• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Kuliah Manajemen Bisnis tentang Pengantar Bisnis Dunia Kuliah 2 LINGKUNGAN BISNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Materi Kuliah Manajemen Bisnis tentang Pengantar Bisnis Dunia Kuliah 2 LINGKUNGAN BISNIS"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Page 1 of 13

PENGANTAR BISNIS

TOPIK

: LINGKUNGAN BISNIS

PRODI D4 MANAJEMEN BISNIS

DOSEN

:

SENNY HANDAYANI, S.E., MM.

KELAS

JUMLAH SKS

Setiap perusahaan, baik yang berskala besar, menengah, maupun kecil akan berinteraksi dengan lingkungan dimana perusahaan tersebut berada. Lingkungan itu sendiri selalu mengalami perubahan-perubahan yang begitu cepat. Dengan demikian perusahaan yang bisa bertahan hidup adalah perusahaan yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Sebaliknya, perusahaan akan mengalami masa kehancuran apabila perusahaan tersebut tidak memperhatikan perkembangan dan perubahan lingkungan di sekitarnya. Lingkungan perusahaan

(businnes environment) dapat diartikan sebagai kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja perusahaan. Pengertian lain tentang lingkungan diungkapkan oleh Robbins dan Coulter (1999) bahwa lingkungan merujuk pada lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan yang berada di luar perusahaan tersebut dan secara potensional mempengaruhi kinerja perusahaan.

Keberhasilan perusahaan untuk bertahan dan berkembang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang bisa dikontrol oleh perusahaan maupun yang tidak. Oleh karena itu, prestasi perusahaan merupakan fungsi dari variabel yang bisa dikontrol seperti strategi dan lingkungan perusahaan sebagai variabel yang tidak terkontrol (Kim&Lim, 1986).

Para ahli mengelompokkan lingkungan perusahaan ke dalam dua jenis, yaitu lingkungan langsung dan lingkungan tidak langsung. Penulis lainnya membagi lingkungan perusahaan menjadi dua bagian, yaitu lingkungan makro (macroenvironment) dengan lingkungan mikro

(microenvironment). Pada bagian ini secara khusus akan mengkaji lingkungan eksternal perusahaan (external environment), baik yang bersifatnya langsung (direct) maupun yang bersifatnya umum (general environment) dan lingkungan internal perusahaan (internal environment).

Porter (1980) mengemukakan bahwa lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu lingkungan eksternal dan internal. Lingkungan eksternal terbagi dalam dua kategori, yaitu lingkungan umum dan lingkungan industri, sementara itu lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang ada di dalam perusahaan. Lingkungan umum meliputi faktor-faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi; lingkungan industri meliputi aspek-aspek yang terdapat dalam konsep strategi bersaing (competitive strategy) yang meliputi aspek hambatan masuk, aspek daya tawar pemasok, aspek daya tawar pembeli, aspek ketersediaan barang subtitusi dan aspek persaingan dalam industri; lingkungan internal perusahaan meliputi aspek keuangan, SDM, pemasaran, operasional dan aspek perusahaan. Lingkungan bisnis tersebut dapat mempengaruhi seluruh aspek bisnis pada tingkat perusahaan maupun individual.

(2)

Page 2 of 13

Internal Perusahaan Lingkungan Industri

Lingkungan Umum

Gambar 2.1 Perusahaan dan Lingkungannya

2.1 LINGKUNGAN UMUM

Lingkungan umum merupakan lingkungan yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja perusahaan dan hampir semua perusahaan dipengaruhi oleh lingkungan teesebut meliputi demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik, dan budaya.

a. Demografi. Isu-isu penting yang perlu diamati oleh perusahaan dalam lingkungan demografi

itu antara lain adalah perubahan tentang struktur umur penduduk, permasalahan jenis kelamin (gender), ras, peluang kerja dan pengangguran, serta masalah-masalah yang menyangkut urbanisasi.

b. Ekonomi. Lingkungan ekonomi yang mempengaruhi prestasi kerja dari suatu perusahaan

meliputi, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pendapatan masyarakat, perubahan selera dan pola pengeluaran konsumen yang diakibatkan dari perubahan pendapatan. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak terhadap praktik perusahaan. Perusahaan perlu mengamati perkembangan indikator-indikator ekonomi sehingga dapat menetapkan strategi yang efektif.

