• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penjadwalan Flowshop dengan Metode Algoritma Genetikdi PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penjadwalan Flowshop dengan Metode Algoritma Genetikdi PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

V-28

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PerusahaanPT. Charoen Phokphand IndonesiaFood Division Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia setiap tahunmendorongPT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division semakin berpacu dalam bisnis makanan olahan. Hal ini disebabkan karena banyaknya permintaan konsumen akan kebutuhan pangan dan pangsa pasar yang semakin bertambah menjadikan PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division menjadi produsen utama di Indonesia dalam bidang makanan olahan dari daging ayam.

PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengembangkan bisnis dibidang industri pengolahan makanan berbahan baku ayam dengan membuka pabrik pertamakali di daerah Cikande, Serang, Jawa Barat yang merupakan salah satu pabrik pengolahan ayam termodern di Indonesia yang juga merupakan pusat dari PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division yang ada di Indonesia.

Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang khususnya produk olahan ayam beku, sudah dibuka beberapa pabrik yang tersebar di Serang, Salatiga, Surabaya, dan Medan. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food

Divisioncabang Medan didirikan pada tahun 2011 bulan Mei, berkedudukan di

Jalan Pulau Solor No. 2, Kawasan Industri Medan II. Pada awal produksi di Medan, PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divisionini terdiri dari tiga plant utama yaitu Cut Up, Further Processing,dan Sausage Plant. Cut Up melakukan kegiatan pemotongan ayamdan menghasilkan daging ayam, sedangkan Sausage

(2)

V-29

PT. Charoen Pokphand Indonesia memiliki visi dan misi dalam menjalankan usahanya. Visi dari PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah:

1 Menjadi produsen kelas dunia dalam bidang makanan olahan dari daging ayam khususnya dan bahan lain umumnya.

2 Menjadi perusahaan yang bertanggung jawab, peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan di dalam menjalankan kegiatan tersebut.

Adapun misi dari PT. Charoen Pokphand Indonesia untuk mewujudkan visi tersebut adalah :

1 Membantu meningkatkan kualitas bangsa Indonesia dan dunia serta memuaskan pelanggan dan pemegang saham dengan memproduksi makanan olahan bermutu tinggi, halal, dan aman untuk dikonsumsi dengan menerapkan GMP (Good Manufacturing Procedures), SSOP (Sanitation Standard

Operating Procedures), Sistem Jaminan Halal, HACCP, dan ISO 9001:2008.

2 Menjaga dan menerapkan prinsip-prinsip kelestarian hidup sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

(3)

V-30

Charoen Pokphand Indonesia Food Division, memproduksi dan men-supply produk yang bermutu tinggi untuk keperluan industri makanan di Indonesia seperti KFC, CFC, Wendys dan restaurant lain. PT. Charoen Pokphand Indonesia

Food Division, sangat mengutamakan kebersihan dan kualitas dari produk yang

dihasilkan, untuk itu masalah sanitasi dan hygenis serta jaminan halal sangat diutamakan, untuk menghasilkan produk bermutu tinggi dan memenuhi harapan serta kebutuhan pelanggan.

PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengeluarkan kebijakan mutu yang merupakan kebijakan perusahaan yaitu: Senantiasa menghasilkan produk yang bermutu tinggi, halal dan aman untuk dikonsumsi dalam rangka pencapaian visi & misi perusahaan sehingga dapat memberikan jaminan kepuasan kepada pelanggan. Menggalang kerjasama, partisipasi aktif dan positif semua karyawan dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu kerja secara terus-menerus. Seuai dengan motto “A Tradition of Quality”

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup bidang usaha pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food

Division adalah :

1. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division merupakan industry manufaktur yang memproduksi makanan olahan daging ayam yaitu sausage dan further.

(4)

V-31

2.3 Lokasi Perusahaan

PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divisionmerupakan industri yang bergerak dalam bidang pemotongan dan pengolahandaging ayam. Industri ini terletak di Jalan Pulau Solor No. 2 Desa Saentis, Kawasan Industri Medan Tahap II, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara.Bangunan PT. Charoen Pokphand IndonesiaFood Divisionterdiri dari dua lantai. Pada lantai pertama terdapat kantor Personalia,Product Development and

Quality Control, ruang rapat, gudang, sedangkan ketigaPlant berada di lantai atas.

Selain itu, di perusahaan juga terdapat satu pos satpam di pintugerbang masuk, kantin, dan masjid.

2.4 Daerah Pemasaran

Pasar merupakan tempat bertemunya antara produsen dan konsumen untuk melakukan proses transaksi atas suatu barang atau jasa. Pemasaran adalah suatu fungsi yang mencerminkan cara bagaimana memperlakukan pasar dan produk sehingga dapat memenuhi tujuan dalam memuaskan kebutuhan konsumen. Daerah pemasaran PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division saat ini adalahKFC, CFC, Wendys dan restaurant lainnya yang berada diwilayah Sumatera, untuk Sumatera bagian Utara, PT. Charoen Pokphand Indonesia Food

Divisionini men-supply pada daerah Aceh, Batam, Medan, sedangkan untuk

(5)

V-32

2.5 Organisasi dan Manajemen 2.5.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah merupakan bagan yang memberikan gambaran secara skematis tentang penetapan dan pembagianpekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan serta menetapkan hubungan antara unsur-unsur organisasi secara jelas dan terperinci.Bentuk organiasi yang terdapat pada PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division adalah bentuk organisasi fungsional dan lini atau merupakan hubungan campuran. Wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada unit-unit organiasi yang ada di bawahnya dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu sesuai kebutuhan organisasi.

