• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KOMPARATIF ONIGIRI DI JEPANG DAN DI INDONESIA NIHON TO INDONESIA NO ONIGIRI NO HIKAKU NO BUNSEKI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KOMPARATIF ONIGIRI DI JEPANG DAN DI INDONESIA NIHON TO INDONESIA NO ONIGIRI NO HIKAKU NO BUNSEKI SKRIPSI"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOMPARATIF ONIGIRI DI JEPANG DAN DI INDONESIA NIHON TO INDONESIA NO ONIGIRI NO HIKAKU NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh :

JENNY 170708030

PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2022

(2)

ANALISIS KOMPARATIF ONIGIRI DI JEPANG DAN DI INDONESIA NIHON TO INDONESIA NO ONIGIRI NO HIKAKU NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana

Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang Disetujui Oleh :

Pembimbing

Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum NIP : 196009191988031001

PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2022

(3)

Disetujui oleh :

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Medan, 11 Januari 2022 Program Studi Sastra Jepang

Ketua,

Alimansyar, M.A..,Ph.D NIP : 197511032005011003

(4)

PENGESAHAN Diterima Oleh :

Panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana dalam bidang Ilmu Sastra Jepang pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Pada : Pukul 12.00 WIB Tanggal : 11 – 01 – 2022 Hari : Selasa

Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Dekan,

Dr. T Thyrhaya Zein, M.A NIP. 196301091988032001

Panitia Tugas Akhir :

No Nama Tanda Tangan

1. Alimansyar S.S M.A, Ph.D (………)

2. Rani Afrianty S.S., M.Phil (..………..)

3. Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum (………)

(5)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati dan menyertai penulis sampai saat ini. Skipsi ini ditulis sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana Sastra di Universitas Sumatera Utara. Adapun skripsi ini berjudul “ANALISIS KOMPARATIF ONIGIRI DI JEPANG DAN DI INDONESIA”

Penulis sangat bersyukur atas banyaknya dukungan, baik moril, ataupun materil dari berbagai pihak selama pembuatan skripsi ini. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Alimansyar, S.S., M.A., Ph.D., selaku Ketua Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Kepada Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan arahan serta bimbingan juga meluangkan waktu untuk membaca dan menguji skripsi ini.

Terimakasih atas bantuan dan sarannya untuk menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Seluruh dosen Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan memberikan banyak ilmu dan bimbingan selama penulis berada di bangku kuliah.

(6)

ii

6. Terima kasih yang sangat besar penulis sampaikan kepada kedua orang tua penulis yaitu Asli dan Rasmita yang sudah banyak mendukung penulis dalam menggapai cita cita baik secara materil maupun moril. Dan juga kepada abang saya yang bernama Diky.

7. Kepada abang Sahel Andru Timotius Karunia Silitonga dan abang Ade Rianta Putra Sembiring yang selalu siap siaga membantu dan memotivasi penulis.

9. Kepada rekan rekan mahasiswa yang juga tidak dapat disebutkan satu per satu. Yang sudah bersama sama dengan penulis dari awal masuk kuliah hingga sekarang. Terima kasih atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan selama menempuh pendidikan.

Akhir kata, semoga skripsi ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca dan pengguna skripsi ini khususnya mahasiswa Sastra Jepang lainnya. Penulis berharap dengan membaca skripsi ini akan menumbuhkan minat membaca khususnya membaca karya sastra lainnya.

Medan, 11 Januari 2022 Penulis

Jenny 170708030

(7)

iii ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Analisis Komparatif Onigiri di Jepang dan di Indonesia”.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apa saja bentuk, varian, bahan juga perbedaan dan persamaan Onigiri di Jepang di wilayah Hokkaido dan Tokyo dan di Indonesia di wilayah Medan. Onigiri adalah makanan tradisional khas Jepang berupa nasi dibungkus dengan rumput laut dan juga diisi dengan berbagai isian.

Pada bagian pembahasan, penulis mengambil contoh sampel Onigiri yang ada di Jepang melalui website convenience store seven eleven dan restoran tanagokoro, sedangkan untuk yang di Medan, penulis melakukan interview ke K3 mart dan restoran Nyushiin. Hasil penelitian menunjukan Onigiri di minimarket seven eleven Hokkaido memiliki 3 bentuk, yaitu segitiga, omusubi, dan bundar, dengan 25 varian isi. Onigiri di Tanagokoro di Tokyo terdapat 1 bentuk Onigiri yaitu bentuk tradisional dari omusubi, dengan 18 varian isi. Sedangkan Onigiri di K3 Mart Medan hanya memiliki satu bentuk yaitu segitiga, dengan 16 varian isi. Kemudian di restoran Nyushiin di Medan juga terdapat 1 bentuk Onigiri yaitu segitiga, dengan 4 varian isi. Bahan baku nasi Onigiri di Jepang dan di Medan sama-sama berasal dari Jepang, sedangkan untuk bumbu Onigiri di Medan telah dilakukan modifikasi dengan mengadaptasi cita rasa local seperti rendang, geprek, indomie, dan sambal bumbu pedas.

(8)

iv DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ... 6

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ... 7

1.5 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ...10

1.6 Metode Penelitian ...11

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ONIGIRI ADAPTASI BUDAYA, DAN STUDI KOMPARATIF ...13

2.1 Sejarah Onigiri ...13

2.2 Ciri Khas Onigiri di Setiap Wilayah di Jepang ...16

2.3 Perkembangan Onigiri di Medan ...27

2.4 Adaptasi Budaya ...29

2.5 Studi Komparatif ...30

(9)

v

BAB III ANALISIS KOMPARATIF ONIGIRI DI JEPANG DAN

DI MEDAN ...33

3.1 Bentuk, Varian, dan Bahan Onigiri di Jepang ...34

3.1.1 Bentuk Onigiri di Jepang...34

3.1.2 Varian Onigiri di Jepang ...34

3.1.3 Bahan Onigiri di Jepang ...50

3.2 Bentuk, Varian, dan Bahan Onigiri di Medan ...50

3.2.1 Bentuk Onigiri di Medan...50

3.2.2 Varian Onigiri di Medan ...51

3.2.3 Bahan Onigiri di Medan ...57

3.3 Perbedaan dan Persamaan Onigiri di Jepang dan di Medan ...57

3.3.1 Analisis Bentuk Onigiri di Jepang dan di Medan ...57

3.3.2 Analisis Varian Onigiri di Jepang dan di Medan ...59

3.3.3 Analisis Bahan Onigiri di Jepang dan di Medan ...64

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...67

4.1 Kesimpulan ...67

4.2 Saran ...69 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pada zaman serba modern ini teknologi berkembang dengan sangat pesat, dan memudahkan penyebaran informasi yang membuat banyaknya budaya asing atau luar, masuk ke dalam suatu negara serta memberikan pengaruh terhadap negara tersebut baik dalam hal positif atau negatif. Kebudayaan dan kebiasaan tersebut secara tidak langsung berpengaruh terhadap selera masyarakat Indonesia, misalnya terhadap makanan.

Pengaruh tersebut contohnya seperti perkembangan yang terjadi dikalangan remaja saat ini. Yaitu mereka lebih menyukai makanan khas dari negara luar dengan rasa yang enak serta harga yang relatif murah namun kualitas tetap terjamin dan praktis. Hal ini dilansir dari medanbisnisdaily.com bahwa “nasi Onigiri ala produk usaha mikro kecil (UMKM) Sumatera Utara (Sumut) semakin diminati oleh konsumen, khususnya anak – anak muda”.

Makanan Jepang adalah salah satu makanan yang banyak disukai di seluruh dunia terutama Indonesia. Makanan Jepang juga memiliki banyak macamnya seperti yakiniku (daging bakar), teppanyaki (sayur – sayuran, daging, atau makanan laut yang dimasak di atas plat besi), yakitori (sate ala Jepang), sushi (nasi gulung yang di isi lauk berupa sayur daging atau makanan laut) biasanya sushi di Jepang disajikan dengan bahan – bahan yang mentah, udon (mie tebal ala Jepang), Onigiri (nasi kepal di Jepang), dan lain-lain. Selain praktis, makanan Jepang saat ini menjadi populer di kalangan remaja, dikarenakan

(11)

2

banyak drama maupun anime yang menampilkan makanan Jepang, sehingga terlihat menarik dan menjadi tren.

Karena perkembangan teknologi yang pesat di Jepang, kebutuhan akan gaya hidup super cepat, nyatanya juga didukung oleh adanya fasilitas yang juga mumpuni. Modernitas dan gaya hidup masyarakat Jepang ini terlihat di lalu lintas manusia super padat dan super cepat seperti kereta Shinkansen (kereta cepat), penjual minuman instan, sampai makanan khas Jepang yang nikmat namun praktis, misalnya Onigiri yaitu salah satu kuliner di Jepang yang dapat di temui di mesin penjual minuman instan dan sangat digemari oleh masyarakat Jepang.

