• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISIPLIN KEPEN DIDIKAN Bahasa Arab

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DISIPLIN KEPEN DIDIKAN Bahasa Arab"

Copied!
280
0
0

Teks penuh

(1)

i

DISIPLIN

KEPENDIDIKAN

( Bahasa Arab )

OLEH: M GEDE KURNIAWAN, A.Md, S.Pd.I.

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Dengan segala puja dan puji kepada Tuhan Allah SWT atas dapat tersusunnya sebuah wacana dalam menerangi setiap aktivitas seorang guru sebagai satu disiplin keguruan dalam dunia pendidikan terutama pendidikan agama Islam. Penulis berterima kasih atas RahmatNYA yang memberikan kesempatan dalam penyusunan buku pegangan bagi guru ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan buku pegangan untuk guru ini penulis hanya melakukan perangkaian beberapa hasil dari perkuliahan semasa berkuliah di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo juga hasil workshop serta hasil pertemuan untuk Monitoring, controling dan evaluasi yang diadakan oleh LPPD Provinsi Jawa Timur. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat dan segala informasi mengenai dunia pendidikan pada saat ini.

Kemudian penulis mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan buku ini, dan semoga pembaca tidak menjadi berpaling dan tidak menolak terhadap apa yang ada di dalam isi buku ini di mana menerima dengan segala rasa maklum apa adanya.

Penulis

M GEDE KURNIAWAN

DAFTAR ISI

1. Ilmu-ilmu dalam Pendidikan

2. Pembelajaran, mengajar dan prinsipnya serta definisi belajar 3. Memanage pembelajaran Bahasa Arab

4. Tahapan-tahapan dalam pembelajaran Bahasa Arab 5. Sekilas Pengetahuan tentang Bahasa Arab

6. Administrasi Guru

7. Workshop Pendidikan Profesi Guru

8. Monitoring, Controling, Evaluasi, dan Sosialisasi LPPD Provinsi Jatim

9. KOMPETENSI INTI & KOMPETENSI DASAR KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2013

10.UU SisdiknasNo. 20/2003

11.Dalil Alquran dan Hadist tentang Pendidikan

12.Buku Pembelajaran Bahasa Arab oleh AZIZ FAKHRURROZI & ERTA MAHYUDIN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA 2012 ( file terpisah )

(3)

1

Disiplin Kependidikan

I. Ilmu Profesi Kependidikan : A. Ilmu Pendidikan

1. Landasan teori, Teori-teori Pendidikan dan Tokoh-tokohnya

2. Pendidikan dalam System a. Pengertian Pendidikan.

b. Pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu. c. Unsur-unsur pendidikan sebagai satu System. d. Tujuan pendidikan.

e. Isi, alat, metode, dan lingkungan serta berbagai aspeknya. f. Pendidikan dan peserta didik dalam berbagai aspeknya.

3. Lembaga pendidikan Islam dan non Islam

a. Pengertian , tugas, materi, pelaksanaan, ciri-ciri, tanggung jawab, serta fungsinya Pendidikan di Keluarga.

b. Pengertian , tugas, materi, pelaksanaan, ciri-ciri, tanggung jawab, serta fungsinya Pendidikan di Sekolah.

c. Pengertian , tugas, materi, pelaksanaan, ciri-ciri, tanggung jawab, serta fungsinya Pendidikan di Masyarakat.

d. Hubungan antara pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat. 4. Pendidikan seumur hidup

a. Pengertian dasar, tujuan, peranan dan aplikasinya.

b. Perbedaan pendidikan luar sekolah antara yang dikembangkan dan yang tidak dikembangkan.

5. System Pendidikan Nasional

a. Pengertian dan dasar System Pendidikan Nasional.

b. Tujuan hierarkis dan ciri-ciri System Pendidikan Nasional. c. Sasaran, asas-asas dan program.

6. Pendidikan Islam dan non Islam di Indonesia a. Dasar , tujuan, dan System.

b. Materi pelaksanaannya. 7. Demokrasi Pendidikan

a. Pengertian dan prinsip demokrasi pendidikan. b. Ciri-ciri demokrasi pendidikan di Indonesia. c. Kepemimpinan dalam demokrasi pendidikan. 8. Inovasi pendidikan

a. Pengertian dan urgensinya inovasi pendidikan.

b. Kesulitan, karakteristik, dan bidang-bidang dalam inovasi pendidikan. c. Inovasi yang penuh dilaksanakan.

9. Dasar – dasar Pendidikan

a. Ilmu Pendidikan atau teori Pedagogy b. Teori pembelajaran.

(4)

2

B. Ilmu Perencanaan System Pembelajaran

1. Konsep dasar perencanaan System pembelajaran. a. Pengertian Perencanaan System pembelajaran. b. Tujuan Perencanaan System pembelajaran. c. Fungsi Perencanaan System pembelajaran.

d. Prinsip-prinsip Perencanaan System pembelajaran. e. Kriteria Perencanaan System pembelajaran.

f. Peran guru dalam perencanaan System pembelajaran.

g. Perbedaan antara perencanaan pembelajaran dengan pengembangan pembelajaran.

2. Pendekatan System dalam Perencanaan System Pembelajaran a. Pengertian System.

b. Pengertian pendekatan System. c. Pengertian System pembelajaran.

d. Pengertian pendekatan System pembelajaran. e. Ciri-ciri pendekatan System pembelajaran.

3. Model – model perencanaan System pembelajaran

a. Model Gasser, John Carol, Jerol Kemp, V Gelder, Dr Enkaswara, PPSI-MSP, Student Active Learning ( SAL ) - Pendekatan Ketrampilan Proses ( PKP ), Life skill, Contextual Teaching and learning ( CTL ), dan System sentra.

4. Komponen-komponen Perencanaan System Pembelajaran

a. Macam-macam komponen Perencanaan System Pembelajaran. b. Macam-macam komponen penyelenggaraan Perencanaan System

Pembelajaran.

5. Perencanaan tujuan belajar

a. Pengertian tujuan dalam perencanaan System pembelajaran. b. Arti penting tujuan dalam perencanaan System pembelajaran. c. Tujuan jangka pendek Perencanaan System Pembelajaran. d. Tujuan jangka panjang Perencanaan System Pembelajaran.

6. Perencanaan kompetensi dan pengalaman belajar a. Pengertian kompetensi dan pengalaman belajar. b. Macam-macam kompetensi dan pengalaman belajar. c. Hierarki kompetensi.

d. Kriteria kompetensi dan setiap pengalaman belajar. e. Cara merumuskan kompetensi dan pengalaman belajar.

7. Perencanaan materi pembelajaran a. Pengertian materi pembelajaran.

(5)

3 d. Identifikasi materi pembelajaran. e. Kedudukan materi pembelajaran. f. Teknik memilih materi pelajaran.

8. Perencanaan kegiatan belajar mengajar a. Pengertian kegiatan belajar mengajar.

b. Fungsi perencanaan kegiatan belajar- mengajar.

c. Langkah-langkah dalam dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar. d. Hubungan antara perencanaan kegiatan belajar mengajar demam analisis

materi pembelajaran.

9. Perencanaan strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran a. Pengertian strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. b. Kedudukan strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. c. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan strategi,

pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam memilih, dalam merencanakan strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

e. Hubungan strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. f. Perbedaan dan hubungan perencanaan pembelajaran dengan strategi

pembelajaran.

g. Macam-macam strategi Pembelajaran. h. Berbagai pendekatan dalam pembelajaran. i. Macam-macam metode dalam pembelajaran. j. Macam-macam teknik dalam pembelajaran.

10.Perencanaan, sumber, media, dan alat pembelajaran a. Pengertian sumber, media, dan alat pembelajaran. b. Macam-macam sumber, media, dan alat pembelajaran.

c. Faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan sumber, media, dan alat pembelajaran.

d. Pendekatan dalam memilih sumber, media, dan alat pembelajaran.

11.Perencanaan penilaian berbasis kelas ( PBK ) a. Pengertian penilaian berbasis kelas ( PBK ).

b. Pengertian perencanaan penilaian berbasis kelas ( PBK ). c. Fungsi dan tujuan penilaian berbasis kelas ( PBK ). d. Jenis-jenis penilaian berbasis kelas ( PBK ).

e. Strategi penilaian berbasis kelas ( PBK ).

f. Syarat-syarat dan ciri penilaian berbasis kelas ( PBK ). g. Teknik-teknik penilaian berbasis kelas ( PBK ).

(6)

4 12.Kurikulum berbasis kompetensi ( KBK )

a. Pengertian Kurikulum berbasis kompetensi ( KBK ) dan kalender pendidikan.

b. Komponen-komponen yang terdapat dalam Kurikulum berbasis kompetensi ( KBK ) di dalam pendidikan.

c. Jumlah alokasi waktu yang terdapat dalam kalender pendidikan.

