Proyek : Tgl. Edisi Pertama : Nomor Kopi :
Divisi Nomor Edisi Tanggal Revisi
Kode Dokumen : Halaman
Nama Dibuat
Disetujui
Jabatan Tandatangan Tanggal
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
I
Pendahuluan
1 Umum
2 Tujuan Pembuatan Rencana K3 Kontrak
3 Lingkup Penerapan Rencana K3 Kontrak
4 Gambaran Umum Proyek
II
Kebijakan K3
III
Perencanaan K3
VI. 1 Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendaliannya.
VI. 2 Pemenuhan Perundang-undangan dan Peraturan lainnya.
VI. 3 Sasaran dan Program
IV
Penerapan dan Operasi
IV.1 Sumber daya, Struktur Organisasi dan Pertanggung Jawaban.
IV.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian
IV.3 Komunikasi , Partisipasi dan Konsultasi.
IV.4 Dokumentasi
IV.5 Pengendalian Dokumen
IV.6 Penegendalian Operasional
IV.7 Kesiagaan dan Tanggap Darurat.
V
Pemeriksaan
V.1
Pengukuran dan Pemantauan
V.2
Evaluasi Kepatuhan
V.3
Penyelidikan Insiden, Ketidak sesuaian, Tindakan Perbaikan
V.4
dan Pencegahan.
V.5
Pengendalian Rekaman.
V.6
Audit Internal.
VI. Tinjauan Manajemen.
VI.1
Tinjauan Manajemen.
XI
Lampiran-Lampiran :
DAFTAR ISI
RENCANA K3 KONTRAK
I.1. UMUM.
I.2. TUJUAN PEMBUATAN RENCANA K3 KONTRAK.
Tujuan dari pembuatan Rencana K3 Kontrak adalah untuk memastikan :
b. SMK3 yang dibuat telah mampu memenuhi sasaran proyek yang ingin dicapai.
c. Proyek telah memenuhi Perundang-undangan peraturan/persyaratan K3
BAB I
Kegiatan konstruksi dan dalam hal ini adalah Pembangunan Flyover Cengkareng merupakan suatu
kegiatan yang kompleks, yaitu perpaduan antara kondisi lingkungan dan tuntutan spesifikasi teknis
bangunan yang didalamnya banyak terjadi interaksi antara alat-alat / bahan - bahan kerja dan sumber daya
manusia.
Interaksi antar alat-alat / bahan-bahan kerja dan sumberdaya menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja,
penyakit akaibat kerja serta dapat mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan akibat pembuangan
limbah dari proses produksi dan ketidaksesuaian mutu produk dengan spesifikasi teknisnya.
PENDAHULUAN
d. Proyek telah melakukan upaya pencegahan awal untuk meminimalisir resiko yang berhubungan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja semaksimal mungkin.
Sedangkan tujuan dan sasaran SMK3 adalah untuk menciptakan suatu sistem K3 di tempat kerja, kondisi
dan lingkungan kerja yang terintergrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit
kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Rencana K3 Kontrak Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng ini dibuat sebagai upaya preventif dalam
meminimalisir resiko kerja pada pembanguna Flyover tersebut.
a. Proyek telah menerapkan SMK3 yang terdapat dalam Kebijakan Perusahaan Penyedia Jasa Pelaksana
Pembanguna Flyover Cengkareng sebagai perwujudan komitmen Perusahaan.
Oleh karenanya, perlu dilakukan upaya pencegahan sejak dini sebagai langkah awal untuk meminimalisir
resiko kerja tersebut dan meningkatkan efisiensi kerja serta kualitas produk.
Upaya preventif ini dimulai dengan membentuk suatu sistem K3 yang didasarkan pada Plan - Do - Check
dan Action yang dilakukan secara berkesinambungan dalam pelaksanaannya. Hal ini sebagaimana yang
diwajibkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 09/PRT/M/2008. Tentang Pedoman
Sistem Manajeman K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
I.3
Lingkup :
.- Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja
.- Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien
.- Menjamin proses produksi berjalan aman dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan
Struktur Organisasi K3 pada Proyek Flyover Cengkareng meliputi
2. Tim Tanggap Darurat.
Pokok-pokok Perhatian K3 :
.- Alat / Mesin
.- Tahap/Metode Pelaksanaan kerja.
.- Perilaku pekerja yang tidak sesuai standar/persyaratan.
Penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan yang berasal dari:
.- Suara dan asap penggunaan alat
.- Debu hasil bobokan concrete
.- Penggunaan bahan kimia berbahaya
Minimalisasi dampak dari aktivitas konstruksi tarhadap :
.- Kerugian materil maupun moril
.- Kecelakaan dan Kesehatan Kerja
Identifikasi Resiko K3 dan upaya pengendaliannya.
Identifikasi bahaya dan pencegahannya :
Jatuh dari ketinggian > 1,5 meter
: Menggunakan safety harness
Pemasangan safety net dan safety deck
Scaffolding yang dipergunakan kuat, kokoh dan nyaman
Pemasangan pagar pengaman dan railing
Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko
Kejatuhan benda
: Memakai helm
Pemasangan safety net dan safety deck
Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko
Menutup lubang-lubang / void yang terdapat di area kerja
Kecelakan kerja akibat :
LINGKUP PENERAPAN RENCANA K3 KONTRAK.
,- Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko serta pengendaliannya.
.- Identifikasi kondisi dan alat yang berpotensi menimbulkan bahaya.
Sedangkan Program K3 meliputi :
1. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
.- Jenis penyakit dan kecelakaan akibat kerja,
Lingkup penerapan Rencana K3 Kontrak di Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng dimaksudkan
.- Daftar Instasi terkait
.- Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas konstruksi
.- Menjamin komitmen terhadap perlindungan tenaga kerja & lingkungan serta pemeliharaannya.
.- Struktur Organisasi K3
.- Mengurangi buangan/ limbah yang timbul
Memasang proteksi pada dinding luar gedung
Tersengat listrik
: Penggunaan daya listrik sesuai kapasitas
Menggunakan peralatan listrik yang sesuai standar
Sambungan kabel harus di islasi dengan baik dan rapi
Memakai sarung tangan & sepatu safety
Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko
Kebakaran
: Penyediaan APAR di area kerja
Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko
Meminimalisir bahaya yang akan timbul dengan memberikan
himbauan kepada pekerja untuk bekerja dengan hati-hati
Tertabrak/menabrak
: Memakai APD yang memadai seperti sepatu safety & helm
Pemasangan rambu K3LM sesuai dengan penilaian resiko
Menghirup/menelan/menyerap zat : Memakai APD yang memadai seperti sepatu safety, sarung
berbahaya
tangan, masker, kaca mata dan helm.
Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko
Kebisingan
: Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko
Memakai APD yang memadai seperti ear plug
Pengendalian dan Penanggulangan Kecelakaan :
.- Pemasangan poster/ himbauan tentang K3.
.- Penggunaan alat keselamatan yang memadai (helm, kacamata, sarung tangan, sepatu, dll.).
