46
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Tinjauan perusahaan
PT Inti Daya Guna Aneka warna merupakan salah satu perusahaan yang memprodusksi cat, yang berlokasi di Malang. Berawal dari sebuah home insdustri yang memulai oprasinya pada tahun 1981 di sebuah kontrakan dikota Batu, Jawa Timur. Pada waktu itu produk yang dihasilkan adalah Thinner B dan Afduner. pada saat itu modal yang digunakan untuk membangun PT.INDANA merupakan modal pribadi keluarga bapak Djoyo Sugiharto. Dari usaha kecil itu, pada tahun 1983 pusat kegiatan INDANA dipindahkan ke jalan Letjen Sutoyo 130, Malang.
Dilokasi yang baru ini produk-produk yang dihasilkan mulai bertambah menjadi semen warna, kalkarium, plamir tembok, flinkote dan cat tembok.
Pada tahun 1990 lokasi perusahaan dipindahkan ke jalan laksda Adi Sucipto 456, Malang. Di tempat baru ini kapasitas produksi menjadi lebih besar lagi. Setelah pindah ke lokasi yang baru roda perusahaan dijalankan oleh bapak Djoyo Sugiharto dan ibu Maria Caecilia. Saat ini produk dari PT.INDANA sudah merambah hampir seluruh pulau jawa, sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bali, serta NTT dan NTB. VISI PERUSAHAAN yakni “Menjadikan PT INTI DAYA GUNA ANEKA WARNA sebagai pusat riset dan sentra pengembangan bisnis industri coating”. MISI PERUSAHAAN “Membangun industri coating sebanyak mungkin”.
47
4.1.1 Struktur organisasi perusahaan
Berikut struktur perusahaan PT Inti Daya Guna Aneka Warna :
Sumber PT.INDANA
Gambar 4.1 struktur Oganisasi PT.INDANA
Berdasarkan gambar 4.1 dapat diuraikan tugas dari bagian-bagian pada struktur organisasi di PT. INDANA. Berikut uraian singkatnya :
1. Direktur
a. Meminpin perusahaan
b. Mengambil keputusan dan tindakan dalam proses jalannya perusahaan 2. wakil direktur 1
membawahi beberapa devisi a. manager marketing
pada manager marketing meliputi Manager depo, Asisten manager tim Kreasi yang bertugas melakukan proses penjualan, promosi, atau pun kegiatan lainnya yang berhubungan dengan penjualan.
b. Manager depo (department office)
Bertugas untuk mengatur dan menjalankan kegiatan penjuaan dan lainnya di department office yang berada di beberapa kota.
c. Asissten marketing
Bertugas untuk merecanakan penjualan dan melakukan kegiatan penjualan untuk mendapatkan keuntungan.
d. Tim kreatif
Tim kreatif bertugas untuk melakukan berbagai promosi guna mengenalkan produk indana di pasaran.
3. wakil direktur 2
wakil direktur 2 disini berfungsi untuk mengatur dan memimpin kegitan kantor untuk menunjang produksi yang dilakukan perusahaan dan membawahi beberapa bagian sebagai berikut :
a. HRD & Legal staff
1) Melakukan penerimaan dan perekrutan tenaga kerja baru.
2) Melakukan pengawasan perkembangan kemampuan tenaga kerja.
3) Memberikan pelatihan terhadap tenaga kerja b. Penjualan
1) Melakukan pengawasan mengenai distribusi produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan.
2) Melayani pemesanan dari konsumen.
c. Ppic
1.) Melakukan perancangan produksi
2.) Melakukan perhitungan kebutuhan bahan baku 3.) Menetapkan jadwal produksi dan jumlah produksi
49
d. Auditor
Bertugas sebagai pembicara untuk menggambarkan keandalan dan keungulan perusahaan kepada investor dan management guna memeberikan gambaran yang benar mengenai perusahaan.
e. Kasir
Kasir disini bertugas sebagai perantara dalam penjualan kepada konsumen.
f. Perpajakan
Bertugas untuk mengurusi perpajakan dan perijinan yang diperlukan oleh perusahaan.
4. Manager Produksi
memiliki tugas untuk mengatur dan menjalankan proses produksi di perusahaan. Manager produksi membawahi :
a. kepala produksi
kepala produksi bertugas untuk mengontrol dan meninjau langsung mengenai produksi yang dilakukan.
b. R&D
Bertugas untuk melakukan riset dan pengembangan dari produk c. Quality control
Melakukan pengawasan yang berkaitan dengan kualitas dari produk yang telah diproduksi akan kesesuaian dengan standart perusahaan yang sudah di tetapkan.
d. Gudang baku
1) Mencatat bahan baku yang dipakai dalam produksi
2) Meyiapakan bahan yang diperlukan dalam proses produksi e. Gudang jadi
1) Mendata produk dari bagian produksi
2) Melakukan pendataan pada produk yang akan dikirim dan menjaga produk selama dalam penyimpanan.
f. Security
Bertugas untuk melakukan pengamanan di area perusahaan g. Cleaning service
Memiliki menjaga kebersihan dari perusahaan dalam hal ini bagian kantor.
4.1.2 Tenaga Kerja PT INDANA
Tenaga kerja pada PT INDANA berjumlah sekitar 150 orang. Untuk jam kerja pada PT INDANA sebagai berikut :
jumlah jam kerja : 8 jam/hari hari senin-jumat : 07.30-16.30
4.2.3 Alur Supply Chain di PT. INDANA
Jalur Supply chain di PT INDANA dari supplier (hulu) hingga konsumen (hilir). Berikut alur supply chain di PT. INDANA :
Gambar 4.2 Alur suplly chain yang ada di PT. INDANA
Jalur supply chain yang dilakukan oleh PT. INDANA dari supplier hingga ke Depo di jelaskan sebagai berikut :
1. department marketing memberikan data permintaan kepada department PPIC
2. setelah itu department PPIC mengeluarkan surat permintaan bahan baku atau material yang diperlukan kepada gudang bahan baku untuk di persiapankan.
