• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar tentang Pemahaman Penjumlahan dan Pengurangan Menggunakan Model Treasure Hunt Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar tentang Pemahaman Penjumlahan dan Pengurangan Menggunakan Model Treasure Hunt Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 2"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan diuraikan hasil hasil penelitian beserta pembahasannya yang berkaitan dengan minat belajar dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika mengenai pemahaman tentang penjumlahan dan pengurangan menggunakan model Treasure Hunt berbantuan media gambar.

Dalam penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri 1 Mudal Boyolali yang beralamat di Jalan Tentara Pelajar. Objek penelitian ini adalah siswa kelas 2 di SD Negeri Mudal 1 Boyolali yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Berikut jadwal penelitian yang telah dilaksanakan:

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakn pada semester 1 tahun ajaran 2016/2017. Dalam penelitian ini menggunakan alur dari Kemmis dan MCTanggart yang terdapat 2 tahapan yaitu siklus 1 dan siklus 2. Disetiap siklus terdiri 4 alur yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus 1 dan siklus 2 masing-masing memiliki 3 pertemuan. Hasil pelaksanaan dari Penelitian Tindakan Kelas dikelas 2 semester 1 SD Negeri 1 Mudal Boyolali sebagai berikut:

Siklus Pertemuan

1 2 3

(2)

51 4.1 Pra Siklus

4.1.1 Hasil belajar

Pada kegiatan pra siklus peneliti melakukan pengambilan data mengenai kondisi awal siswa. Peneliti melakukan pengambilan data menggunakan 2 tahapan yaitu memberikan soal pretest kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa dan kemudian meminta siswa untuk mengisi angket minat belajar matematika diakhir pembelajaran. Kedua tahapan tersebut dilakukan sebelum diterapkannya model Treasure Hunt berbantuan media gambar. Dari pengambilan data tersebut dapat diketahui hasil belajar siswa dan minat belajar siswa melalui tabel berikut:

Tabel 4.2

Rekapitulasi Daftar Nilai Siswa Pra Sklus

Ketuntasan Jumlah siswa Presentase

Tuntas 14 38 %

Tidak tuntas 18 62 %

Gambar 4.1

Diagram Ketuntasan Pra Siklus

Tuntas:38%

Tidak Tuntas:62%

Hasil Belajar Prasiklus

(3)

52

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa terdapat 18 siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti test tersebut. Penilaian diatas merupakan sebagai acuan dalam penelitian untuk mengupayakan peningkatan hasil belajar.

4.1.2 Minat

Selain mengumpulkan hasil belajar siswa, dalam penelitian ini peneliti juga mengumpulkan hasil minat belajar siswa melalui angket. Adapun hasil data minat belajar yang telah dikumpulkan sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Minat Belajar

Item Pertanyaan Jawaban Ya Jawaban Tidak

(4)

53 Dikonversikan dalam presentasi:

Jawaban “Ya” : 1 x 100% :100%

Jawaban “Tidak” : 0 x 100% : 0% (sehingga tidak perlu dihitung) Perhitungan jawaban ya dari angket

Jawaban “Ya” rata-rata : 12/25 x 100%= 48%

Dari analisis skala guttman, titik kesesuain dibawah 50 % yaitu 48 , sehingga dapat dikatakan siswa SD Negeri 1 Mudal Boyolali kelas 2 semester 1 tidak berminat dalam belajar.

Dari tabel diatas terdapat hasil dari lembar angket yang telah dibagikan dan analisis dari skala Guttman yang menunjukkan pada ketidak beminatnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga ketidak minatan siswa dalam proses pembelajaran pasti dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Djamarah (2002) yang peneliti simpulkan bahwa minat belajar siswa dapat diekpresikan dalam beberapa hal misalnya akan lebih menyukai sesuatu daripada yang lain, hal ini dapat dilihat pada lembar angket nomer 3 yang berisi pertanyaan mengenai apakah mereka (siswa) lebih menyukai pembelajaran selain matematika berdasarkan data diatas didapat 20 siswa dari 32 siswa menjawab ya, sehingga dalam pembelajaran matematika banyak siswa yang tidak tertarik dengan pembelajaran matematika yang berdasarkan perolehan hasil 18 siswa yang menjawab tidak tertarik mengikuti pembelajaran. Ketidak ketertarika dapat juga dipengaruhi dalam beberapa hal seperti dalam proses belajar. Sepaham oleh Anni (2013 yang telah disimpulkan oleh peneliti) dalam menarik perhatian atau ketertarikan siswa terhadp suatu mata pelajaran perlu diadakannya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran hal ini dini didukung dari perolehan data berdasrkan tabel diatas yaitu 23 siswa dari 32 siswa menginginkan pembelajaran yang variasi dan inovatif.

(5)

54

ketika peneliti melakukan observasi dengan mengikuti proses pembelajaran didalam kelas. Banyak siswa yang mengbrol sendiri, bermain sendiri, sering menanyakan jam istirahat kepada guru. Selain itu, dalam proses pembelajaran juga hanya berceramah dan menjawab soal yang ada dalam buku siswa.

Mengacu pada data hasil minat belajar dan hasil belajar siswa sebelum diadakannya tidakan, peneliti bersama dengan guru kelas melakukan sebuah Penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan secara berkolaborasi yaitu peneliti sebagai pelaksana dan guru sebagai obsever. Pelaksanaan penelitian ini akan diadakan di SD Negeri 1 Mudal Boyolali dengan menggunakan model Treasure Hunt berbantuan media gambar. Penelitian ini akan dilakukan 2 siklus, yang setiap siklus memiliki 3 pertemuan.

