• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

46

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Tinjauan perusahaan

PT Inti Daya Guna Aneka warna merupakan salah satu perusahaan yang memprodusksi cat, yang berlokasi di Malang. Berawal dari sebuah home insdustri yang memulai oprasinya pada tahun 1981 di sebuah kontrakan dikota Batu, Jawa Timur. Pada waktu itu produk yang dihasilkan adalah Thinner B dan Afduner. pada saat itu modal yang digunakan untuk membangun PT.INDANA merupakan modal pribadi keluarga bapak Djoyo Sugiharto. Dari usaha kecil itu, pada tahun 1983 pusat kegiatan INDANA dipindahkan ke jalan Letjen Sutoyo 130, Malang.

Dilokasi yang baru ini produk-produk yang dihasilkan mulai bertambah menjadi semen warna, kalkarium, plamir tembok, flinkote dan cat tembok.

Pada tahun 1990 lokasi perusahaan dipindahkan ke jalan laksda Adi Sucipto 456, Malang. Di tempat baru ini kapasitas produksi menjadi lebih besar lagi. Setelah pindah ke lokasi yang baru roda perusahaan dijalankan oleh bapak Djoyo Sugiharto dan ibu Maria Caecilia. Saat ini produk dari PT.INDANA sudah merambah hampir seluruh pulau jawa, sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bali, serta NTT dan NTB. VISI PERUSAHAAN yakni “Menjadikan PT INTI DAYA GUNA ANEKA WARNA sebagai pusat riset dan sentra pengembangan bisnis industri coating”. MISI PERUSAHAAN “Membangun industri coating sebanyak mungkin”.

(2)

47

4.1.1 Struktur organisasi perusahaan

Berikut struktur perusahaan PT Inti Daya Guna Aneka Warna :

Sumber PT.INDANA

Gambar 4.1 struktur Oganisasi PT.INDANA

Berdasarkan gambar 4.1 dapat diuraikan tugas dari bagian-bagian pada struktur organisasi di PT. INDANA. Berikut uraian singkatnya :

1. Direktur

a. Meminpin perusahaan

b. Mengambil keputusan dan tindakan dalam proses jalannya perusahaan 2. wakil direktur 1

membawahi beberapa devisi a. manager marketing

(3)

pada manager marketing meliputi Manager depo, Asisten manager tim Kreasi yang bertugas melakukan proses penjualan, promosi, atau pun kegiatan lainnya yang berhubungan dengan penjualan.

b. Manager depo (department office)

Bertugas untuk mengatur dan menjalankan kegiatan penjuaan dan lainnya di department office yang berada di beberapa kota.

c. Asissten marketing

Bertugas untuk merecanakan penjualan dan melakukan kegiatan penjualan untuk mendapatkan keuntungan.

d. Tim kreatif

Tim kreatif bertugas untuk melakukan berbagai promosi guna mengenalkan produk indana di pasaran.

3. wakil direktur 2

wakil direktur 2 disini berfungsi untuk mengatur dan memimpin kegitan kantor untuk menunjang produksi yang dilakukan perusahaan dan membawahi beberapa bagian sebagai berikut :

a. HRD & Legal staff

1) Melakukan penerimaan dan perekrutan tenaga kerja baru.

2) Melakukan pengawasan perkembangan kemampuan tenaga kerja.

3) Memberikan pelatihan terhadap tenaga kerja b. Penjualan

1) Melakukan pengawasan mengenai distribusi produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan.

2) Melayani pemesanan dari konsumen.

c. Ppic

1.) Melakukan perancangan produksi

2.) Melakukan perhitungan kebutuhan bahan baku 3.) Menetapkan jadwal produksi dan jumlah produksi

(4)

49

d. Auditor

Bertugas sebagai pembicara untuk menggambarkan keandalan dan keungulan perusahaan kepada investor dan management guna memeberikan gambaran yang benar mengenai perusahaan.

e. Kasir

Kasir disini bertugas sebagai perantara dalam penjualan kepada konsumen.

f. Perpajakan

Bertugas untuk mengurusi perpajakan dan perijinan yang diperlukan oleh perusahaan.

4. Manager Produksi

memiliki tugas untuk mengatur dan menjalankan proses produksi di perusahaan. Manager produksi membawahi :

a. kepala produksi

kepala produksi bertugas untuk mengontrol dan meninjau langsung mengenai produksi yang dilakukan.

b. R&D

Bertugas untuk melakukan riset dan pengembangan dari produk c. Quality control

Melakukan pengawasan yang berkaitan dengan kualitas dari produk yang telah diproduksi akan kesesuaian dengan standart perusahaan yang sudah di tetapkan.

d. Gudang baku

1) Mencatat bahan baku yang dipakai dalam produksi

2) Meyiapakan bahan yang diperlukan dalam proses produksi e. Gudang jadi

1) Mendata produk dari bagian produksi

(5)

2) Melakukan pendataan pada produk yang akan dikirim dan menjaga produk selama dalam penyimpanan.

f. Security

Bertugas untuk melakukan pengamanan di area perusahaan g. Cleaning service

Memiliki menjaga kebersihan dari perusahaan dalam hal ini bagian kantor.

4.1.2 Tenaga Kerja PT INDANA

Tenaga kerja pada PT INDANA berjumlah sekitar 150 orang. Untuk jam kerja pada PT INDANA sebagai berikut :

jumlah jam kerja : 8 jam/hari hari senin-jumat : 07.30-16.30

4.2.3 Alur Supply Chain di PT. INDANA

Jalur Supply chain di PT INDANA dari supplier (hulu) hingga konsumen (hilir). Berikut alur supply chain di PT. INDANA :

Gambar 4.2 Alur suplly chain yang ada di PT. INDANA

Jalur supply chain yang dilakukan oleh PT. INDANA dari supplier hingga ke Depo di jelaskan sebagai berikut :

1. department marketing memberikan data permintaan kepada department PPIC

2. setelah itu department PPIC mengeluarkan surat permintaan bahan baku atau material yang diperlukan kepada gudang bahan baku untuk di persiapankan.