51
3. Selanjutnya department gudang bahan baku akan mengurus bahan bahan baku yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan yang diminta department PPIC.
4. Bahan baku yang telah disiapkan departemen gudang bahan baku kemudian dikirim kepada department ptoduksi untuk dilakukan proses pembuatan.
5. Sebelum melakukan proses produksi department produksi akan menerima surat perintah produksi dari department PPIC. Setelah menerima surat perintah dari PPIC baru proses produksi bisa dilakukan.
6. Setelah produk jadi dan dikemas rapi, produk yang akan dikirim ke gudang bahan jadi untuk disimpan sementara sebelum dikirim ke depo ataupun konsumen.
7. Selanjutnya gudang bahan jadi akan menerima surat dari department penjualan untuk mengirimkan produk kepada depo.
4.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memenuhi kebutuhan data dalam melakukan penelitian. Data tersebut berupa : data KPI, jumlah karyawan, supplier, data prduksi. Berikut data-data beserta penjelasan singkat dalam penelitian ini.
4.2.1 Data Produksi
Data poduksi merupakan data mengenai jumlah produksi yang dilakukan oleh PT. INDANA mencakup jumlah target produksi dalam bulan dan data actual produksi yang dilakukan setiap bulannya. Berikut tabel data produksi PT. INDANA :
Tabel 4.1 Data Prooduksi Cat PT. INDANA dalam Ton
Bulan Target Actual
November 500 495
Desember 500 480
Januari 500 482
Februari 500 488
4.2.2 Data Pengiriman Produk ke depo
Data pengiriman produk merupakan data pengiriman yang dilakukan oleh perusahaan kepada depo yang terdapat diberbagai daerah di Indonesia.
Berikut sajian data pengirimannya pada tabel 4.2 berikut
Tabel 4.2 Jumlah Pengiriman ke Depo yang Tepat Jumlah dan Tepat Waktu
Bulan Frekuensi pengiriman Pengiriman tepat waktu dan jumlah
November 40 40
Desember 38 38
Januari 39 39
Februari 39 39
4.2.3 Data Jumlah Limbah
Data jumlah limbah merupakan jumlah limbah yang dihasilkan setiap bulannya akibat dari produksi.
Tabel 4.3 Jumlah Limbah Padat
Limbah padat (Kg)
Bulan Jumlah (Kg) Terolah (Kg)
November 1171,75 1171,75
Desember 1728,29 1728,29
Januari 1312,27 1312,27
Februari 1522 1522
53
Tabel 4.4 Jumlah Limbah Cair
Limbah cair
Bulan Jumlah (m3) Recyle (m3)
November 24,6 24,55
Desember 31,12 30,8
Januari 28,87 28,01
Februari 30,44 30,2
4.2.4 Data Complain
Data complain merupakan data jumlah comlplain yang diterima oleh PT. INDANA dalam setiap bulannya. Data ini nantinya akan mewakili indicator. Berikut jumlah komlain dalam bulannya :
Tabel 4.5 Jumlah Kompain Perusahaan
Bulan Jumlah complain
November 3
Desember 2
Januari 1
Februari 1
4.2.5 Data Return
Data pengiriman pesanan merupakan data mengenai pengiriman yang dilakukan oleh perusahaan. Pada data pengiriman ini akan menampilkam jumlah pengiriman pada setiap bulannya dan jumlah pengembalian atau return barang. Berikut tabel pengiriman pesanan :
Tabel 4.6 Jumlah Return
Bulan Return (Kg)
November 356,4
Desember 384
Januari 308,8
Februari 315,9
4.2.6 Data Penggunaan Energi
Data penggunaan energy merupakan data jumlah penggunaan listrik tiap bulannya dan pengunaan bahan bakar BBM untuk pemindahan bahan baku dalam perusahaan dan bahan bakar genset.
Tabel 4.7 Jumlah Penggunaan Listrik
Bulan Jumlah (kwh)
November 795,24
Desember 683,96
Januari 832,92
Februari 757,56
Data-data diatas merupakan data yang dipakai dalam penelitian ini untuk lebih lengkapnya bisa dilihat pada Lampiran A.
4.3 Pengolahan Data
Pada sub bab pengolahan data ini akan menjelaskan langkah-langkah dalam pengerjan skripsi. Penentuan langkah-langkah ini telah disesuaikan dengan flowchart penelitian di bab 3 serta tujuan pada bab 1. Adapun dalam pengolahan data dalam penelitian ini sebagai berikut :
55
4.3.1 Tahap Plan
Pada tahapan plan terdapat satu kegiatan utama yakni mengidentifikasi kriteria kinerja green supply chain management.
4.3.1.1 Identifikasi dan Pembentukan Matriks Pada Tiap Level GSCM Pengukuran Kinerja Green supply chain management pada penelitian ini digambarkan dalam mode hierarki yang hamper menyerupai piramida.
Semakin besar level hierarkinya akan semakin detail yang diamati. Dalam pengukuran kinerja Green supply chain management ini di fokuskan pada 5 proses utama Green SCOR yaitu plan, source, make, deliver dan return yang kemudian akan dijabarkan dalam 5 kemampuan dasar yaitu : reliability, responsiveness, fleksibility, asset dan cost. Namun pada penelitian ini tidak sampai pada perhitungan cost (biaya). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.3 Hierahki Pengukuran Kinerja Green Supply Chain Management
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab 1 bahwasannya penelitian ini tidak menghitung cost yang ditimbulkan dari kegiatan supply chain. Dari hasil
penyusunan hierarki yang telah dilakukan selanjutnya dibuat KPI (key performance Indicator). Setelah melakukan peninjauan dan wawancara kepada beberapa devisi seperti ppic, QC, produksi dan gudang dapat ditentukan beberapa indicator yang dapat dilihat pada tabel 4.9.
