• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Guru Kelas VIII Tunagrahita dan Autis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buku Guru Kelas VIII Tunagrahita dan Autis"

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

Buku Guru Kelas VIII

Tunagrahita dan Autis

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KHUSUS

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2019

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia

Tahun 2019

oleh

(3)

ii Hak Cipta © 2019 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Dilindungi Undang-Undang

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Membatik Tulis/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019 – Jakarta: xxvi, 158 hal- Untuk SMPLB Kelas VIII

Seri Ketrampilan Pilihan Membatik Cap untuk SMPLB Kelas VIII ISBN: ....

Buku Membatik Cap-Studi dan Pengajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Penulis : Astuti Hermawati, M.Pd Penelaah materi : Zaitun Y.A Kherid, M.Pd. Ilustrator : Anggit Wicaksono Putro

Diterbitkan Oleh : Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah

Cetakan Ke-1, 2019

Disusun dengan huruf Baar Metanoia, 12 pt MILIK NEGARA

TIDAK DIPERDAGANGKAN

Disklaimer Buku ini merupakan buku panduan Guru siswa berkebutuhan khusus yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku Guru ini di ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam penerapan Kurikulum 2013 untuk satuan pendidikan khusus. Buku ini merupakan dokumen yang fleksibel yang senantiasa diperbaiki dan diperbaharui sesuai dengan kondisi, kemampuan dan kebutuhan siswa serta disesuaikan dengan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

(4)

iii

KATA SAMBUTAN

Kurikulum 2013 pendidikan khusus telah disusun melalui berbagai proses dan tahapan dalam waktu yang relatif panjang. Pengembangan kurikulum pendidikan khusus sejak tahun 2014, dalam perjalanannya mengalami penyesuaian dan perubahan. Harmonisasi kurikulum pendidikan khusus yang dilakukan antara Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus (d/h Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, perguruan tinggi, sekolah luar biasa, praktisi pendidikan, serta pihak lain yang relevan, telah menghasilkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10/D/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi IntiKompetensi Dasar, dan Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus.

Salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran adalah tersedianya buku teks pelajaran yang sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar serta karakteristik peserta didik berkebutuhan khusus. Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus (d/h Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus) dengan persetujuan dan dukungan dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan, memiliki program untuk menyusun buku teks pelajaran pendidikan khusus. Penyusunan buku teks pelajaran pendidikan khusus dilakukan secara bertahap sesuai dengan pentahapan pelaksanaan Kurikulum 2013. Buku teks pelajaran pendidikan khusus disusun untuk kelas I s.d. VI jenjang SDLB, kelas VII s.d. IX SMPLB, dan kelas X, XI dan XII SMALB, ditambah beberapa buku mata pelajaran yang tidak tergabung dalam tematik.

Buku yang disusun menggunakan pendekatan tematik dan berbasis aktivitas. Tema-tema yang ada direncanakan sedemikian rupa adalah tema yang dekat dengan kehidupan seharihari, supaya lebih mendekatkan peserta didik dengan pembelajaran yang nyata dan pada akhirnya materi pembelajaran diharapkan menjadi relative lebih mudah dipahami oleh peserta didik itu sendiri. Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara holistik/menyeluruh di mana proses pembelajaran yang menyeluruh tersebut diharapkan dapat melahirkan pribadi peserta didik yang utuh dan berkualitas. Buku ini merupakan buku teks utama dalam pembelajaran dan sebagai salah satu sumber belajar kiranya buku ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pendidik dan peserta didik serta dapat dipadukan dengan

(5)

iv

sumber belajar lain yang relevan untuk mendukung pengembangan pribadi peserta didik secara utuh.

Salah satu karakteristik Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus adalah bahwa pendidikan keterampilan memiliki porsi yang cukup besar dalam stuktur kurikulum. Porsi pendidikan keterampilan pada jenjang SDLB sebesar 40%, SMPLB sebesar 50% dan pada jenjang SMALB sebesar 70%. Hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka Peningkatan Kuailitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia. Dalam rangka revitalisasi pendidikan keterampilan pada pendidikan khusus, dikembangkan 20 jenis keterampilan pilihan SMPLB dan SMALB, serta juga dilakukan penyusunan buku keterampilan. Buku teks pelajaran dan buku keterampilan pendidikan khusus disusun dengan mempertimbangkan kondisi yang dimiliki peserta didik, sehingga aktivitas pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kekhasan yang dimiliki masing-masing peserta didik. Diharapkan buku keterampilan ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh guru dan peserta didik serta dapat dipadukan dengan sumber belajar yang lain untuk mendukung pengembangan pendidikan keterampilan yang relevan. Di samping itu, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh kepala sekolah, pengawas, orangtua, dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan mutu layanan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus.

Kami menyampaikan terimakasih kepada para penyusun dan penelaah buku serta seluruh pihak yang terlibat untuk setiap kerja keras, curahan ide dan pemikiran yang pasti dilakukan dengan sepenuh hati, sehingga tercipta buku teks pelajaran pendidikan khusus yang akan bermanfaat bagi pengembangan potensi peserta didik berkebutuhan khusus.

Jakarta, 7 Oktober 2019

Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus

Dr. Sanusi, M.Pd

(6)

v

KATA PENGANTAR

Kurikulum Pendidikan Khusus 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi, didalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh siswa, kurikulum ini dikembangkan dan dilaksanakan dengan mengakomodasi hambatan siswa dari penyusunan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Silabus.

Buku panduan ini merupakan buku kurikulum pendidikan khusus yang diperuntukan bagi guru berkebutuhan khusus tunagrahita dan autis yang bersekolah di Sekolah Luar Biasa maupun sekolah regular pada kelas khusus. Siswa berkebutuhan khusus dapat dilayani di sekolah reguler melalui pendidikan inklusif dengan kurikulum regular.

Dengan kurikulum 2013 diharapkan dapat mewujudkan anak berkebutuhan khusus di Indonesia mampu tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang berkarakter, kreatif dan produktif pada ranah abstrak, konkrit menuju kemandirian dan mampu berkontribusi bagi pembangunan masyarakat dan bangsa.

Proses pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari dan memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis aktivitas sehingga pembelajaran berpusat pada peserta didik, guru sebagai ujung tombak pembelajaran memegang peranan yang strategis dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional, sehingga dalam kurikulun 2013 dipersiapkan buku siswa yang menjadi pegangan belajar siswa dan dipersiapkan buku guru yang dapat membantu guru dalam mempergunakan buku siswa.

Buku panduan ini disusun dengan tujuan untuk mengarahkan guru dalam menggunakan buku siswa, namun juga memberikan keleluasaan kepada guru untuk mengembangan wawasan, gagasan, kreatifitas, ide, inovasi yang dapat mengembangkan potensi dan kompetensi siswa secara optimal dengan mengacu pada kondisi, kebutuhan, karakteristik dan muatan local, Siswa diajak untuk berani mulai mengamati, menanya, mencari informasi, menyampaikan pendapat dan mempraktekkan agar memiliki life skill mewujudkan kemandirian. Buku panduan ini bersifat sebagai model inspiratif dalam pelaksanaan

(7)

vi

pembelajaran bagi guru dengan materi sebagaimana tertuang dalam buku siswa.

Buku panduan ini secara khusus dapat digunakan oleh siswa berkebutuhan khusus yang mempergunakan kurikulum pendidikan khusus baik di Sekolah Luar Biasa maupun di sekolah inklusif, dan secara umum dapat dipergunakan oleh berbagai pihak yang memiliki kepentingan menuju peningkatan mutu dan layanan pendidikan khusus di seluruh Indonesia.

Buku guru ini tersusun dan terwujud atas bantuan dari berbagai pihak, diucapkan terimakasih kepada Tim pakar, Tim Direktorat PK-LK Pendidikan Dasar dan Menengah kemdikbud dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, harapannnya buku ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi dalam pembeajaran ketrampilan membatik cap kelas VIII jenjang SMPLB Tunagrahita dan autis.