Kondisi ekonomi suatu daerah atau Negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan, dimana semakin buruk kondisi ekonomi semakin buruk pula iklim bisnis. Oleh karena itu pemerintah bersama-sama dengan masyarakat harus berusaha mempertahankan atau jika perlu dapat meningkatkan kondisi ekonomi agar menjadi lebih baik sehingga pelaku bisnis dapat meningkatkan atau memajukan bisnisnya. Umar (2001:76) mengemukakan bahwa beberapa hal utama yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu

Budaya

demografi

ekonomi

Politik

alam

Teknologi

Pemerintah

pemasok

Pelanggan

Pesaing lembaga

(3)

Page 3 of 13

daerah atau Negara adalah sebagai berikut, siklus bisnis, keterssdiaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga produk dan jasa, produktivitas, dan tenaga kerja.

c. Alam. Sumber daya alam memberikan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Ketersediaan bahan-bahan akan menjamin kelancaran kerja dari perusahaan. Sebaliknya perusahaan tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik kalau bahan-bahan yang diperlukan tidak tersedia.

d. Teknologi. Lingkungan teknologi merupakan kekuatan yang dapat menciptakan produk dan

pasar baru. Perusahaan perlu mengamati setiap perkembangan penggunaan teknologi. Teknologi yang canggih akan dapat menciptakan daya saing yang kuat bagi perusahaan yang pada akhirnya akan mengubah cara kerja perusahaan. Dewasa ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, baik bidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis. Teknologi tidak hanya mencakup penemuan-penemuan baru saja, akan tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu perkerjaan yang memberikan suatu gambaran yang luas yang meliputi mendesain, menghasilkan, dan mendistribusikan. Setiap kegiatan bisnis yang diinginkan berjalan terus, harus selalu mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya.

Porter (1980) mengemukakan bahwa agar perusahaan tidak terpuruk karena kesalahan dalam penggunaan teknologi, maka beberapa hal penting perlu diperhatikan, misalnya: 1. bagaimanakah kecepatan transfer teknologi oleh para pekerja,

2. bagaimanakah masa/waktu keusangan teknologinya, dan

3. bagaimana harga teknologi yang akan diadopsi.

e. Politik. Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sering kali bermuatan politis.

Kebijakan tertentu biasanya berlawanan arah dengan misi dan tujuan perusahaan. Ada beberapa perusahaan yang diuntungkan dari kebijakan politik tersebut, dan ada pula perusahaan yang dirugikan bahkan menjadi mati karena kebijakan yang dibuat tesebut bermuatan politis.

(4)

Page 4 of 13

Table 2.1 Aspek-aspek dalam Lingkungan Umum Perusahaan

Aspek Demografi

Aspek Ekonomi

Aspek Politis/Hukum

Aspek Sosial dan Budaya

Aspek Teknologi

- Besarnya populasi - Struktur usia - Distribusi demografi - Komposisi etnis

- distribusi pendapatan - tingkat inflasi - tingkat suku bunga

- surplus dan deficit anggaran - produk domestic bruto

- hukum perpajakan - Hukum tenaga kerja - deregulasi

- wanita dalam angkatan kerja - variasi dalam angkatan kerja - perilaku kualitas kerja - nilai dan kepercayaan

- inovasi produk - inovasi proses - aplikasi pengetahuan - teknologi komunikasi

f. Sosial dan Budaya. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa kehidupan

perusahaan tidak terlepas dari dinamika lingkungan disekitarnya. Masyarakat dan budaya merupakan kekuatan yang secara umum mempengaruhi kehidupan perusahaan yang tercermin dari persepsi, nilai-nilai masyarakat dan agama, perilaku dan kepercayaan. Manajer-manajer harus menyusuaikan praktik mereka dengan harapan masyarakat yang berubah-ubah di mana mereka bekerja dan berada. Pada saat nilai dan cita rasa berubah, manajer-manajer harus pula berubah.

Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Kendaknya perubahan-perubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan. Aspek kondisi sosial ini misalnya sikap, gaya hidup, adapt-istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan, serta kondisi cultural, ekologis, demografi, religius, pendidikan dan etnis.