.- Pemberian rambu-rambu petunjuk dan larangan
.- Pemasangan pagar pengaman di antara lantai & tangga.
.- Briffing setiap pagi kepada Mandor dan Sub yang terlibat.
.- Menjaga kondisi jalan kerja agar tetap layak pakai.
.- Penempatan material/ bahan yang sensitif/ berbahaya.
.- Penggunaan alat sesuai fungsi dan manualnya.
.- Perlu mendapat perhatian terhadap alat yang menimbulkan suara bising, asap dan residu lainnya.
.- Penyediaan alat pemadam kebakaran
.- Penempatan Satpam.
.- Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat
Pemeliharaan Kesehatan :
.- Pembuatan sarana MCK yang memadai
.- Penyediaan tempat sampah dan pembuangan keluar lokasi
.- Penyediaan obat-obatan
.- Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat
Instansi terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja :
-
.- Depnakertrans
-
.- Kepolisian
-
.- Pemda
-
.-Puskesmas / Dokter
-
.-Astek
Penanganan Khusus
1. Material Berbahaya (B3)
2. Peralatan Khusus (peralatan yang berpotensi menimbulkan dampak)
3. Tenaga kerja ahli
4. Pekerjaan yang berpotensi menimbulkan bahaya/ buangan.
Material Berbahaya dan berpotensi merusak lingkungan
Daftar material yang memerlukan penanganan khusus :
1. Semen, floor hardener
2. Solar, Olie, Bensin
3. Waterproofing, Bonding agen, minyak bekisting, Zincromate, cat
Peralatan Khusus
Daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus :
1. Crane
2. Generator set
3. Mesin Las
3. APAR
5. Concrete pump, concrete mixer
Tenaga Kerja Ahli
Tenaga kerja yang harus mempunyai setifikat keahlian :
1. Operator Crane
pada pekerjaan Bor Pile, Pembuatan Box Girder dll
2. Operator alat berat
pada pekerjaan - pekerjaan struktur dll.
3. Scafolder
Pembuatan Box Girder dll
Pekerjaan Berbahaya
1. Pembobokan
2. Pengelasan
3. Pengoperasian Crane
4. Bekerja pada ketinggian ( pasang bata, bekisting, besi, n, dll )
5. Penggunaan Bahan bakar
6. Penggunaan bahan kimia / berbahaya
7. Pembongkaran Bekisting
8.Waterproofing
9. Pengecatan Jalan
10. Pengoperasian stamper
Peralatan yang memiliki kategori khusus, operator yang mengoperasikan harus memiliki Surat Ijin
Operasi (SIO) dari Depnaker.
Pekerjaan yang dianggap menimbulkan dampak terhadap lingkungan harus menggunakan metode
pengerjaan tertentu,menggunakan alat khusus, APD dan mengikuti IK yang ada, antara lain :
Material yang termasuk dalam kategori berbahaya harus dilengkapi dengan cara penanggulangan
bahaya yang terdapat pada Material Safety Data Sheet (MSDS).
I.4.
Data Proyek :
Nama Proyek
: Proyek Pembangunan Jalan & Jembatan Metropolitan Jakarta
Jenis/ Type Proyek
: Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng
Lokasi
: Cengkareng Jakarta Barat.
Nilai Kontrak
: Rp. 119.779.000.000,- (Termasuk PPN)
Pemberi Tugas
: Departemen Pekerjaan Umum.
Pengguna Anggaran
: SNVT Pembngunan Jalan dan Jembatan Metro Polita.
Nama Pengguna
: Ir. Harry Setiyona MM.
Alamat
: Jln. Jati Padang No. 39 Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Konsultan Pengawasa
: PT. Perencana Djaja JO. PT Jakarta Rencana Selaras.
Penyedia Jasa
: PT. PP (Persero) JO, PT. WIKA (Persero)
.
Waktu Pelaksanaan
: 507 Hari Kalender.
Waktu Pemeliharaan
: 365 Hari Kalender.
Jenis-Jenis Pekerjaan Dominan :
I
UMUM
Mobilisasi
Ls
1
II
DRAINASE
Saluran Type DS 2 dan DS3
1,875
M1
Pemasangan Batu dengan Mortar
3,992
m3
III
PEKERJAAN TANAH
Galian Struktur kedalaman 0-4 M
438
M3
Timbunan Biasa
5,345
M3
Timbunan Pilihan
504
M3
Penyiapan Badan Jalan
35,254
M2
IV PEKERJAAN ASPAL
Lapis Pengikat
8,549
Lt.
Laston Lapis Aus(AC-WC) 5 Cm
17,091
M2
VII PEKERJAAN STRUKTUR
Beton (K500,K350,K250, K175
(AC-WC)
13,942
M3
Baja Tulangan U39 Ulir
2,257,054
Kg.
Tiang Bor Beton Dia. 1200 Mm.
207
Titik
Perkerasan jalan Beton 27 Cm
8,917
M3
Wet Lean Concrete t 10 Cm
34,038
M3
GAMBARAN UMUM PROYEK :
Gambaran proyek :
- Panjang Jalan
: FO1 = 956 Meter dan FO2 = 942 Meter.
- Lebar Jalan
: 9.00 Meter.
- Rigid Pavement
: Wet Lean Concrete t = 10 Cm
-
: Concrete Pavement t = 27 Cm.
- Flexible Pavement
: Laston Lapis Aus (AC-WC) t = 5 Cm.
- Pondasi
: Tiang Bor Beton (Bor Pile) Diameter 120 Cm
-
: Jumlah Bor Pile FO 1 =m 102 Titik
102 Titik.
-
: Jumlah Bor Pile FO2 =
105 Titik
- Pier/Kolom dan Abutment : Jumlah Pier FO1 = 13 buah
Jumlah Pier FO1 = 13 buah
Jumlah Abutment FO1 dan FO2 masing2 2 buah
- Panjang Oprit
: FO1 : Abutment 1 = 194 Meter & Abutment 2 = 173 Meter.
-
: FO2 : Abutment 1 = 182 Meter & Abutment 2 = 150 Meter.
- Balok Jembatan
: Box Girder Prestresed Concrete.
1 Daerah yang kemungkinan terkena dampak pada saat pekerjaan berlangsung.
2 Kondisi Tanah / Lahan Kerja.
3 Kondisi Lingkungasn seperti sungai, pemukiman dan cuaca dll.
4 Kendaraan dengan beban, yang melewatinya.
5 Kerja sama dengan instansi terkait.
6 Alim Ulama dan Tokoh masyarakat .
Proyek ini berada pada kondisi padat lalu lintas, yaitu di Jln. Kramat Raya yang memotong Jalan
Daan Mogot yang menghubungkan Jakarta dan Tangerang. Sehingga kondisi yang mempunyai
karakteristik tersendiri ini perlu dicermati , diatur kenyamanan dan keamanannya pada saat
berlangsungnya pekerjaan konstruksi. Sasarannya adalah meminimalkan gangguan pelaksanaan
dari lalu lintas dean hal-hal lain yang dapat berakibat pada kecelakaan kerja..