(6)

51

3. Selanjutnya department gudang bahan baku akan mengurus bahan bahan baku yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan yang diminta department PPIC.

4. Bahan baku yang telah disiapkan departemen gudang bahan baku kemudian dikirim kepada department ptoduksi untuk dilakukan proses pembuatan.

5. Sebelum melakukan proses produksi department produksi akan menerima surat perintah produksi dari department PPIC. Setelah menerima surat perintah dari PPIC baru proses produksi bisa dilakukan.

6. Setelah produk jadi dan dikemas rapi, produk yang akan dikirim ke gudang bahan jadi untuk disimpan sementara sebelum dikirim ke depo ataupun konsumen.

7. Selanjutnya gudang bahan jadi akan menerima surat dari department penjualan untuk mengirimkan produk kepada depo.

4.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memenuhi kebutuhan data dalam melakukan penelitian. Data tersebut berupa : data KPI, jumlah karyawan, supplier, data prduksi. Berikut data-data beserta penjelasan singkat dalam penelitian ini.

4.2.1 Data Produksi

Data poduksi merupakan data mengenai jumlah produksi yang dilakukan oleh PT. INDANA mencakup jumlah target produksi dalam bulan dan data actual produksi yang dilakukan setiap bulannya. Berikut tabel data produksi PT. INDANA :

Tabel 4.1 Data Prooduksi Cat PT. INDANA dalam Ton

Bulan Target Actual

November 500 495

Desember 500 480

Januari 500 482

Februari 500 488

(7)

4.2.2 Data Pengiriman Produk ke depo

Data pengiriman produk merupakan data pengiriman yang dilakukan oleh perusahaan kepada depo yang terdapat diberbagai daerah di Indonesia.

Berikut sajian data pengirimannya pada tabel 4.2 berikut

Tabel 4.2 Jumlah Pengiriman ke Depo yang Tepat Jumlah dan Tepat Waktu

Bulan Frekuensi pengiriman Pengiriman tepat waktu dan jumlah

November 40 40

Desember 38 38

Januari 39 39

Februari 39 39

4.2.3 Data Jumlah Limbah

Data jumlah limbah merupakan jumlah limbah yang dihasilkan setiap bulannya akibat dari produksi.

Tabel 4.3 Jumlah Limbah Padat

Limbah padat (Kg)

Bulan Jumlah (Kg) Terolah (Kg)

November 1171,75 1171,75

Desember 1728,29 1728,29

Januari 1312,27 1312,27

Februari 1522 1522

(8)

53

Tabel 4.4 Jumlah Limbah Cair

Limbah cair

Bulan Jumlah (m3) Recyle (m3)

November 24,6 24,55

Desember 31,12 30,8

Januari 28,87 28,01

Februari 30,44 30,2

4.2.4 Data Complain

Data complain merupakan data jumlah comlplain yang diterima oleh PT. INDANA dalam setiap bulannya. Data ini nantinya akan mewakili indicator. Berikut jumlah komlain dalam bulannya :

Tabel 4.5 Jumlah Kompain Perusahaan

Bulan Jumlah complain

November 3

Desember 2

Januari 1

Februari 1

4.2.5 Data Return

Data pengiriman pesanan merupakan data mengenai pengiriman yang dilakukan oleh perusahaan. Pada data pengiriman ini akan menampilkam jumlah pengiriman pada setiap bulannya dan jumlah pengembalian atau return barang. Berikut tabel pengiriman pesanan :

(9)

Tabel 4.6 Jumlah Return

Bulan Return (Kg)

November 356,4

Desember 384

Januari 308,8

Februari 315,9

4.2.6 Data Penggunaan Energi

Data penggunaan energy merupakan data jumlah penggunaan listrik tiap bulannya dan pengunaan bahan bakar BBM untuk pemindahan bahan baku dalam perusahaan dan bahan bakar genset.

Tabel 4.7 Jumlah Penggunaan Listrik

Bulan Jumlah (kwh)

November 795,24

Desember 683,96

Januari 832,92

Februari 757,56

Data-data diatas merupakan data yang dipakai dalam penelitian ini untuk lebih lengkapnya bisa dilihat pada Lampiran A.

4.3 Pengolahan Data

Pada sub bab pengolahan data ini akan menjelaskan langkah-langkah dalam pengerjan skripsi. Penentuan langkah-langkah ini telah disesuaikan dengan flowchart penelitian di bab 3 serta tujuan pada bab 1. Adapun dalam pengolahan data dalam penelitian ini sebagai berikut :

(10)

55

4.3.1 Tahap Plan

Pada tahapan plan terdapat satu kegiatan utama yakni mengidentifikasi kriteria kinerja green supply chain management.

4.3.1.1 Identifikasi dan Pembentukan Matriks Pada Tiap Level GSCM Pengukuran Kinerja Green supply chain management pada penelitian ini digambarkan dalam mode hierarki yang hamper menyerupai piramida.

Semakin besar level hierarkinya akan semakin detail yang diamati. Dalam pengukuran kinerja Green supply chain management ini di fokuskan pada 5 proses utama Green SCOR yaitu plan, source, make, deliver dan return yang kemudian akan dijabarkan dalam 5 kemampuan dasar yaitu : reliability, responsiveness, fleksibility, asset dan cost. Namun pada penelitian ini tidak sampai pada perhitungan cost (biaya). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.3 Hierahki Pengukuran Kinerja Green Supply Chain Management

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab 1 bahwasannya penelitian ini tidak menghitung cost yang ditimbulkan dari kegiatan supply chain. Dari hasil

(11)

penyusunan hierarki yang telah dilakukan selanjutnya dibuat KPI (key performance Indicator). Setelah melakukan peninjauan dan wawancara kepada beberapa devisi seperti ppic, QC, produksi dan gudang dapat ditentukan beberapa indicator yang dapat dilihat pada tabel 4.9.

(12)

57

Tabel 4.9 KPI Berdasarkan Kerangka Model Green SCOR

No Prespektif Atribut Keterangan Kode

KPI KPI

1. PLAN

Reliability Menurunkan ketidak tepatan jumlah

produksi P.Rel.1 Presentase ketepatan jumlah produksi dengan perencanaan

Responsiveness Meningkatkan respon pasar P.Res.1 Prosentase tingkat penjualan Flexibility Meningkatkan flexibilitas perusahaan

terhadap reschedule produksi P.F.1

Lama waktu yang di digunakan untuk mereschedule jadwal produksi jika terjadi perubahan order

Asset menurunkan penggunaan material

berbahaya P.A.1 presentase material yang berbahaya bagi

lingkungan pada cat

2. SOURCE

Reliability

Peningkatan presentase matrial yang

sesuai standar. S.Rel.1 Presentase material yang datang yang memenuhi Standart

Kepemilikan sertifikat ISO 14000 dari

supplier S.Rel.2 jumlah supplier yang memiliki ISO 14000

Responsiveness Lama pengiriman S.Res.1 Rata-rata waktu pengiriman Flexibility Meningkatkan flexibilitas supplier

dalam menanggapi perubahan order S.F.1 Jumlah batasan perubahan bahan baku dalam order yang diperbolehkan supplier

Asset Menurunkan jumlah material berbahaya

dalam persediaan S.A.1 Presentase material berbahaya pada persediaan

3. MAKE

Reliability Menurunkan total penggunaan air M.Rel.1 jumlah air yang digunakan dalam produksi

Responsiveness Meningkatkan efisiensi waktu mesin pada saat proses produksi

M.Res.1 Jumlah produksi bulanan

M.Res.2 Rata-rata waktu yang dibutuhkan dalam setiap produksi

Asset M.A.1 Presentase limbah padat yang dapat diolah

(13)

Menaikkan kuantitas pengolahan limbah

Produksi M.A.2 Presentase limbah cair yang diolah

Flexibility Mengurangi jumlah penggunaan listrik M.F.1 Total jumlah penggunaan listrik bulanan

4. DELIVER

Reliability Meningkatkan kemampuan pengiriman yang tepat jumlah dan waktu

D.Rel.1 Presentase order (ke distributor ) terkirim tepat jumlah

D.Rel.2 Presentase order (ke distributor ) terkirim tepat waktu

Responsiveness

Mengoptimalkan waktu produk

diproduksi hingga produk di terima oleh distributor

D.Res.1 Lama waktu pemesanan hingga barang sampai

Flexibility minimalisasi waktu pengiriman barna

tambahan D.F.1 waktu yang dibutuhkan dalam melakukan

order tambahan Asset menurunkan jumlah penggunaan bahan

bakar selama pengiriman D.A.1 jumlah bahan bakar untuk deliver

5. Return

Reliability

Menurunkan jumlah unit yang dikembalikan karena lama tersimpan ataupun cacat.

R.Rel.1 Jumlah pengembalian

Responsiveness Minimalisasi komplain pada pihak

perusahaan mengenai produk R.Res.1 Jumlah komplain yang diterima perusahaan mengenai produk

Asset Presentase pengolahan kembali produk

return R.A.1 Jumlah return yang dapat diolah kembali

Flexibility meningkatkan jumlah barang yang dapat

didaur ulang dari return R.F.1 Presentase return yang dapat didaur ulang

(14)

59

4.3.2 DO (Pengerjaan)

Pada tahapan DO ini melakukan pengumpulan data dan analisa yang dibutuhkan untuk mengukur indikator green supply yang sudah ditentukan sebelumnya. Ditahapan Do ini peneliti melakukan Verifikasi dari KPI yang sebelumnya sudah ditentukan. Serta melakukan perhitungan dan Analisa, dan juga pelaporan hasil dari perhitungan Green supply chain management.

4.3.2.1 Verifikasi KPI

Proses verifikasi didasarkan pada penentuan KPI pada tahap sebelumnya dari hasil KPI tesebut selanjutnya dilakukan verifikasi dengan cara mengajukan indikator-indikator yang sudah di tentukan ke pihak perusahaan.

Selanjutnya proses verifikasi dilakukan oleh pihak perusahaan. Dari 24 KPI yang diajukan diperoleh 20 KPI yang terverifikasi dan sesuai dengan kondisi dilapangan hasil verifikasi dapat dilihat pada lampiran B. Selanjutnya dari 20 KPI yang sudah terverifikasi dilakukan proses penentuan tipe KPI dan pembobotan. Verifikasi yang dilakukan dapat dilihat pada lampiran B.

a. Penentuan Tipe KPI

Seperti yang sudah dijelaskan dalam bab 2 terdapat 3 Tipe KPI yaitu Large the better, Smaller the better, Nominal is better. Pada tipe Large the better semakin besar nilai nya maka kinerjanya semakin baik. Sedangkan tipe smaller the better semakin kecil nilainya maka kinerja nya semakin baik, sedangkan nominal is better biasanya di tetapkan suatu nilai nominal tertentu semakin mendekati nilai kualitas tersebut maka kinerjanya semakin baik. Pada penelitian ini KPI ditetapkan pada target realistis di setiap KPI nya. Jika target realistis pada KPI tersebut bernilai tinggi maka tipe KPI tersebut large the better, hasil pemetaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

(15)

Tabel 4.10 Rumus Perhitungan dari KPI yang Ditetapkan

NO KPI Tipe KPI Rumus Satuan

1.

Presentase ketepatan jumlah produksi dengan perencanaan

nominal

is better %

2. Presentase tingkat penjualan

large the

better %

3.

Lama waktu yang di digunakan untuk mereschedule jadwal produksi jika terjadi perubahan order

smaller

the better Lama waktu yang dibutuhkan Menit

4.

presentase material yang berbahaya bagi lingkungan pada cat

smaller

the better %

5.

Presentase material yang datang yang memenuhi Standart

large the

better %

6. jumlah supplier yang memiliki ISO 14000

large is

better Jumlah supplier yang sesuai -

7. Presentase batasan perubahan bahan baku

large the better

Nilai batasan maksimal perubahan yang

diperbolehkan supplier Kg

8.

jumlah air yang digunakan dalam produksi

Large

the better Jumlah air yang dipakai m3

9. Jumlah produksi bulanan

nominal

is better Total jumlah produksi Ton

10. Presentase limbah padat yang diolah

smaller

the better %

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛𝑥 100%

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛𝑥 100%

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑖

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑥 100%

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑑𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑜𝑙𝑎ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑥 100%

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑐𝑎𝑡

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑥 100%

(16)

61

11. Presentase limbah cair yang diolah

smaller

the better %

12. Total jumlah penggunaan listrik bulanan

smaller

the better Total jumlah pemakaian listrik perbulannya Kwh

13.

Presentase order (ke distributor ) terkirim tepat jumlah

Large is

better %

14.

Presentase order (ke distributor ) terkirim tepat waktu

Large is

better %

15. Lama waktu pemesanan hingga barang sampai

smaller

the better Rentang hari pesan sampai barang tiba Hari 16. waktu yang dibutuhkan

dalam melakukan order tambahan

smaller the better

Jumlah waktu untuk barang pesanan tambahan

sampai setelah dipesan. Hari 17. Jumlah pengembalian smaller

the better Jumlah pengembalian perbulannya Kg

18.

Jumlah komplain yang diterima perusahaan mengenai produk

smaller

the better Total complain yang ada -

19. Jumlah return yang dapat diolah kembali

smaller

the better Total barang yang dapat diolah kembali Ton 20. Presentase return yang

dapat didaur ulang

Large is

better %

b. Pembobotan KPI

Pembobotan pada KPI dilakukan untuk menentukan tingkat kepentingan dari KPI. Model pembobotan yakni menggunakan analitycal hierarchi process (AHP) yang proses pengolahanya menggunakan software expert choice. Pembobotan ini dilakukan pada 3 level yaitu level

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑖𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑜𝑙𝑎ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑥 100%

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑥 100%

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑥 100%

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑢𝑟 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑥 100%

(17)

1 terdapat 5 proses inti green supply chain yang terdiri dari, plan, source, make , deliver , dan return. pada level 2 terdapat 4 aspek kemampuan dasar yaitu reliability, responsiveness, flexibility dan assets yang sesuai dengan kondisi perusahaan dimana pada level 3 terdiri dari 20 indikator.

Pada proses pembobotan data dikumpulkan dalam bentuk kuisioner, untuk kuisioner bisa dilihat pada lampiran C. Kuisioner disebarkan pada pihak yang dianggap berkompeten terhadap perusahaan dan memahami kondisi real perusahaan yaitu : kepala produksi sebagai penilai bobot perbandingan pada perpsektif level 1, beserta atribut Plan dan make, QC menilai bobot perbandingan atribut return, dan kepala gudang menilai bobot perbadingan atribut source dan deliver. Setelah itu hasil dari kuisioner tersebut diolah menggunakan software expert choice untuk mengetahui bobot kepentingan green supply chain secara menyeluruh tiap indikator. Hasil pembobotan indikator dapat dilihat pada tabel 4.11 – 4.12.

Tabel 4.11 Hasil pembobotan level 1

Kode Keterangan Bobot

P Plan 0,108

S Source 0,108

M Make 0,394

D Deliver 0,313

R Return 0,067

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui hasil dari pembobotan dari Pada pembobotan diatas memiliki nilai consistensi ratio sebesar 0,01.

Karena nilai consistensi rasio ≤0,1 maka data dianggap konsisten.

Sedangkan untuk tiap nilai bobot dari tiap perspektif : Plan sebesar 0,108, Source memiliki bobot 0,108, Make bobotnya 0,394, deliver bobotnya 0,313, dan Return memiliki bobot 0,067.

(18)

63

Tabel 4.12 Hasil pembobotan level 2

No Consistensi

Ratio Kode Level

diatasnya Bobot awal Bobot

1. 0,02

P.Rel.1 Reliability 0,491 0,053028 P.Res.1 Responsiveness 0,175 0,0189

P.F.1 Flexibility 0,119 0,012852

P.A.1 Assets 0,214 0,023112

2. 0,00

S.Rel.1 Reliability 0,833 0,067473 S.Rel.2 Responsiveness 0,167 0,013527

S.F.1 Flexibility 0,25 0,027

3. 0,03

M.Rel.1 Reliability 0,391 0,154054 M.Res.1 Responsiveness 0,129 0,050826

M.A.1 Assets 0,5 0,04728

M.A.2 Assets 0,5 0,04728

M.F.1 Flexibility 0,24 0,09456

4. 0,06

D.Rel.1 Reliability 0,667 0,103968 D.Rel.2 Reliability 0,333 0,051906 D.Res.1 Responsiveness 0,217 0,067921 D.F.1 Flexibility 0,285 0,089205

5. 0,01

R.Rel.1 Reliability 0,109 0,007303 R.Res.1 Responsiveness 0,159 0,010653 R.A.1 Flexibility 0,301 0,020167

R.F.1 Assets 0,431 0,028877

4.3.2.2. Perhitungan dan Analisa

Pada tahap perhitungan dan analisa dilakukan beberapa kegiatan utama yakni Perhitungan dan analasisa. Pada perhitungan dilakukan scoring OMAX yang mana sebelum melakukan scoring OMAX dilakukan penentuan dari spesifikasi KPI. sedangkan pada Analisa dilakukan analisa hasil perhitungan OMAX menggunakan Traffic light sytem .

a. Perhitungan Kinerja Green Supply chain Management

1.) Penentuan spesifikasi pada key performa Indikator (KPI)

Penentuan spesifikasi dari KPI dilakukan untuk mempermudah proses pengukuran kinerja.pada penentuan

(19)

spesifikasi dari KPI ini dilakukan satu persatu untuk setiap KPI.

Berikut merupakan spesifikasi dari KPI : 1. Nama KPI.

2. Kode KPI 3. Tipe KPI

4. Satuan pengukuran 5. Periode pengukuran 6. Deskripsi KPI

7. Formula atau cara mengukur

Untuk lebih jelas contoh key performance indikator beseta spesifikasi nya dapat dilihat pada tabel 4. 13.

Tabel 4.13 Contoh Tabel Key Performance Indikator Beserta Spesifikasinya

Nama KPI Presentase ketepatan jumlah produksi dengan perencanaan

Kode KPI P.Rel.1

Tipe KPI Nominal is better

Satuan Persentase (%)

Deskripsi Presentase dari ketepata jumlah produksi dengan rencana yang sudah ditetapkan Periode pengukuran Bulanan

Formula atau cara Mengukur

Dari abel diatas dapat dilihat spesifikasi dari sebuah key performance indikator yang telah ditetapkan. Mulai dari nama KPI, kode KPI, hingga rumus perhitungan KPI. Untuk lebih lengkapnya dari keseluruhan key performance indikator dapat dilihat pada lampiran D.

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛𝑥 100%

(20)

65

2.) Scoring OMAX

Scoring Sytem berfungsi untuk menyamakan skala masing-masing KPI, sehingga perusahaan mampu mengatur dan menentukan tingkat pencapaian dari masing-masing KPI dengan menggunakan nilai range antara 0-10. Dengan pencapaian masing-masing KPI pada range 10 yaitu menunjukan sasaran nilai kinerja yang dicapai dan range 3 untuk rata-rata dan range 0 untuk nilai terendah.

Pada model objective matrix (OMAX) harus menentukan performance , target realistis, rata-rata dan pencapaian terburuk pada objective matrix (OMAX). Untuk performance adalah data dari periode akhir atau pada periode ke-4 untuk target realistis adalah nilai pencapaian yang ingin dicapai perusahaan atau data terbaik dari 4 periode tersebut. Untuk rata-rata adalah data rata-rata dari 4 periode tersebut dan untuk pencapaian terburuk adalah nilai terburuk dari 4 periode data tersebut.Untuk lebih jelas berikut merupakan tabel untuk menentukan performance, target realistis, rata-rata dari 4 data historis, pencapaian terburuk dan penentuan skala dari yang tertinggi sampai yang terendah yang dapat dilihat pada tabel 4.14.

(21)

Tabel 4.14 Tabel Performasi Key Performance Indicator (KPI)

No Kode KPI

Satuan Periode Performance Target

Realistis

Rata-rata Pencapaian terburuk

Tipe KPI

1 2 3 4

1 P.Rel.1 % 99% 96% 96% 98% 98% 99% 97% 96% large is better

2 P.Res.1 % 99% 96% 96% 98% 98% 100% 97% 96% large is better

3 P.F.1 Jam 60 60 60 60 60 40 55 60 smaller the better

4 P.A.1 % 78% 81% 79% 81% 81% 81% 80% 78% smaller the better

5 S.Rel.1 % 100% 100% 95% 100% 100% 100% 99% 95% large is better

6 S.Rel.2 satuan 0 0 0 0 0 6 3 0 nominal is better

7 S.F.1 Ton 0 0 0 0 0 0,1 0,05 0 large the better

8 M.Rel.1 Ton 297 288 289,2 292,8 292,8 297 291,75 288 smaller the better

9 M.Res.1 Ton 495 480 482 488 488 495 486,25 480 Large is better

10 M.A.1 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 99% 0,98 smaller the better

11 M.A.2 % 100% 99% 97% 99% 99% 100% 99% 0,970211 smaller the better

12 M.F.1 KWH 795,24 683,96 832,92 757,56 757,56 832,92 767,42 683,96 Large is better

13 D.Rel.1 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 98% 95% Large is better

14 D.Rel.2 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 98% 95% Large is better

15 D.Res.1 Hari 14 14 14 14 14 7 12 14 smaller the better

16 D.F.1 Hari 7 7 7 7 7 5 6 7 smaller the better

17 R.Rel.1 Kg 356,4 384 308,8 351,9 351,9 384 350,275 308,8 smaller the better

18 R.Res.1 Satuan 3 2 1 1 1 3 1,75 1 smaller the better

19 R.A.1 Ton 356,4 384 308,8 351,9 351,9 384 350,275 308,8 smaller the better

20 R.F.1 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 98% 90% Large is better

(22)

67

Dalam pengisian tabel perfomansi KPI diatas nilai Performance didapatkan dari data ke empat atau dari data trakhir dari data historis yang dimiliki. Sementara untuk target realistis ditentukan dari perusahaan atau menggunakan nilai data terbaik dari keseluruhan historis yang ada. Pencapaian terburuk ditentukan dari data terburuk selama empat periode bulanan dilakukannya pengukuran . setelah diketahui nilai dari performance, target realistis, rata-rata dan pencapaian terburuk selanjutnya kita menghitung skoring OMAX.

Tujuan dilakukan perhitungan OMAX ialah untuk mengetahui nilai pencapaian yang telah dilakukan perusahaan dalam range 0-10.

Perhitungan scoring menggunaan cara interpolasi untuk mengisi nilai tiap level dari kolom objective matrix. Berikut merupakan contoh perhitungan objective matrix untuk KPI P.Rel.1 :

1. Level yang diketahui a. level 0 = 0,960 b. Level 3 = 0,9725 c. Level 10 = 0,99

2. Perhitungan level 1-2 menggunakan rumus Interpolasi 0 dan 3

𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 3−𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 0

3−0

=

0,97250,960

3−0

=

0,125

3

= 0,00417

a. Level 1 = 0,960 + 0,00147 = 0,96417 b. Level 2 = 0,96417 + 0,00147 = 0,96832

3. Perhitungan level 4-9 mengunakan rumus Interpolasi 3 dan 10

𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 10 − 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 3

10 − 3 =

0,99

0,9725

10 − 3 = 0,0175

7 = 0,0025

a. Level 4 = 0,9725 + 0,0025 = 0,975 b. Level 5 = 0,975 + 0,0025 = 0,9775 c. Level 6 = 0,9775 + 0,0025 = 0,98 d. Level 7 = 0,98 + 0,0025 = 0,9825

(23)

e. Level 8 = 0,9825 + 0,0025 = 0,985 f. Level 9 = 0,985 + 0,0025 = 0,9875

Selanjutnya setelah dihitung nilai dari keseluruhan level dari setiap KPI, dilakukan perhtitungan OMAX dan Traffic light sytem. Berikut perhitungan OMAX dapat dilihat pada tabel betikut:

Tabel 4.15 OMAX dan Taffic Light System Pada Perspektif Plan

Kode KPI P.Rel.1 P.Res.1 P.F.1 P.A.1

terburuk 0 0,960 0,960 60,000 0,782

1 0,964 0,964 58,333 0,788

2 0,968 0,968 56,667 0,793

Nilai rata-rata 3 0,973 0,972 55,000 0,799

4 0,975 0,976 52,857 0,801

5 0,978 0,980 50,714 0,803

6 0,980 0,984 48,571 0,804

7 0,983 0,988 46,429 0,806

8 0,985 0,992 44,286 0,808

9 0,988 0,996 42,143 0,810

Target realistis 10 0,990 1,000 40,000 0,811

Pencapaian 0,976 0,976 60,000 0,782

SCOR 5 4 0 0

BOBOT 0,0530 0,0189 0,0129 0,0231

NILAI 0,2651 0,0756 0,0000 0,0000

TOTAL 0,3407

Dari tabel perhitungan OMAS dan TLS diatas untuk perspektif Plan terdapat 2 KPI yang masuk dalam indikator merah yakni P.F.1 dan P.A.1 dengan nilai pencapaian 60 dan 0,782. Dan untuk kpi P.Rel.1 dan P.Res.1 pada perfspektif Plan masuk pada indikator kuning dengan nilai pencapaian untuk masing-masing KPI adalah 0,976 dan 0.976. dari nilai scoring keduanya masuk pada level 5 dan level 4. Untuk perspektif Plan didapatkan total nilai 0,3407.

(24)

69

Tabel 4.16 OMAX dan Taffic Light System Pada Perspektif Source

Kode KPI S.Rel.1 S.Rel.2 S.F.1

Terburuk 0 0,923 0,000 0,000

1 0,942 1,000 0,017

2 0,962 2,000 0,033

Nilai rata-rata 3 0,981 3,000 0,050

4 0,984 3,429 0,057

5 0,986 3,857 0,064

6 0,989 4,286 0,071

7 0,992 4,714 0,079

8 0,995 5,143 0,086

9 0,997 5,571 0,093

Target realistis 10 1,000 6,000 0,100

Pencapaian 1,000 0,000 0,000

SCOR 10 0 0

BOBOT 0,0675 0,0135 0,0270

NILAI 0,6747 0,0000 0,0000

TOTAL 0,6747

Dari tabel perhitungan OMAS dan TLS diatas untuk perspektif Source terdapat 2 KPI yang masuk dalam indikator merah yakni S.Rel.2 dan S.F.1 dengan nilai pencapaian 0 untuk keduanya yang berada padal level 0.

Dan untuk kpi S.Rel.1 pada perfspektif Source masuk pada indikator hijau dengan nilai pencapaian untuk KPI adalah 1,00 pada level 10. Untuk perspektif Source didapatkan total nilai 0,6747.

(25)

Tabel 4.17 OMAX dan Taffic Light System Pada Perspektif Make

Kode KPI M.Rel.1 M.Res.1 M.A.1 M.A.2 M.F.1

terburuk 0 288,000 480,000 0,980 0,970 683,960

1 289,250 482,083 0,982 0,976 711,780

2 290,500 484,167 0,983 0,982 739,600

Nilai rata-rata 3 291,750 486,250 0,985 0,988 767,420

4 292,500 487,500 0,987 0,989 776,777

5 293,250 488,750 0,989 0,990 786,134

6 294,000 490,000 0,991 0,992 795,491

7 294,750 491,250 0,994 0,993 804,849

8 295,500 492,500 0,996 0,995 814,206

9 296,250 493,750 0,998 0,996 823,563

Target realistis 10 297,000 495,000 1,000 0,998 832,920 Pencapaian 292,800 488,000 1,000 0,992 757,560

SCOR 7 5 10 7 3

BOBOT 0,1541 0,0508 0,0473 0,0473 0,0946

NILAI 0,7703 0,5083 0,3310 0,1418 0,0000

TOTAL 1,7513

Dari tabel perhitungan OMAS dan TLS diatas untuk perspektif Make terdapat 1 KPI yang masuk dalam indikator merah yakni M.F.1 dengan nilai pencapaian 757,560 yang berada padal level 3. Tiga kpi M.Rel.1, M.Res.1 dan M.A.2 pada perfspektif Make masuk pada indikator kuning dengan nilai pencapaian untuk KPI untuk masing-masing indikator secara berurutan adalah 292,800, 488,00, dan 0,992. Yang mana dari ketiga indikator masuk pada level 7, 5, dan 7. Untuk perspektif Make didapatkan total nilai 1,7513.

(26)

71

Tabel 4.18 OMAX dan Taffic Light System Pada Perspektif Deliver

Kode KPI D.Rel.1 D.Rel.2 D.Res.1 D.F.1

terburuk 0 0,950 0,950 14,000 7,000

1 0,960 0,960 13,333 6,667

2 0,970 0,970 12,667 6,333

Nilai rata-rata 3 0,980 0,980 12,000 6,000

4 0,983 0,983 11,286 5,857

5 0,986 0,986 10,571 5,714

6 0,989 0,989 9,857 5,571

7 0,991 0,991 9,143 5,429

8 0,994 0,994 8,429 5,286

9 0,997 0,997 7,714 5,143

Target realistis 10 1,000 1,000 7,000 5,000

Pencapaian 1,000 1,000 14,000 7,000

SCOR 10 10 0 0

BOBOT 0,1040 0,0519 0,0679 0,0892

NILAI 1,0397 0,5191 0,0000 0,0000

TOTAL 1,5587

Dari tabel perhitungan OMAS dan TLS diatas untuk perspektif Deliver terdapat 2 KPI yang masuk dalam indikator merah yakni D.F.1 dan D.Res.1 dengan nilai pencapaian 14,000 dan 7,000.pada kedua indikator yang asuk kategori merah ini berada pada level 0. Sedangkan untuk kpi D.Rel.1 dan D.Rel.2 pada perfspektif Make masuk pada indikator Hijau dengan nilai pencapaian untuk masing-masing KPI adalah 1,000 dan 1,000.

dari nilai scoring keduanya masuk pada level 10. Untuk perspektif Make didapatkan total nilai 1,5587.

(27)

Tabel 4.19 OMAX dan Taffic Light System Pada Perspektif Return

Kode KPI R.Rel.1 R.Res.1 R.A.1 R.F.1 Terburuk 0 112,000 1,000 112,000 0,900

1 117,417 1,250 117,417 0,927

2 122,833 1,500 122,833 0,953

Nilai rata-rata 3 128,250 1,750 128,250 0,980

4 129,929 1,929 129,929 0,983

5 131,607 2,107 131,607 0,986

6 133,286 2,286 133,286 0,989

7 134,964 2,464 134,964 0,991

8 136,643 2,643 136,643 0,994

9 138,321 2,821 138,321 0,997

Target realistis 10 140,000 3,000 140,000 1,000

Pencapaian 216 1 216 1

SCOR 8 0 8 10

BOBOT 0,0073 0,0107 0,0202 0,0289 NILAI 0,0584 0,0000 0,1613 0,2888

TOTAL 0,5085

Dari tabel perhitungan OMAS dan TLS diatas untuk perspektif Return terdapat 1 KPI yang masuk dalam indikator merah yakni R.Res.1 dengan nilai pencapaian 1 yang berada pada level 0. Sedangkan untuk kpi R.Rel.1, R.A.1 dan R.F.1 pada perfspektif Return masuk pada indikator Hijau dengan nilai pencapaian untuk masing-masing KPI adalah 216, 216 dan 1. Dari ketiga indikator hijau tersebut terletak pada level 8, level 8 dan level 10. Untuk perspektif Return didapatkan total nilai 0,50.

(28)

73

4.3.2.3 Pelaporan dan hasil

Berdasarkan hasil pengukuran Omax dan Evaluasi TLS dari kinerja Green Supply Chain Management di PT.INDANA dari 20 KPI yang terverifikasi diperoleh 7 KPI berada pada warna hijau, 5 KPI berwarna kuning dan 8 KPI berwarna merah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.4 sebagai berikut.

Gambar 4.4 Hasil Evaluasi OMAX Mengunakan TLS

(29)

4.3.3 Check and Action

Pada tahapan ini dilakukan Evaluasi menenai KPI yang memiliki nilai dibawah rata-rata, yang memerlukan perbaikan segera. Selain dilakukan evaluasi dilakukan analisa mengenai factor-faktor yang dianggap memerlukan perbaikan.

4.3.3.1 Analisa dan Evaluasi

Pada tahapan analisa dan pembahasan dilakukan analisa menggunakan diagram sebab-akibat untuk melihat apa saja penyebab sehingga nilai pencapaian rencah atau di bawah rata-rata. Berikut evaluasi dari ke 8 indikator yang masuk dalam kategori merah :

a. Lama waktu yang di digunakan untuk mereschedule jadwal produksi jika terjadi perubahan order (P.F.1)

Gambar 4.5 Diagram Sebab-Akibat KPI P.F.1

Dari diagram sebab-akibat diatas diketahui bahwa lama waktu yang digunakan untuk merescedule jadwal dipengaruhi oleh beberapa hal seperti human error dari manusianya sehingga mengalami salah input ataupun salah proses. Karena terjadinya salah input atau salah proses membuat pekerjaan ditinjau kembali atau bahkan diulangi.

Mesin yang belum memadai, dalam hal ini mesin yang dimaksud yakni perangkat lunak yang digunakan belum terhubung secara langsung dan pengiriman file antar departement tidak otomatis. Karena perpindahan

(30)

75

file belum secara otomatis (terhubung) membuat penyerahan file ataupun berkas memerlukan waktu. Metode yang dipakai kurang sesuai yang mengakibatkan dalam perbaikan jadwalnya masih harus ditinjau lagi secara manual oleh tiap departement sebelum di sahkan.

b. Presentase cat ramah lingkungan (P.A.1)

Gambar 4.6 Diagram Sebab-Akibat KPI P.A.1

Dari diagram sebab akibat diatas dapat diketahui penyebab dari kurangnya presentase cat ramah lingkungan dipengaruhi oleh permintaan pasar yang masih memerlukan cat non ramah lingkungan.

Karena tingkat permintaan dari cat ramah lingkungan yang rendah serta biaya yang digunakan lebih tinggi membuat konsumen masih lebih memilih cat minyak dan belum beralih ke cat ramah lingkungan sehingga dari pihak perusahaan belum meningkatkan jumlah produksi cat ramah lingkungan.

