• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Disusun Oleh"

Copied!
206
0
0

Teks penuh

(1)

1

KEBAHAGIAAN MAHASISWA YANG ORANG TUANYA BERCERAI DAN MENIKAH LAGI DI KOTA JAMBI

SKRIPSI

Disusun Oleh:

ANGGA ABIMAYU PANGESTU NIM. G1C117071

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

2022

(2)

KEBAHAGIAAN MAHASISWA YANG ORANG TUANYA BERCERAI DAN MENIKAH LAGI DI KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan kepada Program Studi Psikologi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh:

ANGGA ABIMAYU PANGESTU NIM. G1C117071

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

2022

(3)

ii

(4)
(5)

iv

(6)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Angga Abimayu Pangestu

NIM : G1C117071

Program Studi : Program Studi S1 Psikologi

Judul Skripsi : Kebahagiaan Mahasiswa yang Orang Tuanya Bercerai dan Menikah Lagi di Kota Jambi

Dengan ini menyatakan yang sebenarnya bahwa tugas akhir skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil dari karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir skripsi ini adalah hasil duplikat, maka saya bersedia menerima sanksi atau perbuatan tersebut.

Jambi, 24 Desember 2022 Yang membuat Pernyataan

Angga Abimayu Pangestu NIM. G1C117071

(7)

vi

KATA PENGATAR

Alhamdulillahirobbil ,, alamin. Segala puji dan syukr peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Nikmat-nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Kebahagiaan Mahasiswa Yang Orang Tuanya Bercerai dan Menikah Kembali di Kota Jambi”.

Dalam Pembuatan Skripsi ini Peneliti mendapatkan bimbingan serta petunjuk dari banyak pihak sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. selanjtnya melalui tulisan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof.Drs.H.Sutrisno,M.Sc.,Ph.D selaku Rektor Universitas Jambi

2. DR. dr. Humaryanto, sp.OT., M.Kes selaku Dekan Falkutas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

3. Ibu Yun Nina Ekawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku ketua program studi Psikologi Universitas Jambi. dan Selaku Pembimbing Akademik selama masa perkuliahan.

4. Ibu Dessy Pramudiani, S.psi., M.Psi., Psikolog. Selaku Pembimbing utama dalam penyusunan proposal hingga hasil akhir skripsi yang membimbing dengan sabar dan telah berkenan untuk melangkan waktu, memberikan saran dan masukan serta memotivasi peneliti sampai selesainya penulisan proposal ini.

5. Ibu Siti Raudhoh. S.Psi., M.Psi., Psikolog .Selaku pembimbing pendamping dalam penyusunan proposal hingga akhir skripsi yang telah melungkan waktu untuk membimbing, memotivasi, dan memberikan masukan yang sangat membantu dalam menyempurnakan penulisan penelitian peneliti.

6. Bapak dan ibu Dosen Program Studi Psikologi Universitas Jambi yang telah memberikan banyak ilmunya dan menjadi panutan bagi peneliti.

7. Pihak Pengadilan Tinggi Agama Jambi dan Pengadilan Agama Jambi yang telah membantu dalam pengambilan data awal.

(8)

8. Kedua orang tua tercinta ayahanda Sugeng dan Ibunda Sri Wahyuningrum yang telah penuh sabar dan sepenuh hati mencurahkan kasih sayang dan cintanya, mendampingi dan selalu mendo’akan peneliti serta memberi fasilitas yang dibutuhkan selama masa pendidikan.

9. Adik laki-laki saya Aryo Pandu Wicaksono dan Muhammad Raditya Wiratama

10. Teman terbaik saya Selvita Butar Butar yang telah bersedia menyemangati dan mendengarkan keluh kesah peneliti.

11. Para sahabat saya, Gading Va Putra, Aspita Sari, Randy Ashari, Fatah Al-Fajri, Sisfaizal Adam Habib, Kholid Faturahman, Rices Ramadano, Ahmad Ridwan, Gabriel Emir, Ilfinri Kurniawan, Benyamin Junaedy, Haris Alfarizi, M.

Wahyudi, M. Kelfi Fareza, Aspita Sari yang selalu menemani peneliti dari awal hingga sekarang, selalu mendukung peneliti dalam keadaan apapun.

12. Kepada teman-teman mahasiswa Psikologi 2017 yang telah memberikan dukungan serta masukan kepada peneliti, dan menjadi teman baik peneliti, dan menjadi teman baik penelitian ini.

13. Partisipan pada saat pengambilan data awal yang sudah bersedia meluangkan waktu, membagikan pengalaman dan pembelajaran kepada peneliti dan pihak- pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian proposal ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahawa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu peneliti harap kritik dan saran dari semua pihak dapat menghubungi peneliti melalui e-mail [email protected]. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu Psikologi.

Jambi, 24 Desember 2022

Angga Abimayu Pangsetu

(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

SURAT KELULUSAN SIDANG SKRIPSI ...iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... xv

ABSTRACT ... xvi

ABSTRAK ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

1.4.1. Manfaat Teoritis ... 9

1.4.2. Manfaat Praktis ... 9

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

1.6. Keaslian Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 15

(10)

2.1.3. Karakteristik orang yang bahagia ... 16

2.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebahagiaan ... 17

2.1.5. Manfaat Kebahagiaan ... 18

2.2. Pengertian Mahasiswa ... 18

2.3. Pengertian Pernikahan ... 19

2.4. Pengertian Perceraian ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

3.1. Rancangan Penelitian ... 20

3.2. Kerangka Konsep ... 21

3.3. Sumber Data ... 22

3.3.1. Partisipan/Informan ... 22

3.3.2. Instrumen Penelitian ... 22

3.3.3. Peran Peneliti ... 23

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.4.1. Observasi ... 24

3.4.2. Wawancara ... 24

3.4.3. Dokumentasi ... 24

3.5. Teknik Analisis Data ... 24

3.6. Keabsahan Data... 28

3.7. Dimensi Subjek Penelitian ... 30

3.8. Etika Penelitian Rancangan Penelitian ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 33

4.1 Hasil ... 33

4.1.1 Data Profil Partisipan ... 33

4.1.2 Gambaran Umum Partisipan ... 33

(11)

x

4.1.3 Hasil Observasi Informan Selama Proses Wawancara ... 34

4.2 Deskripsi Hasil ... 37

4.2.1 Aspek Kebahagiaan Mahasiswa yang orang Tuanya Bercerai dan Menikah lagi di Kota Jambi ... 37

4.2.2 Faktor Kebahagiaan Mahasiswa yang orang Tuanya Bercerai dan Menikah lagi di Kota Jambi ... 42

4.3 Skema Hasil Temuan ... 48

4.4 Pembahasan Teori ... 49

4.4.1 Kebahagiaan Mahasiswa yang orang tua Tuanya Bercerai dan Menikah Lagi di Kota Jambi ... 49

4.5 Keterbatasan Penelitian ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

5.1 Kesimpulan Penelitian ... 53

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN ... 59

(12)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1.1 Data Perceraian Provinsi Jambi 2019-2021 ... 2 Grafik 1.2 Data Perceraian Kota Jambi 2019-2021 ... 3

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.3 Penelitian Terdahulu ... 12

Tabel 4.1 Data Profil Partisipan Penelitian ... 33

Tabel 4.2 Hubungan Temuan Dengan Aspek Dalam Penelitian Lainnya ... 49

Tabel 4.3 Hubungan Temuan Dengan Faktor Dalam Penelitian Lainnya ... 51

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 21 Gambar 3.2 Bagan Alur Analisis Data ... 25 Gambar 4.3 Skema Hasil Temuan ... 48

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Panduan Wawancara Data Awal ... 60

