commit to user
KOORDINASI MATA - TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR
SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VII
SMP NEGERI 2 NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI
OLEH
AGUS PRASETYO
K.4605012
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
KOORDINASI MATA - TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR
SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VII
SMP NEGERI 2 NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh :
AGUS PRASETYO
K.4605012
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A
commit to user
commit to user
Agus Prasetyo.
PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN
DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR
SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP
NEGERI 2 NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN
2009/2010
. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2011
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh metode
pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli
pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun
pelajaran 2009/2010. (2) Perbedaan pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan
koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada
siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran
2009/2010. (3) Ada tidaknya interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi
mata-tangan terhadap terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra
kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.
Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen
. Rancangan penelitian
yang digunakan
pretest-posttest design
. Populasi penelitian adalah siswa putra
kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010
berjumlah 100 siswa terbagi dalam lima kelas. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah
stratified sampling
. Sampel yang digunakan berdasarkan hasil
tes koordinasi mata-tangan dengan klasifikasi koordinasi mata-tangan tinggi dan
koordinasi mata-tangan rendah. Sampel yang digunakan sebanyak 20 siswa
dengan kategori koordinasi mata-tangan tinggi dan 20 siswa dengan kategori
koordinasi mata-tangan rendah. Teknik pengumpulan data dengan tes dan
pengukuran. Untuk mengukur koordinasi mata-tangan dengan lempar tangkap
bola tenis dan tes keterampilan servis atas bolavoli dari Depdiknas. Teknik
analisis data yang digunakan adalah ANAVA 2 X 2 dan uji lanjut Newman
Keuls.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagi berikut: (1) Ada
perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran bagian dan
commit to user
vi
hasil analisis data menunjukkan Fo = 5.863 > Ft 4.11. (2) Ada perbedaan
pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi
mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra
kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.
Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 7.032 > Ft 4.11. (3) Ada interaksi
antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar
servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten
Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data menunjukkan
commit to user
Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
(Terjemahan Q.S. Al Mujadalah:11)
Tidak ada simpanan yang lebih berguna daripada ilmu, tidak ada sesuatu yang
lebih terhormat dari pada adab dan tidak akan kawan yang lebih bagus
daripada akal.
(Al Imam Al Mawardi)
commit to user
viii
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Bapak dan Ibu tercinta
Kakak dan Adik tersayang
SMP Negeri 2 Nguter Sukoharjo
Teman-teman Angkatan 2005
Adik-adik JPOK FKIP UNS
commit to user
Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan
skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1.
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi.
3.
Drs.H. Sunardi, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4.
Drs. Budhi Satyawan, M.Pd., sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5.
Kepala SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan
ijin untuk mengadakan penelitian.
6.
Siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun
pelajaran 2009/2010 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.
7.
Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat
bermanfaat.
Surakarta, Januari 2011
commit to user
x
Halaman
JUDUL ...………
PENGAJUAN ...……….
PERSETUJUAN ...………..
PENGESAHAN ...………..
ABSTRAK ...………
MOTTO ...………
PERSEMBAHAN ...
...……….
KATA PENGANTAR ...………
DAFTAR ISI ...………
DAFTAR GAMBAR ...……….
DAFTAR TABEL ...
...……….
DAFTAR LAMPIRAN ...……….
BAB I PENDAHULUAN ………..
A. Latar Belakang Masalah ………...
B. Identifikasi Masalah ..………...
C. Pembatasan Masalah ...………..…
D. Perumusan Masalah ...……….
E. Tujuan Penelitian
...……….
F. Manfaat Penelitian ...………
BAB II LANDASAN TEORI ……….
A. Tinjauan Pustaka ...……….
1.
Pembelajaran………..
a.
Hakikat Pembe
lajaran………..
b.
Komponen-
Komponen Pembelajaran………..
c.
Pembelajaran yang Efektif
………
commit to user
a.
Hakikat Metode Pembelajaran……….
b.
Penggunaan Metode Pembelajaran yang Efektif………….
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pemilihan
Metode Pembelajaran………..
3.
Permainan
Bola Voli………..
a.
Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Bolav
oli……….
b.
Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Bolavoli
…
4.
Servis Bolav
oli………
.
a.
Servis Atas Bolav
oli……….
b.
Pentingnya Servis dalam Permainan Bolav
oli………
c.
Teknik Servis Atas Bolav
oli……….
5.
Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode Bagian
a.
Metode Bagian………
b.
Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan
Metode Bagian
………
c.
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas
Bolavoli dengan Metode Bagian
……….
6.
Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode
Keseluruhan
………
..
a.
Metode Keseluruhan……….
b.
Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli
dengan Metode Keseluruhan
……….
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas
Bolavoli dengan Metode Keseluruhan
……….
7.
Koordinasi………
a.
Koordinasi Mata-
Tangan………..
b.
Kegunaan Koordinasi………
c.
Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi…………
d.
Peranan Koordinasi Mata-Tangan dengan Kemampuan
Servis Atas Bolav
oli………
commit to user
xii
C. Perumusan Hipotesis ...……….…………
BAB III METODE
PENELITIAN ...……….
A.
Tempat dan Waktu Penelitian ....………
B.
Metode Penelitian………
C.
Variabel Penelitian………
D.
Definisi Operasional Variabel……….
E.
Populasi dan Teknik Pengambilan
Sampel ……….
F.
Teknik Pengumpulan Data………..
G.
Te
knik Analisis Data………
BAB IV HASIL PENELITIAN ...………
A.
Deskripsi Data ...……….
B.
Mencari Reliabilitas………
C.
Uji Prasyarat Analisis……….
1.
Uji Normalitas ………
2.
Uji Homogenitas ……….
D.
Pengujian Hipotesis……….
1.
Pengujian Hipotesis Pertama………
2.
Pengujian Hipotesis Kedua………..
3.
Pengujian Hipotesis Ketiga………..
E.
Pembahasan Hasil Penelitian………..
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...……….…………
A.
Simpulan……….
B.
Implikasi ...………
commit to user
Halaman
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Servis Atas
………..
Gambar 2. Grafik Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli
Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat
Koordinasi Mata-
Tangan………
Gambar 3. Grafik Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar Servis
Atas Bolav
oli antara Kelompok Perlakuan………
Gambar 4. Interaksi Metode Pembelajaran Servis Atas dan Koordinasi
Mata-
Tangan………
Gambar 5. Tes Koordinasi Mata-
Tangan……….
Gambar 6. Lapangan Tes Servis Atas Bolavoli
………
25
48
49
56
80
commit to user
xiv
Halaman
Tabel 1. Ringkasan Anava untuk Eksper
imen Faktorial 2 X 2……….
Tabel 2. Ringkasan Angka - Angka Statistik Deskriptif Data Hasil
Belajar Servis Atas Bolavoli Menurut Kelompok
Penelitian……….
Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes
Akhir………
Tabel 4
. Range Kategori Reliabilitas……….
Tabel 5
. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors………
Tabel 6
. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet………
..
Tabel 7. Ringkasan Nilai Rerata Kemampuan Servis Atas Bolavoli
Berdasarkan Metode Pembelajaran dan Tingkat Koordinasi
Mata-Tangan Sebelum dan Sesudah Diberi
Perlakuan………
Tabel 8. Ringkasan Keseluruhan Hasil
Analisis Varians Dua Faktor….
Tabel 9
. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls……….
Tabel 10 Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor
Utama terhadap Peningkatan Kemampuan Servis Atas Bola
v
oli……….
43
47
49
50
50
51
51
52
52
commit to user
Halaman
Lampiran 1. Data Tes Awal Pengukuran Data Koordinasi Mata-
Tangan………..
Lampiran 2. Data Tes Awal Kemampuan Servis Atas Bolav
oli…….
Lampiran 3. Uji Reliabilitas
Data Tes Awal dengan Ganjil Genap…..
Lampiran 4. Uji Normalitas Data Tes Awal Kelompok 1
dan 2……..
Lampiran 5. Uji Normalitas Data tes Awal Kelompok 3 dan 4……….
Lampiran 6. Uji Homogenitas Data Tes Awal Servis Atas Bolavoli
….
Lampiran 7. Data Tes Akhir Kemampuan Servis Atas Bolavoli
………
Lampiran 8. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir
………..
Lampiran 9. Rekapitulasi Data Tes Kemampuan Servis Atas Bola
Voli Kelompok 1
dan Kelompok 2………..
Lampiran10. Rekapitulasi Data Tes Kemampuan Servis Atas Bola
voli Kelompok 3 dan
Kelompok 4………..
Lampiran 11. Deskripsi Data Hasil Peningkatan Rata - Rata antar
Kelompok Sampel sebagai Persiapan Analisis Anava
Fak
torial 2 X 2………..
Lampiran 12. Hasil Uji Rata-Rata Rentang Newman-
Keuls…………..
Lampiran 13. Tes dan Pengukuran Koordinasi Mata-
Tangan…………
Lampiran 14. Tes dan Pengukuran Kemampuan Servis Atas Bola
v
oli………..
Lampiran 15. Program Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan
Metode Bagian dan Keseluruhan
……….
Lampiran 16. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian………..
Lampiran 17. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret
Surakarta………
Lampiran 18. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 2 Nguter
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani mempunyai peran penting untuk mendukung
mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan dan tidak dapat dipisahkan dari
pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai
suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan
melalui gerakan fisik. Pendidikan sebagai salah satu sub sistem pendidikan yang
berperan penting dalam mengembangkan kualitas manusia Indonesia.
Banyak manfaat yang dikembangkan melalui pendidikan jasmani.
Aspek-aspek yang ada pada diri siswa dikembangkan secara optimal untuk mendukung
pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Aspek yang dikembangkan
dalam pendidikan jasmani mencakup aspek jasmani, psikomotorik, afektif dan
kognitif. Untuk mengembangkan aspek psikomotorik, afektif dan kognitif secara
optimal, maka pendidikan jasmani harus diajarkan dengan baik dan benar sesuai
dengan kaidah-kaidah pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan sebuah pendidikan yang mengutamakan
aktivitas fisik atau gerak tubuh sebagai media pembelajaran. Dalam pelajaran
pendidikan jasmani diajarkan berbagai macam cabang olahraga yang terangkum
dalam kurikulum pendidikan jasmani didasarkan pada jenjang masing-masing
pendidikan. Hal ini artinya, materi pendidikan jasmani antara Sekolah Dasar (SD)
dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) berbeda.
Di dalam pendidikan jasmani terdapat beberapa macam cabang olahraga
yang wajib diajarkan kepada siswa. Untuk mencapai kompetensi dasar pendidikan
jasmani, maka materi pokok pendidikan jasmani harus diajarkan kepada siswa.
Menurut Depdiknas (2004: 19-20) bahwa, “Materi pokok pendidikan jasmani
dikelompokkan menjadi enam aspek yaitu: (1) permainan dan olahraga, (2)
aktivitas pengembangan, (3) uji diri/senam, (4) aktivitas ritmik, (5) akuatik dan,
Bolavoli merupakan salah satu olahraga permainan yang wajib diajarkan
bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Banyak manfaat yang diperoleh
melalui permainan bolavoli. Dengan bermain bolavoli dapat membentuk sikap
tubuh yang baik meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan dan kemampuan jasmani.
Manfaatnya bagi rohani yaitu kejiwaan, kepribadian dan karakter akan tumbuh ke
arah yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Sebagai langkah awal dalam
pembelajaran permainan bolavoli yaitu, diajarkan macam-macam teknik dasar
bolavoli. Hal ini karena, teknik dasar bolavoli merupakan faktor yang
fundamental yang harus dikuasai siswa agar memiliki keterampilan bermain
bolavoli. Marta Dinata (2004: 5) menyatakan, “Untuk meningkatkan prestasi,
seorang pemain bolavoli harus menguasai beberapa teknik dasar terlebih dahulu.
Teknik dasar merupakan faktor utama selain, kondisi fisik, taktik dan mental
seorang pemain”. Adapun macam-macam teknik dasar bermain bolavoli yang
harus dikuasai meliputi: passing, service, smash dan block. Kemampuan seorang
pemain bolavoli menguasai macam-macam teknik dasar bermain bolavoli akan
mendukung penampilannya baik secara individu maupun kolektif (tim), sehingga
dapat mencapai prestasi yang tinggi.
Servis merupakan teknik dasar bolavoli yang mempunyai peran penting
dalam suatu pertandingan bolavoli. Dapat dikatakan, servis dapat mempengaruhi
seluruh jalannya permainan bolavoli. Pentingnya peranan servis dalam permainan
bolavoli, maka harus diajarkan dengan baik dan benar. Berdasarkan jenisnya,
servis bolavoli dibedakan menjadi dua macam yaitu servis bawah dan servis atas.
Servis atas merupakan teknik menyeberangkan bola ke daerah permainan
lawan yang dilakukan dengan memukul bola menggunakan salah satu tangan dari
atas kepala. Seiring dengan perkembangan permainan bolavoli, servis atas
memiliki fungsi penting yaitu, dapat dijadikan serangan pertama bagi regu yang
melakukan servis. Sistem penilaian relly point menuntut pukulan servis atas
dilakukan seefektif dan sesulit mungkin agar lawan sulit mengembalikan atau
bahkan langsung mati.