13.Program System pembelajaran ( perangkat mengajar ) a. Rencana pekan efektif.

b. Program tahunan. c. Program semester. d. Silabus.

e. Kriteria ketuntasan minimal ( KKM ).

f. Pemetaan standar kompetensi ( SK ) dan kompetensi dasar ( KD ). g. Rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ).

h. Analisis Hasil penilaian.

i. Program perbaikan dan pengayaan. j. Pelaporan hasil penilaian.

C. Ilmu pengembangan kurikulum

1. Pengertian dan berbagai konsepsi tentang kurikulum. 2. Komponen dan anatomi kurikulum.

3. Struktur dan organisasi kurikulum. 4. Teori kurikulum ( core kurikulum ).

5. Landasan dalam pengembangan kurikulum ( filosofis, psikologis, sosial budaya, perkembangan iptek ).

6. Prinsip dasar pengembangan kurikulum. 7. Model-model pengembangan kurikulum.

8. Pendekatan dan strategi pengembangan kurikulum. 9. Evaluasi kurikulum

10.Kurikulum berbasis sekolah.

D. Ilmu sejarah pendidikan Islam di Indonesia

1. Pengertian, ruang lingkup, obyek dan metode penelitian sejarah pendidikan Islam.

2. Sejarah pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam masa Nabi, Khulafaur Rasyidin, bani Umayah, dan bani Abasyah.

3. Kemunduran dan kebangkitan pendidikan islam. 4. Masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia.

5. Sejarah tumbuh dan berkembangnya lembaga islam pendidikan islam di Indonesia.

6. Kerajaan Islam di Indonesia sebelum penjajahan barat, tinjauan dari aspek pendidikan.

(7)

5

9. Pendidikan agama di sekolah umum dan analisa tentang kebijakannya. 10.Kebijakan pendidikan Islam masa penjajahan Jepang.

11.Pendidikan Islam pasca kemerdekaan.

12.Pendidikan Islam dam sistem pendidikan nasional.

E. Ilmu Metode pembelajaran pendidikan bahasa Arab

1. Metode tata bahasa dan terjemah. 2. Metode langsung.

3. Metode membaca. 4. Metode dengar ucap. 5. Metode komunikatif. 6. Metode respon fisik total. 7. Metode guru diam.

8. Metode belajar bahasa berkelompok. 9. Metode alamiah.

10.Metode Sugestopedia. 11.Metode Electic - Eclectic.

12.Ketrampilan berbahasa ( maharatul istima’, kalam, qiroah, kitabah )

13.Metode mengajarkan materi nahwu dan sharaf ( dengan metode tata bahasa dan terjemah ).

14.Metode mengajarkan materi adab ( dengan metode qiroah dan sugestopedia ). 15.Beberapa media dan permainan bahasa.

16.Beberapa program pembelajaran bahasa interaktif.

F. Ilmu manajemen lembaga pendidikan Islam dan non Islam

1. Dasar-dasar, fungsi dan tingkatan manajemen. 2. Otoritas dalam pendidikan .

3. Motivasi dalam lembaga pendidikan. 4. Manajemen konflik.

5. Staffing dalam lembaga pendidikan.

(8)

6

II. Pembelajaran, mengajar dan prinsipnya,serta definisi belajar

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. ( wikipedia )

Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Menurut beberapa pakar pembelajaran, prinsip-prinsip umum pembelajaran meliputi :

1. Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. mengapa demikian ??? karena perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya, kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang dipelajari, maka peserta didik dapat mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-masalah yang akan diberikan; memilih dan memberikan focus pada masalah yang harus diselesaikan.

Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Peserta didik yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasi untuk mempelajarinya. Misalnya, Peserta didik yang merasa senang belajar Bahasa Inggris akan lebih senang dan giat dalam belajara bahasa inggris. Karenanya Guru harus mampu menjadi seorang motivator yang handal. 2. Keaktifan

Menurut pandangan psikologi, anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempuanyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak mengalami sendiri.

(9)

7 3. Keterlibatan Langsung/Pengalaman

Belajar harus dilakukan oleh peserta didik itu sendiri dan tidak bisa diwakilkan oleh siapa pun. Oleh sebab itu, pembelajaran harus diciptakan secara unik dan menarik sehingga peserta didik dapat mengikuti proses belajarnya dan dapat melihat, serta mencobanya langsung bukan hanya sekedar mendengarkan, sehingga menjadikannya sebagai pengalaman yang tidak bisa dilupakannya, dan akan menjadi suatu ilmu dalam jangka waktu yang panjang.

Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh seorang filsof China Confocius, bahwa: Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Dan apa yang saya lakukan saya paham. Dari kata-kata bijak ini kita dapat mengatahui betapa pentingnya keterlibatan langsung dalam pembelajaran.

4. Pengulangan

Mengulang besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan “bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan” akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi juga bahkan lebih penting adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari misalnya dengan membuat ringkasan.

Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori koneksionisme-nya Thordike. Dalam teori koneksionisme, ia mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respon benar.

5. Tantangan

Bahan belajar yang baru, inovatif, kreatif dan menantang akan membuat peserta didik tertantang dan dengan sendirinya mereka akan lebih giat dan sungguh-sungguh dalam belajar. Sehingga penggunaan metode eksperimen, inquiri, discovery sangatlah penting untuk diterapkan dalam pembelajarannya. Untuk itu ciptakan pembelajaran yang unik, kretif, inovatif dan menantang.

6. Balikan dan Penguatan

Balikan dan Penguatan sangatlah penting untuk dilakukan terhadap peserta didik. Karena ketika mereka melakukan suatu perbuatan yang berefek baik maka mereka akan dengan sendirinya mengulanginya lagi, dan apila mereka melakukan perbuatan yang berefek jelek, mereka akan dengan sndirinya meninggalkannya. Misalnya peserta didik mendapatkan hasil ulangan yang baik, maka ketika mengetahuai hasil ulangannya baik, mereka akan dengan sendirinya belajar dengan semangat dan lebih giat lagi.

(10)

8 7. Perbedaan Individual

Peserta didik merupakan makhluk individu yang unik yang mempunyai ciri khas masing-masing. seperti berbeda minat bakat, hobi, tingkah laku maupun sikap, mereka berbeda pula dalam hal latar belakang kebudayaan, sosial, ekonomi dan keadaan orang tuanya. Oleh sebab itu, guru harus memahami perbedaan peserta didik secara individu, agar dapat melayani pendidikan yang sesuai dengan perbedaannya itu.

http://edukasi.kompasiana.com/2014/03/16/prinsip-prinsip-pembelajaran-639086.html

Seorang guru sebagai pengajar (Slameto, 1991:40) harus memerhatikan prinsip-prinsip dalam mengajar sebagai berikut:

1) Konteks

Dalam belajar sebagian besar tergantung pada konteks belajar itu sendiri. Ciri-ciri konteks yang baik adalah membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat sekali, terdiri dari pengalaman yang actual dan konkret. Pengalaman yang konkret dan dinamis merupakan alat untuk menyatakan pengertian yang sifatnya sederhana sehingga dapat ditiru untuk diulanginya.

2) Fokus

Belajar yang penuh makna dan efektif harus diorganisasikan pada suatu fokus, pengajaran akan berhasil dengan penggunaan vokalisasi. Untuk mencapai proses yang efektif, harus dipilih fokus yang memiliki ciri-ciri yang baik, seperti: memobilisasi tujuan, memberi bentuk uniformitas pada belajar, mengorganisasikan belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan penemuan.

3) Sosialisasi

Kondisi sosial dalam suatu kelas banyak sekali pengaruhnya dalam proses belajar pada kelas tersebut. Sehingga dalam hal ini sosialisasi harus dilakukan. Sosialisasi yang baik akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: adanya fasilitas sosial, perangsang, dan kelompok demokratis.

4) Sequence

(11)

9 5) Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan perubahan siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada perubahan tersebut.

Kelima prinsip mengajar di atas haruslah diperhatikan oleh guru, agar guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Dan yang terpenting tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik.

Pendapat Sardiman AM (2004:48), menyebutkan bahwa :

Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2001:44-53), mengemukakan, bahwa:

Mengajar dapat diartikan sebagai : 1) Menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah, 2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah, 3) usaha mengorganisasi lingkungan sehinggamenciptakan kondisi belajar bagi siswa, 4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, 5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat, 6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan sehari-hari.

Belajar

Menurut S. Nasution (1982:39), Belajar dianggap merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Menurut pendapat tradisional yang dikutip dari Sadiman (2003:2) belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Di sini yang dipentingkan pendidikan intelektual, kepada anak-anak diberikan bermacam-macam pelajaran untuk menambah pengetahuan yang dimilikinya, terutama dengan jalan menghafal. Siahaan (2005:2) berpendapat bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, serta timbul dan berkembangnya sifat-sifat sosial dan emosional.

(12)

10

Moh. Surya (1997:54) mengemukakan pengertian belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memeroleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam intraksi dengan lingkungannya. Kemudian Abin Syamsudin (1996:20) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku/pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.

Hal serupa diungkapkan oleh Oemar Hamalik (1992:56) yang menyatakan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku berkat adanya latihan dan pengalaman. Sedangkan Moh. Uzer Usman (1996:4) berpendapat bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu, individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannnya.

(13)

11

III. Memanage Pembelajaran Bahasa Arab

Dalam pembelajaran Bahasa Arab diperlukan program untuk dapat mengatur dan mengelola isi dari pembelajaran bahasa arab tersebut sehingga dapat menjadi pembelajaran yang effektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang secara sungguh-sungguh dan serius dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagi seorang pendidik.

Program pembelajaran Bahasa Arab tersebut terbagi menjadi dua bagian utama dalam kegiatan pembelajaran yaitu diantaranya :1) yang pertama yaitu program pembelajaran Bahasa Arab Belajar Bahasa Arab, dan 2) yang kedua yaitu program pembelajaran Bahasa Arab Pemerolehan Bahasa Arab kedua program tersebut apabila dijalankan sesuai dengan ketertiban jadwal yang telah dibuat sebagai program pembelajaran Bahasa Arab niscaya akan memperoleh hasil pembelajaran yang diharapkan.

Dapat dilihat dalam gambar schema program pembelajaran Bahasa Arab yang dapat digunakan sebagai acuan dalam kegiatan mengajar Bahasa Arab sehingga akan mudah dalam kegiatan operasional sehari-harinya di mana tentunya akan bersama di dalamnya dengan perangkat mengajar Guru apabila terprogram dengan baik.

Fig. Second Language Teaching Program

(14)

12

IV. Tahapan-tahapan dalam pembelajran Bahasa Arab

Terdapat tahapan-tahapan dalam belajar Bahasa Arab untuk dapat memberikan ukuran yang sesuai bagi siswa sesuai dengan kemampuan yang telah dimiliki siswa sehingga akan diperoleh keeffektifan belajar dan mengajar di kelas. Terdapat tiga tahapan dalam belajar Bahasa Arab yaitu:

1. Tahap Pemula maka diberikan kemampuan berbahasa untuk kebutuhan a. First thing first

b. Survival c. Sehari-hari

2. Tingkat menengah maka diberikan kemampuan berbahasa untuk kebutuhan tata bahasa / grammar yaitu Nahwu dan Shorof

3. Tingkatan lanjut maka diberikan kemampuan berbahasa untuk kebutuhan kesusasteraan seperti Adab dan Balaghah.

Tahapan-tahapan pembelajaran Bahasa Arab tersebut akan dapat membantu atau mempermudahkan mencapai sasaran dalam pencapaian empat kemahiran atau empat kompetensi Bahasa Arab yaitu Maharah Istima’, Maharah Kalam, Maharah Kitabah, Maharah Qira’ah.

V. Sekilas Pengetahuan tentang Bahasa Arab

Bahasa Arab berasal dari Negara Arab Saudi yang merupakan salah satu bahasa semit atau bahasa keturunan Nabi Nuh As ( Sam Bin Nuh ). Kata Arab berarti gurun padang pasir atau suku badui penduduk yang mendiami wilayah gurun padang pasir. Bahasa Arab mempunyai tiga jenis yaitu: Bahasa Arab Fushah atau bahasa arab Baku, kemudian Bahasa Arab ‘Amiyah atau Bahasa Arab yang tidak Baku, dan yang terakhir Bahasa Arab Ajam atau Bahasa Arab yang kurang baik.

Bahasa Arab dapat dilihat atau diketahui dari dua segi apabila dilihat dari segi behaviouristik adalah sebuah Bahasa yang harus diperoleh ( acquisition ) melalui aktivitas pembiasaan dan pengulangan agar lebih dikenali dan dapat teringat selalu. Dan apabila dilihat dari segi kognitif maka adalah adanya suatu paradigma Transformasi Generatif Grammars System , paradigma Bahasa Arab ini sangat melekat sekali dalam pembelajaran Bahasa Arab yang dapat digunakan sebagai prinsip pembelajaran Bahasa Arab.

Transformasi generative Grammars System adalah mengemukakan tentang perubahan setiap kata Bahasa Arab sebagai Ilmu Morfology di dalamnya yang dapat berkembang menjadi beberapa kata-kata baru/lain dengan makna yang lain yang di landasi dengan sebuah kata dasar ( Mashdar bila Bahasa Arab dan Invinitive atau Stem Word dalam Bahasa Asing/ Inggris ) sebagai akibat dari adanya pengubah ( variable ) yang diperoleh dari berlakunya atau menuruti akan ke-Tata Bahasa Arab yang berkerja secara simultan antara komponen-komponen Bahasa Arab.

KATA DASAR + VARIABLE = KALIMAH AL JADID

(15)

13

Dalam Bahasa Arab terdapat tiga unsur pembentuknya yaitu:

1. Aswat

2. Kalimatul jadidah

3. Tarkib Nahwiyah dan shorofiyah

Dalam Ilmu Nahwu terdapat penggolongan pokok yaitu:

1. Bila menurut sebagai penyusun kalimat yaitu

a. Hurf b. Ism c. Fiil

2. Bila menurut ism a. Insan

b. Hayawan c. Nabat d. Jamad e. Sifat f. Makna

3. Bila menurut Subjek dari ism a. Ism Isyaroh

b. Ism Maushul c. Ism Dhohir d. Ism Dhomir 4. Bila menurut fiil

a. Fiil Madhi b. Fiil Mudhori’ c. Fiil Amri

5. Bila menurut fiil sebagai penyusun kalimat

a. Fiil b. Fail c. Maful

6. Bila menurut jenis kalimat a. Kalimat Ismiyah b. Kalimat Fiiliyah 7. Bila menurut gender kata

a. Kata Mudazakar b. Kata Muanast

8. Bila menurut bilangan atau ‘adad Bahasa Arab

a. Mufrodad b. Mustanah c. Jama’

9. Bila menurut bilangan jama’ a. Jama’ Mudzakar dan

Muanast salim b. Jama’ Taksirah

10.Bila menurut jenis kata pada harakat akhirnya

a. Kata Manshub b. Kata Marfu’ c. Kata Majrur d. Kata Jazmun

(16)

14 VI. Administrasi Guru

KEMENTERIAN AGAMA

MADRASAH ...

Jl. ………

Website : ww E-mail :

NSM : ………… NPSN : ………

No.Dok:CM-7.1-KUR-01-01 Rev : 0

NamaGuru : Mata Pelajaran: Kelas/Program: Semester:

Tahun Pembelajaran:

1.

KALENDER PENDIDIKAN

2.

PEKAN EFEKTIF

3.

PROGRAM TAHUNAN

4.

PROGRAM SEMESTER

5.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

6.

Analisis Pemetaan SK/KD

7.

SILABUS

(17)

15

PEKAN EFEKTIF SEMESTER I

MA ……

TAHUN PELAJARAN …..

A. PERHITUNGAN ALOKASI WAKTU

I. BANYAKNYA PEKAN DALAM SATU SEMESTER

NO BULAN

Keterangan: Pertengahan Juli pelaksanaan MOS Pertengahan September Libur Hari Raya

Pertengahan Oktober pelaksanaan Ujian Tengah September Pertengahan Desember Pelaksanaan Ujian Akhir Semester Pelaksanaan Uji Kompetensi 2x2 PE=4 JPE

II. BANYAKNYA PEKAN EFEKTIF UNTUK TATAP MUKA

19 Pekan X 2 Jam Pelajaran = 38 Jam Pelajaran

B. DISTRIBUSI ALOKASI WAKTU EFEKTIF TATAP MUKA

UNIT MATERI POKOK ALOKASI

WAKTU

1. Sejarah dakwah Rasulullah pada periode Makkah dan Madinah 2 X JP

2. Substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW. pada periode Makkah dan Madinah

2 X JP

3. Hasil-hasil perjuangan Rasulullah SAW. dalam dakwah Islam pada periode Makkah dan Madinah

2 X JP

4. Ibrah dari perjuangan Rasulullah SAW. dalam Islam pada periode Makkah dan Madinah untuk kepentingan masa kini dan yang akan datang

2 X JP

5. Model pemilihan khulafaurrasyidin 2 X JP

6. Strategi kepemimpinan khulafaurrasyidin 2 X JP

7. Ibrah dari kepemimpinan khulafaurrasyidin 2 X JP

8. Perkembangan islam masa pemerintahan Daulah Umayyah I, Daulah Abbasiyah, dan Daulah Umayyah II

4 X JP

9. Bentuk-bentuk pemerintahan Bani Umayyah I, Bani Abbas, dan Bani Umayyah II; tokoh-tokoh yang berprestasi dalam

perkembangannya; kemajuan-kemajuan yang dicapai; para filosof dan ilmuan masa Daulah Muwahhidun