Lampiran 2. Informed Consent Wawancara Data Awal ... 62

Lampiran 3. Hasil Wawancara Data Awal ... 64

Lampiran 4. Surat Izin Survey Data Awal ... 88

Lampiran 5. Draft Pedoman Wawancara Data Utama ... 89

Lampiran 6. Lembar Informed Consent Penelitian ... 94

Lampiran 7. Lembar Informed Consent paertisipan AS ... 98

Lampiran 8. Lembar Informed Consent partisipan FN ... 99

Lampiran 9. Lembar Informed Consent partisipan NJ ... 100

Lampiran 10. Lembar Transkip Wawancara Partisipan AS ... 101

Lampiran 11. Lembar Transkip Wawancara Partisipan FN ... 123

Lampiran 12. Lembar Transkip Wawancara Partisipan NJ ... 142

Lampiran 13. Dokumentasi Partisipan Penelitian ... 159

Lampiran 14. Pengembangan Tema Superordinat Partisipan AS ... 161

Lampiran 15. Pengembangan Tema Superordinat Partisipan FN ... 163

Lampiran 16. Pengembangan Tema Superordinat Partisipan NJ... 164

Lampiran 17. Pengembangan Tema Antar Partisipan ... 166

Lampiran 18. Tabel Untuk Semua Partisipan ... 171

Lampiran 19. Tabel Identifikasi Tema Berulang ... 184

Lampiran 20. Log Book ... 185

Lampiran 21. Turnitin ... 188

(16)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis dengan nama lengkap Angga Abimayu Pangestu, Lahir di Kota Jambi pada tanggal 21 April 1999, merupakan anak pertama dari 3 bersaudara dari bapak Sugeng dan ibu Sri Wahyuningrum, A.Md.M. penulis memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Aryo Pandu Wicaksono dan M. Raditya Wiratama. Penulis merupakan lulusan dari SD Negeri 189 Kota Jambi, SMP Negeri 2 Kota Jambi, dan SMA Negeri 2 Kota Jambi. Pada tahun 2017, penulis resmi menjadi mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi melalui jalur Seleksi Mandiri PTN-Barat. Sejak sekolah penulis aktif di berbagai organisasi sekolah serta mengikuti ekstrakulikuler Sepak boladan Futsal. Penulis juga turut serta dalam berbagai kepanitiaan di Falkutas, seperti kepanitiaan dalam kegiatan Inauguration FKIK dan Upgrading Program Studi Psikologi.

(17)

xvi

The Happiness of College Students Whose Parents’ Divorced And Remarried In Jambi City

1Angga Abimayu Pangestu, 2Dessy Pramudiani, 3Siti Raudhoh

1Jurusan Psikologi,Universitas Jambi/ [email protected]

2Jurusan Psikologi, Universitas Jambi/ [email protected]

3Jurusan Psikologi,Universitas Jambi/[email protected] ABSTRACT

BACKGROUD: College students who are victims of their parents’ divorce have memories and past experiences that they do not want to repeat or even remember again, and with the situation that one or both of their parents have remarried, this creates new problems that must be borne by them. In a situation like this, it takes desire and success to fulfill happiness because every individual always expects happiness in his life.

PURPOSE: To find out the description and factors that influence the happiness of students whose parents’ divorce and remarried in Jambi City

METHOD: This research has used qualitative methods with a phenomenological approach. The data collection method that has been carried out is to have used in- depth interview techniques. Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) data analysis. Criteria for participant. College students who have parents who divorced and remarried in Jambi City. Active college students semesters 5-11.

RESULT: The description of happiness in the research that has been carried out on students whose parents’ divorced and remarried in Jambi City is to open up by adapting to a new environment, good communication with the surrounding environment, positive academic activities, non-academic positive activities, learning to accept the situation sincerely, solving problems stradfastly and independently. The influencing factors are a sense of care, expanding relationships, enthusiasm for living life, recognizing one’s own strengths, respecting parents and being mature-minded.

CONCLUSION AND SUGGESTION: The three participants have described their respective happiness in dealing with the problem of parental divorce and remarriage so that they can find own happiness. This research is expected to add information about happiness.

Kata Kunci: Happiness, College Student , Remarried, Divorce

(18)

1Angga Abimayu Pangestu, 2Dessy Pramudiani, 3Siti Raudhoh

1Jurusan Psikologi, Universitas Jambi/[email protected]

2Jurusan Psikologi, Universitas Jambi/ [email protected]

3Jurusan Psikologi,Universitas Jambi/ [email protected] ABSTRAK

LATAR BELAKANG: Mahasiswa korban perceraian memiliki ingatan serta pengalaman masa lalu yang tidak ingin diulangi bahkan diingat oleh mereka, ditambah dengan keinganan orang tua menjalin hubungan pernikahan lagi, sehingga menimbulkan permasalahan baru yang ditanggung oleh mereka. dibutuhkan keinginan serta keberhasilan dalam memenuhi kebahagiaan karena setiap individu senantiasa mengharapkan kebahagiaan bagi hidupnya.

TUJUAN: Untuk mengetahui gambaran dan faktor yang mempengaruhi kebahagiaan pada mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi.

METODE: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam. Analisis data Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Kriteria partisipan. Mahasiswa dengan orang tua bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi.

Mahasiswa aktif semester 5-11.

HASIL: Gambaran kebahagiaan pada penelitian mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi adalah membuka diri dengan beradaptasi dilingkungan baru, komunikasi baik dengan lingkungan sekitar, aktivitas positif akademik, aktivitas positif non akademik, belajar menerima keadaan dengan ikhlas, menghadapi permasalahan dengan tabah dan mandiri. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah rasa kepedulian, menambah relasi, semangat menjalani hidup, mengenali kekuatan diri, menghormati orang tua dan berpikiran dewasa.

KESIMPULAN DAN SARAN: Ketiga partisipan telah menggambarkan kebahagiaan setiap partisipan dalam menghadapi permasalahan perceraian orang tua dan menikah lagi untuk menemukan kebahagiaan. Penelitian ini diharapkan menambah informasi mengenai kebahagiaan.

Kata Kunci: Kebahagiaan, Mahasiswa, Perceraian orang tua, Menikah lagi

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang selalu mencari manusia lain untuk hidup bersama. Sudah menjadi hal biasa bahwa dua orang manusia dengan jenis kelamin berbeda memiliki daya saling menarik untuk hidup bersama. Konteks hidup bersama dalam perspektif masyarakat ternyata membutuhkan suatu aturan, seperti syarat peresmian, bagaimana tata pelaksanaan, bagaimana kelanjutan dan bagaimana terhentinya hidup bersama itu (Rahmi, 2016). Aturan tersebut yang memunculkan pengertian, Pernikahan adalah suatu ikatan yang sah dalam hukum negara antara seorang perempuan dan laki-laki dalam ikatan suami istri untuk memenuhi tuntutan agama berupa cinta, kasih sayang dan keamanan guna mencapai kebahagiaan yang bersifat abadi (Iqbal, 2018).

Menurut Pasal 1 UU Pernikahan Tahun 1974 perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari sebuah pernikahan maka terbentuklah sebuah keluarga. Tujuan dari sebuah pernikahan menyatukan perbedaan watak dan kepribadian dari kedua pasangan. Jika kedua pihak dapat memahami kemudian membicarakan permasalahan dengan baik maka hubungan suami istri akan berlanjut secara akur (Marzuki, 2016)

Sebaliknya ketika pernikahan tidak berjalan sesuai apa yang diharapkan tidak sedikit pasangan yang mengambil keputusan untuk berpisah dalam artian ini adalah bercerai. Perceraian adalah berpisahnya suami istri yang disebabkan oleh adanya ketidakstabilan dalam perkawinan (Zuhdiyati, 2011). Perceraian juga dapat diartikan sebagai berakhirnya suatu hubungan suami dan istri yang diputuskan secara sah oleh

(20)

hukum atau agama karena sudah tidak ada rasa keinginan untuk memiliki, saling percaya satu sama lain sehingga menyebabkan tidak rasa saling memahami dalam rumah tangga (P. E. Ramadhani & Krisnani, 2019).

