• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL ILMIAH SIMANTEK ISSN Vol. 4 No. 4 November 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL ILMIAH SIMANTEK ISSN Vol. 4 No. 4 November 2020"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

16

PERBANDINGAN PENINGKATAN KADAR GLUKOSA DARAH ANTARA MADU HUTAN DAN GULA PASIR PADA MENIT KE - 30 TERHADAP DEWASA MUDA SEHAT YANG BERPUASA SELAMA 8 JAM

1RAHMI AGINTA ULFAH, 2SITI HAJAR

1,2UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

1[email protected]

ABSTRACT

Background : Glucose is the most important carbohydrate in mammalian biochemistry because almost all carbohydrates in food are converted to glucosa for metabolism. Objective : The purpose of this study is determine the differences in the increase in blood glucose levels after giving forest honey and granulate sugar in the 30th minute to student who fasted. Method : The type of this study is True Experiment with a pretest-postest with control group design. This research technique uses a total sample. The data analysis using is Independent Sample T Test. The way to collect data is at one time in two groups and then the result are compared and analyzed. Subject in this study were healthy young adults in December 2018 – January 2019 which consisted of 22 respondendents and divided into two groups which is 11 respondents in the group were given forest honey and 11 subjects in the group were given sugar. Result : There is differences in blood glucose levels between forest honey and granulate sugar after 30 minutes ( p.value <0,05). Conclusion : There is the difference between giving honey and giving granulate sugar in the 30th minute to blood glucose levels young adults who fasted.

Keywords : Glucose, Forest Honey, Granulate Sugar

PENDAHULUAN

Kadar gula darah adalah jumlah kandungan glukosa dalam plasma darah. Glukosa darah puasa merupakan salah satu cara agar dapat mengidentifikasi diabetes melitus pada seseorang. Salah satu faktor risiko DM tipe 2 yaitu asupan yang tidak seimbang, dimana konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan rendah serat dapat menyebabkan obesitas serta berhubungan dengan peningkatan glukosa darah 2 jam postprandial sehingga dalam penatalaksanaannya diperlukan kontrol gula darah agar keadaan tidakmemburuk. Salah satu cara mengontrol glukosa darah adalah dengan pengaturan diet. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi serat dan berindeks glikemik rendah. WHO merekomendasikan makanan dengan indeks glikemik rendah untuk membantu meningkatkan pengendalian glukosa darah, namun tetap memperhatikan jumlah asupan karbohidrat. Madu memiliki nilai indeks glikemik rendah yang baik dalam mengontrol kadar glukosa darah karena didalam kandungan madu terdiri atas fruktosa. Fruktosa memiliki indeks glikemik sangat kecil yaitu 23 dibandingkan dengan sukrosa yang memiliki indeks glikemik sedang yaitu 65. Berdasarkan penelitian beberapa jenis madu menunjukkan bahwa kandungan fruktosa madu berkisar antara 27,5-52,4 g/100 g. Konsumsi madu dengan tipe indeks glikemik yang rendah dapat menguntungkan efek fisiologis.Makanan yang mengandung gula putih merupakan kontribusi utama terhadap glycemic load. Glycemic load merupakan diet dengan banyak makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi sehingga makanan yang mengandung gula putih cenderung akan meningkatkan glukosa darah dengan cepat.Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan terhadap madu adalah pengaruh madu terhadap gula darah. Dikatakan bahwa madu dapat menurunkan kadar gula darah apabila diberikan secara berkala pada penderita diabetes maupun non-diabetes. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai perbandingan peningkatan kadar glukosa darah setelah pemberian madu hutan dan gula pasir pada menit ke-30 terhadap dewasa muda sehat yang berpuasa selama 8 jam. Sementara pemilihan madu hutan dan gula pasir terhadap subjek karena kecenderungan masyarakat di Indonesia untuk berbuka puasa dengan pilihan makanan tersebut dan juga berdasarkan pada hadits “Berbukalah dengan yang manis”.

(2)

17 METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode True Experiment dengan rancangan “pretest-posttest with control group design” untuk mengetahui perbedaan peningkatan kadar glukosa darah antara madu hutan dan gula pasir pada menit ke-30 terhadap dewasa muda sehat yang berpuasa selama 8 jam. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara pada bulan Desember 2018 - Januari 2019. Populasi penelitian ini adalah dewasa muda yang sehat berusia diatas 18 tahun di Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang memenuhi kriteria inklusi.

HASIL

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 11 orang responden, kadar glukosa darah pada saat puasa 8 jam yang terendah adalah 69 mg/dl dan yang tertinggi adalah 110 mg/dl. Sedangkan kadar glukosa darah 30 menit setelah diberikan gula pasir yang terendah adalah 95 mg/dl dan yang tertinggi adalah 169 mg/dl. Kadar glukosa darah rerata responden pada saat puasa 8 jam yaitu sebesar 81,09 mg/dl dengan standar deviasi sebesar 9,70. Sedangkan kadar glukosa darah rerata responden 30 menit setelah diberikan gula pasir yaitu sebesar 145,09 mg/dl dengan standar deviasi 18,22.

Tabel 1. Penilaian KGD Responden Sebelum Dan Sesudah Diberi Gula Pasir Statistik Kelompok 1 Pre-Test Post-Test KGD terendah 69 95 KGD tertinggi 110 169 Mean (rata-rata) 81,09 145,09 Standar deviasi 9,70 18,22

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 11 orang responden, kadar glukosa darah pada saat puasa 8 jam yang terendah adalah 66 mg/dl dan yang tertinggi adalah 101 mg/dl. Sedangkan kadar glukosa darah 30 menit setelah diberikan madu yang terendah adalah 85 mg/dl dan yang tertinggi adalah 146 mg/dl. Kadar glukosa darah rerata responden pada saat puasa 8 jam yaitu sebesar 76,82 mg/dl dengan standar deviasi sebesar 5,50. Sedangkan kadar glukosa darah rerata responden 30 menit setelah diberikan madu yaitu sebesar 129,00 mg/dl dengan standar deviasi 13,56.

Tabel 2. Penilaian KGD Responden Sebelum Dan Sesudah Diberi Madu Statistik Kelompok 2 Pre-Test Post-Test KGD terendah 66 85 KGD tertinggi 101 146 Mean (rata-rata) 76,82 129,00 Standar deviasi 5,50 13,56 Uji Normalitas Data Post Test

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data tiap variabel mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas merupakan syarat yang harus dilakukan sebelum melakukan uji Independent Sample T-test. Berdasarkan tabel 3 normalitas dengan uji Shapiro-Wilk di bawah, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi kelompok 1 yaitu 0,409 > α (=0,05) dan nilai signifikansi pada kelompok 2 yaitu 0,646> α (=0,05) yang artinya bahwa data sudah berdistribusi dengan normal.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas

Variabel Sig Keterangan

Post Test

Kelompok 1 0,409 Normal Post Test

(3)

18 Uji Homogenitas Data Post Test

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari kedua kelompok memiliki varian yang homogen atau tidak. Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (=0,635) lebih besar dari nilai α (=0,05) yang artinya data sudah homogen. Dengan demikian, maka sampel yang sedang diteliti mempuyai kesamaan satu sama lain.

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas

Variabel Sig Keterangan

Post-test Kelompok 1 dan

Kelompok 2 0,635 Homogen

Pengujian Hipotesis

Dari tabel 4.5 dapat diketahui rerata kadar glukosa darah puasa setelah 30 menit diberi gula pasir yaitu sebesar 145,09 mg/dl dan rerata kadar glukosa darah puasa setelah 30 menit diberi madu yaitu sebesar 129 mg/dl. Kemudian dapat dilihat nilai signifikansi yaitu sebesar 0,029 yang artinya p-value <α(=0,05). Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho di tolak artinya bahwa terdapat perbedaan antara pemberian madu dan gula pasir pada menit ke-30 terhadap kadar glukosa darah dewasa muda sehat yang berpuasa selama 8 jam.

Tabel 5. Hasil Uji Independent Sample t-Test

Kelompok N Mean P

Gula Pasir 11 145,09

0,029 Madu 11 129,00

PEMBAHASAN

Glukosa adalah sumber energi bagi tubuh manusia. Orang yang sehat akan memiliki kadar glukosa darah 70-105 mg/dl dalam keadaan puasa dan dianggap diabetes melitus jika memiliki kadar glukosa darah pada atau di atas 126 mm/dl dalam keadaan puasa. Gula pasir dan madu merupakan salah satu makanan manis yang mengandung banyak glukosa.Seperti pada penelitian tentang konsumsi madu dan metformin meningkatkan kontrol glikemik dibandingkan konsumsi metformin saja.Berdasarkan jurnal Honey for Nutrition and Health, indeks glikemik yang terkandung pada makanan dan minuman akan mempengaruhi perubahan kadar glukosa darah. Asupan 50 gram madu oleh orang sehat mengakibatkan peningkatan yang sedikit dari kadar insulin dan kadar glukosa darah daripada konsumsi jumlah yang sama dari glukosa atau campuran gula yang menyerupai madu. Madu memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi dan rendah lemak. Kandungan gula dalam madu mencapai 80% dan dari gula tersebut 85% berupa fruktosa dan glukosa. Hal ini disebabkan oleh penurunan yang signifikan daripada glukosa plasma.Madu memiliki nilai indeks glikemik rendah yang baik dalam mengontrol kadar glukosa darah karena didalam kandungan madu terdiri atas fruktosa. Fruktosa memiliki indeks glikemik sangat kecil yaitu 23 dibandingkan dengan sukrosa yang memiliki indeks glikemik sedang yaitu 65. Berdasarkan penelitian beberapa jenis madu menunjukkan bahwa kandungan fruktosa madu berkisar antara 27,5-52,4 g/100 g. Konsumsi madu dengan tipe indeks glikemik yang rendah dapat menguntungkan efek fisiologis.Makanan yang mengandung gula putih merupakan kontribusi utama terhadap glycemic load. Glycemic load merupakan diet dengan banyak makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi sehingga makanan yang mengandung gula putih cenderung akan meningkatkan glukosa darah dengan cepat. Perbandingan peningkatan kadar glukosa darah setelah pemberian madu dan gula pasir ini sudah pernah diteliti sebelumnya bahwa karbohidrat yang memiliki indeks glikemik rendah menyebabkan sedikit dari peningkatan kadar gula darah, sedangkan karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi akan menyebabkan peningkatan glukosa darah yang tinggi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya tentang perbedaan kadar glukosa darah puasa sebelum dan sesudah konsumsi gula bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah konsumsi gula jagung. Hasil penelitian selanjutnya adalah terdapat pengaruh madu yang memiliki indeks glikemik rendah dan gula pasir yang memiliki indeks glikemik tinggi terhadap kadar glukosa darah pada menit ke-30. Hal ini dikarenakan setelah makan kadar glukosa plasma naik pada menit ke-30 sampai menit ke-60 dan mengalami penurunan

(4)

19

yang cepat 2 jam setelah makan ke kadar glukosa darah normal yaitu 120 md/dl. Hal ini dikarenakan pangan dengan indeks glikemik rendah dicerna dengan lambat sehingga disimpan juga lambat. Glukosa ekstra akan tetap tersedia karena glikogen dismpan secara perlahan-lahan. Dengan ini makanan dengan indeks glikemik rendah akan meningkatkan daya tahan tubuh dan juga berperan dalam mengendalikan respon insulin sehingga kadar insulin dalam darah dapat dijaga normal.Dapat dikatakan bahwa secara klinis, dapat dipertimbangkan penggunaan madu sebagai pengganti gula pasir sebagai pemanis bagi seseorang yang diharuskan mengontrol kadar glukosa darahnya.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam melakukan penelitian ini adalah tidak memastikan apakah setiap subjek yang berpuasa telah melakukan puasa penuh selama 8 jam. Jumlah sampel dalam penelitian ini masih terlalu sedikit sehingga kurang terukur. Pada penelitian ini hanya diteliti untuk dewasa muda yang sehat dan belum mengetahui pada orang yang diabetes.

KESIMPULAN

Rerata kadar glukosa darah puasa setelah 30 menit diberi madu adalah sebesar 129,00 mg/dl. Rerata kadar glukosa darah puasa setelah 30 menit diberi gula pasir adalah sebesar 145,09 mg/dl. Ada perbedaan peningkatan KGD antara pemberian madu dan gula pasir pada menit ke-30 terhadap dewasa muda sehat yang berpuasa selama 8 jam.

SARAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya khususnya untuk mahasiswa kedokteran. Diharapkan petugas kesehatan untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai kadar gula darah setelah penggunaan madu sebagai alternatif pemanis pengganti gula pasir.

REFERENSI

Dorland, 2010. Kamus Kedokteran. Jakarta: EGC.

Noviaty, Reny. Agustus 2013. Madu dan Glukosa Darah Pada Penderita Obesitas Sentral. Vol. 3 No.2. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Bogdanov S, Jurendic T, Gallman P. 2008. Honey for Nutrition and Health: a review. Jurnal of the American College of Nutrition.

Erejuwa OO, Sulaiman SA, Wahab MSA. 2012. Honey–A Novel Antidiabetic Agent. International Journal of Biological Sciences.

Asrizal, Mia Trihasna. 2017. Perbandingan Pemberian Madu Hutan dan Madu Budidaya Pada Menit ke-30 Terhadap Glukosa Darah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Angkatan 2015. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Raden Sunita, Reva Meinisasti, Halimatus Sadiah, Krisyanella. 2016. Pebedaan Kadar Glukosa Darah Puasa Sebelum dan Sesudah Konsumsi Gula Jagung. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol.19 Hal.111-113.

Suranto A. 2005. Khasiat dan Manfaat Madu Herbal. Cetakan ke-2. Jakarta: Agromedia Pustaka

Noviaty, Reny. Agustus 2013. Madu dan Glukosa Darah Pada Penderita Obesitas Sentral. Vol. 3 No.2. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Freckmann Guido, Sven Hagenlocher, Cornelia Haug. 2007 Sep. Continous Glucose Profiles in Healthy Subjects under Everyday Life Conditions and after Different Meals.Journal of Diabetes science and technology.

(5)

20

Bobis, Otilia, Daniel S. Dezmirean, and Adela Ramona Moise. 4 February 2018. Honey and Diabetes: The Importance of Natural Simple Sugars in Diet for Preventing and Treating Different Type of Diabetes.

Referensi

Dokumen terkait

Kandungan sukrosa yang banyak terdapat dalam gula pasir dibandingkan madu dapat menyebabkan kenaikan kadar glukosa darah dengan sangat cepat dan tidak baik bagi kesehatan

tindak pidana “menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya padahal menurut hokum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian, ianya wajib

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis untuk responden pria dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

Dalam tulisan Ranto Manurung dibahas mengenai penentuan jumlah pemasukan beras dengan menggunakan logika fuzzy tsukamoto, dan penulis melihat dalam tulisan tersebut hanya

Maka sekarang pengadaan barang medis pada Dinas Kesehatan Kabupaten Nias telah mengadakan pelaksanaan proses pengadaan atau pembelian alat medis secara elektronik atau

Motivasi peneliti dalam melakukan penelitian ini, dengan semakin berkembangnya daerah Medan Selatan maka secara tidak langsung semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor

Dan dari data tersebut maka terwujudlah dalam perilaku yang mayoritas responden berperilaku sedang yaitu sebanyak 24 orang (50%). 2) Hasil penelitian yang diperoleh

Sanksi terhadap pelaku tindak pidana penipuan dengan membuat informasi palsu sesuai pada Pasal 35 dan sanksi pidana diatur dalam Pasal 51 ayat (1) Undang Undang