• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Berani

Berubah

(4)

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun, termasuk fotocopi, tanpa izin tertulis dari penerbit.

(sesuai Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 49 ayat 1 UU No. 19 Tahun 2002)

Sanksi Pelanggaran

Pasal 72 Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau men-

jual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Jika Anda menemukan cacat produksi pada buku ini, silakan menukarkan di toko buku BPK Gunung Mulia atau mengirimkan ke Logistik BPK Gunung Mulia (Jl. Raya Bogor Km. 28, No. 43, Jakarta 13710). Kami akan mengganti buku tersebut.

(5)

Jl. Kwitang 22-23, Jakarta 10420, Indonesia Telp. 021-3901208, Fax. 021-3901633

www.bpkgunungmulia.com

Berani Berubah

Robby I. ChandRa

(6)

iv

BERANI BERUBAH

Copyright © 2020 oleh BPK Penabur All rights reserved

Diterbitkan oleh PT BPK Gunung Mulia Jl. Kwitang 22-23, Jakarta 10420 E-mail: publishing@bpkgm.com Website: http://www.bpkgunungmulia.com Anggota IKAPI

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang Cetakan ke-1: 2020

Editor: Nancy Sitohang & Santoso S. Buwono Penata Letak Isi: Wahyu Dwi Hantoro

Desain Kulit Buku dan Pembatas Buku: Macrovector - Freepik Graphics, RF - vecteezy Foto Kulit Buku dan Pembatas Buku: Kiyomi Shiomura - Unplash

Katalog dalam terbitan (KDT) I. Chandra, Robby

Berani berubah / oleh Robby I. Chandra – Cet. ke-1. – Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2020.

xii, 122 hlm. ; 21 cm.

1. Renungan.

I. Judul. II. Kristiani.

248

ISBN 978-602-231-832-3

(7)

v iv

Kata Pengantar | vii Sekapur Sirih | xi

Bab 1 Perubahan: Suatu Keniscayaan? | 1

Bab 2 Respons terhadap Perubahan: Menjadi Lebih Baik atau Sebaliknya? | 17

Bab 3 Empat Elemen Penentu | 39 Bab 4 Proses atau Langkah Nyata untuk

Perubahan | 71

Bab 5 Hasil Perubahan dan Tantangan Masa Depan | 95

Epilog | 107

Riwayat Hidup Penulis | 112

Daftar Isi

(8)

vi

(9)

vii vi

P

uji syukur atas 7 dasawarsa perjalanan dan pelayanan Badan Pendidikan Kristen (BPK) PENABUR, yang mo mennya kita rayakan pada tahun 2020 ini, tepatnya pada tanggal 19 Juli. Tema pelayanan yang dicanangkan pada awal masa pela yanan kepengurusan 2018-2022 adalah

“Berani Berubah”. Dan khusus dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-7 Dasa warsa, ditetapkanlah tagline

“Semakin Peduli dan Berbagi”.

“Berani Ber ubah” adalah suatu pernyataan tekad para pengurus BPK PENABUR untuk keluar dari status quo wa- laupun sebenarnya akan lebih aman jika kita tidak melaku- kan perubahan tersebut karena perubahan akan berpotensi me nimbulkan ge sekan dan ketidaknyamanan. Selain itu, per ubah an membu tuhkan energi lebih besar untuk mendo- rong suatu kapal besar yang sedang begerak ke suatu arah, bergeser beberapa derajat dari arahnya saat ini.

Namun, perubahan pun dipandang perlu karena pada saat bersamaan, dunia sedang bergerak ke dalam pusaran per ubah an yang sesungguhnya: “Industry 4.0”. Jika BPK PENABUR merasa nyaman dan tidak ingin berubah, maka perubahan di luarnyalah yang akan melindas badan pela-

Kata Pengantar

(10)

viii

yanan ini. Oleh sebab itu, pengurus dan seluruh insan pen- didik dan tenaga kependidikan BPK PENABUR bertekad untuk “Berani Berubah”.

Berlandaskan tema “Semakin Peduli dan Ber bagi”, BPK PENABUR mencanangkan keinginan untuk menjadi yayasan pendidikan yang tidak hanya membangun kekuatan organi- sasi dan sekolah-sekolahnya sendiri, tetapi juga menjadi suatu badan pendidikan yang makin peduli dan berbagi kepada sekitarnya. Kepedulian ini tampak pada berbagai kegiatan yang dilakukan, mulai dari tingkat siswa, tenaga pendidikan dan kependidikan, hingga pengurusnya.

Dalam rangka HUT telah dilaksanakan lomba-lomba yang bertujuan berbagi pengalaman inspiratif, baik dalam bentuk tulisan maupun video. Kegiatan pengumpulan dana

“1000 Jadi Berkat” telah memberi kan banyak manfaat bagi pemulihan kesehatan para pensiunan guru dan karyawan, perbaikan sekolah-sekolah di sekitar BPK PENABUR, dan usaha penanggulangan pandemi Covid-19 melalui GKI Sinode Wilayah Jawa Barat.

Keinginan ini pun tampak nyata dari setiap alumninya yang berjumlah lebih dari seratus ribu, tersebar di se antero dunia, berbagai bidang keahlian dan usaha, dan menjadi inspi- rasi dari buku cerita alumni ini. Mereka menceritakan pe ran- an sekolah dalam naungan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sinode Wilayah (SW) Jawa Barat ini menempa dan mem ben- tuk mereka, baik yang dimulai di tingkat Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Atas (SMP) mau- pun tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), serta mengenal Tuhan me lalui tangan para tenaga pendidik dan kependidikan.

Dan se lanjutnya, warna BPK PENABUR ini yang mengantar- kan me reka ke posisi mereka sekarang sehingga satu per satu

B E R A N I B E R U B A H

(11)

viii ix

k a t a p e n g a n t a r

dari mereka sungguh-sungguh berperan nyata sebagai garam dan terang Indonesia dan dunia.

Melalui pengantar dalam buku ini, kami juga me nyam- paikan penghargaan yang sebesarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan buku cerita alumni ini, mu lai dari penulisnya, Pdt. Robby I. Chandra, MA, satuharapan.com, Rhere Rewindinar, dan Yayasan Hariyani Prasetya, yang telah berjerih lelah melakukan riset, wawancara, dan pe nulisan.

Terima kasih juga kepada Penerbit BPK Gunung Mulia yang telah menyunting sehingga buku ini bisa berada dalam geng- gaman tangan kita untuk kita nikmati. Terima kasih juga kepada ba nyak pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang juga telah mendukung penulisan dan penerbitan buku ini hingga bisa sampai ke tangan pembaca.

Kiranya nama Tuhan makin dimuliakan melalui karya tulisan ini dan BPK PENABUR makin diteguhkan dalam kiprah dan pelayanannya di bidang pendidikan di bumi Indo nesia tercinta.

Budijanto Gunawan Ketua Panitia HUT ke-7 Ddasawarsa BPK PENABUR

(12)

x

(13)

xi x

M

enuliskan sesuatu yang terkait erat dengan batin kita tentu tidak mudah. Subjektivitas akan mudah berperan, apalagi penulis diminta menghasil kan buku terkait dengan perubahan yang dialami BPK PENABUR dan para alumninya. Keduanya sudah menjadi bagian hidup penulis, mulai saat ia memasuki Sekolah Rakyat (SR), yang se- karang dikenal dengan Sekolah Dasar (SD), kelas satu pada tahun 1959 sampai lulus SMA pada tahun 1971.

Pada tahun 1990-an, ketika melayani lembaga pembina- an Binawarga, intensitas kedekatan meningkat saat pe nulis terlibat dalam pembuatan program P321 BPK PENABUR, yang kemudian menghasilkan 800-an alumni ca lon pemimpin.

Bahkan, setelah itu, keterlibatan makin intens setelah mena- ngani pelatihan guru dan sebagainya pada tahun 2000-an.

Keeratan tersebut ternyata juga mem beri cukup data se- hingga penulis dapat menghasilkan re fleksi yang seimbang dan utuh mengenai para alumni, pengajar, tenaga pendidikan, dan anggota yayasan.

Menggali perjalanan perubahan yang dihadapi para alum- ni yang terpilih untuk diwawancarai memang tidak mudah.

Aspek keberhasilan dalam karier, titik balik, pemak naan, dan

Sekapur Sirih

(14)

xii

dampak mereka untuk mengubah lingkungan perlu dipahami bersama oleh tim pewawancara yang menggali. Apalagi me- nyim pulkan perubahan-perubahan dalam BPK PE NABUR.

Syukurlah, akhirnya semua berjalan walaupun tidak tepat sesuai dengan urutan yang direncanakan lantaran pan demi Covid-19. Penulis belajar banyak hal dan terubahkan setelah terbiasa menuliskan sendiri 46 buku, seperti Konflik dalam Hidup Sehari-hari (Kanisius, 1990), Etika Dunia Bisnis (Kanisius, 1995) atau Landasan Pacu Kepemimpinan (Young Leaders Indo nesia, 2010)—tiga buku yang paling banyak dijadikan rujukan di dunia akademis dan praktisi sejak tahun 1990. Kini penulis menikmati proses “ke lahiran” buku Berani Berubah yang sebenarnya merupakan hasil pikiran yang kaya dari tim yang dipimpin Ibu Gemaria dan Ibu Stella Warouw. Semoga semua terberkati dan terinspirasi.

Agustus 2020, Penulis

B E R A N I B E R U B A H

(15)

xii

bab 1 Perubahan:

Suatu Keniscayaan?

