• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELAS VIII. Tema 7. Bumi Bagian Alam Semesta. Buku Guru SMPLB Tunarungu. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KELAS VIII. Tema 7. Bumi Bagian Alam Semesta. Buku Guru SMPLB Tunarungu. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia

Tahun 2019

Bumi Bagian Alam Semesta

Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013

Bumi Bagian Alam Semesta

Buku Guru

SMPLB Tunarungu

KELAS KELAS

VIII

Tema 7

(2)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Tahun 2019

BUMI BAGIAN ALAM SEMESTA

Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013

Tema 7

Buku Guru SMPLB Tunarungu Kelas VIII

Oleh

ANITA DAMAYANTY, S.Pd, M.Pd

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KHUSUS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

2019

(3)

Hak Cipta 2019 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat PKLK Dikdasmen

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN

Disklaimer: Buku ini merupakan buku guru berkebutuhan khusus yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku guruini di ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam penerapan Kurikulum 2013 untuk satuan pendidikan khusus. Buku ini merupakan dokumen yang fleksibel yang senantiasa diperbaiki dan diperbaharui sesuai dengan kondisi, kemampuan dan kebutuhan peserta didik serta disesuaikan dengan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tema 7 Bumi Bagian Alam Semesta ~Tunarungu : Buku Guru/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

–Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019.

184-hal Tema 7

Seri Pembelajaran Tematik Terpadu untuk SMPLB Kelas VIII

ISBN...

I. Bumi Bagian Alam Semesta. Judul 1 Seri II. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Penulis : Anita Damayanty, S.Pd., M.Pd.

Penelaah materi : Dr. Elly Sri Melinda, M.MPd.

Ilustrator : Sofian Giantara Pramadita, S. Ds

Diterbitkan Oleh : Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus Pendidikan Direktorat Jenderal pendidikan Dasar dan Menengah

Cetakan Ke-1, 2019

Disusun dengan huruf Baar Metanoia, 12 pt

(4)

KATA SAMBUTAN

Kurikulum 2013 pendidikan khusus telah disusun melalui berbagai proses dan tahapan dalam waktu yang relatif panjang. Pengembangan kurikulum pendidikan khusus sejak tahun 2014, dalam perjalanannya mengalami penyesuaian dan perubahan. Harmonisasi kurikulum pendidikan khusus yang dilakukan antara Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus (d/h Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, perguruan tinggi, sekolah luar biasa, praktisi pendidikan, serta pihak lain yang relevan, telah menghasilkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10/D/

KR/2017 tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi Inti-Kompetensi Dasar, dan Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus.

Salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran adalah tersedianya buku teks pelajaran yang sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar serta karakteristik peserta didik berkebutuhan khusus.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus (d/h Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus) dengan persetujuan dan dukungan dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan, memiliki program untuk menyusun buku teks pelajaran pendidikan khusus. Penyusunan buku teks pelajaran pendidikan khusus dilakukan secara bertahap sesuai dengan pentahapan pelaksanaan Kurikulum 2013. Buku teks pelajaran pendidikan khusus disusun untuk kelas I s.d. VI jenjang SDLB, kelas VII s.d. IX SMPLB, dan kelas X, XI dan XII SMALB, ditambah beberapa buku mata pelajaran yang tidak tergabung dalam tematik.

Buku yang disusun menggunakan pendekatan tematik dan berbasis aktivitas. Tema-tema yang ada direncanakan sedemikian rupa adalah tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, supaya lebih mendekatkan peserta didik dengan pembelajaran yang nyata dan pada akhirnya materi pembelajaran diharapkan menjadi relatif lebih mudah dipahami oleh peserta didik itu sendiri.

Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara holistik/menyeluruh di mana proses pembelajaran yang menyeluruh tersebut diharapkan dapat melahirkan pribadi peserta didik yang utuh dan berkualitas. Buku ini merupakan buku teks utama dalam pembelajaran dan sebagai salah satu sumber belajar kiranya buku ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pendidik dan peserta didik serta

(5)

dapat dipadukan dengan sumber belajar lain yang relevan untuk mendukung pengembangan pribadi peserta didik secara utuh.

Salah satu karakteristik Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus adalah bahwa pendidikan keterampilan memiliki porsi yang cukup besar dalam stuktur kurikulum. Porsi pendidikan keterampilan pada jenjang SDLB sebesar 40%, SMPLB sebesar 50% dan pada jenjang SMALB sebesar 70%. Hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka Peningkatan Kuailitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia. Dalam rangka revitalisasi pendidikan keterampilan pada pendidikan khusus, dikembangkan 20 jenis keterampilan pilihan SMPLB dan SMALB, serta juga dilakukan penyusunan buku keterampilan.

Buku teks pelajaran dan buku keterampilan pendidikan khusus disusun dengan mempertimbangkan kondisi yang dimiliki peserta didik, sehingga aktivitas pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kekhasan yang dimiliki masing-masing peserta didik. Diharapkan buku keterampilan ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh guru dan peserta didik serta dapat dipadukan dengan sumber belajar yang lain untuk mendukung pengembangan pendidikan keterampilan yang relevan. Di samping itu, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh kepala sekolah, pengawas, orangtua, dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan mutu layanan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus.

Kami menyampaikan terimakasih kepada para penyusun dan penelaah buku serta seluruh pihak yang terlibat untuk setiap kerja keras, curahan ide dan pemikiran yang pasti dilakukan dengan sepenuh hati, sehingga tercipta buku teks pelajaran pendidikan khusus yang akan bermanfaat bagi pengembangan potensi peserta didik berkebutuhan khusus.

Jakarta, 7 Oktober 2019 Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus

Dr. Sanusi, M.Pd NIP. 196204031982031003

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas karunia yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan buku guru Tematik Terpadu Kurikulum Pendidikan Khusus 2013, kelas VIII Tunarungu dengan Tema: “Bumi Bagian Alam Semesta”.

Buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu petunjuk bagi guru dalam proses belajar mengajar berbasis aktivitas yang antara lain melalui pendekatan saintifik. Penulisan buku ini mengacu pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan untuk Pendidikan Khusus sesuai Peraturan Dirjendikdasmen NOMOR: 10/D/KR/2017 tahun 2017 Tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi Inti-Kompetensi Dasar, Dan Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus. Buku ini dibagi dalam 4 subtema, setiap subtema terdiri dari 3 pembelajaran. Pada pembelajaran ke 3 ditambahkan penilaian diri “Lembar Penilaian”, latihan evaluasi dari materi pembelajaran 1 sampai dengan 3. Dan pada subtema 4 akhir pembelajaran 3 diberikan Projek.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Pendidikan Khusus dan Layananan Khusus (PKLK) yang telah memfasilitasi penulis dalam menyusun buku ini. Pusat Kurikulum dan Perbukuan (PUSKURBUK) yang telah memberikan bimbingan dan arahan, serta Para Akademisi PLB yang telah memberikan telaah dan kajian mendalam tentang kelayakan buku ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman guru atas masukkan dan saran yang telah memberikan inspirasi sehingga buku ini dapat terwujud.

Penulis menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan, baik substansi maupun teknis penulisannya. Untuk itu, diharapkan kritik dan saran dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan buku ini.

Semoga buku ini bermanfaat bagi para guru dan semua pemakai seluruh di tanah air. Aamiin.