6 X JP

10. Ibrah dari masuknya dan runtuhnya Islam di Damaskus, Baghdad, dan Andalusia

2 X JP

11. Keteladanan para tokoh dalam perkembangan Islam, para filosof dan ilmuan masa Daulah Umayyah II dan Mwahhidun

2 X JP

12. Perkembangan Islam di bidang ilmu pengetahuan dan peradaban pada abad pertengahan

4 X JP

13. Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan Islam di bidang ilmu pengetahuan dan peradaban pada abad pertengahan

2 X JP

14. Sebab-sebab kemunduran Islam pada abad pertengahan 2 X JP

15. Ibrah dari perkembangan Islam di bidang ilmu pengetahuan dan peradaban pada abad pertengahan

2 X JP

(18)

16

PEKAN EFEKTIF SEMESTER 2

MA ……

TAHUN PELAJARAN ……

A. PERHITUNGAN ALOKASI WAKTU

I. BANYAKNYA PEKAN DALAM SATU SEMESTER

NO BULAN

JML PEKAN

(PS)

PEKAN TIDAK EFEKTIF (PTE)

PEKAN EFEKTIF (PE)

JUMLAH JAM PELAJARAN EFEKTIF (JPE)

1. Januari 4 0 4 8

2. Pebruari 4 0 4 8

3. Maret 5 1 4 8

4. April 4 4 0 0

5. Mei 5 5 0 0

6. Juni 4 4 0 0

Juli 4 4 0 0

JUMLAH 30 18 12 24

Keterangan: Akhir Maret Pelaksanaan Ujian Akhir Semester Genap kelas XII Bulan April perkiraan pelaksanaan UNAS

Bulan Mei pelaksanaan Ujian Akhir Madrasah dan Ujian Praktek Bulan Juni-Juli kegiatan tatap muka kelas XII berakhir

II. BANYAKNYA PEKAN EFEKTIF UNTUK TATAP MUKA

12 Pekan X 2 Jam Pelajaran = 24 Jam Pelajaran

B. DISTRIBUSI ALOKASI WAKTU EFEKTIF TATAP MUKA

UNIT MATERI POKOK ALOKASI

WAKTU

1 Masuknya imperalisme ke dunia Islam 2 X JP

2 Gerakan pembaharuan Wahabi, Jamaluddin al Afghani,

Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid Ridla, dan Muhammad Iqbal

4 X JP

3 Ibrah dari masuknya imperalisme ke dunia Islam dan gerakan-gerakan pembaharuan

2 X JP

4 Proses masuknya Islam ke Indonesia 2 X JP

5 Ulama-ulama awal di Indonesia dan wali songo serta peranannya dalam penyebaran Islam

4 X JP

6 Ibrah dari keberadaan Islam di Indonesia

Keteladanan sikap intelektual dan semangat keislaman para ulama dan wali songo

2 X JP

7 Islam di Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika 2 X JP

8 Organisasi Islam Internasional 2 X JP

9 Ibrah dari perkembangan Islam di Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika

2 X JP

10 Keteladanan tokoh-tokoh Islam di Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika

2 X JP

(19)

17

PROGRAM TAHUNAN

Mata Pelajaran : ……….. Satuan Pendidikan: ……….. Kelas /Pogram : ………. ………. Tahun Pelajaran : ……… ………

SEMESTER STANDAR

KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR ALOKASI

WAKTU

KETERANGAN

SATU

1 Membiasakan Akhlak terpuji

1 Membiasakan prilaku hidup bersih

2…… 3….. 4…. 5…..

2 2 2 2 2

Uji KD: 6 UTS :1 UAS:1 Remedi

Jumlah 30 30+8=38

DUA

Jumlah

Sidoarjo,………. ………..2011 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran, Kepala Sekolah

(20)

18

PROGRAM SEMESTER

Mata Pelajaran : ……….. Kelas/Program : ……… Satuan Pendidikan: ………. Tahun Pelajaran : ……….

N O

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR/ INDIKATOR

ALOKASI WAKTU

BULAN/MINGGU KE KETERA

NGAN JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER

1 1 Membiasakan

Akhlak terpuji

Membiasakan prilaku hidup bersih

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Menyebutkan kriteria perilaku hidup bersih (C1)

0,5 *

2. Menjelaskan kriteria perilaku hidup yang bersih (C2)

0,5

3. Membedakan perilaku hidup yang bersih dengan yang kotor (C4)

0,5

4. Menerapkan perilaku bersih dalam

kehidupan

(21)

19 sehari-sehari

(A,P)

Sidoarjo,………. ………..2011 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran, Kepala Sekolah

______________________ _______________________

(22)

20

SILABUS

Nama Sekolah : ………. Mata Pelajaran : ………. Kelas : ………. Semester : 1……….

Standar Kompetensi: Membiasakan Akhlak Terpuji Nomor Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

(Pengalaman Belajar)

Indikator Penilaian Alokasi

Waktu (menit)

Sumber/Ba han/ Alat Teknik Bentuk

1 Membiasakan perilaku hidup

bersih Perilaku hidup bersih Membaca buku tentang perilaku hidup bersih

Berdiskusi tentang kreteria hidup bersih

Melakukan observasi lingkungan yang bersih dengan yang tidak bersih

Membiasakan hidup bersih di rumah, di sekolah dan di masyarakat

1. Menyebutkan kriteria perilaku hidup bersih (C1)

2. Menjelaskan kriteria perilaku hidup yang bersih (C2)

3. Membedakan perilaku hidup yang bersih dengan yang kotor (C4)

4. Menerapkan perilaku

bersih dalam

kehidupan sehari-sehari (C3, A,P)

Tes

Tes

Tes

Non tes ( KINERJA )

Uraian

uraian

uraian

PENGA MATAN

2 Buku PA

Sidoarjo, ………..2013

Guru Mata Pelajaran

……….

(23)

21 VII. Work Shop Pendidikan Profesi Guru

I. Gambaran Dunia Pendidikan dan Profesi Guru

Nara sumber: Prof. Dr. H. Ali Mudhofir, M.Ag. Tanggal 5 November 2014

A. Tantangan Dunia Pendidikan

1. AEC ( Asean Economic Community )

Mulai 2015, yakni kawasan bebasnya beredarnya semua barang dan jasa di antara negara Asean.

2. AFTA ( Asean Free Trade Area )

Hasil KTT di Bali 7-8 oktober 2003 yang berisi antar lain pembebasan bea masuk impor untuk kawasan Asean. Untuk Indonesia dan beberapa negara Asean siap dimulai tahun 2015, untuk Brunei Darussalam sudah mulai 2010 yang lalu.

B. Catatan lembaga survey internasional yang terkait dengan pendidikan kita

1. Menurut Education for All Global Monitoring Report 2013 yang dikeluarkan oleh UNESCO, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 di antara 120 negara yang disurvey.

2. Data Education Development Index ( HDI ) negara Indonesia pada 14 maret 2013 dilaporkan naik tiga peringkat. Pada 2012 menduduki peringkat 124 dari 178 negara menjadi urutan 121 dari 185 negara. ( indikator: kesehatan, pendidikan, income, percapita, pendidikan ).

3. Laporan International Education Acvhievement ( IEA ) kemampuan membaca siswa SD Indonesia berada pada urutan 38 dari 39 negara yang disurvey.

4. Laporan Trend in International Mathematics And Sciece Study ( TIMSS ), lembaga mengukur kecenderungan hasil hasil pendidikan di dunia : kemampuan matematika siswa SMP kita berada di urutan ke 34 dari 38 negara, kemampuan IPA berada di urutan ke 32 dari 38 negara.

5. Hasil Test di tingkat internasional menunjukkan tidak ada perbaikan nilai secara signifikan siswa Indonesia untuk matematika dan sains.

6. Hanya kemampuan membaca yang mengalami perbaikan, meskipun angkanya masih jauh di bawah rata-rata Organisation for Economic Cooperation And Development.

C. Wajah pendidikan agama kita sebagai permasalahan

1. Banyaknya pelajar terlibat tawuran massal

2. Banyaknya pelajar terseret ke dunia miras, narkoba dsb.

3. Banyak pelajar terseret pada penodongan dan penjambretan hingga pemerkosaan dsb.

4. Banyak pelajar terjerumus dalam dunia hitam dugem, prostitusi dsb.

5. Banyak pelajar tidak kembali pada disiplin pendidikannya dan norma yang ada.

D. Dari mana Indonesia memulai perbaikan pendidikan?

1. Dari kurikulum pendidikan. 2. Dari siswa.

(24)

22 4. Lingkungan pendidikan.

5. Guru.

E. Tiga ( 3 ) domain / faktor pendorong peningkatan profesionalisme guru

1. Tuntutan pengembangan masyarakat ( Social demand ).

2. Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi ( Science And Technology Development )

3. Kebutuhan perkembangan kualitas tenaga kerja ( Man Power Resources ).

F. Tiga ( 3 ) masalah Guru

1. Kualitas kinerja guru umumnya belum menampakkan hasil yang standar.

2. Distribusi guru tidak merata jumlah guru di daerah tertentu dirasakan masih kurang,tetapi di daerah lain berlebih.

3. Kesejahteraan guru masih perlu perjuangan keras untuk kelayakannya.

G. Peta kebijakan pembinaan guru di Indonesia

1. Pencanangan guru sebagai profesi 4 desember 2004.

2. Terbitnya undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dan terbitnya peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.

3. Pelaksanaan sertifikasi guru untuk tahun 2006 dan 2007.

4. Terbitnya peraturan pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru dan pembayaran tunjangan profesi pendidik bagi guru-guru yang sudah di sertifikasi.

5. Terbitnya PP on 41 tahun 2009 tentang tunjangan profesi guru dan dosen, tunjangan khusus guru dan dosen serta tunjangan kehormatan profesor kemudian terbitnya permenag PAN dan RB nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya.

6. Terbitnya permendiknas nomor 27 tahun 2010 tentang program induksi bagi guru pemula serta Terbitnya permendiknas nomor 35 tahun 2010 tentang petunjuk teknis jabatan fungsional guru dan angka kreditnya.

7. Terbitnya peraturan bersama mendiknas , Men PAN & RB Mendagri, Menkeu, dan Menag tentang penataan dan pemerataan guru PNS.

8. Standar seleksi Guru: S1/D4, standar kompetensi jenjang jabatan guru, sistem pengendalian PK guru dan dukungan PKB, pelaksanaan sertifikasi pra dan dalam jabatan melalui PPG, bimbingan teknis PK guru dan PKB, penyesuaian jabatan fungsi guru selesai ( permen 38/ 2010 ), pembentukan tim penilai jabatan fungsi guru, sistem sanksi, Rintisan pelaksanaan PK guru dan PKB.

9. Permenneg PAN dan RB 16/2009 efektif berlaku ( penilaian kinerja guru dan PKB serta program induksi dilaksanakan di seluruh sekolah ), Pelaksanaan sistem pengendalian PK dan Guru dan dukungan PKB, sinergi kegiatan PK guru dengan EDS, pelaksanaan PKB didasarkan pada hasil PK guru, penuntasan segera di bawah S1/D4.

10.Penuntasan peningkatan kualifikasi guru S1/D4, pelaksanaan PK Guru dan PKB berdasarkan Hasil PK Guru.

(25)

23 G. Peta regulasi guru

1. Undang-undang

a. UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dosen. b. UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS.

2. Peraturan Pemerintah

a. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standard Nasional Pendidikan. b. PP No. 74 Tahun 2008 Tentang guru.

c. PP No. 41 Tahun 2009 Tentang tunjangan profesi guru dan dosen, tunjangan khusus guru dan dosen serta, tunjangan kehormatan profesor tanggal 8 Juni 2009.

d. Perpres No. 52 Tahun 2009 tentang tambahan penghasilan guru.

3. SKB Kementrian

a. Surat edaran bersama Sekretariat Jenderal Departemen Agama dan direktur Jendral PMPK Nomor SJ/ Dj.I/Kp.02 1569/2007/ tanggal 7 Agustus 2007.

b. Surat Keputusan Bersama antara mendiknas dan Ka. BKN No.03/V/PB/2010/ tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya.

4. PERMENDIKNAS/KEPMENDIKNAS

a. Kepmendiknas No. 129a /U/ 2004 tentang standar Pelayanan minimal bidang pendidikan.

b. Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru. c. Kepmendiknas No. 056/P/2007 tentang pembentukan konsorsium sertifikasi guru

tanggal 13 Juli 2007.

d. Permendiknas No.36 tahun 2007 tentang penyaluran tunjangan profesi guru tanggal 13 november 2007.

e. Permendiknas No. 58 tahun 2008 tentang penyelenggaraan program sarjana S1 kependidikan bagi guru dan jabatan, tanggal 7 oktober 2008.

f. Permendiknas No. 72 tahun 2008 tentang tunjangan profesi guru bagi guru tetap bukan pegawai negeri sipil yang belum mempunyai jabatan fungsional guru, tanggal 1 desember 2008.

g. Permenag No. 16 tahun 2009 pengganti Permenagpan No. 84 Th 1993 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya.

h. Permendiknas No. 8 tahun 2009 tentang program pendidikan profesi guru para jabatan tanggal 2 maret 2009.

i. Kepmendiknas No.018/P/2009 tentang penetapan lembaga pendidikan tenaga kependidikan ( LPTK ) penyelenggara program pendidikan profesi guru para jabatan bagi guru SD Lulusan S1 PGSD berasrama tanggal 17 maret 2009.

j. Kepmendiknas No.022/P/2009 tentang penetapan perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi guru bagi guru dalam jabatan tanggal 13 april 2009.

k. Permendiknas No. 39 tahun 2009 tentang pemenuhan beban kerja guru dan pengawas satuan pendidikan tanggal 30 juni 2009.

l. Penerbitan permendiknas No.7 Th 2010, tentang pemenuhan kebutuhan, peningkatan profesionalisme, dan peningkatan kesejahteraan guru, kepala sekolah/ madrasah, dan pengawas di kawasan perbatasan dan pulau terkecil terluar.

m. Permendiknas No. 27 Th 2010 tentang program induksi.

(26)

24

o. Permendiknas no. 35 Th 2010 tentang juknis pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya.

p. Permendiknas No. 22 Th 2010 tentang penetapan inpassing jabatan fungsional guru bukan jabatan PNS dan angka kreditnya ( perbaikan permendiknas No. 47 Th 2007 ).

q. Pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru termasuk instrumennya. r. Pedoman pengelolaan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan . s. Pedoman kegiatan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.

t. Pedoman penilaian kegiatan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan. u. Panduan Diklat calon tim penilai jabatan fungsional guru.

H. Penilaian Kinerja Guru

1. ( Guru---Pendidikan Profesi Guru ( PPG )---Guru CPNS 80%---Program Induksi dan Pra jabatan---Guru PNS 100% guru pertama IIIA )---Pembinaan dan pengembangan profesi guru--- PK Guru formatif PKB---PK Guru Sumatif---Kecukupan angka kredit.

2. Penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya ( permenagpan & RB No. 16/2009 ). Dilakukan setiap tahun di sekolah oleh kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah, atau pengawas untuk menilai kepala sekolah ( telah memahami proses PK Guru ). Penilaian kinerja guru dilakukan dalam 2 tahun ( formatif dan sumatif ) menggunakan instrumen yang didasarkan pada : 14 kompetensi bagi guru kelas dan / atau mata pelajaran, 17 kompetensi bagi guru BK.konselor, pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah ( kepsek , wakasek, dsb ).

3. Komponen PK Guru : pedagogi 7 kompetensi, kepribadian 3 kompetensi, sosial 2 kompetensi, profesional 2 kompetensi ( 14 kompetensi guru kelas/ mata Pelajaran ) dan pedagogi 3 kompetensi, kepribadian 4 kompetensi, sosial 3 kompetensi, profesional 7 kompetensi ( 17 kompetensi guru BK/Konselor).

4. Komponen PK guru tugas tambahan:

- kepala sekolah ( kepribadian dan sosial, kepemimpinan, pengembangan sekolah dan madrasah, pengelolaan sumber daya kewirausahaan, supervisi ),

- wakil kepala sekolah ( kepribadian dan sosial, kepemimpinan, pengembangan sekolah dan madrasah, kewirausahaan, bidang tugas ),

- kepala laboratorium/bengkel ( kepribadian, pengelolaan Lingkungan dan P3, sosial, pengorganisasian Guru/laboratorium/teknisi, pengelolaan dan administrasi, pengelolaan pemantauan dan evaluasi, pengembangan dan inovasi),

- kepala perpustakaan ( merencanakan program perpustakaan, melaksanakan program perpustakaan, mengevaluasi program perpustakaan, kembangkan koleksi perpustakaan, mengorganisasi layanan jasa informasi perpustakaan, menerapkan teknologi informasi dan komunikasi, mempromosikan perpustakaan & literasi informasi, mengembangkan kegiatan perpustakaan sebagai sumber belajar kependidikan, memiliki integritas dan etos kerja, mengembangkan profesionalitas kepustakawanan ),

(27)

25 5. Penilaian kompetensi

a. Pedagogi

1) Menguasai karakteristik peserta didik ( 3 ).

2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik ( 2 ).

3) Pengembangan kurikulum ( 2 ).