2.2 LINGKUNGAN INDUSTRI

(5)

Page 5 of 13

Porter mengemukakan suatu konsep competitive strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek dan satu aspek pelengkap. Secara lengkap keenam aspek atau variable yang membentuk model untuk strategi bersaing dapat dilihat pada gambar 2.2.

Sumber: Porter (1980), Techniques for Analyzing Industries and Competitors.

Gambar 2.2 Competitive Strategy Porter

Keenam aspek atau variable yang membentuk model untuk sttrategi bersaing tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Ancaman masuk pendatang baru (Threat of New Entrans)

Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaa yang sudah ada sehingga akan terjadi perebutan pasar yang semakin kompetitif serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini akan menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada. Terdapat beberapa faktor penghambat terhadap pendatang baru untuk masuk ke dalam suatu industri yang ssering disebut dengan hambatan masuk, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.

1. Skala ekonomi, apabila pendatang baru berproduksi dalam skala kecil, mereka akan dipaksa berproduksi pada biaya per unit yang tinggi, padahal perusahaan yang telah ada tengah berupaya pada skala produksi yang semakin besar dan proses produksi yang terus-menerus didefinisikan sehingga harga per unitnya menjadi lebih rendah.

(6)

Page 6 of 13

3. Kecukupan modal, jenis industri yang memerlukan modal besar merupakan hambatan yang besar bagi pemain baru, terutama pada jenis industri ynag memerlukan biaya yang sangat besar untuk riset dan pengembangan serta eksplorasi.

4. Biaya peralihan, hambatan masuk akan tercipta dengan biaya peralihan pemasok, yaitu biaya yang harus dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok lainnya. Biaya peralihan ini berupa biaya latihan, biaya peralatan pelengkap yang harus diganti, dan desain ulang produk/jasa. Biaya-biaya ini akan ditanggung cukup besar, pesaing baru harus memberikan penawaran yang umum lebih menarik, terutama soal harga. 5. Akses ke saluran distribusi, jalur distribusi sangat menentukan penyebaran produk, di mana

perusahaan yang memiliki jalur distribusi yang luas dan bekerja secara baik,akan dapat menghambat masuknya produk baru ke dalam pasar yang dikuasai. Pendatang baru kemungkinan akan mengalami kesulitan untuk memasuki saluran distribusi yang ada dan jika ingin memasuki saluran yang ada maka ia harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk membangun saluran sendiri.

6. Keunggulan biaya independent, keunggulan biaya yang dipunyai oleh perusahaan yang sudah ada sangat sulit ditiru oleh para pendatang baru. Keunggulan itu mungkin dimiliki karena adanya teknologi yang telah dipatenkan oleh perusahaan yang ada, konsesi bahan baku, atau subsidi pemerintah.

7. Peraturan pemerintah, pemerintah biasanya menerbitkan sejumlah aturan yang mengatur bidang-bidang tertentu seperti yang selalu diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, misalnya lewat Daftar Investasi Negatif (DIN), sehingga peraturan pemerintah tersebut dapat menghambat masuknya pandatang baru.

b. Persaingan sesama perusahaan dalam industri (Rivaly Determinants)

Adanya persaingan dalam dunia industri akan dapat mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan, di mana dalam persaingan yang oligopoly perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar, sedangkan pada dasar persaingan sempurna biasanya akan memaksa perusahaan untuk menjadi follower termasuk dalam hal harga produk. Porter (1980) mengemukakan bahwa tingkat persaingan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Jumlah competitor, competitor hendaknya dilihat dari beberapa sisi yakni seperti, jumlah,

ukuran, dan kekuatannya.

2. Tingkat pertumbuhan industri, pertumbuhan industri yang besar biasanya menyediakan sejumlah peluang bagi perusahaan untuk tumbuh bersama industrinya,sebaliknya pertumbuhan industri yang lambat sebaiknya tidak direspons dengan ekspansi pasar kecuali perusahaan mampu mengambil pangsa pasar pesaing. Kondisi ini dapat menimbulkan kecenderungan penurunan harga atau tejadinya perang harga.