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Kata Sambutan ... iii

Kata Pengantar ... v

Daftar isi ... vi

Tentang Buku Guru ... 1

Bagaimana Menggunakan Buku Guru ... 3

Kegiatan Bersama Orangtua ... 5

Teknik dan Instrumen Penilaian ... 6

Tentang Anak Tunarungu ... 18

Peta Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator ... 25

Subtema 1 Tata surya ... 31

Subtema 2 Unsur bumi ... 68

Subtema 3 Permukaan bumi ... 101

Subtema 4 Perbedaan waktu di bumi ... 137

Daftar Pustaka ... 170

Glosarium ... 171

Profil Penulis ... 174

Profil Penelaah ... 175

Profil Ilustrator ... 176

(8)

Tentang Buku Guru

Pembelajaran Tematik terpadu Kelas VIII

Buku guru disusun untuk memudahkan para guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik terpadu. Buku ini mencakup hal-hal sebagai berikut.

1. Jaringan tema yang memberikan gambaran kepada guru tentang suatu tema yang melingkupi empat subtema dengan kompetensi dasar (KD) dan indikator dari berbagai mata pelajaran.

2. Ruang lingkup pembelajaran yang memberikan gambaran tentang kegiatan dan kemampuan yang dikembangkan dalam satu subtema.

3. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada setiap kegiatan pembelajaran.

4. Media dan alat pembelajaran yang akan digunakan pada setiap kegiatan pembelajaran.

5. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tematik terpadu terdiri Kegiatan Pendahuluan, Kegiatan Inti, dan Kegiatan Penutup yang disusun untuk menggambarkan kegiatan pembelajaran yang menyatu dan mengalir.

6. Pengalaman belajar yang bermakna untuk membangun sikap dan perilaku positif, penguasan konsep, keterampilan berpikir saintifik, berpikir tingkat tinggi, kemampuan menyelesaikan masalah, inkuiri, kreativitas dan pribadi reflektif.

7. Berbagai teknik penilaian siswa.

8. Informasi yang menjadi acuan kegiatan remedial dan pengayaan.

9. Petunjuk penggunaan Buku Guru.

Kegiatan pembelajaran di buku ini dirancang untuk mengembangkan kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) siswa melalui aktivitas yang bervariasi. Aktivitas tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut.

1. Membuka pelajaran dengan cara menarik perhatian siswa, seperti mengamati gambar, membaca cerita, bertanya jawab, melakukan permainan, dan pemecahan masalah.

2. Menginformasikan tujuan pembelajaran sehingga siswa dapat mengorganisasi informasi yang disampaikan (apa yang dilihat, disimak, dirasakan, dan dikerjakan).

3. Menggali pengetahuan siswa yang diperoleh sebelumnya agar siswa bisa mengaitkan pengetahuan terdahulu dengan yang akan dipelajari.

(9)

4. Memberi tugas yang bertahap guna membantu siswa memahami konsep.

5. Memberi tugas yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

6. Memberi kesempatan yang melatih keterampilan atau konsep yang telah dipelajari.

7. Memberi umpan balik yang akan menguatkan pemahaman siswa.

(10)

Bagaimana Menggunakan Buku Guru?

Buku Guru memiliki dua fungsi, yaitu sebagai petunjuk penggunaan Buku Siswa dan sebagai acuan kegiatan pembelajaran di kelas. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan memperhatikan petunjuk sebagai berikut.

1. Bacalah halaman demi halaman dengan teliti.

2. Pahamilah setiap kompetensi dasar dan indikator yang dikaitkan dengan tema.

3. Upayakan untuk mencakup kompetensi pada sikap spiritual dan sikap sosial dalam semua kegiatan pembelajaran. Guru diharapkan melakukan penguatan untuk mendukung pembentukan sikap, pengetahuan, dan perilaku positif.

4. Dukunglah ketercapaian kompetensi pada sikap spiritual dan sosial dengan kegiatan pembiasaan, keteladanan, dan budaya sekolah.

5. Cocokkanlah setiap langkah kegiatan yang berhubungan dengan Buku Siswa sesuai dengan halaman yang dimaksud.

6. Mulailah setiap kegiatan pembelajaran dengan memberikan pengantar sesuai tema pembelajaran. Lebih baik lagi jika dilengkapi dengan kegiatan pembuka yang menyenangkan dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Misalnya, bercerita, mengajukan pertanyaan yang menantang, mengamati gambar, dan sebagainya. Pemberian pengantar pada setiap perpindahan subtema dan tema menjadi faktor yang sangat penting untuk memaksimalkan manfaat dan keberhasilan pendekatan tematik terpadu yang diuraikan dalam buku ini.

7. Kembangkan ide-ide kreatif dalam memilih metode pembelajaran. Termasuk di dalamnya menemukan kegiatan alternatif apabila kondisi yang terjadi kurang sesuai dengan perencanaan (misal siswa tidak bisa mengamati tanaman di luar kelas pada saat hujan, juga menyesuaikan dengan kondisi daerah setempat).

8. Pilihlah beragam metode pembelajaran yang akan dikembangkan (misalnya bermain peran, mengamati, bertanya, bercerita, berdiskusi, menggambar, dan sebagainya). Penggunaan beragam metode tersebut, selain melibatkan siswa secara langsung, diharapkan juga dapat melibatkan warga sekolah dan lingkungan sekolah.

9. Kembangkanlah keterampilan berikut.

(11)

a. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).

b. Keterampilan bertanya yang berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi.

c. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.

d. Keterampilan mengelola kelas dan pajangan kelas.

10. Gunakanlah media atau sumber belajar alternatif yang tersedia di lingkungan sekolah.

11. Pada setiap semester terdapat 4 tema. Tiap tema terdiri atas 4 subtema.

Setiap subtema diurai ke dalam 3 pembelajaran.

12. Perkiraan alokasi waktu dapat merujuk pada struktur kurikulum. Meskipun demikian, alokasi waktu menurut mata pelajaran hanyalah sebagai petunjuk umum. Guru diharapkan menentukan sendiri alokasi waktu berdasarkan situasi dan kondisi di sekolah dan pendekatan tematik terpadu.

13. Hasil unjuk kerja siswa yang berupa karya dan bukti penilaian dapat berfungsi sebagai portofolio siswa.

14. Buatlah catatan refleksi setelah satu subtema selesai, sebagai bahan untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya. Misalnya faktor-faktor yang menyebabkan pembelajaran berlangsung dengan baik, kendala-kendala yang dihadapi, dan ide-ide kreatif untuk pengembangan lebih lanjut.

15. Libatkan semua siswa tanpa kecuali dan yakini setiap siswa mampu dengan keunikan masing-masing. Dengan demikian, pemahaman tentang kemampuan majemuk, gaya belajar siswa, serta beragam faktor penyebab efektivitas dan kesulitan belajar siswa, sangat dibutuhkan.

16. Demi pencapaian tujuan pembelajaran, diperlukan komitmen guru untuk mendidik sepenuh hati (antusias, kreatif, penuh cinta, dan kesabaran)

(12)

Kegiatan Bersama Orangtua

Secara khusus, di setiap akhir pembelajaran pada Buku Siswa, terdapat kolom untuk orangtua dengan subjudul “Kegiatan Bersama Orang Tua”. Kolom ini berisi informasi tentang aktivitas belajar yang dapat dilakukan siswa bersama orangtua di rumah. Orangtua diharapkan berdiskusi dan terlibat dalam aktivitas belajar siswa. Guru perlu membangun komunikasi dengan orangtua sehubungan dengan kegiatan pembelajaran yang akan melibatkan orangtua dan siswa di rumah.