4.2 Siklus I

Pada Siklus 1 ini akan membahas mengenai perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan hasil pengamatan yang telah dilakukan setelah itu refleksi(reflection). Kegiatan ini setiap pertemuan memiki waktu 2 X 35 menit.

4.2.1 Perencanaan

Pada tahap ini peneliti belum melaksanakan penelitian tindakan namun guru bersama peneliti berdiskusi mengenai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat peraga, media yang akan dipakai dan instrumen yang terdiri dari lembar observasi guru pada setiap pertemuan pembelajaran, lembar observasi siswa yang akan diiisi oleh guru selaku observer disetiap pembelajaran, dan lembar soal bagi siswa yang mencakup soal pretest, postes, uji validitas dan reliabelitas.

(6)

55 a) Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti yang dibimbing oleh guru kelas. RPP yang telah disusun sudah memenuhi karakteristik Matematika dengan penerapan Model Treasure Hunt berbantuan media gambar. Pada pertemuan 1 RPP yang disusun meliputi penjumlahan, pertemuan ke 2 meliputi pengurangan dan pertemuan ke 3 merupakan riview materi penjumlahan dan pengurangan disertai dengan tes.

2. Lembar Latihan Soal

Penyusunan lembar soal dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah diberikan materi. Lembar latihan soal berisi mengenai materi disetiap pertemuan pada proses pembelajaran.

3. Media pembelajaran

Media pembelajaran merupak media penunjang dalam proses pembelajaran karena dengan media siswa lebih mudah mengingat dan memahami materi yang disampaikan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media gambar, alat peraga berupa potongan sedotan, permen dalam menjelaskan dan mempraktekkan penjumlahan dan pngurangan. Kegunaan lain mengenai media gambar yaitu untuk menunjang proses pembelajaran yang akan diadakan.

b) Penyusunan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam peelitian ini adalah 1. Lembar observasi

(7)

56

langkah-langkah model Treasure Hunt, mengorganisasi, membimbing, memotivasi, serta menciptakan suasana yang kondusif dalam prses pembelajaran.

2. Wawancara

Wawancara kepada kepala sekolah, guru, siswa, dan narasumber yang terkait yang digunakan sebagai sumber informasi dan mendapatkan jawaban melalui tanya jawab yang dilakukan. Wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi yang terjadi dalam lingkungan tersebut sebelum peneliti menggali dan menemukan permasalahan serta penyelesaiannya. Selain itu, wawancara juga berguna untuk mengetahui karakter siswa agar mudah dalam menyusun proses pembelajaran sejauh mana ketertarikan dan usaha siswa dalam mengembangkan kemampuan terhadap mata pelajaran matematika.

3. Soal Tes

Soal tes yang digunakan pada siklus 1 berjumlah 20 soal. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa sudah memahami materi yang sudah disampaikan. Tes hasil belajar juga untuk mengukur seberapa besar pengaruh model pembelajaran Treasure Hunt dalam mempengaruhi hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

4. Angket

(8)

57 4.2.2 Pelaksanaan dan Pengamatan

a) Pertemuan 1

Pertemuan 1 pada siklus 1 dilaksanakan hari Rabu pada tanggal 26 Juli 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu 2 x 35 menit untuk melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai, melakukan absensi, menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan peraturan kelas dan melakukan apersepsi.

Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui tujuan pembelajaran, guru memberikan penjelasan mengenai penjumlahan dan berbagai contoh soal. Dalam kegiatan ini, guru menjelaskan menggunakan alat peraga yaitu potongan sedotan. Dalam menjelaskan guru juga memberikan contoh dengan memeragakannya, guru juga meminta beberapa siswa untuk mencoba didepan kelas. Setelah siswa memahami, guru membagi ke dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal secara berkelompok dengan menggunakan sedotan yang telah dibagikan. Setelah selesai guru bersama siswa membahas besama-sama.

(9)

58

Kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi bersama-sama dengan siswa mengenai kegiatan yang telah dikerjakan.

b) Pertemuan 2

Pertemuan 2 pada siklus 1 dilaksanakan hari Kamis pada tanggal 27 Juli 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu 2 x 35 menit untuk melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai, melakukan absensi, menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan peraturan kelas, mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya dan melakukan apersepsi.

Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui tujuan pembelajaran, guru meminta siswa untuk memperhatikan sebuah video. Guru mengajak siswa untuk menyanyi dan menari bersama. Setelah itu guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai video (video berisi lagu pengurangan) tersebut. Dalam kegiatan ini, guru menjelaskan menggunakan alat peraga yaitu permen. Dalam menjelaskan guru juga memberikan contoh dengan memeragakannya, guru juga meminta beberapa siswa untuk mencoba didepan kelas. Setelah siswa memahami, guru membagi ke dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Guru menjelaskan permainan yang akan dilakukan dan memberi contoh supaya siswa mengerti.

Setelah siswa selesai melakukan permainan, guru melakukan evaluasi dengan menanyakan kesulitan yang dihadapi dan membahas soal yang tadi sudah dikerjakan.

Kegiatan akhir, guru bersama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.

c) Pertemuan 3

(10)

59

melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai, melakukan absensi, menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan peraturan kelas dan melakukan apersepsi.

Pada kegiatan inti, guru melakukan riview mengenai materi yang telah diajarkan sebelum dilakukan tes. Guru menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi siswa. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab dan membahas soal bersama- sama. Setelah itu, siswa diminta utuk menyiapkan alat tulis, guru membagikan soal tes yang sudah disediakan. Guru meminta siswa mengerjakan secara jujur dan mandiri dengan waktu yang telah ditentukan.

Setelah selesai mengerjakan siswa diminta untuk mengisi lembar angket untuk mengetahui minat siswa dengan dipandu oleh guru dalam mengerjakannya.

