• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

 Inflasi Kota Kendari bulan Mei tahun 2016, tercatat sebesar 0,15 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 119,61. Secara nasional dari 82 kota yang menghitung inflasi, enam puluh tujuh kota tercatat inflasi dan lima belas kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Pontianak (Provinsi Kalimantan Barat) 1,67 persen dan inflasi terendah tercatat di Kota Singaraja dan Palangkaraya 0,02 persen. Sementara itu deflasi terbesar tercatat di Kota Sorong (Provinsi Papua) 0,01 persen.

 Inflasi yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,67 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,52 persen; sandang 0,31 persen; kesehatan 0,21 persen serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,13 persen. Sementara kelompok yang tercatat negatif yaitu bahan makanan 0,45 persen, sedang pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan.

 Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah angkutan udara; kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso; rambe; cakalang/sisik; teri; batu bata/batu tela; tembang; gula pasir; emas perhiasan serta ayam hidup.

 Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah beras; sawi hijau; layang/benggol; kangkung; bayam; blus; bawang putih; daun kacang panjang muda; celana panjang jeans serta cumi-cumi.

 Dari sebelas kota di Pulau Sulawesi, sembilan kota tercatat inflasi dan dua kota tercatat deflasi. Inflasi tertingi tercatat di Kota Baubau (Provinsi Sulawesi Tenggara) 1,44 persen dengan IHK 127,82 dan inflasi terendah tercatat di Kota Mamuju (Provinsi Sulawesi Barat) 0,13 persen dengan IHK 122,28.

 Tingkat inflasi Kota Kendari tahun kalender (Januari-Mei) 2016 tercatat 1,31 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2016 terhadap Mei 2015) 3,69 persen.

 Laju inflasi periode yang sama tahun kalender (Januari-Mei) 2015 -0,70 persen dan laju inflasi year on year (Mei 2015 terhadap Mei 2014) tercatat sebesar 7,10 persen.

 Inflasi Nasional Mei 2016 tercatat 0,24 persen, laju inflasi (Januari – Mei 2016) tercatat 0,40 dan laju inflasi year on year (Mei 2016 terhadap Mei 2015) tercatat 3,33 persen.

No. 01/6/Th. XIX, 1 Juni 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI

MEI 2016 INFLASI 0,15 PERSEN

(2)

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Paket komoditas nasional hasil SBH 2012 terdiri dari 862 komoditas. Paket komoditas terbanyak ada di Jakarta yaitu 462 komoditas, dan yang palling sedikit di Singaraja sebanyak 225 komoditas.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Kendari pada Mei 2016 tercatat inflasi sebesar 0,15 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 119,43 pada April 2016 menjadi 119,61 pada Mei 2016. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Mei) 2016 1,31 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2016 terhadap Mei 2015) sebesar 3,69 persen.

Inflasi yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh naiknya indeks harga pada pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,67 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,52 persen; sandang 0,31 persen; kesehatan 0,21 persen serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,13 persen. Sementara kelompok yang tercatat negatif yaitu bahan makanan 0,45 persen, sedang pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Mei 2016 antara lain: celana panjang jeans; celana panjang katun; celana pendek; sagu; baju muslim; angkutan udara; tembang; semangka; teri serta kol putih/kubis.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah sawi hijau; daun kacang panjang muda; celana dalam wanita; kentang; celana panjang jeans; nangka muda; kangkung; blus; ketela pohon serta bayam

.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Mei 2016, yaitu: kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,14 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,05 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,03 persen; kelompok sandang 0,02 persen serta kelompok kesehatan 0,01 persen. Sedangkan yang memberikan sumbangan negatif yaitu kelompok bahan makanan 0,11 persen, sedang kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak memberikan andil inflasi maupun deflasi.

(3)

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kendari Mei 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun 2016, Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Inflasi Bulan Mei 2016 1) Laju Inflasi Tahun Kalender 2016 2) Inflasi Tahun Ke Tahun 3) Mei 2015 Desember 2015 Mei 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m 118,06 115,35 119,61 0,15 1,31 3,69 1 Bahan Makanan 121,01 113,48 125,60 -0,45 3,79 10,68

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok & Tembakau 119,95 116,07 124,22 0,52 3,56 7,02

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 122,93 121,55 122,34 0,13 -0,48 0,65

4 Sandang 98,16 97,80 102,02 0,31 3,93 4,31

5 Kesehatan 113,66 112,59 117,97 0,21 3,79 4,78

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 105,92 103,54 107,59 0,00 1,58 3,91

7 Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan 121,39 121,51 119,34 0,67 -1,69 -1,79

1) Persentase perubahan IHK bulan Mei 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK bulan Mei 2016 terhadap IHK bulan Desember 2015 3) Persentase perubahan IHK bulan Mei 2016 terhadap IHK bulan Mei 2015

Gambar 1

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Kendari (2012=100), Mei 2015 – Mei 2016

(4)

Tabel 2

Perkembangan Inflasi dan Laju Inflasi Kota Kendari dan Nasional Bulan Januari 2015 – Mei 2016 (2012 = 100,00)

B u l a n Inflasi (%) Laju Inflasi (%)

Kota Kendari Nasional Kota Kendari Nasional

(1) (2) (3) (4) (5) Januari -0,96 -0,24 -0,96 -0,25 Februari -0,91 -0,36 -1,86 -0,61 Mei 0,57 -0,17 -1,30 -0,43 April -0,03 0,36 -1,33 -0,08 Mei 0,64 0,50 -0,70 0,42 Juni 0,28 0,54 -0,42 0,96 Juli 0,75 0,93 0,33 1,90 Agustus 0,64 0,39 0,97 2,29 September 0,61 -0,05 1,58 2,24 Oktober -0,36 -0,08 1,22 2,16 November -0,10 0,21 1,12 2,37 Desemberi 0,51 0,96 1,64 3,35 Januari 1,49 0,51 1,49 0,51 Februari 0,07 -0,09 1,56 0,42 Maret 0,23 0,19 1,80 0,62 April -0,62 -0,45 1,16 0,16 Mei 0,15 0,24 1,31 0,40 Tabel 3

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi di Kota Kendari April 2016 dan Mei 2016 (2012=100)

No. Kelompok Pengeluaran

Andil Inflasi (%) April Mei (1) (2) (3) U M U M -0,62 0,15 1. Bahan Makanan -0,23 -0,11

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,01 0,05

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar -0,18 0,03

4. Sandang 0,06 0,02

5. Kesehatan 0,02 0,01

6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,04 0,00

(5)

Gambar 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Kendari (2012=100) Mei 2016 (Persen)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Mei 2016 tercatat deflasi 0,45 persen atau terjadi penurunan indeks dari 126,17 pada April 2016 menjadi 125,60 pada Mei 2016.

Dari sebelas subkelompok bahan makanan, tercatat enam subkelompok diantaranya inflasi dan lima subkelompok tercatat deflasi. Subkelompok yang tercatat inflasi adalah subkelompok ikan segar 3,08; daging dan hasil-hasilnya 2,21; buah-buahan 1,21; lemak dan minyak serta bahan makanan lainnya 1,02 dan bumbu-bumbuan 0,05. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi adalah subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 4,44; sayur-sayuran 2,86; ikan diawetkan 0,59; kacang-kacangan 0,50 serta telur, susu dan hasil-hasilnya 0,36.

Kelompok ini pada Mei 2016 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,11 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: beras 0,27 persen; sawi hijau 0,07 persen; layang/benggol 0,03 persen; kangkung dan bayam 0,02; serta bawang putih, daun kacang panjang muda, cumi-cumi, telur ayam ras, nangka muda dan ketela pohon masing-masing 0,01 persen.

(6)

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada Mei 2016 tercatat inflasi 0,52 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 123,58 pada April 2016 menjadi 124,22 pada Mei 2016.

Semua subkelompok tercatat inflasi pada Mei 2016 yaitu, subkelompok minuman yang tidak beralkohol 1,83 persen; tembakau dan minuman beralkohol 0,20 persen serta makanan jadi 0,14 persen.

Kelompok ini pada Mei 2016 keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,05 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi, yaitu gula pasir 0,03 persen dan air kemasan 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang lain tidak memberikan sumbangan inflasi maupun deflasi.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Mei 2016 mencatat inflasi sebesar 0,13 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 122,18 pada April 2016 menjadi 122,34 pada Mei 2016.

Dari empat subkelompok, tercatat tiga subkelompok inflasi dan satu subkelompok deflasi. Subkelompok yang tercatat inflasi masing-masing subkelompok perlengkapan rumahtangga 0,26 persen; subkelompok biaya tempat tinggal 0,25 persen serta penyelenggaraan rumahtangga 0,07 persen. Sedangkan subkelompok bahan bakar, penerangan dan air tercatat deflasi 0,12 persen.

Pada Mei 2016 kelompok ini secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,03 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi yaitu: batu bata/batu tela 0,03 persen. Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi yaitu semen dan tarip listrik masing-masing 0,01 persen, sedang yang lainnya tidak memberikan sumbangan inflasi maupun deflasi.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Mei 2016 tercatat inflasi sebesar 0,31 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 101,70 pada April 2016 menjadi 102,02 pada Mei 2016.

Semua subkelompok tercatat inflasi pada Mei 2016 yaitu subkelompok sandang anak-anak 1,77 persen; barang pribadi dan sandang lainnya 1,31 persen serta sandang laki-laki 0,23 persen.Sementara subkelompok yang tercatat deflasi yaitu sandang wanita 1,89 persen.

Kelompok ini pada Mei 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif yaitu emas perhiasan dan baju muslim masing-masing 0,02 persen; celana panjang jeans, celana panjang katun dan celana pendek masing-masing 0,01 persen.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Mei 2016 tercatat inflasi 0,21 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 117,72 April 2016 menjadi 117,97 pada Mei 2016.

(7)

Dua subkelompok yang tercatat inflasi pada Mei 2016 yaitu subkelompok perawatan jasmani dan kosmetik 0,37 persen serta obat-obatan 0,18 persen. Sementara subkelompok jasa kesehatan dan jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Kelompok ini pada Mei 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif, yaitu shampo 0,004 persen; vitamin 0,002 persen serta sabun wajah, pelembab, sabun mandi cair dan minyak rambut masing-masing 0,001 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Mei 2016 tercatat tidak mengalami perubahan atau relative stabil dengan indeks dari 107,59 pada April 2016 dan Mei 2016. Kelompok ini pada Mei 2016 secara keseluruhan tidak memberikan sumbangan/andil inflasi maupun deflasi.

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Mei 2016 tercatat deflasi 0,67 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 118,54 pada April 2016 menjadi 119,34 pada Mei 2016.

Subkelompok yang tercatat inflasi adalah subkelompok transpor 0,97 persen. Sementara subkelompok komunikasi dan pengiriman; sarana dan penunjang transpor serta jasa keuangan tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Mei 2016 memberikan sumbangan deflasi 0,14 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil negatif adalah angkutan udara 0,14 persen. Sedang komoditas yang lain tidak memberikan sumbangan/andil inflasi maupun deflasi.

(8)

Tabel 3

IHK dan Inflasi Kota Kendari Menurut Kelompok dan Sub Kelompok Bulan Mei 2016 (2012 = 100,00)

No. Kelompok/Sub kelompok IHK Inflasi %

(1) (2) (3)

A U M U M 119,61 0,15

I BAHAN MAKANAN 125,60 -0,45

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 124,48 -4,44

Daging dan Hasil-hasilnya 114,65 2,21

Ikan Segar 126,31 3,08

Ikan Diawetkan 132,34 -0,59

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 124,56 -0,36

Sayur-sayuran 130,22 -2,86

Kacang – kacangan 111,70 -0,50

Buah – buahan 112,09 1,21

Bumbu – bumbuan 145,55 0,05

Lemak dan Minyak 117,55 1,02

Bahan Makanan Lainnya 119,69 1,02

II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU 124,22 0,52

Makanan Jadi 123,50 0,14

Minuman yang Tidak Beralkohol 117,11 1,83

Tembakau dan Minuman Beralkohol 132,38 0,20

III PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR 122,34 0,13

Biaya Tempat Tinggal 112,15 0,25

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 157,83 -0,12

Perlengkapan Rumahtangga 109,18 0,26 Penyelenggaraan Rumahtangga 121,32 0,07 IV SANDANG 102,02 0,31 Sandang Laki-laki 95,63 0,23 Sandang Wanita 105,53 -1,89 Sandang Anak-anak 115,68 1,77

Barang Pribadi dan Sandang Lain 93,87 1,31

V KESEHATAN 117,97 0,21

Jasa Kesehatan 112,49 0,00

Obat-obatan 109,00 0,18

Jasa Perawatan Jasmani 118,06 0,00

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 125,89 0,37

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 107,59 0,00

Pendidikan 99,40 0,00

Kursus-kursus / Pelatihan 143,24 0,00

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 103,32 0,00

Rekreasi 111,50 0,00

Olahraga 103,61 0,00

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 119,34 0,67

Transpor 129,52 0,97

Komunikasi Dan Pengiriman 96,01 0,00

Sarana dan Penunjang Transpor 117,41 0,00

(9)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Inflasi Kota Kendari Mei 2016 tercatat 0,15 persen dan tahun kalender (Januari - Mei) 2016 tercatat 1,31 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2016 terhadap Mei 2015) tercatat 3,6982 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama Mei 2015 tercatat 0,64 persen, tahun kalender (Januari – Mei) 2015 sebesar –0,70 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Mei 2015 terhadap Mei 2014 tercatat 7,10 persen.

Tabel 4

Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Tahun ke Tahun, 2014- 2016

Inflasi 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4)

1. Mei 0,25 0,64 0,15

2. (Januari - Mei) tahun kalender -0,43 -0,70 1,31

3. Mei terhadap Mei (year on year)

(tahun n) (tahun n-1) 4,38 7,10 3,69

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

Pada Mei 2016 di Kota Kendari tercatat inflasi sebesar 0,15 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 119,61. Dari 82 kota IHK, enam puluh tujuh kota tercatat inflasi dan lima belas kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Pontianak 1,67 persen dengan IHK 132,06 dan inflasi terendah tercatat di Kota Singaraja dan Palangka Raya masing-masing 0,02 persen dengan IHK 131,16 dan 120,37 . Sementara deflasi terbesar tercatat di Kota Sorong 0,92 persen dengan IHK 122,83.

Perandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK diwilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota. Pada Mei 2016, 16 kota tercatat inflasi dan 7 kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota TanjungPandan 1,30 persen dengan IHK 128,44 dan inflasi terendah tercatat di Kota Dumai dan Bandar Lampung 0,06 persen dengan IHK 123,51 dan 123,34. Sedangkan deflasi terbesar tercatat di Kota Bungo 0,91 persen dengan IHK 120,13 (lihat Tabel 5).

(10)

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi Mei 2016 Kota-Kota di Pulau Sumatera dengan Nasional

(2012=100) K O T A Mei IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Tanjung Pandan 128,44 1,30 2. Jambi 122,09 0,89 3. Bengkulu 129,23 0,88 4. Pematang Siantar 127,24 0,82 5. Banda Aceh 116,30 0,73 6. Palembang 121,62 0,66 7. Medan 126,42 0,44 8. Meulaboh 122,49 0,39 9. Lubuklinggau 120,77 0,33 10. Padangsidimpsan 121,04 0,31 11. Lhoksesmawe 118,09 0,25 12. Pekanbaru 121,89 0,23 13. Tembilahan 127,17 0,12 14. Tanjung Pinang 122,61 0,11 15. Dumai 123,51 0,06 16. Bandar Lampung 123,34 0,06 17. Metro 130,75 -0,02 18. Batam 121,80 -0,07 19. Pangkal Pinang 124,41 -0,11 20. Bukittinggi 120,68 -0,34 21. Padang 127,25 -0,37 22. Sibolga 123,71 -0,47 23. Bungo 120,13 -0,91 NASIONAL 123,48 0,24

(11)

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada Mei 2016 kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa semua kota tercatat inflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Serang 0,88 persen dengan IHK 130,36 dan terendah tercatat di Kota Surakarta 0,04 persen dengan IHK 120,64 (lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi Mei 2016 Kota-Kota di Pulau Jawa dengan Nasional

(2012=100) K O T A Mei IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Serang 130,36 0,88 2. Cilegon 126,88 0,45 3. Tasikmalaya 122,15 0,44 4. Bogor 123,03 0,37 5. Tegal 119,76 0,33 6. Depok 121,89 0,32 7. Sumenep 120,70 0,31 8. Sukabumi 122,36 0,29 9. Cirebon 119,43 0,27 10. Bandung 122,50 0,24 11. Dki Jakarta 123,65 0,19 12. Kudus 128,56 0,16 13. Cilacap 125,03 0,15 14, Jember 120,61 0,15 15. Malang 123,39 0,15 16. Probolinggo 121,52 0,15 17. Tangerang 130,39 0,15 18. Surabaya 122,65 0,13 19. Purwokerto 120,90 0,12 20. Semarang 121,89 0,12 21. Banyuwangi 120,59 0,12 22. Kediri 120,87 0,12 23. Bekasi 120,05 0,09 24. Yogyakarta 120,91 0,08 25. Madiun 120,74 0,06 26. Surakarta 120,64 0,04 NASIONAL 123,48 0,24

(12)

Perbandingan Antarkota Wilayah Luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi

Pada Mei 2016 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi tercatat 16 kota inflasi dan 6 kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Pontianak 1,67 persen dengan IHK 132,06 dan terendah tercatat di Kota Singaraja dan Palangkaraya 0,02 persen dengan masing-masing IHK 131,16 dan120,37 (lihat Tabel 7).

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi Mei 2016

Kota-Kota di Luar Pulau Sumatera, Jawa dan Sulawesi dengan Nasional (2012=100) K O T A Mei IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Pontianak 132,06 1,67 2. Tual 124,75 0,80 3. Kupang 126,63 0,70 4. Merauke 119,91 0,65 5. Tarakan 133,74 0,57 6. Sampit 123,79 0,42 7. Singkawang 123,16 0,41 8. Banjarmasin 123,21 0,30 9. Ternate 127,02 0,29 10. Manokwari 118,39 0,28 11. Ambon 123,01 0,14 12. Balikpapan 126,33 0,13 13. Denpasar 120,21 0,11 14. Samarinda 126,22 0,05 15. Singaraja 131,16 0,02 16. Palangkaraya 120,37 0,02 17. Maumere 117,15 -0,01 18. Sorong 123,79 -0,10 19. Mataram 121,58 -0,18 20. Tanjung 123,93 -0,19 21. Jayapura 120,68 -0,39 22. Bima 126,09 -0,71 NASIONAL 123,48 0,24

(13)

Perbandingan Antarkota di Pulau Sulawesi

Pada Mei 2016 kota IHK di wilayah Pulau Sulawesi 9 kota tercatat inflasi dan 2 kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Baubau 1,44 persen dengan IHK 127,82 dan terendah di Kota Mamuju 0,13 persen dengan IHK 122,28. Sedangkan deflasi terbesar tercatat di Kota Palopo 0,39 persen dengan IHK 120,68 (lihat Tabel 8).

Tabel 8

Perbandingan Indeks dan Inflasi Mei 2016 Kota-Kota di Pulau Sulawesi dengan Nasional

(2012=100) Mei IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Baubau 127,82 1,44 2. Palu 124,75 0,80 3. Pare-Pare 119,91 0,65 4. Bulukumba 127,02 0,29 5. Watampone 118,39 0,28 6. Gorontalo 120,42 0,26 7. Kendari 119,61 0,15 8. Manado 123,01 0,14 9. Mamuju 122,28 0,13 10. Makassar 123,79 -0,10 11. Palopo 120,68 -0,39 NASIONAL 123,48 0,24

(14)

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara

Email: antitoar@bps.go.id Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Surianti Toar, MS

Referensi

Dokumen terkait

Hasil proyeksi TPAK menggunakan metode ekstrapolasi mengalami peningkatan pada setiap kelompok pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dengan peningkatan tertinggi terjadi

Unit kompetensi ini menggambarkan ruang lingkup pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja yang diperlukan untuk membaca dan menterjemahkan gambar kerja dan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dari penelitian yang dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan

Pengembangan kawasan Pulau Maitara dengan konsep ekowisata, sehingga masyarakat dituntut keterlibatan dan peran aktif pada pengelolahan destinasi, masyarakat harus

d. Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada anak. Perlindungan hukum bagi anak dapat diartikan sebagai upaya perlindungan hukum terhadap

Berkaitan dengan pemikiran yang dikemukakan oleh Soekarno, maka yang menjadi tujuan dari penulisan ini ialah melihat hal-hal yang telah dilakukan oleh Soekarno

Sosok wayang itu sendiri sebagai suatu produk kreatif yang mempunyai banyak ra- gam cerita dan penampilan visual boneka- nya, sering ditafsirkan secara sempit dan direduksi

1) Modernisasi pesantren bagi Abdurrahman Wahid adalah proses dinamisasi: penggalakan nilai-nilai hidup positif tradisi-tradisi pesantren dan penggunaan nilai-nilai baru