• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahu"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

22

Pada seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan membahas seting tempat, seting waktu dan karakteristik subjek penelitian. Pada pokok bahasan Seting tempat akan membahas tentang tempat melaksanakan penelitian, sedangkan seting waktu akan membahas tentang penentuan waktu penelitian, kemudian karakteristik subjek penelitian akan membahas tentang kondisi siswa kelas 4 SD Negeri 01 banjardowo.

3.1.1 Seting Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Banjardowo kecamatan Kradenan kabupaten Grobogan. Lokasi SD Negeri 1 Banjardowo sangat strategis karena sebelah kiri sekolahan pemukiman warga desa banjardowo dan di dekat kantor desa, sedangkan sebelah kanan sekolahan lapangan yang luas dan persawahan sehingga sekolahan tersebut terasa nyaman dan tenang. Tempat yang strategis dan nyaman itu memungkinkan siswa mudah untuk menjangkaunya. Selain mudah dijangkau dari rumah siswa keadaan temopat tersebut menciptakan

(2)

3.1.2 Seting Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester II, tahun ajaran 2014/2015 di SD Negeri 1 Banjardowo. Penentuan waktu penelitian ini sebelumnya dilakukan kesepakatan antara peneliti, guru kolabolaratif, dan kepala sekolah karena menyesuaikan agenda sekolah tersebut dan mengacu pada kalender akademik sekolah. Hal itu dilakukan karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus dan masing-masing siklus dilaksanakan minimal dalam 3 kali pertemuan. Adapun rincian alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Alokasi waktu penelitian No Pelaksanaaan

penelitian

Januari Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Proposal PTK

SIKLUS I 2 Perencanaan

Tindakan Observasi Refleksi

3 SIKLUS II

Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi 4 Pelaporan

(3)

penelitian tindakan kelas siklus I, dilanjutkan pelaksanaan siklus II pada bulan April minggu kedua. Pelaksanaan tindakan penelitian siklus II mengacu kepada hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I, pelaksanaan kegiatan observasi oleh guru observer dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Selanjutnya pada bulan April minggu ke-4 sampai dengan bulan Mei peneliti mengolah data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi

laporan serta persiapan ujian.

3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo

kecamatan Kradenan kabupaten Grobogan tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 20 siswa. Mata pelajaran yang digunakan adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dari 20 siswa terdiri dari 9 laki-laki daan 11 perempuan yang mempunyai karakteristik berbeda-beda ada yang kamampuannya rendah,sedang, dan tinggi diatas rata-rata. Siswa tersebut dari berbagai kalangan ada yang orang tuanya bekerja sebagai petani, pedagang, ada juga yang karyawan. Kebanyak orang tua sibuk dengan oekerjaannya sehingga jarang sekali orang tua yang membantu dalam belajar dan anak kurang mendapat perhatian dari orang tua. Karena orang tua yang sibuk dan tidak memperhatian jadwal belajar siswa dirumah makan anak waktunya lebih banyak digunakan untuk bermain dibanding dengan belajar.

3.2 Jenis dan Desain Penelitian

(4)

3.2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif. PTK adalah penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran(Arikunto, 2012:58). Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Penelitian tindakan kelas dilakukan karena adanya kesenjangan atau perbedaan antara harapan dan

kenyataan. Sehingga dengan dilakukan PTK dapat mengubah keadaan menjadi ideal. Penelitian yang digunakan yaitu PTK tipe kolaborasi, penelitian berkolaborasi dengan guru kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo. Pada PTK tipe kolaborasi ini peneliti yang merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP), sedangkan guru yang mengajarkan pada saat penelitian. Perencanaan penelitian tindakan kelas disusun dan didiskusikan oleh peneliti bersama guru kolaborator untuk menentukan keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilangsungkan.

Pada PTK ini tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Hasil refleksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan penyempurnaan rencana tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, ketika mengajar di kelas, peneliti menggunakan model Discovery, yang didasarkan oleh model PTK dimana pembelajaran akan dilakukan berdasarkan siklus seperti dalam jenis penelitian PTK.