Sebelum pelaksanaan pekerjaan perlu survey untuk mencari data-data sbb :
Pekerjaan ini adalah pembangunan Jembatan (Flyover) mulai dari struktur dasar sampai finishing.
Pembangunan Flyover Cengkareng berlokasi di Jalan Kramat Raya yang saat ini merupakan jalan
alternatif menuju Bandara Sukarno-Hata, dari dan ke arah Kebon Jeruk. Pembangunan Flyover ini
dimaksudkan untuk mengatasi kemacetan yang selama ini terjadi di persimpangan dengan Jalan
Daan Mogot (Kali Deres - Grogol), serta lebih dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi
pengguna jalan.
Paket pekerjaan Flyover Cengkareng terdiri dari 2 buah Flyover yakni FO1 dan FO2:
O
O
O
O
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG SEHAT DAN
MEMPERTIMBANGKAN DAMPAK LINGKUNGAN DALAM
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 DENGAN SELALU
MENGIKUTI PERATURAN-PERATURAN YANG BERLAKU.
SAFETY, HEALTH AND ENVIRONMENTAL POLICE :
KEBIJAKAN K3
BAB II
MENGURANG KEHILANGAN WAKTU KERJA (LOST TIME) &
MENURUNKAN ANGKA KECELAKAAN DI PROYEK.
MELAKUKAN PERBAIKAN YANG BERKESINAMBUNGAN
TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
BAB V
IV.2
KOMPETENSI\, PELATIHAN DAN KEPEDULIAN
Kompetensi
Ya
Tidak
Ketua Organisasi P2K3 (Ir. Bandung S dan Ir. Ali Afandi)
1 Mengesahkan Instruksi
Awareness SMK3
x
kerja k3 Proyek.
Accident Investigation
x
2 Melaksanakan Inspeksi K3
OHSAS 18001
x
secara periodik
First Aid Training
x
3 Memimpin rapat kordinasi setiap minggu
Training ERP
x
4 Melakukan Inspeksi dan Supervisi dilapangan
5
6 Melakukan investigasi bila terjadi ketidaksesuaian
dan tindakan perbaikan serta pencegahan
7 Menerangkan Kebijakan K3 Perusahaan
maupun proyek
Sekertaris Organisasi P2K3
1 Menyelenggarakan administrasi K3
1 Mewakili ketua P2K3LM dlm
2 Menghimpun dan mengelola data tentang K3
berhubungan dengan pihak
3
ekstern khususnya berkaitan
dengan SMK3.
4 Memeriksa kelengkapan K3
5 Mengevaluasi penyebab timbulnya ketidaksesuaian
6 Melaporkan kepada Ketua P2K3 kinerja SMK3
7
SUMBER DAYA, PERAN, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG DAN GAP ANALISIS ORGANISASI TANGGAP P2K3
Kesesuaian
1 Menetapkan Program Kerja K3 dikantor/Proyek
Tanggung Jawab
Wewenang
Gap Analisis
2 Memberikan Briefing dan pelatihan K3 di Proyek/Kantor
Membantu menjelaskan mengenai dampak terhadap
kesehatan keselamatan kerja dan lingkungan dari setiap
kegiatan proyek dan upaya pencegahan/
minimalisasinya.
Menjamin terlaksananya peningkatan atas penerapan K3
secara berkesinambungan di proyek
Mensosialisasikan persyaratan SMK3 kepada seluruh
tingkat dalam organisasi sehingga dalam bekerja
mengutamakan K3
Kompetensi
Ya
Tidak
SUMBER DAYA, PERAN, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG DAN GAP ANALISIS ORGANISASI TANGGAP P2K3
Kesesuaian
Tanggung Jawab
Wewenang
Gap Analisis
Keterangan
Sekertaris Organisasi P2K3 : Zupriadi
Awareness MK3L
x
Accident Investigation
x
OHSAS 18001
x
First Aid Training
x
Training ERP
x
Security
1 Memberikan jaminan keamanan lingkungan proyek,
baik ancaman dari luar maupun dlm yang lingkupnya ;
a. Material
b. Alat
c. Pekerja
2 Pengendalian terhadap pekerja dan tamu
3 Pendokumentasian serah terima jaga, kejadian
lapangan bila ada, keluar masuk material / alat
dan data pengunjung
4 Memonitor pintu gerbang yang menjadi akses jalan
Security :
OHSAS 18001
x
Training ERP
x
1 kali (7 Jan
2006)
Tarmono
OHSAS 18001
x
Training ERP
x
1 Membantu merumuskan HIRARC
2
Anggota P2K3 sbb :
1. Sartono
OHSAS 18001
x
Menentukan Sasaran & Program masing-masing bagian
sesuai dengan HIRARC
Anggota P2K3
Kompetensi
Ya
Tidak
SUMBER DAYA, PERAN, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG DAN GAP ANALISIS ORGANISASI TANGGAP P2K3
Kesesuaian
Tanggung Jawab
Wewenang
Gap Analisis
Keterangan
Training ERP
x
1 kali (7 Jan
2006)
Awareness MK3L
x
2. Muklas
OHSAS 18001
x
Training ERP
x
1 kali (7 Jan
2006)
Awareness MK3L
x
3. Parulian
OHSAS 18001
x
Training ERP
x
1 kali (7 Jan )
Awareness MK3L
x
4, Aghata
OHSAS 18001
x
Training ERP
x
1 kali (7 Jan )
Awareness MK3L
x
5. Wahyu Adi
OHSAS 18001
x
Training ERP
x
1 kali (7 Jan
2006)
Awareness MK3L
x
6. Surono
OHSAS 18001
x
Training ERP
x
1 kali (7 Jan
2006)
Awareness MK3L
x
7. Warsito
OHSAS 18001
x
Training ERP
x
1 kali (7 Jan
2006)
Awareness MK3L
x
8. Raharjo
OHSAS 18001
x
Training ERP
x
1 kali (7 Jan
2006)
Awareness MK3L
x
9. Sugeng
OHSAS 18001
x
Training ERP
x
1 kali (7 Jan
2006)
Awareness MK3L
x
10. Iswanto
OHSAS 18001
x
Training ERP
x
1 kali (7 Jan
2006)
Kompetensi
Ya
Tidak
SUMBER DAYA, PERAN, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG DAN GAP ANALISIS ORGANISASI TANGGAP P2K3
Kesesuaian
Tanggung Jawab
Wewenang
Gap Analisis
Keterangan
11. Pepeng
OHSAS 18001
x
Training ERP
x
Awareness MK3L
x
12.Andi
OHSAS 18001
x
Training ERP
x
Awareness MK3L
x
13. Kamto
OHSAS 18001
x
Training ERP
x
1 kali (7 Jan
2006)
Awareness MK3L
x
14. Buyung
OHSAS 18001
x
Training ERP
x
1 kali (7 Jan
2006)
Awareness MK3L
x
15. Pujo
OHSAS 18001
x
Training ERP
x
Awareness MK3L
x
Mengetahui,
(……….)
