• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 1495182009BAB 5 KETERPADUAN STRATEGI Prabumulih 2015 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 1495182009BAB 5 KETERPADUAN STRATEGI Prabumulih 2015 2019"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

5.1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Prabumulih

Sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 bahwa tujuan penataan ruang merupakan perwujudan visi dan misi pembangunan daerah dan mendukung tujuan penataan ruang nasional maka tujuan penataan ruang Kota Prabumulih juga berusaha untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan Kota Prabumulih sebagaimana telah diundangkan melalui Peraturan Daerah (PERDA) Kota Prabumulih Nomor 02 tahun 2009. Kebijakan penataan ruang kota merupakan arah tindakan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang kota. Strategi penataan ruang kota merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang kota ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA PRABUMULIH

Sumber : Bappeda Kota Prabumulih

KEC. PRABUMULIH SELATAN KEC. RAMBANG KAPAK TENGAH

KEC. LEMBAK

KE DESA TANJUNG MIRING

K

Bagian Wilayah Kota (BWK) B Bagian Wilayah Kota (BWK) A Bagian Wilayah Kota (BWK) C Bagian Wilayah Kota (BWK) D

Rencana jaringan jalan

Gambar 5.1 Skenario Penataan Ruang Kota Prabumulih

BAB V

(2)

5.1.1. Tujuan Penataan Ruang Kota Prabumulih

Penataan ruang wilayah kota bertujuan untuk mewujudkan wilayah Kota Prabumulih sebagai kota perdagangan dan jasa berskala regional yang berwawasan lingkungan.

5.1.2. Kebijakan Penataan Ruang Kota Prabumulih Kebijakan penataan ruang wilayah Kota meliputi :

1.

Pengembangan fungsi dalam mewujudkan peran regional kota. a.

Pengembangan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat hubungan b.

antar kawasan;

Peningkatan aksebilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan; c.

Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sarana dan prasarana d.

lingkungan permukiman;

Peningkatan penyediaan ruang terbuka hijau kota; e.

Pengembangan kawasan budidaya terbangun yang mempertimbangkan f.

efisiensi pemanfaatan ruang.

Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan g.

5.1.3. Strategi Penataan Ruang Kota Prabumulih

1. Strategi pengembangan fungsi dalam mewujudkan peran regional kota meliputi:

Mengembangkan kegiatan perdagangan pelayanan regional; a.

Menetapkan hirarki pelayanan kawasan perdagangan modern, tradisional , b.

dan ritail; dan

Mengembangkan kegiatan jasa pelayanan transportasi dan wisata. c.

Strategi Pengembangan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat

2.

hubungan antar kawasan meliputi :

Membagi wilayah kota ke dalam bagian wilayah kota, yang masing-masing a.

dilayani oleh pusat – pusat pelayanan;

Menetapkan peran, fungsi dan struktur kegiatan utama bagian wilayah b.

(3)

Memantapkan peran pusat pelayanan kota, sub pusat pelayanan kota, dan c.

pusat lingkungan dalam sistem wilayah kota.

Strategi Peningkatan aksebilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan meliputi

3.

:

Meningkatkan aksebilitas jaringan jalan yang mendorong interaksi a.

kegiatan antar bagian wilayah kota;

Memisahkan pergerakan antarkota dan pergerakan dalam kota; b.

Meningkatkan pelayanan moda transportasi yang mendukung dan tumbuh c.

dan berkembangnya pusat pelayanan kota dan sub pusat pelayanan kota; Meningkatkan pelayanan moda transportasi yang mendukung dan tumbuh d.

dan berkembangnya pusat pelayanan kota Mengembangkan sisten transportasi massal; e.

Mengembangkan terminal angkutan umum regional, terminal angkutan f.

umum dalam kota, dan sub terminal angkutan umum; Mengembangkan terminal angkutan barang; dan g.

Meningkatkan integrasi sistem antarmoda. h.

Strategi Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sarana dan prasarana

4.

lingkungan permukiman meliputi :

Mendistribusikan sarana lingkungan di setiap pusat kegiatan sesuai fungsi a.

kawasan dan hirarki pelayanan;

Mengembangkan prasarana jaringan listrik dan sumber energi listrik b.

alternatif;

Mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi yang berbasis informasi c.

pada kawasan perkantoran, pendidikan, pariwisata, serta perdagangan dan jasa;

Mengembangkan prasarana sumber daya air; d.

Meningkatkan sistem pengelolaan persampahan dengan teknik –teknik e.

yang berwawasan lingkungan;

(4)

Meningkatkan kualitas air bersih menjadi air minum pada kawasan – g.

kawasan pelayanan umum;

Meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang h.

berbasis komunal; dan

Mengembangkan sistem prasarana drainase secara terpadu. i.

Strategi Peningkatan penyediaan ruang terbuka hijau kota meliputi :

5.

Mempertahankan fungsi dan menata ruang terbuka hijau yang ada; a.

Mengembalikan ruang terbuka hijau yang telah beralih fungsi; b.

Meningkatkan kete rsediaan ruang terbuka hijau di kawasan pusat c.

kota;dan

Mengembangkan kemitraan atau kerja sama dengan swasta dalam d.

penyediaan dan pengelolaan ruang terbuka hijau kota.

Strategi Pengembangan kawasan budidaya terbangun yang

6.

mempertimbangkan efisiensi pemanfaatan ruang meliputi :

Mengembangkan kawasan budidaya terbangun secara vertikal di a.

kawasan pusat kota; dan

Mengembangkan ruang – ruang kawasan yang efisien dan kompak b.

dengan sistem insentif dan disinsentif.

Strategi Peningkatan fungsi kawasan untuk pertah anan dan keamanan

7.

meliputi :

Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus a.

pertahanan dan keamanan;

Mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan disekitar kawasan b.

strategis, nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak c.

terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budi daya terbangun; dan

(5)

5.1.4. Dasar Perumusan dan Fungsi dari Struktur Ruang

Sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2007 dan pedoman penyusunan tata ruang wilayah dari Kementrian Pekerjaan Umum bahwa rencana struktur ruang wilayah kota didefinisi kan sebagai kerangka sistem pusat-pusat pelayanan kegiatan kota yang berhierarki dan satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kota. Pusat pelayanan di wilayah kota terdiri dari pusat pelayanan administrasi pemerintahanan, kependudu kan, masyarakat, sosial, budaya, dan atau ekonomi yang melayani wilayah kota dan regional, yang meliputi:

pusat pelayanan kota, melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional 1.

subpusat pelayanan kota, melayani sub-wilayah kota di kecamatan 2.

pusat lingkungan, melayani skala lingkungan wilayah kota di kelurahan/ desa 3.

Rencana struktur ruang wilayah Kota Prabumuluh dirumuskan berdasarkan: kebijakan dan strategi penataan ruang Kota Prabumulih;

1.

kebutuhan pengembangan dan pelayanan di Kota Prabumulih dalam rangka 2.

mendukung kegiatan sosial – ekonomi;

daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Kota Prabumulih; dan 3.

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4.

Rencana struktur ruang wilayah Kota Prabumulih berfungsi sebagai :

sebagai arahan pembentuk sistem p usat-pusat pelayanan wilayah kota yang 1.

memberikan layanan bagi Kota Prabumulih dan kota di sekitarnya;

sebagai arahan perletakan jaringan prasarana wilayah kota sesuai dengan 2.

fungsi jaringannya yang menunjang keterkaitan antar pusat-pusat pelayanan kota; dan

sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah 5 (lima) 3.

tahunan untuk 20 (dua puluh) tahun di Kota Prabumulih.

(6)

menyatakan bahwa Kota Prabumulih telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) bersama sama den gan Muara Enim, Kayuagung, Baturaja, Lubuk Linggau, Sekayu dan Lahat untuk mendukung Kota Palembang yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).

Rencana struktur ruang wilayah meliputi :

rencana sistem pusat pelayanan, terdiri atas : a.

Pusat pela yanan eksternal kota; berupa penetapan Kota sebagai Pusat

-Kegiatan Wilayah (PKW)

Pusat pelayanan internal kota , berupa Pusat pelayanan kota; dan Sub pusat

-pelayanan kota;

rencana sistem jaringan transportasi terdiri dari : b.

sistem jaringan transportasi jalan

-system jaringan transportasi kereta api

-rencana sistem jaringan energy, terdiri dari : c.

jaringan transmisi tenaga listrik

-bangunan pengelolaan jaringan listrik

-rencana sistem jaringan telekomunikasi terdiri dari : d.

sistem telekomunikasi jaringan kabel

-sistem telekomunikasi nirkabel.

-rencana sistem jaringan sumber daya air terdiri dari : e.

- pengembangan sistem air minum kota

- perlindungan dan pemanfaatan sumber air baku.

rencana sistem infrastruktur perkotaan , terdiri dari : f.

sistem penyediaan air minum

-sistem pengelolaan persampahan kota

-sistem pengelolaan air limbah

-sistem drainase kota

-rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana pejalan kaki

-rencana jalur evakuasi bencana alam.

