• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Gaya Belajar Mahasiswa PSIK Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun Ajaran 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Gaya Belajar Mahasiswa PSIK Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun Ajaran 2014"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN GAYA BELAJAR MAHASISWA

KEPERAWATAN ANGKATAN 2009-2013 UIN

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2014

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana

Keperawatan (S. Kep)

DISUSUN OLEH:

PENTARTI GALUH UTAMI

1110104000034

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 16 Juli 2014

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Ns. Waras Budi Utomo S. Kep, MKM

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. Dr. (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp. And

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2014

(5)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Pentarti Galuh Utami

Tempat/Tgl Lahir : Semarang, 26 September 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Cerme Raya 29 RT 7 RW 2 Kel. Lamper Tengah Kec.

Semarang Selatan Kab. Semarang

Telp/email : 087731752433/ pentartigaluh@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. TK Lamper Kidul Semarang (1996-1997)

2. SDN Jomblang Semarang (1997-2003)

3. SMPN 8 Semarang (2003-2006)

4. Takhasusiyyah PPMI Assalaam Sukoharjo (2006-2007)

5. SMA PPMI Assalaam Sukoharjo (2007-2010)

6. S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010Sekarang)

Riwayat Organisasi :

(6)

Persembahan Ku

Teruntuk ibuku tersayang “Rusminah Sri Hardiyati”………. Alm. Ayah yang sangat aku rindukan “Eko Priyo Hutomo”……..

Terimakasih yang tak terhingga aku ucapkan kepada kedua orang tuaku, atas kasih saying yang berlimpah, yang telah diberikan, atas doa yang terus menerus untuk ku, atas pengorbanan , kesabaran, dan motivasi serta dukungan yang diberikan selama ini, yang semua itu tak ternilai

harganya dan tak akan mampu aku membalasnya.

Teruntuk kakak pertamaku “Dewi Eko Utami dan suaminya”……….

Terimakasih untuk dukungan baik moril dan materil, nasehat, serta kasih sayang yang telah diberikan.

Teruntuk keluargaku “Mbak Gita, Mas Nunung, Mbak Pon, Mas

Gendut”…………..

Terimakasih untuk dukunga, nasehatnya dan kebahagiaan bersama yang telah dihadirkan.

Untuk Sahabatku “Rosi Pratiwi”………

(7)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, 30 Juni 2014

Pentarti Galuh Utami, NIM: 1110104000034

Gambaran Gaya Belajar Mahasiswa PSIK Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun Ajaran 2014

ABSTRAK

Studi pendahuluan peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa kesulitan mempelajari materi pelajaran yang diberikan oleh para dosen. Asumsi terkait masalah ini: dosen belum menggunakan penyesuaian metode ajar dengan kecenderungan gaya belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK Angatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun Ajaran 2014.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif untuk menggambarkan kecenderungan gaya belajar mahasiswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) angkatan 2009 – 2013 Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun Ajaran 2014 yang masih aktif menjadi mahasiswa yang berjumlah 235 mahasiswa. Sejumlah 148 mahasiswa terpilih berdasarkan teknik accidental sampling. Data penelitian kemudian dianalisis menggunakan statistik kuantitatif deskriptif termasuk di dalamnya presentasi.

Gaya belajar yang dibicarakan dalam penelitian ini adalah gaya belajar VARK yang dibagi menjadi 2 tipe, sebagai berikut gaya belajar unimodal bertipe visual, auditorial, read dan kinestetik; serta gaya belajar multimodal bertipe bimodal, trimodal dan quadmodal

(8)

FACULTY OF MEDICINE AND SCIENCE OF HEALTH NURSING SCIENCE PROGRAM

Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta

Undergraduate Thesis, Juni 30, 2014

Pentarti Galuh Utami, NIM: 1110104000034

Learning Style of College Student of Nursing Science Program in Syarif Hidayatullah

State Islamic University Jakarta 2014

ABSTRACT

Preliminary study of researcher concluded that students learn subject matter provided by the lecturers difficulty. Assumptions related to this issue: faculty teaching methods not using the adjustment with the propensity of students' learning styles. This study aims to describe students' learning styles of nursing science program academic year 2009-2013 of Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta in 2014.

This study is a quantitative descriptive design to describe the tendency of student learning styles. The study population was all students of Nursing Science academic year from 2009 to 2013 of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta in 2014 which is still active as a student, amounting to 235 students. Some 148 students selected by accidental sampling technique. The dataof this study were then analyzed using quantitative descriptive statistics involving the presentation.

Learning styles are discussed in this study is the VARK learning styles are divided into 2 types, the following type of learning style unimodal is visual, auditory, and kinesthetic read; with multimodal learning styles of type bimodal, trimodal and quadmodal

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,

taufik dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang disusun guna mendapatkan gelar

Sarjana keperawatan ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan laporan

penelitian ini banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan dan bantuan dari

berbagai pihak. Hanya sekedar ucapan terima kasih yang dapat dihaturkan kepada:

1. Prof. Dr. (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) beserta staf yang telah

memberikan ijin penelitian dalam memperlancar penyelesaian skripsi ini.

2. Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep, MKM selaku Kaprodi Program Studi Ilmu

Keperawatan (PSIK), yang telah memberikan kemudahan administrasi

kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ns. Waras Budi Utomo S. Kep, MKM selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan waktu dan bimbingan.

4. Karyadi PhD selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan waktu,

bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat selaku Dosen Pembimbing 2

yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen PSIK yang tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan

(10)

7. Seluruh staf dan karyawan jurusan PSIK yang telah membantu administrasi

penulis.

8. Kedua orangtua saya, terimakasih yang luar biasa atas keringat perjuangan

demi terwujudnya sebuah harapan.

9. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Semoga laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

pembaca pada umumnya.

Ciputat, 30 Juni 2014

(11)

DAFTAR ISI

F. Ruang Lingkup Penelitian………..….……….5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Belajar………..…………..7

B. Gaya Belajar 1. Definisi Gaya Belajar………….……….……8

2. Penelitian Terkait Gaya Belajar……….…10

(12)

4. Instrument Pengkajian Gaya Belajar……….12

5. Jenis Gaya Belajar……….13

C. Hasil Belajar………..………22

D. Gaya Belajar dan Hasil Belajar……….…………...…….23

E. Kerangka Teori………..…..……..24

BAB III. KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep……….….….25

B. Definisi Operasional………...…….…..26

BAB IV. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian……….……….…..27

B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel………....…28

C. Kriteria Sampel………..…29

D. Tekhnik Pengumpulan Data………...………...29

E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen………...…………...30

F. Prosedur Pengumpulan Data………..………...30

G. Pengolahan Data………..……….….31

BAB V. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Tempat Penelitian………..…..33

B. Gambaran Umum Responden………..………….…35

C. Gambaran Distribusi Gaya Belajar Responden…….…………...…37

BAB VI. PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden……….……….….39

B. Analisis Univariat……….……….39

(13)

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………..43

B. Saran ………...43

DAFTAR BAGAN

No Bagan

Halaman

II.1. Kerangka

Teori……….……….24

III. Kerangka

Konsep………25

(14)

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

III. Definisi Operasional……….……….26

V.1. Distribusi Statistik Deskriptif Usia Responden di Program Studi Ilmu

Keperawatan (PSIK) Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2014……….………36

V.2. Distribusi Statistik Deskriptif Jenis Kelamin Responden di Program Studi

Ilmu Keperawatan (PSIK) Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2014………36

V.3. Distribusi Gaya Belajar VARK di PSIK Angkatan 2009-2013 UIN

(15)

DAFTAR SINGKATAN

VARK : Visual, Auditory Read and Kinesthetic

LSI : Learning Style Inventory

PEPS : Productivity Environmental Preverence Survey

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap

dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Gaya belajar bukan hanya

berupa aspek ketika menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan

berkata tetapi juga aspek pemrosesan informasi sekuensial, analitik, global atau

otak kiri dan otak kanan. Aspek lain adalah ketika merespon sesuatu atas

lingkungan belajar yang diserap secara abstrak dan konkret (Hasrul, 2009).

