• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perbandingan Metode Regresi Logistik dengan Analisis Diskriminan untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Tindakan Diet Penurunan Berat Badan pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Uta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perbandingan Metode Regresi Logistik dengan Analisis Diskriminan untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Tindakan Diet Penurunan Berat Badan pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Uta"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Statistik sekarang ini sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat global, baik kalangan akademis, ilmuan, praktisi bisnis, kesehatan terutama kalangan peneliti. Metode statistik memainkan peranan yang sangat penting bagi hampir

dari keseluruhan usaha atau kegiatan manusia. Statistika merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan cara mengumpulkan atau memperoleh data,

mengolah/menganalisis data, serta menarik kesimpulan/menginterpretasi berdasarkan kumpulan data tersebut (Sudjana, 1992).

Pada umumnya statistik dipelajari dalam dua bidang, yaitu deskriptif dan

induktif. Statistik deskriptif atau lebih tepat disebut metode statistik deskriptif adalah penanganan data numerik yang tidak melakukan generalisasi hasil pada

sampel ke populasi. Dengan statistik ini digambarkan sekelompok unsur (manusia, nilai tes, dll). Bila dibuat generalisasi, prakiraan, perkiraan ataupun kesimpulan berisiko meter yang digunakan adalah statistik induktif melalui proses

inferensi statistik.

Masalah dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya didasarkan pada

hubungan satu variabel atau dua variabel saja, akan tetapi cenderung melibatkan banyak variabel. Pengujian statistik yang melibatkan banyak variabel dinamakan

(2)

Saat ini semakin banyak analisis multivariat yang diaplikasikan dalam berbagai bidang ilmu untuk melengkapi analisis statistik univariat dan analisis

bivariat dalam analisis data. Analisis multivariat merupakan lanjutan dari analisis univariat dan analisis bivariat. Menurut Santoso (2010) secara umum analisis

multivariat atau metode multivariat berhubungan dengan metode-metode statistik yang secara bersama-sama (simultan) melakukan analisis terhadap lebih dari dua variabel pada setiap objek atau orang. Jadi, bisa dikatakan analisis multivariat

merupakan perluasan dari analisis univariat (seperti uji t) atau bivariat (seperti korelasi dan regresi sederhana).

Analisis multivariat adalah suatu analisis data dengan menganalisis banyak faktor secara bersamaan. Analisis multivariat diklasifikasikan menjadi dua yaitu analisis dependensi dan analisis interdependensi. Analisis dependensi bertujuan

untuk menerangkan atau memprediksi variabel dependen dengan menggunakan dua atau lebih variabel independen. Sedangkan analisis interdependensi bertujuan

untuk memberikan makna terhadap seperangkat variabel atau membuat kelompok-kelompok secara bersama-sama.

Beberapa yang termasuk dalam analisis dependensi yaitu analisis regresi

logistik berganda, analisis diskriminan, analisis korelasi kanonik dan Multivariate

analysis of varians (MANOVA). Sedangkan yang termasuk analisis

interdependensi yaitu analisis faktor, analisis cluster, corespondence analysis dan

multidimensional scaling.

(3)

menginterpretasikan hasilnya. Regresi logistik adalah suatu model matematik yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara satu atau beberapa variabel

independen dengan satu variabel dependen yang bersifat dikotomus (binary) (Yasril dan Heru, 2009). Regresi logistik terbagi menjadi dua, yaitu regresi

logistik sederhana dan regresi logistik berganda. Perbedaan diantara keduanya hanya terdapat pada jumlah variabel independennya. Pada regresi logistik sederhana hanya terdapat satu variabel independen, sedangkan pada regresi

logistik berganda terdapat dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang bersifat dikotomus.

Regresi logistik merupakan salah satu uji multivariat yang banyak digunakan dalam berbagai bidang disiplin ilmu seperti matematika, ekonomi, pemasaran, bisnis, kesehatan dan lain-lain. Pada regresi logistik, variabel

independen dan variabel dependen yang digunakan berupa data kategorik (nominal atau ordinal), dengan variabel dependen yang bersifat dikotomus

(binary). Tujuan dari regresi logistik adalah pembuatan sebuah model regresi

untuk memprediksi besar variabel dependen yang berupa sebuah variabel binary menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso,

2010).

Regresi logistik memiliki beberapa kesamaan dengan analisis diskriminan,

salah satunya adalah jenis variabel dependen yang digunakan yaitu bersifat katagorik (nominal atau ordinal), sedangkan jenis data variabel independen yang

(4)

dengan ciri adanya variabel dependen dan independen (Santoso, 2010). Menurut Yasril dan Heru (2009), analisis diskriminan merupakan teknik menganalisis data,

dimana variabel dependen merupakan variabel katagorik (nominal atau ordinal) sedangkan variabel independen merupakan variabel numerik (interval atau rasio).