Upaya membelajarkan servis atas bagi siswa pemula (siswa SMP) tidaklah
commit to user
efektif. Biasanya para siswa cenderung sekedar memukul bola dengan kuat agar
bola dapat menyeberang ke daerah permainan lawan tanpa memperhitungkan
kesulitan dan efektivitas dari pukulan servis yang dilakukan. Belum lagi bagi
siswa yang baru pertama kali mengenal permainan bolavoli atau siswa putri, tentu
akan mengalami kesulitan dalam melakukan servis atas. Untuk mengatasi
permasalahan dalam pembelajaran servis atas bolavoli, maka seorang guru harus
mampu menerapkan metode pembelajaran yang baik dan tepat sesuai dengan
kondisi siswa.
Banyaknya metode pembelajaran menuntut seorang guru harus cermat dan
tepat dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran. Penerapan metode
pembelajaran yang baik dan efektif akan memberi dampak terhadap hasil belajar
yang optimal. Menurut PBVSI (1995: 69) dijelaskan, “Metode-metode yang dapat
digunakan dalam mengajar atau melatih bolavoli di antaranya (1) metode
keseluruhan, (2) metode bagian, (3) metode gabungan, (4) metode drill, (5)
metode pemecahan masalah, (6) metode pendekatan ketepatan, (7) metode
pendekatan kecepatan, (8) metode pertandingan, (9) metode interval dan, (10)
metode ulangan”.
Metode bagian dan keseluruhan merupakan metode pembelajaran yang
sering diterapkan dalam belajar mengajar keterampilan olahraga. Dari kedua
metode pembelajaran tersebut dapat diterapkan secara sendiri-sendiri atau
mengkombinasikan diantara keduanya. Banyak penelitian yang membandingkan
antara metode bagian dan keseluruhan, namun hasilnya belum tentu sama.
Meskipun dalam pembelajaran diterapkan metode yang sama, jika sampel yang
digunakan berbeda hasilnya belum tentu sama. Hal ini karena, hasil suatu
penelitian hanya relevan pada sampel yang digunakan dalam penelitian, sehingga
jika diterapkan pada sampel yang berbeda hasilnya belum tentu sama.
Metode bagian dan keseluruhan memiliki karakteristik yang berbeda dan
masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga belum diketahui
metode pembelajaran mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan
hasil belajar servis atas bolavoli. Hal ini karena, kemampuan siswa melakukan
saja. Faktor individu atau siswa sangat dominan terhadap kemampuan servis atas
bolavoli. Salah satu kemampuan siswa yang dapat mempengaruhi kemampuan
servis atas bolavoli yaitu memiliki kondisi fisik yang baik.
Kemampuan kondisi fisik yang baik merupakan salah satu faktor yang
dapat mendukung penguasaan suatu teknik olahraga termasuk servis atas bolavoli.
Dengan kemampuan fisik yang baik, maka akan mendukung penguasaan
kemampuan servis atas bolavoli. Salah satu komponen kondisi fisik yang dapat
mendukung kemampuan servis atas bolavoli yaitu koordinasi mata-tangan.
Ditinjau dari gerakan servis atas, koordinasi mata-tangan sangat berperan
penting untuk mendukung gerakan servis atas yaitu, dari gerakan melambungkan
bola, ayunan lengan, memukul bola serta mengarahkan bola pada sasaran yang
diinginkan. Dengan koordinasi mata-tangan, maka gerakan servis atas dapat
dilakukan dengan benar dan mampu menempatkan bola tepat pada sasaran yang
diinginkan. Apakah benar siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan baik,
kemampuan servis atasnya juga baik, dan siswa yang koordinasi mata-tangannya
buruk kemampuan servis atasnya juga buruk. Nampaknya hal ini perlu
dipertanyakan lagi, karena baik tidaknya koordinasi mata-tangan yang dimiliki
siswa tidak dapat dijadikan tolak ukur kemampuan servis atasnya juga baik. Hal
ini karena kemampuan servis atas tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan
koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa, tetapi masih banyak faktor lain yang
mempengaruhinya. Suharno HP. (1991: 16-20) menyatakan,
“Komponen-komponen gerak sebagai penentu baik tidaknya kondisi fisik pemain boloa voli
yaitu: kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, daya ledak,
ketepatan dan stamina”.
Metode pembelajaran bagian dan keseluruhan merupakan metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan servis atas
bolavoli. Dari kedua metode pembelajaran tservis atas tersebut dibutuhkan
kemampuan koordinasi mata-tangan. Untuk mengetahui metode pembelajaran
mana yang lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar servis atas bolavoli,
commit to user
atas bolavoli, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih medalam baik secara teori
maupun parktik melalui penelitian eksperimen.
Siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun
pelajaran 2009/2010 adalah sampel yang digunakan dalam penelitian untuk
menjawab permasalahan yang muncul dalam penelitian. Ditinjau dari pelaksanaan
pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo
tahun pelajaran 2009/2010 telah berjalan baik, termasuk pembelajaran servis atas
bolavoli. Dari pembelajaran yang telah dilaksanakan ternyata belum menujukkan
hasil maksimal. Tidak semua siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter
Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 mampu melakukan servis atas
dengan baik dan benar. Para siswa masih sulit merangkaikan gerakan servis atas
dengan benar, teknik servis atas kurang baik, kurang mampu mengarahkan
pukulan servis pada sasaran yang diinginkan. Kondisi semacam ini berdampak
pada permainan bolavoli kurang menarik. Kendala atau kesulitan yang dihadapi
siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran
2009/2010 karena siswa kelas VII merupakan masa peralihan dari Sekolah Dasar
(SD) ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karena servis atas merupakan
keterampilan yang sulit dan memiliki unsur gerakan yang kompleks, maka dalam
membelajarkan servis atas dibutuhkan penerapan metode pembelajaran yang tepat
di antaranya metode keseluruhan dan bagian keseluruhan.
Banyak guru jarang membelajarkan suatu keterampilan yang sulit dan
kompleks secara bagian per bagian. Hal ini karena terbatasanya waktu
pembelajaran penjas yang relatif singkat yaitu 2 X 40 menit. Waktu pembelajaran
penjas yang singkat, sehingga tidak memungkinkan membelajarkan servis atas
secara bagian per bagian. Pada umumnya para guru dalam membelajarkan servis
atas secara global yaitu, mengenalkan teknik servis atas dari sikap permulaan,
gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut dan siswa langsung memperagakannya. Di
salah satu sisi siswa yang sudah terbiasa atau memiliki pengalaman tidak
mengalami kesulitan melakukan servis atas. Tetapi sebaliknya, siswa yang tidak
memiliki pengalaman tidak dapat melakukan servis atas. Berdasarkan hal tersebut
hasil belajar yang optimal. Belajar keterampilan bukan belajar seperti pada
umumnya, sehingga perlu strategi atau cara mengajar yang baik dan tepat.