3. Karakteristik produk, produk hendaknya tidak sekadar menyediakan kebutuhan dasar, tetapi juga memiliki suatu pembeda atau nilai tambah.

4. Biaya tetap yang besar, pada jenis industri yang mempunyai total biaya tetap yang besar, memaksa perusahaan untuk beroperasi pada skala ekonomi yang tinggi sehingga kadangkala perusahaan terpaksa menjual produk di bawah biaya produk.

5. Kapasitas, kapasitas selalu berhubungan dengan biaya produksi perunit. Produksi pada kapasitas tinggi diperlukan untuk menjaga efisiensi biaya perunit. Penambahan fasilitas produksi dapat dilakukan apabila perusahaan telah mampu berproduksi pada tingkat yang maksimal.

(7)

Page 7 of 13 c. Ancaman dari produk pengganti (Threats of Substitutes)

Selain beberapa ancaman di atas, perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan bersaingan pula dengan produk pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang subtitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk pengganti ini akan kuat jika konsumen dihadapkan pada biaya peralihan (switching cost) yang sedikit dan jika produk pengganti tersebut mempunyai harga yang lebih murah dan kualitasnya sama atau bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri.

d. Kekuatan tawar pembeli (Determinantsof Buyer Power)

Kekuatan tawar yang dimiliki para pembeli akan dapat mempengaruhi atau memaksa perusahaan untuk menurunkan harga suatu produk, meningkatkan mutu produk dan pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya. Beberapa kondisi yang mungkin dihadapi perusahaan sehubungan dengan adanya kekuatan ini antara lain adalah (Porter, 1980):

1. Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan 2. Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok 3. Swicthing cost pemasok kecil

4. Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehingga sensitive terhadap harga dan differensiasi pelayanan

5. Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga pembeli dengan mudah mencari subsitusinya.

e. Kekuatan tawar Pemasok (Determinants of Supplier Power)

Kekuatan tawar pemasok juga dapat mempengaruhi atau memaksa industri lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau pelayanan. Pemasok akan menjadi kuat jika beberapa kondisi berikut terpenuhi.

1. jumlah pemasok sedikit.

2. produk atau jasa yang ada adalah unik dan mampu menciptakan switching cost yang besar. 3. tidak tersedia produk subtitusi.

4. pemasok mampu melakukan intergrasi ke depan dan mengolah produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan.

f. Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya

Para pemegang saham (stakeholder) memiliki kepentingan dan tanggung jawab tertentu terhadap perusahaan. Tanggung jawab tersebut di dasarkan pada seberapa besar sumbangan (saham) mereka terhadap perusahaan. Demikian sebaliknya, apabila perusahaan memperoleh keuntungan maka mereka akan memperoleh imbalan sebesar yang mereka sertakan.

2.3 LINGKUNGAN INTERNAL

Lingkungan internal perusahaan merupakan kekuatan-kekkuatan yang ada dalam perusahaan itu sendiri dan sifatnya dapat dikontrol oleh perusahaan. Lingkungan internal berpengaruh secara langsung terhadap kompetensi atau kinerja dari sebuah perusahaan. Kekuatan-kekuatan yang ada dalam lingkungan internal tersebut meliputi; pekerja, dewan, komisaris, dan pemegang saham.

(8)

Page 8 of 13

dalam menjalankan dan mengembangkan bisnisnya. Kerangka McKinsey menyarankan agar manajer atau pebisnis memusatkan perhatian pada tujuh komponen untuk memastikan pelaksanaan perusahaan yang efektif. Ketujuh komponen tesebut, meliputi; struktur, strategi, nilai bersama (kultur), keterampilan, gaya, staf, dan system. Gambar 2.3 menampilkan komponen-komponen dalam lingkungan internal yang dikembangkan oleh Tom Peters dan Robert Waterman.

a. Struktur

Struktur membantu mengidentifikasi kegiatan kunci perusahaan dan cara kegiatan-kegiatan itu dikoordinasikan untuk mencapai tujuan perusahaan. Menyesuaikan struktur dengan strategi merupakan tugas fundamental para memiliki dan manajer perusahaan.

b. Strategi

Strategi dapat didefinisikan sebagai penentuan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran sebuah perusahaan, dan penerimaan dari serangkaian tindakan serta alokasi dari sumber-sumber yang dibutuhkan untuk melaksanakan tujuan perusahaan (Robbins:1990). Penerapan strategi-strategi yang efektif akan menjamin tercapainya tujuan perusahaan yang efektif pula.