Beberapa singkatan nama mata pelajaran dan kepanjangannya 1. B I : Bahasa Indonesia

2. PPKn : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3. I P A : Ilmu Pengetahuan Alam

4. I P S : Ilmu Pengetahuan Sosial 5. SBdP : Seni Budaya dan Prakarya

(13)

Teknik dan Instrumen Penilaian

Penilaian dilakukan secara autentik untuk melihat kemajuan belajar siswa yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Teknik dan Instrumen Penilaian 1. Penilaian Sikap

Penilaian sikap dimaksud sebagai penilaian terhadap perilaku siswa dalam proses pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan sosial.

a. Sikap Spiritual

Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan diamati adalah menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

a. Sikap Sosial

Kompetensi sikap sosial (KI-2) yang akan diamati mencakup perilaku : jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, tetangga dan negara.

Penilaian sikap terdiri atas penilaian utama dan penilaian penunjang.

Penilaian utama diperoleh dari hasil observasi harian yang ditulis di dalam jurnal harian. Penilaian penunjang diperoleh dari penilaian diri dan penilaian antar teman, hasilnya dapat dijadikan sebagai alat konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.

Teknik penilaian sikap a. Sikap Sosial

Sikap dan perilaku keseharian siswa diamati dan direkam melalui observasi. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran dan di luar pembelajaran. Penilaian sikap di Sekolah Dasar Luar Biasa dilakukan oleh guru kelas, guru muatan pelajaran Agama dan PJOK. Aspek sikap dan perilaku yang diobservasi dapat disesuaikan dengan kegiatan pada saat itu.

Prosedur pelaksanaan penilaian sikap:

1. Mengamati perilaku siswa pada saat pembelajaran dan di luar pembelajaran.

2. Mencatat sikap dan perilaku siswa, yang sangat baik, baik, cukup, dan perlu bimbingan dengan menggunakan lembar observasi

(14)

Contoh lembar observasi sikap spiritual

Nama : Bima

Kelas/ semester : VIII/ 1

Pelaksanaan pengamatan : Di Luar/ di dalam pembelajaran No Aspek yang diamati Tanggal Catatan Guru

1. Ketaatan beribadah 01/08/19 Mengajak teman salat berjamaah

23/08/19 Mengikuti perayaan hari besar agama

2. Perilaku syukur 06/08/19 Menerima penugasan dengan gembira

23/08/19 Mengucapkan syukur atas keberhasilan

No Aspek yang diamati Tanggal Catatan Guru

1. Jujur 03/08/19 Mengerjakan ulangan sendiri 9/08/19 Mengikuti perayaan hari besar

agama

2. Santu 29/08/19 Berbicara halus dan santun Mengucapkan syukur atas keberhasilan

No Aspek yang diamati Tanggal Catatan Guru 1. Berdoa sebelum dan

sesudah melakukan kegiatan

01/08/19 Berdoa sebelum belajar

2. Toleransi dalam beribadah

23/08/19 Mengingatkan teman untuk berdoa sebelum makan 23/08/19 Menghormati teman yang

merayakan hari besar agamanya

Nama : Ali

Kelas/ semester : VIII/ 1

Pelaksanaan pengamatan : Di Luar/ di dalam pembelajaran

Contoh lembar observasi sikap sosial

Nama : Bima

Kelas/ semester : VIII/ 1

Pelaksanaan pengamatan : Di Luar/ di dalam pembelajaran

(15)

Contoh lembar observasi sikap sosial

Nama : Ali

Kelas/ semester : VIII/1

Pelaksanaan pengamatan : Di Luar/di dalam pembelajaran

Nama : Nina

Kelas/ semester : VIII/ 1

Pelaksanaan pengamatan : Di Luar/ di dalam pembelajaran No Aspek yang diamati Tanggal Catatan Guru

1. Disiplin 03/08/19 Melaksanakan piket kebersihan kelas

9/08/19 Datang ke sekolah terlambat 2. Tanggung jawab 04/09/19 Mengakui kesalahan

No Aspek yang diamati Tanggal Catatan Guru

1. Peduli 07/08/19 Menjenguk teman yang sakit 13/08/19 Perhatian terhadap kebersihan

kelas

2. Percaya diri 04/09/19 Berani mengemukakan pendapat

Hasil observasi dirangkum dalam jurnal perkembangan sikap Contoh Cara Pengisian Jurnal Sikap Spiritual (KI- 1)

Nama Sekolah :………

Kelas/ semester : ………..

Tahun pelajaran :………..

No Tanggal Nama Siswa

Catatan perilaku Butir sikap Tindak Lanjut 1. 01/08/19 Bima Mengajak teman

salat berjamaah

Ketaatan Beribadah 2. 01/08/19 Ali Berdoa sebelum

belajar

Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan 3. 06/08/19 Bima Menerima

penugasan dengan gembira

Perilaku syukur

4. 23/08/19 Bima Mengikuti perayaan hari besar agama

Ketaatan Beribadah

(16)

Contoh Cara Pengisian Jurnal Sikap Sosial (KI- 2) Nama Sekolah :………

Kelas/ semester : ………..

Tahun pelajaran :………..

No Tanggal Nama Siswa

Catatan perilaku Butir sikap Tindak Lanjut 1. 03/08/19 Ali Melaksanakan

piket kebersihan kelas

Disiplin

2. 07/08/19 Bima Menjenguk teman yang sakit

Peduli 3. 13/08/19 Bima Perhatian terhadap

kebersihan kelas

Peduli 4. 9/08/19 Ali Datang ke sekolah

terlambat

Disiplin 5. 04/09/19 Ali Mengakui

kesalahan

Tanggung jawab 6. 04/09/18 Bima Berani

mengemukakan pendapat

Percaya diri 5. 23/08/19 Bima Mengucapkan

syukur atas keberhasilan

Perilaku syukur

6. 23/08/19 Ali Mengingatkan teman untuk berdoa sebelum makan

Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan 7. 23/08/19 Ali Menghormati

teman yang merayakan hari besar agamanya

Toleransi dalam beribadah

3. Menindaklanjuti hasil pengamatan

Hasil penilaian sikap direkap setiap selesai satu tema oleh guru. Sebagai tindak lanjut, siswa yang mengalami peningkatan sikap dan perilaku, diberi penghargaan (verbal dan non-verbal), sedangkan siswa yang mengalami penurunan sikap dan perilaku diberi program pembinaan dan atau motivasi.

Guru kelas dan guru mata pelajaran membahas data penilaian sikap sekurang-kurangnya dua kali dalam satu semester Hasil

(17)

pembahasan akan menjadi panduan penyusunan deskripsi penilaian sikap sikap siswa.

b. Penilaian Diri

Penilaian diri digunakan untuk memberi penguatan (reinforcement) terhadap kemajuan belajar siswa. Penilaian diri memberi peluang kepada siswa untuk memonitor, memberi penilaian, dan mengevaluasi perkembangan belajarnya sendiri. Dengan demikian siswa diharapkan dapat menjadi pembelajar sejati yang mandiri.

2. Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan

Penilaian keterampilan dapat dilakukan secara terpisah dan terpadu. Pada dasarnya pada saat penilaian keterampilan dilakukan, secara bersamaan penilaian pengetahuan dapat dilakukan.

a. Teknik dan Instrumen Penilaian Pengetahuan.

1) Tes tertulis

Tes tertulis dilaksanakan berdasarkan indikator setiap KD. Bentuk soal tertulis seperti:

- Memilih jawaban (benar/salah, menjodohkan, dan bentuk lainnya).

- Mensuplai jawaban(mengisi/melengkapi, menjawab dengan singkat, menguraikan).