(31)

c. Jumlah supplier yang memiliki ISO 14000 (S.Rel.2)

Gambar 4.7 Diagram Sebab-Akibat KPI S.Rel.2

Dari diagram sebab akibat diatas dapat diketahui penyebab belum adanya supplier yang memiliki ISO 14000 dikarenakan pengurusanya yang lama dan memiliki banyak kriteria dan penyesuaian yang diperlukan guna mendapatkan ISO 14000. Alasan lainnya adalah belum adanya peraturan yang menetapkan wajibnya mempunyai ISO 14000.

d. Presentase batasan perubahan bahanbaku (S.F.1)

Gambar 4.8 Diagram Sebab-Akibat KPI S.F.1

Dari diagram sebab akibat diatas dapat diketahui presentase batasan perubahan bahan baku yang diorder diperngaruhi beberapa aspek seperti adanya ketebatasan kendaraan pengangkut yang membuat

(32)

77

jumlah perubahan sudah ditentukan. Selain batasan kendaraan pihak supplier terkadang sudah memberikan ketentuan awal dalam batasan perubahan bahan baku yang diperbolehkan.

e. Total jumlah penggunaan listrik bulanan (M.F.1)

Gambar 4.9 Diagram Sebab-Akibat KPI M.F.1

Dari diagram sebab akibat diatas dapat diketahui beberapa penyebab penggunaan listrik bulanan. Pertama dari faktor manusia yang tidak mengontrol penggunaan listrik ataupun lupa untu mematikan penerangan saat tidak dibutuhkan. Kedua dari sisi mein yang diguanakan memerlukan daya tinggi sehingga konsumsi listrik yang tinggi. Dan yang terakhir dari lingkungan produksi yang membutuhkan pencahayaan lebih sehingga menambah jumlah penggunaan listrik.

(33)

f. Lama waktu pemesanan hingga barang sampai (D.Res.1)

Gambar 4.10 Diagram Sebab-Akibat KPI D.Res.1

Dari diagram sebab akibat diatas dapat diketahui penyebab lama waktu pemesanan hingga barang sampai dipengaruhi beberapa aspek.yang pertama dari aspek manusia yang kurang kontroling produk sehingga terjadi lambat pengiriman ataupun terjadi penundaan karna kesalahan.

Kedua dari aspek mesin yang dipakai terbatas yang mengakibatkan pesanan akan ditaruh dalam antrian untuk dilakukan sebelum dilakukan produksi. Ketiga dari aspek metode, banyaknya sop yang diperlukan terkadang bisa menghambat laju produksi serta vaktor lainnya banyaknya produksi yang dilakukan. Keempat faktor lingkungan, cuaca buruk bisa mempengaruhi perpindahan produk dan menghambat pergerakan dari bahan yang akan diproses.

(34)

79

g. waktu yang dibutuhkan dalam melakukan order tambahan (D.F.1)

Gambar 4.11 Diagram Sebab-Akibat KPI D.F.1

Dari diagram sebab akibat diatas dapat diketahui penyebab waktu yang dibutuhkan dalam melakukan order tabahan menjadi lambat. Yang pertama dari faktor manusia yang mengontrol kurang cekatan proses permintaaan tambahan karna banyaknya pesanan lainnya yang sebelumnya sudah diterima. Kedua faktor mesin, peralatan yang dipakai belum memadai seperti masih beberapa pengemasan dilakukan secara manual dan memerlukan waktu yang lebih lama dari mesin otomatis.

Ketiga faktor metode yang kurang efektif, karena penyampaian informasi masih belum sepenuhnya otomatis sehingga jika terjadi perubahan maka masih memerlukan waktu untuk pemprosesan ulang dari informasi baru.

(35)

h. Jumlah komplain yang diterima perusahaan mengenai produk (R.Res.1)

Gambar 4.12 Diagram Sebab-Akibat KPI R.Res.1

Dari diagram sebab akibat diatas dapat diketahui penyebab dari jumlah complain yang diterima perusahaan mengenai produk di akibatkan oleh beberapa hal yakni yang pertama faktor manusi, terjadinya human error selama proses produksi sehingga produksi yang dihasilkan kurang memuaskan ataupun berada dibawah standar yang ditetapkan. Kedua faktor mesin, kerusakan mesin dapat mengakibatkan kurang terjadinya gagal proses pada sebagian produksi dan bisa saja tidak terdeteksi sebelum dikirim ke pihak konsumen ataupun depo. Ketiga faktor metode, pada metode ini dimaksud ialah terjadinya kesalahan selama formulasi yang mengakibatkan produk memiliki masa pakai yang lebih singkat ataupun penurunan kualitas. Dan keempat faktor lingkungan, pada faktor lingkuangan dipengaruhi dua hal yakni penyimpanan dari produk baik sebelum pengiriman ataupun setelah berada di depo, dan faktor pengiriman yang kurang sesuaistandar atau terjadi masalah selama pengiriman dan mengakibatkan kecacatan mauppun pengurangan kondisi pakai.

Gambar

Gambar 4.1 struktur Oganisasi PT.INDANA
Gambar 4.2 Alur suplly chain yang ada di PT. INDANA
Tabel 4.1 Data Prooduksi Cat PT. INDANA dalam Ton
Tabel 4.2 Jumlah Pengiriman ke Depo yang Tepat Jumlah dan Tepat Waktu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan flow proses forming tersebut dimana terdiri dari material bahan yang digunakan untuk proses produk screw pan m5x13mm kemudian material diluruskan menggunakan

Pada uji komparatif kondisi beban kerja mental setelah penerapan 5S dengan NASA-TLX, dilakukan pengolahan data dengan SPSS dengan membandingkan data beban kerja

Kondisi awal sebelum fasilitas standar serta fasilitas penunjang (seperti botol cairan sebelumnya tidak diletakkan dalam ruang yang sama) hydrometer di diletakkan di dalam

Pengecekan kualitas menggunakan checklist quality dilakukan dengan mengecek setiap item yang ada didalam checklist dengan kondisi hasil instalasi apakah sudah sesuai

Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang minyak dan gas bumi dimana pabrik pengolahannya meliputi proses produksi yang menggunakan berbagai alat berat dan

In process setting = pensortiran komponen dari uppers, dimana diproses pada lini pemotongan dan departemen proses ke2, lalu dikirimkan ke bagian sewing sesuai

Sebelum membuat laporan ini penulis melakukan riset dari pengumpulan data yang diperlukan untuk mengetahui pemecahan masalah, Dimana untuk permasalahan yang

Merupakan proses dimana kaleng sarden yang sudah diberi tutup dilakukan pengecekan dengan di berikan tekanan angina untuk mengetahui apakah kaleng yang sudah