BAB 64
MEMPERSIAPKAN MASJARAKAT UNTUK PEMBANGUNAN SEMESTA DAN BERENTJANA
DALAM BIDANG MENTAL
Pendahuluan
DEPERNAS menjadari sedalamdalamnja bahwa pembangunan se mesta dan berentjana jang akan dimulai pada awal tahun 1961 tidak akan dapat berdjalan dengan teratur dan baik, djika keadaan mental masjarakat Indonesia seperti sekarang ini tidak mengalami perobahan2
radikal terlebih dahulu.
Tjara berpikir dalam alam liberal dan kolonial jang masih terdapat dikalangan bangsa kita dengan segala akibatnja tidak dapat dipakai sebagai pangkal bertolak untuk memutar roda pembangunan semesta sa Indonesia seluruhnja. Hidup sederhana dan berpikir luhur harus dipupuk dan. didjadikan lambang hidup mental bangsa Indonesia. Lam bang inilah akan membawa bangsa Indonesia kemasjarakat adil dan makmur berdasarkan Pantja Sila.
Berpikir luhur ialah :
mentjari kebenaran untuk keadilan dan kemakmuran masjarakat Indonesia keseluruhannja.
tjinta kepada tjita2 Proklamasi 1945 dan bersifat djudjur dan ichlas
untuk kepentingan nusa dan bangsa dalam pandangan hidup tidak dikuasai oleh napsu kebendaan tetapi keseimbangan materiil dan spirituil.
Perobahan mental ini harus ada dan dilaksanakan dengan segera meliputi semua lapisan masjarakat dengan segala potensi jang ada di semua sektor kehidupan masjarakat.
Dan dibawah ini adalah pemikiran2 jang hendaknja dilaksanakan.
Keadaan masjarakat sekarang menundjukkan fakta2 dan gedjala2
jang demikian sehingga merupakan penghalang2 pembangunan semesta
dan berentjana. Fakta2 tsb. adalah sbb :
Budi pekerti mengalami kemunduran,
lah gunaan arti demokrasi dalam pelaksanaan, penjalah gunaan kedudukan dan kekuasaan, antara lain pengaruh nepotisme golong an dan kepartaian jang tidak pada :tempatnja,
Kepintjangan2 sosia1 sebagai akibat dari perbedaan2 jang menjolok
dalam taraf hidup dan tjara hidup.
Norma2 hukum jang masih banjak dipakai dan tidak sesuai lagi
dengan alam .negara Merdeka,
Kurang pertjaja pada diri sendiri dan rasa ketjil pada basil tjipta annja sendiri jang mengakibatkan hilang swadaja, daja tjipta dan kepribadiannja,
Tjara individualistis jang berlebihlebihan jang bertentangan de ngan kepribadian bangsa Indonesia (hidup gotongrojong). akan nilai murni kepribadian sendiri serta ketabahan dan keuletan,
keinsjafan pentingnja kedudukan ilmu pengetahuan guna pem bangunan,
tjara berpikir jang rasionil, ekonomis dan toleran, masih me lekatnja sisasisa pengaruh kolonial dan feodal, dalam tjara berfikir clan pandangan hidup,
masih adanja anggapan membedakan matjam pekerdjaan jang mulia dan jang hina, jang tinggi dan jang rendah,.
Kenjataan2 sebagai tersebut diatas merupakan penghalang jang
membahajakan potensi pembangunan kemadjuan negara. Ini harus diatasi dan dituntun kearah clam pikiran jang luhur jang mendjadi dasar djaminan jang kuat untuk pembangunan masjarakat adil makmur merata diseluruh kepulauan Indonesia.
Tjara berfikir menurut kepribadian bangsa Indonesia hares diarah kan kepada:
berpandangan Pantja Sila sebagai dasar filsafah hidup bangsa Indonesia,
mempertebal rasa susila, budi luhur dan ketjerdasan, demokrasi atas dasar musjawarah, setia dan tjinta pada nusa dan bangsa, berpikir rasionil, ekonomis dan kreatlip, bersifat gotongrojong dan bertanggung djawab atas keadilan dan kemerdekaan bangsa,
berdjiwa pelopor,
rela dan tangkas dalam pembelaan, berpikir ilmiah.
§ 741. Dalam sektor Pendidikan, Kebudajaan, dan Keagamaan, revo lusi mental dapat ditjapai dengan djalan :
Mendjelmakan sistim pendidikan jang menghasilkan manusia jang berguna bagi masjarakat, that pada agama atau kepertjajaan ma singmasing serta hormatmenghormati setjara dinamis dan men djadikan kesusilaan keagamaan sebagai dasar kenjataan dalam segala tindakan.
Menjusun matjam2 pendidikan jang berguna langsung untuk masja rakat. Dimulai pada sekolah rakjat harus diadakan sjarat2 jang minimal dalam mata2 peladjaran
Pengetahuan Kewarganegaraan, Kembali kepada Undang2 Dasar 1945, Falsafah hidup Pantja Sila,
Hidup kekeluargaan (gotongrojong),
Pengetahuan teoritis dan praktis dan berguna dalam hidup se hari2 antara lain mengenai pertanian, kechewanan, perikanan dan
perdagangan, ,koperasi dan industriindustri ketjil,
Penjebaran njanjian2, tar2an dan permainan2 rakjat dari seluruh
daerah meskipun bahasanja belum diketahui. Memperluas pendidikan kedjuruan,
Melatih pelopor2 untuk pembelaan negara,
Mempertuas penjelidikan ilmijah jang memberikan dasar kepada pembangunan negara,
Mendirtkan gedung2 sekolah sebanjakbanjaknja merata diseluruh daerah dan disesuaikan dengan arsitektur daerah dan bahan2 lokal
jang ada, Pembukaan perguruan2 tinggi diperluas jang sedikitdikitnja harus
ditiaptiap daerah Swatantra tingkat I. Djika tiaptiap daerah Swatantra tingkat I belum mempunjai perguruan2 tinggi, ditentukan djumlah djatah &btiapflap Universitas negeri jang ada, bagi daerah2,
Distimulir berdirinia perguruan2 tinggi dan kedjuruan oleh daerah2
Swatantra dan oleh masjarakat dengan mendapat bantuan Peme rintah,
Untuk peladjar2 disediakan tempat2 pemondokan guna meringankan
perongkosan dari djuga tempat2 penginapan bagi mereka jang me ngikuti selama udjian dengan pendjagaan.
Memupuk dan mempergiat pertukaran kebudajaan antar daerah sesuai dengan tudjuan lambang negara „Bhineka Tunggal Ika”, Memelihara tempat2 jang bernilai sedjarah dan menarik masjarakat
mengadakan perkutnpulan2 untuk memperkuat rasa kebangsaan dan mempertebal rasa tjinta pada kebudajaan Nasional,
Memperbanjak berdirinja museum2 dan taman kebudajaan,
Melarang masuknja kebudajaan2 asing jang membahajakan per
tumbuhan kebudajaan Nasional,
Pemberian keringanan dalam pembagian alat2 baik dari luar mau
pun dalam negeri, lbaik untuk pendidikan maupun revolusi mental (alatalat olah raga).
Mengadakan kamp2 Teruna (Youth Camps) dan wisma2 Teruna
(Youth hostels), ditengahtengah alam jang indah murni atau jang merupakan arti sedjaraih,
Penjebaran Lembaga2 Pendidikan Tinggi dan Kedjuruan,
Penerbitan dalam sistim kepanduan.
Mengadakan tiindakan2 jang intensip daut meluas dalam sektor kese
hatan rakjat (memperbanjak tenaga2 kesehatan, menambah penger
tian tentang kesehatan, memperbanjak rumah2 pengobatan dan
lembaga kesehatan lainnja),
§ 743. Dalam sektor Pemerintah, revolusi mental dapat ditjapai dengan djalan :
Pemberian otonomi jang lugs kepada daerah2 disortai pertanggung
an djawab dalam pelaksanaan pembangunan,
Melaksanakan gerakan hidup sederhana clan berpikir luhur jang dipelopori oleh para pemimpin dan petugas negara,
Meringankan hidup rakjat dan petugas2 negara menudju kepada tarap
jang lebih tinggi,
Menghilangkan unsure jang dapat merendahkan martabat bangsa Indonesia,
Mempertinggi moral dan perasaan tanggung djawab petugas2 negara
dalam pengabdiannja pada rakjat,
Mengefisiensikan kegunaan dan menjederhanakan aparatur dan administrasi negara (chusus dalam hidup kerochanian 'dan kedji
waan efisiensi administrasi harus ditindjau dari sudut spiritueel), Dalam melakukan pengangkatan dan penetapan petugas2 negara
didjauhkan dari dasar2 nepotism, kawan golongan dan/atau partai,
Pemberian kesempatan pimpinan dan tanggung djawab jang luas kepada tenaga2 lokal ,dalam pembangunan,
Mempertjepat proces kesatuan dan rasa tanggung djawab bersama terhadap negara, pemerintah pusat hendaknja mentjerminkan makna „Bhineka Tunggal Ika” dalam penjusunan dan pengisian aparatur2
§ 744. Dalam sektor kemasjarakatan, revolusi mental dapat ditjapai dengan djalan :
Memupuk perasaan pertanggungan djawab atas kesatuan, kesela matan negara dan kesatuan bangsa,
Meratakan perobahan mental diseluruh lapisan, Mempergiat adjaran lilsafat dan kesusilaan agama,
Memupuk rasa kekeluargaan dalam kehidupan dan penghidupan, memperhebat swadaja dalam bentuk gotong rojong jang rasionil, dan bersemangat holopis Kuntut !baris,
Memberantas sumber2 dan alatalat komunikasi jang bertentangan dengan susila masjarakat,
Membentuk brigade2 pembangunan,
Memperluas rekreasi jang sehat,
Memperbesar minat kepada ilmiah untuk kepentingan lantjar dja lannja pembangunan,
Memberikan penilaian jang wadjar kepada tiap lembaga kemasja rakatan sebagai pusat tjontoh kehidupan,
Memperhebat pemberantasan buta huruf dan pemeliharaannja dengan memasukkan mata2 .peladjaran sederhana mengenai kewar ganegaraan, Undang2 Dasar .1945 dan ,demokrasi Terpimpin,
Hidup sederhana dan hemat dengan mengadakan gerakangerakan menabung.
§ 745. Pengerahan tenaga rakjat dalam hubungan revolusi mental
Sifat hidup gotong rojong adalah kepribadian bangsa Indonesia jang sangat berguna bagi pelaksanaan pembangunan semesta be rentjana ;
Diikut sertakannja rakjat dalam pembangunan tersebut perlu dida sarkan atas beberapa faktor:
Sukarela dan musjawarah,
Adil dan benar2 mendjamin bahwa hasilnja dapat dirasakan semua fihak,
Kerdja sama untuk pekerdjaan atau usaha2 jang benarbenar
menjangkut kepentingan bersama,
Benar2 ada pimpinan jang dapat dipertjaja dan
" mengatur tata
kerdjanja setjara baik ;
Ikut sertanja tenaga rakjat disalurkan melalui organisasi2 jang dapat menampung tjara berpikir dan pemikiran chalajak ramai dengan kerdja sama sebaikbaiknja antara semua lapisan rakjat, terutama golongan2 fungsionil jang mempunjai peranan dan daja tjipta ;
Menghidupkan swadaja rakjat dilingkungannja masing2 untuk me
ngadakan usaha2 pembangunan jang menjangkut langsung kepen
kepentingannja sendiri antara lain pembikinan waduk2, djalan2,
saluran2 air, gedung2 sosial dan sebagainja
Perlu ditimbulkan persaingan sehat antara pembangtman2 gotong
rojong dengan memberikan penghargaan atau tegenprestrasi lainnja; Dipikirkan matjam2 rekreasi jang berguna sebagai hiburan ;
Diadakan pertukaran pengalaman dalam melakukan pekerdjaan gotong rojong antara sate dengan lainnja.
746. Dalam sektor Sandang Pangan revolusi mental dapat ditjapai dengan djalan :
Guna melenjapkan pertentangan2 perasaan perlu diadakan
ketentu an ketentuan jang mengatur tjaraberpakaian jang informil: Dalam pergaulan seharihari,
Dalam pertemuan2 dan upatjara2 resmi,
Dalam melakukan tugas pekerdjaan seharihari,
Mengatur makanan dan tjara makan sesuai dengan kebiasaan serta kepribadian bangsa Indonesia;
Mengusahakan selfsupporting dalam mentjukupi bahanbaban kebutuhan pokok sehari=hard (pakaian dan makanan).
747. Aiat2 penghubung masjarakat (Mass Communication) sebagai
saluran2 penggerak revolusi mental :
Mengadakan koordinasi dan tatakerdja jang baik antara semua aparatur negara jang bertugas dalam bidang penerangan dan pen didikan.
Mengadakan Undang2 Pers disesuaikan dengan alam Demokrasi
Terpimpin.
Radio tetap dikuasai oleh negara dan penjiarannja dititik beratkan pada soa12 pembangunan, kerochanian dan kebudajaan nasional.
Diadakan sensor2 .film jang lebih keras dan disesuaikan dengan
alam susila bangsa Indonesia, Disamping itu pemerintah memberi kan dorongan dan bantuan pembikinan filmfilm nasional jang me ngandung pendidikan mental sesuai dengan pembangunan. Memperbanjak pertundjukan2 kesenian nasional sebagai saluran
saluran penerangan dan pendidikan.
Memperluas berdirinja pertjetakan2 jang dikuasai oleh pemerintah
didaerahdaerah dan mengusahakan selfsuporting dalam memenuhi akan keperluan kertas.