• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PARIWISATABERBASIS KEARIFAN LOKAL. di Desa Sianjur Mula-Mula SKRIPSI. Disusun Oleh: RIYAN WENDI TAMBUNAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN PARIWISATABERBASIS KEARIFAN LOKAL. di Desa Sianjur Mula-Mula SKRIPSI. Disusun Oleh: RIYAN WENDI TAMBUNAN"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PARIWISATABERBASIS KEARIFAN LOKAL di Desa Sianjur Mula-Mula

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dalam Bidang Antropologi Sosial

Disusun Oleh:

RIYAN WENDI TAMBUNAN 160905053

POGRAM STUDI ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(2)
(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

PENGEMBANGAN PARIWISATABERBASIS KEARIFAN LOKAL di Desa Sianjur Mula-Mula

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain dan tidak seperti yang saya nyatakan disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap meninggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, Mei 2021

Riyan Wendi Tambunan

(4)

ABSTRAK

Riyan Wendi Tambunan, 2020. Judul Skripsi: Pengembangan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal di Desa Sianjur Mula- mula.

Skripsi ini berjudul Pengembangan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal di Desa Sianjur Mula- mula. Yang menjadi latar belakang dalam melakukan penelitian ini adalah karena potensi alam dan kearifan lokal yang di miliki desa Sianjur Mula- mula melimpah sebagai daerah kunjungan wisata, namun belum terkelola secara maksimal sehingga belum bisa memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat desa. Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana pengelolaan objek wisata dan pengembangan potensi pariwisata yang ada di desa Sianjur Mula- mula.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik observasi partisipatif untuk mengetahui secara mendalam mengenai yang menjadi objek pada penelitian ini. Selain itu Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam, dan analisis secara mendalam terhadap temuan di lapangan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pengembangan objek wisata yang berbasis kearifan lokal di desa Sianjur Mula- mula sangat menarik menjadi daerah kunjungan wisata di Samosir. Objek yang terdapat di desa Sianjur Mula- mula yaitu Aek Bintatar, Air Terjun Nai Sogop, Perkampungan Si Raja Batak, Huta Balian dan Aek Bulu Gading memiliki nilai historis yang tinggi dan memiliki potensi berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat melalui perdagangan sektor ekonomi kreatif, budaya, dan homestay. Pengelolaan objek pariwisata yang di lakukan di desa Sianjur Mula- mula belum maksimal sehingga belum bisa memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Pemerintah berkolaborasi dengan POKDARWIS ( Kelompok Sadar Wisata) di desa Sianjur Mula- mula untuk memajukan pariwisata dengan melakukan pelatihan, peningkatan kapasitas masyarakat sebagai daerah kunjungan wisata.

Kata Kunci: Pariwisata, Wisatawan, Objek Wisata, dan masyarakat

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal di desa Sianjur Mula- mula”. Skripsi ini merupakan salah satu

syarat yang harus dipenuhi guna untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Sarjana Sosial dibidang Antropologi Sosial. Segala kemampuan dan kelancaran yang didapatkan penulis merupakan berkat dari Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam proses menyelesaikan skripsi ini tentunya banyak pihak yang membantu penulis dalam memberikan saran, bimbingan, dan tentunya dukungan.

Oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yaitu ayah Riduan Dawatar Tambunan dan ibu Elfrida Robiana Sianturi yang selalu mendoakan, dukungan moral dan material selama penulis mulai mengikuti perkuliahan hingga saat penyelesaian skripsi ini. Begitu juga dengan adik-adik penulis Miranda Tambunan, Yuvelin Tambunan, Mia Yalensi Tambunan, penulis mengucapkan terima kasih atas doa dan semangatnya. Tidak lupa untuk saudara-saudara penulis lainnya terima kasih atas dukungan dan doanya penulis mengucapkan terima kasih banyak.

Terima kasih juga kepada Bapak Dr. Fikarwin Zuska selaku Ketua dan Bapak Drs. Agustrisno, MSP selaku sekretaris Prodi Antropologi Sosial FISIP USU yang telah memberi masukan kepada penulis selama perjalanan akademis peneliti di

(6)

Departemen Antropologi Sosial FISIP USU dan atas motivasi, masukan, kritik, inspirasi, serta motivasi bagi penulis.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Pembimbing skripsi penulis yaitu Dra.Sabariah Bangun,M.Soc,Sc yang sudah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan, dukungan dan semangat dari awal proses menulis proposal hingga penulisan. Terima kasih telah menjadi pembing bagi penulis. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan Ibu.

Kepada Ibu Dra.Tjut Syahriani,M.Soc.Sc. sebagai dosen Penasihat Akademik yang memberikan masukan dan membantu penulis selama proses Proposal Peenelitian. Terima kasih atas segala masukannya semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan Ibu.

Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh dosen pengajar Departemen Antropologi Sosial FISIP USU yang telah mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan sangat peduli kepada Mahasiswa nya.

Semoga ilmu yang telah Bapak/Ibu berikan bermanfaat bagi penulis di kemudian hari. Kepada staf administrasi Departemen Antropologi Sosial FISIP USU yaitu Kak Sri dan Kak Nur, semoga Tuhan memberkati.

Kepada seluruh informan yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini bang Nagoes Puratus/ Reinhard Sinaga, amangboru Halomoan Sagala, bapatua Sidebang, seluruh anggota Pokdarwis Sianjur Mula- mula, Dinas Pariwisata

(7)

mula.Pengalaman baru dan informasi yang menambah ilmu yang sangat luar biasa bermanfaat di dalam penelitian ini dan bagi pengetahuan penulis. Untuk itu atas bantuannya peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga Tuhan memberkati.

Terimakasih juga terhadap rekan seperjuangan selama kuliah Sabarta Laurensius Saragih, Brian Tarigan, Rickardo Sinaga, Julihardo Saragih, Rikki Saragih , Defri Nainggolan, Demisioner Dewan Pengurus Organisasi IMAS- USU 2019/ 2018, Wani Afsah Saragih, Intan Lestari, Hanna Damanik, terimakasih atas pelajaran, motivasi dan bantuan yang telah di berikan selama proses perkuliahan, semoga Tuhan memberkati.

Terimakasih bagi organisasi saya IMAS- USU dan Lateral Medan yang telah banyak menempah saya selama proses perkuliahan dan tetap mengajarkan hal- hal positif didalam setiap kegiatannya. Terimakasih untuk proses penempahan sebagai kader yang militan di dalam berorganisasi yang saya dapatkan di IMAS- USU dan arahan dari senior dan anggota biasa yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terimakasih buat semua arahan dari abang- abang anggota Lateral Medan abangda Prof.Dr.R. Hamdani Harahap, M.Si, abangda Dr. Farid Aulia, M.Si, abangda Abdullah Akhyar Nasution S.Sos, M.Si dan abangda Arif, Shofwan, Cekwan dan abangda dan kakanda anggota lateral yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih untuk ilmu di setiap kegiatan, nasehat, dan arahan yang sangat berharga bagi saya. Semoga Tuhan memberi berkah buat kita semua.

(8)

Penulis juga mengucapkan terimakasih untuk rekan juang Febriko Hutapea, S.Sos, Marintan manik, Hetti Lumban Toruan S.Sos dan seluruh kerabat di Antropologi Usu untuk bantuan dan pelajaran yang penulis dapat dari teman teman semua. Terimakasih semoga Tuhan memberkati kita semua.

Medan, Desember 2020

Penulis

Riyan Wendi Tambunan

NIM. 160905053

(9)

RIWAYAT HIDUP

Riyan Wendi Tambunan lahir di Marjandi pada tanggal 1 Juni 1999 dari pasangan Riduan Dawatar Tambunan dengan Elfrida Robiana Sianturi. Penulis telah menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 091287 Panei Tongah pada tahun 2010, dan melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Panei pada tahun 2010 sampai tahun 2013, dan di SMA Negeri 1 Raya pada tahun 2013 sampai tahun 2016. Kemudian pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang strata-1 dengan mencoba untuk ikut Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SBMPTN) dan diterima menjadi mahasiswa S- 1 Antropologi Sosial Fakultas Ilmu- ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

Ada beberapa kegiatan yang penulis lakukan selama menjalani pendidikan di Antropologi FISIP USU. Beberapa kegiatan berkaitan dengan perkuliahan, antara lain;

PENDIDIKAN PELATIHAN dan SEMINAR

⚫ Peserta Latihan Dasar Kepemimpinan ( LDK) IMAS- USU

⚫ Workshop Go Green and Art FISIP USU, Medan 2017.

⚫ Workshop Visual Antropologi/Film Etnografi, Medan 2018.

