• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN TINDAKAN KELAS SMA - Blog Sekolah Dasar ARTIKEL DELIK 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENELITIAN TINDAKAN KELAS SMA - Blog Sekolah Dasar ARTIKEL DELIK 2010"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI

PEMBELAJARAN MODEL DENGAR-LIHAT-KERJAKAN

(DELIKAN) KELAS XI IPA 4 DI SMA NEGERI 3 TEGAL

Oleh : Ahmad Khariri

ABSTRAK

Materi fisika pada pokok bahasan gerak harmonis pada ayunan dan pegas siswa mengalami kesulitan. Hal inidibuktikan pada perolehan ulangan harian di kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2. Nilar rata-rata kelas 6,5 dan siswa yang tuntas hanya 50%. Dari tolok ukur nilai tersebut maka peneliti mencoba melakukan penelitian dengan cara m,engajar di kelas paralel dengan pokok bahasan yang sama tetapi berbeda metode pembelajarannya.

Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah apakah melalui penerapan pembelajaran model dengar-lihat-kerjakan(delikan) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 4 Tegal pada pokok bahasan gerak harmonis ayunan dan pegas. Proses melihat dan mendengar disajikan dengan penayangan gambar melalui LCD dan keaktifan atau tindakan siswa dilakukan melalui praktikum di laboratorium.

Sebagai tolok ukur keberhasilan adalah keaktifan siswa mencapai minimal 75,0 %, nilai rata-ratanya minimal 75 dan siswa yang tuntas minimal 80,0 %. Hasil pengamatan selama penelitian menunjukkan keaktifan siswa meningkat dalam proses pembelajaran 87,8 % dan dalam kelompok 81,8 %, siswa yang tuntas 84,9% dan nilai rata-rata 82,4 dengan prosentase jumlah siswa yang tuntas mencapai KKM (75) adalah 81,8%.

Kata kunci: Model Delikan

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelajaran fisika dianggap pelajaran paling sulit menurut siswa, ini logis karena belajar fisika membutuhkankan pemahaman konsep materi yang cukup banyak, daya imajinasi yang kuat serta harus menguasai dasar matematika yang kuat pula.

Nilai fisika di kelas XI IPA secara paralel pada umumnya nilainya rendah di bawah KKM (75). Oleh karenanya perlu diadakan penelitian penggunaan model pembelajaran delikan.

(2)

yang diperlihatkan oleh guru bisa melalui LCD, (c) aktivitas kerja yaitu mengerjakan tugas-tugas yang dibeikan guru yang berkenaan dengan bahan pengajaran (Purwanto : 1997 ). Model delikan berorientasi pada CBSA, sebagai bentuk operasional dari pendekatan ketrampilan proses.

B. Permasalahan

Apakah pembelajaran dalam pokok bahasan gerak harmonis dengan model delikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Tegal.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Tegal dalam pokok bahasan gerak harmonis melalui pembelajaran model delikan.

2. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Tegal melalui pembelajaran model delikan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi siswa

Diharapkan siswa terampil dalam mengerjakan soal-soal fisika khususnya tentang gerak harmonis, aktif berdiskusi kelompok dan

meningkatnya sifat kerja sama sesama teman.

2. Manfaat bagi guru

Meningkatkan kreativitas guru dalam pengembangan materi pelajaran, sumbangan positif cara berfikir dan meningkatkan keakraban siswa terhadap guru.

3. Manfaat bagi sekolah

Dengan penelitian ini diharapkan terjadinya perubahan pendekatan pembelajaran di lingkungan SMA Negeri 3 Tegal ke arah lebih baik sehingga menunjang keberhasilan belajar di sekolah. Sekaligus memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan inovasi pendidikan, dan praktisi pendidikan di SMA Negeri 3 Tegal.

KERANGKA TEORITIK DAN

HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Belajar

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukan beberapa definisi.

a. Morgan, mengemukakan:

(3)

b. Witherington, mengemukakan: ”Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.”

Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar. Menurut M. Ngalim Purwanto (1990:85) bahwa pengertian belajar adalah sebagai berikut.

Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi. Kenyataan ini kemudian dikaji dari sudut teori dalam bidang pengajaran, terutama dari segi kegiatan belajar siswa dalam hubungannya dengan guru dan siswa (Nana Sudjana:1996).