Guru melakukan evaluasi.

4.2.3 Hasil Pelaksanaan dan Pengamatan

Pada pertemuan ketiga siklus 1 telah diadakan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dari hasil yang telah diperoleh dengan adanya penelitian tindakan kelas, terdapat peningkatan dibandingkan hasil pra siklus. Hasil belajar siswa kelas 2 semester 1 tentang pemahaman penjumlahan dan pengurangan telah tersaji dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.3

Hasil Belajar Siswa Siklus 1

No. Ketuntasan Frekuensi Presentase

1. Tuntas 24 75%

2. Tidak Tuntas 8 25%

3. Jumlah 32

Nilai Rata-rata 78,3

Nilai Tertinggi 90

(11)

60

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh adalah 78,3dibandingkan dengan nilai rata-rata yang diperoleh dari pra siklus adalah 65. Jumlah siswa yang tuntas dalam siklus 1 mengalami kenaikan menjadi 24 siswa dibandingkan dengan pra siklus terdapat 18 siswa yang tidak tuntas dari 32 siswa. Dari hasil tes siklus 1 dapat disajikan dalam bentuk diagaram dibawah ini:

Gambar 4.2

Diagram Ketuntasan Siklus 1

Dari diagram diatas dapat lihat terdapat kenaikan yang diperoleh dari Pra Siklus dan Siklus 1%. Dari diagram diatas, siswa yang tuntas sebesar 75%, dengan demikian 75% dari 32 siswa ialah sebanyak 20 siswa yang dinyatakan tuntas. Hasil belajar siswa yang diperoleh dalam siklus 1 belum mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan pada indikator keberhasilan sebesar 80 %. Kenaikan yang diperoleh dari pra siklus ke siklus 1, dapat dilihat dari tabell dibawah ini:

75% 25%

SIKLUS 1

(12)

61

Tabel 4.5

Hasil Ketuntasan Prasiklus dan Siklus 1

No. Ketuntasa n

Pra Siklus Sklus 1

Frekuensi Presentasi frekuensi presentasi

1. Tuntas 14 38% 24 75% sebanyak 18 orang dari 32 siswa sedangkan siklus 1 mengalami kenaikan ketuntasan belajar sebanyak 75% yaitu sebanyak 24 siswa mengalami ketuntasan belajar sehingga dari tabel tersebut dapat dijelaskan mengenai adanya kenaikan hasil ketuntasan belajar siswa. Berikut terdapat diagram yang disajikan dibawah ini:

Diagram 4.3

Hasil Ketuntasan Belajar Prasiklus dan Siklus 1

10%

Hasil Ketuntasan Pra Siklus dan

Siklus 1

(13)

62

Selain hasil belajar yang diperoleh, peneliti juga mengumpulkan hasil observasi dalam pembelajaran matematika yang menerapkan model Treasure Hunt berbantuan media gambar. Hasil observasi ini mengacu pada lembar observasi untuk kegiatan mengajar guru dan kegiatan siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi ini diisi dengan cara memberi centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak”. Pengisisan lembar observasi ini dilakukan oleh guru sebagai observer. Berikut adalah tabel hasil kegiatan guru dan siswa:

Tabel 4.6

Hasil Observasi Siklus 1

No. Pertemuan

Lembar Observasi

Guru

Lembar Observasi Siswa

Ya Tidak Ya Tidak

1. 1 23 23

2. 2 20 20

3. 3 13 13

Kegiatan pelaksanaan tindakan kelas initidak hanya hasil dari minat belaj dan hasil saja, namun masih terdapat nlai dari observer (guru) yang memberikan penilaian terhadap aktivitas kegiatan proses belajar mengajar. Lembar observasi ini terdapat 2 jenis yitu lampiran guru sebagai acuan untuk mengamati kinerja guru dalam proses belajar mengajar yangdicocokan pada Rencana Prelaksanaan Pembelajaran dan lembar observasi siswa ditujukkan pada siswa dalam setiap kegiatan proses belajar. Lembar observer ini dilakukan dari pertemuan 1 sampai 3 pada setiap siklus, berikut penjelasan observer bersama peneliti evaluasi dalam setiap akhir pembelajaran:

a) Hasil Observasi Pertemuan 1

(14)

63

pelaksanaan pembelajaran sehingga dalam pelaksanaan berikutnya harus ditingkatkan. Perbaikan tersebut berupa suara yang harus dikeraskan lagi karena suara guru kurang terdengar sampai dibelakang, dalam penejelasan materi dalam setiap tahap di RPP sudah terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaan meminta siswa untuk beberapa mencoba didepan sudah sangat baik, dan upayakan mengondusifkan suasana kelas dengan ditambah lagi mungkin perarturan kelas. Sedangkan dalam lembar observasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran sudah baik. Namun terdapat beberapa siswa yang tidak ikut dalam kerja kelompok, terdapat beberapa anak yang hanya bermain dan tidak ikut mengerjakan. Upaya guru dalam menegur dan mengingatkan sudah baik meskipun terdapat beberapa siswa yang bandel. Terdapat 1 kelompok yang belum mengerti tugasnya. Hal ini dikarenakan mereka berbicara sendiri pada waktu diberi penjelasan dan contoh.

Selain itu, dalam penerapan model Treasure Hunt sudah baik, baik dalam pengenalan model pembelajaran dan permainan yang akan dilakukan dan instruksi yang dijelaskan juga sudah cukup baik. Dalam penerapan model pembelajaran ini juga terdapat kelemahan seperti terlalu jauh dari kelas dalam mencari gambar yang harus dilengkapi, terdapat beberapa siswa yang hany duduk. Sehingga dalam pertemuan berikutnya lebih dekat jarak agar bisa meminimalkan waktu.

b) Hasil Observasi Pertemuan 2

(15)

64

memberikan rasa penasaran untuk pembelajaran berikutnya apabila akan terdapat beberapa permainan di pembelajaran berikutnya.

Siswa sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dengan adanya pertanyaan dari beberapa siswa mengenai apa kegiatan pembelajaran hari ini bu apakah akan bermain kembali.

Dalam penerapan model Treasure Hunt juga sudah berjalan dengan baik, instruksi beserta contoh yang sampaikan dalam menjelaskan sudah baik.

Selain lenbar observasi guru terdapat juga lembar observasi siswa yaitu pengamatan yang dilakukan oleh observer dalam proses pembelajaran. Dalam lembar kerja siswa observer menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan siswa sudah baik, lebih terarah meskipun terdapat beberapa siswa yang bingung dalam mencari jawaban.

c) Hasil Observasi Pertemuan 3

Dalam pertemuan ke3 ini sangat menarik karena bukan hanya membersihkan ruangan kelas namun juga memberikan pembelajaran bagi siswa. Evaluasi yang diberikan guru sebelum tes sudah baik. Namun lebih baik apabila diberikan beberapa contoh lain misal 34 - ... = 8 dalam pemberian contoh ini sebagiknya diperbanyak karena siswa masih ada beberapa yang belum mengerti dan sesuaikan soal dengan tes yang akan dilakukan.

4.2.4 Refleksi

(16)

65

dalam penerapan model pembelajaran Treasure Hunt. Berikut kelebihan dalam penerapan model Treasure Hunt yaitu,

a) siswa lebih akrab dengan siswa lainnya,

b) belajar memecahkan masalah yang dalam penelitian ini permasalahan yang terkait ialah soal yang harus dikerjakan,

c) kerjasama dalam kelompok yang dilakukan dalam mencari gambar, melatih sikap jujur dalam mengerjakan tugas.

d) Siswa sangat antusias dalam melaksanakan kegiatan, hal ini dilihat dari ketika siswa melaksanakan kegiatan.

e) siswa lebih akrab dalam berinteraksi,

f) dalam setiap pertemuan siswa akan selalu penasaran mengenai kegiatan yang akan dilakukan, lebih aktif dalam menjawab pertanyaan, mereka lebih fokus menggenai kegiatan yang akan dilakukan, siswa lebih tertarik dalam mengikuti setiap prose yang dilakukan.

Selain kelebihan model Treasure Hunt juga memiliki kelemahan seperti a) waktu yang digunakan cukup banyak, karena ada beberapa siswa yang

bermain sendiri.

b) Membutuhkan tempat yang luas,

c) Terdapatnya beberapa siswa yang tidak ikut mengerjakan dalam kerja kelompok.

Dalam pelaksanaan pembelajaran juga terdapat

Pada siklus 1 masih ada siswa yang memiliki hasil belajar yang belum tuntas yaitu sebanyak 8 siswa dengan presentase 25 % sedangkan yang tuntas sebanyak 24 siswa 75%. Hal ini dikarenakan masih banyak yang bermain dan tidak fokus dengan materi yang diberikan guru, kebanyakan siswa bersendau gurau saat berkelompok.

(17)

66

a) manajement waktu guru akan lebih sportif dalam memberikan waktu dalam pengerjaan,

b) dalam siklus ke 2 ini siswa akan menerapkan permainan didalam kelas sehingga tidak mengganggu kelas yang lain dan juga mempersingkat waktu karena pelaksanaan siswa akan berada didekat tempat duduknya,

c) permainan ini akan dibuat lebih sederhana dan dalam observasi masih ada beberapa siswa yang tidak ikut mengerjakan maka siswa akan tetap dibentuk dalam kelompok namun mereka akan mengerjakan soal dalam kartu serta dalam penyampaian materi guru akan lebih melibatkan siswa dalam memperagakannya.

4.3 Siklus II

4.3.1 Perencanaan

Pada tahap ini peneliti sudah melaksanakan tindakan kelas yaitu menggunakan model pembelajaran Treasure Hunt berbantuan media gambar. Pada pelaksanaan siklus 2 yang akan dilakukan, pada tahap ini peneliti bersama guru mendiskusikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat peraga seperti kartu soal, kartu bilangan, gambar harta karun, cerita, permen baik dalam bentuk gambar dan permen secara nyata yang akan dipakai dalam proses pembelajaran dan instrumen yang terdiri dari lembar observasi guru pada setiap pertemuan pembelajaran, lembar observasi siswa yang akan diiisi oleh guru selaku observer disetiap pembelajaran, dan lembar soal bagi siswa yang mencakup soal pretest, postes, uji validitas dan reliabelitas.

Kegiatan perencanaan ini bertujuan untuk mempersiapkan segala kebutuhan baik media, instrumen, materi sebagai penunjang untuk melaksanakan tindakan. Kegiatan perencanaan meliputi:

a) Penyusunan Perangkat Pembelajaran

(18)

67

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti yang dibimbing oleh guru kelas. RPP yang telah disusun sudah memenuhi karakteristik Matematika dengan penerapan Model Treasure Hunt berbantuan media gambar. Pada pertemuan 1 RPP yang disusun meliputi penjumlahan, pertemuan ke 2 meliputi pengurangan dan pertemuan ke 3 merupakan riview materi penjumlahan dan pengurangan disertai dengan tes.

2. Lembar Latihan Soal

Penyusunan lembar soal dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah diberikan materi. Lembar latihan soal berisi mengenai materi disetiap pertemuan pada proses pembelajaran.

3. Media pembelajaran

Media pembelajaran merupak media penunjang dalam proses pembelajaran karena dengan media siswa lebih mudah mengingat dan memahami materi yang disampaikan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media gambar, alat peraga berupa potongan sedotan, permen dalam menjelaskan dan mempraktekkan penjumlahan dan pngurangan. Kegunaan lain mengenai media gambar yaitu untuk menunjang proses pembelajaran yang akan diadakan.

b) Penyusunan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam peelitian ini adalah 1. Lembar observasi

(19)

68

membimbing, memotivasi, serta menciptakan suasana yang kondusif dalam prses pembelajaran.

2. Wawancara

Wawancara kepada kepala sekolah, guru, siswa, dan narasumber yang terkait yang digunakan sebagai sumber informasi dan mendapatkan jawaban melalui tanya jawab yang dilakukan. Wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi yang terjadi dalam lingkungan tersebut sebelum peneliti menggali dan menemukan permasalahan serta penyelesaiannya. Selain itu, wawancara juga berguna untuk mengetahui karakter siswa agar mudah dalam menyusun proses pembelajaran sejauh mana ketertarikan dan usaha siswa dalam mengembangkan kemampuan terhadap mata pelajaran matematika.

3. Soal Tes

Soal tes yang digunakan pada siklus 1 berjumlah 20 soal. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa sudah memahami materi yang sudah disampaikan. Tes hasil belajar juga untuk mengukur seberapa besar pengaruh model pembelajaran Treasure Hunt dalam mempengaruhi hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

4. Angket

(20)

69 4.3.2 Pelaksanaan dan Pengamatan

a) Pertemuan 1

Pertemuan 1 pada siklus 2 dilaksanakan hari Sabtu pada tanggal 29 Juli 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu 2 x 35 menit untuk melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai, melakukan absensi, menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan peraturan kelas dan melakukan apersepsi.

Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui tujuan pembelajaran, guru menempelkan papan penjumlahan didepan kelas. Guru memberikan penjelasan mengenai penjumlahan dan berbagai contoh soal. Guru juga meminta beberapa siswa untuk mencoba didepan kelas. Setelah siswa memahami, guru membagi ke dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Guru mengajak siswa untuk bermain yaitu menngunakan model permainan Treasure Hunt. Siswa dijelaskan mengenai langkah-langkah dan guru juga memberi contoh agar siswa lebih mudah memahami.

Kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi bersama-sama dengan siswa mengenai kegiatan yang telah dikerjakan.

b) Pertemuan 2

Pertemuan 2 pada siklus 2 dilaksanakan hari Senin pada tanggal 31 Juli 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu 2 x 35 menit untuk melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai, melakukan absensi, menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan peraturan kelas, mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya dan melakukan apersepsi.

(21)

70

alat peraga yaitu gambar. Setelah selesai guru melakukan tanya jawab kepada siswa. Guru kembali bercerita dengan memita siswa yang melakukannya. Dalam menjelaskan guru juga memberikan contoh dengan memeragakannya. Setelah siswa memahami, guru membagi ke dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Guru menjelaskan permainan yang akan dilakukan dan memberi contoh supaya siswa mengerti.

Setiap kelompok akan diberi sebuah tabung yang didalamnya berisi banyak soal dan gambar yang akan dicari. Disini setiap siswa akan mengambil undian didalam tabung tersebut apabila mendapatkan soal atau instruksi mereka akn melaksanakan dan mengerjakannya dalam lembar jawaban yang telah disediakan. Dalam permainan ini mereka akan mencari gambar harta karun yang terpotong sehingn merka harus melengkapi dan siapa yang dapat mereka pemenengnya.

Setelah siswa selesai melakukan permainan, guru melakukan evaluasi dengan menanyakan kesulitan yang dihadapi dan membahas soal yang tadi sudah dikerjakan.

Kegiatan akhir, guru bersama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.

c) Pertemuan 3

Pertemuan 3 pada siklus 2 dilaksanakan hari Selasa pada tanggal 1 Agustus 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu 2 x 35 m3nit untuk melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai, melakukan absensi, menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan peraturan kelas dan melakukan apersepsi.

(22)

71

utuk menyiapkan alat tulis, guru membagikan soal tes yang sudah disediakan. Guru meminta siswa mengerjakan secara jujur dan mandiri dengan waktu yang telah ditentukan.

Setelah selesai mengerjakan siswa diminta untuk mengisi lembar angket untuk mengetahui minat siswa dengn dipandu oleh guru dalam mengerjakannya.

Guru melakukan evaluasi.

4.3.3 Hasil Pelaksanaan dan Pengamatan

Hasil pertemuan ketiga di siklus 2, setelah memperoleh tindakan mengalami peningkatan dibandingkan siklus 1. Berikut hasil beljar siswa dapat dilihat:

Tabel 4.7

Hasil Ketuntasan Siklus 2

No. Ketuntasan Frekuensi Presentase

1. Tuntas 32 100%

2. Tidak Tuntas 0

3. Jumlah 32

Nilai Rata-rata 87

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 75

(23)

72

Gambar 4.4

Diagram Ketuntasan Siklus 2

Dari diagram diatas dapat lihat bahwa kenaikan yang diperoleh dari Siklus 2 yaitu sebesar 100 %. Hasil belajar siswa yang diperoleh dalam siklus 2 sudah mencapai ketuntasan karena sudah mencapai indikator ketuntasan yang telah ditetapkan. Kenaikan yang diperoleh dari siklus 1 ke siklus 2, dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.8

Perbandingan Siklus 1 – Siklus 2

No. Ketuntasan Siklus 1 Sklus 2

Frekuensi Presentasi frekuensi presentasi

3. Tuntas 8 25% 32 100%

4. Tidak Tuntas 24 75% -

Jumlah 32 100% 32 100%

Nilai rata-rata 78 87

Nilai tertinggi 90 100

Nilai Terendah 55 75

100%

SIKLUS 2

(24)

73

Dalam tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat kenaikan ketuntasan dalam setiap siklus yang telah dilakukan. Peningkatan ketuntasan hasil belajar dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat dari tabel berikut:

Gambar 4.5

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar siklus 1 dan Siklus 2

Selain hasil belajar siswa, peneliti juga mencantumkan hasil minat belajar siswa pada pembelajaran matematika. Adapun data yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Siklus 1 Siklus 2 75%

100%

25%

0%

Hasil Ketuntasan Siklus 1 dan

Siklus 2

(25)

74 Tabel 4.9

Skor minat belajar siswa pada pembelajaran matematika

ITEM

Perhitungan jawaban ya dari angket

(26)

75

Dari analisis skala guttman, titik kesesuain dibawah 50 % yaitu 57 , sehingga dapat dikatakan siswa SD Negeri 1 Mudal Boyolali kelas 2 semseter 1 berminat dalam belajar.

Dari tabel diatas terdapat hasil dari lembar angket yang telah dibagikan dan analisis dari skala Guttman yang menunjukkan pada ketidak beminatnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga ketidak minatan siswa dalam proses pembelajaran pasti dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Djamarah (2002) yang peneliti simpulkan bahwa minat belajar siswa dapat diekpresikan dalam beberapa hal misalnya akan lebih menyukai sesuatu daripada yang lain, hal ini dapat dilihat pada lembar angket nomer 3 yang berisi pertanyaan mengenai apakah mereka (siswa) lebih menyukai pembelajaran selain matematika berdasarkan data diatas didapat 24 siswa dari 32 siswa menjawab ya, dan dalam siklus 2 ini terdapat pada kenaikan siswa yang memiliki ketertarikan dalam dalam pembelajaran matematikasehingga dalam pembelajaran matematika banyak siswa yang tidak tertarik dengan pembelajaran matematika yang berdasarkan perolehan hasil 18 siswa yang menjawab tidak tertarik mengikuti pembelajaran berubah menjadi 24 siswa yang mengalami ketertarkan. Ketidak ketertarika dapat juga dipengaruhi dalam beberapa hal seperti dalam proses belajar. Sepaham oleh Anni (2013 yang telah disimpulkan oleh peneliti) dalam menarik perhatian atau ketertarikan siswa terhadap suatu mata pelajaran perlu diadakannya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran hal ini ini didukung dari perolehan data berdasarkan tabel diatas yaitu 26 siswa dari 32 siswa menginginkan pembelajaran yang variasi dan inovatif.

(27)

76

ini dilakukan oleh guru sebagai observer. Berikut adalah tabel hasil kegiatan guru dan siswa:

Tabel 4.10

Hasil Observasi Siklus 2

No. Pertemuan Lembar Observasi Guru Lembar Observasi Siswa

Ya Tidak Ya Tidak

1. 1 17 17

2. 2 15 15

3. 3 13 13

Hasil observasi baik guru maupun siswa yang dilakukan dalam siklus 2 ini merupakan perbaikan dari siklus 1 yang masih banyak kekurangannya. Berikut penjelasan perbaikan dalam setiap pertemuanpada siklus 2.

a) Pertemuan 1

Dalam pertemuan 1 pada siklus 2 ini memiliki banyak peningkatan. Dalam tabel yang tertera diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan yang dilakukan dalam observasi sudah berjalan dengan baik. Seperti menggunakan waktu dengan baik, media yang menunjuang sehingga permainan dapat dilaksanakan didalam kelas, mampu membuat suasana kelas lebih kondusif dari sebelumnya. Meskipun sudah banyak peningkatan namun masih terdapat beberapa catatan dari observer guna untuk memperbaiki dalam pertemuan ke 2 nanti. Guru juga sudah melibatkan siswa dalam memeragakan didepan kelas ketika proses telah dilakukan.

(28)

77

dengan membalik kartuagar segera mendapatkan gambar harta karun. Namun hal tersebut dapat dihindari dalam pertemuan nanti.

Sehingga kesimpulan dari pertemuan 1 ini, model pembelajaran Treasure Hunt sudah berjalan dengan sangat baik.

b) Pertemuan 2

Pertemuan 2 dalam siklus 2 juga merupakan tidakan perbaikan dari pertemuan sebelumnya baik dari siklus 1 dan siklus 2 dari pertemuan 1. Dalam siklus 1, terdapa siswa yang masih bingung dalam menemukan jawaban dan pada siklus 2 dalam pertemuan 1 terdapat siswaa yang curang mengenai proses permainan. Sehingga dalam pertemuan ke 2 ini penulis hanya memberikan soal yang digulung dan ditaruh dalam tabung dengan posisi soal tergulung. Hal ini dapat mengantisipasi siswa untuk melakukan hal jujur dalam permainan. dalam lembar observasi guru tidak terdapat catatan observer mengenai guru namun hanya tertulis untuk lebih meningkatan belajar siswa. dalam lembar observasi siswa, semua pembelajaran sudah terlaksana dengan baik. Sesuai dengan keterangan dalam lembar observasi siswa yang diberikan setelah pembelajaran kelas selesai.

c) Pertemuan 3

Dalam pertemuan ketiga ini, baik catatan observasi guru maupun siswa tidak terdapat catatan dari observer. Dalam pertemuan ketiga ini hanya dilakukan riview materi sebelum tes dimulai dan pengambilan angket.

4.3.4 Refleksi

Berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan yang telah dilakukan pada siklus 2 dengan model pembelajaran Treasure Hunt berbantuan media gambar. Dapat direfleksikan sebagai berikut:

a) Bagi guru

(29)

78

sudah baik. Hal ini dapat dilihat tidak adanya catatan oleh observer untuk memperbaiki. Dalam evaluasi observer hanya memberi penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran Treasure Hunt sudah baik dan berjalan dengan baik.

b) Bagi siswa

Dalam proses pembelajaran setiap kegiatan dan tahapan telah diselesaikan dengan baik termasuk dalam upaya memperbaiki.

Setelah dilakukan refleksi dengan guru kelas 2 SD Negeri 1 Mudal Boyolali telah disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran yang dilakukan sudah berjalan dengan baik, penggunaan meodel Treasure Hunt sudah baik, penyampaian langkah-langkah dalam melaksanan model Treasure Hunt juga sudah sangat baik.

Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari pra siklus siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa (37.5%) mengalami kenaikan ketuntasan di siklus 1 sebanyak 24 siswa (75%) dan kenaikan 100% dicapai pada siklus 2. Bukan hanya hasil belajar namun minat belajar siswa juga mengalami kenaikan disetiap siklusnya. Hasil belajar siswa telah meningkat dan mencapai indikator yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu dari presentase jumlah siswa yang nilainya lebih dari KKM >80%. Oleh sebab itu tidak perlu lagi ada siklus berikutnya.

4.4 Perbandingan minat dan hasil belajar Pra Siklus – Siklus I – Siklus II

4.4.1 Minat Belajar

(30)

79

Tabel 4.11

Minat belajar siswa Prasiklus dan siklus 2 Kategori Minat Prasiklus Siklus 2

Ya 48% 57%

Tidak 52% 43%

Total 100% 100%

Dari tabel diatas terdapat kenaikan hasil minat belajar siswa dari prasiklus hingga siklus 2. Berikut diagram hasil minat belajar siswa;

Gambar 4. 6

Diagram Minat Hasil Belajar Siswa Prasiklus dan Siklus 2

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan dalam minat belajar siswa. Minat belajar siswa diawal atau dalam prasiklus terdapat 48% siswa yang kurang tertarik dalam pembelajaran dan mengalami kenaikan dalam siklus 1 menjadi 57%. Dari analisis skala guttman terdapat 2 titik kesesuaian yaitu kurang dari 50% siswa dapat dikatakan tidak memiliki minat belajar sedangkan apabila lebih dari 50% dapat dikatakan minat siswa tersebut memiliki minat belajar, dari tabel diatas titik terdapat 57% sehingga lebih dari titik kesesuaian , sehingga dapat dikatakan siswa SD Negeri 1 Mudal Boyolali kelas 2 semseter 1 berminat dalam belajar.

48%

57% 52%

43%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

Prasiklus Siklus 1

(31)

80 4.4.2 Hasil Belajar

Tabel 4.12

Perbandingan Prasiklus-Siklus1-Siklus2

No Ketuntasan prasiklus Siklus 1 Sklus 2

Frekuensi Presentasi Frekuensi Presentasi frekuensi Presentasi

1. Tuntas 13 37.5 % 24 75% 32 100%

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil ketuntasan belajar siswa mengalami kenaikan dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Berikut terdapat diagram ketuntasan belajar siswa dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2:

Gambar 4.7

Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Prasiklus – Siklus 1 – siklus 2

Pada table diatas dapat dilihat kenaikan ketuntasan belajar siswa yang meningkat disetiap siklus.pada prasiklus yang semula ketuntasanhanya 12 siswa(37%) dari 32 siswa mengalami kenaikan pada siklus 1sebanyak 24 siswa (75%) dan megalami kenaikan ketuntasan 100% siswa pada siklus 2.

0%

Prasiklus - Siklus1 - Siklus 2

(32)

81 4.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti sebelum dilakukannya tidakan bahwa minat belajar dan hasil belajar siswa masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan kurang tertariknya siswa dalam mengikut proses pembelajaran. Kurang tertariknya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dapat dilihat dalam proses pembelajaran yang berlangsung yaitu terdapat beberapa siswa yang bermain sendiri, bertukar mainan, mengobrol ditambah dalam proses pembelajaran siswa diminta untuk membaca dan menjawab soal dibawahnya. Dalam pembahasannyapun siswa hanya menyontoh dan menulis kembali (apabila salah) dengan jawaban yang telah ditulis dipapan tulis oleh guru.

Keterangan diatas juga didukung oleh hasil minat belajar dan hasil belajar siswa yang diambil dalam prasiklus yaitu dalam pengambilan data ini peneliti hanya mengukur kemampuan dan pertimbangan mengenai model pembelajaran yang cocok untuk dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan keadaan sebelum ada upaya ataupun tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Hasil minat belajar siswa pada prasiklus yang telah didapatkan yaitu 48 % yang tertarik dalam pembelajaran, sehingga 52 % siswa merasa kurang tertarik dalam proses pembelajaran. Selain hasil minat belajar siswa peneliti juga mengambil hasil belajar siswa dengan hasil 18 siswa (62.5%) siswa tidak tuntas. Nilai tertinggi yang berhasil didapatkan oleh siswa sebelum tindakan ialah 85 dan nilai terendah ialah 35.

(33)

82

tertarik dan terdapat siswa yang menginginkan pembelajaran menggunakan hal yang variasi.

Dari penjelasan diatas, maka peneliti akan menerapkan model pembelajaran Treasure Hunt untuk mengupayakan kenaikan minat belajar dan hasil belajar siswa yang dibantu dengan media gambar. Model Treasure Hunt yaitu suatu model pembelajaran dengan penerapan permainan didalamnya. Dalam model Treasure Hunt ini permainan berupa pencarian mengenai harta karun dan harta karun ini dapat berupa gambar atau jawaban yang didalam permainan ini akan terdapat beberapa rintangan yang dapat diisi dengan siswa mengerjakn soal atau kegiatan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media gambar dikarenakan dengan gambar siswa akan lebh mudah memahami dan mengerti. Hal ini disesuaikan dengan perkembangan anak diusia 7 – 11 tahun yang menyukai hal konkrit. Diusia ini juga siswa akan lebih senang bergerak, bermain, berkelompok sesuai dengan penjelasan dari Naniek dkk(2012) yang menjelaskan mengenai 4 kharakeristik dari siswa. Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran ini, yaitu siswa diberikan penjelasan materi terlebih dahulu, kemudian siswa dikenalkan mengenai model permainan Treasure Hunt, setelah siswa memiliki gambaran mengenai permainan yang akan dilakukan selanjutnya guru menjelaskan dan memberi contoh dari setiap instruksi agar siswa lebih mengerti dan permainan berjalan dengan baik, setelah itu guru juga menjelaskan harta karun yang akan dicari berupa apa misal jawaban, gambar atau suatu benda. Pada tahap selanjutnya guru akan memberi evaluasi dan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai permainan yang telah dilakukan.

(34)

83

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat kenaikan minat hasil belajar yang mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat pada hasil perbandingan antara pra siklus dan siklus 2 yaitu dari 48 % siswa yang memiliki ketidak ketertarikan dalam proses belajar mengalami perubahan kenaikan menjadi 57%. Hal ini juga berpengaruh mengenai hasil belajar siswa. Dikatakan memiliki pengaruh karena dengan adanya kenaikan minat belajar siswa maka siswa akan lebih fokus, lebih memperhatikan dan memiliki rasa ketertarikan dalam mengikuti setiap proses pembelajaran sehingga ketuntasan hasil belajar siswa juga akan meningkat. Hasil belajar siswa meningkat dapat dilihat dari kenaikan dalam setiap siklus, dalam prasiklus siswa yang tuntas sebanyak 12 (32%) dari 32 siswa di kelas 2 mengalami kenaikan 75% dalam siklus 1. Setelah siklus 1 selesai dilaksanakan, peneliti bersama guru akan melakukan refleksi dengan berdiskusi dan menyimpulkan kendala, faktor pendukung dan upaya selanjutnya untuk memperbaiki siklus 1 supaya pada siklus 2 dapat diperoleh hasil yang lebih baik. Hal ini juga dapat dilihat ketuntasan yang diperoleh sangat memuaskan yaitu siswa mengalami ketuntasan 100% dalam siklus 2 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 75. Jadi dalam penelitian ini hasil belajar matematika telah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 75 dan keberhasilan kenaikan minat belajar siswa juga sudah mencapai indikator ketuntasan yaitu lebih dari 50% siswa mengalami ketertarikan dalam mengikuti prose pembelajaran.

(35)

84

kondusif. Sehingga komponen untuk mengajar sebagai usaha dalam membangkitkan minat belajar siswa antara lain, tujuan pemeblajaran itu sendiri, kegiatan dalam proses pembelajaran yang tidak monoton namun diberikan suatu variasi dan inovasi misal dengan penambahan media pembelajaran dan pendekatan atau model pembelajaran yang tepat misal terdapat suatu permainan sehingga siswa merasa bermain namun mereka juga belajar.

Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menerapkan Model Treasure Hunt berbantuan media gambar dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika tentang pemahaman penjumlahan dan pengurangan kelas 2 semester 1 di SD Negeri 1 Mudal Boyolali.

Peningkatan dalam penelitian ini dikarenakan menggunakan model Treasure Hunt, dalam model Treasure Hunt ini menerapkan pembelajaran dengan permainan. permainan dalam model Treasure Hunt merupakan aktivitas belajar yang menuntut mereka untuk mencoba dan mempraktikkan sendiri dalam proses pembelajaran sehingga siswa memahami, mudah mengerti, lebih tertarik dan merasa pembelajaran menyenangkan.

Gambar

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian
Tabel 4.2 Rekapitulasi Daftar Nilai Siswa Pra Sklus
Tabel 4.3 Hasil Minat Belajar
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mekanismenya diduga berhubungan dengan inhibisi metabolisme sulfonilurea di hati oleh simetidin sehingga meningkatkan efeknya Memantau kadar glukosa darah, gejala

Pengaruh Persepsi Merek Mewah terhadap Niat beli pada merek ZARA di Surabaya. Hipotesis ketiga yang

Pengertian wakaf secara bahasa adalah menahan dan mencegah.Menurut istilah adalah suatu ungkapan yang mengandung penahanan harta miliknya pada orang lain dengan cara menyerahkan

belakang tersebut peneliti memilih judul "Pengaruh Persepsi Merek Mewah, Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Niat beli Konsumen ZARA di Surabaya “. 1.2

Hasil dari penelitian menyimpulkan Variabel yaitu Citra Merek, Kualitas Produk, produk pengetahuan, keterlibatan produk, atribut produk dan Loyalitas Merek mempunyai

Dengan mengamati tayangan power point, siswa dapat mendiskripsikan metode perhitungan konstruksi rangka batang dengan tepat7. Dengan membaca buku paket, siswa

Terkait dengan peralihan kewenangan penerbitan izin pertambangan rakyat untuk komoditas mineral logam, batubara, mineral bukan logam dan batuan dalam wilayah pertambangan

Nilai dapat diinterpretasikan sebagai persentase pengaruh variabel stres kerja terhadap variabel turnover intention yang sebesar 36%, sedangkan 64% sisanya dipengaruhi