(16)

Perubahan lingkungan mendorong orang

melakukan adaptasi

(17)
(18)

4

S

ebelum menjadi seekor kupu-kupu, makhluk kecil ber- sayap itu menjalani berbagai perubahan. Burung rajawali juga. Apalagi manusia, dari bayi montok ber- tumbuh menjadi gadis berwajah mulus, dan akhirnya men- jadi oma berwajah keriput. Suatu organisasi, bahkan masya- rakat dan dunia juga mengalami perubahan. Perubahan adalah kenyataan yang terus-menerus hadir. Perubahan adalah se- suatu yang tidak dapat dihindari di dalam hidup kita, bukan?

Umat manusia juga berubah. Dahulu manusia umum nya bergantung pada ma kan an yang dipetik atau diburu di hutan.

Mereka tidak menanam atau beternak. Orang-orang yang diang gap hebat dan diterima sebagai pemimpin adalah para pemburu yang ulung atau pemetik buah yang menemukan buah-buah langka. Namun, cara hidup ini membuat mereka tergantung pada apa yang tersedia di alam. Manusia jadi tidak perlu bekerja ke ras terus-menerus; ritme hidup cukup lambat.

Jika ter jadi paceklik, mereka akan kekurangan makanan. Jika terjadi wabah, mereka punah.

Kemudian, mulai terjadilah perubahan. Sekelompok orang mulai bertani, berkebun, atau beternak. Perubahan ini punya konsekuensi. Mereka harus menginvestasikan waktu yang teratur untuk mengurus kebun, sawah, atau ternak me- reka. Memperhatikan siklus musim. Mencermati banyak hal da lam setiap proses. Mengumpulkan informasi dalam tiap

Satu-satunya yang konstan di dalam hidup adalah perubahan.

—Heraklitus

B E R A N I B E R U B A H

(19)

4 5

P E R U B A H A N : S U A T U K E N I S C A Y A A N ?

ko mu nitas peternak, petani, dan bahkan nelayan. Semua ini berjalan ribuan tahun.

Setelah itu, muncul zaman industri. Tenaga-tenaga ter- baik mulai mengalir ke kota-kota yang muncul bersamaan dengan pabrik-pabrik. Manusia mempelajari banyak hal baru.

Sesudah abad 19, perubahan terjadi makin cepat. Penemuan telepon dan telegraf, kapal-kapal uap, kereta api, dan radio me- revolusi kehidupan manusia. Kota-kota be sar muncul. Bahkan, di akhir abad 20, lebih banyak manusia tinggal di lingkungan perkotaan daripada di desa.

Kemunculan komputer pada tahun 50-an dan internet pada tahun 80-an menghasilkan perubahan yang lebih meng- guncangkan segalanya. Ruang dan waktu terkompresi. Peris- tiwa di sebuah kota di Nepal, dalam hitungan menit akan diketahui oleh orang yang berada di Melbourne. Dahulu kita menunggu berita berhari-hari, kini semua serbainstan.

Perubahan dan Adaptasi

Jenis perubahan memang bermacam-macam wujud, sifat, dan kecepatannya. Perhatikan kasus di bawah ini:

Patricia memiliki kedai kopi di dua lokasi perkan toran para profesional di Jabotabek. Wanita muda alumni BPK PENABUR di Jakarta ini mem beri nama keduanya: Skywalker Coffee. Ia menargetkan kopi nya bagi para profesional dan entrepeneur muda di kawasan bisnis. Pandemi membuat semua pelanggannya tidak masuk kerja dan omzetnya anjlok. Namun, ia segera beradaptasi. Para pelanggannya tidak masuk kantor secara fisik, tetapi se lera dan keinginan minum kopi kegemaran mereka tidak hilang. Maka, ia membuat kopi dengan kemasan sebanyak satu liter dan menjual secara online. Bisnis wanita muda ini ber ta han

(20)

6

karena sigap menyesuaikan diri. Lebih tepatnya, ia meng- ubah cara pandang dan kerjanya.

Cerita di atas menunjukkan kesigapan manusia ber- adaptasi terhadap perubahan setelah menyadari perubahan itu. Kesigapan beradaptasi itulah yang menjadi kelebihan ma- nusia; pembeda manusia dengan hewan dan tumbuh-tum- buhan.

Suatu lembaga juga dapat beradaptasi terhadap per- ubahan, bahkan yang sangat disruptif. Di lingkungan organisasi pada masa kini, baik bisnis, rumah sakit, lembaga pen didikan maupun nirlaba, kemungkinan menjadi adaptif atau kandas menajam setiap tahun. Rumah sakit yang biasanya memiliki tiga shift staf pendu kung, kini menggunakan dua shift. Tempo kerja menjadi cepat dan produktivitas meningkat.

Ada perubahan yang mendadak, ada pula yang berang- sur-angsur. Ada yang dapat diprakirakan, ada juga yang me- nge jutkan. Para pembuat telepon genggam tidak menyangka bahwa kini, se tiap lima menit orang memegang telepon genggam dan meng habiskan 3,5 jam per hari untuk bertelepon, apalagi de ngan adanya kehadiran grup WhatsApp. Orang tidak meng impikan bah wa telepon genggam bisa dilengkapi dengan fitur recorder, ka mera foto dan video, kompas, dan mesin pemba yaran. Namun, perubahan mendorong orang melakukan adap tasi. Hanya saja, kesadaran akan adanya perubahan dan kecepatan beradaptasi dengan perubahan memang berbeda- beda.

Biasanya, kesadaran dan kecepatan beradaptasi pada per- ubahan bisa muncul dengan cepat jika perubahan tersebut ber- sifat masif, mengejutkan, dan mengguncangkan. Dampak

B E R A N I B E R U B A H

(21)

6 7

P E R U B A H A N : S U A T U K E N I S C A Y A A N ?

teknologi digital makin di sadari dan dikenal sehingga orang beradaptasi untuk meman fa atkannya. Orang tidak merasa perlu meng ha fal lokasi suatu tempat, tetapi cukup menggu- nakan Google Maps. Di Indonesia, dalam tiga tahun terakhir ini, orang makin ter biasa dan merespons kehadiran GoJek, Grab, dan berbagai aplikasi lainnya yang tersedia di Google Store atau Samsung Store: mendesain brosur, mengedit film, me nata keuangan pribadi, masak sekelas koki di hotel, me- nguasai program komputer seperti Python, mengenal security jaringan, dsb. Semua tersedia, bahkan banyak yang tidak berbayar. Kita hidup bagaikan raja yang kemewahannya melebihi Kaisar Tiongkok di masa Dinasti Tang, Kaisar-kaisar Romawi, atau Harun-al Rasyid. Generasi milenial meman- faatkan semuanya dan mungkin menertawakan kalangan yang lebih tua dari mereka, yang gagap teknologi.

Demokratisasi informasi yang mengubah masyarakat terjadi karena masyarakat dapat mengakses bermacam-ma- cam informasi. Bahkan, terjadi demokratisasi definisi bahwa setiap orang bisa menuliskan definisi tentang suatu hal di Wiki­

pedia. Mau tidak mau, sistem dan proses bisnis, rekreasi, hu- bung an keluarga, pendidikan, dan bahkan agama pun akan terimbas.

Jadi, di dalam hidup ada perubahan lingkungan atau dunia yang menyebabkan manusia di dalamnya berubah agar tetap relevan dengan perubahan tersebut dan memperoleh dampak positifnya. Ada pula perubahan lingkungan yang jus- tru terjadi karena manusia yang melakukan perubahan ter- sebut.

(22)

8

Gagap Adaptasi

Teknologi chatbot (lebih tepatnya chatterbot atau bots) adalah se buah program komputer yang dirancang untuk menstimu lasikan percakapan intelektual dengan satu atau lebih ma nu sia, baik secara audio maupun teks. Chatbot ini perlu dilatih terlebih dahulu untuk dapat berkomunikasi dengan pelang gan dengan secanggih mungkin sehingga pelang gan tidak dapat membedakan apakah mereka berkomunikasi dengan seorang manusia atau program komputer. Menurut Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur (Presdir) BCA, perusahaan asu ransi bernama Ping An Insurance di Republik Rakyat China (RCC) sudah lama meng- gu nakan chatbot yang dilatih oleh 396 staf. Jahja menuturkan bahwa BCA ti dak memiliki pelatih sebanyak itu, tetapi juga mulai mengadopsi teknologi baru yang dinamakan VIRA sejak tahun 2017 untuk menyongsong era digital di Indonesia. BCA tidak mau gagap teknologi.

Apakah sebagian besar manusia mau me nerima dan me- rangkul perubahan? Bagi beberapa kalangan, terutama mereka yang dikenal se bagai para pribumi dunia digital alias kalangan milenial, per ubahan-perubahan di masa kini dan dampak yang ada mela hirkan optimisme yang tinggi. Mereka menyambut arus deras informasi dan kemudahan berkomunikasi berkat kehadiran internet. Mereka menyambut kemunculan Anjungan Tunai Mandiri (ATM), Ojek On-line (OJOL), dan E-Learning, dan bahkan ikut mengembangkannya.

Sebaliknya, mereka yang lahir jauh sebelum budaya digi tal muncul, gagap teknologi baru. Mereka memandang perubahan yang ada membawa banyak ketidakpastian.

Perubahan-perubahan di dunia teknologi informasi dan ko- munikasi ini menimbulkan ketidaknyamanan.

B E R A N I B E R U B A H

(23)

8 9

P E R U B A H A N : S U A T U K E N I S C A Y A A N ?

Dalam waktu 20 tahun terakhir, perubahan teknologi yang drastis dan lebih cepat datang dari dekade-dekade sebelum- nya, menyebabkan ber bagai disrupsi muncul. Makin banyak profesi yang punah. Lihatlah, siapakah yang di masa kini ma- sih bekerja sebagai pengirim berita morse di kapal perang?

Bahkan, dalam kehidupan sehari-hari, profesi operator telegram telah lenyap.