Bedasarkan data Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil terdapat 3,97 Juta penduduk perkawinan cerai. hingga akhir juni 2021 Jumlah itu setara dengan 1,46% dari total populasi Indonesia yang mencapai 272,29 juta jiwa. Di tengah pandemi Covid-19 yang berlanjut, angka gugatan dan talak perceraian di Provinsi Jambi maupun Kota Jambi mengalami peningkatan. Berikut data Pengadilan Tinggi Agama Jambi mencakup Wilayah Provinsi Jambi.

Grafik 1.1 Data Pengadilan Tinggi Agama Jambi 2021

Sumber: Pengadilan Tinggi Agama Jambi 2021

Dapat dilihat dari Grafik 1.1, dijelaskan bahwa terdapat peningkatan laporan perkara perceraian di wilayah Provinsi Jambi pada tahun 2019 untuk cerai gugat sebanyak 2.436 . Kemudian pada tahun 2020 tercatat 2.837 cerai gugat. Dilanjutkan pada tahun 2021 terdapat peningkatan dari tahun sebelumnya sebanyak 3.358 untuk cerai gugat artinya terjadi peningkatan yang signifikan pada cerai gugat untuk

Data Perceraian Provinsi Jambi

4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0

3358

2436 2837

Cerai Gugat Cerai Talak

980 948 1006

2019 2020

Tahun

2021

Jumlah Perkara Perceraian

(21)

3

Provinsi Jambi pada setiap tahunya. Data dari Pengadilan Agama (PA) Kelas IA Jambi dari tahun 2019 hingga 2021.

Grafik 1.2 Data Pengadilan Agama Jambi 2021

Sumber: Data Pengadilan Agama Jambi 2021

Terhitung sejak Januari hingga Desember 2021 ini yang tertinggi tercatat ada 981 gugatan cerai yang masuk, Kemudian pada tahun 2020 ada 972 gugatan cerai yang masuk dan dibandingkan dengan tahun 2019 hanya ada 968 gugatan cerai.

Artinya untuk kasus perceraian di Kota Jambi juga mengalami peningkatan khususnya pada gugatan perceraian. Faktor penyebab perceraian yang terjadi di wilayah Jambi berdasarkan data Pengadilan Tinggi Agama Jambi selama tiga tahun terakhir perselisihan dan pertengkaran terus-menerus oleh kedua pasangan, meninggalakan salah satu pihak, terjadi kekerasan dalam rumah tangga diikuti dengan masalah perekonomian pada pasangan.

Hal ini sesuai dengan penggalian data awal yang dilakukan peneliti kepada I (22 tahun) merupakan mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi pada

Data Perceraian Kota Jambi

Gugatan Perceraian Permohonan Perceraian 1200

1000 800 600

968 972 981

400 200

128 167 177

0

2019 2020

TAHUN

2021

JUMLAH PERKARA PERCERAIAN

(22)

tanggal 14 Desember 2021.

“...Jadi kondisinya saat itu bapak aku punya usaha namun bapak aku mengalami kebangkrutan. jadi orang tua waktu pisah itu posisi lagi di Jakarta bersama mama. Mama aku bukan asli orang jambi tapi orang jakarta. kemudian saat itu di jemput oleh bapak dan di ajak pulang ke Jambi. Aku tidak tau kalo sebenanrnya mereka itu pisah gitu”. ( I, 22 Tahun - diwawancarai pada 14 Desember 2021 Pukul 14.07)

Faktor orang tua I bercerai dikarenakan penurunan kondisi ekonomi yang dialami pada salah satu pasangan, sehingga memutuskan dengan jalan berpisah.

Adapun dalam penelitian (Mone, 2019) faktor perceraian pada pasangan yakni tekanan psikologis baik suami dan istri pada pekerjaan, masalah finansial keluarga, adanya perlakuan emosional seperti perilaku marah pada salah satu pasangan, kekhawatiran terdapat perselingkuhan oleh salah satu pasangan, perilaku egois dan tidak mau berdiskusi mengenai permasalahan keluarga.

Berbagai dampak dirasakan kedua pasangan setelah mengambil keputusan bercerai akan mempengaruhi status di masyarakat, penurunan kemampuan ekonomi, perasaan tidak aman, pengucilan, pandangan negatif dan label sosial (Rathi et al., 2018).Walaupun dalam beberapa kasus perceraian dianggap sebagai alternatif terbaik dari pada harus membesarkan anak dalam keluarga yang tidak harmonis (Dermawan dan Sutaryo, 2011).

Perceraian tidak hanya berdampak pada orang tua, tetapi juga perkembangan psikologis anak sehingga menimbulkan perasaan cemas, bingung, gelisah, malu dan sedih (Azizah, 2017). Sementara itu, (Syamsul et al., 2019) dalam studi mereka tentang dampak perceraian. anak mengembangkan presepsi mereka sendiri dan mengarah pada perasaan sakit hati, kekecewaan, tekanan, ketakutan dan kemarahan jika orang tua gagal memberikan pemahaman tentang perceraian yang terjadi.

Dari hasil wawancara awal yang dilakukan pada partisipan I, mengatakan adakalanya merasa seorang diri saat tidak ada dukungan dari orang lain, ketika mengingat kembali kondisi yang telah dialami menimbulkan perubahaan pada keadaan psikologisnya.

“...Terkadang saya merasakan sedih iya, kesepian iya kaya tidak ada tempat untuk berbagi

(23)

5

merasa menanggung beban sendiri. Sulitlah menjalani hari-hari yang biasanya seorang anak yang mendapatkan kasih sayang dari ibu dan ayah”. (I, 22 Tahun - diwawancarai pada 14 Desember 2021 pukul 14.07)

“...Dampaknya sedih walaupun itu terjadi sudah lama gitu, tetapi itu tetap berpengaruh sampai sekarang. Pengaruhnya ke kesehatan mental saya sih yang saya rasakan kdang merasa stres sendiri kaya merasa depresi sendiri”. (I, 22 Tahun - diwawancarai pada 14 Desember 2021 Pukul 14.07)

Kemudian hasil wawancara pada mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah kembali, yaitu R mengatakan bahwa dampak dari perceraian orang tua terhadap diri adalah perasaan sedih dan sakit yang masih dirasakan hingga sekarang.

“... Yang aku rasoin sedih rasonyo sakit sampe sekarang, kadang perasaan itu muncul walapun kejadiannyo sudah 3 tahun yang lalu masih teringatlah kadang kalau malam hari saat sendiri dan aku takut terjadi pado aku nanti”. (R, 21 Tahun - diwawancarai pada 3 Maret 2022 Pukul 16.30)

(Purwanto & Hendriyani, 2020) anak yang orang tua nya bercerai harus lebih menyesuaikan diri terhadap masalah yang dihadapi dibandingkan dengan anak korban orang tua tidak bercerai. Dampak akibat dari perceraian orang tua akan berpengaruh terhadap anak saat memasuki kehidupan dewasa awal sering memunculkan perasaan- perasaan negatif seperti sedih, kecewa dan stres yang menjadikan pengalaman yang tidak ingin diulangi oleh individu. Sedangkan perceraian orang tua yang dialami mahasiswa berdampak pada kesulitan individu dalam meningkatkan nilai indeks prestasi dan juga mempengaruhi motivasi belajar ( Fasikhah dan Fatimah, 2013).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada partisipan mengalami perceraian orang tua, hal tersebut diungkapkan oleh kedua partisipan yaitu mengalami permasalahan pada akademiknya.

“..Aku tu lebih kaya dak fokus dengan perkuliahan, ditambah gara-gara yang aku alami selamo ini berpengaruh ke kuliah aku jadi dak serius belajar kemudian efeknyo ip dapat cukup.

Dan kemarin sempat grafik nyo menurun”. (I, 22 Tahun-diwawancarai pada 22 Januari 2020 Pukul 17.00)

“...Waktu pas hari pertamo aku tau orang tuo aku bercerai, aku sedih nangis di depan kawan dekat aku kebetulan saat itu di kampus posisi nyo. setelah itu aku kaya dak mood be kuliah beberapo hari”. (R, 21 Tahun-diwawancarai pada 3 Maret 2022 Pukul 14.30)

Setelah berpisah dari pasangan, tidak jarang bagi seseorang untuk kembali membina rumah tangga dengan orang baru. Menikah kembali adalah suatu proses

(24)

menjalin hubungan antara suami dan istri dengan pasangan baru yang sebelumnya telah pernah menikah, memerlukan penyesuaian kepada pasangan saat menempuh kehidupan (Hurlock, 1999). Menikah lagi menjadikan jalan pintas individu untuk mendapatkan kesejahteraan ekonomi, status sosial, kebutuhan biologis hingga pendidikan anak-anak (Wulandari et al., 2021).

Dilihat dari tujuan menikah kembali pada pasangan, Orang tua yang memutuskan menikah lagi juga harus membangun keluaraga baru dengan pasangan sekaligus menjalin hubungan baik dengan anak hasil pernikahan sebelumnya.

Sebaliknya jika orang tua kurang dalam memperhatikan anak setelah memutuskan menikah lagi, dapat menimbulkan masalah baru anak akan mempresepsikan pernikahan kedua yang dilakukan orang tuanya dengan hilangnya rasa sayang dari orang tua kandung (Praptiningsih, 2018).

Pada perolehan wawancara pertama yang dilangsungkan kepada I sebagai partisipan, mengatakan bagaimana perasaan ketika salah satu orang tua I yang telah menikah kembali, tidak memperdulikan dirinya memunculkan rasa benci hingga merasakan kesepian, I tidak merasakan rumah sebagai tempat ternyaman ketika sedang mengalami permasalahan lebih memilih untuk menenangkan diri di luar dengan mengisi kegiatan positif.

“…Jujur ya saya merasa gara-gara mamaku menikah lagi muncul rasa benci dan mati rasa soalnyo, kareno kayak mama aku pun sudah tidak peduli dengan aku, tidak mau tau tentang aku”. (I, 22 Tahun – diwawancarai pada 14 Desember 2021 Pukul 14.07)

“...Sekarang aku tinggal berduo dengan bapak aku, aku meraso kesepian, mama aku la idak menghubungi aku. Ditambah kadang ado be kalo aku lagi di rumah konflik samo bapak, jadi setiap aku ado permasalahan aku idak langsung pulang kerumah. Keluar dulu menenangkan pikiran dan banyak mengisi dengan kegiatan positif biar senang lagi”. (I, 22 Tahun – diwawancarai pada 22 Januari 2022 Pukul 17.00)

Berbagai macam permasalahan yang dirasakan oleh anak korban perceraian orang tua dan menikah lagi untuk bertahan dalam kondisi tersebut. individu harus mencari dan memaknai kebahagiaan dibalik keadaan menyedihkan yang ditanggung.

Karena setiap manusia senantiasa mengharapkan kebahagiaan pada hidupnya, namun

(25)

7

kebahagiaan ini tidak terwujud begitu saja, dibutuhkan keberhasilan individu untuk memenuhi keingianan untuk hidup bermakna. Artinya makna hidup merupakan kunci menuju kebahagiaan, individu yang berusaha untuk mencapainya akan merasakan hidup bermakna dan dirinya akan menemukan kebahagiaan (Rahmadi, 2020). Di sisi lain, seseorang yang tidak berhasil memperoleh motivasi ini akan merasakan kekecewaan, kehampaan hidup, merasakan hidup yang tidak bermakna dan akhirnya tidak bahagia (Bastaman, 2007).

Kebahagiaan merupakan perasaan senang atau puas dirasakan oleh individu terhadap kondisi yang ada, dengan memunculkan kesadaran untuk tidak mengeluh bahkan meratapi kondisi yang telah terjadi. Dengan mengubahnya menjadi emosi positif, keceriaan, memiliki tujuan dan penuh akan harapan masa depan sehingga mempunyai keyakinan untuk menjalani kehidupan sehari-hari (Suyasa, 2011).

Sedangkan menurut Froh dkk, (2010) kebahagiaan tidak semata mengarah pada perasaan gembira yang dialami melainkan juga memperoleh pemenuhan akan fisik, sosial, psikologis dan emosional.

Hal tersebut sejalan dengan pemaknaan kebahagiaan yang dirasakan partisipan mahasiswa korban perceraian orang tua dan menikah lagi di Kota Jambi adalah bersyukur dengan kehidupan yang di jalani, memiliki keinginan akan masa depan serta merasakan kebahagiaan saat terlibat aktif di berbagai kegiatan yang berguna untuk orang lain.

“...Alhamdulilah aku di kelilingi dengan orang-orang yang positif selamo ni. Kan bagaimanapun kita harus terus berjalan kedepan. tujuan aku sekarang mentamatkan kuliah aku dan selesai itu kerjo biar biso bahagiain bapak aku , buat apo terus mengingat masa lalu dan berdiam be di tempat nanti aku tertinggal di belakang”. (I, 22 Tahun- diwawancarai pada 22 Januari 2022 Pukul 17.00)

“...Alasannyo sih suko be membantu kegiatan sosial gitu, setidaknyo aku biso berguna buat orang lain. dengan menolong orang tu menimbulkan rasa senang dah tu bahagia, dan niat aku tu dengan menolong orang supaya jadi berguna untuk orang lain”. (I, 22 Tahun- diwawancarai pada 22 Januari 2022 Pukul 17.00)

“…Sekarang mencari kebahagiaan nyo dengan cara sendiri misal kumpul samo teman, mengikuti kegiatan perkuliahan samo komunitas yang tugasnyo menskrining warga-warga

(26)

yang megalami masalah kesehatan. Memberikan penyuluhan ke warga tentang phbs. Itulah senang be pas terlibat kegiatan itu di masyarakat”. (R, 21 Tahun – diwawancarai pada 3 Maret 2022 Pukul 14.30)

Berdasarkan penjelasan teori dan permasalahan yang ditemukan, mengenai pentingnya kebahagiaan pada mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi dalam menghadapi permasalahan seperti perasaan sedih, penurunan indeks prestasi, menurunnya motivasi belajar dan stress yang terkadang selalu menghantui saat teringat kondisi yang telah dialami. Serta ditambah adanya perasaan benci muncul terhadap salah satu orang tua yang memutuskan menikah lagi akibat tidak ada kepedulian orang tua terhadapnya.

Hal tersebut dapat mempengaruhi diri mahasiswa korban perceraian orang tua dalam menjalani dan memaknai kebahagiaan. Oleh karena itu, menjadi dasar peneliti untuk mengangkat tema penelitian berjudul kebahagiaan mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi acuan serta referensi bagi studi berikutnya, terkait bagaimana gambaran kebahagiaan mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan dan latar belakang yang telah dijabarkan oleh peneliti, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran kebahagiaan mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi?

2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana gambaran kebahagiaan mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi.

2. Mengetahui dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan mahasiswa yang menghadapi perceraian orang tua dan menikah

(27)

9

lagi di Kota Jambi.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih positif bagi dunia keilmuan akademik dengan memperkaya sumber-sumber keilmuan, khususnya mengenai kebahagiaan pada bidang Psikologi, terutama pada Psikologi Sosial, Psikologi Pendidikan, dan Psikologi Klinis/Abnormal.

2. Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan bagi peneliti ketika menerapkan ilmu yang telah diperoleh menegenai kebahagiaan mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi.

1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Institusi

Hasil ini diharapkan dapat menambah sumber informasi tambahan dan pengetahuan tentang bagaimana kebahagiaan mahasiswa yang orang tuanya mengalami perceraian dan menikah lagi di Kota Jambi.

2. Bagi Partisipan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan anak korban perceraian orang tua dan menikah lagi supaya dapat lebih memahami mengenai kebahagiaan bagi dirinya dan untuk mengetahui pentingnya kebahagiaan pada hidup.

3. Bagi Orang Tua

Hasil penelitian ini diharapkan orang tua bisa memperhatikan anak korban perceraian dan menikah lagi dengan tetap mempertahankan sebuah hubungan kedekatan dan komunikasi baik dalam keluarga yang terjalin antara orang tua dan anak.