Contoh penilaian tertulis:

1. Apa isi teks buku harian Bima?

2. Apa saja yang ditulis dalam buku harian Bima?

3. Sebutkan keragaman yang ada dalam keluarga Bima!

4. Bagaimana cara menjaga keragaman agama?

5. Sebutkan langkah membuat boneka ikan dari kain flanel!

Contoh penilaian tertulis:

Skor penilaian : 0 – 100

Penilaian : Skor yang diperoleh x 100 Skor Maksimal

Jika setiap jawaban benar akan mendapat nilai 2, maka skor maksimal adalah 5 x 2 = 10.

Jika siswa hanya menjawab dengan benar 3 soal, maka nilainya sebagai berikut.

(18)

3 x 2 x 100 = 60 10

2) Tes Lisan

Tes lisan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan, perintah, dan kuis yangdiberikan dan dijawab secara lisan. Tes lisan bertujuan menumbuhkan sikap berani berpendapat, percaya diri, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif. Tes lisan dilaksanakan pada saat proses belajar berlangsung.

3) Penugasan

Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa untuk mengukur dan/atau memfasilitasi siswa meningkatkan pengetahuan.

Penugasan dapat dilakukan sebelum atau selama proses pembelajaran (assessment for learning) maupun setelah proses pembelajaran (assessment of learning).

Penugasan dapat direkam melalui observasi dengan daftar periksa.

Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan siswa

Contoh daftar periksa

No Nama Siswa Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3

T BT T BT T BT

1.

2.

dst.

T : terlihat, BT : belum terlihat

b. Teknik dan Instrumen Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik kompetensi dasar aspek keterampilan untuk menentukan teknik penilaian yang sesuai. Tidak semua kompetensi dasar dapat diukur dengan penilaian kinerja, penilaian proyek, atau portofolio. Penentuan teknik penilaian didasarkan pada karakteristik kompetensi keterampilan yang hendak diukur. Penilaian keterampilan dimaksudkan untuk mengetahui

(19)

penguasaan pengetahuan siswa dapat digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya. Penilaian keterampilan menggunaan angak dengan rentang skor 0–100 dan deskripsi. Teknik penilaian yang digunakan sebagai berikut.

1) Penilaian kinerja

Mengukur capaian pembelajaran berupa keterampilan proses dan/atau hasil (produk). Di dalam penilaian kinerja, siswa diminta melaksanakan tugas dengan mengaplikasikan atau mendemonstrasikan pengetahuan yang telah dimilikinya. Penilaian kinerja yang berfokus pada hasil disebut penilaian produk. Penilaian kinerja yang berfokus pada proses disebut penilaian proses. Penilaian praktik misalnya menari, melakukan gerakan tertentu, bermain peran dan sebagainya. Penilaian produk misalnya gambar, poster, kerajinan, puisi dan sebagainya.

Penilaian kinerja dan praktik dapat dilakukan melalui observasi menggunakan rubrik dengan skala penilaian tertentu.

a. Rubrik kegiatan membuat gambar fauna

No Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

1. Kesesuaian bentuk benda

Sesuai dengan benda aslinya

Hampir sesuai dengan benda aslinya

sedikit yang sesuai dengan benda aslinya

Tidak sesuai dengan benda aslinya

2. Warna Sesuai

dengan benda aslinya

Hampir sesuai dengan benda aslinya

sedikit yang sesuai dengan benda aslinya

Tidak sesuai dengan benda aslinya 3. Kerapihan Lengkap

dalam keadaan baik dan rapi

Lengkap dalam

keadaan baik tetapi tidak rapi

Lengkap tetapi ada yang rusak namun rapi

Tidak lengkap dan tidak rapi

(20)

No Kriteria Kriteria penilaian/skor

Baik Sekali Baik Cukup Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

1. Persiapan bahan / alat

Peralatan terpenuhi seluruhnya (lengkap)

Peralatan terpenuhi sebagian, ada 1-2 alat yang

tidak tersedia (kurang lengkap)

Peralatan tidak terpenuh, terdapat 3 atau lebih alat yang tidak tersedia.

(tidak lengkap)

Tidak membawa peralatan

2. Pelaksanaan Langkah- langkah kerja sesuai dengan urutan.

Terdapat 1-2 langkah kerja yang tidak sesuai dengan urutan.

Terdapat 3 atau lebih langkah kerja yang tidak sesuai dengan urutan.

Langkah kerja tidak sesuai urutan (acak)

3. Hasil Maksimal, sesuai konsep.

Kurang maksimal, sesuai dengan konsep.

Kurang maksimal, tidak sesuai dengan konsep.

Tidak maksimal, tidak sesuai dengan konsep.

Instrumen penilaian kegiatan menggambar

No Nama Siswa Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1.

2.

3.

dst.

Nilai Akhir : Skor Perolehan X 100 Skor Maksimal

b. Rubrik membuat karya 3 dimensi boneka ikan dari kain flanel

(21)

Instrumen penilaian kegiatan membuat boneka ikan dari kain flanel

Instrumen penilaian ketrampilan membaca

No Nama Siswa Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1.

2.

3.

dst.

No Nama Siswa Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1.

2.

3.

dst.

Nilai Akhir : Skor Perolehan X 100 Skor Maksimal

No Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

1. Jelas Ucapan

setiap kata jelas

Ucapan setiap jelas tidk semua jelas

Ucapan setiap kata kurang jelas

Ucapan setiap kata tidak jelas 2. Kelancaran Lancar

membaca setiap kata dalam kalimat

Lancar membaca tidak s etiap kata dalam kalimat

Kurang lancar membaca setiap kata dalam kalimat

Tidak lancar membaca setiap kata dalam kalimat 3. Intonasi Intonasi

sesuai kata dan kalimat benar

Intonasi sebagian besar sesuai dengan kata dan kalimat

Intonasi kurang sesuai

dengan kata dan kalimat

Tidak ada Intonasi yang sesuai kata dan kalimat c. Rubrik ketrampilan membaca

(22)

Instrumen penilaian ketrampilan membuat kalimat

No Nama Siswa Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1.

2.

3.

dst.

Nilai Akhir : Skor Perolehan X 100 Skor Maksimal

Nilai Akhir : Skor Perolehan X 100 Skor Maksimal

No Kriteria Kriteria penilaian/skor

Baik Sekali Baik Cukup Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

1. Pemilihan kata

Pemilihan kata mudah dipahami.

Pemilihan kata kurang dapat

dipahami.

Pemilihan kata belum dapat dipahami.

Pemilihan kata tidak jelas

2. Keefektifan Kalimat

Mengandung unsur

kalimat yang lengkap dan susunan yang tepat

Mengandung unsur

kalimat yang lengkap dan

susunannya kurang tepat

Mengandung unsur kalimat yang kurang lengkap dan susunannya kurang tepat

Mengandung unsur

kalimat yang kurang lengkap dan tidak jelas susunannya 3. Kesesuaian

dengan topik pembahas an

isi sesuai dengan topik pembahasan dan

dilakukan tanpa bimbingan guru

Isi sesuai dengan topik pembahasan dan

dilakukan dengan bimbingan guru

Isi kurang sesuai

dengan topik pembahasan dan dilakukan dengan

bimbingan guru

Isi kurang sesuai

dengan topik pembahasan walapun dilakukan dengan bimbingan guru

d. Rubrik Membuat Kalimat

(23)

2) Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.

Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, penyajian data dan pelaporan. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan pengumpulan data, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan inovasi dan kreativitas serta kemampuan menginformasikan siswa pada muatan tertentu secara jelas.