Sumber: Pearce and Robinson (1996), Strategic Management, Richard D. Irwin, Inc.

Gambar 2.3 Kerangka 7-S McKinsey

c. Sistem

Motivasi dan pengendalian personil manajerial dalam pelaksanaan startegi dilakukan melalui mekanisme atau system imbalan perusahaan yang meliputi kompensasi, kenaikan gaji, bonus, opsi saham, proposi, demosi, penghargaan, pujian, kritik, tanggung jawab, norma kelompok, penilaian prestasi, ketegangan, dan ketakutan. Mengikuti pedoman-pedoman untuk menyusun struktur system imbalan yang efektif akan dapat menjamin suksesnya implementasi strategi.

d. Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan dan kultur perusahaan merupakan fenomena yang saling bergantung. Setiap aspek dari kepemimpinan pada akhirnya dapat membantu membentuk kultur perusahaan. Sebaliknya, kultur perusahaan yang sudah ada dapat sangat mempengaruhi efektivitas seorang pemimpin.

Strategi

Nilai Bersama (kultur)

Staf (management)

Sistim Struktur

keterampilan Gaya

(9)

Page 9 of 13

e. Staf atau karyawan

Karyawan merupakan salah satu sumber daya dan sekaligus input yang berharga yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam suatu perusahaan, antara pekerja san pemimpin memiliki kepentingan-kepentingan tersendiri. Para pekerja menginginkan adanya imbalan berupa upah atau gaji yang layak dari hasil kerja mereka. Sementara pemimpin menginginkan adanya kinerja yang tinggi yang ditunjukkan oleh besarnya omzet penjualan dan laba. Pertentangan dua kepentingan ini sering kali menimbulkan konflik di dalam perusahaan itu sendiri.

f. Budaya perusahaan

Selain memberikan identitas pada perusahaan, budaya perusahaan juga dapat menumbuhkan komitmen bagi para karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan. Bahkan komitmen yang melebihi tujuan pribadinya sendiri. Karyawan akan memberikan komitmennya kepada keyakinan dan nilai-nilai tertentu bila mereka menginternalisasikannya, artinya menganut keyakinan dan nilai-nilai itu sebagai keyakinan dan nilai-nilai pribadinya.

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat dikemukakan bahwa baik lingkungan eksternal, lingkungan industri, dan lingkungan internal berpengaruh terhadap perusahaan. Oleh karena itu analisis lingkungan bisnis sangat perlu dilakukan oleh seorang pelaku bisnis untuk mengantisipasi serangan atau maneuver dari pesaing, khususnya dalam pasar yang sama. Analisis lingkungan bisnis selain bertujuan untuk mengantisipasi maneuver dari pesaing, dapat pula digunakan untuk mengetahui kemungkinan adanya peluang untuk mengembangkan bisnisnya yakni dengan cara mengetahui bagaimana situasi ekonomi, politik, budaya,dan sebagainya pada suatu daerah yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan bisnis pada daerah tersebut. Analisis lingkungan bisnis dapat pula digunakan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan perusahaan jika dibandingkan dengan perusahaan lain, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan bisnis.

Variable-variabel lingkungan yang telah diuraikan di atas tentunya akan memberikan pengaruh secara bersamaan terhadap cara kerja dari perusahaan yang menjadi permasalahan sekarang ini adalah bagaimana bentuk dari lingkungan itu terhadap perusahaan dan bagaimana strategi manajemen dalam menghadapi perubahan lingkungan itu. Dengan memahami dan mengkaji kedua permasalahan tersebut diharapkan nantinya manajemen dapat bekerja mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

2.4 LINGKUNGAN DAN KONDISI BISNIS

(10)

Page 10 of 13

Gambar 2.4 Model Hubungan Lingkungan dan Perusahaan Thomson

Pada gambar tersebut menunjukakan bahwa masing-masing matriks memiliki tingkat ketidakpastian yang berbeda-beda tergantung pada situasi dan kondisi tingkat homogenitas dan perubahan lingkungan yang dihadapi. Ketidakpastian juga sangat tergantung pada jenis kegiatan yang dilakukan. Perusahaan dikatakan berada dalam kondisi ketidakpastian tinggi apabila perusahaan tersebut menghadapi perubahan lingkungan tyang cepat dan elemen homogenitas yang sangat kompleks.

Sebaliknya, kombinasi perubahan yang dinamis dengan elemen lingkungan yang sederhana menunjukkan perusahaan itu berada dalam ketidakpastian moderat (1). Perbedaan tingkat ketidakpastian tersebut menuntut manajer untuk mengambil tindakan antisipasi yang berbeda pula. Semakin besar ketidakpastian lignkungan yang dihadapi oleh perusahaan, maka semakin lingkungan itu membatasi pilihan-pilihan dan kebebasan para manajer untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Beberapa strategi yang dapat diambil dalam rangka menghadapi perubahan lingkungan dan ketidakpastian itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain pertama, melakukan penyesuaian terhadapa perubahan lingkungan. Tindakan ini dilakukan manakala kekuatan lingkungan tidak dapat diubah. Perusahaan dapat melakukan penyesuaian dengan mengubah perusahaan, struktur atau desainnya. Kedua, melakukan pemantauan lingkungan secara tidak langsung. Dalam hal ini manajer terus memantau perkembangan lingkungan dengan mencari informasi dari berbagai media. Ketiga, mempengaruhi lingkungan langsung. Alternative dari tindakan ini adalah melakukan lobi, pemasangan iklan dan perundingan-perundingan dengan pihak-pihak terkait.

Sehubungan dengan perubahan lingkungan bisnis saat ini dan kecenderungan masa depan, maka dituntut kemampuan perusahaan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut.

a. Membangun keunggulan kompetitif melalui distinctive capability.

b. Membangun dan secara berkelanjutan memutakhirkan perjalanan untuk mewujudkan masa depan perusahaan.

c. Menempuh langkah-langkah strategic dalam membangun masa depan perusahaan.

d. Mengarahkan dan memusatkan kapabilitas dan komitmen seluruh personel dalam membangun masa depan perusahaan.

Dengan demikian pembuat keputusan strategi (decision making strategy) sadar bahwa pengetahuan mengenai lingkungan perusahaan mereka akan menolong dalam meningkatkan posisi bersaing perusahaan, meningkatkan efisiensi operasi, serta, memenangkan pertarungan dalam perekonomian global. Ada dua alasan utama yang membuat analisa lingkungan menjadi suatu analisa penting dalam mendukung peningkatan kinerja (market share) sebuah perusahaan,

(11)

Page 11 of 13

yaitu: a) sebuah perusahaan tidak berdiri sendiri, sehingga setiap perubahan yang dilakukan oleh pesaing maupun komponen lingkungan lainnya tentu akan menghadapi kondisi tersebut adalah mengubah cara kerja dan target yang diinginkan, b) perubahan lingkungan adalah masalah yang pasti sehingga sikap kehati-hatian dan berjaga.

PEMBAHASAN TAMBAHAN: ANALISIS SWOT

Analisis SWOT (Stenght, Weakness, Opportunity, Threat) adalah suatu metode analisa lingkungan internal dan eksternal. Analisis internal lebih menitikberatkan pada kekuatan

(Strength) dan kelemahann (Weakness) yang dimiliki organisasi, sedangkan analisa eksternal untuk menggali dan mengidentifikasi semua peluang (Oppotunity) yang ada dan yang akan datang serta ancaman (Threat) dari pesaing dan calon pesaing. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah.

Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu: 1. Strengths (kekuatan)

merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

2. Weakness (kelemahan)

merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

3. Opportunities (peluang)

merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.

4. Threats (ancaman)

merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT) merupakan matching tool yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi. Keempat tipe strategi yang dimaksud adalah :

1. Strategi SO (Strength-Opportunity)

2. Strategi WO (Weakness-Opportunity)

3. Strategi ST (Strength-Treat)

4. Strategi WT (Weakness-Treat)

Penjelasan :

(12)

Page 12 of 13

Strategy WO (Weakness-Opportunity). Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kesenjangan teknologi adalah dengan strategy WO, yakni dengan mengadakan suatu kerjasama (joint venture) dengan perusahaan lain yang memiliki kompetensi.

Strategy ST (Strength-Threat). Melalui strategy ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa perusahaan yang tangguh harus selalu mendapatkan ancaman.

Strategy WT (Weakness-Threat). Strategy ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal sesungguhnya dalam posisi yang berbahaya.

RANGKUMAN

Lingkungan perusahaan (businnes environment) dapat diartikan sebagai kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja perusahaan. Para ahli mengelompokkan lingkungan perusahaan ke dalam dua jenis, yaitu lingkungan langsung dan lingkungan tidak langsung. Penulis lainnya membagi lingkungan perusahaan menjadi dua bagian, yaitu lingkungan makro (macroenvironment) dengan lingkungan mikro (microenvironment). Pada bagian ini secara khusus akan mengkaji lingkungan eksternal perusahaan (external environment), baik yang bersifatnya langsung (direct) maupun yang bersifatnya umum (general environment) dan lingkungan internal perusahaan (internal environment).

Lingkungan umum merupakan lingkungan yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja perusahaan dan hampir semua perusahaan dipengaruhi oleh lingkungan teesebut meliputi demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik, dan budaya.

Porter (1980) mengemukakan bahwa aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan di mana perusahaan berada. Hal ini mengakibatkan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman-ancaman dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri menjadi sangat perlu untuk dianalisis. Porter mengemukakan suatu konsep competitive strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek dan satu aspek pelengkap. Aspek-aspek tersebut adalah, ancaman masuk pendatang baru, persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman dari produk pengganti, kekuatan tawar pembeli, kekuatan tawar pemasok, dan pengaruh kekuatan stakeholder lainnya.

Lingkungan internal perusahaan merupakan kekuatan-kekkuatan yang ada dalam perusahaan itu sendiri dan sifatnya dapat dikontrol oleh perusahaan. Lingkungan internal berpengaruh secara langsung terhadap kompetensi atau kinerja dari sebuah perusahaan. Kekuatan-kekuatan yang ada dalam lingkungan internal tersebut meliputi; pekerja, dewan, komisaris, dan pemegang saham.

(13)

Page 13 of 13

evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah.

EVALUASI

1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan bisnis ?

2. Apa yang dimaksud dengan lingkungan eksternal dan internal perusahaan ? Jelaskan komponen-komponen dari lingkungan tersebut !

3. Jelaskan komponen-komponen competitive strategy dari Porter ! 4. Apa yang dimaksud dengan analisis SWOT ?

TUGAS

Bacalah dengan seksama petunjuk pengerjaan tugas berikut ini:

1. Carilah satu buah artikel atau informasi tentang company profile sebuah perusahaan (jasa atau manufaktur)

2. Lalu Saudara identifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan tersebut, yang terdiri dari: • Lingkungan internal: kekuatan dan kelemahan perusahaan

• Lingkungan eksternal: hambatan dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan 3. Lalu buatlah matriks SWOT nya (SO, WO, ST dan WT)

TUGAS LANJUTAN: TUGAS PERTEMUAN KE 3

Gambar

Gambar 2.1  Perusahaan dan Lingkungannya
Table 2.1  Aspek-aspek dalam Lingkungan Umum Perusahaan
Gambar 2.2 Competitive Strategy Porter
Gambar 2.3 Kerangka 7-S McKinsey
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Some large companies are making small Corporation public and private institute Sarbanes-oxley internal controls, as a condition for doing business with them?. This is very

Tidak memenuhi syarat karena daftar Populasi Alat di Indonesia dari agen tunggal untuk beberapa item barang yang diberi tanda (*). tidak ada... PANITIA PENGADAAN

[r]

[r]

When I hear forum gossip about niche AdSense website creation being difficult and time consuming, I just get a annoyed because I know it’s NOT true. So that’s why I’ve decided to

Whether you are already doing retail work and want to take advantage of additional retail opportunities, searching for your first retail job, or transitioning from another field into

The Reverse Funnel System (RFS) was designed by the Inner Circle to provide automated sales for the network marketer selling Global Resorts Networks (GRN) membership