Kepala Proyek
1
1
A. LEVEL PENDIDIKAN
-
Minimal D3
-
Diutamakan dari jurusan teknik
2 Melaksanakan sosialisasi terhadap
Melaksanakan sosialisasi terhadap per-
B. FISIK & KESEHATAN
persyaratan-persyaratan SMK3LM
syaratan-persyaratan SMK3 kepada
-
Laki-laki atau perempuan
kepada seluruh tingkat dalam
seluruh tingkat dalam organisasi proyek
-
Syarat kesehatan (buta warna, cacat fisik, jantung dll)
organisasi proyek sehingga
tercapainya kesadaran dalam bekerja
tercapainya kesadaran dalam
selamatan dan kesehatan kerja.
C. KETRAMPILAN, PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN KERJA
bekerja senantiasa mengutamakan
-
Menguasai SMM ISO 9001:2000
keselamatan dan kesehatan kerja.
-
Menguasai SML ISO 14001:2004
-
Menguasai SMK3LM Waskita
3 M
e
-
Menguasai OHSAS 18001
-
Menguasai AMDAL
-
Mempunyai Sertifikat First Aid Training
4
-
Memahami Teknik-Teknik Observasi K3LM
-
Memahami HIRACH
-
Memahami Instruksi Kerja K3LM
5
-
Menguasai pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
-
Menguasai Program Komputer MS Office & MS Project
-
Mempunyai jiwa ulet, tidak mudah putus asa
-
Mempunyai kemauan / semangat belajar tinggi
-
Mengerti bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan
D. PELATIHAN (supaya syarat C bisa terpenuhi dan atau
meningkatkan kompetensi yang sudah ada)
-
Pernah mengikuti Diklat / Sosialisasi SMM ISO 9001 : 2000,
OHSAS 18001 & ISO 14001 : 2004
-
Pernah mengikuti Diklat Safety Awarenesss dan Dokumentation K3LM
-
Pernah mengikuti Pelatihan Pemadam Kebakaran
JABATAN : SAFETY OFFICER
Melaporkan kepada Ketua Unit K3 atas
kinerja SMK3
Menjamin terlaksananya peningkatan atas
penerapan K3 secara berkesinambungan di
proyek
Menjamin terlaksananya peningkatan atas
penerapan K3 secara berkesinambungan di
proyek
TANGGUNG JAWAB
WEWENANG
KOMPETENSI YANG DIPERLUKAN
Menjamin, dilaksanakan dan dipeliharanya
proses yang dibutuhkan dari SMK3
di
proyek.
Mewakili Ketua Unit
K3LM dalam
berhubungan dengan
pihak ekstern
khususnya yang
1
1
A. LEVEL PENDIDIKAN
-
Minimal D3
-
Diutamakan dari jurusan teknik
2 Melaksanakan sosialisasi terhadap
Melaksanakan sosialisasi terhadap per-
B. FISIK & KESEHATAN
persyaratan-persyaratan SMK3LM
syaratan-persyaratan SMK3 kepada
-
Laki-laki atau perempuan
kepada seluruh tingkat dalam
seluruh tingkat dalam organisasi proyek
-
Syarat kesehatan (buta warna, cacat fisik, jantung dll)
organisasi proyek sehingga
tercapainya kesadaran dalam bekerja
tercapainya kesadaran dalam
selamatan dan kesehatan kerja.
C. KETRAMPILAN, PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN KERJA
bekerja senantiasa mengutamakan
-
Menguasai SMM ISO 9001:2000
keselamatan dan kesehatan kerja.
-
Menguasai SML ISO 14001:2004
-
Menguasai SMK3LM Waskita
3 M
e
-
Menguasai OHSAS 18001
-
Menguasai AMDAL
-
Mempunyai Sertifikat First Aid Training
4
-
Memahami Teknik-Teknik Observasi K3LM
-
Memahami HIRACH
-
Memahami Instruksi Kerja K3LM
5
-
Menguasai pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
-
Menguasai Program Komputer MS Office & MS Project
-
Mempunyai jiwa ulet, tidak mudah putus asa
-
Mempunyai kemauan / semangat belajar tinggi
-
Mengerti bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan
D. PELATIHAN (supaya syarat C bisa terpenuhi dan atau
meningkatkan kompetensi yang sudah ada)
-
Pernah mengikuti Diklat / Sosialisasi SMM ISO 9001 : 2000,
OHSAS 18001 & ISO 14001 : 2004
-
Pernah mengikuti Diklat Safety Awarenesss dan Dokumentation K3LM
-
Pernah mengikuti Pelatihan Pemadam Kebakaran
JABATAN : SAFETY OFFICER
TANGGUNG JAWAB
WEWENANG
KOMPETENSI YANG DIPERLUKAN
Menjamin, dilaksanakan dan dipeliharanya
proses yang dibutuhkan dari SMK3
di
proyek.
Mewakili Ketua Unit
K3LM dalam
berhubungan dengan
pihak ekstern
khususnya yang
Melaporkan kepada Ketua Unit K3 atas
kinerja SMK3
Menjamin terlaksananya peningkatan atas
penerapan K3 secara berkesinambungan di
proyek
Menjamin terlaksananya peningkatan atas
penerapan K3 secara berkesinambungan di
proyek
IV.1.
SUMBER DAYA, STRUKTUR ORGANISASI DAN PERTANGGUNG JAWABAN :
ULASAN ORGANISASI:
SEM
Sartono
Warsito (Md. Saluran)
SAM
Muklas
Raharjo (Mdr. Bobok)
GSP
Parulian
Sugeng (Mdr. Kolom)
SS
(Aghata)
Iswanto (Mdr. Besi)
SP
(Wahyu Adi)
Pepeng (M. Footing)
SP
Surono)
Andi (Mdr, COR)
SECURITY
Kamto (PT. Pakubumi)i)
Teddy
Buyung (Saluran)
Tarmono
Pujo (Mdr, Saluran)
KETUA
PM / DPM
(Bandung S/ Ali Afandi)
SEKRETARIS (SHO)
BAB IV
PENERAPAN DAN OPERASIONAL
Dalam rangka pelaksanaan SMK3 Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng, manajemen
PT. PP (Persero) dan PT. WIKA (Persero) KSO, telah menetapkan Penanggung jawab KSO
(Kepala Cabang) , suatu wewenang serta keterkaitandan fungsi-fungsi yang terlibat dalam
pengelolaan, pelaksanaan maupun verifikasi terhadap aktoifitas-aktifitas yang
berpengaruh kepada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3)sebagai
struktur organisasi K3 Cabang dibawah ini.
Sedangkan di tingkat Proyek dibentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3) sesuai dengan Peraturan Menaker No. 04/Men/1987 pasal 3 dan 4 junto Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 pasal 11 butir 1. Panitia ini bertugas
memberikan saran maupun pertimbangan kepada manajemen yang pada dasarnya
bertujuan untuk mencapai NIHIL Kecelakaan dan hasil kerja yang bermutu baik.
