• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN BUDAYA DAN

LINGKUNGAN SEKOLAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

" Manajemen Lembaga Pendidikan Islam "

Dosen Pengampu :

Dr. Afiful Ikhwan, M. Pd.

Oleh :

SRI WAHYUNI 14111891 PAI B – SMT 8

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya dan juga kesehatan yang dilimpahkan kepada makhluk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.

Kemudian daripada itu, penulis sadar bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini banyak yang membantu terhadap usaha penulis, mengingat hal itu dengan segala hormat penulis sampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Ponorogo Drs. H. Sulton, M.si.

2. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Drs. Rido Kurnianto, M. Ag.

3. Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Dr. Afiful Ikhwan, M. Pd.

4. Seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.

Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan yang telah diberikan semoga menjadi amal soleh di sisi Allah SWT. Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya mendukung sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga tugas makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca. Aamiin.

Ponorogo, 25 Juni 2018 Penyusun,

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...i Kata Pengantar ...ii Daftar Isi ...iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...3 C. Tujuan Masalah ...4

BAB II PEMBAHASAN

MANAJEMEN BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

A. Budaya, Lingkungan dan Iklim Sekolah ...5 B. Prinsip-prinsip Manajemen Budaya dan Lingkungan Sekolah . .7 C. Karakteristik Budaya dan Lingkungan Sekolah ...10 D. Manajemen Budaya Dan Lingkungan Sekolah Dalam Prespektif Islam/Berbasis Islam ...11 E. Tujuan dan Manfaat Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah...11

BAB III P E N U T U P

Kesimpulan ...16

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, telah melahirkan berbagai kebijakan ditingkat satuan pendidikan tentang upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Didukung dengan adanya instrument-instrument pengembangan kualitas yang dapat memberikan gambaran kepada pengelola sekolah bagaimana merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan serta mengevaluasi perkembangan sekolahnya dari berbagai bidang. Namun berbagai perubahan kebijakan ini sebagaian besar belum dapat mengembangkan budaya sekolah dalam rangka menanamkan nilai-nilai kepada peserta didiknya. Apalagi ditengah keberlangsungan hidup bangsa yang berada ditengah-tengah perkembangan zaman dengan teknologi yang semakin canggih menyebabkan berbagai perubahan dan pergeseran nilai seperti yang terjadi akhir-akhir ini.

Termaktub dalam tujuh pilar MBS yaitu kurikulum dan pembelajaran, peserta didik pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, hubungan sekolah dan masyarakat, dan budaya dan lingkungan sekolah. Manajemen peserta didik berbasis sekolah adalah pengaturan peserta didik yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan peserta didik di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah.

Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan berbasis sekolah adalah pengaturan pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan yang terkait dengan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah.

(5)

mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan sarana dan prasarana di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah.

Manajemen pembiayaan berbasis sekolah adalah pengaturan pembiayaan yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan pembiayaan di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah.

Manajemen budaya dan lingkungan sekolah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengembangkan karakter positif siswa. Manajemen budaya dan lingkungan sekolah dilakukan agar lingkungan sekolah dapat menjadi tempat yang kondusif bagi penyemaian dan pengembangan watak optimisme, mengembangkan penalaran, pencerahan akal budi, membekali ketrampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk menjadikan siswa yang jujur, sopan santun, kreatif produktif, mandiri, dan bermanfaat bagi sesamanya.

Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat berbasis sekolah adalah pengaturan hubungan sekolah dan masyarakat yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah. Dengan demikian perlunya perubahan cara pandang kepala sekolah, guru, administrator, murid, orangtua, dan masyarakat sebagai langkah untuk merubah sistem, baik tindakan maupun proses pencapaian tujuan sekolah. Dengan adanya perubahan ini maka implikasinya sekolah akan merancang apa yang mesti dilakukan dan beusaha memahami tindakan-tindakan yang dirancangnya sebagai sesuatu yang disepakati bersama. Dengan kata lain tindakan ini mendorong untuk terciptanya budaya sekolah.

Budaya sekolah merupakan karakteristik khas sekolah, kepribadian sekolah yang membedakan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Budaya sekolah diartikan sebagai sistem makna yang dianut bersama oleh warga sekolah yang membedakannya dengan sekolah lain.1 Budaya sekolah

1Masaong, Abd Kadim & Ansar. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model dan

(6)

yang baik akan mendorong seluruh anggota masyarakat sekolah untuk meningkatkan kinerjanya agar tujuan sekolah dapat tercapai. Karena Nilai, moral, sikap dan perilaku siswa selama di sekolah dipengaruhi oleh struktur dan kultur sekolah, serta interaksi mereka dengan aspek-aspek dan komponen yang ada di dalamnya, seperti kepala sekolah, guru, materi pelajaran dan hubungan antarsiswa sendiri.

Pengelolaan pendidikan berbasis sekolah lebih menekankan pada kemandirian, kreativitas sekolah dan perbaikan proses yang lebih dijiwai oleh budaya mutu. Sekolah bertanggung jawab atas sekolah pendidikan kepada pemerintah, orang tua peserta didik, masyarakat, dan customer pendidikan. Disinilah pentingnya membangun budaya sekolah sebagai sebuah filosofi dan pijakan dasar sekolah dalam mengembangkan diri secara berkesinambungan.

Menyadari pentingnya budaya dan lingkungan sekolah, sesuai tugas mata kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, penulis menyusun makalah terkait pengembangan dan penerapan secara konsisten nilai-nilai, aturan, filosofi dan kebiasaan-kebiasaan perilaku warga sekolah, dan tindakan yang ditampilkan dan ditunjukkan oleh seluruh warga sekolah dalam mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang pemikiran di atas penulis mengidentifikasi beberapa permasalahan diantaranya :

1. Apa Budaya dan Lingkungan Sekolah?

2. Bagaimana Prinsip-prinsip Manajemen Budaya dan Lingkungan Sekolah?

3. Bagaimana Karakteristik Budaya dan Lingkungan Sekolah?

4. Bagaimana Manajemen budaya dan lingkungan sekolah dalam prespektif islam/berbasis islam ?

(7)

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan beberapa permasalahan yang dikemukakan di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui Budaya dan Lingkungan Sekolah.

2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Manajemen Budaya dan Lingkungan Sekolah.

3. Untuk mengetahui Karakteristik Budaya dan Lingkungan Sekolah.

4. Untuk mengetahui manajemen budaya dan lingkungan sekolah dalam prespektif islam/berbasis islam

5. Untuk dapat mengetahui Tujuan dan Manfaat Pengembangan Budaya Lingkungan Sekolah.

BAB II

PEMBAHASAN

(8)

A. Budaya dan Lingkungan Sekolah 1. Budaya

Istilah budaya dapat diartikan sebagai totalitas pola perilaku, kesenian, kepercayaan, kelembagaan, dan semua produk lain dari karya dan pemikiran manusia yang mencirikan kondisi suatu masyarakat atau penduduk yang ditransmisikan bersama. Kebudayaan “merupakan masyarakat yang berdasarkan hukum-hukum yang adil, yang memungkinkan kondisi ekonomi dan psikologis yang paling baik bagi warga negaranya”.2

Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola yang memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, di mana ketika itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama mereka, yaitu kegiatan tentang cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Saat ini, kata sekolah berubah arti menjadi bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.

Budaya sekolah diartikan sebagai sistem makna yang dianut bersama oleh warga sekolah yang membedakannya dengan sekolah lain”.3 Budaya

sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar sekolah.4 Budaya sekolah

merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas. Budaya sekolah sebagai karakteristik khas sekolah yang dapat didefinisikan melalui nilai yang dianutnya, sikap yang dimilikinya, kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkannya, dan tindakan yang ditunjukkan oleh seluruh personil sekolah yang membentuk satu kesatuan khusus dari sistem sekolah. Bahwa “budaya sekolah yang kerap disebut dengan iklim kerja yang menggambarkan suasana dan hubungan kerja antara sesama guru, antara guru

22 Wahab, Abdul Aziz. 2011, Anatomi organisasi dan kepemimpinan pendidikan (telaah

terhadap organisai dan pengelolaan organsisasi pendidikan). Bandung: Alfabeta, hal. 229

3Masaong, Abd Kadim & Ansar. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model dan

Implementasi. Gorontalo: Senta Media, hal. 179

4Deal & Peterson. 1999. Menciptakan budaya sekolah yang tetap

(9)

dan kepala sekolah, antara guru dengan tenaga kependidikan lainnya serta antar dinas dilingkungannya merupakan wujud dari lingkungan kerja yang kondusif”.5

Sebagai suatu organisasi, sekolah menunjukkan kekhasan, yaitu pembelajaran. Budaya sekolah semestinya menunjukkan kapabilitas yang sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan. Konsep budaya sekolah masuk ke dalam pendidikan itu pada dasarnya sebagai upaya untuk memberikan arah tentang efisiensi lingkungan pembelajaran, lingkungan dalam hal ini dapat dibedakan dalam dua hal (1) lingkungan yang sifatnya alami sesuai dengan budaya siswa dan guru, (2) lingkungan artificial yang diciptakan oleh guru atau hasil interaksi antara guru dengan siswa.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar sekolah.

2. Lingkungan Sekolah

Lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang suatu benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.6 Yang dimaksud lingkungan pendidikan meliputi

kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.

Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.

5Riduwan. 2012. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta, hal. 109

(10)

Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap pendidikan atau berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan.

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah kesatuan ruang dalam lembaga pendidikan formal yang memberikan pengaruh pembentukan sikap dan pengembangan potensi peserta didik.

B. Prinsip-prinsip Manajemen Budaya dan Lingkungan Sekolah

Pengetahuan dan kesopanan para personil sekolah yang disertai dengan kemampuan untuk memperoleh kepercayaan dari siapa saja akan memberikan kesan yang meyakinkan bagi orang lain. Dimensi ini menuntut para guru, staf dan kepala sekolah tarmpil, profesional dan terlatih dalam memainkan perannya memenuhi tuntutan dan kebutuhan siswa, orang tua dan masyarakat. Upaya pengembangan budaya sekolah seyogyanya mengacu kepada beberapa prinsip berikut ini7 :

1. Berfokus pada Visi, Misi, dan Tujuan sekolah.

Pengembangan budaya sekolah harus senantiasa sejalan dengan bisi, misi, dan tujuan sekolah. Fungsi visi, misi, dan tujuan sekolah adalah mengarahkan pengembagnan budaya sekolah. Visi tentang keunggulan sekolah misalnya, harus disertai dengan program-program yang nyata mengenai penciptaan budaya sekolah.

2. Penciptaan komunikasi Formal dan Informal.

Komunikasi merupakan dasar bagi koordinasi dalam sekolah, termasuk dalam menyamaikan pesan-pesan pentingnnya budaya sekolah, komunikasi informal

(11)

sama pentingnnya dengan komunikasi formal. Dengan demikian kedua jalur komunikasi tersebut perlu digunakan dalam menyampaikan pesan secara efektif dan efisien.

3. Inovatif dan bersedia mengambil resiko.

Salah satu dimensi budaya organisasi adalah inovasi dan kesediaan mengambil resiko. Setiap perubahan budaya sekolah menyebabkan adanya resiko yang harus diterima khususnya bagi para pembaharu. Ketakutan akan resiko menyebabkan kurang beraninya seorang pemimpin mengambil sikap dan keputusan dalam waktu cepat.

4. Memiliki strategi yang jelas.

Pengembangan budaya sekolah perlu ditopang oleh strategi dan program. Strategi mencakup cara-cara yang ditempuh sedangkan program menyengkut kegiatan operasional yang perlu dilakukan. Strategi dan program merupakan dua hal yang selalu berkaitan.

5. Berorientasi kinerja.

Pengembangan budaya sekolah perlu diarahkan pada sasaran yang terdapat mungkin dapat diukur. Sasaran yang dapat diukur akan mempermudah pengukuran capaian kinerja dari suatu sekolah.

6. Sistem evaluasi yang jelas.

Untuk mengetaui kinerja pengembangan budaya sekolah perlu dilakukan evaluasi secara rutin dan bertahap: jangka pendek, sedang, dan jangka panjang. Karena itu perlu dikembangkan sistem evaluasi terutama dalam hal kapan evluasi dilakukan, siapa yang melakukan dan mekanisme tindak lanjut yang harus dilakukan.

7. Memiliki komitmen yang kuat.

Komitmen dari pimpinan dan warga sekolah sangat menetukan implementasi program-program pengembangan budaya sekolah. Banyak bukti menunjukan bahwa komitmen yang lemah terutama dari pimpinan menyebabkan program-program tidak terlaksana dengan baik.

8. Keputusan berdasarkan consensus.

(12)

itu tergantung pada pengambilan keputusan, namun pada umumnya consensus dapat meningkatkan komitmen anggota organisasi dalam melaksanakan keputusan tersebut.

9. Sistem imbalan yang jelas.

Pengambilan budaya sekolah hendaknya disertai dengan sistem imbalan meskipun tidak selalu dalam bentuk barang atau uang. Bentuk lainnya adalah penghargaan atau kredit poin terutama bagi siswa yang menunjukan perilaku positif yang sejalan dengan pengembangan budaya sekolah.

10. Evaluasi diri,

Merupakan salah satu alat untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi di sekolah. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan curah pendapat atau menggunakan skala penilaian diri. Kepala sekolah dapat mengembangkan metode penilaian diri yang berguna bagi pengembangan budaya sekolah.8

C. Karakteristik Budaya dan Lingkungan Sekolah

Budaya sekolah memiliki empat karakteristik yaitu: (1) budaya sekolah bersifat khusus karena masing masing sekolah memiliki sejarah, pola komunikasi, sistem dan prosedur, pernyataan visi dan misi, (2) budaya sekolah pada hakikatnya stabil dan biasanya lambat berubah. Budaya sekolah akan berubah bila ada ancaman krisis dari sekolah yang lain, (3) budaya sekolah biasanya memiliki sejarah yang bersifat implisit dan tidak eksplisit, (4) budaya sekolah tampak sebagai perwakilan simbol yang melandasi keyakinan dan nilai-nilai sekolah tersebut”.9

Karakteristik budaya sekolah dapat dipandang menurut hirarki basic assumption, values, norms, dan artifacts sebagai berikut10 :

1. Basic Assumption/Asumsi Dasar

Kepedulian budaya pada tingkat yang paling dalam ini adalah pra anggapan dasar dibawah sadar dan sekaligus keadaan yang diterima tentang bagaimana persoalan sekolah seharusnya dipecahkan. basic assumption ini memberitahu

8Mulyasa, H.E. 2011. Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

9Masaong, Abd Kadim & Ansar. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model dan

Implementasi. Gorontalo: Senta Media.

(13)

para anggota organisasi bagaimana merasakan, berfikir dan adanya sentuhan tentang banyak hal di dalam organisasi

2. Values

Level kepedulian berikut mencakup values tentang sebaiknya menjadi apa dalam organisasi. Values memberitahu para anggota apa yang penting dan berharga di dalam organisasi dan apa yang mereka butuhkan untuk memberi perhatian. Values merupakan keyakinan dasar yang berperan sebagai sumber inspirasi kekuatan dan pendorong seseorang dalam mengambil sikap, tindakan dan keputusan, serta dalam menggerakkan dan mengendalikan perlilaku seseorang dalam upaya pembentukan budaya sekolah.

3. Norma

Para guru jangan mengkritik kepala sekolah di depan publik! Mengapa? Jawabannya adalah norma. Peran norma adalah menuntun bagaimana para anggota organisasi seharusnya berkelakuan didalam situasi tertentu. Hal ini menggambarkan peraturan yang tidak tertulis dari perilaku. Setiap kelompok menetapkan norma sendiri, yaitu standar perilaku yang dapat diterima, yang dibagi dengan para anggotannya. Norma memberitahukan para anggota apa yang sebaiknya dan tidak sebaiknya untuk melakukan dibawah keadaan tertentu. Ketika disetujui dan diterima oleh kelompok, norma bertindak sebagai sarana mempengaruhi perilaku anggota kelompok dengan minimum pengendalian dari eksternal. Norma berbeda diantara kelompok, komunitas ataupun organisasi.

4. Artifacts

Artifacts ini merupakan wujud kongkrit seperti sistem, prosedur, sistem kerja, peraturan, struktur dan aspek fisik dari organisasi. Istilah sistem kerja menunjukan bagaimana pekerjaan dari organisasi dilaksanakan. Berdasarkan karakteristik budaya tersebut, Mendiagnosis budaya sekolah, dapat dilakukan dengan pendekatan11: a) perilaku, terkait dengan pola perilaku yang

memproduksi hasil atau kegiatan. Pendekatan ini menggambarkan secara spesifik tentang bagaimana tugas dilaksanakan dan bagaimana interaksi dikelola dalam organisasi. Suatu pekerjaan menunjukan tanggungjawab,

(14)

wewenang dan tugas individu. b) nilai bersaing, yang dipandang dari preferensi dan tata nilai dari para anggotanya. c) Asumsi mendalam, terkait dengan penekanan penting yang paling dalam organisasi, umumnya tidak dapat ditelaah, namun terdapat asumsi bersama dan sama-sama tahu bagaimana menuntun perilaku para anggotanya. pendekatan ini sering memiliki dampak yang perkasa bagi keefektifan sekolah”.12

D. Manajemen Budaya Dan Lingkungan Sekolah Dalam Prespektif Islam/Berbasis Islam

Pelaksanaan pendidikan menurut islam bertujuan untuk membina manusia secara pribadi dan kelompok, sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya guna membangun dunia sesuai dengan yang ditetapkan Allah sejalan dengan risalah Islam.13

Dengan demikian, dari beberapa devinisi manajemen dan budaya yang telah diuraikan dimuka, maka yang dimaksud dengan manajemen budaya dan lingkungan sekolah berbasis islam disini adalah manajemen yang diterapkan dalam pengembangan budaya dilembaga pendidikan islam dengan niat/tujuan untuk mengejewantahkan ajaran dan nilai-nilai islam ysng pada akhirnya akan menjadi budaya islami.

Jika melihat pengertian pendidikan islam, yaitu aktivitas pendidikan yang diselenggarakan dan didirikan dengan niat untuk mengejewantahkan ajaran dan nilai-nilai islam. Maka berbagai komponen yang terdapat dalam suatu organisasi pendidikan islam, seperti dasar pendidikan, tujuan, kurikulum, metode, pola hubungan dan lain sebagainya harus didasarkan sebagai nilai-nilai moral dan etis dalam ajaran islam.14 Hal inilah yang menjadi ciri has yang membedakan antara

organisasi yang islami dengan yang tidak.

Lembaga pendidikan islam memiliki potensi yang sangat besar bagi jalannya pembangunan di negeri ini terlepas dari berbagai anggapan tentang

(15)

pendidikan yang ada sekarang, harus diingat bahwa pendidikan islam di Indonesia telah banyak melahirkan putera puteri bangsa yang berkualitas.15

Dari sini dapat diketahui, budaya islami adalah norma hidup yang bersumber dari syariat islam, budaya ini merupakan prasarana yang esensial untuk dikeloladalam rangka penerapan pengajaran berbasis nilai di sekolah, khususnya sekolah yang bercirikan islam. Budaya islam ini dapat tercermin dalam sikap: tabassum (senyum), menghargai waktu, cinta ilmu, mujahadah (kerja keras dan optimal), tanafus dan ta’awun (berkompetensi dan tolong menolong).

Konsep dari budaya ini adalah sebuah presepsi sadar bagi para anggota organisasi. Persepsi ini meliputi kata, tindakan, rasa, keyakinan, dan nilai-nilai yang dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Oleh karena itu budaya sekolah harus dikelola agar tujuan yang telah ditetapkan sekolah dapat tercapai, khususnya dalam hal ini untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan islam.

Di sekolah para siswa diarahkan untuk memahami dan mampu menyerap norma-norma tradisional sekolah seperti sopan santun, menjaga kebersihan baik pribadi, kelas maupun lingkungan sekolah secara keseluruhan dan kedisiplinan atau ketaatan terhadap norma-norma sekolah.

Kepala sekolah sebagai pemimpin memiliki potensi besar untuk memantapkan dan menerapkan aspek-aspek budaya melalui lima mekanisme pokok, yaitu: perhatian, cara menghadapi krisis, model peran, pengalokasian penghargaan, kriteria penyeleksian dan penghentian karyawan. Setiap aspek kegiatan sekolah senantiasa mengarah pada upaya peningkatan mutu. Sehingga terdapat beberapa upaya yang saling berkaitan dalam pelaksanaannya, antara lain: memiliki perencanaan yang jelas, pengorganisasian, pengarahan, adanya pengawasan/control, pemberian motivasi, tersedianya perangkat kerja berupa sarana dan fasilitas yang memadai, dan sistem evaluasi yang jelas.

Penerapan budaya islami di sekolah memerlukan penanganan yang tepat, dalam pengelolaannya dapat dilakukan melalui penciptaan suasana keagamaan di

(16)

sekolah. Suasana keagamaan tersebut bukan hanya makna simbolik tetapi lebih dari itu, berupa penanaman dan pengembangan nilai-nilai religious.16

Penciptaan suasana keagamaan ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mengajak agar seluruh warga sekolah bersikap dan berperilaku sesuai dengan ajaran islam.

2. Menciptakan hubungan yang islamidalam bentuk rasa saling toleransi (tasamuh), saling menghargai (takaarum), saling menyayangi (taraahum), saling membantu (ta’awun), dan mengakui akan eksistensi masing-masing, mengakui dan menyadari akan hak dan kewajiban masing-masing.

3. Menyediakan sarana pendidikan yang diperlukan dalam menunjang terciptanya ciri khas agama islam.

4. Adanya komitmen setiap warga sekolah menampilkan cerita islami. 5. Melakukan pendekatan terpadu dalam proses pembelajaran.

6. Melakukan berbagai kegiatan yang dapat mencerminkan suasana keagamaan.

E. Tujuan dan Manfaat Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah 1. Tujuan

Manajemen iklim budaya sekolah merupakan salah satu kebijakan yang harus diperhatikan Depdiknas dalam rangka peningakatan sekolah pendidkan. Iklim budaya sekolah yang kondusif diharapkan dapat menunjang proses pembelajaran yang efektif, sehingga semua pihak yang dapat menunjang proses pembelajaran yang efektif, sehngga semua pihak yang terlibat didalamnnya, khususnya peserta didik merasa nyaman belajar. Dengan demikian akan tercipta pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Iklim budaya sekolah yang kondusif juga akan mebangkitkan semangat belajar, dan akan mebangkitkan potensi-potensi peserta didik sehingga dapat berkembang secara optimal”.17

Sasaran iklim budaya sekolah dapat dianalisis dari hal-hal sebagai berikut :

16Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), cet. 5, hal. 151

(17)

1. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berlangsung setiap saat, begitu cepatnnya perkembangan tersbut sehingga sulit diikuti oleh mata telanjang.

2. Perkembagnan penduduk yang cepat mebutuhkan pelayanan pendidikan yang besar

3. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal dasar sekaligus menjadi kunci keberhasilan pembangunan nasional jika sumber-sumber daya manusia atau tenaga kerja Indonesia dalam jumlah yang besar dapat ditingkatkan sekolah dan pendayagunaanya.

4. Perkembangan teknologi informasi yang berlangsung begitu cepat telah menimbulkan berbagai pemikiran, bukan saja dalam dunia bisnis dan ekonomi, melainkan juga dalam dunia pendidikan. Untuk menghadapi tantangan masa depan sebagai akibat dari kemajuan dan perkembangan teknologi, sekolah harus menginspirasi hubungan antar Negara yang semakin erat, seakan tiada batas lagi.18

2. Manfaat Pengembagan Budaya dan Lingkungan Sekolah

Budaya sekolah bermanfaat sebagai: a) identitas, yang merupakan ciri atau karakter organisasi, b) pengikat/pemersatu seperti bahasa sunda yang bergaul dengan orang sunda, sama hobi olahraganya, c) sources, misalnya inspirasi, d) sumber penggerak dan pola perilaku, e) kemampuan meningkatkan nilai tambah, f) pengganti formaslisasi, seperti olahraga rutin jumat yang tidak dipaksa, g) mekanisme adaptasi terhadap perubahan seperti adanya rumah susun”. Sedangkan menurut Luthans “pentingnya budaya organisai mencakup sebagai berikut: a) keteraturan perilaku yang dijalankan, b) norma, seperti standar perilaku yang ada disekolah, c) nilai yang dominan, seperti sekolah lulusan yang tinggi, efisiensi yang tinggi, d) filosofi seperti kebijakan bagaimana guru diperlukan, e) aturan, seperti tuntunan bagi guru didalam sekolah f) iklim organisasi, seperti cara para anggota sekolah berinteraksi baik internal maupun eksternal. selain beberapa manfaat diatas, manfaat lain bagi individu dan kelompok adalah : (1) meningkatkan kepuasan kerja; (2) pergaulan lebih akrab; (3) disiplin menigkat; (4) pengawasan fungsional bisa lebih ringan; (5) muncul keinginan untuk selalu ingin berbuat

(18)

proaktif; (6) belajar dan berprestasi terus serta; dan (7) selalu ingin memberikan yang terbaik bagi sekolah, keluarga, orang lain dan diri sendiri”.19

(19)

BAB III PENUTUP Kesimpulan

Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang didukung oleh sekolah atau pegangan yang menuntun kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk stakeholders pendidikan, seperti cara melaksanakan pekerjaan di sekolah serta asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh personil sekolah.

Dalam pengembangan budaya sekolah perlu mengacu pada 10 prinsip dari berpedoman pada Visi, Misi dan Tujuan Sekolah hingga Evaluasi Diri, selain menggunakan 10 prinsip tersebut dalam pengembangan kebudayaan sekolah juga perlu memegang asas-asas seperti: kerjasama kelompok, kemampuan bertanggung jawab, keinginan pada kemauan, kegembiraan yang harus dimiliki seluruh anggota, hormat, jujur, disiplin, kemampuan menempatkan diri, kemampuan dan kesopanan yang dimiliki seluruh anggota.

Manajemen budaya dan lingkungan sekolah berbasis islam disini adalah manajemen yang diterapkan dalam pengembangan budaya dilembaga pendidikan islam dengan niat/tujuan untuk mengejewantahkan ajaran dan nilai-nilai islam ysng pada akhirnya akan menjadi budaya islami.

Dalam mengembangkan budaya dalam proses pembelajaran didalam kelas guru-guru di Sekolah mengembangkannya dengan memberi salam ketika membuka dan menutup pelajaran serta memulai dan mengakhiri pelajaran dengan membaca do’a, memberikan contoh yang baik kepada siswa dengan bersikap sopan, ramah, dan peduli kepada para siswa serta memotivasi mereka agar menumbuhkan sikap tersebut kepada sesama

Dampak pengembangan budaya sekolah terhadap iklim Sekolah di tandai dengan peningkatan kualitas lingkungan internal sekolah yang dialami oleh siswa maupun kepala sekolah dan para guru yang mempengaruhi mental dan perilakunya.

(20)

Chatab, Nevizond. Profil Budaya Organisasi.Bandung : Alfabeta, 2007

Deal & Peterson.Menciptakan budaya sekolah yang tetap eksishttp://www.mediaindonesia.co.id diakses tanggal 24 oktober 2013, 1999 Ikhwan, Afiful, Kajian Sosio-Historis Pendidikan islam Indonesia Era Reformasi,

(Tulungagung: STAI Muhammadiyah Tulungagung, 2017), Jurnal pendidikan Islam, Vol. 5 No. 1

Masaong, Abd Kadim & Ansar.Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model dan Implementasi. Gorontalo: Senta Media, 2001

Masaong, Abd Kadim & Arfan A.T. Kepemimpinan berbasis multiple intelligence (sinergi kecerdasan intelektual, emosional dan spritual untuk meraih kesuksesan yang gemilang).Bandung : Alfa beta. 2001

Mulyasa, H.E. Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah.Jakarta : Bumi Aksara, 2011

Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian.Bandung : Alfabeta, 2012 Wahab, Abdul Aziz, Anatomi organisasi dan kepemimpinan pendidikan (telaah terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Budaya Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, terdiri dari pendidik dan anak didik. Antara mereka telah terjadi hubungan yang berlapis-lapis, baik antara murid dengan

Praktik Budaya Akademik Mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam Praktik budaya akademik mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan

besar kepada kami, mahasiswa jurusan PGSD, dalam memahami mata kuliah.

Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk menelaah terkait manajemen yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk mewujudkan budaya religius di sekolah. Serta agar

Dari berbagai pendapat terkait dengan mata kuliah manajemen dan pendidikan. Mata kuliah manajemen pendidikan merupakan salah satu mata kuliah yang memberikan bekal

Studi : Manajemen Jenjang Pendidikan : Strata 1 Mata Kuliah Pokok : Manajemen Sumber Daya Manusia Judul Skripsi : Pengaruh Budaya Organisasi dan Pengembangan Karier Terhadap Kinerja

Tanggal Ketua Penguji Judul Skripsi : Pengaruh Komitmen, Kepuasaan Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Polrestabes Kota Palembang Mata Kuliah Pokok : Manajemen

Terkait dengan hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh positif antara Kompensasi, lingkungan kerja dan budaya organisasi terhadap kepuasan karyawan, maka di harapkan kepada manajemen