(28)

4. Bagi Masyakarat

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan masyarakat bagaimana kebahagiaan anak korban perceraian orang tua dan menikah lagi dengan bisa memahami dan memberikan dukungan.

5. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan menumbuhkan wawasan serta pengetahuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang diperoleh mengenai kebahagiaan mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi.

6. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi peneliti selanjutnya, yang tertarik untuk meneliti mengenai kebahagiaan khususnya pada mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi.

1.5 Ruang Lingkungan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Partisipan penelitian adalah mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi berjumlah 3 responden. Partisipan dipilih dengan teknik purposive sampling, yakni teknik dengan memilih responden dengan kriteria tertentu yang telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Penelitian ini melihat bagaiamana kebahagiaan pada mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi.

Pentingnya kebahagiaan bagi mahasiswa dalam menghadapi permasalahan seperti perasaan sedih, penurunan indeks prestasi, motivasi belajar serta perasaan benci pada salah satu orang tua. Hal tersebut mempengaruhi mahasiswa korban perceraian dalam menjalani dan memaknai kebahagaiaan. Proses penelitian ini akan berlangsung selama 3 (tiga) bulan mulai dari pengumpulan data sampai dengan

(29)

11

proses analisis data dan interpretasi data, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi dan wawancara untuk melengkapi data penelitian ini.

Analisis data akan menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA).

1.6 Keaslian Penelitian

Penelitian ini membahas kebahagiaan mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah kembali di Kota Jambi. Terdapat penelitian yang sebelumnya berkaitan dengan tema ini, Jurnal penelitian yang telah terpublikasi menunjukan bahwa kebahagiaan merupakan topik yang menarik untuk diteliti.

Beberapa penelitian berikut dipergunakan oleh peneliti sebagai tinjauan dalam penelitian ini. Sebagai bahan pertimbangan terkait keaslian antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya atau juga bersifat melengkapi.

(30)

Publikasi Penelitian 1 Pemaknaan kebahagiaan oleh

Remaja Broken Home

Sarah Hafiza. Marty Mawarpury

Jurnal Ilmiah Psikologi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2018 Penelitian ini menunjukan bahwa kebahagiaan berupa kehidupan menyenangkan dan nyaman , kehidpan yang bermakna dan keterlibatan diri.

2 Kebahagiaan Anak Broken Home Almaida Kusuma Jurnal Pendidikan 2021 Penelitian ini menjunjukan Wardani Tambusai Universitas bahwa kebahagiaan pada PGRI Semarang anak broken home meliputi terealisasinya ekspetasi atau harapan dalam lingkungan keluarga. sedangkan faktor yang mempengaruhi kebahgian yakitu tercipatanya hubungan yang positif dengan orang lain, keterlibatan pada karir dan aktivitas, penemuan makna hidup, optimis pada masa depan, serta resiliensi bangkit atas kegagalan yang pernah dicapai.

(31)

13

3 Makna Kebahagiaan Pada Remaja Korban Perceraian

Bella Merdiyanti Putri

Naskah Publikasi Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta

2019 Penelitian ini menunjukan bahwa gambaran saat berusha untuk memaafkan dan memaknai perceraian orang tua secara positif remaja korban perceraian memiliki harapan hidup yang realistis dan optimis.

4 Peran Rasa Syukur terhadap Kebahagiaan Remaja Korban Perceraian (Studi Kasus pada SMA-IT Jaisyul Quran Boarding School Nagreg)

Arifa Nurhazizah Jurnal Riset Agama Fakultas Ushuluddin Prodi tasawuf Psikotrapi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

2022 Penelitian ini menunjukan bahwa rasa syukur sangat berperan penting dalam menghadirkan kebahagiaan pada remaja korban perceraian orang, dapat terasa pengaruhnya dalam menjalani kehidupan sosial akademis siswa-siswi.

5 Dampak Perceraian Orang Tua bagi Perilaku Mahasiswa Universitas Airlangga

Clarisaa Sylvia Dewi

Jurnal Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

2016 Penelitian ini menjukan bahwa perceraian orang tua memiliki dampak positif yaitu perilaku , kerja keras, pribadi mandiri. Sedangkan, dampak negative besikap apatis, pendiam dan melawan kepada orang tua.

(32)

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang telah dijelaskan, peneliti menemukan perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan. kesamaan dari segi variable adalah kebahagiaan, namun secara keseluruhan berbeda, dari kelima penelitian diatas tidak satupun memiliki lokasi yang sama. Pada penelitian pertama, ke dua dan ke tiga ada perbedaan terletak pada isu utama sebatas pada kebahagiaan partisipan remaja broken home serta makna kebahagiaan yang akan dibahas dan dianalisa. Dimana pada penelitian ini memusatkan perhatian pada bagaimana gambaran kebahagiaan dari mahasiswa korban perceraian orang tua ditambah memiliki orang tua yang memutuskan menikah lagi.

Perbedaan pada penelitian keempat melihat rasa syukur terhadap kebahagiaan siswa remaja dengan latar belakang perceraian orang tua, kelima hanya melihat dampak positif serta negatif akibat perceraian orang tua, partisipan penelitian yang akan diteliti adalah mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi. Memiliki karakteristik subjek dan lokasi penelitian berbeda dari penelitian yang ada, penelitian ini berlokasi di Kota Jambi. Beberapa hal yang telah dideskripsikan menjadi bukti keaslian dari penelitian ini dan menjelaskan bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, artinya penelitian ini merupakan penelitian orisinal atau asli dari peneliti sendiri.

(33)

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebahagiaan

2.1.1 Pengertian Kebahagiaan

Menurut Seligman (2005) Kebahagiaan merupakan gejolak perasaan positif dapat mendorong seseorang melakukan aktivitas positif, kebahagiaan sebagai konsep yang tidak memiliki komponen negatif.

Kebahagiaan didefinisikan sebagai perasaan senang atau puas dirasakan oleh individu, terhadap kondisi yang ada dengan memunculkan kesadaran untuk tidak mengeluh bahkan meratapi kondisi yang telah terjadi. Dengan mengubahnya menjadi emosi positif, keceriaan, memiliki tujuan dan penuh akan harapan masa depan sehingga mempunyai keyakinan untuk menjalani kehidupan sehari-hari (Suyasa, 2011).

Kebahagiaan merupakan suatu keadaan individu yang berada dalam aspek positif (perasaan positif) dengan mengidentifikasikan, mengolah, dan melatih menggunakan kekuatan serta keutamaan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari- hari (Sarmadi, 2018).

Adapun pendapat terakhir kebahagiaan diartikan sebagai ketentraman dan sebuah rasa senang baik lahir dan batin yang didapatkan melalui pemenuhan, mencakup kebutuhan harapan yang bermanfaat untuk menumbuhkan diri sendiri (A.

Ramadhani et al., 2021).

Berdasarkan definisi dan pendapat ahli diatas, peneliti menyimpulkan kebahagiaan merupakan luapan perasaan senang berupa kedamaian dan ketenangan yang dirasakan individu diiringi rasa syukur tanpa mengeluh dengan kondisi yang telah terjadi, memunculkan kekuatan untuk menjalani kehidupan.

2.1.2 Aspek Kebahagiaan

Menurut Seligman (2011), kebahagiaan memiliki tiga aspek, yaitu sebagai

(34)

berikut :

1. Terjalinnya hubungan positif dengan orang lain

Individu yang memiliki hubungan positif dengan berada pada lingkungan yang penuh dengan dukungan dari orang lain, serta didasarkan pada kepercayaan dalam suatu hubungan yang hangat.

2. Ketelibatan Penuh

Keterlibatan penuh dimaksud ialah individu menyukai, melibatkan dirinya di berbagai aktivitas yang disukai seperti hobi, bekumpul bersama teman dan keluarga. Bukan hanya melibatkan fisik saja tetapi hati dan pikiran juga berkontribusi dalam aktivitas tersebut untuk mencapai kebahagiaan.

