commit to user i
PERBANDINGAN KETERAMPILAN DASAR SEPAK BOLA SISWA LEMBAGA PENDIDIKAN SEPAK BOLA (LPSB) USIA 10-12 TAHUN PADA LPSB BONANSA SOLO DAN LPSB TUNAS TIRTA COLOMADU
TAHUN 2011
SKRIPSI
Disusun Oleh :
DJONET ARDIANSYAH NIM : X5607014
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Juli 2012
commit to user Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Djonet Ardiansyah
NIM : X5607014
Jurusan/Program Studi : POK/Penkepor
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBANDINGAN KETERAMPILAN DASAR SEPAK BOLA LEMBAGA PENDIDIKAN SEPAK BOLA USIA 10-12 TAHUN ANTARA LPSB BONANSA SOLO DAN LPSB TUNAS TIRTA COLOMADU TAHUN 2011)” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012 Yang membuat pernyataan
Djonet Ardiansyah
commit to user iii
PERBANDINGAN KETERAMPILAN DASAR SEPAK BOLA SISWA LEMBAGA PENDIDIKAN SEPAK BOLA (LPSB) USIA 10-12 TAHUN PADA LPSB BONANSA SOLO DAN LPSB TUNAS TIRTA COLOMADU
TAHUN 2011
Oleh :
DJONET ARDIANSYAH NIM : X5607014
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA Juli 2012
commit to user iv
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universutas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Prof.Em. Drs. Mulyono Biyakto Atmojo Hendriq Joko P,S.Pd, M.Or NIP. 19800805 200801 1 021
commit to user
v
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Rabu
Tanggal : 11 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang (Tanda Tangan) Ketua : Drs. Fadilah Umar, S.Pd., M.Or ...
Sekretaris : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes ...
Anggota I : Prof.Em. Drs. Mulyono Biyakto Atmojo. ...
Anggota II : Hendriq Joko P. S.Pd, M.Or ...
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta a.n. Dekan,
Prof. Dr. Rer.nat. Sajidan, M.Si NIP. 19600415 199103 1 002
commit to user viii MOTTO
Takakanmenjadiindahjikalautbirudilukiskanhanyadenganwarnabiru ( Penulis)
Saya belum senang menyelesaikan skripsi ini, saya akan senang melihat orang di sekitar saya bangga kepada saya
( Penulis)
commit to user viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Ayah Ibu tercinta atas segala kasih sayang yang tiada terbatas Ketiga kakak tersayang
Apriska Widya dengan segala motivasi yang diberikan Teman-teman kepor KOPLOH
Teman-teman JPOK FKIP UNS 2007 LPSB Bonansa Solo
LPSB Tunas Tirta Colomadu Almamater
commit to user ix
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi dapat diselesaikan.
Disadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak mengalami hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Mulyono, MM. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Bambang Wijanarko, M. Kes, Selaku Ketua Program Studi Penkepor Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Prof. Drs. Mulyono B. selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Hendriq Joko P, S.Pd, M.Or. selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Seluruh pimpinan LPSB BONANSA SOLO yang telah memberikan ijin penelitian.
7. Seluruh pimpinan LPSB TUNAS TIRTA COLOMADU yang telah memberikan ijin penelitian.
Semoga amal baik tersebut menciptakan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
commit to user x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERNYATAAN... ... ii
HALAMAN PENGAJUAN...iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMANPENGESAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I.PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah... 3
D. Perumusan Masalah ... 3
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II. LANDASAN TEORI ... 5
A. Tinjauan Pustaka ... 5
1. Permainan Sepak Bola ... 5
2. Kelompok Umur ... 6
3. Teknik Dasar Sepak Bola ... 6
a. Teknik Tanpa Bola ... 8
1) Lari Cepat Mengubah Arah ... 8
commit to user xi
2) Melompat atau Meloncat ... 9
3) Gerak Tipu ... 9
4) Gerakan-gerakan Khusus Penjaga Gawang ... 9
b. Teknik dengan Bola ... 10
1) Menendang Bola ... 10
2) Menerima Bola ... 21
3) Menggiring Bola ... 26
4) Menyundul Bola ... 27
5) Melempar Bola ... 28
6) Gerak Tipu dengan Bola ... 29
7) Merampas atau Merebut Bola ... 30
4. Belajar Gerak ... 31
a. Pengertian Belajar Gerak ... 31
b. Belajar Gerak dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga ... 32
c. Tahapan Pembelajaran Gerak ... 32
5. Tes Keterampilan Sepak Bola ... 35
6. Tes Keterampilan Sepak Bola dengan Validitas Isi ... 35
B. Kerangka Berfikir ... 36
BAB III. METODE PENELITIAN ... 38
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38
1. Tempat Penelitian ... 38
2. Waktu Penelitian ... 38
B. Metode Penelitian ... 38
C. Populasi dan Sampel ... 39
1. Populasi Penelitian ... 39
2. Sampel Penelitian ... 39
D. Teknik Pengumpulan Data ... 39
E. Teknik Analisis Data ... 41
1. Uji Persyaratan Analisis ... 41
a. Uji Normalitas ... 41
commit to user xii
b. Uji Homogenitas ... 42
2. Menyusun Norma ... 42
BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 44
A. Deskripsi Data ... 44
1. Deskripsi Keterampilan Dasar Sepak Bola Siswa LPSB Usia 10-12Tahun LPSB BONANSA SOLO Tahun 2011 ... 44
a. Keterampilan Dasar Siswa LPSB Usia 10-12 Tahun LPSB BONANSA SOLO Tahun 2011 ... 44
b. Pengecekan Reliabilitas ... 45
c. Hasil Analisis Data ... 45
2. Deskripsi Keterampilan Dasar Sepak Bola Siswa LPSB Usia 10-12 Tahun LPSB TUNAS TIRTAColomadu Tahun 2011 ... 47
a. Keterampilan Dasar Siswa LPSB Usia 10-12 Tahun LPSB TUNAS TIRTAColomaduTahun 2011 ... 47
b. Pengecekan Reliabilitas ... 47
c. Hasil Analisis Data ... 48
3. Perbedaan Keterampilan Dasar Sepak Bola Siswa LPSBUsia 10-12 Tahun LPSB BONANSA Solo dan LPSB TUNAS TIRTA Colomadu Tahun 2011 ... 50
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 51
A. Simpulan ... 51
B. Implikasi ... 52
C. Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... ... 53
LAMPIRAN ... ... 54
commit to user xiv DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Nama-nama Bagian Kaki Untuk Sepak Bola ... 11
Gambar 2. Tembakan Instep Drive ... 15
Gambar 3. Tembakan Full Volley ... 15
Gambar 4. Tembakan Half Volley ... 16
Gambar 5. Tembakan Side Volley ... 17
Gambar 6. Tembakan Swerving ... 18
Gambar 7. Tembakan Short Chip... 20
Gambar 8. Tembakan Long Chip ... 20
Gambar 9. Tembakan Melengkung ... 21
Gambar 10. Kontrol Dada ... 23
Gambar 11. Kontrol Kaki Dalam ... 24
Gambar 12. Kontrol Paha ... 25
Gambar 13. Kontrol Kepala ... 26
Gambar 14. Heading ... 28
Gambar 15. Throw In ... 29
Gambar 16. Diagram Persentase Masing-masing Kategori Norma Keterampilan Dasar Siswa LPSB Usian 10-12 Tahun LPSB BONANSA Solo Tahun 2011 ... 46
Gambar 17. Diagram Persentase Masing-masing Kategori Norma Keterampilan Dasar Siswa LPSB Usian 10-12 Tahun LPSB TUNAS TIRTA Colomadu Tahun 2011 ... 49
Gambar 18. Diagram Persentase Masing-masing Kategori Norma Keterampilan Dasar Siswa LPSB Usian 10-12 Tahun LPSB BONANSA Solo dan LPSB TUNAS TIRTA Colomadu Tahun 2011 ... 50
commit to user xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pelaksanaan Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola ... 54
Lampiran 2. Hasil Tes dan Re test, serta Reliabilitas test Keterampilan Dasar Sepak Bola ... 58
Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan T-Score ... 99
Lampiran 4. Perhitungan T-Score Hasil Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola ... 124
Lampiran 5. Rekapitulasi Norma Keterampilan Dasar Sepak Bola ... 132
Lampiran 6. Penyusunan Norma Keterampilan Dasar Sepak Bola ... 139
Lampiran 7. Uji T Keterampilan Dasar Sepak Bola ... 141
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian ... 143
commit to user xiii DAFTAR TABEL
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Keterampilan Dasar Siswa LPSB Usia 10-12 Tahun LPSB BONANSA Solo Tahun 2011 ... 44 Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data ... 45 Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas ... 45 Tabel 4. Norma Keterampilan Dasar Sepak Bola Siswa LPSB Usia 10-12 Tahun
LPSB BONANSA Solo Tahun 2011 ... 46 Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Tes Keterampilan Dasar Siswa LPSB Usia 10-12
Tahun LPSB TUNAS TIRTA Colomadu Tahun 2011 ... 47 Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data ... 48 Tabel 7. Range Kategori Reliabilitas ... 48 Tabel 8. Norma Keterampilan Dasar Sepak Bola Siswa LPSB Usia 10-12 Tahun
LPSB TUNAS TIRTA Colomadu Tahun 2011 ... 49 Tabel 9. Perbedaan Hasil Kategori Norma Keterampilan Dasar Sepak Bola Siswa
LPSB Usia 10-12 Tahun LPSB BONANSA Solo dan LPSB TUNAS
TIRTA Colomadu Tahun 2011 ... 50 Tabel 10. Keterampilan Dasar Sepak Bola Siswa LPSB Usia 10-12 Tahun LPSB
BONANSA Solo Tahun 2011 ... 51 Tabel 11. Keterampilan Dasar Sepak Bola Siswa LPSB Usia 10-12 Tahun LPSB
TUNAS TIRTA Colomadu Tahun 2011... 51 Tabel 12. Perbedaan Hasil Kategori Norma Keterampilan Dasar Sepak Bola
Siswa LPSB Usia 10-12 Tahun LPSB BONANSA Solo dan LPSB
TUNAS TIRTA Colomadu Tahun 2011... 51
commit to user vi ABSTRAK
Djonet Ardiansyah, PERBANDINGAN KETERAMPILAN DASAR SEPAK BOLA SISWA USIA 10-12 TAHUN PADA LPSB BONANSA SOLO DAN TUNAS TIRTA COLOMADU PADA TAHUN 2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret. 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan keterampilan dasar sepak bola siswa LPSB usia 10-12 tahun antara Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Bonansa Solo dan Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Tunas Tirta Colomadu tahun 2011.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian survey normatif. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa usia 10-12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Bonansa Solo dan Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) tunas Tirta Colomadu. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan teknik tes dan pengukuran. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan dasar sepak bola yang meliputi: (1) Tes juggling, (2) Tes driblling, (3) Tes passing, (4) Tes shooting, (5) Tes kecepatan dan kelincahan.
Keterampilan dasar sepak bola dinilai dengan tes kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan. Validitas isi dan reliabilitas (0,81-0,95).
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa: Keterampilan dasar sepak bola siswa LPSB Usia 10-12 tahun LPSB BONANSA Solo Tahun 2011 berdasarkan kategori norma yang memiliki kategori sangat baik berjumlah 3 anak = 6
%, baik sekali berjumlah 10 anak = 20 %, baik berjumlah 11 anak = 22 %, cukup berjumlah 18 anak = 36 %, kurang berjumlah 5 anak = 10 %, kurang sekali berjumlah 3 anak = 6 %. Sedangkan Keterampilan Dasar Sepak Bola Siswa LPSB Usia 10-12 Tahun LPSB TUNAS TIRTA Colomadu Tahun 2011 berdasarkan kategori norma yang memiliki kategori sangat baik berjumlah 1 anak = 2 %, baik sekali berjumlah 4 anak = 8 %, baik berjumlah 22 anak = 44 %, cukup berjumlah 16 anak = 32 %, kurang berjumlah 7 anak = 14 %, kurang sekali berjumlah 0 anak = 0 %.
Terdapat Perbedaan Hasil T-Score pada masing-masing tes keterampilan dasar sepak bola siswa LPSB Usia 10-12 Tahun LPSB BONANSA Solo dan LPSB TUNAS TIRTA Colomadu Tahun 2011. Dengan perincian sebagai berikut: total T- Score keterampilan pada LPSB BONANSA berjumlah : dribbling 2542, juggling 2520, kecepatan dan kelincahan 2632, passing 2087, shooting 2137. Sedangkan total T-Score keterampilan pada LPSB TUNAS TIRTA berjumlah : dribbling 2443, juggling 2533, kecepatan dan kelincahan 2334, passing 2226, shooting 2372. Dari data diatas dapat disimpulkan berdasarkan jumlah total T-Score dari keseluruhan tes keterampilan bahwa Keterampilan Dasar Sepak Bola Siswa LPSB Usia 10-12 Tahun LPSB BONANSA Solo lebih tinggi dengan total T-score 11918, sedangkan Tunas Tirta 11908.
commit to user vii
Perbedaan Hasil Uji t pada tes Keterampilan Dasar Sepak Bola Siswa LPSB Usia 10-12 Tahun LPSB BONANSA Solo dan LPSB TUNAS TIRTA Colomadu Tahun 2011 adalah sebagai berikut:Harga t = 1,90 dan d.b = 29, sedangkan Tabel pada diitribusi c harga t kritik pada t.s.0,05 = 1,70. sehingga Harga t > t kritik, Jadi ada perbedaan Keterampilan Dasar Sepak Bola antara Siswa LPSB Usia 10-12 Tahun LPSB BONANSA Solo dan LPSB TUNAS TIRTA Colomadu Tahun 2011.
commit to user viii ABSTRACT
Djonet Ardiansyah, COMPARISON OF SOCCER SKILLS STUDENTS AGED 10- 12 YEARS IN SOLO AND TUNAS LPSB BONANSA TIRTA Colomadu IN 2011.
Thesis, Surakarta: Faculty of Education and Pedagogy University of Surakarta of March, March. Of 2012.
This study aims to determine whether there are differences in the basic skills of soccer LPSB students aged 10-12 years between the Institutions of Soccer (LPSB) Bonansa Solo and Institutions of Football (LPSB) Tirta Colomadu Tunas in 2011.
This study uses normative survey research. Research subjects in this study were students aged 10-12 years Football Education (LPSB) Bonansa Solo and Institutions of Football (LPSB) shoots Colomadu Tirta. Data collection techniques are performed in this study with test and measurement techniques. Data collected in this study is to test the basic skills of football include: (1) juggling test, (2) Test driblling, (3) passing tests, (4) The test shooting, (5) Test the speed and agility. Basic skills of soccer was assessed with tests of physical fitness-related skills. Content validity and reliability (.81 to .95).
Based on the obtained results the conclusion that: basic football skills of students age 10-12 years LPSB LPSB BONANSA Solo in 2011 by category of norms which have very good categories totaling 3 children = 6%, very well amount to 10 children = 20%, either a total of 11 child = 22%, sufficient amount to 18 children = 36%, totaling approximately 5 children = 10%, totaling approximately one third of children = 6%. While the Basic Skills Student Football Ages 10-12 Years LPSB LPSB TUNAS TIRTA Colomadu in 2011 by category of norms which have very good categories numbered 1 child = 2%, well numbered 4 children = 8%, both totaling 22 children = 44%, sufficient amount to 16 children = 32%, less has 7 children = 14%, totaling approximately once a child 0 = 0%.
There is a difference in T-Score results on each test of basic skills students LPSB football LPSB BONANSA Age 10-12 Years Solo and LPSB TUNAS TIRTA Colomadu Year 2011. With details as follows: total T-score on the skills LPSB BONANSA totaled dribbling 2542, 2520 juggling, speed and agility of 2632, passing 2087, 2137 shooting. While the total T-score at LPSB TUNAS skills TIRTA totaled dribbling 2443, 2533 juggling, speed and agility of 2334, passing 2226, 2372 shooting. From the above data it can be concluded based on the number of total T- score of the overall test of skills that the Basic Skills Student Football Ages 10-12 Years LPSB LPSB BONANSA Solo higher total T-score of 11 918, while 11 908 Tunas Tirta.
Test results on the difference t tests Basic Skills Students LPSB Football Ages 10-12 Years LPSB BONANSA Solo and LPSB TUNAS TIRTA Colomadu
commit to user ix
Year 2011 are as follows: Price t = 1.90 and db = 29, while Table on diitribusi c t price of criticism on ts0, 05 = 1.70. so the price t> t critical, so there is a difference between the Basic Skills Football LPSB Students Ages 10-12 Years LPSB BONANSA Solo and LPSB TUNAS TIRTA Colomadu Year 2011.
commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari diseluruh dunia. Cabang olahraga permainan sepak bola cukup berkembang pesat termasuk di Indonesia. Namun perkembangan prestasi permainan sepak bola namun kurang memuaskan, berbagai strategi dan upaya pembinaan yang dapat ditempuh untuk meningkatkan prestasi sepak bola nasional diantaranya melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembibitan, dan pemanduan bakat. Untuk membenahi hal ini yang pertama dilakukan adalah pembinaan prestasi yang dimulai sejak anak-anak yang diharapkan dapat memunculkan bibit-bibit pemain sepak bola yang akan dibina untuk menjadi pemain yang berprestasi. Sehingga akan menjunjung tinggi nama baik Bangsa dan Negara.
Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Bonansa Solo merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Sepak Bola yang berada di Kota Solo dan keberadaannya telah diakui oleh KONI Kota Solo. LPSB Bonansa Solo telah mengikuti beberapa kejuaraan sepak bola dan hasil yang didapat sudah bisa disebut maksimal khususnya untuk siswa usia 10-12 tahun. Tercatat pada tahun 2010 dari 5 kejuaraan lokal yang diikuti oleh siswa LPSB Bonansa Solo usia 10- 12 tahun selalu mendapatkan prestasi yaitu 2 kali mendapat juara 1 , 1 kali juara 2, dan 2 kali juara 3.
Hal ini dikarenakan LPSB Bonansa Solo sudah berdiri lama dan sudah mempunyai jam terbang yang banyak. Selain itu program latihan yang dilaksanakan oleh LPSB Bonansa Solo sangat terprogram. Dalam 1 minggu LPSB Bonansa Solo melaksanakan latihan 3 kali. Dalam setiap sesi latihan LPSB Bonansa Solo selalu memperhatikan faktor-faktor latihan yang mendukung dan salah satunya faktor teknik.
commit to user
Latihan yang dilaksanakan selalu terdiri dari 3 sesi latihan yaitu pemanasan, latihan inti, dan pendinginan. Pada sesi latihan inti untuk siswa usia 10-12 tahun banyak sekali diberikan teknik-teknik dasar keterampilan sepak bola seperti jugling, passing, dribbling, heading dan shooting. Dalam memberikan teknik-teknik dasar selalu diberikan latihan yang variatif dan inovatif sehingga teknik dasar yang diberikan dapat diterima dengan baik oleh siswa.
Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Tunas Tirta Colomadu adalah salah satu LPSB yang berada di Kota Solo. Berbeda halnya dengan LPSB Bonansa Solo, LPSB Tunas Tirta Colomadu telah banyak mengikuti berbagai kejuaraan sepak bola tetapi hasil yang didapat kurang maksimal dan khususnya juga untuk siswa usia 10-12 tahun. Tercatat pada tahun 2010 dari 5 kejuaraan yang diikuti oleh siswa LPSB Tunas Tirta Colomadu usia 10-12 tahun juga tidak ada satupun prestasi yang didapat. Hal ini dikarenakan LPSB Tunas Tirta Colomadu merupakan LPSB yang terhitung masing muda dan belum mempunyai jam terbang yang banyak. Selain itu program latihan yang dilaksanakan oleh LPSB Tunas Tirta Colomadu belum terlalu terprogram. Dalam 1 minggu LPSB Tunas Tirta Colomadu melaksanakan latihan 3 kali.
Latihan yang dilaksanakan LPSB Tunas Tirta Colomadu yaitu selalu terdiri dari 3 sesi latihan yaitu pemanasan, latihan inti, dan pendinginan. Pada sesi latihan inti untuk siswa usia 10-12 tahun banyak sekali diberikan teknik-teknik dasar keterampilan sepak bola seperti jugling, passing, dribbling, heading dan shooting. Tetapi dalam memberikan teknik-teknik dasar belum terlalu banyak diberikan latihan teknik dasar yang variatif dan inovatif . Hal ini membuat siswa kurang dapat menerima latihan teknik dasar yang diberikan sehingga kualitas teknik dasar per individu juga kurang baik.
Berdasarkan masalah diatas, penelitian ini akan mengkaji tentang keterampilan dasar siswa LPSB usia 10-12 tahun baik dari LPSB Bonansa Solo maupun LPSB Tunas Tirta Colomadu. Untuk itu penulis mengambil tema penelitian dengan judul, “ Perbandingan Keterampilan Dasar Sepak Bola Siswa Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Usia 10-12 Tahun Pada LPSB Bonansa Solo dan LPSB Tunas Tirta Colomadu Tahun 2011”.
commit to user B. Identifikasi Masalah Dari keterangan di atas masalah yang teridentifikasi yaitu :
1. Prestasi Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Tunas Tirta Colomadu yang sangat minim khususnya untuk siswa usia 10-12 tahun.
2. Prestasi sebuah Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) dipengaruhi oleh tingkat keterampilan dasar siswanya
3. Latihan yang variatif dan inovatif mempengaruhi keterampilan dasar sepakbola.
4. Program latihan teknik yang tidak terorganisir dapat menurunkan kualitas keterampilan dasar siswa LBSB sebagai atlet sepak bola.
.
C. Pembatasan Masalah
Dari masalah yang teridentifikasi, maka agar penelitian menjadi terarah dan tidak melebar ke berbagai permasalahan diperlukan pembatasan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Keterampilan dasar sepak bola siswa usia 10-12 tahun
2. Keterampilan dasar sepak bola siswa Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Bonansa Solo usia 10-12 tahun.
3. Keterampilan dasar sepak bola siswa Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Tunas Tirta Colomadu usia 10-12 tahun.
D. Perumusan masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa jauh keterampilan dasar sepak bola siswa usia 10-12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Bonansa Solo?
2. Seberapa jauh keterampilan dasar sepak bola siswa usia 10-12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Tunas Tirta Colomadu?
commit to user
3. Adakah perbedaan keterampilan dasar sepak bola siswa LPSB usia 10-12 tahun antara Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Bonansa Solo dan Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Tunas Tirta Colomadu?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Seberapa jauh keterampilan dasar sepak bola siswa usia 10-12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Bonansa Solo?
2. Seberapa jauh keterampilan dasar sepak bola siswa usia 10-12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Tunas Tirta Colomadu?
3. Apakah ada perbedaan keterampilan dasar sepak bola siswa LPSB usia 10- 12 tahun antara Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Bonansa Solo dan Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Tunas Tirta Colomadu.
F. Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
1. Dapat mengetahui tingkat keterampilan dasar siswa usia 10-12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Bonansa Solo dan Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB) Tunas Tirta Colomadu.
2. Dapat dijadikan sebagai masukan bagi pelatih untuk merancang program latihan keterampilan dasar yang lebih baik guna dapat meningkatkan keterampilan dasar siswa dari masing-masing Lembaga Pendidikan Sepak Bola (LPSB).
3. Bagi peneliti sebagai bahan referensi dan media informasi tentang manfaat serta kegunaan tes keterampilan gerak dasar sepak bola.
commit to user 5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Permainan Sepak Bola
Permainan sepak bola adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari sebelas orang pemain. Tiap-tiap regu masing-masing berusaha memasukan bola ke gawang lawan dan mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat skor. Karena tiap regu dalam permainan ini sebelas orang, maka tim atau regu dalam sepak bola sering disebut kesebelasan.
Permainan sepak bola dimainkan diatas lapangan rumput yang rata yang berbentuk empat persegi panjang. Sepak bola merupakan olahraga permainan yang hampir seluruh permainanya menggunakan kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota tubuh manapun.
Sepak bola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan keterampilan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan seluruh bagian atau anggota badannya dengan kaki atau tangannya (Soekatamsi, 1991:12).
Sepak bola merupakan salah satu jenis permainan yang memiliki prinsip- prinsip yang sederhana, yaitu berusaha memasukan bola ke gawang lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk melindungi
atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukkan bola. Dalam hal ini Jozef Sneyers (1998 : 3) menyatakan bahwa, ”Prinsip dalam sepak bola
sederhana sekali yaitu membuat gol dan mencegah jangan sampai lawan berbuat sama terhadap gawang sendiri”.
Kemampuan teknik merupakan faktor utama yang harus dikembangkan untuk mencapai prestasi dalam permainan sepak bola. Sebab menurut Soekatamsi (1988 : 11) menyatakan bahwa,”Kelengkapan pokok yang fundamental sebagai dasar bermain adalah teknik dasar dan keterampilan bermain yang lebih dahulu dibina disamping pembinaan kelengkapan pokok yang lain”.
commit to user 2. Kelompok Umur
Kemampuan anak-anak tentu saja berbeda dengan orang dewasa, anak- anak tentu masih mengalami perkembangan rohani dan perkembangan jasmani, maka dari itu perlu adanya pengelompokan menurut tingkatan umur. Sukatamsi (1984:13) mengelompokkan menjadi lima kelompok yaitu:
1) Kelompok umur 7 – 9 tahun (SD kelas I – III) 2) Kelompok umur 10 – 12 tahun (SD kelas IV – VI) 3) Kelompok umur 13 – 15 tahun (SMTP)
4) Kelompok umur 16 – 18 tahun (SMTA) 5) Kelompok umur 19 tahun keatas
Aktivitas yang diperlukan anak usia 10-12 tahun adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas yang menggunakan keterampilan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam hal ini anak-anak diberi kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam berbagai macam aktivitas untuk memperoleh pengetahuan dan penguasaan keterampilan.
