• Tidak ada hasil yang ditemukan

RK3 FO Cengkareng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RK3 FO Cengkareng"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

Proyek : Tgl. Edisi Pertama : Nomor Kopi :

Divisi Nomor Edisi Tanggal Revisi

Kode Dokumen : Halaman

Nama Dibuat

Disetujui

Jabatan Tandatangan Tanggal

(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

I

Pendahuluan

1 Umum

2 Tujuan Pembuatan Rencana K3 Kontrak

3 Lingkup Penerapan Rencana K3 Kontrak

4 Gambaran Umum Proyek

II

Kebijakan K3

III

Perencanaan K3

VI. 1 Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendaliannya.

VI. 2 Pemenuhan Perundang-undangan dan Peraturan lainnya.

VI. 3 Sasaran dan Program

IV

Penerapan dan Operasi

IV.1 Sumber daya, Struktur Organisasi dan Pertanggung Jawaban.

IV.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian

IV.3 Komunikasi , Partisipasi dan Konsultasi.

IV.4 Dokumentasi

IV.5 Pengendalian Dokumen

IV.6 Penegendalian Operasional

IV.7 Kesiagaan dan Tanggap Darurat.

V

Pemeriksaan

V.1

Pengukuran dan Pemantauan

V.2

Evaluasi Kepatuhan

V.3

Penyelidikan Insiden, Ketidak sesuaian, Tindakan Perbaikan

V.4

dan Pencegahan.

V.5

Pengendalian Rekaman.

V.6

Audit Internal.

VI. Tinjauan Manajemen.

VI.1

Tinjauan Manajemen.

XI

Lampiran-Lampiran :

DAFTAR ISI

RENCANA K3 KONTRAK

(3)

I.1. UMUM.

I.2. TUJUAN PEMBUATAN RENCANA K3 KONTRAK.

Tujuan dari pembuatan Rencana K3 Kontrak adalah untuk memastikan :

b. SMK3 yang dibuat telah mampu memenuhi sasaran proyek yang ingin dicapai.

c. Proyek telah memenuhi Perundang-undangan peraturan/persyaratan K3

BAB I

Kegiatan konstruksi dan dalam hal ini adalah Pembangunan Flyover Cengkareng merupakan suatu

kegiatan yang kompleks, yaitu perpaduan antara kondisi lingkungan dan tuntutan spesifikasi teknis

bangunan yang didalamnya banyak terjadi interaksi antara alat-alat / bahan - bahan kerja dan sumber daya

manusia.

Interaksi antar alat-alat / bahan-bahan kerja dan sumberdaya menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja,

penyakit akaibat kerja serta dapat mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan akibat pembuangan

limbah dari proses produksi dan ketidaksesuaian mutu produk dengan spesifikasi teknisnya.

PENDAHULUAN

d. Proyek telah melakukan upaya pencegahan awal untuk meminimalisir resiko yang berhubungan dengan

keselamatan dan kesehatan kerja semaksimal mungkin.

Sedangkan tujuan dan sasaran SMK3 adalah untuk menciptakan suatu sistem K3 di tempat kerja, kondisi

dan lingkungan kerja yang terintergrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit

kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Rencana K3 Kontrak Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng ini dibuat sebagai upaya preventif dalam

meminimalisir resiko kerja pada pembanguna Flyover tersebut.

a. Proyek telah menerapkan SMK3 yang terdapat dalam Kebijakan Perusahaan Penyedia Jasa Pelaksana

Pembanguna Flyover Cengkareng sebagai perwujudan komitmen Perusahaan.

Oleh karenanya, perlu dilakukan upaya pencegahan sejak dini sebagai langkah awal untuk meminimalisir

resiko kerja tersebut dan meningkatkan efisiensi kerja serta kualitas produk.

Upaya preventif ini dimulai dengan membentuk suatu sistem K3 yang didasarkan pada Plan - Do - Check

dan Action yang dilakukan secara berkesinambungan dalam pelaksanaannya. Hal ini sebagaimana yang

diwajibkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 09/PRT/M/2008. Tentang Pedoman

Sistem Manajeman K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum

(4)

I.3

Lingkup :

.- Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja

.- Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien

.- Menjamin proses produksi berjalan aman dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan

Struktur Organisasi K3 pada Proyek Flyover Cengkareng meliputi

2. Tim Tanggap Darurat.

Pokok-pokok Perhatian K3 :

.- Alat / Mesin

.- Tahap/Metode Pelaksanaan kerja.

.- Perilaku pekerja yang tidak sesuai standar/persyaratan.

Penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan yang berasal dari:

.- Suara dan asap penggunaan alat

.- Debu hasil bobokan concrete

.- Penggunaan bahan kimia berbahaya

Minimalisasi dampak dari aktivitas konstruksi tarhadap :

.- Kerugian materil maupun moril

.- Kecelakaan dan Kesehatan Kerja

Identifikasi Resiko K3 dan upaya pengendaliannya.

Identifikasi bahaya dan pencegahannya :

Jatuh dari ketinggian > 1,5 meter

: Menggunakan safety harness

Pemasangan safety net dan safety deck

Scaffolding yang dipergunakan kuat, kokoh dan nyaman

Pemasangan pagar pengaman dan railing

Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko

Kejatuhan benda

: Memakai helm

Pemasangan safety net dan safety deck

Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko

Menutup lubang-lubang / void yang terdapat di area kerja

Kecelakan kerja akibat :

LINGKUP PENERAPAN RENCANA K3 KONTRAK.

,- Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko serta pengendaliannya.

.- Identifikasi kondisi dan alat yang berpotensi menimbulkan bahaya.

Sedangkan Program K3 meliputi :

1. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

.- Jenis penyakit dan kecelakaan akibat kerja,

Lingkup penerapan Rencana K3 Kontrak di Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng dimaksudkan

.- Daftar Instasi terkait

.- Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas konstruksi

.- Menjamin komitmen terhadap perlindungan tenaga kerja & lingkungan serta pemeliharaannya.

.- Struktur Organisasi K3

.- Mengurangi buangan/ limbah yang timbul

(5)

Memasang proteksi pada dinding luar gedung

Tersengat listrik

: Penggunaan daya listrik sesuai kapasitas

Menggunakan peralatan listrik yang sesuai standar

Sambungan kabel harus di islasi dengan baik dan rapi

Memakai sarung tangan & sepatu safety

Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko

Kebakaran

: Penyediaan APAR di area kerja

Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko

Meminimalisir bahaya yang akan timbul dengan memberikan

himbauan kepada pekerja untuk bekerja dengan hati-hati

Tertabrak/menabrak

: Memakai APD yang memadai seperti sepatu safety & helm

Pemasangan rambu K3LM sesuai dengan penilaian resiko

Menghirup/menelan/menyerap zat : Memakai APD yang memadai seperti sepatu safety, sarung

berbahaya

tangan, masker, kaca mata dan helm.

Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko

Kebisingan

: Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko

Memakai APD yang memadai seperti ear plug

Pengendalian dan Penanggulangan Kecelakaan :

.- Pemasangan poster/ himbauan tentang K3.

.- Penggunaan alat keselamatan yang memadai (helm, kacamata, sarung tangan, sepatu, dll.).