3. Penemuan makna dalam hidup

Individu menemukan kebahagiaan melalui kegiatan keseharian ditandai akan luapan emosi penuh haru, rasa syukur ataupun kepuasan yang tidak dapat diungkapkan dengan begitu individu merasakan telah menemukan makna hidup.

2.1.3 Karakteristik orang yang bahagia

Menurut Mayers (2012) seseorang yang memiliki kebahagaiaan mempunyai empat karakteristik dalam hidupnya, yaitu:

1. Menghargai diri sendiri

Kemampuan individu dalam meniliai diri sendiri dengan keseluruhan seperti mengetahui bakat, potensi, minat maupun kekurangan dan keterbatasan pada diri sehingga memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi.

2. Optimis

Seseorang yang dapat menemukan kebahagiaan ditandai dengan pribadi tersebut memiliki sikap optimis dalam hidupnya. Pribadi yang optimis percaya akan terjadi perubahan baik pada dirinya setelah terjadi peristiwa buruk. Sehingga berusaha lebih keras pada setiap kesempatan agar dapat mengalami peristiwa yang lebih baik.

(35)

17

3. Keterampilan bersosialisasi dan sikap terbuka

Seseorang memiliki sikap terbuka ditandai dengan sikap selalu mengungkapkan persoalan yang dirasakan kepada orang terdekat seperti keluarga, orang tua dan teman seusia. Dibuktikan melalui sikap mampu bekerja sama, senang berbagi pendapat, memiliki nilai kejujuran, suka menolong dan dermawan.

4. Mampu mengendalikan diri sepenuhnya

Individu yang memiliki kendali penuh pada diri ditunjukan dengan menentukan arah tindakan yang secara bebas, tetap mengedepankan hak dan kewajiban diikuti tanggung jawab pada masing-masing individu.

2.1.4 Faktor-Faktor yang mempengaruhi kebahagiaan

Menurut Seligman (2005) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kebahagiaan individu, yaitu:

1. Rentang Batasan Diri (Set range)

Memiliki pengaruh 50 persen pada kebahagiaan. Set range merupakan batasan-batasan kebahagiaan seseorang yang ditentukan oleh bawaan genetik 2. Perubahan Keadaan (Circumstances)

Mempengaruhi kebahagiaan sebanyak 10 persen. Circumstances adalah berbagai situasi kehidupan yang dirasakan indivudu yang berubah-ubah, dari waktu ke waktu dan diperlukannya kemampuan penyesuaian diri pada individu untuk mengatasi perubahan tersebut melputi uang, pernikahan, berusia muda, sehat, terdidik baik, jenis kelamin laki-laki ataupun perempuan, tingkat intelegensi, religius.

3. Keputusan Sukarela (Voluntary activities)

Memiliki pengaruh pada kebahagiaan sebanyak 40 persen. Voluntary activities merupakan hal-hal yang berupa keputusan dan pilihan diambil oleh diri pribadi seseorang, atas kehendak bebasnya atau dengan kata lain berada

(36)

dibawah kendalinya sendiri pada berbagai situasi meliputi emosi positif, hubungan positif, kehidupan berarti, keterlibatan dan pencapaian (prestasi).

2.1.5 Manfaat kebahagiaan

Kebahagiaan terdiri dari emosi positif sehingga memiliki manfaat bagi individu yang merasakanya. Seligman (2005) menyebutkan beberapa manfaat yang ditimbulkan dari kebahagiaan, yaitu:

1. Kebahagiaan dapat membantu individu meningkatkan kemampuan intelektual, jasmani dan interaksi sosial.

2. Ketika merasakan suasana hati positif individu mudah membuka diri dengan ide kreatif dan pengalaman baru.

3. Individu yang memiliki emosi positif mendorong menjadi lebih inovatif, lebih terbuka, tenggang rasa dan membangun.

4. Individu yang merasakan kebahagian akan lebih banyak mengingat kejadian- kejadian menyenangkan dari pada menyakitkan.

5. Mudah beradaptasi dan mendapatkan teman dalam bergaul.

6. Mudah dalam membangun relasi dengan orang lain.

7. Kebahagiaan meningkatkan kesehatan dan memperpanjang umur.

8. Mudah dalam mendapatkan pasangan.

2.2 Mahasiswa

Menurut UU No.12 Tahun 2012, mahasiswa merupakan peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi. Mahasiswa didefinisikan seorang perserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar dan menjalani pendidikannya diperguruan tinggi baik dari akademik, politektik, sekolah tinggi, institusi dan universitas (Hulukati &

Djibran, 2018).

Menurut (Papilaya & Huliselan, 2016) mahasiswa adalah individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi yang memiliki tingkat intelektual yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerancanaan dalam bertindak

(37)

19

dengan cepat.

Berdasarkan teori tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa mahasiswa seorang yang sedang menjalani pendidikan dipeguruan tinggi setingkat universitas yang terdaftar secara resmi. Memiliki kecerdasan, inovasi dan kreativitas yang tinggi dibidang tertentu berdasarkan ilmu pengetahuan.

2.3 Pernikahan

Menurut Pasal 1 UU Pernikahan Tahun1974 pernikahan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pernikahan merupakan suatu ikatan suami istri untuk memenuhi tuntutan agama berupa cinta, kasih sayang dan keamanan guna mencapai kebahagiaan yang bersifat abadi (Iqbal, 2018).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyatuan antara suami dan istri berlandaskan kepercayaan Ketuhanan Yang Maha Esa, bermaksud membangun sebuah keluarga untuk memperoleh kesenangan dan ketentraman dalam hidup.

2.4 Perceraian

Menurut Zuhdiyati (2011) perceraian adalah berpisahnya suami istri yang disebabkan oleh adanya keidakstabilan dalam perkawinan. Perceraian juga dapat diartikan sebagai berakhirnya suatu hubungan suami dan istri yang diputuskan secara sah oleh hukum atau agama karena sudah tidak ada rasa keingianan untuk memiliki, tidak saling percaya satu sama lain sehingga menyebabkan tidak ada rasa saling memahami dalam rumah tangga (P. E. Ramadhani & Krisnani, 2019).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perceraian ialah perpisahan oleh pasangan suami dan istri yang diputuskan secara sah oleh hukum atas dasar keinginan dari kedua pasangan dengan dilandasakan tidak ada lagi kepercayaan terhadap satu sama lain dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berlandaskan atas filsafat postpositivisme, dipergunakan dalam melakukan penelitian terhadap kondisi alamiah, dan peran peneliti yaitu sebagai instrument kunci dalam pengambilan sumber data. Dan hasil penelitian kualitatif lebih menitikberatkan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dikarenakan untuk memperoleh data secara mendalam, diperlukan suatu data yang memiliki makna dan dipadukan oleh fakta-fakta yang didapatkan pada saat penelitian di lapangan (Abdussamad, 2021).

Penelitian kualitatif ini dirancang menggunakan pendekatan fenomenologi.

Fenomenologi merupakan salah satu penelitian yang dapat digunakan untuk memahami fenomena berdasarkan interaksi sosial. Dengan bertujuan untuk menggali kesadaran terdalam dari individu tentang pengalaman atau peristiwa yang dialaminya dan cara individu dalam memaknai pengalaman tersebut (Putra, 2017).

Penelitian ini bermaksud guna memahami kebahagiaan mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah kembali di Kota Jambi. pentingnya mendapatkan keterangan dengan mendalami serta mengetahui penggambaran data melalui deskriptif. Diperlukan metode penelitian untuk mendukung pelaksanaan penelitian tersebut. Dengan begitu, penelitian kualitatif dianggap paling tepat untuk eksplorasi data, yang kemudian diberikan gambaran dan analisis terhadap partispan yang terlibat saat penelitian tersebut. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi peneliti mencoba menginterpretasikan cara partisipan dengan mengevaluasi pengalamannya. Peneliti akan mencoba memahami arti sebuah pengalaman dari prespektif partisipan (Kahija, 2017).

(39)

21

Gambaran

Kebahagiaan Mahasiswa Yang Orang Tuanya Bercerai Dan Menikah Lagi di Kota Jambi

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

1. Rentang batasan diri (Set range)

2. Perubahan Keadaan (Circumstances )

3. Keputusan Sukarela (Voluntary

activities)

4.

menurut yang Faktor

Mempengaruhi Kebahagiaan Sligman (2005):

Aspek Kebahagiaan menurut Sligman (2011):

1. Terjalinya hubungan positif dengan orang lain

2. Keterlibatan penuh 3. Penemuan makna

dalam hidup

Kebahagiaan

Dampak Orang Tua Bercerai dan Menikah lagi

Mahasiswa Yang Orang Tuanya Bercerai Dan Menikah Lagi di Kota Jambi

3.2 Kerangka Konsep

Partisipan pada penelitian ini merupakan mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi. Termasuk permasalahan penting untuk dibahas adalah bagaimana kebahagiaan mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi. Anak atau mahasiswa dengan status korban dari perceraian orang tua menimbulkan dampak negatif seperti perasaan sedih, penurunan indeks prestasi, menurunya motivasi belajar dan stres yang terkadang selalu muncul ketika teringat dengan kondisi yang terjadi pada dirinya. Ditambah dengan perasaan benci terhadap salah satu orang tua yang memutuskan menikah lagi, disebabkan minimnya atau tidak ada kepedulian orang tua terhadap dirinya sehingga menambah beban yang dirasakan pada partisipan.

(40)

3.3 Sumber data

3.3.1 Partisipan/ Informan

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sugiyono (2014) Purposive sampling dalam penelitian kualitatif yaitu pengambilan data yang ditentukan menggunakan standar tertentu, apabila partisipan ataupun sample dinilai berkompeten serta mengetahui tentang apa yang diharapkan peneliti. Karaktersitik partisipan yang dimaksud adalah:

1. Berstatus mahasiswa aktif semester 5-11 2. berjenis kelamin pria dan wanita

3. Bertampat tinggal di Kota Jambi

4. Mahasiswa dengan Orang tua bercerai dan menikah lagi

5. Bersedia berkontribusi pada penelitian dan memenuhi persyaratan identitas diri atau informed consent.

3.3.2 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2017) peneliti selaku instrumen perlu pula “validasi”

sejauh mana peneliti kualitatif sudah sedia untuk melakukan penelitian yang terjun langsung ke lapangan. Validasi bagi peneliti sebagai instrument meliputi validasi pemahaman penelitian kualitatif, pemahaman wawasan lapangan penelitian serta Keterampilan dalam menghadapi objek penelitian baik secara (logisitik maupun ilmiah). Akan divalidasi oleh peneliti sendiri terhadap tingkat pemahaman metode penelitian kualitatif. Dimulai dari pemahaman bidang yang diteliti, penguasaan teori, hingga keterampilan dalam terjun ke lapangan. Peneliti juga bertjuan untuk fokus pada penelitian, partisipan selaku informan, mengevaluasi kualitas data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan yang ditemukan di lokasi penelitian sebagai hasil temuannya.

3.3.3 Peran Peneliti

Pada penelitian kualitatif hasil yang diinginkan belum jelas semuanya mulai dari seluruh hal ingin ditemukan dari objek penelitian dan pasti permasalahannya,

(41)

23

serta sumber data yang ada. Rancangan penelitian masih hanya sementara tentu mengalami perkembangan sesudah peneliti masuk ke dalam objek penelitian.

Selain itu, penelitian kualitatif dalam pandangan realistis juga memiliki asumsi bahwasanya realitas memiliki sifat yang utuh, dinamis, ataupun tidak bisa terpisah ke dalam variable penelitian.

Ketika permasalah peneitian jelas, maka belum bisa mengembangkan instrument penelitian pada penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, instrument yang dipakai guna memperdalam informasi dari partisipan, Keobjektifan pada penelitian adalah suatu hal yang diperlukan. Peneliti harus mengesampingkan hal-hal mengenai asumsi dasar yang dimiliki terhadap partisipan penelitian. Selama berlangsung, peneliti mesti bisa memposisikan dirinya untuk menemukan bukti dan memperoleh data sebanyak mungkin berdasarkan jawaban dari narasumber.

Pada penelitian ini peran dimensi subjektif menjadi sangat penting untuk memahami dan mengevaluasi peran peneliti dalam penelitian ini. Salah satu dimensi subjektif peneliti ialah menganggap partisipan memiliki situasi yang sulit dalam menghadapi fenomena yang terjadi. Dalam pengambilan dan analisis data harus dapat mengendalikan asumsi peneliti serta tetap menunjukan rasa bersimpati dan berempati saat proses mencari informasi pada partisipan penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan sumber penelitian dari sumber data primer dan sumber data skunder. Sumber data primer didapatkan peneliti interaksi langsung melalui wawancara partisipan penelitian sesuai dengan topik yang diangkat peneliti yaitu kebahagiaan mahasiswa yang orang tuanya bercerai dan menikah lagi di Kota Jambi. Sedangkan data skunder penelitian ini didapat melalui data melalui instansi terkait, jurnal-jurnal, buku yang bersangkutan pada tema penelitian yang diambil.

Adapun metode dalam mengumpulkan data dilaksanakan pada penelitian ini yaitu:

(42)

3.4.1 Observasi

Observasi penelitian kualitatif merupakan observasi yang digunakan peneliti pada setting alamiah bertujuan untuk meneliti sebuah makna. Selama proses observasi, peneliti harus mempersiapkan field notes sebelum dan setelah proses observasi. Berkaitan dengan peristwa ataupun fenomena yang terdapat pada konteks penelitian dan subjek penelitian (Gumilang, 2016).

3.4.2 Wawancara

Menurut Hanurawan (2016) wawancara mendalam adalah Suatu kegiatan yang dilakukan guna mendapatkan keterangan berupa data yang banyak atau luas.

perihal proses, kepercayaan, wawasan, motivasi, mendasari keterangan dan rasa partisipan mengenai tema penelitian.

Menurut sugiyono (2014) berlandasarkan susuanannya terdapat dua jenis wawancara yaitu wawancara terstruktur ataupun tidak terstruktur. Wawancara terstruktur peneliti memberikan partispan. Berupa pertanyaan yang sama lebih spesifik dan rinci. Walaupun tidak tersusun, peneliti tidak memakai petunjuk sudah tertata secara beraturan. Peneliti kemudian mempersilahkan subjek untuk berbicara panjang lebar dan detail.

3.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan kegiatan yang telah berlalu. Dokumentasi dapat berupa gambar, tulisan dll. Tulisan dalam dokumentasi harus berupa tulisan harian ataupun biografi, adapun pendokumentasian berbentuk gambar yaitu, foto subjek dan lukisan. Dalam penelitian kualitatif pendokumentasian dapat membuat pelengkan atau metode pengumpulan data berbentuk wawancara dan observasi yang dapat digunakan (Sugiyono, 2017).

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) metode analisis ini dipakai untuk mempelajari pengalaman subjek. Metode dipilih peneliti atas pertimbangan bahwa IPA merupakan metode sistematis dengan pendekatan

(43)

25

Pembahasan Melaporkan Hasil Analisis Penataan Seluruh Tema Superordinat

Pola-Pola Antar Kasus/ Antar Pengalaman Partisipan Perumusan Tema Superordinat

Perumusan Tema Emergen Analisis Transkip Penyajian Transkip Wawancara

Epoche

fenomenologi untuk memahami makna pengalaman individu (Rahmawati &

Desiningrum, 2018). Dibawah ini adalah teknik analisis data menggunakan teknik IPA.