57
Tabel 4.9 KPI Berdasarkan Kerangka Model Green SCOR
No Prespektif Atribut Keterangan Kode
KPI KPI
1. PLAN
Reliability Menurunkan ketidak tepatan jumlah
produksi P.Rel.1 Presentase ketepatan jumlah produksi dengan perencanaan
Responsiveness Meningkatkan respon pasar P.Res.1 Prosentase tingkat penjualan Flexibility Meningkatkan flexibilitas perusahaan
terhadap reschedule produksi P.F.1
Lama waktu yang di digunakan untuk mereschedule jadwal produksi jika terjadi perubahan order
Asset menurunkan penggunaan material
berbahaya P.A.1 presentase material yang berbahaya bagi
lingkungan pada cat
2. SOURCE
Reliability
Peningkatan presentase matrial yang
sesuai standar. S.Rel.1 Presentase material yang datang yang memenuhi Standart
Kepemilikan sertifikat ISO 14000 dari
supplier S.Rel.2 jumlah supplier yang memiliki ISO 14000
Responsiveness Lama pengiriman S.Res.1 Rata-rata waktu pengiriman Flexibility Meningkatkan flexibilitas supplier
dalam menanggapi perubahan order S.F.1 Jumlah batasan perubahan bahan baku dalam order yang diperbolehkan supplier
Asset Menurunkan jumlah material berbahaya
dalam persediaan S.A.1 Presentase material berbahaya pada persediaan
3. MAKE
Reliability Menurunkan total penggunaan air M.Rel.1 jumlah air yang digunakan dalam produksi
Responsiveness Meningkatkan efisiensi waktu mesin pada saat proses produksi
M.Res.1 Jumlah produksi bulanan
M.Res.2 Rata-rata waktu yang dibutuhkan dalam setiap produksi
Asset M.A.1 Presentase limbah padat yang dapat diolah
Menaikkan kuantitas pengolahan limbah
Produksi M.A.2 Presentase limbah cair yang diolah
Flexibility Mengurangi jumlah penggunaan listrik M.F.1 Total jumlah penggunaan listrik bulanan
4. DELIVER
Reliability Meningkatkan kemampuan pengiriman yang tepat jumlah dan waktu
D.Rel.1 Presentase order (ke distributor ) terkirim tepat jumlah
D.Rel.2 Presentase order (ke distributor ) terkirim tepat waktu
Responsiveness
Mengoptimalkan waktu produk
diproduksi hingga produk di terima oleh distributor
D.Res.1 Lama waktu pemesanan hingga barang sampai
Flexibility minimalisasi waktu pengiriman barna
tambahan D.F.1 waktu yang dibutuhkan dalam melakukan
order tambahan Asset menurunkan jumlah penggunaan bahan
bakar selama pengiriman D.A.1 jumlah bahan bakar untuk deliver
5. Return
Reliability
Menurunkan jumlah unit yang dikembalikan karena lama tersimpan ataupun cacat.
R.Rel.1 Jumlah pengembalian
Responsiveness Minimalisasi komplain pada pihak
perusahaan mengenai produk R.Res.1 Jumlah komplain yang diterima perusahaan mengenai produk
Asset Presentase pengolahan kembali produk
return R.A.1 Jumlah return yang dapat diolah kembali
Flexibility meningkatkan jumlah barang yang dapat
didaur ulang dari return R.F.1 Presentase return yang dapat didaur ulang
59
4.3.2 DO (Pengerjaan)
Pada tahapan DO ini melakukan pengumpulan data dan analisa yang dibutuhkan untuk mengukur indikator green supply yang sudah ditentukan sebelumnya. Ditahapan Do ini peneliti melakukan Verifikasi dari KPI yang sebelumnya sudah ditentukan. Serta melakukan perhitungan dan Analisa, dan juga pelaporan hasil dari perhitungan Green supply chain management.
4.3.2.1 Verifikasi KPI
Proses verifikasi didasarkan pada penentuan KPI pada tahap sebelumnya dari hasil KPI tesebut selanjutnya dilakukan verifikasi dengan cara mengajukan indikator-indikator yang sudah di tentukan ke pihak perusahaan.
Selanjutnya proses verifikasi dilakukan oleh pihak perusahaan. Dari 24 KPI yang diajukan diperoleh 20 KPI yang terverifikasi dan sesuai dengan kondisi dilapangan hasil verifikasi dapat dilihat pada lampiran B. Selanjutnya dari 20 KPI yang sudah terverifikasi dilakukan proses penentuan tipe KPI dan pembobotan. Verifikasi yang dilakukan dapat dilihat pada lampiran B.
a. Penentuan Tipe KPI
Seperti yang sudah dijelaskan dalam bab 2 terdapat 3 Tipe KPI yaitu Large the better, Smaller the better, Nominal is better. Pada tipe Large the better semakin besar nilai nya maka kinerjanya semakin baik. Sedangkan tipe smaller the better semakin kecil nilainya maka kinerja nya semakin baik, sedangkan nominal is better biasanya di tetapkan suatu nilai nominal tertentu semakin mendekati nilai kualitas tersebut maka kinerjanya semakin baik. Pada penelitian ini KPI ditetapkan pada target realistis di setiap KPI nya. Jika target realistis pada KPI tersebut bernilai tinggi maka tipe KPI tersebut large the better, hasil pemetaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.10 Rumus Perhitungan dari KPI yang Ditetapkan
NO KPI Tipe KPI Rumus Satuan
1.