⚫ Seminar Nasional Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia, Medan 2018.

⚫ Seminar Pengenalan Arkeologi, Medan 2019.

⚫ Seminar Pemuda dan politik oleh Sekolah Politik dan Komunikasi Indonesia, Medan 2019.

⚫ Kampanye pariwisata sesuai protokol Covid- 19 BPODT/ Kemenpar, Silalahi 2020.

(10)

PENGALAMAN ORGANISASI

⚫ INSAN (Ikatan Dongan Sabutuha Antropologi USU) -2016

⚫ IMAS-USU (Ikatan Mahasiswa Simalungun) -2016

⚫ Presidium Sidang IMAS-USU -2017

⚫ Tim Pembentuk Tim Riset IMAS-USU -2018

⚫ Sekretaris Divisi Penelitian PEMA FISIP USU -2018

⚫ Divisi Minat dan Bakat IMAS-USU -2018

⚫ Ketua Pengabdian Masyarakat Desa XII IMAS-USU -2019

PENGALAMAN KERJA

⚫ Ennumerator Survey Politik CPA(Central Publik Advertising), CSIS ( Central For Strategi and International Studies). 2017

⚫ Ennumerator survey Politik LSI (Lingkar Survey Indonesia), Cyrrus.

2018

⚫ Ennumerator Penelitian Etnofood Pak- Pak Bharat, USU. 2018

⚫ Peneliti Motivasi Melanjutkan pendidikan menengah Pada Anak di Daerah Terpencil. Study Kasus di Desa Dolok Saribu Bangun Kec.

Simalungun. 2019

⚫ Ennumerator penelitian Televisi Sctv di Medan. 2019

⚫ Ennumerator penelitian Arkeologi Samosir Balai Arkeologi Sumatera.

2019

⚫ Praktek Kerja Lapangan Tinggal Bersama Masyarakat. 2020

⚫ Asisten Peneliti FBK ( Fasilitas Bidang Kebudayaan) Kemendikbud

“ Mossak Hoda- hoda satu kesenian yang terlupakan di Samosir” . 2020

⚫ Ennumerator penelitian Disertasi tahap II Pdt. Binsar Jonathan Pakpahan, Ph.D “Hability:Emotions and Forgiveness”. Sekolah Tinggi Filsafat Theologia Jakarta. 2020

(11)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan maksimal. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) di Departemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengembangan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal di Desa Sianjur Mula- mula”. Adapun banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi akan tetapi akhirnya penulis dapat melaluinya berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual. Skripsi ini disusun oleh penulis berdasarkan wawancara kepada informan dan melakukan observasi pada sumber yang menjadi tujuan dalam skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak agar dapat menyampaikan kritik dan saran yang membangun untuk menambah kesempuranaan skripsi ini. Penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Penulis juga memohon maaf apabila ada kata atau kalimat yang menyinggung perasaan pembaca.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN ORIGINALITAS ... ii

ABSTRAK ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

RIWAYAT HIDUP ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Tinjauan Pustaka ... 5

1.1.1. Pengertian Pariwisata ... 5

1.1.2. Pengembangan pariwisata ... 6

1.1.3. Pariwisata dan Kebudayaan ... 6

1.3. Perumusan Masalah ... 19

1.4. Tujuan Penelitian ... 19

1.5. Manfaat Penelitian ... 19

1.6. Metode Pengumpulan Data ... 20

1.6.1. Observasi Partisipatif ... 21

1.6.2. Wawancara Mendalam ... 21

1.6.3. Sumber Data ... 23

1.6.4. Dokumentasi ... 32

1.6.5. Teknik Analisis Data ... 23

1.7. Pengalaman Penelitian ... 24

BAB II GAMBARAN UMUM DESA DAN POTENSI SITUS BUDAYA DI SIANJUR MULA- MULA 2.1. Gambaran Umum Desa ... 29

2.1.1. Letak Geografis Desa Sianjur Mula- mula... 29

2.1.2. Kondisi Penduduk ... 30

(13)

2.1.4. Sistem Kelembagaan Desa ... 35

2.2. Gambaran Umum Potensi Wisata di Desa Sianjur Mula- mula 2.2.1. Objek Wisata ... 36

2.2.2. Kearifan Lokal ... 38

2.2.3. Homestay ... 39

2.2.4. Culture Attraction ... 39

BAB III POTENSI PARIWISATA DAN KEARIFAN LOKAL DI DESA SIANJUR MULA- MULA 3.1. Potensi Alam ... 40

3.1.1. Pemandangan ... 41

3.1.2. Aktivitas Pertanian ... 42

3.2. Potensi Objek Wisata dan Kearifan Lokal ... 44

3.2.1. Aek Bintatar ... 44

3.2.2. Perkampungan Si Raja Batak ... 45

3.2.3. Air Terjun Nai Sogop ... 46

3.2.4. Aek Bulu Gading... 48

3.2.5. Rumah Tanah Sianjur Mula- mula ... 51

3.2.6. Ulos ... 52

3.2.6. Rumah Adat ... 53

3.2.7. Kesenian Tradisional ... 58

BAB IV PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI DESA SIANJUR MULA- MULA 4.1. Pengelolaan Pariwisata... 61

4.1.1. POKDARWIS ... 61

4.2. Pengembangan Pariwisata ... 63

4.2.1. Penerapan Nilai- Nilai Sapta Pesona... 65

4.2.2. Event Budaya/ Atraksi Budaya ... 73

4.2.3. Galeri Ekonomi Kreatif Masyarakat ... 76

(14)

4.2.4. Promosi Pariwisata ... 80 4.3. Pengembangan SDM ... 81 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 84 5.2. Saran ... 86

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kantor Kepala Desa Sianjur Mula- mula ... 27

Gambar 2. Peta Sianjur Mula- mula ... 29

Gambar 3. Desa Sianjur Mula- mula... 33

Gambar 4. Pemandangan Lembah Sianjur Mula- mula ... 41

Gambar 5. Petani Sedang Menanam Padi ... 42

Gambar 6 Perkampungan Si Raja Batak ... 45

Gambar 7. Air Terjun Nai Sogop ... 46

Gambar 8. Aek Bulu Gading ... 48

Gambar 9. Tampak Depan Rumah Tanah Sianjur Mula- mula ... 51

Gambar 10. Rumah Batak ... 53

Gambar 11. Tampak Depan Rumah Bolon Dengan Ornamen Gorga ... 59

Gambar 12. Ibu Sedang Memanen Kopi ... 71

Gambar 12. Penggiling Kopi Tradisional Yang Digunakan Masyarakat ... 72

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tabel Referensi Penelitian 10

Tabel 2. Daftar Nama Informan Penelitian 16

Tabel 3. Indeks kesejahteraan masyarakat Desa Sianjur Mula- mula 24 Tabel 4. Pekerjaan/ Mata Pencahariaan masyarakat Sianjur Mula-mula 25 Tabel 5. Tingkat Pendidikan Masyarakat desa Sianjur Mula- mula 26 Tabel 6. Rasio Pendidikan Masyarakat Desa Sianjur Mula- mula 26

Tabel 7. Sarana dan Prasarana 28

Tabel 8. Organisasi Sosial desa Sianjur Mula- mula 30

Tabel 9. KEUANGAN DESA 30

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap negara berlomba- lomba untuk mengembangkan potensi pariwisatanya. Sektor pariwisata dapat mendobrak pertumbuhan perekonomian suatu negara dan menambah kesejahteraan masyarakatnya dengan semakin banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia. Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu dari sebuah tempat ke tempat lain dengan melakukan perencanaan sebelumnya, tujuannya untuk rekreasi atau untuk sebuah kepentingan agar keinginannya bisa terpenuhi. Pariwisata bisa diartikan juga sebagai sebuah perjalanan dari sebuah tempat ke tempat lain untuk rekreasi atau bersenang-senang. Pariwisata merupakan suatu keseluruhan elemen-elemen terkait yang didalamnya terdiri dari wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri dan lain sebagainya yang merupakan kegiatan pariwisata. Pariwisata menjadi andalan utama sumber devisa karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beraneka ragam jenis pariwisata, misalnya wisata alam, sosial maupun wisata budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dan menyimpan berjuta pesona wisata alam lainnya.

Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan Kabupaten Samosir sebagai KSPN ( Kawasan Strategis Pariwisata Nasional). Dari sekian banyak destinasi wisata yang ada di Indonesia,pemerintah memilih Kabupaten Samosir karena Samosir memiliki potensi wisata yang sangat besar untuk mendobrak ekonomi masyarakat . Potensi yang dimaksud meliputi potensi alam yang tersedia, yaitu Danau Toba yang merupakan danau Tektovulkanik terbesar di Asia,serta budaya Batak yang sangat masih di pegang erat oleh masyarakat dan kearifan lokal berupa kesenian tradisional, etnofood, sistem interaksi, situs budaya yang mengandung historis dari masalampau dan dipercaya masyarakat memiliki sahala atau semacam kekuatan gaib yang membuat masyarakat batak sangat menghargai

(18)

situs-situs budaya tersebut. Potensi tersebut membuat Danau Toba dan Samosir sangat memiliki potensi Pariwisata yang dikenal sampai ke manca negara.

1Pulau Samosir yang panjangnya sekitar 45 kilometer dengan lebar sekitar 19 kilometer berada ditengah Danau Toba yang memiliki luas 1.100 kilometer persegi dengan kedalaman 505 meter,ketinggian permukaan air sekitar 905 meter diatas permukaan laut, Danau Toba memanjang 100 Km dengan Lebar sekitar 30 kilometer. Kondisi letak pulau Samosir menjadikan Pulau yang memiliki view yang begitu indah dikelilingi oleh Danau Toba dengan latar jejeran bukit barisan.

Potensi parawisata di Kabupaten Samosir tersebar di 9 Kecamatan di Kabupaten Samosir. Potensi wisata yang dimiliki Samosir berupa wisata alam,wisata budaya (peninggalan budaya, situs sejarah dan legenda),wisata air, rekreasi, pantai dan wisata rohami, religi. Total objek wisata yang ada di Samosir adalah 91 objek wisata dan 16 objek ada di kecamatan Sianjur Mula- mula.

Potensi wisata menurut Mariotti dalam Yoeti (1983: 160- 162 ) adalah segala sesuatu yang terdapat didaerah tujuan wisata,dan merupakan daya tarik agar orang orang mau datang berkunjung ketempat itu adalah segala sesuatu yang terdapat didaerah tujuan wisata,dan merupakan daya tarik agar orang orang mau datang berkunjung ketempat itu. Sianjur Mula- mula secara umum adalah interpretasi asal leluhur masyarakat batak. Masyarakat Batak percaya bahwa leluhur dari orang Batak yang turun dari langit ke bumi melalui gunung yang sakral Pusuk Buhit. Dari gunung Pusuk Buhit peradaban bangsa batak menyebar dari generasi ke generasi selanjutnya hingga saat ini menyebar ke seluruh penjuru bumi.

Parawisata tidak lepas dari kearifan lokal.Menurut Sedyawati (2006: 381), kearifan lokal diartikan sebagai “kearifan dalam kebudayaan tradisional” suku- suku bangsa. Kearifan dalam arti luas tidak hanya berupa norma- norma dan nilai- nilaibudaya, melainkan juga segala unsur gagasan, termasuk yang berimplikasi pada teknologi, penanganan kesehatan, dan estetika. Dengan pengertian tersebut maka termasuk sebagai penjabaran “kearifan lokal” adalah berbagai pola tindakan

(19)

dan hasil budaya materialnya. Dalam arti yang luas itu maka diartikan, “kearifan lokal” itu terjabar dalam selurug warisan budaya, baik yang tangible maupun yang intangible. Potensi kearifan lokal yang ada di desa Sianjur Mula- Mula antara lain:

◆ Objek wisata

Terdapat sangat banyak objek wisata yang memiliki historis dan nilai budaya bagi masyarakat yang bisa ditemukan di desa sianjur Mula- Mula, diantara lain sebagai berikut :

➢ Aek Bintatar

➢ Perkampungan Siraja Batak

➢ Air Terjun Hadabuan Nai Sogop

➢ Aek Bulu Gading

◆ Pertanian

Sektor pertanian di desa Sianjur mula mula juga berpotensi untuk pengembangan sektor pariwisata di desa Sianjur Mula- mula. Mayoritas petani di Desa Sianjur Mula- mula adalah bertani padi sawah, kopi dan tanaman hortikultur seperti cabe, bawang dan yang lain”. Pengolahan pertanian ini juga menggunakan cara tradisional mulai dari proses penyiapan lahan pertanian hingga panen. Lahan pertanian dibajak dengan menggunakan kerbau untuk membajak sawah hingga menggunakan bantingan manual untuk memanen padi.

◆ Budaya

Budaya secara umum diartikan sebagai aktifitas/ perilaku atau ilmu pengetahuan yang sudah ada sejak dahulu dan masih dilakukan sampai sekarang. Budaya yang ada di desa Sianjur Mula- mula tergolong seperti budaya Batak pada umumnya yaitu antara lain:

⚫ Manortor

(20)

⚫ Ulos / Kain Tenun Batak Toba

⚫ Kesenian Tradisional

⚫ Rumah batak

Kearifan lokal di desa Sianjur Mula-Mula merupakan suatu potensi yang tidak ditemukan ditempat lain dan menjadi ciri khas desa tersebut. Suatu potensi dari suatu tempat tentu saja memberikan dampak apabila dikelola dan dikembangkan dengan baik. Pengembangan tersebut juga berperan dalam usaha mempertahankan kearifan lokal sebagai identitas budaya yang ada di Sianjur Mula- mula. Sebuah pengembangan tidak lepas dari unsur masyarakat terutama masyarakat desa Sianjur Mula- mula. Masyarakat yang berkolaborasi dengan pemerintah berupaya mengembangkan potensi kearifan lokal tersebut dalam bentuk perbaikan infrastruktur ,peningkatan SDM Pariwisata di desa Sianjur Mula- mula, dan mempromosikannya secara luas agar menjadi suatu daerah kunjungan wisata.

Tingginya potensi yang dimiliki suatu tempat tentunya membutuhkan pengelolaan yang baik dan benar agar sektor pariwisata tersebut memang benar benar dapat berkontribusi terhadap perekonomian masyarakat dan mendukung program pemerintah sebagai wujud pembangunan berskala nasional dan internasional. Salah satu aspek yang mendukung pengembangan pariwisata yaitu sumber daya manusia. Di desa Sianjur Mula- mula telah dilakukan upaya pengembangan potensi melalui pemberdayaan masyarakat dengan membentuk POKDARWIS (Kelompok sadar wisata) dan pemberdayaan rumah “adat yang dimanfaatkan sebagai Homestay.

1. Pokdarwis : Pokdarwis/ Kelompok sadar wisata merupakan kelompok binaan dari dinas pariwisata Kabupaten Samosir.

2. Homestay atau rumah tinggal sementara untuk wisatawan yang berkunjung merupakan terobosan dari AMAN Tanah Batak ( Aliansi

(21)

Masyarakat Nusantara ) untuk memberdayakan rumah tinggal masyarakat yang khas yaitu rumah batak .

Dari penjabaran potensi kearifan lokal diatas yang dapat dikembangkan , penulis tertarik untuk meneliti Pengembangan Pariwisata berbasis kearifan lokal di desa Sianjur Mula- mula. Ada pun penelitian terdahulu yang membahas mengenai pengembangan pariwisata adalah penelitian Dr. Joko Tri Haryanto mengenai “Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Sebagai Upaya Menciptakan New Leading Economi di Era Indonesia Baru: Studi Kasus Desa Wisata di Provinsi DIY” dan penelitian dari Fransiska Roslila Eva Purnama Pardede, Ida Bagus Suryawan dari Universitas Udayana mengenai “Strategi Pengelolaan Kabupaten Samosir sebagai daya tarik wisata alam di provinsi Sumatera Utara”.

1.2. Tinjauan Pustaka

1.2.1. Pengertian Pariwisata

Pariwisata yang berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari 2 bagian yaitu “pari” dan “wisata”. Kata “pari” memiliki pengertian bersama, atau berkeliling, sedangkan kata “wisata” memiliki pengertian perjalanan.

Bila digabungkan, pariwisata memiliki pengertian melakukan kegiatan perjalanan berkeliling meninggalkan tempat awal, menuju ke tempat yang lain.

Menurut James J. Spillane (1982), pengertian pariwisata adalah suatu kegiatan untuk melakukan perjalanan dimana tujuannya untuk memperoleh kepuasan, kenikmatan, pengetahuan, kesehatan, istirahat, menjalankan tugas, berziarah, dan tujuan lainnya. Menurut Koen Meyers (2009), definisi pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan sementara waktu dari tempat tinggal semula ke tempat lainnya dimana tujuannya bukan untuk menetap atau mencari nafkah, tapi untuk berlibur, memenuhi rasa ingin tahu, atau tujuan-tujuan lainnya. Menurut Herman V. Schulard (dalam Yoeti, 1996), pengertian pariwisata adalah

(22)

serangkaian kegiatan terutama yang berkaitan dengan perekonomian secara langsung berhubungan dengan masuknya orang-orang asing melalui jalur lalu lintas di suatu negara, kota, dan daerah tertentu.

