional yang dapat mereka percayai untuk diberi tanggung jawab terhadap proses penyembuhan penyakit pasien. Profesionalisme tersebut secara teori dilandasi oleh nilai profesional keperawatan sebagai pondasi praktik keperawatan. Namun, ada beberapa ketidaksesuaian yang terjadi di pelayanan keperawatan, salah satunya ialah tidak tercerminnya nilai profesinal keperawatan oleh perawat.

Nilai profesional yang dimiliki oleh perawat salah satunya didapatkan melalui proses pendidikan. Untuk mengevaluasi penerapan nilai profesional para perawat dimulai dari mengevaluasi nilai profesional keperawatan yang dimiliki oleh mahasiswa. Sedangkan evaluasi dan kajian tersebut belum dilakukan di Indonesia, khususnya di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karenanya, peneliti merasa penting untuk meneliti gambaran nilai profesional keperawatan mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

C. Pertanyaan Penelitian

(25)

a. Bagaimana gambaran karakteristik mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

b. Bagaimana gambaran total nilai profesional keperawatan mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

c. Bagaimana gambaran nilai caring mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

d. Bagaimana gambaran nilai activism mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

e. Bagaimana gambaran nilai trust mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

f. Bagaimana gambaran nilai profesionalism mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

g. Bagaimana gambaran nilai justice mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi gambaran nilai profesional keperawatan mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 7, 8, dan 9.

2. Tujuan khusus

Beberapa tujuan khusus yang melandasi penelitian ini ialah :

(26)

b. Untuk mengidentifikasi gambaran nilai activism mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Untuk mengidentifikasi gambaran nilai trust mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Untuk mengidentifikasi gambaran nilai profesionalism mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e. Untuk mengidentifikasi gambaran nilai justice mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

E. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitian yang dilakukannya dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis bagi pihak-pihak berikut :

a. Bagi mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Jakarta

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi review bagi mahasiswa Program Profesi Ners mengenai nilai profesional dalam keperawatan, serta menstimulus mahasiswa untuk mengembangkan nilai profesional yang dimiliki. Hal tersebut diorientasikan pada persiapan mahasiswa untuk menjadi perawat profesional.

b. Bagi PSIK UIN Jakarta

(27)

c. Bagi pasien

Berhasil ditanamkannya nilai profesional keperawatan kepada mahasiswa sebagai calon perawat dapat memperbaiki kualitas pelayanan keperawatan yang didapatkan oleh pasien.

d. Bagi perkembangan pendidikan keperawatan

Data dan kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini dapat menjadi informasi bagi seluruh stakeholder pendidikan keperawatan di Indonesia mengenai pentingnya penanaman nilai-nilai profesional perawat sejak masa pendidikan serta strategi yang digunakan.

e. Bagi penelitian selanjutnya

Seluruh bagian dan proses penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan bagi peneliti lain guna memunculkan penelitian-penelitian selanjutnya yang lebih dalam terhadap topik terkait.

F. Ruang Lingkup Penelitian

(28)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai Profesional Keperawatan

1. Definisi Nilai Profesional Keperawatan

Hayes (2006) mendefinisikan nilai profesional sebagai standar perilaku yang digunakan untuk menyusun tindakan yang diterima oleh praktisi dan grup profesional tempat mereka berada. Nilai berhubungan dengan emosi dan pengalaman yang mengarahkan sesorang pada pilihan tertentu, keputusan, dan tindakan (Naagarazan, 2006).

Nilai profesional keperawatan merupakan fondasi dari praktik, yang mengarahkan perawat dalam berinteraksi dengan klien, rekan sejawat, praktisi profesional lain, dan publik (AACN, 2008). Nilai-nilai yang menjadi identitas keperawatan ini memberikan perawat kerangka kerja dalam mengurus kesejahteraan klien dan menjadi fondasi perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan.

(29)

2. Komponen Nilai Profesional Perawat

American Association of Colleges of Nursing (AACN, 2008) menyebutkan beberapa nilai profesional keperawatan yang menjadi fondasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Berikut nilai profesional yang mencerminkan perawat profesional yang memandu perawat untuk berperilaku etik dalam pemberian asuhan keperawatan.

Pertama, memperhatikan atau mementingkan kesejahteraan dan keselamatan orang lain atau yang disebut altruisme. Altruisme dalam praktik profesional diwujudkan dengan pemberian perhatian dan advokasi perawat terhadap kebutuhan dan kesejahteraan klien. Wujud dari altruisme yakni dikesampingkannya kebutuhan perawat sendiri guna mendahulukan kebutuhan pasien yang lebih penting.

Kedua, yakni otonomi (autonomy). Perawat yang menerapkan nilai ini menunjukkan sikap menghargai hak pasien dalam pembuatan keputusan terkait kesehatan pasien. Dengan penuh kesadaran perawat menyusun dan memutuskan tindakan melalui pertimbangan-pertimbangan yang tepat.

(30)

Keempat, yakni integritas yang diwujudkan dengan tindakan-tindakan yang sesuai dengan kode etik dan standar praktik. Refleksi yang muncul dari nilai integritas dalam praktik profesional perawat ialah kejujuran yang ditunjukkan perawat dalam sikapnya, serta diterapkannya kode etik dalam pemberian pelayanan keperawatan yang dibutuhkan klien. Kelima, keadilan sosial yang ditunjukkan dengan menjunjung tinggi prinsip moral, prinsip legal, dan prinsip kemanusiaan sepanjang melaksanakan tugas sebagai perawat. Nilai ini menghantarkan perawat untuk tidak membeda-bedakan pelayanan keperawatan yang diberikannya kepada para klien. Perawat tidak membedakan klien berdasarkan ras, suku, budaya, negara, warna kulit, agama, maupun sekte kelompok yang lainnya. Perawat memandang bahwa seluruh pasien adalah manusia, sehingga kesemuanya memiliki hak yang sama untuk dipenuhi kebutuhan perawatannya.