3.2.2 Desain penelitian

Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus yang digunakan adalah model kemmis dan Mc. Taggart yang dikembangkan oleh arikunto. Desain penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

(5)

Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK

Berdasarkan bagan diatas penelitian akan dilaksanakan melalui siklus I dan siklus II. Tahap perencaan merupakan tahap persiapan yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan. Adapun persiapannya yaitu menyiapkan perangkat pembelajaran, menyusun instrumen pengamatan untuk mengumpulkan data dan fakta yang terjadi. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan yaitu merupakan implementasi dari tahap perencanaan. Setelah perencanaan kemudian akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan mengenai jalannya tindakan dalam pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh pengamat atau observer untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa. Setelah itu dilakukan refleksi untuk mengemukkan kembali kegiatan yang telah berlangsung dan untuk mengetahui kekurangan yang ditemukan pada tiap siklusnya dan akan diperbaiki.

Refleksi

Perencanaan

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

Pelaksanaan SIKLUS I

SIKLUS II

(6)

3.3 Prosedur Penelitian

Menurut kemmis Mc Taggart(dalam arikunto, 2009:104) prosedur penelitian yang mencakup empat langkah yaitu:

a. Perencanakan tindakan (planning).

b. Penerapan tindakan (acting).

c. mengobservasi proses dan hasil tindakan (observasion and evaluation).

d. melakukan refleksikan (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.

3.4 Pelaksanaan tindakan

Peneltian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model discovery yang melipuuti perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Adapun tahap-tahap yang dilakukan yaitu sebagai berikut :

1) Rencana Tindakan Siklus I

Rencana tindakan pada siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus I yang dilakukan di SD Negeri 1 Banjardowo dapat diuraikan sebagai berikut

a. Tahap perencanaan (planning)

a) Peneliti menentukan kelas penelitian, waktu penelitian dan guru kolaborator b) Melalui diskusi dan saran yang diberikan oleh guru kolaborator peneliti

menganalisis kompetensi IPA yaitu Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dari pokok bahasan yang dipilih yaitu mengenai sumber energi. c) Peneliti merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan SK, KD dan indikator

yang telah ditentukan.

(7)

e) Menyiapkan sumber, alat, dan media untuk melakukan proses pembelajaran berlangsung.

f) Membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa selama mendapat tindakan.

g) Menyusun tes akhir siklus 1 untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilaksanakan.

h) Menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran pada guru kolaborator.

b. Tindakan

Pada tahap ini yaitu melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan dengan menggunakan model discovery learning. Pelaksanna tindakan siklus 1 ini dilaksanakan selama 3 kali pertemuan atau 6x 35 menit. Tiap pertemuan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan, inti dan kegiatan akhir.

Pada pertemuan pertama terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan tujuan membangun konsep siswa tentang materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu tentang sumber energi panas.selanjutnya pada kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dan siswa yaitu (1) Guru bertanya apakah tumbuhan juga membutuhkan energi panas? (2) Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dari guru. Selanjutnya pada elaborasi, (3) Siswa diminta untuk membuat kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, (4) guru memberikan rumusan masalah pada masing-masing kelompok, (5) Guru membagi materi, alat, dan bahan untuk mendemostrasikan sumber energi panas, (6) Masing-masing kelompok diminta untuk mempraktikkan langkah-langkah demonstrasi sumber energi panas, (7) Masing-masing kelompok menganalisis

(8)

meliputi kegiatan guru bersama siswa menghubungkan situasi kehidupan di dunia nyata, Menanyakan ke siswa apakah ada pembelajaran yang kurang jelas dan ada yang mau ditanyakan. Mengajak siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.

Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

Pada pertemuan kedua terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam menyampaikan apersepsi selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu tentang perpindahan energi panas. selanjutnya pada kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dan siswa yaitu (1) Guru bertanya pada siswa mengeni perpindahan panas, Pada kegiatan elaborasi (2) siswa diminta untuk membuat kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. (3) guru memberikan rumusan masalah pada masing-masing kelompok. (4) Kemudian Guru membagi materi, alat, dan bahan untuk mendemostrasikan perpindahan panas, (5) masing-masing kelompok mendiskusikan hasil dari data yang dicatat, (6) setelah itu siswa diminta untuk mempraktikkan langkah-langkah demonstrasi perpindahan panas, (7) masing-masing kelompok menganalisis data yang

diperoleh dengan cara mempraktikkan hasil pengamatan, (8) siswa membuat kesimpulan dari hasil data yang dianalisis, (9) perwakilan kelompok diminta untuk menyampaikan hasil kerja kelompok, (10) pada kegiatan konfirmasi Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman. guru menyampaikan pembenaran terhadap persepsi siswa yang salah. Selanjutnya pada kegiatan akhir guru menanyakan ke siswa apakah ada pembelajaran yang kurang jelas dan ada yang mau ditanyakan kemudian Mengajak siswa menyimpukan pembelajaran hari ini. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