2. Aktivitas secara beregu atau berkelompok. Anak-anak diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan teman-temannya dalam melakukan aktivitas untuk membina kebersamaan diantara mereka.
3. Aktivitas mencoba-coba. Anak-anak diberi kesempatan untuk mencobakan kemampuannya mengatasi sesuatu masalah, dan belajar tentang prinsip-prinsip mekanis, fisiologis, dan kinesiologis dari gerakan-gerakan.
4. Aktivitas untuk meningkatkan kemampuan fisik dan keberanian dalam bentuk aktivitas individual atau permainan kelompok, terutama yang melibatkan kekuatan dan ketahanan.
3. Teknik Dasar Sepak Bola
Seorang olahragawan khususnya pemain sepak bola untuk dapat mencapai prestasi yang setinggi-tingginya tentu harus memenuhi faktor-faktor yang dibutuhkan. Sukatamsi (1984:11) menyatakan empat kelengkapan pokok yang harus dimiliki oleh olahragawan untuk meningkatkan dan mencapai prestasi yang setinggi-tingginya, yaitu:
commit to user 1) Pembinaan teknik (keterampilan) 2) Pembinaan fisik (kesegaran jasmani)
3) Pembinaan taktik (mental,daya ingatan, dan kecerdasan) 4) Kematangan juara
Sedangkan Scheunemann (2008:17) menyatakan faktor-faktor kesuksesan seorang pemain bola ialah :
1) Faktor genetik 2) Faktor kedisiplinan 3) Faktor latihan
4) Faktor keberuntungan
Walaupun demikian dari kelengkapan pokok tersebut di atas, yang fundamental sebagai dasar bermain adalah teknik dasar dan keterampilan bermain yang lebih dahulu dibina di samping pembinaan, kelengkapan pokok lainnya.
Koger (2007:13) membagi tiga jenis teknik dalam permaianan sepak bola yang harus diajarkan seorang pelatih, dan disingkat FIG yaitu :
1) Foundation (F) atau teknik dasar.
Latihan-latihan teknik itu yang ditujukan untuk mengembangkan keterampilan dasar yang diperlukan oleh semua pemain, namun menu latihan ini tidak ditujukan untuk menghadapi kondisi pertandingan yang sesungguhnya.
2) Intermediate (I) atau teknik lanjut.
Teknik ini merupakan teknik lanjut atau tingkat menengah yang diperlukan untuk menciptakan relevansi antara keterampilan dasar dengan keterampilan-keterampilan yang sesungguhnya.
3) Game (G) atau teknik bermain.
Keterampilan-keterampilan bersepak bola yang sesungguhnya yang diperlukan oleh setiap pemain sebelum mereka benar-benar bertanding melawan tim lain.
Teknik dasar bola merupakan teknik dasar bermain sepak bola yang paling banyak digunakan dalam permainan sepak bola. Maka teknik dasar bola merupakan dasar dalam permainan sepak bola. Permainan sepak bola akan kelihatan menarik apabila para pemainnya memiliki keterampilan bermain sepak
commit to user
bola. Keterampilan bermain merupakan penerapan teknik di dalam bermain sepak bola. Keterampilan bermain sepak bola dapat dicapai apabila setiap pemain menguasai teknik dasar bermain sepak bola. Menurut Sukatamsi (1984: 34) Teknik dasar bermain sepak bola dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1) Teknik tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola yang terdiri atas:
a) Lari cepat dan merubah arah b) Melompat dan meloncat
c) Gerak tipu tanpa bola yaitu: gerakan tipu dengan badan d) Gerakan-gerakan khusus penjaga gawang
2) Teknik dengan bola.
a) Menendang bola b) Menerima bola c) Menggiring bola d) Menyundul bola e) Melempar bola
f) Gerak tipu dengan bola g) Merampas atau merebut bola
h) Teknik-teknik khusus penjaga gawang
Dilihat perkenaan bagian kaki ke bola, teknik dasar dibedakan beberapa macam, yaitu teknik dasar dengan kaki bagian dalam (inside), kaki bagian luar (outside), punggung kaki (instep), dan punggung kaki bagian dalam (inside of the instep), (Soekatamsi, 2001: 2.41).
a. Teknik Tanpa Bola
1) Lari Cepat Mengubah Arah
Yang dimaksud dengan lari cepat (sprint) dalam olahraga sepak bola sangat berbeda dengan sprint dalam cabang olahraga atletik. Sukatamsi (1984:34- 35) menerangkan:
1) Langkahnya pendek-pendek, paha diangkat setinggi-tingginya sehingga jumlah frekuensi langkahnya bertambah banyak.
2) Badan atau togok tidak condong ke depan (...), sikap badan tegap supaya mudah melihat lapangan lebih luas, dan mudah mengubah arah atau melakukan gerakan berhenti mendadak (....).
3) Sudut siku lengan lebih lebar dan ayunan lengan agak terbuka ke belakang, guna untuk menjaga keseimbangan badan.
4) Titik berat badan selalu dekat dengan tanah.
commit to user 2) Melompat atau Meloncat
Teknik melompat/meloncat digunakan untuk memenangkan posisi ketika bola melambung di udara atau bola tinggi. Teknik yang digunakan ada dua yaitu melompat dengan ancang-ancang, atau melompat tanpa ancang-ancang (sikap berdiri). Sukatamsi (1984 : 36-37) menerangkan bahwa:
1) Untuk dapat melompat setinggi-tingginya digunakan dengan ancang- ancang lari kemudian bertolak dengan satu kaki atau dua kaki, akan tetapi lompatan ini jarang dilakukan karena tergantung dari situasi permainan.
2) Apabila kita berdiri dekat pemain lawan, maka kesempatan untuk melompat dengan ancang-ancang lari dan bertolak dengan satu kaki tidak ada sama sekali, maka terpaksa harus bertolak tanpa awalan berarti harus bertolak dengan kedua kaki untuk mencapai lompatan setinggi-tingginya.
3) Gerak Tipu
Gerak tipu tanpa bola merupakan gerak pura-pura dari badan dan oleh lawan dianggap gerak yang sebenarnya sehingga pemain lawan mengikutinya dan pada saat itulah pemain harus segera melakukan gerakan yang sebenarnya (Sukatamsi, 1984 : 38). Gerak tipu tubuh adalah gerakan yang dirancang untuk membuat lawan menjadi salah arah dan hilang keseimbangan (Luxbacher, 2004 : 72). Menurut Sukatamsi (1984 : 38), menerangkan bahwa gerak tipu tanpa bola terdiri dari :
1) Gerak tipu dengan kaki
2) Gerak tipu dengan badan bagian atas 3) Gerak tipu dengan bahu
4) Gerakan-gerakan Khusus Penjaga Gawang
Gerakan-gerakan khusus penjaga gawang pada umumnya merupakan sikap menunggu dari gerakan-gerakan pemain lawan (Sukatamsi, 1984 : 39).
Seorang penjaga gawang harus selalu bergerak untuk menempati posisi yang menguntungkan sesuai arah tembakkan. Karena itu seorang penjaga gawang harus banyak melatih banyak alternatif tendangan. Seorang penjaga gawang merupakan pertahanan terakhir apabila pemain lain telah gagal menghadang pemain lawan.
commit to user
Mielke (2003:105) menyatakan bahwa seorang penjaga gawang harus memiliki banyak keterampilan dan sering harus bertindak sebagai lini pertahanan terakhir.
b. Teknik dengan Bola
Sebaiknya sebelum mempelajari teknik dengan bola, akan lebih baik jika pemain mengenali bola. mengenal bola berarti pemain memahami bagaimana sifat bola itu sendiri, hal ini juga sangat mempengaruhi seorang pemain untuk bisa bermain dengan baik. Sukatamsi (1984:39) menyatakan untuk menjinakkan (menguasai) bola, maka perlu kepada anak-anak atau pemain pemula diperkenalkan terlebih dahulu dengan sifat-sifat bola.
Salah satu latihan yang paling banyak digunakan supaya pemain memahami sifat bola ialah juggling (menimang-nimang bola). Jugling adalah menendang bola terus-menerus ke atas dengan kepala atau paha (Kuger, 2007:130). Mielke (2007:9) “juggling adalah cara yang sangat bagus untuk mengembangkan reaksi yang cepat, kontrol bola, dan meningkatkan konsentrasi yang diperlukan agar bisa berperan dengan baik dalam permainan”.
