• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

No. 64/12/Th. XIX, 1 Desember 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI KOTA

K

ENDARI

NOVEMBER 2016 DEFLASI 0,22 PERSEN

 Deflasi Kota Kendari bulan November tahun 2016, tercatat sebesar 0,22 persen dengan Indeks Harga

Konsumen (IHK) 121,52. Secara nasional dari 82 kota yang menghitung inflasi, empat kota tercatat deflasi dan tujuh puluh delapan kota tercatat inflasi. Deflasi tertinggi tercatat di Baubau (Provinsi Sulawesi Tenggara) 1,54 persen dan deflasi terendah tercatat di Kendari (Provinsi Sulawesi) Tenggara 0,22 persen. Sementara itu inflasi terbesar tercatat di Manado (Provinsi Sulawesi Utara) 2,86 persen.

 Deflasi yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan

makanan 0,83 persen; sandang 0,32 persen serta transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,31 persen. Sementara kelompok yang tercatat inflasi yaitu makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,44 persen; kesehatan 0,32 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,03 serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,01 persen.

 Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi terbesar adalah

kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso; angkutan udara; cakalang/sisik; layang/benggol; teri; rambe; bayam; kangkung; ayam hidup serta apel.

 Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah cabai rawit; tomat buah; tomat sayur; minyak

goreng; sop; celana panjang katun pria; baju muslim wanita; bawang merah; rokok putih serta cabai merah.

 Dari sebelas kota di Pulau Sulawesi, dua kota tercatat deflasi dan sembilan kota tercatat inflasi. Deflasi

tertingi tercatat di Baubau (Provinsi Sulawesi Tenggara) 1,54 persen dengan IHK 128,12 dan deflasi terendah tercatat di Kendari (Provinsi Sulawesi Tenggara) 0,22 persen dengan IHK 121,52.

 Tingkat inflasi Kota Kendari tahun kalender (Januari-November) 2016 tercatat 2,93 persen dan tingkat inflasi

tahun ke tahun (November 2016 terhadap November 2015) 3,46 persen.

 Laju inflasi periode yang sama tahun kalender (Januari-November) 2015 1,12 persen dan laju inflasi year on

year (November 2015 terhadap November 2014) tercatat sebesar 4,43 persen.

 Inflasi Nasional November 2016 tercatat 0,47 persen, laju inflasi (Januari – November 2016) tercatat 2,59

(2)

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Paket komoditas nasional hasil SBH 2012 terdiri dari 862 komoditas. Paket komoditas terbanyak ada di Jakarta yaitu 462 komoditas, dan yang palling sedikit di Singaraja sebanyak 225 komoditas.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Kendari pada November 2016 tercatat deflasi sebesar 0,22 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 121,79pada Oktober 2016 menjadi 121,52 pada November 2016. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-November) 2016 2,93 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2016 terhadap November 2015) sebesar 3,46 persen.

Deflasi yang yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan 0,83 persen; sandang 0,32 persen serta transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,31 persen. Sementara kelompok yang tercatat inflasi yaitu makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,44 persen; kesehatan 0,32 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,03 serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,01 persen .

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada November 2016 antara lain: teri; bayam; kemeja pendek katun pria; kemeja pendek wanita; kangkung; gaun/terusan; jagung manis; ayam hidup; nangka muda serta kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso; apel.

Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah celana panjang katun pria; tomat buah; cabai rawit; cabai merah; vitamin; tomat sayur; daun kelor; daun paku/pakis; jaket pria serta sop.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada November 2016, yaitu: kelompok bahan makanan -0,20; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,06 serta kelompok sandang 0,02 persen. Sedangkan yang memberikan sumbangan positif yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,05 persen; kelompok kesehatan 0,01; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,002 serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,001.

(3)

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kendari November 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun 2016, Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Inflasi Bulan November 2016 1) Laju Inflasi Tahun Kalender 2016 2) Inflasi Tahun Ke Tahun 3) November 2015 Desember 2015 November 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m 117,46 118,06 121,52 -0,22 2,93 3,46 1 Bahan Makanan 119,47 121,01 126,03 -0,83 4,15 5,49

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok & Tembakau 119,39 119,95 129,29 0,44 7,79 8,29 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 122,05 122,93 123,57 0,01 0,52 1,25

4 Sandang 98,65 98,16 104,03 -0,32 5,98 5,45

5 Kesehatan 113,57 113,66 120,36 0,32 5,89 5,98

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 105,95 105,92 114,49 0,03 8,09 8,06 7 Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan 121,35 121,39 120,23 0,31 -0,96 -0,92

1) Persentase perubahan IHK bulan November 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK bulan November 2016 terhadap IHK bulan Desember 2015 3) Persentase perubahan IHK bulan November 2016 terhadap IHK bulan November 2015

Gambar 1

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Kendari (2012=100), November 2015 – November 2016 -8.00 -6.00 -4.00 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 U M U M Bahan Makanan

Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar

Sandang Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan 2015

2016

(4)

Tabel 2

Perkembangan Inflasi dan Laju Inflasi Kota Kendari dan Nasional Bulan Januari 2015 – November 2016 (2012 = 100,00)

B u l a n Inflasi (%) Laju Inflasi (%)

Kota Kendari Nasional Kota Kendari Nasional

(1) (2) (3) (4) (5) Januari -0,96 -0,24 -0,96 -0,25 Februari -0,91 -0,36 -1,86 -0,61 Maret 0,57 -0,17 -1,30 -0,43 April -0,03 0,36 -1,33 -0,08 Mei 0,64 0,50 -0,70 0,42 Juni 0,28 0,54 -0,42 0,96 Juli 0,75 0,93 0,33 1,90 Agustus 0,64 0,39 0,97 2,29 September 0,61 -0,05 1,58 2,24 Oktober -0,36 -0,08 1,22 2,16 November -0,10 0,21 1,12 2,37 Desember 0,51 0,96 1,64 3,35 Januari 1,49 0,51 1,49 0,51 Februari 0,07 -0,09 1,56 0,42 Maret 0,23 0,19 1,80 0,62 April -0,62 -0,45 1,16 0,16 Mei 0,15 0,24 1,31 0,40 Juni 0,93 0,66 2,25 1,06 Juli 0,77 0,69 3,04 1,76 Agustus 0,01 -0,02 3,05 1,74 September -0,01 0,23 3,04 1,97 Oktober 0,12 0,14 3,16 2,11 November -0,22 0,47 3,46 3,58

(5)

Tabel 3

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi di Kota Kendari Oktober 2016 dan November 2016 (2012=100)

No. Kelompok Pengeluaran

Andil Inflasi (%) Oktober November (1) (2) (3) U M U M 0,12 -0,22 1. Bahan Makanan 0,07 -0,20

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,06 0,05 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,05 0,001

4. Sandang -0,02 -0,02

5. Kesehatan 0,006 0,01

6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,009 0,002 7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -0,06 -0,06

Gambar 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Kendari (2012=100) November 2016 (Persen) 0,22 0,20 0,05 0,001 0,02 0,01 0,06 0.30 0.20 0.10 0.00 0.10 U M U M Bahan Makanan

Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar Sandang

Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan

(6)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada November 2016 tercatat deflasi 0,83 persen atau terjadi penurunan indeks dari 127,08 pada Oktober 2016 menjadi 126,03 pada November 2016.

Dari sebelas subkelompok bahan makanan, tercatat enam subkelompok diantaranya deflasi, empat subkelompok tercatat inflasi serta satu subkelompok tidak mengalami perubahan . Subkelompok yang tercatat deflasi adalah subkelompok ikan segar 3,51; daging dan hasil-hasilnya 3,19; sayur-sayuran 1,80; kacang-kacangan 0,94; telur, susu dan hasil-hasilnya 0,17 serta padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 0,01. Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi adalah bumbu-bumbuan 4,87; buha-buahan 3,25; lemak dan minyak 2,34 serta ikan diawetkan 1,36. Sementara bahan makan lainnya tidak mengalami perubahan.

Kelompok ini pada November 2016 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,20 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso 0,09 persen; layang/benggol 0,05 persen serta teri, rambe dan bayam 0,04 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada November 2016 tercatat inflasi 0,44 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 128,72 pada Oktober 2016 menjadi 129,29 pada November 2016.

Satu subkelompok tercatat deflasi pada November 2016 yaitu minuman yang tidak beralkohol 0,33 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,66 persen dan makanan jadi 0,65 persen.

Kelompok ini pada November 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,05 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yaitu sop 0,02 persen serta rokok putih dan mie 0,01 persen. 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada November 2016 mencatat inflasi sebesar 0,01 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 123,56 pada Oktober 2016 menjadi 123,57 pada November 2016.