(9)

dengan sungguh-sungguh. Kegiatan inti (1) guru bertanya kepada siswa“ apa saja sumber energi panas yang telah kalian temukan saat percobaan pertemuan, (2) Guru dan siswa membahas ulang materi tentang sumber energi panas dan perpindahan panas,(3) guru bertanya kepada siswa mengenai materi sumber energi panas dan perpindahan panas. (4) Bagi siswa yang dapat menjawab dengan benar diberi reward. (5) Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.(6)Guru menyampaikan pembenaran terhadap persepsi siswa yang salah. Pada kegiatan akhir guru menanyakan ke siswa apakah ada pembelajaran

yang kurang jelas dan ada yang mau ditanyakan kemudian mengajak siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini. Setelah itu guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui keberhasilan belajar. Siswa mengerjakan soal evaluasi, menyimak pembahasan soal evaluasi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan penutup meliputi kegiatan tanya jawab tentang soal-soal yang belum dipahami dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

c. Observasi (observing)

Pada tahap pengamatan ini dilakukan oleh observer. Pengamat bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung meliputi kegiatan awal sampai kegiatan akhir proses pembelajaran. Kegiatan observasi dilakukan dengan pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi yang telah dibuat. Kegiatan pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dilakukan.Adapun rincian tindakan observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, sebagai berikut

a) Peneliti mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran

b) Aktivitas guru dalam penggunaaan model discovery learning dengan menggunakan lembar penilaian observasi.

c) Aktivitas guru dalam penggunaaan model discovery learning dengan menggunakan lembar penilaian observasi.

(10)

d.Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. semua data yang telah terkumpul dikaji dan dianalisis, data tersebut meliputi hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan tes evaluasi yang tela h dilakukan. Hal-hal yang perlu dianalisis antara lain hasil pengamatan atau dokumentasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model discovery learning. Selain itu melakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan, kekurangan, dan

kelemahan yang dijumapai selama pelaksanaan siklus 1 sebagai masukan untuk siklus 2.

2) Rencana Tindakan Siklus II

Pada Rencana tindakan pada siklus II ini sama seperti rencana tindakan siklus I yang terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus II yang dilakukan di SD Negeri 1 Banjardowo dapat diuraikan sebagai berikut

a. Tahap perencanaan (planning)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sama dengan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I, namun dalam siklus II perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini disertai dengan penambahan atau penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada siklus I.

b. Tindakan

Pada tahap ini yaitu melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan dengan menggunakan model discovery learning. Tindakan yang dilakukan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari pelaksaan tindakan pada siklus I, tindakan yang dilakukan sama halnya dengan siklus I tapi disesuaikan dengan hasil refleksi yang telah dilakukan terhadap pelaksanaan siklus I. Hal demikian bertujuan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang menghambat pelaksanaan

(11)

kali pertemuan atau 6x 35 menit. Tiap pertemuan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan, inti dan kegiatan akhir.

Pada pertemuan pertama terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan tujuan membangun konsep siswa tentang materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu tentang sumber energi bunyi.selanjutnya pada kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dan siswa yaitu (1) “pernahkan kalian mendengarkan suara yang terulang kembali menyerupai suara kita?” (2) Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dari guru. Selanjutnya pada elaborasi, (3) Siswa diminta untuk membuat kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, (4) guru memberikan rumusan masalah pada masing-masing kelompok, (5) Guru membagi materi, alat, dan bahan untuk mendemostrasikan sumber energi panas, (6) Masing-masing kelompok diminta untuk mempraktikkan langkah-langkah demonstrasi sumber energi panas, (7) Masing-masing kelompok menganalisis data yang diperoleh dengan cara mempraktikkan hasil pengamatan, (8)Masing-masing kelompok membuat kesimpulan dari hasil data yang dianalisis, (9)Perwakilan kelompok memaparkan hasil kerja kelompok. Selanjutnya pada kegiatan konfirmasi Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.Guru menyampaikan pembenaran terhadap persepsi siswa yang salah. Kegiatan penutup meliputi kegiatan guru bersama siswa menghubungkan situasi kehidupan di dunia nyata, Menanyakan ke siswa apakah ada pembelajaran yang kurang jelas dan ada yang mau ditanyakan. Mengajak siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

