• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jilid-06 Depernas 24-Bab-80

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jilid-06 Depernas 24-Bab-80"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 80. PERGURUAN TINGGI § 948. Perguruan Tinggi di Indonesia

Dengan Perguruan Tinggi dimaksudkan sebuah perguruan jang me-njelenggarakan pendidikan sampai tertjapainja gelar sardjana dan/atau gelar bakaloriat. Mahasiswa untuk Perguruan Tinggi ini diambil dari lulusan S.M.A, dan/atau dari lulusan Sekolah Landjutan Atas sederadjat dengan S.M.A., dan mungkin djuga dengan melalui colloqium doctum.

Perguruan Tinggi di Indonesia meliputi :

a. PERGURUAN TINGGI NEGERI, DISELENGGARAKAN OLEH DEPARTEMEN2 P. P. & K.

b. PERGURUAN TINGGI, DISELENGGARAKAN OLEH DEPAR-TEMEN-DEPARTEMEN LAIN DARI PADA DEPARTEMEN P.P. DAN K.

c. PERGURUAN TINGI SWASTA.

§ 949. Perguruan Tinggi Negeri diselenggarakan oleh Departemen P. P. & K.

Pada dewasa ini terdapat 8 buah Universitas Negeri, jaitu : a. Universitas Gadjah Mada, Djogjakarta, dengan :

(1) FakultasHukum, dengan djurusan2: Hukum Pidana

Ilmu Tata Negara Hukum Perdata Notariat

Ekonomi

(2) Fakultas Sosial/Politik, dengan djurusan2: Pemerintahan

Sosiologi Sosiastri Publisistik Usaha Negara

Hubungan Internasional

(3) Fakultas Sastra, dengan djurusan2 : Sastra Timur

Sastra Barat Sedjarah Ilmu Bumi

(4) Fakultas Ekonomi, dengan djurusan2: Umum

Ketataniagaan Kenegaraan Sosial Agraria

(2)

(5) Fakultas Pedagogik, dengan djurusan2: Pendidikan Umum

Pendidikan Sosial Pendidikan Djasmani Keachlian Umum Psychologi

(6) Fakultas Teknik, dengan djurusan2: Sipil

Mesin Geodesi

(7) Fakultas Ilmu Pasti/Alam, dengan djurusan2: Fisika

Kimia Teknik

(8) Fakultas Biologi, dengan djurusan2: Botani

Zoologi (9) Fakultas Farmasi

(10) Fakultas Pertanian/Kehutanan, dengan djurusan2: Pertanian

Kehutanan

(11) Fakultas Kedokteran Hewan/Peternakan

(12) Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi, dengan djurusan2: Kedokteran Umum

Kedokteran Gigi

b. Universitas Indonesia, Djakarta, dengan:

(1) Fakultas Hukum/Pengetahuan Masjarakat, dengan bagian2: Hukum Umum

Sosial/Politik, djurusan Publisitik (2) Fakultas Sastra, dengan djurusan2:

Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa dan Sastra Inggeris Bahasa dan Sastra Tionghoa Bahasa dan Sastra Perantjis Purbakala

Antropologi Budaja Sedjarah

(3) Fakultas Ekonomi, dengan djurusan2: Umum

Ketataniagaan Akuntansi

(3)

(4) Fakultas (Djurusan) Phsychologi (5) Akademi Pendidikan Djasmani

(6) Fakultas Pertanian/Kehutanan, dengan djurusan2: Pertanian

Kehutanan

(7) Fakultas Kedokteran Hewan/Peternakan (8) Fakultas Kedokteran

Oleh Fakultas Kedokteran diselenggarakan djuga : Pendidikan Ahli Preklinik

Pendidikan Ahli Laboratorium (tingkat bakaloreat) Pendidikan Ahli Elektronika (tingkat bakaloreat) c. Universitas Airlangga, Surabaja, dengan:

(1) Fakultas Hukum/Pengetahuan Masjarakat (2) Fakultas Sastra

(3) Fakultas Keguruan/Ilmu Pendidikan, dengan djurusan2: Pendidikan

Ekonomi Hukum

Sedjarah Budaja

Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa dan Sastra Inggris Ilmu Pasti/Alam

Biologi

(4) Fakultas Kedokteran (5) Fakultas Kedokteran Gigi

d. Universitas Hasanuddin, Makasar, dengan : (1) Fakultas Hukum/Pengetahuan Masjarakat (2) Fakultas Ekonomi, dengan djurusan2:

Umum Ketataniagaan

(3) Fakultas Keguruan/Ilmu Pendidikan, dengan djurusan2: Pendidikan

Pendidikan Djasmani Ilmu Djiwa

Ekonomi Hukum

Sedjarah Budaja Antropologi Budaja Ilmu Bumi

Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa dan Sastra Inggris Bahasa dan Sastra Perantjis Bahasa dan Sastra Djerman Ilmu Pasti/Alam

Biologi

(4) Fakultas Kedokteran

(4)

e. Universitas Sumatra Utara, Medan, dengan: (1) Fakultas Hukum/Pengetahuan Masjarakat (2) Fakultas Ekonomi

(3) Fakultas Keguruan/Ilmu Pendidikan, dengan djurusan2 : Ekonomi

Hukum

Sedjarah Budaja

Bahasa dan Sastra Indonesia Ilmu Pasti/Alam

Kimia Biologi

(4) Fakultas Teknik, dengan djurusan: Sipil

(5) Fakultas Pertanian/Kehutanan (6) Fakultas Kedokteran

f. Universitas Andalas, Padang, dengan :

(1) Fakultas Hukum/Pengetahuan Masjarakat

(2) Fakultas Keguruan/Ilmu Pendidikan, dengan djurusan2 : Ekonomi

Hukum

Sedjarah Budaja

Bahasa dan Sastra Indonesia Ilmu Pasti/Alam

Kimia Biologi

(3) Fakultas Pertanian/Kehutanan (4) Fakultas Kedokteran

g. Universitas Padjadjaran, Bandung, dengan: (1) Fakultas Hukum/Pengetahuan Masjarakat (2) Fakultas Ekonomi

(3) Fakultas Keguruan/Ilmu Pendidikan, dengan djurusan2 : Pendidikan

Pendidikan Djasmani Ekonomi

Hukum

Sedjarah Budaja

Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa dan Sastra Inggeris Ilmu Pasti/Alam

Kimia Biologi

(4) Fakultas Ilmu Pasti/Alam, dengan djurusan2: Kimia

Geologi

(5)

Farmasi Biologi Fisika Matematika Geografi

(5) Fakultas Pertanian/Kehutanan (6) Fakultas Kedokteran

(7) Fakultas Kedokteran Gigi h. Institut Teknologi Bandung, dengan :

1. Departemen Teknik, dengan djurusan2 : Sipil

Mesin

Elektroteknik Tambang Arsitektur Geodesi Seni Rupa Geologi Planologi

2. Departemen Kimia/Biologi, dengan djurusan2 . Kimia

Kimia Teknik Farmasi Biologi

3. Departemen Pasti/Alam, dengan djurusan2 : Fisika

Fisika Teknik Matematika

Astronomi/Meteorologi

Universitas Negeri masing2 didirikan antara achir tahun 1949 (Universitas Gadjahmada) dan permulaan tahun 1959 (Institut Teknologi Bandung sebagai gabungan daripada Fakultas Teknik dan Fakultas I1mu Pasti/Alam Universitas Indonesia).

§ 950. Fakultas A. dan B./djurusan; djumlah mahasiswa

a. Delapan Universitas Negeri terdiri atas 50 Fakultas (Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, jang sebenarnja gabung dalam Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi disebut ter-sendiri), diperintji:

24 fakultas A., dengan 51 djurusan 7 Fakultas Hukum/P. Masjarakat 1 Fakultas Sosial/Politik

3 Fakultas Sastra 5 Fakultas Ekonomi

(6)

1 Fakultas Paedagogik 1 Fakultas Psychologi 5 F.K.I.P.

1 Akademi Pendidikan Djasmani 26 Fakultas B., dengan 25 djurusan

3 Fakultas/Departemen Teknik

1 Fakultas/Departemen Kimia/Biologi *) 3 Fakultas/Departemen Ilmu Pasti/Alam *) 1 Fakultas Biologi *)

1 Fakultas Farmasi *)

5 Fakultas Pertanian/Kehutanan

2 Fakultas Kedokteran Hewan/Peternakan 7 Fakultas Kedokteran

3 Fakultas Kedokteran Gigi

b. Mahasiswa terdaftar pada Universitas negeri 37.768, masing-masing diperintji (1959/1960) :

Fakultas A.

7 Fakultas Hukum/P. Masjarakat 9140 mahasiswa 1 Fakultas Sosial/Politik 1522 ,,

3 Fakultas Sastra 1386 ,,

5 Fakultas Ekonomi 4760 ,, 1 Fakultas Pedagogi 742 ,, 1 Fakultas Psychologi 71 ,, 5 Fakultas F.K.I.P. 4562 ,, 1 Akademi Pendidikan Djasmani 201 ,,

22654 mahasiswa ( = ± 6 0 % ) Fakultas B.

