• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

 Deflasi Kota Kendari bulan April tahun 2016, tercatat sebesar 0,62 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 119,43. Secara nasional dari 82 kota yang menghitung inflasi, lima kota tercatat inflasi dan tujuh puluh tujuh kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Tarakan (Provinsi Kalimantan Timur) 0,45 persen dan inflasi terendah tercatat di Kota Banjarmasin 0,04 persen. Sementara itu deflasi terbesar tercatat di Kota Sibolga (Provinsi Sumatera Utara) 1,79 persen.

 Deflasi yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 1,69 persen; bahan makanan 0,93 serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,68 persen. Sementara kelompok yang tercatat inflasi yaitu sandang 0,86 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,63; kesehatan 0,53; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,11 persen.

 Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah bensin; kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso; batu; angkutan udara; jantung pisang; tarip listrik; cabai rawit; pasir; cakalang/sisik serta ekor kuning.  Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah bawang merah; layang/benggol; terong

panjang; kangkung; bawang putih; tomat buah; sandal; bimbingan belajar; tembang serta celana dalam pria.

 Dari sebelas kota di Pulau Sulawesi, semua kota tercatat deflasi. Deflasi tertingi tercatat di Kota Manado (Provinsi Sulawesi Utara) 0,87 persen dengan IHK 122,84 dan deflasi terendah tercatat di Kota Mamuju (Provinsi Sulawesi Barat) 0,09 persen dengan IHK 122,12

 Tingkat inflasi Kota Kendari tahun kalender (Januari-April) 2016 tercatat 1,16 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2016 terhadap April 2015) 4,20 persen.

 Laju inflasi periode yang sama tahun kalender (Januari-April) 2015 -1,33 persen dan laju inflasi year on year (April 2015 terhadap April 2014) tercatat sebesar 6,69 persen.

 Deflasi Nasional April 2016 tercatat 0,45 persen, laju inflasi (Januari – April 2016) tercatat 0,16 persen dan laju inflasi year on year (April 2016 terhadap April 2015) tercatat 3,60 persen.

No. 01/5/Th. XIX, 2 Mei 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI KOTA

K

ENDARI

(2)

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Paket komoditas nasional hasil SBH 2012 terdiri dari 862 komoditas. Paket komoditas terbanyak ada di Jakarta yaitu 462 komoditas, dan yang palling sedikit di Singaraja sebanyak 225 komoditas.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Kendari pada April 2016 tercatat deflasi sebesar 0,62 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 120,18 pada Maret 2016 menjadi 119,43 pada April 2016. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-April) 2016 1,16 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2016 terhadap April 2015) sebesar 4,20 persen.

Deflasi yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 1,69; bahan makanan 0,93 serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,68. Sementara kelompok yang tercatat inflasi yaitu sandang 0,86 persen; pendidikan,rekreasi, dan olah raga 0,63; kesehatan 0,53 persen serta makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,11 persen .

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada April 2016 antara lain: bawang merah; sandal karet; baju batik; celana dalam pria; sandal; kangkung; tomat buah; bawang putih; terong panjang serta daun kacang panjang muda. .

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah cabai merah; kentang; wortel; ketimun; baju kaos berkerah; cabai rawit; jantung pisang; batu; solar serta teri

.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada April 2016, yaitu: kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -0,36; kelompok bahan makanan -0,22 serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar -0,17. Sedangkan yang memberikan sumbangan positif yaitu kelompok sandang 0,06 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,04; kelompok kesehatan 0,02 serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,01 persen.

(3)

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kendari April 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun 2016, Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Inflasi Bulan April 2016 1) Laju Inflasi Tahun Kalender 2016 2) Inflasi Tahun Ke Tahun 3) April 2015 Desember 2015 April 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m 114,62 118,06 119,43 -0,62 1,16 4,20 1 Bahan Makanan 111,29 121,01 126,17 -0,93 4,26 13,37

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok & Tembakau 113,73 119,95 123,58 0,11 3,03 8,66

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 121,47 122,93 122,18 -0,68 -0,61 0,58

4 Sandang 98,18 98,16 101,70 0,86 3,61 3,59

5 Kesehatan 111,92 113,66 117,72 0,53 3,57 5,18

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 103,43 105,92 107,59 0,63 1,58 4,02

7 Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan 121,69 121,39 118,54 -1,69 -2,35 -2,59

1) Persentase perubahan IHK bulan April 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK bulan April 2016 terhadap IHK bulan Desember 2015 3) Persentase perubahan IHK bulan April 2016 terhadap IHK bulan April 2015

Gambar 1

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Kendari (2012=100), April 2015 – April 2016

(4)

Tabel 2

Perkembangan Inflasi dan Laju Inflasi Kota Kendari dan Nasional Bulan Januari 2015 – April 2016 (2012 = 100,00)

B u l a n Inflasi (%) Laju Inflasi (%)

Kota Kendari Nasional Kota Kendari Nasional

(1) (2) (3) (4) (5) Januari -0,96 -0,24 -0,96 -0,25 Maret -0,91 -0,36 -1,86 -0,61 Maret 0,57 -0,17 -1,30 -0,43 April -0,03 0,36 -1,33 -0,08 Mei 0,64 0,50 -0,70 0,42 Juni 0,28 0,54 -0,42 0,96 Juli 0,75 0,93 0,33 1,90 Agustus 0,64 0,39 0,97 2,29 September 0,61 -0,05 1,58 2,24 Oktober -0,36 -0,08 1,22 2,16 November -0,10 0,21 1,12 2,37 Desemberi 0,51 0,96 1,64 3,35 Januari 1,49 0,51 1,49 0,51 Maret 0,07 -0,09 1,56 0,42 Maret 0,23 0,19 1,80 0,62 April -0,62 -0,45 1,16 0,16 Tabel 3

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi di Kota Kendari Maret 2016 dan April 2016 (2012=100)

No. Kelompok Pengeluaran

Andil Inflasi (%) Maret April (1) (2) (3) U M U M 0,23 -0,62 1. Bahan Makanan 0,05 -0,22

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,08 0,01

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,02 -0,17

4. Sandang 0,09 0,06

5. Kesehatan 0,02 0,02

6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,00 0,04

(5)

Gambar 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Kendari (2012=100) April 2016 (Persen)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada April 2016 tercatat deflasi 0,93 persen atau terjadi penurunan indeks dari 127,35 pada Maret 2016 menjadi 126,17 pada April 2016.

Dari sebelas subkelompok bahan makanan, tercatat enam subkelompok diantaranya deflasi dan lima subkelompok tercatat inflasi. Subkelompok yang tercatat deflasi adalah subkelompok ikan diawetkan 3,47; ikan segar 2,72; daging dan hasil-hasilnya 1,93; sayur-sayuran 1,55; telur, susu dan hasil-hasilnya 0,71 serta padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 0,24. Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok buah-buahan 3,10; bumbu-bumbuan 2,43; kacang-kacangan 0,41; bahan makanan lainnya 0,14 serta lemak dan minyak 0,05.

Kelompok ini pada April 2016 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,22 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso 0,10 persen; jantung pisang 0,06 persen; cabai rawit 0,05 persen; serta cakalang sisik dan ekor kuning masing-masing 0,03 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada April 2016 tercatat inflasi 0,11 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 123,44 pada Maret 2016 menjadi 123,58 pada April 2016.

(6)

Satu subkelompok tercatat deflasi pada April 2016 yaitu minuman yang tidak beralkohol 0,20 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,37 persen dan makanan jadi 0,11 persen.

Kelompok ini pada April 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yaitu rokok putih, rokokkretek filter dan roti manis masing-masing 0,004 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada April 2016 mencatat deflasi sebesar 0,68 persen atau terjadi penurunan indeks dari 123,02 pada Maret 2016 menjadi 122,18 pada April 2016.

Dari empat subkelompok, tercatat tiga subkelompok deflasi dan satu subkelompok inflasi. Subkelompok yang tercatat deflasi adalah subkelompok biaya tempat tinggal 0,96 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air 0,79 persen serta subkelompok perlengkapan rumahtangga 0,07 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok penyelenggaraan rumahtangga 0,30 persen.

Pada April 2016 kelompok ini secara keseluruhan memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,18 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi yaitu: batu 0,08 persen; tarip listrik 0,06 persen serta pasir 0,04 persen.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada April 2016 tercatat inflasi sebesar 0,86 persen, atau terjadi kenaikan indeks darii 100,83 pada Maret 2016 menjadi 101,70 pada April 2016.

Semua subkelompok tercatat inflasi pada April 2016 yaitu, subkelompok sandang anak-anak 1,61 persen; sandang laki-laki 0,83 persen; sandang wanita 0,64 persen serta barang pribadi dan sandang lainnya 0,44 persen.

Kelompok ini pada April 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,06 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif yaitu sandal 0,03 persen; celana dalam pria 0,02 persen serta celana panjang jeans, sandal karet dan emas perhiasan masing-masing 0,01 persen.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada April 2016 tercatat inflasi 0,86 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 117,10 Maret 2016 menjadi 117,72 pada April 2016.

Dua subkelompok yang tercatat inflasi pada April 2016 yaitu perawatan jasmani dan kosmetik 1,10 persen serta subkelompok obat-obatan 0,12 persen. Sementara subkelompok jasa kesehatan dan jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Kelompok ini pada April 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif, yaitu sabun mandi cair 0,03 persen, shampo dan sabun mandi masing-masing 0,01 persen; hand body lotion 0,002 persen serta vitamin, pelembab dan lipstik 0,001 persen.

(7)

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada April 2016 tercatat inflasi 0,63 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 106,92 pada Maret 2016 menjadi 107,59 pada April 2016.

Subkelompok yang tercatat inflasi pada April 2016, yaitu subkelompok kursus-kursus/pelatihan 3,15 persen; subkelompok rekreasi 0,84 persen serta subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan 0,09 persen. Sementara subkelompok pendidikan dan olahraga tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Kelompok ini pada April 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,04 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif, yaitu bimbingan belajar 0,03 persen; rekreasi 0,02 persen; biaya foto copy 0,003 persen serta kertas HVS 0,001 persen.

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada April 2016 tercatat deflasi 1,69 persen atau terjadi penurunan indeks dari 120,58 pada Maret 2016 menjadi 118,54 pada April 2016.

Subkelompok yang tercatat deflasi adalah subkelompok transpor 2,42 persen. Sedangkan yang tercatat inflasi adalah subkelompok sarana dan penunjang transpor 0,14 persen. Sementara subkelompok komunikasi dan pengiriman serta jasa keuangan tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada April 2016 memberikan sumbangan deflasi 0,36 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil negatif adalah bensin 0,28 persen; angkutan udara 0,07 persen serta solar 0,01 persen.

(8)

Tabel 3

IHK dan Inflasi Kota Kendari Menurut Kelompok dan Sub Kelompok Bulan April 2016 (2012 = 100,00)

No. Kelompok/Sub kelompok IHK Inflasi %

(1) (2) (3)

A U M U M 119,43 -0,62

I BAHAN MAKANAN 126,17 -0,93

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 130,27 -0,24

Daging dan Hasil-hasilnya 112,17 -1,93

Ikan Segar 122,54 -2,72

Ikan Diawetkan 133,13 -3,47

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 125,01 -0,71

Sayur-sayuran 134,05 -1,55

Kacang – kacangan 112,26 0,41

Buah – buahan 110,75 3,10

Bumbu – bumbuan 145,47 2,43

Lemak dan Minyak 116,36 0,05

Bahan Makanan Lainnya 118,48 0,14

II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU 123,58 0,11

Makanan Jadi 123,33 0,11

Minuman yang Tidak Beralkohol 115,01 -0,20

Tembakau dan Minuman Beralkohol 132,12 0,37

III PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR 122,18 -0,68

Biaya Tempat Tinggal 111,87 -0,96

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 158,02 -0,79

Perlengkapan Rumahtangga 108,90 -0,07 Penyelenggaraan Rumahtangga 121,24 0,30 IV SANDANG 101,70 0,86 Sandang Laki-laki 95,41 0,83 Sandang Wanita 107,56 0,64 Sandang Anak-anak 113,67 1,61

Barang Pribadi dan Sandang Lain 92,66 0,44

V KESEHATAN 117,72 0,53

Jasa Kesehatan 112,49 0,00

Obat-obatan 108,80 0,12

Jasa Perawatan Jasmani 118,06 0,00

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 125,42 1,10

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 107,59 0,63

Pendidikan 99,40 0,00

Kursus-kursus / Pelatihan 143,24 3,15

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 103,32 0,09

Rekreasi 111,50 0,84

Olahraga 103,61 0,00

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 118,54 -1,69

Transpor 128,28 -2,42

Komunikasi Dan Pengiriman 96,01 0,00

Sarana dan Penunjang Transpor 117,41 0,14

(9)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Deflasi Kota Kendari April 2016 tercatat 0,62 persen dan tahun kalender (Januari - April) 2016 tercatat 1,16 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2016 terhadap April 2015) tercatat 4,20 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama April 2015 tercatat -0,03 persen, tahun kalender (Januari – April) 2015 sebesar –1,33 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk April 2015 terhadap April 2014 tercatat 6, 69 persen.

Tabel 4

Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Tahun ke Tahun, 2014- 2016

Inflasi 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4)

1. April 0,08 -0,03 -0,62

2. (Januari - April) tahun kalender -0,67 -1,33 1,16

3. April terhadap April (year on year)

(tahun n) (tahun n-1) 5,01 6,69 4,20

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

Pada April 2016 di Kota Kendari tercatat deflasi sebesar 0,62 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 119,43. Dari 82 kota IHK, tujuh puluh tujuh kota tercatat deflasi dan lima kota tercatat inflasi. Deflasi terbesar tercatat di Kota Sibolga 1,79 persen dengan IHK 124,29 dan deflasi terendah tercatat di Kota Singaraja 0,06 persen. Sementara inflasi tertinggi tercatat di Kota Tarakan 0,45 persen dengan IHK 132,98 dan inflasi terendah tercatat di Kota Banjarmasin 0,04 persen dengan IHK 122,84.

Perandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada April 2016, semua tercatat deflasi. Deflasi tertinggi tercatat di Kota Sibolga 1,79 persen dengan IHK 124,29 dan deflasi terendah tercatat di Kota Bungo 0,12 persen dengan IHK 121,23. (lihat Tabel 5).

(10)

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi April 2016 Kota-Kota di Pulau Sumatera dengan Nasional

(2012=100) K O T A April IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Meulaboh 122,01 -0,14 2. Banda Aceh 115,46 -1,09 3. Lhoksesmawe 117,80 -0,39 4. Sibolga 124,29 -1,79 5. Pematang Siantar 126,20 -0,66 6. Medan 125,87 -1,22 7. Padangsidimpsan 120,67 -0,69 8. Padang 127,72 -0,92 9. Bukittinggi 121,09 -1,59 10. Tembilahan 127,02 -0,36 11. Pekanbaru 121,61 -1,26 12. Dumai 123,43 -0,64 13. Bungo 121,23 -0,12 14. Jambi 121,01 -1,45 15. Palembang 120,82 -0,19 16. Lubuklinggau 120,37 -0,75 17. Bengkulu 128,10 -0,84 18. Bandar Lampung 123,26 -0,76 19. Metro 130,78 -0,80 20. Tanjung Pandan 126,79 -0,66 21. Pangkal Pinang 124,55 -0,95 22. Batam 121,88 -0,85 23. Tanjung Pinang 122,47 -1,39 NASIONAL 123,19 -0,45

(11)

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada April 2016 kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa semua kota tercatat deflasi. Deflasi tertinggi tercatat di Kota Serang 0,70 persen dengan IHK 129,22 dan terendah tercatat di Kota Madiun 0,08 persen dengan IHK 120,67 (lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi April 2016 Kota-Kota di Pulau Jawa dengan Nasional

(2012=100) K O T A April IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. DKI Jakarta 123,41 -0,27 2. Bogor 122,58 -0,33 3. Sukabumi 122,01 -0,50 4. Bandung 122,21 -0,17 5. Cirebon 119,11 -0,14 6. Bekasi 119,94 -0,61 7. Depok 121,50 -0,36 8. Tasikmalaya 121,62 -0,32 9. Cilacap 124,84 -0,38 10. Purwokerto 120,76 -0,45 11. Kudus 128,35 -0,63 12. Surakarta 120,59 -0,19 13. Semarang 121,74 -0,50 14. Tegal 119,37 -0,63 15. Yogyakarta 120,81 -0,16 16. Jember 120,43 -0,46 17. Banyuwangi 120,45 -0,61 18. Sumenep 120,33 -0,39 19. Kediri 120,73 -0,45 20. Malang 123,20 -0,40 21. Probolinggo 121,34 -0,16 22. Madiun 120,67 -0,08 23. Surabaya 122,49 -0,15 24. Tangerang 130,20 -0,66 25. Cilegon 126,31 -0,50 26. Serang 129,22 -0,70 NASIONAL 123,19 -0,45

(12)

Perbandingan Antarkota Wilayah Luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi

Pada April 2016 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi tercatat 3 kota inflasi dan 19 kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Tarakan 0,45 persen dengan 132,98 dan terendah tercatat di Kota Banjarmasin 0,04 persen dengan IHK 122,84. Sementara deflasi tertinggi tercatat di Kota Ambon 0,87 persen dengan 122,84 dan terendah tercatat di Kota Singaraja 0,06 persen dengan IHK 131,14 (lihat Tabel 7).

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi April 2016

Kota-Kota di Luar Pulau Sumatera, Jawa dan Sulawesi dengan Nasional (2012=100) K O T A April IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Singaraja 131,14 -0,06 2. Denpasar 120,08 -0,20 3. Mataram 121,80 -0,51 4. Bima 126,99 -0,12 5. Maumere 117,16 -0,29 6. Kupang 125,75 0,09 7. Pontianak 129,89 -0,51 8. Singkawang 122,66 -0,19 9. Sampit 123,27 -0,46 10. Palangkaraya 120,34 -0,29 11. Tanjung 124,17 -0,16 12. Banjarmasin 122,84 0,04 13. Balikpapan 126,16 -0,40 14. Samarinda 126,16 -0,30 15. Tarakan 132,98 0,45 16. Ambon 122,84 -0,87 17. Tual 123,76 -0,53 18. Ternate 126,65 -0,42 19. Manokwari 118,06 -0,18 20. Sorong 123,91 -0,39 21. Merauke 119,14 -0,53 22. Jayapura 121,15 -0,37 NASIONAL 123,19 -0,45

(13)

Perbandingan Antarkota di Pulau Sulawesi

Pada April 2016 kota IHK di wilayah Pulau Sulawesi semua kota tercatat deflasi. Deflasi tertinggi tercatat di Kota Manado 0,87 persen dengan IHK 122,84 dan terendah di Kota Mamuju 0,09 persen dengan IHK 122,12. (lihat Tabel 8).

Tabel 8

Perbandingan Indeks dan Inflasi April 2016 Kota-Kota di Pulau Sulawesi dengan Nasional

(2012=100) April IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Manado 122,84 -0,87 2. Palu 123,76 -0,53 3. Bulukumba 126,65 -0,42 4. Watampone 118,06 -0,18 5. Makassar 123,91 -0,39 6. Pare-Pare 119,14 -0,53 7. Palopo 121,15 -0,37 8. Kendari 119,43 -0,62 9. Baubau 126,00 -0,74 10. Gorontalo 120,11 -0,32 11. Mamuju 122,12 -0,09 NASIONAL 123,19 -0,45

(14)

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara

Email: Zalima@bps.go.id Informasi lebih lanjut hubungi:

Wa Zalima, S. Si

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan pemikiran yang dikemukakan oleh Soekarno, maka yang menjadi tujuan dari penulisan ini ialah melihat hal-hal yang telah dilakukan oleh Soekarno

Pabrik Kediri: Produksi makanan olahan (Nata de coco, jelly, ice bon-bon, lidah buaya, bekicot kaleng, bekicot beku, jagung manis, dan jagung muda).. 17 Juni 2011 16

Dan karena editor sudah membuat halaman baru dan ingin menambahkannya ke dalam menu maka yang perlu dicentang adalah judul halaman baru tersebut, contohnya

Dengan penambahan tersebut, total kapasitas produksi perseroan akan menjadi 425 ton per jam dari sebelumnya 405 ton per jam dari 11 pabrik yang dimiliki.. Perseroan juga

Unit kompetensi ini menggambarkan ruang lingkup pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja yang diperlukan untuk membaca dan menterjemahkan gambar kerja dan

Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu USU Medan tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Strata 1 Program Studi Administrasi Bisnis

Dengan adanya beragam metode ta’zir yang diterapkan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan penerapan metode ta’zir

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahamaan agama anak di keluarga mualaf bersifat: unreflective (tidak mendalam), egosentis (sesuai dengan keinginannya), imitative