Pada pertemuan kedua terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam

(12)

masalah pada masing-masing kelompok. (4) Kemudian Guru membagi materi, alat, dan bahan untuk mendemostrasikan perpindahan panas, (5) masing-masing kelompok mendiskusikan hasil dari data yang dicatat, (6) setelah itu siswa diminta untuk mempraktikkan langkah-langkah demonstrasi perpindahan panas, (7) masing-masing kelompok menganalisis data yang diperoleh dengan cara mempraktikkan hasil pengamatan, (8) siswa membuat kesimpulan dari hasil data yang dianalisis, (9) perwakilan kelompok diminta untuk menyampaikan hasil kerja kelompok, (10) pada kegiatan konfirmasi Guru membimbing siswa untuk

membuat rangkuman. guru menyampaikan pembenaran terhadap persepsi siswa yang salah. Selanjutnya pada kegiatan akhir guru menanyakan ke siswa apakah ada pembelajaran yang kurang jelas dan ada yang mau ditanyakan kemudian Mengajak siswa menyimpukan pembelajaran hari ini. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

Pada pertemuan ketiga seperti pertemuan-pertemuan sebelumnyaa yaitu terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam menyampaikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, guru mengulas kembali materi yang pernah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua mengenai energi bunyi memberikan penjelasan tentang tujuan diadakannya evaluasi, selain itu guru juga memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-sungguh. Kegiatan inti (1)Guru bertanya kepada siswa “ sumber energi bunyi dapat dihasilkan dari mana saja? (2) Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dari guru. (3)Guru dan siswa membahas ulang materi tentang sumber energi bunyi (4) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi sumber energi bunyi. (5)Bagi siswa yang dapat menjawab dengan benar diberi reward. (6)Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman. (7)Guru menyampaikan pembenaran terhadap

(13)

c. Observasi (observing)

Tahap observasi siklus II dilaksanakan seperti tahap observasi siklus I, untuk pelaksanaan tahap ini guru dibantu oleh seorang pengamat/observer yaitu Duwik nofia oftari. Pengamat bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung meliputi kegiatan awal sampai kegiatan akhir proses pembelajaran. Kegiatan observasi dilakukan dengan pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi yang telah dibuat. Kegiatan pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dilakukan.Adapun rincian tindakan

observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, sebagai berikut

a) Peneliti mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran

b) Aktivitas guru dalam penggunaaan model discovery learning dengan menggunakan lembar penilaian observasi.

c) Aktivitas guru dalam penggunaaan model discovery learning dengan menggunakan lembar penilaian observasi.

Selain menggunakan lembar observasi pengamat juga mendokumentasi menggunakan foto sebegai bukti nyata telah melakukan penelitian. Dokumen tersebut berisi aktivitas guru dan siswa.

d.Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. semua data yang telah terkumpul dikaji dan dianalisis, data tersebut meliputi hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan tes evaluasi yang telah dilakukan. Hal-hal yang perlu dianalisis antara lain hasil pengamatan atau dokumentasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model discovery learning. Kegiatan ini yaitu mengevaluasi proses dan hasil belajar pada siklus II untuk mengetahui apakah

(14)

3.2Variabel Penelitian

Menurut sugiyono (2010:60), variabel penelitian pada dasarnya segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Variabel penelitian ini dikelompokkan menjadi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

3.2.1 Variabel Bebas (X)

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya variabel dependen (sugiyono,2010:61). Dalam penelitian ini variabel independennya adalah model Discovery. Model discovery learning yaitu suatu model pembeljaran dengan cara menemukan, sehingga model discovery menuntut siswa untuk menggunakan kemampuannya mencari jawaban atas suatu masalah atau pertanyaan. Dengan demikian siswa diharapkan mampu menemukan konsep dan prinsip sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan. Proses Discovery menuntut guru bertindak sebagai fasilitator

3.2.2 Variabel Terikat (Y)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah hasil belajar. Hasil belajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas 4. Hasil belajar meliputi nilai yang diperoleh siswa pada akhir pembelajaran setelah dilakukannya proses pembelajaran sehingga dengan diadakankan tes akan mengetahui hasil belajar siswa kemudian mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Penerapan model discovery learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo pada pokok

bahasan sumber energi.