.- Pemberian rambu-rambu petunjuk dan larangan

.- Pemasangan pagar pengaman di antara lantai & tangga.

.- Briffing setiap pagi kepada Mandor dan Sub yang terlibat.

.- Menjaga kondisi jalan kerja agar tetap layak pakai.

.- Penempatan material/ bahan yang sensitif/ berbahaya.

.- Penggunaan alat sesuai fungsi dan manualnya.

.- Perlu mendapat perhatian terhadap alat yang menimbulkan suara bising, asap dan residu lainnya.

.- Penyediaan alat pemadam kebakaran

.- Penempatan Satpam.

.- Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat

Pemeliharaan Kesehatan :

.- Pembuatan sarana MCK yang memadai

.- Penyediaan tempat sampah dan pembuangan keluar lokasi

.- Penyediaan obat-obatan

.- Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat

Instansi terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja :

-

.- Depnakertrans

-

.- Kepolisian

-

.- Pemda

-

.-Puskesmas / Dokter

-

.-Astek

Penanganan Khusus

1. Material Berbahaya (B3)

2. Peralatan Khusus (peralatan yang berpotensi menimbulkan dampak)

3. Tenaga kerja ahli

4. Pekerjaan yang berpotensi menimbulkan bahaya/ buangan.

Material Berbahaya dan berpotensi merusak lingkungan

(6)

Daftar material yang memerlukan penanganan khusus :

1. Semen, floor hardener

2. Solar, Olie, Bensin

3. Waterproofing, Bonding agen, minyak bekisting, Zincromate, cat

Peralatan Khusus

Daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus :

1. Crane

2. Generator set

3. Mesin Las

3. APAR

5. Concrete pump, concrete mixer

Tenaga Kerja Ahli

Tenaga kerja yang harus mempunyai setifikat keahlian :

1. Operator Crane

pada pekerjaan Bor Pile, Pembuatan Box Girder dll

2. Operator alat berat

pada pekerjaan - pekerjaan struktur dll.

3. Scafolder

Pembuatan Box Girder dll

Pekerjaan Berbahaya

1. Pembobokan

2. Pengelasan

3. Pengoperasian Crane

4. Bekerja pada ketinggian ( pasang bata, bekisting, besi, n, dll )

5. Penggunaan Bahan bakar

6. Penggunaan bahan kimia / berbahaya

7. Pembongkaran Bekisting

8.Waterproofing

9. Pengecatan Jalan

10. Pengoperasian stamper

Peralatan yang memiliki kategori khusus, operator yang mengoperasikan harus memiliki Surat Ijin

Operasi (SIO) dari Depnaker.

Pekerjaan yang dianggap menimbulkan dampak terhadap lingkungan harus menggunakan metode

pengerjaan tertentu,menggunakan alat khusus, APD dan mengikuti IK yang ada, antara lain :

Material yang termasuk dalam kategori berbahaya harus dilengkapi dengan cara penanggulangan

bahaya yang terdapat pada Material Safety Data Sheet (MSDS).

(7)

I.4.

Data Proyek :

Nama Proyek

: Proyek Pembangunan Jalan & Jembatan Metropolitan Jakarta

Jenis/ Type Proyek

: Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng

Lokasi

: Cengkareng Jakarta Barat.

Nilai Kontrak

: Rp. 119.779.000.000,- (Termasuk PPN)

Pemberi Tugas

: Departemen Pekerjaan Umum.

Pengguna Anggaran

: SNVT Pembngunan Jalan dan Jembatan Metro Polita.

Nama Pengguna

: Ir. Harry Setiyona MM.

Alamat

: Jln. Jati Padang No. 39 Pasar Minggu Jakarta Selatan.

Konsultan Pengawasa

: PT. Perencana Djaja JO. PT Jakarta Rencana Selaras.

Penyedia Jasa

: PT. PP (Persero) JO, PT. WIKA (Persero)

.

Waktu Pelaksanaan

: 507 Hari Kalender.

Waktu Pemeliharaan

: 365 Hari Kalender.

Jenis-Jenis Pekerjaan Dominan :

I

UMUM

Mobilisasi

Ls

1

II

DRAINASE

Saluran Type DS 2 dan DS3

1,875

M1

Pemasangan Batu dengan Mortar

3,992

m3

III

PEKERJAAN TANAH

Galian Struktur kedalaman 0-4 M

438

M3

Timbunan Biasa

5,345

M3

Timbunan Pilihan

504

M3

Penyiapan Badan Jalan

35,254

M2

IV PEKERJAAN ASPAL

Lapis Pengikat

8,549

Lt.

Laston Lapis Aus(AC-WC) 5 Cm

17,091

M2

VII PEKERJAAN STRUKTUR

Beton (K500,K350,K250, K175

(AC-WC)

13,942

M3

Baja Tulangan U39 Ulir

2,257,054

Kg.

Tiang Bor Beton Dia. 1200 Mm.

207

Titik

Perkerasan jalan Beton 27 Cm

8,917

M3

Wet Lean Concrete t 10 Cm

34,038

M3

GAMBARAN UMUM PROYEK :

(8)

Gambaran proyek :

- Panjang Jalan

: FO1 = 956 Meter dan FO2 = 942 Meter.

- Lebar Jalan

: 9.00 Meter.

- Rigid Pavement

: Wet Lean Concrete t = 10 Cm

-

: Concrete Pavement t = 27 Cm.

- Flexible Pavement

: Laston Lapis Aus (AC-WC) t = 5 Cm.

- Pondasi

: Tiang Bor Beton (Bor Pile) Diameter 120 Cm

-

: Jumlah Bor Pile FO 1 =m 102 Titik

102 Titik.

-

: Jumlah Bor Pile FO2 =

105 Titik

- Pier/Kolom dan Abutment : Jumlah Pier FO1 = 13 buah

Jumlah Pier FO1 = 13 buah

Jumlah Abutment FO1 dan FO2 masing2 2 buah

- Panjang Oprit

: FO1 : Abutment 1 = 194 Meter & Abutment 2 = 173 Meter.

-

: FO2 : Abutment 1 = 182 Meter & Abutment 2 = 150 Meter.

- Balok Jembatan

: Box Girder Prestresed Concrete.

1 Daerah yang kemungkinan terkena dampak pada saat pekerjaan berlangsung.

2 Kondisi Tanah / Lahan Kerja.

3 Kondisi Lingkungasn seperti sungai, pemukiman dan cuaca dll.

4 Kendaraan dengan beban, yang melewatinya.

5 Kerja sama dengan instansi terkait.

6 Alim Ulama dan Tokoh masyarakat .

Proyek ini berada pada kondisi padat lalu lintas, yaitu di Jln. Kramat Raya yang memotong Jalan

Daan Mogot yang menghubungkan Jakarta dan Tangerang. Sehingga kondisi yang mempunyai

karakteristik tersendiri ini perlu dicermati , diatur kenyamanan dan keamanannya pada saat

berlangsungnya pekerjaan konstruksi. Sasarannya adalah meminimalkan gangguan pelaksanaan

dari lalu lintas dean hal-hal lain yang dapat berakibat pada kecelakaan kerja..

Sebelum pelaksanaan pekerjaan perlu survey untuk mencari data-data sbb :

Pekerjaan ini adalah pembangunan Jembatan (Flyover) mulai dari struktur dasar sampai finishing.