Menurut WTO ( 1999 ), yang dimaksud dengan parawisata adalah kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan diluar lungkungan kesehariannya . Sedangkan menurut Undang - Undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam waktu tertentu. Beberapa defenisi lain juga menetapkan nilai - nilai tertentu untuk jarak tempuh dan lama perjalanan yang biasanya dikembangkan untuk memudahkan perhitungan statistik parawisata.

1.2.2. Pengembangan Pariwisata

Menurut Yoeti dalam Primadany ( 2013:22) “Pengembangan adalah usaha atau cara untuk memajukan serta mengembangkan sesuatu yang sudah ada”. Pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi masyarakat yang ada disekitarnya. Pengembangan pariwisata harus sesuai dengan perencanaan yang matang sehingga bermanfaat bagi masyarakat baik secara ekonomi dan juga budaya. Perencanaan dan pengembangan pariwisata suatu daerah meliputi sebagian besar dari sumber daya fisik maupun komponen produk wisata. Aspek lingkungan ,sosial dan budaya juga merupakan hal penting dalam pengembangan pariwisata.

1.2.3. Pariwisata dan Kebudayaan

Pariwisata dan kebudayaan menurut Selo Soemarjan(dalam

(23)

berdampak terhadap bidang sosial dan budaya. Dampak yang ditimbulkan ada yang positif dan ada yang negatif. Biasanya dampak positif tidak hanya menarik perhatian banyak orang, mungkin karena dianggap sudah sewajarnya dalam usaha masyarakat untuk memperbaiki kehidupannya. Sebaliknya, akibat yang negatif dapat menimbulkan kritik bahkan lebih ekstrim dapat menimbukan reaksi dan tindak kekerasan dari berbagai golongan dalam masyarakat. Peran pariwisata dalam pembangunan negara pada garis besarnya berintikan tiga segi,yaitu: segi ekonomis, segi sosial dan segi kebudayaan (Spillane, 1989:54).

Kebudayaan sebagai bagian dari warisan sosial yang pada gilirannya bisa membentuk kebudayaan kembali dan memperkenalkan perubahan–perubahan yang kemudian menjadi bagiandari warisan generasi berikutnya. Kebudayaan adalah sistem norma dan nilai, sedangkan masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama-sama dan mendiami suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan yang sama,serta melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tersebut. Masyarakat merupakan wadah atau organisasi manusia yang berhubungan satu dengan yang lainnya. Kebudayaan ialah suatu sistem norma dan nilai yang terorganisasi dan menjadi pegangan bagi masyarakat tersebut (Horton, 1984:58-59).

Globalisasi budaya sudah mengikuti pola yang sama seperti globalisasi ekonomi yang telah terjadi saat ini. Budaya universal berkembang karena disebar luaskan melalui media global yang semakin maju dan canggih. Didalam menghadapi globalisasi budaya,sangat sulit bagimasyarakat untuk melestarikan budaya lokal merekadan menjadikannya keunikan wilayah. Meski demikian, globalisasi budaya merupakan komponen penting dalam pengembangan masyarakat.

Prinsip-prinsipyang ingin ditekankan adalah bahwa keanekaragaman budayaperlu dipertahankan. Olehkarena itu, budaya yang memberikan

(24)

identitas dan rasa memiliki kepada orang–orang sehingga pengembangan budaya menjadi sangat penting bagi masyarakat (Ife, 2014:447-448).

Ada beberapa benang merah pengembangan pariwisata yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.Pertama, penerapan strategi perluasan kesempatan berusaha bagi kalangan miskin disekitar kawasan pariwisata. Kedua, perluasan kesempatan kerja bagi penduduk lokal. Ketiga, pencegahan degradasi mutu lingkungan yang berdampak langsung dan lebih rentan bagi masyarakat. Keempat, penekanan pada upaya meminimalkan dampak sosial budaya pariwisata.

Kelima, pendampingan masyarakat lokal untuk pengembangan bisnis inti dan pendukung pariwisata. Keenam, promosi organisasi lokal yang dibentuk untuk kepentingan pariwisata (Damanik,2013:10-12).

Dalam konteks pengembangan masyarakat, pengembangan budaya menurut Ife (2014: 449-464 ) terdiri atas empat komponen, yaitu:

a) Melestarikan dan menghargai budaya lokal.Tradisi budaya lokalmerupakan bagian yang penting dalam menanamkan rasabermasyarakat,serta memberikan identitas kepada masyarakat.Masyarakat perlu mengidentifikasi apa komponen yang unik dariwarisan budayanya,serta menentukan komponen mana yang ingin dipertahankan.

Semua itu membutuhkan perencanaan yangtersusun,serta bagaimana mencapainya.Misalnya,membangunindustri lokalyang berbasis budaya lokal.

b) Melestarikan dan Menghargai Budaya Asli. Melestarikan dan menghargai budayaorang-orang pribumi merupakan isu sentraluntuk pengembangan masyarakat. Masyarakat pribumi atau asli yanganggotanya mendominasi dan karena itu masyarakat diidentifikasi,sertakasusorang–

(25)

beserta orang- orang yang latar belakang budayanya berbeda.

c) Multikulturalisme.Pada umumnya,multikulturalisme merujuk padakelompok etnis yang berbeda yang tinggal disuatu masyarakat tetapi mempertahankan identitas budaya yang berbeda. Isu kebijakan multikulturaldanpolitik sangatlah kompleks, akan tetapi keaneka ragamanlatarbelakang budaya merupakan realitasbagi banyak masyarakat. Oleh sebab itu, multikulturalisme merupakan aspekyang penting dari pembangunan budaya masyarakat.

d) Budaya Partisipatif.Hal ini telah menjadi fokus dari banyakprogrampengembangan budaya masyarakat.

Partisipasi budayadilihatsebagaicara penting untuk membangun modal sosial, memperkuat masyarakatdan menegaskan identitas.

Kearifan lokal dan keunggulan lokal menurut Suryono (2010:14) ialah kebijaksanaan manusia yang berdasarkan filosofi nilai–nilai, etika, cara–cara dan perilaku yang telah berlaku sejak dahulu. Bentuk–bentuk kearifan lokal yang ada didalam masyarakat ialah nilai, norma, etika, kepercayaan, adat istiadat, hukum, adat, serta aturan–aturan khusus yang berlaku di masyarakat dengan fungsi yang bermacam pula. Beberapa fungsi kearifan lokal, antara lain:Sebagai bentuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam, pengembangan sumberdaya manusia, digunakan untuk mengembangkan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan, mempunyai makna sosial, contohnya upacara yang dilaksanakan pada tahap menanam padi, mempunyai makna etika dan moral, serta, bermaknapolitik atau hubungan kekuasaan.

(26)

Daya tarik wisata budaya merupakan salah satu nilai unggul yang dapat dikembangkan oleh pemerintah daerah. Menurut Sunaryo (2013:26), daya tarik wisata budaya ialah daya tarik wisata yang pengembangannya berdasarkan pada hasil karya dan hasil cipta manusia,baik itu berupa peninggalan budaya maupun nilai budaya yang masih hidup dalam kehidupan suatu masyarakat. Contoh daya tarik wisata budaya ialah upacara atau ritual, adat istiadat, seni pertunjukan dan lain sebagainya. Karakteristik wisata budaya dari suatu daerah memiliki peranyang sangat menentukan dalam menyerap dampak dari destinasi pariwisata suatu daerah. Wisata budaya yang memiliki karakteristik yang lain daripada yang lain merupakan nilai unggul yang dapat dijadikan kekuatan dalam menarik wisatawan lebih banyak lagi.

Pariwisata budaya sebagai sebuah daya tarik wisata menurut Damanik (2013:109) harus mempunyai keunikan tempat atau lokasi yang dapat memberikan sebuah pengalaman yang berbeda, serta terciptanya citra menarik bagi tradisi, latar belakang etnik dan lanskap destinasi.

Setiap produk budaya mempunyai potensi untuk dikemas sesuai kebutuhan pengembangan pariwisata budaya dan juga memiliki nilai keunggulan kompetitif dan berkelanjutan.Pembangunan pariwisata berkelanjutan tidak hanya mengedepankan pertumbuhan ekonomi semata tetapi yang paling penting ialah terjaganya kelestarian lingkungan, keberlanjutan pembangunan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat disekitar destinasi.

Penelitian terdahulu:

1. “Budaya,Pariwisata DanEthno-Ecotourism:Kajian Antropologi Pariwisata di Provinsi Lampung”.