Presentase ketepatan jumlah produksi dengan perencanaan
nominal
is better %
2. Presentase tingkat penjualan
large the
better %
3.
Lama waktu yang di digunakan untuk mereschedule jadwal produksi jika terjadi perubahan order
smaller
the better Lama waktu yang dibutuhkan Menit
4.
presentase material yang berbahaya bagi lingkungan pada cat
smaller
the better %
5.
Presentase material yang datang yang memenuhi Standart
large the
better %
6. jumlah supplier yang memiliki ISO 14000
large is
better Jumlah supplier yang sesuai -
7. Presentase batasan perubahan bahan baku
large the better
Nilai batasan maksimal perubahan yang
diperbolehkan supplier Kg
8.
jumlah air yang digunakan dalam produksi
Large
the better Jumlah air yang dipakai m3
9. Jumlah produksi bulanan
nominal
is better Total jumlah produksi Ton
10. Presentase limbah padat yang diolah
smaller
the better %
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑑𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑜𝑙𝑎ℎ
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑐𝑎𝑡
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑥 100%
61
11. Presentase limbah cair yang diolah
smaller
the better %
12. Total jumlah penggunaan listrik bulanan
smaller
the better Total jumlah pemakaian listrik perbulannya Kwh
13.
Presentase order (ke distributor ) terkirim tepat jumlah
Large is
better %
14.
Presentase order (ke distributor ) terkirim tepat waktu
Large is
better %
15. Lama waktu pemesanan hingga barang sampai
smaller
the better Rentang hari pesan sampai barang tiba Hari 16. waktu yang dibutuhkan
dalam melakukan order tambahan
smaller the better
Jumlah waktu untuk barang pesanan tambahan
sampai setelah dipesan. Hari 17. Jumlah pengembalian smaller
the better Jumlah pengembalian perbulannya Kg
18.
Jumlah komplain yang diterima perusahaan mengenai produk
smaller
the better Total complain yang ada -
19. Jumlah return yang dapat diolah kembali
smaller
the better Total barang yang dapat diolah kembali Ton 20. Presentase return yang
dapat didaur ulang
Large is
better %
b. Pembobotan KPI
Pembobotan pada KPI dilakukan untuk menentukan tingkat kepentingan dari KPI. Model pembobotan yakni menggunakan analitycal hierarchi process (AHP) yang proses pengolahanya menggunakan software expert choice. Pembobotan ini dilakukan pada 3 level yaitu level
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑖𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑜𝑙𝑎ℎ
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑢𝑟 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑥 100%
1 terdapat 5 proses inti green supply chain yang terdiri dari, plan, source, make , deliver , dan return. pada level 2 terdapat 4 aspek kemampuan dasar yaitu reliability, responsiveness, flexibility dan assets yang sesuai dengan kondisi perusahaan dimana pada level 3 terdiri dari 20 indikator.
Pada proses pembobotan data dikumpulkan dalam bentuk kuisioner, untuk kuisioner bisa dilihat pada lampiran C. Kuisioner disebarkan pada pihak yang dianggap berkompeten terhadap perusahaan dan memahami kondisi real perusahaan yaitu : kepala produksi sebagai penilai bobot perbandingan pada perpsektif level 1, beserta atribut Plan dan make, QC menilai bobot perbandingan atribut return, dan kepala gudang menilai bobot perbadingan atribut source dan deliver. Setelah itu hasil dari kuisioner tersebut diolah menggunakan software expert choice untuk mengetahui bobot kepentingan green supply chain secara menyeluruh tiap indikator. Hasil pembobotan indikator dapat dilihat pada tabel 4.11 – 4.12.
Tabel 4.11 Hasil pembobotan level 1
Kode Keterangan Bobot
P Plan 0,108
S Source 0,108
M Make 0,394
D Deliver 0,313
R Return 0,067
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui hasil dari pembobotan dari Pada pembobotan diatas memiliki nilai consistensi ratio sebesar 0,01.
Karena nilai consistensi rasio ≤0,1 maka data dianggap konsisten.
Sedangkan untuk tiap nilai bobot dari tiap perspektif : Plan sebesar 0,108, Source memiliki bobot 0,108, Make bobotnya 0,394, deliver bobotnya 0,313, dan Return memiliki bobot 0,067.
63
Tabel 4.12 Hasil pembobotan level 2
No Consistensi
Ratio Kode Level
diatasnya Bobot awal Bobot
1. 0,02
P.Rel.1 Reliability 0,491 0,053028 P.Res.1 Responsiveness 0,175 0,0189
P.F.1 Flexibility 0,119 0,012852
P.A.1 Assets 0,214 0,023112
2. 0,00
S.Rel.1 Reliability 0,833 0,067473 S.Rel.2 Responsiveness 0,167 0,013527
S.F.1 Flexibility 0,25 0,027
3. 0,03
M.Rel.1 Reliability 0,391 0,154054 M.Res.1 Responsiveness 0,129 0,050826
M.A.1 Assets 0,5 0,04728
M.A.2 Assets 0,5 0,04728
M.F.1 Flexibility 0,24 0,09456
4. 0,06
D.Rel.1 Reliability 0,667 0,103968 D.Rel.2 Reliability 0,333 0,051906 D.Res.1 Responsiveness 0,217 0,067921 D.F.1 Flexibility 0,285 0,089205
5. 0,01
R.Rel.1 Reliability 0,109 0,007303 R.Res.1 Responsiveness 0,159 0,010653 R.A.1 Flexibility 0,301 0,020167
R.F.1 Assets 0,431 0,028877
4.3.2.2. Perhitungan dan Analisa
Pada tahap perhitungan dan analisa dilakukan beberapa kegiatan utama yakni Perhitungan dan analasisa. Pada perhitungan dilakukan scoring OMAX yang mana sebelum melakukan scoring OMAX dilakukan penentuan dari spesifikasi KPI. sedangkan pada Analisa dilakukan analisa hasil perhitungan OMAX menggunakan Traffic light sytem .
a. Perhitungan Kinerja Green Supply chain Management
1.) Penentuan spesifikasi pada key performa Indikator (KPI)
Penentuan spesifikasi dari KPI dilakukan untuk mempermudah proses pengukuran kinerja.pada penentuan
spesifikasi dari KPI ini dilakukan satu persatu untuk setiap KPI.