Struktur Organisasi P2K3 Proyek Flyover Cengkareng :
(Zupriadi)
Tugas dan Tanggung Jawab P2K3 adalah sebagai berikut :
A. Ketua / Penanggung Jawab ::
.-
Bertanggung Jawab atas terselenggaranya K3 secara menyeluruh
.-.-
Menagani dan mengevaluasi terhadap Pelaksanaan K3 di Lapangan.
B. Wakil Ketua.
.-
Memimpin Rapat Unit K3 bila Ketua berhalangan
.-
Merencanakan dan Mengendalikan pelaksanaan K3 Lapangan
.-
Melaksankan pemantauan terhadap pelaksanaan dan melaksankan tindakan
koreksi dan alternatif.
.-
Melaporkan kepada manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja
.-
Memimpin Inspeksin K3 di Lapangan.
C. Sekretaris
Menyelenggarakan administrasi K3, Higiene Perusahaan intern & extern.
Melakukan pelaporan ke Depnaker mengenai :
o Mulainya pekerjaan Konstruksi.
o Penyimpangan jam Kerja & istirahat, berkaitan dg.tenaga kerja
o Memperbaharui data tenaga kerja(penambahan/pengurangan)
Mengajukan usulan / permohonan :
o Perjinan berkaitan dengan penggunaan tenaga kerja asing.
o Asuransi Tenaga Kerja (penambahan/pengurangan).
Melakukan koordinasi dengan :
o Penguasa setempat (Kepolisian, Camat, Lurah dll)
o Rumah sakit terdekat/Klinik/Puskesmas.
D. Anggota Khusus (Logistik/Peralatan):
.-
Melakukan pengurusan ke Departemen Tenaga Kerja berkenaan dengan :
.-- Ijin layak pakai alat berat, sesuai dengan yang disyaratkan.
.-- Surat Ijin Operasi Alat Berat.
.-
Melakukan pengechekan terus menerus terhadap peralatan yang digunaka
(Excavator, Crane, buldozer dll)
.-
Memeriksa kelayakan pakai dari scafolding, platform dll.
E, Anggota Lainnya mempunyai tugas :
Melaksanakan dan ikut mengendalikan K3 di lapangan.
Memberikan penyuluhan K3 secara terus menerus baik secara langsung .
maupun tidak langsung. Seperti :
Melaksanakan hasil K3 secara konsekwen
Mengadakan pengawasan thd daerah Rawan Kecelakaan
Melarang secara tegas dan simpatik pekerja yang bekerja
tanpamengindahkan peraturan keselamatan kerja.
Pelaksanaan program K3.
Struktur Organisasi Tanggap Darurat :
Dalam rangka kesiagaan atas keadaan Gawat Darurat dibentuk Struktur Tanggap Darurat
sebagai berikut :
Melaporkan secara tertulis pada kesempatan pertama kepada Penaggung Jawa
KSO (Kepala Cabang) bile terjadi kecelakaan kerja.
Bandung. S/Ali Afandi
Tugas dan Tanggung Jawab Tim Tanggap Darurat :
Ketua Tim::
.-
Bertanggung Jawab atas keadaan darurat dalam pelaksanaan Proyek.
.-.-
Menagani dan mengevakusi terhadap keadaan Darurat
Koordinator Evakuasi Kantor :
.-
Memimpin Evakuasi keadaan darurat di areal kantor proyek.
.-
Merencanakan dan Mengendalikan keadaan Darurat
.-
Melaksankan pemantauan terhadap pelaksanaan dan melaksankan tindakan
koreksi dan alternatif.
.-
Melaporkan kepada manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja
Koordinator Evakuasi Lapangan
.-
Memimpin Evakuasi keadaan darurat di Lapangan.
.-
Merencanakan dan Mengendalikan keadaan Darurat
.-
Melaksankan pemantauan terhadap pelaksanaan dan melaksankan tindakan
koreksi dan alternatif.
.-
Melaporkan kepada manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja
Anggota Tim Evakuasi Tanggap Darurat :
.-
Membantu Koordinator dalam Evakuasi keadaan darurat di Lapangan.
.-
Membantu Koordinator dalam Merencanakan dan Mengendalikan keadaan
Darurat.
.-
Ikut membantu Melaksankan pemantauan terhadap pelaksanaan dan
melaksanakan tiondakan koreksi dan alternatif.
.-
Melaporkan kepada manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja
Sartono (SEM)
KETUA TIM
0815190001
Zupriadi (SHE)
.081584159201
.08158224280
Zupriadi (SHE)
Teddy (Security)
Koor. Evakuasi Lapangan
Koor. Evakuasi Kantor
Roni (Bag. Umum)
Tarmono (Security)
.081585064623
Melaporkan pada kesempatan pertama kepada Penaggung Jawa KSO (Kepala
Cabang) bile terjadi keadaan yang dikategorikan sebagai keadaan Darurat.
Muklas (SAM)
.081381400220
.081584159201
Ngalimun (Bg. Peralatan)
.08128353172
Parulian (GSP)
.081310438556
Perencanaan disini dimaksudkan bahwa program K3 yang ada di proyek Flyover
Cengkareng direncanakan sesuai dengan kondisi pekerjaan dan lingkungan yang
ada di sekitar proyek, dimana perencanaan meliputi :
1. Identifikasi Bahaya, Penilaiana Resiko dan Pengendaliannya
2. Pemenuhan Perundang-undangan dan Peraturan lainnya.
3. Sasaran dan Program Kerja
1. Manajemen Resiko
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua potensi bahaya terindentifikasi,
dinilai resikonya dan dilakukan pengendaliannya agar tidak membahayakan bagi para
pekerja sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar.
a. Identifikasi Bahaya.
Merupakan suatu proses untuk memperkirakan potensi bahaya yang timbul
dari aktivitas kegiatan konstruksi .
b. Penilaian Resiko
Proses pembobotan yang dilakukan untuk mengklasifikasikan potensi -
potensi bahaya ke dalam kategori tinggi, sedang atau rendah dengan
menggunakan sistem score.
c. Pengendalian Resiko
Suatu upaya untuk meminimalkan atau menghilangkan celaka / sakit
sehingga terwujud " zero accident "
2. Pemenuhan Perundang-undangan.dan Peraturan lainnya.
Legislasi dipergunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan Peraturan dan Undang -
undang yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. SASARAN DAN PROGRAM
Sasaran dan Program Kerja
Dalam melaksanakan program K3 dalam proyek dibuat sasaran dan program kerja yang
berkaitan dengan rangkaian aktivitas K3 , diantaranya Incident Rate = 0 ,
meningkatkan kesesuaian legal dan kesehatan karyawan
PERENCANAAN K3
NO.
UNDANG-UNDANG RI
1 UU No. 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja 2 UU No. 3 tahun 1992 Jaminan Sosial Tenaga Kerja 3 UU No. 14 tahun 1992 Lalu Lintas Jalan
4 UU No. 23 tahun 1992 Kesehatan
PERATURAN PEMERINTAH & KEPUTUSAN PRESIDEN
5 Peraturan Pemerintah No.: 14 tahun 1993 Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
KEPUTUSAN MENTERI
7 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-187/MEN/1999Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
8 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-51/MEN/1999 Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja 9 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999Unit Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja 10 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi RI
No. Kep.75/MEN/2002
tempat kerja.