(27)

2Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji pariwisata dalam perspektif antropologi( hubungan kebudayaan, manusia dan pariwisata) dan bagaimana membangun sebuah model ethni- ecotourism berbasis kearifan lokal untuk pengembangan pariwisata di Provinsi Lampung. Provinsi Lampung memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah untuk pengembangan pariwisata. Pada penelitian- penelitian pariwisata sebelumnya lebih memfokuskan pada perspektif fisik dan ekonomi saja sedangkan penyebab kurang berkembangnya potensi pariwisata selama ini adalah karena kurangnya kajian sosial- budaya serta kolaborasi dengan aspek SDM dalam pengembangan pariwisata.

Strategi pembangunan dan pengembangan pariwisata yang di lakukan pemerintah yaitu hanya memprioritaskan infrastruktur, mengandalkan potensi sumber daya alam tanpa berkolaborasi dengan sumber daya manusia yang dimiliki. Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan etnografi. Hasil penelitian yang di dapatkan yaitu bahwa besarnya potensi daya jual sumber daya alam terhadap pariwisata tidak akan mendapatkan hasil yang memuaskan jika pembenahan perilaku manusia tidak di tingkatkan.

Oleh karena itu model pembangunan pariwisata yang cocok di terapkan di Provinsi Lampung adalah model ethno- ecotourism yang berbasis kearifan lokal yang belum terlaksana sampai saat ini dengan maksimal. Selain itu perkembangan pariwisata juga di pengaruhi oleh kebijakan stakeholder pariwisata di Provinsi Lampung.

2 Bartoven Vivit Nurdin, Budaya, “Pariwisata DanEthno-Ecotourism:Kajian Antropologi Pariwisata di Provinsi Lampung”, Jurnal Sosiologi,Universitas Lampung, Vol. 18, No. 1, hal:

13- 19

(28)

2. “Ekonomi Kreatif sebagai Poros Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Kledung dan Bansari, Kabupaten Temanggung”.

3Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah karena potensi wisata dan ekonomi kreatif yang beragam di Kledung dan Bansari, Temanggung. Namun pengelolaan yang di lakykan sampai saat ini belum maksimal dan terkesan tanpa konsep, arah dan strategi pengelolaan dan pengembangan yang kurang jelas. Pada penelitian ini di tujukan untuk mensinergikan pengelolaan ekonomi kreatif dan berbagai potensi yang ada agar lebih cepat berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik untuk memperoleh data di lakukan dengan survey, wawancara mendalam ( depth interview) dan FGD ( foccus group discussion).

kemudian informasi yang di peroleh di analisis menggunakan pola logika tertentu kemudian di kaitkan dengan gambaran pengembangan ekonomi kreatif sebagai penggerak pariwisata di Kledung dan Bansari, Kabupaten Temanggung.

Hasil dari penelitian ini adalah; 1) kopi Kledung dan keseinan Bansari adalah klaster ekonomi kreatif dengan pengelolaan yang cukup baik di antara klaster lain; 2) orientasi pengembangan pariwisata didasarkan pada penguatan sektor ekonomi kreatif sebagai titik tumpunya; 3) rendahnya kompetensi SDM menjadi fokus utama dalam pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa pegelolaan pariwisata dan ekonomi kreatif belum tersinergikan dengan optimal.

3Esti Cemporaningsih dkk. “Ekonomi Kreatif sebagai Poros Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Kledung dan Bansari, Kabupaten Temanggung”. Jurnal Nasional Pariwisata,Vol.

12, No. 2, September 2020

(29)

Keadaan tersebut berdampak pada formulasi konsep, arah dan strategi yang ada untuk mengelola dan melakukan oengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif. Yang akan menjadi dasar para pelaku pariwisata dalam melakukan pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif agar memberikan kesejahteraan terhadap masyarakat di daerah sekitar.

3. “ Implementasi Kebijakan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal ( Studi Kasus di Kabupaten Manggarai Barat )”.

4Pengaruh pasca reormasi 1998 memberikan dampak terhadap setiap daerah untuk melakukan pembangunan dengan segala potensi yang dimiliki. Desentralisasi yang memberikan kewenangan terhadap setiap daerah untuk membuat dan menghasilkan kebijakan- kebijakan yang sesuai dengan kebutuhannya termasuk pada bidang pariwisata. Sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kabupaten Manggarai Barat memiliki kewenangan untuk membuat produk kebijakan pembangunan termasuk pada sektor pariwisata. Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat telah menetapkan pariwisata sebagai leading sector pembangunan dan membuat Kebijakan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal untuk mendukung pengembangan pariwisata

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk menggambarkan, menganalisis dan menginterpretasikan sisi-sisi implementasi seperti Partisipasi, Jejaring, Struktur Keorganisasian, aktor, finansial, fasilitas, kondisi sosial, budaya, ekonomi dan politik serta kepentingan stakeholder.

4 Maksimilianus Maris Jupir, “Implementasi Kebijakan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal (Studi Kasus di Kabupaten Manggarai Barat )” Journal of Indonesian Tourism and Development Studies, Vol.1, No.1, Januari, 2013

(30)

Teori yang di pakai dalam melakukan penelitian ini adalah teori implementasi kebijakan Edward III. Menurut teori ini, kesuksesan implementasi kebijakan di tentukan oleh 4 faktor yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Hasil dari penelitian ini adalah ketersediaan sumber daya pendukung implementasi belum di alokasikan dengan jelas, komunikasi dan koordinasi belum berjalan optimal, kondisi eksternal ( Sosial, ekonomi, dan politik) menghambat implementasi kebijakan pariwisata berbasis kearifan lokal di Kabupaten Manggarai Barat secara maksimal. Dampak nya adalah belum maksimalnya kontribusi ekonomi dari pariwisata berbasis kearifan lokal bagi pemerintah, swasta dan masyarakat.

4. “Implementasi Sapta Pesona Sebagai Upaya Dalam Memberikan Pelayanan Prima Pada Wisatawan Di Desa Wisata Penting Sari”.

5Implementasi sapta pesona adalah salah satu upaua dalam memberikan pelayanan maksimal terhadap wisatawan yang datang berkunjung khususnya kdesa wisata. Dalam hal implementasi sapta pesona di perlukan peran serta dari masyarakat yang tergabung dalam kelompok sadar wisata, pemilik homestay, pemerintah setempat dan seluruh stakeholder pariwisata untuk mewujudkan implementasi sapta pesona tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendekripsikan bagaimana implementasi Sapta Pesona di Desa Wisata Pentingsari dalam memberikan pelayanan maksimal terhadap wisatawan yang datang berkunjung ke desa wisata dan community based tourism.

Metode penelitian yang di gunakan adalah metode kualitatif dan

5Rahmi Setiawati Dkk, “Implementasi Sapta Pesona Sebagai Upaya Dalam Memberikan Pelayanan Prima Pada Wisatawan Di Desa Wisata Penting Sari” Jurnal Administrasi Bisnis Terapan ,Vol. 2 No. 2, Januari-Juni 2020.

(31)

menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah pelayanan prima di perlukan di Desa Wisata karena memiliki karakteristik khusus seperti kebudayaan dan keindahan alam yang di miliki desa tersebut. Bentuk pelayaan prima terhadap wisatawan yang harus di tingkatkan lagi harus mengandung unsur Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, dan Kenangan yang dilakukan oleh stake holder pariwisata terhadap wisatawan. Saran dari penelitian ini adalah di perlukan pedoman standard operasional procedure (SOP) kepada pelaku wisata yang mengacu pada sapta pesona sehingga menciptakan penerapan Sapta Pesona berhasil dan wisatawan merasa puas dan ingin kembali berkunjung ke desa Wisata Penting Sari.

5. “ Pembangunan Pariwisata Dalam Perspektif Kearifan Lokal”.

6Rangkaian kebijakan yang bersangkutan dengan Otonomi Daerah memiliki tujuan untuk mengimplementasikan kebijakan- kebijakan secara mandiro menjadi sangat strategis. Pola pembangunan yang dilakukan selama ini lebih banyak menggunaka pendekatan sentralistis dan beroleh kegagalan dalam meletakkan dasar pembangunan ekonomi yang kuat dan berkesinambungan.

Format pembangunan pada era Otonomi Daerah memiliki kewenangan yang lebih besar untuk menetapkan dan mengontrol strategi pembangunan yang sesuai dengan potensi daerah.

Salah satu aspek perhatian Pemerintah adalah kebijakan pengembangan dan pendayagunaan potensi pariwisata yang selalu diarahkan untuk melibatkan berbagai pihak, baik Pemerintah,

6Siti Atika Rahmi ,Pembangunan Pariwisata Dalam Perspektif Kearifan Lokal, Jurnal Unitri, Vol.

6, No. 1, 2016.