Onigiri adalah nama salah satu varian makanan tradisional khas Jepang yang terbuat dari beras yang dibentuk menjadi segitiga atau silinder dan sering dibungkus dengan nori, juga diisi dengan berbagai isian. Onigiri biasanya juga disebut Omusubi atau Nigirimeshi. Nigiri dalam kata Onigiri berarti

“memegang dengan kuat”. Makna kata ini berasal dari tata cara membuat Onigiri, yaitu dengan memegang dan menahan nasi dengan kuat untuk membentuknya. Meski terjemahan dari Onigiri adalah bola nasi, namun bentuk Onigiri tidak selalu bulat. Definisi Onigiri adalah segenggam nasi yang dibentuk kuat menjadi bentuk yang praktis. Makanan khas Jepang ini juga menjadi salah satu bukti kepraktisan dan gaya hidup serba cepat masyarakat Jepang.

Menurut Muliyadi Budi dkk (2018: 55 – 56) Berkaitan dengan sejarah Onigiri sendiri banyak versi yang dikemukakan tentang awal mulanya makanan ini dibuat dan dikonsumsi oleh masyarakat Jepang. Sebagian besar sumber

(12)

3

menyebutkan bahwa bentuk nasi kepal yang dibungkus daun sudah dikonsumsi sejak zaman Yayoi (300 M), namun bentuk Onigiri yang kita kenal sekarang merupakan tradisi yang sudah ada sejak pertengahan zaman Heian (794-1185), dimana pada masa itu nasi yang sedikit lengket dibentuk bulat seperti bola yang disebut “tonjiki”. Kemudian di akhir zaman Kamakura (1185–1333), digunakan varian nasi yang lain untuk membuat tonjiki yang disebut uruchimai pada masa itu. Penggunaan nori (rumput laut) sendiri dimulai pada periode Edo (1603- 1868), ketika masyarakat mulai membungkus Onigiri dengan rumput laut agar tangan mereka tidak kotor terkena lengketan nasi ketika memakan Onigiri. Hal ini semakin membuat Onigiri dikenal sebagai makanan sehat yang praktis untuk dibawa sebagai bekal perjalanan. Keberadaan Onigiri sebagai salah satu makanan yang digemari semakin populer ketika pada tahun 1970 di Jepang mulai dikenal toko retail yang juga menjual makan varian ini. Pada era ini, untuk ditempatkan di etalase toko, Onigiri yang dilapisi dengan nori kemudian dibungkus dalam kertas film. Namun, di penghujung tahun 1970, sebuah toko souvernir di prefektur Nagano mengembangkan sebuah inovasi pembungkus Nori yang dianggap lebih praktis karena memudahkan dalam mengkonsumsi Onigiri. Tidak lama pembungkus varian ini menjadi populer sehingga pada tahun 1980 beberapa toko retail mengembangkan varian pembungkus ini secara besar-besaran. Inilah yang menjadi bentuk paten pembungkus Onigiri seperti yang kita kenal sekarang.

Di Jepang Onigiri memiliki isian yang berbeda dengan yang ada di Indonesia. Di Jepang isian Onigiri biasanya adalah irisan daging ikan yang segar.

Varian dari Onigiri di Jepang sangat banyak dengan beraneka macam bentuk

(13)

4

dan rasa, serta ada yang dibalut dan tidak dibalut dengan rumput laut, Onigiri di Jepang juga memiliki ciri khas masing – masing di tiap daerah di Jepang, hal ini lah yang membuat Onigiri di Jepang menjadi makanan yang khas dan unik.

Adapun beberapa tipe Onigiri yang ada di Jepang sebagai berikut. Yang pertama adalah Onigiri yang dibungkus dengan Nori. Onigiri varian ini adalah yang paling populer karena sering diperlihatkan dalam adegan film drama ataupun anime (animasi Jepang). Yang kedua adalah Onigiri yang ditaburi bumbu dibagian atas, biasanya dipakai furikake (bumbu yang berasal dari Jepang yang erbahan rumput laut maupun ikan teri)) yaitu campuran antara potongan Nori, telur, ume shiso (asinan kering dari buah ume dan campuran daun sebagai bumbu, pewarna, acar dan hiasan), udang dan ikan kering. Yang ketiga adalah Yaki Onigiri atau Onigiri bakar, perbedaanya adalah pada saat sudah dibentuk maka Onigiri akan dibakar sampai mempunyai tekstur yang renyah, yaki Onigiri juga memakai kecap asin untuk menambahkan rasa asin. Yang keempat adalah Onigiri campur, yaitu nasi yang digoreng dengan campuran edamame (kacang kedelai muda), kacang merah, jahe, ataupun kerang lalu dibentuk menjadi segitiga atau bulat. Yang terakhiri onigarazu atau Onigiri gulung, disebut juga sort anti Onigiri karena bentuknya tidak bulat ataupun segitiga melainkan panjang dan digulung kemudian dipotong – potong, selain itu ada juga Onigiri yang berbahan dari daging rebus dan daun bawang yang di goreng dengan miso (tauco Jepang), mirin (bumbu masakan Jepang yang mengandung alkohol).

Di Indonesia sendiri Wibisono dalam jurnal Situmorang, dkk (2021) mengemukakan bahwa di Indonesia, makanan Jepang mulai tersebar pada tahun 1968 di Chikini, Jakarta. Lalu pada periode 2000 – 2006 berdirinya restoran

(14)

5

Jepang Pepper Lunch yang menyajikan makanan cepat saji Jepang, lalu pada tahun 2010 hingga sekarang muncul konter makanan Jepang di berbagai wilayah di Indonesia yang menjual makanan Jepang salah satunya adalah Onigiri.

Saat ini Onigiri banyak dijual di supermarket ataupun minimarket/convenience store. Onigiri memang memiliki beberapa kelebihan, selain praktis, Onigiri juga lebih tahan lama dibandingkan nasi biasa. Di Indonesia khususnya di Medan, Onigiri sering disebut sebagai nasi kepal. Nasi kepal adalah nasi yang dapat dibentuk menjadi bentuk yang menarik dengan isi yang bervariasi contohnya Onigiri indomie, ayam geprek, dan rendang.

Onigiri di Indonesia khususnya Medan, memiliki perbedaan yang mencolok, mulai dari bumbu, bahan baku, dan cita rasa. Variasi yang banyak dengan beragam bentuk dan isian tersebut serta perbedaan yang di modifikasi dan persamaan hasil dari adaptasi tersebut yang membuat penulis tertarik untuk mengkaji perbedaan dan persamaan Onigiri di Jepang dan di Indonesia khususnya di Medan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melihat bagaimana adaptasi dan perubahan Onigiri yang ada di Indonesia khususnya di Medan. Karena itu penulis memilih judul ANALISIS KOMPARATIF ONIGIRI DI JEPANG DAN DI INDONESIA.

1.2. Rumusan Masalah

Di Indonesia khususnya Medan, Onigiri mulai diminati oleh masyarakat, terutama pada kalangan remaja, dikarenakan tren yang berasal dari film, drama dan anime karena bentuknya yang unik. Selain menjadi tren, karena Onigiri juga menjadi varian baru kuliner di Medan, sehingga peluang untuk membuka

(15)

6

usaha kuliner khas Jepang salah satunya Onigiri menjadi lebih besar dan laku di Medan. Namun di satu sisi untuk mengadaptasi cita rasa makanan masyarakat Medan maka varian dan rasa dari Onigiri di sesuaikan dengan cita rasa makanan masyarakat Indonesia khususnya Medan sehingga menciptakan perubahan antara Onigiri di Jepang dan di Medan untuk menjadi permasalahan baik dari segi bentuk, varian, dan bahan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Apa saja bentuk, varian, dan bahan Onigiri di Jepang dan di Medan ? 2. Bagaimana Perbedaan dan Persamaan Onigiri di Jepang dan di Medan ?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya perlu adanya ruang lingkup dalam pembatasan masalah tersebut. Hal ini bertujuan agar penelitian ini tidak menjadi luas dan tetap terfokus pada masalah yang ingin diteliti penulis.

Dalam penelitian ini, ruang lingkup pembahasannya difokuskan kepada persamaan dan perbedaan Onigiri yang ada di Indonesia khususnya di Medan dengan sample data dari minimarket K3 Mart dan restoran Nyushiin, sedangkan di Jepang sample datanya diambil melalui website minimarket Seven Eleven di Hokkaido dan website Tana Gokoro di Tokyo. Kemudian akan dibahas juga mengenai bentuk, varian, dan bahan Onigiri di Jepang dan di Medan.

Agar pembahasannya memiliki tingkat akurasi dan penjelasan argumentasi yang jelas maka penulis pada bab II akan menjelaskan juga mengenai sejarah

(16)

7

Onigiri, ciri khas Onigiri di setiap wilayah di Jepang, perkembangan Onigiri, adaptasi budaya, dan studi komparatif untuk mendapatkan analisis yang jelas dan akurat.