Rubrik penilaian keterampilan Proyek

(pembuatan peta timbul berdasarkan pembagian waktu di Indonesia)

No Kriteria Kriteria penilaian/skor

Baik Sekali Baik Cukup Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

1. Ketepatan pembagian wilayah sesuai dengan peta pembagian waktu yang ada di buku siswa

tepat sesuai dengan pembagian wilayah waktu di Indonesia dan dilakukan tanpa bimbingan guru

tepat sesuai dengan pembagian wilayah waktu di Indonesia dan dilakukan dengan bimbingan guru

kurang sesuai dengan pembagian wilayah waktu di Indonesia dan dilakukan dengan

bimbingan guru

kurang sesuai dengan pembagian wilayah waktu di Indonesia meskipun dilakukan dengan bimbingan guru

2. Kesesuaian warna dengan petunjuk yang ada di buku siswa

100% warna sesuai dengan petunjuk di buku siswa

80% ≥

warna sesuai dengan petunjuk di buku siswa

70% ≥ warna sesuai dengan petunjuk di buku siswa

45% ≥ warna sesuai dengan petunjuk di buku siswa

3. Proses

pemanfaatan waktu dalam tugas

tugas peta timbul

tuntas sesuai waktu yang ditentukan tanpa bimbingan guru

tugas peta timbul

tuntas sesuai waktu yang ditentukan dengan bimbingan guru

tugas peta timbul tuntas 75% sesuai waktu yang ditentukan dengan bimbingan guru

tugas peta timbul tuntas 50% sesuai waktu yang ditentukan meskipun

(24)

Kerapian dan kebersihan hasil

Pembuatan peta timbul

Peta timbul terlihat rapi dan

bersih tanpa bimbingan guru

Peta timbul terlihat rapi dan

bersih dengan sedikit bimbingan guru

Peta timbul terlihat rapi dan

bersih dengan bimbingan penuh dari guru

Peta timbul tidak terlihat rapi dan Bersih meskipun dengan bimbingan penuh dari guru

Instrumen penilaian proyek (peta timbul berdasarkan pembagian wilayah waktu)

Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Penilaian

Hasil analisis penilaian pengetahuan dan keterampilan menjadi dasar penentuan tindak lanjut program yang dibutuhkan siswa. Bagi siswa yang nilaianya belum mencapai KKM akan mendapat remedial. Siswa yang telah mencapai KKM atau lebih akan mendapatkan pengayaan.

No Nama Siswa Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1.

2.

3.

dst.

Nilai Akhir : Skor Perolehan X 100 = Nilai Akhir Skor Maksimal

(25)

Tentang Anak Tunarungu

A. Pengertian Anak Tunarungu

Anak tunarungu merupakan anak yang memiliki gangguan pada pendengaran, sehingga tidak dapat mendengar bunyi dengan sempurna atau bahkan tidak mendengar sama sekali. Istilah tunarungu diambil dari kata tuna yang berarti kurang dan rungu yang berarti pendengaran.

Apabila ditinjau dari segi fisik, anak tunarungu tidak berbeda dengan anak pada umumnya. Pada saat berkomunikasi barulah diketahui bahwa anak tersebut tunarungu. Gangguan mendengar yang dialami anak tunarungu menyebabkan terhambatnya perkembangan bahasa anak, karena perkembangan tersebut sangat penting untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berkomunikasi dengan orang lain membutuhkan bahasa dengan artikulasi atau ucapan yang jelas sehingga pesan yang akan disampaikan dapat tersampaikan dengan baik dan memiliki satu makna, sehingga tidak ada salah tafsir makna yang dikomunikasikan.

B. Karakteristik Anak Tunarungu

Karakteristik anak tunarungu dari segi fisik tidak memiliki karekteristik yang khas, karena secara fisik anak tunarungu tidak mengalami gangguan yang terlihat. Karakteristik anak tunarungu dapat dilihat dari segi intelegensi, bahasa dan bicara, emosi, dan sosial.

1. Intelegensi Anak Tunarungu

Intelegensi anak tunarungu tidak berbeda dengan anak pada umumnya.

Terdapat anak tunarungu yang memiliki inteligensi tinggi, rata-rata dan rendah. Prestasi anak tunarungu sering kali lebih rendah daripada prestasi anak sebaya yang memiliki potensi kecerdasan yang setara. Hal tersebut dapat dipengaruhi kemampuan anak tunarungu untuk memahami pelajaran yang disampaikan secara verbal. Dengan demikian anak tunarungu tidak dapat memaksimalkan potensi kecerdasan yang dimilikinya, akibatnya prestasi akademik mereka di bawah rata-rata anak sebayanya (Kirk, Gallagher, Coleman, 2015).

2. Bahasa dan Bicara Anak Tunarungu

Mendengar merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan bicara dan bahasa seseorang. Bicara pada anak terlatih ketika anak tersebut dapat mendengarkan dan mengimitasi (menirukan) ucapan yang didengarnya. Dengan demikian anak tunarungu yang memiliki keterbatasan dalam mendengarkan bunyi bahasa akan terhambat perkembangan bicara dan bahasanya, jika tidak mendapatkan intervensi yang diperlukan.

(26)

Perkembangan berbahasa tunarungu memerlukan dukungan dari lingkungan berbahasa yang intensif. Dukungan lingkungan keluarga dan masyarakat dalam memberikan kesempatan anak tunarungu berlatih berkomunikasi dengan baik sangat diperlukan. Upaya terus menerus serta latihan dan bimbingan secara profesional dapat membantu perkembangan bahasa tunarungu.

3. Emosi dan Sosial Anak Tunarungu

Hambatan dalam pendengaran dapat menyebabkan anak tunarungu kurang dapat besosialisasi dengan lingkungannya. Keterasingan dapat menimbulkan beberapa efek negatif, seperti egosentrisme, memiliki rasa takut akan lingkungan yang lebih luas, ketergantungan terhadap orang lain, perhatian mereka lebih sukar dialihkan, lebih mudah marah, dan cepat tersinggung.

A. Prinsip Pembelajaran Anak Tunarungu

Pembelajaran yang dilakukan untuk anak tunarungu lebih mengandalkan visualnya. Menurut Tati Herawati, dkk: (2012) guru anak tunarungu selayaknya mengembangkan prinsip prinsip pembelajaran sebagai berikut:

1. Prinsip Keterarahan Wajah (face to face)

Sebagian besar informasi bagi anak tunarungu diperoleh secara visual.

Melihat pada sumber informasi merupakan hal yang penting bagi mereka. Membaca ujaran dan menangkap ucapan orang lain lebih mudah dipahami anak tunarungu jika menatap wajah pembicara.

Apabila berbicara guru harus selalu berhadapan dengan anak tunarungu (face to face). Keterarahan wajah yang baik merupakan hal utama untuk membaca ujaran atau menangkap ucapan orang lain.

2. Prinsip Keterarahan Suara

Sebagian anak tunarungu memiliki sisa pendengaran. Untuk memperlancar interaksi dengan lingkungannya sisa pendengaran tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. Memperhatikan sumber bunyi atau suara yang ada di sekitarnya perlu dikembangkan pada anak tunarungu. Keterarahan suara merupakan prinsip yang dikembangkan untuk melatih anak tunarungu dengan sisa pendengaran untuk mengenal lingkungannya.

3. Prinsip Tanggap Terhadap Apa Yang Ingin Dikatakan Anak

Mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan merupakan kebutuhan setiap orang. Keterbatasan berkomunikasi dapat menghambat anak untuk mengungkapkan hal tersebut. Mereka akan menggunakan berbagai cara untuk mengungkapkan dirinya antara lain dengan isyarat tangan

(27)

dan kata-kata. Bila pada situasi tertentu anak tunarungu menggunakan salah satu bentuk ungkapan tersebut, sebaiknya kita segera tanggap apa yang diamatinya lalu kita mencoba menghubungkan dengan apa yang ingin diakatakan sehingga kita dapat membahasakannya dengan tepat.