11 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
INSTRUKSI MENTERI
11 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 11/M/BW/1997 Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
PERATURAN MENTERI
12 Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964 Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dlm Tempat Kerja 13 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1980 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan 14 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.04/MEN/1980 Syarat Syarat Pemasangan & Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan 15 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1981 Kewajban Melapor Penyakit Akibat Kerja
16 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.03/MEN/1982 Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja 17 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.05/MEN/1985 Pesawat Angkat Dan Angkut
18 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1989 Kualifikasi dan syarat-syarat operator keran angkat 19 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.02/MEN/1989 Pengawasan instalasi penyalur petir
20 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.05/MEN/1996 Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan kerja
21 Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no.SE.Pengadaan Kantin dan Ruang Makan 01/Men/1979
SURAT EDARAN
6
Pemberlakuan standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI-04-0225-2000 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di
UNDANG-UNDANG / PERATURAN
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.03/MEN/1999
PERIHAL
PEMENUHAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERATURAN LAINNYA.
Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk pengangkutan orang dan barang
Proyek Shangri-La Hotel Condominium
No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
UNDANG-UNDANG RI
1
UU No. 1 tahun 1970 Keselamatan KerjaBAB III Syarat-Syarat Keselamatan Kerja
Pasal 3 √
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamata kerja untuk ;
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
e. Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarl uasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang cukup k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang
Revisi 3
EVALUASI PENERAPAN LEGISLASI
Legislasi Status Kesesuaian Keterangan
(Tindak Lanjut)
Yaag Berkaitan Dengan Kesehatan Keselamtan Kerja
No.
No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Legislasi Status Kesesuaian Keterangan
(Tindak Lanjut) No.
q. Mnecegah terkena aliran listrik yang berbahaya
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
2. Dengan peraturan perundangan dapat di ubah perincian tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan baru dikemudian hari.
Pasal 4 √
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan pengankutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan , perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian dan pengesahan, pengepakan atau
pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk teknis, atau aparat produksi guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan umum. 3. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian tersebut dalam ayat (1) dan (2) , dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan menaati syarat-syarat keselamatan tersebut.
Pasal 8 √
1. Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang akan diberikan padanya. 2. Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh direktur.
3. Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan perundangan.
Bab V. Pembinaan
Pasal 9 √
1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga
Induksi, Briefing pagi/safety morning Penyediaan APD MSDS Kompartemen / gudang penyimpanan bahan/ material Pemeriksaan dari Jamsostek
No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Legislasi Status Kesesuaian Keterangan
(Tindak Lanjut) No.
kerja baru tentang :
a. kondisi - kondisi dan bahaya - bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya.
b. Semua pengamanan dan alat - alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya.
c. Alat - alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan. d. Cara - cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan. 2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat - syarat tsb di atas.
3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kebakaran dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
4. Pengurus diwajibkan memenuhi dan menaati semua syarat -syarat dan ketentuan - ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.
BAB VII Kecelakaan
Pasal 11 √
1. Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri tenaga Kerja.
2. Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai termaksud dalam ayat (1) di atur dengan peraturan perundangan.
BAB VIII Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
Pasal 12 √
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk :
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawasan atau ahli keselamatan kerja.
b. Memakai alat - alat pelindung diri yang diwajibkan.
c. Memenuhi dan menaati semua syarat - syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
d. Meminta para pengurus agar dilaksanakan semua syarat - syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan
Induksi, Briefing pagi/safety morning
Penyediaan APD bagi pekerja
Pengadaan P3K dan klinik
Pemenuhan legislasi
Laporan tahap awal
Pengadaan APD bagi pekerja
No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Legislasi Status Kesesuaian Keterangan
(Tindak Lanjut) No.
dan kesehatan kerja serta alat - alat pelindung diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas -batas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan.
BAB IX Kewajiban Bila Memasuki Tempat Kerja
Pasal 13 √
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan menaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
BAB X Kewajiban Pengurus
Pasal 14 √
Pengurus diwajibkan ;
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang -undang ini dan semua peraturan pelaksanaanya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat - tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja.
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang di wajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja.
2. UU No. 3 tahun 1992 Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Pasal 3 √
point 2
setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja
Pasal 4
point 1 √
Pasal 8 √
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud pasal 3 wajib dilakukan oleh setiap perusahaan bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan didalam hubungan kerja sesuai dengan ketentuan undang-undang ini.
Induksi & Inspeksi oleh security
Papan informasi &
No Pendaftaran Rambu-rambu K3LM
Pengadaan APD
Pendaftaran Jamsostek
No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Legislasi Status Kesesuaian Keterangan
(Tindak Lanjut) No.
point 1
tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan kecelakaan kerja Pasal 10 point 1 √ point 2 √ point 3 √ Pasal 16 √
tenaga kerja, suami atau istri dan anak berhak memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan
Pasal 17 √
pengusaha dan tenaga kerja wajib ikut serta dalam program jaminan sosial tenga kerja
Pasal 18 √
3. UU No. 14 tahun 1992 Lalu Lintas Jalan √
4. UU No. 23 tahun 1992 Kesehatan
Kesehatan Lingkungan
Pasal 22 √
1. Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat.
2. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan lainnya.
3. Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian faktor pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada kantor departemen tenaga kerja dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam
Laporan awal kecelakaan
pengusaha wajib melaporkan kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya dinyatakan sembuh, cacad atau meninggal dunia.
pengusaha wajib mengurus tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada badan penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya.
pengusaha wajib memiliki daftar tenaga kerja beserta keluarganya, daftar upah beserta perubahan-perubahan dan daftar kecelakaan kerja di perusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri sendiri.
Pengukuran parameter pencemar
No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Legislasi Status Kesesuaian Keterangan
(Tindak Lanjut) No.
penyakit, dan penyehatan atau pengamanan lainnya.
4. Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan.
Kesehatan Kerja
Pasal 23 √
1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas yang optimal
2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.
3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
PERATURAN PEMERINTAH & KEPUTUSAN PRESIDEN 5. Peraturan Pemerintah No.: 14 tahun
1993
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
pasal 2 √
point 1
Program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini, terdiri:
a. jaminan berupa uang yang meliputi : jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua
b. jaminan berupa pelayanan yaitu jaminan pemeliharaan kesehatan.
Pasal 2 √ point 3 pasal 5 √ point 1 pasal 18 point 1 √ point 2 √
Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih, atau membayar upah minimal Rp. 1.000.000 sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja.
Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 3 wajib mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerjanya sebagai peserta program jaminan sosial tenaga kerja pada badan penyelenggara dengan mengisi formulir yang disediakan oleh badan penyelenggara.
bagi karyawan
Kerjasama dengan Jamsostek
P3K
Pengusaha wajib memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan bagi tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan.
Laporan awal Pengadaa Klinik & Prasarana olah raga
No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Legislasi Status Kesesuaian Keterangan
(Tindak Lanjut) No.
pasal 19 √
KEPUTUSAN MENTERI
6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.03/MEN/1999
Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk pengangkutan orang dan barang
BAB II Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift BAGIAN 1 UMUM
Pasal 3 √
(1) Kapasitas angkut lift harus dicantumkan dan dipasang dalam kereta serta dinyatakan dalam jumlah orang dan atau jumlah bobot muatan yang diangkut dalam kilogram (kg).
(2) Kapasitas angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan kapasitas angkut yang dinyatakan dalam ijin pemakaian lift.
(3) Penetapan jumlah orang yang dapat diangkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan Standar Nasional Indonesia yang berlaku.
BAGIAN 2 BAGIAN-BAGIAN LIFT DAN PEMASANGANNYA
Pasal 4 √
(1) Bagian-bagian lift harus kuat, tidak cacat, aman dan memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja.
PARAGRAF 1 MESIN DAN KAMAR MESIN
Pasal 5 √
(1) Mesin dan konstruksinya harus memenuhi Standar Nasional Indonesia yang berlaku
(2) Apabila lift akan bergerak, rem membuka dengan tenaga magnet listrik dan harus dapat memberhentikan mesin secara otomatis dan pada saat arus listrik putus.
(3) Mesin harus dilengkapi dengan rem yang bekerja dengan tenaga pegas.
7 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-187/MEN/1999
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
Pasal 4 √
Pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerjanya kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggaraan setempat/terdekat sebagai laporan kecelakaan tahap I, dalam waktu tidak lebih 2 x 24 jam terhitung terjadinya kecelakaan.
Pengusaha wajib melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja, dalam waktu tidak lebih 2 x 24 jam setelah ada hasil diagnosis dari dokter periksa.
Pemasangan rambu
No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Legislasi Status Kesesuaian Keterangan
(Tindak Lanjut) No.
(1) Lembar data keselamatan bahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a meliputi keterangan tentang:
a. identitas bahan dan perusahaan; b. komposisi bahan;
c. identifikasi bahaya;
d. tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K); e. tindakan penanggulangan kebakaran;
f. tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan; g. penyimpanan dan penanganan bahan;
h. pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri; i. sifat fisik dan kimia;
j. stabilitas dan reaktivitas bahan; k. informasi toksikologi; l. informasi ekologi; m. pembuangan limbah; n. pengangkutan bahan;
o. informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku; p. informasi lain yang diperlukan.
Pasal 5 √
Label sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a meliputi keterangan mengenai: a. nama produk;
b. identifikasi bahaya; c. tanda bahaya dan artinya;
d. uraian resiko dan penanggulangannya; e. tindakan pencegahan;
f. instruksi dalam hal terkena atau terpapar; g. instruksi kebakaran;
h. instruksi tumpahan atau bocoran; i. instruksi pengisian dan penyimpanan; j. referensi;
k. nama, alamat dan nomor telepon pabrik pembuat atau distributor.
Pasal 6 √
Lembar data keselamatan Bahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 dan Label sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 diletakkan di tempat yang mudah diketahui oleh tenaga kerja dan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan.
Pasal 9 √
Kriteria bahan kimia berbahaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (3) terdiri dari:
a. bahan beracun;
No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Legislasi Status Kesesuaian Keterangan
(Tindak Lanjut) No.
b. bahan sangat beracun; c. cairan mudah terbakar; d. cairan sangat mudah terbakar; e. gas mudah terbakar; f. bahan mudah meledak; g. bahan reaktif; h. bahan oksidator.
8 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-51/MEN/1999
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja
Pasal 3 √
(1) NAB kebisingan ditetapkan sebesar 85 desi Bell A (dBA).
(2) Kebisingan yang melampaui NAB, waktu pemajanan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran II.
Pasal 4 √
(1) NAB getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/det2)
(2) Getaran yang melampaui NAB, waktu pemajanan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran III.
9 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999
Unit Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja
Pasal 2 √
(1) Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan penanggulangan kebakaran di tempat kerja
(2) Kewajiban mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pengendalian setiap bentuk energi;
b. penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi; c. pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
d. pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja;
e. penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala f. memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.
No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Legislasi Status Kesesuaian Keterangan
(Tindak Lanjut) No.
(3) Pengendalian setiap bentuk energi, penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi serta pengendalian penyebaran asap, panas dan gas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
(4) Buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f, memuat antara lain:
a. informasi tentang sumber potensi bahaya kebakaran dan cara pencegahannya; b. jenis, cara pemeliharaan dan penggunaan sarana proteksi kebakaran di tempat kerja;
c. prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pencegahan bahaya kebakaran;
d. prosedur dalam menghadapi keadaan darurat bahaya kebakaran.
Pemberlakuan standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI-04-0225-2000 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja
Pasal 2 √
(1) Perencanaan, pemasangan, penggunaan, pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik di tempat kerja harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.
(2) Pengurus bertanggungjawab terhadap ditaatinya dan wajib melaksanakan ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.
(3) Instalasi Listrik yang telah terpasang sebelum diberlakukannya Keputusan ini, wajib disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.
Pasal 3 √
Pengawasan terhadap pelaksanaan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 04-0225-2000 (PUIL 04-0225-2000) di Tempat Kerja dilakukan oleh Pegawai Pengawas atau Ahli Keselamatan Kerja Spesialis Bidang Listrik
INSTRUKSI MENTERI
11 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 11/M/BW/1997
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran √
Pemeriksaan dan Pengujian:
1. Klasifikasi Umum Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
transmigrasi RI No. Kep.75/MEN/2002 10.
No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Legislasi Status Kesesuaian Keterangan
(Tindak Lanjut) No.
Klasifikasi jenis hunian akan menentukan persyaratan standar teknik sistem proteksi kebakaran yang harus diterapkan
2. Sumber ignition
Perhatikan potensi apa saja yang dapat menjadi sumber pemicu kebakaran dan perhatikan apakah alat pengaman yang diperlukan telah sesuai. Kapan diadakan pemeriksaan terakhir dan apakah syarat-syarat yang diberikan telah dilaksanakan.
3. Bahan-bahan yang mudah terbakar /meledak
Perhatikan jenis-jenis bahan yang diolah, dikerjakan atau disimpan. Kenali sifat fisik dan sifat-sifat kimianya apakah mengandung potensi mudah terbakar atau meledak. Apakah ada prosedur keselamatan kerja dan dilaksanakan dengan benar.
4. Kompartemen
Amati keadaan lingkungan tempat kerja terhadap masalah penyebaran api, panas, asap apakah telah ada upaya untuk mengendalikannya.
5. Pintu darurat
Amati jalur evakuasi, pintu keluar atau tangga darurat. Apakah ada rintangan yang dapat mengganggu, apakah ada petunjuk arah, apakah ada penerangan darurat, panjang jarak tempuh mencapai pintu ke luar tidak melebihi 36 meter untuk resiko ringan, 30 meter untuk resiko sedang dan 24 meter untuk resiko berat.