Menurut Karson (1937), analisis diskriminan menggambarkan baik prosedur populasi atau prosedur inferensi untuk mengalokasikan objek kelompok, oleh karena itu prosedur memiliki sifat statistik tertentu yang bergantung pada struktur

tertentu. Ketelitian diperlukan dalam mengembangkan dan menggambarkan fungsi diskriminan dan perbedaan antara fungsi diskriminan sebagai parameter

populasi dan sampel sebagai estimator.

Sama halnya dengan regresi logistik, analisis diskriminan bertujuan membuat suatu fungsi diskriminan dari variabel independen yang bisa

membedakan kelompok variabel dependen berdasarkan pada nilai variabel independen. Fungsi diskriminan dapat dituliskan sebagai berikut : Zjk = a + W1X1k

+ W2X2k +...+ WnXnk sedangkan persamaan regresi logistik dapat dituliskan

sebagai berikut : . Persamaan regresi logistik

tidak menghasilkan nilai pada variabel dependen tetapi menghasilkan nilai

peluang kejadian pada variabel dependen. Sedangkan pada persamaan model analisis diskriminan menghasilkan nilai z-Score yang berfungsi untuk mengetahui

seorang responden (objek penelitian) masuk pada grup yang satu atau tergolong pada grup lainnya. Perbedaan yang tampak ialah analisis diskriminan memiliki beberapa asumsi yang harus dipenuhi yang tidak dimiliki oleh regresi logistik,

(5)

tidak adanya data outlier pada variabel independen dan tidak ada multikolinearitas antar variabel independen, sedangkan pada regresi logistik tidak terdapat asumsi

apapun.

Regresi logistik termasuk dalam non-parametric statistic, sedangkan

analisis diskriminan termasuk dalam parametric statistic. Oleh karena itu dalam membandingkan hasil uji regresi logistik dengan analisis diskriminan tidak menggunakan parameter berupa distribusi populasi, nilai mean dan standar

deviasi, melainkan hanya hasil akhir dari kedua uji tersebut yaitu berdasarkan pengambilan keputusan dalam menentukan variabel independen mana saja yang

memengaruhi variabel dependen yang dilihat dari nilai signifikansi setiap variabel independen dan pengambilan keputusan dalam menentukan variabel independen mana yang paling kuat memengaruhi variabel dependen.

Dalam aplikasinya, statistik dapat digunakan untuk memprediksi atau meramalkan angka morbiditas dan mortalitas dalam suatu masyarakat. Kesehatan

dapat dibangun dengan mengetahui nilai morbiditas dan mortalitas dalam suatu masyarakat. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

diusahakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Upaya-upaya kesehatan

(6)

kesehatan (promotif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan

(rehabilitatif) (Depkes RI, 2010).

Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya maka sangat diperlukan peran seluruh elemen masyarakat, termasuk remaja.

Perkembangan dari seorang anak menjadi dewasa pasti melalui fase remaja. Masa ini terjadi dari usia 12 sampai 21 tahun, dengan pembagian 12 sampai 15 tahun adalah masa remaja awal, 15 sampai 18 tahun adalah remaja pertengahan dan 18

sampai 21 tahun adalah masa remaja akhir (Monks, 2004). Pada fase ini fisik seseorang terus berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya.

Perubahan ini membuat seorang remaja mengalami banyak ragam gaya hidup, perilaku, tidak terkecuali pengalaman dalam menentukan makanan apa yang akan dikonsumsi. Hal terakhir inilah yang akan berpengaruh pada keadaan gizi seorang

remaja (Khomsan, 2003).

Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang spesial karena pada saat

tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan timbulnya pubertas. Perubahan pada masa remaja akan memengaruhi kebutuhan dalam penggunaan zat gizi. Hal ini disertai dengan

pembesaran organ dan jaringan tubuh yang cepat. Perubahan hormon yang menyertai pubertas juga menyebabkan banyak perubahan fisiologis yang

memengaruhi kebutuhan gizi pada remaja (Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta I, 2010).

(7)

remaja lebih memilih untuk berperilaku makan yang salah. Umumnya, jika remaja tahu berat badannya bertambah, maka mereka akan mengurangi porsi makan

untuk menurunkan berat badan dan tidak sarapan pagi. Ada juga yang mengganti pola makan mereka dengan mengkonsumsi makanan yang tidak berlemak dan

rendah karbohidrat yang akan menimbulkan keadaan gizi mereka tidak seimbang bahkan bisa menimbulkan gangguan kesehatan (Khomsan, 2003).

Remaja adalah usia yang identik dengan pertumbuhan dan perubahan fisik,

yang sering dikenal dengan istilah pubertas. Ketika memasuki pubertas tersebut remaja menjadi lebih peduli terhadap penambahan berat badan mereka, terutama

bagi remaja putri yang mengetahui bahwa tubuhnya sedang mengalami pertambahan jumlah jaringan lemak sehingga menjadikan lebih mudah gemuk apabila mengkonsumsi makanan berkalori tinggi.

Ketidakpuasan terhadap tubuh lebih banyak dialami oleh remaja perempuan dari pada remaja laki-laki. Pada umumnya, remaja perempuan lebih

kurang puas dengan keadaan tubuhnya dan memiliki lebih banyak gambaran tubuh yang negatif dibandingkan dengan remaja laki-laki selama masa pubertas. Hal tersebut dikarenakan pada saat usia remaja, seorang perempuan akan

mengalami peningkatan lemak tubuh yang membuat tubuhnya semakin jauh dari bentuk tubuh yang ideal, sedangkan remaja laki-laki menjadi lebih puas karena

massa otot yang meningkat. (Brooks-Gunn & Paikoff dalam Santorck, 2003). Hasil penelitian Winzeler (2005) menyatakan bahwa remaja laki-laki lebih

(8)

majalah perempuan Glamour, diperoleh hasil bahwa dari 4000 remaja perempuan, hanya 19% saja yang merasa puas akan tubuhnya, dan sisanya 81% merasa tidak

puas dan cenderung melakukan diet. Namun pada remaja laki-laki juga timbul ketidakpuasan terhadap tubuhnya karena keinginan untuk menjadi lebih besar,

lebih tinggi dan berotot (Evans, 2008). Hal ini dikarenakan adanya figur ideal yang menjadi panutan yang dapat diperoleh dari faktor luar seperti media. Media dapat memengaruhi gambaran ideal akan sosok tubuh seseorang, baik itu laki-laki

maupun perempuan. Semakin sering remaja itu melihat sosok tubuh sempurna, maka semakin besar obsesi untuk bisa seperti model dalam majalah (Harmatz, Gronendyke & Thomas, dalam Mills & D’Alfonso, 2007).

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara memiliki bentuk tubuh yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, ada yang

kurus, gemuk dan normal atau ideal. Dari survei peneliti sebelumnya, kebanyakan mahasiswa dengan bentuk tubuh dalam kategori gemuk melakukan tindakan diet

penurunan berat badan dengan mengurangi porsi makan dari sebelumnya untuk tujuan mendapatkan bentuk tubuh yang ideal.

Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai

perbandingan metode regresi logistik dengan analisis diskriminan dalam studi kasus untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tindakan diet

(9)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana perbandingan hasil uji metode regresi logistik dengan analisis diskriminan dalam meneliti apa saja faktor-faktor yang

memengaruhi tindakan diet penurunan berat badan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2014.

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbandingan hasil uji metode regresi logistik dengan

analisis diskriminan dalam meneliti faktor-faktor yang memengaruhi tindakan diet penurunan berat badan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang memengaruhi tindakan diet

penurunan berat badan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2014.

2. Untuk melihat variabel mana yang sangat berpengaruh terhadap tindakan

diet penurunan berat badan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2014.

3. Untuk melihat perbandingan hasil uji regresi logistik dengan analisis diskriminan dalam menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

(10)

4. Untuk melihat pengklasifikasian subjek penelitian dengan berdasarkan variabel independen.

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan untuk

melakukan penelitian lebih lanjut dan dapat memberikan tambahan informasi bagi pengguna statistik mengenai Regresi Logistik dan Analisis Diskriminan.

2. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan penambah pengetahuan serta memahami kajian penerapan uji statistik

khususnya Regresi Logistik dan Analisis Diskriminan dalam menerapkan teori dengan praktik di lapangan.

3. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika Bank dan Entitas

This second advertisement of cosmetic product also constructs the concept of white skin which related to the concept of healthy, smart, and scientific woman to

A Critical Discourse Analysis on Newspapers: A Case Study of Nuclear Program of Iran.. Nejad, Shamsaddini, Pandian, &

[r]

jelas lidak akurat. Populasi itu sendiri masill belum jclas, karena itu perlu dibuat targct populasi. Target populasi ilulah yang dipakai dal-i mana sampel akan

Rapat Anggota sah jika dihadiri dan atau dikonfirmasi kehadirannya secara online oleh lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah anggota koperasi dan keputusan disetujui oleh lebih dari

Secara statistika hasil belajar kelompok eksperimen lebih besar, tetapi kenyataannya hasil tersebut masih rendah (berada di bawah batas ketuntasan belajar), 2) terdapat

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh