commit to user
i
POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT MISKIN
(Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Masyarakat Miskin yang Tinggal di Pinggir Rel Kereta Api dan di Sekitar Tempat Pembuangan Sampah dalam Hal
Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi di Kelurahan Kalianyar Jakarta Barat)
Oleh:
Nikky Fardhani
D 0206123
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Hari :
Tanggal :
Pembimbing,
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Hari :
Tanggal :
Panitia Penguji :
1 Ketua Panitia Dra. Hj. Sofiah, M.Si
NIP. 19530726 197903 2 001 2 Sekretaris Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si
NIP. 19690207 199512 2 001
3 Anggota Dr. H. Sutopo, MS
NIP. 19570505 198303 1 004
Mengetahui,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Dekan
commit to user
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:
POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT MISKIN
(Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Masyarakat Miskin yang tinggal dipinggir rel kereta api dan disekitar Tempat Pembuangan Sampah dalam hal meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi di Kelurahan Kalianyar Jakarta Barat)
Adalah karya asli saya dan bukan plagiat baik secara utuh atau sebagian serta belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di institusi lain. Apabila ada footnote atau kutipan dari buku atau pendapat lain, sudah dikutip menurut tata cara penulisan ilmiah. Saya bersedia menerima akibat dari dicabutnya gelar sarjana apabila ternyata di kemudian hari terdapat bukti-bukti yang kuat, bahwa karya saya tersebut ternyata bukan karya saya yang asli atau sebenarnya.
Surakarta, 25 September 2011
commit to user
v
MOTTO
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,Maka apabila engkau
telah selesai (dari sesuatu urusan),tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain)”
(QS. Al-Insyirah: 6 – 7)
***
Hidup adalah Perjalanan dan Pelajaran bagi setiap manusia Maka, bersyukurlah akan setiap nikmatNYA, dalam hidupmu.
-Fardhani-
***
“I think, Experience is a Very Precious Lesson!”
-Fardhani-
***
“Kesabaranmu adalah tanda keikhlasan... Maka, terapkanlah di kehidupan kita dalam hal apapun.”
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk:
Allah SWT, pemberi segalanya dalam kehidupanku
Bapak dan Mamah, this is my little present
Kota Solo, kota yang telah banyak memberi pengalaman, pendidikan, juga
cinta dalam hidupku
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melmpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, karena hanya atas kehendak-Nya, skripsi
dengan judul Pola Komunikasi Masyarakat Miskin (Studi Deskriptif Kualitatif
Pola Komunikasi Masyarakat Miskin yang tinggal dipinggir rel kereta api dan
disekitar Tempat Pembuangan Sampah dalam hal meningkatkan Kesejahteraan
Ekonomi di Kelurahan Kalianyar Jakarta Barat)dapat diselesaikan dengan baik.
Penelitian untuk skripsi ini bermula dari ketertarikan penulis untuk
mengetahui lebih banyak mengenai pola komunikasi masyarakat miskin yang
tinggal dipinggir rel kereta api dengan masyarakat miskin yang tinggal disekitar
TPS. Permasalahan dilihat dari karakteristik kedua masyarakat tersebut dilihat
dari berbagai aspek. Mulai dari status sosial, pekerjaan, asal daerah dan
sebagainya. Kemudian tentunya masalah yang juga disoroti adalah mengenai pola
komunikasi yang terjadi pada kedua masyarakat tersebut. Dilihat dari komunikasi
yang dilakukan secara interpersonal, kelompok dan juga media eksposure.
Kecenderungan dari kedua masyarakat tersebut dalam menggunakan dan memilih
media massa sebagai sarana informasi dan media komunikasi.
Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh sebab itu pada kesempatan kali ini penulis hendak menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Drs. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
commit to user
viii
2. Dra. Prahastiwi Utari, Msi Ph. D selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
FISIP UNS.
3. Drs. H. Sutopo, MS selaku Dosen Pembimbing skripsi, yang telah bersedia
memberikan ilmu, arahan, dan masukan pada pembuatan sekripsi saya.
4. Semua staf pengajar dan karyawan di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS.
Terima kasih telah memberikan ilmu, semoga semua ilmu yang diberikan
dapat bermanfaat untuk hal yang positif. Terima kasih atas segala bantuannya.
5. Untuk Bapak Lurah beserta Wakil Lurah kelurahan Kalianyar Jakarta Barat,
staf, karyawan dan warga Kelurahan Kalianyar Jakarta Barat, terima kasih
untuk kesediaan waktu, tempat dan bantuannya untuk penelitian ini.
6. Untuk kedua Orang Tua saya Tercinta, Bapak dan Mamah terima kasih atas
doa yang tulus, dukungan, dan motivasinya selama ini, semoga doa kalian
selalui menyertai langkah hidupku. Echa, kudhot thank’s for being my sist n
bro take care and all my big family thank you very much.
7. Untuk best friend’s Kost : Tiwuk, pit, mpuz, Tedybear, Niar, Vina, Bu Dok,
Na2, Gen2 dan semua teman-teman se-kost matur nuwun sanget atas kehangatannya selama 4 tahun lebih, menjadi keluarga kecilku selama di Solo.
8. Untuk best friend’s kampus : Rhe2, Bue, Too, Riska, Hasan-05 keep best
friend bro! Indah Lho lee, Mel, and all you guys thank you so much and keep
commit to user
ix
9. Special buat mas JeLek, thank’s full for spending time with me anytime,
everytime...this is more than words. And everyting’s about, is precious!
10.Untuk semua anak ‘Markas’ dari A-Z tanpa terkecuali matur nuwun mas-mas
sekalian. Temen-temen FIESTA-FM Family-keep stay Tune! Teman-teman FFC big Family salam cekikrek! Dan kepada Seluruh teman-teman seperjuangan Komunikasi 2006 juga tanpa terkecuali, kalian tak akan
terlupakan teman-temanku, selamat berjuang untuk selanjutnya!!
Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Untuk
itu, kritik dan saran selalu diharapkan untuk perbaikan ke depan. Semoga karya
sederhana ini bermanfaat bagi banyak pihak.
Surakarta, 25 September 2011
commit to user
x
ABSTRAK
Nikky Fardhani. D 0206123. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS Jurusan Ilmu Komunikasi. POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT MISKIN (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Masyarakat Miskin yang tinggal dipinggir rel kereta api dan disekitar Tempat Pembuangan Sampah dalam hal meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi di Kelurahan Kalianyar Jakarta Barat), Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, September 2011.
Indonesia memiliki struktur masyarakat yang beraneka ragam. Kemajuan ekonomi memberikan dampak berbeda pada setiap tingkatan masyarakat. Mulai dari tingkat ekonomi tinggi hingga ke yang tingkat ekonomi rendah. Setiap orang ingin bekerja yang layak agar bisa mencukupi hidupnya dan tidak hidup dalam kemiskinan. Himpitan ekonomi menyebabkan masyarakat terus bersaing dalam mencari pendapatan untuk memperoleh kehidupan yang layak. Begitupula dengan pola komunikasi yang berbeda pada setiap masyarakat, baik antar individu maupun antar kelompok pada. Kehidupan disetiap masyarakat selalu disertai dengan berbagai karakteristik masyarakat yang hidup di dalamnya. Salah satunya adalah masyarakat miskin yang tinggal dipinggir rel kereta api dan masyarakat miskin yang tinggal disekitar TPS dalam hal meningkatkan kesejahteraan ekonomi, Kelurahan Kalianyar, Jakarta Barat. Penelitian ini meneliti tentang karakteristik, cara berkomunikasi antar individu dan kelompok, juga media exposure yang mereka gunakan.
Objek penelitian ini adalah Pola Komunikasi yang terjadi pada masyarakat miskin yang tinggal dipinggir rel kereta api dengan masyarakat miskin yang tinggal disekitar TPS, Kelurahan Kalianyar, Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tipe deskriptif kualitatif. Deskripsi dibuat secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan-hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan pola komunikasi pada masyarakat miskin yang tinggal di sekitar tempat pembuangan sampah dengan masyarakat yang tinggal dipinggir rel kereta api di Kelurahan Kalianyar Jakarta Barat.
commit to user
xi
mereka gunakan lebih cenderung pada media Televisi dan Handphone untuk berkomuniaksi dan mendapat informasi. Kedua masyarakat yang tinggal dipinggir rel kereta api dan disekitar TPS dikategorikan sebagai masyarakat miskin yang dipandang miskin materi, namun tidak berarti mereka miskin akan informasi. Meskipun memiliki cukup materi, namun mereka masih tetap bisa mendapatkan kebutuhan akan informasi dengan banyak cara, diantaranya adalah dengan bersosialisasi, berkomunikasi dan memiliki alat-lat komunikasi agar dapat mengakses informasi-informasi terbaru mengenai berbagai macam hal.
commit to user
xii
ABSTRACT
Nikky Fardhani. D 0206123. Faculty of Social and Political Sciences Department of Communication UNS. POOR COMMUNICATION PATTERNS (Descriptive Study of Communication Patterns of the Poor who live just off Railway and around polling stations on problem , Kalianyar Village, West Jakarta), Thesis, Department of Communication Studies, Faculty of Social and Political Sciences, University Eleven March, Surakarta, September 2011.
Indonesia has a diverse community structure. Economic progress gives a different impact on every level of society. Starting from a high economic level down to a low economic level. Everyone wants to work in order to meet a decent life and not live in poverty. Economic crush cause people to continue to compete in the search for revenue to obtain a decent life. Similarly with how to communicate in any society, both among individuals and between groups on. The life of every society is always accompanied by various characteristics of people living in it. One is the poor who live just off the rail and the poor who live around the polling station, Village Kalianyar, West Jakarta. This study examines the characteristics, how to communicate between individuals and groups, as well as media exposure that they use.
The object of this study is the pattern of communication that occurs in poor communities who live alongside a railway line with the poor who live around the polling station, Village Kalianyar, West Jakarta. This study used a qualitative descriptive type of research method. Descriptions are made in a systematic, factual and accurate information about facts, properties and relationships between the phenomena under investigation.
The purpose of this study was to determine the characteristics and patterns of communication on the poor who live around the garbage dump with the communities living alongside a railway line in the Village Kalianyar West Jakarta.
commit to user
xiii
they can still get the need for information in many ways, such as to socialize, communicate and have tool-lat communications in order to access the latest information about various things.
As for some suggestions for relevant agencies, to be able to overcome these problems. For example, government agencies or NGOs that are concerned about social issues.
commit to user
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN. ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... x
ABSTRAC ... xii
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR TABEL ... xix
DAFTAR ISTILAH... xxi
DAFTAR FOTO ... 206
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 8
1.2. Rumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
1.5. Kajian Teori ... 9
commit to user
xv
1.7. Kerangka Berfikir... 42
1.8. Definisi Konseptual... 43
1.9. Definisi Operasional ... 45
1.10.1. Metode Penelitian ... 52
1.10.1. Jenis Penelitian ... 52
1.10.2. Strategi Penelitian ... 53
1.10.3. Obyek dan Lokasi Penelitian ... 53
1.10.6. Teknik Pengambilan Data ... 55
1.10.7. Teknik Pengambilan Sample ... 58
1.10.8. Validitas Data ... 59
1.10.9. Studi Pustaka ... 62
1.10.10. Teknik Analisis Data ... 63
BAB II. DESKRIPSI LOKASI KELURAHAN KALIANYAR JAKARTA BARAT 2.1 Sejarah Kelurahan Kalianyar ... 65
2.2 Organisasi Kelurahan ... 68
2.3 Kondisi Fisik dan Geografi ... 72
2.4 Kondisi Demografi ... 77
2.5 Kondisi Ekonomi ... 84
2.6 Kehidupan Masyarakat yang tinggal Dipinggir Rel K.A ... 88
2.7 Kehidupan Masyarakat yang tinggal disekitar TPS ... 89
commit to user
xvi
BAB III. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
3.1 Data Responden ... 92
3.2 Karakteristik masyarakat Miskin ... 94
3.2.1 Karakteristik Masyarakat Miskin Menurut Usia ... 97
3.2.2 Karakteristik masyarakat Miskin Menurut Pekerjaan ... 99
3.2.3 Karakteristik Masyarakat Miskin Menurut Asal Daerah.. 103
3.2.4 Karakteristik masyarakat Miskin Menurut Agama ... 108
3.2.5 Karakteristik masyarakat Miskin Menurut Status Sosial . 110 3.3 Komunikasi Interpersonal Pada Masyarakat ... 113
3.3.1 Komunikasi interpersonal pada masyarakat yang tinggal dipinggir rel kereta api ... 113
3.3.2 Komunikasi interpersonal pada masyarakat yang tinggal disekitar TPS ... 121
3.4 Komunikasi Kelompok Pada Masyarakat Miskin ... 128
3.4.1 Komunikasi Kelompok Pada Masyarakat yang tinggal dipinggir rel kereta api ... 128
3.4.2 Komunikasi Kelompok Pada Masyarakat yang tinggal disekitar TPS ... 133
3.5 Komunikasi Massa (Media Eksposure) Pada Masyarakat Miskin ... 136
commit to user
xvii
3.5.1.1 Televisi ... 138
3.5.1.2 Radio ... 152
3.5.1.3 Surat Kabar ... 156
3.5.1.4 Handphone ... 161
3.5.2 Komunikasi Massa (Media Exsposure) Pada Masyarakat Miskin yang tinggal dipinggir rel kereta api dilihat dari jenis media massa yang digunakan ... 167
3.5.2.1 Televisi ... 167
3.5.2.2 Radio ... 175
3.5.2.3 Surat Kabar ... 177
3.5.2.4 Handphone ... 180
3.6 Analisis Konferhensif ...……... 183
3.7 Matrix Data... 185
BAB IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan ... 190
4.2 Saran ... 198
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Rumah Padat Penduduk di salah satu gang Kelurahan
Kalianyar ... 95
Gambar 3.2 Kegiatan Membersihkan Sampah ... 103
Gambar 3.3 Interaksi Sosial Pada Masyarakat Pinggir Rel Kereta Api ... 114
Gambar 3.4 Model Komunikasi Konvergensi ... 120
Gambar 3.5 Masyarakat yang tinggal disekitar TPS ... 122
commit to user
xix
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta ... 4
Tabel II.1 Rekapitulasi Luas Lingkungan RW Kelurahan Kalianyar ... 76
Tabel II.2 Jumlah Penduduk Kelurahan Kalianyar disetiap RW ... 76
Tabel II.3 Rekapitulasi Penduduk Datang, Lahir, Mati, di Bulan January 2011... 78
Tabel II.4 Data Mobilitas Penduduk Kelurahan Kalianyar... 79
Tabel II.5 Jumlah Penduduk Kelurahan Kalianyar Menurut Umur dan Jenis Kelemin... 81
Tabel II.6 Jumlah Penduduk Menurut Penduduk Menurut Peganut Agama Keluruhan Kalianyar... 82
Tebel II.7 Data Mata Pencaharian Pendudukan Kelurahan Kalianyar... 84
Tabel II.8 Data Sasaran KB Kelurahan Kalianyar... 86
Tabel II.9 Data Pelaksanaaan Kerja Bakti... 87
Tabel III.1 Data Responden... 93
Tabel III.2 Data Responden Menurut Usia dan Jenis Kelamin... 98
Tabel III.3 Jenis Pekerjaan Responden ... 99
Tabel III.4 Asal Daerah Responden ... 104
Tabel III.5 Data Agama Penduduk ... 108
commit to user
xx
Tabel III.7 Sifat Informasi Tercetak-Audio-Visual ... 153
Tabel III.8 Data Stasiun Televisi Favorit dan Acara Tv Favorit
commit to user
xxi
Daftar beberapa Istilah dan singkatan pada skripsi ini, adalah sebagai
berikut :
1. Etnis Thionghoa :
istilah dari orang-orang keturunan cina, yang mendiami beberapa tempat diwilayah-wilayah di indonesia
2. Feed Back :
Timbal balik dari apa yang sudah kita lakukan terhadap sesuatu hal
3. HD TV :
Singkatan dari High Devinition Television, yaitu resolusi tertinggi yang dihasilkan dari sebuah gambar video.
4. Melarat :
Suatu keadaan dimana seseorang sudah tidak lagi memiliki harta benda.
5. Membership :
Suatu istilah untuk kelompok keanggotaan pada suatu masyarakat 6. Miss Communication :
Dalam istilah ilmu komunikasi diartikan sebagai suatu kesalah pahaman dalam berkomunikasi.
7. Miss Interpretasi :
Dalam istilah ilmu komunikasi diartikan salah mengintepretasikan/menangkap sesuatu hal.
8. Miss Understanding :
Dalam istilah ilmu komunikasi diartikan sebagai keadaan dimana seseorang salah pengertian dalam berkomunikasi dengan orang lain.
9. Outsiders :
Istilah untuk sebutan orang asing, dalam masyarakat 10.Provety Lin :
Kelompok masyarakat berpenghasilan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada dibawah garis kemiskinan
11.Reference group :
Istilah untuk kelompok rujukan yang ada pada suatu lingkungan masyarakat.
12.Sosial Control :
Istilah untuk suatu sistem pengendalian sosial pada masyarakat
13.TPS : Tempat Pembuangan Sampah
14.UMR : Upah Minimun Regional
15.Kaum urban :
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dinegara kita tercinta Indonesia ini, memiliki struktur masyarakat yang
beraneka ragam. Mulai dari tingkat ekonomi tinggi hingga ke yang tingkat
ekonomi rendah. Setiap orang ingin bekerja yang layak agar bisa mencukupi
hidupnya dan tidak hidup dalam kemiskinan. Banyak pekerjaan yang dilakukan
oleh masyarakat Indonesia, seperti petani, neleyan, pengusahan, polisi, pebisnis,
manager, OB, Artis, dan sebaginya. Alur pekerjaan di Indonesia biasanya
mengikuti wilayah atau lingkungan yang mereka tempati. Misalnya saja di
daerah sepanjang pantai utara Jawa penduduk disana sebagian besar berprofesi
sebagai nelayan. Berbeda dengan di kota besar seperti Jakarta, yang kebenyakan
penduduknya berprofesi sebagai karyawan/pegawai di suatu perusahaan atau PT.
Himpitan ekonomi mendesak setiap orang untuk melakukan suatu atau mencari
pekerjaan agar bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Namun di dalam krisis ekonomi yang sedang dirasakan di hampir seluruh
penjuru dunia, Indonesia tetap berdiri sebagai negara berkembang yang tetap
memajukan sektor ekonominya. Kemajuan pesat dalam bidang ekonomi
memberikan dampak yang luar biasa disemua sektor kehidupan. Indonesia
merupakan salah satu negara berkembang dan sedang memajukan
commit to user
2
kemampuan dan mengharumkan bangsa dikancah Internasional dalam bidang
ekonomi. Dunia luar pun sudah tidak memangdang Indonesia sebelah mata.
Salah satu yang mengalami kemajuan pesat di Indonesia adalah
pembangunan. Pembangunan secara besar terjadi tentu saja di ibu kota negara.
Jakarta merupakan Ibu Kota negara Indonesia sekaligus kota besar yang sudah
dikenal saat ini dengan sebutan kota Metropolitan. Pembangunan secara pesat
dilakukan di Jakarta. Untuk menjadikan wujud kota ini terus lebih modern dan
tetap mengikuti trend, maka Jakrta terus dipoles untuk performa terbaiknya. Pembangunan dilakukan tak hanya oleh pihak negeri tapi juga oleh swasta.
Contohnya saja pembangunan apartement yang saat ini sedang marak di
berbagai wilayah di ibu kota, kemudian pembangunan gedung-gedung
bertingkat dengan biaya yang tinggi, hingga berjamurnya pembangunan mall yang hingga saat ini terus dilakukan.
Pesatnya pembangunan di Jakarta tentu saja tak selalu memberikan
dampak positif. Banyak pula dampak negatif yang ditumbuklan karena terus
menerus dilakukannya pembangunan. Misalnya tata ruang kota yang semakin
terlihat tidak teratur, hilangnya banyak lahan untu resapan air sehingga
meyebabkan banjir. Hal tersebut dikarenakan lahan untuk resapan air yang tidak
diperhatikan dalam pembangunan yang dilakukan.
Berdampak bagi masalah kepadatan penduduk dan kemiskinaan di
perkotaan. Banyak penduduk baik warga asli Jakarta maupun dari luar daerah,
datang berbondong-bondong untuk mencari peruntungan yang lebih di Ibu Kota.
commit to user
3
kehidupan mereka masing-masing. Masyarakat miskin, dengan keperluan
hidupnya sehari-hari namun dengan biaya seadanya. Sedangkan orang kaya,
terus menerus ingin memuaskan kebutuhannya yang semakin bertambah banyak.
Hal tersebut memicu kesenjangan sosial di dalam kehidupan bermasyarakat.
Potret itulah yang terjadi di kota besar seperti Jakarta. Jumlah populasi di
Jakarta mencapai 8.522.741 juta jiwa. Lonjakan jumlah penduduk di Jakarta
perlu diantisipasi dengan sejumlah strategi, antara lain penataan ulang
permukiman warga. Rumah horizontal terutama di daerah padat penduduk
sebaiknya ditata ulang menjadi permukiman vertikal yang lebih sehat bagi
penghuni dan lingkungan. Saat ini Jakarta dihuni oleh sekitar 9,5 juta penduduk,
dengan pertambahan penduduk 135.000 jiwa per tahun. Badan Pusat Statistik
(BPS) Jakarta memperkirakan jumlah penduduk tahun 2020 mencapai 11 juta
jiwa. Di beberapa wilayah, kepadatan penduduk sangat terasa. Di Kecamatan
Johar Baru, rata-rata 48.952 jiwa tinggal setiap satu kilometer persegi. Padahal,
kepadatan penduduk rata-rata di Jakarta adalah 14.476 jiwa per kilometer
persegi. Hal serupa terjadi di Kec8amatan Tambora yang dihuni rata-rata 43.789
jiwa tiap satu kilometer persegi1. Bisa kita lihat lagi jumlah yang detail yang
akan disajikan pada tabel di bawah ini.
1
commit to user
4
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta
Bulan : Juli 2010
Sumber : Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi
Tabel diatas menerangkan detail jumlah penduduk WNI di tiap-tiap
wilayah di Jakarta. Jumlahnya di setiap wilayah sampai ke puluhan ribu jiba
bahkan jutaan. Namun mirisnya tak terhitung pula jumlah masyarakat miskin
dan kaya di Jakarta. Sering orang berasumsi bahwa hidup di Jakarta, yang
miskin akan terus miskin dan yang kaya akan terus kaya. Ironis memenag
melihat ketidak seimbangan ini. Masyarakat miskin begitu mudahnya kita di
jumpai di ibu kota. Mereka ada yang tinggal dibantaran sungai, di tempat-tempat
umum, disekitar TPS (tempat pembuangan sampah), di tempat-tempat hiburan,
dan lain-lain.
Kelebihan Kota Jakarta dibandingkan dengan kota-kota lainnya di tanah
air telah menjadi daya tarik yang besar bagi penduduk yang berada diluar Kota
Wilayah WNI WNA TOTAL
LK PR Jumlah LK PR Jumlah
Jakarta Pusat 502.464 418.170 920.634 189 144 333 920.97
Jakarta Utara 776.656 645.203 1.421.859 296 240 509 1.422.368
Jakarta Barat 868.853 765.385 1.634.238 334 302 636 1.634.874
Jakarta Selatan 1.061.953 831.480 1.893.433 407 250 657 1.894.090
Jakarta Timur 1.428.590 1.202.013 2.630.603 124 109 233 2.630.836
Kep. Seribu 11.478 10.496 21.974 0 0 0 21.974
commit to user
5
Jakarta untuk datang dan menetap atapun hanya sekedar berkunjung. Hal
tersebut dipertegas oleh pendapat Soerdjono Soekamto dalam bukunya
mengatakan bahwa :
“penduduk desa kebayakan mempunyai suatu anggapan, bahwa dikota banyak pekerjaan serta banyak penghasilan pengahasilan (uang), oleh karena sirkulasi uang di kota jauh lebih cepat, lebih besar dan lebih banyak, maka secara relatif lebih mudah untuk mendapatkan uang daripada di desa”.
Himpitan ekonomi menyebabkan masyarakat terus bersaing dalam
mencari pendapatan untuk memperoleh kehidupan yang layak. Kehidupan
diberbagai negara dipeneuhi dengan berbagai macam karakteristik masyarakat
yang hidup di dalamnya. Salah satunya adalah masyarakat miskin yang tinggal
di sekitar TPS dengan masyarakat yang tinggal dipinggir rel kereta api. Ironis
memang namun inilah potret kehidupan yang terjadi. Keterbatasan ekonomi
membuat mereka hidup seadanya. Dengan latarbelakang orang asli atau warga
pendatang, menjadi satu dan tinggal menetap disuatu wilayah.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, dan tetap
membutuhkan bantuan orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia dalam
lingkup masyarakat tentunya sudah lazim menjalankan proses interaksi sosial.
Interaksi sosial lingkup kecil seperti tetangga, RT dan RW maupun dalam
lingkup bersar yaitu kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari interaksi soaial
yang terjadi, biasanya akan timbul masalah-masalah sosial dan pemecahannya di
masyarakat. Interaksi sosial akan menjadikan lingkungan yang selaras dan
commit to user
6
Permasalahan pada penelitian ini dilihat dari segi komunikasi. Di lokasi
peneilitian ini didalamnya terdapat jenis masyarakat yang beraneka ragam.
Penelitian ini akan meneliti masyarakat miskin yang tinggal di sekitar TPS
(tempat pembuangan sampah) dengan masyarakat yang tinggal dipinggir rel
kereta api. Letak geografis yang tepat ditengah kota, gambaran umum lokasi
yang kumuh, rumah berhimpitan, kehidupan yang seadanya serta pola
komunikasi yang berbeda menjadi hal yang menarik untuk diteliti. Sedikit
gambaran mengenai lokasi penelitian, lokasinya berada di wilayah Kelurahan
Kalianyar, Jakarta Barat. Luas wilayah Kelurahan Kalianyar berkisar 31,8 ha,
yang terdiri dari 101 RT dan 9 RW, penduduknya berjumlah + 24.511.
Masyarakat disini terdiri dari pribumi dan pendatang. Mata pencaharian mereka
bermacam-macam, ada yang bekerja sebagai buruh, pedagang, wiraswasta, dan
lain-lain. Keseharian mereka hidup secara sederhana namun tetap menjaga
keseimbangan satu dengan lainnya.
Perbedaan dari pola komunikasi yang terjadi diantara kedua masyarakat
yaitu masyarakat miskin yang tinggal di sekitar TPS (tempat pembuangan
sampah) dengan masyarakat yang tinggal dipinggir rel kereta api menjadi
menarik untuk diteliti. Interaksi sosial yang terjadi membuat individu maupun
kelompok satu sama lain memiliki kebiasaan tingkah laku dan perbedaan
berkomunikasi. Kecenderungan komunikasi masyarakat pinggir rel lebih kepada
komunikasi interpersonal. Sebagai contoh, rumah mereka yang
commit to user
7
masyarakat yang tinggal di sekitar TPS (tempat pembuanagn sampah) lebih pada
komunikasi kelompok.
Dari gambaran umun diatas mengenai keadaan kota yang diwarnai
dengan berbagai masalah di masyarakat, disisi lain peneliti melihat tentang
gambaran masyarakat pinggiran kota yang hidup kurang layak namun tetap
bertahan. Kelurahan Kalianyar merupakan salah satu potret kelurahan terpadat di
Jakarta. Adanya masyarakat yang tinggal di satu wilayah yang sama namun
berbeda tempat tinggal menjadi objek menarik untuk diteliti lebih dalam.
Lebih lanjutnya penelitian ini akan mengkaji pola komunikasi meliputi,
komunikasi interpersonal yakni bagaimana masyarakat tersebut melakukan
komunikasi sehari-hari baik secara verbal maupun non verbal. Kemudian dilihat
dari komunikais kelompok, bagaimana masyarakat tersebut menjalin
komunikasi dengan berbagai informasi yang masuk, namun tetap tersampaikan
dan tersalurkan pada kelompoknya. Dan yang terakhir adalah komunikasi massa
atau dengan istilah lain yaitu media exposure. Disini dilihat dari gambaran warga masyarakat pinggiran, bagaimana mereka mendapatkan informasi dengan
media-media yang ada, kemudian kecenderungan mereka dalam mendapatkan
informasi tersebut.
Penelitian ini menitik beratkan pada bagaimana pola komunikasi diantara
masyarakat miskin yang hidup di dua tempat yang berbeda dalam hal
meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Walaupun jika dilihat secara langsung,
tak jauh berbeda namun peneliti menemukan banyak hal-hal menarik di
commit to user
8
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, permasalahan
penelitian yang dapat dirumuskan, adalah :
1. Bagaimana karakteristik masyarakat miskin yang tinggal di sekitar TPS
(Tempat Pembuangan Sampah) dengan masyarakat yang tinggal
dipinggir rel kereta api di Kelurahan Kalianyar dalam hal meningkatkan
kesejahteraan ekonomi, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat ?
2. Bagaimana pola komunikasi antara masyarakat miskin yang tinggal
dipinggir rel kereta api dengan masyarakat miskin yang disekitar tempat
pembuangan sampah (TPS) Kelurahan Kalianyar dalam hal
meningkatkan kesejahteraan ekonomi, Kecamatan Tambora, Jakarta
Barat ?
1.3Tujuan Penalitian
1. Untuk mengetahui Pola Komunikasi yang terjalin pada masyarakat
miskin yang tinggal dipinggir rel kereta api dan disekitar TPS dalam hal
meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi di Kelurahan Kalianyar Jakarta
Barat.
2. Untuk mengetahui karakteristik masyarakat miskin yang tinggal
dipinggir rel kereta api dan disekitar TPS dalam hal meningkatkan
commit to user
9
1.4Manfaat Penelitian
1. Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan melengkapi kajian
mengenai pola komunikasi terkait dengan Pola Komunikasi Masyarakat
Miskin yang tinggal dipinggir rel kereta api dan disekitar Tempat
Pembuangan Sampah dalam hal meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi
di Kelurahan Kalianyar Jakarta Barat.
2. Praktis
Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi masyarakat bahwa pola
komunikasi yang berlangsung dan terkonsep dengan baik, dapat menjalin
satu komunikasi yang baik antar kelompok.
1.5Kajian Teori
1.5.1 Komunikasi
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa tidak bisa lepas dari
proses komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal, disadari
maupun tidak disadari. Komunikasi secara terminologis merujuk pada
adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada
orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat komunikasi adalah
manusia. Komunikasi merupakan suatu proses yang terus menerus
seperti sebuah lingkaran. Wiryanto2 mengatakan “sebagai suatu proses,
2
commit to user
10
komunikasi merupakan suatu bentuk kegiatan yang berkelanjutan tidak
mempunyai titik awal, dan titik akhir”. Hal ini juga menunjukan
komunikasi bersifat dinamis dan transaksional, dimana kemudian akan
terjadi perubahan dalam setiap diri peserta komunikasi tersebut. Karena
dalam proses komunikasi para peserta komunikasi saling
mempengaruhi, seberapa kecil pun pengaruh itu, baik lewat komunikasi
verbal, maupun lewat komunikasi nonverbal.3
Dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna manusia
sebagai makhluk sosial bila dibandingkan makhluk lainnya, merupakan
makhluk multidimensional. Karenanya manusia memiliki akal pikiran
dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Sebagai
makhluk sosial, manusia tidak mampu hidup berdiri sendiri di dunia ini,
baik dalam konteks fisik maupun dalam konteks sosial budaya.
Terutama dalam hal konteks sosial budaya, manusia membutuhkan
manusia lain untuk saling berkolaborasi dalam pemenuhan
fungsi-fungsi sosial satu dengan lainnya. Kolaborasi hanya dapat diwujudkan
dalam interaksi sosial. Komunikasi, selanjutnya yang menjadi unsur
penting dalam berinteraksi sosial.
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengiasyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun
konsep diri kita, aktualisasi-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan,
3
commit to user
11
antara lain komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk
hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama
dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan
tinggi, RT, RW, desa, kota, dan negara secara keseluruhan) untuk
mencapai tujuan bersama.
Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi
terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk
membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita dan untuk
mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku
seperti yang kita inginkan4. Secara tidak langsung berarti manusia harus
memiliki komunikasi yang baik dengan lawan bicaranya untuk
membangun interaksi sosial di masyarakat. Ketika berkomunikasi kita
pasti memiliki persepsi tertentu pada pendengar begitu pula sebaliknya.
Namun sering pula tedapat kekeliuran yang terjadi dalam
berkomunikasi. Kekeliruan yang sering terjadi dalam berkomuniksi
adalah ketika seseorang menyampaikan pesan atau informasi dengan
ukurannya sendiri. Ini harus dihindari karena komunikasi senantiasa
melibatkan orang lain.
Pada dasarnya komunikasi memiliki banyak pengertian.
Komunikasi menurut Berelson dan Steiner (1984) ialah penyampaian
informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya, melalui simbol
4Ibid
commit to user
12
kata, gambar, angka, grafik, dan lain- lain5. Sedangkan, Harold
Lasswell dalam karyanya The Structure and Function of Communication in Society, seperti bahwa komunikasi meliputi lima
unsure yakni : sumber/komunikator (communicator, source, sender),
pesan (message), media (channel, media), penerima (reciver,
communicate, decoder, listener), efek (effect, impact, influence).6
Source / sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sebelum mengoperasikan ide-idenya
maka terlebih dahulu sumber mengubah pesan yang akan disampaikan
kedalam simbol-simbol. Kemudian simbol-simbol inilah yang akan
disampaikan kepada penerima. Pesan / massage yang diterima tersebut
kemudian di decod dahulu, yang berarti mengubah simbol-simbol
bahasa tadi kedalam makna pesan atau pernyataan pesan. Sehingga
terjadi suatu kesamaan pendapat atas pesan yang dikirim sumber dan
pada akhirnya tujuan yang diharapkan oleh sumber pesan dapat
tercapai.
Suatu pemaknaan yang mengisi komunikasi sebagai alat
penyampaian maksud, menitikberatkan pada identitas diri dan
pemahaman masing-masing individu. Begitu pula yang terjadi pada
komunikasi di masyarakat miskin yang tinggal di sekitar TPS dengan
masyarakat yang tinggal dipinggir rel kereta api. Pola komunikasi yang
mereka jalankan tak jauh berbeda dengan masyarakat pada umumnya.
5
BM, Mursito, op.cit., hal. 6
6
commit to user
13
Namun saluran yang mereka terima itu berbeda. Jadi, berdasarkan
paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu7.
Komunikasi terdiri dari beberapa jenis. Dibawah ini adalah
beberapa jenis komunikasi8, antara lain:
1. Komunikasi Intrapersonal
Proses komunikasi intrapersonal terjadi apabila individu menerima
rangsangan dari luar pusat saraf, dan selanjutnya pusat saraf akan
memberi reaksi yaitu proses berpikir, berdoa, bermeditasi, melamun
dan sebagainya.
2. Komunikasi Interpersonal ( komunikasi tatap muka)
Proses komunikasi interpersonal merupakan model dasar proses
komunikasi antar manusia. Dalam komunikasi interpersonal dapat
dirasakan bahwa proses komunikasi adalah proses yang dinamis
dalam tukar informasi antara dua individu.
3. Komunikasi kelompok
Ialah proses komunikasi antara seseorang dengan kelompoknya.
Jenis komunikasi ini bisa berlangsung antara satu orang
kelompoknya, satu orang dan kelompok, atau atar kelompok dengan
individu.
7
Onong Uchjana Effendy. 1990. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.. PT Remaja Rosdakarya. Bandung, hal.10
8
commit to user
14
Adapun tujuan dari komunikasi itu sendiri adalah membangun
dan menciptakan pemahaman atau pengertian bersama. Saling
memahami atau mengerti bukan berarti harus menyetujui tetapi
mungkin dengan komunikasi akan terjadi suatu perubahan sikap,
pendapat perilaku ataupun perubahan secara sosial. Perubahan yang
akan terjadi adalah sebagai berikut9 :
1. Perubahan Sikap (attiude change)
Seorang komunikasi setelah menerima pesan kemudian
sikapnya berubah, baik positif maupun negatif. Dalam berbagai
situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan
berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai dengan keinginan
kita.
2. Perubahan pendapat (opinion change)
Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman.
Pemahaman mamahami pesan secara cermat sebagaimana yang
dimaksudkan oleh komunikator. Setelah memehami apa yang
dimaksudkan oleh komunikator maka akan tercipta pendapat
yang berbeda-beda bagi komunikan.
3. Perubahan perilaku (behavior change)
Komunikasi juga bertujuan untuk mengubah perilaku maupun
tindakan seseorang.
9
commit to user
15
4. Perubahan sosial (sosial change)
Membangun dan memelihara ikatan hubungan denga
orang lain sehingga menjadikan hubungan yang makin membaik.
Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja
meningkatkan kadar hubungan interpersoanal.
Begitu juga yang terjadi pada pola komunikasi pada masyarakat
miskin yang tinggal di sekitar TPS dengan masyarakat yang tinggal
dipinggir rel kereta api. Mereka pun mengalami masalah sosial,
perubahan perilaku, sikap, juga dalam menyampaikan pendapat. Dalam
penelitian ini akan digambarkan oleh peneliti bagaimana perubahan
tersebut terjadi dalam masyarakat miskin yang tinggal di sekitar TPS
dengan masyarakat yang tinggal dipinggir rel kereta api.
Kecenderungan komunikasi apa yang lebih dominan dan perubahan
sosial seperti apa yang akan terjadi dalam kedua masyarakat tersebut
dalam berkomuniksi.
1.5.2 Pola Komunikasi
Dalam proses komunikasi masing-masing individu memiliki
karakteristik yang berbeda. Abd. Syukur Ibrahim dalam bukunya
menjelaskan bahwa bahasa menciptakan batasan, menyatukan para
penuturnya sebagai anggota masyarakat tutur dan mengesampingkan
commit to user
16
bahasa, menurut Syukur Ibrahim10 memberikan dimensi primer untuk
mengkarakteristikan dan mengorganisasikan proses komunikatif dan
produk dalam masyarakat. Karakteristik tersebut akhirnya
memunculkan suatu pola komunikasi yang berbeda antara masyarakat
sosial satu dengan lainnya.
Pola adalah model, system, cara kerja (Kamus Besar Bahasa
Indonesia). Jika dikaitkan dengan komunikasi maka pengertiannya
merupakan penyampaian informasi yang dilakukan oleh seseorang
dengan memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud
pembicaraan, gerak, sikap, bahas tubuh), perasaan-perasaan tentang apa
yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Pola komunikasi dapat
juga dipandang sebagai bentuk (cara-cara) yang dipakai untuk
berkomunikasi.
Pemolaan (patterning) terjadi pada semua tingkat komunikasi : masyarakat, kelompok, dan individu.11 Pada tingkat masyarakat,
komunikasi biasanya berpola dalam bentuk-bentuk fungsi, kategori
ujaran (categories of talk), dan sikap konsepsi tentang bahasa dan
penutur. Komunikasi juga berpola menurut peran tertentu dan
kelompok tertentu dalam suatu masyarakat, tingkat pendidikan, wilayah
geografis dan ciri-ciri organisasi sosial yang lain. Kemudian
komunikasi juga berpola pada tingkat individu, pada tingkat ekspresi
dan interpretasi kepribadian. Komunikasi yang terjadi pada tingkat
10
Abd. Syukur Ibrahim, 1994. Panduan Penelitian Etnografi Komunikasi.Surabaya: Usaha Nasional, Hal. 12-13
11Ibid
commit to user
17
kelopok juga melibatkan komunikasi antar pribadi. Karena itu
kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi
komunikasi kelompok.
Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara komunikator
dengan seorang komunikan. Joseph A. Devito12 dalam bukunya “The
Interpersonal Communication Book” (Devito, 1989:4) mendefinisikan
komunikasi antarpribadi sebagai :
“The proces of sending and receiving message between two person or among a small group of persons,with some effect and some immadiate feedback”
(proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antar dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika).
Charles Cooley memberikan definisi komunikasi sebagai
mekanisme dimana hubungan manusia tercipta dan berkembang.
Definisi ini lebih menekankan hubungan antara manusia dan betapa
penting peran komunikasi dalam hubungan manusia.
Komunikasi termasuk dalam interaksi sosial manusia. Setiap
manusia pada hakekatnya memerlukan komunikasi. Hal ini dikarenakan
manusia memiliki sifat untuk saling berhubungan dengan orang lain.
Pada teori interaksional simbolik, proses komunikatif dipengaruhi akan
ketergantungan yang besar pada konsep-konsep internal, seperti
“empati”, “identifikasi”, dan “pengertian”, yang artinya tergantung pada
faktor-faktor yang berada dalam individu, Fishier Aubrey (1986: 358).
12
commit to user
18
Konsep pemaknaan dengan prinsip holistik menempatkan
komunikasi sebagai suatu proses menuju kondisi-kondisi interaksional
yang bersifat kovergensi untuk mencapai pengertian yang sama (mutual
understanding) diantara para partisipasi komunikasi. Informasi dan pengertian bersama menjadi konsep kunci dalam pandangan
konvergensif terhadap komunikasi.
Abraham Maslow menyebutkan bahwa manusia memiliki 5
kebutuhan dasar yaitu : kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan
sosial, penghargaan diri, dan akulturasi diri.13 Kebutuhan yang lebih
dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi diupayakan.
Manusia mungkin sudah mampu memenuhi kebutuhan fisiologis dan
keamanan untuk bertahan hidup. Lalu memenuhi kebutuhan sosial,
penghargaan diri, dan akulturasi diri. Kebutuhan ketiga dan keempat
khususnya meliputi keinginan untuk memperoleh rasa aman lewat rasa
memiliki dan dimiliki, pergaulan, rasa diterima, memberi dan menerima
persahabatan.
Oleh karena itu diantara orang-orang yang terlibat dalam
komunikasi harus ada kesamaan arti, jika tidak komunikasi akan
tampak semakin rumit. Rumitnya jaringan dan ketidaksingkronan
jalur-jalur komunikasi dapat menyebabkan sering timbulnya “salah
komunikasi” (miss communication) dan menyababkan salah pengertian
(miss understanding) kemudian menjadi salah interpretasi (miss
13
commit to user
19
interpretation). Karena itu perlunya memiliki pegangan apa yang
menjadi dasar dari suatu proses komunikasi.
Bila dikaitkan dengan penelitian ini adalah bagaimana pola
komunikasi yang terjadi pada masyarakat miskin yang hidup di dalam
suatu wilayah yang sama namun berbeda kebiasaan dan tempat tempat.
Maksud dari perbedaan tempat disini adalah melihat pola komunikasi
yang terjadi antara masyarakat miskin yang tinggal di sekitar TPS
dengan masyarakat yang tinggal dipinggir rel kereta api. Tentunya
banyak hal menarik yang dapat diteliti dalam kasus ini. Dari mulai
bagaimana mereka hidup sehari-hari dengan kelompoknya ataupun
individu, bagaimana mereka mendapatkan informasi, menyelasaikan
konflik, bagaimana mereka mempertahankan diri ditengah himpitan
ekonomi dengan kondisi ruang dan lingkungan yang seadanya. Hal
tersebut sangat menarik untuk diteliti karena pola komunikasi dan pola
hidup orang berbeda-beda. Terlebih lagi kebiasaan-kebiasaan yang
meraka jalankan setiap harinya demi untuk bertahan hiudup.
Pencapaian makna komunikasi dan penyampaian pesan dengan
benar merupakan faktor penting. Bagaimana proses penyampaian pesan
satu sama lain dalam komunikasi personal maupun kelompok.
Karakteristik dari warga setempat yang umumnya adalah warga miskin
yang kurang mampu, tempat tinggal seadanya, kumuh,
berhimpit-himpitan. Maka dibutuhkan kerja keras yang ekstra maupun dari aparat
commit to user
20
mereka pun berbeda dengan orang-orang yang tinggal diperumahan
pada umumnya.
Dalam pencapaian makna dari suatu komunikasi, dalam teori
interaksionalisme simbolik, dikemukakan oleh Bumer (1962: 2), bahwa
ada tiga buah “premis sederhana” yang menjadi dasar : Pertama, “manusia bertindak terhadap hal atas dasar makna yang dimiliki oleh
hal-hal tersebut”. Kedua, makna itu berkaitan langsung dengan
“interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan teman-temannya”.
Dan ketiga, makna itu diciptakan, dipertahankan oleh orang tersebut
dalam berhubung dengan hal-hal yang ia hadapi”, Fishier Aubrey
(1978).
Dalam keseluruhan, manusia juga mengguna komunikasi dalam
mengisi waktu senggangnya, bekerja maupun bersantai. Tidak
mengherankan bahwa karena manusia selalu berkomunikasi dan
mengalami komunikasi, ia selalu berada dalam hubungan dengan
lingkungannya, lingkungan yang mana sekaligus menjelaskan padanya
hak dan kewajiban serta batas-batas kebebasannya.
1.5.3 Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok merupakan proses komunikasi antara
commit to user
21
antara satu orang dan kelompok, antar kelompok, atau kelompok
dengan individu14.
Dalam proses komunikasi masing-masing individu, tempat,
lingkungan, memiliki gaya yang berbeda, satu dengan lainnya tidak
sama. Oleh karena itu, komunikasi yang baik diperlukan dalam hidup
bermasyarakat dan berkelompok. Jika antara komunikator dan
komunikan terdapat persamaan dalam penegrtian, sikap, dan bahasa,
komunikasi antara mereka akan lebih efektif. Kesamaan antara
komunikator dan komunikan itu menimbulkan kemungkinan bagi
mereka untuk berkomunikasi.
Implisit dalam fungsi komunikasi sosial ini adalah fungsi
komunikasi kultural. Ada hubungannya dengan komunikasi kultural
karena komunikasi juga merupakan mekanisme untuk
mensosialisasikan norma-norma budaya masyarakat, baik secara
horisontal, dari suatu masyarakat kepada masyarakat lainnya, ataupun
secara vertikal dari suatu generasi kegenerasi berikutnya.
1.5.3.1 Klasifikasi kelompok
Klasifikasi kelompok menurut para ahli psikologi15
diantaranya :
14
Wahyudi, JB. 1992. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak. Gramedia Pustaka, Jakarta, hal. 4-8
15
commit to user
22
a. Kelompok Primer
Walaupun kita menjadi anggota banyak kelompok, kita
terikat secara emosional pada beberapa kelompok saja.
Hubungan kita dengan teman dekat, kerabat, tetangga-tetangga
yang dekat, terasa lebih akrab, lebih personal, lebih menyentuh
hati kita. Kelompok seperti ini disebut oleh Charles Horton
Cooley (1909) sebagai kelompok primer. Pada kelompok
primer kita ungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi dengan
menggunakan berbagai lambang verbal maupun non verbal.
Dalam kelompok primer yang penting buat kita ialah siapa dia,
bukan apakah dia. Dalam kelompok ini mengkomunikasikan seluruh pribadi kita.
b. Kelompok Sekunder
Kelompok Sekunder secara sederhana adalah lawan dari
kelompok primer. Hubungan kita dengannya tidak akrab, tidak
personal, dan tidak menyentuh hati kita. Yang termasuk
kedalam kelompok sekunder adalah organisasi massa, fakultas,
serikat buruh dan sebagainya. Komunikasi bersifat dangkal
(hanya menembus bagian luar dari kepribadian kita) dan
terbatas (hanya berkenaan dengan hal-hal dari kepribadian
kita). Dalam kelompok ini, komunikasi lebih menekankan
commit to user
23
untuk memelihara hubungan baik dan isi komunikasi bukan
merupakan hal yang sangat penting.
c. Ingroup dan Outgroup
Ingroup adalah kelompok-kita dan Outgroup adalah kelompok-mereka. Ingroup dapat berupa kelompok primer maupun sekunder. Keluarga kita adalah ingroup yang
kelompok primer. Untuk membedakan ingroup dan outgroup
kita membuat batas (boundaries), yang menentukan siapa
masuk orang dalam dan siapa orang luar. Batas-batas ini
berupa lokasi geografis, suku bangsa, ideologi, pekerjaan,
bahasa, status sosial dan kekerabatan.
d. Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan
Theodor Newcomb pada tahun 1930-an melahirkan istilah
kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok
rujukan (reference group). Kelompok rujukan sebagai
kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standar) untuk
menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Dalam
kelompok ini ada yang bersifat positif dan negatif. Kemudian
kelompok yang terikat dengan kita secara nominal adalah
kelompok rujukan kita. Sedangkan yang memberikan kepada
commit to user
24
e. Kelompok Deskriptif dan Kelompok Prespektif
John F. Cragan dan David W. Wright (1980:45) dari
Illinois State University, membagi kelompok pada dua
kategori, deskriptif dan prespektif. Kategori deskriptif
menunjukan klasifikasi kelompok dengan melihat proses
pembuntukannya secara alamiah. Sedangkan pada kelompok
perspektif adanya pengaruh kelompok pada ingkungan
komunikasi. Perubahan perilaku individu terjadi karena
pengaruh soaisl (sosial influence).
Ada 3 macam pengaruh kelompok pada perilaku
komunikasi16, yaitu :
Pertama Konformitas, pada pengaruh ini bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada
kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan
hal yang sama. Faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas
adalah faktor situasional dan faktor personal, contohnya, situasi,
konteks situasi, cara menyampaikan penilaian, karakteristik
sumber pengaruh, ukuran kelompok, dan tingkat kesepakatan
kelompok.
Kedua, Fasilitas Sosial,Robert Razonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiranorang lain dianggap menimbulkan efek
16
commit to user
25
pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada
berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang
menggairahkan kita.
Ketiga, Polaritas, adalah kecenderungan ke arah posisi yang eksterem. Ada anggapan kuat bahwa kelompok, individu menjadi
kurang berani, kurang kreatif, dan kurang inovatif. Kelompok
cenderrung untuk menghindari resiko. Namun polarisasi
terkadang menyebabkan beberapa implikasi negatif. Pertama kecenderungan ke arah ekstremisme menyebabkan peserta
komunikasi menjadi lebih jauh dari dunia nyata. Dan karena itu
makin besar untuk mereka berbuat kesalahan. Yang Kedua polarisasi akan mendorong ektremisme dalam kelompok gerakan
sosial atau politik. Kelompok seperti ini biasanya menarik
anggota-anggota yang memiliki pandangan yang sama.
1.5.4 Komunikasi Massa dan Media Exposure
Selain komunikasi intrapersonal dan komunikasi kelompok,
jenis lain dari komunikasi adalah komunikasi massa. Pengertian
komunikasi massa menurut Defleur dan Dennis McQuail (1985) adalah
suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan
media untuk menyebarkan pesan- pesan secara luas, dan secara
commit to user
26
mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan
melalui beberapa cara17.
Komunikasi massa menurut Mursito BM dalam bukunya
“Memahami Institusi Media”, menjelaskan bahwa kata “komunikasi
massa” diadopsi dari istilah bahasa inggris “mass communication” atau komunikasi media massa (mass media communication), yang berarti
komunikasi dengan menggunakan media massa atau “mass mediated”,
komunikator tak dapat bertatap langsung dengan khalayak. Misalnya,
penyiar radio atau televisi yang sedang siaran, tidak dapat menatap
audiens dalam perbincangannya, sedangkan istilah “mass media” atau “media massa” adalah dari “media of mass communication” – media
yang digunakan dalam komunikasi massa. Istilah lain yang paling
banyak digunakan adalah pers.18
Media massa terdiri dari media cetak dan media elektronik.
Perkembangan media cetak ditandai dengan munculnya media cetak
jarak jauh, sedangkan media elektronik antara lain ditandai dengan
adanya produksi high definition television video yang mampu
menyuguhkan gambar-gambar yang sangat tajam sesuai dengan aslinya.
Di samping itu, revolusi layar monitor telah melahirkan televisi
berlayar datar, tipis dan dapat dipampang di dinding.
17
Riswandi, Ilmu Komunikasi, Graha Ilmu, Jakarta, 2008, hal. 109
18
commit to user
27
Salah satu karakteristik yang bisa menjelaskan tentang
komunikasi massa adalah sumber, bentuk pesan dan hubungan antara si
pengirim pesan (komunikator) dan penerima pesan (komunikan).
Sedangkan menurut Kurt Lang dan Gladis Engel Lang :
“Mass communication” came to denote characteristi that today most everyone takes for granted. When people speak of the media, they usually have in mind corporate bodies or government agencies whose access to modern technology enables them to disseminate the same uniform content to a geographically dispersed multitude.
(“Komunikasi massa” datang untuk menunjukkan karakteristik bahwa sebagian besar orang saat ini menerima untuk di beri. Ketika orang berbicara tentang media, mereka biasanya ada dalam pikiran badan usaha atau lembaga pemerintah yang mudah memasuki teknologi modern yang memungkinkan mereka untuk menyebarkan isi seragam yang sama ke sejumlah besar orang yang tersebar secara geografis).19
Menurut Bittner (1980), komunikasi massa adalah pesan-pesan
yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar
orang20. Adapun karakteristik komunikasi massa ialah21:
a) Komunikator terlembagakan artinya sebelum pesan itu
akan disampaikan melalui media maka terdapat proses
dimana dapat beberapa orang yang terlibat dalam proses
komunikasi massa tersebut dan beberapa macam
peralatan yang digunakan serta berapa banyak biaya
yang digunakan.
19
Lang, Kurt. And Engel Lang, Gladis, Mass Society, Mass Culture, and Mass Communication: The Meaning Of Mass, Int Journal of Communication. Hal. 3, 2009
20
Ibid,. Hal. 3
21
commit to user
28
b) Komunikasi melalui media massa pada dasarnya
ditujukan kepada khalayak yang luas, heterogen,
anonym, tersebar, dan tidak mengenal batas geografis
dan cultural.
c) Bentuk kegiatan melalui media massa bersifat umum,
dalam arti perorangan atau pribadi.
d) Pola penyampaian pesan media massa berjalan secara
cepat dan mampu menjangkau khalayak luas, bahkan
mungkin tidak terbatas baik secara geografis dan
cultural.
e) Penyampaian pesan melalui media massa cenderung
berjalan satu arah. Umpan balik atau feed back dari
khalayak berlangsung secara tertunda atau delayed
feedback. Kegiatan komunikasi melalui media massa
dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terorganisir.
f) Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan
secara berkala.
g) Isi pesan yang disampaikan melalui media massa
mencakup berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi,
politik, social budaya, dan keamanan, baik yang bersifat
informative, edukatif, maupun hiburan.
h) Media massa mengutamakan unsur isi daripada
commit to user
29
i) Media massa menimbulkan keserempakan.
j) Kemampuan respon alat indera terbatas.
Menurut Dennis McQuail dalam bukunya mengungkapkan, ada
5 fungsi utama dari media massa dalam masyarakat, yaitu22 :
1. Informasi
a) Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam
masyarakat
b) Menunjukkan hubungan kekuasaan.
c) Memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan.
2. Korelasi
a) Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dari
informasi.
b) Meminjam otoritas dan norma- norma yang mapan.
c) Melakukan sosialisasi.
d) Mengkoordinasi beberapa kegiatan.
e) Membentuk kesepakatan.
f) Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.
3. Kesinambungan
a) Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan
kebudayaan baru khusus (subculture) serta perkembangan budaya
baru.
22
commit to user
30
b) Meningkatkan dan melestarikan nilai- nilai.
4. Hiburan
a) Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi.
b) Meredakan ketegangan sosial.
5. Mobilisasi
Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang,
pembangunan ekonomi, pekerjaan dan kadangkala juga dalam bidang
agama.
Sedangkan dampak dari media massa antara lain23 :
a. Dampak kognitif
Dampak ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak. Dengan perkataan lain,
dampak ini berkaitan dengan penyampain informasi,
pengetahuan, dan kepercayaan yang diberikan oleh media massa.
b. Dampak afektif
Dampak pesan media massa sampai pada tahap afektif bila pesan
yang disebarkan media massa mengubah apa yang dirasakan,
disenangi, atau dibenci oleh khalayak. Dampak ini berkaitan
dengan perasaan, rangsangan emosional, sikap atau nilai.
c. Dampak konatif\ Behavioral
23
commit to user
31
Dampak pesan media massa sampai pada tahap konatif bila
pesan- pesan yang disebarkan media massa mendorong seseorang
untuk melakukan tindakan- tindakan tertentu.
Perkembangan media massa mengalami perkembangan pesat.
Media internet dan telephone menjadi primadona saat ini. Media
internet misalnya, yang memiliki beberapa program situs jejaring sosial
yang saat ini sedang marak diminati masyarakat di seluruh dunia. Dan
kemajuan media telephone ditandai dengan munculnya smart phone
yang memudahkan penggunanya untuk mobile beraktivitas, mudah
mengakses internet dimana saja. Blackberry dan I-phone adalah 2 perusahaan besar yang sedang merajai pasaran handphone dunia saat
ini.
Kemajuannya sangat luar biasa cepat di seluruh penjuru dunia.
Dibandingkan dengan televisi, radio, dan media cetak yang juga
berkembang namun taraf perkembangannya masih dibawah internet dan
telephone. Dalam penelitian ini peneliti akan melihat bagaimana pola
komunikasi masyarakat miskin yang tinggal pinggir rel kereta api dan
disekitar TPS dalam menjalankan aktivitas komunikasinya.
Media-media apa saja yang biasa digunakan dalam komunikasi dilingkungan
masing-masing. Seperti salah satunya media Televisi, yang pada
umumnya masyarakat lebih menyukai menonton televisi daripada
commit to user
32
Nicholas G. Petryszak mengungkapkan, perlu untuk
mempelajari karakteristik masyarakat dalam menonton televisi :
“Many theorists of the mass media argue, that in order to understand the nature of the television audience in terms of its programming preferences, prejudicesand overallviewing behaviour it is necessary to recognize the complex relationships whichexist betweenthe members of the audience and the mass society in wkich they live. Conversely, a second theory deals with effects which television and the information obtained from it, might have on the behaviour of television viewers. It points out that in examining the effects of television, one must consider the relationship between the audience members and the various social groups to which they might belong.”
(Banyak ahli teori media massa berpendapat, bahwa untuk memahami sifat dari penonton televisi dari segi pemrogramannya, perilaku menonton, perlu mengakui hubungan yang kompleks dari penonton dan masyarakat massa di mana mereka tinggal. Sebaliknya, teori kedua berhubungan dengan efek yang televisi dan informasi diperoleh dari perilaku pemirsa televisi. Ini menunjukkan bahwa dalam memeriksa efek dari televisi, seseorang harus mempertimbangkan hubungan antara penonton dan berbagai kelompok sosial dimana mereka berada.)24
Selain melihat media apa saja yang banyak digunakan untuk
berkomunikasi pada masyarakat miskin yang tinggal dipinggir rel
kereta api dan disekitar TPS, penelitian ini juga melihat bagaimana
pesan-pesan berkomunikasi dapat tersampaikan dengan baik antara satu
dengan lainnya. Tak hanya antar personal dan kelompok masyarakat,
namun juga mengikut sertakan peran pemerintah (kelurahan setempat)
dalam penyampaian komunikasi kepada masyarakat.
24
commit to user
33
1.5.5 Masyarakat Miskin
Devinisi umum kemiskinan adalah dimana seseorang atau
sekelompok orang, tidak mampu untuk memenuhi hak-hak dasarnya
untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang
bermartabat. Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar. Sedangkan penduduk
miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita
perbulan dibawah garis kemiskinan. Menurut Suparlan (1995: xi)
kemiskinan dapat didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup
yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada
sejumlah atau golongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan
yang rendah. Ini secara langsung pengaruhnya berdampak pada tingkat
kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang
tergolong orang miskin. Bank Dunia (world bank) membagi aspek
kemiskinan dalam tiga bagian antara lain :
1. Jika 40% jumlah penduduk berpendapatan rendah menerima kurang dari 12% pendapatan nasionalnya maka pembagian pembangunan sangat timpang.
2. Apabila 40% lapisan penduduk berpendapatan rendah menikmati antara 12–17% pendapatan nasional dianggap sedang.