Mendengar – melihat merupakan kegiatan manusia yang paling utama dalam

kehidupannya dalam rangka memperluas wawasan. Nana Sudjana (1966) menegaskan bahwa kegiatan mendengar dan melihat merupakan bagian penting dari aspek kognitif. Dengan demikian, kegiatan tersebut merupaqkan awal dalam proses belajar mengajar sebelum mengarah siswa menuju pada kegiatan belajar aspek psikomotorik (perbuatan, behavior).

(4)

hasil dan kesimpulan. Untuk perbaikan dan pengayaan dilakukan pada tahapan tindak lanjut.

TAHAPAN MODEL DELIKAN

3. Proses Pembelajaran Fisika

Berdasarkan pengamatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika di lapangan, ternyata masih belum

(5)

dalam hafalan teori atau hafal rumus tetapi dalam proses matematikanya lemah atau mengalami hambatan. Ada juga sebagian siswa yang pandai dalam hitungan, tetapi merupakan prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Untuk mempelajari fisika hendaklah berprinsip pada hal-hal berikut.

a. Materi fisika disusun menurut urutan tertentu atau setiap topik fisika berdasarkan subtopik tertentu.

b. Seorang siswa dapat memahami suatu topik fisika jika telah memahami subtopik pendukung atau prasyaratnya.

c. Mengulangi pelajaran yang telah dipelajari atau diajarkan merupakan suatu kebutuhan dan bukan suatu beban sehingga dapat dilaksanakan dengan ikhlas dalam mengerjakan tugas yang berupa latihan soal-soal. 4. Uraian Materi yang Terkait dengan

Penelitian

Sebelum diberikan materi tentang gerak harmonis , siswa perlu diberi stimulus dengan cara siswa diminta untuk menceritakan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan gerak yang bersifat

berulang-ulang. Pegas diberi bandul atau tali diberi bandul kemudian diayunkan.

F = K. Δx F = gaya ( Newton )

Δx = pertambahan panjang ( meter ) K = tetapan pegas ( Newton / meter ) T = 2π √ l/g

T = periode ayunan ( secon ) l = panjang tali (meter) g = percepatan gravitasi bumi

( meter/s2)

T = 2π √m/K m = massa ( kilogram )

K = tetapan pegas ( Newton / meter )

B. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan pada penelitian ini diajukan sebagai berikut. Melalui model pembelajaran dengar – lihat – kerjakan (delikan) dalam menyelesaikan soal-soal fisika maka hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Tegal dapat ditingkatkan.

PROSEDUR PENELITIAN

(6)

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMA Negeri 3 Tegal yang beralamat di Jalan Sumbodro Nomor 81 Tegal, Telepon (0283) 351093. Jarak dari pusat kecamatan satu kilometer dan jarak ke pusat kota dua kilometer.

B. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 33 siswa meliputi 14 siswa putra dan 19 siswa putri.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini dibuat dalam dua siklus. Setiap siklus ada empat tahapan yang telah dilaksanakan sehingga diharapkan dari tahapan-tahapan tersebut dapat terjadi perubahan yang sesuai dengan keinginan yang harus dicapai. Keempat tahapan yang telah ditempuh yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Perencanaan

1. Menyusun skenario pembelajaran dengan model dengar-lihat-kerjakan. 2. Membuat naskah soal untuk tes akhir

siklus I.

3. Membuat lembar observasi siswa. 4. Membuat lembar observasi guru.

Tindakan

1. Guru melakukan apersepsi gerak harmonis pada pegas.

2. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan secara berkelompok.

3. Siswa mengerjakan tes akhir siklus..

Pengamatan

Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan dengan beberapa aspek yang diamati adalah sebagai berikut. 1. Pengamatan terhadap siswa

a. Keantusiasan siswa dalam melaksanakan tugas.

b. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan LKS dengan berdiskusi kelompok dipimpin oleh ketua kelompok.

c. Hubungan kerja antar siswa. d. Suasana diskusi antar siswa.

2. Pengamatan terhadap guru. a. Kepribadian guru.

b. Penampilan guru di depan kelas. c. Waktu yang dibutuhkan guru. d. Guru menggunakan ICT di kelas.

Pengamatan terhadap siswa dan terhadap guru dalam pembelajaran dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan rekan guru sebagai seorang pengamat.

Refleksi

(7)

pengamatan yang telah diisi dan hasil diskusi yang dilakukan peneliti, pengamat. Analisis dilakukan untuk mengukur kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada tiap-tiap siklus. Hasil analisis siklus I merupakan acuan untuk melakukan siklus II. Kelebihan yang ada dipertahankan dan kekurangan yang terjadi diperbaiki.

D. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data

b. hasil tes tertulis siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Tegal.

c. hasil laporan praktikum siswa. 2. Cara Pengambilan Data

Cara pengambilan data dalam penelitian ini melalui 2 cara yaitu:

a. Non tes

Cara ini diperoleh dengan pengamatan secara langsung menggunakan lembar pengamatan partisipasi siswa dan lembar observasi.

b. Tes

Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam belajar fisika pada pokok bahasan gerak harmonis.

Data hasil pembelajaran yang diambil dengan memberikan tes kepada siswa

setelah pelaksanaan siklus. Tes dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Adapun rincian pelaksanaan tesnya adalah sebagai berikut.

1). Tes akhir siklus I

Dilaksanakan setelah materi gerak harmonis tentang pegas diselesaikan.

2). Tes akhir siklus II

Dilaksanakan setelah dua kali pertemuan dengan materi gerak harmonis tentang ayunan sederhana.

E. Tolok Ukur keberhasilan

Yang menjadi tolok ukur keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila hasil belajar siswa pada pembelajaran gerak harmonis melalui model pembelajaran dengar – lihat – kerjakan (delikan) akan mengalami peningkatan dari pencapaian rata-rata sebelumnya menjadi minimal 75, dengan pencapaian persentase hasil belajar minimal 75%.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan analisis data, maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:

(8)

2. Bahwa pembelajaran model dengar-lihat-kerjakan dapat meningkatkan hasil prestasi siswa, hal ini dapat dengan nilai rata-rata kelas 82,4. 5. Untuk keaktifan siswa dalam

berdiskusi kelompok meningkat dari 60,6% menjadi 87,8%.

B. Pembahasan

Untuk menentukan model delikan yang efektif dan memperoleh hasil yang maksimal, peneliti menggunakan subyek penelitian kelas XI IPA 4 tahun ajaran 2010/2011 sekaligus sebagai walikelas dan guru pengampu fisika. Sebagai pembanding menggunakan nilai perolehan ulangan harian kelas XI IPA 1 dengan pokok bahasan yang sama yaitu gerak harmonis pada pegas dan ayunan.

Siklus I

Setelah praktikum siswa diminta membuat laporan beserta penyelesaian evaluasi praktikum, dimaksud agar siswa lebih dapat memahami konsep gerak

harmonis pada ayunan. Dari hasil evalusai dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Siswa yang aktif mengerjakan soal secara individu ada 20 siswa ( 60,6% ) sisanya 13 siswa lebih banyak diam ( 39,4% ).

2. Siswa yang aktif dalam kelompoknya ada 17 siswa ( 51,5% ) sedangkan lainnya lebih banyak bercanda 16 siswa ( 48,5% ).

3. Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75 ada 16 siswa ( 48,5% ) sedangkan yang tuntas mencapai KKM atau lebih dari 75 ada 17 siswa ( 51,5% ).

4. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 71,4.

Pada tindakan siklus I hasilnya masih belum memuaskan sesuai yang diharapkan. Hal ini terjadi karena ada beberapa faktor antara lain, siswa belum siap praktikum karena LKS yang diberikan mendadak sehingga siswa belum sempat mempelajari.

Siklus II

Dari hasil evalusai dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Siswa yang aktif mengerjakan soal secara individu ada 29 siswa ( 87,8% ) sisanya 4 siswa lebih banyak diam ( 12,1% ).

(9)

( 81,8% ) sedangkan lainnya lebih banyak diam 6 siswa ( 18,2% ). 3. Siswa yang memperoleh nilai

kurang dari 75 ada 5 siswa ( 15,2% ) sedangkan yang tuntas mencapai KKM atau lebih dari 75 ada 28 siswa ( 84,9% ).

4. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 81,8.

(10)

No Nama siswa

Nilai

Tes Akhir

Siklus I

1 Ahmad M 78

2 Ahmad Yunus 70

3 Apriliani 73

4 Ari Pamungkas 55

5 Asti Putri 85

6 Aulia Zulfatun 55

7 Dimas Bagus 59

8 Dina Nuraina Arif 74

9 Dinar Andarumukti

78

10 Ekonita 77

11 Evi Srirejeki 78

12 Fikri Rahman 69

13 Isti Nurkhalimah 78

14 M. Faza 66

15 Mareta Ayu 75

16 Martia Arba 71

17 M. Fathul Adhim 71

18 M. Staifur R 67

19 Muh. Zulf 50

20 Nur Amalia 78

21 Nurul Anggi 76

22 Nurul Hidayah 76

23 Nur Yunita 75

24 Reza Eka 74

25 Ristia P 76

26 Rezki Budiaji 78

27 Roikhan Falah 79

28 Sigit Tri Prasetyo 70

29 Suci Wulandari 72

(11)
(12)

33 Vani Ayu 81

Daftar nama dan nilai pada siklus I No Nama siswa

Nilai

Tes Akhir

Siklus II

1 Ahmad M 80

2 Ahmad Yunus 85

3 Apriliani 85

4 Ari Pamungkas 73

5 Asti Putri 95

6 Aulia Zulfatun 70

7 Dimas Bagus 70

8 Dina Nuraina Arif 85

9 Dinar Andarumukti

97

10 Ekonita 85

11 Evi Srirejeki 81

12 Fikri Rahman 76

13 Isti Nurkhalimah 87

14 M. Faza 78

15 Mareta Ayu 80

16 Martia Arba 79

17 M. Fathul Adhim 76

18 M. Staifur R 70

19 Muh. Zulf 65

20 Nur Amalia 78

(13)

22 Nurul Hidayah 78

23 Nur Yunita 78

24 Reza Eka 95

25 Ristia P 86

26 Rezki Budiaji 78

27 Roikhan Falah 79

28 Sigit Tri Prasetyo 76

29 Suci Wulandari 72

30 Syahrizal Umar 77

31 Theodora R G 80

32 Tiok Aji P 75

33 Vani Ayu 88

Daftar nama dan nilai siklus II

PENUTUP A. Simpulan

Bertolak dari hasil penelitian dengan pembelajaran model dengar-lihat-kerjakan (delikan) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Bahwa pembelajaran model delikan dalam materi fisika bisa meningkatkan prestasi siswa.

3. Pada siklus II ada peningkatan prosentase jumlah siswa yang nilainya telah mencapai 75

yaitu dari 51,5% naik menjadi 81,8%.

4. Pada pembelajaran model delikan telah mempengaruhi keaktifan siswa dalam belajar, hal ini dapat dilihat prosentasenya dari 60,6% menjadi 87,8%.

B. Saran

Sarannya adalah sebagai berikut. 1. Dalam proses belajar hendaknya

guru lebih bersahabat, ramah, cepat merespon sehinnga siswa timbul keberanian untuk menjawab atau bertanya bahkan berpendapat. 2. Guru harus pandai memadukan

(14)

fasilitas di sekolah kurang memadai.

3. Guru harus mau untuk belajar menggunakan media komputer, LCD dan lainnya untuk mempermudah proses dengar dan lihat pada model delikan.

Daftar Pustaka

Amin Suyitno, 2005, Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas untuk Penyusunan Skripsi, UNNES, Semarang.

Bob Foster, 2005, Terpadu Fisika SMA untuk Kelas XI, Erlangga, Jakarta. .

Marten Kanginan 2006, Fisika untuk SMA kelas XI, Erlangga, Jakarta.

Nana Sudjana, 1996, CBSA dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung.

Sukardi, 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan, PT Bumi Aksara, Yogyakarta.

---. 2004, Kurikulum Mata Pelajaran Fisika SMA dan MA, Depdiknas, Jakarta

---,2010, Modul Pembelajaran Karya Ilmiah, BKD kota Tegal.

BIODATA

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Harga Nomor : 09/BA-Nego/Pengawas-PL/DLH/VIII/2017 tanggal 28 Agustus 2017, bersama ini disampaikan Pelaksana untuk :.

Pada hari ini Kamis tanggal Tujuh bulan Agustus tahun dua ribu empat belas , kami yang bertanda tangan dibawah ini Pokja Jasa Konstruksi Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Bosua

Pada hari ini SELASA tanggal DUA BELAS bulan AGUSTUS tahun DUA RIBU EMPAT BELAS , kami POKJA Pekerjaan Pembangunan Asrama Siswa SMPN 2 Sipora Selatan DINAS PENDIDIKAN ULP

Oleh Kelompok Kerja Jasa Konstruksi Group II Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Wajo, maka diundang kepada Saudara(i) Pimpinan Perusahaan untuk mengikuti acara..

Rancang Bangun Pengendali Kecepatan Motor Dc 0,75 Kw 160 Volt Dengan Kontroler Pid Analog Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]

Diharapkan dengan segala usaha branding dan promosi yang dilakukan tempat fitness ini dapat mencapai konsumen yang lebih banyak dan tempat fitness ini dapat dikenal oleh