Sewaktu di SMA, penulis memiliki guru stenografi. Ia biasa mengenakan rokmini yang men jadi penambah sema- ngat kami belajar dengannya. Orangnya ramah dan jelita.

Po koknya, kami berlomba-lomba belajar menjadi terampil ste- nografi. Kini, ketika menapak tilas masa itu, saya mendapati

Jahja Setiaatmadja bersama ibu dalam sebuah acara makan malam

(24)

10

bahwa profesi guru stenografi telah punah. Ia dan teman­te­

man nya tidak mendapatkan pekerjaan karena ilmu yang tadi- nya mereka pelajari dengan susah payah tidak lagi diperlukan de ngan adanya alat perekam tape recorder dan kini, gawai.

Berbagai komunitas, organisasi bisnis, pendidikan, atau nirlaba juga dapat terkena imbas. Perusahaan pembuat ka- mera dan rol film tutup karena telepon geng gam modern mampu menghasilkan foto berkualitas tinggi. Toko-toko buku yang ma sih mengandalkan buku cetak juga mengalami kesu- litan me ningkatkan penjualan mereka ka rena orang beralih ke buku-buku digital. Situasinya sama dengan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang terus-menerus mengalami penurunan penghasilan karena mereka tidak mau meninggalkan kapal-kapal yang sudah ber abad-abad mereka andalkan. Padahal, kapal-kapal layar rak sasa mereka itu membutuhkan waktu lima bulan untuk meng arungi samudera dari Eropa ke Nusan tara, sementara kapal-kapal mesin yang lebih kecil hanya membutuhkan waktu satu atau dua bulan untuk tiba di Laut Jawa.

Menerima Ketidakpastian dalam Perubahan

Perubahan di lingkungan hidup dan diri kita sering mem- bawa ketidakpastian. Ketidakpastian berarti banyak hal tidak dapat dikendalikan. Avis J. Williams, seorang Inggris yang men da lami spi ritu alitas, menyatakan bahwa “Kita tidak dapat mengen dalikan semua yang terjadi dengan diri kita, tetapi kita dapat mengen dalikan cara kita merespons hal-hal yang tak dapat kita kendalikan (We can’t control everything that happens to us, but we can control how we respond to things we can’t

B E R A N I B E R U B A H

(25)

10 11

P E R U B A H A N : S U A T U K E N I S C A Y A A N ?

control). Kata-katanya sangat tepat, terutama untuk masa kini.

Orang mudah merasa tak berdaya ketika hidup dalam lingkungan yang sarat VUCA alias Volatility (berubah-ubah), Uncertainty (penuh ke tidakpastian), Complexity (rumit), dan Ambiguity (kerancuan).

Seekor kupu-kupu tak mungkin mengendalikan hujan dan angin yang tiba, tetapi ia bisa mengendalikan responsnya dengan cara men cari daun besar tempat ia dapat berlindung.

Demikian pula seorang manusia atau organisasi tidak mung- kin merespons dengan tepat VUCA di atas jika tidak ajek secara internal. Ia perlu mengenali sumber daya yang ia miliki, khu- susnya potensi, pengalaman, dan bahkan jaringan teman. Ia juga perlu mengenali peluang yang terbuka bagi seorang de- ngan fitur seperti dirinya. Dengan demikian, ketika ia me­

nyadari banyak hal yang tidak dapat dikendalikan, setidaknya ia dapat mengendalikan respons dirinya sendiri.

Suatu organi sasi atau komunitas juga harus mengenali ketidakpastian pada perubahan-perubahan yang terjadi seraya mengenali keunik an dirinya dan sumber-sumber atau bekal yang sudah ia miliki . Setelah itu, barulah ia dapat menata diri untuk beradaptasi dalam me respons perubahan yang terjadi dan menerima hal-hal di luar kendalinya.

Kasus menarik terjadi pada tahun 1948-an. Saat itu Belanda bersiap mengevakuasi diri sesudah tiga setengah abad berkuasa di Nusantara. Mereka menawarkan sekolah-sekolah milik mereka untuk ditangani oleh sekelompok orang Tiong- hoa peranakan yang tergabung di dalam suatu Gereja Tionghoa agar pendidikan yang bermutu dan mem bawa war- na iman dilanjutkan.

Kelompok orang Tionghoa tersebut umumnya adalah pedagang dan perantara, orang-orang yang tidak terbiasa

(26)

12

mem buat rencana jangka panjang dan menggeluti dunia pen - didikan. Kompetensi menyusun kurikulum, mengelola guru, memilih kepala seko lah, atau mempromosikan sekolah tidak mereka miliki. Namun, sebagai pedagang mereka terbiasa ber- adaptasi dengan kon disi apa pun. Mereka sadar, dunia sedang berubah dan banyak hal terjadi di luar kendali diri mereka.

Namun, kemauan merespons peluang ini ada di dalam kendali mereka. Maka, pada tahun 1948 mereka me mutuskan untuk memben tuk tim kecil atau panitia untuk me nyambut kesempatan tersebut.

Pilihan mereka ternyata tepat meskipun mereka jadi harus terus belajar. Kini, setelah melewati 70 tahun berkarya, lem baga pendidikan yang mereka kelola terus menari dan ber kembang menjadi salah satu sistem sekolah unggulan di Indo nesia secara akademis, nonakademis, dan etos kerja pe- serta didiknya. Kesediaan menerima perubahan dan ketidak- pastiannya serta mengenali hal-hal yang tidak dapat dikendalikan memang menjadi titik awal adaptasi yang tepat bagi diri dan organisasi BPK PENABUR.

Perubahan yang membawa banyak hal yang paling sulit terkendali mungkin terjadi pada tahun 1998. Keru suh an, perkosaan, penjarahan, kehancuran perekonomian, so sial, dan politik membawa ketidakpastian yang menakutkan. Jahja Setiaatmadja, seorang lulusan Ilmu Keuangan Universitas Indonesia yang pernah berkarier di PriceWaterhouse, Kalbe Farma, dan PT. Indomobil, bekerja sebagai kepala divisi di Bank Central Asia. Ia bergabung di BCA sejak tahun 1990.

Pada tahun 1999 Jahja diminta menghadap atasannya.

Pada waktu itu BCA sudah diambil alih oleh pemerintah. Sang atasan mengatakan bahwa ia membutuhkan dua orang di jajaran pimpinan yang ada sebagai unsur dari BCA. Namun,

B E R A N I B E R U B A H

(27)

12

(28)

14

walaupun sangat dibutuhkan, Jahja tidak terpilih. Hal itu di luar kendali mereka karena pimpinan tertinggi berasal dari un- sur di luar BCA dan mewakili pemerintah. Jahja merespons de- ngan tenang dan me nyatakan bahwa baginya, yang penting ia tetap bekerja dengan baik agar berkontribusi.

Tidak lama kemudian, perubahan kembali terjadi. Dalam hitungan bulan, Jahja diangkat menjadi direktur. Menerima jabatan sebagai direktur di tengah gonjang-ganjing keadaan berarti ia harus mengambil prakarsa, me nen tukan jejaring, dan strategi. Banyak ketidakpastian harus dihadapinya, pa- dahal sebelumnya ia cenderung hidup dengan berhati-hati, tekun, teliti, dan menjaga keseimbangan risiko. Bagaikan kupu-kupu yang meninggalkan daun tempat ia ber tumbuh, ia belajar merentangkan sayap di tengah angin dan tumbuh- tumbuhan yang besar. Hasilnya nyata. Pada tahun 2005 ia men- jadi wakil presdir, dan sejak tahun 2011 sam pai kini, ia men jadi Presiden Direktur (Presdir) BCA, bank top di Indonesia (dari jumlah cabang, aset, dan dana yang di kelola). Sementara itu, ia terus belajar, mengabdi, dan ber bagi kepada anak bangsa yang mem bu tuhkannya. Bayangkan jika pada tahun 1998 atau 1999 ia tidak berani hidup dengan ketidakpastian dan malah berga bung dengan banyak pengusaha dan sosok sejahtera yang pindah ke luar negeri ketika bang sa ini membutuhkan pengalaman dan kompetensi mereka.

Mengenali Lingkungan dan Konsekuensi Perubahan

Pada tahun 1992 Don Tapscott, seorang penulis dan pengamat teknologi, menyatakan di dalam bukunya Growing up Digital:

The Rise of Net Generation bahwa untuk pertama kalinya di

B E R A N I B E R U B A H

(29)

14 15

P E R U B A H A N : S U A T U K E N I S C A Y A A N ?

dalam se jarah umat manusia, anak-anak tumbuh dan menelusuri dunia yang orangtua mereka tidak ketahui ada, apalagi batasi untuk mereka jelajahi. Merangkul erat internet, berani meng eks presikan diri menjadi kebiasaan, menelusuri sumber-sum ber informasi, serta membangun jejaring menjadi pola hidup baru ge ne rasi muda.

Pola hidup baru dan kebebasan tersebut ternyata tidak hanya membawa konsekuensi positif, tetapi juga negatif. Con- tohnya, banyak kalangan muda usia 30-an yang terjeru mus dalam tawaran pinjaman uang online dengan bunga harian yang ketat. Mereka tidak menyadari hal itu dan tidak dapat mengen dalikan diri dengan penuh disiplin agar mendapat manfaat dari pinjaman. Akibatnya, karier dan/atau rumah tangga mereka hancur.

Kita perlu mengenali lingkungan tempat kita hidup dan konse ku ensi suatu perubahan sebelum meresponsnya. Devi Sumarno mengenali konse kuensi perubahan-perubahan masyarakat di kota nya. Sejak masih menjadi peserta didik SMAK BPK PENABUR di Pasirkaliki, Ban dung, ia sudah mengenali adanya kasus-kasus kehamilan di luar nikah di kalangan mahasiswa atau pelajar sebagai dampak kemudahan mengakses informasi berkonten dewasa dan relativitas moral.