Pembangunan Flyover Cengkareng berlokasi di Jalan Kramat Raya yang saat ini merupakan jalan

alternatif menuju Bandara Sukarno-Hata, dari dan ke arah Kebon Jeruk. Pembangunan Flyover ini

dimaksudkan untuk mengatasi kemacetan yang selama ini terjadi di persimpangan dengan Jalan

Daan Mogot (Kali Deres - Grogol), serta lebih dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi

pengguna jalan.

Paket pekerjaan Flyover Cengkareng terdiri dari 2 buah Flyover yakni FO1 dan FO2:

(9)
(10)
(11)

O

O

O

O

MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG SEHAT DAN

MEMPERTIMBANGKAN DAMPAK LINGKUNGAN DALAM

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 DENGAN SELALU

MENGIKUTI PERATURAN-PERATURAN YANG BERLAKU.

SAFETY, HEALTH AND ENVIRONMENTAL POLICE :

KEBIJAKAN K3

BAB II

MENGURANG KEHILANGAN WAKTU KERJA (LOST TIME) &

MENURUNKAN ANGKA KECELAKAAN DI PROYEK.

MELAKUKAN PERBAIKAN YANG BERKESINAMBUNGAN

TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(12)
(13)

BAB V

(14)

IV.2

KOMPETENSI\, PELATIHAN DAN KEPEDULIAN

Kompetensi

Ya

Tidak

Ketua Organisasi P2K3 (Ir. Bandung S dan Ir. Ali Afandi)

1 Mengesahkan Instruksi

Awareness SMK3

x

kerja k3 Proyek.

Accident Investigation

x

2 Melaksanakan Inspeksi K3

OHSAS 18001

x

secara periodik

First Aid Training

x

3 Memimpin rapat kordinasi setiap minggu

Training ERP

x

4 Melakukan Inspeksi dan Supervisi dilapangan

5

6 Melakukan investigasi bila terjadi ketidaksesuaian

dan tindakan perbaikan serta pencegahan

7 Menerangkan Kebijakan K3 Perusahaan

maupun proyek

Sekertaris Organisasi P2K3

1 Menyelenggarakan administrasi K3

1 Mewakili ketua P2K3LM dlm

2 Menghimpun dan mengelola data tentang K3

berhubungan dengan pihak

3

ekstern khususnya berkaitan

dengan SMK3.

4 Memeriksa kelengkapan K3

5 Mengevaluasi penyebab timbulnya ketidaksesuaian

6 Melaporkan kepada Ketua P2K3 kinerja SMK3

7

SUMBER DAYA, PERAN, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG DAN GAP ANALISIS ORGANISASI TANGGAP P2K3

Kesesuaian

1 Menetapkan Program Kerja K3 dikantor/Proyek

Tanggung Jawab

Wewenang

Gap Analisis

2 Memberikan Briefing dan pelatihan K3 di Proyek/Kantor

Membantu menjelaskan mengenai dampak terhadap

kesehatan keselamatan kerja dan lingkungan dari setiap

kegiatan proyek dan upaya pencegahan/

minimalisasinya.

Menjamin terlaksananya peningkatan atas penerapan K3

secara berkesinambungan di proyek

Mensosialisasikan persyaratan SMK3 kepada seluruh

tingkat dalam organisasi sehingga dalam bekerja

mengutamakan K3

(15)

Kompetensi

Ya

Tidak

SUMBER DAYA, PERAN, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG DAN GAP ANALISIS ORGANISASI TANGGAP P2K3

Kesesuaian

Tanggung Jawab

Wewenang

Gap Analisis

Keterangan

Sekertaris Organisasi P2K3 : Zupriadi

Awareness MK3L

x

Accident Investigation

x

OHSAS 18001

x

First Aid Training

x

Training ERP

x

Security

1 Memberikan jaminan keamanan lingkungan proyek,

baik ancaman dari luar maupun dlm yang lingkupnya ;

a. Material

b. Alat

c. Pekerja

2 Pengendalian terhadap pekerja dan tamu

3 Pendokumentasian serah terima jaga, kejadian

lapangan bila ada, keluar masuk material / alat

dan data pengunjung

4 Memonitor pintu gerbang yang menjadi akses jalan

Security :

OHSAS 18001

x

Training ERP

x

1 kali (7 Jan

2006)

Tarmono

OHSAS 18001

x

Training ERP

x

1 Membantu merumuskan HIRARC

2

Anggota P2K3 sbb :

1. Sartono

OHSAS 18001

x

Menentukan Sasaran & Program masing-masing bagian

sesuai dengan HIRARC

Anggota P2K3

(16)

Kompetensi

Ya

Tidak

SUMBER DAYA, PERAN, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG DAN GAP ANALISIS ORGANISASI TANGGAP P2K3

Kesesuaian

Tanggung Jawab

Wewenang

Gap Analisis

Keterangan

Training ERP

x

1 kali (7 Jan

2006)

Awareness MK3L

x

2. Muklas

OHSAS 18001

x

Training ERP

x

1 kali (7 Jan

2006)

Awareness MK3L

x

3. Parulian

OHSAS 18001

x

Training ERP

x

1 kali (7 Jan )

Awareness MK3L

x

4, Aghata

OHSAS 18001

x

Training ERP

x

1 kali (7 Jan )

Awareness MK3L

x

5. Wahyu Adi

OHSAS 18001

x

Training ERP

x

1 kali (7 Jan

2006)

Awareness MK3L

x

6. Surono

OHSAS 18001

x

Training ERP

x

1 kali (7 Jan

2006)

Awareness MK3L

x

7. Warsito

OHSAS 18001

x

Training ERP

x

1 kali (7 Jan

2006)

Awareness MK3L

x

8. Raharjo

OHSAS 18001

x

Training ERP

x

1 kali (7 Jan

2006)

Awareness MK3L

x

9. Sugeng

OHSAS 18001

x

Training ERP

x

1 kali (7 Jan

2006)

Awareness MK3L

x

10. Iswanto

OHSAS 18001

x

Training ERP

x

1 kali (7 Jan

2006)

(17)

Kompetensi

Ya

Tidak

SUMBER DAYA, PERAN, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG DAN GAP ANALISIS ORGANISASI TANGGAP P2K3

Kesesuaian

Tanggung Jawab

Wewenang

Gap Analisis

Keterangan

11. Pepeng

OHSAS 18001

x

Training ERP

x

Awareness MK3L

x

12.Andi

OHSAS 18001

x

Training ERP

x

Awareness MK3L

x

13. Kamto

OHSAS 18001

x

Training ERP

x

1 kali (7 Jan

2006)

Awareness MK3L

x

14. Buyung

OHSAS 18001

x

Training ERP

x

1 kali (7 Jan

2006)

Awareness MK3L

x

15. Pujo

OHSAS 18001

x

Training ERP

x

Awareness MK3L

x

Mengetahui,

(……….)

Kepala Proyek

(18)

1

1

A. LEVEL PENDIDIKAN

-

Minimal D3

-

Diutamakan dari jurusan teknik

2 Melaksanakan sosialisasi terhadap

Melaksanakan sosialisasi terhadap per-

B. FISIK & KESEHATAN

persyaratan-persyaratan SMK3LM

syaratan-persyaratan SMK3 kepada

-

Laki-laki atau perempuan

kepada seluruh tingkat dalam

seluruh tingkat dalam organisasi proyek

-

Syarat kesehatan (buta warna, cacat fisik, jantung dll)

organisasi proyek sehingga

tercapainya kesadaran dalam bekerja

tercapainya kesadaran dalam

selamatan dan kesehatan kerja.

C. KETRAMPILAN, PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN KERJA

bekerja senantiasa mengutamakan

-

Menguasai SMM ISO 9001:2000

keselamatan dan kesehatan kerja.

-

Menguasai SML ISO 14001:2004

-

Menguasai SMK3LM Waskita

3 M

e

-

Menguasai OHSAS 18001

-

Menguasai AMDAL

-

Mempunyai Sertifikat First Aid Training

4

-

Memahami Teknik-Teknik Observasi K3LM

-

Memahami HIRACH

-

Memahami Instruksi Kerja K3LM

5

-

Menguasai pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran

-

Menguasai Program Komputer MS Office & MS Project

-

Mempunyai jiwa ulet, tidak mudah putus asa

-

Mempunyai kemauan / semangat belajar tinggi

-

Mengerti bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan

D. PELATIHAN (supaya syarat C bisa terpenuhi dan atau

meningkatkan kompetensi yang sudah ada)

-

Pernah mengikuti Diklat / Sosialisasi SMM ISO 9001 : 2000,

OHSAS 18001 & ISO 14001 : 2004

-

Pernah mengikuti Diklat Safety Awarenesss dan Dokumentation K3LM

-

Pernah mengikuti Pelatihan Pemadam Kebakaran

JABATAN : SAFETY OFFICER

Melaporkan kepada Ketua Unit K3 atas

kinerja SMK3

Menjamin terlaksananya peningkatan atas

penerapan K3 secara berkesinambungan di

proyek

Menjamin terlaksananya peningkatan atas

penerapan K3 secara berkesinambungan di

proyek

TANGGUNG JAWAB

WEWENANG

KOMPETENSI YANG DIPERLUKAN

Menjamin, dilaksanakan dan dipeliharanya

proses yang dibutuhkan dari SMK3

di

proyek.

Mewakili Ketua Unit

K3LM dalam

berhubungan dengan

pihak ekstern

khususnya yang

(19)

1

1

A. LEVEL PENDIDIKAN

-

Minimal D3

-

Diutamakan dari jurusan teknik

2 Melaksanakan sosialisasi terhadap

Melaksanakan sosialisasi terhadap per-

B. FISIK & KESEHATAN

persyaratan-persyaratan SMK3LM

syaratan-persyaratan SMK3 kepada

-

Laki-laki atau perempuan

kepada seluruh tingkat dalam

seluruh tingkat dalam organisasi proyek

-

Syarat kesehatan (buta warna, cacat fisik, jantung dll)

organisasi proyek sehingga

tercapainya kesadaran dalam bekerja

tercapainya kesadaran dalam

selamatan dan kesehatan kerja.

C. KETRAMPILAN, PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN KERJA

bekerja senantiasa mengutamakan

-

Menguasai SMM ISO 9001:2000

keselamatan dan kesehatan kerja.

-

Menguasai SML ISO 14001:2004

-

Menguasai SMK3LM Waskita

3 M

e

-

Menguasai OHSAS 18001

-

Menguasai AMDAL

-

Mempunyai Sertifikat First Aid Training

4

-

Memahami Teknik-Teknik Observasi K3LM

-

Memahami HIRACH

-

Memahami Instruksi Kerja K3LM

5

-

Menguasai pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran

-

Menguasai Program Komputer MS Office & MS Project

-

Mempunyai jiwa ulet, tidak mudah putus asa

-

Mempunyai kemauan / semangat belajar tinggi

-

Mengerti bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan

D. PELATIHAN (supaya syarat C bisa terpenuhi dan atau

meningkatkan kompetensi yang sudah ada)

-

Pernah mengikuti Diklat / Sosialisasi SMM ISO 9001 : 2000,

OHSAS 18001 & ISO 14001 : 2004

-

Pernah mengikuti Diklat Safety Awarenesss dan Dokumentation K3LM

-

Pernah mengikuti Pelatihan Pemadam Kebakaran

JABATAN : SAFETY OFFICER

TANGGUNG JAWAB

WEWENANG

KOMPETENSI YANG DIPERLUKAN

Menjamin, dilaksanakan dan dipeliharanya

proses yang dibutuhkan dari SMK3

di

proyek.

Mewakili Ketua Unit

K3LM dalam

berhubungan dengan

pihak ekstern

khususnya yang

Melaporkan kepada Ketua Unit K3 atas

kinerja SMK3

Menjamin terlaksananya peningkatan atas

penerapan K3 secara berkesinambungan di

proyek

Menjamin terlaksananya peningkatan atas

penerapan K3 secara berkesinambungan di

proyek

(20)

IV.1.

SUMBER DAYA, STRUKTUR ORGANISASI DAN PERTANGGUNG JAWABAN :

ULASAN ORGANISASI:

SEM

Sartono

Warsito (Md. Saluran)

SAM

Muklas

Raharjo (Mdr. Bobok)

GSP

Parulian

Sugeng (Mdr. Kolom)

SS

(Aghata)

Iswanto (Mdr. Besi)

SP

(Wahyu Adi)

Pepeng (M. Footing)

SP

Surono)

Andi (Mdr, COR)

SECURITY

Kamto (PT. Pakubumi)i)

Teddy

Buyung (Saluran)

Tarmono

Pujo (Mdr, Saluran)

KETUA

PM / DPM

(Bandung S/ Ali Afandi)

SEKRETARIS (SHO)

BAB IV

PENERAPAN DAN OPERASIONAL

Dalam rangka pelaksanaan SMK3 Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng, manajemen

PT. PP (Persero) dan PT. WIKA (Persero) KSO, telah menetapkan Penanggung jawab KSO

(Kepala Cabang) , suatu wewenang serta keterkaitandan fungsi-fungsi yang terlibat dalam

pengelolaan, pelaksanaan maupun verifikasi terhadap aktoifitas-aktifitas yang

berpengaruh kepada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3)sebagai

struktur organisasi K3 Cabang dibawah ini.

Sedangkan di tingkat Proyek dibentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3) sesuai dengan Peraturan Menaker No. 04/Men/1987 pasal 3 dan 4 junto Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 pasal 11 butir 1. Panitia ini bertugas

memberikan saran maupun pertimbangan kepada manajemen yang pada dasarnya

bertujuan untuk mencapai NIHIL Kecelakaan dan hasil kerja yang bermutu baik.

Struktur Organisasi P2K3 Proyek Flyover Cengkareng :

(Zupriadi)

(21)

Tugas dan Tanggung Jawab P2K3 adalah sebagai berikut :

A. Ketua / Penanggung Jawab ::

.-

Bertanggung Jawab atas terselenggaranya K3 secara menyeluruh

.-.-

Menagani dan mengevaluasi terhadap Pelaksanaan K3 di Lapangan.