6. Alat pemadam api ringan
Apakah alat pemadam api ringan telah sesuai jenis dan cukup jumlahnya. Apakah penempatannya mudah dilihat dan mudah dijangkau serta mudah untuk diambil. Periksa pula masa efektif bahan pemadamnya serta masa uji tabungnya.
7. Instalasi Alarm
Lakukan tes fungsi perlengkapan pada panel. Apakah semua perlengkapan dan indikator bekerja dengan baik. Apakah telah dipasang penandaan zone alarm.
8. Instalasi Hydran dan Springkler 9. Instalasi Khusus
PERATURAN MENTERI
12 Peraturan Menteri Perburuhan No.7
tahun 1964 Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dlm Tempat Kerja
√ 1. Halaman harus bersih, teratur, rata dan tidak becek dan cukup luas untuk
kemungkinan perluasan
2. jalanan dihalaman tidak boleh berdebu
No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Legislasi Status Kesesuaian Keterangan
(Tindak Lanjut) No.
4. saluran air yang melintasi halaman harus tertutup
5. sampah dan terbuang lainnya harus terkumpul pada suatu tempat yang rapi dan tertutup.
7. tempat pengumpulan sampah tidak boleh menjadi sarang lalat atau binatang serangga yang lain.
pasal 6
point 1 √
kakus-kakus yang terbuat dari bahan yang kuat harus disediakan untuk kaum buruh.
point 6 √
jumlah kakus sebagai berikut 1-15 buruh =1 kakus 16-30 buruh = 2 kakus 31-45 buruh = 3 kakus 46-60 buruh = 4 kakus 61-80 buruh = 5 kakus 81-100 buruh = 6 kakus
dan selanjutnya untuk tiap 100 orang 6 kakus
pasal 8 √
dapur, kamar makan dan alat keperluan makan harus selalu bersih dan rapi.
Pasal 14 √
Point 4
Point 5
13 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:
Per.01/MEN/1980 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan
pasal 2 √
Penerangan yang cukup untuk membedakan barang-barang kecil secara sepintas lalu, seperti pemasangan yang kasar, kamar mesin, alat pengangkut orang dan barang, ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal, tempat penyimpanan barang sedang dan kecil, kakus.
Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk.
Ijin ke Depnaker, Jamsostek dan Koordinasi keamanan 6. pada waktunya sampah itu harus dibuang ketempat pembuangan sampah atau
dibakar pada tempat yang aman.
diangkut setiap hari Diberi tutup
Penerangan yang cukup untuk membedakan barang-barang kasar seperti mengerjakan bahan-bahan kasar, menyisihkan barang besar, gudang untuk menyimpan barang besar dan kasar paling sedikit memiliki kekuatan 50 Lux
karena keterbatasan lahan Belum mencukupi
No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Legislasi Status Kesesuaian Keterangan
(Tindak Lanjut) No. pasal 3 point 1 √ point 2 point 3 pasal 4 √ pasal 5 point 1 √
disetiap tempat kerja harus dilengkapi dengan sarana untuk keperluan keluar masuk dengan aman point 2 pasal 6 √ pasal 7 √ pasal 8 √ pasal 9 √
Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk.
pada pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan pencegahan dan dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap tenaga kerjanya.
Ijin ke Depnaker, Jamsostek dan Koordinasi keamanan Mengevaluasi HIRARC
setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk.
Pembuatan akses jalan semua tempat kerja, tangga-tangga, lorong-lorong atau gang-gang tempat orang
bekerja atau sering dilalui, harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
Jamsostek, Depnaker, Kantor Pusat sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu unit keselamatan dan
kesehatan kerja hal tersebut harus diberitahukan kepada setiap tenaga kerja unit keselamatan kerja meliputi usaha-usaha pencegahan terhadap : kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan pertama pada
kecelakaan dan usaha-usaha penyelamatan HIRARC
Membentuk unit K3LM dan dicantumkan dalam
struktur organisasi
semua peralatan sisi-sisi lantai yang terbuka, lubang-lubang dilantai yang terbuka, atap-atap atau panggung yang dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang terbuka, semua galian-galian dan lubang-lubang yang berbahaya harus diberi pagar atau tutup pengamannya.
kebersihan dan kerapihan ditempat kerja harus dijaga sehingga bahan-bahan yang berserakan, bahan-bahan bangunan, peralatan dan alat-alat kerja tidak merintangi atau menimbulkan kecelakaan.
tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin bahwa peralatan perancah, alat-alat kerja, bahan-bahan dan benda-benda tidak dilemparkan, diluncurkan atau dijatuhkan kebawah dari tempat yang tinggi sehingga dapat menyebabkan kecelakaan.
Safety deck, safety net, surat edaran dilarang menjatuhkan benda ke bawah. Pembersihan oleh mandor railing Pengukuran kebisingan dan getaran secara periodik
No. Legislasi Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Legislasi Status Kesesuaian Keterangan
(Tindak Lanjut) No.
pasal 10 √
orang tidak berkepentingan dilarang masuk
pasal 12 √ pasal 13 √ point 1 pasal 25 point 1 √ pasal 28 √ pasal 31 √ pasal 44 √ pasal 67 √ point 2 pasal 74 √
setiap ujung-ujung mencuat yang membahayakan harus dilengkungkan atau dilindungi.
pasal 86 √
kebisingan dan getaran ditempat kerja tidak boleh melebihi ketentuan nilai ambang batas yang berlaku
alat-alat angkat harus direncanakan, dipasang, dilayani dan dipelihara sedemikian rupa sehingga terjamin keselamatan pemakainya.
tindakan pencegahan harus dilakukan untuk melarang orang memasuki daerah lintas keran jalan untuk menghindarkan kecelakaan karena terhimpit.
rambu, police line
operator mesin harus terlatih untuk pekerjaannya dan harus mengetahui peraturan keselamatan kerja pada mesin tersebut.
perancah yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan aman oleh seseoarang yang berdiri diatas konstruksi yang kuat dan permanen, kecuali apabila pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman
perancah harus diberi lantai papan yang kuat dan rapat sehingga dapat menahan dengan aman tenaga kerja, peralatan dan bahan yang dipergunakan
tangga harus terdiri dari 2 kaki tangga dan sejumlah anak tangga yang dipasang pada kedua kaki tangga dengan kuat.
pinggir-pinggir dan dinding-dinding pekerjaan galian harus diberi pengaman dan penunjang yang kuat untuk menjamin keselamatan orang yang bekerja dalam lubang / parit.
pemotongan stek yang tidak terpakai tenaga kerja yang melakukan pekerjaan diatap harus dilengkapi dengan alat
pelindung diri yang sesuai untuk menjamin agar mereka tidak jatuh dari atap atau bagian-bagian atap yang rapuh.
safety harness Rambu, Papan Pengumuman Pengukuran kebisingan dan getaran secara periodik