Gaya belajar adalah cara dimana mahasiswa merasa lebih efisien dan efektif

dalam proses, mengingat, dan mengulang kembali materi yang sudah dipelajari.

Hal ini sudah menjadi perhatian dalam berbagai macam literatur, termasuk juga

pada mahasiswa kesehatan. Mahasiswa kesehatan mempunyai pilihan gaya belajar

yang unik. Penelitian gaya belajar pada profesi kesehatan terutama di dunia barat,

dan paling banyak berfokus pada keperawatan menunjukkan bahwa gaya belajar di

kalangan perawat meliputi semua 4 gaya belajar yang ada, yaitu akomodator,

assimilator, konvergen dan divergen (Manee et al, 2012).

Gaya belajar penting diketahui baik bagi dosen dan juga mahasiswa.

Mahasiswa dengan pengetahuan tentang gaya belajarnya dapat diberdayakan untuk

mengidentifikasi dan menggunakan tekhnik belajar terbaik sesuai gaya mereka

(17)

efektif, sedangkan bagi dosen dengan mengetahui gaya belajar mahasiswa, beliau

dapat menyesuaikan strategi penyampaian pesan pembelajarannya untuk

mengkorelasikan dengan gaya belajar mahasiswa (Samarakoon et al, 2013).

Strategi penyampaian pesan pembelajaran mempunyai peranan yang cukup

penting dalam menentukan keberhasilan dan meningkatkan kualitas proses

pembelajaran. Kualitas proses pembelajaran di perkuliahan akan semakin

meningkat jika strategi penyampaian pesan pembelajaran yang diterapkan dosen

sesuai dengan karakteristik gaya belajar mahasiswa. Terjadinya kesesuaian antara

strategi penyampaian pesan pembelajaran yang diterapkan dosen dengan

karakteristik gaya belajar mahasiswa akan berpengaruh terhadap meningkatnya

kemampuan mahasiswa dalam menangkap dan memahami pesan pembelajaran

yang disampaikan. Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam memahami dan

menangkap pesan materi yang diterimanya tercermin pada kemampuan mahasiswa

dalam merespon setiap stimulus pesan yang diterimanya. Kemampuan merespon

stimulus pembelajaran tersebut ditandai oleh peningkatan rasa keingintahuan

(curiousity), tingginya motivasi untuk bertanya, kerajinan dalam mengikuti

perkuliahan, dan kemampuan mahasiswa dalam menjawab setiap pertanyaan yang

diberikan kepadanya (Muhtadi, 2010).

Fakta yang didasarkan pada studi pendahuluan peneliti dengan metode

wawancara pada 5 mahasiswa, peneliti menarik kesimpulan: bahwa mahasiswa

kesulitan mempelajari materi pelajaran yang diberikan oleh para dosen. Asumsi

(18)

pembelajaran yang diberikan dosen, karena dosen belum menggunakan

penyesuaian metode ajar dengan kecenderungan gaya belajar mahasiswa. Kondisi

ini terjadi karena dosen belum mengetahui kecenderungan gaya belajar mahasiswa.

Berangkat dari fakta tersebut kiranya peneliti ingin memulai penelitian

tentang gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

melalui beberapa aktivitas penelitian, yang nantinya peneliti berharap hasil dari

penelitian ini dapat menjadi masukan baik bagi mahasiswa maupun dosen dalam

perbaikan efektifitas hasil pembelajaran. Urgensi masalah ini menjadi semakin

terasa, mengingat kualitas pembelajaran di perguruan tinggi sangat penting bagi

upaya meningkatkan kualitas output perguruan tinggi, sementara peningkatan

kualitas pembelajaran tersebut bisa didapatkan dari penyesuaian metode ajar dosen

dengan gaya belajar mahasiswa. Lebih dari itu, berbagai persoalan di seputar

rendahnya mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam percaturan

internasional dapat d dari situasi internal, yaitu dari proses pembelajaran yang

merupakan aktivitas utama dalam dunia perguruan tinggi.

B.Rumusan Masalah

Studi pendahuluan peneliti menarik sebuah kesimpulan bahwa mahasiswa

kesulitan mempelajari materi pelajaran yang diberikan oleh para dosen. Asumsi

terkait masalah ini: dosen belum menggunakan penyesuaian metode ajar dengan

kecenderungan gaya belajar mahasiswa. Kondisi tersebut terjadi karena dosen

(19)

Berangkat dari fakta tersebut kiranya peneliti ingin memulai penelitian

tentang gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

melalui beberapa aktivitas penelitian, yang nantinya peneliti berharap hasil dari

penelitian ini dapat menjadi masukan baik bagi mahasiswa maupun dosen dalam

perbaikan efektifitas pembelajaran. Urgensi masalah ini menjadi semakin terasa,

mengingat kualitas pembelajaran di perguruan tinggi sangat penting bagi upaya

meningkatkan kualitas output perguruan tinggi, sementara peningkatan kualitas

pembelajaran tersebut, bisa didapatkan dari penyesuaian metode ajar dosen

dengan gaya belajar mahasiswa.

C. Batasan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, agar permasalahan yang dikaji dalam

penelitian ini dapat lebih terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya, maka perlu

adanya pembatasan masalah, yaitu gaya belajar dalam penelitian ini yang

dibicarakan adalah gaya belajar VARK yang dibagi menjadi 2 tipe, sebagai

berikut gaya belajar unimodal bertipe visual, auditorial, read dan kinestetik; serta

gaya belajar multimodal bertipe bimodal, trimodal dan quadmodal.

