• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. PEMBAHASAN. Gambar 4.1. Proses Produksi. 16 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "4. PEMBAHASAN. Gambar 4.1. Proses Produksi. 16 Universitas Kristen Petra"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

4. PEMBAHASAN

4.1 Proses Produksi Filter

Proses produksi spin on filter di PT X melalui beberapa tahap yang berbeda bergantung pada jenis filter. Spin on filter yang diproduksi ada dua jenis, yaitu oil filter dan fuel filter. Secara garis besar ada dua proses, yaitu proses pembuatan komponen dan proses perakitan. Pembuatan komponen dilakukan pada bagian preshop, sedangkan perakitan dilakukan pada bagian assembly. Preshop terbagi menjadi tiga bagian, yaitu preshop 1, preshop 2, dan preshop 3. Pada bagian assembly terbagi menjadi sub assy dan assembly line. Penjelasan proses produksi yang dibahas adalah proses produksi spin on filter part number 332XX, sesuai dengan bahasan penulis.

Gambar 4.1. Proses Produksi 16

Universitas Kristen Petra

(2)

Sebuah filter terdiri dari tiga bagian utama, yaitu seat assy, element assy, dan body. Pembuatan seat assy dan body filter dilakukan pada bagian preshop 1.

Komponen inner tube, end plate A, end plate B/end plate B assy, dan paper pleat merupakan bagian dari element assy. Pembuatan komponen inner tube, end plate A, dan end plate B/end plate B assy dilakukan pada bagian preshop 2, sedangkan pembuatan komponen paper pleat dilakukan pada bagian preshop 3.

4.1.1 Proses Produksi Seat Assy

Seat assy merupakan bagian dasar dari filter, sedangkan body merupakan bagian penutup filter. Komponen pembentuk seat assy ada dua, yaitu seat dan element cover (elco). Komponen seat dibuat dari material logam berbentuk roll (plate coil) yang melalui proses forming menjadi bentuk yang sesuai dengan bentuk dies. Komponen ini kemudian melalui proses tapping untuk membuat ulir pada bagian tengah seat. Proses pembuatan elco juga hampir sama dengan proses pembuatan seat. Material berupa plate coil dicetak seusai bentuk dies elco. Seat dan elco digabungkan menjadi satu melalui proses welding menjadi komponen seat assy yang dilapisi platting dan dibubuhi dengan latex.

4.1.2 Proses Produksi Body Filter

Body filter terbuat dari material berbentuk plate coil dibentuk melalui proses deep drawing menjadi bentuk body yang diinginkan. Setelah proses deep draw body, komponen melalui proses trimming untuk menghilangkan bagian yang berlebih (avalan). Proses emboss dilakukan untuk memberikan bentuk lekukan dan pengunci plastik ulir pada body filter. Komponen body yang sudah jadi, dilapisi dengan platting dan dipasangi dengan plastik ulir pada bagian dalam.

4.1.3 Proses Produksi Element Assy

Inner tube merupakan bagian inti dari komponen element assy. Inner tube terbuat dari material berbentuk plate coil yang diberi lubang-lubang kecil dengan mesin perforating. Plat ini dibentuk menjadi spiral tube, helix tube, atau perforating tube, bergantung pada spesifikasi komponen yang diinginkan.

17

Universitas Kristen Petra

(3)

End plate merupakan bagian komponen element assy yang terletak pada bagian atas dan bawah. Komponen end plate A dan end plate B melalui proses yang hampir sama, yakni material yang berupa plate coil dicetak melalui proses forming menjadi bentuk end plate A dan end plate B.

Komponen paper pleat merupakan komponen yang berfungsi sebagai penyaring pada filter. Material paper berbentuk gulungan (paper coil) dibentuk menjadi lipatan-lipatan melalui proses pleating dengan menggunakan mesin paper pleater dan dipotong sesuai spesifikasi ukurannya. Komponen paper pleat ini dibentuk menjadi silinder dan pada bagian ujung pertemuan kedua sisi silinder tersebut digabungkan dengan menggunakan plat tipis (strut) supaya tidak terlepas.

4.1.4 Proses Assembly

Proses assembly terbagi ada dua, yaitu sub assy dan assembly line.

Perakitan element assy dilakukan pada bagian sub assy, sedangkan perakitan filter dan packaging dilakukan pada assembly line.

4.1.4.1 Sub Assy

Komponen inner tube, end plate A, end plate B/end plate B assy, dan paper pleat dirakit menjadi satu pada bagian sub assy. Perakitan dilakukan dengan memasukkan inner tube ke paper pleat, kemudian dipasangkan dengan end plate A dan end plate B/end plate B assy yang sudah diberi lem. Komponen yang sudah dirakit dilewatkan melalui oven supaya lem dapat merekat dengan sempurna dan paper menjadi matang. Hasil rakitan dari komponen-komponen ini adalah element assy. Element assy merupakan komponen yang berbentuk silinder yang terdapat pada bagian dalam spin on filter.

4.1.4.2 Assembly Line

Komponen berupa seat assy, element assy, dan body dirakit secara manual menjadi satu pada bagian assembly. Pada proses perakitan filter, terdapat penambahan komponen lain berupa rubber packing. Seat assy yang diberi rubber packing dipasangkan dengan element assy dan ditutup dengan komponen body.

Hasil rakitan melalui proses press fit, yang bertujuan untuk merekatkan body

18

Universitas Kristen Petra

(4)

dengan seat assy supaya tidak ada rongga di antaranya. Proses seamer dilakukan untuk membentuk pengunci komponen body dengan seat assy sehingga menjadi sebuah filter. Filter yang sudah jadi, melalui proses leak test untuk diuji kebocoran. Filter yang tidak bocor dan memenuhi standar kualitas produk, disablon dengan merk dan melalui proses finishing berupa pembersihan filter dan pemasangan rubber packing. Setelah serangkaian proses tersebut, filter telah menjadi finished good dan dimasukkan ke dalam packaging.

4.2 Karakteristik Kualitas Filter

Salah satu poin kritis untuk menyatakan produk spin on filter sebagai produk yang baik (OK) adalah tidak bocor. Spin on filter dinyatakan tidak bocor apabila memenuhi persyaratan karakteristik kualitas, seperti yang tersaji pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Karakteristik Kualitas Spin On Filter

Tipe Karakteristik Kualitas Cara Pengujian Sensory Leakage Visual check dengan leak test Physical Persentase lock seam profile Pengukuran skala foto profile

Karakteristik kualitas yang digunakan oleh perusahaan untuk menyatakan produk spin on filter tidak bocor ada dua, yaitu leakage dan persentase lock seam profile. Apabila salah satu atau kedua karakteristik kualitas tersebut tidak terpenuhi, maka filter dinyatakan sebagai produk jelek (NG).