Buku panduan ini disusun dengan kesungguhan dan kecermatan, namun belum sepenuhnya dapat memenuhi tuntutan pembelajaran sebagaimana mestinya, oleh karena itu buku ini masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus, kami mohon masukan berupa kritik saran yang membangun untuk kesempurnaan penyusunan buku ini, disampaikan terimakasih atas sumbang saran dari pembaca, semoga bermanfaat bagi pendidikan pada umumnya dan pada khususnya dapat meningkatkan pelayanan pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus mata pelajaran ketrampilan pilihan batik menuju kemandirian.

Jakarta, Desember 2019

(8)

vii

DAFTAR ISI

Kata Sambutan ... iii

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Petunjuk Umum ... ix

Petunjuk Khusus ... xviii

BAB I KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ... 3

1. Pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja ... 8

2. Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja ... 12

3. Alat Keselatan Kesehatan Kerja... 15

4. Penerapan Alat Keselamatan Kesehatan Kerja ... 20

BAB II PROSEDUR BATIK CAP ... 29

1. Pengertian Prosedur Batik Cap ... 32

2. Prosedur Dasar Batik Cap ... 36

3. Praktek Prosedur Dasar Batik Cap ... 40

BAB III ALAT DASAR BATIK CAP ... 47

1. Alat Dasar Batik Cap ... 50

2. Pengenalan Alat Batik Cap ... 55

BAB IV TEKNIK PEMBUATAN POLA SEDERHANA BATIK CAP ... 63

1. Pengertian Teknik Pola Sederhana Batik Cap ... 68

2. Penggolongan Pola ... 71

3. Komposisi Pola ... 76

4. Teknik pembuatan pola sederhana ... 79

BAB V ALAT SEDERHANA DAN AMAN ... 85

1. Alat dari berbagai bahan teknik batik cap ... 88

2. Alat Sederhana ... 92

3. Membuat alat dari berbagai bahan ... 97

BAB VI TEKNIK PENGECAPAN ... 103

1. Pengenalan Teknik Pengecapan ... 107

2. Teknik Pengecapan alat bahan alam sekitar ... 111

3. Teknik Pengecapan dari bahan kertas bekas ... 115

BAB VII TEHNIK PEWARNAAN ... 123

1. Teknik Celup ... 126

2. Teknik Ciprat ... 130

(9)

viii

BAB VIII TEHNIK PENGHILANGAN MALAM ... 143

1. Proses Melorod ... 145

2. Membersihkan Alaat Melorod ... 149

3. Merawat Kain Batik Cap ... 153

Glosarium ... 159

Daftar Pustaka ... 161

Biodata Penulis ... 162

Biodata Penelaah ... 163

(10)

ix PETUNJUK UMUM

Buku guru Ketrampilan pilihan Batik ini disusun sebagai panduan guru dalam penggunaan buku siswa. Pembelajaran batik dalam buku ini disamping berisi aktifitas siswa dalam mengekspresikan kreatifitas dalam bidang seni juga membentuk kepribadian siswa untuk dapat berlatih kesabaran, ketekunan, kerjasama secara bertahap untuk menguasai materi ketrampilan batik.

Melalui buku guru ini diharapkan guru mendapatkan kemudahan dalam pemahaman tentang cara pembelajaran, penilaian dan interaksi dengan orangtua.

A. Deskripsi Buku Guru

Hakikat Pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik agar dapat hidup dan diterima oleh masyarakat secara mandiri dan layak, sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (pasal 3 UU No. 20 tahun2003). Peserta didik berkebutuhan khusus memerlukan pelayanan pendidikan secara khusus untuk mempersiapkan mereka terjun di masyarakat, melalui pembelajaran ketrampilan batik, penyediaan sarana prasarana ketrampilan yang memadai, dan kompetensi guru sebagai ujung tombak pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

Kompetensi guru dalam bidang kepribadian, sosial , profesional dan pedagogi sangat penting sebagai dasar dalam proses pembelajaran untuk mampu menggali potensi peserta didik sesuai bakat minat secara maksimal. Buku ini adalah buku untuk guru, khususnya guru pendidikan khusus yang membimbing dan mengajar peserta didik dengan kebutuhan khusus. Dianjurkan para guru yang akan mempergunakan buku ini sebagai referensi, untuk membaca semua petunjuk yang ada. Dengan demikian apa yang diharapkan dalam buku ini dapat tersampaikan dengan sebaik-baiknya. Secara garis besar materi pembelajaran yang disampaikan dalam buku ini merujuk pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa pada mata pelajaran Ketrampilan Batik di Kelas VIII.

(11)

x

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada ranah pengetahuan dan ketrampilan dalam proses pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan pada saat ini dan disesuaikan dengan kultur masing masing daerah. Dengan kompetensi guru dan ketersediaan buku sebagai sumber pembelajaran dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik berkreatifitas untuk mengembangkan ketrampilan batik sebagai bekal hidup layak dan mandiri di masyarakat.

B. Struktur Kurikulum, SKL, KI, dan KD 1. Struktur Kurikulum

MATA PELAJARAN

KELAS DAN ALOKASI WAKTU PER MINGGU VII VIII IX KELOMPOK A

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2 2 2 2 Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 2 2 2

4 Matematika 2 2 2

5 Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 2

6 Ilm Pengetahuan Sosial 2 2 2

7 Bahasa Inggris 2 2 2

KELOMPOK B

8 Seni Budaya 2 2 2

9 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

Kesehatan 2 2 2

10 Keterampilan Pilihan 18 18 18 KELOMPOK C

11 Program Kebutuhan Khusus 2 2 2 JUMLAH ALOKASI WAKTU PERMINGGU 38 38 38 Keterangan

a. Mata pelajaran umum Kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan

(12)

xi

untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.

b. Mata pelajaran Kelompok B merupakan program kurikuler yang bertujuan

untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal. Muatan lokal dapat berupa mata pelajaran yang berdiri sendiri. Pada mata pelajaran keterampilan pilihan, peserta didik memilih satu bidang keterampilan yang disediakan oleh satuan pendidikan

c. Kelompok C berupa program kebutuhan khusus yang diberikan sesuai dengan kekhususan peserta didik. Program Kebutuhan Khusus untuk: 1) Tunanetra adalah Pengembangan Orientasi, Mobilitas, Sosial dan

Komunikasi;

2) Tunarungu adalah Pengembangan Komunikasi, Persepsi Bunyi, dan Irama;

3) Tunagrahita adalah Pengembangan Diri;

4) Tunadaksa adalah Pengembangan Diri dan Gerak; dan

5) Autis berupa Pengembangan Komunikasi, Interaksi Sosial, danPerilaku.

d. Satu jam pelajaran tatap muka adalah 35 (tiga puluh lima) menit.

2. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Tunagrahita dan Autis

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, beraklak mulia, berilmu, percaya diri, dan

(13)

xii

bertanggungjawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Ketrampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkrit sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

3. KI dan KD yang akan dicapai di SMPLB Kelas VIII seperti tertera pada uraian berikut:

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)

KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) Memahami dan menerapkan

pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) sesuai dengan bidang kajian dan lingkup kerja pada tingkat teknis, spesifik, detil berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat.

Mampu melaksanakan tugas sederhana, terbatas, bersifat rutin, dengan menggunakan alat, aturan, dan proses yang telah ditetapkan, serta dibawah bimbingan, pengawasan, dan tanggung jawab atasannya.

Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan kemampuan pada ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan

(14)

xiii

mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam bidang kerja terkait pengembangan diri, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan pada ranah konkret mempersepsi, kesiapan, meniru, dan membiasakan dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

C. Ruang Lingkup

BAB I Keselamatan, Kesehatan kerja, dan Lingkungan di tempat kerja 1. Pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja

2. Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja 3. Alat Keselatan Kesehatan Kerja

4. Penerapan Alat Keselamatan Kesehatan Kerja BAB II Prosedur Batik Cap

1. Pengertian Prosedur Batik Cap 2. Prosedur Dasar Batik Cap

3. Praktek Prosedur Dasar Batik Cap BAB III Alat Dasar Batik Cap

1. Alat Dasar Batik Cap

2. Pengenalan Alat Batik Cap

BAB IV Teknik Pembuatan Pola Sederhana Batik Cap 1. Pengertian Tehnik Pola Sederhana Batik Cap

2. Penggolongan Pola 3. Komposisi Pola

(15)

xiv BAB V Alat Sederhana dan Aman

1. Alat dari berbagai bahan teknik batik cap 2. Membuat alat dari berbagai bahan BAB VI Teknik Pengecapan

1. Pengenalan Teknik Pengecapan

2. Teknik Pengecapan alat bahan alam sekitar 3. Tehnik Pengecapan dari bahan kertas bekas BAB VII Teknik Pewarnaan Batik Cap

1. Teknik Celup 2. Teknik Ciprat 3. Teknik Colet

BAB VIII Teknik Melorod 1. Proses Melorod

2. Membersihkan Alat Melorod 3. Merawat Kain Batik Cap

D. Model, Metode dan Strategi Pembelajaran 1. Perencanaan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaan dalam satu tahun terdapat dua semester dilaksanakan selama 32 minggu, setiap semester 16 minggu. Kegiatan pembelajaran ketrampilan pilihan membatikk cap per minggu 18 jam, alokasi waktu 35 menit per satujam pelajaran (1 JP), sehingga alokasi waktu untuk setiap KD selama satu tahun sebagai berikut:

Semester Bab Minggu Efektif

Semester 1 16 Minggu

Efektif

I Keselamatan, Kesehatan kerja, dan Lingkungan di tempat kerja

2 Minggu Efektif

II Prosedur Batik Cap 2 Minggu Efektif III Alat Dasar Batik Cap 2 Minggu Efektif IV Teknik Pembuatan Pola

Sederhana Batik Cap 6 Minggu Efektif Semester

1I 16 Minggu

Efektif

V Alat Sederhana dan Aman 6 Minggu Efektif VI Teknik Pengecapan 7 Minggu Efektif VII Teknik Pewarnaan Batik Cap 6 Minggu Efektif VIII Teknik Melorod 3 Minggu Efektif

 Pembagian waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sekolah.

(16)

xv

2. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran merupakan proses yang harus dilakukan untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampikan. Untuk pencapaian ketiga kompetensi tersebut, guru dapat menggunakan model pembelajaran Inquiry, discovery, Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL) atau juga product based learning. Model pembelajaran dapat diperkaya dengan kegiatan yang terdapat pada pendekatan scientifik yaitu meliputi kegiatan.

a. Mengamati, yaitu kegiatan untuk mengidentifikasi masalah yang dikaitkan dengan materi dan kondisi nyata kehidupan (kontekstual) peserta didik, sehingga peserta didik akan lebih memahami masalah yang dipelajari.

b. Menanya, merupakan kegiatan lanjutan atau kegiatan seiring dengan kegiatan mengamati, yaitu mencari penyebab dari timbulnya masalah. Kegiatan ini berguna untuk mengembangkan wawasan pikir peserta didik, mengkontekstualisasikan masalah dengan kehidupan nyata, mengembangkan berfikir kritis dan mengembangkan berfikir kreatif saat mencari solusi dari masalah.

c. Mengumpulkan informasi, merupakan kegiatan untuk membuktikan alternatif solusi yang diberikan saat melakukan kegiatan menanya. Kegiatan ini dilakukan dengan membaca, mencari informasi berbagai sumber terkait materi pembelajaran. Kegiatan ini akan mengembangkan kemampuan rasa ingin tahu, kemampuan literasi. Mengumpulkan informasi juga dapat diperoleh melalui kegiatan mencoba yaitu melakukan kegiatan praktik /keterampilan. Melalui kegiatan mencoba akan mengembangkan kemampuan psikomotorik, keterampilan kognitif dan afektif. Pada saat praktik psikomotorik anak akan mengembangkan kemampuan otot, sikap kerja (disiplin/taat prosedur/aturan); bekerja berdasarkan kriteria/mutu produk; dan mengembangkan rasa tanggung jawab.

d. Mengasosiasi: merupakan kegiatan untuk mengolah informasi dan menyimpulkan informasi dyang diperoleh melalui berbagai referensi. Kegiatan ini akan melatih kemampuan menalar, berfikir kritis, berfikir kreatif.

(17)

xvi

e. Mengkomunikasikan, merupakan kegiatan untuk menyampaikan hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan praktik dan kegiatan teori, baik secara lisan maupun tulisan (sesuaikan dengan kondisi ketunaan peserta didik.

3. Penilaian Pembelajaran.

Penilaian pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian pembelajaran, baik sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan selama pembelajaran maupun di luar pembelajaran melalui teknik penilaian observasi dengan menggunakan jurnal. Penilaian sikap yang dimasukkan pada jurnal hanya sikap yang menonjol dari peserta didik. Deskripsi nilai sikap diberikan oleh guru mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti, guru PPKN, guru BK dan wali kelas. Deskripsi akhir penilaian sikap diberikan oleh wali kelas.

Penilaian pengetahuan dilakukan selama proses dan di akhir proses pembelajaran, dengan menggunakan teknik tes maupun non tes. Teknik tes dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan, penugasan, dan portofolio. Penilaian keterampilan dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan teknik penilaian kinerja/praktik, penilaian produk, penilaian proyek, penilaian portofolio, penilaian tertulis (untuk keterampilan abstrak).

4. Remidial dan Pengayaan

Dalam kurikulum dirumuskan secara jelas kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai siswa sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan. Penguasaan KI dan KD setiap siswa diukur dengan menggunakan sistem penilaian acuan kriteria (PAK). Jika seorang siswa mencapai standar tertentu maka siswa tersebut dipandang telah mencapai ketuntasan dan dilanjutkan dengan melakukan pengayaan, namun jika siswa belum mencapai ketuntasan belajar maka guru melaksanakan remidial.

Remidial dilakukan dengan melakukan analisis terlebih dahulu. Analisis dilakukan untuk mengetahui faktor penyebab hasil belajar siswa tidak dapat mencapai ketuntasan belajar. Aspek yang dianalisis meliputi kondissi siswa, lingkungan belajar, alat belajar, media belajar dan kedalaman materi. Pelaksanaan remidial dilakukan berdasalkan hasil analisis yang telah dilaksanakan.

(18)

xvii

Program pengayaan dapat diartikan sebagai langkah untuk memberikan tambahan/perluasan pengalaman atau kegiatan peserta didik yang teridentifikasi melampaui ketuntasan belajar yang ditentukan oleh kurikulum. Guru menyiapkan media belajar agar dapat memfasilitasi peserta didik untuk memperkaya pengetahuan, melatih keterampilan dan membentuk sikap yang baik.

Kegiatan pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sudah dipelajari dan yang akan dipelajari sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal sesuai dengan kemampuannya.

Langkah-langkah dalam program pengayaan diawali dengan kegiatan identifikasi, kemudian perencanaan, dan pelaksanaan. Guru tidak perlu menunggu diperolehnya penilaian otentik terhadap kemampuan siswa. Apabila melalui observasi dalam proses pembelajaran, peserta didik sudah terindikasi memiliki kemampuan yang lebih dari teman lainya, bisa ditandai dengan: penguasaan materi yang cepat dan membutuhkan waktu yang lebih singkat. Sehingga siswa seringkali memiliki waktu sisa yang lebih banyak, dikarenakan cepatnya dia menyelesaikan tugas atau menguasai materi. Disinilah dibutuhkan kepekaan guru dalam merencanakan dan memutuskan untuk melaksanakan program pengayaan.

(19)

xviii PETUNJUK KHUSUS

Buku panduan guru memiliki dua fungsi, yaitu sebagai petunjuk penggunaan buku peserta didik dan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Mengingat pentingnya buku ini, disarankan memperhatikan hal-hal berikut. 1. Bacalah halaman demi halaman dengan teliti.

2. Upayakan untuk mencakup Kompetensi Inti (KI) dalam semua kegiatan pembelajaran dengan kegiatan pembiasaan, keteladanan, dan budaya sekolah guna mendukung pembentukan sikap, pengetahuan dan perilaku positif.

3. Sebelum membuat rencana pembelajaran hendaknya melakukan kegiatan asesmen agar mengetahui apa yang sudah dikuasai anak sebagai dasar dalam menyesuaikan kedalaman dan keluasan materi , media pembelajaran dan factor pendukng lainnnya.

4. cocokan setiap langkah kegiatan yang terdapat dalam buku peserta didik sesuai dengan hal yang dimaksud.