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah

(20)

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang memiliki gaya belajar unimodal, yaitu visual,

auditori, read dan kinestetik.

b. Mengetahui gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang memiliki gaya belajar multimodal, yaitu

bimodal, trimodal dan quadmodal.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan

Hasil penelitian dapat memberikan masukan dalam perbaikan mutu metode

pengajaran di institusi pendidikan di bidang kesehatan sehingga melahirkan

tenaga kesehatan yang terdidik dan terampil.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau gambaran untuk

pengembangan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN Jakarta

Manfaat bagi PSIK UIN Jakarta sebagai acuan untuk pelaksanaan praktik

pendidikan keperawatan.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tentang gaya belajar mahasiswa. Adapun

tempat Penelitian dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi

(21)

sampel diambil dengan tekhnik total sampling. Penelitian dilakukan segera

setelah proposal penelitian ini mendapat persetujuan dari dosen pembimbing

skripsi. Penulis memilih melakukan penelitian di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

karena UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah tempat dimana penulis menutut

ilmu, dan diharapkan hasil dari penelitian ini akan dapat menjadi masukan bagi

para dosen dan staff yang bekerja di institusi tersebut diatas. Data dari penelitian

ini diperoleh dari kuisioner Visual, Auditori, Read (membaca) dan Kinestetik

(VARK) test edisi 7.0 yang diadaptasi dari teori Fleming (2002), dan

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Merupakan kuisioner baku yang sudah

digunakan secara internasional, terdiri dari 16 pertanyaan yang bersifat tertutup,

masing- masing kuisioner memiliki 4 pilihan jawaban, dan peserta boleh memilih

lebih dari 1 pilihan jawaban yang tersedia. Masing – masing pilihan jawaban

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

1. Definisi Belajar

Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai belajar:

a. Slamento dalam Andriansyah (2010) berpendapat bahwa belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

b. Hilgard dan Bower dalam Andriansyah (2010) mengemukakan bahwa

belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu

situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang

dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan

atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan

sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).

c. Gagne dalam Andriansyah (2010) mengemukakan bahwa belajar terjadi

apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi

siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performa-nya) berubah

dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia

(23)

Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

perubahan perilaku dalam diri seseorang yang terjadi dalam jangka waktu tertentu

disebabkan oleh pengalaman-pengalaman yang ia dapatkan. Ada 4 fase belajar,

diantarnya: pengalaman yang kongkrit, cerminan dari masing-masing individu,

menghubungkan dengan pengetahuan selanjutnya dan terakhir mencoba

mempraktekkannya di dunia nyata. Berdasar pada tahap belajar tersebut,

Masing-masing orang memiliki gaya belajar spesifik yang berlainan satu dengan yang

lainnya (French et al, 2007).

2. Proses Belajar Mengajar

Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan

terjadinya proses belajar (JJ. Hasibuan dan Moedjiono, 2002: 3). Menurut

Suryosubroto (2002: 19), mengajar pada hakekatnya adalah melakukan kegiatan

belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan

efisien. Suryosubroto (2005) melanjutkan proses belajar mengajar yaitu meliputi

kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan

sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi

edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran. Menurut Martinis

Yamin (2007: 59), proses belajar mengajar merupakan proses yang sistematik,

artinya proses yang dilakukan oleh guru dan siswa di tempat belajar dengan

melibatkan sub-sub, bagian, komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Hamzah (2009:54) sesuai

(24)

a. Learning to know, yaitu peserta didik akan dapat memahami dan menghayati

bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh dari fenomena yang terdapat

dalam lingkungannya.

b. Learning to do, yaitu menerapkan suatu upaya agar peserta didik menghayati

proses belajar dengan melakukan sesuatu yang bermakna.

c. Learning to be, yaitu proses pembelajaran yang memungkinkan lahirnya

manusia terdidik yang mandiri.

d. Learning to life together, yaitu pendekatan melalui penerapan paradigma

ilmu pengetahuan, seperti pendekatan menemukan dan pendekatan

menyelidik akan memungkinkan peserta didik menemukan kebahagiaan

dalam belajar.

Pengajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari

komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu dengan

yang lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan

pengajaran yang ditetapkan sebelumnya (Oemar Hamalik, 2003: 77). Adapun

komponen – komponen pembelajaran tersebut meliputi: Tujuan pendidikan dan

pengajaran Tujuan pengajaran menurut Oemar Hamalik (2005, 108) adalah

sejumlah hasil pengajaran yang dinyatakan dalam artian siswa belajar, yang

secara umum mencakup pengetahuan baru, keterampilan dan kecakapan, serta

sikap-sikap yang baru yang diharapkan oleh guru dicapai oleh siswa sebagai hasil

pengajaran. Oemar Hamalik melanjutkan bahwa tujuan pengajaran adalah suatu

deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah

(25)

pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran,

serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Tujuan pembelajaran menurut

Hamzah, Nina Lamatenggo, dan Satria Koni (2010: 64) adalah arah yang ingin

dicapai dalam suatu kegiatan belajar dan juga mengefisienkan cara yang

dilakukan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal. Tujuan

pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi yang

dikenal dengan Taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom terdiri dari tiga wilayah

yakni wilayah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Hamzah, Nina Lamatenggo,

dan Satria Koni, 2010: 66).

B. Gaya Belajar

1. Definisi gaya belajar

Menurut James dalam Manee et al (2013) Gaya belajar mengacu pada cara

belajar yang paling efisien dan efektif dari seseorang baik dalam segi

penerimaan, proses, menyimpan memori dan mengingatnya kembali. Gaya

belajar adalah suatu ke-konsistenan dalam hal merespon metode pengajaran

atau berinteraksi dengan stimulus di dalam konteks pembelajaran (Loo, 2004).

Cavanagh dalam Manee et al mengungkapkan bahwa tidak ada strategi

tunggal pembelajaran yang menghasilkan kualitas pembelajaran yang tinggi

untuk setiap orang, keterpaduan diantaranya mengefektifkan penerimaan hasil

belajar.

Gaya belajar atau learning style adalah suatu cara khusus dan biasa

(26)

melalui belajar atau pengalaman (Sadler-Smith, 2006). Gaya belajar adalah

cara seseorang mulai berkonsentrasi, menyerap, memproses, dan menampung

informasi yang baru dan sulit (Dunn & Dunn, 2007). Sementara Keefe dalam

Baykan & Nacar (2007) mendefinisikan gaya belajar sebagai, „composite of

characteristic cognitive, affective and physiological character that serve as

relatively stable indicators of how a learner perceives, interacts with, and

responds to the learning environment’ atau komposisi dari karakteristik kognitif, affektif, karakter psikologi yang menyajikan indikator yang relatif

stabil dari bagaimana penerimaan hasil belajar seseorang, berinteraksi dan

berespon terhadap lingkungan belajar. Sementara DePorter dalam Muhtadi

(2010) mengungkapkan bahwa Gaya belajar merupakan cara yang konsisten

yang dilakukan oleh seorang siswa dalam menangkap stimulus atau informasi,

cara mengingat, berpikir dan memecahkan soal.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya

belajar merupakan cara yang konsisten yang lebih disukai seseorang dalam

melakukan kegiatan berpikir, menyerap informasi, memproses atau mengolah

dan memahami suatu informasi serta mengingatnya dalam memori. Dengan

demikian efektif tidaknya suatu proses pembelajaran akan sangat terkait

antara metode dan media pembelajaran yang digunakan guru dengan

kecenderungan gaya belajar siswanya.

Teori gaya belajar sering dikaitkan dengan grup professional (Sims and

Sims, 2006). Teori yang paling sering diaplikasikan dalam gaya belajar

(27)

siklus Lewin. Kolb mengusulkan bahwa masing-masing individu memiliki

pilihan gaya belajar spesifik pada 4 fase belajar Lewin dan dipengaruhi oleh

sifat individu masing-masing (Titiloye and Scott, 2004).

2. Penelitian Terkait Gaya Belajar

Gaya belajar telah diuji secara luas di area pengajaran dan pembelajaran.