1) Menendang Bola
Menendang bola merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam permainan sepak bola. Maka dari itu teknik menendang merupakan dasar di dalam bermain sepak bola. Kesebelasan yang baik adalah suatu kesebelasan yang semua pemainnya menguasai teknik menendang dengan baik, dengan cepat, cermat, dan tepat pada sasaran, sasaran teman maupun dalam membuat gol ke mulut gawang lawan (Sukatamsi, 1984:44).
Pendapat tersebut di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kemampuan menendang yang baik sangat berguna bagi suatu tim untuk dapat bermain cepat, bermain tepat, dan bermain cermat. Tendangan itu sendiri pun terbagi beberapa jenis tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Sukatamsi (1984:47-48) menjelaskan lebih jauh tentang macam macam tendangan, yaitu:
1. Atas dasar bagian mana dari kaki yang digunakan menendang bola.
(a). Dengan kaki bagian dalam
(b). Dengan kura-kura kaki bagian luar
commit to user (c). Dengan kura-kura kaki penuh (d). Dengan ujung jari
(e). Dengan kura-kura kaki sebelah dalam (f). Dengan tumit (jarang digunakan)
Gambar 1. Nama-nama bagian kaki untuk sepak bola : kaki sebelah kiri (Sukatamsi, 1984:47)
2. Atas dasar kegunaan atau fungsi dari tendangan.
(a). Untuk memberikan operan bola kepada teman
(b). Untuk menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan, untuk membuat gol kemenangan / shooting.
(c). untuk membersihkan atau menyapu bola di daerah pertahanan (belakang) langsung ke depan, biasanya dilakukan oleh pemain belakang untuk mematahkan serangan lawan; dan
(d). Untuk melakukan bermacam-macam tendangan khusus yaitu tendangan bebas, tendangan sudut,tendangan hukuman (penalti).
3. Atas dasar tinggi rendahnya lambungan bola.
(a). Tendangan bola rendah,bola menggulir datar di atas permukaan tanah sampai setinggi lutut;
(b). Tendangan bola melambung lurus atau melambung sedang, bola melambung paling rendah setinggi lutut dan paling tinggi setinggi kepala; dan
(c). Tendangan bola melambung tinggi, bola melambung paling rendah setinggi kepala
a) Atas dasar kegunaan atau fungsi dari tendangan.
(1) Untuk memberikan operan bola kepada teman
commit to user
Mengoper atau dikenal juga dengan passing, dalam permainan sepakbola memiliki konstribusi besar dalam usaha menjalin kerjasama tim yang kompak untuk mencetak gol ke gawang lawan. Teknik yang paling banyak digunakan selama permainan sepak bola berlangung ialah teknik passing, maka dari itu untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka setiap pemain sepakbola harus mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk melakukan passing.
Koger (2007:19) menyatakan bahwa “mengoper berarti memindahkan bola dari kaki Anda ke kaki pemain lain, dengan cara menendangnya”. Passing merupakan teknik dasar menendang bola yang berperan penting dalam permainan sepak bola. Melalui passing yang cermat dan akurat akan meningkatkan kualitas permainan suatu tim sepak bola.
Sepak bola sejatinya adalah permainan tim. Walaupun pemain yang memiliki keterampilan tinggi bisa mendominasi pada kondisi tertentu, seorang pemain sepak bola harus saling bergantung pada setiap anggota tim untuk menciptakan permainan cantik dan membuat keputusan yang tepat. Agar bisa berhasil di dalam lingkungan tim ini, seorang pemain sepak bola harus mengasah keterampilan passing (Mielke, 2007: 19).
Pendapat di atas juga diperkuat pendapat dari Scheunemann (2008:19) yang menyatakan bahwa,
“Memiliki passing yang akurat adalah harga mati bagi seorang pemain bola. Mengingat passing begitu sering dilakukan dalam sebuah pertandingan, pelatih yang baik akan memulai tugasnya dengan memperbaiki kemampuan passing para pemainnya”.
Pendapat-pendapat tersebut menunjukkan, sebaik apapun keterampilan seorang pemain sepak bola, keberhasilan atau kemenangan sebuah tim sepak bola ditentukan oleh kerjasama tim yang kompak. Kerjasama tim yang kompak membutuhkan kemampuan passing yang baik dari setiap pemainnya. Untuk itu, dalam melakukan passing harus dilakukan secermat mungkin agar teman seregunya mampu menerima dan mengontrol bola dengan baik. Gifford (2007:
14) menyatakan bahwa, “Mengumpan adalah keterampilan paling penting untuk dikuasai. Umpan menghubungkan semua pemain di seluruh bagian lapangan dan memungkinkan tim membangun serangan”.
commit to user
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, melakukan umpan dengan passing harus dilakukan secermat mungkin, bola menyusur tanah agar mudah dikontrol teman seregunya. Umpan-umpan yang cermat dan akurat melalui passing dapat dijadikan serangan untuk menciptkan gol ke gawang lawan.
Passing yang cermat dan akurat banyak manfaatnya terhadap kualitas permainan. Hal yang terpenting dalam melakukan passing harus diimbangi kontrol bola yang baik. Kemampuan pemain sepak bola melakukan passing dengan cermat dan kontrol bola yang baik dapat digunakan sebagai serangan untuk mencetak gol ke gawang lawan.
Passing yang baik dimulai ketika tim yang sedang menguasai bola menciptakan ruang di antara lawan dengan bergerak dan membuka ruang di sekeliling pemain. Keterampilan dasar mengontrol bola perlu dilatih secara berulang-ulang, sehingga pemain yang melakukan passing mempunyai rasa percaya diri untuk melakukan passing yang tegas dan terarah kepada teman satu tim yang tidak dijaga lawan. Passing yang efektif juga memberikan peluang yang lebih baik untuk mencetak gol karena pemain yang menerima passing tersebut berada pada lokasi yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan passing yang dilakukan dengan lemah atau tidak terarah (Mielke, (2007: 20).
Pendapat tersebut menunjukkan, passing yang baik sangat berperan penting untuk membuka ruangan yang diimbangi kontrol bola yang baik. Selain itu, passing yang baik, kuat dan terarah dapat mendukung menciptakan gol ke gawang lawan. Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka harus dilakukan latihan secara teratur dan dilakukan secara berulang-ulang.
Passing dalam permainan sepak bola memiliki konstribusi besar dalam usaha menjalin kerjasama tim yang kompak untuk mencetak gol ke gawang lawan. Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka setiap pemain sepak bola harus mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk melakukan passing. Dilihat dari bagian-bagian kaki yang menendang, Luxbacher (2004 : 11- 12) menyatakan bahwa, “Terdapat tiga teknik dasar mengoper bola di atas permukaan lapangan: inside of the foot, outside of the foot, instep”.
Berdasarkan bagian-bagian kaki yang digunakan menendang bola, passing dalam permainan sepak bola pada umumnya dilakukan dengan kaki
commit to user
bagian dalam. Meilke (2007: 20) menyatakan bahwa, “Kebanyakan passing dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam karena di kaki bagian itulah terdapat permukaan yang lebih luas bagi pemain untuk menendang bola, sehingga memberikan kontrol bola yang lebih baik”.
(2) Untuk menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan, untuk membuat gol kemenangan / shooting.
Kemampuan menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan atau yang lebih kita kenal dengan shooting merupakan kemampuan yang wajib dimilki pemain bola. Hal ini dikarenakan dari sudut pandang penyerangan, tujuan sepak bola adalah mencetak gol sebanyak mungkin. Bermain cantik, berhasil melewati beribu-ribu lawanpun tidak akan diberi nilai dalam permainan sepak bola. Hal ini karena dalam sepak bola tidak ada dewan juri yang menilai untuk permainan cantik, banyaknya melewati lawan dan sebagainya, yang ada hanyalah papan skor.
Mielke (2007:67) menyatakan bahwa, “Dilihat dari sudut pandang penyerangan, tujuan sepak bola adalah melakukan shooting ke gawang”.
Luxbacher (2004:105) menyatakan bahwa “keterampilan menembak yang dasar mencakup tembakan instep drive, full volley, half volley, side volley dan swerving”.
(a). Instep Drive
Tendangan ini digunakan untuk menendang bola yang sedang menggilinding atau tidak bergerak. Untuk teknik menendangnya Scheunemann (2008:46) menjelaskan sebagai berikut:
1. Persiapkan bola dengan sisi kaki luar bagian depan sebesar 45º ke arah samping depan.
2. Langkahkan kaki ke arah bola yang sudah dipersiapkan, lalu tanamkan kaki yang tidak digunakan untuk menendang bola beberapa inci di samping bola
3. Arahkan pinggul ke arah sasaran sambil mengayunkan kaki.
4. Kaki hendaknya ditekuk ke depan sehingga bagian tengah kaki menyentuh bagian tengah bola saat bola ditendang, pastikan
commit to user
pergelangan kaki (ankle) “terkunci” sehingga kaki tidak lemas saat menyentuh bola.
5. Demi mengoptimalkan kerasnya tendangan, pastikan ayunan kaki tidak terhenti di tengah jalan melainkan terus diayun ke depan.
Pastikan kaki tetap menekuk ke depan selama proses ni berlangsung.
Gambar 2. Tembakan Instep Drive (Luxbacher, 2004 :106)
(b). Full Volley
Tembakan full volley berarti menendang bola sebelum bola jatuh ke tanah, untuk menembak bola langsung dari udara. Cara melakukan tendangan ini Mielke (2007:78) menjelaskan bahwa, “...ketika bola mendekat, angkat kakimu di mulai dengan lutut. Usahakan ujung kaki menghadap ke bawah sehingga kamu bisa menciptakan permukaan tendangan yang lebih lurus. Usahakan matamu tetap tertuju pada bola dan kepala miring ke arah lutut”.
Gambar 3. Tembakan Full Volley (Luxbacher, 2004: 107)
commit to user (c). Half Volley
Half volley dalam berbagai segi sama dengan full volley. Terkait dengan hal tersebut Luxbacher, (2004:109) menyatakan bahwa “Perbedaan utamanya adalah bola ditendang pada saat bola menyentuh permukaan, bukan langsung di udara”. Mielke (2007:80) menjelaskan bahwa, “Kamu melakukan tendangan setengah volley setelah bola menyentuh tanah dan ketika bola itu memantul kira- kira sejengkal di atas tanah”.
Gambar 4. Tendangan Half Volley (Luxbacher, 2004 : 108) (d). Side Volley
Tembakan side volley pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan macam-macam tembakan volley di atas, hanya saja tembakan ini dilakukan apabila bola memantul atau jatuh ke samping anda. Tata cara melakukan tendangan ini menurut Mielke (2007:81), yaitu :
“Mulailah dengan tubuh sebidang dengan bola dan kedua kaki agak sedikit terbuka. Sebelum menggerakkan kaki, putar tubuh atasmu ke kanan (dengan asumsi kamu menendang bola menggunakan kaki kanan (sehingga bahu kirimu berada didepan langsung (yaitu arah menghadap nya ujung kaki).selanjutnya putar kembali ke kiri sampai bahu kananmu berada di depan".
Sedangkan menurut Luxbacher (2004:110) tata cara melakukan tendangan ini yaitu :
“Saat bersiap-siap melakukan tembakan, putar tubuh anda ke samping sehingga bahu depan anda mengarah ke arah gerakan bola yang diinginkan, angkat kaki yang yang akan menendang ke samping sehingga hampir paralel dengan permukaan. Tarik kaki yang akan menendang dengan menekukkan lutut. Jaga agar kepala tidak bergerak dan fokuskan
commit to user
perhatian pada bola. Sentakkan kaki anda lurus ke depan dan tendang bagian pertengahan ke atas bola dengan instep. Jaga agar kaki tetap kuat dan luruskan sepenuhnya. Gerakan akhir dari kaki anda harus bergerak turun sedikit”.
Secara teori tendangan ini akan lebih kuat dan lebih cepat dibandingkan tendangan volley lainnya karena adanya unsur gerak berputar. Sehubungan dengan hal ini Mielke (2007:80) menjelaskan bahwa “Gerak berputar melibatkan pemutaran tubuh sehingga saat bergerak untuk menyentuh bola, kamu bisa memberikan kekuatan dan kecepatan yang lebih besar karena ditambah oleh putaran tubuh”. Lebih jauh Mielke (2007:81) menjelaskan bahwa “Aksi berputar memungkinkan pemain menambah daya pengungkit pada kaki. Aksi tendangan ini menambah jarak yang ditempuh kaki sebelum meenyentuh bola sehingga menambah kekuatan tendangan”.
Gambar 5. Tembakan Side Volley (Luxbacher, 2004 : 109) (e). Swerving atau menikung
Tembakan yang lurus langsung ke arah gawang terkadang bukan merupakan jalur yang terbaik saat permainan berlangsung. Apalagi ketika jalur tembakan kita sudah tertutup oleh pemain lawan. Salah satu alternatif tendangan efektif adalah tendangan menikung atau swerving. Berkaitan dengan tendangan ini Luxbacher (2004:110) menyatakan bahwa, “Tembakan yang menikung sulit untuk ditangkap dan dapat mengelirukan kiper lawan”. Lebih lanjut Luxbacher menerangkan tentang tata cara melakukan tendangan ini, ia menjelaskan bahwa :
“Anda dapat menikungkan tembakan anda dengan memberikan putaran pada bola. Awali gerakan anda dari posisi hampir langsung di belakang bola. Letakkan kaki yang menahan keseimbangan di samping bola dengan kepala tidak bergerak dan mata terfokus pada bola. Tarik kaki
commit to user
yang akan menendang ke belakang dan luruskan. Sentakkan kaki anda lurus ke depan dan tendang bola dengan inside atau outside-of-the-step.
Jika anda menggunakan kaki kanan dan menendang setengah bagian luar bola dengan bagian samping dalam instep, tembakan akan menikung ke arah dalam. Gunakan gerakan akhir keluar pada kaki yang menendang.
Jika anda menendang setengah bagian dalam bola dengan bagian samping luar instep anda, bola akan menikung keluar. Gunakan gerakan akhir ke dalam pada kaki yang menendang. Jaga agar kaki dalam posisi tidak bergerak saat menendang bola. Gunakan gerakan akhir yang penuh untuk menimbulkan tenaga dan tikungan yang lebih besar”.
Gambar 6. Tendangan Swerving (Luxbacher, 2004 : 111)
Namun untuk melakukan tendangan ini bukanlah hal yang mudah karena selain teknik yang dapat membantu dalam melakukan tendangan tersebut di atas, inti dari tendangan ini ialah putaran bola yang cukup memadai dan kekuatan yang cukup memadai untuk dapat membuat jalur bola menikung.
b) Atas dasar tinggi rendahnya lambungan bola.
Macam tendangan banyak sekali macamnya tergantung dari mana sudut pandang kita melihatnya. Selain dari sudut pandang yang telah disebutkan di atas, macam-macam tendangan jika dilihat dari tinggi rendahnya lambungan bola terdiri atas :
commit to user 1) Tendangan bola rendah
Tendangan bola rendah ialah bola menggulir datar di atas permukaan tanah sampai setinggi lutut (Sukatamsi, 1984:48). Umumnya yang termasuk pada tendangan ini ialah passing bawah, dan shooting mendatar.
2) Tendangan bola melambung lurus atau melambung sedang
Sukatamsi (1984:48) menjelaskan yang dimaksud tendangan bola melambung lurus atau sedang ialah bola melambung paling rendah setinggi lutut dan paling tinggi setinggi kepala.
3) Tendangan bola melambung tinggi
Dalam suatu kondisi tertentu, terkadang pemain harus melewatkan bola melewati kepala pemain lawan. Itulah yang dimaksud dengan tendangan bola melambung tinggi. Hal ini dijelaskan oleh Soekatamsi (1984:48) yang menyatakan tendangan bola melambung tinggi ialah bola melambung paling rendah setinggi kepala.
Para pemain menggunakan tendangan Chip untuk situasi khusus ini.
Tendangan chip ialah bola ditendang dan melambung ke udara melewati kepala pemain lawan (Koger,2007:138). Lebih jauh ia juga menjelaskan tendangan chip biasanya dimaksudkan sebagai operan atau tembakan langsung ke gawang.
Sehubungan dengan pendapat diatas, Mielke (2007:79) menyatakan bahwa
”Tendangan chip kebanyakan digunakan untuk tendangan bola mati seperti tendangan tidak langsung. Pemain juga bisa menggunakan tendangan chip saat menggiring”.
Luxbacher (2004:21) membedakan tendangan chip ini menjadi dua yaitu short chip dan long chip. Lebih jauh Luxbacher juga menjelaskan tata cara melakukan tendangan chip ini yaitu:
1. Short chip
Dekati bola dari belakang pada sudut yang tipis. Letakkan kaki yang menahan keseimbangan di samping bola dan tarik kaki
commit to user
yang akan menendang ke belakang dengan kaki yang diluruskan.
Jaga kaki tetap lurus dan kuat saat anda menggerakkannya ke bawah bola. Gunakan gerakan menyentak yang pendek dengan gerakan akhir yang minim.
Gambar 7. Tembakan short chip (Luxbacher, 2004 : 111)
2. Long chip
Mekanisme menendang pada long chip hampir sama dengan short chip. Melakukan pendekatan dari belakang bola pada sudut yang tipis, meletakkan kaki yang menahan keseimbangan disamping belakang bola. Perhatikan bahwa posisi dari kaki yang menahan keseimbangan sedikit berbeda posisi yang anda gunakan pada operan short chip. Letakkan kaki anda di belakang bola agar gerakan akhirnya lebih sempurna dan memungkinkan anda untuk menggerakkan bola dalam jarak yang lebih jauh.
Gambar 8. Tendangan long chip (Luxbacher, 2004 : 111)
commit to user c) Atas dasar arah putaran dan jalannya bola.
Macam-macam tendangan sebenarnya telah dijelaskan diatas, namun jika dilihat dari lintasan arah lajunya bola dan perputaran bola, Sukatamsi (1984:48) membaginya menjadi dua yaitu:
1) Tendangan lurus (langsung),bola setelah ditendang tidak berputar, sehingga bola melambung lurus dan jalannya kencang.
2) Tendangan melengkung (slice),bola setelah ditendang berputar ke arah yang berlawanan dengan arah tendangan dan arah bola, bila bola telah sampai puncak akan turun vertikal
Gambar 9. Tendangan melengkung
(Widdows & Buckle, 1982 : 25)
2) Menerima bola
Menerima bola diartikan sebagai cara menangkap bola, menghentikan bola atau menguasai bola (Sukatamsi, 1984:124). Kemampuan menerima bola dikenal juga dengan istilah mengontrol bola. Sulit terjadi passing, shooting, yang baik apabila pemain tidak mempunyai kemampuan kontrol bola yang baik. Teknik ini dapat dilakukan menggunakan hampir semua bagian tubuh. Scheunman (2008:55) membagi beberapa bagian tubuh yang utama yang dapat digunakan untuk mengontrol bola, yaitu (1) dada, (2) kaki, (3) paha, dan (4) kepala.
Pada dasarnya dalam menerima atatu menghentikan bola, usahakan kecepatan dan kekuatan bola dikurangi sehingga bola mampu dikuasai. Sukatamsi (1984:124) menjelaskan prinsip menerima bola yaitu:
commit to user
1) Lari menjemput arah datngnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola.
2) Kaki tumpu menerima seluruh berat badan, lutut di tekuk sedikit.
3) Bagian badan atau bagian kaki yang dipergunakan untuk menerima bola, pada waktu kontak dengan bola digerakkan mengikuti arah lintasan bola hingga bola berhenti dekat badan, selanjutnya bola dikuasai.
4) Sebelum menerima bola harus segera dipikirkan bola akan diapakan setelah dikuasai, dioperkan kepada teman, digiring atau ditembakkan ke arah mulut gawang lawan.
(a) Kontrol dada
Teknik ini sebenarnya lebih sulit daripada apa yang terkesan dilakukan para ahlinya. Hal ini dikarenakan anda harus benar-benar memperhitungkan saat yang tepat untuk memastikan bahwa bola itu mengenai badan dengan mantap di tempat yang tepat, terutama ketika anda dalam tekanan. Tata cara pelaksanaan teknik ini sebenarnya tidak begitu rumit, namun memerlukan koordinasi mata dan gerak tubuh yang baik. Sehubungan dengan tata cara teknik ini, Mielke (2007:33) menjelaskan
“(...)pertahankan tubuhmu tetap sejajar dengan bola dan serap kekuatan bola, sehingga bola dapat jatuh ke tanah tepat di depan kakimu. Ketika menggunakan dada, waspadai tanganmu agar tetap berada jauh dari bola sehingga tidak menyentuhnya.bayangkan tubuhmu sebagai boneka yang sendi-sendinya terbuat dari pegas. Ketika bola mengenai dada, seluruh tubuh bergoyang ke belakang tetapi tidak sampai jatuh. Kekuatan bola diredam di dada dan bola memantul ke depan kaki”.
Widdows & Buckle (1982:15) menyatakan “pada dasarnya ada dua jenis tangkapan dengan dada: menyerbu bola tinggi dan cara yang lebih statis, jika anda tidak bergerak cepat waktu kena hantaman”.
commit to user Gambar 10. Kontrol dada
(Luxbacher, 2004 : 26)
(b) Kontrol kaki
Kontrol menggunakan kaki mememungkinkan pemain bermain lebih cepat, karena posisi ini membuat pemain dapat memainkan bola dengan cepat dengan mengoperkan atau melakukan dribbling segera setelah menerima bola.
Menurut Sukatamsi (1984:124) Teknik melakukan kontrol bola dapat menggunakan beberapa bagian kaki yaitu:
1) kaki bagian dalam 2) kura-kura kaki penuh 3) kura-kura bagian luar 4) sol sepatu
5) tumit kaki (jarang digunakan)
Namun dari beberapa bagian tersebut, di kebanyakan situasi menggunakan kaki bagian dalam lebih disarankan untuk mengontrol bola. Mielke (2007:30)menyatakan “menggunakan kaki bagian dalam lebih diutamakan karena membuat bola tetap berada di depan pemain”. Penggunaan kaki bagian dalam dapat digunakan ketika arah datangnya bola tinggi maupun rendah. Tata cara dalam melakukan kotrol bola menggunakan kaki bagian dalam dengan arah datangnya bola tinggi, Mielke (2007:30) menjelaskan,
Pemain perlu bergerak ke arah melayangnya bola, membidangkan tubuh, dan menerima bola dengan tetap mempertahankannya berada di daerah terlindung di antara kedua kaki. Koordinasi mata kaki sangat penting.
Perhatikan bola saat mendekat dan tempatkan kakimu segaris dengan
commit to user
jalur bola. Tubuhmu harus seimbang di atas kaki yang tidak menerima bola saat kamu sedang menunggu bola tersebut. Ketika telah sampai, sentuhlah bola menggunakan kaki bagian dalam dengan melemaskan kaki dan menyerap kekuatan bola tersebut. Dengan menarik kakimu ke belakang saat bersentuhan dengan bola maka kakimu akan berfungsi sebagai bantalan, dan kamu menyerap kekuatan yang datang dari tendangan sebelumnya yang diteruskan ke bola. Dengan menyerap kekuatan bola, kamu dapat menghentikan momenttum bola tepat di depanmu, sehingga menempatkanmu pada posisi yang sempurna untuk melakukan permainan cepat.
Gambar 11. Kontrol kaki dalam
(Widdows & Buckle, 1982 : 9) (c) Kontrol paha
Selain kontrol dada dan kontrol kaki yang telah dijelaskan diatas, kontrol juga dapat dilakukan menggunakan paha. Widdows & Buckle (1982 : 9) menyatakan
“Paha itu memberikan mobilitas dalam dua hal. Bola itu makan waktu lebih sedikit untuk jatuh ke kakimu, dan karenanya dapat dimainkan kedua kalinya, dibandingkan dengan dada. Dan dibanding dengan dada, paha itu dapat jauh lebih siap mengalihkan arah: bukan suatu putaran, secara tepatnya, tetapi semata-mata „mengikuti bola itu‟ dengan sudut tertentu, ke kiri atau ke kanan. Digabung dengan kecepatan meninggalkan lawan hal itu cukup untuk dapat meninggalkannya”.
Widdows & Buckle pun menambahkan tentang cara melakukan teknik ini yaitu
1) Bersiap menerima bola, menyeimbangkan diri di atas kaki yang bertumpu waktu anda mengangkat paha
commit to user
2) Biarkan bola itu menghantam anda, tetapi pastikan bahwa hantamannya tepat, kali ini tak ada dada bidang untuk menerimanya,
3) Bola jatuh dan anda telah bebas, setelah ini anda dapat terus melakukan „putaran paha‟.
Gambar 12. Kontrol paha
(Widdows & Buckle, 1982 : 16)
(d) Kontrol kepala
Kepala sering sekali digunakan untuk mengoper, menembak ke gawang, atau menghalau bola. Namun kepal juga mampu digunakan untuk melakukan kontrol bola. Teknik ini bisa sangat menyakitkan jika teknik yang digunakan salah. Sukatamsi (1984:155) menjelaskan tata cara dalam melakukan teknik ini,yaitu
1) Berdiri dengan kedua kaki kangkang ke muka-belakang, kedua lutut sedikit ditekuk, pandangan mata pada bola.
2) Badan condong ke depan dengan dahi ke arah datangnya bola.
3) Setelah bola menyentuh dahi badan segera ditarik ke belakang hingga badan condong ke belakang.
4) Bola jatuh ke tanah di depan badan, bola segera di kontrol dan dikuasai.
commit to user Gambar 13. Kontrol kepala
(luxbacher, 2004 : 9)
3) Menggiring bola
Menggiring bola, kontrol sambil lari, mobilitas bola, atau juga dikenal dengan sebutan dribbling mungkin merupakan bagian yang paling disenangi pemain di Indonesia bahkan dunia. Mielke ( menyatakan “Dribbling dalam permainan sepak bola didefinisikan sebagai penguasaan bola dengan kaki saat kamu bergerak di lapangan”.
Penggiringan bola dalam sepak bola berfungsi untuk mempertahankan bola saat berlari melintasi lawan atau maju ke ruang yang terbuka. Dribbling dapat dilakukan dengan beberapa bagian kaki Sukatamsi (1984:159) membaginya menjadi tiga macam cara yaitu menggunakan kura-kura kaki bagian dalam, kura- kura kaki bagian penuh,dan kura-kura kaki bagian luar.
(a) Dribbling menggunakan kura-kura kaki bagian dalam
Dribbling menggunakan kura-kura bagian dalam memungkinkan seorang pemain untuk menggunakan sebagin besar permukaan sehingga kontrol terhadap bola semakin besar. Tata cara melakukan dribbling menggunakan kura- kura kaki bagian dalam menurut Mielke (2007: 2) ialah:
Sentuhlah bola dengan sisi kaki bagian dalam dan posisikan kakimu secara tegak lurus terhadap bola. Tendanglah dengan pelan untuk mempertahankan kontrol bola dan pusatkan kekuatan tendangan pada bagian tengah bola sehingga memudahkanmu mengontrol arahnya.
Ketika melakukan dribbling dengan kaki bagian dalam, usahakan bola tetap berdekatan dengan kakimu. (....) ketika melakukan dribbling
commit to user
usahakan kepalamu tetap tegak dan mata terpusat ke lapangan di depanmu dan jangan terpaku pada kaki.
(b) Dribbling menggunakan kura-kura kaki bagian penuh
Dalam beberapa situasi Anda tidak perlu melakukan dribble bola dengan kontrol yang rapat. Semuanya tergantung bagaimana kondisi yang dihadapi, terkadang mengiring bola dengan kecepatan penuh merupakan cara yang lebih efektif untuk menciptakan peluang. Dribbling menggunakan kura-kura kaki bagian penuh memungkinkan pemain dapat membawa bola dengan cepat. Dan cara tersebut hanya dapat digunakan apabila di depan terdapat daerah yang bebas dari lawan cukup luas. Sehubungan tata cara melakukan dribbling menggunakan kura-kura kaki bagian penuh ini, Sukatamsi (1984:161) menyatakan “kaki sama dengan posisi dalam menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. Kaki yang digunakan untuk menggiring bola sesuai dengan irama langkah lari tiap langkah dengan kura-kura penuh bola didorong bergulir ke depan dekat kaki”.
(c) Dribbling menggunakan kura-kura kaki bagian luar
Tata cara melakukan teknik ini menurut Sukatamsi (1984:161) yaitu:
1) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki sebelah luar.
2) Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki.
3) Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, dan selanjutnya melihat situasi lapangan.
4) Menyundul bola
Penggunaan kepala dalam sepak bola memang diperbolehkan, namun perlu diperhatikan pula bahwa melakukan heading/ menyundul bola menurut penelitian terdapat kemungkinan fatal yang bisa diakibatkan. Maka dari itu untuk melakukan heading tekniknya tidak boleh salah, karena resiko yang sangat besar
commit to user
tersebut. Meski dari beberapa situasi menyundul bola saat posisi bertahan, shootinig ke gawang, mengoper,dan lain lain terlihat menggunakan teknik yang berbeda, namun pada prinsipnya sama. Widdows & Buckle (1982 : 9) menyatakan
“asas-asas menyundul bola sama saja, apakah anda sedang bertahan atau menyerang. Pertama lekatkan pandangan anda pada bola sampai saat mengenainya.(....) Dalam istilah pelatih anda harus „melemparkan mata pada bola itu‟,memusatkan perhatian sehingga tak terkecoh lagi oleh perubahan arah bola pada saat-saat terakhir. Kedua, hantamlah semantap mungkin dengan menggunakan bagian tengah dahi anda bagian itu keras dan relatif rata. Kettiga, kencangkan otot-oto leher anda untuk membantu mengurangi ketegangan pada waktu kena hantaman. Keempat, seperti pada setiap cara menghantam bola, timing-nya harus tepat; bola itu tak pernah merupakan sasaran yang diam saja seperti kalau berada di atas tanah, kadang-kadang, menuju ke kepala anda pun tidak. Jelaslah bahwa anda harus berusaha supaya bola itu mengenai kepala anda dengan posisi yang tepat”.
Gambar 14. Heading
(Widdows & Buckle, 1982 : 43)
5) Melempar bola
Penggunaan tangan dalam sepak bola memang sangat dibatasi dalam pertandingan, termasuk kiper yang boleh selalu menggunakan tangan dalam kondisi yang telah ditulis dalam peraturan, namun penggunaan tangan itu hanya dapat dilakukan selama di daerah penalti daerahnya sendiri. Pemain selain kiperpun dapat menggunakan tangannya dalam bermain sepak bola, yaitu saat terjadi throw in/ lemparan ke dalam. Throw in terjadi ketika bola keluar melewati
commit to user
garis pinggir atau garis tepi. Penggunaan Throw in yang benar dapat menciptakan peluang untuk mengontrol bola dan mencetak gol selama pertandingan. Throw in memiliki beberapa keuntungan Mielke (2007:39) menyatakan
“Sebuah lemparan ke dalam yang kuat yang sangat kuat dapat mendorong bola dari garis pinggir ke tengah-tengah lapangan, menyusuri sisi lapangan, atau kedepan gawang. Lemparan ke dalam biasanya lebih mudah dikontrol daripada tendangan dan memungkinkan pemain yang menerima bola untuk mengambil dan mempertahankan kontrol bola”.
Mielke (2007:40) juga menjelaskan tata cara melakukan throw in yaitu:
(...)peganglah bola dengan kuat menggunakan jari-jari dan ibu jari secara melebar di seluruh permukaan bola. Kedua ibu jari dan kedua jari telunjuk membentuk huruf „w‟. Teriklah bola ke belakang melewati kepalamu. Lengkungkan punggungmu. Rentangkan tanganmu ke belakang tubuh. Ayunkan bola ke depan dan lepaskan didepan tubuhmu.
Gambar 15. Throw in
(Widdows & Buckle, 1982 : 96) 6) Gerak tipu dengan bola
Gerak tipu dilaksanakan apabila seorang pemain sedang menguasai bola berusaha melewati lawan dengan melakukan gerakan yang tidak sebenarnya, sehingga lawan mengira bahwa gerakan tersebut adalah gerakan yang sebenarnya (Sukatamsi 1984:187). Dia juga menyatakan “gerak tipu tidak dapat diseragamkan, karena sangat terrgantung pada kecakapan atau keterampilan individu (perorangan)”.
commit to user 7) Merampas atau merebut bola
Merampas bola (tackling) ialah teknik merampas bola dari lawan yang sedang menguasai bola (Sukatamsi, 1984:191). Luxbacher (2004:53) menjelaskan ada tiga teknik dasar tackle yaitu:
1) Block tackle
Gunakan block tackle jika lawan menggiring bola langsung dari arah anda. Dengan cepat rapatkan jarak dengan lawan tersebut.
Condongkan tubuh ke depan dengan satu kaki sedikit dengan lutut ditekukkan dan rentangkan tangan untuk menjaga keseimbangan.
(....)Rebut bola dengan membloknya menggunakan inside-of-the- foot. Tempatkan kaki anda menyamping dan tetap kuat saat and menggerakkannya ke arah bola.
2) Poke tackle
Gunakan Poke tackle saat anda mendekati lawan dari samping atau sedikit di belakang. Saat anda mendekati lawan, gapailah dengan kaki anda, julurkan,dan sodok bola dengan jari kaki anda.
3) Slide tackle
Slide tackle biasanya digunakan pada saat terakhir di mana lawan berhasil mengalahkan anda saat dribble dan hanya terdapat sedikit kemungkinan untuk menyusulnya. Pada saat itu, satu-satunya tindakan anda adalah meluncur dan menendang bola ke arah mana saja.(....) Keluarkan kaki anda saat mendekati bola dan luncurkan tubuh ke samping ke posisi yang sedikit lebih maju dari lawan. Pada saat yang bersamaan, sentakkan kaki anda dan tendang bola menjauh dengan menggunakan kura-kura kaki.