3.3 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

(15)

data dan instrumen yang dipakai dalam penelitian. Pada teknik pengumpulan data akan menjelaskan cara yang dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data-data saat penelitian. Sedangkan instrumen pengumpulan data-data akan menjelaskan tentang alat-alat intrumen pengumpulan data yang digunakan dalam megumpulkan data-data seperti lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta soal evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan hasil belajar mata pelajaran IPA.

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukakan oleh peneliti sebagai berikut: a. Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti melakukan observasi untuk mendapatkan data tentang pencapaian pengajar dalam pemberian treatment di dalam kelas. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model discovery. Selain ituuntuk melakukan penelitian yang lebih lanjut dan dengan observasi ini akan diperoleh data-data mengenai aktivitas tingkah laku siswa dalam pembelajaran. Kegitan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas. Yang bertugas yaitu observer , Observer melakukan pengamatan dan penilaian dengan memberikan skor pada lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa pada setiap pertemuan baik siklus I maupun siklus II. Hasil dari observasi ini akan digunakan sebagai validitas lembar observasi.

b. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Dalam penelitian ini tes berfungsi untuk mengukur besarnya kemampuan

(16)

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai bukti nyata dari penelitian yang telah dilakukan tersebut. Selain itu, dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari observasi, dokumentasi berupa daftar nama siswa kelas 4 SD Negeri 1 banjardowo dan daftar nilai siswa tentang mata pelajaran IPA sebelum dilakukannya penelitian, sehingga dapat digunakan untuk membandingkan nilai sebelum dengan sesudah dilakukan tindakan kelas Dokumentasi juga diperkuat

dengan mengambil foto/gambar pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memenuhi kriteria yang baik peneliti harus mendapatkan data yang akurat. Kriteria yang baik yaitu instrumen tersebut harus memenuhi standar validitas dan reabilitas yang baik. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan tindakan pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 01 Banjardowo melalui model pembelajaran Discovery Learning sebagai berikut :

a. Instrumen Tes

Tes yang digunakan dalam peneltian ini berupa tes pilihan ganda.Mata pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah IPA. Untuk menjamin bahwa instrumen berupa tes pilihan ganda yang akan digunakan merupakan instrumen yang baik. Maka harus menyusun langkah-langkah sebgai berikut: 1) penyusunan kisi-kisi soal, 2) uji coba instrumen, 3) uji validitas dan uji realibilitas. Agar penelitian sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam pelaksanaannya harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Peneliti menggunakan butir-butir soal pilihan ganda untuk mendapatkan data besarnya peningkatan penggunaan model discovery dalam pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Berikut ini adalah kisi-kisi evaluasi soal pilihan ganda yang akan digunakan untuk

(17)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPA Siklus I Standar

(18)

Pada PTK yang dilakukan di kelas 4 SD N 01 Banjardowo setiap item soal pada tes evaluasi hasil belajar IPA melalui model pembelajaran Make a Match diberi skor 1 dan perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar mata pelajaran IPA berpedoman pada perhitungan rumus sebagai berikut:

Skor perolehan

Nilai = X 100

Skor Maksimal

KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 75, sehingga berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA dapat diketahui bahwa siswa sudah tuntas belajar atau belum. Kriteria ketuntasan belajar siswa adalah sebagai berikut:

x<75 = belum memenuhi kriteria ketuntasan x>75 = memenuhi KKM atau sudah tuntas

b. Instrumen Lembar Observasi

Panduan observasi digunakan untuk mengetahui apakah guru dan siswa sudah mengimplementasikan kegiatan pembelajaran kaitannya dalam penggunaan model discovery dengan tepat. Selain itu, untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan model discovery telah benar-benar dilaksanakan sesuai prosedur dan rancangan yang telah dibuat oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti berperan sebagai observer.Di bawah ini merupakan kisi-kisi lembar observasi yang akan digunakan dalam penyusunan lembar observasi dalam pembelajaran menggunakan discovery.

Tabel 3.4

Kisi-kisi akitivitas guru

Indikator Aspek yang diamati No. Item

Kesiapaan belajar mengajar

Memeriksa kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran)

1-5

Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan

(19)

Membimbing siswa melakukan eksplorasi 9-11

Penerapan model discovery dalam pembelajaran

Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan penemuan(discovery)

12-17

Keterampilan guru berkomunikasi

Penghargaan Kelompok 18-19

Penilaian proses dan hasil belajar 20-21

Penggunaan Bahasa 22-24

Membuat Kesimpulan dan Melakukan Kegiatan refleksi

25-28

JUMLAH 28

Tabel 3.5

Kisi-kisi akitivitas Siswa

Indikator Aspek yang diamati No.item

Kesiapan belajar Kesiapan Belajar Siswa (Pra Pembelajaran)

1-4

Melakukan eksplorasi 5-6

Respon siswa terhadap penerapan model

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 7-9 Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan penemuan (Discovery)

10-20

Keterampiln siswa dalam berkomunikasi

Membuat Kesimpulan dan Melakukan Kegiatan Refleksi

21-24

JUMLAH 24

Untuk menghitung rentang kriteria skor aktivitas guru dan siswa digunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2010:36) dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:

a. Menghitung rentang data

R= Skor Maxsimal Skor Minimal

Skor maksimal dihitung dengan mengalikan jumlah indikator penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian tertinggi (4), sementara skor minimal diperoleh dengan mengalikan jumlah indikator

penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian terendah (1).

(20)

n merupakan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian. c. Menghitung Panjang Kelas

P =

Berdasarkan langkah-langkah perhitungan tersebut dapat diketahui kriteria skor aktivitas guru dan aktivitas siswa sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kriteria Skor Aktivitas Guru

Rentang Kriteria

28-44 Sangat kurang

45-61 Kurang

62-78 Cukup

79-95 Baik

96-112 Sangat baik

Tabel 3.7

Kriteria Skor Aktivitas Siswa

Rentang Kriteria

24-38 Sangat kurang

39-53 Kurang

54-68 Cukup

69-83 Baik

84-96 Sangat baik

3.4Uji Validitas Dan Reliabilitas Soal

Sebelum penelitian langkah yang penting yaitu peneliti menguji kualitas alat penilaian tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi

kriteria ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas). Tingkat validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian menunjukkan kualitas instrumen penelitian tersebut.

3.7.1. Uji Validitas

(21)

2010:348). PTK yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo menggunakan acuan toleransi kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95%. Pelaksanaan uji validitas instrumen dilakukan di kelas 4 SD Negeri karanggondang dengan jumlah peserta tes adalah 30 siswa dengan jumlah responden (N) = 35, maka nilai rtabel = 0,361 dengan taraf signifikansi 5% (Sugiyono (2010: 373). Nilai rxy ditentukan dengan menghitung nilai corrected

item to total correlation menggunakan aplikasi Statistical Package For the Social Science (SPSS) versi 16.0. Hasil uji validitas yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri

Karangggondang dengan analisis SPSS versi 16.0 terlihat pada tabel 3.8 sebagai berikut:

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus I Bentuk

Berdasarkan hasil uji validitas 35 item soal diketahui dari tabel 3.8 di atas, terdapat 13 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 2, 4, 5, 6, 7, 14, 16, 18, 21, 26, 29, 33, 35. Sedangkan yang valid sebanyak 22 soal yaitu soal nomor 1, 3, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 31, 32, dan 34. Setelah itu soal yang valid digunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I.

Tabel 3.9

(22)

Berdasarkan hasil uji validitas 35 item soal diketahui dari tabel 3.9 di atas, terdapat 13 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 4, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 16, 18, 21, 22, 27, 28. Sedangkan yang valid sebanyak 22 soal yaitu soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 9, 11, 15, 17, 19, 20, 23, 24, 25, 26, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35. Setelah itu soal yang valid digunakan sebagai soal evaluasi pada siklus II.

3.7.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui keajegan instrumen dari variabel yang hendak diukur. Dengan kata lain, apabila instrumen tersebut digunakan beberapa kali di dalam mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012:173).

Pengukuran koefisien reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat melalui tabel 3.10 sebagai berikut:

Tabel 3.10

Kriteria Reliabilitas Instrumen

Rentang Kriteria

0,80-1,00 Sangat reliabel

<0,80-0,60 Reliabel

<0,60-0,40 Cukup reliabel

<0,40-0,20 Agak reliabel

<0,20 Kurang reliabel

Adapun hasil uji reliabilitas yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri Karanggondang dengan analisis SPSS versi 16.0 for Windows adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus I Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.913 22

(23)

Dari hasil pengujian reliabilitas di atas, diketahui bahwa alpha sebesar 0,913. Berdasarkan kategori reliabilitas, maka dapat dikatakan bahwa reliabilitas data tersebut termasuk kategori sangat reliabel.

Tabel 3.12

Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus II Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.895 22

Dari hasil pengujian reliabilitas di atas, diketahui bahwa alpha sebesar 0,895. Berdasarkan kategori reliabilitas, maka dapat dikatakan bahwa reliabilitas data tersebut termasuk kategori sangat reliabel.

3.5Uji Taraf Kesukaran

Uji tingkat kesukaran dilakukan untuk mengetahui tingkat soal termasuk kategori sukar, sedang, atau mudah. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal digunakan rumus sebagai berikut:

I =

Keterangan:

I = indeks kesukaran kesukaran B = banyak siswa menjawab benar N = jumlah siswa peserta tes.

Tabel 3.13

Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen

Rentang Kategori

0,00-030 Sukar

0,31-0,70 Sedang

(24)

Adapun hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang diujikan pada siswa kelas 4 SD Negeri Karanggondang dengan jumlah keseluruhan responden 30 siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.14

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I

Kriteria No. Soal Jumlah

Sukar 7, 14, 16 3

Sedang 3, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 21, 22

14

Mudah 1, 2, 4, 8, 20 5

Total 22

Dari data tabel 3.14 dapat dilihat hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal

sebanyak 22 soal terdapat 3 soal dengan kategori sukar, 14 soal dengan kategori sedang, dan 5 soal dengan kategori mudah.

Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II. Adapun hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.15

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II

Kriteria No. Soal Jumlah

Sukar 2, 8, 13, 20 4

Sedang 1, 5, 7, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 21, 22 12

Mudah 3, 4, 6, 9, 12, 19 6

Total 22

Dari data tabel 3.15 dapat dilihat hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II, bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 22 soal terdapat 4 soal dengan kategori sukar, 10 soal dengan kategori sedang, dan 6 soal dengan kategori mudah.

3.9 Teknik Analisis Data

(25)

setelah siklus II, skor observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Discovery Leaning setiap siklusnya. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa melalui model Discovery Leaning dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan proses analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dengan teknik analisis yang digunakan dengan presentase, menghitung rata-rata (mean), skor minimal, skor maksimal pada tiap siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa. Setelah data diperoleh langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengolah dan menganalisis hasil belajar siswa

baik nilai tes, dan lembar observasi. Data hasil tes untuk menghitung rata-rata kelas setiap siklus adalah:

x =

Keterangan: X = rata-rata kelas Σ x = jumlah seluruh skor N = banyaknya siswa

3.10. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan peneliti di SD Negeri 1 Banjardowo meliputi indikator proses dan hasil. Adapun indikator proses dan hasil dijabarkan sebagai berikut:

3.10.1. Indikator Proses

Indikator keberhasilan dari proses pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui penerapan model Discovery

Learning. Pada penelitian ini aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Discovery Learning dapat dikatakan berhasil

apabila mengalami peningkatan secara signifikan minimal 10 skor dalam kriteria baik. Hal itu dapat dilihat dari kriteria skor aktivitas guru dan kriteria skor aktivitas siswa bahawa rentang kriteria skor aktivitas guru sebesar 17 dan kriteria skor aktivitas siswa sebesar 15.

(26)

3.10.2. Indikator Hasil

Gambar

Tabel 3.1 Alokasi waktu penelitian
Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPA Siklus II
Tabel 3.4 Kisi-kisi akitivitas guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas dengan tiga siklus maka peneliti membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Discovery

Selain membuat RPP, juga menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran ini berupa gambar-gambar SDA yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui serta

Hipotesis dalam Penelitian Tindakan Kelas berdasarkan teori yang telah diungkapkan di atas adalah dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media gambar

Tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran discovery learning berbantuan media gambar pada siswa kelas III SD Negeri

Tampilan judul prezi Struktur Bumi untuk kelas 5 SD 2) Menyiapkan buku-buku sumber dan buku referensi lainnya. Peneliti membuat media prezi berdasarkan pada buku mata pelajaran IPA

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat mengenai KD 11.1 Menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan (Lampiran1), dengan indikator

Sebelum melakukan tindakan pada siklus 2 pertemuan 1, maka peneliti menyiapkan semua yang diperlukan untuk memunjang proses pembelajaran, diantaranya RPP pertemuan

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 2) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi mengenai aktivitas siswa dan guru serta keaktifan siswa saat