BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan cepatnya perubahan
yang terjadi di dunia usaha. Perusahaan dituntut untuk terus melakukan inovasi
terhadap produk yang dihasilkan untuk dapat mempertahankan eksistensi di pasar
yang penuh persaingan,. Inovasi yang dilakukan harus disesuaikan dengan
keinginan pelanggan. Besarnya harapan pelanggan terhadap fungsi produk dan
harga yang rendah menyebabkan para desainer dalam perusahaan terus berusaha
agar merancang produk dengan fungsi yang maksimal.
PT. Ivana Mery Lestari Matras merupakan sebuah perusahaan swasta yang
bergerak dalam bidang usaha manufacturing penghasil spring bed. Perusahaan ini memproduksi sebanyak 4 jenis produk spring bed. Produk hasil produksi dari perusahaan ini yang akan diberikan rancangan perbaikan adalah spring bed 6 kaki karena spring bed 6 kaki merupakan jenis spring bed yang paling diminati.
PT. Ivana Mery Lestari Matras menghadapi beberapa masalah dalam
proses produksi spring bed, antara lain adalah terdapatnya komponen yang penggunaannya tidak meningkatkan nilai bagi produk sehingga menyebabkan
lamanya waktu perakitan produk spring bed.
Permasalahan pada penelitian ini diidentifikasi dengan menggunakan
Metode QFD merupakan suatu metode rekayasa kualitas dengan
mengidentifikasi suara konsumen, menentukan keinginan konsumen dan
melibatkannya dalam tahap pengembangan produk atau jasa1
Analisis masalah menggunakan QFD akan mendapatkan suatu matriks
yang menghubungkan karakteristik teknis produk dan keinginan responden akan
produk dan masalah yang dihadapi selama proses pengerjaan produk. QFD
memiliki sebuah alat yaitu House of quality (HOQ) yang merupakan tahap yang paling penting karena kebutuhan konsumen diidentifikasikan dalam tahap ini dan
perencanaan perbaikan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan konsumen
. QFD menggunakan
kuesioner yang berisi kebutuhan konsumen dan investigasi kepuasan pelanggan
terhadap produk yang dihubungkan dengan karakteristik teknis.
Pendekatan Value Engineering digunakan untuk mendapatkan biaya produksi yang lebih rendah dengan mengurangi biaya yang tidak diperlukan
dalam proses produksi yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan2
Prioritas permasalahan yang diperoleh akan dirancang perbaikannya
sehingga menghasilkan produk yang lebih efisien dengan pendekatan metode
Design for Manufacture and Assembly (DFMA). DFMA merupakan metode yang dapat mengurangi waktu perakitan melalui pengurangan komponen yang tidak
. Value
Engineering dapat memberikan solusi yang optimal dari sisi kualitas, keamanan,
kehandalan dari setiap unit yang diperbaiki. Solusi optimal diperoleh melalui
pembobotan atas parameter yang ada.
1
Zeinab Armoun, dkk. 2012. Utilizing QFD Model to Determine Quality Characteristics of The Products and Priority Needs of Customers in The Medical Industry Products.Iran: Islamic Azad University
2
meningkatkan nilai bagi produk seperti paku sehingga akhirnya diperoleh proses
perakitan yang lebih efisien3
Integrasi dari metode QFD, Value Engineering dan DFMA digunakan
dalam tahap perancangan produk
. Penggunaan metode DFMA dapat mengestimasikan
biaya perakitan dan manufaktur.
4
. Kesimpulan metode QFD yang diperoleh dari
hasil karakteristik teknis merupakan input di metode Value Engineering dan
DFMA dimana akan dicari alternatif terbaik sebagai solusi perbaikan dengan
metode Value Engineering kemudian dirancang perbaikan proses dengan
menggunakan metode DFMA sehingga menghasilkan biaya perakitan yang lebih
rendah melalui pengurangan jumlah komponen.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, masalah yang
perlu dicari pemecahannya melalui penelitian ini adalah terdapatnya
komponen-komponen yang tidak diperlukan atau komponen-komponen yang tidak meningkatkan nilai
produk sehingga dibutuhkan suatu analisis untuk mengurangi waktu perakitan dan
menurunkan unit cost.
3
Ramy F. Harik dan Najwa Sahmrani. 2010. DFMA+, A Quantitative DFMA Methodology. Amerika Serikat: Lebanese American University
4
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian adalah mendapatkan rancangan produk spring
bed yang lebih sederhana agar proses perakitan lebih mudah hingga mendapatkan
waktu penyelesaian lebih singkat dengan biaya yang lebih efisien.
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Mengidentifikasi variabel proses perakitan.
2. Menemukan alternatif rancangan usulan untuk memperbaiki produk.
3. Memperbaiki urutan proses perakitan untuk menemukan proses yang optimal
dari desain yang telah dibuat.
4. Merancang produk yang lepas dari komponen yang tidak diperlukan atau tidak
meningkatkan nilai melalui perbaikan proses yang telah dilakukan.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang hendak dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat bagi mahasiswa
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang
diperoleh selama kuliah di lapangan kerja dan menambah keterampilan dalam
menganalisis dan memecahkan masalah khususnya dalam hal perancangan
2. Manfaat bagi perusahaan
Saran bagi perusahaan untuk menghasilkan produk yang efisien dan efektif
dari segi waktu perakitan maupun biaya yang digunakan.
3. Bagi Departemen Teknik Industri USU
Mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen
Teknik Industri USU.
1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian dilakukan selama Bulan Juli hingga Agustus 2013 pada PT. Ivana
Mery Lestari Matras
2. Identifikasi masalah hanya pada produk spring bed 6 kaki dengan menggunakan metode Quality Function Deployment.
3. Identifikasi masalah adalah pada proses perakitan.
4. Pembahasan biaya (cost) yang dilakukan hanya pada biaya assembly.
5. Pembahasan biaya hanya pada penggunaan bahan dan material dengan
menggunakan metode Value Engineering
6. Pembahasan rekayasa (engineering) yang dilakukan hanya pada proses perancangan produk spring bed 6 kaki dengan menggunakan metode DFMA 7. Waktu perakitan yang digunakan adalah waktu standar yang dihitung
Asumsi dalam penelitian yang dilakukan adalah :
1. Produk spring bed 6 kaki dengan berada dalam keadaan baik dan tetap diminati pasar.
2. Semua fasilitas yang digunakan pada proses produksi berada dalam kondisi
tidak rusak dan bekerja normal.
3. Operator berpengalaman dalam pekerjaannya.
4. Perbaikan rancangan spring bed dapat digunakan dan berfungsi dengan baik.
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini sebagai
berikut :
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari penelitian dilakukan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan
sistematika penulisan tugas sarjana.
Bab II Gambaran umum perusahaan, menguraikan tentang PT Ivana Mery
Lestari Matras, ruang lingkup bidang usaha, lokasi perusahaan, daerah pemasaran,
organisasi dan manajemen, proses produksi produk spring bed, serta mesin dan
peralatan yang digunakan dalam proses produksi, utility, safety and fire protection,
dan limbah.
Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai perancangan produk, konsep
penyebaran kuesioner, uji keseragaman dan kecukupan data, validitas data,
reliabilitas data dan assembly process chart.
Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan
dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian,
jenis penelitian, objek penelitian, kerangka konseptual, defenisi operasional,
identifikasi variabel penelitian, instrumen pengumpulan, populasi, teknik
sampling, sumber data, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian, pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan
saran.
Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi perhitungan waktu
standar perakitan produk spring bed, pengujian kecukupan dan keseragaman data,
pengumpulan data-data kuesioner, yang kemudian dilakukan pengolahan data
yaitu validitas dan reliabilitas data, membangun quality function deploymet
(QFD), merancang solusi terbaik atas permasalahan yang ditemukan dengan
Value engineering, perancangan produk dengan design for manufacture and assembly (DFMA), dan perbaikan urutan pengerjaan produk dengan assembly process chart.
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis pengolahan
Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari
rancangan produk baru, variabel proses perakitan dari QFD, solusi dari metode