3 Fakultas/Departemen Teknik 4262 mahasiswa 1 Fakultas/Departemen Kimia/Biologi 1482 ,, 3 Fakultas Departemen Pasti/Alam 795 „

1 Fakultas Biologi 80 ,,

1 Fakultas Farmasi 435 ,,

5 Fakultas Pertanian/Kehutanan 1727 ,, 2 Fakultas Kedokt. Hewan/Peternakan 623 ,,

7 Fakultas Kedokteran 4977 „

3 Fakultas Kedokteran Gigi 733 ,, 15114 mahasiswa (± 40 %)

50 Fakultas A. dan B., dengan 76 djurusan

*) Keterangan: Fakultas Biologi dan Farmasi Universitas

Gadjahmada disebut tersendiri; pada Fakultas/ Departemen Kimia/Biologi dan Ilmu Pasti/Alam terdapat djuga djurusan2 Biologi dan Farmasi.

(7)

c. Djumlah mahasiswa ikatan dinas adalah sbb. (termasuk djuga Per-guruan Tinggi Agama Islam Negeri dan PerPer-guruan Tinggi Sancta Dharma Djogjakarta :

Fakultas2 Hukum 541 mahasiswa

Fakultas Sosial/Politik 224 ,,

Fakultas2 Sastra 209 ,,

Fakultas2 Ekonomi 494 ,,

Fakultas Pedagogik 128 ,,

Fakultas2 F.K.I.P. 1313 ,,

Akademi Pendidikan Djasmani 80 ,,

Fakultas Agama Islam 161 ,,

Fakultas2 A. 3150 mahasiswa

(± 50 %) Fakultas2 Teknik

Fakultas2 Kimia/Biologi Fakultas2 Pasti/Alam Fakultas Farmasi Fakultas Biologi

Fakultas2 Pertanian/Kehutanan Fakultas2 Kedokteran Hewan Fakultas2 Kedokteran

Fakultas2 Kedokteran Gigi Fakultas2 B.

Djumlah besar

808 mahasiswa 218 ,, 8 ,, 74 ,, 14 ,, 576 ,, 463 ,, 905 ,, 35 ,,

3101 mahasiswa (+ 50 %)

6251 mahasiswa

d. Universitas2 Negeri sebenarnja kebanjakan memperhatikan pendi-dikan dalam Ilmu Pengetahuan Sosial/Budaja (lihat djumlah Fakultas A.) dibandingkan dengan pendidikan dalam Ilmu Penge-tahuan Pasti/Alam (lihat djumlah Fakultas B).

Mahasiswa lebih tjondong kepada Ilmu Pengetahuan Sosial/Budaja dibandingkan dengan Ilmu Pengetahuan Pasti/Alam, mungkin djuga oleh pindahnja mahasiswa ke Fakultas2 A., jang gagal pada Fakultas2 B.

Tenaga Pengadjar biasa tetap, jaitu asisten ahli (= sesudah me-miliki tempat sardjana) sampai/dengan gurubesar, adalah sbb.:

(Lihat lampiran Universitas, halaman 1300 dan 1310).

(8)

Universitas

besar Lektor Kepala Lektor Lektor Muda

(9)

Universitas

(10)

§ 951. K e s u l i t a n2

a. Kurang lebih semua fakultas jang tergabung dalam universitas negeri masing2, ketjuali a.l. Fakultas Kedokteran Universitas In-donesia, menderita kekurangan tenaga pengadjar biasa (tetap). Beberapa fakultas mempunjai hanja beberapa gelintir tenaga ngadjar biasa, bahkan ada djuga jang tidak mempunjai tenaga pe-ngadjar biasa sama sekali.

Peladjaran diselenggarakan pada umumnja dengan bantuan tenaga pengadjar luar biasa (tidak tetap), jang diambil dari fakultas2 lain jang tergabung dalam "suatu universitas, atau diambil dari univer-sitas-universitas lain atau dari kalangan2 diluar universitas. Pe-ngadjar-pengadjar terbang sampai ke Padang, Makassar, dsb., dan dirangkapnja beberapa fakultas dan beberapa mata peladjaran oleh seorang tenaga pengadjar merupakan satu kelaziman. Banjak pengadjar universitas negeri memberikan peladjaran djuga pada perguruan2 tinggi diselenggarakan oleh Departemen2 lain daripada Departemen P.P. dan K. dan pada perguruan2 tinggi swasta. Meskipun fakultas masing2 mendapat bantuan dengan tenaga luar biasa, namun djumlah tenaga pengadjar biasa dan luar biasa masih kurang djuga. Pendidikan tjalon pengadjar diusahakan dengan mengambil tjalon2 dari lulusan fakultas jang bersangkutan. Hal jang demikian itu sukar pula didjalankannja, selama djumlah lu-lusan masih sedikit dan selama universitas masing2 tidak dapat memberikan fasilitet2 kepada tjalon2 itu, seperti perumahan, gadji, dan tundjangan2 jang selajaknja.

b. Semua universitas Negeri tidak mempunjai tjukup gedung2 untuk ruang2 kuliah, laboratoria, rumah sakit, perpustakaan, dsb. Semua Fakultas Kedokteran, ketjuali Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, belum mempunjai rumah sakit universitas sendiri dan tetap mendjadi tamu pada Rumah Sakit Umum Pusat Depar -temen Kesehatan dengan konsekwensi bantuan banjak pekerdjaan routine jang diselenggarakan disamping pendidikan dan penjelidik-an. Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada tidak sempurna ,djuga, karena bagian2nja terpentjar dikota Djogjakarta dan tidak tjukup-nja fasilitet2 mengenai djumlah tempat tidur dengan alat2.

c. Alat2 laboratoria/rumah sakit dan chemicalia untuk Fakultas2 ada-lah sangat kurang djuga. Buku2 peladjaran untuk mahasiswa dan „reference books” sudah lama tidak diimpor. Impor buku2 itu akan dimulai lagi pada tahun 1960.

d. Madjalah2 ilmiah sudah lama tidak dipesan lagi. Alokasi mata uang asing dari Departemen P.P.K. sudah lama dihentikan, ke -mudian diberikan lagi untuk tahun 1959. Untuk tahun 1960 dan selandjutnja (madjalah2 ilmiah perlu dipesan satu tahun lebih dahulu) tidak diketahui, apakah untuk itu akan diberikan alokasi lagi. Banjak madjalah2 ilmiah, bahkan semua, menderita „missing numbers”.

Fakultas Negeri masing2 tergantung madjalah itu dalam hal2 buku2 peladjaran untuk mahasiswa, „reference books”, madjalah2 ilmiah, alat2 laboratoria/rumah sakit, chemicalia dari afiliasi jang diadakan

(11)

dengan universitas asing dan/atau dari sumbangan2 pemerintah2, universitas2, „agencies asing.

e. Anggaran belandja pegawai/barang/bangunan jang disediakan oleh Departemen P.P. & K. untuk Universitas Negeri masing2 selalu tidak tjukup dan tidak pernah memungkinkan perkembangan uni-versitas setjepat-tjepatnja, terutama pada tahun2 terachir dengan meningkatnja harga barang dan bahan. Didalam anggaran belandja sudah lama tidak disediakan mata uang asing untuk pembelian barang2 import sehingga barang2 itu harus dibeli pada pasar dalam negeri, jang sudah kosong. Apabila keadaan sedemikian berlarut-larut, maka Fakultas2 B. akan terpaksa menghentikan prakteknja sebab tidak ada/amat kurang adanja alat2 laboratoria dan chemi-calia.

Anggaran belandja Departemen P.P. dan K. seluruhnja sangat ter-batas, dan berdjumlah untuk tahun 1960 hanja 4.93% dari seluruh anggaran belandja Negara.

Universitas2 Negeri tidak mempunjai sumber keuangan lain ke-tjuali Anggaran Belandja jang disediakan oleh Departemen P.P. dan K.

Beberapa Fakultas negeri mempunjai afiliasi dengan universitas asing.

§ 952. Anggaran Belandja Departemen P.P. dan K./Anggaran

Belan-dja Negara

Tahun Kem. P.P. dan K. Negara %

1950 255.745.400 8.726.303.600 2,93

1951 740.295.820 13.362.655.000 5,54

1952 921.488.700 17.562.894.980 5,20

1953 752.032.100 17.175.620.800 4,38

1954 750.199.000 17.220.165.153 4,36

1955 899.470.000 17.262.294.605 5,21

1956 1.295.716.700 21.030.273.451 6,16 1957 1.319.808.000 20.776.694.670 6,35 1958 1.641.982.500 25.412.010.300 6,40 1959 1.692.000.000 28.569.000.000 5,92 1960 2.265.193.500 45.961.389.700 4,93

Anggaran Belandja Departemen P.P. dan K. 1960 I. Departemen Pusat

1. Pengeluaran umum Rp. 580.542.000,-2. Biro Unesco dan HLN „ 13.761.800,-3. Kursus mahasiswa

keluar negeri „ 2.390.000,-dipindahkan Rp.