Struktur organisasi lini adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang dan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis vertikal. Sedangkan struktur organisasi fungsional adalah struktur organisasi di mana organisasi diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi, operasi, pemasaran, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki fungsi yang terspesialisasi. Spesialisasi di sini akan memberikan efisiensi kerja yang lebih tinggi lagi.

(6)
(7)

Plant Head

Finance & Accounting Manager

Personal & General Affair Manager

Finance & Accounting Supervisor

Personal & General Affair Supervisor

Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan

Purchasing Foreman

Finance & Accounting Foreman

Personal & General Affair Foreman

Keterangan: = Struktur Lini

= Struktur Fungsional

(8)
(9)

2.5.2 Pembagian Tugas & Tanggung Jawab

Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-bedatersebut saling diintegrasikan (koordinasi). Dalam menjalankan aktivitas sehari - hari pada suatu organisasi dibutuhkan personil - personil untuk menduduki jabatan tertentu yang mampu menjalankan tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang dibebankan sesuai dengan jabatan tersebut. Adapun uraian tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing jabatan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divisionditunjukkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab

1 Kepala Unit (Plant Head)

a. Memimpin, mengkoordinir dan

mengawasi pelaksanaan tugas para manager bagian.

b. Merencanakan dan menerapkan

kebijaksanaan mengenai perbaikan dan perkembangan umum perusahaan.

Bertanggung jawab kepada presiden direktur (pimpinan perusahaan induk) atas jalannya perusahaan.

2 Plant Manager

a. Merencanakan dan mengatur jadwal

produksi untukk semua jenis produk agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan di gudang.

b. Mengatur pengalokasian sumber daya produksi seperti jam kerja mesin, jam kerja operator, pengiriman bahan baku yang berhubungan dengan proses produksi.

c. Melakukan pengawasan dan pengendalian produksi agar hasil produksi sesuai dengan spesifikasi dan standart mutu yang telah ditetapkan.

d. Merencanakan perawatan mesin-mesin agar dapat beroperasi dengan lancar. e. Membuat laporan produksi secara berkala

mengenai pemakaian bahan baku.

Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses produksi mulai dari penerimaan bahan baku sampai proses produksi hingga menjadi produk akhir.

3 Further

Manager

a. Merencanakan dan mengatur produksi further perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.

b. Mengawasi dan mengkoordinir

pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya dalam produksi further.

(10)

Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab (Lanjutan)

No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab

3 Further

Manager

c. Merencanakan dan mengatur produksi further perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.

d. Mengawasi dan mengkoordinir

pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya dalam produksi further.

e. Mengawasi jalannya produksi further sesuai dengan program produksi yang telah ditetapkan.

f. Membuat laporan produksi further secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

g. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi further untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

4 SausageManager

a. Merencanakan dan mengatur produksi sausage perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.

b. Mengawasi dan mengkoordinir

pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya dalam produksi sausage.

c. Mengawasi jalannya produksi sausage sesuai dengan program produksi yang telah ditetapkan.

d. Membuat laporan produksi sausage secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

e. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi sausage untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

Bertanggung jawab kepada plant manager atas pelaksanaan kegiatan produksi sausage.

5. Cut Up Manager

a. Merencanakan dan mengatur proses cut up perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.

b. Mengawasi dan mengkoordinir

pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya dalam proses cut up.

c. Mengawasi jalannya sesuai dengan program produksi yang telah ditetapkan. d. Membuat laporan proses cut up secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

(11)

Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab (Lanjutan)

No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab

6. Warehouse

Manager

a. Membuat laporan penerimaan persediaan dan pengeluaran bahan baku di gudang.

b. Mengkoordinir dan mengawasi

pengelolaan persediaan bahan baku di gudang.

c. Bertanggung jawab atas sarana dan prasarana pendukung di gudang.

Bertanggung jawab atas pengaturan persediaan bahan baku, produk jadi dan bahan penolong di gudang.

7. Engineering

Manager

a. Membuat jadwal pemeliharaan dan

perbaikan terhadap mesin-mesin yang ada dalam pabrik.

b. Mengeluarkan perintah kerja kepada maintenance section head untuk melakukan perbaikan pada mesin-mesin berdasarkan jadwal permintaan perbaikan dari masing-masing operator. c. Melatih dan mengawasi keterampilan

karyawan yang bekerja di bagian maintenance agar mahir dan dapat bekerja dengan baik.

d. Menentukan prioritas kerja dan

progressing perbaikan mesin.

Bertanggung jawab kepada plant manager atas kondisi mesin-mesin dan peralatan produksi.

8. PPIC Manager

a. Membuat daftar rencana produksi

pembuatan sausage dan further.

b. Melakukan koordinasi dengan pihak marketing dalam pembuatan sales forecast.

c. Melakukan koordinasi dengan pihak warehouse raw material tentang jumlah bahan baku di gudang.

Bertanggung jawab kepada plant manager

9.

Manager Pembelian (Purchase

Manager)

a. Membantu plant manager dalam

melaksanakan serta mengkoordinir seluruh pengolahan yang berhubungan dengan pembelian, penyimpanan dan pendistribusian bahan-bahan yang digunakan perusahaan.

b. Merencanakan sistem pengadaan dan persediaan bahan.

c. Mempersiapkan permintaan kebutuhan akan barang dan menentukan standard harga bahan.

Bertanggung jawab kepada plant manager, bagian ini bertugas membantu plant manager dalam bidang kegiatan pembelian

a. Merencanakan dan mengawasi

perencanaan kegiatan akuntansi dari keuangan perusahaan.

b. Membantu head of unit dalam

melaksanakan anggaran perusahaan. c. Memberikan laporan keuangan kepada

pihak pemerintah untuk menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan.

Bertanggung jawab atas

penentuan biaya perusahaan seperti biaya

produksi dan biaya administrasi.

11.

Personalia and

General Affair Manager)

a. Merencanakan perekrutan karyawan sesuai dengan kebutuhan masingmasing departemen.

(12)

Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab (Lanjutan)

No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab

11.

Personalia and

General Affair Manager)

c. Mengatur kegiatan yang berhubungan dengan karyawan dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan berdisiplin.

d. Menampung dan mencari keluhan

karyawan.

e. Mengatur dan merencanakan training untuk peningkatan ketrampilan karyawan.

Bertanggung jawab terhadap disiplin kerja karyawan.

12. Further

Supervisor

a. Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi further yang telah ditetapkan.

b Membuat laporan produksi further secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

c Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi further untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

Bertanggung jawab kepada further manager

13. Sausage

Supervisor

a. Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi sausage yang telah ditetapkan.

b Membuat laporan produksi sausage secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

c Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi sausage untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

Bertanggung jawab kepada sausage manager

14. Cut Up

Supervisor

a. Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program proses cut up yang telah ditetapkan.

b Membuat laporan proses cut up secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah proses.

c Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan proses cut up untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

Bertanggung jawab kepada cut up manager

15. Warehouse

Supervisor

a. Membuat laporan penerimaan

persediaan dan pengeluaran bahan baku di gudang.

b Mengkoordinir dan mengawasi pengelolaan persediaan bahan baku di gudang.

Bertanggung jawab atas sarana dan prasarana pendukung di gudang.

16. Engineering

supervisor

a. Mengeluarkan perintah kerja kepada engineering foreman untuk melakukan perbaikan pada mesin-mesin berdasarkan jadwal permintaan perbaikan dari masing-masing operator.

(13)

Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab (Lanjutan)

No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab

16. Engineering

supervisor

c. Melatih dan mengawasi keterampilan karyawan yang bekerja di bagian maintenance agar mahir dan dapat bekerja dengan baik.

d. Menentukan prioritas kerja dan progressing perbaikan mesin.

Bertanggung jawab kepada engineering manager.

17. PPIC

Supervisor

a Mengontrol stock produksi pada raw material.

b Mengontrol stock produksi pada finish goods.

Bertanggung jawab kepada PPIC manager

18. Purchasing

Supervisor

a. Membantu purchasing manager dalam melaksanakan serta mengkoordinir seluruh pengolahan yang berhubungan dengan pembelian, penyimpanan dan pendistribusian bahan-bahan yang digunakan perusahaan.

b Membantu purchasing manager melaksanakan perencanaan sistem pengadaan dan persediaan bahan.

Bertanggung jawab kepada purchasing

manager, bagian

ini bertugas membantu purchasing manager dalam bidang kegiatan

pembelian

19.

Finance & Accounting Supervisor

a. Melaksanakan perhitungan akuntansi terhadap pembelian bahan baku dan asset perusahaan.

b Melaksanakan pembayaran transfer dana terhadap pembelian bahan baku dan asset perusahaan.

c Melaksanakan penerimaan pembayaran atas penjualan pakan dan juga hasil sampingan produksi.

d Melaksanakan perhitungan dan pembayaran upah dan lembar kerja karyawan.

Bertanggung jawab kepada Finance & Accounting Supervisor

a. Melaksanakan perekrutan karyawan sesuai dengan kebutuhan masing-masing departemen.

b Mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan karyawan dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan berdisiplin.

c Mengawasi pelaksanaan training untuk peningkatan ketrampilan karyawan.

Bertanggung jawab

langsung kepada

Personalia and General Affair Manager

21. Further

Foreman

a. Merencanakan dan mengatur produksi further perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.

b Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku,

bahan penolong dan bahan-bahan lainnya.

c Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi further yang

telah ditetapkan.

Bertanggungjawab kepada further supervisor atas pelaksanaan kegiatan

(14)

Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab (Lanjutan)

No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab

21. Further

Foreman

d Membuat laporan produksi further secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

e Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi further untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

Bertanggung jawab kepada further supervisor atas pelaksanaan kegiatan produksi further.

22. Sausage

Foreman

a. Merencanakan dan mengatur produksi sausage perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.

b Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya.

c Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi sausage yang telah ditetapkan.

d Membuat laporan produksi sausage secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

e Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi sausage untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

Bertanggung jawab

a. Merencanakan dan mengatur proses cut up perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.

b Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya.

c Mengawasi jalannya proses sesuai dengan program proses cut up yang telah ditetapkan.

d Membuat laporan proses cut up secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

e Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan proses cut up untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

Bertanggung jawab kepada cut up supervisor atas pelaksanaan kegiatan proses cut up.