Berikut merupakan spesifikasi dari KPI : 1. Nama KPI.
2. Kode KPI 3. Tipe KPI
4. Satuan pengukuran 5. Periode pengukuran 6. Deskripsi KPI
7. Formula atau cara mengukur
Untuk lebih jelas contoh key performance indikator beseta spesifikasi nya dapat dilihat pada tabel 4. 13.
Tabel 4.13 Contoh Tabel Key Performance Indikator Beserta Spesifikasinya
Nama KPI Presentase ketepatan jumlah produksi dengan perencanaan
Kode KPI P.Rel.1
Tipe KPI Nominal is better
Satuan Persentase (%)
Deskripsi Presentase dari ketepata jumlah produksi dengan rencana yang sudah ditetapkan Periode pengukuran Bulanan
Formula atau cara Mengukur
Dari abel diatas dapat dilihat spesifikasi dari sebuah key performance indikator yang telah ditetapkan. Mulai dari nama KPI, kode KPI, hingga rumus perhitungan KPI. Untuk lebih lengkapnya dari keseluruhan key performance indikator dapat dilihat pada lampiran D.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛𝑥 100%
65
2.) Scoring OMAX
Scoring Sytem berfungsi untuk menyamakan skala masing-masing KPI, sehingga perusahaan mampu mengatur dan menentukan tingkat pencapaian dari masing-masing KPI dengan menggunakan nilai range antara 0-10. Dengan pencapaian masing-masing KPI pada range 10 yaitu menunjukan sasaran nilai kinerja yang dicapai dan range 3 untuk rata-rata dan range 0 untuk nilai terendah.
Pada model objective matrix (OMAX) harus menentukan performance , target realistis, rata-rata dan pencapaian terburuk pada objective matrix (OMAX). Untuk performance adalah data dari periode akhir atau pada periode ke-4 untuk target realistis adalah nilai pencapaian yang ingin dicapai perusahaan atau data terbaik dari 4 periode tersebut. Untuk rata-rata adalah data rata-rata dari 4 periode tersebut dan untuk pencapaian terburuk adalah nilai terburuk dari 4 periode data tersebut.Untuk lebih jelas berikut merupakan tabel untuk menentukan performance, target realistis, rata-rata dari 4 data historis, pencapaian terburuk dan penentuan skala dari yang tertinggi sampai yang terendah yang dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14 Tabel Performasi Key Performance Indicator (KPI)
No Kode KPI
Satuan Periode Performance Target
Realistis
Rata-rata Pencapaian terburuk
Tipe KPI
1 2 3 4
1 P.Rel.1 % 99% 96% 96% 98% 98% 99% 97% 96% large is better
2 P.Res.1 % 99% 96% 96% 98% 98% 100% 97% 96% large is better
3 P.F.1 Jam 60 60 60 60 60 40 55 60 smaller the better
4 P.A.1 % 78% 81% 79% 81% 81% 81% 80% 78% smaller the better
5 S.Rel.1 % 100% 100% 95% 100% 100% 100% 99% 95% large is better
6 S.Rel.2 satuan 0 0 0 0 0 6 3 0 nominal is better
7 S.F.1 Ton 0 0 0 0 0 0,1 0,05 0 large the better
8 M.Rel.1 Ton 297 288 289,2 292,8 292,8 297 291,75 288 smaller the better
9 M.Res.1 Ton 495 480 482 488 488 495 486,25 480 Large is better
10 M.A.1 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 99% 0,98 smaller the better
11 M.A.2 % 100% 99% 97% 99% 99% 100% 99% 0,970211 smaller the better
12 M.F.1 KWH 795,24 683,96 832,92 757,56 757,56 832,92 767,42 683,96 Large is better
13 D.Rel.1 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 98% 95% Large is better
14 D.Rel.2 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 98% 95% Large is better
15 D.Res.1 Hari 14 14 14 14 14 7 12 14 smaller the better
16 D.F.1 Hari 7 7 7 7 7 5 6 7 smaller the better
17 R.Rel.1 Kg 356,4 384 308,8 351,9 351,9 384 350,275 308,8 smaller the better
18 R.Res.1 Satuan 3 2 1 1 1 3 1,75 1 smaller the better
19 R.A.1 Ton 356,4 384 308,8 351,9 351,9 384 350,275 308,8 smaller the better
20 R.F.1 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 98% 90% Large is better
67
Dalam pengisian tabel perfomansi KPI diatas nilai Performance didapatkan dari data ke empat atau dari data trakhir dari data historis yang dimiliki. Sementara untuk target realistis ditentukan dari perusahaan atau menggunakan nilai data terbaik dari keseluruhan historis yang ada. Pencapaian terburuk ditentukan dari data terburuk selama empat periode bulanan dilakukannya pengukuran . setelah diketahui nilai dari performance, target realistis, rata-rata dan pencapaian terburuk selanjutnya kita menghitung skoring OMAX.