(32)

masyarakat maupun kalangan dunia usaha. Prioritas utama dalam upaya pembangunan sektor ini selalu dihubungkan dengan objek dan daya tarik wisata. Upaya tersebut untuk menyesuaikan dengan faktor-faktor pendukung, yang antara lain sarana dan prasarana penunjang sebagai salah satu sektor unggulan.

6. “Prospek Pengembangan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal Di Kabupaten Kulonprogo.”

7Sektor pariwisata diperkirakan menjadi penghasil devisa terbesar dan menjadi salah satu kunci untuk melaksanakan pembangunan negara dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sektor pariwisata memiliki potensi sebagai faktor pendapatan ekspor, ketersediaan lapangan pekerjaan, pengembangan usaha dan infrastruktur. Potensi wisata yang ada di Kabupaten Kulonprogo terdiri dari objek wisata alam, budaya, tirta( air), sejarah, religi dan edukasi dengan desa wisata pusat kerajinan tangan. Namun hingga saat ini jumlah wisatawan yang datang berkunjung belum maksimal dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata lain di kabupaten/ kota di DIY.

7. “ Strategi Pengelolaan Kabupaten Samosir Sebagai Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi Sumatera Utara”.

8Pulau Samosir adalah pulau terbesar di Sumatera Utara yang terletak di tengah perairan Danau Toba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi Sumber Daya Alam di Pulau Samosir dengan menggunakan analisis SWOT. Metode penelitian

7. M. Agus Prayudi, Prospek Pengembangan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal Di KabupatenKulonprogo, Khasanah Ilmu : Jurnal Pariwisata Dan Budaya Volume 11 Nomor 1, Meret 2020

8Fransiska Roslila Eva Purnama Pardede dan Ida Bagus Suryana, Strategi Pengelolaan Kabupaten Samosir Sebagai Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Destinasi

(33)

yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara, kemudian dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif yang di bentuk menjadi deskripsi yang menggambarkan situasi atau peristiwa dilapangan.

Berdasarkan hasil analisis strategi, rencana strategis pengelolaan Pulau Samosir Sebagai salah satu objek wisata alam di kawasan provinsi Sumatera Utara dapat lakukan dengan : Mengadakan Diklat untuk peningkatan kualitas SDM dan pengetahuan masyarakat tentang pariwisata, promosi pariwisata ditingkatkan baik dimedia cetak maupun media online, bekerjasama dengan travel atau biro perjalanan, meningkatkan dan meningkatkan pemeliharaan sarana dan prasarana untuk mendongkrak kedatangan wisatawan.

8. “ Pariwisata dan Pengembangan SDM”.

9 Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor prioritas pemerintah Indonesia untuk menghasilkan devisa negara oleh karena itu pemerintah, stakes holder terkait harus serius dalam melakukan pemanfaatan, pengembangan, pengelolaan dan pembiayaan kawasan wisata dalam mengambil kebijakan- kebijakan dan program pengembangan SDM yang akan dilakukan.. Dalam jurnal ini pembahasan mengenai kawasan wisata lebih difokuskan pada penguraian konsep dan praktek good governance, proses dan prosedur kelembagaan, pembiayaan pembangunan untuk pengembangan sektor pariwisata yang dikaitkan dengan pendidikan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) di bidang kepariwisataan. Kajian terhadap pengembangan kawasan wisata di indonesia berdasarkan pada kajian pustaka yang berkaitan dengan

9 Nandi, pariwisata dan Pengembangan SDM, Jurnal GEA Jurusan Geografi Vol. 8 No. 1, April 2008.

(34)

permasalahan- permasalahan yang timbul dari pengembangan kawasan wisata merupakan materi yang di bahas di dalam jurnal ini.

9. “Analisis Kebijakan Pariwisata Terhadap Pengelolaan Objek Wisata Di Kabupaten Samosir”.

10 Kebijakan pemerintah tentang program pembangunan nasional di Indonesia bahwa pengembangan pariwisata merupakan sektor unggulan dan menjadi kunci pembangunan. Pariwisata di Kabupaten Samosir juga berpedoman pada Surat Keputusan Bupati Samosir Nomor 474 Tahun 2017 tentang Penetapan Kriteria dan Klasifikasi Objek Wisata di Kabupaten Samosir, dengan adanya kebijakan ini memudahkan untuk proses pengelolaan objek wisata di Kabupaten Samosir. Pengelolaan objek wisata ini dilakukan dengan pengelompokan klasifikasi objek wisata yang telah ditetapkan oleh Surat Keputusan Bupati Samosir Nomor 474 Tahun 2017.

Proses implementasi kebijakan sangat penting didukung berbagai unsur yang dapat menjalankan organisasi/lembaga termasuk sosialisasi visi misi dan strategi yang dirumuskan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir. Kebijakan yang terkait pengelolaan obyek wisata bertujuan untuk meningkatkan pemerataan dan peningkatan pembangunan di sektor pariwisata.

Maka, Kabupaten Samosir mengimplementasikan Surat Keputusan Bupati Samosir tentang Penetapan Kriteria dan Klasifikasi Objek Wisata diKabupaten Samosir. Untuk mengimplementasikan kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan obyek wisata sumberdaya baik fisik maupun non fisik. Implementasi kebijakan yang maksimal dan efektif serta efisien mengindikasikan bahwa perlunya sumber daya yang memadai baik sumber daya manusia

10Agung Saputra dan Khaidir Ali,Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera UtaraVolume 14, Nomor 4: 564-584

(35)

maupun sumber dana.Komitmenloyalitas dan profesionalisme pegawai Dinas Pariwisata serta instansi lain juga perlu ditingkatkan agar mampu mengelola obyek wisata lebih baik.

1.3. Rumusan Masalah

Melihat potensi alam,budaya,dan situs budaya yang dimiliki Desa Sianjur Mula- mula seharusnya sudah dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perekonomian masyarakat desa Sianjur Mula- mula. Namun peneliti selama melakukan observasi tidak menemukan dampak yang di berikan dari sektor parawisata terhadap perekonomian masyarakat lokal.

Sesuai dengan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas,maka perumusan masalah dalam penelitin ini, adalah :

1. Apa saja potensi parawisata berbasis Kearifan Lokal yang dimiliki di desa Sianjur Mula-Mula

2. Bagaimana Pengembangan pariwisata yang berbasis Kearifan Lokal sudah dilakukan di desa Sianjur Mula- mula.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui potensi pariwisata yang dimiliki desa Sianjur Mula- mula.

2. Untuk mengetahui pengembangan pariwisata yang sudah dilakukan di desa Sianjur Mula- mula.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memperkaya literatur atau menambah sumber pengetahuan bagi mahasiswa dan akademis umumnya terutama bagi mahasiswa Antopologi yang akan melakukan penelitian selanjutnya. Serta dapat

(36)

memberikan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat yang membaca penelitian publikasi penelitain ini serta sebagai referensi bagi yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

2. Untuk mengetahui potensi pariwisata yang dimiliki desa Sianjur Mula- mula serta mengetahui bagaimana model pengembangan pariwisata yang relevan di terapkan di desa Sianjur Mula- mula.

1.6. Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian adalah cara- cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,motivasi, tindakan dan lain-lain secara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan metode. Menjelaskan realitas sosial melalui observasi menghasilkan data deskritif berupa tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari pengelolaan objek parawisata di desa Sianjur Mula- mula.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1989:29) penelitian yang bersifat deskritif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan dan gejala suatu kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala-gejala lainnya. Metode penelitian kualitatif ini bersifat deskritif yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari informan. Informan merupakan orang yang menjadi tujuan wawancara untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat melalui wawancara dengan masyarakat lokal dalam kaitannya dengan pengelolaan objek objek pariwisata di desa Sianjur Mula- mula.

1.6.1 Observasi partisipatif

(37)

Teknik observasi partisipatif adalah teknik pengumpulan data dengan cara melibatkan langsung peneliti didalam kegiatan yang sedang ditelitinya atau menjadi bagian dari objek yang akan di teliti. Dengan teknik observasi partisipatif peneliti dapat memperoleh gambaran- gambaran tentang kehidupan sosial yang sukar untuk diketahui dengan metode lainnya.

Didalam teknik ini penulis membuat field note yang berisi catatan- catatan hasil pengamatan penulis saat di lapangan.

Dalam mengawali penelitian, penulis akan memulainya terlebih dahulu dengan membangun komunikas yang baik dengan pihak pengelola pariwisata, masyarakat, pemerintah setempat, Pokdariwis, budayawan.

Pentingnya membangun rapport terlebuh dahulu dengan stake holder yang ada di Desa Sianjur Mula- mula yaitu agar proses observasi, dan wawancara bisa berjalan dengan baik.

Observasi partisipasi di dalam penelitian ini sudah di lakukan penulis saat melaksanakan PKL ( Praktek Kerja Lapangan) dengan metode Live- in dengan masyarakat desa Sianjur Mula- mula selama 1 bulan. Observasi partisipasi dilakukan dengan mengikuti keseharian masyarakat, ikut didalam pengelola wisata, berkunjung ke sawah- sawah yang ada disana serta mengobrol dengan petani, berdiskusi dengan pelaku budaya dan pariwisata disekitaran desa Sianjur Mula- mula.

1.6.2. Wawancara Mendalam

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (Depth interview). Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka langsung dengan informan dengan menggunakan interview guide acuan didalam melakukan wawancara. Data yang dihasilkan dari wawancara mendalam yaitu sebagai sumber data primer karena didapatkan langsung dari sumber pertama. Didalam wawancara

(38)

mendalam diharapkan pewawancara (interviewer) dapat merangsang informan untuk menjawab dan juga menggali informasi yang dibutuhkan.

Wawancara dalam suatu penelitian kualitatif adalah metode yang sangat dibutuhkan. didalam melakukan wawancara hendaknya peneliti menggunakan bahasa bahasa yang mudah dipahami oleh informan agar tidak membingungkan. pertanyaan pertanyaan yang diajukan juga adalah pertanyaan pertanyaan mendalam mengenai topik penelitian yang diambil.

Adapun yang menjadi bagian konsentrasi didalam wawancara ini yaitu seperti bagaimana pengelolaan pariwisata di desa Sianjur Mula- mula yang dilakukan saat ini dan masa sebelumnya, peran pemerintah di dalam pengembangan pariwisata, potensi budaya yang dimiliki desa Sianjur Mula- mula, peran POKDARWIS didalam meningkatkan kesadaran pariwisata masyarakat dan lain- lainnya. Di dalam melakukan wawancara mendalam, Interviewer juga diharapkan menggunakan beberapa instrumen pendukung seperti photo, perekam suara, field note, interview guide agar memudahkan peneliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal terhadap penelitian tersebut.

Adapun target informan didalam penelitian ini adalah pengelola objek wisata/ situs budaya, pengelola Homestay ,pemerintah desa, pemerintah Kabupaten Samosir, Kelompok seniman/ budayawan batak, POKDARWIS ( Kelompok Sadar Wisata) yang ada di lokasi penelitian, serta masyarakat.

No. Nama Keterangan

1. Pardingotan Sagala Kepala Desa Sianjur Mula- mula 2. Halomoan Sagala Ketua Pokdarwis Sianjur

Mula- mula 3. Reinhard Sinaga Budayawan/ Penggagas

Rumah Belajar Sianjur Mula- mula

(39)

4. Bapatua Sigiro Pengelola Air Terjun Nai Sogop

5. R.E Naibaho Kabid Pengawasan Dinas

Pariwisata Samosir 6. Santi Harianja Kabid Pemasaran dan

Promosi Dinas Pariwisata Samosir

7. Oppung Manalu Pengelola Homestay

Tabel 2. Daftar Nama Informan Penelitian 2021

1.6.3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Primer adalah data yang di dapatkan secara langsung dari lapangan melalui wawancara langsung maupun hasil observasi di desa Sianjur Mula- mula

b. Data sekunder adalah data pendukung penelitian yang diperoleh dari jurnal- jurnal penelitian terdahulu, buku maupun artikel- artikel yang berkaitan dengan topik penelitian.

1.6.4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah bukti otentik telah dilaksanakannya penelitian. Hasil dari dokumentasi bisa berupa rekaman video, photo, rekaman suara. Pada penelitian ini dilampirkan juga berupa photo pada saat proses penelitian.

1.6.5. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menganalisis hasil dari proses penelitian tersebut. Analisis data bertujuan untuk menyusun data dalam cara tertentu guna mempermudah cara memahami hasil dari penelitian tersebut. Proses analisis mencakup keseluruhan proses

(40)

penelitian dari wawancara, observasi, field note, dokumentasi pribadi dalam bentuk video, foto dan rekaman suara. Proses selanjutnya setelah memahami seluruh data yaitu membuat abstraksi atau rangkuman yang inti kemudian menyusunnya menjadi satuan satuan yang akan dikategorisasi pada langkah selanjutya.

Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap pertama pengolahan data dimulai dari penelitian terdahulu hingga tersusunnya usulan penelitian. Tahap kedua, pengolahan data yang lebih mendalam dilakukan dengan cara mengolah hasil kegiatan wawancara dan pengumpulan berbagai informasi lapangan di lokasi penelitian. Tahap ketiga, setelah itu adalah pemeriksaan keabsahan data hasil wawancara dengan sejumlah narasumber yang dijadikan informan penelitian serta membandingkan data tersebut dengan berbagai informasi terkait. Pada tahap ini, pengolahan data dianggap optimal apabila data yang diperoleh sudah layak dianggap lengkap dan dapat mempresentasikan masalah yang dijadikan objek penelitian.

Tahap akhir adalah analisis data dalam rangka menjawab pertanyaan- pertanyaan penelitian dengan pendekatan deskriptif.

1.7. Proses dan Jalannya Penelitian

Penulis merupakan seorang mahasiswa yang sangat menyukai dunia pariwisata. Keinginan untuk menjelajah yang sudah mulai ada sejak Sekolah Menengah Atas dan memuncak setelah duduk dikursi universitas. Menurut penulis, pariwisata adalah sesuaru yang sangat menyenangkan, menantang, dimana kita bisa mengenal banyak hal baru diperjalanan maupun mengetahui kearifan lokal disetiap tempat yang kita kunjungi. Menurut penulis, kearifan lokal merpakan salah satu kunci sukses nya suatu destinasi wisata menjadi sangat populer dan menimbulkan rasa penasaran bagi khalayak ramai dan membuat orang

(41)

berkunjung karena tertarik dan ingin tahu mengenai kearifan lokal yang ada ditempat tertentu.

Pariwisata menjadi salah satu sektor yang diunggulkan untuk memberikan kontribusi positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat. Demikian juga yang terjadi dikawasan samosir setelah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai Geopark Kaldera Toba dan masuk kedalam KSPN ( Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) yang secara otomatis mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah Republik Indonesia melalui pembangunan infrastruktur besar besaran demi mendukung untuk kenyamanan kunjungan wisatawan.

Pada tahun 2019 akhir saat semester 7, penulis berencana ingin meneliti tentang kopi simalungun sehubungan dengan sedang naiknya kepopuleran kopi Simalungun ditaraf nasional dan sedang populernya kebiasaan ngopi bagi kaum muda, kemudian penulis menemui bapak Prof. R. Hamdani Harahap, M.Si untuk berdiskusi dan meminta untuk menjadi dosen pembimbing dan mendapatkan persetujuan. Namun seiring berjalannya waktu penulis berubah pikiran dan mengajukan judul pada bulan april 2020 dan di setujui oleh dosen penasehat studi saya dan disetujui juga oleh pak Fikarwin Zuska selaku kepala prodi Antropologi . Penulisan proposal di mulai dari bulan april hingga pada bulan agustus turun ke lapangan untuk melakukan penelitian. Penelitian dilakukan dilapangan selama 1 minggu karena sebelumnya penulis sudah pkl selama 1 bulan di desa Sianjur Mula- mula jadi pengerjaan penelitian lebih mudah. Namun proses yang terjadi tidak seperti yang dibayangkan oleh penulis, banyak halangan yang terjadi saat dilapangan seperti responden yang sulit ditemui, kendala teknis diperjalanan, dan lain lainnya.

Setelah melakukan penelitian lapangan, penulis langsung menulis laporan dari catatan dan rekaman yang sudah diperoleh sehingga penulis selesai membuat bab 2 selama dua minggu dan langsung bimbingan dibulan september akhir.

(42)

Setelah mendapat revisi bab 2, penulis pun melanjutkan menulis bab 3- 4, didalam penulisan bab 3- 4 ini menemukan beberapa kesulitan didalam penulisan, namun segera menemukan solusi dengan berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan teman- teman lainnya dan menyelesaikan bab 3- 4 dalam waktu 1 bulan.

Setelah selesai menulis bab 3- 4, penulis langsung bimbingan pada bulan desember awal dan mendapatkan revisi yang cukup banyak tentang isi dan penulisan, dan penulis merevisinya dan mengerjakan sampai bab 5 kemudian bimbingan kembali pada bulan januari akhir. Pada saat bimbingan bab 5, penulis kembali mendapatkan revisi yang cukup banyak mengenai metode penulisan kutipan, footnote dan lainnya sampai pada akhirnya skripsi ini di acc pada tanggal 26 januari 2021.