(12)

perpindahan Rp. 596.693.800,-4. Biro Undang2 ,, 1.031.800,-5. Madjelis Ilmu

Penge-tahunan Indonesia „ 1.913.200,-6. Perwakilan2 diluar

negeri „

10.684.700,-7. Biro Pemuda „ 2.598.100,-8. Perpustakaan Negara „ 7.499.400,-9. Biro Koordinasi

Per-guruan Tinggi ,,

80.066.600,-Rp. 700.487.600,— II. Djawatan Pendidikan Umum

1. Kantor Pusat Rp. 124.068.000,-2. Kursus tertulis ,, 4.700.200,-3. Bahasa Inggeris

un-tuk Mahasiswa „ 612.400,-4. B I — B II ,, 7.793.100,-5. S.G.B. — S.G.A. „ 1.170.000,-6. P.G.S.L.P. „ 1.351.600,-7. S.G.A. ,, 28.012.300,-8. S.G.P.L.B. ,, 560.800,-9. S.G.T.K. „ 4.478.000,-10. S.G.B. „ 107.482.800,-11. S.M.A. „ 59.643.000,-12. S.M.P. „ 145.998.200,-13. S.R. Latihan ,, 14.674.200,-14. S.R. Luar Biasa/

Latihan „

1.280.600,-15. S.R. Pertjobaan „ 2.013.000,-16. T.K. Latihan ,, 1.378.300,-17. Asrama S.G. „ 2.981.400,-18. Asrama Kursus2 ,,

2.500.000,-Rp. 510.697.900,—

III.

Djawatan Pendidikan Kedjuruan

1. Kantor Pusat Rp. 2. Kursus Tertulis ,, 3. Kursus Guru S.L. ,, 4. Kursus Guru S.T. ,, 5. Kursus Perekonomian ,, 6. Kursus Kewanitaan ,, 7. Kursus Pegawai

administrasi ,,

8. S.G.K.P. ,,

9. S.G. Pengadjar Teknik ,, dipindahkan

78.254.000,— 1.175.000,— 9.127.800,— 5.334.200,— 5.402.600,— 372.500,—

14.096.000,— 6.716.000,—

(13)

perpindahan Rp. 1.339.830.100, — 10. S.G. Pendidikan

Ke-masjarakatan Rp. 240.000,— 11. S.T.M. „ 15.755.900,—

12. S.T. „ 86.358.100,—

13. S. Keradjinan Negeri „ 48.812.300,— 14. S.M.E.A. „ 17.754.700,— 15. S.M.E.P. „ 36.356.500,— 16. S.K.P. 4 th. „ 28.185.800,— 17. S.K.P. 2 th. „ 7.836.100,—

18. S.P.K. „ 1.293.700,—

19. S.M.K.A. (Kehakiman) „ 1.227.900,— 20. S. Kedjuruan

Per-hotelan „ 652.900,—

21. Asrama S.G. dll. „ 560.000,— 22. Asrama S.G. dll. „ 250.000,—

Rp. 245.283.900,—IV. Djawatan Pendidikan Masjarakat

1. Kantor Pusat Rp. 18.411.600,— 2. K.P.P.M. (Pemeriksa) „ 874.800,— 3. K.P.P.M. (Pembimbing) „ 706.000,— 4. K.P.P.M. (Djuru) „ 583.700,— 5. K.P.P.M. (Pemilik) „ 172.000,— 6. Kursus Tertulis 183.700,— 7. Kursus Perpustakaan

Rakjat „ 312.000,—

8. P.L.P.M. „ 890.300,—

9. P.B.H. „ 20.650.000,— 10. Perpustakaan Rakjat „ 2.401.000,— 11. Kursus Kader Masj. „ 2.757.400,— 12. Kursus Kedjuruan „ 853.000,— 13. Asrama2 K.P.M. 940.000,—

Rp. 49.735.500,—

V. Djawatan Kebudajaan

1. Kantor Pusat Rp. 22.007.500,— 2. A.S.R.I. ,, 1.878.100,— 3. Konservatorium

Kera-witan Indonesia „ 1.288.300,— 4. Sekolah Musik Indonesia „ 2.100.600,— 5. Konservatorium

Kera-witan Sunda „ 602.000,— 6. Konservatorium

Kera-witan Bali ,, 499.500,—

(14)

perpindahan VI. Biro Pendidikan Djasmani

Rp. 1.663.225.500,—

1. Kantor Pusat Rp. 13.706.100— 2. S.G.P.D. „ 5.795.700,— 3. B I - B II Pendidikan

Djasmani „ 1.858.400,—

4. Kursus Aplikasi

Pen-didikan Djasmani „ 1.176.000,—

Rp. 22.536.200,— VII. Biro Pendidikan Asing

1. Kantor Pusat + lain2 Rp. 2.262.300,—

Rp. 2.262.300,— VIII. Dinas/Lembaga

1. Lembaga Sedjarah

dan Antropologi Rp. 2.737.500,— 2. Lembaga Bahasa dan

Budaja „ 3.344.000,—

3. Dinas Purbakala dll. „ 7.094.700,— 4. Arsip Nasional „ 1.060.900,— 5. Panitya Sensor Film „ 3.969.200,— 6. Balai Pustaka „ 15.839.500

, —

Rp. 34.036.800,— IX. Perwakilan P.P. dan K. di-daerah2

— 1. Bagian Tata Usaha Rp. 16.703.600, 2. Bag. Pendidikan Umum „ 84.910.800, — 3. Bag. Pend. Kedjuruan „ 10.514.200, — 4. Bag. Pend. Masj. „ 42.287.600, — 5. Bag. Kebudajaan „ 3.458.000, —

Rp. 157.874.200,—

X. Universitas2 Rp. 390.463.600,—

XI. Pengeluaran tak terduga Rp. 300.000,—

Djumlah Anggaran Belandja seluruhnja Rp. 2.270.698.600,—

Anggaran Belandja Perguruan Tinggi Negeri 1959 (tetap) (lihat lampiran 1)

Anggaran Belandja Perguruan Tinggi Negeri 1960 (sementara) (lihat lampiran 2)

Anggaran Belandja Perguruan Tinggi Negeri 1960 („wensch begrooting")

Anggaran Belandja Perguruan Tinggi Negeri untuk bangunan 1960 -1966 (lihat lampiran 3)

(15)

Untuk kesedjahteraan mahasiswa (asrama, pemeliharaan kese-hatan, olah-raga, dsb.) disediakan Rp. 7.150.000,— pada tahun 1960 dan Rp. 10.183.600,— pada tahun 1959 untuk seluruh uni -versitas negeri. Keuangan ini tidak termasuk anggaran belandja Biro Koordinasi Perguruan Tinggi Departemen P.P. dan K.

§ 953. Afiliasi

a. Terdorong oleh kekurangan2 dalam universitas negeri, maka be-berapa fakultas negeri mengadakan afiliasi dengan sebuah univer-sitas asing.

Afiliasi2 jang sekarang ada adalah sbb.: 1. Universitas Gadjah Mada :

(a). Fakultas Ekonomi dengan Universitas Wiscounsin, dibiajai oleh Ford Foundation.

(b). Fakultas Teknik/Ilmu Pasti — Alam dengan Universitas California, Los Angelos, dibiajai oleh I.C.A. .

2. Universitas Indonesia :

(a). Fakultas Kedokteran dengan Universitas California (se-lesai pada bulan Djuni 1960), dibiajai oleh I.C.A.

(b). Fakultas Ekonomi dengan Universitas California, dibiajai oleh Ford Foundation.

(c). Fakultas Pertanian/Kehutanan dengan Universitas Ken-tucky, dibiajai oleh I.C.A.

(d). Fakultas Kedokteran Hewan dengan Universitas Ken-tucky, dibiajai oleh I.C.A.

3. Universitas Airlangga :

(a). Fakultas Kedokteran dengan Universitas California (di-mulai pada tahun 1960), dibiajai oleh I.C.A.

(b). dengan State University of New York, Albany, dibiajai oleh Ford Foundation.

4. Institut Teknologi :

(a). Departemen Teknik

(b). Departemen Kimia/Biologi (c). Departemen Pasti/Alam

dengan Universitas Kentucky, dibiajai oleh I.C.A.

5. Universitas Sumatera Utara :

F.K.I.P. dengan State University of New York, Albany, dibiajai oleh Ford Foundation.

6. Universitas Padjadjaran :

F.K.I.P. dengan State University of New York, Albany, dibiajai oleh Ford Foundation.

(16)

Afiliasi ini memungkinkan Fakultas2 bersangkutan untuk : b. 1. mendatangkan pengadjar2 tamu (,,visiting teachers")

2. pembelian alat2 laboratoria/rumah sakit, terutama jang diper-lukan untuk pendidikan.

3. pembelian chemicalia, terutama jang diperlukan untuk pendi-dikan.

4. pembelian sekedar alat2 laboratoria/rumah sakit dan chemica-lia, jang diperlukan untuk „research”.

5. pembelian buku2 peladjaran untuk para mahasiswa dan pem-belian „reference books”.

6. bantuan dalam hal2 teknis educatif.

7. pengiriman tenaga Indonesia keluar negeri untuk pendidikan landjutan (,,participants program").

8. mendapat sebagian daripada anggaran belandja bangunan dari „counterpart funds”, apabila afiliasi dibiajai oleh I.C.A.

Atas dasar kontrak antara Pemerintah R.I. dan Pemerintah Sovjet Uni akan didirikan Fakultas Teknik (Oceanografi dan Perkapalan) di Ambon dengan bantuan Pemerintah Sovjet Uni. Kontrak itu telah ditanda-tangani.