24. Warehouse Foreman

a. Melakukan penerimaan bahan baku dan membuat laporan dan dokumen penerimaan bahan baku.

b Mengatur penyimpanan bahan baku di gudang serta mengatur tata cara pengeluaran dan pemakaian bahan baku. c Membuat laporan atas penerimaan dan

pemakaian bahan baku.

(15)

Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab (Lanjutan)

No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab

24. Warehouse

Foreman

d Melakukan penerimaan produk jadi serta membuat laporan dan dokumen penerimaan produk jadi.

e Mengatur penyimpanan produk jadi ke gudang dan mengatur pengeluaran dan pengiriman ke costumer.

f Membuat laporan atas penerimaan dan pengeluaran produk jadi tersebut.

g Melakukan pengawasan terhadap pengeluaran barang dan komponen mesin dari gudang penyimpanan.

h Melakukan pengawasan terhadap penimbangan bahan baku, produk jadi yang masuk maupun yang keluar dari pabrik.

i Melakukan pencatatan terhadap jenis dan jumlah bahan baku, produk jadi yang masuk maupun yang keluar dari pabrik.

25. Engineering

Foreman

a. Mengeluarkan perintah kerja kepada karyawan maintenance untuk melakukan perbaikan pada mesin-mesin dan peralatan berdasarkan jadwal permintaan perbaikan dari masing-masing operator.

b Mengawasi langsung perbaikan dan pergantian komponen-komponen alat-alat mekanik maupun electrical dalam plant.

c Melatih dan mengawasi keterampilan karyawan yang bekerja di bagian maintenance agar mahir dan dapat bekerja dengan baik.

Bertanggung jawab terhadap Engineering Supervisor

26. PPIC Foreman

a. Mengawasi karyawan dalam mengontrol raw material.

b Mengawasi karyawan dalam mengontrol

finish goods

Bertanggung jawab kepada PPIC Supervisor

27. Purchasing

Foreman

a. Mengawasi pengolahan yang

berhubungan dengan pembelian, penyimpanan dan pendistribusian bahan-bahan yang digunakan perusahaan.

b Mengawasi sistem pengadaan dan persediaan bahan.

a. Mengawasi pelaksanakan pembayaran transfer dana terhadap pembelian bahan baku dan asset perusahaan.

c Melaksanakan penerimaan pembayaran atas penjualan pakan dan juga hasil sampingan produksi.

d Melaksanakan perhitungan dan pembayaran upah dan lembar kerja karyawan.

(16)

Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab (Lanjutan)

No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab

29.

Personalia and

General Affair Foreman

a. Mengawasi perekrutan karyawan sesuai dengan kebutuhan masing-masing departemen.

b Mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan karyawan dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan berdisiplin.

c Mengawasi pelaksanaan training untuk peningkatan ketrampilan karyawan.

Bertanggung jawab

langsung kepada

Personalia and General

Affair Supervisor

2.5.3 Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja

Jumlah tenaga kerja pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division sebanyak 465 orang.Dalam memelihara ketertiban dan kedisiplinan kerja setiap perusahaan mengeluarkan tata tertib/peraturan kerja yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan perusahaan, termasuk dalam penetapan jam kerja.

Ketentuan jam kerja di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division diatur menurut aturan shift .

a. Jam kerja pada bagian administrasi dan kantor dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2Jam Kerja Bagian Administrasi

Hari Jam Kerja (WIB) Jam Istirahat (WIB) Senin – Jumat 08.00 – 16.00 12.00 – 13.00 Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division Medan

b. Jam kerja pada bagian produksi dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3Sistem Pembagian Jam Kerja Bagian Produksi

Hari Shift Jam Kerja (WIB) Istirahat (WIB) Senin - Minggu

I 23.00-07.00 04.00 - 05.00 II 07.00-15.00 12.00 - 13.00 III 15.00-23.00 20.00 - 21.00 Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division Medan

c. Jam kerja pada bagian keamanan

(17)

- Jam 08.00 – 20.00 - Jam 20.00 – 08.00

2.5.4 Sistem Pengupahan & Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan pada PT. Charoen Pokhpand Indonesia Food Division adalah sebagai berikut:

1. Upah diberikan sesuai dengan UMR yang berlaku.

2. Pemberian upah ditetapkan setelah melihat jam kerja, hari kerja, kerja lembur dan berdasarkan golongan.

3. Sistem pengupahan karyawan perusahaan di bagi atas : a Gaji tetap untuk karyawan tetap.

b Gaji harian untuk karyawan harian. c Gaji borongan untuk karyawan borongan 4. Upah Pokok

Pengupahan pada perusahaan ini adalah berdasarkan upah bulanan. Besarnya upah disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan, serta latar belakang pendidikan dan pengalaman. Upah tersebut diberikan untuk masa 21 hari kerja rata-rata dalam sebulan dengan waktu kerja rata-rata 8 jam dalam sehari.

5. Untuk pekerja lembur, dibagi dalam 2 golongan yaitu :

(18)

b Golongan pekerja yang levelnya setaraf atau diatas supervisor, tidak akan memperoleh pembayaran uang lembur lagi, karena sudah termasuk di dalam gaji pokok.

- Apabila kerja lembur dilakukan pada hari biasa maka untuk jam lembur, peraturannya adalah sebesar 1 ½ x upah sejam.

- Untuk jam kerja lembur yang dilakukan pada hari bukan hari biasa untuk jam lembur peraturannya adalah sebesar 2 x upah sejam.Disamping pemberian gaji pokok dan upah lembur, juga diberikan uang makan,uang pengobatan, dan asuransi tenaga kerja.

Selain pemberian kompensasi/upah, perusahaan juga memberikan berbagai insentif bagi karyawan, seperti:

1. Memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) untuk pekerja yang mempunyai masa kerja 1 tahun penuh secara terus menerus, besarnya dalam 1 bulan upah. 2. Memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) untuk pekerja yang mempunyai

masa kerja belum mencapai satu tahun, maka biasanya tunjangan ditetapkan menurut perhitungan banyaknya bulan selama yang bersangkutan bekerja dibagi 12 dan dikalikan upah perbulan.

3. Bonus tahunan akan diberikan berdasarkan kemampuan perusahaan dan sepenuhnya ditetapkan oleh perusahaan dengan memperhatikan prestasi kerja masing-masing karyawan.

(19)

5. Memperhatikan kebutuhan rohani karyawan.

6. Perusahaan menyediakan tempat ibadah dan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melaksanakan ibadah.

7. Adanya jaminan kesehatan dan kesejahteraan karyawan. Jaminan kesehatan antara lain :

1. Cuti sakit.

2. Cuti khusus, karena perkawinan atau musibah.

3. Mewajibkan karyawan masuk ASTEK (Asuransi Tenaga Kerja).Tunjangan Proyek.

4. Tunjangan Kemalangan.

Perusahaan memberikan fasilitas kerja kepada karyawan, seperti: 1. Memberikan pakaian kerja kepada setiap tenaga kerja dalam setahun. 2. Memberikan fasilitas pengobatan cuma-cuma kepada setiap tenaga kerja. 3. Menyediakan perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja yang diperlukan

para karyawan, seperti sarung tangan, masker dan penyumbat telinga.

2.6. Proses Produksi

2.6.1. Bahan yang Digunakan 2.6.1.1. Bahan Baku

(20)

1. Ayam beku yang dipesan dari PT Charoen Pokphand IndonesiaFood

Divisiondaerah Salatiga dan Serang. Ayam beku ini berupa ayam tanpa bulu,

kepala dan ceker.

2. Seasoning (bumbu) yang berasal dari dalam negeri maupun diekspor 3. Premix (tepung) yang berasal dari dalam negeri maupun diekspor.

2.6.1.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untukmemperlancar proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang digunakan adalah sodium laktatdigunakan untuk mengawetkan daging agar umur simpannya lama di departemen sausage dan further. Sedangkan pada departemen

cut up sodium laktat digunakan untuk mempercepat proses pencairan daging beku.

2.6.1.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Kemasan digunakan untuk mengemas sausage dan further. Kemasan memiliki variasi tergantung pada berat produk dan merek produk yang dihasilkan

2. Karton digunakan untuk mengemas kemasan plastik sebelum dibawa ke masyarakat

(21)

4. Lak Ban digunakan untuk menguatkan kemasan karton pada saat pengapalan dan penyimpanan di gudang.

2.6.2 Uraian Proses

PT. Charoen Pokphand Indonesia bergerak dalam bidang pemotongan dan pengolahan daging ayam. Proses produksi disini dibagi menjadi tiga bagian yaitu

cut up department, further production, dan sausage production. Proses

pengolahan akan dibedakan berdasarkan ketiga bagian tersebut.

2.6.2.1Departemen Cut Up

Departemen Cut Upmerupakan tahapan awal dari setiap proses yang terjadi pada PT Chraoen Pokphand Indonesia. PT Chraoen Pokphand Indonesia cabang Medan belum melakukan proses penyembelihan dan pencabutan bulu ayam (evisceration). Bahan baku langsung berupa ayam potong yang sudah dalam beku (griller) didatangkan dari PT. Charoen Pokphand Jaya Farm yang berada di Salatiga dan Cikande.

Uraian proses dari departemen cut up adalah sebagai berikut:

1 Proses awal dilakukan pengambilan griller dari gudang bahan baku (chiller

room) ke departemen cut up

2 Grillerakan didiamkan secara konvensional (towing) untuk proses drying

daging ayam yang dalam keadaan beku selama satu hari.

(22)

4 Ayam yang telah ditiriskan dibawa ke stasiun pemotongan dimana ayam dipotong menjadi beberapa bagian seperti paha, dada, dan carcassberdasarkan jenis size dan kebutuhan.

5 Selanjutnya dilakukan proses pemisahan daging dengan tulang (pada bagian tertentu juga dilakukan pemisahan daging dengan kulit sesuai dengan permintaan).

6 Bagian-bagian ayam tersebut dipacking menggunakan plastik inner lewat mesin Metal Detector yang kemudian dilakukan penimbangan sesuai kapasitas plastik inner.

7 Bagian-bagian ayam tersebut dibawa ke chilling roomdan disusun pada rak kemudian di bekukan pada mesin ABF hingga suhu -18o C.

8 Setelah itu ayam ditimbang lagi sesuai ukuran dan masuk kedalam proses packaging sesuai ukuran box dan karung kemudian ayam dalam bentuk packaging masuk ke dalam Coldstorage (gudang dengan suhu -18oC).