Tujuan dilakukan perhitungan OMAX ialah untuk mengetahui nilai pencapaian yang telah dilakukan perusahaan dalam range 0-10.
Perhitungan scoring menggunaan cara interpolasi untuk mengisi nilai tiap level dari kolom objective matrix. Berikut merupakan contoh perhitungan objective matrix untuk KPI P.Rel.1 :
1. Level yang diketahui a. level 0 = 0,960 b. Level 3 = 0,9725 c. Level 10 = 0,99
2. Perhitungan level 1-2 menggunakan rumus Interpolasi 0 dan 3
𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 3−𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 0
3−0
=
0,9725−0,9603−0
=
0,1253
= 0,00417
a. Level 1 = 0,960 + 0,00147 = 0,96417 b. Level 2 = 0,96417 + 0,00147 = 0,96832
3. Perhitungan level 4-9 mengunakan rumus Interpolasi 3 dan 10
𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 10 − 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 3
10 − 3 =
0,99−
0,972510 − 3 = 0,0175
7 = 0,0025
a. Level 4 = 0,9725 + 0,0025 = 0,975 b. Level 5 = 0,975 + 0,0025 = 0,9775 c. Level 6 = 0,9775 + 0,0025 = 0,98 d. Level 7 = 0,98 + 0,0025 = 0,9825
e. Level 8 = 0,9825 + 0,0025 = 0,985 f. Level 9 = 0,985 + 0,0025 = 0,9875
Selanjutnya setelah dihitung nilai dari keseluruhan level dari setiap KPI, dilakukan perhtitungan OMAX dan Traffic light sytem. Berikut perhitungan OMAX dapat dilihat pada tabel betikut:
Tabel 4.15 OMAX dan Taffic Light System Pada Perspektif Plan
Kode KPI P.Rel.1 P.Res.1 P.F.1 P.A.1
terburuk 0 0,960 0,960 60,000 0,782
1 0,964 0,964 58,333 0,788
2 0,968 0,968 56,667 0,793
Nilai rata-rata 3 0,973 0,972 55,000 0,799
4 0,975 0,976 52,857 0,801
5 0,978 0,980 50,714 0,803
6 0,980 0,984 48,571 0,804
7 0,983 0,988 46,429 0,806
8 0,985 0,992 44,286 0,808
9 0,988 0,996 42,143 0,810
Target realistis 10 0,990 1,000 40,000 0,811
Pencapaian 0,976 0,976 60,000 0,782
SCOR 5 4 0 0
BOBOT 0,0530 0,0189 0,0129 0,0231
NILAI 0,2651 0,0756 0,0000 0,0000
TOTAL 0,3407
Dari tabel perhitungan OMAS dan TLS diatas untuk perspektif Plan terdapat 2 KPI yang masuk dalam indikator merah yakni P.F.1 dan P.A.1 dengan nilai pencapaian 60 dan 0,782. Dan untuk kpi P.Rel.1 dan P.Res.1 pada perfspektif Plan masuk pada indikator kuning dengan nilai pencapaian untuk masing-masing KPI adalah 0,976 dan 0.976. dari nilai scoring keduanya masuk pada level 5 dan level 4. Untuk perspektif Plan didapatkan total nilai 0,3407.
69
Tabel 4.16 OMAX dan Taffic Light System Pada Perspektif Source
Kode KPI S.Rel.1 S.Rel.2 S.F.1
Terburuk 0 0,923 0,000 0,000
1 0,942 1,000 0,017
2 0,962 2,000 0,033
Nilai rata-rata 3 0,981 3,000 0,050
4 0,984 3,429 0,057
5 0,986 3,857 0,064
6 0,989 4,286 0,071
7 0,992 4,714 0,079
8 0,995 5,143 0,086
9 0,997 5,571 0,093
Target realistis 10 1,000 6,000 0,100
Pencapaian 1,000 0,000 0,000
SCOR 10 0 0
BOBOT 0,0675 0,0135 0,0270
NILAI 0,6747 0,0000 0,0000
TOTAL 0,6747
Dari tabel perhitungan OMAS dan TLS diatas untuk perspektif Source terdapat 2 KPI yang masuk dalam indikator merah yakni S.Rel.2 dan S.F.1 dengan nilai pencapaian 0 untuk keduanya yang berada padal level 0.
Dan untuk kpi S.Rel.1 pada perfspektif Source masuk pada indikator hijau dengan nilai pencapaian untuk KPI adalah 1,00 pada level 10. Untuk perspektif Source didapatkan total nilai 0,6747.
Tabel 4.17 OMAX dan Taffic Light System Pada Perspektif Make
Kode KPI M.Rel.1 M.Res.1 M.A.1 M.A.2 M.F.1
terburuk 0 288,000 480,000 0,980 0,970 683,960
1 289,250 482,083 0,982 0,976 711,780
2 290,500 484,167 0,983 0,982 739,600
Nilai rata-rata 3 291,750 486,250 0,985 0,988 767,420
4 292,500 487,500 0,987 0,989 776,777
5 293,250 488,750 0,989 0,990 786,134
6 294,000 490,000 0,991 0,992 795,491
7 294,750 491,250 0,994 0,993 804,849
8 295,500 492,500 0,996 0,995 814,206
9 296,250 493,750 0,998 0,996 823,563
Target realistis 10 297,000 495,000 1,000 0,998 832,920 Pencapaian 292,800 488,000 1,000 0,992 757,560
SCOR 7 5 10 7 3
BOBOT 0,1541 0,0508 0,0473 0,0473 0,0946
NILAI 0,7703 0,5083 0,3310 0,1418 0,0000
TOTAL 1,7513
Dari tabel perhitungan OMAS dan TLS diatas untuk perspektif Make terdapat 1 KPI yang masuk dalam indikator merah yakni M.F.1 dengan nilai pencapaian 757,560 yang berada padal level 3. Tiga kpi M.Rel.1, M.Res.1 dan M.A.2 pada perfspektif Make masuk pada indikator kuning dengan nilai pencapaian untuk KPI untuk masing-masing indikator secara berurutan adalah 292,800, 488,00, dan 0,992. Yang mana dari ketiga indikator masuk pada level 7, 5, dan 7. Untuk perspektif Make didapatkan total nilai 1,7513.