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan dengan mengambil referensi dengan membaca jurnal serta artikel yang berkaitan dengan Onigiri adalah sebagai berikut :

Devy Stachy Banurea (2019) dalam skripsinya yang berjudul adaptasi street food Jepang di medan (takoyaki,okonomiyaki, dan Onigiri) yang menganalisis mengenai makanan Jepang di Medan khususnya streetfood Jepang di medan yaitu :

Dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia makanan merupakan hal yang sangat penting. Makanan juga berhubungan dengan kebudayaan, termasuk teknologi, organisasi sosial dan juga kepercayaan. Pada tahun 1930 studi mengenai kebiasaan makan sudah berkembang. Studi mengenai makanan ini berfokus pada masalah kebiasaan makan sebagai bentuk tingkah laku berpola yang terkait dengan kebudayaan, bagaimana kepercayaan masyarakat dan juga pantangan makanan yang berkembang didalam kelompok masyarakat, dan juga berkaitan dengan faktor lingkungan sebagai sumber perolehan bahan pangan yang utama (Mintz dan Christine M Du Bois (2002). Dengan kata lain kebudayaan berperan menentukan tentang makanan apa yang boleh dimakan dan apa yang diharamkan oleh sebuah kelompok masyarakat.

(17)

8

Amalia Novy dkk (2014) dalam usulan program kretivitas mahasiswa dengan judul program O – Bento Hap! (Onigiri dan Bento Langsung Hap).

Dalam usulan Amalia dkk, untuk memulai usaha di bidang kuliner Jepang di Indonesia memerlukan analisis kondisi umum lingkungan. Dalam analisis tersebut Amalia dkk menjelaskan bahwa meluas dan banyaknya restoran Jepang di Indonesia serta pedagang kaki lima yang juga menawarkan makanan khas Jepang sebagai alternatif dan varian kuliner di Indonesia, merupakan penyebab makanan khas Jepang seperti Onigiri menjadi makanan primadona di Indonesia.

Intan Ryandhita Suhardini (2020) dalam skripsinya yang berjudul faktor latar belakang dan kecenderungan kaum muda surabaya dalam memilih makanan Jepang: studi pada restoran marugame udon dan yoshinoya yang menganalisis mengenai makanan Jepang yaitu :

Adanya ragam pilihan makanan Jepang yang ditawarkan, mengakibatkan prefensi yang mendasari para konsumen dalam memilih makanan dari alternatif restoran Jepang yang tersedia. Tidak bisa dipungkiri bahwa makanan Jepang sudah go international. Dalam kasus ini, Indonesia mulai memiliki gambaran yang kuat dalam mengenal sushi, ramen, dan makanan khas Jepang lainnya.

Masyarakat Indonesia pun sudah mudah bila ingin menikmati makanan Jepang, karena pada masa sekarang banyak ditemui gerai yang menjual makanan Jepang.

Ketiga penelitian tersebut di atas memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu pertama adaptasi makanan dari Jepang ke Indonesia, namun adanya perbedaan pada segi makanan yang di kaji, yang kedua terdapat persaamaan pada makanan yang dikaji namun terdapat perbedaan pada kajian penelitiannya dimana Amalia dkk meneliti untuk membuat usulan

(18)

9

usaha kuliner Jerpang. Ketiga terdapat perbedaan pada tempat dan makanan yang dikaji.

1.4.2. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan landasan atau kejelasan berfikir dalam memecahkan masalah atau menyorotinya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti. Kerangka teori menurut (Koentjaraningrat,1976:11) berfungsi sebagai pendorong proses berpikir dedukatif yang bergerak dari alam abstrak ke alam kongkrit. Suatu teori dipakai oleh peneliti sebagai kerangka yang memberi pembatasan terhadap fakta-fakta kongkrit yang tidak terbilang banyaknya dalam kehidupan masyarakat.

Begitupun dalam tulisan yang menggunakan kerangka berpikir sehingga dalam penulisannya dapat terarah dan hal yang dibahas juga dapat dibatasi sehingga tidak meluas. Teori yang dipakai untuk menjawab rumusan masalah di atas adalah teori adaptasi budaya menurut Liliweri, pendekatan studi komparatif menurut Sugiyono, dan teori kebudayaan menurut Noto Atmojo.

Menurut Liliweri (2005:140) adaptasi budaya merupakan proses penyesuaian diri dari seseorang yang berbeda budaya dengan orang lain. Proses adaptasi budaya juga dapat terjadi pula pada nilai-nilai, norma-norma dalam sebuah kelompok tertentu terhadap kelompok lain.

Berdassarkan teori adaptasi budaya Liliweri, penulis akan menganalisis bagaimana pengadaptasian Onigiri di Jepang sampai ke Indonesia khususnya Medan, yang mengakibatkan adanya perbedaan dan persamaan Onigiri di Jepang dan di Medan.

(19)

10

Menurut Sugiyono (2014: 54) pendekatan Komparatif merupakan penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda.

Berdasarkan pendekatan studi komparatif di atas penulis akan menganalisis ciri perbedaaan dan persamaan Onigiri di Jepang dan Onigiri di Medan.

Kebudayaan adalah suatu hal yang dilakukan oleh manusia sendiri, kebudayaan tersebut terbentuk dari suatu pengalaman, evaluasi, dan ketertarikan dari manusia hingga terbentuknya lah suatu kebudayaan menurut Noto Atmojo (2003).

Berdasarkan teori kebudayaan menurut Noto Atmojo, penulis akan mengentepretasikan budaya Jepang yag diadaptasi di Indonesia khususnya Medan.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan bentuk, varian, dan bahan Onigiri di Jepang dan di Medan.

2. Untuk mendeskripsikan perbedaan dan persamaan Onigiri di Jepang dan di Medan.

1.5.2. Manfaat Penelitian

1. Untuk menambah ilmu bagi penulis dan pembaca mengenai perbedaan Onigiri di Jepang dan di medan.

(20)

11

2. Untuk menambah ilmu bagi penulis dan pembaca mengenai perkembangan Onigiri di Jepang dan di medan.

1.6. Metode Penelitian

Metode penelitian analisis komparatif Onigiri di Jepang dan di Indonesia yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan studi kepustakaan.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sutedi,2009:48).

Menurut Koentjaraninggrat, teknik kepustakaan merupakan cara pengumpulan data bermacam – macam material yang terdapat di ruang kepustakaan, seperti Koran, buku – buku, majalah, naskah, dokumen, dan sebagainya yang relevan dengan penelitian (Koentjaraninggrat, 1983:420).

Berdasarkan metode penelitian deskriptif dan studi kepustakaan di atas, penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil referensi seperti jurnal, skripsi, dan referensi referensi yang berkaitan dengan penelitian penulis, serta melakukan observasi langsung ke minimarket/convenience store, restoran – restoran Jepang, dan pedagang kaki lima yang menjual makanan khas Jepang.

Sumber data diambil dari dokumen, hasil pemotretan, suara ataupun video.

Setelah dilakukan pengumpulan data maka data tersebut dianalisis kedalam bentuk teknik analisis data sebagai berikut :

1. Data koleksi/pengumpulan data yaitu dengan melakukan :

(21)

12

a. Wawancara, yaitu dengan melakukan dan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai Onigiri di Medan, merekam dan mencatat wawancara tersebut b. Dokumentasi

c. Triangulasi

2. Categorizing, yaitu mengelompokkan data dan atau mengklasifikasi data yang telah di deskripsikan kedalam unit.

3. Connecting, yaitu mengkonstruksi hubungan antar kategori atau klasifikasi yang telah ditemukan.

(22)

13 BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG ONIGIRI, ADAPTASI BUDAYA, DAN STUDI KOMPARATIF

2.1. Sejarah Onigiri

Onigiri merupakan bola nasi tertua di Jepang yang dikukus dan kemudian dipanggang menggunakan beras ketan ala Jepang. Onigiri pertama kali dibuat pada tahun 1987 tepatnya pada zaman Yayoi (zaman dalam pembagian periode sejarah Jepang pada abad ke-8 sebelum Masehi sampai abad ke-3 Masehi). Berdasarkan website gochikuru.com Onigiri sudah dimakan sejak zaman Yayoi. Sebagai bukti, pada reruntuhan Chanobatake di Sugiya, prefektur Ishikawa yang merupakan sebuah situs pada akhir periode zaman Yayoi, ditemukan gumpalan butiran nasi yang sudah terkarbonasi saat penggalian arkeologi dengan bentuk seperti Omusubi yatu segitiga sama kaki dengan alas sekitar 5 cm dan dua sisi lainnya sekitar 8 cm, dan memiliki ketebalan sekitar 3,5 cm. Berkaitan dengan sejarah Onigiri sendiri banyak versi yang dikemukakan tentang awal mulanya makanan ini dibuat dan dikonsumsi oleh masyarakat Jepang. Sebagian besar sumber menyebutkan bahwa bentuk nasi kepal yang dibungkus daun sudah dikonsumsi sejak zaman Yayoi (300 M), namun bentuk Onigiri yang kita kenal sekarang merupakan tradisi yang sudah ada sejak pertengahan zaman Heian (794- 1185), dimana pada masa itu nasi yang sedikit lengket dibentuk bulat seperti bola yang disebut “tonjiki”. Kemudian di akhir zaman Kamakura (1185–1333), digunakan varian nasi yang lain untuk membuat tonjiki yang disebut uruchimai.