Seorang guru dituntut berkreativitas dalam menyajikan tugas ajar yang tepat,
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Di samping itu,
faktor-faktor yang mendukung kemampuan servis atas perlu dilatih dan ditingkatkan
seperti koordinasi mata-tangan. Dengan kemampuan koordinasi mata-tangan yang
baik, maka akan mendukung kemampuan servis atas menjadi lebih baik.
Permasalahan yang telah dikemukakan di atas yang melatar belakangi
judul penelitian “Perbedaan Pengaruh Metode Pembelajaran dan Koordinasi
Mata-Tangan terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli pada Siswa Putra Kelas
VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Tidak semua siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten
Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 dapat melakukan servis atas.
2. Masih banyak kendala yang dihadapi siswa dalam melakukan servis atas
bolavoli.
3. Kemampuan kondisi fisik yang mendukung kemampuan servis atas bolavoli
siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun
pelajaran 2009/2010 belum diketahui.
4. Pengaruh koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan servis atas bolavoli
belum diketahui.
5. Metode bagian dan metode keseluruhan belum diketahui pengaruhnya
terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli.
6. Metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar servis
atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten
commit to user
C. Pembatasan Masalah
Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian, maka perlu dibatasi
agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengaruh metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap hasil belajar
servis atas bolavoli.
2. Pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah
terhadap hasil belajar servis atas bolavoli.
3. Hasil belajar servis atas bolavoli siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter
Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh metode pembelajaran bagian dan keseluruhan
terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP
Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010?
2. Adakah perbedaan pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi
mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa
putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran
2009/2010?
3. Adakah interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan
terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap
hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2
Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.
2. Perbedaan pengaruh koordinasi tangan tinggi dan koordinasi
mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra
kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran
2009/2010.
3. Ada tidaknya interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi
mata-tangan terhadap terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra
kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran
2009/2010.
F. Manfaat Penelitian
Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat
memberi manfaat antara lain:
1. Dapat meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli siswa putra kelas VII
SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 yang
dijadikan obyek penelitian.
2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru Penjaskes di SMP
Negeri 2 Nguter Sukoharjo pentingnya penerapan metode pembelajaran yang
tepat untuk meningkatkan penguasaan teknik bolavoli khususnya servis atas.
3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran
a. Hakikat Pembelajaran
Istilah pembelajaran mengandung makna yang lebih luas daripada istilah
pengajaran. Pengajaran hanya merupakan upaya transfer of knowledge semata
dari guru kepada siswa. Sedangkan pembelajaran memiliki makna yang lebih luas,
yaitu kegiatan yang dimulai dari mendesain, mengembangkan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi kegiatan yang dapat menciptakan
terjadinya proses belajar. Berkaitan dengan pembelajaran Banny A. Pribadi (2009:
10) menyatakan, “Pembelajaran adalah proses yang sengaja dirancang untuk
menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu”. Menurut Syaiful
Sagala (2005: 61) bahwa, “Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,
mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau murid”. Hal senada dikemukakan Sobry Sutikno
(2009: 32) bahwa:
Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran ada dua kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran dan mengelola pembelajaran.
Berdasarkan pengertian pembelajaran yang dikemukakan tiga ahli tersebut
dapat disimpulkan, pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dua
pihak, salah satu pihak sebagai pengajar (guru/pendidik) dan pihak kedua orang
yang belajar (siswa). Dalam proses pembelajaran, telah mengubah peran guru dan
siswa. Berkaitan dengan peran guru dalam proses pembelajaran M. Sobry
1) Peran guru telah berubah dari:
a) Sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli materi dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolabolator dan mitra belajar.
b) Dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran.
2)Peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan, yaitu: a) Dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam
proses pembelajaran.
b) Dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagi pengetahuan.
c) Dari pembelajaran sebagai aktivitas individual menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.
Dalam kegiatan pembelajaran siswa lebih dominan atau berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Siswa harus selalu berpartisipasi aktif, menghasilkan
berbagai macam pengatahuan dan harus mampu bekerjasama dengan siswa
lainnya. Sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator, motivator dan katalisator.
Selain itu, seorang guru harus lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung
jawab kepada siswa.
b. Komponen-Komponen Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang
di dalamnya terdapat beberapa komponen. M. Sobry Sutikno (2009: 35-40)
menyatakan, “Komponen pembelajaran meliputi beberapa aspek yaitu: “(1)
Tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3) kegiatan pembelajaran, (4) metode,
(5) media, (6) sumber belajar dan, (7) evaluasi”. Pendapat lain dikemukan H.J.
Gino dkk., (1998: 30) beberapa komponen dalam suatu kegiatan pembelajaran
yaitu:
1) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima dan menyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
commit to user
3) Tujuan yakni, pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan periklaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotor dan afektif. 4) Isi pelajaran yakni, segala informasi berupa fakta, prinsip dan konsep yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
5) Metode yakni, cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan siswa untuk mencapai tujuan.
6) Media yakni, bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar dapat mencapai tujuan.
7) Evaluasi yakni, cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar mengajar dan sekligus memberikan balikan bagi setiap komponen belajar mengajar.
Komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam kegiatan pembelajaran
pada dasarnya mencakup tujuh komponen utama. Ketujuh komponen dalam
kegiatan pembelajaran yaitu: siswa, guru, tujuan, isi pelajaran, metode, media dan
evaluasi. Dari ketujuh komponen tersebut saling berkaitan antara satu dengan
lainnya. Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik, jika
komponen-komponen tersebut terpenuhi dalam kegiatan pembelajaran.
c. Pembelajaran yang Efektif
Siswa pada umumnya menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya.
Untuk itu guru dituntut dapat membantu siswanya, sehingga pada waktu mengajar
dapat dilakukan dengan efektif. Menurut Rusli Lutan (1988: 381) efektivitas
pengajaran meliputi beberapa unsur yaitu: “(1) Pemanfaat waktu aktif berlatih, (2)
Lingkungan yang efektif, (3) Karakteristik guru dan siswa, (4) Pengelolaan umpan
balik”. Sedangkan Wina Sanjaya (2006: 32-33) menyatakan, beberapa faktor
yang harus diperhatikan dalam prose pembelajaran agar berlangsung efektif yaitu:
1) Proses pembelajaran harus memberikan peluang kepada siswa agar mereka secara langsung dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian guru harus bertindak sebagai pengelola proses belajar, bukan bertindak sebagai sumber belajar.
sikap, maupun untuk mencermati berbagai kelemahan dan kekurangan atas segala tindaknnya.