Leak test digunakan untuk melihat filter bocor (leak) atau tidak bocor (no leak) dengan pengamatan secara visual pada hasil seamer. Prinsip kerja leak test adalah memberikan tekanan angin ke dalam filter, kemudian filter direndam dalam air dan dilihat bilamana terdapat gelembung udara yang keluar dari hasil seamer maupun bagian filter yang lain. Definisi leak yang digunakan adalah munculnya gelembung udara yang keluar dari hasil seamer pada filter yang direndam dalam air dengan diberi tekanan udara sebesar 7 bar selama 10 detik.

Lock seam profile test digunakan untuk mengukur area lock seam yang dibentuk oleh body dan elco. Cara pengujiannya adalah dengan mengukur skala lock seam profile yang telah difoto dan dimasukkan ke dalam komputer.

19

Universitas Kristen Petra

(5)

Persentase lock seam dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.1. Contoh pengukuran lock seam profile ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Contoh Pengukuran Lock Seam Profile

∑ Scale a 0,9

∑ Scale b 0,75

Scale 0,1

Profile 83,33%

4.3 Desain Eksperimen

Desain eksperimen dirancang untuk meneliti masalah kebocoran filter.

Ada banyak faktor yang mungkin mempengaruhi hasil seamer menjadi bocor, salah satunya adalah dimensi komponen penyusun filter. Penelitian ini difokuskan pada tiga dimensi komponen, yaitu diameter trimming body, tinggi bibir elemen cover, dan berat latex. Hal ini diperoleh berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan diskusi dengan pihak perusahaan. Tiap faktor yang digunakan memiliki tiga level yang sesuai dengan spesifikasi dimensi komponen penyusun. Level diambil dari batas bawah, nilai standar, dan batas atas spesifikasi masing-masing faktor.

Respon yang akan diambil dalam desain eksperimen ini sesuai dengan karakteristik kualitas filter yang ada, yaitu ditinjau dari hasil leak test dan persentase lock seam profile test.

20

Universitas Kristen Petra

(6)

4.3.1 Pemilihan Part Number

Langkah awal dalam pelaksanaan desain eksperimen ini adalah pemilihan part number yang akan diteliti. Pemilihan part number ini ditentukan berdasarkan persentase leak karena setiap part number dari data historis produksi selama tiga bulan, yakni bulan Desember 2009 sampai dengan Februari 2010. Persentase part number leak dapat dijelaskan pada Tabel 4.3. dan Gambar 4.2.

Tabel 4.3. Persentase Part Number Leak Part Number Leak Produksi Persentase Leak

131AXX 1 3346 0,0299 142AXX 1 23821 0,0042

172XX 4 4294 0,0932

252XX 20 33917 0,0590

271XX 4 2037 0,1964

332XX 27 18094 0,1492

372XX 2 7574 0,0264

380XX 48 5436 0,8830

442XX 1 4017 0,0249

553XX 1 4891 0,0204

631XX 3 2098 0,1430

632XX 2 13098 0,0153

68XX 5 4606 0,1086

Gambar 4.2. Grafik Persentase Part Number Leak

21

Universitas Kristen Petra

(7)

Data persentase yang disajikan pada Tabel 4.3. dan Gambar 4.2.

merupakan persentase leak terhadap total produksi dari masing-masing part number. Data tersebut diperoleh dari penelusuran LHP (Laporan Harian Produksi) selama periode bulan Desember 2009 sampai dengan Februari 2010 yang menunjukkan bahwa part number 380XX, 271XX dan 332XX secara berturut- turut memiliki persentase leak tertinggi pertama, kedua dan ketiga, yakni sebesar 0,8830%, 0,1964% dan 0,1492%. Part number dengan persentase terbesar adalah 380XX. Akan tetapi berdasarkan hasil diskusi dengan pihak perusahaan, penelitian akan dilaksanakan dengan menggunakan part number 332XX sebagai obyeknya. Penggantian part number ini berkaitan dengan biaya.

Part number 332XX dan 380XX memiliki kesamaan dalam pemakaian komponen seat assy, perbedaannya hanya terdapat pada bentuk komponen body.

Selain itu, part number 332XX juga merupakan part number dengan persentase leak yang cukup tinggi, sehingga layak untuk diteliti. Penelitian akan dilakukan dengan menggunakan spesifikasi sesuai dengan part number 332XX, sehingga level dari tiap faktor disesuaikan juga dengan part number tersebut.

4.3.2 Faktor, Level, dan Respon Desain Eksperimen

Faktor yang digunakan dalam desain eksperimen ini ada tiga dan masing- masing memiliki tiga level. Jumlah level ini diambil dari batas standar, batas atas, dan batas bawah dari spesifikasi dimensi yang dimiliki oleh part number 332XX.

Perincian level dari setiap faktor desain eksperimen dijelaskan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Faktor dan Level Desain Eksperimen Part Number 332XX

Faktor Level

Atas Standar Bawah Diameter trimming body 98,20 mm 98,00 mm 97,80 mm Tinggi bibir elco 1,70 mm 1,50 mm 1,30 mm Berat latex 0,0850 gram 0,0800 gram 0,0750 gram

Faktor diameter trimming body memiliki spesifikasi 98 mm ± 0,20 mm, sehingga level yang digunakan adalah 97,80 mm, 98,00 mm, dan 98,20 mm.

Faktor tinggi bibir elemen cover memiliki spesifikasi 1,50 mm ± 0,20 mm,

22

Universitas Kristen Petra

(8)

sehingga levelnya menjadi 1,30 mm, 1,50 mm, dan 1,70 mm. Sedangkan faktor berat latex memiliki spesifikasi berat antara 0,0750 gram - 0,0850 gram, sehingga faktor yang digunakan adalah 0,0750 gram, 0,0800 gram, dan 0,0850 gram. Latex berada pada bagian bentangan elco, sehingga pengukuran berat latex diperoleh dari berat elco dengan latex dikurangi berat elco tanpa latex. Faktor dalam desain eksperimen ditunjukkan secara lebih jelas pada Gambar 4.3., Gambar 4.4., dan Gambar 4.5.

‹ƒ ‡–‡”trimming body

Gambar 4.3. Body dan Drawing Body 332XX

Gambar 4.4. Seat Assy dan Drawing Elemen Cover 332XX 23

Universitas Kristen Petra

(9)

Gambar 4.5. Posisi Latex Pada Seat Assy 332XX

Spesifikasi respon pada desain eksperimen yang dilakukan disesuaikan dengan part number yang diteliti, karena setiap part number memiliki spesifikasi hasil seamer yang berbeda. Spesifikasi respon desain eksperimen dijelaskan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Spesifikasi Respon Desain Eksperimen Part Number 332XX Respon Spesifikasi Standar

Leakage No Leak

Persentase Lock Seam Profile 60% - 80%

Hasil seamer filter dengan part number 332XX yang memiliki respon di luar batas spesifikasi berarti tidak memenuhi standar kualitas yang ada. Standar persentase lock seam profile adalah lebih dari 60%. Semakin rendah persentase lock seam profile berarti hasil seamer semakin jelek, sebaliknya semakin tinggi persentase lock seam profile berarti hasil seamer semakin baik. Persentase lock seam profile sebesar 60% digunakan sebagai parameter batas aman paling minimum pada filter untuk menyesuaikan dengan permintaan pelanggan.

Sedangkan 80% adalah nilai persentase lock seam profile tertinggi yang umumnya dapat dicapai, hal ini diperoleh dari perhitungan desain. Filter hasil seamer secara ditunjukkan secara lebih jelas pada gambar 4.6.

24

Universitas Kristen Petra

(10)

Gambar 4.6. Spin On Filter dan Drawing 332XX Setelah Proses Seaming

4.3.3 Pembuatan dan Persiapan Komponen

Pelaksanaan percobaan diawali dengan pembuatan komponen sesuai dengan part number 332XX serta faktor dan level yang ditetapkan. Jumlah komponen juga dipengaruhi oleh penggunaan metode dan banyaknya replikasi dalam eksperimen. Desain eksperimen ini menggunakan metode full factorial design dengan replikasi sebanyak tiga kali. Jumlah komponen yang diperlukan dalam pelaksanaan desain eksperimen ini dijelaskan pada Tabel 4.6. dan Tabel 4.7.

Tabel 4.6. Perincian Jumlah Komponen Desain Eksperimen

Level 1 (bawah) Level 2 (standar) Level 3 (atas) Total

Body 27 pcs 27 pcs 27 pcs 81 pcs

Elemen Cover 27 pcs 27 pcs 27 pcs 81 pcs

Latex 27 pcs 27 pcs 27 pcs 81 pcs

Eksperimen didesain dengan menggunakan tiga faktor dan tiga level, sehingga dalam satu kali replikasi terdapat 27 kombinasi. Hal ini berarti dalam satu kali replikasi diperlukan 27 pieces komponen untuk masing-masing komponen body dan elco serta latex, dengan perincian sebanyak 9 pieces komponen untuk setiap level. Pada setiap level latex terdapat 9 pieces elco yang terdiri dari 3 pieces elco bawah, 3 pieces elco standar, dan 3 pieces elco atas.

25

Universitas Kristen Petra

(11)

Percobaan dilakukan dengan replikasi sebanyak tiga kali, sehingga jumlah komponen yang diperlukan menjadi tiga kali lebih banyak, yaitu 27 pieces untuk setiap level body, elco, dan latex. Total jumlah komponen body dan elco yang diperlukan untuk percobaan adalah sebanyak 81 pieces. Percobaan dilakukan mengunakan acuan setting mesin seamer yang sesuai dengan kondisi normal pada saat produksi.

Persiapan komponen dilakukan dengan pengukuran diameter trimming komponen body dan tinggi bibir komponen elco pada 4 titik yang berseberangan.

Pengukuran dilakukan menggunakan alat ukur caliper dengan ketelitian 0,01 milimeter. Berat latex diperoleh dari berat elco dengan latex dikurangi dengan berat elco tanpa latex. Pengukuran berat latex menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,0001 gram. Data komponen yang digunakan dalam percobaan dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.

4.3.4 Pelaksanaan Eksperimen

Desain eksperimen dilakukan dengan menggunakan metode full factorial design dengan replikasi sebanyak 3 kali. Eksperimen dilaksanakan sesuai dengan urutan yang telah diacak. Data mengenai pemasangan komponen body dan elco dalam rancangan desain eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tabel 4.7. Rancangan Desain Eksperimen 332XX StdOr

der

RunO rder

PtT ype

Blo cks

Diameter Trimming Body (mm)

Tinggi Bibir Elco (mm)

Berat Latex (gram)

46 1 1 1 97,80 1,70 0,0850

19 2 1 1 97,80 1,70 0,0850

32 3 1 1 98,20 1,50 0,0800

35 4 1 1 98,20 1,30 0,0800

29 5 1 1 98,20 1,70 0,0800

37 6 1 1 98,00 1,70 0,0850

64 7 1 1 98,00 1,70 0,0850

12 8 1 1 98,00 1,70 0,0750

67 9 1 1 98,00 1,50 0,0850

3 10 1 1 98,20 1,70 0,0750

65 11 1 1 98,00 1,70 0,0800

55 12 1 1 98,20 1,70 0,0850

49 13 1 1 97,80 1,50 0,0850

26

Universitas Kristen Petra

(12)

Tabel 4.7. Rancangan Desain Eksperimen 332XX (Sambungan) StdOr

der RunO rder PtT

ype Blo

cks Diameter Trimming

Body (mm) Tinggi Bibir

Elco (mm) Berat Latex (gram)

45 14 1 1 98,00 1,30 0,0750

43 15 1 1 98,00 1,30 0,0850

20 16 1 1 97,80 1,70 0,0800

53 17 1 1 97,80 1,30 0,0800

40 18 1 1 98,00 1,50 0,0850

14 19 1 1 98,00 1,50 0,0800

62 20 1 1 98,20 1,30 0,0800

28 21 1 1 98,20 1,70 0,0850

6 22 1 1 98,20 1,50 0,0750

17 23 1 1 98,00 1,30 0,0800

13 24 1 1 98,00 1,50 0,0850

68 25 1 1 98,00 1,50 0,0800

77 26 1 1 97,80 1,50 0,0800

73 27 1 1 97,80 1,70 0,0850

59 28 1 1 98,20 1,50 0,0800

39 29 1 1 98,00 1,70 0,0750

63 30 1 1 98,20 1,30 0,0750

11 31 1 1 98,00 1,70 0,0800

1 32 1 1 98,20 1,70 0,0850

69 33 1 1 98,00 1,50 0,0750

27 34 1 1 97,80 1,30 0,0750

10 35 1 1 98,00 1,70 0,0850

50 36 1 1 97,80 1,50 0,0800

71 37 1 1 98,00 1,30 0,0800

80 38 1 1 97,80 1,30 0,0800

47 39 1 1 97,80 1,70 0,0800

66 40 1 1 98,00 1,70 0,0750

33 41 1 1 98,20 1,50 0,0750

79 42 1 1 97,80 1,30 0,0850

57 43 1 1 98,20 1,70 0,0750

22 44 1 1 97,80 1,50 0,0850

18 45 1 1 98,00 1,30 0,0750

81 46 1 1 97,80 1,30 0,0750

54 47 1 1 97,80 1,30 0,0750

52 48 1 1 97,80 1,30 0,0850

25 49 1 1 97,80 1,30 0,0850

23 50 1 1 97,80 1,50 0,0800

27

Universitas Kristen Petra

(13)

Tabel 4.7. Rancangan Desain Eksperimen 332XX (Sambungan) StdOr

der RunO rder PtT

ype Blo

cks Diameter Trimming

Body (mm) Tinggi Bibir

Elco (mm) Berat Latex (gram)

42 51 1 1 98,00 1,50 0,0750

34 52 1 1 98,20 1,30 0,0850

38 53 1 1 98,00 1,70 0,0800

76 54 1 1 97,80 1,50 0,0850

60 55 1 1 98,20 1,50 0,0750

44 56 1 1 98,00 1,30 0,0800

30 57 1 1 98,20 1,70 0,0750

78 58 1 1 97,80 1,50 0,0750

58 59 1 1 98,20 1,50 0,0850

74 60 1 1 97,80 1,70 0,0800

2 61 1 1 98,20 1,70 0,0800

7 62 1 1 98,20 1,30 0,0850

8 63 1 1 98,20 1,30 0,0800

31 64 1 1 98,20 1,50 0,0850

21 65 1 1 97,80 1,70 0,0750

51 66 1 1 97,80 1,50 0,0750

26 67 1 1 97,80 1,30 0,0800

16 68 1 1 98,00 1,30 0,0850

9 69 1 1 98,20 1,30 0,0750

61 70 1 1 98,20 1,30 0,0850

72 71 1 1 98,00 1,30 0,0750

36 72 1 1 98,20 1,30 0,0750

48 73 1 1 97,80 1,70 0,0750

5 74 1 1 98,20 1,50 0,0800

4 75 1 1 98,20 1,50 0,0850

15 76 1 1 98,00 1,50 0,0750

24 77 1 1 97,80 1,50 0,0750

56 78 1 1 98,20 1,70 0,0800

70 79 1 1 98,00 1,30 0,0850

41 80 1 1 98,00 1,50 0,0800

75 81 1 1 97,80 1,70 0,0750

Rancangan desain eksperimen pada Tabel 4.7. digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan percobaan. Percobaan dilakukan dengan mengikuti run order dengan kombinasi ketiga faktor yang tertera pada tabel. Respon yang

28

Universitas Kristen Petra

(14)

diambil dalam desain eksperimen ini adalah hasil dari leak test dan lock seam profile test. Hasil dari desain eksperimen dapat dilihat di bawah ini:

• Respon hasil leak test.

Hasil leak test ditandai dengan nilai 1 untuk eksperimen yang memberikan hasil filter leak dan nilai 0 untuk eksperimen yang memberikan hasil filter no leak. Hasil leak test ditampilkan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Hasil Leak Test 332XX

RunOrder Body (mm) Elco (mm) Latex (gram) Leak Test Nilai

1 97,80 1,70 0,0850 No 0

2 97,80 1,70 0,0850 No 0

3 98,20 1,50 0,0800 No 0

4 98,20 1,30 0,0800 No 0

5 98,20 1,70 0,0800 No 0

6 98,00 1,70 0,0850 No 0

7 98,00 1,70 0,0850 No 0

8 98,00 1,70 0,0750 No 0

9 98,00 1,50 0,0850 No 0

10 98,20 1,70 0,0750 No 0

11 98,00 1,70 0,0800 No 0

12 98,20 1,70 0,0850 No 0

13 97,80 1,50 0,0850 No 0

14 98,00 1,30 0,0750 No 0

15 98,00 1,30 0,0850 No 0

16 97,80 1,70 0,0800 No 0

17 97,80 1,30 0,0800 No 0

18 98,00 1,50 0,0850 No 0

19 98,00 1,50 0,0800 No 0

20 98,20 1,30 0,0800 No 0

21 98,20 1,70 0,0850 No 0

22 98,20 1,50 0,0750 No 0

23 98,00 1,30 0,0800 No 0

24 98,00 1,50 0,0850 Leak 1

25 98,00 1,50 0,0800 No 0

26 97,80 1,50 0,0800 Leak 1

27 97,80 1,70 0,0850 No 0

28 98,20 1,50 0,0800 No 0

29

Universitas Kristen Petra

(15)

Tabel 4.8. Hasil Leak Test 332XX (sambungan)

RunOrder Body (mm) Elco (mm) Latex (gram) Leak Test Nilai

29 98,00 1,70 0,0750 No 0

30 98,20 1,30 0,0750 No 0

31 98,00 1,70 0,0800 No 0

32 98,20 1,70 0,0850 No 0

33 98,00 1,50 0,0750 No 0

34 97,80 1,30 0,0750 No 0

35 98,00 1,70 0,0850 No 0

36 97,80 1,50 0,0800 No 0

37 98,00 1,30 0,0800 No 0

38 97,80 1,30 0,0800 No 0

39 97,80 1,70 0,0800 No 0

40 98,00 1,70 0,0750 No 0

41 98,20 1,50 0,0750 No 0

42 97,80 1,30 0,0850 No 0

43 98,20 1,70 0,0750 No 0

44 97,80 1,50 0,0850 Leak 1

45 98,00 1,30 0,0750 No 0

46 97,80 1,30 0,0750 No 0

47 97,80 1,30 0,0750 No 0

48 97,80 1,30 0,0850 No 0

49 97,80 1,30 0,0850 No 0

50 97,80 1,50 0,0800 No 0

51 98,00 1,50 0,0750 Leak 1

52 98,20 1,30 0,0850 No 0

53 98,00 1,70 0,0800 No 0

54 97,80 1,50 0,0850 No 0

55 98,20 1,50 0,0750 No 0

56 98,00 1,30 0,0800 No 0

57 98,20 1,70 0,0750 No 0

58 97,80 1,50 0,0750 No 0

59 98,20 1,50 0,0850 No 0

60 97,80 1,70 0,0800 No 0

61 98,20 1,70 0,0800 No 0

62 98,20 1,30 0,0850 No 0

63 98,20 1,30 0,0800 No 0

64 98,20 1,50 0,0850 No 0

30

Universitas Kristen Petra

(16)

Tabel 4.8. Hasil Leak Test 332XX (sambungan)

RunOrder Body (mm) Elco (mm) Latex (gram) Leak Test Nilai

65 97,80 1,70 0,0750 No 0

66 97,80 1,50 0,0750 No 0

67 97,80 1,30 0,0800 No 0

68 98,00 1,30 0,0850 No 0

69 98,20 1,30 0,0750 No 0

70 98,20 1,30 0,0850 No 0

71 98,00 1,30 0,0750 No 0

72 98,20 1,30 0,0750 No 0

73 97,80 1,70 0,0750 No 0

74 98,20 1,50 0,0800 No 0

75 98,20 1,50 0,0850 No 0

76 98,00 1,50 0,0750 No 0

77 97,80 1,50 0,0750 No 0

78 98,20 1,70 0,0800 No 0

79 98,00 1,30 0,0850 No 0

80 98,00 1,50 0,0800 No 0

81 97,80 1,70 0,0750 No 0

• Respon persentase lock seam profile.

Penghitungan persentase lock seam profile untuk setiap percobaan dilakukan pada 4 titik dan diambil nilai rata-rata. Pengambilan 4 titik selalu pada posisi yang saling bersilangan dan searah dengan posisi pengunci packing seat assy.

Hasil penghitungan rata-rata persentase lock seam profile ditampilkan pada tabel 4.9. Data perhitungan lock seam profile tersaji pada Lampiran 5.

Tabel 4.9. Hasil Rata-rata Persentase Lock Seam Profile Test 332XX RunOrder Body

(mm) Elco

(mm) Latex

(gram) Rata-Rata Persentase Lock Seam Profile

1 97,80 1,70 0,0850 83,46

2 97,80 1,70 0,0850 81,98

3 98,20 1,50 0,0800 71,14

4 98,20 1,30 0,0800 69,41

5 98,20 1,70 0,0800 75,98

6 98,00 1,70 0,0850 75,53

7 98,00 1,70 0,0850 76,37

31

Universitas Kristen Petra

(17)

Tabel 4.9. Hasil Rata-ata Persentase Lock Seam Profile Test 332XX (sambungan) RunOrder Body

(mm)

Elco (mm)

Latex (gram)

Rata-Rata Persentase Lock Seam Profile

8 98,00 1,70 0,0750 75,54

9 98,00 1,50 0,0850 69,75

10 98,20 1,70 0,0750 76,40

11 98,00 1,70 0,0800 77,53

12 98,20 1,70 0,0850 75,31

13 97,80 1,50 0,0850 72,11

14 98,00 1,30 0,0750 69,07

15 98,00 1,30 0,0850 67,51

16 97,80 1,70 0,0800 74,53

17 97,80 1,30 0,0800 67,95

18 98,00 1,50 0,0850 67,85

19 98,00 1,50 0,0800 69,87

20 98,20 1,30 0,0800 70,51

21 98,20 1,70 0,0850 75,55

22 98,20 1,50 0,0750 70,48

23 98,00 1,30 0,0800 68,64

24 98,00 1,50 0,0850 70,91

25 98,00 1,50 0,0800 72,98

26 97,80 1,50 0,0800 69,87

27 97,80 1,70 0,0850 75,84

28 98,20 1,50 0,0800 68,50

29 98,00 1,70 0,0750 72,25

30 98,20 1,30 0,0750 65,19

31 98,00 1,70 0,0800 74,70

32 98,20 1,70 0,0850 75,95

33 98,00 1,50 0,0750 71,73

34 97,80 1,30 0,0750 71,75

35 98,00 1,70 0,0850 77,99

36 97,80 1,50 0,0800 77,40

37 98,00 1,30 0,0800 70,67

38 97,80 1,30 0,0800 70,47

39 97,80 1,70 0,0800 74,30

40 98,00 1,70 0,0750 77,21

41 98,20 1,50 0,0750 66,61

42 97,80 1,30 0,0850 69,71

43 98,20 1,70 0,0750 76,45

44 97,80 1,50 0,0850 74,90

45 98,00 1,30 0,0750 70,22

46 97,80 1,30 0,0750 73,44

47 97,80 1,30 0,0750 68,83

32

Universitas Kristen Petra

(18)

Tabel 4.9. Hasil Rata-ata Persentase Lock Seam Profile Test 332XX (sambungan) RunOrder Body

(mm)

Elco (mm)

Latex (gram)

Rata-Rata Persentase Lock Seam Profile

48 97,80 1,30 0,0850 69,89

49 97,80 1,30 0,0850 71,06

50 97,80 1,50 0,0800 74,08

51 98,00 1,50 0,0750 70,73

52 98,20 1,30 0,0850 70,27

53 98,00 1,70 0,0800 74,31

54 97,80 1,50 0,0850 75,02

55 98,20 1,50 0,0750 67,36

56 98,00 1,30 0,0800 69,08

57 98,20 1,70 0,0750 70,71

58 97,80 1,50 0,0750 73,44

59 98,20 1,50 0,0850 66,53

60 97,80 1,70 0,0800 80,25

61 98,20 1,70 0,0800 71,44

62 98,20 1,30 0,0850 68,75

63 98,20 1,30 0,0800 69,14

64 98,20 1,50 0,0850 71,18

65 97,80 1,70 0,0750 74,03

66 97,80 1,50 0,0750 75,08

67 97,80 1,30 0,0800 71,50

68 98,00 1,30 0,0850 68,81

69 98,20 1,30 0,0750 70,31

70 98,20 1,30 0,0850 69,88

71 98,00 1,30 0,0750 72,23

72 98,20 1,30 0,0750 68,29

73 97,80 1,70 0,0750 81,24

74 98,20 1,50 0,0800 72,18

75 98,20 1,50 0,0850 69,91

76 98,00 1,50 0,0750 74,89

77 97,80 1,50 0,0750 71,06

78 98,20 1,70 0,0800 73,81

79 98,00 1,30 0,0850 70,87

80 98,00 1,50 0,0800 70,48

81 97,80 1,70 0,0750 74,93

4.4 Pengolahan dan Analisis Data Hasil Eksperimen

Pengolahan data hasil eksperimen dilakukan dengan menggunakan dua metode yang berbeda untuk respon hasil leak test dan persentase lock seam profile.

33

Universitas Kristen Petra

(19)

Respon hasil leak test diolah dengan menggunakan metode binary logistic regression, karena data yang diperoleh berupa data binary. Sedangkan respon persentase lock seam profile diolah dengan menggunakan metode general linear model.

4.4.1 Pengujian Pengaruh Diameter Trimming Body, Tinggi Bibir Elco, dan Berat Latex Terhadap Hasil Leak Test

Data respon hasil leak test yang diperoleh dari eksperimen menunjukkan bahwa ada 4 filter yang mengalami leak. Leak terjadi pada percobaan dengan run order 24, 26, 44, dan 51, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Data Filter Leak Hasil Eksperimen RunOrder Diameter Trimming Body

(mm) Tinggi Bibir

Elco(mm) Berat Latex (gram)

24 98,00 1,50 0,0850

26 97,80 1,50 0,0800

44 97,80 1,50 0,0850

51 98,00 1,50 0,0750

Pada 4 kejadian leak tersebut, 2 terjadi pada penggunaan komponen body dengan diameter trimming level standar (98,00 mm) dan 2 kejadian lainnya pada komponen body dengan diameter trimming level bawah (98,80 mm). Sedangkan tinggi bibir elco yang digunakan adalah level standar (1,50 mm) dengan berat latex yang bervariasi. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat kecenderungan semua kejadian leak terjadi pada filter yang menggunakan komponen elco dengan tinggi bibir 1,50 mm. Kepastian akan adanya pengaruh dari faktor yang diteliti akan dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan uji statistik.

Data respon hasil leak test merupakan data yang dapat dilambangkan sebagai binary (1 dan 0), karena hasil yang diperoleh hanya ada dua yaitu leak (1) dan no leak (0). Data ini diolah dengan menggunakan metode binary logistic regression untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi respon hasil leak test.

Hasil pengolahan data ditampilkan pada Gambar 4.7.

34

Universitas Kristen Petra

(20)

Binary Logistic Regression: Leak versus Body, Elco, Latex

Link Function: Logit

Response Information Variable Value Count

Leak 1 4 (Event) 0 77

Total 81

Logistic Regression Table

Odds 95% CI Predictor Coef SE Coef Z P Ratio Lower Upper Constant 429.390 362.828 1.18 0.237

Body -4.41787 3.70574 -1.19 0.233 0.01 0.00 17.21 Elco -0.0000000 3.18725 -0.00 1.000 1.00 0.00 516.46 Latex 0.969651 1.34837 0.72 0.472 2.64 0.19 37.06

Log-Likelihood = -14.847

Test that all slopes are zero: G = 2.170, DF = 3, P-Value = 0.538

Goodness-of-Fit Tests

Method Chi-Square DF P Pearson 21.1576 23 0.571 Deviance 14.4185 23 0.914 Hosmer-Lemeshow 4.1802 7 0.759

Table of Observed and Expected Frequencies:

(See Hosmer-Lemeshow Test for the Pearson Chi-Square Statistic)

Group

Value 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total 1

Obs 0 0 0 1 0 1 0 1 1 4 Exp 0.1 0.1 0.2 0.3 0.3 0.5 0.6 0.6 1.2

0

Obs 9 9 9 8 9 8 9 8 8 77 Exp 8.9 8.9 8.8 8.7 8.7 8.5 8.4 8.4 7.8

Total 9 9 9 9 9 9 9 9 9 81

Measures of Association:

(Between the Response Variable and Predicted Probabilities)

Pairs Number Percent Summary Measures

Concordant 192 62.3 Somers' D 0.41 Discordant 66 21.4 Goodman-Kruskal Gamma 0.49 Ties 50 16.2 Kendall's Tau-a 0.04 Total 308 100.0

Gambar 4.7. Hasil Pengolahan Binary Logistic Regression untuk Hasil Leak Test

Pada bagian response information yang tersaji pada Gambar 4.7. terlihat bahwa terdapat 81 kali percobaan dengan 4 event yang menunjukkan terjadinya leak dan 77 percobaan lainnya menghasilkan no leak. Percobaan dilakukan dengan menggunakan tiga faktor dan menggunakan α sebesar 5%. Pengujian

35

Universitas Kristen Petra

(21)

pengaruh diameter trimming body, tinggi bibir elco, dan berat latex terhadap hasil leak test dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : βi = 0 H1 : βi ≠ 0

Hasil pengolahan data menunjukkan nilai p-value Log-Likelihood yang diperoleh adalah sebesar 0,538, sehingga p-value lebih besar dari α dan gagal tolak hipotesis awal. Hal ini berarti ketiga faktor yang diteliti tidak memberikan berpengaruh yang signifikan terhadap respon hasil leak test. Informasi pada bagian Logistic Regression Table juga menunjukkan hasil yang serupa. P-value yang diperoleh setiap faktor, nilainya lebih besar dari α.

Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat kecenderungan kejadian leak pada filter yang menggunakan komponen elco dengan tinggi bibir 1,50 mm. Akan tetapi, hasil pengolahan dengan menggunakan binary logistic regression menunjukkan bahwa faktor diameter trimming body, tinggi bibir elco, maupun berat latex tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil leak test.

4.4.2 Pengujian Pengaruh Diameter Trimming Body, Tinggi Bibir Elco, dan Berat Latex Terhadap Persentase Lock Seam Profile

Data respon rata-rata persentase hasil perhitungan lock seam profile yang didapatkan dari eksperimen diolah dengan menggunakan general linear model (GLM) untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi persentase lock seam profile.

Pengujian pengaruh diameter trimming body, tinggi bibir elco, dan berat latex terhadap persentase lock seam profile dilakukan dengan menggunakan nilai α sebesar 5% dan hipotesis sebagai berikut:

H0 : βi = 0 H1 : βi ≠ 0

Hasil pengujian dengan general linear model tersaji pada Gambar 4.8.

36

Universitas Kristen Petra

(22)

General Linear Model: Profil versus Body, Elco, Latex

Factor Type Levels Values

Body fixed 3 Atas, Standard, Bawah Elco fixed 3 Atas, Standard, Bawah Latex fixed 3 Atas, Standard, Bawah

Analysis of Variance for Profil, using Adjusted SS for Tests

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Body 2 0.0123518 0.0123518 0.0061759 12.04 0.000 Elco 2 0.0580579 0.0580579 0.0290290 56.59 0.000 Latex 2 0.0004069 0.0004069 0.0002035 0.40 0.675 Body*Elco 4 0.0019940 0.0019940 0.0004985 0.97 0.431 Body*Latex 4 0.0019943 0.0019943 0.0004986 0.97 0.431 Elco*Latex 4 0.0030597 0.0030597 0.0007649 1.49 0.218 Body*Elco*Latex 8 0.0020828 0.0020828 0.0002603 0.51 0.845 Error 54 0.0277010 0.0277010 0.0005130

Total 80 0.1076484

S = 0.0226491 R-Sq = 74.27% R-Sq(adj) = 61.88%

Unusual Observations for Profil

Obs Profil Fit SE Fit Residual St Resid 26 0.698650 0.737817 0.013076 -0.039167 -2.12 R 27 0.758350 0.804225 0.013076 -0.045875 -2.48 R 57 0.707075 0.745183 0.013076 -0.038108 -2.06 R 60 0.802500 0.763575 0.013076 0.038925 2.10 R 73 0.812350 0.767300 0.013076 0.045050 2.44 R R denotes an observation with a large standardized residual.

Gambar 4.8. Hasil Pengujian General Linear Model untuk Persentase Lock Seam Profile

Hasil pengolahan data memberikan informasi bahwa nilai p-value dari faktor diameter trimming body dan tinggi bibir elco adalah sebesar 0,000. Nilai p- value yang didapat lebih kecil dari nilai α, sehingga tolak hipotesis awal. Hal ini menunjukkan bahwa faktor diameter trimming body dan faktor tinggi bibir elco memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persentase lock seam profile.

Sedangkan faktor berat latex memiliki nilai p-value yang lebih besar dari α, yakni sebesar 0,675, sehingga gagal tolak hipotesis awal. Hal ini menunjukkan bahwa berat latex tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap persentase lock seam profile. Hasil pengolahan data juga menunjukkan bahwa tidak ada interaksi yang berpengaruh antara tiap faktor maupun pengaruh ketiganya terhadap

37

Universitas Kristen Petra

(23)

persentase lock seam profile. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai p-value yang lebih besar dari α, yang berkisar antara 0,218 sampai dengan 0,845.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil pengolahan data, faktor berat latex tidak berpengaruh terhadap respon persentase lock seam profile, sehingga perlu dilakukan pengolahan data tanpa memperhitungkan berat latex dan interaksi antar faktor. Hasil pengujian dengan general linear model tersaji pada Gambar 4.9

General Linear Model: Profil versus Body, Elco

Factor Type Levels Values

Body fixed 3 Atas, Standard, Bawah Elco fixed 3 Atas, Standard, Bawah

Analysis of Variance for Profil, using Adjusted SS for Tests

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Body 2 0.012352 0.012352 0.006176 12.60 0.000 Elco 2 0.058058 0.058058 0.029029 59.24 0.000 Error 76 0.037239 0.037239 0.000490

Total 80 0.107648

S = 0.0221356 R-Sq = 65.41% R-Sq(adj) = 63.59%

Term Coef SE Coef T P Constant 0.723823 0.002460 294.30 0.000 Body

Atas -0.013748 0.003478 -3.95 0.000 Standard -0.002453 0.003478 -0.71 0.483 Elco

Atas 0.036752 0.003478 10.57 0.000 Standard -0.010493 0.003478 -3.02 0.003 Unusual Observations for Profil

Obs Profil Fit SE Fit Residual St Resid 1 0.834575 0.776775 0.005500 0.057800 2.70 R 2 0.819750 0.776775 0.005500 0.042975 2.00 R 36 0.774000 0.729530 0.005500 0.044470 2.07 R R denotes an observation with a large standardized residual.

Least Squares Means for Profil

Body Mean SE Mean Atas 0.7101 0.004260 Standard 0.7214 0.004260 Bawah 0.7400 0.004260 Elco

Atas 0.7606 0.004260 Standard 0.7133 0.004260 Bawah 0.6976 0.04260

Gambar 4.9. Hasil Pengujian General Linear Model untuk Persentase Lock Seam Profile Tanpa Faktor Berat Latex

38

Universitas Kristen Petra

(24)

Pengujian ulang dilakukan untuk mengetahui pengaruh diameter trimming body dan tinggi bibir elco terhadap persentase lock seam profile dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : βi = 0 H1 : βi ≠ 0

Nilai α yang digunakan pada pengujian ini adalah 5%. Hasil pengolahan data tanpa memperhitungkan faktor berat latex menunjukkan bahwa faktor diameter trimming body dan tinggi bibir elco memiliki pengaruh terhadap persentase lock seam profile. Hal ini terlihat dari p-value kedua faktor tersebut yang bernilai 0,000. P-value yang diperoleh lebih kecil dari α, sehingga tolak hipotesis awal. Pengolahan di atas menghasilkan sebuah persamaan sebagai berikut:

y = 0,723823 – 0,01375*x1 – 0,00245*x2 + 0,036752*z1 – 0,01049*z2 (4.1) dimana:

y = persentase lock seam profile x = faktor diameter trimming body z = faktor tinggi bibir elco

Persamaan di atas menunjukkan adanya pengaruh diameter trimming body dan tinggi bibir elco terhadap persentase lock seam profile. Nilai x dan z, bergantung pada level dari faktor. Penggunaan nilai x dan z pada persamaan ditunjukkan dengan lebih jelas pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11. Nilai x dan z Persamaan Persentase Lock Seam Profile Faktor Diameter Trimming Body Tinggi Bibir Elco

Level x1 x2 z1 z2

Atas 1 0 1 0

Standar 0 1 0 1

Bawah -1 -1 -1 -1

Apabila komponen body yang digunakan memiliki diameter trimming dengan level atas (98,20 mm), maka x1 = 1 dan x2 = 0. Apabila komponen body yang digunakan memiliki diameter trimming dengan level standar (98,00 mm),

39

Universitas Kristen Petra

(25)

maka x1 = 0 dan x2 = 1. Apabila komponen body yang digunakan memiliki diameter trimming dengan level bawah (97,80), maka x1 = -1 dan x2 = -1.

Hal ini juga berlaku untuk nilai z. Apabila komponen elco yang digunakan memiliki tinggi bibir dengan level atas (1,70 mm), maka z1 = 1 dan z2 = 0. Apabila komponen elco yang digunakan memiliki tinggi bibir dengan level standar (1,50 mm), maka z1 = 1 dan z2 = 0. Apabila komponen elco yang digunakan memiliki tinggi bibir dengan level rendah (1,30 mm), maka z1 = 1 dan z2 = 0. Fitted value dari persamaan di atas dapat dilihat pada Lampiran 6.

Pengujian residual dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai model yang telah dibangun, melalui uji IIDN. Hasil uji IIDN terhadap residual ditunjukkan pada Gambar 4.10.

Residual

Percent

0.050 0.025 0.000 -0.025 -0.050 99.9

99 90 50

10 1 0.1

Fitted Value

Residual

0.775 0.750 0.725 0.700 0.050

0.025 0.000 -0.025 -0.050

Residual

Frequency

0.06 0.04 0.02 0.00 -0.02 -0.04 16 12 8 4

0

Observation Order

Residual

80 70 60 50 40 30 20 10 1 0.050 0.025 0.000 -0.025 -0.050

Normal Probability Plot of the Residuals Residuals Versus the Fitted Values

Histogram of the Residuals Residuals Versus the Order of the Data

Residual Plots for Profile

Gambar 4.10. Pengujian IIDN Persentase Lock Seam Profile dengan General Linear Model Tanpa Faktor Berat Latex

Pengujian distribusi normal dapat dilihat dari grafik normal probability plot of the residuals dan histogram of the residuals. Grafik normal probability plot menunjukkan bahwa data terletak pada satu garis walaupun ada beberapa data yang sedikit bergeser dari garis normal pada bagian bawah dan atas. Histogram juga menunjukkan bahwa data memiliki pusat di bagian tengah meskipun pada

40

Universitas Kristen Petra

(26)

bagian sebelah kiri agak tinggi dan lebih rendah pada bagian kanan kurva.

Pengujian hipotesis disajikan pada Gambar 4.11. untuk lebih meyakinkan terpenuhinya syarat distribusi normal.

Varians identik dari data dapat dilihat dari grafik residuals vs fitted values.

Grafik menunjukkan bahwa data tersebar secara merata dan tidak membentuk pola. Hal tersebut menunjukkan bahwa data yang ada memiliki varians yang identik. Independensi data dapat dilihat pada grafik residuals vs order of the data.

Grafik menunjukkan persebaran data yang tidak beraturan dan tidak membentuk pola, sehingga dapat dikatakan bahwa data yang ada bersifat independen.

Residual

Percent

0.075 0.050

0.025 0.000

-0.025 -0.050

99.9

99 95 90 80 7060 5040 30 20 10 5 1 0.1

Mean

>0.150 -3.70074E-17

StDev 0.02158

N 8

KS 0.072

P-Value

Probability Plot of Residual Normal

1

Gambar 4.11. Pengujian Distribusi Normal untuk Residual

Gambar 4.11. menyajikan hasil pengujian distribusi normal. Nilai p-value yang diperoleh dari hasil pengujian adalah lebih besar dari 0,150 sehingga p-value lebih besar dari nilai α, yaitu 0,05. P-value lebih besar dari α menunjukkan gagal tolak hipotesis awal sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa persyaratan general linear model terpenuhi.

Kombinasi faktor dan level terbaik dari pengaruh diameter trimming body dan tinggi bibir elco terhadap persentase lock seam profile ditunjukkan pada Gambar 4.12.

41

Universitas Kristen Petra

(27)

Mean of Profile

Bawah Standard

Atas 0.76 0.75 0.74 0.73 0.72 0.71 0.70

0.69

Bawah Standard

Atas

Body Elco

Main Effects Plot (data means) for Profile

Gambar 4.12. Grafik Main Effects Plot untuk Persentase Lock Seam Profile

Grafik main effects plot menunjukkan nilai pengaruh dari faktor diameter trimming body dan tinggi bibir elco pada setiap level terhadap persentase lock seam profile. Grafik menunjukkan bahwa diameter trimming body pada level batas nilai bawah (97,80 mm) memberikan hasil persentase lock seam profile yang paling baik, dengan rata-rata yang berkisar pada nilai 74%. Sedangkan tinggi bibir elco pada level atas (1,70 mm) memberikan hasil persentase lock seam profile yang paling baik, dengan rata-rata yang berkisar pada nilai 76%. Berdasarkan nilai mean dari kedua faktor tersebut, terlihat bahwa faktor tinggi bibir elco memiliki pengaruh yang lebih besar daripada faktor diameter trimming body.

4.5 Usulan Perbaikan

Hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan komponen body dengan diameter trimming yang berada pada level bawah (97,80 mm) memberikan hasil rata-rata persentase lock seam profile yang paling tinggi (74%). Sementara itu, komponen body 332XX yang biasa digunakan pada proses produksi memiliki dimensi diameter trimming yang berkisar pada level atas (98,20 mm). Hasil pengujian menunjukkan level ini memberikan hasil persentase lock seam profile yang paling rendah (71%). Selain itu, seringkali didapati komponen body dengan

42

Universitas Kristen Petra

(28)

43

Universitas Kristen Petra

diameter trimming yang berbentuk oval, sehingga besar diameternya menjadi tidak standar (lebih dari 98,20 mm).

Hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan komponen elco dengan tinggi bibir yang berada pada level atas (1,70 mm) memberikan hasil persentase lock seam profile yang paling tinggi (74%). Sementara itu, komponen elco 332XX yang biasa digunakan pada proses produksi memiliki dimensi tinggi bibir yang berkisar pada level bawah (1,30 mm). Hasil pengujian menunjukkan level ini memberikan hasil persentase lock seam profile yang paling rendah (69%-70%).

Seringkali juga didapati komponen elco 332XX dengan tinggi bibir yang tidak sama pada sisi-sisinya. Kecenderungan menunjukkan dua sisi bibir elco memiliki tinggi bibir yang lebih tinggi dibandingkan dua sisi lainnya. Terkadang ditemukan juga elco dengan tinggi bibir yang lebih rendah dari standard (< 1,30 mm). Hal ini diduga disebabkan karena beberapa hal seperti ukuran lebar slitting coil yang digunakan pada proses forming elco blow tidak rata (± 0,5 mm), sehingga menyebabkan tarikan feeder menjadi tidak sama. Dugaan lain adalah penggunaan plat pada pemasangan dies dan pemasangan stopper gawang yang miring.

Penggunaan plat pada dies dapat menyebabkan tinggi dies tidak rata, sehingga proses blank menjadi miring.

Permasalahan tinggi bibir elco yang tidak rata dapat diatasi dengan mengupayakan pemilihan lebar slitting coil material forming elco blow yang memiliki toleransi yang lebih kecil dan lebih rata. Upaya lainnya adalah dengan mengeliminasi penggunaan plat pada pemasangan dies agar tinggi tiap sisi dies sama rata. Penggunaan alat bantu seperti waterpas untuk memastikan pemasangan stopper gawang pada elco blow sudah rata.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mendapatkan informasi mengenai perencanaan suksesi serta sistem keluarga dan sistem manajemen pada PT Murni Mapan Makmur, maka dapat dilihat cara yang

Melalui Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa usulan yang dapat diimplementasikan saat ini adalah membuat jadwal pengecekan suhu mesin pelebur plastik, membuat catatan

Hubungan tiap departemen yang ada di PT E-T-A Indonesia terhadap sasaran atau obyektif yang telah ditetapkan dalam key performance indicator ( KPI ) perusahaan, dapat

Written test tidak dibuat untuk modul MAKER P Level Operator, karena sudah terdapat written test untuk modul training yang terdahulu dan soal dalam written test

Faktor manusia juga berperan dalam menghasilkan kecacatan ini sebab operator yang salah melakukan setting terhadap mesin gerinda menyebabkan mesin tidak akan bekerja

Berbeda dengan sistem perusahaan yang menggunakan forecasting produksi untuk menentukan jumlah bahan baku yang akan dipesan, penerapan metode periodic review

Nilai rata-rata keseluruhan untuk indikator customization benefits sebesar 3,737 dengan penilaian tertinggi adalah pada indikator yang menyatakan SMS ucapan selamat ulang tahun

Hasil yang didapatkan dari checklist pada kondisi setelah dilakukan program 5S menunjukkan nilai yang lebih tinggi berarti program 5S telah berjalan dengan baik di area