5. Pahamilah setiap Kompetensi Dasar.

6. Kembangkan ide-ide kreatif dalam memilih metode pembelajaran. temukan juga kegiatan alternatif apabila kondisi yang terjadi kurang sesuai dengan perencanaan terkaiat dengan cuaca dan keamanan.

7. Kembangkan materi pembelajaran dari sumber-sumber lain untuk menambah wawasan peserta didik dan sebagai alternatif untuk pengayaan, gunakan media atau sumber belajar alternatif yang tersedia di lingkungan sekolah.

8. Indikator yang dibuat boleh tidak digunakan atau ditambah atau disesuaikan dengan keadaan peserta didik, kondisi daerah dan situasi masing-masing.

9. Setelah satu bab selesai buatlah catatan refleksi, sebagai bahan untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran bab berikutnya dan informasikan dengan jelas kepada siswa untuk mengerjakan tugas atau evaluasi pada tiap bab.

(20)

xix

10. Setiap kegiatan pembelajaran diupayakan menciptakan kondisi yang menyenangkan baik pada kegiatan pembukaan, kegiatan inti dan kegiatan penutup melalui bercerita, menunjukan gambar, maupun penguatan.

11. Pada saat melaksanakan praktek persiapkan perencanaan yang terdiri dari kebutuhan alat, bahan, tertib kerja, guru diharapkan selalu mendampingi, membimbing dan membantu siswa selama kegiatan pembelajaran praktek 12. Menyampaikan prosedur pelaksanaan diantaranya keselamatan kerja,

kebersihan diri, alat, bahan, ruangan, langkah-langkah kerja yang efektif dan efisien, memberihkan dan menyimpan kembali alat-alat sesuai inventaris serta letaknya.

13. Berikan perhatian kepada semua peserta didik tanpa kecuali dan yakini bahwa semua peserta didik cerdas, memiliki potensi dan keunikan masing-masing, Dengan demikian, pemahaman tentang kecerdasan majemuk, gaya belajar siswa serta beragam faktor penyebab efektivitas dan kesulitan belajar siswa, sangat dibutuhkan serta bisa saling melengkapi

14. Gunakan Metode Pembelajaran yang aktif kreatif inovatif dan menyenangkan seperti penggunaan media, sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah, pengelolaan kelas dengan suasana yang humanis, penciptaan kondisi hubungan interpersonal yang positip, serta beragam kegiatan pembelajaran seperti mengamati, bertanya, bercerita, menggambar dan lainnya. Upayakan menjalin komunikasi secara maksimal antara murid dengan murid, guru dengan murid, guru dengan guru dan guru dengan orangtua atau warga sekolah serta lingkungan sekolah dalam proses pembelajaran.

15. Alokasi waktu dapat merujuk pada srtuktur kurikulum yang tertera pada perdirjen, Pertemuan dalam pembelajaran ditentukan dan disesuaikan oleh guru masing-masing tidak terpaku pada urutan yang tertera pada buku guru ini dan disesuaikan dengan kondisi siswa.

16. Pada akhir sub bab buku siswa dilengkapi dengan bahan-bahan latihan untuk pencapaian kompetesi meskipun demikian bahan-bahan latihan pengetahuan dan latihan ketrampilan yang tertera dalam buku guru ini adalah contoh, pada pelaksanaannya dapat diganti atau ditambah

(21)

xx

disesuaikan dengan pengembangan materi pembelajaran dan sumber-sumber lain yang diberikan kepada peserta didik.

17. Hasil unjuk kerja siswa yang berupa hasil karya dan bukti penilaian dapat berfungsi sebagai portofolio siswa.

18. Buatlah catatan refleksi setelah satu subtema selesai, sebagai bahan untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya. Misalnya faktor-faktor yang menyebabkan pembelajaran berlangsung dengan baik, kendala-kendala yang dihadapi, dan ide-ide kreatif untuk pengembangan lebih lanjut.

19. Kegiatan Bersama Orang Tua

Pada setiap sub bab pada Buku Siswa, terdapat kolom untuk orang tua Kolom ini berisi informasi tentang materi yang dipelajari dan aktivitas belajar yang dapat dilakukan siswa bersama orang tua di rumah. Orang tua diharapkan berdiskusi dan terlibat dalam aktivitas belajar siswa. Guru perlu membangun komunikasi dengan orang tua sehubungan dengan kegiatan pembelajaran yang akan melibatkan orang tua dan siswa di rumah.

(22)

xxi Tentang Anak Tunagrahita

Anak tunagrahita adalah anak dalam kelompok dibawah norma dan/atau lebih lamban dari anak nrmal baik perkembangan sosial maupun kecerdasannnya menurut PP 72 tahun 1991 dalam astati: 7

Menurut AAMD Grossman (Kirkn & Gallaher. 1986:116 dalam astati:9) Mental retardedation refers to signaficanly subaverage general intelllectual functioning exiting concurrently with defi Cits in adaotive behavior and manifested during the developmental period.

Menurut Dudi Gunawan(2011) anak gangguan intelektual (tunagrahita) adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental-intelektual di bawah rata-rata, sehingga mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Mereka memerlukan layanan pendidikan khusus.

Tunagarahita ialah istilah yang digunakan untuk menyebut nama yang mempunya intelektual di bawah rata-rata, istilah tunagrahita selalu menunjuk pada keterhambatan fungsi kecerdasakan secara umum berada di bawah usia kronologisnya secara meyakinkan sehingga membutuhkan layanan pendidikan khusus.

Tunagrahita mengacu pada fungsi otak umum yang nyata berada dibawah rata-rata bersamaan dengan kekurangan dalam adaptasi tingkah laku dan berlangsung dalam masa perkembangan.

Klasifikasi Anak Tunagrahita

Pengklasifikasian anak tunagrahita penting dilakukan untuk mempermudah dalam menyususn program dan melaksanakan pelayanan pendidikan, adapau klasifikasi anak tunagrahita menurut Astati: 15 dalam hallahan, 1082: 43 adalah: a. Mild mental retardation (tunagrahita ringan) Intelegensia 70-55

b. Moderate mental retardation (tunagrahita sedang) Intelegensia 55-40 c. Severe mental retardation (tunagrahita berat) Intelegensia 40-25

d. Provound mental retardation (tunagrahita sangat berat) Intelegensia 25 ke bawah

Klasifikasi yang dipergunakan di indonesia saat ini sesuai dengan Peraturan pemerintah No : 72 tahun 1991 sebagai berikut:

a. Tunagrahita ringan intelegansia 50-70 b. Tunagrahita sedang intelegensia 30-50

(23)

xxii

c. Tunagrahita berat dan sangat berat intelegensia kurang dari 50.

Mumpuniarti (2000:32) klasifikasi anak tunagrahita ringan adalah tingkat kecerdasan (IQ) mereka berkisar 50-70, dalam penyesuaian sosial maupun bergaul mampu menyesuaikan diri pada lingkungan sosial yang lebih luas dan mampu melakukan pekerjaan setingkat semi trampil.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa klasifikasi anak tunagrahita ringan adalah mereka yang memiliki Tingkat kecerdasan (IQ) mereka berkisar 50 -70, mampu dalam penyesuaian sosial maupun bergaul. Mampu menyesuaikan diri pada lingkungan sosial yang lebih luas dan

mampu melakukan pekerjaan sederhana secara terus menerus. Anak tunagrahita ringan pada umumnya kondisi tidak banyak berbeda dengan anak normal lainnnya, mereka masih bisa dididik (diajarkan) membaca, menulis dan berhitung biasanya bisa menyelesaikan pendidikan setingkat kelas IV SD umum.

Karakteristik Anak Tunagrahita Mampu Didika. Berikut ini akan dikemukakan karakteristik anak tunagrahita mampu didik secara umum berdasarkan adaptasi dari James D. Page (Suhaeri, HN : 1979 dalam Astati : 16) sebagai berikut:

a. Akademik

Kapasitas belajar anak tunagrahita sangat terbatas, lebih-lebih kapasitasnya mengenai hal-hal yang abstrak. Mereka lebih banyak belaar dengan membeo (retroloarning) daripada dengan pengertian.

Dari hari ke hari mereka membuat kesalahan yang sama, mereka cenderung menghindar dari perbuatan berfikir. Merek. a mengalami kesukaran memusatkan perhatian, dan lapang minatnya sedikit. Mereka juga cenderung cepat lupa, sukar membuat kreasi baru serta rentang perhatiannya pendek.

b. Sosial emosional

Dalam pergaulan, anak tunagrahita tidak dapat mengurus, memelihara dan memimpin diri. Ketika masih muda mereka \hars dibantu terus agar tidak terperosok kedalam tingkah laku yang kurang baik.mereka cenderung bergaul dengan anak muda yang lebih muda darinya

Kehidupan penghayatannnya terbatas, mereka juga tidak mampu menyatakan rasa bangga dan rasa kagum. Mereka mempunyai kepribadian yang kurang dinamis, mudah goyah, kurang menawan, tidak berpandangan luas.meeka mudah disugesti dan dipenguri sehingga tidak jarang dari

(24)

xxiii

mereka mudah terperosok ke hal-hal yang tidak baik, seperti mencuri, merusak, dan pelanggaran seksual.

Namun, dibalik itu semua mereka menunjukan ketekunan dan rasa empati yang baik asalkan mereka mendapatkan layanan atau perlakuan dari lingkungan yang kondusif. Tidak jarang mereka menunjukan ketekunan yang baik pada saat bekerja. Contohnya : pada minggu pertama pekerja tunagrahita bekerja bersama-sama dengan orang berbakat dalam membuat dos. Hasilnya penyandang tunagrahita tidak menghasilkan apapun, malahan bahan banyak yang dirusak: sebaliknya anak berbakat langsng menghasilkan dos yang bagus.

Minggu berikutnya penyandang tunagrahita dapat membuat dos dengan masih membutuhkan bantuan dari isntruktur, sedangkan yang berbakat langsung mendapatkan puluhan dos. Pada minggu ketiga penyandang tunagrahita dapat membuat 5 dos tanpa bantuan, sedangkan pekerja yang berbakat (gifted) mulai menurun semangat bekerja, yang pada akhirnya tidak mau melakukan pekerjaan itu lagi (adaptasi dari kirk dan gallagher, 1986:125).

c. Fisik atau kesehatan

Baik struktur maupun fungsi tubuh ada umumnya anak tunagrahita kurang dari anak normal. Mereka baru dapat berjalan dan berbicara lebih tua dari anak normal. Sikap dan gerakannnya kurang indah, bahkan diantaranya banyak yang mengalami cacat bicara. Pendengaran dan penglihatannnya banyak yang kurang sempurna, kelaianan ini bukan pada organ tetapi pada pusat pengolahan di otak sehingga mereka melihat, tetapi tidak memahami apa yang dilihatnya, mendengar, tetapi tidak memahami apa yang didengarnya.

Pengertian Anak Tunagrahita Ringan

Menurut Mulyono Abdurrachman dan Sudjadi (1994 : 26-27) memberi batasan bahwa anak tunagrahita ringan karena perkembangan mentalnya termasuk subnormalitas akan mengalami kesulitan dalam mengikuti program reguler di sekolah dasar, namun dipandang masih memiliki otensi untuk menguasai mata pelajaran akademik di sekolaj, mampu melakukan penyesuaian sosial, dalam jangka panjang dapat berdiri sendiri dalam masyarakat dan mampu bekerja untuk menopang sebagian atau selru kehidupan orang dewasa.

(25)

xxiv

Tunagrahirta ringan memiliki kemampuan intelektual dibawah rata-rata ditandai dengan keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial, pada katagori ringan memiliki IQ 50-55 sampai 70, berdasarkan tes Binet kemampuan IQ angka 68-52, sedangkan dengan tes WISC kemampuan IQ-nya 80-55, biasanya anak ini mengalami kesulitan dalam belajar dan lebih sering tinggal kelas dibandingkan naik kelas.(Aquila Smart 2010:49).

Bandi Delphie (2007:2) mengatakan bahwa anak tunagrahita ingan adalah anak denagan hendaya perkembangan kemampuan tunagrahita, memiliki problem belajar yang disebabkan adanya hambatan pekembangan intelegensi, mental, emosi, dan fisik.

Anak tunagrahita ringan disebut juga anak debil termasuk dalam kelompok yang memiliki kecerdasan dan adaptasi sosialnya terhambat, namun masih memiliki kemampuan untuk berkembang dalan bidang akademik, penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja.

Karakteristik Anak tunagrahita ringan.

Ditinjau secara fisik, psikis dan sosial menurut mumuniarti (2000:41) anak tunagrahita ringan adalah : fisik normal nampak seperti anak normal hanya sedikit mengalamin keterlambatan dalam kemampuan sensomotorik; psikis sukar berfikir abstrak dan llogis, kurang memiliki kemampuan analisam assosuas lema, fantasi lemah, kurang mampu mengendalikan perasaan, mudah dipengaruhi, kepribadian kurang harmonis karena tidak mampu menilai baik dan buruk, sosial mampu bergaul menyesuaikan di lingkungan yang tidak terbatas ada keluarga saja namun ada yang mampu mandiri dalam masyarakat mampu melakukan pekerjaan yang sederhana dan melakukannya secara penuh sebagai orang dewasa.

Pendidikan bagi anak tunagrahita ditujukan untuk mengambangkan potensi yang dimiliki anak secara optimal, agar mereka dapat hidup mandiri dan dapat menyelesaikan diri dengan lingkungan dimana mereka berada.

(26)

xxv Tentang Anak Autis

Berdasarkan Individuals with Disabilities Education (IDEA) yang dikutip oleh Djadja Rahardja (2006) Autisme adalah kelainan perkembangan yang secara signifikan berpengaruh terhadap komunikasi verbal dan non verbal serta interaksi sosial, umumnya terjadi pada usia sebelum tiga tahun, yang berpengaruh jelek terhadap kinerja pendidikan anak. Karakteristik yang lain sering menyertai autisme seperti sering melakukan kegiatan yang berulang-ulang dan gerakan stereotip, penolakan terhadap perubahan lingkungan atau perubahan lain dalam rutinitas sehari-hari. dan memberikan respon yang tidak semestinya terhadap pengalaman sensori.

Autis merupakan salah satu kelompok dari gangguan pada anak yang ditandai munculnya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, komunuikasi, ketertarikan pada interaksi sosial, dan perilakunya (Galih A Veskarisyanti, 2003:17). Dalam bahasa Yunani dikenal kata autis, “auto” berarti sendiri ditujukan kepada seseorang ketika dia menunjukkan gejala “hidup dalam dunianya sendiri atau mempunyai dunia sendiri”. Autisme memang merupakan kelainan perilaku yang penderintanya hanya tertarik pada aktivitas mentalnya sendiri. Secara umum autis ataupun autisme adalah gangguan perkembangan (neurolog) kompleks yamg sudah tampak pada usia sebelum tiga tahun, yang disebabkan oleh kerusakan pada otak sehingga mengakibatkan gangguan pada perkembangan perilaku (Unifaturrahmah dalam Leo Martin, 2011: 20).

Anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan sosial sehingga mengalami hambatan dalam komunikasi, interaksi sosial dan mempunyai perilaku repetitf (mengulang ulang) dan stereotype (meniru) dan gejala tersebut muncul sebelum anak berusia tiga tahun.

Karakteristik anak Autis

1. Menalami hambatan di dalam bahasa.

2. Kesulitan dalam mengenal dan merespon emosi dengan isyarat sosial. 3. Kekakuan dan miskin dalam mengekspresikan perasaan.

4. Kurang memiliki perasaan dan empati

5. Sering berperilaku diluar kontrol dan meledak-ledak. 6. Ssecara menyeluruh mengalami masalah dalam erilaku. 7. Kurang memahami akan keberadaan dirinya sendiri.

(27)

xxvi

8. Keterbatasan dalam mengekspresikan diri.

9. Berperilaku monoton dan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan.

Kebutuhan pembelajaran bagi anak autis

1. Diperlukan adanya pengembangan strategi teknik di dalam

menghilangkanperilaku-perilaku negatifyang muncul dan menganggu kelangsungan proses belajar secara keseluruhan (stereotip).

2. Perlu mengembangkan ekspresi dirinya secara verbal dengan berbagai bantuan.

3. Guru perlu mengubah ingkungan berlajar yang nyaman dan menyenangkan bagi anak, sehinga tingkah laku anak dapat dikendaikan pada hal yang diharapkan.

(28)

1

PEMETAAN KD

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli (toleran, gotong royong, kerja sama), dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)

KOMPETENSI INTI 4 (KETRAMPILAN)

Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) sesuai dengan bidang kajian dan lingkup kerja pada tingkat teknis, spesifik, detil berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari

Mampu melaksanakan tugas sederhana, terbatas, bersifat rutin, dengan menggunakan alat, aturan, dan proses yang telah ditetapkan, serta dibawah bimbingan, pengawasan, dan tanggung jawab atasannya.

Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan

(29)

2

keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat.

kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan kemampuan pada ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam bidang kerja terkait pengembangan diri, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Menunjukkan keterampilan pada ranah konkret mempersepsi, kesiapan, meniru, dan membiasakan dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

(30)

3

OMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) dan lingkungan di tempat kerja

4.1 Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) dan lingkungan di tempat kerja di bawah bimbingan,

pengawasan

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator

BAB I

Keselamatam Kerja dan Lingkungan

Prosedur Keselamatan Kerja dan Lingkungan

Mendiskripsikan Prosedur Keselamatan Kerja dan

Lingkungan

BAB I KESELAMATAN

KESEHATAN KERJA DAN

LINGKUNGAN

1. Pengertian Keselamatan

Kesehatan Kerja

2. Ruang Lingkup

Keselamatan Kesehatan

Kerja

3. Alat Keselamatan

Kesehatan Kerja

4. Penerapan Alat

Keselamatan Kesehatan

Kerja

(31)

4 1. Pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja 1. Menyimak teks sederhana Keselamatan, Kesehatan Kerja. 2. Menirukan teks yang

dibacakan.

3. Bertanyakan hal terkait tentang Keselamatan kesehatan Kerja. 4. Berkarya dengan menggunting dan menempelkan metri yang diberikan kepada siswa.

5. mengkomunikasikan dengan menunjukan hasil karya yang ditempel di depan kelas. 6. Mengulas kembali tentang materi pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja

dengan cara membuat rangkuman dan daftar pertanyaan tentang hal-hal yang ingin diketahui.

7. Berinteraksi dengan orang tua tentang Pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja 1.1. Memahami pegertian Keselamatan Kesehatan Kerja. 1.2. Menirukan bacaan

teks dengan suara keras.

1.3. Menyebutkan isi bacaan dalam buku teks. 1.4. Mengkomunikasikan pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja dengan teman-teman sekelas. 1.5. Menuliskan pertanyaan yang belum dipahami. 1.6. Menuliskan pegertian Keselamatan Kesehatan Kerja. 1.7. Mengkomunikasikan materi pembelajaran kepada orangtua.

(32)

5

sebagai bentuk kegiatan belajar dirumah dengan mengisi lembar kerja siswa.

2. Ruang Lingkup 1. Menyimak teks bacaan dengan judul ruang lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja. 2. Menirukan teks

Keselamatan Kesehatan Kerja yang dibacakan. 3. Bertanyakan hal terkait

tentang Keselamatan kesehatan Kerja. 4. Mengulas kembali

tentang materi ruang lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja. 5. Mengkomunikasikan

dengan menunjukan hasil tulisan di buku di depan kelas.

6. Berinteraksi dengan orang tua tentang

Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja sebagai bentuk kegiatan belajar dirumah dengan mengisi lembar kerja siswa.

1.1. Memahami ruang lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja. 1.2. Menirukan bacaan

teks dengan suara keras.

1.3. Menyebutkan isi bacaan dalam buku teks.

1.4. Mengkomunikasikan Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja dengan teman teman sekelas.

1.5. Menuliskan pertanyaan yang belum dipahami. 1.6. Menuliskan secara

singkat materi Ruang lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja. 1.7. Mengkomunikasikan

materi pembelajaran kepada orangtua

(33)

6

3. Alat Keselamatan Kesehatan Kerja

1. Mengamati peralatan yang digunakan dalam Keselamatan Kesehatan Kerja. 2. Mencari informasi tentang alat Keselamatan Kesehatan Kerja.

3. Menyimak teks bacaan dengan judul ruang lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja. 4. Menirukan teks

Keselamatan Keshatan Kerja yang dibacakan. 5. Mencari dan

menemukenali alat yang digunakan di rung

ketrampilan.

6. Mengkomunikasikan dengan menunjukan hasil tulisan di buku di depan kelas.

7. Mengulas kembali tentang materi pembelajaran.

8. Membuat gambar alat Keselamatan Kesehatan Kerja.

9. Berinteraksi dengan orang tua tentang alat Keselamatan Kesehatan Kerja yang ada di rumah sebagai bentuk kegiatan

1.1. Menunjukan nama alat Keselamatan Kesehatan Kerja yang disebutkan.

1.2. Menyebutkan nama alat Keselamatan Kesehatan Kerja yang ditunjukan. 1.3. Menjawab pertanyaan alat Keselamtan Kesehatan Kerja. 1.4. Mengkomunikasikan alat Keselamatan Kesehatan Kerja dengan teman teman sekelas.

1.5. Menuliskan pertanyaan yang belum dipahami. 1.6. Menuliskan secara

singkat materi alat Keselamatan Kesehatan Kerja. 1.7. Mengkomunikasikan

materi pembelajaran kepada orangtua.

(34)

7

belajar di rumah dengan mengisi lembar kerja siswa. 4. Penerapan Alat Keselamatan Kesehatan Kerja 1. Menyimak penerapan alat Keselamatan Kesehatan Kerja. 2. Menirukan teks Penerapan Keselamatan

Kesehatan Kerja yang dibacakan. 3. Mencari informasi tentang alat Keselamatan Kesehatan Kerja. 4. Mengkomunikasikan

hasil karya dengan menempel di mading kepada teman sekolah. 5. Mengulas kembali tentang materi penerapan alat keselamatan Kesehatan kerja. 6. Berinteraksi dengan orang tua tentang penerapan alat Pelindung Diri . 1.1. Menyebutkan alat Keselamatan Kesehatan Kerja. 1.2. Menirukan bacaan

teks dengan suara keras.

1.3. Menyebutkan isi bacaan dalam buku teks.

1.4. Mengkomunikasikan alat Keselamatan Kesehatan Kerja dengan teman teman sekelas.

1.5. Menuliskan pertanyaan yang belum dipahami. 1.6. Menuliskan secara

singkat materi alat Keselamatan

Kesehatan Kerja. 1.7. Mengkomunikasikan

materi Alat pelindung diri kepada orangtua.

(35)

8

Pengertian kesehatan kerja dan lingkungan di tempat kerja. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah melakukan kegiatan menanya, mengucapkan, mencari tahu danmenyimak teks bacaan mendiskripsikan serta Mengkomunikasikan tentang tentang pengertian Keselamatan Kesehatan Kerjadan Lingkungan. 2. Setelah menyimak teks tentang pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja dan

Lingkungan, siswa mampu menyebutkan tentang pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja, dan mengkomunikasikan kepada teman , guru dan orangtua.

Materi Pembelajaran

Keselamatan kerja adalah segala upaya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan saat melakukan pekerjaan agar selamat dari hal-hal yang tidak diinginkan Keselamatan kerja adalah segala upaya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan saat melakukan pekerjaan agar selamat dari hal-hal yang tidak diinginkan.

kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat fisik, mental dan social yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan

Penerapan keselamatan kerja pada proses membatik cap wajib dilaksanakan oleh semua pelaku kegiatan membatik cap guna melindungi keamanan semua yang melaksanakan kegiatan membatik dan mencegah pencemaran di sekitar tempat kerja, tempat praktik di sekolah termasuk masyarakat dan lingkungan sekitar.

Simbol atau rambu yang dipergunakan di dalam dan di sekitar ruang kerja mempunyai fungsi penting yakni utuk mencegah dan meminimalkan kecelakaan kerja di area yang memiliki potensi bahaya, simbpl yang digunakan diantaranya adalah: matikan lampu saat tidak digunakan, ahaya pernapasan, hati-hati cairan panas, hati-hati terpeleset, buang sampah pada tempatnya, kotak P3K dan budaya kerja.

(36)

9 Langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam, menyapa dan mendata kehadiran siswa. 2. Guru mengajak siswa berdoa sebelum belajar.

3. Guru mengkondisikan siswa untukmemulai pembelajaran.

4. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

5. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai setelah pembelajaran. 6. Guru menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.

Kegiatan inti Ayo menyimak

Kegiatan Ayo Menyimak ini siswa diarahkan untuk menyimak teks dan mendengarkan tetang pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja, diharapkan siswa mampu memahami secara sederhana diskripsi tentang tentang pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja,

Langkah-langkah dalam kegiatan ini adalah:

1. Guru membacakan teks tentang pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan.

2. Siswa menirukan teks yang dibacakan oleh guru dengan suara keras. 3. Siswa membaca teks secara bergantian dengan dibantu guru.

4. Siswa bertanya jawab mengenai pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan dengan teman sekelas.

Ayo Menanya

Kegiatan Ayo Menanya ini siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan hal-hal yang belum diketahui dari hasil menyimak tentang pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan, melalui kegiatan ini diharapkan siswa mampu dan aktif mengajukan pertanyaan.

Langkah-langkah pembelajaran adalah:

1. Guru membantu siswa dalam mengulas kembali dalam menyimak teks bacaan.

2. Siswa menyusun dan mengajukan pertanyaan secara lisan dengan bimbingan guru.

(37)

10

3. Siswa menyampaikan pertanyaan dan mendiskusikan dengan teman sekelasnya.

4. Siswa dibantu guru dan teman mencari jawaban dalam teks. 5. Siswa menuliskan pertanyaan dengan bimbingan guru.

Ayo Berkarya

Kegiatan Ayo berkarya ini siswa dibagikan kertas berisi materi pengertian keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan.

Langkah-langkah pembelajaran adalah: 1. Siswa menerima kertas berisi materi.

2. Siswa menggunting materi sesuai pembagian yang diberikan guru. 3. siswa menempelkan materi yang digunting di buku pelajaran.

4. siswa dibimbing guru merapikan dan menghias hasil tempelan dalam buku pelajaran.

Ayo Mengkomunikasikan

Kegiatan Ayo Mengkomunikasikan siswa diarahkan untuk menyampaikan hasil karya kepada teman sekelas.

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah: 1. Siswa mau di depan kelas.

2. Siswa menunjukan hasil karya dalam buku pelajaran.

3. Siswa menyampaikan isi materi dari tulisan yang di temple dalam buku pelajaran kepada teman-temannya.

4. Siswa menanggapi apa yang disampikan teman terkait materi keselamatan kesehatan kerja dan lingungan.

Ayo Mengulas Kembali

Kegiatan Ayo Mengulas kembali ini guru menanyakan kembali kepada siswa tentang tentang pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja,, kegiatan ini diharapkan siswa benar-benar telah mampu memahami materi pelajaran yang diberikan.

Langkah-langkah pembelajaran adalah :

1. Guru menanyakan materi pelajaran yang telah diberikan. 2. Siswa menceriterkan isi materi pelajaran dengan singkat. 3. Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran bersama.

(38)

11 Kegiatan Penutup

Kegiatan Penutup ini guru dan memberikan kesempatan kepada siswa tentang tentang pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan dengan harapan siswa mampu memahami semua materi yang telah disampaikan dan tidak memiliki kesulitan. Melalui kegiatan ini diharapkan siswa mampu mediskripsikan tentang pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja.

Langkah-langkah pembelajaran adalah :

1. Siswa diminta untuk mengingat kembali teks bacaan yang disimak. 2. Siswa dibantu guru menceriterakan materi yang telah dipelajari.

3. Siswa dibantu guru menuliskan kesimpulan tentang pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan, guru menanyakan tentang materi yang telah dipelajari.

4. Guru menanyakan manfaat mempelajari materi dalam proses batik cap. 5. Guru menanyakan materi yang dianggap masih kesulitan.

6. Siswa diminta untuk mengulangi pelajaran yang telah dibeikan di rumah. 7. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.

Kerjasama dengan orangtua

Kegiatan ini siswa diminta untuk bekerjasama dengan orang tua untuk terkait materi tentang pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan, yang telah diterima dan dipelajari di sekolah. Diharapkan orangtua mampu membimbing dalam membuat rangkuman materi pelajaran. siswa diminta untuk berkerjasama dengan orangtua untuk meminta pendapat dan masukan tentang materi yang diberikan kepada siswa sebagai upaya menambah pendalaman materi.

Langkah-langkah pembelajaran:

1. Siswa menceriterakan materi yang diberikan di kelas kepada orang tua.

2. Orang tua memberikan pendapat sebagai upaya penambahan materi yang diberikan di sekolah.

3. Orangtua membimbing siswa untuk menuliskan tambahan informasi, pendapat dan pengalaman untuk disampaikan kepada guru.

Media/Alat bantu dan Sumber belajar

1. Buku, artikel, teks bacaan pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja. 2. Bahan dan alat batik (lilin malam, kain mori, wajan, pewarna, kompor,

gawangan)

(39)

12 Tujuan Pembelajaran

1. Setelah melakukan kegiatan menanya, menjawab mengulas kembali, berkomunikasi dan menyimak teks bacaan tentang Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja. siswa diharapkan mampu mengetahui, memahami, menganalisa, mendiskripsikan serta Mengomunikasikan tentang Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja.

2. Setelah menyimak teks Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja dan mengamati, peserta didik mampu menyebutkan Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja dan mengkomunikasikan kepada teman , guru dan orangtua.

Materi Pembelajaran

Ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja mencakup tiga aspek yaitu pekerja atau siswa, tata tertib kerja dan simbol yang dipergunakan di dalam dan di sekitar ruang kerja.

Tugas dan tanggung jawab pekerja atau siswa adalah Memberikan contoh cara membatik cap dengan penuh konsentrasi, fokus pada tugas pekerjaannya dan menjaga keamanan bahan dan alat yang dipergunakan.

Ruang lingkup tata tertib kerja untuk menjaga keselamatan kesehatan kerja dari awal melakukan proses membatik sampai proses akhir

Simbol atau rambu yang dipergunakan di dalam dan di sekitar ruang kerja mempunyai fungsi penting yakni utuk mencegah dan meminimalkan kecelakaan kerja di area yang memiliki potensi bahaya, pemasangan symbol atau rambu K3 merupakan salah satu bentuk implementasi menajemen K3/OHSAS 18001. symbol atau rambu maembuang sampah pada tempatnya, mematikan lampu, himbauan bearahati-hati pada lantai yang licin dan adanya air panas, bahaya zat kimia bagi pernafasan, tersedianya P3K dan budaya kerja.

Langkah-langkah pembelajaran Kegiatan pendahuluan

(40)

13

2. Guru memulai pembelajaran dengan diawali berdoa dipimpin oleh salah satu siswa.

3. Siswa diminta untuk mengangkat tangan pada waktu dipanggil guru.

4. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari tentang ruang lingkup keselamatan kesehatan kerja dan mengaitkan dengan pembelajaran sebelumnya.

5. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai setelah pembelajaran. 6. Guru menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.

Kegiatan inti Ayo Menyimak

Pada waktu kegiatan Ayo Menyimak ini siswa diminta untuk mendengarkan teks bacaan yang ada pada buku siswa tentang Ruang Lingkup Keselamatan Kerja dan menirukan teks yang dibacakan, diharapkan dengan siswa mampu memahami materi Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah :

1. Siswa diminta dan diarahkan untuk membuka buku teks bacaan Ruang Lingkup Keselamatan Kerja.

2. Siswa mengamati mendengarkan teks yang dibaca guru.

3. Siswa menirukan teks bacaan yang dibaca guru dengan suara keras. 4. Siswa menirukan teks bacaan yang dibaca teman.

5. Siswa mengidentifikasi alat yang digunakan dalam prosedur batik cap.

Ayo Menanya

Kegiatan Ayo Menanya ini siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan hal-hal yang belum diketahui dari hasil menyimak tentang Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja, Melalui kegiatan ini diharapkan siswa mampu dan aktif mengajukan pertanyaan.

Langkah-langkah pembelajaran adalah :

1. Guru membantu siswa dalam mengulas kembali dalam menyimak teks bacaan ruang lingkup kaeselamatan kerja.

2. Siswa menyusun dan mengajukan pertanyaan secara lisan dengan bimbingan guru.

3. Siswa menyampaikan pertanyaan dan mendiskusikan dengan teman sekelasnya.

(41)

14

4. Siswa bertanya guru, teman mencarii jawaban dalam teks. 5. Siswa menuliskan pertanyaan dengan bimbingan guru.

Ayo Mengulas Kembali

Kegiatan Ayo Mengulas kembali ini guru menanyakan kembali kepada siswa tentang materi tentang Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja yang dipelajari, kegiatan ini diharapkan siswa benar-benar telah mampu memahami materi pelajaran .

Langkah-langkah pembelajaran adalah :

1. Guru menanyakan materi tentang Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja yang telah diberikan.

2. Siswa dibimbing guru menuliskan inti materi ruang lingkup keselamatan kesehatan kerja pada lembar yang disediakan.

3. Siswa dibimbing guru membaca hasil tulisan.

Ayo Mengkomunikasikan

Kegiatan Ayo Mengkomunikasikan siswa diarahkan untuk menyampaikan hasil tulisan kepada teman sekelas.

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah: 1. Siswa diminta maju di depan kelas.

2. Siswa menunjukan hasil tulisan kepada teman.

3. Siswa dibimbing teman dan guru membaca tulisan sendiri.

Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup ini Guru menanyakan kembali dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk merangkum materi tentang Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja yang telah dipelajari, dengan harapan siswa mampu memahami semua materi yang telah disampaikan dan tidak memiliki kesulitan. Langkah-langkah permbelajaran adalah:

1. Siswa diminta untuk mengingat kembali teks bacaan tentang Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja yang disimak.

2. Siswa dibantu guru menceriterakan materi yang telah dpelajari.

3. Siswa dibantu guru menuliskan kesimpulan materi tentang Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja

(42)

15

5. Guru menanyakan manfaat mempelajari materi tentang Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja.

6. Guru menanyakan materi yang dianggap masih kesulitan.

7. Siswa diminta untuk mengulangi pelajaran yang telah dibeikan di rumah. 8. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.

Kerjasama dengan orangtua

Kegiatan ini siswa diminta untuk bekerjasama dengan orang tua untuk menyampaikan materi tentang Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja yang telah diterima dan dipelajari di sekolah. Diharapkan orangtua mampu membimbing membuat rangkuman materi pelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran adalah:

1. Siswa menceriterakan materi yang diberikan di kelas kepada orang tua.

2. Orang tua memberikan pendapat sebagai upaya penambahan materi yang diberikan di sekolah.

3. Orangtua membimbing siswa untuk menuliskan tambahan informasi, pendapat dan pengalaman untuk disampaikan kepada guru.

Media/Alat bantu dan Sumber belajar 1. Buku, teks bacaan tentang batik Cap. 2. Gambar tempat praktek membatik. 3. Contoh tata tertib di ruang kerja.

4. Alat kebersihan (sapu, kemoceng, sorok sampah)

5. Alat membatik (kompor, wajan, cating cap, canting tulis, ember)

Langkah-langkah pembelajaran Kegiatan Pendahuluan

1. Guru mengkondisikan siswa dengan menata tempat duduk.

2. Guru memulai pembelajaran dengan diawali berdoa dipimpin oleh salah satu siswa.

(43)

16

4. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan mengaitkan dengan pembelajaran sebelumnya.

5. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai setelah pembelajaran. 6. Guru menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan. Materi Pembelajaran

Alat Keselamatan Kesehatan Kerja.

Baju kerja dipakai pada waktu kalian masuk ruang batik sampai akan meninggalkan ruang batik. Baju kerja dikenakan di badan dengan menalikan dibagian belakang, berguna untuk melindungi pakaian kita dari cipratan lilin malam, pewarna atau cairan lain, sehingga baju sekolah atau baju seragam tetap bersih dan aman.

Masker dipakai pada waktu akan memulai pengerjaan pengecapan, pewarnaan dan melorod, masker ini dipakai untuk menutupi hidung, berguna untuk melindungi paru paru kita dari bau atau zat zat bahan pewarna yang menyebabkan gangguan pernafasan.

Kaos tangan kaos tangan dipakai pada waktu akan melakukan proses pewarnaan mencolet, menyisir ataupun mencelup baik yang sudah dicap kedalam warna.

Sepatu sepatu ini dipergunakan pada waktu akan melakukan proses mewarnai atau melorod agar kaki terlindung dari cipratan warna dan air untuk melorod yang panas dan bercampur lilin malam.

Kegiatan inti Ayo Mengamati

Kegiatan Ayo Mengamati ini siswa diminta untuk melihat gambar yang ada pada buku siswa tentang Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja, diharapkan dengan siswa melihat satu persatu gambar siwa mampu memahami tentang Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah:

1. Siswa diminta dan diarahkan untuk melihat gambar Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan seksama.

2. Siswa mengamati gambar secara bersamaan.

3. Siswa menunjukan gambar yang sudah dan belum diketahui. 4. Siswa diminta menujukan gambar yang sudah diketahui.

(44)

17

5. Siswa menyebutkan nama gambar yang sudah diketahui.

6. Siswa diharapkan mampu membedakan berbagai gambar yang ada. 7. Siswa dibimbing untuk dapat meidentifikasi gambar dengan benda nyata. 8. Siswa dibimbing menuliskan nama gambar yang sudah diketahui.

9. Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Ayo Mencari tahu

Kegiatan mencari tahu ini siswa diarahkan untuk manyampikan hasil mengamati gambar alat keselamatan dan kesehatan kerja.

Langkah-langkah pembelajaran adalah:

1. Siswa diminta mencermati gambar satu persatu

2. Siswa bertanya jawab dengan teman di kelasnya tentang gambar yang dicermati

3. Siswa mencari jawaban dari gambar.

4. Siswa mencari jawaban dengan menuliskan pada tabel yang telah disediakan.

Ayo menyimak

Pada kegiatan Ayo Menyimak siswa diarahkan untuk menyimak buku, mendengarkan dan menirukan tentang bacaan Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja. diharapkan siswa mampu memahami secara sederhana diskripsi tentang Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Langkah-langkah dalam kegiatan ini adalah :

1. Guru membacakan teks Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2. Siswa menirukan teks yang dibacakan oleh guru dengan suara keras. 3. Siswa membaca teks secara bergantian dengan dibantu guru.

4. Siswa bertanya jawab mengenai Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan teman sekelas.

Ayo Mencari Tahu

Kegiatan Ayo Mencari Tahu ini siswa diaarahkan untuk memahami alat keselamatan kesehatan kerja dan mencari informasi lain yang terkait dengan alat keselamatan kesehatan kerja.

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembelajaran menyimak dengan teknik menjawab pertanyaan menggunakan media teks bacaan digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam kegiatan

Pada awal pelajaran guru mengkondisikan siswa secara klasikal untuk mengamati teks bacaan malam minggu kemudian siswa mendengarkan cerita guru tentang kegiatan keluarga

• Teks bacaan dapat disesuaikan dengan kondisi dan situasi setempat, misalnya suasana latihan dan persiapan pentas seni di masing-masing daerah yang khas. • Menebalkan tulisan,

sederhana tentang sikap kasih sayang dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah.. 4.3 Mengungkapkan teks terima

Dengan membaca teks bacaan menyimak penjelasan guru dan berdiskusi, siswa dapat menjelaskan cara menghargai usaha ekonomi orang lainD. Teks mengenai menghargai kegiatan usaha

Guru meminta peserta didik memperlihatkan kolom “Ayo, Berlatih” dalam buku teks kepada orang tua dan orang tua memberikan komentar serta paraf. Dapat juga dilakukan dengan

Sebelum kegiatan ayo berdiskusi, guru memberikan prolog tentang sumber daya alam yang ada di pulau-pulau yang termasuk wilayah waktu Indonesia tengah. Tersedianya sumber daya

Peserta didik melakukan kegiatan tanya jawab dengan guru berdasarkan isi teks bacaan.. Peserta didik menyimak video cara merawat tanaman