71
Tabel 4.18 OMAX dan Taffic Light System Pada Perspektif Deliver
Kode KPI D.Rel.1 D.Rel.2 D.Res.1 D.F.1
terburuk 0 0,950 0,950 14,000 7,000
1 0,960 0,960 13,333 6,667
2 0,970 0,970 12,667 6,333
Nilai rata-rata 3 0,980 0,980 12,000 6,000
4 0,983 0,983 11,286 5,857
5 0,986 0,986 10,571 5,714
6 0,989 0,989 9,857 5,571
7 0,991 0,991 9,143 5,429
8 0,994 0,994 8,429 5,286
9 0,997 0,997 7,714 5,143
Target realistis 10 1,000 1,000 7,000 5,000
Pencapaian 1,000 1,000 14,000 7,000
SCOR 10 10 0 0
BOBOT 0,1040 0,0519 0,0679 0,0892
NILAI 1,0397 0,5191 0,0000 0,0000
TOTAL 1,5587
Dari tabel perhitungan OMAS dan TLS diatas untuk perspektif Deliver terdapat 2 KPI yang masuk dalam indikator merah yakni D.F.1 dan D.Res.1 dengan nilai pencapaian 14,000 dan 7,000.pada kedua indikator yang asuk kategori merah ini berada pada level 0. Sedangkan untuk kpi D.Rel.1 dan D.Rel.2 pada perfspektif Make masuk pada indikator Hijau dengan nilai pencapaian untuk masing-masing KPI adalah 1,000 dan 1,000.
dari nilai scoring keduanya masuk pada level 10. Untuk perspektif Make didapatkan total nilai 1,5587.
Tabel 4.19 OMAX dan Taffic Light System Pada Perspektif Return
Kode KPI R.Rel.1 R.Res.1 R.A.1 R.F.1 Terburuk 0 112,000 1,000 112,000 0,900
1 117,417 1,250 117,417 0,927
2 122,833 1,500 122,833 0,953
Nilai rata-rata 3 128,250 1,750 128,250 0,980
4 129,929 1,929 129,929 0,983
5 131,607 2,107 131,607 0,986
6 133,286 2,286 133,286 0,989
7 134,964 2,464 134,964 0,991
8 136,643 2,643 136,643 0,994
9 138,321 2,821 138,321 0,997
Target realistis 10 140,000 3,000 140,000 1,000
Pencapaian 216 1 216 1
SCOR 8 0 8 10
BOBOT 0,0073 0,0107 0,0202 0,0289 NILAI 0,0584 0,0000 0,1613 0,2888
TOTAL 0,5085
Dari tabel perhitungan OMAS dan TLS diatas untuk perspektif Return terdapat 1 KPI yang masuk dalam indikator merah yakni R.Res.1 dengan nilai pencapaian 1 yang berada pada level 0. Sedangkan untuk kpi R.Rel.1, R.A.1 dan R.F.1 pada perfspektif Return masuk pada indikator Hijau dengan nilai pencapaian untuk masing-masing KPI adalah 216, 216 dan 1. Dari ketiga indikator hijau tersebut terletak pada level 8, level 8 dan level 10. Untuk perspektif Return didapatkan total nilai 0,50.
73
4.3.2.3 Pelaporan dan hasil
Berdasarkan hasil pengukuran Omax dan Evaluasi TLS dari kinerja Green Supply Chain Management di PT.INDANA dari 20 KPI yang terverifikasi diperoleh 7 KPI berada pada warna hijau, 5 KPI berwarna kuning dan 8 KPI berwarna merah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.4 sebagai berikut.
Gambar 4.4 Hasil Evaluasi OMAX Mengunakan TLS
4.3.3 Check and Action
Pada tahapan ini dilakukan Evaluasi menenai KPI yang memiliki nilai dibawah rata-rata, yang memerlukan perbaikan segera. Selain dilakukan evaluasi dilakukan analisa mengenai factor-faktor yang dianggap memerlukan perbaikan.
4.3.3.1 Analisa dan Evaluasi
Pada tahapan analisa dan pembahasan dilakukan analisa menggunakan diagram sebab-akibat untuk melihat apa saja penyebab sehingga nilai pencapaian rencah atau di bawah rata-rata. Berikut evaluasi dari ke 8 indikator yang masuk dalam kategori merah :
a. Lama waktu yang di digunakan untuk mereschedule jadwal produksi jika terjadi perubahan order (P.F.1)
Gambar 4.5 Diagram Sebab-Akibat KPI P.F.1
Dari diagram sebab-akibat diatas diketahui bahwa lama waktu yang digunakan untuk merescedule jadwal dipengaruhi oleh beberapa hal seperti human error dari manusianya sehingga mengalami salah input ataupun salah proses. Karena terjadinya salah input atau salah proses membuat pekerjaan ditinjau kembali atau bahkan diulangi.
Mesin yang belum memadai, dalam hal ini mesin yang dimaksud yakni perangkat lunak yang digunakan belum terhubung secara langsung dan pengiriman file antar departement tidak otomatis. Karena perpindahan
75
file belum secara otomatis (terhubung) membuat penyerahan file ataupun berkas memerlukan waktu. Metode yang dipakai kurang sesuai yang mengakibatkan dalam perbaikan jadwalnya masih harus ditinjau lagi secara manual oleh tiap departement sebelum di sahkan.
b. Presentase cat ramah lingkungan (P.A.1)
Gambar 4.6 Diagram Sebab-Akibat KPI P.A.1
Dari diagram sebab akibat diatas dapat diketahui penyebab dari kurangnya presentase cat ramah lingkungan dipengaruhi oleh permintaan pasar yang masih memerlukan cat non ramah lingkungan.
Karena tingkat permintaan dari cat ramah lingkungan yang rendah serta biaya yang digunakan lebih tinggi membuat konsumen masih lebih memilih cat minyak dan belum beralih ke cat ramah lingkungan sehingga dari pihak perusahaan belum meningkatkan jumlah produksi cat ramah lingkungan.
c. Jumlah supplier yang memiliki ISO 14000 (S.Rel.2)
Gambar 4.7 Diagram Sebab-Akibat KPI S.Rel.2
Dari diagram sebab akibat diatas dapat diketahui penyebab belum adanya supplier yang memiliki ISO 14000 dikarenakan pengurusanya yang lama dan memiliki banyak kriteria dan penyesuaian yang diperlukan guna mendapatkan ISO 14000. Alasan lainnya adalah belum adanya peraturan yang menetapkan wajibnya mempunyai ISO 14000.
d. Presentase batasan perubahan bahanbaku (S.F.1)
Gambar 4.8 Diagram Sebab-Akibat KPI S.F.1
Dari diagram sebab akibat diatas dapat diketahui presentase batasan perubahan bahan baku yang diorder diperngaruhi beberapa aspek seperti adanya ketebatasan kendaraan pengangkut yang membuat
77
jumlah perubahan sudah ditentukan. Selain batasan kendaraan pihak supplier terkadang sudah memberikan ketentuan awal dalam batasan perubahan bahan baku yang diperbolehkan.
e. Total jumlah penggunaan listrik bulanan (M.F.1)
Gambar 4.9 Diagram Sebab-Akibat KPI M.F.1
Dari diagram sebab akibat diatas dapat diketahui beberapa penyebab penggunaan listrik bulanan. Pertama dari faktor manusia yang tidak mengontrol penggunaan listrik ataupun lupa untu mematikan penerangan saat tidak dibutuhkan. Kedua dari sisi mein yang diguanakan memerlukan daya tinggi sehingga konsumsi listrik yang tinggi. Dan yang terakhir dari lingkungan produksi yang membutuhkan pencahayaan lebih sehingga menambah jumlah penggunaan listrik.
f. Lama waktu pemesanan hingga barang sampai (D.Res.1)
Gambar 4.10 Diagram Sebab-Akibat KPI D.Res.1
Dari diagram sebab akibat diatas dapat diketahui penyebab lama waktu pemesanan hingga barang sampai dipengaruhi beberapa aspek.yang pertama dari aspek manusia yang kurang kontroling produk sehingga terjadi lambat pengiriman ataupun terjadi penundaan karna kesalahan.
Kedua dari aspek mesin yang dipakai terbatas yang mengakibatkan pesanan akan ditaruh dalam antrian untuk dilakukan sebelum dilakukan produksi. Ketiga dari aspek metode, banyaknya sop yang diperlukan terkadang bisa menghambat laju produksi serta vaktor lainnya banyaknya produksi yang dilakukan. Keempat faktor lingkungan, cuaca buruk bisa mempengaruhi perpindahan produk dan menghambat pergerakan dari bahan yang akan diproses.
79
g. waktu yang dibutuhkan dalam melakukan order tambahan (D.F.1)
Gambar 4.11 Diagram Sebab-Akibat KPI D.F.1
Dari diagram sebab akibat diatas dapat diketahui penyebab waktu yang dibutuhkan dalam melakukan order tabahan menjadi lambat. Yang pertama dari faktor manusia yang mengontrol kurang cekatan proses permintaaan tambahan karna banyaknya pesanan lainnya yang sebelumnya sudah diterima. Kedua faktor mesin, peralatan yang dipakai belum memadai seperti masih beberapa pengemasan dilakukan secara manual dan memerlukan waktu yang lebih lama dari mesin otomatis.
Ketiga faktor metode yang kurang efektif, karena penyampaian informasi masih belum sepenuhnya otomatis sehingga jika terjadi perubahan maka masih memerlukan waktu untuk pemprosesan ulang dari informasi baru.
h. Jumlah komplain yang diterima perusahaan mengenai produk (R.Res.1)
Gambar 4.12 Diagram Sebab-Akibat KPI R.Res.1
Dari diagram sebab akibat diatas dapat diketahui penyebab dari jumlah complain yang diterima perusahaan mengenai produk di akibatkan oleh beberapa hal yakni yang pertama faktor manusi, terjadinya human error selama proses produksi sehingga produksi yang dihasilkan kurang memuaskan ataupun berada dibawah standar yang ditetapkan. Kedua faktor mesin, kerusakan mesin dapat mengakibatkan kurang terjadinya gagal proses pada sebagian produksi dan bisa saja tidak terdeteksi sebelum dikirim ke pihak konsumen ataupun depo. Ketiga faktor metode, pada metode ini dimaksud ialah terjadinya kesalahan selama formulasi yang mengakibatkan produk memiliki masa pakai yang lebih singkat ataupun penurunan kualitas. Dan keempat faktor lingkungan, pada faktor lingkuangan dipengaruhi dua hal yakni penyimpanan dari produk baik sebelum pengiriman ataupun setelah berada di depo, dan faktor pengiriman yang kurang sesuaistandar atau terjadi masalah selama pengiriman dan mengakibatkan kecacatan mauppun pengurangan kondisi pakai.