Penggunaan nori sendiri dimulai pada periode Edo (1603-1868), ketika

(23)

14

masyarakat mulai membungkus Onigiri dengan rumput laut agar tangan mereka tidak kotor terkena lengketan nasi ketika memakan Onigiri. Hal ini semakin membuat Onigiri dikenal sebagai makanan sehat yang praktis untuk dibawa sebagai bekal perjalanan. Keberadaan Onigiri sebagai salah satu makanan yang digemari semakin populer ketika pada tahun 1970 di Jepang mulai dikenal toko retail yang juga menjual makan varian ini. Pada era ini, untuk ditempatkan di etalase toko, Onigiri yang dilapisi dengan nori kemudian dibungkus dalam kertas film. Namun, di penghujung tahun 1970, sebuah toko souvernir di prefektur Nagano mengembangkan sebuah inovasi pembungkus Nori yang dianggap lebih praktis karena memudahkan dalam mengkonsumsi Onigiri. Tidak lama pembungkus varian ini menjadi populer sehingga pada tahun 1980 beberapa toko retail mengembangkan varian pembungkus ini secara besar-besaran. Inilah yang menjadi bentuk paten pembungkus Onigiri seperti yang kita kenal sekarang.

Onigiri secara fungsional adalah makanan praktis dan diawetkan, tetapi mungkin memiliki kegunaan sebagai persembahan untuk hal – hal spiritual atau menangkal kejahatan, selain dari makanan yang dapat dimakan. Dikatakan bahwa alasan mengapa nasi arang berkarbonasi berbentuk Chimaki yang ditemukan adalah karena ada kepercayaan bahwa Tuhan akan turun dari bagian yang tajam.

Di lansir dari halaman website yukmakan.com konon ada sebuah legenda di Jepang yakni dewa Takamimusubi dan Kamimusubi yang merupakan dua dari tiga dewa pencipta menurut mitologi Jepang. Bahwa pada zaman dahulu orang Jepang mendewakan gunung dan mereka memakan nasi yang dikepal menjadi bentuk gunung dengan harapan mereka akan diberkahi oleh kekuatan sang dewa tersebut.

Penjelasan lain menyebutkan pada jaman Heian para bangsawan menyebut nasi

(24)

15

kepal dengan sebutan omusubi, sedangkan rakyat biasa menyebutnya dengan Onigiri. Selain itu, ada juga penjelasan yang menyebutkan bahwa dalam kata Onigiri mengandung makna memotong iblis atau membuang aura jahat/kemalangan sedangkan dalam kata omusubi terkandung makna menghubungkan takdir atau membangun pertemuan/hubungan kemanusiaan yang baik.

Sebelum orang Eropa datang ke Jepang pada abad ke-16, orang Jepang tidak mengkonsumsi daging dan susu karena agama Buddha, yang diikuti oleh sebagian besar orang Jepang, mengajarkan kepada para pengikutnya bahwa semua makhluk yang hidup di darat adalah bagian dari reinkarnasi. Oleh karena itu, orang Jepang biasa mengkonsumsi hanya sayuran dan makanan yang berasal dari laut. Mereka mulai mengkonsumsi daging dan makanan yang berasal dari hewan ketika bangsa Eropa, khususnya Portugis dan Spanyol, datang ke Jepang pada abad ke-16 (Dananjaya, 1997) (256). Makanan Jepang telah populer di seluruh dunia dan juga di berbagai kota di Indonesia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jetro (2013) di mana ia mensurvei makanan asing di luar Jepang dengan pertanyaan: apa makanan favorit? 83% responden menjawab, Makanan Jepang karena enak (88%) dan menyehatkan (53%). Wibisono (2017) mengemukakan bahwa di Indonesia, khususnya di Jakarta pada tahun 2008, orang Jepang restoran masih sedikit. Restoran Jepang tertua adalah Restoran Kikugawa yang didirikan di Chikini, Jakarta, pada tahun 1968. Itu disebut "restoran Jepang generasi pertama di"Indonesia." Disusul dengan pendirian Restoran Furusato di Hotel Sari Fan Fasifik pada tahun 1970-1980-an yang disebut sebagai “restoran Jepang generasi kedua”. Sejak 1987 namanya telah diubah menjadi Restoran Kayaki. Sejauh ini,

(25)

16

restoran Jepang dianggap sebagai restoran untuk kelas eksekutif atau orang-orang kelas atas. Generasi ketiga restoran Jepang pada periode 1980-1990 dengan berdirinya Restoran Hoka-Hoka Bento yang telah berbagai varian pelanggan dan memiliki 350 cabang. Generasi keempat dari restoran Jepang diidentifikasi dengan berdirinya restoran cepat saji Jepang pada periode 2000-2006. Papper Lunch didirikan pada tahun 2006 dan Yoshinoya pada tahun 2010. Generasi kelima dari restoran Jepang muncul pada tahun 2010-an. Konter makanan Jepang telah didirikan di berbagai kota di Indonesia. Saat ini, kita dapat dengan mudah menemukan makanan Jepang counter atau warung makan di bandara dan di pinggir jalan seperti warung takoyaki, warung soba warung ramen, dan sebagainya. Saat ini ada 27 restoran Jepang di Medan yang khusus menjual Makanan Jepang; selain itu, restoran kecil Indonesia juga menjual makanan Jepang salah satunya Onigiri.

2.2. Ciri Khas Onigiri di Setiap Wilayah di Jepang

Onigiri merupkan makanan tradisional Jepang yang sudah ada dari jaman Yayoi, namun terdapat daerah – daerah di Jepang yang memiliki ciri khas masing masing dari Onigiri daerah - daerah tersebut. Berdasarkan website https://www.maff.go.jp/j/syouan/keikaku/soukatu/attach/pdf/gohan-1.pdf

terdapat 47 macam Onigiri di masing – masing daerah di Jepang yaitu :

1. アスパラと鮭ぶしのチーズにぎり / Aspara to sake bushi no chiizu nigiri / Onigiri keju dengan campuran asparagus dan isian salmon

(26)

17

Onigiri ini merupakan Onigiri yang yang khas di daerah Hokkaido di Jepang karena menggunakan beras khas dari Hokkaido yaitu beras Yumepirika.

2. きく姫むすび / Kikuhime musubi / Onigiri berbentuk omusubi dengan isian khas keringan bunga krisan

Onigiri ini merupakan Onigiri yang berbentuk omusubi khas di daerah Aomori (selatan tenggara bagian Jepang), Onigiri ini berisi keringan bunga krisan disajikan dengan apricot dan wijen, Onigiri ini terkenal sangat harum.

3. ばっけみそおにぎり/ Bakke miso Onigiri / Onigiri bundar yang berisi miso

Onigiri ini merupakan Onigiri yang khas dari daerah Iwate di Jepang, menggunakan beragam beras yang di produksi di daerah Iwate yang disebut dengan beras Galaxy Drop karena seperti kondisi di langit Iwate yang penuh dengan bintang – bintang.

4. 青菜むすび / Aona musubi / Onigiri sawi putih

Onigiri ini merupakan Onigiri khas di daerah Yamagata, Onigiri ini menjadi populer di tahun 2018, dibalut dengan sawi putih dengan isian kerang, dan miso.

5. せり味噌おにぎり / Seri miso nigiri / Onigiri seri miso

Onigiri ini merupakan Onigiri berbentuk bundar yang khas di daerah Miyagi, terbuat dari bahan seri miso, dan dibungkus dengan rumput laut Matsushima dari lautan Sanriku yaitu lautan di prefektur Miyagi.

6. こづゆおむすび / Kotzuyu omusubi / Onigiri kozuyu

(27)

18

Onigiri berbentuk omusubi khas prefektur Fukushima, berisikan sup ayam saus kedelai yang khas dari prefektur Fukushima.

7. いぶりがっこむすび / iburi gakko musubi / Onigiri iburi gakko

Onigiri ini merupakan Onigiri berbentuk segitiga khas dari prefektur Akita, karena Onigiri ini berisikan iburi gakko (acar yang keras, jadi dicincang halus agar sesuai dengan bola nasi)dan biji bijian tonburi khas dari prefektur Akita.

8. ピーマンパウダー塩おにぎり / piimanbaudaa shio nigiri / Onigiri asin dengan bumbu pepper

Onigiri ini merupakan Onigiri khas dari prefektur Ibaraki, berisikan ikan Cod khas prefektur Ibaraki dan Paprika.

9. いちごおむすび / Ichigo omusubi / Onigiri stroberi

Onigiri ini merupakan Onigiri berbentuk seperti stroberi khas dari prefektur Tochigi, beras yang dimasak dengan stroberi Tochiotome yaitu bibit stroberi khas dari prefektur Tochigi.

10. サザエ の大葉むすび / Sazae no ooba musubi / Onigiri sazae oba Onigiri ini merupakan Onigiri berbentuk omusubi khas prefektur Chiba yang dibalut dengan daun perilla asin, menggunakan beras Fusaotome khas Chiba.

11. 梅干しと枝豆のおむすび / Umeboshi to edamame no omusubi / Onigiri umeboshi dan edamame

Onigiri ini merupakan Onigiri berbentuk omusubi tanpa dibalut rumput laut khas prefektur Gunma, berisikan Umeboshi (asinan buah ume) dan Edamame (kacang kedelai muda).

(28)

19

12. のらぼう菜むすび / Nora bou na omusubi / Onigiri sayuran nora bouna Onigiri ini merupakan Onigiri khas Tokyo yang berbentuk segitiga, dengan sayuran khas Tokyo. Noura Bouna yang dikembangkan sejak jaman Edo, lalu di isi dengan daging babi dan belut.

13. 小松菜むすび / Komatsuna musubi / Onigiri bayam Jepang

Onigiri berbentuk omusubi khas dari prefektur Saitama, menggunakan beras khas Saitama yaitu Aya no kagayaki , dibalut dengan bayam, lalu dengan isian daging ayam mentah.

14. 御難おむすび / Gonan omusubi / Onigiri kemalangan/malapetaka Onigiri berebentuk omusubi khas dari prefektur Kanagawa, Onigiri ini terinspirasi dari seorang imam besar di Kanagawa yang lolos dari kesulitan pada periode Kamakura, Onigiri ini berisiperilla hijau, acar jahe, dan plum renyah.

15. 山菜おむすび / Sansai Omusubi / Onigiri tumbuhan liar (yang dapat dimakan)

Onigiri ini merupakan Onigiri khas prefektur Yamanashi di Jepang, memakai varian beras pir, dengan rasa yang manis dan berisikan sayuran sayuran liar yang berasal dari nashikita bagian utara Yamanashi.

16. とろろ昆布おにぎり / Tororokobu Onigiri / Onigiri rumput laut tororo Onigiri ini merupakan khas prefektur Toyama, dibalut dengan rumput laut tororo, dengan isian acar plum.

17. ド ラ イ リ ン ゴ の テ ィ ー タ イ ム お む す び / Dorairingo no tītaimu omusubi / Onigiri the apel kering

Onigiri ini merupakan Onigiri khas prefektur Nagano, memakai beras

(29)

20

Kaze sayaka, di taburi dengan potongan apel kering berbentuk topi, dengan isian jagung, kacang hijau dan keju.

18. 菜めしのおにぎり / Na meshi no Onigiri / Onigiri sayuran

Onigiri merupakan Onigiri khas prefektur Ishigawa, Onigiri ini tidak dibalut dengan rumput laut, dengan isian sayuran sayuran tradisional yang di kembang di prefektur Ishigiwa.

19. 塩おむすび / Shio omusubi / Onigiri Garam

Onigiri ini merupakan Onigiri khas prefektur Niigata, dengan beras khas prefektur Niigata, merupakan daerah penghasil beras terbaik di Jepang.

20. もみわかめおむすび / Momi wakame omusubi / Onigiri momi wakame Onigiri ini merupakan Onigiri khas prefektur Fukui, dengan isian dan taburan momi wakame yaitu taburan rumput laut kering.

21. 飛騨トマトとツナむすび / Hida tomato to Tsuna musubi / Onigiri hida tomat dan tuna

Onigiri ini merupakan Onigiri khas prefektur Gifu, menggunakan beras khas prefektur Gifu yaitu beras Hida Koshihikari, dengan isian tomat dan ikan tuna.

22. にこにこ 忍者おむすび / niko niko ninja omusubi / Onigiri senyum ninja

Onigiri ini merupakan Onigiri khas prefektur Mie, Onigiri ini menggunakan beras khas daerah Iga, yaitu beras iga Koshihi, dibentuk seperti ninja wanita yang sedang tersenyum, di isi dengan asparagus rebus manis pedas. Onigiri ini dibentuk seperti ninja karena sejarah ninja Iga pada masa edo.

(30)

21

23. 桜えびむすび / Sakuraebi musubi / Onigiri sakura ebi

Onigiri ini merupakan Onigiri khas prefektur Shizuoka, daerah tempat wisata yang terkenal dengan pohon sakuranya, Onigiri ini menggunakan beras yang dimasak dengan udang sehingga memunculkan wangi udang yang sangat lezat.

24. えび豆むすび / Ebi mame musubi / Onigiri kacang udang

Onigiri ini merupakan Onigiri khas Shiga, dengan beras dan udang yang di budidaya ramah lingkungan, disajkan menjadi Onigiri isian udang dan kacang.

25. 天むす / Tenmusu / Onigiri tenmusu

Onigiri ini merupakan Onigiri khas prefektur Aichi, menggunakan beras aichi no kaori, dengan isian tempura udang kecil khas daerah Aichi.

26. てっぽうおにぎり / Teppou Onigiri / Onigiri teppou

Onigiri ini merupakan Onigiri khas Kyoto, menggunakan beras koshihikari, dimasak dengan bumbu jahe, biji wijen dan kecap.

27. 梅干おにぎり / Onigiri umeboshi / Onigiri buah ume

Onigiri ini merupakan Onigiri khas prefektur Wakayama, Onigiri ini berisi buah ume dengan rasa asam manis, Wakayama merupakan daerah penghasil buah ume di Jepang, sehingga Onigiri ini menjadi Onigiri khas di daerah tersebut.

28. ス タ ミ ナ レ タ ス お に ぎ ら ず / sutaminaretasu onigirazu / Onigiri stamina selada

(31)

22

"Onigiri" dibuat dengan membungkus ayam atau babi cincang dengan jahe, bawang putih, dll., menggunakan "stamina natto" dengan tambahan natto, dan membungkusnya dengan selada. Stamina natto adalah spesialisasi Tottori yang dikenal oleh mereka yang tahu, dan juga muncul di makan siang sekolah. Berasnya adalah "Kinumusume", beras yang diproduksi di prefektur yang telah diproses mengandung sejumlah besar GABA, yang merupakan salah satu asam amino alami. Ini sangat populer di kalangan siswa sekolah menengah pertama dan atas yang bergizi dan terlibat dalam kegiatan klub.

29. 板わかめむすび / Ita wakame musubi / Onigiri rumput laut wakame Onigiri ini merupakan onigri khas prefektur Shimane, "Ganggang laut wakame" adalah salah satu bahan perwakilan dari prefektur ini, yang dikeringkan di bawah sinar matahari tanpa menambahkan rumput laut wakame dari Laut Jepang dan dibuat menjadi rumput laut nori. Ini memiliki rasa unik yang berbeda dari rumput laut wakame kering dan rumput laut.

30. 三色かやく玉おむすび / Shan shoku ka yoku tama omusubi / Onigiri 3 warna

Onigiri ini merupakan Onigiri khas prefektur Osaka, dengan tiga lapisan warna warni merah, kuning, dan hijau, merupakan campuran dari wortel, takuan , dan bunga krisan yang dikeringkan.

31. ダイエ ットおむすび / Daietto omusubi / Onigiri diet

(32)

23

Onigiri ini merupaka Onigiri khas prefektur Hyogo, yang di isi dengan kacang kedalai dan kue beras yang akan memberikan efek diet, di bumbui dengan garam dari ako serta dibalut dengan rumput laut akashi.

32. 古都華でおにぎり/ Koto hana de Onigiri / Onigiri bunga di kota kuno Onigiri ini merupakan Onigiri khas prefektur Nara, hinohikari merupakan kebanggan dari prefektur ini, Onigiri ini menggunakan stroberi merek prefektur Kotoka.

33. 岡 山 お 祭 り す し む す び / Okayama matsurisushi musubi / Onigiri festival sushi Okayama

Onigiiri ini merupakan Onigiri khas dari prefektur Okayama, Onigiri ini diwarnai dengan telur dengan motif "Matsuri-zushi" yang terkenal di Okayama dan dihiasi dengan produk khusus seperti ikan Mamakari (nama standar Jepang: sardinella Jepang) yang disukai warga prefektur.

34. アスパラじゃこおむすび / Aspara jako omusubi / Onigiri asparagus ikan kecil

Onigiri ini merupakan Onigiri khas prefektur Hiroshima, dengan Merek

"Beras Kinsai" dari varietas "Hitomebore". Serta isian Asparagus, yang memiliki produksi tertinggi di wilayah Chugoku, sangat populer karena dibudidayakan di lapangan terbuka dan memiliki warna hijau tua, tebal dan lembut.

35. はなっこりーの花ふりかけむすび / Hanakori no furikake musubi / Onigiri dengan taburan bunga hanakori

Onigiri ini merupakan Onigiri khas prefektur Yamaguchi, dengan bahan beras merek Kinumusume, dengan isian campuran bonito dan taburan

(33)

24

perilla dengan bunga kuning lucu dari sayuran asli prefektur,

"Hanakkori". Furikake adalah permata yang dikembangkan oleh JA Yamaguchi Chuo Women's Club. Bunga menjadi aksen pada penampilan.

36. 梅 ・ 柚子みそキャロットむすび / Ume yuzu miso kyarotto musubi / Omusubi plum , miso yuzu dan wortel

Onigiri ini merupakan Onigiri khas prefektur Tokushima, dengan beras merek Koshihikari, Nasi yang dimasak dengan jus wortel dicampur dengan umeboshi cincang halus, dan sarden serta miso yuzu dimoksibusi. Aroma buah jeruk yang menyegarkan menggelitik lubang hidung.

37. パ セリちゃんおにぎり / Paserichan Onigiri / Onigiri parsley

Merupakan Onigiri khas prefektur Kagawa, menggunakan bahan beras bermerek Oidemai, dengan isian sayuran peterseli sevarian seledri.

38. 真珠貝の貝柱入りみかんおむすび / Shinjugai no kaibashira iri mikan musubi / Onigiri jeruk mandarin dan tiram mutiara

Merupakan Onigiri khas prefektru Ehime, dengan beras bermerek Hinohikari, dengan isian Tiram mutiara Akoya yang menghasilkan mutiara, "kerang tiram mutiara," ditambahkan dan dimasak dalam jus campuran yang dibuat terutama dari mandarin Satsuma dan Iyokan yang diproduksi di prefektur.

39. 雲仙こぶ高菜の混ぜ込みおむすび / Unzen kobutakana no maze komi omusubi / Onigiri unzen kobu kyogo campuran

(34)

25

Onigiri ini merupakan Onigiri khas prefektur Nagasaki, menggunakan beras Kikomaru yang telah di cap Nagasaki di depan Negara lain, dengan isian sayuran tradisional Unzen kobu kogyo.

40. 高菜おむすび / Takana omusubi / Onigiri takana

Merupakan Onigiri khas prefektur Kumamoto, berbentuk seperti beruang sebagai maskot prefektur tersebut, menggunakan beras merek kuma san no kagayaki, lalu di bumbui dengan acar mustard.

41. し い た け 柚 子 味 噌 む す び / Shiitake yuzu miso musubi / Onigiri Shiitake (jamur) dan yuzu miso

Merupakan Onigiri khas dari prefektur Oita, menggunakna beras Hinohikari, lalu untuk bahannya ditambahkan produk merk "Jamur Shiitake Kering" yang merupakan jamur shiitake yang paling banyak diproduksi di Jepang, di atasnya ditambahkan agar menyatu dengan nasi selama kurang lebih 3 hari. Rasa jamur shiitake ditonjolkan oleh nasinya.

42. よさ恋美 人天日塩 むすび / Yosakoi bijin tenpijo musubi / Onigiri yosakoi bijin tenpijo

Merupakan Onigiri khas prefektur Kochi, menggunakan beras bijin tenpijo, Onigiri ini merupakan Onigiri yang simple, hanya menggunakan nasi dan garam sebagai bumbunya.

43. 明太子むすび / Mentaiko musubi / Onigiri mentaiko

Merupakan Onigiri khas prefektur Fukuoka, menggunakan beras Yumei Tsukushi. Bahan yang digunakan adalah telur ikan cod pedas khas. Telur

(35)

26

mentaiko kecil, nasi, dan dikombinasikan dengan kepedasan pedas, meningkatkan rasa satu sama lain.

44. 佐賀づくしむすび / Saga dzukushi musubi / Onigiri saga tsukushi Merupakan Onigiri khas prefektur Saga, menggunakan beras Sagabi Yori.

Bahan-bahannya termasuk makanan lokal cincang "Kouume-zuke"

(plum) dan asparagus.

45. ピー マ ンと豚肉のおやつおむすび / Pi man to butaniku o yatsu omusubi / Onigiri paprika dan babi

Merupakan Onigiri kha prefektur Miyazaki, menggunakan beras Koshihikari. dibuat dengan mencampurkan paprika dan daging babi spesial dengan miso manis dan pedas sangat populer di kalangan anak- anak dan juga disantap sebagai camilan.

46. インギー鶏の炊き込みご飯おむすび / Ingi niwatori no takikomigohan omusubi / Onigiri ayam ingi takikomigohan

Merupakan Onigiri khas prefektur Yagoshima, menggunakan beras Koshihikari, menggunakan bahan dari ayam langka ingi, yang kecil dan tidak memiliki bulu ekor, dimasak dengan rebung.

47. ポークたまごおむすび / Pooku tamago omusubi / Onigiri daging babi dan telur

Merupakan Onigiri khas dari prefektur Okinawa, menggunakan beras Hitomebore, dengan bahan daging babi dan telur panggang ringan, makanan tradisional Okinawa yang diawetkan "Andansu" (lemak babi yang membuat rumor rasa dan babi aneh) dan rumput laut yang direbus dalam kecap asin diapit dengan nasi dan rumput laut.

(36)

27 2.3. Perkembangan Onigiri di Medan

Makanan Jepang sudah muncul sejak tanggal 21 April 1969 di Jakarta dimulai dengan munculnya restoran Kikugawa sebagai restoran Jepang pertama di Indonesia, restoran ini berada di daerah Cikini Jakarta Selatan dan masih eksis sampai sekarang. Restoran ini menjual, sashimi, agedashi tofu, udon, soba, bahkan ramen tetapi yang terkenal dari restoran ini adalah olahan sushi salmon.

Konsep dari restoran ini adalah menampilkan makanan klasik Jepang dengan cara yang sederhana untuk tetap mempertahankan keaslian rasa umami kebanggan orang Jepang. Di Medan sendiri makanan Jepang muncul pada akhir tahun 2006 yakni restoran Sushi Tei. Restoran Sushi Tei pertama kali masuk di Indonesia tahun 2003 di Plaza Indonesia, Jakarta. Sushi Tei merupakan restoran dari Singapura yang dibangun sejak tahun 1994. Awalnya makanan di restoran ini dibuat sesuai dengan cita rasa asli Jepang yang kental dan hambar, namun hal itu tidak begitu diterima oleh lidah masayarakat Indonesia. Setelah Sushi Tei menyesuaikan makanannya dengan selera masayarakat Indonesia barulah makananya diterima oleh masyarakat lokal. Pada tahun 2004 dan 2005 memutuskan untuk membuka cabang di luar kota Jakarta. Saat ini Sushi Tei sudah punya 33 restoran tiga diantaranya berada di Medan. Di Sushi Tei hampir 80 persen bahan bakunya di impor dari Jepang sedangkan sisanya adalah sayuran, telur, ayam dan udang merupakan produk lokal. Hal ini membuat harga dari makanan lebih mahal dan pelanggannya rata rata kelas menengah keatas.

Meskipun Sushi Tei sudah memiliki sertifikat halal dari MUI mereka tetap menjual alkohol sebagai minumannya.

(37)

28

Onigiri di Sushi tei kebanyakan mengadaptasi Onigiri dari Jepang, dan bahan bahan impor langsung dari Jepang membuat harga Onigiri menjadi mahal, lalu muncul beberapa restoran di Medan yang menjual makanan Jepang termasuk Onigiri, seperti warung ramen Soy Joy, berdasarkan jurnal Pasukedowo (2017:

88) Kaum remaja di Indonesia menerima dengan baik budaya popular Jepang yang satu ini. Khususnya kaum remaja yang berada di Medan. Penggemar cosplay di Medan terus menjamur yang sekaligus ditandai dengan terbentuknya sejumlah komunitas cosplay yang dikenal dengan Cosplay Medan. Hal ini membuat makanan – makanan Jepang seperti Onigiri semakin diminati para kaum muda di Medan. Pada tahun 2014 minimarket K3 berdiri di Medan dengan menjual beberapa produk snack dan makanan serta minuman dari Jepang termasuk Onigiri, dan merilis Onigiri khas local yang di desain oleh K3 mart sendiri yaitu Onigiri

indomie pada tahun 2018 dan menjadi viral

(https://ekonomi.bisnis.com/read/20180622/12/808510/mie-gurih-Onigiri-

rambah-sejumlah-kota-indonesia). Pada tahun 2019 berdiri sebuah restoran bernama Nyushiin yang menyajikan menu – menu khas Jepang dengan harga lebih murah sehingga dapat menjangkau konsumen – konsumen terutama bagi kaum remaja, dalam menu restoran tersebut terdapat Onigiri, menggunakan bahan beras yang di impor dari Jepang dan beberapa bahan bumbu juga di impor dari Jepang. Belakangan ini restoran tersebut menjadi lebih diminati oleh sekelompok remaja yang gemar dengan makanan – makanan Jepang seperti Onigiri.

berdasarkan hal tersebut Onigiri menjadi lebih di gemari oleh kaum remaja di Medan.