3) Proses pembelajaran harus mempertimbangkan perbedaan individual. Hal ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa tidak ada manusia yang sama baik dalam minat, bakat maupun kemampuannya. Pembelajaran harus memberikan kesempatan agar siswa dapat berkembang sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Dengan demikian siswa yang lambat tidak merasa tergusur oleh siswa yang cepat, sebaliknya siswa yang cepat tidak merasa terhambat oleh yang lambat belajar.
4) Proses pembelajaran harus dapat memupuk kemandirian di samping kerja sama. Artinya guru dituntut mampu menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa dapat mandiri dan bekerja sama dengan orang lain.
5) Proses pembelajaran harus terjadi dalam iklim yang kondusif baik iklim sosial maupun iklim psikologis. Siswa akan belajar dengan baik, manakala terbebas dari berbagai tekanan, baik tekanan sosial maupun tekanan psikologis. Melalui iklim belajar yang demikian diharapkan siswa akan berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. 6) Proses pembelajaran yang dikelola guru harus dapat mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu. Hal ini hanya mungkin terjadi manakala guru tidak menempatkan posisi siswa sebagai objek belajar, tetapi sebagai subjek belajar. Untuk itulah guru harus mendorong agar siswa aktif untuk belajar melalui proses mencari dan mengobservasi.
Efektifitas pembelajaran sangat tergantung pada siswa. Dalam pelaksanaan
pembelajaran siswa harus bertindak aktif, memiliki kreativitas dan kemandirian.
Disisi lain, seorang guru bertugas mengelola proses pengajaran berupa aktivitas
merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan, tidak saja susunan
pengalaman atau tugas-tugas ajar, tetapi juga menciptakan kondisi lingkungan
belajar yang efektif. Husdarta & Yudah M. Saputra (2000: 4) menyatakan:
Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi di kelas atau lapangan. Ciri utama terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat di dalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran.
Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif adalah sangat penting.
Dengan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan akan membawa
siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Seorang guru harus memiliki beberapa
commit to user
Nana Sudjana (2005: 18) menyatakan, kompetensi yang harus dimiliki seorang
guru di antaranya:
1) Kompetensi dibidang kognitif. Artinya kemampuan intelektual seperti pengetahuan mata pelajaran, pengetahuan mengani cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang adminitrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya.
2) Kompetensi bidang sikap. Artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.
3) Kompetensi perilaku/performance. Artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan/perilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul dan berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, keterampilan menyusun persiapan atau perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan adminitrasi kelas dan lain-lain. Perbedaan dengan komptensi kognitif terletak pada sifatnya. Kalau kompetensi kognitif berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuannya, pada kompetensi perilaku yang diutamakan adalah praktik atau keterampilan melaksanakannya.
Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru pada dasarnya mencakup
tiga aspek yaitu, kompetensi kogitif, kompetensi sikap dan kompetensi perilaku
atau performance. Dari ketiga kompetensi tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi
saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dari ketiga
kompetensi tersebut, kompetensi guru yang banyak berhubungan dengan usaha
meningkatkan proses dan hasil belajar dikelompokkan ke dalam empat
kemampuan yaitu: “(1) Merencanakan program belajar mengajar, (2)
melaksanakan dan memimpin, (3) menilai kemajuan proses belajar mengajar, (4)
menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata
2. Metode Pembelajaran
a. Hakikat Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan salah satu bagian yang penting dalam
kegaiatan belajar mengajar. Dengan metode pembelajaran maka tujuan dari
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai semaksimal mungkin. Berkaitan
dengan metode pembelajaran Sugiyanto (1998: 427) menyatakan, “Metode
pembelajaran adalah pengaturan penerapan cara-cara mengajar agar proses belajar
bisa berlangsung dengan baik dan tujuan bisa tercapai”. Menurut Nana Sudjana
(2005: 76) menyatakan, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saatberlangsungnya
pengajaran”. Menurut M. Sobry Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh
pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa dalam upaya mencapai
tujuan”.
Berdasarkan pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan tiga ahli
tersebut dapat disimpulkan, metode pembelajaran merupakan suatu cara yang
digunakan oleh seorang guru dalam menyampaiankan materi pelajaran kepada
siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Melalui metode pembelajaran
diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa yang berhubungan dengan
kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain, akan tercipta interaksi edukatif. Dalam
interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa
berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi akan berjalan
baik, jika siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya, metode
pembelajaran yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar
siswa. Seperti diungkapkan Sunardi (2002: 366) bahwa:
commit to user
Pendapat tersebut menunjukkan, penerapan metode pembelajaran yang
dilakukan seorang guru akan mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Dengan metode pembelajaran yang tepat akan dapat
membangkitkan motivasi belajar siswa, mempermudah siswa untuk menguasai
materi pelajaran, sehingga akan mendukung pencapaian hasil belajar lebih
optimal.
b. Penggunaan Metode Pembelajaran yang Efektif
Pengalaman membuktikan bahwa, kegagalan pembelajaran salah satunya
disebabkan oleh pemilihan metode pembelajaran yang tidak tepat. Banyak metode
pembelajaran yang dapat dipakai oleh seorang guru dalam menyampaikan materi
pelajaran. Namun perlu diingat bahwa tidak semua metode pembelajaran bisa
dikategorikan sebagai metode yang baik, dan tidak pula dikategorikan metode
yang jelek. Hal ini karena, kebaikan suatu metode pembelajaran terletak pada
ketepatan memilih atau sesuai dengan tuntutan dan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai. M. Sobry Sutikno (2009: 89) menyatakan:
Terdapat beberapa ciri dari sebuah metode pembelajaran yang baik, yaitu: 1) Berpadunya metode dari segi tujuan.
2) Memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan materi. 3) Dapat mengantarkan siswa pada kemampuan praktis. 4) Dapat mengembangkan materi.
5) Memberikan keleluasan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya. 6) Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam
keseluruhan proses pembelajaran.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, suatu metode pembelajaran yang
baik harus memiliki keenam ciri seperti tersebut di atas. Seorang guru yang
menerapkan metode pembelajaran memiliki ciri-ciri seperti tersebut di atas akan
memperbesar pencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu, seorang guru dalam
kegiatan pembelajaran harus mampu menerapkan metode pembelajaran yang
seefektif mungkin, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat
tercapai. Lebih lanjut M. Sobry Sutikno (2009: 90) menyatakan”Keefektifan
penggunaan metode pembelajaran terjadi apabila ada kesesuaian antara metode
pelajaran sebagai persiapan tertulis. Makin tepat metode yang digunakan oleh
guru dalam membelajarkan, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan
pembelajaran”.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pemilihan Metode
Pembelajaran
Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh penerapan
metode pembelajaran yang tepat. Tetapi perlu diingat bahwa, setiap metode
pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga tidak ada satupun
metode pembelajaran yang paling baik. Seperti dikemukakan M. Sobry Sutikno
(2009: 90) bahwa:
Pada prinsipnya tidak satu pun metode pembelajaran yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang studi. Karena setiap metode pembelajaran pasti memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Karena itu, guru tidak boleh sembarangan memilih serta menggunakan metode pembelajaran.
Pendapat tersebut menunjukkan, seorang guru harus cermat dan tepat
dalam menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Untuk menerpkan metode pembelajaran, maka ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan. M. Sobry Sutikno (2009: 91) menyatakan, beberapa faktor
yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran antara lain:
1) Tujuan yang hendak dicapai
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, tujuan menjadi pedoman arah dan sekaligus sebagai suasana yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Kepastian proses pembelajaran berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pembelajaran. Semakin jelas dan operasional tujuan yang akan dicapai, maka semakin mudah menentukan metode mencapainya, dan sebaliknya.
2) Materi pelajaran
Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajri dan dikuasai oleh siswa.
3) Siswa
commit to user
periang, pemurung bahkan ada yang menunjukkan prilaku-prilaku yang sulit untuk dikenal. Semua perbedaan tadi akan berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran. Perbedaan-perbedaan inilah yang wajib dikelola, diorganisir guru, untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal. Apabila guru tidak memiliki kecermatan dan keterampilan dalam mengelola perbedaan-perbedaan potensi siswa, maka proses pembelajaran sulit mencapai tujuan. Guru harus menyadari bahwa perbedaan potensi bawaan siswa merupakan kekuatan maha hebat untuk mengorganisasi pembelajaran yang ideal. Keragaman merupakan keserasian yang harmonis dan dinamis.
4) Situasi
Ituasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan pembelajaran yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi. Pada waktu-waktu tertentu guru perlu melakukan proses pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka.
5) Fasilitas
Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran. Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu pemilihan metode yang tepat, seperti tidak adanya laboratorium untuk praktek, jelas kurang mendukung penggunaan metode demonstrasi atau eksperimen.
6) Guru
Setiap guru memiliki kepribadian, performance sytle, kebiasaan dan pengalaman membelajarkan yang berbeda-beda. Kompetensi pembelajaran biasanya dipengaruhi pula oleh latar belakang pendidikan. Guru yang berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil dalam memilih metode yang tepat dalam menerapkannya. Sedangkan guru yang latar belakangnya pendidikannya kurang relevan, sekalipun tepat dalam menentukan metode pembelajaran, namun seringkali mengalami hambatan dalam penerapannya. Jadi, untuk menjadi seorang guru pada intinya harus memiliki jiwa profesional agar dalam menyampaikan materui pelajaran bisa berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih dan menerapkan
metode pembelajaran mencakup enam aspek yaitu, tujuan yang hendak dicapai,
materi pelajaran, siswa, situasi, fasilitas dan guru. Dari keenam aspek ini sangat
penting dan harus diperhatikan dalam memilih dan menerapkan metode
3. Permainan Bolavoli
Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup
banyak penggemarnya dan dari tahun ke tahun dan mengalami perkembangan
yang pesat. Permainan bolavoli dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan
dan masing-masing regu terdiri enam orang pemain. Permainan bolavoli
dilakukan dengan cara bola dipantulkan sebanyak-banyaknya tiga kali. A.
Sarumpaet dkk,, (1992: 86) menyatakan, “Prinsip bermain bolavoli adalah
memainkan bola dengan memvoli (memukul dengan tangan) dan berusaha
menjatuhkannya ke dalam permainan lapangan lawan dengan menyeberangkan
bola lewat atas net atau jaring, dan mempertahankannya agar bola tidak jatuh di
lapangan sendiri”. Sedangkan tujuan permainan bolavoli menurut peraturan
permainan bolavoli edisi (2001-2004: 7) bahwa, “Tujuan dari permainan bolavoli
adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan
lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat
memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (di luar perkenaan blok)”.
Sedangkan
Permainan bolavoli harus dilakukan dengan dipantulkan dan syarat
pantulan bola harus sempurna tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
Dari masing-masing tim dapat memantulkan bola sebanyak-banyaknya tiga kali
dan setelah itu bola harus diseberangkan melewati net ke daerah permainan lawan.
Untuk memantulkan bola dapat menggunakan seluruh tubuh. PBVSI (1995: 32)
dijelaskan, “Mulai tahun 1995, peraturan permainan bolavoli yaitu semua bagian
badan boleh menyentuh bola”. Hal senada dikemukakan Amung Ma’mun & Toto
Subroto (2001:37) bahwa, “Semula bagian tubuh yang sah untuk memainkan bola
batasannya dari lutut ke atas. Sekarang seluruh bagian tubuh diperkenankan untuk
memainkan bola”.
Berdasarkan peraturan permainan bolavoli, seluruh bagian tubuh dapat
digunakan untuk memainkan bola. Hal ini dimaksudkan agar permainan bolavoli
lebih menarik. Oleh karen aitu, untuk mencapai keterampilan bermain bolavoli
commit to user
b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Bolavoli
Menguasai teknik dasar bermain bolavoli merupakan syarat utama agar
dapat bermain bolavoli dengan baik. A. Sarumpaet dkk., (1992: 86) menyatakan,
“Agar permainan bolavoli berjalan atau berlangsung dengan baik, lancar dan
teratur, maka para pemain dituntut harus menguasai unsur-unsur dasar permainan,
yaitu teknik dasar bermain bolavoli”.
Teknik dasar bolavoli pada dasarnya merupakan suatu upaya seorang
pemain untuk memainkan bola berdasarkan peraturan dalam permainan bolavoli.
Berkaitan dengan teknik dasar bolavoli Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992:
187) menyatakan, “Teknik dasar permainan bolavoli merupakan permainan untuk
melakukan bentuk-bentuk gerakan yang berhubungan dengan permainan
bolavoli”. Menurut M. Yunus (1992: 68) bahwa, “Teknik dalam permainan
bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien
sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang
optimal”. Sedangkan Dieter Beutelstahl (2005: 9) berpendapat, “Teknik
merupakan prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek, dan bertujuan
mencari penyelesaian suatu problem pergerakan tertentu dengan cara yang paling
ekonomis dan berguna”.
Berdasarkan pengertian teknik dasar bolavoli yang dikemukakan tiga ahli
tersebut dapat disimpulkan, teknik dasar bolavoli merupakan suatu gerakan yang
dilakukan secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam
permainan bolavoli. Teknik dalam permainan bolavoli merupakan aktivitas
jasmani yang menyangkut cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai
peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal.
Macam-macam teknik dasar bolavoli menurut A. Sarumpaet dkk. (1992: 87)
yaitu: “(1) passing atas, (2) passing bawah, (3) set-up (4) bermacam-macam
service, (5) bermacam-macam smash (spike), (5) bermacam-macam block
(bendungan)”. Sedangkan Suharno HP. (1991:23) menyatakan, teknik dasar
1) Teknik tanpa bola terdiri atas : (1) Sikap siap normal
(2) Pengambilan posisi yang tepat dan benar (3) Langkah kaki :
- Gerak ke depan - Gerak menyamping - Gerak ke belakang
(4) Langkah kaki untuk awalan semes (5) Langkah kaki untuk awalan blok
(6) Gerakan badan, lengan dan kaki dalam gerak tipu 2) Teknik dengan bola terdiri atas :
(1) Servis (2) Pass bawah (3) Pass atas (4) Umpan/set-up (5) Semes
(6) Bendungan/blok (block)
Secara garis besar teknik dasar bermain bolavoli terdiri atas teknik tanpa
bola dan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola merupakan gerakan-gerakan
khusus yang mendukung penguasaan teknik dengan bola. Sedangkan teknik
dengan bola merupakan cara-cara memainkan bola dalam permainan bolavoli.
Kedua teknik tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam
pelaksanaan bermain bolavoli. Keterkaitan antara teknik tanpa bola dan teknik
dengan bola didasarkan pada kebutuhan dalam permainan.
c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Bolavoli
Menguasai teknik dasar bermain bolavoli mempunyai peran penting
terhadap pencapaian prestasi bolavoli. Menurut Soedarwo dkk., (2000: 6) bahwa,
“Penguasaan teknik dasar permainan bolavoli merupakan salah satu unsur yang
ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di
samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental”. Menurut A. Sarumpaet
dkk. (1992: 87) bahwa, “Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan salah satu
unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam pertandingan.
Oleh karena itu, teknik dasar tersebut harus benar-benar dikuasai terlebih dahulu,
commit to user
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, penguasaan
teknik dasar bolavoli mempunyai peran penting baik secara individual maupun
secara kolektif dalam bermain bolavoli di samping faktor fisik, taktik dan mental.
Dengan menguasai teknik dasar bolavoli akan mendukung penampilan seorang
pemain lebih baik, dan secara kolektif dapat mempengaruhi menang atau kalahnya
sutau tim dalam pertandingan. Pentingnya penguasaan teknik dasar permainan
bolavoli menurut Suharno HP. (1991: 22) mengingat hal-hal sebagai berikut:
1) Hukuman kesalahan teknik.terhadap pelanggaran permainan yang hubungannya dengan kesalahan dalam melakukan teknik.
2) Karena terpisahnya tempat antara regu ke satu dengan regu yang lain, sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari permainan lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama. 3) Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya
kesalahan-kesalahan teknik ini antara lain membawa bola, mengangkat bola, serta pukulan rangkap.
4) Permainan bolavoli adalah permainan yang cepat, artinya waktu untuk memainkan bola sangat terbatas, sehingga penguasaan teknik yang tidak sempurna akan memungkinkan timbulnya kesalahan teknik yang lebih besar.
5) Penguasaan taktik-taktik yang tinggi hanya memungkinkan kalau penguasaan teknik dasar dan tinggi dalam bolavoli cukup sempurna.
Penguasaan teknik dasar bolavoli dengan baik merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi bolavoli baik secara individu
maupun secara tim. Hal ini karena kemampuan yang dimiliki individu akan
memberikan sumbangan untuk kemenangan tim, karena bolavoli permainan tim.
Tanpa ada kerjasama tim, maka akan sulit mencapai prestasi yang tinggi.
4. Servis Bolavoli
a. Servis Atas Bolavoli
Servis atas merupakan bentuk gerakan memukul bola menggunakan
lengan yang pelaksanaannya bola dipukul di atas kepala. Servis atas merupakan
bentuk pukulan yang memiliki efektivitas tinggi untuk melakukan serangan,
35) bahwa, “Kelemahan servis tangan bawah adalah mudah diterima dan
lintasannya melambung tinggi sehingga mudah diantisipasi lawan”.
Servis dapat dikategorikan sebagai serangan karena pukulan servis atas
memiliki tenaga ayun lebih besar dan kecepatan gerakan lengan pemukul juga
lebih besar. Selain itu juga, lintasan bola lebih pendek sehingga bola sulit untuk
diprediksi lawan. Servis sebagai serangan, maka server dalam melakukan servis
dapat melakukan berbagai macam jenis servis yang dianggap paling efektif dan
sulit untuk mematikan lawan. Barbara L.V. & Bonnie J.F. (1996: 28) menyatakan
“Servis canggih yang populer adalah servis topspin, servis mengambang
melingkar (roundhouse floater), dan servis meloncat (jump serve)”. Berkaitan
dengan jenis servis atas, Suharno HP. (1985: 25-26) membedakan servis atas
menjadi tiga yaitu: “(1) Tenis servis, (2) Servis floating/mengapung, (3) Servis
cekis”.
Dari beberapa macam jenis servis atas tersebut, seorang pemain harus
menguasainya. Kemampuan seorang pemain bolavoli menguasai berbagai macam
jenis servis dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam suatu pertandingan,
sehingga akan mendukung pencapaian kemenangan timnya. Untuk dapat
melakukan servis atas dengan baik, maka harus menguasai teknik servis atas yang
benar. Semakin baik dalam menguasai tenik servis atas mempunyai peluang yang
besar untuk mendapatkan point melalui servis.
b. Pentingnya Servis dalam Permainan Bolavoli
Servis merupakan sentuhan pertama untuk memulai permainan bolavoli
dan pemain yang melakukan servis memiliki kontrol yang bebas terhadap bola.
Seorang pemain yang melakukan servis bebas berusaha melakukan pukulan sesuai
kehendaknya agar bola sulit diterima lawan.
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan permainan bolavoli, fungsi
servis juga mengalami perubahan yaitu, tidak hanya sebagai tanda dimulainya
permainan tetapi sebagai serangan pertama bagi regu yang melakukan servis.
Berkaitan dengan hal tersebut, M. Yunus (1992: 109) menyatakan, “Sesuai
commit to user
pembukaan permainan, tetapi jika ditinjau dari segi taktik sudah merupakan suatu
serangan awal”. Hal senada dikemukakan Amung Ma’mum & Toto Subroto
(2001:61) bahwa, “Servis adalah awal terjadinya suatu permainan bolavoli. Akan
tetapi dalam perkembangannya servis menjadi salah satu serangan pertama yang
sangat penting”. Sedangkan Deiter Beutelstahl (2005: 9) menyatakan, “Servis
yang baik mempengaruhi seluruh jalannya pertandingan”.
Berdasarkan pengertian servis yang dikemukakan empat ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa, servis merupakan serangan pertama bagi regu yang
melakukan servis untuk mendapatkan angka. Angka atau point dapat dihasilkan
melalui servis yang baik dan sulit, sehingga akan dapat mempengaruhi seluruh
jalannya permainan, bahkan dapat menentukan menang atau kalahnya suatu tim.
Oleh karena itu, dalam melakukan servis harus dibuat sesulit mungkin agar lawan
sulit mengembalikan atau bahkan langsung mati. Menurut Soedarwo dkk. (2000:
38) bahwa cara mempersulit bola servis pada dasarnya berkaitan dengan:
1) Kecepatan, kurve dan belak-belok jalannya bola. Untuk menghasilkan bola bervariasi ditentukan oleh:
(a) Keras atau pelannya pukulan.
(b) Tinggi atau rendahnya bola hasil pukulan.
(c) Membuat bola berputar (spin) atau membuat bola tidak berputar dan melayang (floater).
2) Penempatan bola diarahkan pada titik-titik kelemahan lawan, misalnya: (a) Ke arah pemain yang lemah.
(b)Di belakang pengumpan atau tempat di mana pengumpan sedang bergerak.
(c) Ke arah pemain pengganti yang masuk.
(d)Ke tempat yang kosong atau tempat diantara pemain.
(e) Di bagian garis belakang bila posisi penerima servis terlalu ke depan. (f) Ke daerah dekat net apabila posisi penerima servis lawan terlalu ke
belakang.
(g) Ke daerah samping apabila posisi penerimaan servis lawan terlalu ketengah.
Cara-cara mempersulit pukulan servis tersebut harus diperhatikan dengan
baik dan benar agar diperoleh kualitas servis yang baik. Hal terpenting dan harus
diperhatikan dalam melakukan servis adalah menghindari pukulan servis yang
salah (tidak masuk). Barbara L.V. & Bonnie J.F. (1996: 27) menyatakan,
100% setiap kali bermain”. Hal ini berarti, melewatkan atau menyeberangkan bola
di atas net dan masuk daerah lawan adalah hal terpenting keberhasilan servis.
Berdasarkan peraturan penilian permainan bolavoli yaitu (relly point) kesalahan
servis adalah keberuntungan bagi pihak lawan. Oleh karena itu, hendaknya dalam
melakukan servis harus berhati-hati.
c. Teknik Servis Atas Bolavoli
Keberhasilan dalam melakukan servis atas harus didukung penguasaan
teknik servis yang baik dan benar. Menurut Soedarwo dkk., (2000: 20-21) teknik
servis atas meliputi "(1) sikap permulaan, (2) sikap saat perkenaan dan, (3) sikap
akhir". Teknik-teknik servis atas harus dilakukan dengan baik dan benar, agar
dapat memperoleh hasil servis yang baik. Adapun pelaksanaan teknik servis atas
sebagai berikut:
1) Sikap permulaan:
Ambil sikap berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke depan daripada kaki kanan dan kedua lutut ditekuk. Tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama memegang bola. Tangan kiri menyangga bola sedang tangan kanan memegang bagian atas bola. Bola dilambungkan dengan tangan kiri ke atas sampai ketinggian kurang lebih setengah meter di atas kepala. Tangan kanan segera ditarik ke belakang atas kepala, dengan telapak kanan menghadap ke depan.
2) Sikap saat perkenaan:
Setelah tangan kanan berada di atas belakang kepala dan bola berada sejangkauan tangan maka segera bola dipukul dengan cara memukul seperti pada smash. Sewaktu akan melakukan servis perhatian harus selalu terpusat pada bola. Lecutan tangan dan lengan sangat diperlukan dalam servis atas, bila perlu dibantu gerakan togok ke arah depan sehingga bola akan memutar lebih banyak. Pada waktu lengan dilecutkan siku jangan samapi ikut tertarik ke bawah.
3) Sikap akhir:
Setelah memukul bola maka diikuti langkah kaki kanan ke depan dan terus masuk ke lapangan permainan serta mengabil sikap siap normal.
Berikut ini disajikan ilustrasi rangkaian gerakan servis atas sebagai
commit to user
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Servis Atas
(Amung Ma’mum & Toto Soebroto, 2001: 63)
5. Pembelajaran Servis Atas BolavolidenganMetode Bagian
a. Metode Bagian
Metode bagian merupakan bentuk pembelajaran keterampilan yang
dilakukan secara bagian per bagian dari keterampilan yang dipelajari. Bentuk
keterampilan yang dipelajari dipilah-pilah ke dalam bentuk gerakan yang lebih
mudah dan sederhana. Dalam hal ini Sugiyanto (1996: 67) menyatakan, “Metode
bagian merupakan cara pendekatan dimana mula-mula siswa diarahkan untuk
mempraktekkan sebagian demi sebagian dari keseluruhan rangkaian gerakan, dan
setelah bagian-bagian gerakan dikuasai baru mempraktekkannya secara
keseluruhan”. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.56) bahwa, “Metode bagian
adalah satu cara pengorganisasian bahan pelajaran dengan menitik beratkan pada
penyajian elemen-elemen dari bahan pelajaran”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode
bagian merupakan cara mengajar suatu keterampilan olahraga yang dalam
pelaksanaannya dilakukan bagian per bagian dan setelah bagian-bagian tersebut
dikuasai kemudian dilakukan secara keseluruhan.
Metode bagian pada umumnya diterapkan untuk mempelajari jenis
keterampilan yang cukup sulit atau kompleks. Harsono (1988: 142) menyatakan,
“Pada umumnya guru mengajarkan suatu teknik dengan part method, hal ini
disebabkan karena: (1) siswa belum banyak tahu mengenai cara melaksanakan
keinginan guru”. Menurut Rusli Lutan (1988: 411) bahwa, “Metode bagian atau
parsial dapat diterapkan jika struktur gerak agak kompleks, sehingga
kemungkinan untuk memperoleh hasil belajar yang maksimum akan diperoleh
jika komponen-komponen gerak dilatih”. Sedangkan Sugiyanto (1996: 67)
berpendapat, “Yang terpenting untuk dipertimbangkan dalam penerapan metode
bagian atau keseluruhan adalah mengenai sifat dari gerakan yang dipelajari yaitu
dalam hal tingkat kerumitan organisasi dan tingkat kompleksitas gerakan”.
Berdasarkan tiga pendapat tersebut menunjukkan bahwa, metode bagian
diterapkan terutama untuk siswa pemula dan belum mengetahui keterampilan
yang dipelajari. Di samping itu juga, metode bagian diterapkan untuk mempelajari
keterampilan yang sulit dan kompleks. Suatu keterampilan akan dikuasai dengan
baik, jika tiap-tiap bagian dipelajari secara teratur dan sistematis.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode Bagian
Metode mengajar bagian merupakan bentuk pembelajaran suatu
keterampilan yang dilakukan dengan memilah-milah da