• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

No. 4/April/3375/Tahun IV, 5 April 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

K

OTA

P

EKALONGAN

BULAN MARET KOTA PEKALONGAN INFLASI 0,28 PERSEN

TABEL 1. IHK,ANDIL INFLASI DAN INFLASI MARET 2016 KOTA PEKALONGAN

Kelompok/Subkelompok Pengeluaran IHK Andil Inflasi (%) Inflasi(%) Perubahan IHK Tahun Kalender YoY U M U M 118,18 0,28 0,28 0,58 4,08 01. Bahan Makanan 125,25 0,20 1,09 0,74 6,33

02. Makanan Jadi, Minuman,Rokok dan Tembakau 122,62 0,15 0,61 2,34 6,65 03. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 113,38 -0,01 -0,04 -0,05 1,36

04. Sandang 109,77 0,02 0,35 1,20 5,12

05. Kesehatan 113,21 0,01 0,24 0,51 2,67

06. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 110,44 0,00 0,05 0,15 4,45

 Pada Maret 2016, Kota Pekalongan mengalami inflasi sebesar 0,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 118,18. Inflasi ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan inflasi yang terjadi pada bulan yang sama pada tahun sebelumnya (Maret 2015). Pada saat itu terjadi inflasi sebesar 0,23 persen.

 Inflasi terjadi pada 5 (lima) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok Bahan Makanan sebesar 1,09 persen; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,61; kelompok Sandang sebesar 0,35 persen; kelompok Kesehatan sebesar 0,24 persen; dan kelompok Pendidikan Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,05 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran lainnya mengalami deflasi, yaitu pada kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 0,04 persen; dan kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar 0,71 persen.

 Besaran IHK masing-masing kelompok pengeluaran adalah sebagai berikut: kelompok Bahan Makanan sebesar 125,25; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 122,62; kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 113,38; kelompok Sandang sebesar 109,77; kelompok Kesehatan sebesar 113,21; kelompok Pendidikan Rekreasi dan Olahraga sebesar 110,44; dan kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar 122,24.

 Komoditas dominan pendorong terjadinya inflasi adalah bawang merah, cabai merah, bubur ayam, minyak goreng, dan cabai rawit. Sedangkan komoditas dominan pendorong terjadinya deflasi adalah beras, daging ayam ras, telur ayam ras, bensin, dan tarif listrik.

 Laju Inflasi tahun kalender (Januari s.d. Maret 2016) adalah sebesar 0,58 persen dan laju inflasi Maret 2016 dibandingkan dengan Maret 2015 (year on year) adalah sebesar 4,08 persen.

 Di tingkat Provinsi Jawa Tengah pada bulan Maret 2016 terjadi inflasi sebesar 0,39 persen, dengan inflasi tahun kalender sebesar 0,63 persen dan tingkat inflasi YoY sebesar 4,21 persen. Sedangkan di tingkat Nasional terjadi inflasi sebesar 0,19 persen, dengan tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0,62 persen dan tingkat inflasi YoY sebesar 4,45 persen.

(2)

Perkembangan harga berbagai komoditas barang dan jasa konsumsi rumahtangga pada Bulan Maret 2016 secara umum mengalami inflasi atau kenaikan harga. Hasil pencatatan dan penghitungan yang dilakukan oleh BPS Kota Pekalongan, IHK pada Bulan Maret 2016 adalah sebesar 118,18 dan mengalami kenaikan dibandingkan dengan IHK Bulan Februari 2016 sebesar 117,85. Inflasi pada bulan Maret 2016 ini sebesar 0,28 persen, inflasi menurut tahun kalender sebesar 0,58 persen dan inflasi bulan Maret 2016 dibandingkan dengan Maret 2015 lalu atau Year on Year (YoY) sebesar 4,08 persen

Inflasi terjadi karena kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya nilai indeks kelompok komoditas pendukungnya. Inflasi terjadi pada 5 (lima) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok Bahan Makanan sebesar 1,09 persen; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,61; kelompok Sandang sebesar 0,35 persen; kelompok Kesehatan sebesar 0,24 persen; dan kelompok Pendidikan Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,05 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran lainnya mengalami deflasi yaitu pada kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 0,04 persen; dan kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar 0,71 persen.

A. URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Kelompok Bahan Makanan

Pada Bulan Maret ini, Kelompok Bahan Makanan mengalami inflasi sebesar 1,09 persen dengan andil terhadap total inflasi sebesar 0,20 persen. Dari 11 (sebelas) subkelompok, ada 6 (enam) subkelompok mengalami inflasi yakni subkelompok Bumbu-bumbuan sebesar 27,06 persen; subkelompok Bahan Makanan Lainnya sebesar 3,19 persen, subkelompok Lemak dan Minyak sebesar 3,12 persen; subkelompok Buah-buahan sebesar 1,82 persen ; subkelompok Ikan Segar sebesar 0,23 persen; dan subkelompok Kacang-kacangan sebesar 0,03 persen. Sedangkan pada 4 (Empat) subkelompok lain mengalami deflasi yaitu subkelompok Telur, Susu dan Hasilnya sebesar 4,68 persen; subkelompok Daging dan Hasilnya sebesar 3,82 persen; subkelompok Padi-padian, Ubi-ubian dan Hasilnya sebesar 2,56 persen; subkelompok Sayur-sayuran sebesar 0,34 persen. Pada 1 (satu) subkelompok sisanya tidak mengalami perubahan yaitu subkelompok ikan diawetkan. Komoditas pendorong terjadinya inflasi adalah bawang merah, cabai merah, minyak goreng, cabai rawit, pisang, daging kambing, bawang putih, jeruk, kol putih/kubis, daging sapi, udang basah, dan emping mentah. Sedangkan komoditas penyumbang deflasi adalah beras, daging ayam ras, telur ayam ras, kentang, daging ayam kampong, wortel, dan kacang kedelai. Inflasi pada kelompok ini selama tahun kalender 2016 adalah minus 0,74 persen, sedangkan inflasi YoY pada kelompok ini adalah 6,33 persen.

TABEL 2

INFLASI BULANAN, INFLASI TAHUN KALENDER DAN INFLASI YEAR ON YEAR,KOTA PEKALONGAN

Inflasi 2015 2016

Bulan Maret 0,23 0,28

Inflasi Tahun Kalender -0,01 0,58

(3)

2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau mengalami inflasi sebesar 0,61 persen. Andil kelompok ini terhadap total inflasi sebesar 0,15 persen. Semuanya, yaitu 3 (tiga) subkelompok pada kelompok ini mengalami inflasi, masing-masing yaitu subkelompok Makanan Jadi sebesar 0,52 persen, subkelompok Minuman tak Beralkohol sebesar 0,41 persen, dan subkelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol sebesar 1,08 persen. Komoditas pendorong terjadinya inflasi pada kelompok ini adalah bubur ayam, ayam bakar, rokok putih, rokok kretek, gula pasir, dan rokok kretek filter. Inflasi pada kelompok ini selama tahun kalender 2016 adalah 2,34 persen, sedangkan inflasi YoY pada kelompok ini adalah 6,65 persen.

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar mengalami deflasi sebesar 0,04 persen dengan andil terhadap total inflasi sebesar minus 0,01 persen. Dari 4 (empat) subkelompok, 2 (dua) subkelompok mengalami inflasi, yaitu subkelompok Penyelenggaraan Rumahtangga sebesar 0,75 persen; dan Subkelompok Biaya Tempat Tinggal sebesar 0,03 persen. Sedangkan 1 (satu) subkelompok mengalami deflasi yaitu subkelompok Bahan bakar, Penerangan, dan Air sebesar minus 0,58 persen. Pada subkelompok Perlengkapan Rumahtangga tidak mengalami perubahan. Komoditas dominan yang memberikan sumbangan deflasi adalah tarif listrik, sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah detergent bubuk. Inflasi pada kelompok ini selama tahun kalender 2016 adalah minus 0,05 persen, sedangkan inflasi YoY pada kelompok ini adalah 1,36 persen.

4. Kelompok Sandang

Kelompok Sandang mengalami inflasi sebesar 0,35 persen dengan andil terhadap total inflasi sebesar 0,02 persen. Dari 4 (empat) subkelompok, ada 3 (tiga) subkelompok mengalami inflasi, yaitu subkelompok Barang Pribadi dan Sandang Lainnya yaitu sebesar 1,34 persen; subkelompok Sandang Laki-laki sebesar 0,11 persen; dan subkelompok Sandang Wanita sebesar 0,05 persen. Sedangkan 1 (satu) subkelompok yaitu Sandang Anak-anak tidak mengalami perubahan. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah emas perhiasan, sandal karet laki-laki, dan kemeja pendek wanita. Inflasi pada kelompok ini selama tahun kalender 2016 adalah 1,20 persen, sedangkan inflasi YoY pada kelompok ini adalah 5,12 persen.

5. Kelompok Kesehatan

Kelompok Kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,24 persen dengan andil terhadap total inflasi sebesar 0,01 persen. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada, 2 (dua) subkelompok mengalami inflasi yakni subkelompok Jasa Perawatan Jasmani sebesar 2,47 persen; dan subkelompok Perawatan Jasmani dan Kosmetika sebesar 0,33 persen. Sedangkan 2 (dua) subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah tarif gunting rambut pria dan sabun mandi. Inflasi pada kelompok ini selama tahun kalender 2016 adalah 0,51 persen, sedangkan inflasi YoY pada kelompok ini adalah 2,67 persen.

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga mengalami inflasi sebesar 0,05 persen dengan andil terhadap total inflasi sebesar 0,00. Dari 5 (lima) subkelompok, 2 (dua) diantaranya mengalami inflasi, yaitu subkelompok Perlengkapan/Peralatan Pendidikan sebesar 0,15 persen;

(4)

dan subkelompok Rekreasi sebesar 0,17 persen. Sedangkan 3 (tiga) subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah laptop/notebook. Inflasi pada kelompok ini selama tahun kalender 2016 adalah 0,15 persen, sedangkan inflasi YoY pada kelompok ini adalah 4,45 persen.

7. Kelompok Transport, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan mengalami deflasi sebesar 0,71 persen dengan andil terhadap total inflasi sebesar minus 0,09 persen. Dari 4 (empat) subkelompok, hanya 1 (satu) subkelompok yang mengalami deflasi, yaitu subkelompok Transport sebesar 1,02 persen. Sedangkan 3 (tiga) subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah pertamax, pertamina dex, dan pertalite. Inflasi pada kelompok ini selama tahun kalender 2016 adalah minus 1,64 persen, sedangkan inflasi YoY pada kelompok ini adalah 2,06 persen.

B. PERBANDINGAN INFLASI

Grafik 1.

Perbandingan Inflasi Maret 2016 Nasional, Jawa Tengah, dan Kota Pekalongan

Pada Grafik 1 diatas menggambarkan laju inflasi Kota Pekalongan dibandingkan dengan Jawa Tengah dan Nasional. Selama Bulan Maret 2016, Kota Pekalongan, Jawa Tengah maupun Nasional menunjukkan kondisi kenaikan harga-harga. Kota Pekalongan mengalami pergerakan harga yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan Jawa Tengah, namun lebih tinggi dibanding Nasional. Kemudian pada Tabel 3 dibawah, selain perbandingan inflasi, dapat dilihat perbandingan IHK, inflasi tahun kalender sampai dengan Bulan Maret 2016, dan inflasi Maret 2016 dibandingkan terhadap Maret 2015 (Year on Year).

0.19 0.39 0.28 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45

(5)

TABEL 3 PERBANDINGAN INFLASI

Inflasi IHK Maret 2016

Inflasi (%)

Maret 2016 Kalender YoY

Nasional 123,75 0,19 0,62 4,45

Provinsi Jawa Tengah 122,60 0,39 0,63 4,21

Referensi

Dokumen terkait

Untuk selanjutnya dari hasil pengamatan pada siklus I maka didapat hasil sebagai berikut: pada kondisi awal siswa kelas VIII B di SMP NU Tegal Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016

x Produk model TASC untuk meningkatkan kemampuan mencipta peserta didik dalam fisika yang dihasilkan telah memenuhi kategori valid, terbaca, dan praktis namun belum

Penentuan proporsi tiap-tiap agregat (batu pecah, abu batu, dan pasir pantai) terhadap total agregat dilakukan dengan menggunakan Metode Diagonal berdasarkan data analisa

Menurut Ibnu Maskawaih, akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluq yang berarti keadaan jiwa yang mengajak seseorang melakukan perbuatan-perbuatan tanpa memikirkan

Pengembangan kurikulum diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten sebagai guru kelas Sekolah Dasar yang berkemampuan mengajar dari kelas 1-6 SD, yang mempunyai

Jadi tegasnya yang dimaksud dengan judul pada skripsi ini adalah usaha-usaha atau tindakan untuk memecahkan persoalan yang dilakukan guru pendidikan agama Islam terhadap perilaku

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan atau dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat di ambil konsep tentang Motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dengan memiliki dorongan dari dalam dan