B. Wakil Ketua.

.-

Memimpin Rapat Unit K3 bila Ketua berhalangan

.-

Merencanakan dan Mengendalikan pelaksanaan K3 Lapangan

.-

Melaksankan pemantauan terhadap pelaksanaan dan melaksankan tindakan

koreksi dan alternatif.

.-

Melaporkan kepada manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja

.-

Memimpin Inspeksin K3 di Lapangan.

C. Sekretaris

Menyelenggarakan administrasi K3, Higiene Perusahaan intern & extern.

Melakukan pelaporan ke Depnaker mengenai :

o Mulainya pekerjaan Konstruksi.

o Penyimpangan jam Kerja & istirahat, berkaitan dg.tenaga kerja

o Memperbaharui data tenaga kerja(penambahan/pengurangan)

Mengajukan usulan / permohonan :

o Perjinan berkaitan dengan penggunaan tenaga kerja asing.

o Asuransi Tenaga Kerja (penambahan/pengurangan).

Melakukan koordinasi dengan :

o Penguasa setempat (Kepolisian, Camat, Lurah dll)

o Rumah sakit terdekat/Klinik/Puskesmas.

D. Anggota Khusus (Logistik/Peralatan):

.-

Melakukan pengurusan ke Departemen Tenaga Kerja berkenaan dengan :

.-- Ijin layak pakai alat berat, sesuai dengan yang disyaratkan.

.-- Surat Ijin Operasi Alat Berat.

.-

Melakukan pengechekan terus menerus terhadap peralatan yang digunaka

(Excavator, Crane, buldozer dll)

.-

Memeriksa kelayakan pakai dari scafolding, platform dll.

E, Anggota Lainnya mempunyai tugas :

Melaksanakan dan ikut mengendalikan K3 di lapangan.

Memberikan penyuluhan K3 secara terus menerus baik secara langsung .

maupun tidak langsung. Seperti :

Melaksanakan hasil K3 secara konsekwen

Mengadakan pengawasan thd daerah Rawan Kecelakaan

Melarang secara tegas dan simpatik pekerja yang bekerja

tanpamengindahkan peraturan keselamatan kerja.

Pelaksanaan program K3.

Struktur Organisasi Tanggap Darurat :

Dalam rangka kesiagaan atas keadaan Gawat Darurat dibentuk Struktur Tanggap Darurat

sebagai berikut :

Melaporkan secara tertulis pada kesempatan pertama kepada Penaggung Jawa

KSO (Kepala Cabang) bile terjadi kecelakaan kerja.

(22)

Bandung. S/Ali Afandi

Tugas dan Tanggung Jawab Tim Tanggap Darurat :

Ketua Tim::

.-

Bertanggung Jawab atas keadaan darurat dalam pelaksanaan Proyek.

.-.-

Menagani dan mengevakusi terhadap keadaan Darurat

Koordinator Evakuasi Kantor :

.-

Memimpin Evakuasi keadaan darurat di areal kantor proyek.

.-

Merencanakan dan Mengendalikan keadaan Darurat

.-

Melaksankan pemantauan terhadap pelaksanaan dan melaksankan tindakan

koreksi dan alternatif.

.-

Melaporkan kepada manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja

Koordinator Evakuasi Lapangan

.-

Memimpin Evakuasi keadaan darurat di Lapangan.

.-

Merencanakan dan Mengendalikan keadaan Darurat

.-

Melaksankan pemantauan terhadap pelaksanaan dan melaksankan tindakan

koreksi dan alternatif.

.-

Melaporkan kepada manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja

Anggota Tim Evakuasi Tanggap Darurat :

.-

Membantu Koordinator dalam Evakuasi keadaan darurat di Lapangan.

.-

Membantu Koordinator dalam Merencanakan dan Mengendalikan keadaan

Darurat.

.-

Ikut membantu Melaksankan pemantauan terhadap pelaksanaan dan

melaksanakan tiondakan koreksi dan alternatif.

.-

Melaporkan kepada manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja

Sartono (SEM)

KETUA TIM

0815190001

Zupriadi (SHE)

.081584159201

.08158224280

Zupriadi (SHE)

Teddy (Security)

Koor. Evakuasi Lapangan

Koor. Evakuasi Kantor

Roni (Bag. Umum)

Tarmono (Security)

.081585064623

Melaporkan pada kesempatan pertama kepada Penaggung Jawa KSO (Kepala

Cabang) bile terjadi keadaan yang dikategorikan sebagai keadaan Darurat.

Muklas (SAM)

.081381400220

.081584159201

Ngalimun (Bg. Peralatan)

.08128353172

Parulian (GSP)

.081310438556

(23)
(24)

Perencanaan disini dimaksudkan bahwa program K3 yang ada di proyek Flyover

Cengkareng direncanakan sesuai dengan kondisi pekerjaan dan lingkungan yang

ada di sekitar proyek, dimana perencanaan meliputi :

1. Identifikasi Bahaya, Penilaiana Resiko dan Pengendaliannya

2. Pemenuhan Perundang-undangan dan Peraturan lainnya.

3. Sasaran dan Program Kerja

1. Manajemen Resiko

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua potensi bahaya terindentifikasi,

dinilai resikonya dan dilakukan pengendaliannya agar tidak membahayakan bagi para

pekerja sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar.

a. Identifikasi Bahaya.

Merupakan suatu proses untuk memperkirakan potensi bahaya yang timbul

dari aktivitas kegiatan konstruksi .

b. Penilaian Resiko

Proses pembobotan yang dilakukan untuk mengklasifikasikan potensi -

potensi bahaya ke dalam kategori tinggi, sedang atau rendah dengan

menggunakan sistem score.

c. Pengendalian Resiko

Suatu upaya untuk meminimalkan atau menghilangkan celaka / sakit

sehingga terwujud " zero accident "

2. Pemenuhan Perundang-undangan.dan Peraturan lainnya.

Legislasi dipergunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan Peraturan dan Undang -

undang yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3. SASARAN DAN PROGRAM

Sasaran dan Program Kerja

Dalam melaksanakan program K3 dalam proyek dibuat sasaran dan program kerja yang

berkaitan dengan rangkaian aktivitas K3 , diantaranya Incident Rate = 0 ,

meningkatkan kesesuaian legal dan kesehatan karyawan

PERENCANAAN K3

(25)

NO.

UNDANG-UNDANG RI

1 UU No. 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja 2 UU No. 3 tahun 1992 Jaminan Sosial Tenaga Kerja 3 UU No. 14 tahun 1992 Lalu Lintas Jalan

4 UU No. 23 tahun 1992 Kesehatan

PERATURAN PEMERINTAH & KEPUTUSAN PRESIDEN

5 Peraturan Pemerintah No.: 14 tahun 1993 Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

KEPUTUSAN MENTERI

7 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-187/MEN/1999Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya

8 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-51/MEN/1999 Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja 9 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999Unit Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja 10 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi RI

No. Kep.75/MEN/2002

tempat kerja.