Dari empat subkelompok, tercatat dua subkelompok tecatat deflasi dan dua subkelompok tercatat inflasi. Subkelompok yang tercatat deflasi adalah subkelompok subkelompok biaya tempat tinggal 0,04 persen serta bahan bakar, penerangan dan air 0,01 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok penyelenggaraan rumahtangga 0,23 persen serta subkelompok perlengkapan rumahtangga 0,09 persen.

Pada November 2016 kelompok ini secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,001 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yaitu: upah pembantu rumah tangga 0,005 persen serta tarip listrik dan kipas angin 0,004 persen.

(7)

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada November 2016 tercatat deflasi sebesar 0,32 persen, atau terjadi penurunan indeks dari 104,36 pada Oktober 2016 menjadi 104,03 pada November 2016.

Semua subkelompok tercatat deflasi pada November 2016 yaitu subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya 0,74 persen; sandang wanita 0,35 persen; serta sandang anak-anak 0,29 persen. Sedang subkelompok yang tercatat inflasi yaitu subkelompok sandang laki-laki 0,11 persen;

Kelompok ini pada November 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil deflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan negatif yaitu gaun/terusan; emas perhiasan serta celana panjang jeans pria 0,01 persen

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada November 2016 tercatat inflasi 0,32 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 119,98 Oktober 2016 menjadi 120,36 pada November 2016.

Subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika mengalami deflasi 0,08. Sementara satu subkelompok yang tercatat inflasi pada November 2016 yaitu obat-obatan 1,79 persen. Sedang subkelompok jasa kesehatan dan jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Kelompok ini pada November 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif yaitu vitamin 0,012 persen; obat gosok 0,004 persen serta shampo 0,003 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada November 2016 tercatat inflasi 0,03 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 114,46 pada Oktober 2016 menjadi 114,49 pada November 2016.

Subkelompok yang tercatat inflasi pada November 2016, yaitu subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan 0,12 persen. Sementara subkelompok rekreasi; subkelompok pendidikan; kursus-kursus/pelatihan dan olahraga tidak mengalami perubahan atau relatif stabil. Kelompok ini pada November 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,002 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif, yaitu laptop/notebook 0,002 persen.

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada November 2016 tercatat deflasi 0,31 persen atau terjadi penurunan indeks dari 120,60 pada Oktober 2016 menjadi 120,23 pada November 2016.

Subkelompok yang tercatat deflasi adalah subkelompok transpor 0,44 persen. Sedangkan subkelompok komunikasi dan pengiriman; sarana dan penunjang transpor serta jasa keuangan tidak mengalami perubahan atau relatif stabil. Secara keseluruhan kelompok ini pada November 2016 memberikan sumbangan deflasi 0,06 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan/andil negatif adalah angkutan udara 0,06 persen.

(8)

Tabel 3

IHK dan Inflasi Kota Kendari Menurut Kelompok dan Sub Kelompok Bulan November 2016 (2012 = 100,00)

No. Kelompok/Sub kelompok IHK Inflasi %

(1) (2) (3)

A U M U M 121,52 -0,22

I BAHAN MAKANAN 126,03 -0,83

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 123,13 -0,01

Daging dan Hasil-hasilnya 117,57 -3,19

Ikan Segar 127,65 -3,51

Ikan Diawetkan 143,53 1,36

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 123,60 -0,17

Sayur-sayuran 120,02 -1,80

Kacang – kacangan 111,08 -0,94

Buah – buahan 118,35 3,25

Bumbu – bumbuan 157,25 4,87

Lemak dan Minyak 125,81 2,34

Bahan Makanan Lainnya 121,35 0,00

II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU 129,29 0,44

Makanan Jadi 125,65 0,65

Minuman yang Tidak Beralkohol 119,34 -0,33

Tembakau dan Minuman Beralkohol 146,25 0,66

III PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR 123,57 0,01

Biaya Tempat Tinggal 112,06 -0,04

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 162,79 -0,01

Perlengkapan Rumahtangga 109,70 0,09 Penyelenggaraan Rumahtangga 122,64 0,23 IV SANDANG 104,03 -0,32 Sandang Laki-laki 101,01 0,11 Sandang Wanita 106,85 -0,35 Sandang Anak-anak 115,14 -0,29

Barang Pribadi dan Sandang Lain 95,36 -0,74

V KESEHATAN 120,36 0,32

Jasa Kesehatan 114,48 0,00

Obat-obatan 109,47 1,79

Jasa Perawatan Jasmani 118,06 0,00

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 129,98 -0,08

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 114,49 0,03

Pendidikan 113,79 0,00

Kursus-kursus / Pelatihan 148,24 0,00

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 106,02 0,12

Rekreasi 111,56 0,00

Olahraga 105,16 0,00

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 120,23 -0,31

Transpor 129,70 -0,44

Komunikasi Dan Pengiriman 98,67 0,00

Sarana dan Penunjang Transpor 117,96 0,00

(9)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Deflasi Kota Kendari November 2016 tercatat 0,22 persen dan tahun kalender (Januari - November) 2016 tercatat 2,93 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2016 terhadap November 2015) tercatat 3,46 persen. Sedangkan tingkat deflasi pada periode yang sama November 2015 tercatat 0,10 persen, tahun kalender (Januari – November) 2015 sebesar 1,12 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk November 2015 terhadap November 2014 tercatat 4,43 persen.

Tabel 4

Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Tahun ke Tahun, 2014- 2016

Inflasi 2013 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4) (5)

1. November 0,11 1,67 -0,10 -0,22

2. (Januari - November) tahun kalender 6,76 3,99 1,12 2,93

3. November terhadap November (year on year)

(tahun n) (tahun n-1)

6,88 4,00 4,43 3,46

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

Pada November 2016 di Kota Kendari tercatat deflasi sebesar 0,22 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 121,52. Dari 82 kota IHK, empat kota tercatat deflasi dan tujuh puluh delapan kota tercatat inflasi. Deflasi terbesar tercatat di Baubau 1,54 persen dengan IHK 128,12 dan deflasi terendah tercatat di Kendari 0,22 persen dengan IHK 121,52. Sementara inflasi tertinggi tercatat di Manado 2,86 persen dengan IHK 127,58 dan inflasi terendah tercatat di Singkawang 0,05 persen dengan IHK 124,51.

Perandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada November 2016, semua kota tercatat inflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Pekanbaru 1,30 persen dengan IHK 127,60 dan inflasi terendah tercatat di Bengkulu 0,06 persen dengan IHK 134,84. (lihat Tabel 5).

(10)

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi November 2016 Kota-Kota di Pulau Sumatera dengan Nasional

(2012=100) K O T A November IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Meulaboh 125,44 0,15 2. Banda Aceh 119,10 0,15 3. Lhoksesmawe 122,19 0,33 4. Sibolga 132,13 0,99 5. Pematang Siantar 131,36 0,80 6. Medan 132,72 0,74 7. Padangsidimpsan 125,33 0,77 8. Padang 133,39 1,13 9. Bukittinggi 127,01 1,07 10. Tembilahan 129,87 0,17 11. Pekanbaru 127,60 1,30 12. Dumai 127,54 0,82 13. Bungo 124,49 0,64 14. Jambi 126,76 0,50 15. Palembang 124,13 0,57 16. Lubuklinggau 123,68 0,46 17. Bengkulu 134,84 0,06 18. Bandar Lampung 126,42 0,43 19. Metro 133,91 0,60 20. Tanjung Pandan 133,03 0,70 21. Pangkal Pinang 130,85 0,56 22. Batam 126,63 0,96 23. Tanjung Pinang 125,74 0,30 NASIONAL 126,18 0,47

(11)

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada November 2016 kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa semua kota tercatat inflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Bekasi 0,80 persen dengan IHK 122,74 dan terendah tercatat di DKI Jakarta 0,24 persen dengan IHK 125,93 (lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi November 2016 Kota-Kota di Pulau Jawa dengan Nasional

(2012=100) K O T A November IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. DKI Jakarta 125,93 0,24 2. Bogor 125,87 0,61 3. Sukabumi 124,53 0,42 4. Bandung 124,49 0,52 5. Cirebon 121,09 0,30 6. Bekasi 122,74 0,80 7. Depok 124,13 0,39 8. Tasikmalaya 123,83 0,28 9. Cilacap 127,69 0,54 10. Purwokerto 122,78 0,77 11. Kudus 130,81 0,67 12. Surakarta 122,04 0,60 13. Semarang 124,34 0,54 14. Tegal 122,60 0,34 15. Yogyakarta 122,78 0,32 16. Jember 121,43 0,31 17. Banyuwangi 121,93 0,25 18. Sumenep 122,36 0,53 19. Kediri 122,12 0,53 20. Malang 125,62 0,45 21. Probolinggo 122,62 0,47 22. Madiun 122,19 0,51 23. Surabaya 125,07 0,26 24. Tangerang 132,74 0,57 25. Cilegon 129,77 0,49 26. Serang 132,86 0,32 NASIONAL 126,18 0,47

(12)

Perbandingan Antarkota di Pulau Sulawesi

Pada November 2016 kota IHK di wilayah Pulau Sulawesi dua kota tercatat deflasi dan sembilan kota tercatat inflasi. Deflasi tertinggi tercatat di Baubau 1,54 persen dengan IHK 128,12 dan terendah di Kendari 0,22 persen dengan IHK 121,52. (lihat Tabel 8).

Tabel 8

Perbandingan Indeks dan Inflasi November 2016 Kota-Kota di Pulau Sulawesi dengan Nasional

(2012=100) November IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Manado 127,58 2,86 2. Palu 125,65 0,49 3. Bulukumba 129,85 0,59 4. Watampone 119,98 0,33 5. Makassar 126,07 0,43 6. Pare-Pare 121,45 0,55 7. Palopo 123,45 0,55 8. Kendari 121,52 -0,22 9. Baubau 128,12 -1,54 10. Gorontalo 121,21 0,61 11. Mamuju 124,30 0,46 NASIONAL 126,18 0,47

Perbandingan Antarkota Wilayah Luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi

Pada November 2016 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi tercatat 2 kota tercatat deflasi dan 20 kota tercatat inflasi. Deflasi tertinggi tercatat di Tual 0,27 persen dengan IHK 137,79 dan terendah tercatat di Jayapura 0,23 persen dengan IHK 126,43. Sedang inflasi tertinggi tercatat di Tanjung 1,85 dengan IHK 126,18 (lihat Tabel 7).

(13)

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi November 2016

Kota-Kota di Luar Pulau Sumatera, Jawa dan Sulawesi dengan Nasional (2012=100) K O T A November IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Singaraja 134,25 0,78 2. Denpasar 122,26 0,28 3. Mataram 123,37 0,19 4. Bima 128,78 0,19 5. Maumere 119,88 0,98 6. Kupang 126,59 0,76 7. Pontianak 133,56 0,07 8. Singkawang 124,51 0,05 9. Sampit 125,36 0,67 10. Palangkaraya 121,79 0,18 11. Tanjung 126,18 1,85 12. Banjarmasin 125,25 0,11 13. Balikpapan 129,94 0,12 14. Samarinda 127,72 0,28 15. Tarakan 136,04 0,38 16. Ambon 125,19 0,48 17. Tual 137,79 -0,27 18. Ternate 129,85 0,26 19. Manokwari 120,92 0,93 20. Sorong 126,27 0,25 21. Merauke 131,81 0,83 22. Jayapura 126,43 -0,23 NASIONAL 126,18 0,47

(14)

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara

Email: antitoar@bps.go.id Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Surianti Toar, MS

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dari penelitian yang dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan

Pengembangan kawasan Pulau Maitara dengan konsep ekowisata, sehingga masyarakat dituntut keterlibatan dan peran aktif pada pengelolahan destinasi, masyarakat harus

Aplikasi Pendukung Keputusan Dalam Pemilihan Perguruan Tinggi dapat dijadikan sebagai alat bantu pengambilan keputusan, karena dengan menginputkan kriteria, sub kriteria

Bank Panin Cabang Tropodo harus mempertahankan inerja pemenuhan kebutuhan nasabah akan nilai manfaat pada relationship value yaitu manfaat ekonomi (kesesuaian antara

Sosok wayang itu sendiri sebagai suatu produk kreatif yang mempunyai banyak ra- gam cerita dan penampilan visual boneka- nya, sering ditafsirkan secara sempit dan direduksi

1) Modernisasi pesantren bagi Abdurrahman Wahid adalah proses dinamisasi: penggalakan nilai-nilai hidup positif tradisi-tradisi pesantren dan penggunaan nilai-nilai baru

8ebagai +onto sistem mekatronik !ada kendaraan bermotor adala sistem rem 8ebagai +onto sistem mekatronik !ada kendaraan bermotor adala sistem rem AB8 ( Antilo+k

Unit kompetensi ini menggambarkan ruang lingkup pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja yang diperlukan untuk membaca dan menterjemahkan gambar kerja dan