(7)

-5.1.5 . Rencana Pusat-Pusat Pelayanan di dalam Wilayah Kota Prabumulih

Sejalan dengan perkembangan dan aktivitas masyarakat Kota Prabumulih, proses perkembangan kota akan membentuk ruang sesuai dengan komponen-komponen kota yang sudah terbentuk. Dari proses perkembangan itu, struktur ruang kota baik secara internal dan eksternal akan terbentuk sebagai implikasi dari peningkatan arus interaksi sosial dan ekonomi antar wilayah serta

perkembangan teknologi yang pesat. Kemudian sistem perkotaan yang terbentuk, memberikan implikasi terhadap proses pembentukan fungsi kota baik terkait dengan pelayanan skala lokal maupun skala regional. Namun pembentukan ini seringkali tidak sesuai dengan kaidah-kaidah penataan ruang. Untuk

mengarahkan pembentukan struktur kota agar terpola secara lebih baik maka perlu disusun rencana struktur kota yang ideal.

Rencana struktur ruang wilayah Kota Prabumulih merupakan rencana pengaturan pemanfaatan dan pengembangan pusat pelayanan kota dan sub pusat kota secara optimal dan terpadu. Dengan demikian akan tercipta suatu keseimbangan dan keserasia n pertumbuhan serta perkembangan wilayah Kota Prabumulih secara menyeluruh. Rencana Struktur Ruang Kota Prabumulih melihat dan mempertimbangkan potensi dari masing-masing sub pusat kota , sehingga diharapkan rencana struktur Kota Prabumulih membentuk sistem keterkaitan antara beberapa Sub PPK dengan PPK dalam aktivitas tarikan dan dorongan pembangunan wilayah yang menguntungkan.

Penentuan konsepsi struktur ruang Kota Prabumulih sampai tahun 2030 dilakukan berdasarkan fungsi Kota Prabumulih sebagai Pusat Keg iatan Wilayah (PKW) dari sistem struktur ruang di Propinsi Sumatera Selatan. Di samping itu, struktur ruang kota juga dibentuk oleh kegiatan utama kota, hirarki kota serta pola jaringan jalan. Kegiatan utama yang ada di Kota Prabumulih merupakan kegiatan y ang menjadi orientasi penduduk kota untuk keperluan pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi.

(8)

Sesuai dengan konsepsi perencanaan sebelumnya, struktur ruang direncanakan untuk memudahkan kegiatan pembangunan dan pengendalian pelayanan agar lebih efisien dan efektif. Atas dasar pertimbangan tersebut maka wilayah

perencanaan Kota Prabumulih seluas 43.450 Ha terdiri dari 1 (satu) Pusat Pelayanan Kota (PPK) dan 4 (empat) Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK). Pemantapan dan penentuan pembagian PPK dan Sub PPK merupakan acuan untuk menetapkan pengembangan struktur tata ruang kota yang lebih detail dan akan dituangkan kemudian di dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Prabumulih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Kota Prabumulih direncanakan memiliki 1 (satu) Pusat Pelayanan Kota dan 4 (empat) Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK) yang akan mendukung

pelayanan kota. Tipe ini umumnya dikenal dengan istilah “Pusat Kota Tunggal”. Pusat pelayanan utama di dalam wilayah Kota Prabumulih berada di Pusat Kota Prabumulih yang mencakup 16 kelurahan. Pusat pelayanan ini akan memberikan skala dan cakupan pelayanan baik untuk semua wilayah Kota Prabumulih maupun untuk skala regional. Pada setiap sub pusat pelayanan kota (Sub PPK) akan memiliki 1 (satu) pusat yang akan memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan dari masing-masing Sub PPK. Untuk lebih jelas letak pusat pelayanan dan Sub Pelayanan Kota dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut ini.

TABEL 5.1.

Pusat Pelayanan Kota (PPK) dan Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK)

No Cakupan Wilayah Pelayanan Titik Lokasi Pusat 1 Kota Prabumulih (PPK) Pusat Kota

2 Sub PPK A Kel. Gunung Ibul

3 Sub PPK B Kel. Tanjung Raman

4 Sub PPK C Kel. Tanjung Rambang

5 Sub PPK D Kel. Patih galung

6 Sub PPK E Kel. Sindur

(9)

Dari rencana penetapan Pusat Pelayanan Kota (PPK) dan Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK), maka rencana peruntukan lahan untuk setiap PPK dan Sub PPK dengan fungsi pengembangannya adalah sebagai berikut :

Pusat Pelayanan Kota (PPK) a)

Wilayah Pusat Pelayanan Kota (PPK) terletak di Pusat Kota Prabumulih yang a.

mencakup 10 ( Sepuluh ) kelurahan, yaitu: Kelurahan Prabumulih, Kelurahan Muntang Tapus , Kelurahan Mangga Besar, Kelurahan Pasar I , Kelurahan Pasar II, Kelurahan Karang Raja, kelurahan Prabujaya, Kelurahan Tugu Kecil, kelurahan Wonosari, Kelurahan Muara dua.

Wilayah Pusat Kota ini berada di tengah wilayah administrasi Kota a)

Prabumulih dan merupakan wilayah yang mencakup hampir seluruh

built-up

area

di pusat kota Prabumulih. PPK ini merupakan pusat pertumbuhan

wilayah kota secara keseluruhan. Di dalam Wilayah Pusat Pelayanan Kota ini terdapat Kawasan Strategis Nasional yaitu komplek PERTAMINA (kantor, Perumahan dan Tan gki Penampungan Sementara minyak bumi ) dan Kawasan Strategis Militer yaitu Komplek Batalyon Zeni Tempur Kodam II Sriwijaya. Selain itu, pada PPK ini juga terdapat beberap a kawasan strategis Kota Prabumulih yang diarahkan berfungsi untuk pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di Pusat Kota dan sepanjang koridor jalan lingkar timur mulai dari ruas Tugu Air Mancur (simpang jalan lingkar timur dengan Jalan Sudirman) sampai ke persimpangan Jalan Provinsi menuju Kota Baturaja. Kawasan ini didukung dengan adanya fasilitas terminal tipe B, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), rencana pembangunan

Islamic Center

dan

Sport Center

.

Dengan demikian, fungsi utama kawasan ini adalah sebaga i pusat b)

Perdagangan dan Jasa Skala Regional, Pusat Pemerintahan, Pusat Kesehatan Skala Regional dan Pusat Pendidikan Skala Regional.

Sub Pusat Pelayanan Kota A (Sub PPK A) c)

(10)

timur laut wilayah administrasi Kota Prabumulih. Kantor Pemerintah Kota Prabumulih dan Mapolres Kota Prabumulih berada di Sub PPK A.

Sub PPK A ini dapat disebut sebagai ”magnet baru” atau wilayah utama pengembangan perkotaan. Karena dengan adanya kompleks kantor pemerintah kota yang terpusat di satu tempat, perkembangan Kota Prabumulih dan arah investasi akan cende rung mengarah ke Sub PPK A ini. Pada Sub PPK ini juga direncanakan terdapat kawasan wisata dengan rencana pengembangan bumi perkemahan di dekat Desa Pangkul. Fungsi utama Sub PPK ini adalah sebagai kawasan perumahan, pariwisata, pertanian, perikanan dan pelayanan umum.

Sub Pusat Pelayanan Kota B (Sub PPK B) b)

Sub PPK B berpusat di Kelurahan Tanjung Raman dengan wilayah meliputi 4 (empat) , yaitu: Kelurahan Tanjung Raman , Kelurahan Sukaraja, kelurahan Majasari,dan kelurahan Tanjung Menang. Sub PPK ini terletak di tenggara dari wilayah administrasi Kota Prabumulih.

Fungsi utama Sub PPK ini adalah sebagai pusat pemerintahan yang dideligasikan di kecamatan, pusat pelayanan kesehatan skala kecamatan dan pusat pendidikan dengan skala kota.

Sub Pusat Pelayanan Kota C (Sub PPK C) c)

Sub PPK C berpusat di Kelurahan Tanjung Rambang yang wilayahnya 1 (satu) kelurahan 3 (tiga) Desa yaitu : Kelurahan Tanjung Rambang, Desa Jungai, Desa Karangan dan Desa Karang Bindu.

Fungsi utama Sub PPK ini adalah sebagai pusat pem erintahan pemerintahan yang dideligasikan di kecamatan, pusat pelayanan kesehatan skala kecamatan.

Sub Pusat Pelayanan Kota D (Sub PPK D) d)

(11)

Fungsi utama Sub PPK ini adalah sebagai pusat pemerintahan pemerintahan yang dideligasikan di kecamatan, pusat pelayanan kesehatan skala kecamatan dan pusat pendidikan skala kota.

Sub Pusat Pelayanan Kota E (Sub PPK E) e)

Sub PPK E berpusat di Kelurahan Sindur yang wilayahnya meliputi 2 (dua) kelurahan dan 1 (satu) Desa yaitu : Kelurahan Sindur, Kelurahan Cambai dan Desa Pangkul.

Fungsi utama Sub PPK ini adalah sebagai pusat pelayanan pemerintahan skala kota, pusat pelayanan kesehatan skala kecamatan dan pusat pelayanan pendidikan skala kota.

5.1.6. Rencana Sistem Prasarana di Wilayah Kota Prabumulih

Sistem prasarana utama yang merupakan sistem jaringan transportasi utama di Kota Prabumu lih adalah sistem jaringan transportasi darat dan direncanakan sebagai tulang pungung dari struktur ruang Kota Prabumulih. Struktur ruang Kota Prabumulih tidak memuat sistem transportasi laut dan udara karena secara geografi Kota Prabumulih tidak memiliki garis pantai, bandara udara dan juga tidak termasuk dalam kawasan keselamatan operasional

penerbangan (KKOP). Sistem jaringan transportasi darat di Kota Prabumulih mencakup :

5.1.6.1. Sistem jaringan transportasi jalan

Sistem jaringan transportasi jalan, terdiri atas :

Rencana jaringan prasarana jalan, meliputi :

a.