Ketika lebih sering berjumpa dengan gadis-gadis serupa, ia menyadari penderitaan mereka dan dampak jangka panjang yang harus me reka tanggung jika tidak ditolong.

Devi makin menyadari bahwa jumlah kasus serupa terus meningkat sehingga makin banyak perempuan yang bermasa depan suram. Ia mencoba membuat ruang agar mereka merasa diterima dan mengenali potensi diri mereka walaupun pernah mengambil pilihan yang salah. Maka, ia membekali mereka agar dapat melangkah maju. Atas usul teman-

(30)

16

temannya, lahirlah RUTH (Ru mah Tum buh Harapan).

Karena jumlah mereka yang harus ditolong makin besar, Devi meng gandeng teman-teman dan pendukung lain untuk membantu pelayanan sosial ini. Sepanjang pelayanan sosial ini, kesulitan demi kesulitan datang, tetapi ia teguh melak- sanakannya.

Jadi, kita perlu membangun kepekaan terhadap lingkung- an, belajar me nerima bahwa ada hal yang bisa dikendalikan dan tidak, mengenali konsekuensinya, belajar memahami po- tensi diri, serta terus beradaptasi. Tidak kah perubahan meru- pakan suatu keniscayaan sekaligus kesempatan untuk belajar sepanjang masa?

Hal serupa terjadi dengan Benny Lumi. Pria ini hidup di tengah keluarga yang sejak semula mengabdikan diri meno- long anak-anak jalanan. Ayahnya mendirikan Kampus Diako-

Devi Sumarno bersama Andy F. Noya B E R A N I B E R U B A H

(31)

16 17

P E R U B A H A N : S U A T U K E N I S C A Y A A N ?

nia Modern di Jakarta. Keterlibatan Benny dalam pelayanan keluarga mulanya hanya sebatas membantu. Namun, makin lama, ia makin menyadari bahwa di berbagai dae rah banyak anak menjadi korban kehidupan dan jumlahnya terus mening- kat. Akhirnya, ia berhenti memikirkan hi dup demi men capai kesuksesan karier dan ekonomi. Seluruh waktu dan te naganya ia baktikan untuk ikut memberi kontribusi kepada bangsa, khususnya kepada anak-anak. Kemudian, ia berga bung dalam suatu organisasi nasional, menjadi salah satu akti vis biro perem puan dan anak di sana. Menurutnya, ia terus berubah walaupun harus merangkul banyak ketidakpastian.

Benny Lumi dalam Sidang Raya PGI XVII di Waingapu, Sumba

(32)
(33)

bab 2

Respons terhadap Perubahan:

Menjadi Lebih Baik

atau Sebaliknya?

(34)

Manusia makhluk unik yang bisa terus belajar dan merefleksikan

perjalanannya

(35)
(36)

22

d

alam film serial TV berjudul Arrow yang ditayang- kan pada tahun 2009, tokoh utama bernama Oliver Queen digambarkan sebagai seorang anak milyarder yang playboy. Suatu hari, karena kapal motor mewahnya teng gelam, ia terdampar ke sebuah pulau bernama Lian Yu di Laut Tiongkok Utara selama lima tahun. Di sana ia mengalami ba nyak hal yang membuatnya berubah, antara lain seorang pria yang ahli bela diri dan juga terbuang serta sekelompok orang jahat.

Oliver tidak hanya belajar bertahan hidup, tetapi juga mu- lai memiliki impian. Ketika berhasil kembali ke kota asal nya, alih-alih mengembangkan kekayaannya, ia memilih men jadi superhero, menunaikan pesan almarhum ayahnya, yaitu memberantas para pebisnis kotor dan mafia di kotanya, yang tadinya merupakan teman-teman ayahnya di masa lalu.

Sahabat Oliver yang bernama Diggle mengingatkan,

“Hati-hati dengan perang sucimu karena pribadimu akan diubahkan oleh pilihan-pilihan sulit yang harus kauambil.”

Maka, Oliver memilih untuk tidak membunuh seorang pun pen ja hat. Keputusan itu membuatnya mengalami banyak ke- susahan. Karena harus merahasiakan jati dirinya, bah kan kepada orang terdekatnya, ia jadi sulit mengekspresikan perasaannya secara terbuka. Dampaknya, pada suatu hari

Setiap orang ingin mengubah dunia,

tetapi tak banyak yang mempertimbangkan untuk mengubah diri sendiri.

—Leo Tolstoy

B E R A N I B E R U B A H

(37)

22 23

r e s p o n s t e r h a d a p p e r u b a h a n : M e n j a d i L e b i h b a i k a t a u s e b a L i k n y a ?

Felicity, gadis yang ia cintai dan mencintainya, meninggalkan dirinya.

Sepanjang film, ditampilkan bagaimana Oliver Queen ha­

rus mengambil keputusan-keputusan sulit ketika mengha- dapi berbagai perubahan yang ia hadapi. Ia pun terus berubah menjadi pribadi yang karakter, kemampuan, dan komitmen- nya lebih baik. Mungkin Greg Berlanti, Marc Guggenheim, dan Andrew Kreisberg sebagai pem buat film ini memiliki pesan implisit, yaitu menolong penontonnya menyadari bahwa hidup senantiasa penuh per ubahan; respons kita terhadap perubah an dapat membuat kita mengubah diri atau menolak berubah;

dan perubahan dapat berdampak posi tif maupun negatif.

Harga Perubahan Diri

Manusia cenderung ingin meng ubah orang lain dan ling kungan, tetapi menolak mengubah diri sendiri.

Padahal, itulah harga yang ha rus dibayar.

Agustin Ramli dibesarkan dalam keluarga tanpa seorang ayah.

Kondisi ekonomi ibunya biasa-biasa saja. Semasa remaja, ia pernah tidak berani menghadiri sebuah pesta ulang ta hun hanya karena tidak punya baju yang pantas. Ia masuk seko lah dengan bantuan dari banyak orang dan mendapatkan ke ringanan biaya studi di BPK PENABUR di

Kelapa Gading, Jakarta, yang waktu itu Agustin Ramli

(38)

24

merupakan sekolah baru di wi layah itu. Selama bersekolah, ia harus berjuang keras.

Kini Agustin menekuni dunia pertelevisian; menjadi pem- bawa acara, presenter, dan sesekali menjadi model. Hidup dalam kese derhanaan tanpa sosok ayah semasa ia kecil bukan hal mu dah. Namun, ia tidak membiarkan keter batasan itu mena hannya. Saat SMP, ia bergabung dalam tim bola voli, meng ikuti pelatihan kepe mim pinan, bahkan lomba matema- tika walau pun menurutnya, ia bukan pelajar yang ung gul di bidang itu.

Sepanjang perja lan an hidupnya ia terus menjalani per- ubah an. Salah satu pengalaman yang mengubah hidupnya terjadi ketika ia masih kuliah. Se ba gai mahasiswi psikologi, Agustin me ne liti sekelompok anak-anak kecil di daerah kumuh sekitar Cakung, Cilincing. Di sana ia mendapati seorang anak kecil yang tidak sekolah dan mengidap tubercolosis (TBC). Agustin dan te man nya sangat trenyuh melihat penderitaan anak itu. Atas seizin orangtua anak tersebut, me reka membawanya ke rumah sakit.

Di sana kedua mahasiswi itu ditertawakan. “Obat untuk me nyem buhkan anak ini sangat mahal. Berapa banyak sih uang kamu? Lagi pula, ia tidak akan berdisiplin mengubah hi dup nya. Biarkan saja. Percuma ditolong, bu ang waktu dan tenaga. Jangan bodoh.”

Mendengar perkataan seorang yang ber profesi merawat se sama manusia seperti itu, hati Agustin jadi dipenuhi kemarahan mendalam. Meskipun ia dapat memilih untuk me lupakan hal itu dan terus melan jutkan studinya, mencari kerja dan memiliki karier yang ia dambakan, ia mengambil keputusan lain. Ia bertekad belajar mencari sumbangan untuk anak itu.

B E R A N I B E R U B A H

(39)

24 25

r e s p o n s t e r h a d a p p e r u b a h a n : M e n j a d i L e b i h b a i k a t a u s e b a L i k n y a ?

Sesudah lulus kuliah, Agustin makin terpanggil un tuk memberi anak-anak dari keluarga ekonomi lemah kesem pat- an yang tadinya tidak mereka miliki. Pada tahun 2011, Agustin mendirikan Ant Charity. Nama Ant Charity terinspirasi dari semut, binatang yang mengajarkan filosofi yang dalam. Semut adalah binatang yang berkarakter positif, seperti rajin, ulet, dan bertekad kuat. Semut merupakan binatang koloni yang bersinergi dalam menggunakan peranan dan kemam pu an yang berbeda-beda untuk men capai suatu tujuan bersama:

mengumpulkan makanan bagi koloni. Semua stakeholder lem- baga Ant Charity memiliki harapan, yaitu bekerja bersama- sama demi memajukan anak-anak Indonesia yang berada di Jabotabek, Bali, Gunung Kidul, dan Sulawesi tengah. Kini, Ant Charity menangani lebih dari 600 anak.

Wanita yang semasa SMU pernah dipermalukan di depan umum karena perkataan seorang pengajarnya ini, kini men jadi pembicara dan motivator bagi peserta didik di alma maternya atas undangan sang guru. Wanita yang juga menjadi corporate am bassador ini kini berubah menjadi seorang yang percaya diri, berani berprakarsa, dan peka terhadap orang lain.