Berikut Flow Process Diagram uraian proses Departemen Cut Up dapat dilihat pada Gambar 2.2

(23)

2.6.2.2 Further Production

Berikut merupakan uraian proses produksi pembuatan further pada PT. Charoen Pokphand Indonesia:

1 Tahap pertama yang dilakukan yaitu petugas produksi menyiapkan formula untuk pembuatan suatu macam produk further (nugget) dimana petugas mempersiapkan komposisi seasoning (bahan baku berupa tepung) dan premix (bumbu) dari produk yang akan diproduksi.

2 Selain mempersiapkan seasoning dan premix yang dibutuhkan, petugas juga membuat campuran emulsi yaitu campuran dari kedelai dan air dengan menggunakan mesin bowl cutter. Fungsi dari penggunaan emulsi yaitu untuk mengenyalkan adonan.

3 Daging segar hasil olahan pada departemen cut updimasukkan ke dalam chill

room untuk didinginkan. Dari chillroom, petugas melakukan proses grinding

daging yaitu proses untuk menggiling daging menjadi halus. Proses grinding dilakukan dengan menggunakan mesin autogrind.

4 Langkah berikutnya yaitu mencampur semua adonan yang telah dipersiapkan seperti seasoning, premix, daging giling, dan emulsi dengan air dan nitrogen. 5 Setelah semua adonan tercampur, langkah berikutnya yaitu melakukan

forming (pencetakan adonan). Terdapat berbagai cetakan yang dipergunakan

(24)

6 Adonan yang telah dibentuk tadi selanjutnya dibaluri dengan tepung

breadcrumb atau biasa disebut remah roti.

7 Proses selanjutnya yaitu proses penggorengan. Proses penggorengan terbagi menjadi dua yaitu proses precook dan cook. Pada proses precook adonan digoreng setengah matang, selanjutnya masuk pada proses cook, adonan digoreng hingga benar – benar matang. Proses precook dan cook dilakukan pada mesin fryer.

8 Selanjutnya petugas menyeleksi produk yang telah jadi apakah defect atau tidak. Apabila produk tersebut defect akan dilakukan rework pada mesin

unimix, yaitu dicampur lagi dengan adonan-adonan yang lain. Produk

defectyang direworkmempunyai batasan jumlah pada tiap batch maksimal

sebanyak 5%.

9 Langkah berikutnya yaitu memasukkan adonan pada mesin insulated quick

freeze (IQF) untuk dibekukan. Setelah itu adonan dijalankan oleh conveyor

menuju televator untuk dinaikkan menuju mesin MHW. Pada mesin MHW adonan ditakar sesuai dengan ukuran per kemasan.

10 Selanjutnya proses packaging dimana adonan yang telah sesuai takaran tadi dikemas pada kemasan plastic menggunakan mesin Kawasima.

11 Langkah berikutnya yaitu menimbang kemasan menggunakan mesin check

weighter, apabila ukuran berat yang tertera tidak sesuai maka produk tersebut

(25)

12 Apabila produk tersebut sudah sesuai beratnya dengan spesifikasi, maka kemasan – kemasan produk tadi dikemas dalam carton box dan selanjutnya ditransfer ke warehouse finished product.

Berikut merupakan flowchartproses produksi pembuatan nugget pada PT. Charoen Pokphand Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.3

Sta rt

Membua t campuran emulsi Menyiapkan kuantitas sea sonig dan

premix sesua i formula Melakukan proses grinding daging

Melakukan proses mixing emulsi, seasoning & premix, daging giling,

air,dan nitrogen

Melakukan forming a donan

Melapisi a donan ya ng telah dibent uk denga n tepung breadcrumb

Melakukan proses precook a donan

Melakukan proses cook adonan

Menyeleksi nug get apa kah defect atau t idak

Tidak

Ya

Melakukan proses frozen nugget

Melakukan proses penaka ran nugget

Melakukan proses pa cka ging nug get ke dalam kemasan plastik

Melakukan pengukura n berat produk apakah sesuai at au tidak

Ya

Tidak

Melakukan proses pa cka ging produk jadi nugg et ke dalam carton box

End

(26)

2.6.2.3 Sausage Production

Berikut merupakan uraian proses produksi pembuatan sausagepada PTCharoen Pokphand Indonesia:

1 Tahap pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan formula bahan baku pembuatan sosis, seperti seasoning dan premix sesuai dengan takarannya masing – masing.

2 Sama seperti proses produksi further, setelah mempersiapkan formula bahan baku, petugas membuat campuran emulsi dan melakukan proses grinding daging.

3 Selanjutnya semua adonan dicampur hingga merata menggunakan air dan nitrogen menggunakan mesin unimix.

4 Setelah semua bahan tercampur, adonan tadi dicampur atau dicacah kembali pada mesin emulsi fryer, tetapi tanpa menggunakan nitrogen.

5 Langkah berikutnya adalah mencetak adonan. Adonan tersebut akan otomatis masuk pada pelapis sosis yang disebut casing dengan menggunakan mesin

stuffer.

6 Lalu adonan sosis dipanggang pada mesin smoke house dengan suhu 80-100°C

7 Setelah melalui proses pemanggangan, sosis dipotong sesuai ukuran menggunakan mesin sausage cutter. Apabila ukuran panjang sosis tidak sesuai, maka sosis tersebut akan di-rework pada proses mixing di mesin

(27)

8 Sosis yang telah dipotong dengan panjang sesuai kriteria tersebut selanjutnya dipacking pada kemasan plastik. Proses packing menggunakan man power, sehingga tidak ada mesin yang digunakan dalam proses packaging tersebut. 9 Setelah dikemas, produk sosis melalui proses pengepressan kemasan. Proses

ini dilakukan pada mesin vacuum pack yang gunanya agar kemasan menjadi kedap udara.

10 Langkah selanjutnya adalah melakukan proses pembekuan sosis pada mesin IQF yang sebelumnya melalui mesin check weighter untuk mengecek berat kemasan yang sebelumnya melalui mesin metal detector.

11 Kemasan tersebut kemudian dipacking pada kemasan carton box kemudian melalui mesin check weighter untuk mengecek berat selanjutnya ditransferke

warehouse finished product.

(28)

Sta rt

Membua t campuran emulsi Menyiapkan kuantitas sea sonig dan

premix sesua i for mula Melakukan proses grinding daging

Melakukan proses mixing emulsi, seasoning & premix, daging giling, dan air

Melakukan proses penggilingan adonan kembali

Melakukan proses pemanggangan adonan

Melakukan proses pemotongan sosis

Menyeleksi sosis apakah reject at au tidak

Tidak

Ya

Melakukan proses pa cka ging pada kemasa n plast ik

Melakukan proses pr essing kemasa n

Melakukan proses frozen Melakukan pengukura n ber at

apakah sesuai a tau tidak

Ya

Tidak

Melakukan proses pa cka ging produk jadi sosis ke dalam carton box

End

Gambar 2.4. Flowchart Proses Produksi Pembuatan Sausage 2.7. Mesin dan Peralatan

2.7.1. Mesin Produksi

Mesin produksi adalah semua mesin-mesin yang secara langsung berperan dalam proses produksi.

1. Divisi Further

Mesin produksi yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia

Food Division pada divisi further ditunjukkan pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4.Mesin Produksi Divisi Further

No Mesin Fungsi Spesifikasi

Merk Daya Asal Jumlah

1. Autogrind Menggiling ayam

(29)

2. Mixer

Menggabungkan adonan dengan premix

dan seasoning

Inotec Type IM-1000

400 V,

50 Hz - 1

3. Mesin cetakan Mencetak adonan yang sudah dihaluskan

Besch pertama pada adonan

yang sudah dicetak

EFR

6. Checkweighter Menimbang berat

produk Inritsu

300V, 60

Hz - 2

7. Metal detector

Mendeteksi kandungan metal pada

adonan

2. Divisi Sausage

Mesin produksi yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Food

Division pada divisi further ditunjukkan pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5Mesin Produksi Divisi Sausage

No Mesin Fungsi Spesifikasi

Merk Daya Asal Jumlah

1. Autogrind Menggiling ayam

menjadi halus dengan premix dan

seasoning

Inotec Type IM-1000

400 V, 50

Hz 1

3. Emulsifier Mengemulsi adonan Inotec Type 1175 CD-75D

5. Metal detector Mendeteksi kandungan

metal pada adonan IQ3

230 V, 50 Hz, 1,2 A

European

Union 1

6. Cutter Memotong sosis sesuai

ukuran Inotec GmbH 2Kw 2

7. Vacum Sealer Memvakumkan kemasan

yang telah diisi sosis

50 Hz, 29 A, 36

Volt

3

8. Checkweighter Menimbang berat

produk Inritsu

300V, 60

Hz 2

9. IQF

Mendinginkan produk sausage yang telah

dikemas

Mavel Singapore

380 V, 50

(30)

2.7.2 Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Food

Division adalah sebagai berikut:

1. Thermometer untuk mengukur suhu cairan.

2. Timbangan Digital yang berfungsi sebagai penimbang bahan baku pada saat penerimaan bahan baku

3. Hand Truck ialah alat yang juga berfungsi sebagai material handling

dipabrik.

2.8 Utilitas

Utilitas merupakanunit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal sampai akhir terutama pada perusahan manufaktur. Sesuai dengan istilahnya, fungsi sarana penunjang ini adalah mendukung dan membantu kelancaran proses produksi serta mempermudah jalannya kegiatan manufaktur. Utilitasi yang digunakan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah:

1. Water Treatment

Air memegang peranan penting dalam kelangsungan proses produksi, kapasitas air yang digunakan untuk keseluruhan proses produksi adalah 300m3, Kegunaan air di perusahaan adalah :

(31)

d Keperluan karyawan

e Keperluan injeksi kondensor

f Sebagai zat pendingin dan pembersih

Sumber air yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan semuanya berasal dari air tanah. Air tanah tersebut dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu sehingga kualitasnya sama dengan air minum.

2. Boiler

Uap adalah salah satu unit pendukung di bagian produksi, yaitu digunakan pada proses pemasakan sosis di smoke house. Uap yang digunakan dihasilkan dari mesin steamboiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan terdapat 1 unit steam boiler dengan kapasitas 2 ton/jam.

3. Pemanas Minyak Goreng

Pada proses penggorengan nugget digunakan sumber panas yang dihasilkan dari mesin Thermal Oil Boiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan terdapat 1 unit Thermal Oil Boiler dimana tabung boiler diproduksi di bengkel lokal sedangkan burner diimpor dengan spesifikasi burner sebagai berikut:

Merk Burner : Riello

Tipe : 618 M

Model : ENNE/EMME 1400

(32)

4. Sumber Listrik

Dalam memenuhi pasokan listik untuk seluruh kegiatan yang berlangsung, PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan mendapat pasokan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Hal ini disebabkan karena mereka masih belum bisa membangun unit pembangkit listrik sendiri. Selain itu agar kegiatan produksi tetap bisa berjalan ketika tidak ada pasokan listrik dari PLN, PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menggunakan genset sebagai sumber listrik cadangan genset merek PRIME dengan daya 1825 KVA.

2.9 Safety and Fire Protection

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan dari dibuatnya program K3 adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

(33)

1 Sepatu boot, berfungsi untuk melindungi kaki dari berbagai macam resiko bahaya. Salah satunya untuk melindungi pekerja agar tidak tergelincir saat berada di plant yang lantainya sangat licin.

2 Baju pelindung, berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai macam kotoran.

3 Masker, berfungsi untuk meminalisir bau amis (tidak sedap) selama bekerja di

plant dan untuk melindungi produk makanan olahan agar tidak tercemar oleh

nafas pekerja.

4 Hair cap (penutup rambut), berfungsi untuk melindungi produk makanan

olahan agar tidak tercemar oleh rambut para pekerja.

5 Baju pelindung khusus, baju pelindung khusus tersebut digunanakan oleh pekerja yang bekerja pada proses pembekuan (freezing) fungsinya untuk melindungi diri dari suhu yang ekstrim.

Agar produk makanan olahan tetap terjaga kehigienisannya, maka para pekerja sebelum bekerja di plant harus membersihkan tangannya dengan sabun dan larutan klorin 500ppm dan berjalan melewati kolam yang berisi larutan

clorine 200 ppm. Larutan chlorine yang digunakan berfungsi untuk mensterilkan

diri dari kotoran/ kontaminan. Pergantian larutan klorin dilakukan secara kondisional, minimal dilakukan setiap pergantian shift. Sedangkan pembersihan pada plant secara keseluruhan (cleaning total) dilakukan secara rutin setiap minggunya.

(34)

1. Setiap ruangan memiliki 1 buah fire extinguisher CO2.

2. Terdapat sistem pompa hydrant pada bagian frying further yang dapat mengeluarkan air secara otomatis jika terdeteksi panas yang berlebihan ataupun asap.

2.10. Unit Pengolahan Limbah

PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menghasilkan limbah cair yang terdiri dari limbah minyak goreng dan limbah cair. Limbah minyak goreng yang dihasilkan dari proses peggorengan pada nugget dikumpulkan lalu dibuang ke tempat penampungan limbah di Kawasan Industri Medan sedangkan air limbah diproses lebih dahulu sebelum dibuang ke tempat penampungan limbah Kawasan Industri Medan. Proses pengolahan air limbah dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

1 Air limbah dialirkan dari masing-masing saluran pembuangan air dan dikumpulkan di bagian waste treatment.

2 Air limbah yang terkumpul dipompakan ke dalam bak pengendapan yang pertama, yaitu bak influence sump. Pada bak ini dilakukan proses aerasi.

(35)

pada bak dimasukkan cairan NaOH ( PH = 14). Pada bak ini terdapat alat sensor PH, apabila indikator pada alat tersebut menunjukkan bahwa PH sudah mendekati 7, maka cairan NaOH akan otomatis dialirkan.

4 Proses selanjutnya dilakukan pada bak flocculation untuk penggumpalan (floc) menggunakan anion. Proses ini termasuk pada proses filtrasi.

5 Setelah itu air limbah dialirkan menuju bak Dissolved Air Floatation (DAF). Proses yang terjadi adalah proses filtrasi dan sedimentasi, dimana dilakukan proses pemisahan antara liquid dan sludge (floc). Pemisahan dilakukan menggunakan anion sehingga endapan sludge mengendap di atas cairan liquid. Pada bak ini terdapat alat sweeping untuk memisahkan sludge dengan liquid. Endapan sludge dialirkan pada bak chemicalsludge.

6 Pada bak chemical sludge dilakukan proses pressing untuk menyaring kembali

sludge dari sisa air yang masih ada. Selanjutnya sludge tersebut dibuang ke

TPA dikarenakan tidak dapat dimanfaatkan kembali.

Gambar

Gambar 2.1Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division
Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab
Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab (Lanjutan) Jabatan
Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab (Lanjutan) Jabatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

(8)  Apabila  hasil  evaluasi  Indeks  Standar  Pencemar  Udara  menunjukkan  kategori  tidak  sehat sebagaimana  dimaksud  dalam  Lampiran  Keputusan  ini, 

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN RISET..

Penjelasan tentang berbagai hama dan penyakit tanaman pertanian Diskusi kelompok Melaporkan hasil diskusi..

PPK yang menerbitkan SPD, pegawai yang melakukan perjalanan dinas, para pejabat yang mengesahkan tanggal berangkat / tiba, serta bendahara pengeluaran bertanggung jawab

Pedoman  Teknis  Perhitungan  dan  Pelaporan  serta  Informasi  Indeks  Standar  Pencemar  Udara 

Mikrokomputer bisa digunakan untuk banyak program dalam waktu yang bersamaan, sedangkan untuk mikrokontroler hanya untuk satu program dalam satu waktu. Mikrokomputer adalah

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B5, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague, Czech

Since the advent of the first Kinect as motion controller device for the Microsoft XBOX platform (November 2010), several similar active and low-cost range sensing devices have