Terlepas dari sesuatu afiliasi, beberapa universitas/fakultas negeri menerima bantuan/sumbangan dari W.H.O., Unesco, Unicef, F.A.O., I.C.A., Ford Foundation, Rockefeller Foundation, Council Economic Cultural Affairs, Population Council, China Medical Board of New York Inc., British Council, Canada Council, Colomboplan, Peme-rintah-Pemerintah Asing dengan melalui kedutaan2nja, Universitas2 Asing, berupa pengadjar2, buku2, madjalah2 ilmiah, alat2 dan „fellowships"/,,visitor grants”.

§ 954. P e n d i d i k a n

a. Universitas2 Negeri menjelenggarakan pada umumnja. satu pen-didikan sampai tertjapainja gelar sardjana/gelar dokter, dokter he-wan, farmaceut (gelar dokter, dokter hehe-wan, farmaceut disebut tersendiri, oleh karena gelar2 itu baru ditjapai masing2 sesudah dua, satu, satu tahun setelah gelar sardjana kedokteran, kedokteran hewan, farmasi).

b. Lama pendidikan :

1. 4—5 tahun untuk sardjana hukum, sosial/politik, pedagogik, teknik, pasti/alam, kimia/biologi ;

2. 5 tahun untuk sardjana sastra, ekonomi, F.K.I.P., pendidikan djasmani, dokter hewan, ir. pertanian, dokter gigi;

3. 6—7 tahun untuk dokter. c. Pembagian Pendidikan :

Pendidikan dibagi menurut tingkat masing2. Tingkat2 itu adalah pada umumnja sbb.:

1317

(17)

1. Tingkat Persiapan, lama pendidikan 1 tahun, diachiri dengan Udjian Persiapan. Tingkat Persiapan merupakan pada banjak Fakultas B. seperti Fakultas Kedokteran Hewan, Pertanian, Kedokteran satu djembatan antara S.M.A. dengan tingkat II Fakultas bersangkutan dengan diberikannja mata peladjaran2 Ilmu Kimia, Fisika dan Biologi.

2. Tingkat Sardjana Muda, lama pendidikan 1— 2 tahun, diachiri dengan Udjian Sardjana Muda, atau apabila pendidikan itu memerlukan 2 tahun mungkin djuga, bahwa tahun ke-I diachiri dengan Udjian Sardjana Muda I dan tahun ke-II dengan Udjian Sardjana Muda.

3. Tingkat Sardjana, lama Pendidikan 2 tahun, diachiri dengan Udjian Sardjana, atau mungkin djuga bahwa tahun ke-I diachiri dengan Udjian Sardjana I dan tahun ke-II dengan Udjian Sardjana.

4. Untuk mentjapai gelar dokter masih diperlukan tingkat Dokter I, lama pendidikan 1 tahun, diachiri dengan Udjian Dokter I dan tingkat Dokter II, lama pendidikan 1 tahun, diachiri de-ngan Udjian Dokter II.

5. Begitu pula untuk apoteker dan dokter hewan jang memer-lukan 1 tahun lagi setelah Udjian Sardjana Farmasi/Sardjana Kedokteran hewan.

Idjazah Sardjana Muda mempunjai „civiel effect” golong E2/I, II, III P.G.P.N. 1955 dan „academishe effect” untuk mentjapai gelar dokter dalam Ilmu Pengetahuan bersangkutan (lihat selandjutnja dibawah).

Menurut peraturan/kebiasaan sekarang, pemilik idjazah sardjana berhak:

(a). memakai gelar Drs (Doctorandus), jang berarti bahwa mereka berhak untuk mentjapai gelar Doctor dalam Ilmu Pengetahuan bersangkutan ;

(b). memakai gelar Mr (Meester in de Rechten) untuk sardjana hukum ;

(c). memakai gelar Ir (Ingenieur) untuk sardjana teknologi dan sardjana pertanian.

Setelah selesai dengan udjian Dokter Hewan I, lulusan berhak memakai gelar Dokter Hewan dan setelah udjian Dokter II, gelar Dokter.

§ 955. Pendidikan „Postgraduate”

a. Dengan pendidikan „postgraduate” dimaksudkan suatu tingkatan setelah mentjapai gelar sardjana.

1. Pemilik idjazah sardjana dapat mentjapai gelar Dokter (Dr.) dalam ilmu bersangkutan dengan mempertahankan satu diser-tasi pada satu rapat Senat Fakultas/Universitas. Disertasi itu dikarang oleh tjalon itu berdasarkan penjelidikan- orisinil jang dilakukan dibawah pimpinan seorang gurubesar.

(18)

2. Pada Fakultas2 Kedokteran diselenggarakan djuga satu pendi-dikan untuk mentjapai keahlian dalam salah satu mata-pela-djaran kedokteran, misalnja ahli bedah, ahli ilmu penjakit dalam, dsb.

Pendidikan sedemikian diselenggarakan djuga dalam tiap ru-mah sakit asal kepala2 bagian telah diakui sebagai ahli dan ru-mah sakit itu diakui djuga sebagai tempat pendidikan keahlian. Peraturan2 mengenai lama dan tjara pendidikan keahlian. masing2, sjarat2 untuk mengakui sebuah rumah sakit sebagai tempat pendidikan keahlian, sjarat2 untuk diakui sebagai ahli ditentukan oleh Panitia Pendaftaran Ahli Sardjana Ilmu Ke-dokteran, Ikatan Dokter Indonesia.

3. Pada tiap fakultas, dimana mungkin, diselenggarakan pendi-dikan tjalon pengadjar dengan mengambil tjalon2 dari lulusan fakultas jang bersangkutan. Peraturan2 pendidikan ini tidak ada. Membuat disertasi untuk mentjapai gelar Doctor dan pendidikan keahlian kedokteran mempunjai peranan penting. Berdasarkan pengalaman, ketjakapan, dan penjelidikan2nja seorang tjalon dapat diangkat berturut-turut sebagai asisten ahli, lektor muda, lektor, lektor kepala, gurubesar.

Rantjangan pendidikan pengadjar pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah lebih tertentu. Dengan melulus-kan tiap tahun k.l. 140 — 150 dokter (sedjak 1958) dan dengan persetudjuan Kementerian Kesehatan, maka k.l. 30% dari lu-lusan dapat dipekerdjakan pada Fakultas Kedokteran untuk dididik selandjutnja sebagai ahli/pengadjar dalam mata-pela-djaran-mata-peladjaran klinik dan beberapa mata-peladjaran preklinik.

Tjalon2 untuk pendidikan pengadjar preklinik, seperti ilmu urai, ilmu djaringan tubuh, ilmu faal, ilnu kimia hajat, ilmu parasit, mikrobiologi, ilmu chasiat obat, ilmu laboratorium klinik diambil dari mahasiswa jang telah lulus udjian Sardjana Muda atau Sardjana, jang kemudian ditempatkan pada bagian preklinik jang bersangkutan. Pada bagian2 preklinik itu me-reka dididik selandjutnja untuk mentjapai keahlian dalam ilmu kedokteran jang bersangkutan dengan mengikuti kursus2 ter-tentu, membantu dalam pekerdjaan sehari-hari mengenai pen-didikan mahasiswa, penjelidikan2, dsb.

Kemudian mereka dididik lebih landjut sebagai pengadjar. Mereka ini tidak akan menjelesaikan pendidikannja sebagai dokter. Dengan demikian ditjoba untuk mendidik ahli/penga-djar dalam beberapa mata-pelaahli/penga-djaran preklinik bukan dokter dalam semua pendidikan „postgraduate”.

Sudah barang tentu bahwa pendidikan sedemikian belum dapat diselenggarakan pada semua fakultas, oleh karena banjak fakultas2 jang masih muda. Tjalon2 belum ada, oleh karena fakultas2 itu belum sampai ketingkat meluluskan academici. Fasilitet2 pada fakultas masing2 pada umumnja belum ada/ atau belum lengkap. Para lulusan fakultas pada umumnja ti-dak mempunjai perhatian besar untuk diangkat sebagai asisten pada fakultas masing2, oleh karena tidak mempunjai minat

(19)

tuk pendidikan dan djuga oleh karena gadji tidak menarik dan oleh karena kesukaran perumahan. Gadji jang tidak tjukup mendjadi sebab utama djuga, bahwa sekian banjak asisten dan pengadjar merangkap beberapa mata-peladjaran dan memberi-kan peladjaran pada beberapa fakultas negeri/swasta, jang dengan sendirinja tidak menguntungkan fakultas2 jang ber-sangkutan.

Kesukaran2 jang demikian itu tidak begitu dirasakan pada Fakultas2 Kedokteran. Bagian2 Klinik masih tjukup menarik, oleh karena para lulusan dokter masih ingin mentjapai se-dikit2nja keahlian kedokteran. Kemungkinan untuk mendja-lankan praktek partikelir disamping pendidikan landjutan dan kemudian disamping tugasnja sebagai pengadjar masih tjukup luas.

Peraturan2 wadjib-kerdja selama paling sedikit tiga tahun un-tuk para lulusan Fakultas2 Kedokteran memudahkan menarik asisten2 djuga. Sebaliknja, bagian2 preklinik tidak menarik, oleh karena sifatnja tidak sesuai dengan praktek dokter. Mata -peladjaran2 preklinik adalah sama pentingnja seperti mata-peladjaran2 klinik.

b. Fakultas Keguruan/Ilmu Pendidikan dan Akademi Pendidikan Djasmani memberikan pendidikan djuga sampai tertjapainja baka-loreat. Universitas Gadjah Mada mempunjai sistim pendidikan bakaloreat dan sardjana lebih luas jaitu pada Fakultas2 Hukum, Sosial/Politik, Sastra, Ekonomi, Pedagogik, Pasti/Alam, Biologi, Kedokteran Hewan, Pertanian.

Pembagian pendidikan dalam sistim ini adalah pada umumnja sbb. : 1. Tingkat Persiapan, lama pendidikan 1 tahun, diachiri dengan

udjian Persiapan.

2. Tingkat Bakaloreat, lama pendidikan 2 tahun, diachiri dengan udjian Bakaloreat. Tingkat ini dibagi pada umumnja menurut tingkat Bakaloreat I (lama pendidikan 1 tahun) dan tingkat Bakaloreat II (lama pendidikan 1 tahun).

Bakaloreat adalah kurang lebih sama dengan Sardjana Muda dengan „civiel effect” dan „academische effect”, sama. Pendidik-an Bakaloreat dibulatkan sedemikian, sehingga sesudah selesai para mahasiswa dapat bekerdja dalam masjarakat, sedangkan pendidikan Sardjana Muda lebih merupakan suatu pembulatan daripada sebagian dari seluruh pendidikan Sardjana. Para bakaloreat dapat bekerdja dahulu dalam masjarakat, kemudian kembali lagi pada fakultasnja pada tingkat sardjana muda atau mereka dapat beladjar langsung sampai tertjapainja gelar sar-djana.

§ 956. Mahasiswa (Seleksi Mahasiswa); Hubungan S.M.A. — Univer-sitas

a. Jang dapat diterima sebagai mahasiswa baru ditingkat I adalah: 1. lulusan S.M.A., jaitu :

S.MA.-A. untuk Fakultas2 A. S.M.A.-B. untuk Fakultas2 A dan B. S.M.A.-C. untuk Fakultas2 A.

(20)

2. mereka jang tidak memiliki idjazah S.M.A. dan berumur 30 tahun atau lebih dapat diterima sebagai mahasiswa dengan melalui colloqium doctum (dengan karyanja sebagai bukti2 dan dengan satu „interview").

Berlainan dengan beberapa tahun jang lalu, ketika tiap lulusan S.M.A. diterima sebagai mahasiswa tingkat I di-fakultas2, asal djurusan S.M.A.nja sesuai dengan pendidikan jang hendak di-ikuti, sekarang fakultas masing2 menerima mahasiswa2 baru. itu dengan melalui satu seleksi.

b. Seleksi mahasiswa2 baru itu dianggap perlu, oleh karena :

1. tidak mungkin, bahwa tiap lulusan S.M.A. memiliki bakat (hasrat adalah tjukup besar, bahkan berlebih-lebihan) untuk pendidikan universiter ;

2. djumlah mahasiswa perlu dibatasi sesuai dengan kapasitet fa-kultas masing2 ;

3. pengalaman tahun2 jang lalu dengan menerima tiap lulusan S.M.A. sebagai mahasiswa sangat mengetjewakan dengan ter-dapatnja banjak kegagalan, banjak udjian ditunda, banjak mahasiswa meninggalkan fakultas, banjak mahasiswa tidak menjelesaikan pendidikannja dalam waktu jang telah ditentu-kan (lihat selandjutnja sistim pendididitentu-kan).

c. Seleksi dilakukan sbb.:

1. keseragainan sjarat2 seleksi tidak ada dan diserahkan kepada kebidjaksanaan universitas/fakultas masing2 ; garis2 besar ditetapkan dalam surat edaran rahasia Menteri P.P. dan K. ter -tanggal 12 Agustus 1959 No. 279/X/S. dan dalam surat rapat antara wakil2 universitas dan wakil2 S.M.A. pada bulan No-pember 1958 di Djokjakarta;

2 beberapa fakultas mengadakan seleksi itu atas dasar angka2 udjian S.M.A., dengan atau tidak dengan memperhitungkan djumlah kemadjuan2 tjalon selama mendjadi murid S.M.A.; 3. fakultas2 lain menentukan lebih dahulu angka2 minimum

udjian S.M.A. untuk beberapa mata peladjaran jang tertentu disertai dengan pukul-rata minimum daripada seluruh angka udjian S.M.A.; tjalon2 jang memenuhi sjarat2 itu diperboleh-kan menempuh udjian seleksi.;

4. beberapa fakultas lebih menitikberatkan pada udjian seleksi; dengan tidak menentukan angka2 minimum udjian S.M.A., tiap tjalon dapat menempuh udjian seleksi;

5. untuk beberapa fakultas sjarat kesehatan badan diikutsertakan djuga ;

6. „psychotest” jang diselenggarakan djuga oleh a.l. Fakultas Kedokteran Djakarta dihapuskan, oleh karena apabila „psycho-test” dipakai sebagai sjarat mutlak, hanja 70—100 tjalon dapat diterima sebagai mahasiswa ; „psychotest” ini diganti dengan pertanjaan2 dalam udjian seleksi untuk mendekati kepribadian tjalon ;

(21)

7. udjian seleksi ditempuh dalam beberapa mata peladjaran jang ditetapkan oleh Fakultas jang bersangkutan dan meliputi hanja bahan2 peladjaran S.M.A.;

8. tiap fakultas menentukan djumlah mahasiswa baru jang dapat diterima ditingkat I ; djumlah ini diambil melalui pilihan dari tjalon2 jang memenuhi sjarat2 tersebut diatas ;

Seleksi mahasiswa baru itu sebenarnja lebih tepat, apabila di -dasarkan atas hanja angka2 udjian S.M.A. dengan diperhitung-kandjuga kemadjuan tjalon itu selama mendjadi murid S.M.A. Beberapa fakultas memang mempergunakan dasar itu, sedang-kan banjak fakultas masih memandang perlu diadasedang-kannja djuga udjian seleksi, oleh karena:

— udjian S.M.A. hingga kini masih merupakan satu „moment opname” belaka ; lulus/gagal didasarkan atas satu udjian sadja dan kemadjuan selama mendjadi murid S.M.A. tidak turut diperhitungkan. Oleh sebab itu faktor untung/sial masih mempunjai peranan penting, sedangkan bakat dan ketjakapan sering2 mempunjai peranan sekunder.

— banjak fakultas belum pertjaja, bahwa penilaian udjian oleh Komisi udjian S.M.A. masing2 adalah sama, jaitu apakah angka2 udjian jang diperoleh disalah satu kota akan dinilai sedemikian djuga dikota lain. Dalam hal ini memang ter-dapat satu perubahan, dengan diperiksanja udjian S.M.A. di Djakarta oleh komisi udjian. S.M.A. di Surabaja, dan sebagainja.

Para lulusan S.M.A. belum disiapkan sebaik-baiknja untuk pendidikan universiter. Tingkat I (tahun I) pada Fakultas2 B. pada umumnja merupakan ulangan mata-peladjaran2 Ilmu Kimia, Fisika, Biologi, jang sebenarnja sudah diadjarkan pada S.M.A. dengan tambahan2 jang diperlukan sebagai dasar pen-didikan selandjutnja. Oleh sebab itu, penpen-didikan chusus pada Fakultas2 Kedokteran, Kedokteran Hewan, Pertanian baru dapat dimulai pada tingkat II (tahun II).

Tingkat I dengan matapeladjaran2 Ilmu Kimia, Fisika, Biologi sangat memberatkan fakultas2 itu. Meskipun matapeladjaran2 itu tidak merupakan matapeladjaran2 pokok, namun perlu di-adakan peladjaran itu lengkap dengan pengadjar2 dan labora-torianja. Pengadjar2 itu tidak dapat dididik dalam fakultas sendiri dan selalu perlu diambil dari Fakultas Teknik/F.I.P.I.A. Laboratoria untuk matapeladjaran2 itu pada umumnja tidak ada pada A.M.A.B. Teori diberikan, akan tetapi tidak tjukup dan praktika sama sekali tidak ada atau kadang2 diberikan sekedar sadja.

Kekurangan atau tidak adanja latihan praktis ini pada S.M.A.B. dirasakan.sangat dan menghambat djuga peladjaran ditingkat I Fakultas2 B.

Mahasiswa2 Fakultas2 A. berasal dari S.M.A.-A., B dan C. Hasil2 terbaik ditjapai oleh golongan mahasiswa lulusan S.M.A.-B. dan djauh kurang oleh golongan mahasiswa lulusan S.M.A. C.

(22)

§ 957. Sistim Pendidikan a. Sistim lama.

Sistim pendidikan lama jang dioper dari fihak Belanda dinamakan pendidikan universitas bebas, dengan segi2 antara lain :

1. tiap lulusan S.M.A. berhak diterima pada universitas, asal djurusan S.M.A.nja sesuai dengan fakultas jang dipilih; oleh karena itu tingkat I dibandjiri dengan sedjumlah mahasiswa jang djauh melebihi kapasitet tingkat I (tidak seimbang dengan djumlah pengadjar dan dengan djumlah ruang2 kuliah dan laboratoria).

2. mahasiswa bebas untuk mengikuti/tidak mengikuti kuliah2 dan praktika ; tentamina/udjian ditempuh pada waktu2 jang diten-tukan oleh mahasiswa sendiri, oleh karena itu banjak tenta-mina/udjian ditunda ; kemudian diadakan. pembatasan sede-mikian, bahwa mahasiswa perlu menjelesaikan sedjumlah minimum praktika, kesempatan untuk menempuh tentamina/ udjian dibatasi sampai beberapa kali setahun dan mahasiswa dapat dikeluarkan dari fakultas setelah sekian kali gagal ber-turut-turut dalam tentamen/udjian.

3. mahasiswa lama mendaftarkan diri kembali pada permulaan tahun peladjaran dengan tidak teratur; banjak mahasiswa, terutama dari tingkat I meninggalkan Fakultas begitu sadja dengan pindah/tidak pindah ke-fakultas2 lain, biasanja setelah gagal dalam udjian pertama beberapa kali berturut-turut atau setelah berada ditingkat I selama beberapa tahun dengan tidak pernah menempuh tentamen/udjian apapun djuga.

4. kuliah2 diberikan setjara klasik dengan pada umumnja tidak memungkinkan satu diskusi antara pengadjar dan mahasiswa; lebih banjak teori diberikan dibandingkan dengan praktika; hubungan erat antara pengadjar dan mahasiswa tidak ada. Meskipun pendidikan bermutu dan mengandung beberapa segi. baik, namun sistim pendidikan itu merupakan satu kemewahan untuk Indonesia jang sangat menderita kekurangan tenaga akademis pada segala lapangan.

Djumlah mahasiswa jang menjelesaikan pendidikannja dalam batas waktu jang telah ditetapkan adalah ketjil. Djumlah, mahasiswa jang lulus dalam udjian terachir adalah ketjil djuga dan sama sekali tidak seimbang dengan djumlah besar maha-siswa baru jang diterima tiap tahun. Tidak mungkin djuga untuk memperhitungkan djumlah academici jang akan dilu-luskan tiap tahun. Percentage kegagalan dalam udjian masing2 adalah besar; dari mereka jang lulus dalam salah satu udjian belum diperhitungkan berapa kali mereka gagal dalam udjian itu dan berapa tahun mereka perlukan untuk menjelesaikan tingkat/udjian itu. Kehilangan waktu dan uang belum diper-hitungkan djuga dengan mahasiswa2 jang meninggalkan fakul-tas begitu sadja.

(23)

Terdapatnja banjak mahasiswa ditingkat I, sedangkan djumlah mahasiswa ditingkat-tingkat lebih tinggi makin lama makin ketjil, adalah sangat menjolok mata.

b. Sistim Pendidikan Baru.

Sistim pendidikan baru, baru untuk Indonesia akan tetapi sudah lazim dibanjak negara lain, dinamakan di Indonesia sistim pendi -dikan terpimpin.

Para mahasiswa dibimbing lebih baik dalam peladjarannja; dengan demikian diharapkan dihasilkannja academici sebanjak mungkin dalam batas kapasitet fakultas masing2, dalam batas waktu jang telah ditetapkan dan dengan tidak mengurangi nilai pendidikan. Hasil2 udjian diperbesar.

Kurikulum diubah sampai waktu sesingkat-singkatnja dan dise-suaikan dengan keadaan dan kebutuhan di Indonesia. Peladjaran diberikan se-efisien mungkin. Mutu pendidikan dipelihara.

Sjarat2 untuk melaksanakan pendidikan terpimpin adalah dalam garis besar sbb.:

1. Pembatasan djumlah mahasiswa ditingkat masing2 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai fakultas pertama jang mulai dengan pendidikan terpimpin ini pada tahun 1955 dan dengan memperpendek lama pendidikan dokter dari 7 tahun sampai 6 tahun, membatasi djumlah mahasiswa sbb.:

tingkat I — 200 mahasiswa tingkat II — 150 mahasiswa tingkat III — 150 mahasiswa tingkat IV — 150 mahasiswa tingkat V — 150 mahasiswa tingkat VI — 150 mahasiswa

(didalam djumlah tsb. termasuk mahasiswa baru dan mahasiswa ulangan).

Djumlah mahasiswa tersebut merupakan kapasitet maksimum tingkat masing2, dan didalam batas kapasitet maksimum itu masih mungkin pendidikan bermutu baik dan efisien dengan hasil sebesar-besarnja. Djumlah lulusan dokter diperhitung-kan 140 — 150 setahun.

Untuk tingkat I ditetapkan kapasitet maksimum sebanjak ± 200 mahasiswa, berdasarkan perhitungan, bahwa meskipun diadakan udjian seleksi untuk diterima ditingkat I, namun pendidikan persiapan pada S.M.A.-B. adalah sedemikian, se-hingga djumlah lulusan udjian persiapan (pada achir tingkat I tidak akan melebihi 70—80%.

Djumlah pengadjar dan fasilitet masing2 harus disediakan un-tuk djumlah mahasiswa itu agar memungkinkan pendidikan efisien dan jang bermutu baik.

2. Menerima mahasiswa baru jang berbakat (lihat bab mahasiswa) dengan melalui satu udjian seleksi.

(24)

3. Tenaga pengadjar (ditekankan pada tenaga pengadjar biasa) harus disediakan dalam djumlah tjukup untuk memberikan pendidikan terpimpin kepada sekian banjak mahasiswa.

4. Fasilitet2 seperti ruang2 kuliah, laboratoria, rumah sakit, buku2 peladjaran, „reference books”, madjalah2 ilmiah, alat2 labora-toria/rumah sakit, chemicalia, harus disediakan dalam djumlah tjukup.

5. Tahun peladjaran, jang tiap kali dimulai pada pertengahan bulan September, dapat dibagi sbb.:

(a) 34 minggu — dibagi dalam 2 semester, masing2 lamanja 17 minggu disediakan untuk peladjaran; dengan demikian dapat disediakan 34 X ± 38 djam = 1.300 djam peladjaran setahun jang dapat dipergunakan untuk kuliah2, praktika, batjaan, kuliah2 kerdja, seminar, darmawisata, „fieldwork, responsi dan tentamina.

(b) ± 12 minggu disediakan untuk liburan, ialah 2 minggu liburan bulan Desember/Djanuari dan liburan besar ± 10 minggu (pada achir puasa dapat diadakan liburan Lebaran selama 1 minggu, akan tetapi liburan besar dikurangi dengan 1 minggu)..

(c) ± 6 minggu disediakan untuk udjian, ialah 1—2 minggu diantara kedua semester, 2 minggu pada achir tahun pe-ladjaran dan 2—3 minggu sebelum tahun pepe-ladjaran di-mulai (untuk udjian seleksi dan untuk memberikan kesempatan kepada mereka jang tidak dapat menempuh udjian sebelum liburan besar dan untuk udjian ulangan). Apabila untuk tingkat2 jang lebih tinggi diperlukan lebih banjak djam peladjaran, liburan besar dikurangi sampai mini-mum 6 minggu dan/atau mahasiswa masuk pada waktu sore seperti misalnja pada Fakultas Kedokteran.

6. Kurikulum seluruhnja ditentukan dan diselenggarakan djuga setepat-tepatnja; dari tiap matapeladjaran ditentukan apa jang perlu diberikan kepada mahasiswa dan djuga djumlah djam jang diperlukan untuk itu.

7. Kuliah2 setjara klasik dibatasi sebanjak mungkin dan diubah sehingga lebih merupakan satu diskusi antara pengadjar dan mahasiswa, jang akan mendorong mahasiswa untuk membatja buku2nja.

(25)

Teknik bekerdja pada pabrik2, dsb., semuanja untuk memperoleh lebih banjak praktek jang tidak dapat diperoleh didalam lingkungan fakultas sendiri.

9. Peladjaran akan mendjadi lebih efisien, apabila diskusi, kuliah kerdja, seminar, praktika diberikan kepada rombongan2 maha-siswa ketjil; berhubung dengan itu diperlukan lebih banjak tenaga pengadjar dan stafnja.

10. Para mahasiswa diharuskan mengikuti kuliah2 dan praktika. 11. Para mahasiswa diharuskan menempuh responsi, tentamen,

udjian pada waktu2 jang telah ditetapkan.

12. Hendaknja kemadjuan para mahasiswa dinilai tidak berdasar-kan udjian sadja, aberdasar-kan tetapi djuga atas kemadjuan selama tahun peladjaran dengan djalan responsi, tentamen, praktika dsb.

13. Hendaknja lamanja tiap tingkat ditentukan satu tahun dan diachiri dengan suatu udjian.

14. Mahasiswa tidak berbakat dikeluarkan dari fakultas, setelah dipertimbangkan sedalam-dalamnja oleh Panitia Nasib Maha-siswa.

15. Untuk para mahasiswa disediakan lebih banjak beasiswa, tju-kup banjak asrama dan rekreasi (olah-raga, kesehatan).

Kurikulum tiap fakultas disesuaikan dengan keadaan dan kebu-tuhan di Indonesia, misalnja matapeladjaran2 Ilmu Kesehatan Ma-sjarakat, Ilmu Kesehatan Pentjegahan dan Ilmu Gigi merupakan matapeladjaran2 penting dalam pendidikan dokter, oleh karena pengetahuan ilmu2 itu diperlukan (terutama di Indonesia) sebagai dasar pemeliharaan kesehatan rakjat. Tudjuan pendidikan dokter adalah menghasilkan dokter2 jang dapat bekerdja sebagai dokter Kabupaten, jang pekerdjaan sehari-harinja adalah kuratif dan preventif. Oleh sebab itu tiap Fakultas Kedokteran memerlukan laboratoria, rumah sakit dan djuga satu daerah pertjontohan dimana peladjaran praktek dapat diberikan kepada tiara mahasiswa sesuai dengan pekerdjaannja kemudian sebagai dokter.

Pada Fakultas Kedokteran Hewan/Peternakan telah diadakan djuga perubahan sedemikian bahwa pendidikan dititik-beratkan pada klinik, ilmu kesehatan dan peternakan.

Pada Fakultas Sastra perlu lebih diperhatikan djurusan2 seperti Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Daerah, Sedjarah, Ilmu Purbakala, Anthropologi Budaja dengan djalan antara lain mengalirkan lebih banjak mahasiswa ke-djurusan2 itu dengan me-njediakan lebih banjak beasiswa dan dengan menentukan djumlah mahasiswa jang dapat diterima untuk djurusan masing2 pada per-mulaan tahun peladjaran.

Sifat peladjaran pada Fakultas Hukum/Ilmu Pengetahuan Masjarakat perlu menudju ke-hukum nasional berdasarkan penjelidikan2 dalam seluruh lapangan hukum pidana, hukum perdata, ketata-negaraan dsb. dan ke-ilmu pengetahuan masjarakat sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

(26)

Begitu pula pada Fakultas Ekonomi dalam lapangan Ekonomi. Pada F.K.I.P. perlu lebih diperhatikan mendidik guru2 untuk sekolah2 menengah kedjuruan dalam matapeladjaran2 „natural sciences” dibandingkan dengan social sciences"; oleh karena jang pertama itulah diperlukan sangat pada sekolah2 menengah kedju-ruan.

Perubahan kurikulum fakultas masing2 untuk menjesuaikannja dengan keadaan dan kebutuhan di Indonesia perlu dirundingkan bersama-sama antara fakultas-fakultas jang selaras.

Pendidikan universiter merupakan satu „long life study”. Tidak seorangpun akan puas dengan pendidikan universiter pada waktu jang dihadapi dan oleh karena itu pendidikan universiter akan selalu mengalami perubahan kearah perbaikan dan perkembangan. Studium generale dengan maksud memberikan dasar2 kembali ke-undang2 dasar 1945, sosialisme Indonesia, demokrasi terpimpin dan kepribadian Indonesia kepada segenap mahasiswa sudah mulai di-djalankan pada tiap universitas.

Studium Generale seperti diselenggarakan pada Universitas Gadjah Mada oleh Gabungan Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat untuk memberikan pengadjaran dan pendidikan jang bersifat dasar dan pengetahuan umum kepada semua mahasiswa diselenggarakan djuga pada Universitas2 lain dalam kuliah sehari-hari.

§ 958. Perguruan Tinggi jang tidak diselenggarakan oleh Dep. P.P. dan K.

a. Perguruan Tinggi diselenggarakan oleh Departemen2 lain daripada

Departemen P.P. dan K.

Perguruan Tinggi ini pada umumnja merupakan suatu „in service training” daripada departemen jang bersangkutan untuk mengatasi kekurangan tenaga ahli pada departemen itu.

Perguruan Tinggi/Akademi jang demikian itu berdjumlah 45 buah, ialah : 16 buah dilapangan Ilmu Pengetahuan Sosial/Budaja

29 ,, „ ,, ,, Pasti/Alam

Para lulusan mendapat „civiel effect” sama dengan bakaloreat, ke-tjuali para lulusan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian jang ber-tingkat sardjana djuga. Kurikulum adalah k.l. sama dengan fakultas2 negeri dengan lebih disesuaikan dengan praktek se-hari2. b. Perguruan Tinggi Swasta

Pada dewasa ini terdapat 80 Perguruan Tinggi Akademi Swasta, jaitu : 71 dilapangan Ilmu Pengetahuan Sosial/Budaja

9 ,, ,, ,, Pasti/Alam

Dengan P.P. 23, 1959, Lembaran Negara 37, 1959 ditetapkan bahwa para lulusan perguruan tinggi swasta untuk memperoleh hak me-makai gelar universitas perlu mengulangi udjian sardjana muda dan sardjana pada suatu perguruan tinggi jang ditundjuk oleh Menteri P.P. dan K.

(27)

§ 959. Keadaan jang mendjadi tudjuan S a r a n

Penindjauan perguruan tinggi di Indonesia menampakkan keper-luan-keperluan jang berikut:

a Perlu disediakannja anggaran belandja lebih banjak. Pada hakekat -nja Departemen P.P. dan K. memerlukan anggaran belandja lebih besar, terutama oleh karena pendidikan mempunjai peranan be-gitu penting dalam pembangunan negara. Sudah sewadjarnja, apa-bila anggaran belandja Departemen P.P. dan K. jang pada tahun2 jang sudah berdjumlah hanja 2,93% sampai 6,40% (pada tahun 1960 4,93%) perlu diperbesar sampai sesedikit-sedikitnja 15% dalam keadaan sekarang dan 25% dalam keadaan aman dari seluruh ang -garan belandja negara. Dengan demikian ang-garan belandja untuk Universitas2 Negeri akan diperbanjak pula, dengan tidak meng-abaikan sektor2 lain daripada Departemen P.P. dan K.

b. Pada tahun2 pertama 8 tahun pertama hendaknja diadakan rantja-ngan anggaran belandja jang baik untuk menegakkan Perguruan Tinggi Negeri jang sekarang ada mengenai:

1. gedung2

2. alat2 dan chemicalia

3. perpustakaan, termasuk buku2 peladjaran untuk mahasiswa, „reference books” dan madjalah2 ilmiah.

4. mendatangkan tenaga pengadjar asing untuk melengkapi tenaga. pengadjar biasa jang sekarang ada dengan djalan mengadakan afiliasi dengan universitas asing dengan mendatangkan tenaga pengadjar asing itu dengan bantuan pemerintah2 asing „foreign agencies” atau didatangkan setjara „individueel” atas kontrak A. Kontrak A ini sedang diperbaiki, sehingga lebih menarik.

5. pendidikan pengadjar dalam matapeladjaran masing2 didalam dan diluar negeri.

6. „research”

7. kesedjahteraan mahasiswa (asrama, olah-raga, pemeliharaan kesehatan).

Perluasan universitas masing2 mengenai bangunan (ruang kuliah, laboratoria, rumah sakit, asrama, dsb.) memerlukan biaja sebanjak Rp. 10.243.526.600,— (lihat lampiran 3, taksiran kasar dan pembagian dapat ditindjau kembali).

c. Universitas/fakultas negeri baru dapat didirikan di-daerah2, akan tetapi dengan menjesuaikan universitas/fakultas jang baru itu dengan kebutuhan dan keadaan didaerah, dengan lebih memperhati -kan Ilmu Pengetahuan Pasti/Alam, dengan satu. „planning” sem-purna mengenai tenaga pengadjar biasa (apabila tidak tersedia di Indonesia, ditarik dari luar negeri), anggaran belandja pegawai/ bangunan, dan dengan tidak memberatkan anggaran belandja uni-versitas/fakultas jang sudah ada.

Ditegaskan pula, bahwa pengadjar biasa dan luar biasa untuk universitas/fakultas jang baru itu tidak akan diambil dari

(28)

sitas/fakultas jang sudah ada, selama universitas/fakultas itu belum dapat memberikannja.

d. Universitas2 Negeri perlu lebih memperhatikan pendidikan dalam ilmu Pengetahuan Pasti/Alam, dan mahasiswa perlu djuga disalurkan kearah itu dengan misalnja disediakannja lebih banjak bea -siswa untuk pendidikan dalam Ilmu Pengetahuan Pasti/Alam.

Universitas2 Negeri jang sekarang ada, meskipun bekerdja „op voile capaciteit” tidak dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli dalam waktu singkat.

Berhubung dengan itu harus lebih banjak mahasiswa dikirim ke-luar negeri dengan rantjangan tertentu dan terutama untuk pen-didikan dalam Ilmu Pengetahuan Pasti/Alam. Sebagian besar daripada mahasiswa itu akan kembali di Indonesia sebagai sardjana. Sebagian ketjil, jang sungguh2 berbakat, harus diperbolehkan untuk tinggal lebih lama diluar negeri untuk pendidikan spesialistis setelah mereka mentjapai tingkat sardjana. Peladjaran ini dapat ditempuh dibanjak negeri jang telah mempunjai perdjandjian kulturil atau perdjandjian lain dengan Indonesia. Mahasiswa2 dikirim keluar negeri dengan beasiswa „foreign agencies” dan pemerintah2 asing, dengan beasiswa atas dasar pindjaman dan pampasan, dan lebih banjak pula dengan beasiswa Pemerintah R.I.

Perongkosan untuk 1 mahasiswa selama 5 tahun beladjar diluar negeri ditaksir :

pemondokan/makan sebulan $ 200

selama 5 tahun 5 X 12 X $ 200 = $ 12.000

pakaian „ 300

buku2 „ 500

perdjalanan „ 1.500

pengeluaran lain (mungkin uang kuliah, dsb.) ,, 1.000 $ 15.300

Mengingat akan djurusaan masing2 pada Fakultas B. dan meng-ingat akan pembangunan industri di Indonesia, maka mahasiswa dikirim keluar. negeri terutama untuk pendidikan :

teknik, dengan segala djurusan, terutama perkapalan, perka-palan terbang, „sanitary engineering”, industri berat.

kimia/biologi dengan segala djurusan pasti/alam, dengan segala djurusan tekstil

perikanan (termasuk djuga „foottechnology”) pelajaran

pertanian

Meskipun mahasiswa jang akan dikirim keluar negeri itu diseleksi sebaik-baiknja, namun perlu diperhitungkan, bahwa k.l. 20% akan gagal dan/atau akan memerlukan waktu lebih lama untuk me-njelesaikan pendidikannja sebagai sardjana ; soal bahasa mempunjai peranan penting pula.

(29)

f. Pemerintah R.I. perlu lebih memperhatikan pengiriman tenaga ahli keluar negeri untuk tambahan pengetahuan (tambahan pen-didikan) dengan biaja Pemerintah dan tidak mendasarkan hal ini semata-mata atas djumlah beasiswa jang disediakan oleh „foreign agencies”, dsb.

g. Pemerintah R.I. perlu lebih memperhatikan pengiriman sardjana2 ke-kongres2 ilmiah diluar negeri dengan biaja Pemerintah dan tidak mendasarkan hal itu semata-mata atas kesediaan „foreign agencies” dsb.

h. Meskipun tenaga academici diperlukan dimana djuga, namun prioritet perlu diberikan kepada universitas Lulusan fakultas masing2 jang berminat dan berbakat perlu ditempatkan pada fakultas2 jang bersangkutan untuk mendapat pendidikan selandjut-nja sebagai ahli dan sebagai pengadjar. Pengadjar2 ini diperlukan untuk fakultas2 itu dan djuga untuk fakultas2 lain dan untuk fakultas2 jang akan didirikan. Djumlah univertas dan fakultas sekarang adalah djauh dari tjukup untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga academici di Indonesia.

Banjak pengadjar jang sekarang ada terpaksa memberikan pela-djaran djuga pada fakultas2 lain untuk menambah penghasilannja. Tenaga muda tidak tertarik untuk mendjadi asisten dan kemudian pengadjar pada fakultas masing2, oleh karena gadji djauh daripada mentjukupi.

Sudah sewadjarnja, apabila perguruan tinggi sebagai sumber tenaga ahli dan sebagai sumber penjelidikan, mendapat perhatian istimewa dan agar supaja kepada para pengadjar dan asisten diberikan tundjangan2 chusus disamping gadji resmi, agar supaja mereka da-pat mentjurahkan seluruh tenaganja untuk pendidikan dan penje-lidikan.

i. Undang2 Perguruan Tinggi diselesaikan selekas mungkin.

j. Kepada para lulusan sekolah kedjuruan menengah diberikan ke-sempatan sama seperti para lulusan S.M.A. untuk memasuki uni-versitas.

k. Untuk lebih mengawasi dan membimbing perguruan tinggi swasta hendaknj a dibentuk Lembaga Perguruan Tinggi Swasta dengan anggota2 dari Departemen P.P. dan K., Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta.

1. Untuk lebih melantjarkan perkembangan perguruan tinggi dengan. segala sektor-sektornja, dianggap perlu dibentuknja satu Departe-men (KeDeparte-menterian) Perguruan Tinggi. Sebagai Menteri Perguruan Tinggi harus diangkat seorang dari universitas dan bukan seorang politikus atau anggota partai.

(Lihat lampiran AM. Perguruan Tinggi halaman 1331 dan 1332).

(30)

LAMPIRAN 1.

ANGGARAN BELANDJA + ANGGARAN BELANDJA TAMBAHAN PERGURUAN TINGGI NEGERI TAHUN 1959 (TETAP)

No.

Urut RUAN TINGGI/UNIVERSITASBIRO KOORDINASI PERGU- DJUMLAH FAKULTA

1. UNIVERSITAS GADJAH MADA 12 9876 6.266.100.00 7.733.500.00 17.877.900.0 0 2. UNIVERSITAS INDONESIA *) 10 11407 2.204.900.00 1.314.000.00 32.383.480.0

0 48.297.980.00 84.200.360.00 33.579.542.56 3. UNIVERSITAS AIRLANGGA 4 4070 933.400.00 700.000.00 6.735.000.00 6.657.000.0

0

15.025.400.0 0

24.512.229. 70 4. UNIVERSITAS HASANUDDIN 4 1171 484.400.00 920.000.00 3.765.200.00 16.150.000.

00 21.319.600.00 10.776.950.00 5. UNIVERSITAS SUMATRA

UTARA 4 — 372.800.00 350.000.00 3.571.300.00 9.982.000.00 14.276.100.00 9.905.025.00

6. UNIVERSITAS ANDALAS 4 — 379.100.00 380.000.00 4.173.600.00 6.700.000.0

0

11.632.700.0 0

14.992.500. 00 7. UNIVERS1TAS PADJADJARAN 5 3456 323.600.00 485.000.00 3.165.700.00 27.946.500.

00 31.920.800.00 20.404.062.23

8. PENDIDIKAN TJALON DOSEN — — — — 579.000.00 — 579.000.00 —

D J U M L A H : 43 29980 10.964.300.00 11.882.500.0

0 72.251.180.00 152.992.480.00 238.090.460.00 146.516.952.39 B.K P.T. DEPARTEMEN P.P. dan K.

B

4.584.600.00 15.517.400.0

0 *) Fakultas Teknik dan F.I.P.I.A masih tergabung dalamUniversitas Indonesia.

LAMPIRAN 2.

ANGGARAN BELANDJA PERGURUAN TINGGI NEGERI TAHUN 1960 (SEMENTARA) SEBAGAI DITETAPKAN OLEH DEPARTEMEN P.P. DAN K

.

No.

1. UNIVERSITAS GADJAH MADA 12 11263 12.634.200.0 0 2. UNIVERSITAS INDONESIA 8 6555 4.666.100.00 925.000.00 57.915.200.0

0

3. UNIVERSITAS AIRLANGGA 5 4631 869.400.00 900.000.00 20.494.900.0

0 4. UNIVERSITAS HASANUDDIN 4 1878 892.100.00 1.005.000.00 11.478.700.0

0 17.857.000.00 31.250.800.00 10.000.000.00 5. UNIVERSITAS SUMATRA 6. UNIVERSITAS ANDALAS 4 1509 588.000.00 390.000.00 7.640.500.00 17.145.000.0

0 25.763.500.00 10.000.000.00 7. UNIVERSITAS PADJADJARAN 7 4538 1.752.000.00 590.000.00 18.984.100.0

0

9. INSTITUT TEKNOLGIPENDIDIKAN TJALON DOSEN —3 4690 1.271.800.00 450.000.00 17.642.600.00 3.342.900.00

(31)

I. ANGGARAN BELANDJA PERGURUAN TINGGI NEGERI TAHUN 1960 SEBAGAI DIMINTA (,,WENSCH BERGROTING”) OLEH UNIVERSITAS

II. ANGGARAN BELANDJA BANGUNAN DIMINTA UNTUK TAHUN 1960 — 1966 SEBAGAI PERLENGKAPAN SELURUH UNIVERSITAS/FAKULTAS JANG SEKARANG ADA (KASAR DENGAN PRABOT DAN (ALAT2)

Keterangan :

a). Belandja pegawai = gadji/upah/tundjangan/penghasilan lain pegawai.

b). Belandja barang = ongkos kantor/perlengkapan/belandja modal research/perpustakaan/praktek laboratorium.

c). Kesedjahteraan mahasiswa = arsama, ikatan dinas dalam/luar negeri masuk dalam anggaran belandja B.K.P.T.

1). Pegawai = Pegawai administrant

2). Pegawai = Pengadjar/Asisten/Pegawai administrant

3). Anggaran belandja bangunan B.K.P.T. 1960 dipergunakan untuk asrama mahasiswa asing jang beladjar di Indonesia dan asrama untuk

mahasiswa Indonesia jang akan dikirim ke Djepang.

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Selain kotoran ternak, bahan untuk pembuatan bokashi mudah diperoleh yaitu jerami sisa pakan ternak yang terbuang dalam kandang, serasa atau daun – daun kering dipekarangan

Laporan yang disusun oleh penulis merupakan tindak lanjut setelah melewati tahap ujian komprehensif yang dilaksanakan selama 2 hari sejak hari Senin sampai Selasa, 22 - 23 April

Oleh karena itu, penulis membuat game edukasi yang berbasis sistem operasi Android dengan harapan anak-anak dapat langsung menggunakan aplikasi permainan tersebut dan memperoleh

Nilai dan waktu parameter proses menyesuaikan terhadap perubahan sistem yang terjadi, sehingga pada sistem closed loop nilai paramater proses yang dihasilkan lebih kecil

Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste tentang Pembentukan Komisi Bersama Kerja Sama Bilateral, ditandatangani di Jakarta pada tanggal 2

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran

enelitian ini menjelaskan kompensasi kerja disiplin kerja guru, dalam hubungannya dengan kinerja guru di SMP Kristen BPK PENABUR Jakarta. Penelitian dengan metode survey dan

penerapan pembelajaran kooperatif direncanakan; (1) untuk materi kontrol kualitas bahan dengan mata diklat pengujian bahan Beton dengan alokasi waktu 55 jam, (2)