Jalan Kolektor primer , terdiri dari :

(1)

Jalan Jenderal Sudirman

jalan kolektor Sekunder, terdiri dari :

(2)

Jalan Lingkar Timur (Gunung Ibul-Patih Galung),

(12)

Jalan Prabumulih – Payuputat

Jalan Wisata ( Tugu Nanas – Muara Meo Kab.Muara Enim )

Jalan Basuki Rahmat

Pengembangan jalan Lingkar Barat yang menghubungkan kelurahan patih

Galung dengan kecamatan Cambai. jalan lokal, terdiri dari :

(3)

Jalan Sindur – Muara dua

Jalan Sumatera – karang jaya

Jalan Prabumulih – Sungai Medang

Jalan SMP Negeri 9 – Sungai medang

Rencana pelayanan angkutan umum, berupa peningkatan rute pelayanan

b.

angkutan umum.

Rencana sarana pelayanan angkutan umum, meliputi :

c.

Terminal penumpang; dan

(1)

Terminal barang

(2)

Jaringan Prasarana Lalu lintas dan Angkutan Jalan, meliputi :

(13)

- terminal angkutan barang , yaitu terminal barang di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Prabumulih Selatan seluas 3 hektar.

Jaringan Pelayanan Lalu lintas dan Angkutan Jalan, terdiri dari - jaringan trayek angkutan penumpang

- jaringan lintas angkutan barang.

Jaringan trayek angkutan penumpang meliputi:

trayek A melayani jalur rute Pasar I- Km 6-Jalan Lingkar Timur-Terminal

trayek B melayani jalur rute Terminal-Jalan Talang Jimar-Jalan Basuki Rahmat-Pasar I

trayek C melayani jalur rute Terminal-Jalan Lingkar-Tanjung Raman -Jend. Sudirman

trayek D melayani jalur rute Terminal-Tanjung Raman- Sp. Tugu Nanas - Sudirman

trayek E melayani jalur rute Terminal-Jend. Sudirman-Gunung Kemala - Payuputat

trayek F melayani jalur rute Terminal - Pangkul jawa - Patih galung;dan trayek G melayani jalur rute Terminal - Tanjung Rambang - Jungai.

Jaringan lintas angkutan barang meliputi:

Jl.Jend Sudirman-Sp. Air Mancur-Jalan Lingkar Timur-Terminal Barang

Jl.Jend Sudirman-Sp. Tugu Nanas-Jalan Lingkar Timur-Tanjung Raman -Terminal Barang

Jl.Basuki Rahmat-Tanjung Raman-Jalan Lingkar Timur-Terminal Barang

Sementara fungsi jaringan jalan yang akan dike mbangkan untuk Kota Prabumulih dapat dilihat pada Gambar 3.2 dimana fungsi jaringan jalan ini sesuai dengan hierarki jaringan jalan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu :

Jaringan untuk fungsi kolektor primer dengan DAMIJA 20 meter.

a.

Jaringan untuk fungsi kolektor sekunder dengan DAMIJA 16 meter.

(14)

Jaringan untuk fungsi kolektor sekunder yang menghubungkan pusat

c.

pelayanan kota dengan sub pusat kota atau antara sub pusat dengan sub pusat kota lainnya direncanakan memiliki DAMIJA 8 meter.

Tabel 5.2.

Panjang Jalan dan status kewenangan Jalan di Kota Prabumulih tahun 2009

No Kecamatan Panjang Jalan (Km) Jumlah

(Km) Negara Propinsi Kota

1. Prabumulih Barat 11.60 - 67.29 78.89

2. Prabumulih Timur 7.40 - 107.16 114.56

3. Prabumulih Utara - - 14.50 14.50

4. Prabumulih Selatan - 6.90 26.32 32.22

5. Cambai 8.20 - 86.22 94.42

6. RKT - 11.50 55.03 66.53

7. Jumlah (Km) 27.20 18.40 356.52 402.12

Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kota Prabumulih, 2010

Tabel 5.3.

Rencana Pengembangan Jalan dan status kewenangan Jalan di Kota Prabumulih tahun 2019

No Kecamatan Panjang Jalan (Km) Jumlah

(Km) Negara Propinsi Kota

1. Prabumulih Barat 32.60 10.50 117.29 160.39 2. Prabumulih Timur 7.40 15.00 167.16 189.56

3. Prabumulih Utara 5.20 - 44.50 49.70

4. Prabumulih Selatan - 16.90 66.32 72.22

5. Cambai 13.20 - 126.22 139.42

6. RKT - 25.50 95.03 120.53

7. Jumlah (Km) 58.40 67.90 616.52 742.82

(15)

Tabel 5.4.

Rencana Pengembangan Jalan dan status kewenangan Jalan di Kota Prabumulih tahun 2030

No Kecamatan Panjang Jalan (Km) Jumlah

(Km) Negara Propinsi Kota

1. Prabumulih Barat 32.60 20.50 137.29 190.39 2. Prabumulih Timur 7.40 25.00 187.16 219.56 3. Prabumulih Utara 5.20 5.00 64.50 74.70 4. Prabumulih Selatan - 36.90 100.32 137.22

5. Cambai 13.20 - 156.22 169.42

6. RKT - 35.50 120.03 155.53

7. Jumlah (Km) 58.40 122.90 765.52 946.82

(16)

Gambar 5.2 Sistem Jaringan Jalan

Sistem Jaringan Kereta Api

Sistem jaringan jalan rel kereta api, meliputi :

Peningkatan jaringan prasarana , meliputi : penambahan jalur rel kereta api

a.

menjadi jalur ganda (

double track

) pada rute Palembang – Prabumulih – Muara enim dan Muara Enim – Prabumulih - Baturaja

Pembangunan jalur khusus kereta api angkutan batubara, dilakukan pada

b.

rute Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Muara Enim – Kelurahan Payu Putat Kota Prabumulih - Kecamatan Muara Belida Kabupaten Muara Enim

Kota Jenjang I

Kota Jenjang II

Kota Jenjang III

Kota di bawah Jenjang III

Persil

Kota Jenjang I

Kota Jenjang II

Kota Jenjang III

Jalan lokal Sekunder Jalan Lokal Sekunder Jalan Kolektor

Sekunder

Jalan Arteri Sekunder

Jalan Arteri Primer

Jalan Arteri Sekunder

Jalan Kolektor Primer

Jalan Kolektor Sekunder

(17)

Sistem jaringan jalan rel kereta api yang ada di Kota Prabumulih merupakan bagian dari jaringan rel kereta api yang menghubungakan antara Kota Palembang – Kota Bandar Lampung dan antara Kota Palembang – Kota Lubuk Linggau.

Angkutan kereta api yang menghubungkan Kota Prabumulih dengan kot a-kota sekitarnya sangat mendukung pertumbuhan kota ini. Untuk itu peningkatan angkutan ini harus dilakukan secara konsisten. Untuk 20 tahun kedepan rencana yang dikembangkan untuk sistem angkutan kereta api ini adalah :

Penataan stasiun Kereta api

Peningkatan simpul-simpul pelayanan

Pengembangan sistem jaringan kereta api di Kota Prabumulih dengan mempertimbangkan pada pengembangan:

Peningkatan jaringan jalur kereta api di dalam wilayah Kota Prabumulih;

dengan menambah panjang jalur ganda rel dan Penambahan jumlah stasiun kereta api

Peningkatan tingkat keamanan dan kenyamanan pelayanan stasiun

Pengembangan skala layanan dalam Kota Prabumulih

Penataan dan peningkatan keamanan pada perlintasan sebidang kereta api

Pembatasan tumbuhnya perlintasan sebidang di atas rel kereta api yang

tidak berpenjaga.

Sistem prasarana utama yang termasuk sistem transportasi darat dapat lebih jelasnya terlihat pada Gambar 3.3.

(18)

Rencana Pengembangan dan Skala Layanan Stasiun Kereta api di Kota Prabumulih

No Tahun Jumlah Penumpang

terangkut (orang)

Jumlah Pendapatan dari tiket (Rp)

1. 2003 50.047 1.399.325.500

2. 2009 63.241 1.741.059.750

3. 2019 *) 85.000 2.340.000.000

4. 2029 *) 110.000 3.028.000.000

Sumber data : PT. KAI Cabang Prabumulih, 2009

*)

Perkiraan Hasil analisa

Tabel 5.6.

Panjang dan Rencana Pengembangan jaringan Rel Kerata Api di Kota Prabumulih

No Tahun Panjang Rel (Km) Kondisi Rel

1. 2003 35 baik

2. 2009 40 baik

3. 2019 *) 48 Baik

4. 2029 *) 58 Baik

Sumber data : PT. KAI Cabang Prabumulih, 2009

*)

Perkiraan Hasil analisa

Tabel 5.7.

Frekuensi Lalu Lintas Kereta Penumpang dan Barang No Tahun Jumlah Kereta yang melintas Kondisi Rel

Kereta Penumpang Kereta Barang

1. 2003 2.700 4.300

2. 2009 2.880 5.400

3. 2019 *) 3.500 6.800

4. 2029 *) 4.200 8.200

Sumber data : PT. KAI Cabang Prabumulih, 2009

(19)

5.1.7. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

Sistem prasarana lainnya yang terdiri dari sistem jaringan energi, telekomunikasi, sumber daya air, dan infrastruktur perkotaan yang mengintegrasikan dan

memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada di Kota Prabumulih.