Tentu tidak mudah bagi finalis Putri Indonesia 2006 ini untuk terus melakukan panggilannya. Ada harga yang perlu ia bayar. Pekerjaan dan pelayanan sosial membuat ia harus terus membangun jejaring dengan para donatur pribadi, perusa- ha an, atau kelompok relawan sambil terus menjadi seorang yang menggowes sepeda berki lometer setiap hari.

Pengalaman hidup Agustin membuktikan bahwa ketika ia tidak menyerah saat menghadapi guncangan-guncangan hidup yang me nimpanya, perubahan positif terjadi dalam hidupnya. Imannya diperkuat; ia merasa jadi lebih dekat de- ngan sang Pencipta.

(40)

26

Seorang yang juga terus berani menjalani perubahan, berani membayar harga, serta berhasil menghasilkan dampak inspiratif adalah Lin Che Wei. Sama seperti Agustin, ia me- nge nyam pendidikan di lingkungan BPK PENABUR Bandung.

Putra bungsu dari empat bersaudara ini dibesarkan dalam keluarga yang tidak berada. Dari kedua orangtuanya, Toen Detiawan dan Ny. Tuti, ia memetik banyak hikmah. Salah satunya adalah pen tingnya pendidikan bagi anak.

Pria kelahiran tahun 1968 ini berani menjalani berbagai perubahan. Misalnya, perubahan di dunia pekerjaan. Mulanya, ia berkarier sebagai analis keuangan di beberapa perusahaan asing, antara lain WI Carr, Deutsche Bank Group dan Société Générale. Lulusan National University of Singapore ini sangat berani dan terbuka. Anali sisnya yang kontroversial di dalam membongkar skandal Bank Lippo menyebabkan ia harus ber- urus an dengan pengadilan, suatu teror moral. Itulah harga ia tang gung dan bayar . Namun, justru karena itu ia lalu mendapatkan penghargaan dari Aliansi Jurnalis Independen.

Pada tahun 2002 dan 2004, Lin menerima penghargaan sebagai Indonesian Best Analyst dari AsiaMoney Magazine dan The Most Popular Analyst Award. Lin Che Wei pernah pula menjabat sebagai Presiden Direktur Danareksa (perusahaan Investment Banking terbesar milik pemerintah Indonesia) dari 2005 sampai perte ngahan 2007.

Lin Che Wei menyadari bahwa situasi yang dihadapi bang- sa ini sering berakar pada kebijakan-kebijakan publik yang di- hasilkan oleh birokrasi pemerintah. Maka, sejak tahun 2008 ia mendirikan per usahaan riset yang berfokus pada analisis kebijakan dan analisis industri Independent Research Advi- sory Indonesia.

B E R A N I B E R U B A H

(41)

26 27

r e s p o n s t e r h a d a p p e r u b a h a n : M e n j a d i L e b i h b a i k a t a u s e b a L i k n y a ?

Di pemerintahan, Lin Che Wei pernah berturut-turut menjadi staf khusus Menteri Koordinator dan Badan Umum Milik Negara (Menko BUMN) dan Menko Per ekonomian Republik Indonesia. Kemudian, sejak tahun 2014 ia menjadi policy advisor (penasihat kebijakan) Menko Per ekonomian serta Menteri PPN/Bappenas dan ATR/BPN. Berbagai kebijakan inspiratif dan menyum bang kan hal-hal positif merupakan hasil kerjanya bersama rekan-rekan di sana. Ia ikut menelurkan Program Sertifikasi Tanah Sistematis dan Lengkap (PTSL).

Selain itu, jauh-jauh hari sebe lum media ba nyak membahas masalah ketahanan pangan Indonesia, ia dan teman-temannya sudah menggarap hal itu, misalnya menyusun roadmap untuk industri sapi dan sapi perah serta kebijakan me nyangkut infrastruktur irigasi, beras, dan jagung.

Di era digital, ia sudah terlibat mengenali situasi yang berubah dan ambil bagian dalam studi e-commerce dan digital.

Tentu nya dalam keterlibatan tersebut ada pihak-pihak yang terha lang melakukan tindakan menguntungkan kepentingan pribadi atau kelompok yang merugikan kepentingan masyarakat. Me reka tidak menyukainya. Di masa Basuki Purnama menjadi Gubernur DKI, Lin Che Wei ikut terlibat dan mengkoordinasi pembangunan kota tua Jakarta, tantangan yang membuatnya makin menyadari situasi nyata.

Lin Che Wei berani berubah karena tidak mau menerima apa yang tidak wajar setelah mengenali kondisi yang ada. Mi- sal nya, sewaktu bersekolah di BPK PENABUR, ia menyadari bah wa nama yang ia kenakan, yaitu Weibinanto, membuat nya selalu terakhir dipanggil guru saat guru memanggil murid

(42)

28

menurut abjad. Maka, ia memutuskan un tuk menggunakan nama Tionghoa-nya, yaitu Lin Che Wei. Jika guru memanggil nama Indo ne sianya, ia sengaja tidak meres pons. Aksinya tersebut sekaligus menjadi bentuk pro tesnya kepada negara yang memaksa orang mengganti nama. Lin Che Wei berani tampil dengan jati dirinya yang sesungguhnya ketika orang- orang Tionghoa meleburkan diri ke tengah bangsa dengan cara mengganti nama mereka.

Memanfaatkan Perubahan

Perubahan bisa datang tak terduga. Dini Shanti Purwono meng alaminya. Saat baru lulus kuliah, ia mendapat kesem pat- an bekerja di Firma Hukum Hadiputranto, Hadinoto & Partners yang terkenal. Biasanya, seorang newcomer yang masih hijau ditempatkan di bawah bimbingan seseorang. Awalnya, Dini menjalani tahap itu. Namun, mendadak Dini dialihkan lang- sung di bawah pimpinan puncak.

Hari-hari tenang Dini berakhir, berganti dengan rentetan teguran dan koreksi atas berbagai keke liruan kerja yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Selama tiga tahun lebih ia mendapat ber bagai tugas dadakan, target berat yang sulit dipe- nuhi, seperti berkas perkara yang rumit dan sulit ia cerna untuk direspons, dan masih banyak hal berat lainnya. Ada saat-saat ia pulang ke rumah dalam keadaan hampir menyerah. Ia me- nyerahkan kesu sahan yang ia alami kepada Yang Mahakuasa dan setelah itu, jalan ke luar dari kesulitan yang ia hadapi selalu muncul.

Menanggapi perubahan tersebut, alumni SMAK 1 PENABUR Jakarta itu berpendapat, “Saya jadi belajar ba nyak menge nai kelemahan-kele mahan saya.” Inilah perubahan

B E R A N I B E R U B A H

(43)

28 29

r e s p o n s t e r h a d a p p e r u b a h a n : M e n j a d i L e b i h b a i k a t a u s e b a L i k n y a ?

yang sig nifikan dan jadi bekal yang baik baginya. Sampai hari ini, hu bungan de ngan atasan yang memiliki tuntutan tinggi darinya tetap terjalin baik.

Perubahan masih terus berjalan. Setelah me raih gelar mas- ter di bidang hukum keuangan internasional dari Harvard Law School, Dini ditunjuk menjadi

staf khusus Menteri Keuangan, Chatib Basri. Juga ia per nah menjadi staf khusus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal pada tahun 2012-2014.

Dini tidak berhenti sampai di situ. Ideal ismenya untuk memberikan dampak positif di masyarakat ia wujudkan de ngan cara terlibat di politik melalui Partai Solidaritas Indo ne sia (PSI).

Pada Pemilihan Umum Legislatif Indo nesia 2019, ia maju di Daerah Pemilihan Jawa Tengah I sebagai caleg PSI. Dini juga ter pilih sebagai juru bicara Tim Kam panye Nasional Jokowi-

Ma’ruf Amin saat pemilihan presiden pada tahun yang sama.

Tidak ke cil juga pe rannya sebagai penga cara yang membela Jokowi-Ma’ruf dalam sengketa pemilu 1979 di Mahkamah Konstitusi. Kini Dini menjadi staf khusus Presiden.

Semua perubahan tersebut membuatnya lebih menyadari bahwa ia harus lebih luwes dan siap berubah.

Namun, Dini bu kan hanya mengejar sesuatu yang besar di

Dini Shanti Purwono

(44)

30

masa depan. Ia berkata, “Hidup sehari cukuplah untuk sehari.

One day at a time.” Per sis tensi Dini untuk meng amati, belajar, dan berubah terus berlangsung seraya menjaga kesimbangan antara kerja, ke luarga, dan diri sendiri.

PT. Freshklindo Graha Solusi adalah suatu perusahaan cleaning service yang dipimpin oleh Tommy Hardjana atau O’ok, yang mulai beroperasi pada tahun 1995. Lulusan Mannheim Univer sitaet, Jerman, ini memiliki banyak pilihan dalam karier nya. Namun, ia memutuskan untuk membuka bisnis yang sam pai kini menjadi salah satu perusahaan terbaik dan terpercaya serta me miliki 20 ribu karyawan.

Covid-19 membu at nya merentang bisnis, bukan lagi sebatas memelihara ke bersihan bangunan para kliennya, tetapi juga melakukan pe nyucihamaan gedung-gedung, mal, dan ruang publik lainnya. Baginya, bagaimanapun juga, keputusan perlu diambil di te ngah per ubahan yang sedang mengguncang dunia. Perubahan ada lah kesempatan dan ancaman. Perubahan bisa berdampak seperti yang diinginkan, tetapi juga dapat berdampak hal se baliknya.

Hal yang sama dihadapi pula oleh Nadiem Makarim. Se- belum diangkat sebagai menteri, ia memimpin bisnis GoJek dan Golive. Latar belakang bisnisnya tersebut membuat dirinya andal menghadapi teknologi dan budaya digital masa kini.