(43)

BAB II

Gambaran Umum Desa dan Objek WisataSianjur Mula- Mula Dalam bagian ini, penulis akanmembicarakan tentang kondisi desa Sianjur Mula-mula sebagai daerah penelitian. Yang dibahas dalam sub bab ini adalah bagaimana letak geografis dan kondisi alam, penduduk, Kelembagaan pemerintahan desa Sianjur Mula- mula, sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana transportasi, sarana ibadah.

Gambar 1. Kantor kepala desa Sianjur Mula- mula Sumber: Dokumentasi pribadi penulis ,2020

Kehidupan masyarakat Batak Toba pada zaman dahulu sangat melekat dengan norma norma sosial berupa adat, 11patik dan 12uhum yang biasanya terbentuk ditengah peradaban masayarakat batak yang bertujuan untuk memenuhi tujuan bersama sebagai satu komunitas sosial. Pada masyarakat adat Batak Toba mengenal pembagian kesatuan wilayah desa dengan Huta, Lumban dan Sosor.

Huta (kampung) adalah wilayah tempat tinggal keluarga suku Batak tradisional.

Dalam satu huta terdapat beberapa rumah (sekitar 10- 20), dimana penduduknya berasal dari marga yang sama atau satu nenek moyang (saompu), juga marga lain

11 Patik : Aturan larangan yang di sepakati bersama, aturan, hukum, undang- undang

12 Uhum : Hukum, adat, cara, pengetahuan mengenai hukum ponis

(44)

yang beristrikan boru (anak perempuan) dari marga pemilik huta tersebut. 13Pendiri huta disebut sipungka huta (si pembuka kampung) atau sinuan bulu (si penanam bambu). Si pungka huta menjadi Raja Huta, pemimpin masyarakat kampung. Bertambahnya populasi membutuhkan huta yang baru berdekatan dengan huta induk, karena huta yang lama dari segi bentuk dan strukturnya tidak bisa diperlebar. Permukiman yang baru tersebut dinamakan lumban. Lebih menjauh dari huta induk dan lumban disebut sosor dan yang paling jauh adalah huta pagaran, tempat hunian paling luar atau paling pinggir.

Desa Sianjur Mula-mula ini memiliki topografi dan kontur tanahnya beraneka ragam, yaitu datar, landai, miring dan terjal. Struktur tanahnya labil dan berada pada jalur gempa tektonik dan vulkanik. Aspek yang menarik dari silsilah yang telah diuraikan oleh masyarakat disekitar situs Sianjur Mula-mula yaitu memunculkan pertanyaan apakah penyebutan huta dalam silsilah tersebut juga berarti nama seseorang atau nama sebuah kampung, seperti dalam pengertian sekarang. Namun kedepan hendaknya dilakukan wawancara yang lebih intensif berkaitan dengan genealogis yang ada dikampung-kampung yang menjadi pecahan dari kampung awal.

Kalau di huta itu diidentikkan dengan sistem organisasi sosial yang seperti dimaknai sekarang ini maka disebutkan bahwa Huta Urat terbagi menjadi dua yaitu: Lumban Ganda dan Lumban Batu-batu. Penyebutan Lumban Ganda dan Lumban Batu-batu sebagai organisasi sosial dapat berarti bahwa merupakan bagian dari Huta Urat. Huta Urat sebagai sebuah organisasi dengan pecahan organisasinya menggambarkan bahwa Huta Urat merupakan salah satu huta lama yang merupakan salah satu cikal bakal hunian Sianjur Mula-mula. Terlebih dengan adanya penggabungan huta/lumban pada tahun1992 yaitu menjadi Desa Sianjur Mula-mula yang merupakan penggabungan Lumban Ganda dengan pecahan organisasinya yaitu Si Atar- atar, Si Tabo- tabo dan Huta Lobu serta Huta

13Haposan Bakkara:HUTA, LUMBAN, SOSOR DAN HUTA PAGARAN, 4 maret 2011, http://

(45)

Batu- batu dengan pecahan organisasi sosialnya yaitu Lingga Tonga, Parhoban, dan Huta Gambir menggambarkan bahwa organisasi sosial tersebut merupakan bagian dari Huta Urat.

Huta Urat itu dimaknai sebagai seorang tokoh maka ada tujuh generasi yang pernah tinggal di Huta dimaksud dari sejak hunian awal di wilayah Huta Urat hingga sekarang. Namun jika Huta Urat dimaknai sebagai sebuah kampung maka ada enam generasi yang tinggal di wilayah tersebut hingga sekarang.

Sedangkan genealogis yang ada hingga sampai ke genealogis awal yaitu Si Raja Batak yaitu hanya tiga generasi yaitu berturut-turut Si Raja Batak kemudian Sagala Raja terus keturunannya yaitu Huta Urat/Si Raja Oloan. Hal tersebut menggambarkan genealogis Marga Sagala berkisar Sembilan atau sepuluh generasi atau setara dengan kisaran 250 tahun.

2.1. Gambaran Umum Desa

2.1.1. Letak geografis Desa Sianjur Mula- Mula

Gambar 2. Peta Sianjur mula- mula Sumber: Wikipedia, 2013

(46)

Desa Sianjur Mula- Mula adalah salah satu desa diantara 128 desa lainnya di Kabupaten Samosir. 14Desa Sianjur Mula- mula memiliki luas wilayah seluas 985 Ha. Lahan tersebut terdiri dari lahan sawah seluas 100 Ha, lahan ladang seluas 197 Ha lahan perkebunan seluas 20 Ha, lahan hutan seluas 156 Ha dan lahan lainnya seluas 360 Ha. secara geografis desa Sianjur Mula- mula terletak di koordinat N. 92’35’24,7’

dan E.098’37,8’. Batas letak desa Sianjur Mula- Mula Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ginolat Kec.Sianjur Mula- mula, Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Singkam Kec. Sianjur Mula- mula, Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Partungkot Naginjang Kec.

Harian, Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Sarimarrihit Kec.

Sianjur Mula- mula. Desa Sianjur Mula- mula berada pada ketinggian 1112 mdpl dengan kemiringan 35% sehingga menjadi layak untuk tujuan wisata karena pemandangan yang bagus.

2.1.2. Kondisi Penduduk

Penduduk merupakan dasar pembangunan suatu daerah dimana perkembangan dan pertumbuhan suatu penduduk mengharuskan adanya suatu pembangunan yang lebih maju. Penduduk juga merupakan salah satu komponen pembangunan yang memiliki dua sisi yang sangat penting, disuatu sisi sebagai pembangunan dan disisi lain sebagai objek pembangunan berupa peningkatan mutu daya nya.

15Desa Sianjur Mula- mula mulai berdiri pada tahun 1992 tergabung didalam kecamatan Sianjur Mula- mula dengan kode desa ( kode PUM ) : 2006.06. Jumlah kepala keluarga yang ada di desa Sianjur Mulamula sebanyak 164 KK dengan jumlah penduduk 591 Jiwa. Penduduk laki- laki sebanyak 290 Jiwa dan penduduk Perempuan 301 Jiwa. Jumlah

14 BPS Kabupaten Samosir

Gambar

Tabel 2. Daftar Nama Informan Penelitian 2021
Gambar 1. Kantor kepala desa Sianjur Mula- mula  Sumber: Dokumentasi pribadi penulis ,2020
Gambar 2. Peta Sianjur mula- mula  Sumber: Wikipedia, 2013
Tabel 3. Indeks kesejahteraan masyarakat desa Sianjur Mula- mula  Sumber: Data Desa Sianjur Mula- mula 2019
+7

Referensi

Dokumen terkait

AAI(r|I CALON ANCGOTA DPR]RI. Nou Urui

[r]

[r]

ditsnihtugh ebahE db tsmdo 4r dihhd.. Nj6@d iedu

High-altitude illness (HAI) merupakan sekumpulan gejala paru dan otak yang terjadi pada orang yang baru pertama kali mendaki ke ketinggian.. HAI terdiri dari

Judul Tesis : PEMBUATAN FURFURAL DARI SEMBUNG RAMBAT ( Mikania micrantha ) DENGAN MENGGUNAKAN ASAM ORGANIK DARI BELIMBING WULUH ( Averrhoa blimbi ).. Nama Mahasiswa :

Timatex merupakan perusahaan yang pertama kali memproduksi tekstil dengan penggunaan bahan dari benang sintetis yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan termasuk dalam

kadar kolinesterase terjadi pada 18 responden yang telah menggunakan obat anti nyamuk bakar ≥5 tahun, 17 responden diantaranya mengalami penurunan. kadar kolinesterase