Sistem Jaringan Energi/ Kelistrikan Sistem jaringan energi/kelistrikan meliputi :

Pembangkit listrik di wilayah kota; yaitu p eningkatan P embangkit Listrik Tenaga Migas (PLTMG) di Kelurahan Anak Petai dengan kapasitas 2 x 6 MW.

Jaringan pipa minyak dan gas bumi, meliputi :

Jaringan pipa minyak terdapat d i Jalan Nigata, sebagian Jalan Jendral a.

Sudirman di Kelurahan Patih Galung, Jalan Talang Jimar , di Jalan Migas Gunung Kemala, di Desa Sinar Rambang – Desa Tanjung Menang – Desa Kemang Tanduk; dan

Jaringan pipa gas terdapat d i Jalan Nigata, sebagian Jalan Jendral b.

Sudirman di Kelurahan Patih Galung, Jalan Talang Jimar , , di Jalan Migas Gunung Kemala, di Desa Sinar Rambang – Desa Tanjung Menang – Desa Kemang Tanduk.

Jaringan transmisi tenaga listrik yaitu jaringan saluran udara tegangan

c.

tinggi (SUTT) yang melewati Kelurahan Pangkul, Kelurahan Sindur, Kelurahan Cambai, Kelurahan Gunung Ibul , Kelurahan Muara Dua, Kelurahan Majasari, dan Kelurahan Patih Galung;

Jalur distribus i energi kelistrikan , meliputi gardu induk yang terdapat di

d.

kelurahan Majasari.

Jalur Gas Kota

e.

(20)

transformasi, kemudian diubah menjadi jaringan pelayanan dengan tegangan 110 – 220 V.

Jaringan listrik di Kota Prabumulih merupakan bagian yang terkoneksi antara pusat-pusat pembangkit PLN wilayah IV Sumatera Selatan dan termasuk dalam Gardu Tanjung Enim. Layanan jaringan listrik dilakukan melalui sistem penyediaan/penambahan daya terpasang dengan penyediaan/penambahan tiang dan gardu listrik pembagi pada lokasi-lokasi pengembangan perumahan maupun pengembangan kegiatan lainnya. Pelayanan listrik di Kota Prabumulih cukup baik dilihat dari jenis pelayanan yang ada. Prasarana penerangan di bagian kota hampir seluruhnya dilalui jaringan listrik. Pelayanan jaringan listrik yang telah ada umumnya melayani seluruh wilayah Kota Prabumulih.

Perkiraan kebutuhan energi listrik Kota Prabumulih pada tahun 2018 dan 2028 dihitung berdasarkan asumsi, bahwa setiap satu unit rumah (domestik) membutuhkan daya listrik  950 VA, sedangkan untuk kebutuhan lainnya seperti fasilitas umum, pendidikan, perdagangan, penerangan jalan dan lainnya (non domestik) sebesar 20% dari total kebutuhan daya listrik domestik. Disamping itu setiap 250 KVA akan membutuhkan gardu listrik pembagi.

Dengan demikian berdasarkan hasil analisis tersebut pada tahun 2029 membutuhkan 210 gardu listrik dengan total kapasitas energi sebesar 52.645.884 KVA.

Rencana pengembangan prasarana dan sarana listrik di Kota Prabumulih adalah sebagai berikut :

Penambahan kapasitas jaringan listrik sesuai dengan arah 1.

pengembangan.

Peningkatan pelayanan dengan cara meminimalisir gangguan gangguan 2.

teknis.

(21)

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi

Rencana sistem jaringan telekomunikasi yang dikembangkan seperti meliputi : sistem telekomunikasi jaringan kabel, meliputi :

a.

jaringan primer; melalui Jalan Sudirman, Jalan M. Yamin, dan Jalan Basuki

(1)

rahmat.

jaringan sekunder; melalui seluruh jalan lokal.

(2)

bangunan pengelolaan jaringan telepon , berupa Stasiun Telepon Otomatis

(3)

(STO) dikembangkan di seluruh wilayah kota, dan rencana pengembangan pelayanan telepon.

(4)

sistem telekomunikasi nirkabel, dilakukan p embangunan menara

b.

telekomunikasi berupa

Base transceiver Station

(BTS) di beberapa tempat, diantaranya :

Kecamatan Prabumulih Barat

Kecamatan Rambang Kapak Tengah

Kecamatan Cambai.

Untuk kebutuhan telekomunikasi di Kota Prabumulih khususnya jaringan telepon pada saat ini hampir seluruhnya sudah terjangkau jaringan telepon. Jaringan telepon yang ada di Kota Prabumulih pada saat ini diantaranya adalah :

PSTN ( Telepon Kabel)

GSM (selular)

CDMA

Kebutuhan jaringan telepon untuk tahun perencanaan diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar  5 % dengan asumsi melihat kecenderungan perkembangan penduduk Kota Prabumulih pada tahun perencanaan. Namun dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat, wilayah

(22)

dapat digunakan oleh masyarakat Kota Prabumulih yang sama fungsi dan biayanya dengan telepon biasa.

Untuk perkiraan kebutuhan satuan sambungan telepon (SST) dengan media PSTN (Telepon Kabel) sampai akhir tahun perencanaan di dapat dengan perhitungan sebagai berikut :

Satuan sambungan telepon untuk kebutuhan rumah tangga, 30% dari jumlah

KK

Satuan sambungan telepon untuk telepon umum, per 500 dari jumlah

penduduk

Satuan sambungan telepon untuk kebutuhan non rumah tangga, 20% dari

kebutuhan rumah tangga.

Satuan sambungan telepon cadangan, adalah 5% dari kebutuhan rumah

tangga.

Untuk lebih jelasnya perkiraan kebutuhan satuan sambungan telepon dapat dilihat pada Tabel 3.7. Rencana pengembangan prasarana dan sarana telekomunikasi adalah sebagai berikut:

Penambahan kapasitas jaringan telekomunikasi sesuai dengan arah 1.

pengembangan.

Menyebarkan fasilitas telekomunikasi umum, seperti telepon umum dan 2.

warung telekomunikasi di lokasi strategis.

Tabel 5.8. Perkiraan Kebutuhan Satuan Sambungan Telepon Kota Prabumulih, sampai tahun 2030

Sumber : Hasil Perhitungan 2008

No Tahun Jml

1 2010 142.965 28.5

93 8.578 286 1.716 4.289 14.868

2 2019 160.552 32.1

11 9.633 321 1.926 4.817 16.697

3 2029 226.506 45.3

(23)

Sistem prasarana jaringan telekomunikasi dapat lebih jelasnya terlihat pada Gambar 3.3.

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air.

Rencana pengembangan sistem prasarana sumber daya air meliputi : sistem jaringan air baku untuk air minum, melalui

1.

pengembangan sistem air minum kota; a.

pengembangan jaringan pipa transmisi distribusi meliputi jaringan

-transmisi pada jalan Sungai Medang dan Jalan Nigata;

pengembangan jaringan pipa tersi er pada Jalan Sudirman , dan Jalan

-Lingkar;

pengembangan jaringan pipa distribusi pada seluruh jalan lingkungan;

-pengembangan fasilitas pengolahan air bersih melalui:

-► pengembangan bak tamp ung air (reservoir) di Kelurahan Patih Galung dan Kelurahan Gunung Ibul Barat dan Kelurahan Karang Raja; dan

► pengembangan fasilitas produksi air di Kelurahan Tanjung Rambang , dan Kelurahan Payuputat.

perlindungan dan pemanfaatan sumber air baku. b.

pengelolaan sistem sungai di wilayah Kota Prabumulih yang merupakan

(24)

Menetapkan kawasan resapan di Kecamatan Cambai, kecamatan Rambang

-Kapak Tengah dan Kecamatan Prabumulih Timur, Kecamatan Prabumulih Barat dengan luas kurang lebih 6.000 ha;

melakukan pembangunan sumur resapan di kawasan perumahan yang

-dikembangkan oleh masyarakat atau pengembang;

pengaturan pengambilan air tanah melalui sumur dalam di seluruh wilayah

-Kota;

melakukan perlindungan terhadap sumber-sumber mata air dengan

-rekayasa teknis konstruksi maupun penanaman pohon;

perlindungan sumber- sumber air baku meliputi mata air dan sungai di

-seluruh wilayah Kota. sistem pengendalian banjir. 2.

perlindungan terhadap daerah aliran sungai melalui pengendalian

a.

limpasan air dan pengendalian pembangunan kawasan budidaya;

pengembangan sistem drainase tersistem dengan saluran pembuangan

b.

utama meliputi:

Sungai Lematang beserta anak sungainya;

-Sungai Kelekar beserta anak sungainya;

-Sungai Rambang beserta anak sungainya;

-melakukan pengerukan secara berkala pada sungai

c.

Rencana pengembangan sistem jaringan sumberdaya air di Kota Prabumulih yang terdiri atas:

sistem ja ringan sumber daya air lintas provinsi, dan lintas (i)

kabupaten/kota yang berada pada wilayah Kota Prabumulih;

wilayah sungai di wilayah kota, termasuk waduk, situ, dan embung (ii)

pada wilayah Kota Prabumulih;

sistem jaringan irigasi yang berfungsi mendukung kegiatan pertanian (iii)

di wilayah Kota Prabumulih;

sistem jaringan air baku untuk air bersih; dan (iv)

(25)

Khusus dalam upaya konservasi sumber daya air di Kota Prabumulih yang akan dibangun sistem drainase , perlu dit erapkan drainase berwawasan lingkungan dengan menerapkan sistem peresapan buatan, baik

sumur/bidang/parit resapan yang dapat dibuat dalam skala individu maupun kolektif.