Adapun beberapa contoh penelitian terkait gaya belajar: Manee et al (2013)

melakukan studi tentang Gaya belajar pada mahasiswa kesehatan

menggunakan Kolb‟s Learning Style Inventory menyatakan bahwa

kecenderungan gaya belajar mahasiswa kesehatan di Arab adalah Asimilator

yang merupakan kombinasi dari Concrete Experience (CE) dan Abstract

Conzeptualization (AC); Mohr (2010) meneliti tentang Gaya belajar pada

mahasiswa dengan perbedaan budaya menggunakan Kolb’s Learning Style Inventory, menyimpulkan bahwa ada hubungan antara budaya seseorang

dengan gaya belajar mereka. AlGhasham (2012) meneliti tentang pengaruh

gaya belajar terhadap performa seseorang dalam problem based learning

(PBL) menggunakan Felder’s Learning Style Inventory, menyimpulkan bahwa pelajar aktif lebih sering mengemukakan pendapat dan berpartisipasi

aktif dalam PBL sementara pelajar reflektif lebih berhati-hati dan aktif

mendengarkan pendapat dari peserta PBL lain; Sugahara (2010) melakukan

studi penelitian perbandingan antara gaya belajar di Jepang dan Australia

(28)

sedangkan gaya belajar mahasiswa di Jepang memiliki kecenderungan gaya

belajar Divergen.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar

Menurut Rita Dunn dalam Muhtadi (2010) ada banyak variable yang

mempengaruhi cara belajar seseorang diantaranya mencakup faktor-faktor

fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sesuai dengan pendapat tersebut,

Adi W. Gunawan (2004) menyatakan bahwa pada dasarnya gaya belajar

setiap orang merupakan kombinasi dari semua lima gaya belajar berikut ini:

1) Lingkungan : suara, cahaya, temperatur, dan kebiasaan belajar;

2) Emosi : motivasi, keuletan, tanggung jawab, dan struktur;

3) Sosiologi : sendiri, berpasangan, kelompok, tim, dan dewasa;

4) Fisik : cara pandang, pemasukan, waktu, dan mobilitas;

5) Psikologis : global/analitik, otak kiri-kanan, dan implusif/reflektif.

Menurut Erika (2006) gaya belajar seseorang dipengaruhi oleh gender,

wanita lebih cenderung memiliki gaya belajar unimodal, sedangkan laki-laki

cenderung memiliki gaya belajar multimodal. Nurhayati (2010) menyatakan

bahwa perempuan mempunyai kemampuan verbal lebih baik daripada

laki-laki baik lisan maupun tertulis. Menurut Dicarlo (2007) wanita cenderung

memilih gaya belajar unimodal, dan yang paling dominan diantara gaya

belajar yang dipilih tersebut adalah gaya belajar kinestetik. Physlol (2011)

meneliti tentang “Gender Differences in Learning Style Preferences of First

(29)

paling besar di kalangan responden wanita adalah kinestetik yaitu 40%

sedangkan gaya belajar visual paling kecil yaitu 0% atau tidak ada peminat.

Prajapati dkk (2011) menyatakan bahwa mahasiswa perempuan mempunyai

gaya belajar terbanyak adalah auditori.

4. Instrumen Pengkajian pada Gaya Belajar

Ada beberapa instrument untuk mengkaji gaya belajar. :

1) Learning Style Inventory (LSI)

LSI digunakan untuk pelajar pada tingkat 3 sampai 12. Merupakan

instrumen yang paling sering digunakan di dalam institusi

pembelajaran kesehatan (Fahad et al, 2013). Terdiri dari 23 unsur

terkait pilihan lingkungan, emosional, fisik dan sosiologi seperti

dijabarkan pada tabel dibawah. Didasarkan pada 104 item pertanyaan

kuisioner yang dikembangkan melalui konten dan analisis factor. LSI

menggunakan 5 poin skala Likert. Berisi beberapa kunci konsistensi

untuk menyatakan keakuratan masing-masing responden yang telah

menjawab pertanyaan tersebut. Instrument ini memiliki reliabilitas

yang sangat impresif dan validitas yang terprediksi. Data normatif

pada LSI diperoleh dengan melakukan uji pada 1.700 pelajar pada

tingkat 3 sampai 12 mencakup beberapa daerah dan setting (Kirby,

(30)

2) Productivity Environmental Preverence Survey (PEPS)

Menurut Dunn, Dunn & Price dalam Manee et al (2013) PEPS

adalah LSI versi dewasa. Format dan konstruknya mirip dengan LSI.

Data PEPS berasal dari hasil uji 800 orang dewasa yang mencakup

beberapa range pekerjaan. Untuk memudahkan interpretasi, rata-rata

kelompok dan standar deviasi dirubah ke T score.

3) Visual, Auditori, Read write and Kinestetik (VARK)

Penjelasan tentang kuisioner VARK akan dijelaskan di sub bab

selanjutnya.

5. Jenis gaya belajar

Berikut beberapa teori tentang jenis gaya belajar:

1) Teori Reid dalam Muhtadi (2010)

a. Pelajar visual: mereka memilih melihat dalam menulis.

b. Pelajar auditori: mereka memilih mendengarkan.

c. Pelajar kinestetik: mereka memilih partisipasi yang aktif dan

pengalaman.

d. Pelajar taktil: mereka memilih bekerja dengan tangan mereka

sendiri.

e. Pelajar kelompok: mereka memilih belajar atau bekerja bersama

yang lainnya.

(31)

2) Teori Felder & Soloman dalam Donald (2004)

a. Sensing versus Intuitive.

Membandingkan antara seseorang yang memilih suatu metode

pembelajaran yang bersifat kongkrit, praktek nyata dan prosedur,

dengan yang memilih belajar dari konsep dan teoritis.

b. Visual versus Verbal:

Membandingkan individu yang menggunakan metode belajar

dengan gambar, diagram, atau chart, dengan individu yang

memilih menulis dan penjelasan lisan.

c. Active versus Reflektive:

Membandingkan seseorang yang mengggunakan gaya belajar

dengan mencoba sesuatu secara langsung dan bekerja secara

kelompok dengan seseorang yang memilih untuk berfikir dan

bekerja sendiri.

d. Sequential versus Global

Membandingkan antara individu yang memilih gaya belajar

secara linear atau bertahap dengan individu yang lebih nyaman

(32)

3) Teori DePorter & Hernacki dalam Muhtadi (2010)

Banyak ciri-ciri yang dapat digunakan untuk mengenali gaya

belajar seseorang ditinjau dari modalitas belajar atau preferensi sensori

ini. Salah satu pedoman yang dapat digunakan untuk mengenali gaya

belajar seseorang dari tinjauan preferensi sensori yaitu ciri-ciri

perilaku belajar yang dikemukakan oleh DePorter & Hernacki dalam

Muhtadi (2010). Menurut DePorter & Hernacki, beberapa karakteristik

juga berdasarkan gaya belajar:

a. Gaya Visual.

a) Rapi dan teratur dalam segala hal;

b) Biasa berbicara dengan cepat;

c) Memiliki kemampuan sebagai perencana yang baik;

d) Teliti dan detail dalam mengerjakan sesuat;

e) Mementingkan penampilan, pakaian danpresentasi;

f) Pengeja yang baik;

g) Dapat melihat kata-kata dalam pikiran mereka;

h) Lebih banyak mengingat dari apa yang dilihat;

i) Biasa mengingat dengan menggunakan cara asosiasi visual;

j) Saat belajar biasanya tidak terganggu oleh adanya keributan;

k) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal;

l) Mudah mengingat sesuatu yang ditulis;

(33)

n) Pembaca yang cepat dan tekun;

o) Lebih suka membaca sendiri dari pada dibacakan;

p) Waspada sebelum secara mental merasa pasti;

q) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon;

r) Mudah lupa jika disuruh menyampaikan pesan verbal;

s) Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat;

t) Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato;

u) Lebih suka seni daripada music;

v) Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan,

w) Tidak pandai memilih kata-kata.

b. Gaya Auditorial

a) Sering membunyikan atau mengucapkan tulisan di buku

dengan keras saat Membaca;

b) Mudah terganggu oleh keributan saat belajar;

c) Berbicara dengan diri sendiri saat bekerja;

d) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan;

e) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan

warna suara;

f) Merasa kesulitan dalam menulis tetapi hebat dalam bercerita;

g) Berbicara dengan irama yang terpola;

h) Biasanya pembicara yang fasih;

(34)

j) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang

didiskusikan daripada yang dilihat;

k) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu

secara panjang lebar;

l) Mempunyai masalah dalam hal pekerjaan yang melibatkan

visualisasi;

m)Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya;

n) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.

c. Gaya Kinestetik

a) Berbicara dengan perlahan;

b) Menanggapi perhatian fisik;

c) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka;

d) Berdiri dengan dekat saat berbicara dengan orang;

e) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak;

f) Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar;

g) Belajar melalui memanipulasi dan praktik;

h) Menghapal dengan cara berjalan dan melihat;

i) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca;

j) Banyak menggunakan isyarat tubuh;

k) Tidak dapat diam untuk waktu lama;

l) Sulit mengingat geografi;

(35)

4) Teori Jester dalam Donald (2004)

Konsep Jester memuat 4 pilihan gaya belajar yang saling

terkait:

a. Visual verbal: seseorang yang meyukai gambar, diagram dan

chart tetapi lebih efektif apabila mereka belajar dengan

menulis semua penjelasan yang mereka pelajari.

b. Visual nonverbal: adalah seseorang seseorang yang hanya

efektif belajar dengan gambar dan diagram serta tidak

memilih atau meyukai pembelajaran verbal.

c. The Tactile kinesthetic: adalah seseorang yang apabila mereka

menyukai metode pembelajaran bekerja dengan tangan,

mereka menyukai pembelajaran yang aktif.

d. Auditory Verbal: adalah seseorang yang dapat menyerap

materi dengan metode pembelajaran verbal namun lebih

efektif ketika mereka mendengarkan penjelasan materi

tersebut daripada hanya membacanya saja.

5) Teori Fleming dalam Manee et al (2013)

Salah satu kategori gaya belajar yang berdasarkan modalitas

sensorik, adalah gaya belajar Visual, Auditori, Read (membaca)

dan Kinestetik (VARK) yang dikembangkan oleh Neil D Fleming

(1992). Model VARK Neil Fleming adalah salah satu representasi

(36)

inventarisasi yang dirancang untuk membantu siswa dan yang

lainnya belajar lebih lanjut tentang pilihan gaya belajar individual

mereka. Dalam model Fleming, yang disebut gaya belajar VARK,

peserta didik diidentifikasi apakah mereka memiliki gaya belajar

visual (gambar, film , diagram), belajar auditori (musik, diskusi,

ceramah), membaca dan menulis (membuat daftar, membaca buku,

mencatat), atau belajar kinestetik (gerakan, eksperimen, kegiatan

tangan). Adapun penjelasan masing-masing gaya belajar:

a. Pelajar Visual

Siswa yang gaya belajarnya visual menyukai penggunaan

gambar, simbol, grafik, diagram alir, poster, slide dan peta

konsep. Mereka menyukai apabila diberi soal yang meminta

mereka menggambar, membuat diagram atau mendeskripsikan

penampakan sesuatu. Pelajar visual belajar terbaik dengan

melihat tampilan seperti, handout dan video. Orang-orang yang

lebih memilih jenis pembelajaran ini, lebih suka melihat

informasi yang disajikan dalam visual daripada dalam bentuk

tertulis.

b. Pelajar Auditori

Pelajar ini belajar terbaik dengan mendengar informasi.

Mereka cenderung untuk mendapatkan banyak materi

(37)

c. Pelajar Membaca dan Menulis

Pelajar ini lebih memilih untuk menerima informasi yang

ditampilkan sebagai kata-kata. Materi pembelajaran terutama

berbasis teks yang sangat disukai oleh pelajar ini.

d. Pelajar Kinestetik

Kinestetik (atau taktil). Peserta didik ini belajar terbaik

dengan menyentuh dan melakukan. Pengalaman Hands-on

penting untuk pelajar kinestetik.

Gaya belajar VARK yang dikembangkan oleh Fleming ini

pada dasarnya merupakan pengembangan dari gaya belajar visual,

audiotri dan kinesthetic (VAK) yang diciptakan pada tahun 1970

an oleh Bandler dan Ginder (Prashnig, 2007). Hasil penelitian

Fleming (2006) menunjukan terdapat perbedaan yang nyata ketika

siswa yang gaya belajarnya visual menggunakan teks tertulis dan

diagram atau peta. Dua kecenderungan gaya belajar ini tidak selalu

ditemukan pada orang yang sama. Oleh karena itu Fleming

kemudian mengembangkan gaya belajar VAK dengan

menambahkan satu gaya belajar lagi, yaitu read write, sehingga

namanya berubah menjadi visual, auditori, read write, (membaca

(38)

Gaya belajar ini, dibagi menjadi dua sub besar yaitu unimodal

dan multimodal. Gaya belajar unimodal dibagi menjadi tiga sub

kelompok, yaitu mild, strong dan very strong. Demikian pula gaya

belajar multimodal dibagi tiga sub kelompok, yaitu bimodal, untuk

yang memiliki dua preferensi, trirmodal untuk yang memiliki tiga

preferensi, dan quadmodal untuk yang memiliki empat preferensi.

Gaya balajar bimodal misalnya kombinasi visual kinestetik. Gaya

belajar trimodal misalnya kombinasi

read/write-audiotori-kinestetik. Gaya belajar quadmodal merupakan kombinasi keempat

gaya belajar misalnya read/write-viasual-kinetsteti-auditori.

Untuk mengidentifikasi gaya belajar Fleming mengembangkan

instrument VARK yang disebut the VARK Questionnaire.

Kuesioner ini terus menerus dikembangkan dan sekarang versi

terbaru adalah The VARK Questionnaire Version 7.0 (Fleming,

2008). Menurut Fleming dan Baume (2006), kuesiner VARK

bukan untuk mendiagnosis, mengukur atau mengkotak kotakan

inidvidu ke dalam gaya belajar tertentu, melainkan sebagai suatu

katalis untuk metakognisi, refeleksi dan bahan diskusi untuk

memperbaiki proses pembelajaran.

Kuesioner VARK berisi 16 item penyataan yang merefleksikan

situasi dalam kehidupan sehari hari. Kuesioner ini sengaja dibuat

pendek untuk menghindari kelelahan reponden dalam mengisi

(39)

dimana setiap jawaban berkaitan dengan satu macam gaya belajar

(V, A, R, atau K). Dalam mengisi kuesioner VARK responden

diperbolehkan memilih lebih dari satu jawaban untuk setiap

pertanyaan atau mengabaikan pertanyaan yang sama sekali tidak

sesuai. Jumlah pertanyaan yang diabikan sebaiknya tidak lebih dari

dua karena akan membuat hasil menjadi bias.

C. Hasil belajar

Bloom dalam Sardiman (2004) merumuskan tiga domain hasil belajar atau

yang dikenal dengan istilah taksonomi Bloom, yaitu kognitif, afektif dan

psikomotor. Masing-masing domain ini dirinci lagi menjadi beberapa tingkat

kemampuan (level of competence). Domain kognitif terbagi menjadi: pengetahuan

(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application),

menguraikan (analysis), menyusun kembali (synthesis), dan menilai (evaluation).

Domain afektif menurut Bloom dalam Sadirman (2004) terdiri dari

penerimaan (receiving), merespon (responding), menghargai (valuing),

mengorganisasi (organizing), dan karakterisasi (characterization). Domain

psikomotor terdiri dari tingkat permulaan (initiatory level), tingkat prarutin

(preroutine level), dan tingkat rutin (routinized level).

Kemudian Anderson dan Krathwohl dalam Pickard (2007) merevisi pendapat

Bloom dengan memisahkan dimensi pengetahuan (knowledge), dan dimensi

proses kognitif (cognitive process). Dimensi pengetahuan dikelompokkan ke

(40)

Dimensi proses kognitif terdiri dari: mengingat (remember), memahami

(understand), menerapkan (applying), menganalisis (analyze), menilai (evaluate)

dan mencipta (create).

D. Gaya Belajar dan Hasil Belajar

Pengetahuan tentang gaya belajar dapat membantu para dosen untuk

menciptakan lingkungan belajar yang bersifat multi-indrawi, yang melayani

sebaik mungkin kebutuhan individual setiap mahasiswa. Dengan memanfaatkan

konsep keberagaman dan menerima gaya yang berbeda, para guru menjadi lebih

efektif dalam menentukan strategi-strategi pengajaran dan siswa akan menjadi

pelajar yang lebih percaya diri dan lebih puas dengan kemajuan belajar mereka

(Prashing, 2007).

Miller (2007) menemukan bahwa skor ujian (kognitif) dan skor sikap (afektif)

akan lebih tinggi secara signifikan ketika penyampaian bahan pelajaran

disesuaikan dengan gaya belajar siswa. Hayes dan Allison dalam Brown et, al

(2008) berpendapat bahwa hal ini hanya terjadi pada sekolah-sekolah kejuruan.

Sementara itu, Baykan dan Nacar (2007) membandingkan prestasi belajar siswa

yang gaya belajarnya unimodal dan multimodal. Hasilnya menunjukkan bahwa

tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan diantara keduannya.

Untuk lebih memudahkan dalam memahami hubungan antara hasil belajar

dengan gaya belajar, berikut ini penulis sajikan skema hubungan tersebut dalam

(41)

E. Kerangka Teori

Gaya belajar adalah cara belajar yang paling efisien dan efektif dari seseorang

baik dalam segi penerimaan, proses, menyimpan memori dan mengingatnya

kembali. Dengan memanfaatkan konsep keberagaman gaya belajar yang berbeda

dari murid, para guru menjadi lebih efektif dalam menentukan strategi-strategi

pengajaran dan siswa akan menjadi pelajar yang lebih efektif dan efisien dalam

penerimaan hasil pembelajaran. Adapun kerangka teori dari penelitian ini

mengadopsi dari penelitian Duman (2010).

Bagan 2.1. Kerangka Teori

(Hasrul, 2009); (Loo, 2004); (Sadler-Smith, 2006); (Samarakoon, 2012); Slamento

dalam Andriansyah (2010); (Suryosubroto, 2005); Gagne dalam Andriansyah (2010)

(42)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Penelitian ini didasarkan pada teori Fleming (2002), gaya belajar seseorang

terbagi menjadi empat area yaitu Visual, Auditori, Read atau Write dan Kinestetik

(VARK) yang secara mutlak dipengaruhi oleh stimulus fisik yang disebut otak.

Fleming mengungkapkan bahwa penyesuaian metode pembelajaran dengan gaya

belajar murid akan menghasilkan pemahaman belajar yang lebih baik, efektif dan

efisien. Berikut di bawah ini kerangka konsep dari penelitian ini:

Bagan 2.2. Kerangka Konsep

Gambaran Gaya Belajar 1. Visual

(43)

B. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda maka diperlukan

penjelasan mengenai beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian

(44)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif.

Penelitian ini memaparkan fenomena yang terdapat pada subyek penelitian tanpa

meneliti justifikasi bagaimana atau mengapa fenomena itu terjadi serta tidak ada

analisis hubungan antar variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat. Hanya

memiliki satu variabel, bersifat umum dan yang membutuhkan jawaban kapan,

dimana, berapa banyak, siapa, serta analisis yang digunakan adalah tekhnik

analisis deskriptif (Aziz, 2007; Dharma, 2011).

Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian survei. Penelitian yang

digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki mengapa

gejala-gejala tersebut terjadi, dan menggunakan data hasil penelitian untuk

pemecahan masalah (Umar, 2011). Penelitian survei dapat dilakukan pada seluruh

populasi, dinamakan penelitian sensus dan sebagian dari populasi, dinamakan

survei sampel. Penelitain survei dapat dilakukan untuk meneliti hal-hal yang

dapat diamati oleh mata secara langsung (survey of tangibles), dan sebaliknya

(survey of in tangibles). Berdasarkan jenis data yang diambil, penelitian ini

merupakan penelitian census of in tangibles, yaitu penelitian yang datanya didapat

dari keseluruhan populasi berupa persepsi dan tidak bisa dilihat dengan kasat

(45)

B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel a. Populasi

Menurut Sugiyono (2004), populasi adalah objek atau subjek yang

mempunyai kuantitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi

penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi ilmu keperawatan

(PSIK) Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta yang masih

aktif menjadi mahasiswa angkatan 2009 – 2013 yang berjumlah 235

mahasiswa.

b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari polulasi. Adapun pengambilan sampel

minimum dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin dalam Setiadi

(2007) dan menggunakan tekhnik simple random sampling. Tehknik

simple random sampling ini adalah pengambilan sampling yang dilakukan

secara acak. Caranya adalah dimasukkan semua nama orang yang termasuk

dalam populasi diletakkan dikotak, setelah semuanya terkumpul, baru kita

ambil beberapa jumlah bagian untuk dijadikan sampel. Adapun

penghitungan sampel adalah sebagai berikut:

Keterangan:

(46)

n = Jumlah sampel minimum

d = Tingkat kepercayaan yang digunakan

(Solvin dalam Setiadi 2007)

= 148

C. Kriteria Sampel

Kriteria sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa PSIK angkatan 2009-2013 yang masih aktif menjadi

mahasiswa.

2. Bersedia menjadi responden.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dari penelitian ini diperoleh dari kuisioner Visual, Auditori, Read

(membaca) dan Kinestetik (VARK) test edisi 7.0 yang diadaptasi dari teori

Fleming (2002). Merupakan kuisioner baku yang sudah digunakan secara

internasional, diberikan kepada mahasiswa yang berkuliah di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Terdiri dari 16 pertanyaan yang bersifat tertutup, masing-

masing kuisioner memiliki 4 pilihan jawaban, dan peserta boleh memilih lebih

dari 1 pilihan jawaban yang tersedia. Masing – masing pilihan jawaban tersebut

mewakili 1 dari 4 pilihan gaya belajar VARK. Penelitian berfokus pada

mahasiswa pendidikan S1 Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Adapun pelaksanaannya adalah segera setelah

(47)

E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Kuisioner ini belum divalidasi secara statistic. Peneliti di bidang pendidikan

telah mencoba menemukan cara untuk memvalidasi VARK. Sayangnya, mereka

belum mampu menemukan metode statistik yang memuaskan yang memvalidasi

model empat faktor yang merupakan dasar dari VARK. Untuk mengatasi masalah

ini, pencetus kuesioner meminta setiap orang yang menyelesaikan kuesioner di

situs web mereka (http://www.vark-learn.com/english/index.asp) untuk

memberikan informasi tentang diri mereka sendiri. Kebanyakan dilakukan. Satu

pertanyaan menanyakan apakah profil VARK mereka sesuai persepsi mereka

tentang preferensi mereka untuk belajar. Pilihan tersebut adalah ”cocok”, “tidak

tahu” dan “tidak cocok”. Persentase untuk mereka yang berusia 19 atau lebih tua

adalah sebagai berikut: cocok = 58%, tidak tahu = 38%, dan tidak cocok = 4%.

Meskipun persepsi diri ini tidak selalu dapat diandalkan, hasil ini mendukung

nilai kuesioner VARK. Kuisioner VARK ini diterjemahkan oleh pusat bahasa, uji

validitas konten telah dilakukan oleh pusat bahasa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian melalui beberapa

tahap yaitu:

1. Membuat surat perizinan untuk mengadakan penelitian di kampus

(48)

3. Setelah mendapat perizinan, mencari hari dan waktu yang tepat untuk

melakukan penelitian.

4. Memasuki kelas calon responden dan menjelaskan mengenai tujuan dan

manfaat penelitian.

5. Memberikan lembar persetujuan (inform consent), memberikan kuisioner

gaya belajar visual, auditori, read, dan kinestetik (VARK) test untuk ditanda

tangani oleh calon responden apabila setuju menjadi responden penelitian.

6. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian kuisioner.

7. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti

apabila ada yang tidak jelas dengan kuisioner.

8. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuisioner.

9. Responden menyerahkan kembali.

G. Pengolahan Data

Kuisioner yang memenuhi syarat pengisian kemudian dilakukan identifikasi

selanjutnya melalui pengolahan data agar data tersebut tidak hanya dapat

dipahami oleh peneliti namun juga oleh pembaca. Dalam proses pengolahan data

terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya:

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan pada tahap pengumpulan

(49)

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting

bila pengolahan dan analisis data menggunakan computer. Biasanya dalam

pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code

book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari

suatu variable.

3. Scoring

Tahap ini meliputi masing-masing pertanyaan dan penjumlahan hasil

scoring dari semua pertanyaan.

4. Entry Data

Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan

ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat

distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel

kontingensi.

5. Cleaning Data

Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah

di entry, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin terjadi pada

saat meng-entry data ke komputer.

6. Melakukan Tekhnik Analisis

Dalam melakukan tekhnik analisis, khususnya terhadap data penelitian

akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan

(50)

akan menggunakan analisis deskriptif. Tekhnik analisis deskriptif berfungsi

untuk meringkas, mengklasifikasikan dan menyajikan data. Analisis ini

merupakan langkah awal untuk melakukan analisis dan uji statistik lebih

lanjut.

H. Analisis Data

Data dari penelitian ini dianalisa dan ditampilkan dengan presentasi dalam

bentuk tampilan tabel, dan diagram batang yang menggambarkan frekuensi gaya

belajar mahasiswa PSIK. Adapun variable yang akan ditampilkan adalah gaya

belajar mahasiswa, yang terbagi menjadi 2 aspek yaitu unimodal (visual, auditori,

(51)

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Tempat Penelitian

a. Sejarah PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam upaya memenuhi kebutuhan terhadap pendidikan tinggi yang

sesuai dengan tuntutan masyarakat, Universitas Islam Negri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta mulai membuka program studi baruuntuk mendukung

perkembangan UIN dalam mengintegrasikan ilmu keislaman dengan

ilmu-ilmu umum. Untuk mempercepat pengintegrasian tersebut, siding senat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 Desember 2002

mempertimbangkan pentingnya pembukaan program studi baru dalam bidang

kedokteran dan kesehatan. Pendirian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

(FKIK) dimaksudkan untuk menjawab tantangan dalam mewujudkan konsep

Indonesia sehat 2010 yang dicanangkan pemerintah yang membutuhkan

banyak tenaga dokter, apoteker, perawat dan tenaga kesehatan masyarakat.

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun akademik

2005-2006 memiliki empat program studi, yaitu Program Studi Kesehatan

Masyarakat (PSKM), Program Studi Farmasi (PSF), Program Studi

Pendidikan Dokter (PSPD), Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK). Proses

pendirian PSIK dipimpin oleh dekan FKIK dengan anggota ibu Tien Gartinah

(52)

b. Tujuan PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1. Tujuan Umum

Menghasilkan profesi Ners (Ns) dengan kualifikasi akademik

Sarjana Keperawatan yang beriman dan bertaqwa, berintegritas

tinggi, mempunyai keunggulan yang kompetitif dalam persaingan

global serta mampu mengintergasikan ilmu keperawatan dengan ilmu

pengetahuan islam sehingga mampu berkontribusi dalam peningkatan

kualitas derajat kesehatan bangsa Indonesia.

2. Tujuan Khusus

1) Memiliki sikap professional dan Islami;

2) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan;

3) Mampu mengelola pelayanan keperawatan ruang rawat

inap;

4) Mampu melaksanakan penelitian sederhana;

5) Mampu berperan sebagai pendidik tenaga keperawatan yang

berada di ruang lingkup tanggung jawabnya.

c. Kurikulum PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan kurikulum

nasional yang berbasis kepada kompetensi, yaitu kompetensi dasar,

(53)

d. Tahap Akademik PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada tahap akademik mempunyai beban studi sebanyak 151 SKS

yang diselesaikan dalam 8 semester.

e. Tahap Profesi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pendidikan profesi keperawatan dilaksanakan setelah menempuh

tahap akademik, bobot 25 SKS yang ditempuh dalam 2 semester.

B. Gambaran Umum Responden

Penelitian ini menyajikan hasil penelitian data tentang gaya belajar mahasiswa

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jumlah sampel

minimal adalah 148 mahasiswa. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

angkatan 2009-2013. Responden dalam penelitian ini berusia rata-rata 17-23 tahun

(54)

Tabel 5.1.

Distribusi Statistik Deskriptif Usia Responden di Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Berdasarkan data tabel diatas didapatkan bahwa rentang usia

mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2009-2013 adalah

berkisar antara 17-23 tahun. Dimana usia 19 tahun merupakan populasi

terbanyak sebesar 36,8%

Tabel 5. 2.

Distribusi Statistik Deskriptif Jenis Kelamin Responden di PSIK Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa

PSIK adalah perempuan, yaitu sebesar 94,3% dari 106 mahasiswa.

(55)

C. Gambaran Distribusi Gaya Belajar Responden

Dari 148 kuisioner yang dibagikan, terdapat 42 kuisioner yang tidak dapat

dianalisis karena berbagai alasan, sebagian besar karena tidak valid dalam

pengisian. Sejumlah 106 kuisioner lainnya dianalisis dan diperoleh data sebagai

berikut:

Tabel 5.3.

Distribusi Gaya Belajar VARK di PSIK Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Gaya Belajar Jumlah Persen(%)

Unimodal (V, A, R,

ATAU K) 95 89.6

Multimodal (Bimodal) 11 10.4

Total 106 100.0

Gaya Belajar Jumlah Persen

(56)

Berdasarkan tabel 5.2, didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa

menunjukkan gaya belajar unimodal, yaitu sebanyak 89,6% atau 95 orang,

(57)

BAB VI PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran gaya belajar mahasiswa

PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melibatkan 148 responden dengan media

kuisioner gaya belajar VARK test edisi 7.0 yang telah dipergunakan secara

internasional dan teruji baik validitas maupun reliabilitasnya. Sejumlah 106

kuisioner diantaranya dinyatakan valid dalam pengisian serta dapat dianalisis.

Kararteristik 106 responden yang diteliti didapatkan bahwa umur mahasiswa

PSIK Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah 17-23 tahun.

Responden wanita berjumlah 100 mahasiswa (94,6%), dan responden berjenis

kelamin laki-laki 6 mahasiswa (5,8%). Responden berjenis kelamin wanita lebih

dominan dibandingkan responden berjenis kelamin laki-laki.

Mahasiswa angkatan 2009-2011 belajar menggunakan sistem Satuan Kredit

Semester (SKS) sedangkan angkatan 2012 dan 2013 belajar menggunakan sistem

modul. Menurut Suryo dalam Tanta (2010) sistem SKS adalah suatu sistem

pembelajaran memungkinkan mahasiswa untuk memilih sendiri mata kuliah yang

akan ia ambil dalam satu semester. Seorang pelajar dikatakan lulus apabila telah

menyelesaikan jumlah sks tertentu. Sistem modul adalah bahan ajar cetak yang

dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta belajar. Di dalamnya

terdapat petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya pembelajar dapat melakukan

(58)

B. Gaya Belajar Responden

Hasil pengolahan data melalui perangkat lunak computer Statistic Package for

the Social Science (SPSS edisi 20) menunjukkan bahwa responden memiliki

variasi gaya belajar meliputi 4 gaya belajar visual, auditory, read, dan kinesthetic

(VARK) baik unimodal maupun multimodal (bimodal). Gaya belajar unimodal

terdapat 95 mahasiswa (89,4%). 11 mahasiswa (10,6%) memiliki gaya belajar

multimodal. gaya belajar unimodal lebih dominan repndennya dari gaya belajar

multimodal.

Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Rika (2012).

Penelitian tersebut adalah tentang hubugan gaya belajar dan prestasi belajar

mahasiswa di Universitas Lampung Fakultas Kedokteran. Jumlah responden 51

laki- laki dan 111 lainnya adalah perempuan. Menyatakan bahwa gaya belajar

terbanyak dalam kalangan mahasiswa tersebut adalah unimodal yaitu berjumlah

140 atau 86,2%, sedangkan sisanya sebanyak 22 atau 13,8% responden memiliki

gaya belajar multimodal.

Hasil penelitian ini hampir menunjukkan kesamaan karena adanya kesamaan

karakteristik responden. Kesamaan ini terdapat pada jenis kelamin responden

yang dominan adalah perempuan. Adapun teori yang mendukung hasil penelitian

ini adalah pernyataan Erika (2007) yang menyatakan bahwa mahasiswa

perempuan akan secara dominan memiliki gaya belajar unimodal karena mereka

(59)

berganti-ganti atau bervariasi dan cenderung menyukai penyampaian materi pembelajaran

dengan hanya satu metode.

Hasil penelitian ini mengidentifikasi pula, bahwa gaya belajar unimodal yang

paling dominan adalah kinestetik. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan

hasil penelitian Lena (2012) di Mid Sweden University tentang perbandingan

antara gaya belajar mahasiswa keperawatan dan mahasiswa keguruan menyatakan

bahwa mahasiswa keperawatan cenderung memiliki gaya belajar kinestetik. Hasil

penelitian ini tidak jauh berbeda karena adanya kesamaan karakteristik

respondennya: berasal dari jurusan atau bidang yang sama, yaitu keperawatan.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Prajapati dkk (2011) di

Universitas Negri Yogyakarta (UNY) yang menyatakan bahwa mahasiswa

perempuan mempunyai gaya belajar terbanyak adalah auditori. Perbedaan ini bisa

terjadi kemungkinan karena adanya perubahan kebiasaan belajar pada mahasiswa

keperawatan, karena pada dasarnya gaya belajar juga dapat terbentuk karena

perubahan kebiasaan belajar dalam waktu yang lama. Mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan lebih banyak belajar berupa praktek keperawatan. Praktek

keperawatan ini yang membiasakan mereka untuk mencoba mempraktekkan

semua ketrampilan baru yang diajarkan oleh dosen. Ini sesuai dengan gaya belajar

kinestetik yaitu belajar melalui praktek.

C. Keterbatasan Penelitian

Kuisioner dari penelitian ini belum divalidasi secara statistik dan ini

(60)

mencoba untuk menemukan cara untuk memvalidasi VARK. Sayangnya, mereka

belum mampu menemukan metode statistik yang memuaskan yang memvalidasi

(61)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

a. Karakteristik responden mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan

(PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah: responden berusia 17-23

tahun. Responden perempuan lebih dominan yaitu 100 responden,

sedangkan responden laki-lakinya lebih kecil yaitu 6 responden.

b. Gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

adalah bevariasi meliputi semua gaya belajar visual, auditori, read dan

kinestetik baik unimodal maupun multimodal. Gaya belajar paling dominan

adalah gaya belajar unimodal sebesar 89,4%, dari gaya belajar unimodal

yang paling dominan adalah gaya belajar kinestetik sebesar 27,4%.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian merekomendasi beberapa hal yaitu:

a. Bagi Mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bagi mahasiswa PSIK disarankan untuk belajar sesuai gaya belajarnya

masing-masing agar hasil belajar yang diperoleh lebih maksimal.

b. Bagi Dosen PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bagi dosen PSIK disarankan untuk membuat suatu inovasi metode

pengajaran yang mampu menampung variasi gaya belajar mahasiswa,

(62)

c. Bagi Peneliti lain

Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan desain penelitian yang

lebih mendalam misalnya case control yang membahas tentang hubungan

antara gaya belajar, metode pengajaran tertentu dan prestasi belajar

Gambar

Gambaran Tempat Penelitian…………………………………..…..33
gambar, simbol, grafik, diagram alir, poster, slide dan peta
Gambaran Gaya Belajar
           Definisi OperasionalTabel 3.
+3

Referensi

Dokumen terkait

antara TGT dan konvensional dalam meningkatkan hasil belajar IPS bagi siswa dengan gaya belajar visual, yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata model kooperatif tipe TGT

judul “ Hubungan Motivasi Mahasiswa/i Memilih Jurusan Pendidikan IPS dengan Prestasi Belajar Angkatan Tahun 2012 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN