• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Aiag Score Dengan Besar Varises Esofagus Secara Endoskopi Pada Penderita Sirosis Hati Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Aiag Score Dengan Besar Varises Esofagus Secara Endoskopi Pada Penderita Sirosis Hati Chapter III V"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

23 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian analitik komparatif yang dilakukan dengan cara potong lintang

(studi cross sectional).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juni

2015 atau sampai jumlah sampel memenuhi target. Penelitian dilakukan di RSUP

H. Adam Malik Medan.

3.3 Populasi dan Sampel

Penderita adalah semua penderita sirosis hati. Sampel adalah semua

populasi penderita Sirosis hati yang menjalani rawatan di ruang rawat inap dan

poliklinik Gastroentero-Hepatologi RSUP H. Adam Malik Medan.

3.4 Besar Sampel

Rumus perhitungan besar sampel untuk penelitian uji hipotesis:

(2)

X1-X2 = Selisih minimal yang dianggap bermakna = 0,999 – 0,933 =

0,066

S = Simpangan baku gabungan

Sd1 = Simpangan baku AIAG Score Varises Esofagus Ø kecil (studi

pendahuluan)

= 0,0003

Sd2 = Simpangan baku AIAG Score Varises Esofagus Ø besar (studi

pendahuluan)

= 0,066

S = 0,047

n = Besar sampel

Jumlah sampel minimal = 11 sampel, namun pada penelitian ini akan digunakan sampel empat kali sampel minimal yaitu sebanyak 40 sampel untuk

(3)

25

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.5.1 Inklusi

1. Pria maupun wanita berusia ≥ 18 tahun.

2. Penderita dengan penyakit sirosis hati disertai varises esofagus.

3. Bersedia mengikuti penelitian dan menandatangani informed

consent.

3.5.2 Eksklusi

1. Perdarahan variseal < 1 minggu sebelumnya.

2. Penderita yang sebelumnya sudah mendapat terapi endoskopi

(ligasi ataupun skleroterapi).

3. Penderita yang sebelumnya menjalani terapi bedah untuk

hipertensi portal (TIPSS).

4. Penderita sirosis hati tanpa varises esofagus.

5. Penderita dengan hipertensi portal non-sirosis.

6. Hepatoma

3.6 Bahan dan Prosedur Penelitian 3.6.1 Anamnesa dan pemeriksaan fisik

Seluruh subjek penelitian yang termasuk dalam kriteria inklusi

sebelumnya telah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.

3.6.2 Pemeriksaan radiologi

Seluruh subjek penelitian yang termasuk dalam kriteria inklusi

sebelumnya telah dikonfirmasi dengan pemeriksaan USG abdomen.

3.6.3 Pemeriksaan INR

a. Campur satu vial reagen tromboplastin dengan satu vial pelarut,

goyang (putar-putar) dengan kuat untuk menjamin rehidrasi lengkap.

Dan sebelum digunakan harus dicampur dengan baik hingga homogen.

(4)

b. Hangatkan sejumlah volume reagen thromboplastin pada 37 derajat

celcius.

c. Beri label tabung test (sampel dan kontrol), dan masukan 0.1 ml sampel

atau kontrol kedalam tabung yang sesuai.

d. Inkubasi masing-masing tabung (sampel dan kontrol) pada 37 ˚C

selama 3-10 menit.

e. Tambahkan 0.2 larutan reagen thromboplastin hangat kedalam tabung

yang berisi plasma diatas dan secara bersamaan jalankan stopwatch.

f. Tabung digoyang dan perhatikan terbentuknya bekuan, saat

terbentuknya bekuan stopwatch dihentikan dan catat waktu (dalam

detik).

3.6.4 Pemeriksaan Albumin

Sampel darah diambil untuk tes ini, yang dimana akan dimasukkan ke

dalam sentrifuge sehingga akan memisahkan bagian cairan darah dari sel-sel

darah.

3.6.5 Pemeriksaan GGT (Gamma-glutamyl transferase)

Bahan: Serum darah

Alat yang digunakan: Kinetic assay

Substrat: (ga mma-L-glutamyl)-p-nitroanilide dan glycylglycine

1. (gamma-L-glutamyl)-p-nitroanilide dan glycylglycine sebagai substrat

untuk formasi GGT enzimatik dari p-nitroaniline.

2. Substrat direaksikan dengan serum GGT selama lebih kurang 10 menit.

3. p-nitroaniline yang terproduksi dari reaksi ini kemudian diukur dengan

spectrophotometrical dalam jarak panjang gelombang 405-410 nm.

4. Persentase formasi p-nitroaniline adalah proposional dengan aktivitas

GGT. Oleh sebab itu, konversi p-nitroaniline yang tinggi merupakan

(5)

27

3.6.6 Pemeriksaan endoskopi

Semua penderita sirosis akan menjalani esophagogastroduodenoscopy

(EGD). Varises esofagus akan diklasifikasi berdasarkan ukurannya yaitu: F1

(ukuran kecil dan lurus), F2 (ukuran besar, berlekuk-lekuk, dan mengisi 1/3 lumen

esofagus), F3 (ukuran lebih besar, dan memenuhi lebih dari 1/3 lumen esofagus).

Kemudian ketiga klasifikasi tersebut dipersempit menjadi dua klasifikasi yaitu

ukuran kecil (F1) dan ukuran besar (F2-F3).

3.6.7 AIAG Score

Semua penderita sirosis hati setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik

maupun penunjang (laboratorium), nilai-nilai dari pemeriksaan tersebut akan

dimasukkan dalam suatu formula perhitungan AIAG Score.

P = -7 + 0.03 x Age (year) + 9 x INR - 0.08 x Albumin (g/L) + 0.004 x

dengan adanya pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul. Distorsi

arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro menjadi

tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut.

3.7.2 Varises esofagus

Varises esofagus merupakan kolateral portosistemik yang terbentuk

setelah adanya dilatasi saluran pembuluh darah vena mulai dari distal esofagus

akibat hipertensi portal. Daerah distal 2-5 cm dari esofagus merupakan lokasi

(6)

tersering terjadinya varises. Varises esofagus diklasifikasikan berdasarkan

ukurannya yaitu : F1 (ukuran kecil dan lurus), F2 (ukuran besar, berlekuk-lekuk,

dan mengisi 1/3 lumen esofagus), F3 (ukuran lebih besar, dan memenuhi lebih

dari 1/3 lumen esofagus). Kemudian ketiga klasifikasi tersebut dipersempit

menjadi dua klasifikasi yaitu ukuran kecil (F1) dan ukuran besar (F2-F3).

3.7.3 Endoskopi / Esophagogastroduodenoscopy (EGD)

Esophagogastroduodenoscopy (EGD) adalah tes pemeriksaan untuk

memeriksa ada tidaknya kelainan pada esofagus, gaster, dan bagian pertama dari

usus halus yaitu duodenum. Hal ini dilakukan dengan memasukkan ke dalam

tenggorokan scope fleksibel yang pada ujungnya terdapat lampu dan kamera

kecil.

3.7.4 AIAG Score

AIAG Score merupakan non-invasive marker untuk fibrosis hati, pertama

kali dikemukakan oleh Sheng-di Wu dkk, dengan menggunakan variabel umur

penderita, INR, Albumin dan kadar GGT. AIAG Score belum pernah dilakukan

sebagai prediktor varises esofagus pada penderita sirosis hati.

Rumus untuk menghitung AIAG Score:

(7)

29

merupakan ukuran kepekaan sediaan tromboplastin terhadap penurunan faktor

koagulasi yang bergantung pada vitamin K.

3.7.6 Albumin

Albumin merupakan substansi terbesar dari protein yang diproduksi oleh

hati dari asam amino yang diambil dari makanan. Albumin berfungsi dalam

mengatur tekanan onkotik, pengangkut nutrisi, hormon, asam lemak, dan zat sisa.

Pada penyakit hati dapat terjadi penurunan kadar albumin.

3.7.7 GGT (Gamma-Glutamyl Transferase)

Enzim GGT terutama terdapat di hati, ginjal dan pankreas. Enzim ini

diperiksa untuk menentukan disfungsi sel hati dan mendeteksi penyakit hati yang

diinduksi alkohol. Aktivitas GGT meningkat pada semua bentuk penyakit hati.

Selain itu GGT juga digunakan sebagai petanda kanker prostat dan metastase

kanker payudara dan kolon ke hati.

(8)

3.9 Analisis Statistik

Untuk melihat hubungan hasil pengukuran endoskopi dengan AIAG Score

digunakan uji t-independent jika data berditribusi normal, dan uji Mann Whitney

jika data tidak berdistribusi normal. Untuk menentukan cut-off nilai AIAG Score

dilakukan Analisis Receiver Operating Characteristic (ROC). Pada penelitian ini

juga dilakukan uji diagnostik dengan mencari nilai sensitifitas, spesifisitas,

Positive Predictive Value (PPV), Negative Predictive Value ( NPV ) dan Positive

(9)

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik Responden Penelitian

Selama penelitian berlangsung didapatkan 92 orang penderita sirosis hati

namun hanya diambil 80 penderita yang memenuhi kriteria inklusi, 12 penderita

yang diekslusikan karena 5 penderita memiliki riwayat perdarahan varises <1

minggu, 7 penderita sirosis hati tanpa disertai adanya varises esofagus. Mayoritas

penderita berjenis kelamin laki-laki sebanyak 60 orang (75%). Rerata usia

penderita 51,55 tahun. Asites dengan tingkat sedang terjadi pada 40 penderita

(50%). Sebagian besar penyebab sirosis hati adalah hepatitis B yaitu sejumlah 40

orang penderita (50%), 5 orang menderita hepatitis C (6,3%), 1 orang menderita

hepatitis B dan C (1,3%) dan 34 orang bukan hepatitis B atau C (42,5%).

Berdasarkan pemeriksaan Child Pugh (CP) ditemukan 36 penderita (45%) dengan

tingkat yang berat. Dengan menggunakan endoskopi didapatkan sebanyak 40

penderita (50%) berukuran F1, 29 penderita (36,3%) berukuruan F2 dan 11

penderita (13,8%) berukuruan F3. Penderita yang memiliki varises esofagus

ukuran kecil sebanyak 40 orang (50%) dan ukuran besar sebanyak 40 orang

(50%).

Tabel 4.1 Karakteristik Demografi Subjek Penelitian

Karakteristik Demografi n = 80

Jenis Kelamin, n (%)

Laki-laki 60 (75)

Perempuan 20 (25)

(10)

Tabel 4.1 Lanjutan

Umur, rerata (SB), tahun 51,19 (11,11)

Asites, n (%)

(11)

33

4.1.2 Karakterstik Subyek berdasarkan Ukuran Varises Esofagus

Hasil pemeriksaan endoskopi menunjukkan bahwa terdapat 40 penderita

memiliki varises esofagus (VE) ukuran kecil dan 40 penderita dengan VE ukuran

besar. Penderita berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibanding penderita

berjenis kelamin perempuan di kedua kelompok penderita. Rerata usia pada

kelompok VE kecil adalah 52,08 tahun dan kelompok VE besar dengan rerata usia

50,34 tahun.

Pada kelompok penderita dengan VE kecil ditemukan asites pada tingkat

yang minimal sebanyak 20 penderita (50%) sedangkan pada kelompok penderita

dengan VE besar terdapat asites sedang sebanyak 25 penderita (62,5%). Mayoritas

penderita di kedua kelompok tidak mempunyai Ensefalopati Hepatik. Etiologi

Sirosis hati terbanyak pada kelompok VE besar adalah hepatitis B sebanyak 25

penderita (62,5%) adalah hepatitis B, sedangkan pada kelompok VE kecil bukan

hepatitis B dan C sebanyak 22 penderita (55%).

Hasil pemeriksaan CP menunjukkan bahwa terdapat 16 penderita (40%)

dengan tingkat ringan dan sedang pada kelompok VE kecil sedangkan pada

kelompok VE besar terdapat sebanyak 28 penderita (70%) dengan tingkat berat.

Hasil analisis menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk asites dan Child Pugh antara kelompok sirosis

hati dengan ukuran VE besar dan VE kecil (p<0,05).

Tabel 4.2 Karakteristik Subyek berdasarkan Ukuran Varises Esofagus

(12)

Tabel 4.2 Lanjutan

Asites, n (%)

Tidak ada 5 (12,5) 1 (2,5) <0,001a

Minimal 20 (50) 5 (12,5)

Sedang 15 (37,5) 25 (62,5)

Berat 0 9 (22,5)

Etiologi Sirosis Hati, n (%)

Bukan hepatitis B dan C 22 (55) 12 (30) 0,084a

Hepatitis B 15 (37,5) 25 (62,5)

Hepatitis C 0 2 (5)

Hepatitis B dan C

Child Pugh, n (%)

A 16 (40) 0 <0,001a

B 16 (40) 12 (30)

C 8 (20) 28 (70)

a

Chi Square; b T Independent; SB, simpangan baku; VE, varises esofagus; CP, child pugh

4.1.3 Pemeriksaan Kimia Darah

Hasil pemeriksaan kimia darah kedua kelompok studi disajikan dalam

(13)

35

Tabel 4.3 Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kimia Darah antara Kelompok VE Kecil dan Besar

Karakteristik VE Kecil (n=40) VE Besar (n=40) P

Platelet, rerata (SB), ribu/µl 242,45 (153,67) 111,7 (81,02) <0,001a

Bilirubin Total, rerata (SB),

mg/dl

5,14 (8,24) 7,06 (8,29) 0,006a

AST, rerata (SB), unit/L 94,68 (114,62) 178,8 (215,52) 0,004a

Albumin, rerata (SB), g/L 2,76 (0,63) 2,22 (0,6) <0,001a

INR, rerata (SB) 1,42 (1,26) 1,62 (0,45) <0,001a

Gamma GT, rerata (SB), UI/L 111,05 (126,3) 207,13 (253,85) 0,05a

ALT , rerata (SB), unit/L 52,88 (62,28) 58,25 (43,54) 0,042a

AIAG Score, rerata (SB) 0,90 (0,16) 0,99 (0,01) <0,001a

*Mann Whitney; SB, simpangan baku; VE, varises esofagus, INR, internationale normalized ratio; AST, Aspartat aminotransferase; ALT, Alanin aminotransferase; Gamma GT, Gamma glutamyl transpeptidase; AIAG Score, Age-INR-Albumin-GGT Score

(14)

Rerata platelet pada kelompok VE kecil adalah 242,45 ribu/µl sedangkan

pada kelompok penderita dengan VE besar dengan rerata 111,7 ribu/µl. Dari hasil

analisis menggunakan uji Mann Whitney diperoleh terdapat perbedaan rerata

platelet yang signifikan antara kelompok VE kecil dan VE besar (p<0,001).

(15)

37

Rerata bilirubin total pada kelompok VE kecil adalah 5,14 mg/dl

sedangkan pada kelompok penderita dengan VE besar dengan rerata 7,06 mg/dl.

Dari hasil analisis menggunakan uji Mann Whitney diperoleh terdapat perbedaan

rerata bilirubin total yang signifikan antara kelompok VE kecil dan VE besar

(p=0,006)

Gambar 4.2 Grafik Boxplot Perbedaan Kadar Billirubin Total antara Kelompok Penderita dengan VE Ukuran Kecil dengan VE Ukuran Besar

(16)

Rerata AST pada kelompok VE kecil adalah 94,68 unit/L sedangkan pada

kelompok penderita dengan VE besar dengan rerata 178,8 unit/L. Dari hasil

analisis menggunakan uji Mann Whitney diperoleh bahwa terdapat perbedaan

rerata AST yang signifikan antara kelompok VE kecil dan VE besar (p=0,004).

(17)

39

Rerata albumin pada kelompok VE kecil adalah 2,76 g/L sedangkan pada

kelompok penderita dengan VE besar dengan rerata 2,22 g/L. Dari hasil analisis

menggunakan uji Mann Whitney diperoleh bahwa terdapat perbedaan rerata

albumin yang signifikan antara kelompok VE kecil dan VE besar (p<0,001).

Gambar 4.4 Grafik Boxplot Perbedaan Kadar Albumin antara Kelompok Penderita dengan VE Ukuran Kecil dengan VE Ukuran Besar

(18)

Rerata INR pada kelompok VE kecil adalah 1,42 sedangkan pada

kelompok penderita dengan VE besar dengan rerata 1,62. Dari hasil analisis

menggunakan uji Mann Whitney diperoleh bahwa terdapat perbedaan rerata INR

yang signifikan antara kelompok VE kecil dan VE besar (p<0,001).

(19)

41

Rerata GGT pada kelompok VE kecil adalah 111,05 UI/L sedangkan pada

kelompok penderita dengan VE besar dengan rerata 207,13 UI/L. Dari hasil

analisis menggunakan uji Mann Whitney diperoleh bahwa tidak terdapat

perbedaan rerata GGT yang signifikan antara kelompok VE kecil dan VE besar

(p=0,05).

Gambar 4.6 Grafik Boxplot Perbedaan GGT antara Kelompok Penderita dengan VE Ukuran Kecil dengan VE Ukuran Besar

(20)

Rerata ALT pada kelompok VE kecil adalah 52,88 mg/dl sedangkan pada

kelompok penderita dengan VE besar dengan rerata 58,25 mg/dl. Dari hasil

analisis menggunakan uji Mann Whitney diperoleh bahwa terdapat perbedaan

rerata ALT yang signifikan antara kelompok VE kecil dan VE besar (p=0,042).

(21)

43

Rerata AIAG Score pada kelompok VE kecil adalah 0,9 sedangkan pada

kelompok penderita dengan VE besar dengan rerata 0,99. Dari hasil analisis

menggunakan uji Mann Whitney diperoleh bahwa terdapat perbedaan rerata AIAG

Score yang signifikan antara kelompok VE kecil dan VE besar (p=0,000).

Gambar 4.8 Grafik Boxplot Perbedaan AIAG Score antara Kelompok Penderita dengan VE Ukuran Kecil dengan VE Ukuran Besar

(22)

4.1.4. Nilai Diagnostik AIAG Score untuk Memprediksi Ukuran Varises Esofagus

Hasil analisis menggunakan kurva ROC diperoleh bahwa area di bawah

kurva (AUC) ROC adalah 85,3% (95% CI: 76,6% - 93,9%)). AIAG Score dalam

studi ini memiliki kemampuan yang sangat baik untuk memprediksi ukuran

varises esofagus (p<0,001) artinya nilai AUC AIAG Score berbeda bermakna

dengan nilai AUC 50%.

(23)

45

Gambar 4.10 Kurva sensitifitas dan spesifisitas AIAG Score terhadap Ukuran Varises Esofagus

Berdasarkan kurva sensitifitas dan spesifisitas pada gambar 4.10 maka

diperoleh nilai Cut-Off untuk AIAG Score adalah 0,994025. Dengan menggunakan

cut-off point 0,994025 maka didapatkan nilai sensitivitas AIAG Score adalah

82,5% dan spesifisitas 72,5%.

Tabel 4.4 Sensitivitas, spesifisitas, positive dan negative predictive value dari AIAG Score terhadap Ukuran VE

0

Sensitifitas Spesifisitas PPV NPV Besar Kecil

> 0,994025 33 11

82,5 72,5 75 80,6

≤ 0,994025 7 29

VE, varises esofagus; +LR, positive likehood ratio; LR; negative likehood ratio; PPV, Positive predictive value; NPV, negative predictive value; AUROC, AIAG Score, Age-INR-Albumin-GGT Score

(24)

Nilai Prediksi Positif (NPP) AIAG Score adalah sebesar 75% dan Nilai

Prediksi Negatif (NPN) adalah 80,6%.

4.2 Pembahasan

Varises esofagus merupakan komplikasi yang sering ditemukan pada

penderita dengan sirosis hati dan perdarahan akibat varises merupakan salah satu

penyebab komplikasi yang serius dengan mortalitas hingga 26,6% pada penderita

dengan sirosis hati. Oleh karena itu skrining varises esofagus dengan prosedur

endoskopi pada saat awal diagnosis sangatlah penting dan direkomendasikan pada

semua panduan klinis.9,13 Pendekatan diagnostik ini terbukti mampu

mengidentifikasi penderita-penderita mana saja yang perlu mendapat terapi

profilaksis. Namun, tindakan endoskopi itu sendiri merupakan tindakan yang

bersifat invasif, mahal, dan tidak semua pusat layanan kesehatan memiliki fasilitas

endoskopi.

Skrining yang bersifat noninvasive telah menjadi sasaran utama dalam

bidang hepatologi pada kurun waktu beberapa tahun belakangan ini, dimana

beberapa metode pemeriksaan marker serum dan pencitraan telah menunjukkan

korelasi yang baik terhadap fibrosis hati dan dianggap dapat digunakan sebagai

pemeriksaan alternatif dalam penentuan derajat fibrosis hati selain biopsi hati.

Beberapa metode ini telah diuji-cobakan untuk penjajakan yang bersifat

non-invasive terhadap adanya kejadian hipertensi portal dan ada tidaknya varises

esofagus, dimana didasari oleh adanya teori terdapatnya hubungan yang erat

antara fibrosis hati, hipertensi portal, dan timbulnya varises esofagus. Hal ini

dapat dijelaskan dimana pada saat sirosis terjadi, maka progresi fibrosis hati yang

terjadi dihubungkan dengan peningkatan tekanan portal yang akhirnya dapat

menimbulkan komplikasi seperti varises esofagus.52,53

Dari 80 subjek penelitian ini, didapati sebagian besar berjenis kelamin

laki-laki (75%), dan rata-rata umur penderita adalah 51,55 tahun. Hasil ini sejalan

dengan studi yang lain yang dilakukan oleh Stefanescu dkk (2011) yang

menunjukan persentase laki-laki yang juga lebih banyak mencapai 58,4% dengan

(25)

47

fibrosis akan semakin cepat setelah usia penderita mencapai di atas 45 tahun.

Keadaan ini sebenarnya belum dapat diterangkan secara jelas, namun para ahli

menduga terjadi perubahan dari respon imunitas tubuh terkait bertambahnya usia

yang menyebabkan semakin cepatnya proses fibrosis hati terjadi. Demikian juga

dengan pengaruh jenis kelamin dalam penelitian ini, dimana laki-laki ditemukan

lebih banyak dari wanita. Beberapa ahli berpendapat bahwa kemungkinan hal ini

disebabkan pengaruh hormon estrogen yang dominan pada wanita memiliki efek

anti fibrosis, walaupun demikian pendapat tersebut memerlukan penelitian lebih

lanjut.54

Dari 80 subjek penelitian ini, didapati penyebab terbanyak dari sirosis hati

adalah infeksi hepatitis B kronik (50%). Hal ini didukung oleh hasil Riskesdas

Depkes RI pada tahun 2007 terhadap 10.391 sampel serum yang menemukan

prevalensi HBsAg yang positif mencapai 9,4% yang berarti bahwa diantara 10

penduduk di Indonesia terdapat seorang penderita hepatitis B virus. Bahkan

Indonesia merupakan negara dengan pengidap hepatitis B nomor 2 terbanyak

setelah Myanmar diantara negara-negara anggota WHO SEAR (South EAST

Asian Region).55

Pemanjangan waktu Protrombin dan INR berkaitan dengan perburukan

gagal hati dan merupakan salah satu parameter yang sering di gunakan untuk

indikator prognostik penyakit hati kronik seperti pada skor Child-Pugh ataupun

MELD (Mayo End-Stage Liver Disease). Hal ini disebabkan oleh fungsi sintesis

faktor-faktor pembekuan oleh hati (seperti: faktor II, VII, XI, X) telah mengalami

penurunan pada penyakit hati kronik terutama pada keadaan sirosis hati.56,57 Pada

studi penelitian ini kami mendapatkan bahwa penderita sirosis hati dengan varises

esofagus mengalami pemanjangan INR, dengan nilai INR yang lebih tinggi secara

signifikan terutama pada penderita dengan varises esofagus berukuran besar

dibandingkan penderita dengan varises esofagus berukuran kecil (p<0,05). Hal ini

juga sejalan dengan studi penelitian oleh Garcia (2007) yang menyebutkan

terjadinya varises esofagus dan progresi perkembangan ukurannya berkorelasi

dengan tingkat keparahan penyakit hati berdasarkan skor Child-Pugh yang salah

satu parameternya adalah pemanjangan PT ataupun INR.13

(26)

Kami juga mendapatkan hubungan yang signifikan antara tingkat

keparahan sirosis hati berdasarkan skor Child-Pugh dengan ukuran besar varises

esofagus (p<0,0001), dimana ditemukan adanya korelasi antara beberapa

parameter yang terdapat pada skor Child-Pugh dengan ukuran besar varises

esofagus secara endoskopi. Hasil yang kami dapatkan adalah dijumpainya

hubungan yang signifikan antara parameter asites (p<0,001) dengan ukuran

varises esofagus, dan didapatinya nilai kadar albumin yang lebih rendah secara

signifikan pada penderita dengan varises esofagus berukuran besar (2,22 vs 2,76;

p<0,001). Asites yang terjadi pada sirosis hati disebabkan 2 faktor yaitu retensi air

dan sodium serta adanya hipertensi portal. Hipertensi portal yang terjadi

menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik sinusoid hati sehingga

menyebabkan transudasi cairan pada rongga peritoneum.58 Sedangkan retensi air

dan sodium sangat dipengaruhi oleh perubahan tekanan onkotik plasma yang

diatur oleh kadar albumin plasma. Albumin disintesis di hati oleh sel hepatosit

(10-15g/hari), sehingga bila terjadi kerusakan pada sel hepatosit maka akan terjadi

penurunan produksi albumin yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kadar

albumin plasma. Albumin yang terbentuk dilepaskan ke ruang intravaskular untuk

mempertahankan tekanan onkotik plasma selain juga berfungsi dalam

metabolisme, antioksidan, sistem imun dan transport obat, hormon dan lain-lain.59

Dengan demikian, secara keseluruhan hasil studi ini sejalan dengan studi

penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa terjadinya varises esofagus dan

progresi perkembangan ukurannya berhubungan dengan tingkat keparahan

penyakit hati.13

Progresi fibrosis hati mengakibatkan penurunan klirens enzim AST dan

terjadi peningkatan kadar GGT.60 Pada studi oleh Neelesh Despande dkk,

dikatakan bahwa GGT merupakan suatu marker yang sensitif pada kerusakan

hepatoseluler. Kadar GGT dijumpai meningkat pada penyakit hati alkoholik berat

dan rendah pada stadium lanjut sirosis hati. Khusus pada sirosis hati, kadar GGT

meningkat pada stadium kompensata dan menurun pada stadium dekompensata.

Sedangkan pada studi-studi lain didapatkan hasil yang berbeda.61 Pada studi ini

(27)

49

dibandingkan dengan penderita dengan varies kecil (111±126,3 vs

207,13±253,85; p=0,05). Hasil ini sejalan dengan studi yang dilakukan oleh

Hyder dkk yang memperoleh peningkatan kadar GGT pada penderita dengan

sirosis hati.62

Penelitian yang dilakukan Stefanescu dkk (2011) telah mengevaluasi 4

(empat) metode non-invasive yang sebelumnya telah dikenal sebagai prediktor

derajat fibrosis hati untuk mengidentifikasi adanya varises esofagus beserta

ukurannya dengan pemeriksaan endoskopi sebagai prosedur standar. Metode yang

dievaluasi adalah APRI, Fib-4, Forn’s Index, dan Lok score. Mereka mendapatkan

bahwa beberapa metode tersebut mampu sebagai prediktor adanya varises

esofagus dan terutama varises esofagus yang berukuran besar. Dalam mendeteksi

adanya varises esofagus metode APRI (cut-off >1,434), Fib-4 (cut-off >3,98),

Forn’s Index (cut-off >,297), Lok score (cut-off >0,62) memiliki AUROC

masing-masing adalah 0,545, 0,624, 0,648, dan 0,690. Sedangkan dalam mendeteksi

adanya varises esofagus yang berukuran besar metode APRI (cut-off >2,201),

Fib-4 (cut-off >6,7498), Forn’s Index (cut-off >8,538), Lok score (cut-off >0,796)

memiliki AUROC masing - masing adalah 0,538, 0,628, 0,645, dan 0,731.51

Pada penelitian ini didapatkan adanya perbedaan yang signifikan antara

nilai AIAG Score antara penderita varises esofagus besar dan penderita varises

esofagus kecil yang ditentukan berdasarkan endoskopi (0.99±0.005 vs 0.9±0.16;

p=0.000). AIAG Score dengan nilai cut-off >0,994025 mampu mengidentifikasi

ada varises esofagus yang berukuran besar secara endoskopi sedangkan nilai

cut-off <0,994025 mampu mengidentifikasi adanya varises esofagus yang berukuran

kecil secara endoskopi. Nilai prediktif AIAG Score dengan cut-off >0,994025

dalam mendiagnosis varises esofagus berukuran besar didapati sensitifitas 82,5 %,

spesifisitas 72,5%, NPP 75%, NPN 80%, dan memiliki AUROC 0,853. Hasil ini

menunjukkan bahwa AIAG Score dengan batas cut-off yang telah ditentukan

dalam studi ini akurat dalam mengidentifikasi varices esofagus yang berukuran

besar pada penderita sirosis hati.

Dengan demikian, AIAG Score merupakan metode non-invasive yang

mudah dan murah untuk menetapkan ukuran besar varises esofagus pada

(28)

penderita sirosis hati dan penilaian ini juga dapat membantu menetapkan indikasi

terapeutik yang akan diberikan pada penderita. AIAG Score yang formulanya

mudah dikalkulasi yang terdiri dari parameter usia dan pemeriksaan laboratorium

seperti: INR, Albumin dan GGT merupakan parameter tes laboratorium yang

umumnya diperiksakan pada penderita sirosis hati. Hal ini diharapkan AIAG Score

dapat menjadi salah satu metode non-invasive yang dapat dikerjakan pada

skrining ukuran varises esofagus pada penderita sirosis hati terutama pada

unit-unit pelayanan kesehatan yang fasilitasnya tidak memadai, terutama di

negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kelemahan studi penelitian ini yaitu: 1)

jumlah sampel yang tidak terlalu banyak merupakan dasar diperlukan penelitian

lebih lanjut dengan skala yang lebih besar untuk memvalidasi AIAG Score ini,

baik secara tunggal maupun kombinasi dengan tes non-invasive lainnya untuk

meningkatkan performa diagnostik, 2) penelitian ini tidak membandingkan nilai

AIAG Score antara penderita sirosis hati yang disertai varises esofagus dengan

tanpa disertai varises esofagus, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dengan

tujuan mengetahui akurasi AIAG Score dalam mendeteksi ada-tidaknya varises

(29)

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Terdapat hubungan yang signifikan AIAG Score dengan besar varises

esofagus secara endoskopi pada penderita sirosis hati.

2. AIAG Score dengan nilai cut-off > 0,990245 mampu mengidentifikasi

adanya varises esofagus yang berukuran besar secara endoskopi. Nilai

prediktif AIAG Score dengan cut-off ini mempunyai sensitifitas 82,5%,

spesifisitas 72,5%, PPV 75%, NPV 80% dan memiliki AUROC 0,853 yang

diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa AIAG Score dengan

batas cut-off yang telah ditentukan akurat dalam mengidentifikasi varises

esofagus yang berukuran besar pada penderita sirosis hati.

5.2 SARAN

1. Perlu dilakukan penelitian AIAG Score lebih lanjut dengan jumlah sampel

yang lebih besar dan dikombinasikan dengan metode noninvasive

prediktor varises esofagus lainnya sehingga diharapkan dapat disusun

suatu algoritma pemeriksaan non-invasive dalam memprediksi ada

tidaknya varises esofagus beserta ukurannya pada penderita sirosis hati.

2. Dapat digunakan sebagai salah satu pilihan metode non-invasive dalam

mendeteksi ukuran varises esofagus pada penderita sirosis hati, disamping

itu juga diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam memberikan

pengobatan β-blocker sebagai pencegahan primer terhadap penderita

sirosis hati dengan varises esophagus berukuran besar yang belum

mengalami perdarahan terutama di daerah yang tidak memiliki fasilitas

endoskopi serta adanya keterbatasan kompetensi dari seorang dokter untuk

melakukan pemeriksaan endoskopi.

Gambar

Tabel 4.1 Lanjutan
Tabel 4.2  Karakteristik Subyek berdasarkan Ukuran Varises Esofagus
Tabel 4.2 Lanjutan
Tabel 4.3  Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kimia Darah antara Kelompok VE Kecil dan Besar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bila orang lain berbuat salah, kita harus

Membuktikan curcuminoid 400 mg/kgbb/ekor/hari yang diberikan selama 10 hari lebih baik dibandingkan dengan curcuminoid 400 mg/kgbb/ekor/hari yang diberikan selama

Bursa Efek Indonesia.” Tujuan dari penelitian ini adalah, pertama untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kondisi fi

Amati kegiatan salat di rumahmu Amati kegiatan mengaji di lingkungan. Kemudian ceritakan kepada temanmu

Curcuminoid juga mampu berkompetisi dengan ion-ion logam transisi bebas yang dapat bereaksi dengan radikal asam lemak agar tidak menyebabkan terputusnya rantai asam lemah

Berdasarkaan uraian di atas, penulis melakukan penelitian pembuatan pewarna rambut dengan menggunakan bahan alami dari serbuk daun rambutan ( Nephelium lappaceum

Karakteristik permainan sepak bola merupakan permainan yang bersifat beregu. Jumlah pemain setiap regu adalah 11 orang. Area lapangan permainan sangat luas, yaitu 110 x 90 meter.

Penulis tertarik untuk membuat alat ini karena penulis yakin bahwa manusia selalu berusaha mencari cara untuk mempermudah tugas-tugas yang harus ia kerjakan dan selain itu penulis