Nadiem dipilih agar dunia pendidikan beradaptasi dengan budaya dan teknologi tersebut. Lebih daripada itu, budaya ini menekankan sikap egalitarian, saling mengapresiasi, saling berbagi, dan berkoneksi.

Nadiem mengusung gagas an pendidikan Indo ne sia yang baru, terutama dalam proses kegiatan belajar meng ajar.

Ia tentu menyadari risiko kepu tusannya. Secara kasat mata, pendidik, orangtua, dan peserta didik belum siap me nerima

B E R A N I B E R U B A H

(45)

30 31

r e s p o n s t e r h a d a p p e r u b a h a n : M e n j a d i L e b i h b a i k a t a u s e b a L i k n y a ?

kurikulum dan konsep pendidikan baru sesuai tun tutan dunia modern. Pendidikan masih belum memperhi tung kan keunikan tiap peserta didik, perlunya mereka menikmati proses pembelajaran, dan tersedianya ruang untuk keman di- rian dalam rangka menyambut budaya digital, yang memiliki fitur utama eksplo rasi mandiri, ekspresi, dan kolaborasi.

Namun, tanpa keputusan yang berani seperti itu, Indonesia akan pincang.

Nadiem menggemakan kata-kata Nelson Mandela pada tahun 2003 yang mengatakan bahwa education is the most po- werful weapon which you can use to change the world (pendi- dikan adalah senjata paling ampuh yang dapat kita gunakan untuk mengubah dunia). Hasil arahan Nadiem dikonfirmasi oleh kenyataan, yaitu kehadiran pandemi Covid-19 yang me- nye babkan proses belajar mengajar berubah menjadi berbasis digital, pilihan yang paling masuk akal di masa kini dan di masa normal yang baru.

Enggan berubah, Hilang Kesempatan

Keengganan manusia merangkul perubahan, bahkan meng- ha langi perubahan sudah terjadi sejak lama. Pada zaman Ro- mawi para bangsawan, pada umumnya, minum anggur dari wadah dari perak atau emas, sedangkan rakyat jelata mungkin menggunakan wadah dari tanah liat. Suatu hari, seorang pria menghadap Kaisar Tiberius (berkuasa dari tahun 14-37 Masehi).

Dengan jelas, ia menuturkan bahwa sudah ber tahun-tahun ia menekuni cara membuat gelas yang tidak se mahal emas dan perak serta ber sifat lentur. Ia memperlihatkan cawan penemuannya tersebut dengan bangga.

(46)

32

Sang kaisar membanting benda itu, tetapi gelas tidak pecah. Sang kaisar berpikir, jika penemuan itu menyebar, nilai jual emas dan pe rak akan turun. Maka, sang kaisar bertanya apakah si pe nemu cawan pernah menceritakan rahasia pem- bu atan gelas lentur itu kepada orang lain. Sang penemu meng- gelengkan kepala. Dengan cepat, sang kaisar menghunus pe- dangnya, lalu me menggal kepala sang penemu.

Dahulu orang dapat ma suk Sekolah Menengah Farmasi, lalu menjadi asisten apoteker. Mulanya, pada zaman Belanda ada pendidikan kesehatan untuk mendidik dan melatih te- naga–tenaga pribumi agar dapat membantu memberikan pe- layanan kesehatan masya rakat. Setelah revolusi kemerdekaan, perkembangan bidang farmasi di Indonesia menghendaki adanya tenaga teknis kefar masian formal jenjang menengah.

Maka, dibentuklah Sekolah Asisten Apoteker (SAA) pada ta- hun 1946. Sejak tahun 1965, Sekolah Asisten Apoteker berganti nama menjadi Sekolah Menengah Farmasi. Sampai tahun 1990 Indonesia memiliki lebih kurang 40 sekolah, yang dikelola oleh Depar temen Kesehatan RI, pemerintah daerah, TNI/Polri, dan pihak swasta. Semua berjalan baik.

Umumnya, siswa yang tidak mampu melanjutkan ke SMA dan perguruan tinggi memasuki jalur kejuruan seperti itu.

Sementara itu, dunia berubah. Dunia membutuhkan tenaga kesehatan yang makin kompe ten dan profesional. Maka, muncullah program Menuju Indonesia Sehat 2010. Pemerintah menegaskan bahwa tenaga kesehatan profesional adalah tenaga kesehatan tingkat ahli madya atau tingkat sarjana. Perubahan itu membuat berbagai sekolah yang di kelola swasta kandas.

Jumlah murid baru menurun. Guru-guru tidak siap menyesu- aikan diri. Yayasan-yayasan juga galau karena sebagian besar tidak bersedia berubah.

B E R A N I B E R U B A H

(47)

32 33

r e s p o n s t e r h a d a p p e r u b a h a n : M e n j a d i L e b i h b a i k a t a u s e b a L i k n y a ?

Menunda dengan Risiko Terlambat

Bagaimana jika kita menunda keputusan untuk mengubah diri seperti yang National Geographic lakukan? Tidakkah hal itu lebih aman? Bu kankah dengan demikian stabilitas dan konsistensi jadi terpelihara?

National Geographic adalah majalah yang terkenal dan dihor mati sejak diterbitkan pada tahun 1888 oleh National Geogra phic Society. Majalah ini dikenal khas membuat narasi dan menghadirkan foto-foto dari berbagai tempat istimewa di seluruh dunia. Majalah ini mampu menangkap momen, ke- unikan lokal, dan hal yang menakjubkan. National Geographic adalah pionir majalah dengan isi yang sangat luar biasa.

Menyadari perubahan di dunia perfilman, televisi serta video, pada tahun 1980-an sekelompok orang mengusulkan agar National Geographic membuat TV kabel berlangganan karena mereka dinilai mampu menghasilkan foto dan film berkualitas ung gul. Gagasan tersebut ditolak mentah-mentah oleh manajemen majalah ini karena menurut pandangan mereka, perubahan di dunia film tidak terkait dengan media cetak yang sudah mereka ungguli selama 100 tahun.

Para penggagas kecewa, lalu bekerja keras mengem- bang kan gagasan tersebut. Akhirnya, mereka melahirkan Discovery Channel bersama History Channel sebagai TV Kabel. Sukses besar menyambut mereka.

Setelah melihat kesuksesan ter sebut, barulah National Geographic memutuskan untuk mem bangun kabel TV mereka sendiri, bahkan kanal satelit pada tahun 1997. Pilihan dan keputusan mereka untuk berubah nyaris terlambat.

Pendeta Emeritus Ferdinand Suleeman berkecimpung di dunia musik klasik, jejaring antaragama, dan pendidikan.

(48)

34

Ia dibesarkan dalam keluarga pen deta. Ayahnya, Pdt. Clement Suleeman, merupakan tokoh Dewan Gereja Indonesia, STT Ja- karta, dan Sinode GKI Jawa barat. Beberapa paman dan ang gota keluarganya yang lain juga pendeta atau guru injil. Tak heran, pada usia 10 tahunan ia pernah menyatakan keinginan menjadi pendeta, tetapi keinginan itu ter tunda karena semasa remaja dan SMA, ia mulai menemukan banyak talenta. Ia menguasai bahasa Inggris, piawai bermain klarinet dan biola, serta tekun belajar. Impian-impian lain muncul sehingga keputusan untuk menjadi pelayan penuh di gereja tertunda.

Seusai lulus dari SMAK PENABUR di Pintu Air, Jakarta, Ferdinand mendaftarkan diri di Universitas Indonesia, suatu hal yang tidak mudah dilakukan pada masa itu karena sistem kuota di sana membatasi keturunan Tionghoa. Ternyata, ia di- terima di Fakultas Teknik. Ia menuturkan, “Sewaktu saya masih SMP dan SMA saya memang lebih tertarik dengan dunia matematika. Saya bercita-cita menjadi insinyur. Maka, saya masuk UI. Tetapi, akhirnya saya waktu itu nggak lanjut.”

Jadi, walaupun ia diterima di jurusan Teknik atau Teknik Mesin, di lubuk hatinya terpendam ke inginan untuk belajar di luar negeri dalam rangka memperluas pandangannya. Akhir- nya, ia berkesempatan mengikuti program pertukaran pelajar dan pergi ke United State (USA) selama setahun penuh. Di sana ia melihat bahwa pendidikan di Indonesia terlalu menekankan pengetahuan yang luas, tetapi dangkal, sedangkan pendidik an di Barat memiliki mata pelajaran lebih sedikit, tetapi ma sing-masing dipelajari secara mendalam.

Kembali ke tanah air, Ferdinand masuk Sekolah Tinggi Teo logi Jakarta. Namun, pengalamannya berada setahun di Amerika menimbulkan kerinduan untuk kembali belajar di

B E R A N I B E R U B A H

(49)

34 35

r e s p o n s t e r h a d a p p e r u b a h a n : M e n j a d i L e b i h b a i k a t a u s e b a L i k n y a ?

sana. Na mun, kesempatan itu belum muncul. Setelah empat tahun menjalani Program Studi Sarjana Teologi yang pada waktu itu ber jalan enam tahun, perubahan-perubahan diri terjadi. Ia sem pat mempertimbangkan untuk undur diri, tetapi terus bertahan.

Setelah melalui berbagai situasi maju mundur, akhirnya Ferdinand memutuskan untuk memasuki dunia pelayanan sepenuhnya. Maka, setelah lulus studi sarjana pada tahun 1979, ia me layani di GKI Bekasi Timur. Ia ber untung karena dapat bekerja sama dan belajar dari pendeta dan teolog terkenal, Eka Darmaputera. Gereja itu menah bis kannya sebagai pendeta pada tahun 1983.

Pada tahun 1988 ia diangkat menjadi Sekretaris Sinode GKI Am, yang merupakan gabungan dari GKI Sinode Jawa

Penahbisan Pdt. Ivonne, 2019.

(50)

36

Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dan melayani sampai tahun 1996 seraya tetap melayani jemaatnya.

Pada tahun 1991 ia juga diberi kepercayaan menjadi Ketua Sinode GKI Sinode Wilayah Jawa barat sehingga ia memegang jabatan rangkap. Pada tahun 1996 ia mendapatkan kesem- patan mengambil studi pascasarjana di Princeton Theological Seminary yang terkenal sehingga ia melepaskan semua jabat- annya.

Setelah menyelesaikan studinya, ia melanjutkan pela- yanannya dengan tekun sampai masa baktinya selesai.

Mengenali Keunikan Diri

Adaptasi terhadap perubahan lingkungan sering kali sangat minim dilakukan atau superfisial, bahkan bersifat kos me tik saja. Hal ini terjadi karena memang kita butuh keberanian merombak banyak hal dan meninggalkan apa yang sudah terbiasa dilaku kan.

Robby Poniman, seorang mantan mahasiswa kedokteran dan pemain golf handal yang sempat mempelajari ilmu mar- keting di Amerika berani melakukan perubahan yang luar biasa. Sejak kecil, ia memang ingin selalu menonjol dan meng am bil prakarsa.

Seusai studinya di Amerika, ia berencana mem buka bisnis sendiri di Indonesia. Relasinya cukup luas, kelu arganya juga mendukung. Namun, di tengah proses itu, ia ber ke nalan de- ngan Pak Leo, seorang pemimpin di Institut Ma na jemen Prasetiya Mulia yang baru didirikan. Institut ini memiliki ideal- isme menghasilkan pelaku bisnis yang bisa bergerak lintas batas sosial, suku, atau tingkat ekonomi untuk membangun

B E R A N I B E R U B A H

(51)

36 37

r e s p o n s t e r h a d a p p e r u b a h a n : M e n j a d i L e b i h b a i k a t a u s e b a L i k n y a ?

bangsa Indonesia. Robby diminta meng ajar satu mata pelajaran, yaitu pemasaran.

Saat itu orang belum memahami pemasaran dan meng- anggap bahwa pemasaran sama dengan salesmanship atau ilmu menjual. Pada masa itu, men jual identik dengan memani- pulasi orang agar membeli produk yang dijual. Beberapa kali ia menolak per mo honan Pak Leo dan pada akhirnya, dalam satu saat ibadah, ia mendapatkan pencerahan bahwa kelebihan dan keunikannya justru terletak pada kemampuan mendidik dan menjadi sa habat yang mau berbagi kepada mahasiswa- mahasiswinya. Maka, ia memutuskan untuk mengabdi di bidang pendidikan dan konsultasi manajemen, bahkan sam- pai masa pensiunnya.

Keberhasilan serupa terjadi di dalam konteks Sekolah Dasar Satuan Pendidikan Kerja Sama atau yang dikenal dengan Se kolah Dasar Internasional. Sekolah seperti ini menekankan bahasa Inggris; para peserta didiknya berasal dari kalangan yang mampu serta individualistis. Salah satu sekolah yang menyadari hal ini dan berani menjadi pionir da lam mem ba ngun sesuatu yang unik adalah Integrated School of E-Learning Education (I-SEED) di Jakarta Utara. Sekolah ini ada di dekat sekolah-sekolah unggulan dan terkenal.

I-SEED menetapkan bahwa tugas mereka adalah meng- ubah hati dan pikiran peserta didik mereka. Mereka menyadari bah wa dalam proses pendidikan, seringkali peserta didik dibe- bani bahan pelajaran yang rumit dan banyak. Sebagian dari bahan tersebut tidak melatih mereka berpikir kritis dan me- nemu kan solusi secara mandiri. Maka, sekolah ini mena war- kan pendidikan yang memberi siswa kesempatan secara mandiri mengeksplorasi materi yang sudah tersedia secara digital, seperti bacaan, video, peta, dan sebagainya.

(52)

38

Setiap tahun orangtua dilibatkan untuk memahami pro- ses belajar peserta didik. Mereka tidak dibebani pekerjaan rumah, melainkan dilatih bekerja sama, mencari data, mem- buat kajian, serta mencari solusi. Selanjutnya, guru berperan sebagai sahabat yang mendampingi mereka. Tentu saja para siswa sangat menikmati sistem belajar ini. Mereka bisa berekspresi, eksplorasi mandiri, dan berkolaborasi.

Semua itu dilakukan karena impian pemilik sekolah ada- lah adalah memberikan pendidikan dengan standard Cam- bridge, tetapi dengan uang sekolah setaraf sekolah biasa serta ramah bagi pelajarnya. Rapor siswa juga tidak hanya memuat laporan hasil berupa angka, tetapi juga kualitas siswa saat mengikuti proses pembelajaran dan perkembangan karakter mereka. Dam paknya, wabah Covid-19 di tahun 2020 tidak ter- lalu meng ganggu pembelajaran di TK dan SD mereka.

Soedjonoredjo, seorang kepala sekolah pada tahun 1920- an, mungkin telah menjawab pertanyaan tersebut. Bahkan, ia be rani menuliskan pemahaman mengenai perubahan tersebut di dalam bukunya yang berjudul Serat Jatimurti, yang berarti tulisan mengenai keberadaan sejati. Ia menggambarkan hidup sebagai perjalanan yang di dalamnya per ubah an-per ubahan terjadi. Ia juga mengisyaratkan bagaimana manusia dapat berhasil mengenali perubahan, realita, bahkan terus me laku kan perubahan diri.

Ia sendiri melakukan perubahan besar saat melahirkan tulisan itu. Serat Jatimurti dituliskan dalam bahasa Jawa Ngoko atau bahasa rakyat. Pa dahal, selama ratusan tahun tulisan yang bernapaskan filsafat dan perenungan biasa menggunakan bahasa atau syair yang rumit, yang hanya dipahami oleh ka- langan tertentu.

B E R A N I B E R U B A H

(53)

38 39

r e s p o n s t e r h a d a p p e r u b a h a n : M e n j a d i L e b i h b a i k a t a u s e b a L i k n y a ?

Ia memaparkan bahwa ada perjalanan melalui alam garis.

Manusia bagaikan titik yang menelusuri garis tangan. Ia hanya dapat melangkah maju atau mundur. Ia juga saling mendo- rong dengan sesama penjelajah garis tangan ini. Kelak, setelah mengalami kemacetan-kemacetan, ia ber ubah karena me- nyadari bahwa ia berada di sebuah bidang datar, yaitu telapak tangan. Maka, ia dapat bergerak lebih bebas ke kiri, ke kanan, ke depan, atau kebelakang. Perubahan per sepsi tentang pilihan- pilihan yang terbuka ini membuatnya memiliki lebih banyak kebebasan.

Selanjutnya, ia akan berubah kembali di dalam perja lan- annya. Ia mulai menyadari bahwa ada bagian samping, sisi kiri, sisi kanan, dan bahkan bagian bawah telapak tangan tem pat ia berada. Maka, ia menyadari bahwa ada ruang yang terdiri dari lebar, panjang, dan tinggi. Segala sesuatu ternyata ada wu jud- nya. Bahkan, ia dapat memahami setiap wujud masih terikat ruang dan waktu, sama seperti dirinya. Dengan kesadaran dan pengalaman terus berubah itu, ia akan siap memasuki keber- adaan yang lebih sejati di mana ruang dan waktu tiada. Ia menyadari asal usul dirinya bahwa semua berasal dari Yang Ilahi.

Bagi sang penulis, jelas manusia adalah makhluk unik yang bisa terus belajar atau merefleksikan perjalanannya.

Mengamati bahwa Soedjonoredjo menulis dalam bahasa rakyat jelata, bukan bahasa kalangan terdidik atau bangsawan, mengisya ratkan bahwa ia ingin mengubah masyarakat Jawa yang waktu itu masih sangat terikat budaya hierarkis dan pa- ternalistik serta stagnan. Sampai hari ini, tulisannya masih dicari dan dipelajari ba nyak orang. Itulah legacy atau warisan

(54)

40

dari mereka yang berani berubah, mencapai impiannya, dan berdampak bagi orang banyak.

Jadi, bila diringkas, perubahan di dalam hidup memang keniscayaan. Kita perlu peka mengenali perubahan lingkung- an kita dan perubahan diri yang harus dijalani. Bahkan, ada saat kita harus membuat perubahan yang berdampak luas bagi dunia. Keberanian menjalani perubahan diri akan mem- buahkan hasil jika kita mengenali bahwa hidup dan kerja ada- lah suatu perjalanan. Ada banyak ketidakpastian. Kekeliruan bisa ter jadi. Namun, justru dari hal itu kita dapat terus ber- kembang.

Keberanian untuk maju dan belajar terus-me nerus sebagai keniscayaan juga diperlukan karena kesempatan se- ring kali sudah menanti untuk diraih. Perubahan menantang keberanian siapa pun, baik organisasi di berbagai bidang maupun individu, yang mau bertahan, tetap relevan, dan berkembang untuk belajar.

B E R A N I B E R U B A H

(55)

40 41

r e s p o n s t e r h a d a p p e r u b a h a n : M e n j a d i L e b i h b a i k a t a u s e b a L i k n y a ?

(56)
(57)

bab 3 Empat

Elemen Penentu

(58)

Modal Persiapan

(59)
(60)

46

d

i bab-bab awal dinyatakan bahwa perubahan adalah kenyataan. Kesediaan untuk beradaptasi, bel ajar, dan berubah juga suatu keniscayaan bagi individu atau organisasi yang ingin bertahan dalam perubahan.

Merangkul perubahan berarti me nya dari dan mengenali perubahan yang sedang terjadi di dunia, menyadari apa yang dapat dilakukan, termasuk mengubah diri terlebih dahulu, dan kemudian, berani melangkah. Elemen-elemen penentu apa kah yang harus dimiliki individu atau organisasi yang ingin berhasil merangkul perubahan?

1. Perspektif “Hidup yang Bermanfaat bagi Sesama”

Bayangkan seorang dokter yang sudah 35 tahun mendidik ca lon dokter spesialis. Ia sudah mendidik sekurangnya 3500 orang yang menjadi muridnya di Fakultas Kedok teran Atmajaya. Nama dokter kelahiran tahun 1940 di Rangkasbitung ini ada lah Handoko Gunawan.

Dokter spesialis paru berusia 79 tahun ini dikenal ma sya rakat ketika fotonya viral di media

Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah pertama.

—Pepatah Tiongkok

Dr. Handoko Gunawan B E R A N I B E R U B A H

(61)

46 47

E m p a t E l E m E n p E n E n t u

sosial. Ia mendapat banyak pujian karena aksinya merawat pasien Covid-19. Di usianya yang sudah lanjut ia malah berada di garis terde pan pena nganan kasus Covid-19.

Dokter Handoko Gunawan pun disebut sebagai pahla wan.

Namun, alumni BPK PENABUR yang mulai bersekolah di sana pada tahun 1958 tersebut menolak pujian itu. “O, tidak, aku bukan pahlawan. Pahlawan se benarnya adalah para dokter dan para tenaga medis yang telah me ninggal dunia selama pan- demi, juga para pe rawat,” katanya.

Keluarganya tentu was-was ka re na pada awal pandemi Covid-19 para dokter tidak mendapatkan alat pelin dung diri yang memadai. Masker N-95 membuat para penggunanya sesak na pas. “Mereka khawatir. Me re ka tahu, ada risiko ting gi saya terinfeksi, te tapi saya sudah dilantik sebagai dokter. Saya tidak ingin mengesampingkan sum pah saya begitu saja,”

ung kapnya.

Bukan hanya soal sumpah pro fesi yang sudah ia ucap kan yang menjadi alasannya. Ia percaya bahwa Tuhan su dah mengatur semuanya. “Saya sem pat mengatakan ini kepada

Dr. Handoko Gunawan

Dr. Handoko Gunawan bersama cucu-cucu terkasih

(62)

48

keluarga saya: pasrahkan saja semuanya kepada Tuhan. Jika Tuhan memberi saya kese hatan, kita bisa bersatu lagi suatu hari nanti. Tetapi jika tidak, maka be gi tu lah hidup.” Ia tertular juga dan dira wat. Namun, lima belas hari kemudian, ia kem bali melayani pasien-pasien Covid-19.

Kesetiaannya menunaikan sum pah profesinya tidak ha- nya tampak pada saat pandemi ini. Ia pernah mengambil risiko ikut terjun dalam periode Dwikora, kon flik Indonesia mela­

wan Malaysia, dan pertem puran se lama enam bulan melawan Paraku yang semula adalah sekutu Indonesia. Ia berada cukup lama di Kalimantan Barat. Bah kan, saat itu ia membawa serta istrinya ke sana. Baginya, hidup tidak hanya untuk diri sendiri. Ia me miliki perspektif yang luas: hidup harus berdam- pak bagi orang lain.

Untuk memperjelas makna perspektif “hidup buat orang lain”, mari kita simak lebih dalam kiprah Robby Tatang Poniman, pengajar di Universitas Prasetiya Mulia, yang pertama kali memper ke nalkan dan mempopulerkan ilmu pemasaran di Indonesia. Pencapaian itu bukanlah sesuatu yang ia dam ba- kan. Ia tidak pernah bermimpi menjadi dosen, apalagi kon- sultan yang terkenal.

Semasa bersekolah dari SR sampai SMP, ia tidak mau ka lah dari orang lain. ”Sewaktu di SR, setiap hari saya dihukum guru.

Saat saya membawa surat ke rumah, ayah saya bertanya, ‘Anak siapa lagi yang kamu pukul?’”

Namun, kemudian, ia mengalami suatu titik balik saat Pak Kwik, guru Aljabarnya, membandingkan debu de ngan bola pingpong untuk menunjukkan betapa kecilnya ma nusia di- bandingkan dengan bumi ciptaan sang Mahakuasa.

Robby merasa ditampar. Pemain golf yang andal ini berkata, “Waktu itu saya merasa sangat kecil dan tidak berarti

B E R A N I B E R U B A H

(63)

48 49

E m p a t E l E m E n p E n E n t u

setelah mendengar Pak Kwik berbicara seperti itu. Sejak itu, saya mulai berpikir bahwa menjadi hebat dan jagoan tidak se- lalu harus berkelahi atau me nunjukkan kekuatan otot. Justru dengan saya meno long orang, berbuat baik, serta berguna un- tuk orang lain, saya menjadi hebat.”

Tekadnya untuk berubah ia laksanakan. Kemam pu- annya memahami hal rumit dan menjelaskan dalam bahasa sehari-hari ia pakai untuk membantu menje las kan pelajaran atau pekerjaan rumah bagi rekan-rekan seke lasnya di SMP dan SMA. Setelah menjalani pendidikan di BPK PENABUR yang saat itu menurutnya tidak menun tut terlalu banyak di- bandingkan dengan zaman sekarang, ia kuliah kedokteran di Universitas Tarumanegara dan akhirnya, masuk ke dunia ma- najemen di Texas, Amerika.

Kembali ke Indonesia, ia memimpikan menjadi seorang pebisnis sukses. Namun, ia bertemu dengan Pak Leo, pemim- pin di Institut Ma najemen Prasetiya Mulya. Pak Leo meng- ajaknya mengajar, tetapi Robby menolak ajakan itu mentah- mentah. Namun, Pak Leo terus membujuknya. Akhirnya, ia bersedia men coba.

Semula, pada tahun 1984, ia mengajar hanya beberapa jam saja dalam seminggu. Namun, ia sering didatangi mahasiswa yang memintanya untuk membimbing secara privat. Ia ber- hasil membuat mereka tertarik untuk lebih mendalami ilmu marketing yang ia ajarkan. Padahal, di masa itu ma syarakat umumnya menganggap marketing adalah semata-mata ilmu menjual. Mereka menganggap bahwa “menjual sama de ngan mem bohongi orang lain.” Mereka belum tahu bahwa marketing menolong orang memahami kebutuhan dan ke ingin an ma- syarakat, memilahnya, memberikan solusi, mencip takan nilai,

(64)

50

dan mengimplementasikannya dalam wujud pro duk, harga, promosi, dan lokasi penjualan yang serasi.

Robby mengingat masa awal keterlibatannya di Institut Manajemen Prasetiya Mulya, Cilandak, “Karena saya merasa bertanggung jawab agar mereka memahami mata kuliah yang saya ajarkan, saya menyetujui pembentukan kelas belajar man- diri. Namun, mahasiwa yang ingin belajar kepada saya jadi ba- nyak.” Akhirnya, ia jadi pengajar penuh waktu di sana sejak tahun 1985.

Jadi, baginya mengajar berarti hidup dengan perspektif yang lebih luas, tidak hanya demi kepentingan dan kepuasan pribadi. Hingga kini, ia sering menyediakan waktu tambahan agar mahasiswa dapat berkonsultasi dengannya. Tidak heran, para alumni seko lah tersebut tidak hanya mengingatnya sebagai dosen, tetapi juga sebagai sa ha bat dan mentor.

Robby terus menunjukkan kepedulian bagi kepentingan masyarakat. “Saya mendambakan majunya para pebisnis Indonesia yang mampu menaikkan reputasi dan citra bangsa Indonesia di dunia.”

Tantangan demi tantangan datang, apalagi berhadapan dengan berbagai perubahan di dunia pendidikan dan tempat kerjanya. Persimpangan jalan juga banyak. Sebagai sosok yang memiliki banyak relasi dari kalangan bisnis yang sukses, Robby mendapat banyak tawaran untuk meninggalkan pengab- diannya. Namun, ia mempertahankan perspektifnya. Ia ingin, orang-orang mendapatkan bekal bagi kehidupan bisnis me reka.

Ia pernah berkata kepada rekannya yang lebih muda,

“Siapa bilang, berbisnis itu harus selalu kotor? Kalau kita me- miliki kompetensi yang kuat dan berada di bidang yang tepat sesuai kemampuan kita. Tanpa curang juga bisa sukses.”

B E R A N I B E R U B A H

Referensi

Dokumen terkait

maha sempurna ”Allah SWT” atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Pengaruh Ekstrak Abu Sekam dan

Variabel Disiplin dan Lingkungan kerja mempunyai koefisien yang bertanda positif terhadap produktivitas karyawan , artinya bahwa arah hubungan antar

akademisi yang mengklaim bahwa hermeneutik Yahudi yang tak terkontrol merupakan pendekatan yang sah pada saat itu tetapi barangkali tidak bagi kita, meskipun sebagian dari

Jumlah pemberian kotoran ayam sebanyak 1,5 kg/m 3 menghasilkan fitoplankton (Closterium sp.) paling banyak ditemukan dalam pencernaan ikan pelangi, sedangkan pemberian jumlah

Proses perkembangan embrio kedua patin hibrida tersebut hampir serupa dengan proses perkembangan embrio patin siam sebagai induk betinanya (pada suhu media inkubasi y ang sama,

Sekretaris Daerah mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan Sekretariat Daerah, membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan

1. Need for Achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi dari dorongan akan tanggung jawab untuk pemecahan masalah. Kebutuhan untuk berprestasi

Dari semua penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep pembebasan Freire dalam kaitannya hubungan antara guru dan murid adalah berusaha melepaskan belenggu