11 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum

INSTRUKSI MENTERI

11 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 11/M/BW/1997 Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran

PERATURAN MENTERI

12 Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964 Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dlm Tempat Kerja 13 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1980 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan 14 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.04/MEN/1980 Syarat Syarat Pemasangan & Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan 15 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1981 Kewajban Melapor Penyakit Akibat Kerja

16 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.03/MEN/1982 Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja 17 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.05/MEN/1985 Pesawat Angkat Dan Angkut

18 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1989 Kualifikasi dan syarat-syarat operator keran angkat 19 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.02/MEN/1989 Pengawasan instalasi penyalur petir

20 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.05/MEN/1996 Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan kerja

21 Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no.SE.Pengadaan Kantin dan Ruang Makan 01/Men/1979

SURAT EDARAN

6

Pemberlakuan standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI-04-0225-2000 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di

UNDANG-UNDANG / PERATURAN

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.03/MEN/1999

PERIHAL

PEMENUHAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERATURAN LAINNYA.

Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk pengangkutan orang dan barang

(26)
(27)

Proyek Shangri-La Hotel Condominium

No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

UNDANG-UNDANG RI

1

UU No. 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja

BAB III Syarat-Syarat Keselamatan Kerja

Pasal 3

Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamata kerja untuk ;

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya

e. Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarl uasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang cukup k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.

n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang.

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang

Revisi 3

EVALUASI PENERAPAN LEGISLASI

Legislasi Status Kesesuaian Keterangan

(Tindak Lanjut)

Yaag Berkaitan Dengan Kesehatan Keselamtan Kerja

No.

(28)

No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Legislasi Status Kesesuaian Keterangan

(Tindak Lanjut) No.

q. Mnecegah terkena aliran listrik yang berbahaya

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

2. Dengan peraturan perundangan dapat di ubah perincian tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan baru dikemudian hari.

Pasal 4

1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan pengankutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan , perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian dan pengesahan, pengepakan atau

pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk teknis, atau aparat produksi guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan umum. 3. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian tersebut dalam ayat (1) dan (2) , dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan menaati syarat-syarat keselamatan tersebut.

Pasal 8

1. Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang akan diberikan padanya. 2. Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh direktur.

3. Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan perundangan.

Bab V. Pembinaan

Pasal 9

1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga

Induksi, Briefing pagi/safety morning Penyediaan APD MSDS Kompartemen / gudang penyimpanan bahan/ material Pemeriksaan dari Jamsostek

(29)

No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Legislasi Status Kesesuaian Keterangan

(Tindak Lanjut) No.

kerja baru tentang :

a. kondisi - kondisi dan bahaya - bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya.

b. Semua pengamanan dan alat - alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya.

c. Alat - alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan. d. Cara - cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan. 2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat - syarat tsb di atas.

3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kebakaran dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.

4. Pengurus diwajibkan memenuhi dan menaati semua syarat -syarat dan ketentuan - ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.

BAB VII Kecelakaan

Pasal 11

1. Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri tenaga Kerja.

2. Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai termaksud dalam ayat (1) di atur dengan peraturan perundangan.

BAB VIII Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja

Pasal 12

Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk :

a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawasan atau ahli keselamatan kerja.

b. Memakai alat - alat pelindung diri yang diwajibkan.

c. Memenuhi dan menaati semua syarat - syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.

d. Meminta para pengurus agar dilaksanakan semua syarat - syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.

e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan

Induksi, Briefing pagi/safety morning

Penyediaan APD bagi pekerja

Pengadaan P3K dan klinik

Pemenuhan legislasi

Laporan tahap awal

Pengadaan APD bagi pekerja

(30)

No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Legislasi Status Kesesuaian Keterangan

(Tindak Lanjut) No.

dan kesehatan kerja serta alat - alat pelindung diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas -batas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan.

BAB IX Kewajiban Bila Memasuki Tempat Kerja

Pasal 13

Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan menaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.

BAB X Kewajiban Pengurus

Pasal 14

Pengurus diwajibkan ;

a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang -undang ini dan semua peraturan pelaksanaanya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat - tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja.

b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang di wajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja.

2. UU No. 3 tahun 1992 Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Pasal 3

point 2

setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja

Pasal 4

point 1

Pasal 8

program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud pasal 3 wajib dilakukan oleh setiap perusahaan bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan didalam hubungan kerja sesuai dengan ketentuan undang-undang ini.

Induksi & Inspeksi oleh security

Papan informasi &

No Pendaftaran Rambu-rambu K3LM

Pengadaan APD

Pendaftaran Jamsostek

(31)

No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Legislasi Status Kesesuaian Keterangan

(Tindak Lanjut) No.

point 1

tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan kecelakaan kerja Pasal 10 point 1point 2point 3Pasal 16

tenaga kerja, suami atau istri dan anak berhak memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan

Pasal 17

pengusaha dan tenaga kerja wajib ikut serta dalam program jaminan sosial tenga kerja

Pasal 18

3. UU No. 14 tahun 1992 Lalu Lintas Jalan

4. UU No. 23 tahun 1992 Kesehatan

Kesehatan Lingkungan

Pasal 22

1. Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat.

2. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan lainnya.

3. Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian faktor pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada kantor departemen tenaga kerja dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam

Laporan awal kecelakaan

pengusaha wajib melaporkan kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya dinyatakan sembuh, cacad atau meninggal dunia.

pengusaha wajib mengurus tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada badan penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya.

pengusaha wajib memiliki daftar tenaga kerja beserta keluarganya, daftar upah beserta perubahan-perubahan dan daftar kecelakaan kerja di perusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri sendiri.

Pengukuran parameter pencemar

(32)

No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Legislasi Status Kesesuaian Keterangan

(Tindak Lanjut) No.

penyakit, dan penyehatan atau pengamanan lainnya.

4. Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan.

Kesehatan Kerja

Pasal 23

1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas yang optimal

2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.

3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.

PERATURAN PEMERINTAH & KEPUTUSAN PRESIDEN 5. Peraturan Pemerintah No.: 14 tahun

1993

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

pasal 2

point 1

Program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini, terdiri:

a. jaminan berupa uang yang meliputi : jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua

b. jaminan berupa pelayanan yaitu jaminan pemeliharaan kesehatan.

Pasal 2point 3 pasal 5point 1 pasal 18 point 1point 2

Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih, atau membayar upah minimal Rp. 1.000.000 sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja.

Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 3 wajib mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerjanya sebagai peserta program jaminan sosial tenaga kerja pada badan penyelenggara dengan mengisi formulir yang disediakan oleh badan penyelenggara.

bagi karyawan

Kerjasama dengan Jamsostek

P3K

Pengusaha wajib memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan bagi tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan.

Laporan awal Pengadaa Klinik & Prasarana olah raga

(33)

No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Legislasi Status Kesesuaian Keterangan

(Tindak Lanjut) No.

pasal 19

KEPUTUSAN MENTERI

6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.03/MEN/1999

Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk pengangkutan orang dan barang

BAB II Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift BAGIAN 1 UMUM

Pasal 3

(1) Kapasitas angkut lift harus dicantumkan dan dipasang dalam kereta serta dinyatakan dalam jumlah orang dan atau jumlah bobot muatan yang diangkut dalam kilogram (kg).

(2) Kapasitas angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan kapasitas angkut yang dinyatakan dalam ijin pemakaian lift.

(3) Penetapan jumlah orang yang dapat diangkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan Standar Nasional Indonesia yang berlaku.