Selain tidak membedakan perlakuan terhadap pasien, Lin, dkk (2011) menambahkan bahwa pasien memiliki hak untuk diperhatikan martabatnya sebagai seorang manusia (human dignity) saat menerima pelayanan keperawatan, dan perawat bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kepeerawatan dengan menghormati klien.

(31)

dalam instrumennya. Nilai profesional keperawatan tersebut ialah caring, activism, trust, professionalism,dan justice.

Salah satu nilai profesional utama dalam profesi keperawatan adalah caring. Weis & Schank (2009) mendefinisikan konsep caring sebagai pemberian perhatian dan penghormatan yang memberikan efek kepada kesejahteraan (well-being) orang lain. Caring sejak dahulu kala telah menjadi center of nursing dan akan tetap menjadi inti dari keperawatan hingga di masa depan, karena itu memberikan manfaat tidak hanya bagi pasien tetapi bagi perawat pula (Ma, dkk, 2003). Caring adalah merasakan untuk orang lain (Naagarazan, 2006).

Shaw & Degazon (2008) menyampaikan bahwa keadilan sosial diwujudkan dengan menghormati hak dasar orang lain sebagai seorang manusia yang dihargai. Dalam penerapannya pada asuhan keperawatan, seorang perawat harus menempatkan semua pasien sebagai seseorang yang memiliki hak yang sama. Adanya perbedaan karakter dan ciri pada pasien tidak dapat dijadikan alasan bagi perawat untuk membedakan cara perlakuan.

(32)

faktor analisis yang merupakan turunan dari kode etik keperawatan yakni caring, avtivism, trust, profesionalism, dan justice.

3. Fungsi Nilai Profesional Keperawatan dalam Asuhan Keperawatan

Nilai profesional merupakan landasan dari kode etik. Sedangkan pemahaman dan penguasaan tentang kode etik merupakan salah satu standar yang harus dipenuhi oleh seorang perawat advanced (Jansen & Stauffacher, 2006). Kemantapan fondasi perawat akan nilai profesional yang dimilikinya akan mempengaruhi tindakan perawat saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien (Potter dan Perry, 2005). Oleh karenanya, nilai profesional keperawatan berfungsi sebagai fondasi sekaligus memberikan petunjuk atau arahan kepada perawat untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien.

B. Penerapan Nilai Profesional Keperawatan oleh Mahasiswa Perawat

(33)

sebagai studi kualitatif tersebut, mereka menemukan adanya beberapa motif yang mengarah pada faktor pendukung dan faktor penghambat.

Faktor pendukung yang pertama adalah promosi pendirian tentang tanggungjawab profesinal dan etik Pengalaman klinik yang mahasiswa dapatkan memberikan sentuhan emosional untuk memberikan perawatan kepada pasien dan menyadarkan mereka arti caring dalam profesi keperawatan. Pengalaman klinik mampu memperbaiki keinginan dan motivasi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan caring mereka (Ma, dkk 2013).

Tersedianya area untuk mempraktikkan caring menjadi faktor pendukung kedua. Mahasiswa menyatakan bahwa untuk mempelajari caring tidak cukup dengan mempelajari teori dan memperbanyak lembar tugas. Cara yang sangat diperlukan dan efektif untuk mempelajari dan mendalami caring ialah melalui praktik. Mahasiswa menilai, mereka memiliki kesempatan untuk mengamati praktik caring yang dilakukan oleh perawat dan mengkombinasikan teori dengan praktik dari adanya pengalaman klinik (Ma, dkk, 2013).

Faktor pendukung ketiga ialah pembelajaran dari teladan atau role model yang positif. Kepada Ma, dkk, (2013), mahasiswa mengungkapkan bahwa mereka menemukan salah satu cara efektif untuk memperbaiki kemampuan caring ialah dengan mengamati penerapan caring dari positive role models.

(34)

mempelajari caring menurut mahasiswa ialah tidak sesuainya atau berbedanya kondisi lingkungan praktik dengan yang dibayangkan oleh mahasiswa. Mereka menemukan bahwa di rumah sakit perawat bukan befrfokus pada kompleksitas kebutuhan individualisasi perawatan pasien, melainkan hanya berfokus pada penyelesaian tugas-tugas standar atau task-oriented. Hal ini dinalai mahasiswa sebagai lingkungan belajar yang tidak ideal dan jelas bukan caring learning environment, bahkan dapat menghalangi pembelajaran mahasiswa tentang caring.

Salah satu penyebab lain yang memperburuk kondisi lingkungan belajar ialah rendahnya hubungan interpersonal (interpersonal relationship) diantara staf kesehatan. Mahasiswa menemukan, para staf kesehatan cenderung berusaha menghindari perselisihan dalam perawatan pasien dengan melindungi sendiri. Cara tersebut justru menjauhkan para staf kesehatan satu sama lain. Mahasiswa menyebutnya “mind your own business”.

Faktor penghambat kedua ialah bertemunya mahasiswa dengan pengajar klinik yang tidak tepat. Mahasiswa merasa bahwa tidak semua pengajar klinik merupakan pribadi yang peduli dan mempertimbangkan prinsip caring. Karena beberapa dari mereka bertemu dengan pengajar klinik yang tidak tepat, salah satunya tidak memperhatikan nilai caring dengan tidak memperhatikan kenyamanan klien. Hal itu mengganggu proses perkembangan nilai caring mahasiswa, karena mereka mengalami kebingungan dan berkecil hati (Ma, dkk, 2013).

(35)

kelas, para pendidik cenderung menekankan aspek caring tanpa menceritakan insiden-insiden non-caring yang dapat terjadi di rumah sakit. Hal itu membuat para mahasiswa memiliki imajinasi paling ideal terhadap praktik dan memiliki kesan yang kurang tepat tentang lingkungan praktik. Akhirnya, saat mahasiswa bertemu dengan kenyataan lapangan yang tidak sesuai dengan imajinasi mereka, mereka menemukan berbagai kesenjangan, merasa kaget, bahkan merasa kacau.

Hayes pada tahun 2006 melakukan studi terhadap 44 senior baccalaurate student dan 60 associate college student dari berbagai sekolah keperawatan di Florida bagian Barat Daya. Hayes ingin mengetahui perbedaan nilai profesional keperawatan yang dimiliki mahasiswa baccalaurate dan mahasiswa associate collage. Studi yang menggunakan Nursing Professional Values Scale-Revised (NPVS-R) kembangan Schank dan Weis (2009) tersebut menunjukkan, tidak ada perbedaan tingkat nilai profesional antara kedua mahasiswa tersebut (Hayes, 2006).

(36)

“mempertahankan kerahasiaan pasien”, dan melindungi hak moral dan legal pasien.”. Sedangkan tiga pernyataan terbawah ialah “terlibat dalam aktifitas asosiasi perawat profesional”, “terlibat dalam peer review”, dan melindungi hak peserta dalam penelitian” (Kobra, dkk, 2012).

Pada mahasiswa di universitas tipe III, tiga pernyataan berkaitan dengan nilai profesional dengan skor paling tinggi ialah “ mempertahankan kerahasiaan pasien”, “mencari pendidikan tambahan untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan”, “melindungi hak moral dan legal pasien”. Sedangkan tiga pernyataan dengan skor terrendah ialah “terlibat dalam keputusan kebijakan publik yang mempengaruhi distribusi sumber penghasilan”, “terlibat dalam peer review”, dan melakukan evaluasi diri terus menerus” (Kobra, dkk, 2012).

Iacobucci, dkk, (2012) melakukan penelitian mengenai nilai profesional yang dimiliki oleh mahasiswa keperawatan di United State. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non probability convenience sampling dengan jumlah sampel 47 mahasiswa perawat senior. Uji korelasi (Pearson) yang dilakukan Iaobucci menunjukkan ada hubungan positif antara nilai profesional keperawatan yang dimiliki responden dengan harga diri yang dimiliki mereka (r(45)=0.378, p=0.009).

C.Urgensi Penanaman Nilai Profesional Keperawatan

(37)

memastikan bahwa perawat yang baru saja lulus dan hendak memasuki dunia kerja telah disiapkan dengan penuh untuk memberikan pelayanan keperawatan yang holistik dan berkualitas kepada pasien.

Sebagai salah satu asosiasi pendidikan keperawatan di Amerika, AACN (2007) menegaskan bahwa sosialisasi dan penanaman nilai profesional keperawatan harus dimulai sedini mungkin dalam setting pendidikan. Nilai profesional keperawatan memang sulit diajarkan sebagai salah satu Program Profesional, namun institusi pendidikan keperawatan harus merancang lingkungan pembelajaran yang mendukung perawatan yang penuh empati, sensitif, dan berbelas kasih. Keperawatan yang dimaksud tentu yang ditujukan kepada individu, kelompok, dan komunitas, yang kesemuanya membuat mahasiswa sadar mengenai isu sosial dan etik.

Para pendidik di institusi pendidikan keperawatan memiliki kewajiban untuk mengembangkan nilai profesional keperawatan para mahasiswa agar sesuai dengan peran dan tanggungjawab mereka sebagai seorang perawat atau disebut role formation process (Fisher, 2014). Kecanggihan ilmu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) perlu diintegrasikan untuk menghasilkan praktisi yang sukses (Fisher, 2014).

D.Mahasiswa Program Profesi PSIK UIN Jakarta

1. Mahasiswa

(38)

Menurut Djojodibroto (2004), mahasiswa merupakan satu golongan dari masyarakat yang mempunyai dua sifat, yaitu manusia muda dan calon intelektual, dan sebagai calon intelektual, mahasiswa harus mampu untuk berpikir kritis terhadap kenyataan sosial, sedangkan sebagai manusia muda, mahasiswa seringkali tidak mengukur resiko yang akan menimpa dirinya.

Menurut Ganda (2004), mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditem puhnya secara mantap, dimana didalam menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya diantara mahasiswa ada yang sudah bekerja atau disibukkan oleh kegiatan organisasi kemahasiswaan.

2. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

(39)

3. Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) adalah salah satu pendidikan tinggi program sarjana yang diarahkan pada penguasaan disiplin ilmu keperawatan. Pendidikan ini berjenis Pendidikan Akademik dalam lingkup pendidikan keperawatan di Indonesia (PPNI). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional. PSIK merupakan salah satu program studi yang dimiliki UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2005. Mahasiswa yang telah lulus jenjang pendidikan akademik ini akan mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan yang disingkat S.Kep.

Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki peran untuk mencetak calon perawat yang berintelektual tinggi dan memegang teguh kode etik sebagai salah aturan dalam profesi. Selain itu, karakter khas yang akan dibentuk oleh program studi ini ialah calon perawat muslim yang mengintegrasikan kesalehan (piety) dalam melaksankan praktik keperawatan.

4. Program Profesi Ners PSIK UIN Jakarta

(40)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memaparkan kompetensi yang ingin diasah kepada peserta didiknya dalam jenjang Program Profesi, sebagaimana berikut :

- Mampu berkomunikasi secara efektif

- Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktik keperawatan - Mampu melaksanakan asuhan keperawatan profesional di klinik dan

komunitas

- Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan - Mampu menjalin hubungan interpersonal

- Mampu melakukan penelitian di bidang kesehatan, khususnya keperawatan

(41)

E. Kerangka teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Hayes (2006), AACN (2008), Weis & Schank (2009), Fisher (2014), dan

Modifikasi Jean Watson’s Theory of Human Caring Standard of Practice Role

Formation Process

Caring

Justice

Professionalism Trust

Activism Nursing

(42)

23 BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Variabel adalah sesuatu yang berubah-ubah atau sifat yang memiliki nilai yang berbeda-beda (Wood & Ross-Kerr, 2011). Variabel merupakan jumlah yang memikul nilai yang berbeda dan dapat berubah-ubah (Waltz, dkk, 2010).

Penelitian ini akan menguji satu variabel, yakni nilai profesional keperawatan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran nilai profesional keperawatan, sebagaimana direpresantisakan pada kerangka konsep dibawah ini.

Bagan 3.1 Kerangka konsep

Nilai profesional keperawatan : Kepedulian (Caring) Aktivisme (Activism) Kepercayaan (Trust) Profesionalisme (Professionalism)

(43)

B. Definisi Operasional

Wood dan Ross-Kerr (2011) mengatakan bahwa definisi operasional adalah definisi kerja yang merujuk pada makna yang dimaksud peneliti terhadap istilah yang digunakan dalam konteks peertanyaan penelitian. Definisi kerja atau definisi operasional bukan definisi istilah yang ditemukan di dalam kamus, melainkan definisi yang difikirkan peneliti ketika berbicara tentang topik penelitiannya dan variabel yang terkait. Definisi operasional merupakan pernyataan terhadap suatu istilah yang dikonsepkan untuk diukur (Waltz, dkk, 2010). Definisi operasional mewakili hasil dari proses operasionalisasi yang dilakukan oleh penelit i dalam penelitiannya.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

Nilai profesional keperawatan

(44)
(45)

Professionalism kualitas untuk dapat dipercaya dalam seluruh pasien dengan

(46)

beragam latar belakang 3 = Penting

4 = Sangat Penting 5 = Paling Penting

semakin baik (Weis & Schank, 2009)

Jenis Kelamin Identitas diri sesuai kondisi biologis seksual

Kuesioner Kuesioner 1. Laki-laki

2. Perempuan

Nominal

Tahun Angkatan Urutan kelompok memulai Program Profesi Ners di PSIK UIN Jakarta

Kuesioner Kuesioner 1. Angkatan 7

2. Angkatan 8 3. Angkatan 9

(47)

28 BAB IV

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang metode penelitian yang ditempuh oleh penulis. Wood & Ross-Kerr (2011) mengibaratkan metode penelitian sebagai cetakan biru (blueprint) yang mengantarkan peneliti untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang pelaksanaan penelitiannya. Desain penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran rencana untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian jenis ini digunakan untuk mengetahui gambaran suatu kondisi atau deskripsi tentang suatu hal secara objektif (Elfindri, dkk, 2011). Cross-sectional digunakan sebagai pendekatan dalam mengkaji penelitian ini, yakni kajian dilakukan pada satu titik waktu yang sama (Mateo & Kirchoff, 2009).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

(48)

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh bagian dari grup yang akan dikaji oleh peneliti (Gillis & Jackson, 2002). Pada penelitian ini, yang menjadi populasi ialah mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Jakarta angkatan 7, 8, dan 9.

Sampel merupakan perwakilan dari kehidupan kecil (microcosm) atau unit dari populasi yang akan dikaji oleh peneliti (Gillis & Jackson, 2002). Sampel menjadi sumber data yang bersumber dari bagian (subset) populasi yang berpartisipasi dalam penelitian (Mateo & Kirschoff, 2009).

Berikut ialah kriteria inklusi dari sampel :

- Mahasiswa yang sedang menempuh Program Profesi Ners

- Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - Sehat jasmani dan rohani

- Bersedia menjadi sampel

Berikut ialah kriteria eksklusi dari sampel :

- Mahasiswa Program Profesi Ners yang sedang menempuh masa cuti

D. Teknik Pengambilan Sampel

(49)

E. Instrumen Penelitian

Kuesioner merupakan jenis instrumen yang peneliti gunakan pada penelitian ini. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan instrumen Nurses Professional Values Scale-Revised (Weis & Schank, 2009). Instrumen baku berbahasa Inggris ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia melalui Lembaga Pusat Bahasa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(50)

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang valid dan reliabel sangat penting digunakan agar peneliti mendapatkan data yang akurat (Riyanto, 2011). Penelitian ini menggunakan instrumen terstandar atau baku. Instrumen terstandar dan baku sesungguhnya tidak perlu dilakukan uji instrumen, karena telah diuji validitas dan reliabilitas. Namun, peneliti hendak kembali menguji validitas dan reliabilitas instrumen karena instrumen tersebut digunakan kepada responden dengan karakteristikyang berbeda.

Validitas merupakan keadaan yang menggambarkan kemampuan kuesioner untuk mengukur apa yang akan diukur (Arikunto, 2010). Semakin besar derajat validitas suatu instrumen, maka hasil penelitian yang muncul semakin merefleksikan hasil yang sesungguhnya. Validitas adalah ketepatan atau kecermatan pengukuran, dan dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur (Riyanto, 2011). Instrumen akan diujikan kepada 20 orang mahasiswa untuk mendapatkan nilai hasil pengukuran mendekati normal (Notoatmodjo, 2010).

Uji validitas atas kuesioner NPVS-R yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dilakukan kepada 22 lulusan baru Program Profesi Ners (angkatan 6). Uji validitas itu dilakukan pada tanggal 31 Maret 2015. Analisa uji validitas dilakukan menggunakan Pearson Product Moment, karena kuesioner dalam bentuk skala likert dengan lima pilihan jawaban. Hasil uji validitas tersebut menunjukkan bahwa dari 26 pernyataan, terdapat sembilan pernyataan yang tidak valid, yakni pernyataan 1, 2, 3, 4, 5, 10, 19, 20, 21. Hal

(51)

r=,0423). Untuk menangani sembilan pernyataan yang tidak valid, peneliti menemui tiga ahli dalam Keperawatan Manajemen untuk melakukan content validity. Hasil akhir dari berbagai hasil diskusi dan berbagai saran para ahli, dihasilkan 26 item pernyataan positif, dengan sembilan pernyataan tidak valid telah direvisi secara redaksional.

Instrumen juga diuji kestabilannya dalam mengukur sesuatu, yakni dinamakan uji reliabilitas (Riyanto, 2011). Instrumen yang raliabel artinya mampu menunjukkan nilai yang sama pada penggunaan yang berulang-ulang. Pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen dinilai reliabel jika mampu menghasilkan jawaban yang sama dari waktu ke waktu.

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner NPVS-R yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dinyatakan reliabel, dengan bukti nilai Cronbach‟s Alfa sebesar 0,878.

G. Tahap Pengambilan Data

1. Langkah pertama yakni peneliti mengajukan proposal penelitian dan melaksanakan seminar proposal.

2. Jika proposal penelitian beserta perangkatnya diterima, peneliti menyusun surat izin untuk melaksanakan pilot study untuk uji validitas dan reabilitas instrumen (kuesioner) kepada mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(52)

4. Jika kuesioner telah valid dan reliabel, peneliti mengajukan surat permohonan izin pengambilan data kepada Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta dan kemudian mengambil data penelitian. 5. Pemberian izin yang didapatkan peneliti menjadi dasar hukum bagi

peneliti untuk menemui responden dan mengambil data.

6. Responden dipilih dengan cara total sampling atau sampel jenuh, yakni seluruh anggota populasi dijadikan sampel atau responden penelitian. 7. Pengambilan data dilakukan dengan mengumpulkan responden secara

bergilir dalam beberapa gelombang (10 – 20 responden per gelombang). 8. Peneliti memberikan informed consent terkait penelitian dan iktikad untuk

menjadikan sampel terkait sebagai responden penelitian.

9. Setelah anggota sampel memberikan persetujuan untuk menjadi responden penelitian, peneliti memberikan kuesioner penelitian untuk diisi oleh responden. Kuesioner dibaca sendiri oleh responden.

10.Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kuesioner kurang lebih selama 10 menit dan pengambilan data dilaksanakan selama bulan Maret-April. 11.Kuesioner yang telah diisi dengan lengkap diserahkan kembali kepada

peneliti untuk selanjutnya diolah dan dianalisa.

H. Teknik Analisa Data

(53)

Analisis univariat merupakan cara untuk menganalisis variabel tunggal (Lapau, 2012). Hasil analisa ini dapat menunjukkan distribusi ukuran kasus sampel (misal : distibusi umur) dan komposisi populasi. Analisa univariat pada kasus ini bertujuan untuk mengetahui gambaran nilai profesional keperawatan mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

I.Etika Penelitian

Profesi kesehatan telah sejak lama mempertimbangkan pentingnya pertimbangan etik dalam penelitian dan praktik. Pertimbangan etik tersebut berusaha untuk melindungi kemanusiaan, privasi, serta jaminan keamanan informasi pasien dan subyek penelitian. Pertimbangan etik yang dilakukan dalam penelitian menunjukkan kejujuran peneliti, objektifitas, kehati-hatian, penjagaan kerahasiaan, dan menghargai properti intelektual (Shamoo & Renik, 2003, dalam Waltz, dkk, 2010).

Waltz, dkk (2010) memaparkan beberapa prinsip etika dalam penelitian yang harus dilaksanakan oleh peneliti. Hal pertama terkait etik yang dapat dibicarakan ialah informed consent. Informed consent yang diterapkan pada setiap awal interaksi profesional ini merupakan sebuah usaha untuk saling memberikan pemahaman dan perizinan. Informed consent memberikan pasien atau subyek penelitian atas haknya terhadap pemilihan keputusan bagi dirinya sendiri, atau yang disebut autonomy.

(54)

subyek penelitian terlibat secara sukarela atau tanpa paksaan. Seseorang harus dapat dengan bebas memilih untuk berpartisipasi atau mengundurkan diri dalam aktifitas pengkajian, baik dalam konteks klinik, pendidikan, maupun administratif.

Ketiga, prinsip privasi harus dilaksanakan dalam penelitian. Subyek penelitian akan memberikan informasi terkait dirinya kepada penliti atau mengizinkan peneliti mengkaji langsung subyek penelitian. Informasi yang didapatkan peneliti tersebut tentu bersifat privasi. Peneliti harus memastikan bahwa informasi yang diberikan atau dinyatakan subyek penelitian tersebut tidak akan membahayakan atau merugikan subyek penelitian.

Keempat, dalam etika penelitian terdapat pula kerahasiaan dan anonimitas. Kerahasiaan yang dimaksud ialah peneliti berkewajiban untuk menjaga agar informasi yang didapatkan dari subyek penelitian tidak tersebar tanpa izin orang terkait. Sedangkan anonimitas ialah tidak dimunculkannya identitas subyek penelitian dalam aktifitas pengkajian, misalnya di dalam lembar kuesioner. Hal itu penting guna melindungi subyek penelitian dan mmastikan bahwa subyek penelitian merespon dengan benar dan lengkap.

Kelima, peneliti berkewajiban untuk tidak melukai subyek penelitian, memaksimalkan potensi kemanfaatan, dan meminimalkan potensi kerugiaan atau bahaya yang ditimbulkan dari penelitian atau aktifitas pengkajian. Prinsip tersebut sejalan dengan norma dalam keperawatan, bahwa perawat memperjuangkan kebaikan dan kesejaahteraan pasiennya.

(55)

36 BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Peneliti telah menyebarkan kuesioner Skala Nilai Profesional Perawat – Revisi (Weis & Schank, 2009) kepada 54 orang mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga April tahun 2015.

A. Karakteristik Responden

1. Jenis kelamin

Berikut ini ialah gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin di Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta April 2014 (n=54)

Jenis Kelamin Frekuensi Persentasi

Perempuan 47 87

Laki-laki 7 13

Total 54 100

Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari perempuan, yaitu sebanyak 87% dari seluruh responden. Sedangkan responden laki-laki sebanyak 13% dari keseluruhan responden.

2. Angkatan

(56)

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Angkatan di Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta April 2014 (n=54)

Angkatan Frekuensi Persentasi

Tujuh 13 24,1

Delapan 33 61,1

Sembilan 8 14,8

Total 54 100,0

Menurut tabel distribusi frekuensi di atas, angkatan profesi delapan memiliki persentasi jumlah mahasiswa terbanyak, yakni sebesar 61.1%. Sedangkan angkatan tujuh dan sembilan masing-masing memiliki persentase 24.1% dan 14.8%.

B. Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Gambaran Total Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program

Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berikut ini ialah gambaran total nilai profesional keperawatan mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan tujuh, delapan, dan sembilan.

Tabel 5.3

Gambaran Total Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (n=54)

Mean ± SD / n (%) Min - Max Nilai Professional Keperawatan 99,69 ± 10,664 78 - 128 Di bawah rata-rata (≤99,69) 25 (46,3%)

(57)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai profesional keperawatan yang dimiliki oleh mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki nilai terendah 78 dan nilai tertinggi 128 (dari 26 pernyataan dengan rentang nilai 26-130 : Weis & Schank, 2009). Nilai rata-rata atau mean yang muncul dari 54 orang mahasiswa ialah 99,69 dan dengan standar deviasi 10,664. Terdapat 46.3% yang memiliki nilai profesional keperawatan di bawah rata-rata (M = 99,69) dan 53.7% memiliki nilai di atas rata-rata (M = 99,69).

2. Gambaran Nilai Kepedulian (Caring) Mahasiswa Program Profesi

Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berikut ini ialah gambaran nilai kepedulian (caring) mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan tujuh, delapan, dan sembilan.

Tabel 5.4

Gambaran Nilai Kepedulian (Caring) Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (n=54)

Mean ± SD / n (%) Min - Max

Nilai Caring 35,94 ± 4,402 27 - 44

Di bawah rata-rata (≤35,94) 22 (40,7%) Di atas rata-rata (35,94) 32 (59,3%)

(58)

deviasi yang muncul masing-masing ialah 35,94 dan 4,402. Sebanyak 40,7% mahasiswa yang memiliki nilai caring di bawah rata-rata (M = 35,94) dan 59,3% mahasiswa dengan nilai di atas rata-rata (M = 35,94).

3. Gambaran Nilai Aktivisme (Activism) Mahasiswa Program Profesi

Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berikut ini ialah gambaran nilai aktivisme (activism) mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan tujuh, delapan, dan sembilan.

Tabel 5.5

Gambaran Nilai Aktivisme (Activism) Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (n=54)

Mean ± SD / n (%) Min - Max

Nilai Activism 18,39 ± 2,784 12 - 25

Di bawah rata-rata (≤18,39) 30 (55,6%) Di atas rata-rata (18,39) 24 (44,4%)

(59)

4. Gambaran Nilai Kepercayaan (Trust) Mahasiswa Program Profesi

Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berikut ini ialah gambaran nilai kepercayaan (trust) mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan tujuh, delapan, dan sembilan.

Tabel 5.6

Gambaran Nilai Kepercayaan (Trust) Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (n=54)

Mean ± SD / n (%) Min - Max

Nilai Trust 19,61 ± 2,498 15 - 24

Di bawah rata-rata (≤19,61) 29 (53,65%) Di atas rata-rata (19,61) 25 (46,25%)

Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki nilai kepercayaan (trust) dengan angka terendah yaitu 15 dan angka tertinggi yaitu 24 (dari 5 pernyataan dengan rentang nilai 5-25 : Weis & Schank, 2009). Nilai mean yang muncul atas nilai trust yaitu 19,61 dan standar deviasi 2,498. Terdapat 53,7% mahasiswa memiliki nilai trust di bawah rata (M = 19,61) dan 46,3% memiliki nilai di atas rata-rata (M = 19,61).

5. Gambaran Nilai Profesionalisme (Professionalism) Mahasiswa

Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(60)

Tabel 5.7

Gambaran Nilai Profesionalisme (Professionalism) Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (n=54)

Mean ± SD / n (%) Min - Max Nilai Professionalism 14,48 ± 2,196 11 - 20 Di bawah rata-rata (≤14,48) 30 (55,6%)

Di atas rata-rata (14,48) 24 (44,4%)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa angka terendah nilai profesionalisme mahasiswa Program Profesi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ialah 11 dan angka tertinggi ialah 20 (dari 4 pernyataan dengan rentang nilai 4-20 : Weis & Schank, 2009). Nilai mean yang mewakili nilai profesionalisme ialah 14,48 dan dengan standar deviasi 2,196. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa sebanyak 55,6% mahasiswa memiliki nilai profesionalisme di bawah rata-rata, sedangkan 44,4% lainnya memiliki nilai profesionalisme di atas rata-rata.

6. Gambaran Nilai Keadilan (Justice) Mahasiswa Program Profesi Ners

PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(61)

Tabel 5.8

Gambaran Nilai Keadilan (Justice) Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (n=54)

Mean ± SD / n (%) Min - Max

Nilai Justice 11,26 ± 1,639 8 - 15

Di bawah rata-rata (≤11,26) 32 (59,3%) Di atas rata-rata (11,26) 22 (40,7%)

Dapat diketahui dari tabel di atas, bahwa nilai keadilan terendah yang dimiliki mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ialah 8 dan nilai tertinggi ialah 15 (dari 3 pernyataan dengan rentang nilai 3-15 : Weis & Schank, 2009). Sub variabel ini ini memiliki nilai mean sebesar 11,26 dan standar deviasi 1,639. Nilai keadilan (justice) di bawah rata-rata (M = 11,26) dimiliki oleh 59,3% mahasiswa, sedangkan 40,7% lainnya memiliki nilai keadilan di atas rata-rata (M = 11,26).

C. Gambaran Beda Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program

Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Jenis

Kelamin

(62)

Tabel 5.9

Gambaran Beda Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Jenis Kelamin

(n=54)

Perempuan 47 98,81 78 123 10,129

Laki-laki 7 105,57 89 128 13,100

(63)

D. Gambaran Beda Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program

Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan

Angkatan Profesi

Berikut ini ialah tabel mengenai gambaran beda nilai profesional keperawatan mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan angkatan profesi

Tabel 5.10

Gambaran Beda Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Angkatan Profesi

(64)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada total nilai profesional keperawatan, mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan tujuh memiliki nilai Mean tertinggi, yakni 87. Angkatan delapan dan angkatan sembilan memiliki nilai mean masing-masing ialah 78 dan 85. Pada komponen caring, angkatan tujuh dan sembilan memiliki nilai mean yang sama, yakni 29. Sedangkan angkatan delapan untuk nilai caring memiliki nilai mean yang lebih rendah, yakni 27.

(65)

46 BAB VI

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan atau penerjemahan mengenai hasil penelitian dan keterbatasan penelitian yang muncul. Keterbatasan penelitian akan menguraikan beberapa hambatan dan kekurangan yang muncul dalam proses penelitian maupun dalam hasil penelitian.

A. Karakteristik Responden

1. Angkatan

(66)

2. Jenis Kelamin

Responden pada penelitian ini terdiri dari 47 orang perempuan (87%) dan 7 orang laki-laki (13%). Jika dirincikan, angkatan tujuh terdiri dari 2 mahasiswa laki-laki dan 11 mahasiswa perempuan. Angkatan delapan terdiri dari 3 mahasiswa laki-laki dan 30 mahasiswa perempuan. Sedangkan angkatan sembilan terdiri 2 mahasiswa laki-laki dan 6 mahasiswa perempuan. Perbedaan proporsi mahasiswa berjenis kelamin perempuan dan laki-laki sangat signifikan. Angka tersebut menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berjenis kelamin perempuan.

Mengenai dominasi perempuan dalam keperawatan (female dominated-occupation), Hollup (2009) menyampaikan bahwa praktik keperawatan merupakan praktik yang berhubungan erat dengan persepsi mengenai gender, dipengaruhi dan didukung oleh tradisi dan budaya. Meskipun dalam menjalankan peran profesional seharusnya tidak mementingkan masalah gender, namun persepsi mengenai dominasi perempuan pada dunia keperawatan memang masih kental.

B. Gambaran Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program Profesi

Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Gambaran Total Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program

Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(67)

yakni caring, activism, professionalism, trust, dan justice (Weis & Schank, 2009). Kelima komponen tersebut dijewantahkan dalam 26 pernyataan positif dalam skala likert. Instrumen tersebut telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia pada bulan Maret 2015 melalui Pusat Pengembangan Bahasa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan teruji validitas dan reliabilitasnya (Cronbach‟s alpha = 0,890).

Kuesioner telah diberikan kepada 54 orang mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Setelah dianalisa, penelitian ini menemukan bahwa nilai profesional mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki nilai terendah 78 dan nilai tertinggi 128 (dari 26 pernyataan dengan rentang nilai 26-130 : Weis & Schank, 2009). Semakin mendekati angka 130, maka nilai profesional keperawatan milik mahasiswa semakin baik. Nilai para mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sangat bervariasi, dengan nilai terendah 78 dan nilai tertinggi 128.

(68)

Hasil penelitian sejalan dengan yang ditemukan oleh Kobra, dkk (2012), nilai profesional yang ia temukan pada mahasiswa perawat di universitas tipe 1 di Iran ialah berkisar 48 hingga 130 (n=120 M=90,92 SD 16,54), dan mahasiswa perawat di universitas tipe 3 ialah berkisar pada 65 hingga 120 (n=120 M=95,08 SD=12.56).

Nilai rata-rata dari 54 nilai profesional keperawatan tersebut ialah 99,69 dengan standar deviasi 10,664. Nilai tersebut dapat dikatakan cukup tinggi karena mendekati angka 130 sebagai nilai teratas. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Fisher (2014), ia menemukan nilai profesional pada para mahasiswa tingkat Bachelor of Science in Nursing berada pada rata-rata 108,7. Hal serupa ditemukan Iacobucci, dkk (2012) pada penelitiannya menemukan mahasiswa perawat memiliki rata-rata nilai profesional keperawatan 101.43 (n=47, SD=12,78).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ke-54 mahasiswa tersebut, 46,3% mahasiswa (n=25) memiliki nilai profesional keperawatan di bawah rata-rata (<99,69), dan 53,7% mahasiswa (n=29) lainnya ditemukan memiliki nilai profesional keperawatan di atas rata-rata (>99,69). Hal itu menunjukkan kondisi yang baik, karena lebih banyak mahasiswa yang memiliki nilai profesional keperawatan di atas rata-rata.

(69)

Hal itu sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa pengenalan dan penanaman nilai profesional keperawatan seharusnya dilakukan sedini mungkin (AACN, 2008).

Selain itu, cukup tingginya nilai profesional keperawatan yang dimiliki mahasiswa dapat dikarenakan cukup tingginya skor aspek caring pada mahasiswa. Skor aspek caring ini menyumbangkan banyak nilai pada total nilai profesional keperawatan. Karena, dari kelima aspek nilai profesional keperawatan (caring, activism, trust, justice, professionalism), aspek caring merupakan satu-satunya aspek yang memiliki lebih banyak mahasiswa dengan nilai di atas rata-rata.

Institusi perlu meningkatkan nilai profesional keperawatan yang dimiliki mahasiswa. Karena nilai profesional keperawatan yang tinggi merupakan faktor pendukung bagi mahasiswa untuk memiliki motivasi melanjutkan pendidikan keperawatan pada jenjang yang lebih tinggi (Unn, 2011). Motivasi tersebut merupakan hal yang sangat baik, karena semakin banyak yang memiliki pendidikan keperawatan dengan jenjang yang lebih tinggi, maka akan tersedia lebih banyak lagi perawat yang berkualitas. Hal itu akan berimplikasi pada kualitas pelayanan keperawatan, sekaligus pada profesi keperawatan.

2. Gambaran Nilai Kepedulian (Caring) Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(70)

pasien dalam hal sehat-sakit untuk membantu pasien tersebut untuk tumbuh sebagaimana fase yang seharusnya. Bagi profesi perawat, mendapatkan tugas dalam merawat individu dengan cara yang holistik merupakan pusaka dari profesi perawat sebagai caring dan healing profession (Donahue, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kepedulian (caring) yang dimiliki mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berada pada rentang 27 hingga 44 (dari 9 pernyataan dengan rentang nilai 9-45 : Weis & Schank, 2009). Nilai terendah yang dimiliki mahasiswa ternyata jauh lebih tinggi dari nilai terendah yang tersedia, yakni 27 dari nilai terendah 9. Selain itu, 59,3% mahasiswa (n=32) memiliki nilai caring diatas rata-rata (M=35,94, SD=4,402). Sedangkan 40,7% (n=22) lainnya memiliki nilai caring di bawah rata-rata. Hal itu menunjukkan bahwa lebih banyak mahasiswa yang memiliki nilai caring di atas rata-rata.

Gambar

Gambaran Total Nilai Profesional Keperawatan
gambaran rencana untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin di Program
Tabel 5.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil menunjukkan bahwa terdapat tujuh tema yang ditemukan pada penelitian ini yaitu pemahaman mahasiswa masih kurang mengenai cara melakukan terapi komplementer

Berdasarkan hasil penelitian Abdillah (2014) yang dilakukan pada 50 mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyebutkan bahwa mahasiwa mengalami kecemasan

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah (1) karakteristik Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Univeristas Muhammadiyah Surakarta semester 7 angkatan

Gaya belajar yang dibicarakan dalam penelitian ini adalah gaya belajar VARK yang dibagi menjadi 2 tipe, sebagai berikut gaya belajar unimodal bertipe visual, auditorial, read dan

Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi, yang menggambarkan secara umum etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun, penulis mempunyai asumsi

Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Keperawatan saat menghadapi Ujian Skill lab di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.. Xxii+55 halaman + 10 tabel + 2 bagan +

Bahwa skripsi yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa dalam Memilih Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Saya adalah Anisa Sri Utami mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan USU yang melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Spiritualitas Mahasiswa