Gambar 3.2 Alur Analisis Data

(44)

Berdasarkan alur diatas, penjelasan pelaksanaan alanalisis akan dijabarkan pada deskripsi dibawah ini:

3.5.1 Epoche yang dinamis

Jika data dianggap memenuhi, peneliti dapat mengolah aatau menganalisis data. Pada Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) pengolahan data mentah melalui proses interpretative. Analisis dalam IPA adalah proses menafsirkan pengalaman diri melalui epoche. Epoche adalah kondisi saat peneliti menemukan data serta ada pada kondisi focus dan penuh perhatian akan data.

3.5.2 Proses transkip wawancara

Pada proses transkip dimulai dari informasi mengenai nama partisipan, durasi wawancara dan tempat wawancara.

3.5.3 Analisis transkip

Analisis transkip adalah analisis pada transkip melalui tiga pilar penelitian IPA, merupakan fenomenologi berlandasakan pada epoche, interpretasi melalui pemahaman tiap pertanyaan subjek dengan tidak melepasakannya melalui semua transkip, serta ideografi yang memperlihatkan keunikan partisipan. Adapun beberapa tahapan untuk melaksanakan analisis data yaitu:

1. Membaca berulang-ulang

Membaca transkip berulang-ulang memperlihatkan kesungguhan peneliti untuk berpadu dengan pengalaman partisipan, bertujuan supaya peneliti mengenal lebih dalam traskipnya.

2. Membuat catatan-catatan awal (initial noting)

Peneliti membuat berbagai catatan awal, dengan memberikan berbagai ulasan eksplorator (eksplarator comment). Ulasan itu dimaksud merupakan pernyataan interpretative oleh peneliti kepada partisipan yang dirasa berharga pada transkip.

3. Membuat tema emergen

(45)

27

Tema yang dibuat tidak pula dalam bentuk ungkapan, tetapi berwujud kelompok kata (frasa) ataupun kata.

4. Membuat tema superordinate

Ini adalah tema yang mengumpulkan beberapa tema emergen yang memiliki arti makna yang sama.

3.5.4 Perumusan tema emergen

Ketika komentar eksploratoris selesai, baca kembali dengan membaca tema eksploratoris dari pertama sambil mengambil tema-tema emergen.

Emergen berasal dari kata inggris”emerge” yaitu “keluar” atau “muncul”.

Tema emergen merupakan tema yang berupa kata atau frasa yang keluar dari komentar eksploratoris. Kata atau frasa yang muncul dari komentar eksploratoris tersebutdari merupakan refleksi peneliti kepada komentar- komentar eksploratoris.

3.5.5 Perumusan tema superordinat

Merancang desain tema yang lebih besar dari pada tema emergen sebelumnya. Tema superordinate itu dengan folder yang berisikan sejumlah file yang dianggap memiliki kemiripan ciri. Tema superordinate adalah tema yang menampung beberapa tema emergen yang mempunyai arti serupa. Tema superordinate menampung berbagai tema emergen. Ada tiga cara dalam membuat tema superordinate yaitu:

1. Membuat garis berwarna

2. Menyebarkan tema dalam potongan kertas

3. Menyebarkan tema di halaman word pada monitor computer 3.5.6 Pola-pola antar kasus atau antar pengalaman partisipan

Melihat pola dan menghubungan pengalaman dari tiap-tiap partisipan.

Masing-masing peristiwa partisipan adalah pengalaman individu. Pengalaman individu diperlukan sebagai satu kasus yang khas pada metode analisis.

3.5.7 Penataan seluruh tema supeordinat

(46)

Pada fase perumusan tema memperhatikan secara luas pada tema-tema yang telah terlihat dari semua partisipan. Rumusan tema berpusat pada bagaimana pengalaman partisipan yang satu terkait dengan pengalaman partisipan lain.

3.5.8 Melaporkan hasil analisis

Hasil analisis yaitu tema antar partisipan yang telah didapatkan. Hasil analisis yaitu temuan peneliti apabila peneliti telah memiliki “table induk untuk semua partisipan” atau “table identifikasi tema berulang”.

3.5.9 Pembahasan

Adalah memberikan hasil temuan berupa pembahasan pada pembaca dan menempatkannya di tengah-tengah refrensi yang ada. Peneliti harus memeriksa lagi literature yang telah dibaca dengan literature yang sudah ada, terlepas dari apakah hasil yang di dapat tidak sesuai dengan literature saat ini.

3.6 Keabsahan Data

Peneliti bisa mengecek dan kroscek prosedur penelitian yang sudah dilakukan guna menjaga validitas data, serta mengkaji isi penelitian. Menurut Sugiyono (2014) validitas data dalam penelitian kualitatif bergantung pada keyakinan berdasarkan kredibilitas (kepercayaan/validitas internal), transferability (keteralihan / validitas eksternal),dependability (ketergantungan/reliabilitas) dan comformabilitas (Kepastian / Objektivitas).

3.6.1 Uji kredibilitas

Untuk menguji kredibilitas data pada penelitian ini, dilaksanakan dengan menggunakan yaitu:

1. Perpanjang pengamatan

Berguna untuk mendalami apakah data yang didapatkan saat penelitian benar ataupun tidak, sama atau tidak berbeda, peneliti diharuskan terjun kembali ke tempat penelitian.

2. Meningkatkan ketekunan

(47)

29

Artinya, untuk dapat menentukan apakah data yang didapatkan benar atau tidak, diperlukan dalam melakukan pengkajian dengan makin teliti atau berkelanjutan, dengan begitu memperoleh data yang benar atau terstruktur.

3. Triangulasi

Artinya, pemeriksaan data dari bermacam sumber yang berbeda dengan cara yang berbeda dan berbagai waktu. Tringulasi pada pengujian kredibellitas terbagi menjadi 3, adalah: triangulasi teknik, triangulasi waktu, dan triangulasi sumber.

4. Analisis kasus negatif

Artinya, peneliti berusaha mendapatkan data yang berlainan dan tidak sejalan dengan data yang telah didapatkan. Ketika tidak menemukan lagi data yang berbeda dan bertentangan dengan data yang didapatkan, maka data itu dikatakan bisa dipercaya.

5. Menggunakan bahan referensi

Refrensi tersebut dimaksudkan adalah adanya pendukung untuk memastikan data yang didapatkan bagi peneliti.

6. Member chek

Untuk mengetahui sejauh mana data yang didapatkan sesuai dengan yang disampaikan oleh partisipan ataupun subjek. Diperlukan member check yang merupakan proses pengecekan data yang diterima dari peneliti tentang subjek ataupun partisipan.

3.6.2 Uji Transferability

Pada Validitas ini menyatakan bisa menerapkan dan drajat ketetapan hasil penelitian terhadap populasi dari mana sampel itu dipakai. Supaya peneliti dapat mendalami hasil penelitian kualitatif pada saat membuat laporannya. Peneliti harus menampilkan deskripsi yang lebih terperinci, sistematis, jelas dan kemudian dapat diyakini kebenarannya.

3.6.3 Uji Dependability

Referensi

Dokumen terkait

Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Dinas Pekerjaan Umum Kota Jambi Tahun Anggaran 2012 dilingkungan Pemerintah Kota Jambi akan melaksanakan Prakualifikasi

Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Dinas Pekerjaan Umum Kota Jambi Tahun Anggaran 2011 dilingkungan Pemerintah Kota Jambi akan melaksanakan Prakualifikasi

mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi konsep diri positif remaja yang. orang

Bagaimana perasaan Anda ketika mengetahui keluarga Anda akan bercerai?. Bagaimana keadaan anak setelah orang

Middle- aged single: lajang separuh baya , Orang- orang yang masuk dalam kategori ini adalah orang yang tidak pernah menikah ataupun menikah dan bercerai tetapi tidak memiliki

Ketika orang-orang yang tidak menikah dikelompokkan ke dalam beberapa sub grup (tidak menikah, bercerai, janda), hasilnya menunjukkan bahwa sesuatu yang berlawanan dimana orang

Seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa dalam perkara ini terdapat seorang anak yang dapat dikatakan sebagai korban orang tuanya, yang mana orang tuanya ini bercerai, dan anak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan locus of control dengan resiliensi pada remaja yang orang tuanya