(38)

29 2.4. Adaptasi Budaya

Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak dapat hidup sendiri, melainkan saling bergantung satu terhadap yang lain. Dalam menjalin suatu hubungan sosial antar sesama adanya komunikasi antar sesama sangat diperlukan. Komunikasi menjadi sangat penting karena dengan melakukan komunikasi seseorang dapat mengungkapkan apa yang ia inginkan dan harapkan dari orang lain. Banyak hal yang dapat mempengaruhi bagaimana komunikasi itu dapat berjalan dengan baik atau tidak, salah satunya adalah latar belakang budaya atau suku bangsa. Latar belakang budaya yang dimiliki seseorang menjadi pengaruh yang besar karena didalamnya terdapat sikap dan ciri-ciri khusus yang berbeda-beda tergantung daerahnya masing-masing. Menurut Liliweri (2005:140) adaptasi budaya merupakan proses penyesuaian diri dari seseorang yang berbeda budaya dengan orang lain. Proses adaptasi budaya juga dapat terjadi pula pada nilai-nilai, norma-norma dalam sebuah kelompok tertentu terhadap kelompok lain.

Seseorang sedikitnya akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dari daerah tempat ia dilahirkan sehingga menimbulkan berbagai perbedaan budaya.

Perbedaan latar belakang budaya yang dialami dalam bermasyarakat juga memberikan kontribusi sebagai salah satu faktor penyebab timbulnya perbedaan cita rasa makanan antar masyarakat. Tak jarang munculnya perbedaan ini diantara masyarakat yang berbeda latar belakang budayanya. Contohnya walaupun Onigiri asalnya dari Jepang, Indonesia juga dapat membuat kreasi Onigiri ala Indonesia yang diisi dengan berbagai bahan pangan lokal agar rasanya lebih sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia baik dari segi bentuk, varian, dan bahan Onigiri di Medan.

(39)

30 2.5. Studi Komparatif

Penelitian Komparasi adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui dan atau menguji perbedaan dua kelompok atau lebih. Penelitian komparasi juga adalah penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan menemukan hubungan sebab-akibatnya. Metode komparasi adalah suatu metode yang digunakan untuk membandingkan data-data yang ditarik ke dalam konklusi baru. Komparasi sendiri dari bahasa inggris, yaitu compare, yang artinya membandingkan untuk menemukan persamaan dari kedua konsep atau lebih.

Dengan menggunakan metode komparasi ini peneliti bermaksud untuk menarik sebuah konklusi dengan cara membandingkan ide-ide, pendapat-pendapat dan pengertian agar mengatahui persamaan dari ide dan perbedaan Onigiri di Jepang dan di Medan. Komparasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai perbandingan. Menurut Winarno Surakhmad dalam bukunya Pengantar Pengetahuan Ilmiah (1986 : 84), komparasi adalah penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari pemecahan melalui analisis tentang hubungan sebab akibat, yakni memilih faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan faktor lain.

Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparasi adalah sevarian penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Studi komparasi adalah suatu bentuk penelitian yang membandingkan antara variable-variabel yang saling berhubungan dengan mengemukakan perbedaan-perbedaan ataupun persamaan-persamaan dalam

(40)

31

sebuah kebijakan dan lain-lain. Macam-macam penelitian komparasi adalah Penelitian Non-hipotesis Dalam penelitian non-hepotesis peneliti mengadakan komparasi fenomena dengan standarnya. Oleh karena itu, sebelum memulai penelitian kancah, harus ditetapkan dahulu standarnya. Tentu saja penentuan standar ini harus dilakukan berdasarkan landasan yang kuat misalnya hukum, peraturan, hasil lokakarya, dan sebagainya. Selanjutnya standar ini dijadikan sejauh mana fenomena mencapai standar. Penelitian Berhipotesis Ditinjau dari analisis data, perbadaan antara penelitian non-hipotesis dengan penelitian berhipotesis terletak pada belum dan telah dirumuskannya kesimpulan sementara oleh peneliti. Dalam peneliti non-hipotesis, peneliti belum mempunyai perkiraan jawaban. Penelitian mulai dengan melakukan penelitiannya, akhirnya sampai pada suatu kesimpulan yang didasarkan atas data yang diperoleh setelah melalui proses analisis. Sebenarnya langkah bagi penelitian hipotesis pun sama seperti langkah penelitian non-hipotesis, sampai dengan analisis datanya. Setelah diperoleh angka akhir dari analisis barulah peneliti melihat kembali kepada hipotesis yang telah dirumuskannya. Ciri-ciri penelitian komparatif bersifat data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat). Peneliti mengambil satu atau lebih akibat (sebagai dependent variables) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya.

Berdasarkan penjelasan mengenai studi komparatif di atas, penulis akan menjelaskan mengenai persamaan dan perbedaan oniigiri di Jepang terutama di daerah Hokkaido dan di Medan secara non – hipotesis yaitu dengan mengumpulkan data mengenai Onigiri melalui buku – buku maupun sumber

(41)

32

internet dan data di lapangan, lalu menganalisisnya kemudian menyimpulkan perbedaan dan persamaan Onigiri yang ada di Jepang terutama di daerah Hokkaido dan di Medan.

(42)

33 BAB III

ANALISIS KOMPARATIF ONIGIRI DI JEPANG DAN DI INDONESIA

Pada bab ini penulis akan memaparkan bentuk, persamaan dan perbedaan serta bahan dan bumbu Onigiri di Jepang dan di Indonesia berdasarkan data yang di peroleh dari convenience store dan restoran yang ada di Jepang dan di Medan. Data yang di peroleh di Jepang dari website minimarket Seven Eleven convenience store (https://www.sej.co.jp/products/a/cat/010010030000000/1/l100/) di Hokkaido , yang terdiri dari 25 varian Onigiri dengan 3 bentuk Onigiri. dan website restoran Tana Gokoro yang khusus menjual Onigiri di Jepang daerah Shibuya (https://Onigiri-tanagokoro.jp/) pada tahun 2021, yang terdiri dari 18 varian, dan 1 bentuk Onigiri. Sedangkan data yang diperoleh di Medan dari K3 Mart convenience store di jalan H. Adam Malik dengan 16 varian dengan 1 bentuk, dan restoran nyushiin yang terletak di jalan K.H Wahid Hasyim no 121 dengan 4 varian dengan 1 bentuk. Data yang diperoleh di Medan didapat dengan melakukan interview pada bulan agustus tahun 2021, berupa pertanyaan – pertanyaan, yaitu :

1. Onigiri bentuk apa saja yang di jual di K3 mart dan restoran Nyushiin ? 2. Varian isian apa saja yang di jual di K3 mart dan restoran Nyushiin ? 3. Onigiri varian dan varian isi apa yang paling di gemari di K3 mart dan

restoran Nyushiin ?

4. Bahan apa saja yang digunakan dalam membuat Onigiri ?

(43)

34

5. Berapa kisaran umur pelanggan yang gemar mengonsumsi Onigiri di K3 mart dan restoran Nyushiin ?

3.1. Bentuk, Varian dan Bahan Onigiri di Jepang 3.1.1 Bentuk Onigiri di Jepang

Onigiri di Jepang berdasarkan data yang di ambil dari website Seven Eleven https://www.sej.co.jp/products/a/cat/010010030000000/1/l100/ di Hokkaido memiliki 3 varian bentuk yaitu :

1. Segitiga

Bentuk Onigiri segitiga merupaka bentuk Onigiri yang sudah mengalami perkembangan dan merupakan bentuk Onigiri pada umumnya dan di minimarket di Jepang

2. Bundar

Bentuk Onigiri ini merupakan salah satu Onigiri yang tradisional dan sudah ada sejak awal Onigiri dibuat di Jepang.

3. Bentuk Omusubi (segitiga sama sisi namun dengan sisi yang tumpul) Onigiri ini merupakan Onigiri yang dulunya digunakan masyarakat Jepang untuk memberikan sesajian kepada dewa – dewa mitologi yang di percaya oleh masayarakat Jepang, yaitu: dewa Takamimusubi dan Kamimusubi. Namun pada era modern selain sebagai sesajian para dewa, juga dapat dimakan oleh masyarakat yang ingin memakannya dan dijadikan sebagai bentuk khas Onigiri di Jepang.

3.1.2. Varian Onigiri di Jepang

Varian – varian Onigiri di Jepang pada penelitian ini di ambil dari website Seven Eleven https://www.sej.co.jp/products/a/cat/010010030000000/1/l100/ yang

(44)

35

ada di prefektur Hokkaido dan website restoran Tana Gokoro https://Onigiri- tanagokoro.jp/. Penulis mendapatkan 43 varian Onigiri yang ada di Jepang dengan 3 bentuk yaitu segitiga, bundar, dan bentuk omusubi.

A. Minimarket Seven Eleven (Hokkaido) 1. Bentuk Segitiga

1) かつおめし / Katsuomeshi (Lihat gambar 1.3)

Nasi kepal berbentuk segitiga berbahan dasar beras khas Jepang dibalut rumput laut dengan isian bonito (serutan ikan cakalang yang diasap, difermentasi, dan dikeringkan), Onigiri ini dihargai 120 yen atau setara 14.872 ribu rupiah/pcs.

2) 追い鰹仕立て北海道産昆布 / Bonito dan Konbu (Lihat gambar 1.4) Nasi kepal berbentuk segitiga berbahan dasar beras khas Jepang dibalut rumput laut dengan isian konbu (rumput laut kering) khas Hokkaido, bonito dengan shouyu, Onigiri ini dihargai 110 yen atau setara 14.263 ribu rupiah/pcs.

3) 炭火焼熟成紅しゃけ/ Salmon merah tua panggang dengan arang (Lihat gambar 1.5)

Nasi kepal berbentuk segitiga berbahan dasar beras khas Jepang dibalut rumput laut dengan isian daging salmon merah tua yang dipanggang dengan arang, Onigiri ini dihargai 140 yen atau setara 18.154 ribu rupiah/pcs.

4) ツナマヨネーズ / Tuna Mayones (Lihat gambar 1.6)

Nasi kepal berbentuk segitiga berbahan dasar beras khas Jepang dibalut rumput laut dengan isian daging ikan tuna dengan mayones,

(45)

36

Onigiri ini di hargai 115 yen atau setara dengan 14.913 ribu rupiah/pcs

5) 熟成旨味仕立て紀州南高梅 / Bola nasi dengan buah ume (Lihat gambar 1.7)

Nasi kepal berbentuk segitiga berbahan dasar beras khas Jepang dibalut rumput laut dengan isian asinan buah ume, Onigiri ini di hargai 115 yen atau setara dengan 14.913 ribu rupiah/pcs.

6) 熟成旨味仕立て辛子明太子/ Telur ikan cod pedas (Lihat gambar 1.8)

Nasi kepal berbentuk segitiga berbahan dasar beras khas Jepang dibalut rumput laut dengan isian telur ikan cod dicapur bumbu/penyedap rasa yang pedas, Onigiri ini dihargai 140 yen atau setara dengan 18.154 ribu rupiah/pcs.

7) 海老マヨネーズ / Udang mayones (Lihat gambar 1.9)

Nasi kepal berbentuk segitiga berbahan dasar beras khas Jepang dibalut rumput laut dengan isian udang dicampur dengan mayones, Onigiri ini dihargai 125 yen atau setara 16.209 ribu rupiah/pcs.

8) すじこ / Sujiko (Lihat gambar 1.10)

Nasi kepal berbentuk segitiga berbahan dasar beras khas Jepang dibalut rumput laut dengan isian telur ikan salmon, Onigiri ini dihargai 145 yen atau setara dengan 18.803 ribu rupiah/pcs.

9) 北海道産生たらこ / Telur ikan cod khas Hokkaido (Lihat gambar 1.11)

(46)

37

Nasi kepal berbentuk segitiga berbahan dasar beras khas Jepang dibalut rumput laut di balut rumput laut dengan isian telur ikan cod khas Hokkaido, Onigiri ini di hargai 140 yen atau setara dengan 18.154 ribu rupiah/pcs.

2. Bentuk bundar

1) オムライス / Nasi omelet (Lihat gambar 1.12)

Nasi kepal berbentuk bundar berbahan dasar nasi khas Jepang tanpa dibalut rumput laut dengan isian telur omelet, Onigiri ini dihargai 140 yen atau setara dengan 18.154 ribu rupiah/pcs.

2) 赤飯おむすび(甘納豆使用)/ Nasi ketan merah dengan amanatto (Lihat gambar 1.13)

Nasi kepal berbentuk bundar berbahan dasar nasi ketan merah khas Jepang tanpa dibalut rumput laut dengan isian amanatto (kacang direbus dalam air gula, dan setelah dikeringkan ditutup dengan lebih banyak gula) Onigiri ini dihargai 120 yen atau setara dengan 15.561 ribu rupiah/pcs.

3) チャーシュー炒飯 / Nasi goreng (Lihat gambar 1.14)

Nasi kepal berbentuk bundar berbahan dasar nasi goreng khas Jepang dengan isian telur,daging babi, dan bawang tanpa dibalut rumput laut, Onigiri ini dihargai 125 yen atau setara dengan 16.029 ribu rupiah/pcs.

(47)

38

4) がっつり炙り焼きソーセージ / Sosis bakar (Lihat gambar 1.15)

Nasi kepal berbentuk bundar berbahan dasar nasi khas Jepang dibalut rumput laut dengan isian sosis babi yang dibakar dengan bawang putih, Onigiri ini dihargai 155 yen atau setara dengan 20.100 ribu rupiah/pcs.

5) とり五目/ Ayam dan sayuran (Lihat gambar 1.16)

Nasi kepal berbentuk bundar berbahan dasar nasi khas Jepang dibalut rumput laut dengan isian ayam dan sayuran, Onigiri ini di hargai 125 yen atau setara 16.209 ribu rupiah/pcs.

3. Omusubi

1) 直巻しょうゆツナマヨネーズ / Tuna mayones dengan shouyu (Lihat gambar 1.17)

Nasi kepal berbentuk segitiga sama sisi menyerupai gunung berbahan dasar nasi khas Jepang dibalut rumput laut dengan isian tuna, mayones dan kecap yang dioleskan pada rumput laut, Onigiri ini dihargai 150 yen atau setara dengan 19.455 ribu rupiah/pcs.

2) 大 き な お む す び チ ャ ー シ ュ ー わ さ び マ ヨ ネ ー ズ / Omusubi ukuran besar daging babi fillet dengan wasabi dan mayones (Lihat gambar 1.18)

Nasi kepal berbentuk segitiga sama sisi menyerupai gunung berbahan dasar nasi khas Jepang berukuran besar dibalut rumput laut dengan

(48)

39

isian daging babi fillet, wasabi dan mayones, Onigiri ini dihargai 145 yen atau setara dengan 18.362 ribu rupiah/pcs.

3) 大きなおむすび具たっぷりたらこバター醤油 / Omusubi ukuran besar telur ikan cod dengan mentega dan shouyu (Lihat gambar 1.19)

Nasi kepal berbentuk segitiga sama sisi menyerupai gunung berbahan dasar nasi khas Jepang berukuran besar dibalut rumput laut dengan isian telur ikan cod dan mentega, Onigiri ini dihargai 140 yen atau 18.154 ribu rupiah/pcs.

4) 大 き な お む す び 焼 し ゃ け / Omusubi ukuran besar ikan salmon panggang (Lihat gambar 1.20)

Nasi kepal berbentuk segitiga sama sisi menyerupai gunung berbahan dasar nasi khas Jepang berukuran besar dibalut rumput laut dengan isian ikan salmon panggang, Onigiri ini dihargai 180 yen atau setara dengan 23.341 ribu rupiah/pcs.

5) 大きなおむすび昆布ご飯とツナマヨネーズ / / Omusubi ukuran besar ikan tuna mayones dan konbu (Lihat gambar 1.21)

Nasi kepal berbentuk segitiga sama sisi menyerupai gunung berbahan dasar nasi khas Jepang berukuran dibalut rumput laut dengan isian tuna campur mayones, Onigiri ini dihargai 140 yen atau setara dengan 18.154 ribu rupiah/pcs.

Gambar

Tabel 3.1 Onigiri di Seven Eleven
Tabel 3.2 Onigiri di restoran Tana Gokoro
Tabel 3.3 Onigiri di K3 Mart
Tabel 3.4 Onigiri di restoran Nyushiin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian tentang analisis bentuk akronim yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat (papan reklame) yang terletak di

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dalam rangka mengevaluasi implementasi pemenuhan standar K3 di Rumah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh variabel work engagement terhadap turnover intention

Komik merupakan suatu bentuk karya seni yang memilik unsur dalam penciptaannya.. Unsur-unsur yang terdapat dalam komik adalah unsur intrinsik dan

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara Medan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang Pada Fakultas Ilmu Budaya

Seperti pada; tokonoma (床の間) yaitu ruang sudut/bilik di dalam ruang tamu, tatami (畳) yaitu lantai yang juga dapat berfungsi sebagai tempat duduk lantai yang terbuat

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian dikarenakan pada putusan hakim terdakwa mendapatkan hukuman yang terlalu rendah, peneliti ingin membahas

Berdasarkan uraian di atas bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian antara satu peneliti dengan peneliti lainnya yang menunjukkan hasil yang belum memuaskan, serta terdapat perbedaan