BAGIAN 2 BAGIAN-BAGIAN LIFT DAN PEMASANGANNYA

Pasal 4

(1) Bagian-bagian lift harus kuat, tidak cacat, aman dan memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja.

PARAGRAF 1 MESIN DAN KAMAR MESIN

Pasal 5

(1) Mesin dan konstruksinya harus memenuhi Standar Nasional Indonesia yang berlaku

(2) Apabila lift akan bergerak, rem membuka dengan tenaga magnet listrik dan harus dapat memberhentikan mesin secara otomatis dan pada saat arus listrik putus.

(3) Mesin harus dilengkapi dengan rem yang bekerja dengan tenaga pegas.

7 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-187/MEN/1999

Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya

Pasal 4

Pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerjanya kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggaraan setempat/terdekat sebagai laporan kecelakaan tahap I, dalam waktu tidak lebih 2 x 24 jam terhitung terjadinya kecelakaan.

Pengusaha wajib melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja, dalam waktu tidak lebih 2 x 24 jam setelah ada hasil diagnosis dari dokter periksa.

Pemasangan rambu

(34)

No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Legislasi Status Kesesuaian Keterangan

(Tindak Lanjut) No.

(1) Lembar data keselamatan bahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a meliputi keterangan tentang:

a. identitas bahan dan perusahaan; b. komposisi bahan;

c. identifikasi bahaya;

d. tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K); e. tindakan penanggulangan kebakaran;

f. tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan; g. penyimpanan dan penanganan bahan;

h. pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri; i. sifat fisik dan kimia;

j. stabilitas dan reaktivitas bahan; k. informasi toksikologi; l. informasi ekologi; m. pembuangan limbah; n. pengangkutan bahan;

o. informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku; p. informasi lain yang diperlukan.

Pasal 5

Label sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a meliputi keterangan mengenai: a. nama produk;

b. identifikasi bahaya; c. tanda bahaya dan artinya;

d. uraian resiko dan penanggulangannya; e. tindakan pencegahan;

f. instruksi dalam hal terkena atau terpapar; g. instruksi kebakaran;

h. instruksi tumpahan atau bocoran; i. instruksi pengisian dan penyimpanan; j. referensi;

k. nama, alamat dan nomor telepon pabrik pembuat atau distributor.

Pasal 6

Lembar data keselamatan Bahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 dan Label sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 diletakkan di tempat yang mudah diketahui oleh tenaga kerja dan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan.

Pasal 9

Kriteria bahan kimia berbahaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (3) terdiri dari:

a. bahan beracun;

(35)

No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Legislasi Status Kesesuaian Keterangan

(Tindak Lanjut) No.

b. bahan sangat beracun; c. cairan mudah terbakar; d. cairan sangat mudah terbakar; e. gas mudah terbakar; f. bahan mudah meledak; g. bahan reaktif; h. bahan oksidator.

8 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-51/MEN/1999

Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja

Pasal 3

(1) NAB kebisingan ditetapkan sebesar 85 desi Bell A (dBA).

(2) Kebisingan yang melampaui NAB, waktu pemajanan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran II.

Pasal 4

(1) NAB getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/det2)

(2) Getaran yang melampaui NAB, waktu pemajanan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran III.

9 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999

Unit Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja

Pasal 2

(1) Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan penanggulangan kebakaran di tempat kerja

(2) Kewajiban mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. pengendalian setiap bentuk energi;

b. penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi; c. pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;

d. pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja;

e. penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala f. memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.

(36)

No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Legislasi Status Kesesuaian Keterangan

(Tindak Lanjut) No.

(3) Pengendalian setiap bentuk energi, penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi serta pengendalian penyebaran asap, panas dan gas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

(4) Buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f, memuat antara lain:

a. informasi tentang sumber potensi bahaya kebakaran dan cara pencegahannya; b. jenis, cara pemeliharaan dan penggunaan sarana proteksi kebakaran di tempat kerja;

c. prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pencegahan bahaya kebakaran;

d. prosedur dalam menghadapi keadaan darurat bahaya kebakaran.

Pemberlakuan standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI-04-0225-2000 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja

Pasal 2

(1) Perencanaan, pemasangan, penggunaan, pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik di tempat kerja harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.

(2) Pengurus bertanggungjawab terhadap ditaatinya dan wajib melaksanakan ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.

(3) Instalasi Listrik yang telah terpasang sebelum diberlakukannya Keputusan ini, wajib disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.

Pasal 3

Pengawasan terhadap pelaksanaan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 04-0225-2000 (PUIL 04-0225-2000) di Tempat Kerja dilakukan oleh Pegawai Pengawas atau Ahli Keselamatan Kerja Spesialis Bidang Listrik

INSTRUKSI MENTERI

11 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 11/M/BW/1997

Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran

Pemeriksaan dan Pengujian:

1. Klasifikasi Umum Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

transmigrasi RI No. Kep.75/MEN/2002 10.

(37)

No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Legislasi Status Kesesuaian Keterangan

(Tindak Lanjut) No.

Klasifikasi jenis hunian akan menentukan persyaratan standar teknik sistem proteksi kebakaran yang harus diterapkan

2. Sumber ignition

Perhatikan potensi apa saja yang dapat menjadi sumber pemicu kebakaran dan perhatikan apakah alat pengaman yang diperlukan telah sesuai. Kapan diadakan pemeriksaan terakhir dan apakah syarat-syarat yang diberikan telah dilaksanakan.

3. Bahan-bahan yang mudah terbakar /meledak

Perhatikan jenis-jenis bahan yang diolah, dikerjakan atau disimpan. Kenali sifat fisik dan sifat-sifat kimianya apakah mengandung potensi mudah terbakar atau meledak. Apakah ada prosedur keselamatan kerja dan dilaksanakan dengan benar.

4. Kompartemen

Amati keadaan lingkungan tempat kerja terhadap masalah penyebaran api, panas, asap apakah telah ada upaya untuk mengendalikannya.

5. Pintu darurat

Amati jalur evakuasi, pintu keluar atau tangga darurat. Apakah ada rintangan yang dapat mengganggu, apakah ada petunjuk arah, apakah ada penerangan darurat, panjang jarak tempuh mencapai pintu ke luar tidak melebihi 36 meter untuk resiko ringan, 30 meter untuk resiko sedang dan 24 meter untuk resiko berat.

6. Alat pemadam api ringan

Apakah alat pemadam api ringan telah sesuai jenis dan cukup jumlahnya. Apakah penempatannya mudah dilihat dan mudah dijangkau serta mudah untuk diambil. Periksa pula masa efektif bahan pemadamnya serta masa uji tabungnya.

7. Instalasi Alarm

Lakukan tes fungsi perlengkapan pada panel. Apakah semua perlengkapan dan indikator bekerja dengan baik. Apakah telah dipasang penandaan zone alarm.

8. Instalasi Hydran dan Springkler 9. Instalasi Khusus

PERATURAN MENTERI

12 Peraturan Menteri Perburuhan No.7

tahun 1964 Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dlm Tempat Kerja

√ 1. Halaman harus bersih, teratur, rata dan tidak becek dan cukup luas untuk

kemungkinan perluasan

2. jalanan dihalaman tidak boleh berdebu

(38)

No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Legislasi Status Kesesuaian Keterangan

(Tindak Lanjut) No.