4) Kegiatan pembelajaran yang mendidik ( 4 ). 5) Pengembangan potensi peserta didik ( 3 ). 6) Komunikasi dengan peserta didik ( 2 ). 7) Penilaian dan evaluasi ( 3 ).

b. Kepribadian

8) Bertindak dengan sesuai norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional ( 3 ).

9) Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan ( 2 ).

10)Etos kerja tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru ( 1 ). c. Sosial

11)Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif ( 4 ). 12)Komunikasi dengan sesama guru tenaga kependidikan, orang tua, peserta

didik dan masyarakat. ( 3 ). d. Profesional

13)Penguasaan materi, struktur, konsep, pola pikir, keilmuan yang mendukung, mata pelajaran yang diampukan ( 4 ).

14)Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif ( 2 ).

Jumlah ( hasil penilaian Guru )---38

6. Cara menilai menurut kompetensi untuk guru kelas dan guru mata pelajaran yaitu dengan cara dokumentasi, pengamatan, pemantauan, angket, hingga interview. 7. Pernyataan kompetensi untuk guru kelas dan guru mata pelajaran. Untuk

kompetensi 4 yaitu kegiatan pembelajaran yang mendidik:

“ guru menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru menyusun dan menggunakan berbagai mata pelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik, jika relevan guru maka guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi ( TIK ) untuk kepentingan pembelajaran.”

Indikator

- Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan uang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya.

- Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan.

(28)

26 Proses penilaian

Sebelum pengamatan

- Mengkaji RPP yang telah dibuat guru... - Selama pengamatan

- Dan seterusnya.

8. PERMENAG PAN & RB No. 16/2009

a. Peningkatan karier guru ditetapkan melalui penilaian angka kredit oleh tim penilai.

b. Jumlah angka kredit yang diperoleh guru terkumpul dari angka kredit: 1) Unsur utama ( pendidikan, PK Guru, dan PKB ).

2) Dan unsur penunjang 10% .

c. Penilaian kinerja guru dilakukan setiap tahun ( Formatif dan Sumatif ).

d. Nilai kinerja guru dikonversikan ke dalam angka kredit yang harus dicapai ( 125%, 100%, 75%, 50% ).

9. Jenjang jabatan fungsional guru ( Permenag PAN & RB No. 16 /2009, pasal 17 ) a. Guru pertama

1) Penata muda , IIIa---100 2) Penata muda tingkat 1, IIIb---150 b. Guru muda

1) Penata, IIIc---200 2) Penata tingkat 1,IIId ---300 c. Guru madya

1) Pembina, IVa ---400 2) Pembina tingkat 1, IVb---550 3) Pembina utama muda , IVc---700 d. Guru utama

1) Pembina utama madya IVd---850 2) Pembina utama, IVe---1050

I. Problematika keguruan dan alternatif pemecahannya

1. Keterbatasan kemampuan guru untuk beranjak dari domain kognitif menuju afektif dan psikomotorik. Guru sudah merasa puas apabila mampu mengantarkan siswanya memiliki kemampuan menghafal , mengetahui dan memahami materi pelajaran yang disampaikan dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya keinginan kuat untuk mencapai domain yang lebih tinggi, yaitu afektif dan psikomotorik.

(29)

27

2. Daftar kata kerja aktif ( Taksonomi Bloom ) pada kemampuan logis dan kata kerja aktif.

a. Aspek Kognitif

1) Pengetahuan : menyebutkan, menentukan, menunjukkan, mengingat kembali, dan mendefinisikan.

2) Pemahaman: membedakan, mengubah, memberi contoh, memperkirakan, dan mengambil kesimpulan.

3) Aplikasi: menggunakan, menerapkan, dan melaksanakan.

4) Analisis: membandingkan, mengklasifikasikan, mengkategorikan, dan menganalisis.

5) Sintesis: menghubungkan, mengembangkan, mengorganisasikan, dan menyusun.

6) Evaluasi: menafsirkan, menilai, dan memutuskan.

7) Kesadaran: merasakan, menyeimbangkan, menyelaraskan, dan mengungkapkan.

b. Aspek Afektif : menyetujui, menghindari, mendukung, berpartisipasi, berkerjasama, menghargai, membantu, dan bergabung.

c. Aspek Psikomotorik : mengatur, memperbaiki, merasakan, mengukur, melakukan sesuatu, mengoperasikan, menggunakan, dan mengendalikan.

3. Terlalu asyik dalam menggunakan suatu kitab pelajaran sehingga sulit beralih ke kitab lain. Kecenderungan guru untuk selalu menggunakan suatu kitab langganannya membuatnya kurang tertarik untuk mencoba menggunakan kitab lain yang Lay outnya berbeda, alur pikiran yang tidak sama, pengembangan gagasannya yang lebih variatif, gaya bahasanya yang lebih cocok, dan sebagainya.

Alternatif pemecahannya: guru harus yakin bahwa dengan menggunakan sumber belajar yang variatif akan memperkaya khasanah keilmuannya, memperluas cakrawalanya, dan menambah variasi gagasannya, memperbanyak kategori idenya, memperkuat sudut pandangnya, mempertajam analisisnya, dan memperkaya interpretasinya.

4. Tingkat pendidikan guru yang rendah.

Alternatif pemecahannya : pemerintah Jawa timur meng S1 kan guru sampai tuntas, di samping inisiatif sendiri untuk kuliah tanpa bantuan pihak lain.

5. Kesulitan membentuk networking dengan pihak lain atau lembaga lain di luar madrasahnya sendiri.

(30)

28 6. Rendahnya honor yang diterimanya.

Alternatif pemecahannya: sebaiknya madrasah tidak mencukupkan diri dengan bos, melainkan juga dengan berusaha menciptakan sumber dana lain seperti mengusahakan tanah wakaf yang produktif, membuka koperasi, warung, toko, persewaan alat transportasi, dsb.

7. Terbatasnya kemampuan guru untuk mengembangkan kurikulum sekolah madrasah.

Alternatif pemecahannya: mempelajari pengembangan kurikulum dari buku-buku dan belajar dari guru lain di lembaga lain yang terlebih dahulu melakukan pengembangan kurikulum atau belajar dari ahli kurikulum yang secara teoritis memiliki pengetahuan yang luas dan pemahaman yang memadai.

8. Belum terasahnya kemampuan mengembangkan sumber belajar.

Alternatif pemecahannya: guru diikut sertakan dalam acara workshop dan pelatihan pengembangan sumber belajar. Buku dikembangkan menjadi LKS, Handout, Power point, ikhtisar, kamus kata-kata sulit, dsb.

9. Kurangnya tersentuh potensi administrasi Management dan leadership guru. Alternatif pemecahannya: harus banyak berguru pada seniornya yang telah banyak memiliki pengalaman administrasi, Management leadership yang baik diperkuat membaca teori, dan dipertajam melalui pengalaman riil di lapangan.

J. Pengembangan keprofesian berkelanjutan ( PKB ).

1. Pengertian pengembangan keprofesian berkelanjutan ( PKB ).

PKB merupakan pembaruan secara sadar akan pengetahuan dan peningkatan kompetensi guru sepanjang hidup kerjanya. Dan dilakukan terus menerus. PKB dilaksanakan dalam upaya mewujudkan guru yang profesional, bermartabat dan sejahtera, sehingga guru dapat berpartisipasi aktif untuk membentuk insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian.

2. Tujuan PKB

PKB bagi guru memiliki tujuan umum untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di sekolah / madrasah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Sedangkan tujuan khusus PKB adalah sebagai berikut.

a. Memfasilitasi guru mencapai standar kompetensi profesi yang telah ditetapkan b. Memfasilitasi guru untuk terus memutakhirkan kompetensi yang mereka miliki

sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya.

c. Memotivasi guru-guru untuk memiliki komitmen melaksanakan tugas pokok fungsinya sebagai tenaga profesional.

(31)

29

3. Proses PKB : Perencanaan----implementasi---evaluasi----refleksi.

4. Komponen PKB ( pasal 11 ayat c , Permana PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 ). a. Karya inovative: menemukan teknologi tepat guna, menemukan/menciptakan

karya seni, membuat memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum.

b. Publikasi ilmiah: presentasi pada forum ilmiah, publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan ilmu di bidang pendidikan formal, publikasi buku pelajaran , buku pengayaan, dan pedoman guru.

c. Pengembangan diri: Diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru.

5. PKB dalam lembaga pendidikan

a. Dalam sekolah : contoh; program induksi, pembinaan, observasi pembelajaran, kemitraan pembelajaran, berbagi pengalaman pengembangan sekolah secara menyeluruh ( Whole School Development / WSD ).

b. Jaringan antar sekolah: KKG/MGMP, KKM, KKK& MKKS, KKPS, MKPS, atau jaringan virtual.

c. Lembaga pendidikan luar lainnya: PPPP-TK, LPMP, LPTK, asosiasi profesi, dan PKB provider lainnya.

6. Mekanisme pelaksanaan PKB.

a. Guru mengevaluasi diri menjelang akhir tahun ajaran format1. b. Guru melalui proses kinerja.

c. Koordinator PKB dap guru membuat perencanaan PKB. d. Guru melakukan refleksi kegiatan PKB format 2.

e. Guru menerima rencana final kegiatan PKB format 2. f. Guru menjalankan program PKB sepanjang tahun.

g. Koordinator PKB melaksanakan monitoring, Controling, dan evaluasi kegiatan PKB.

h. Guru menerima perkiraan angka kredit dari PKB

i. Guru melaksanakan atau melakukan refleksi kegiatan PKB format 3.

7. Bagi guru dengan nilai PK guru di bawah standar kompetensi profesi, maka pelaksanaan PKBnya diorientasikan untuk mencapai standar tersebut, demam mekanisme khusus berbeda demam PKB reguler yang mencakup tahapan informal dan formal.

8. Pada tahapan informal, guru yang bersangkutan bersama koordinator PKB atau kepala sekolah menganalisa hasil penilaian kinerjanya dan menetapkan solusi untuk mengatasinya,guru kemudian diberikan kesempatan selama 4 -6 minggu sebelum pelaksanaan observasi ulang ke- satu untuk meningkatkan kompetensinya secara individu melalui belajar mandiri atau bersama kelompok, semua hal yang dilakukan guru selama tahap ini harus sesuai dengan rencana kegiatan guru yang telah diketahui oleh koordinator PKB.

(32)

30

melakukan peningkatan kompetensi di sekolah artinya guru harus berkerjasama dengan berbagai pihak di samping dengan guru pendamping yang akan memberikan dukungan yang baik dalam kegiatan pengembangan dalam kompetensi pedagogi dan yang lainnya termasuk melakukan pengamatan dan memberikan masukan dalam proses pembelajaran di kelas selama datangnya guru pendamping yang akan melaksanakan bimbingan secara intensif untuk meningkatkan kompetensi yang masih belum dikuasai oleh guru sebelum dilakukan penilaian observasi kemajuan kedua. Untuk peningkatan kompetensi yang spesifik yang tidak dapat diatasi di sekolah guru dapat melakukan peningkatan kompetensi di luar sekolah, artinya guru mengikuti pelatihan melalui Service provider yang ditetapkan bersama oleh koordinator PKB kepada kepala sekolah misalnya melalui Diklat PPPPTK atau LPMP atau LPTK sejenis dalam kurun waktu 4-6 minggu sebelum dilakukan penilaian observasi kemajuan ke-dua, koordinator PKB dan /atau kepala sekolah hendaknya dapat memonitor keikutsertaan guru dalam kegiatan ini.

9. Pengadaan PKB dalam tingkatan kewenangan

a. Tingkat Pusat ( Kemendiknas ) : menyusun pedoman dan instrumen PKB, menyeleksi, dan melatih instruktur tim inti PKG tingkat pusat, melakukan pemantauan dan evaluasi.

b. Tingkat Provinsi ( Dinas pendidikan Provinsi dan LPMP ) :melaksanakan pemetaan data profil kinerja guru pendamping, pembimbing, dan konsultasi pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan evaluasi, pelaporan untuk menjamin pelaksanaan PKB yang berkualitas.

c. Tingkat Kabupaten/ Kota ( Dinas pendidikan Kabupaten / Kota ): mengelola PKB tingkat kabupaten/ Kota untuk menjamin PKG dilaksanakan secara efektif efisien, objektif, adil, akuntable, dsb. Serta membantu & memonitor Pelaksanaan PKB di sekolah dan Gugus.

d. Tingkat kecamatan ( KKG/MGMP untuk Kecamatan dan gugus ): merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan pelaksanaan kegiatan PKB di gugus serta membantu dan membimbing pelaksanaan PKB di sekolah.

e. Tingkat sekolah ( sekolah atau madrasah ): merencanakan melaksanakan dan melaporkan pelaksanaan kegiatan PKB di sekolah. ( Koordinator PKB ) menjamin bahwa guru menerima dukungan untuk meningkatkan kompetensi dan/ atau keprofesiannya sesuai dengan profil kinerjanya di tingkat sekolah maupun kabupaten/kota.

10. Sanksi ( pelanggaran terhadap Permana PAN & RB No.16/2009.

a. Guru yang tidak dapat memenuhi kewajiban tugas utamanya, beban mengajar ( 24-40 jam tatap muka atau membimbing 150-250 konseli ), dan tidak mendapat ( pengecualian dari menteri ( pendidikan nasional dihilangkan haknya untuk mendapat tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan maslahat tambahan.

(33)

31

c. Pengaturan sanksi lebih lanjut diatur dalam peraturan menteri pendidikan nasional.

11.Profesi, profesional, profesionalitas, profesionalisasi, dan profesionalisme. a. Profesi adalah bidang pekerjaan dilandasi pendidikan keahlian.

b. Profesional adalah orang yang melakukan sesuatu bidang atau pekerjaan dengan dilandasi keahlian, teori, norma, dan kode etik yang jelas yang memerlukan imbalan tertentu dalam melakukannya.

c. Profesionalisasi adalah proses membuat sesuatu ( orang /badan ) menjadi profesional.

d. Profesionalitas adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap anggota suatu profesi /badan atas derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya.

e. Profesionalisme adalah satu paham atau teori yang mengajarkan bahwa satu pekerjaan harus dilandasi, demam keahlian tertentu.

Guru yang profesional adalah guru yang melakukan proses pembelajaran dengan dilandasi keahlian teori, norma, dan kode etik tertentu sebagai panggilan jiwanya dan merupakan pekerjaan utama serta sumber penghidupannya.

12.Urgensi profesionalisme

a. Merupakan kebutuhan masyarakat era modern. b. Menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal. c. Meningkatkan dan memelihara Citra profesi.

d. Memanfaatkan setiap kesempatan untuk pengembangan profesi. e. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi.

f. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.

13.Fungsi profesionalisasi guru.

Pasal 4 UUGD “ kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat ( 1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional”.

Pasal 6 “ kedudukan guru dan dosennya sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif mandiri, serta, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”. ( UUGD 14 Th 2005 ).

14.Syarat guru profesional

Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 7 juga PP No 74 Tahun 2008 tentang guru pasal 2 memprasyaratkan bagi guru profesional harus memenuhi 3 standar yaitu:

(34)

32

b. Standar kompetensi ( pedagogi, kepribadian, sosial, dll ). c. Memiliki serikat pendidik.

15.Standar kualifikasi

a. UU No. 14 Tahun 2005, permendiknas No. 16 tahun 2007, PP No. 74 / 2008, dan Permenag No. 16/2010:

“ Semua guru di Indonesia minimal berkualifikasi akademik D-IV atau S-1 program studi yang sesuai dengan bidang /jenis mata pelajaran yang dibinanya”.

b. Guru PAI pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat ( D-IV ) atau sarjana ( S-1 ) program studi PAI yang terakreditasi.

16.Standar kompetensi

a. Kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) PP No. 74 / 2008 meliputi kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

b. Empat kompetensi guru tersebut bersifat holistik, artinya merupakan satu kesatuan utuh yang saling terkait

c. Untuk guru PAI berdasar Permana No. 16/ 2010 pasal 16 ditambah satu kompetensi lagi yaitu kompetensi kepemimpinan.

17.Kompetensi pedagogi

a. Pemahaman karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

b. Pengasaan teori dan prinsip belajar. c. Pengembangan kurikulum pendidikan.

d. Penyelenggaraan kegiatan pengembangan pendidikan.

e. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan.

f. Pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki dalam bidang pendidikan.

g. Komunikasi secara efektif, empati, dan satu dengan peserta didik. h. Penyelengaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

i. Pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. j. Tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

18.Kompetensi kepribadian, menurut Permenag No. 16/ 2010 ayat (1) meliputi: a. Tindakan yang sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

nasional Indonesia.

b. Penampilan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

c. Penampilan diri sebagi pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

d. Kepemilikan etos kerja, tanggung jawab, yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

(35)

33 19.Kompetensi sosial

a. sikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, kondisi, fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

b. Sikap adaptif dengan lingkungan sosial budaya tempat bertugas.

c. Sikap komunikatif dengan komunitas guru, warga sekolah dan warga masyarakat.

20.Kompetensi profesional

a. Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran.

b. Penguasaan standar kompetensi/ kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran.

c. Pengembangan materi pembelajaran secara kreatif.

d. Pengembangan profesionalisme secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

e. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

21.Kompetensi leadership

a. Kemampuan membuat perencanaan pembudayaan pengamalan ajaran agama dan perilaku akhlak mulia pada komunitas sekolah sebagai bagaikan dari proses pembelajaran.

b. Kemampuan mengorganisasi potensi unsur sekolah secara sistematis untuk mendukung pembudayaan pengamalan ajaran agama pada komunitas sekolah. c. Kemampuan menjadi inovator , motivator, fasilitator, pembimbing dan konselor dalam pembudayaan pengamalan ajaran agama pada komunitas sekolah.

d. Kemampuan menjaga , mengendalikan, dan mengarahkan pembudayaan pengamalan kerja ajaran agama pada komunitas sekolah dan menjaga keharmonisan hubungan antar pemeluk agama dalam bingkai negara kesatuan republik Indonesia.

22.Menurut pasal 11 UUGD No. 14/ 2005 bahwa salah satu syarat profesional guru harus sudah lulus proses sertifikasi , teks pasal 11.

a. Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.

(36)

34

23.Model pengembangan profesionalitas GPAI.

Model pengembangan profesional dengan pola “ Growth With Character “ yaitu pengembangan profesionalitas yang berbasis karakter. Dengan menggunakan model tersebut, profesionalitas dapat dikembangkan demam mendinamisasikan tiga pilar utama karakter yaitu:

a. Keunggulan ( excellence )

b. Kemauan kuat buntu menjadi profesionalisme ( passion for profesionalisme ) c. Etika ( ethical )

24.Excellence

Excellence mempunyai makna bahwa GPAI harus memiliki keunggulan tertentu dalam bidang dan dunianya , dengan cara:

a. Commitment atau purpose, yaitu memiliki komitmen untuk senantiasa berada dalam koridor tujuan dalam melaksanakan kegiatannya demi mencapai keunggulan.

b. Opening your Gift atau Ability yaitu memiliki kecakapan dalam menemukan potensi dirinya.

c. Being The First And The Best What you can be with atau motivation yaitu memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi yang pertama dan terbaik dalam bidangnya.

d. Continuous improvement, yaitu senantiasa melakukan perbaikan secara terus menerus.

25.Passion for profesionalisme

a. Passion for knowledge, yaitu semangat untuk senantiasa menambah pengetahuan baik melalui cara formal ataupun informal.

b. Passion for business, yaitu semangat untuk melakukan secara sempurna dalam melaksanakan usaha, tugas dan misinya.

c. Passion for Service, yaitu semangat untuk memberikan pelayanan yang terbaik terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya .

d. Passion for people, yaitu semangat untuk mewujudkan pengabdian kepada orang lain atas dasar kemanusiaan.

26.Ethical

Ethical adalah terwujud dalam watak yang sekaligus sebagai fondasi utama bagi terwujudnya profesionalisme GPAI paripurna. Dalam pilar ketiga ini, sekurang kurangnya ada enam karakter yang esensial yaitu:

a. Trustworthiness yaitu kejujuran Lawu dipercaya dalam keseluruhan kepribadian dan perilakunya.

b. Resposnbility, yaitu tanggung jawab terhadap dirinya, tugas profesinya , keluarga lembaga, bangsa, dan Allah SWT.

c. Respect, yaitu sikap untuk menghormati siapapun yang terkait langsung atau tidak langsung dalam profesi.

d. Fairness, yaitu melaksanakan tugas secara konsekuensi sesuai demam ketentuan peraturan yang berlaku.

(37)

35

f. Citizenship yaitu menjadi warga negara yang memahami seluruh hak dan kewajiban serta mewujudkannya dalam perilaku profesinya.

27.Strategi peningkatan profesionalitas GPAI

a. In house Training ( IHT ), yaitu pelatihan yang dilaksanakan secara internal di kelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan.

b. Kemitraan sekolah, pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan antara sekolah yang baik dengan yang kurang baik antara sekolah negeri dan sekolah swasta dan sebagainya.

c. Belajar jarak jauh, pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat pelatihan tertentu melainkan dengan sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya.

d. Pelatihan berjenjang, pelatihan jenis ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi wewenang , di mana program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang Dasar, menengah, lanjut dan tinggi.

e. Kursus singkat ( di PT atau tempat lain ). Kegiatan ini bertujuan untuk melatih meningkatkan kemampuan guru dalam beberapa kemampuan seperti kemampuan melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran, dan lain-lain. f. Pendidikan lanjut, ini merupakan alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan

kompetensi guru. Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan degan memberikan tugas belajar baik di dalam maupun di luar negeri bagi guru yang berprestasi.

g. Diskusi masalah-masalah pendidikan. Ini diselenggarakan secara berkala dengan topik diskus sesuai dengan masalah yang dialami di sekolah.

h. Seminar, pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan pendidikan adu publikasi ilmiah juga dapat menjadi strategi pemilihan pembinaan berkelanjutan bagi peningkatan keprofesian guru.

i. Workshop, dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi pembelajaran peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya. Workshop dapat dilakukan misalnya pengembangan silabus, penulisan RPP, dan sebagainya.

j. Penelitian , penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen, ataupun jenis yang lain dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran.

k. Penulisan buku/ bahan ajar, buku bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku pelajaran ataupun buku dalam bidang pendidikan.

l. Pembuatan media pembelajaran , media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau animasi pembelajaran.

(38)

36

28.Etika kerja, etos kerja, kode etik, dan loyalitas kerja GPAI

a. Etika kerja merupakan landasan batin untuk melahirkan perilaku kerja GPAI agar dapat menghasilkan kualitas pribadi dan kinerja yang efektif, efisien, dan produktif.

Etika kerja lazimnya dirumuskan atas kesepakatan para pendukung pekerjaan itu dengan mengacu pada sumber-sumber dasar nilai dan moral tertentu. b. Rumusan etika kerja yang disepakati bersama itu disebut kode etik.

c. Etos kerja merupakan kondisi internal yang mendorong dan mengendalikan perilaku pekerja ke arah terwujudnya kualitas kerja yang ideal.

d. Loyalitas kerja merupakan kondisi internal dalam bentuk komitmen pekerja terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan pekerjaannya.

29.Contoh etika kerja GPAI

a. Menjadi GPAI adalah amanah

b. Menjadi GPAI adalah meneruskan ilmu para Ulama’, ( ulama’ adalah warastaul anbiya’ )

c. Menjadi GPAI adalah ibadah

d. Menjadi GPAI adalah pengabdian ilmu e. Menjadi GPAI adalah berkah

f. Menjadi GPAI adalah Anugrah

g. Menjadi GPAI adalah panggilan jiwa bukan keterpaksaan h. GPAI akan menghantarkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

30.Kode etik guru

a. Kode etik keguruan merupakan rumusan perangkat standar berperilaku para guru yang dikembangkan atas dasar kesepakatan nilai-nilai dan moral profesi keguruan.

b. Perumus kode etik adalah organisasi yang mendapat persetujuan dan kesepakatan dari pacar anggotanya.

c. Persatuan guru Indonesia ( PGRI ) telah menetapkan kode etik guru sebagai salah satu kelengkapan organisasi sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Pengembangan kode etik guru dalam empat tahapan yaitu: (1) tahap pembahasan / perumusan ( tahun 1971-1973), (2) tahap pengesahan ( kongres PGRI ke XIII November 1973 ). (3) tahap penguraian ( kongres PGRI XVI , juni 1979 ). (4) tahap penyempurnaan ( Kongres XVI, juli 1989 ). Kode etik ini secara terus menerus dimasyarakatkan kepada masyarakat dan khususnya kepada guru /anggota PGRI. Rumusan dan isi senantiasa diperbaiki dan disesuaikan dalam setiap kongres.

31. Isi kode etik guru menurut PGRI

a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

Gambar

Fig.  Second Language Teaching Program

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa rata-rata persentase kesulitan belajar siswa pada sub materi invertebrata sebesar 58,89% yang termasuk

Dari penelitian ini diketahui bahwa umur, masa kerja, dan pendidikan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil genteng

Pada umur 25 HST tinggi tanaman dipengaruhi oleh varietas Pak Choy dan variasi nilai EC tetapi hasil uji BNJ menunjukkan bahwa di antara varietas Pak Choy tidak ada

Dalam menambahkan objek pada Blender akan menemukan dua jenis mode, yaitu Object Mode dan Edit Mode. Kedua modus tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Edit Mode digunakan

Tidak dievaluasi karena sudah mendapatkan tiga penawaran terendah PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR. KELOMPOK KERJA (POKJA) UNIT

Siswa menyelesaikan perhitungan keliling dan luas bangun datar ( persegi panjang )dengan menggunakan rumus yang diperolehnya maupun dengan menggunakan cara lainnya untuk

Sesuai dengan tahapan Pengadaan Konstruksi pada Pekerjaan Rehab Berat 4 (empat) Ruang Kelas SD Padasuka I Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang Tahun Anggaran 2012,

tumpuan sendi mampu memberikan reaksi arah vertikal dan horizontal, artinya tumpuan sendi dapat menahan gaya vertikal dan horizontal atau dengan kata lain terdapat 2 buah variabel