Dalam kaitannya dengan konservasi sumber daya air, maka berkembang konsep drainase lingkungan yaitu air limpasan air hujan ditahan selama mungkin untuk memberikan kesempatan pada air tersebut melakukan infiltrasi ke dalam tanah untuk melakukan “

recharge

” ke sistem air tanah. Hal ini perlu

dikembangkan di Kota Prabumulih apabila sifat tanah nya memungkinkan terjadinya proses infiltrasi yaitu pada morfologi tanah dengan permeabilitas yang tinggi.

Sistem jaringan sumber daya air yang berada dalam wilayah Kota Prabumulih adalah jaringan sumberdaya air lintas kabupaten / kota yang berupa Sub Daerah Alirana Sungai (DAS) Lematang dan jaringan sumberdaya air dalam Kota yang berupa Sub Sub DAS Sungai Kelekar, Sungai Suban, Sungai Air Rambang dan beberapa sungai kecil lainnya yang mengalir dalam wilayah Kota Prabumulih.

Sistem jaringan sumber daya air yang berada dalam wilayah Kota Prabumulih juga berfungsi sebagai sumber air baku bagi penduduk di Kota Prabumulih terutama Sungai Lematang. Terdapat bangunan Intake PDAM TirtaPrabu milik Kota Prabumulih di Sungai Lematang dan 100 % sumber air baku PDAM Tir ta Prabu berasal dari Sungai Lematang. Selain itu sistem jaringan sumber daya air dalam wilayah Kota Prabumulih juga berfungsi sebagai sistem pengendali banjir di wilayah Kota Prabumulih.

Sistem prasarana jaringan sumber daya air dapat lebih jelasnya terli hat pada Gambar 3.3.

(26)

Proses penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dilakukan melalui pendekatan politik yang dideskripsikan dalam visi, misi dan program kepala daerah terpilih langsung dan secara politis diakui sebagai program prioritas pembangunan jangka menengah daerah. Sehingga Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Prabumulih ini

merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Walikota yang terpilih secara langsung dengan berpedoman p ada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Prabumulih.

Dalam rangka mendukung perencanaan pembangunan nasional, Pemerintah Kota Prabumulih juga memperhatikan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat dan struktur tata pemerintahan. Oleh kare na itu RPJMD Kota Prabumulih juga memperhatikan permasalahan yang menjadi lingkup nasional maupun amanat pembangunan yang diberikan oleh pemerintah pusat. Sumber daya daerah yang dialokasi selain untuk mengatasi permasalahan-permasalahan internal di Kota Prabumulih juga diupayakan mendukung penyelesaian masalah yang menjadi agenda nasional dengan memperhatikan RPJM Nasional.

RPJMD Kota Prabumulih merupakan acuan dan pedoman dasar

(27)

Visi Walikota dan Wakil Walikota Prabumulih Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut :

“ TERWUJUDNYA KOTA PRABUMULIH SEBAGAI KOTA PRIMA DAN BERKUALITAS “

Dapat dijabarkan sebagai berikut :

Kata Kota Prabumulih , adalah batas wilayah kerja pemerintah Kota 1.

Prabumulih dengan segala potensi yang terkandung didalamnya. Kata Prima, mengandung dua pengertian, yaitu :

2.

PRIMA merupakan singkatan dari : Prestasi / Produktif, Religius, a.

Inovatif, Mandiri dan Aman.

PRIMA, mengandung pengertian Terbaik di segala sektor / urusan b.

pemerintah dan pembangunan Kota Prabumulih untuk mencapai masyarakat Kota Prabumulih yang adil, sejahtera dan bermartabat. Dalam hal ini terbaik dilingkup wilayah Provinsi Sumatera Selatan.

Kata Berkualitas, adalah kondisi masyarakat yang berada pada 3.

kecukupan untuk keperluan hidupnya berupa kecukupan pangan, sandang, rumah, kebutuhan jasmani dan rohani yang lebih berkualitas atau bermutu baik.

Harapan yang ingin dicapai pada akhir tahun 2018 adalah dapat terwujud kondisi masyarakat kota prabumulih sebagai berikut :

Terciptanya aparatur pemerintah yang profesional yang

1.

memberikan pelayanan masyarakat yang pri ma, sehingga memberikan

pemantapan kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara

pemerintah daerah dalam semua tingkatan dan unit organisasi di Kota

Prabumulih, tidak terjadinya praktek KKN dan sehingga terwujud

pemerintah yang bersih, jujur dan berwibawa.

Terpenuhinya sebagian besar tuntutan, kebutuhan dan aspirasi

2.

masyarakat terhadap pelayanan publik yang lebih baik, lebih cepat dan

(28)

Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat berupa, pangan,

3.

sandang, kesehatan, pendididkan, melalui pembangunan infrastruktur

wilayah dan perekonomian rakyat, dengan mengoptimalkan

kemampuan dan potensi Kota secara rasional dan berkelanjutan.

Terwujudnya kesejahteraraan masyarakat kota Prabumulih yang

4.

tinggi menu rut ukuran dan kriteria tertentu, yang ditunjukan oleh

Indeks Pembangunan Manusia kota Prabumulih yang semakin baik.

Misi

Misi merupakan sesuatu upaya yang harus dilaksanakan, agar tujuan dan sasaran organisasi dapat terlaksanakan dan berhasil dengan baik, dengan kata lain misi merupakan pernyataan tentang cita-cita organisasi yang diwujudkan dalam produk dan pelayanan, kebutuhan masyarakat, nilai yang dapat diperoleh serta aspirasi dan cita-cita dimasa mendatang, atau sering pula Misi disebut sebagai cara-cara atau metode untuk mewujudkan Visi yang telah dinyatakan. Adapun Misi Pemerintah Kota prabumulih Tahun 2013-2018 sebagai berikut :

Mewujudkan Peningkatan Kualitas dan Profesionalisme Aparatur

1.

dalam Tata Pemerintahan yang baik, Demokratis, Inovatif

,

Enterpreneurship, Berprestasi, Transparan dan Akuntabel.

Mewujudkan Peningkatan kualitas Masyarakat Kota Prabumulih

2.

yang Madani (Produktif, Sehat, Cerdas, Mandiri, Religius,

Bermoral, Beretika, Berbudaya dan Berwawasan Lingkungan).

Mewujudkan Peningkatan Perekonomian Masyarakat Kota

3.

Prabumulih yang Handal dan Merata melalui Perdagangan dan

Jasa.

Mewujudkan Peningkatan Kualitas Insfrastruktur Wilayah guna

4.

Memperlancar Aktivitas Perekonomian masyarakat

Tujuan dan Sasaran

(29)

Tabel 5.9

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

VISI : Terwujudnya Kota Prabumulih Sebagai Kota Prima Dan Berkualitas

MISI TUJUAN SASARAN

I. Mewujudkan

Peningkatan Kualitas dan Profesionalisme Aparatur dalam Tata Pemerintahan yang baik, Demokratis, Inovatif,

Enterpreneurship, Berprestasi, Transparan

dan Akuntabel.

1.1 Meningkatkan Kualitas manajemen pemerintah yang amanah dan profesional, sehingga mampu menjadi

motivator, fasilitator, serta inovator dalam

penyelenggaraan

pemerintahan.

1.1.1 Terwujudnya organisasi perangkat pemerintah kota yang adil, efektif, efisien, serta mampu memenuhi kebutuhan dan pelayanan kepada masyarakat.

Terlaksananya 1.1.2

Standar Operational Prosedur (SOP), Standar Pelayan Minimal (SPM) yang ditetapkan, pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel.

1.1.2

1.1.3 Terpenuhinya akuntabilitas kinerja dari penyelenggaraan pemerintahan kota yang amanah dan transparan.

MISI TUJUAN SASARAN

1.2 Memberdayakan sistem dan mekanisme kontrol masyarakat atas pengelenggaraan

pemerintahan.

Terwujudnya 1.2.1

perencanaan daerah dan penataan ruang yang partisipasif dan mengutamakan

kepentingan masyarakat.

1.2.1

1.2.2 Terwujudnya mekanisme dan prosedur pengawasan yang mudah untuk melakukan kontrol atas penyelenggaraan pemerintahan kota. 1.3 Meningkatnya

kesejahteraan PNS yang berdisiplin, bermoral, beretika, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

(30)

2. Mewujudkan Peningkatan kualitas Masyarakat Kota

Prabumulih yang Madani (Produktif, Sehat, Cerdas, Mandiri, Religius,

Bermoral, Beretika, Berbudaya dan

Berwawasan Lingkungan)

2.1 Meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan dan kemampuan tenaga mutu standar pelayanan minimal pendidikan dasar

Meningkatnya 2.2.2

akses masyarakat dan mutu pendidikan menengah

2.2.2

Meningkatnya 2.2.3

kualitas tenaga pendidik dan kependidikan dan media informasi

2.2.3

Meningkatnya 2.2.4

minat baca masyarakat

Meningkatnya 2.3.2

aktivitas syi ’ar keagamaan

dalam kehidupan sehari-hari guna peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. masyarakat dalam suasana yang aman, tertib dan damai dalam kehidupan sehari-hari serta

(31)

Terlaksananya 2.4.2

penegakan dan s anki

hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.4.2

2.5 Menekan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan jumlah keluarga sejahtera.

Terwujudnya 2.5.1

pengendalian pertambahan jumlah penduduk dengan menggalangka program keluarga berencana.

2.5.1

2.5.2 Terwujudnya peningkatan jumlah keluarga sejahtera melalui bina keluarga sejahtera dan upaya peningkatan pendapatan usaha ekonomi keluarga.

MISI TUJUAN SASARAN

2.6 Meningkatkan

pemenuhan kebutuhan hidup bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial.

Meningkatnya status 2.6.1

sosial dan keterampilan fakir miskin, anak terlantar, lanjut usia, yatim piatu dan

penyandang masalah kesejahteraan sosial lainya untuk kemandirian hidupnya.

2.6.1

Meningkatnya 2.6.2

ketepatan sistem informasi manajemen administrasi kependudukan daerah yang terpadu secara nasional.

2.6.2

2.7 Meningkatkan kreativitas pemuda dan olahraga, serta peranan wanita dalam pembangunan.

2.7.1 Terwujudnya prestasi pemuda dan olahraga, dan peranan wanita dalam segala aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, dengan pengurus utama gender.

2.8 Meningkatkan kualitas, kuantitas dan fasilitas pelayanan seni budaya dan

wisata.

Berkembangnya 2.8.1

objek, destinasi, diverifikasi dan atraksi seni budaya dan wisata.

2.8.1

Tumbuh dan 2.8.2

berkembangnya kretivitas seni dan budaya lokal dan

(32)

nasional, serta berkembangnya kegiatan dan objek pariwisata

2.8.2

2.9 Meningkatkan kualitas lingkungan perkantoran melalui pembangunan

berwawasan lingkungan.

Terbangunya ruang 2.9.1

terbuka hijau untuk aktivitas rekreasi, olah raga dan paru-paru lingkungan alam.

2.9.1

Terwujudnya 2.9.2

pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya buatan dengan mentaati kaidah pengelolaan lingkungan dan dokumen AMDAL. dan energi yang berwawasan lingkungan dan memberikan nilai tambah

3. Mewujudkan Peningkatan Perekonomian Masyarakat Kota Prabumulih yang Handal dan Merata melalui

Perdagangan dan Jasa

3.1 Meningkatkan aktivitas perekonomian masyarakat dengan titik berat

perdagangan (bussines core)

dan jasa

3.1.1 Tersedianya secara

merata pangan dan barang-barang kebutuhan pokok lainya di seluruh wilayah dan terjangkau.

3.1.2 Tercapainya

peningkatan produksi dan produktivitas komoditas hortikultural dan perkebunan melalui pemanfaatan sumber daya lahan yang berada di sekitarnya, sehingga tercapainya usaha tani yang berorientasi agribisnis.

3.1.3 Tercapainya

peningkatan produksi dan komodotas peternakan dan perikanan masyarakat melalui sumber daya lahan yang berada di sekitarnya, sehingga tercapainya usaha yang berorientasi agribisnis

(33)

peningkatan produksi dan pemasaran hasil melalui pemanfaatan sumber daya yang dimilikinya

3.1.5 Tercapainya usaha

perdagangan dan jasa berwawasan lingkungan

MISI TUJUAN SASARAN

3.3 Menekan jumlah penduduk miskin.

3.3.1 Terlaksananya upaya

terpadu atau lintas bidang dalam mengatasi kemiskinan, sehingga tercipta peluang-peluang usaha bagi keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

3.4 Meningkatkan

pusat-pusat pertumbuhan ekonomi

baru.

3.4.1 Tercapainya kemudahan usaha, modal pemasaran untuk berbagai jenis produk rakyat melalui usaha koperasi dan usaha kecil menengah yang berkualitas, mandiri dan profesional

3.4.2 Terpenuhinya jumlah sarana pasar yang

refresentatif dan modern serta sarana pendukungnya di Kota Prabumulih

Berkembangnya usaha 3.4.3

koperasi dan usaha kecil menengah yang berkualitas, mandiri dan profesional untuk kemajuan perekonomian masyarakat dan daerah.

Mewujudkan 4.

Peningkatan Kualitas Insfrastruktur Wilayah guna Memperlancar Aktivitas Perekonomian masyarakat. 5.

4.1 Mengatur pemanfaatan tata ruang kota yang optimal sesuai dengan arahan tata ruang.

4.1.1 Terwujudnya

(34)

MISI TUJUAN SASARAN

Terpenuhinya 4.2.1

kebutuhan sarana penerangan jalan di jalan raya dan tempat-tempat strategis lainya.

4.3 Meningkatkan kualitas rumah sehat dan layak huni serta sanitasi dasar

permukiman dan perunahan,

sampai di perdesaan.

4.3.1 Terpenuhinya

kebutuhan sarana

persampahan dan drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan

4.3.2 Tercapainya

peningkatan cakupan sanitasi dasar berupa sarana air bersih perkotaan dan perdesaan, jamban keluarga dan sarana lingkungan perumahan lainnya yang memenuhi standar pelayanan yang berlaku.

4.4 Meningkatkan

kelancaran dan kenyamanan arus lalu lintas dan distribusi

orang, barang dan jasa

4.1.1 Meningkatkan

kelancaran arus lalu lintas.

Sasaran Kinerja yang Ingin Dicapai

Rencana sasaran kinerja pelaksanaan pembangunan Kota Prabumulih yang ingin dicapai selama kurun waktu 2013-2018 adalah sebagai berikut :

Meningkatnya dukungan masyarakat terhadap penyelenggaraan 1)

pemerintah pada setiap unit penyelenggaraan pemerintahan.

Terwujudnya kelengkapan sarana-prasarana perkotaan menuju Kota 2)

(35)

berwawasan lingkungan, target bidang infrastruktur pada tahun 2018 adalah sebagai berikut :

Proporsi jalan dengan kondisi baik 366,827 km2 pada tahun 2012 menjadi a.

566,827 km2 pada tahun 2018;

Presentase penduduk berakses air minum 20 % pada tahun 2012 menjadi b.

80% pada tahun 2018;

Persentase penanganan sampah 54 % pada tahun 2012 menjadi 80% pada c.

tahun 2018;

Sistem j aringan drainase skala kawasan dan kota 180 km tahun 2012 d.

menjadi 210 km di tahun 2018;

Tercapainya target pembangunan bidang ekonomi pada tahun 2018, 3)

adalah :

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dengan migas dari 5,69 % tahun 2012 a)

menjadi 7 – 8 % pada tahun 2018.

Meningkatnya pendapatan per kapita penduduk dari Rp. 18.100.474,- tahun b)

2012 menjadi Rp. 20.000.000,- pada tahun 2018.

Menurunya tingkat pengangguran terbuka angkatan kerja dari 8,83% pada c)

tahun 2012 menjadi 5,50% pada tahun 2018.

Menurunya angka penduduk miskin dari 12,19 % tahun 2011 menjadi 8,0% d)

pada tahun 2018.

4). Tercapainya target pembangunan bidang pendidikan, yaitu :

a) Meningkatnya Angka Melek Huruf dari 98,72% tahun 2012 menjadi 99,74% pada tahun 2018.

b) Meningkatnya rata-rata lama bersekolah anak usia 10 tahun keatas dari 9,30 th pada tahun 2012 menjadi 12,00 th pada tahun 2018.

c) Meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah, Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar pada semua jenjang pendidikan pada tahun 2018.

5) Tercapainya target pembangunan bidang kesehatan, yaitu :

Meningkatnya Usia Harapan Hidup dari 72,73 pada tahun 2012 menjadi a)

74,00 pada tahun 2018.

Menurunnya persentase Balita gizi buruk dari 1,3 pada tahun 2012 b)

(36)

Menurunya angka kemat ian bayi (AKB) dari 4,86 per 1.000 kelahiran hidup c)

(KH) menjadi 2,06 per 1.000 KH pada tahun 2018.

Menurunya jumlah kematian ibu melahirkan dari 4 orang pada tahun 2012 d)

menjadi 2 pada tahun 2018.

Menurunnya prevalensi kasusu HIV dari 0,2 pada tahun 2012 menjadi < e)

0,5 pada tahun 2018.

Menurunya jumlah penderita penyakit demam berdarah denggue dari 304 f)

pada tahun 2012 menjadi 51 pada tahun 2018.

6) Membaiknya nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Prabumulih pada tahun 2018

Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM) 5.3

Rencana pengembangan sistem infrastruktur kota meliputi: sistem penyediaan air minum;

a.

sistem pengelolaan persampahan kota; b.

sistem pengelolaan air limbah; c.

sistem drainase kota; d.

rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana pejalan kaki; e.

dan

rencana jalur evakuasi bencana alam. f.

infrastruktur perkotaan dapat meliputi prasarana penyediaan air minum kota, pengelolaan air limbah, sistem persampahan, sistem drainase kota, penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan ka ki, dan jalur evakuasi bencana.

Prasarana Penyediaan Air Minum Kota 5.3.1

(37)

rumah penduduk memerlukan biaya yang cukup besar, oleh sebab itu diperlukan perencanaan yang bertahap sesuai dengan karakteristik Kota Prabumulih.

Dalam perencanaan penyediaan air bersih, studi kebutuhan masa datang merupakan faktor penting yang harus dilaksanakan. Hal ini mengingat bahwa setiap penyediaan fasilitas selalu didesain atas dasar periode waktu tertentu, dimana pada saat itu jumlah penduduk maupun kebutuhan airnya sudah meningkat.

Pengertian kebutuhan air adalah jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk keperluan pokok manusia dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memerlukan air. Oleh sebab penggunaannya yang sangat luas dalam sega la segi kehidupan dan aktivitas manusia, suatu penyediaan air bersih untuk masyarakat haruslah aman dari segi hygienis, baik dan dapat diminum, serta tersedia dalam jumlah yang cukup dan murah. Mengingat ada keharusan demikian, maka pada dasarnya kualitas dan kuantitas penting untuk diperhatikan dan selalu harus dipenuhi dalam suatu penyediaan air bersih.

Secara kuantitas di dalam perencanaan penyediaan air bersih erat hubungannya dengan kebutuhan air tiap penduduk dalam suatu hari. Parameter ini diperoleh dari pengalaman-pengalaman maupun studi pada kota-kota lain yang relatif sama karakteristiknya. Selain kebutuhan air tiap penduduk, juga diperlukan perkiraan jangkauan pelayanan sampai tahun perencanaan. Pada rencana penyediaan air bersih di Kota Prabumul ih ini pada tahun 2029 diperkirakan akan terlayani 80 % dari seluruh penduduk.

Tabel 5.10. Rencana Kebutuhan Air Bersih di Kota Prabumulih Tahun 2010 – 2029

No Tahun

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Kebutuhan Penduduk

(Ltr/Hari)

Kebutuhan Untuk Fasilitas (Ltr/Hari)

1 2010 142.965 21.444.675 6.433.403

2

2029 226.506 33.975.840 10.192.753

(38)

Berdasarkan standar perencanaan kebutuhan air bersih per orang adalah 150 liter/hari. Sedangkan kebutuhan air bersih untuk keperluan fasilitas sosial ekonomi seperti perkantoran, perdagangan dan sebagainya sebesar 30 % dari kebutuhan penduduk.

Kebutuhan air bersih untuk masyarakat Kota Prabumulih yang belum terlayani oleh jaringan pipa PDAM Trirta Prabu dapat menggunakan air tanah pada umumnya masih bersih yang dapat digunakan untuk air minum dan keperluan lainnya, selain air tanah memungkinkan pemanfaatan air permukaan yaitu air sungai yang ada untuk keperluan air bersih. Faktor-faktor yang menentukan lokasi pengembangan sumber air tanah antara lain :

Jarak minimum antara sumber air tanah atau intake dengan sumber

pencemaran air terdekat adalah 10 m.

Jika keadaannya miring, tidak hanya jarak yang dipertimbangkan tetapi

juga lokasi relatief dari pada sumber pencemaran itu. Tingkat pengadaan air

Penyebab-penyebab banjir.

Rencana pengembangan prasarana air bersih adalah sebagai berikut:

Mengendalikan debit air limpasan pada musim hujan dan penggunaan air 1.

tanah. Langkah untuk mengendalikan debit air limpasan pada musim hujan yaitu dengan tetap mempertahankan daerah-daerah tangkapan air, hal ini merupakan langkah yang cukup penting untuk mencapai dua tujuan, yaitu pengendalian banjir dan penyediaan air pada musim kemarau. Penggunaan air tanah secara liar, baik untuk keperluan domestik maupun indu stri, menyebabkan penggunaan air tanah secara tidak terkendali. Bila hal ini tidak dikendalikan, maka akan terjadi kerusakan lingkungan dan penurunan muka air tanah. Oleh karena itu penggunaan air tanah perlu dikendalikan.

Meningkatkan cakupan wilayah pela yanan distribusi air bersih oleh 2.

(39)

kuantitas dan persyaratan kualitas. Upaya pengembangan sistem publik ini dapat pula dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak swasta dan masyarakat. Peningkatan cakupan pelayana i ni harus diiringi pula dengan peningkatan kapasitas produksi air bersih. Salah satunya adalah dengan membangun unit instalasi

intake

air bersih dan dengan memperluas jaringan air bersih terutama ke wilayah-wilayah pengembangan kota.

Menurunkan tingkat kebocoran air sampai dengan 20% pada tahun 2019 3.

dan 10 % pada tahun 2029. Pada saat ini tingkat kebocoran air di Kota

Prabumulih masih cukup tinggi. Tingkat kebocoran yang cukup tinggi mengurangi kuantitas air yang diterima oleh pelanggan dalam jumlah yang cuk up signifikan. Untuk itulah penurunan tingkat kebocoran air ini merupakan langkah yang cukup penting dalam rangka mengefisienkan pelayanan sistem publik.

Penyediaan hidran umum atau tangki penampungan bagi penduduk yang 4.

kurang mampu, namun membutuhkan ketersediaan air bersih.

Penduduk yang sama sekali belum terlayani kebutuhan air bersih melalui 5.

PDAM tetap menggunakan sumur gali atau sumur pompa disamping memanfaatkan sumber air lainnya, namun dalam penggunaannya perlu

pengawasan dan pengendalian. Jika kondisi ini kurang memenuhi persyaratan air bersih, dapat disarankan agar membuat pengolahan air sederhana seperti aerasi (kontak udara) dan filtrasi (penyaringan).

Perlindungan sumber-sumber air baku dan daerah tangkapan air denga 6.

penentuan kawasan resapan a ir yang berfunsi lindung walaupun peruntukannya bukan merupkn kawasan lindung.

Suatu sistem penyediaan air bersih yang baik adalah apabila memenuhi ketiga syarat berikut

Kuantitas, yaitu air besih yang disediakan harus sesuai dengan jumlah air 1.

(40)

Kualitas, yaitu mutu dari air bersih yang harus sesuai dengan standar air 2.

minum yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI. Untuk mendapatkan kualitas air minum yang sesuai dengan standar yang berlaku sehingga tidak

membahayakan kesehatan manusi diperlukan instalasi pengolahan air bersih.

Kontinuitas suatu sistem penyediaan air minum harus terjaga 3.

sehingga tidak akan dipengaruhi oleh musim maupun waktu karena air adalah kebutuhan yang esensial bagi manusia.

Rencana sistem penyediaan air minum melalui:

pengembangan jaringan pipa transmisi, melewati a.

Sungai Medang

Jalan Nigata.

-pengembangan jaringan pipa transmisi distribusi, melewati b.

Jalan Jenderal Sudirman

-Jalan Alipatan

-Jalan Prof. M. Yamin

-pengembangan jaringan pipa distribusi melewati : c.

Jalan Jendral Sudirman (Kel. Gunung Ibul dan Kel. Gunung Ibul Barat)

-Jalan Jendral Sudirman (Kel. Patih Galung)

-Jalan Jendral Sudirman (Kel. Cambai)

-Jalan Tenggamus ( Kel. Muara Dua)

-Jalan Basuki Rahmat (Kel. Sukaraja, Tanjung Raman)

-pengembangan fasilitas pengelolaan air minum, ditetapkan sebagai berikut : d.

Booster I di Kelurahan Gunung Ibul Barat

(41)

-Booster III di Kelurahan Karang Raja

-Peningkatan produksi Instalasi Pen golahan Air (IPA) 120 liter/dtk di

-Kelurahan Sungai Medang

Peningkatan produksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) 100 liter/dtk di

-Kelurahan Payuputat

Peningkatan produksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) 50 liter/dtk di Kelurahan

-Tanjung Rambang.

Untuk lebih jelas mengenai rencana pengelolaan air bersih ini, dapat dilihat pada Gambar 3.3

5.4 Strategi Sanitasi Kota (SSK)

Pengelolaan Air Limbah.

Sistem pengelolaan air limbah Kota Prabumulih meliputi sistem air

pembuangan yang terdiri atas sistem pembuangan ai r limbah (

sewage

) termasuk sistem pengolahan berupa instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan sistem pembuangan air buangan rumah tangga (

sewerage

) baik individual maupun komunal. Untuk air limbah yang mengandung B3, diperlukan instalasi tambahan untuk m embersihkan air limbah tersebut sebelum masuk ke jaringan air buangan kota.

Pembuangan bekas air rumah tangga (mandi dan cuci) sesudah melalui proses resapan pembuangannya disatukan dengan pembuangan air hujan, sedangkan pembuangan kotoran manusia dire ncanakan dengan pengembangan

septic tank

di setiap rumah. Dengan adanya

septic tank

diharapkan kotoran

zat-zat organik setelah diendapkan beberapa waktu akan mengalami

pembusukan. Rencana pengolahan limbah di Kota Prabumulih adalah sebagai berikut :

Menambahan fasilitas

septic tank

dan cubluk yang memenuhi standar

(42)

Pengadaan proyek perintis instalasi pengolahan limbah rumah tangga secara

komunal khususnya pada wilayah padat penduduk, misalnya kolam oksidasi, agar kualitas air tanah dapat terjaga.

Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan adanya sistem pengolahan dan

penyaluran air limbah yang relatif aman serta tertutup.

Meningkatkan taraf pendidikan dan gaya hidup masyarakat terhadap sanitasi

(43)

Adapun sistem pengolahan air limbah dilaksanakan melalui cara :

Pengolahan limbah setempat (

on site sanitation disposal system

),

yaitu terdiri dari sistem individual yang diterapkan pada kawasan de ngan pertumbuhan penduduk relatif sedang.

Pengolahan limbah terpusat (

off site sanitation disposal system

),

yang bersifat

cost-covery

. Diperuntukan bagi wilayah permukiman padat dan industri. Sistem ini harus mulai dirintis khususnya untuk kawasan industri.

Toilet umum yang juga merupakan sub sistem pengolahan limbah, perlu

juga mendapatkan perhatian yang serius. Toilet umum ini ditempatkan pada kawasan umum yang padat, misalnya terminal, stasiun dan pasar.

Untuk golongan masyarakat kurang mampu di rencanak an setiap kelompok 10 rumah di bangun satu MCK.

Sistem Pengelolaan air limbah berupa sistem pengelolaan air limbah domestik setempat meliputi pembuangan air limbah domestik ke dalam septik tank individual, septik tank komunal atau Instalasi Pengolah Air L imbah (IPAL) Komunal dan ; atau Instalasi Pengolah Limbah Tinja (IPLT).

Rencana Lokasi Instalasi Pengolah Limbah Tinja (IPLT) terletak di :

TPA Kel. Prabujaya; a.

TPA Kel. Patih Galung. b.

5.5 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun

suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan

ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta m emuat materi pokok ketentuan

(44)

rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan

pengembangan lingkungan/kawasan.

Maksud, Tujuan dan Sasaran

Maksud penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pusat kota

Prabumulih adalah untuk memberikan arahan perwujudan fisik suatu bagian

pengembangan kota atau bagian pengembangan kawasan kota yang mengacu pada

Rencana Detail Ruang Kota (RDTRK) Prabumulih agar tercipta suatu ruang

kota/kawasan yang terencana sehingga dapat menjadi kota yang tertib, aman,

nyaman dan serasi.

Tujuan dari kegiatan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di pusat

kota Prabumulih adalah terwujudnya suatu lingkungan / kawasan di dalam wilayah

kota Prabumulih yang lebih asri, terencana, tertata, nyaman dan berwawasan

lingkungan.

Berdasarkan tujuan yang dirumuskan tersebut, secara umum sasaran yang

diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan ini antara lain adalah:

Program Bangunan dan Lingkungan 1.

Program Investasi 2.

Rencana Umum 3.

Rencana Detail (Design-Guidelines) 4.

Administrasi Pengendalian Program dan Rencana

(Administration

5.

Guidelines)

Arahan Pengendalian Pelaksanaan (Development Guidelines) 6.

5.6 Strategi Pengembangan dan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

(45)

sebagainya belum tertangani secara optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi sebagai berikut:

Tuntutan yang tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan permukiman dan

infrastruktur perkotaan seringkali tidak atau belum didukung dengan s uatu kebijakan dan strategi pembangunan yang memadai, tepat, berskala kota, dan berbasis kawasan.

Kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur

perkotaan seringkali bersifat sesaat, responsif terhadap permasalahan yang ada, serta berorientasi pada ketersedia an program atau proyek pendukung, sehingga kebijakan dan strategi pembangunann permukiman dan infrastruktur perkotaan seringkali bersifat parsial dan tidak komprehensif, serta tidak terpadu dengan kebutuhan arah pengembangan dan pembangunan kota.

Belum terdapatnya strategi khusus pembangunan permukiman dan

infrastruktur perkotaan yang terintegrasi dengan penataan ruang dan perencanaan pembangunan secara keseluruhan.

Terdapatnya tumpang tindih kebijakan dan strategi penanganan

permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan pada tingkat operasional (kabupaten/kota).

Berdasarkan permasalahan pembangunan yang ada tersebut, diperlukan beberapa pertimbangan, yaitu :

(1) bahwa dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan memerlukan adanya arahan yang jelas yang selaras dengan arah pengembangan dan pembangunan kota;

(2) bahwa dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan memerlukan arahan yang didasarkan pada kebutuhan kota dan berbasis penanganan kawasan; dan

(46)

seluruh strategi sektoral yang terkait.

Mempertimbangkan adanya kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka suatu kota sudah seharusnya memiliki arahan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang jelas yang dapat menjadi acuan bagi penerapan program-program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang ada. Terkait dengan hal ini, maka program-program yang akan diselenggarakan akan mengacu pada kebutuhan menjawab strategi yang telah dirumuskan dan skala prioritasnya. Selain itu, program yang dikembangkan dap at mendukung terwu judnya tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang diharapkan dari penerapan strategi tersebut

Gambar 5.3

Ilustrasi Perkembangan Kota Yang Dibentuk Berdasarkan Pada Kebutuhan Kota

(47)

serta dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan program-program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Terkait dengan hal ini, kota/kabupaten perlu memiliki strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur p erkotaan, yang dikenal sebagai Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Secara umum strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala kota untuk Kota Prtabumulih terdiri dari 5 kegiatan, yaitu :

Melaksanakan program penataan dan perbaikan kawasan kumuh (Slum Area), 1.

terutama di pinggir Sub DAS Kelekar

Melaksanakan program pembangunan infrastruktur permukiman 2.

Melaksanakan program pengelolaan sumber daya air 3.

Melaksanakan program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan. 4.

Melaksanakan sosialisasi Sanitasi Tot al Berbasis Masyarakat / CLTS 5.

(

Community Lead Total Sanitation

) .

STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN SKALA KAWASAN

Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala kawasan terdiri dari 3 kegiatan, yaitu :

1. Perbaikan dan pengembangan permukiman skala kawasan akan mendorong percepatan pengembangan kawasan.

2. Pengembangan infrastruktur akan memberikan dampak langsung terhadap kegiatan produksi dan usaha lainnya.

3. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam merupaka n kegiatan yang akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan kawasan.

5.7 Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

(48)

prioritas di perkotaan. Dalam konteks pengembangan dan pembangunan kota, RPKPP dapat dipandang sebagai rencana sektoral bidang permukiman dan infrastruktur bidang cipta karya pada lingkup wilayah perencanaan berupa k awasan dan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan dalam peta skala 1 : 5.000 dan 1 : 1.000. RPKPP ini merupakan penjabaran dari SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas yang tetap mengacu pada arah pengembangan dan pembangunan kota untuk bidang permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

Dalam penyelenggaraannya, SPPIP dan RPKPP ini merupakan suatu bagian yang tidak dapat d ipisahkan dari kebijakan pengembangan dan pembangunan kota secara keseluruhan. SPPIP d an RPKPP menjadi alat sinkronisasi berbagai perencanaan pembangunan dan penataan ruang yang ada terutama dalam pembangunan pe rmukiman dan infrastruktur perkotaan, sebagaimana yang ditunjukkan Gam bar 1.2. Mengacu pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa SPP IP merupakan acuan bagi kebijakan dan strategi pembangunan sektoral yang terkait dengan per mukiman dan infrastruktur perkotaan, seperti sistem sanitasi, persampahan, jalan, dan perumahan. Selain itu, dalam kaitannya dengan rencana makro pembangunan kota, SPPIP ini didudukan sebagai penterjemah arah pengembangan dan pembangunan kota yang terdapat d alam RPJP, RPJM, maupun RTRW untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur per kotaan. Adapun untuk RPKPP, lebih didudukan sebagai alat operasionalisasi dari SPPIP da lam skala kawasan permukiman prioritas.

SPPIP ini merupakan terjemahan arahan pengembangan dan pembangunan kota untuk pemba ngunan perm ukiman dan infrastruktur perkotaan selama jangka waktu 20 tahun sebagaimana arahan dalam RTRW dan RPJPD. Adapun untuk lima tahun pertama didasarkan pada arahan dalam RPJMD dan KSPD. Adapun lima tahun pertama dalam SPPIP akan menjadi acuan bagi penyusunan RPKPP dan RPIJM. Ilustrasi kedudukan SPPIP dan RPKPP dalam

(49)

Gambar 5.4

Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan Kota

(50)

prioritas RPKPP.

Gambar 5.5

Ilustrasi Keterkaitan SPPIP, RPKPP, dan RPIJM

Gambar 5.6

(51)

Gambar

Gambar 5.1 Skenario Penataan Ruang Kota Prabumulih
Tabel 5.2.
Tabel 5.4. Rencana Pengembangan Jalan dan status kewenangan Jalan di Kota Prabumulih
Gambar 5.2Sistem Jaringan Jalan
+7

Referensi

Dokumen terkait

- Harga atau biaya produksi relatif mahal. - Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua penonton mampu mengikuti informasi yang

Skripsi yang berjudul “Studi Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam Kitab Irsyâd al-Murîd ”, ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna

Pertumbuhan populasi Branchionus plicatilis pada masing-masing perlakuan dan ulangan selama penelitian disajikan pada tabel 2, yang menunjukkan bahwa jumlah populasi

Hasil penilaian pada putaran kedua adalah berupa rata-rata nilai kematangan untuk setiap atribut dan kriteria, nilai kematangan proses-proses penyelarasan, nilai

18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan

Hal ini didominasi oleh elemen visual dengan karak- ter tepian ( edges ), walaupun tidak ditampilkan secara tegas, Egam. Hal ini sangat jelas dimana ketegasan visual

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dan memberi kontribusi untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan (manajemen) secara umum, khususnya manajemen sumber daya

Untuk menentukan Prioritas SubKriteria dilakukan dengan cara yang sama seperti menentukan Prioritas Kriteria perbedaannya untuk menentukan Prioritas SubKriteria