4. saluran air yang melintasi halaman harus tertutup

5. sampah dan terbuang lainnya harus terkumpul pada suatu tempat yang rapi dan tertutup.

7. tempat pengumpulan sampah tidak boleh menjadi sarang lalat atau binatang serangga yang lain.

pasal 6

point 1

kakus-kakus yang terbuat dari bahan yang kuat harus disediakan untuk kaum buruh.

point 6

jumlah kakus sebagai berikut 1-15 buruh =1 kakus 16-30 buruh = 2 kakus 31-45 buruh = 3 kakus 46-60 buruh = 4 kakus 61-80 buruh = 5 kakus 81-100 buruh = 6 kakus

dan selanjutnya untuk tiap 100 orang 6 kakus

pasal 8

dapur, kamar makan dan alat keperluan makan harus selalu bersih dan rapi.

Pasal 14

Point 4

Point 5

13 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:

Per.01/MEN/1980 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan

pasal 2

Penerangan yang cukup untuk membedakan barang-barang kecil secara sepintas lalu, seperti pemasangan yang kasar, kamar mesin, alat pengangkut orang dan barang, ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal, tempat penyimpanan barang sedang dan kecil, kakus.

Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk.

Ijin ke Depnaker, Jamsostek dan Koordinasi keamanan 6. pada waktunya sampah itu harus dibuang ketempat pembuangan sampah atau

dibakar pada tempat yang aman.

diangkut setiap hari Diberi tutup

Penerangan yang cukup untuk membedakan barang-barang kasar seperti mengerjakan bahan-bahan kasar, menyisihkan barang besar, gudang untuk menyimpan barang besar dan kasar paling sedikit memiliki kekuatan 50 Lux

karena keterbatasan lahan Belum mencukupi

(39)

No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Legislasi Status Kesesuaian Keterangan

(Tindak Lanjut) No. pasal 3 point 1point 2 point 3 pasal 4pasal 5 point 1

disetiap tempat kerja harus dilengkapi dengan sarana untuk keperluan keluar masuk dengan aman point 2 pasal 6pasal 7pasal 8pasal 9

Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk.

pada pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan pencegahan dan dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap tenaga kerjanya.

Ijin ke Depnaker, Jamsostek dan Koordinasi keamanan Mengevaluasi HIRARC

setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk.

Pembuatan akses jalan semua tempat kerja, tangga-tangga, lorong-lorong atau gang-gang tempat orang

bekerja atau sering dilalui, harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

Jamsostek, Depnaker, Kantor Pusat sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu unit keselamatan dan

kesehatan kerja hal tersebut harus diberitahukan kepada setiap tenaga kerja unit keselamatan kerja meliputi usaha-usaha pencegahan terhadap : kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan pertama pada

kecelakaan dan usaha-usaha penyelamatan HIRARC

Membentuk unit K3LM dan dicantumkan dalam

struktur organisasi

semua peralatan sisi-sisi lantai yang terbuka, lubang-lubang dilantai yang terbuka, atap-atap atau panggung yang dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang terbuka, semua galian-galian dan lubang-lubang yang berbahaya harus diberi pagar atau tutup pengamannya.

kebersihan dan kerapihan ditempat kerja harus dijaga sehingga bahan-bahan yang berserakan, bahan-bahan bangunan, peralatan dan alat-alat kerja tidak merintangi atau menimbulkan kecelakaan.

tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin bahwa peralatan perancah, alat-alat kerja, bahan-bahan dan benda-benda tidak dilemparkan, diluncurkan atau dijatuhkan kebawah dari tempat yang tinggi sehingga dapat menyebabkan kecelakaan.

Safety deck, safety net, surat edaran dilarang menjatuhkan benda ke bawah. Pembersihan oleh mandor railing Pengukuran kebisingan dan getaran secara periodik

(40)

No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Legislasi Status Kesesuaian Keterangan

(Tindak Lanjut) No.

pasal 10

orang tidak berkepentingan dilarang masuk

pasal 12pasal 13point 1 pasal 25 point 1pasal 28pasal 31pasal 44pasal 67point 2 pasal 74

setiap ujung-ujung mencuat yang membahayakan harus dilengkungkan atau dilindungi.

pasal 86

kebisingan dan getaran ditempat kerja tidak boleh melebihi ketentuan nilai ambang batas yang berlaku

alat-alat angkat harus direncanakan, dipasang, dilayani dan dipelihara sedemikian rupa sehingga terjamin keselamatan pemakainya.

tindakan pencegahan harus dilakukan untuk melarang orang memasuki daerah lintas keran jalan untuk menghindarkan kecelakaan karena terhimpit.

rambu, police line

operator mesin harus terlatih untuk pekerjaannya dan harus mengetahui peraturan keselamatan kerja pada mesin tersebut.

perancah yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan aman oleh seseoarang yang berdiri diatas konstruksi yang kuat dan permanen, kecuali apabila pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman

perancah harus diberi lantai papan yang kuat dan rapat sehingga dapat menahan dengan aman tenaga kerja, peralatan dan bahan yang dipergunakan

tangga harus terdiri dari 2 kaki tangga dan sejumlah anak tangga yang dipasang pada kedua kaki tangga dengan kuat.

pinggir-pinggir dan dinding-dinding pekerjaan galian harus diberi pengaman dan penunjang yang kuat untuk menjamin keselamatan orang yang bekerja dalam lubang / parit.

pemotongan stek yang tidak terpakai tenaga kerja yang melakukan pekerjaan diatap harus dilengkapi dengan alat

pelindung diri yang sesuai untuk menjamin agar mereka tidak jatuh dari atap atau bagian-bagian atap yang rapuh.

safety harness Rambu, Papan Pengumuman Pengukuran kebisingan dan getaran secara periodik

Referensi

Dokumen terkait

Menyedi akan secar a cuma-cuma, semua alat perli ndungan di ri yang di waj i bkan pada t enaga kerj a berada di bawah pi mpinannya dan menyediakan bagi set i ap orang

Deputi Bidang Perlindungan merupakan unit organisasi setingkat Eselon I yang berada dibawah Badan Nasional Penempatan & Perlindungan Tenaga Kerja

Kondisi keluarga sekarang ini tidak lagi sepenuhnya berada di bawah pengaruh orang tua secara keseluruhan, karena alat kominikasi yang semakin cangkih, seperti

yang baik dengan unit-unit kerja yang lain di lingkungan Kepala Cabang. Memanfaatkan sumber daya manusia, alat dan sarana fisik yang berada. dibawah pimpinannya sejauh dalam

Pelayanan dan perlindungan sosial, Dana yang tersedia, tenaga kerja 1 orang Rp..

Sumo Internusa Indonesia dalam rangka untuk melaksanakan perlindungan keselamatan dan kesehatan terhadap tenaga kerja antara lain menyediakan alat-alat pelindung diri berupa

perlindungan diri jang diwadjibkan pada tenaga kerdja jang berada dibawah pimpinannja dan menjediakan bagi setiap orang lain jang memasuki tempat kerdja tersebut,

PASAL 5 TENAGA DAN SARANA KERJA Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian