• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL ILMIAH SIMANTEK ISSN Vol. 4 No. 4 November 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL ILMIAH SIMANTEK ISSN Vol. 4 No. 4 November 2020"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

130

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN WANITA DEWASA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA DAN KANKER SERVIKS DI LINGKUNGAN KELUARGA BINAAN KESEHATAN

KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA II

1SACCA TIARA HARLIN, 2DWI MAYAHETI NASUTION 1,2UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

1saccatiaraharlin@yahoo.com, 2dwimayaheti@umsu.ac.id

ABSTRACT

Breast and cervical cancer is a major health problem in woman in the world and in Indonesia. Education factors and a lack of public knowledge about breast and cervical cancer caused an increade in the incidence of this disease. The importance of knowledge about breast an cervical cancer is expected so that people motivated to take preventive behavior and through preventive behavior are expected to reduce the incidence of breast and cervical cancer. To know the correlation between education and knowledge a woman toward prevented behaviorof breast and uterine cancer within the area of supervised families in Tegal Sari Mandala II. This study is descriptive of analytic with cross sectional design. Result: This study is using Kruskal-Wallis test. Test analysis of Kruskal-Wallis we get of P Value showed asym sig in correlation between education with prevented behavior of breast cancer (P Value=0.004), between knowledge with prevented behavior of breast cancer (P Value=0.008), between education with prevented behavior of uterine cancer (P Value=0.037). There is correlation between education with knowledge a woman prevented behavior toward prevented behavior of breast and uterine cancer within the area of supervised families in Tegal Sari Mandala II.

Keywords : Education, Knowledge, Prevented Behavior, Breast And Cervical Cancer

PENDAHULUAN

Kanker adalah suatu penyakit dimana karakteristiknya ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel abnormal yang tidak terkontrol dan bersifat ganas. Kanker merupakan masalah kesehatan yang utama di dunia maupun di Indonesia, serta penyebab kematian utama di seluruh dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2013 insiden kanker pada tahun 2008-2012 terus mengalami peningkatan dari 12,7 juta kasus meningkat menjadi 14,2 juta kasus. Prevalensi kanker sendiri di Indonesia menurut data Riskesdas 2013 adalah 1,4 %0 penduduk Indonesia atau sekitar

347.792 orang. Dimana penyebab terbesar kematian akibat penyakit kanker setiap tahunnya disebabkan oleh kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan payudara. Jenis kanker tersering berbeda antara pria dan wanita, pada pria kanker yang tersering adalah kanker paru, sedangkan pada wanita adalah kanker payudara dan serviks. Kejadian kanker payudara dan serviks berkaitan dengan peningkatan faktor risiko untuk terjadinya kanker payudara serta kanker serviks yang dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk faktor endokrin, faktor reproduksi, aktifitas seksual, faktor diet, dan faktor genetik. Penyebab lain dari tingginya kejadian kanker payudara dan serviks adalah terbatasnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit tersebut. Terbatasnya pengetahuan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya pendidikan. Wanita dewasa di Lingkungan Keluarga Binaan Kesehatan Kelurahan Tegal Sari Mandala II mempunyai tingkat pendidikan yang bervariasi dengan tingkat pengetahuan yang berbeda-beda, cakupan perilaku pencegahan untuk kanker payudara dan serviks juga masih kurang sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara dan serviks di wilayah tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan wanita dewasa terhadap perilaku pencegahan kanker payudara dan serviks.

(2)

131

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan dan pengetahuan wanita dewasa terhadap perilaku pencegahan kanker payudara dan serviks pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di Lingkungan Keluarga Binaan Kesehatan Kelurahan Tegal Sari Mandala II. Proses penelitian ini dilakukan mulai dari mencari literatur sampai pengolahan data yaitu bulan April – Desember 2018. Populasi penelitian ini adalah wanita dewasa di Lingkungan Keluarga Binaan Kesehatan Kelurahan Tegal Sari Mandala II. Sampel penelitian adalah wanita dwasa di Lingkungan Keluarga Binaan Kesehatan Kelurahan tegal Sari Mandala II yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria ekslusi. Adapun kriteria inklusi yaitu : wanita dewasa yang sudah menikah di Lingkungan Keluarga Binaan Kesehatan Kelurahan Tegal Sari Mandala II, masih aktif melakukan hubungan seksual, bersedia menjadi responden. Sedangkan untuk kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah: sudah terdiagnosis kanker payudara dan serviks secara histopatologis. Penelitian ini menggunakan metode penarikan sampel yaitu purposive sampling, karena didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : Data primer, yaitu data yang didapat langsung dari sampel penelitian dengan cara melakukan wawancara sesuai panduan kuesioner tentang tingkat pendidikan dan pengetahuan kanker payudara dan serviks serta perilaku pencegahan kanker payudara dan serviks, dan data sekunder yaitu data-data yang mendukung dalam penelitian ini, seperti data kependudukan wanita dewasa di Lingkungan Keluarga Binaan Kesehatan kelurahan Tegal Sari Mandala II. Pengolahan data penelitian ini dengan Editing, Coding, Entri, Cleaning, dan saving.Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara univariat dan bivariat.Uji statistik yang digunakan untuk membantu analisis adalah uji kruskal wallis.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Lingkungan Keluarga Binaan Kesehatan Kelurahan Tegal Sari Mandala II. Penelitian ini dilakukan dari bulan september sampai bulan November 2018. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 orang.

Tabel 4.1. Distribusi Gambaran Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan n %

Pendidikan Dasar 8 20% Pendidikan Menengah 31 77.5%

Pendidikan Tinggi 1 2.5% Total 40 100%

Berdasarkan tabel diatas, bahwa wanita dewasa yang tingkat pendidikannya paling banyak adalah pendidikan menengah 31 orang(77.5%), lalu diikuti tingkat pendidikan dasar 8 orang (20%) dan pendidikan tinggi 1 orang(2.5%).

Tabel 4.2. Distribusi Gambaran Kategori Pengetahuan Kanker Payudara Kategori Pengetahuan n % Kanker Payudara Baik 5 12.5% Cukup 17 42.5% Kurang 18 45% Total 40 100%

Berdasarkan tabel diatas, bahwa wanita dewasa yang memiliki pengetahuan tentang kanker payudara paling banyak adalah kategori kurang 18 orang (45%), diikuti oleh kategori cukup 17 orang(42,5%), dan kategori baik 5 orang (12,5%).

(3)

132

Tabel 4.3. Distribusi Gambaran Kategori Perilaku Pencegahan Kanker Payudara Kategori Perilaku n % Kanker Payudara Baik 1 2.5% Cukup 15 37.5% Kurang 24 60% Total 40 100%

Berdasarkan tabel diatas, bahwa wanita dewasa yang memiliki perilaku pencegahan kanker payudara paling banyak adalah kategori kurang 24 orang (60%), diikuti oleh kategori cukup 15 orang (37.5%), dan kategori baik 1 orang(2.5%).

Tabel 4.4. Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap Perilaku Pencegahan Kanker Payudara Kategori perilaku pencegahan

kanker payudara P Value Baik Cukup Kurang

N % N % N % P= 0.004 Ting kat Pendi dikan Pendidikan Dasar 0 0% 0 0% 8 100% Pendidikan Menengah 0 0% 15 48.38% 16 51.61% Pendidikan Tinggi 1 100% 0 0% 0 0% Total 1 2.5% 15 37.5% 24 60% 100%

Tabel 3 x 3 ini tidak layak untuk uji Chi square karena sel yang nilai expected kurang dari lima ada 77.8%. Alternatifnya, peneliti menggunakan uji Kruskal- Wallis karena untuk melihat trend. Pada uji Kruskal- Wallis, didapatkan nilai P Value yang ditunjukkan oleh nilai Asymp.Sig adalah 0,004 yang berarti ada hubungan antara pendidkan terhadap perilaku pencegahan kanker payudara.

Tabel 4.5. Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Pencegahan Kanker Payudara Kategori perilaku pencegahan

kanker payudara P Value Baik Cukup Kurang

n % N % N % P= 0.008 Kate gori Peng etahu an Baik 1 20% 3 60% 1 20% Cukup 0 0% 9 52.94% 8 47.05% Kurang 0 0% 3 16.66% 15 83.33% Total 1 2.5% 15 37.5% 24 60% 100%

Tabel 3 x 3 ini tidak layak untuk uji Chi square karena sel yang nilai expected kurang dari lima ada 55.6%. Alternatifnya, peneliti menggunakan uji Kruskal- Wallis karena untuk melihat trend.Pada uji Kruskal- Wallis, didapatkan nilai P Value yang ditunjukkan oleh nilai Asymp.Sig adalah 0,008 yang berarti ada hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku pencegahan kanker payudara.

(4)

133

Tabel 4.6. Distribusi Gambaran Kategori Pengetahuan Kanker Serviks Kategori Pengetahuan n % Kanker Serviks Baik 14 35% Cukup 8 20% Kurang 18 45% Total 40 100%

Berdasarkan tabel diatas, bahwa manita dewasa yang memiliki pengetahuan tentang kanker serviks paling banyak adalah kategori kurang 18 orang (45%), diikuti oleh kategori baik 14 orang (35%), dan kategori cukup 8 orang (20%).

Tabel 4.7. Distribusi Gambaran Kategori Perilaku Pencegahan Kanker Serviks Kategori Perilaku n % Kanker Serviks Baik 1 2.5% Cukup 19 47.5% Kurang 20 50% Total 40 100%

Berdasarkan tabel diatas, bahwa wanita dewasa yang memiliki perilaku pencegahan kanker serviks paling banyak adalah kategori kurang 20 orang (50%), diikuti oleh kategori cukup 19 orang (47.5%), dan kategori baik 1 orang(2.5%).

Tabel 4.8. Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap Perilaku Pencegahan Kanker Serviks Kategori perilaku pencegahan

kanker serviks P Value Baik Cukup Kurang

n % N % N % P= 0.007 Ting kat Pendidi kan Pendidikan Dasar 0 0% 1 12.5% 7 87.5% Pendidikan Menengah 0 0% 18 58.06% 13 41.93% Pendidikan Tinggi 1 100% 0 0% 0 0% Total 1 2.5% 19 47.5% 20 50% 100%

Tabel 3 x 3 ini tidak layak untuk uji Chi square karena sel yang nilai expected kurang dari lima ada 77.8%. Alternatifnya, peneliti menggunakan uji Kruskal- Wallis karena untuk melihat trend. Pada uji Kruskal- Wallis, didapatkan nilai P Value yang ditunjukkan oleh nilai Asymp.Sig adalah 0,007 yang berarti ada hubungan antara pendidikan terhadap perilaku pencegahan kanker serviks.

(5)

134

Tabel 4.9. Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Pencegahan Kanker Serviks Kategori perilaku pencegahan

kanker serviks P Value Baik Cukup Kurang

n % N % N % P= 0.037 Kate gori pengeta huan Baik 1 7.14% 10 71.42% 3 21.42% Cukup 0 0% 3 37.5% 5 62.5% Kurang 0 0% 6 33.3% 12 66.6% Total 1 2.5% 19 47.5% 20 50% 100%

Tabel 3 x 3 ini tidak layak untuk uji Chi square karena sel yang nilai expected kurang dari lima ada 55.6%. Alternatifnya, peneliti menggunakan uji Kruskal- Wallis karena untuk melihat trend.9 Pada uji Kruskal- Wallis, didapatkan nilai P Value yang

ditunjukkan oleh nilai Asymp.Sig adalah 0,037 yang berarti ada hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku pencegahan kanker serviks.

PEMBAHASAN

Hubungan Pendidikan Dan Pengetahuan Terhadap Perilaku Pencegahan Kanker Payudara

Pada penelitian ini ditemukan bahwa 77.5% responden menempuh pendidikan sampai tingkat pendidikan menengah. Hal ini sesuai dengan data UNESCO tahun 2017 tentang peringkat indeks pengembangan manusia di Negara-negara ASEAN menunjukkan bahwa Indonesia peringkat 5 dari 9 negara, dimana 44% penduduknya menempuh pendidikan menengah. Selain itu penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Pasu tahun 2014 di Kecamatan Biru-Biru didapatkan mayoritas masyarakat berpendidikan menengah yaitu 76.3%. Penelitian ini didukung juga dengan penelitian yang dilakukan Syahputra Erwin, dkk tahun 2016 di Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru didapatkan mayoritas wanita memiliki tingkat pendidikan menengah sebesar 53.1%.Dari hasil penelitian ditemukan bahwa 45% responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang kanker payudara. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizka tahun 2016 di Teluk Kuantan menyatakan bahwa mayoritas wanita memiliki pengetahuan kanker payudara dengan katogori kurang sebanyak 62%. Selain itu penelitian ini juga sesuai dengan penelitain Titik Sumiatin tahun 2013 menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan kanker payudara pada wanita usia subur di Kecamatan Semanding berpengetahuan kurang (31%). Disamping itu penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati tahun 2013 di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi menyatakan bahwa sebagian besar responden (57.8%) berpengetahuan tinggi tentang kanker payudara, hal ini dikarenakan latar belakang pendidikan responden sebagai mahasiswa Ilmu Keperawatan sangat menunjang pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan khususnya tentang kanker payudara yang telah diperoleh sewaktu perkuliahan.Dari hasil penelitian ditemukan bahwa 60% responden memiliki perilaku kurang baik terhadap pencegahan kanker payudara. Penelitian ini Sejalan dengan penelitian Ulfah di RSU Tugurejo tahun 2017 menunjukkan mayoritas masyarakat tidak melakukan deteksi dini sebagai upaya pencegahan kanker payudara, hal ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, biaya, serta dukungan.Hal ini sesuai dengan data di Indonesia lebih dari 80% kanker payudara ditemukan pada kondisi stadium lanjut karena terlambat pemeriksaan ke layanan kesehatan, ini menunjukkan bahwa kurangnya perilaku pencegahan di masyarakat. Tetapi penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan olah Ni Putu tahun 2009 menunjukkan bahwa 38.8% responden memiliki perilaku pencegahan kanker payudara yang cukup hal ini dikarenakan subjek penelitian ini adalah mahasiswi Sekolah Tinggi Kesehatan di Yogyakarta yang memiliki pengetahuan yang cukup pula tentang kanker payudara. Menurut model keyakinan kesehatan, individu akan lebih mudah dalam mengambil tindakan menjaga kesehatan ketika ia memiliki pengetahuan yang banyak akan kanker payudara. Semakin banyak pengetahuan yang ia miliki maka cendrung memiliki kesadaran yang lebih untuk melakukan tindakan SADARI sebagai upaya pencegahan kanker payudara. Setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis didapatkan bahwa ada hubungan antara pendidikan terhadap perilaku pencegahan kanker payudara. Penelitian yang didapatkan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiowati tahun 2011 bahwa ada hubungan antara pendidikan terhadap perilaku, dimana seseorang yang memiliki tingkat pendidikan rendah ( hanya sampai SMA) relative sulit menerima sesuatu hal yang baru, sebaliknya seseorang yang memilki pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima hal baru dan cendrung lebih terbuka. Hal ini

(6)

135

berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam meningkatkan derajat perilaku kesehatannya kearah yang lebih baik. Selain itu penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Darmasari tahun 2016 bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri serta deteksi dini sebagai upaya pencegahan kanker payudara.Disamping itu penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi di Kecamatan Pedan Klaten menyatakan bahwa pendidikan menengah ( SMA sederajat) dari responden menunjukkan kemampuan dalam berfikir dan memahami serta dapat mengambil keputusan sesuai menurut mereka benar. Hal ini dikarenakan pendidikan bukan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang, Perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pengetahuan, pengalaman, lingkungan, dan kesibukan aktifitas dalam bekerja. Setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis didapatkan p = 0.008 hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku pencegahan kanker payudara. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Titik Sumiatin 2013 menunjukkan bahwa ada korelasi antara pengetahuan dengan upaya pencegahan kanker payudara. Selain itu didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Kakung tahun 2015 di Kecamatan Delanggu menyatakan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku SADARI sebagai upaya dari pencegahan kanker payudara.Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmodjo bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.Tetapi penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdullah Nurhayati,dkk menyatakan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan tentang dengan cara sadari sebagai upaya pencegahan kanker payudara, hal ini dikarenakan pengetahuan yang baik tidak serta merta dapat menunjang kesadaran seseorang untuk melakukan sikap yang baik pula karena berdasarkan strukturnya sikap itu sendiri terdiri dari tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Selain itu ada juga faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap seseorang yaitu pengalaman, kebudayaan, media massa, dan faktor emosinal.

Hubungan Pendidikan Dan Pengetahuan Terhadap Perilaku Pecegahan Kanker Serviks

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa 45% responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang kanker serviks.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Shinta Lutfiana Sari tahun 2010 di klinik seroja Kota Kediri menunjukkan bahwa 75.6% responden memilki pengetahuan kanker serviks dengan kategori kurang.Selain itu penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Erwin Syahputra tahun 2016 bahwa mayoritas dari responden memiliki pengetahuan kanker serviks dengan kategori kurang sebanyak 78.1%. Hal ini dikarenakan sebagian responden tidak mengetahui tentang apa itu kanker serviks, bahaya kanker serviks, bagaimana gejalanya, faktor yang mempengaruhinya, dan bagaimana cara mencegahnya.Selain itu penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Novita tahun 2013 di Kelurahan Tuga Utara didapatkan bahwa 74.2% responden memiliki tingkat pengetahuan kanker serviks dengan kategori kurang.Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 50% responden memiliki perilaku pencegahan yang kurang tentang kanker serviks. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nungky tahun 2013 di Surakarta menunjukkan sebagian besar responden tidak melakukan deteksi dini kanker serviks sebagai upaya dari pencegahan yaitu sebanyak 68%.Selain itu penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Delima, dkk pada tahun 2015 di universitas Halu Oleo menyatakan bahwa sebagian besar responden memiliki tindakan yang buruk terhadap pencegahan kanker serviks. Perilaku buruk dikarenakan kebanyakan mereka tidak mengimplementasikan dalam kehidupannya. Hal ini dilihat dari penelitian bahwa banyaknya anggapan sepele dengan vaksinasi HPV dan pemeriksaan yang merupakan upaya pencegahan kanker serviks.Disamping itu penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sylvana tahun 2012 bahwa 92% responden memiliki perilaku pencegahan kanker serviks yang negatif dan hanya 8% yang positif. Tetapi penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwikha menunjukkan bahwa 63.6% responden memiliki perilaku pencegahan kanker serviks yang baik. Perbedaan hasil tersebut disebabkan oleh beberapa kondisi di masyarakat seperti tingginya pengetahuan masyarakat akan kanker serviks, dimana meningkatnya pengetahuan juga dapat mengubah perilaku masyarakat dari negative menjadi positif. Setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis didapatkan bahwa ada hubungan antara pendidikan terhadap perilaku pencegahan kanker serviks. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwikha Gustina, dkk tahun 2014 di Universitas Riau menyatakan bahwa responden yang berpendidikan tinggi memiliki peluang untuk berperilaku pencegahan kanker serviks baik sebesar 0.87 kali dibandingkan responden yang tidak berpendidikan tinggi. Selain itu penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Yuhani Diasih, dkk di Universitas Riau menyatakan bahwa terdapat pengaruh pendidikan dengan perilaku wanita usia subur dalam mendeteksi dini kanker serviks. Pendidikan merupakan faktor terpenting untuk mendorong seseorang lebih peduli dan

(7)

136

termotivasi untuk meningkatkan derajat kesehatan dirinya. Pendidikan menjadikan seseorang memiliki pengetahuan yang luas dan pola fikir baik, sehingga kesadaran untuk berperilaku positif semakin meningkat.Tetapi penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Parapat Flora tahun 2016 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku deteksi dini kanker leher rahim. Dalam penelitian ini, daerah Candiroto masih kental dengan adat dan budaya sehingga mempengaruhi dari pendidikan dan perilaku pencegahan kanker serviks masyarakat. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukana oleh Notoadmodjo pada tahun 2014 bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang, yaitu : Faktor genetic dan faktor eksogen yang meliputi faktor pendidikan, lingkungan, agama, dan sosial.Setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis didapatkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku pencegahan kanker serviks. Penelitian yang didapatkan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari Retno tahun 2017 menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahaun tentang kanker serviks dengan perilaku pencegahan kanker serviks pada ibu-ibu. Selain itu penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Shinta tahun 2010 bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan dini kanker serviks. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmojo bahwa perilaku yang didasarkan pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Hasil penelitian yang berbeda terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Rifqi tahun 2016 di Kecamatan Lima Puluh Pekanbaru bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan kanker serviks, hal ini diasumsikan karena tidak hanya faktor pengetahuan yang mempengaruhi perilaku tetapi ada faktor lain yang mempengaruhinya seperti lingkungan, pengalaman,dan informasi.

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society. Global Cancer Facts & Figures 3rd Edition. Atlanta Am Cancer Soc. 2015.

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Situasi Penyakit Kanker.Jakarta:Kementrian Kesehatan RI. 2015. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Stop Kanker.jakarta:Departemen kesehatan. 2015.

Universitas K, Ratulangi SAM, Tangka J, Rottie J. Hubungan Pengetahuan Tentang Kanker Payudara Dengan Cara Periksa Payudara Sendiri Pada Mahasiswi Semester IV Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. 2013;1.

Priyatin C, Ulfiana E, Sumarni S. Faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara di RSUP DR.Kariadi semarang. 2013;2.

Kemenkes P, Prodi S, Tuban K. Hubungan pengetahuan dengan upaya pencegahan kanker payudara pada wanita usia subur di kecamatan semanding kabupaten tuban. 2013:152-159.

Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2014.

Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.

Dahlan MS. STATISTIK untuk kedokteran dan kesehatan, ed.6. Epidemiologi indonesia; 2014. p.71.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Data dan statistik Pendidikan . Data Pendidikan Untuk Lembaga Internasional.2013.

Theresia Pasu. Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun mengenai (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara di Desa Namosuro. 2014.

Syahputra E, Ade W, Suyanto. Hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan wanita pekerja seksual tidak langsung tentang papsmear dan IVA sebagai deteksi dini kanker serviks di Hotspot X Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru.2016.

(8)

137

Angrainy Rizka. Hubungan pengetahuan, sikap tentang SADARI dalam mendeteksi dini kanker payudara pada remaja.2017. Labibah Ulfah H, Indarjo S, Cahyati W H. Perilaku deteksi dini kanker payudara pada wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara.2016.

Okky Ni Putu. Hubungan antara pengetahuan kanker payudara dan perilaku SADARI pada wanita dewasa dini.2009. Raharjo S, Kusumawati E. Hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan pada masyarakat perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Banyumas. 2011.

Darmasari, Titin. Hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan WUS tentang deteksi dini kanker payudara sendiri di Kelurahan Tambak Rejo Kecamatan Gayamsari Kota Semarang. 2016.

Handayani Dwi Sri.Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku para wanita dewasa awal dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri di Kelurahan Kalangan Kecamatan Pedan Klaten.2008

Pamungkas K S. Hubungan antara pengetahuan Ibu tentang kanker payudara dengan perilaku SADARI pada kader posyandu Kecamatan Delanggu

Sari S L. Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan dini kanker serviks pada pasien di klinik seroja Kota Kediri

Syahputra E, Ade W, Suyanto. Hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan wanita pekerja seksual tidak langsung tentang papsmear dan IVA sebagai deteksi dini kanker serviks di Hotspot X Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru.2016 Yanti N V. Hubungan tingkat pengetahuan Ibu tentang kanker serviks dengan perilaku Ibu dalam melakukan PAPSMEAR di Kelurahan Tugu Utara pada tahun 2013.2013.

Utami, Nungki Marcellia. Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks pada pasangan usia subur di Wilayah kerja puskesmas Sangkrah, Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakart.2013

Delima N, Bahar H, Erawan P. Perilaku pencegahan kanker serviks pada mahasiswi fakultas kesehatan masyarakat Universitas Halu Oleo.

Universitas Indonesia, Sylvana. Gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku pencegahan kanker serviks pada mahasiswi S1 fakultas psikologi. 2012.

Gustiana D, Dewi Y I, Nurcahayati S. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan kanker serviks pada wanita usia subur. 2014;1

Diasih Y, Zulfitri R, Woferst R. Faktor- faktor yang berhubungan dengan upaya wanita usia subur melakukan deteksi dini kanker serviks.2017.

Parapat F T, dkk. faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku deteksi dini kanker leher rahim metode inspeksi visual asam asetat di Puskesmas Candiroto Kabupaten Temanggung.2016.

Wulandari R W. Hubungan pengetahuan kanker serviks dengan perilaku melakukan IVA atau PAPSMEAR pada ibu-ibu usia 24-50 tahun di Dusun Greges Donotirto Kretek Bantul Yogyakarta.2017.

Rahmadhan Rifqi. Hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan wanita pekerja seksual tidak langsung tentang PAPSMEAR di Puskesmas Umbulharjo 1 Yogyakarta tahun 2012.2012.

Gambar

Tabel 4.4. Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap Perilaku Pencegahan Kanker Payudara  Kategori perilaku pencegahan
Tabel 4.6. Distribusi Gambaran Kategori Pengetahuan Kanker Serviks  Kategori Pengetahuan      n        %  Kanker Serviks  Baik                                    14       35%  Cukup                                  8         20%  Kurang
Tabel 4.9. Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Pencegahan Kanker Serviks Kategori perilaku pencegahan

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas bertanya memperoleh persentase 5% dan aktivitas yang tidak relevan dengan KBM memperoleh persentase 5%.Pada Siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan

Berdasarkan draf laporan yang telah diparaf kasubbag umum & keuangan dan Sekretaris menandatangani laporan SAIBA tersebut untuk kemudian diteruskan kepada petugas

Untuk kuesioner konsumen, data yang diperoleh dari responden kemudian dikumpulkan, diolah dengan menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengukur tingkat kepuasan

Mengacu pada kondisi usahatani padi daerah irigasi Mamak Kakiang yang terjadi pada musim hujan (1995/1996) dan musim kemarau (1996), maka peningkatan produksi

Berkaitan dengan pengembangan lahan rawa terpadu sebagai lahan produksi pangan TA. 2017, pemerintah memberikan bantuan pendanaan kepada kelompok tani rawa untuk memperbaiki kondisi

(b) Persaingan bukan terhadap harga (non price competition) melalui deferensial produk, pengembangan HaKI, promosi/iklan, pelayanan purna jual, serta berusaha untuk

Pandangan (persepsi) masyarakat tentang remaja yang mengkonsumsi minuman keras dalam penelitian awal, mereka atau masyarakat khususnya mengatakan bahwa remaja sekarang ini tidak

Terima kasih kepada PT So Good Food Indonesia yang telah memfasilitasi kegiatan ini sehingga intervensi penyuluhan dan pendam- pingan peternak dalam rangka