4. Prinsip Berbicara Dengan Lafal Yang Jelas

Pemahaman ujaran yang diterima anak tunarungu tidak secepat dan sejelas anak yang mendengar. Ucapan yang cepat dan lafal yang kurang jelas dapat menghambat mereka memahami ujaran tersebut dengan benar. Oleh sebab itu ketika berbicara dengan anak tunarungu harus tenang, tidak terlalu cepat, pelafalan huruf jelas, kalimat yang diucapkan simpel dan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami anak. Ketika berbicara dengan anak tunarungu, lafal yang jelas lebih penting dari suara yang keras.

5. Prinsip Penempatan Tempat Duduk Yang Tepat

Posisi tempat duduk siswa tunarungu di dalam kelas harus yang memungkinkan siswa dapat memperoleh informasi dengan jelas. Jika siswa masih memiliki sisa pendengaran, guru disarankan menempatkan siswa agar dapat memanfaatkan sisa pendengarannya. Setiap siswa diusahakan dapat memperhatikan wajah dengan jelas agar dapat membaca ujaran guru.

6. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang dipergunakan untuk kegiatan pembelajaran siswa tunarungu diperlukan agar anak lebih mudah memahami materi, terutama untuk memahami ujaran guru sepenuhnya.

7. Prinsip Meminimalisasi Penggunaan Metode Ceramah

Oleh karena anak tunarungu mengalami kesulitan untuk memahami ucapan guru, maka dalam proses pembelajaran harus menghindari penggunaan metode ceramah secara dominan tanpa dukungan media pembelajaran yang sesuai. Dalam pembelajaran anak tunarungu, guru hendaknya menerapkan pendekatan pembelajaran yang menghubungkan materi dengan situasi dunia nyata anak, seperti misalnya dalam pendekatan pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning).

B. Metode Maternal Reflektif

Metode Maternal Reflektif atau Maternal Reflective Methode adalah sebuah metode yang dikembangkan oleh A. Van Uden (1968). Secara harfiah kata maternal reflektif berasal dari dua suku kata yaitu maternal

(28)

yang berarti keibuan dan reflektif yang berarti memantulkan atau meninjau ulang kembali adalah metode pengajaran bahasa yang diangkat dari upaya seorang ibu untuk mengajarkan bahasa pada anaknya yang belum berbahasa sampai anak dapat menguasai bahasa, dan metode ini dilakukan seorang ibu dengan kemampuannya merefleksikan kemampuan berbahasa.

Metode Maternal Reflektif menggabungkan aspek-aspek natural dan struktural. Dalam pembelajaran metode MMR mengembangkan kemampuan berbahasa anak tunarungu yang meliputi percakapan, membaca dan menulis, serta pembelajaran tata bahasa (Tati Herawati, dkk:

2012). Kegiatan yang dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Perdati (Percakapan dari hati ke hati)

Percakapan dari hati ke hati merupakan kegiatan pertukaran pikiran atau gagasan antara anak dengan guru maupun dengan teman sekelas.

Kegiatan ini merupakan percakapan yang spontan, fleksibel untuk mengembangkan empati anak. Guru berupaya agar anak mampu saling memahami isi hati lawan bicara, empati anak juga akan berkembang dengan baik. Materi percakapan dalam perdati merupakan hal-hal yang bersifat konkret yang merupakan pengalaman bersama, maupun hal yang bersifat abstrak dan bukan pengalaman bersama, Prinsip dalam perdati adalah “Apa yang ingin kau katakan katakanlah begini...”

Dalam kegiatan ini guru menerapkan metode tangkap dan peran ganda dari seorang guru. Guru berperan sebagai seorang ibu yang melakukan percakapan dengan anak secara alamiah, yaitu menangkap atau memahami ungkapan anak yang mungkin dalam bentuk isyarat, gesture atau dengan ucapan-ucapan yang tidak sempurna, kemudian membahasakan perkiraan apa yang ada dalam pikiran anak tersebut.

Selanjutnya guru menanggapi ungkapan anak tersebut, sehingga tercipta suatu percakapan berdasarkan ungkapan anak tersebut.

Menurut jenisnya, perdati dibedakan menjadi:

a) Perdati Murni atau Perdati Bebas

Perdati murni atau perdati bebas terjadi pada anak tunarungu yang belum menguasai bahasa dan memerlukan bantuan metode tangkap dan peran ganda. Materi percakapan berasal dari ungkapan perasaan anak yang sifatnya subjektif tanpa pengaruh dari orang lain, dengan demikian materi percakapan juga masih bersifat bebas dan murni yang berasal dari anak.

b) Perdati Melanjutkan Informasi

Percakapan pada tahapan ini diawali dengan adanya informasi,

(29)

penyampaian berita, pemberitahuan dari anak ataupun guru tentang sesuatu yang dialami terkait dengan pengetahuan untuk dipercakapkan. Pada tahapan ini peran guru dalam tangkap dan peran ganda, dikurangi secara bertahap. Pada fase ini diharapkan bahasa anak telah mendekati masa purna bahasa. Ungkapan anak semakin mudah dipahami, bentuk kalimat dan ungkapan semakin bervariasi dan mendekati sempurna. Materi yang diperbincangkan merupakan pokok-pokok ilmu pengetahuan atau hal yang sudah bersifat keilmuan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada Perdati antara lain adalah;

• Percakapan harus bersikap spontan, wajar dan rileks.

• Percakapan harus berlangsung dalam suasana akrab, dan menyenangkan.

• Percakapan harus menggunakan bahasa penghayatan, atau bahasa percakapan sehari-hari.

• Percakapan harus mengalir, lancar, dan fleksibel.

• Percakapan harus mengandug pemupukan empat 2. Percakapan Membaca Ideovisual

Membaca ideovisual dapat diartikan sebagai membaca gagasan atau pikiran sendiri yang telah dituangkan dalam bentuk yang dapat ditangkap secara visual. Pada MMR hasil perdati murni atau perdati bebas dibuat bacaan secara tertulis sehingga menjadi visualisasi percakapan yang selanjutnya dapat dibaca anak tunarungu.

Pada tahapan ini belum ada tuntutan agar anak dapat membaca huruf atau kata atau kalimat, anak hanya perlu memahami isi tulisan secara global intuitif. Anak bukan mengenal huruf, melainkan mengenal tulisan kata, kelompok kata dan kalimat yang maknanya dipahami secara global.

Karena visualisasi percakapan tersebut merupakan hasil percakapan anak, diharapkan anak dapat menebak kata-kata dan kalimat pada visualisasi percakapan.

Kata-kata dan kalimat pada setiap pembelajaran memperkaya perbendaharaan bahasa anak. Kekayaan perbendaharaan bahasa tertulis merupakan deposit di dalam gudang ingatan anak. Bacaan- bacaan terbaik dapat dikumpulkan pada setiap semester. Bacaan- bacaan tersebut dapat dijadikan bahan untuk membaca lebih lanjut, yaitu membaca makna. Kumpulan bacaan dapat juga diambil dari kelas lain yang setara. Tahapan membaca idiovisual mempunyai ciri pada dua kegiatan, yaitu:

(30)

a) Identifikasi langsung; anak menghubungkan/menyamakan jawaban yang diungkapkan secara lisan dengan lambang tulisan yang ada dalam teks bacaan hari itu.

b) Identifikasi tak langsun; anak memberikan jawaban atas pertanyaan bacaan dengan kata-kata sendiri yang artinya sama dengan kata, kelompok kata, atau kalimat dalam bacaan.

3. Membaca Reseptif

Membaca reseptif merupakan tahapan membaca lanjutan dari membaca permulaan. Pada Metode Maternal Reflektif (MMR), membaca reseptif merupakan istilah pada tahapan membaca pemahaman. Tujuan membaca reseptif, adalah anak akan mampu memahami isi bacaan, anak dapat menerima ide atau pengalaman baru. A van Uden menyebutkan membaca reseptif sebagai “viso-ideal reading” yang artinya memperoleh ide-ide baru lewat lambang tulisan yang sifatnya visual. Bacaan yang digunakan dalam membaca reseptif merupakan pengalaman orang lain yang mungkin belum pernah dialami oleh anak. Anak dapat menemukan informasidan memahami isi bacaan secara mandiri. Mereka perlu memiliki kemampuan bahasa yang cukup baik untuk dapat mengikuti tahap ini. Secara umum tahapan membaca reseptif dilakukan dalam 2 tahap, yaitu:

Tahap-Tahap Membaca reseptif adalah :

a) Membaca reseptif tahap kosakata; anak diperkenalkan/mengenal kosakata dalam bacaan, supaya memiliki cukup dasar menerka isi bacaan. Materi bacaan berhubungan dengan situasi yang dikenal anak atau yang mudah ditunjukkan melalui gambar.

b) Membaca reseptif tahap struktural/tata bahasa; pada tahapan diperkenalkan peranan struktur kalimat. Diajarkan bahwa pemahanan sebuah bacaan bukan hanya melalui kosakatanya saja tetapi juga struktur bahasanya. Penggunaan struktur kalimat yang kurang tepat dapat menyebabkan salah pemahaman pada penerima pesan.

Pada tahapan ini juga di perkenalkan terjadinya perubahan bentuk kata (perubahan bentuk seperti aku–ku, engkau–kau), dan kiasan, sindiran, peribahasa, dan sebagainya.

4. Refleksi

Struktur bahasa pada anak yang mendengar secara otomatis diperoleh anak ketika mendengar percakapan atau ujaran yang didengarnya.

Bunyi bahasa yang didengarnya berupa kata-kata yang tersusun dengan struktur bahasa yang baku. Pada anak tunarungu latihan penyadaran adanya aspek kebahasaan diperlukan agar mereka memiliki kesadaran

(31)

berbahasa.

Releksi merupakan latihan untuk menyadarkan anak tunarungu tentang adanya aspek kebahasaan, khususnya struktur kalimat. Latihan refleksi direncanakan guru setelah melakukan dan/atau percami. Refleksi perlu dilakukan guru karena perolehan bahasa anak tunarungu perlu dikondisikan agar sedapat mungkin mendekati anak yang mendengar.

5. Percakapan Linguistik (Percali)

Percakapan linguistik disebut juga percakapan tata bahasa reflektif.

Kegiatan yang dilakukan adalah refleksi terhadap kegiatan kebahasaan yang telah digunakan dengan mempercakapkan bacaan hasil percakapan atau yang telah dipelajari. Kegiatan percakapan linguistik bertujuan untuk melatih anak agar mampu menyadari dan menemukan sendiri kaidah bahasa yang berlaku, terutama struktur bahasa secara pasif.

(32)

Peta Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator KELAS / SEMESTER : VIII / 1

JENIS KETUNAAN : TUNARUNGU

No. KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR MAPEL INDIKATOR 1. 3. Memahami

pengetahuan factual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca]

dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

4. Menyajikan

pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

3.2 Mencontohkan Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945.

4.2 Mengemukakan pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD Negara RI 1945 dalam kehidupan sehari hari.

PPKn 3.2.1 Menyebutkan sikap yang mencerminkan Pembukaan UUD 1945 alenia ke 4 sila pertama.

3.2.2 Menjelaskan sikap yang mencerminkan persatuan indonesia.

3.2.3 Menyebutkan sikap apakah sesuai dengan pengamalan sila ke 3 Pancasila

3.2.4 Menyebutkan sikap yang mencerminkan sila ke 3 Pancasila

3.2.5 Menyebutkan sikap yang mencerminkan sila ke 4 Pancasila

4.2.1 Menyebutkan pokok pikiran UUD 1945 alenia ke 4 tetang Pancasila sebagai dasar negara sila ke 1 KeTuhanan yang maha esa.

4.2.2 Menyebutkan pokok pikiran UUD 1945 alenia ke 4 tentang Pancasila sebagai dasar negara sila ke 2 Kemanusian yang adil dan beradab.

4.2.3 Menyebutkan pokok pikiran UUD 1945 alenia ke 2 tentang Pancasila sebagai dasar negara sila ke 5 Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia

4.2.4 Menyebutkan pokok pikiran UUD 1945 alenia ke 1 sila ke 3 Persatuan Indonesia

4.2.5 Menyebutkan pokok pikiran UUD 1945 alenia ke 3 sila ke 4 kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

1.2 Mematuhi tata urutan peraturan perundang- undangan dalam sistem hukum nasional di Indonesia secara adil.

1.2.1 Mengetahui sikap warga negara yang melanggar hukum dalam memanfaatkan sumber daya alam.

1.2.2 Menyebutkan contoh sikap warga negara yang melanggar hukum

1.2.3 Menyebutkan pasal UUD 45 yang menyebutkan Indonesia adalah negara hukum.

1.2.4 Menjelaskan sikap

menghormati hak orang lain

(33)

2.2 Menerapkan konsepsi tata urutan peraturan perundang- undangan sesuai dengan UUD 1945.

2.2.1 Menyebutkan sikap yang tidak merugikan kepentingan umum.

2.2.2 Menjelaskan sikap yang mencerminkan

2.2.3 Mengetahui sikap yang mencerminkan sikap menghormati hak orang lain 2.2.4 Mengetahui sikap yang

mencerminkan pokok pikiran alenia ke 1 pembukaan UUD 1945

2.2.5 Mengetahui sikap yang mencerminkan pokok pikiran alenia ke 3 pembukaan UUD 1945

2 3. Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati (melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, serta benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

4. Menyajikan

pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan

berakhlak rumah dan di sekolah

3.1 Menggali informasi dari teks penjelasan sederhana, dengan

memperhatikan aspek

kebahasaan

4.1 Menyajikan informasi dalam bentuk teks penjelasan sederhana, dengan

memperhatikan aspek

kebahasaan BHS Indo- nesia

3.1.1 Mengetahui informasi penting dari teks penjelasan sederhana 3.3.2 Menjawab pertanyaan

berhubungan dengan teks penjelasan sederhana

4.1.1 Membaca teks penjelasan sederhana dengan lafal dan intonasi yang benar.

4.1.2 Mencari kata kata sulit yang terdapat pada teks penjelasan sederhana

4.1.3 Menyimpulkan isi teks penjelasan sederhana

3. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [melihat, membaca]

dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yangdijumpainya di rumah dan di sekolah

3.6 Memahami hubungan antara satuan dan atribut pengukuran termasuk luas dan keliling persegi panjang

Mate- mati- ka

3.6.1 Mengetahui bentuk persegi panjang

3.6.2 Mengetahui rumus keliling persegi panjang

3.6.3 Mengetahui satuan baku untuk ukuran panjang.

3.6.4 Mengetahui rumus luas persegi panjang

(34)

4. Menyajikan

pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

4.6 Menentukan hubungan antara satuan dan atribut pengukuran termasuk luas dan keliling persegi panjang

4.6.1 Menghitung keliling persegipanjang

4.6.2 Menghitung keliling persegi panjang dengan satuan ukur yang berbeda

4.6.3 Menghitung luas persegi panjang

4.6.4 Menghitung luas pesegi panjang dengan satuan ukur yang berbeda

4. 3. Memahami

pengetahuan faktual dengan cara

mengamati [melihat, membaca] dan menanyaberdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda- benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

4. Menyajikan

pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang encerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

3.4 Menelaah hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

IPA 3.4.1 Membedakan sumber daya alam biotik dan abiotik

3.4.2 Menjelaskan sumber daya alam nabati dan hewani

3.4.3 Menyebutkan sumber daya alam nabati dan hewani 3.4.4 Membedakan sumber daya

alam hewani dan nabati.

3.4.5 Menjelaskan sumber daya alam utama di bumi.

3.4.6 Menjelaskan peranan sumber daya alam utama di bumi bagi lingkungan

3.4.7 Menyebutkan sumber daya alam utama di bumi 3.4.8 Mengetahui sumber daya

tanah

3.4.9 Menjelaskan sumber daya tanah

3.4.10 Menyebutkan sumber daya tanah

3.4.11 Mengetahui sumber daya alam yang ada di pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, daerah gurun dan daerah kutub.

3.4.12 Menyebutkan sumber daya alam yang ada di pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, daerah gurun dan daerah kutub.

3.4.13 Mengetahui batuan sebagai sumber daya alam

3.4.14 mengetahui peran teknologi dalam memanfaatkan batuan sebagai sumber daya alam 3.4.15 Menyebutkan peran teknologi

dalam memanfaatkan batuan sebagai sumber daya alam.

4.4 Membuat laporan sederhana tentang sumber daya alam dan pemanfatannya dalam

kehidupan sehari hari.

4.4.3 Menjelaskan manfaat matahari dalam fotosintesis

4.4.4 Menjelaskan manfaat matahari dalam kehidupan sehari-hari.

4.4.5 Menyebutkan manfaat matahari dalam kehidupan sehari-hari.

4.4.6 Memilah manfaat sumber daya alam di laut

(35)

4.4.7 Mengisi tabel sumber daya alam di laut beserta manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari.

4.4.8 Menjelaskan manfaat sumber daya tanah

4.4.9 Menuliskan manfaat sumber daya tanah

4.4.10 Memilah manfaat sumber daya alam yang ada di pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, daerah gurun dan daerah kutub.

4.4.11 Menjelaskan manfaat sumber daya alam yang ada dipantai, gurun, pegunungan, dataran rendah dan tinggi.untuk kehidupan sehari-hari.

5. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [melihat, membaca]

dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda- benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

4. Menyajikan

pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang encerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

3.2 Memahami aktivitas manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis terutama keterkaitan iklim di lingkup daerah.

4.2 Menyajikan hasil pengamatan aktivitas manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis terutama keterkaitan iklim di lingkup daerah.

IPS 3.2.1 Mengetahui mata pencaharian penduduk di daerah tropis 3.2.2 Menyebutkan mata

pencaharian penduduk di daerah tropis.

3.2.3 Mengetahui mata pencaharian penduduk berdasarkan tempat tinggalnya.

4.2.1 Menceritakan kembali aktivitas penduduk di daerah tropis.

4.2.2 Mengisi tabel tentang jenis pekerjaan penduduk sesuai dengan keadaan geografis tempat tinggalnya.

4.2.2 Menyebutkan mata pencaharian penduduk di wilayah waktu indoensia timur.

6. 3. Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati (melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, serta benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

3.1 Mengenal gambar bentuk fauna

4.1 Menggambar bentuk fauna

SBDP 3.1.1 Menyebutkan alat menggambar bentuk fauna

3.1.2 Menyebutkan langkah-langkah menggambar bentuk fauna 4.1.1 Menggambar sapi di kertas 4.1.2 Menggambar sapi dengan

arsiran pensil

4.1.3 Menggambar sapi tanpa warna

(36)

3.2 Mengenal karya bentuk tiga dimensi

4.2 Membuat karya bentuk tiga dimensi

3.1.2 Menyebutkan salah satu bentuk karya tiga dimensi

3.1.3 Menyebutkan alat dan bahan membuat karya bentuk tiga dimensi

3.1.4 Menyebutkan langkah-langkah membuat karya bentuk 3 dimensi.

4.1.1 Membuat boneka ikan dari kain fanel

4.1.2 Menggambar pola ikan

4.1.3 Membuat boneka ikan dari kain fanel sesuai dengan langkah- langkah yang benar.

4.1.3 Membuat bentuk buah dari plastisin

4.1.4 Membuat bentuk buah dari plastisin dengan langkah- langkah yang benar.

(37)

TEMA 7 : BUMI BAGIAN ALAM SEMESTA PEMETAAN KOMPETENSI DASAR

Bahasa Indonesia

3.1 Menggali informasi dari teks penjelasan sederhana, dengan memperhatikan aspek kebahasaan.

4.1 Menyajikan informasi dalam bentuk teks penjelasan sederhana, dengan memperhatikan aspek kebahasaan.

Matematika

3.6 Memahami hubungan antara satuan dan atribut pengukuran termasuk luas dan keliling pesergi panjang.

4.6 Menentukan hubungan antara satuan dan atribut pengukuran termasuk luas dan keliling persegi panjang.

3.7 Memahami bangun segi banyak beraturan maupun tak beraturan.

4.7 Mengidentifikasi bangun

segibanyak beraturan maupun tak beraturan.

PPKn 1.2 Mematuhi tata urutan

peraturan perundang-undangan dalam sistem hukum nasional di Indonesia secara adil.

2.2 Menerapkan konsepsi tata urutan peraturan perundang- undangan sesuai dengan UUD 1945.

3.2 Mencontohkan Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945.

4.2 Mengemukakan pokok- pokok pikiran Pembukaan UUD Negara RI 1945 dalam kehidupan sehari-hari.

IPS

3.2 Memahami aktivitas manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis terutama keterkaitan iklim di lingkup daerah.

4.2 Menyajikan hasil pengamatan aktivitas manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis terutama keterkaitan dengan iklim di lingkup

daerah.

Seni Budaya 3.1 Mengenal gambar bentuk

fauna.

4.1 Menggambar bentuk fauna.

3.2 Mengenal karya bentuk tiga dimensi.

4.2 Membuat karya bentuk tiga dimensi.

IPA

3.4 Menelaah hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat

4.4 Membuat laporan sederhana tentang sumberdaya alam dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari

TEMA 7 BUMI BAGIAN ALAM SEMESTA

Gambar

gambar  fauna Badak  bercula satu

Referensi

Dokumen terkait

Setelah berdiskusi, siswa mampu menyebutkan pentingnya pemanfaatan sampah sebagai upaya pelestarian sumber daya alam dalam kehidupan sehari-hari dengan detail.. Setelah

Setelah berdiskusi, siswa mampu menyebutkan pentingnya membatasi penggunaan sumber daya alam dalam kehidupan sehari-hari dengan detail.. Setelah berdiskusi, siswa

Setelah berdiskusi, siswa mampu membuat rencana kegiatan untuk menjaga kelestarian sumber daya alam di sekitar mereka dengan detail.. Setelah memilih rencana, siswa mampu

Dengan mengamati gambar, membaca teks dan berdiskusi, siswa mampu menjelaskan informasi pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dilingkungan sekitar mereka

Melalui kegiatan membaca teks laporan sederhana siswa dapat menjelaskan makna yang tersurat dan tersirat dalam bacaand. Melaui kegiatan mengamati bacaan siswa dapat menyebutkan arti

Sedangkan tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah: mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu; mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi

3.5 Mengenal teks diagram /label tentang anggota keluarga dan kerabat dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata