HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG
MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEDISIPLINAN BELAJAR
DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
Studi Kasus Kelas XI SMK YPKK 3 Sleman
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: Rika Andarini NIM : 041334023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
Telah diusahakannya”
(QS. An Najm: 39)
v
MOTTO
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Mujadilah: 11)
”Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu
bertambah bila dibelanjakan.” (Ali bin Abi Talib)
Sukses tidak diukur dari posisi yang dicapai seseorang dalam hidup, tiap dari kesulitan yang berhasil diatasi ketika berusaha meraih sukses
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 9 Maret 2010
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Rika Andarini
Nomor Mahasiswa : 041334023
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI.
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 9 Maret 2010
Yang menyatakan
viii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Media Pembelajaran dan
Kedisiplinan Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas XI SMK
YPKK 3 Sleman Tahun Ajaran 2008/2009”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak
bimbingan, kritik, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada
kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing, yang
telah meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing penulis menyusun
ix
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Saya menghaturkan terimakasih
banyak, tanpa bimbingan dari Bapak penulis tidak bisa apa-apa.
5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah
bersedia meluangkan waktu memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan
saran untuk kesempurnaan skripsi ini
6. Bapak Sebastianus Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. selaku Dosen
Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan bimbingan,
dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini
7. Para Dosen Program Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
8. Semua karyawan di Sekretariat Pendidikan Akuntansi (Mbak Aris dan Pak
Wawik) terimakasih atas segala pelayanan dan bantuannya selama penulis
kuliah di USD.
9. Dra Nursilah, selaku Kepala SMK YPKK 3 Sleman yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
10.Bapak dan Ibu Guru beserta Staf Karyawan di SMK YPKK 3 Sleman
Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dan arahan kepada penulis.
11.Siswa-siswi kelas XI Jurusan Akuntansi yang telah membantu penulis dalam
melengkapi data. Terimakasih atas kerjasamanya.
12.Bapak Rakiyo dan Ibu Tuginem tercinta, terimakasih untuk segala kasih
sayang, kesabaran, dan doa-doanya serta pengorbanannya baik moral maupun
x
13.Adikku tersayang Fransiska Oktama Wijaya dan Ilham Dhany Wijaya atas
segala doa dan dukungannya.
14. Mas Lukman Hakim, A.Md. : Terimakasih telah senantiasa menungguku
dengan setia sampai sekarang, doa, motivasi, serta dukungan yang engkau
berikan …. “I Love You” ….. Engkaulah Penyemangat Hidupku.
15.Embahku : Mbah Putri dan Mbah Kakung (Almahum) “terimakasih atas doa,
dukungannya serta telah merawatku dari kecil sampai aku bisa seperti ini,
mbah akhirnya cucu mu lulus”.
16.Keluarga Besar Almarhum Bapak Mukri (“ mbak yuni-keluarga, mas sugeng,
mas yudi-keluarga, mas wahono-keluarga, mbak wahyu, mas slamet:
terimakasih atas motivasi, doa, dan tempat tinggalnya selama aku di yogya.
Terimakasih banyak untuk semuanya”).
17.Teman– teman kos “Trembuku 4”: Mbak Puji, Mbak Tutak, dan Trie: “Terimakasih telah memberi semangat, motivasi, serta persahabat yang takkan
pernah putus walau jarak dan waktu memisahkan kita. Kapan kita reuninan
lagi, kangen masa dulu saat kita masih dikos”.
18.Teman-teman kos “Arimbo 2”: Neni, Ina, Santi, dan Imel “Terimakasih atas
kerjasamanya dan dukungannya selama kita ngekos bareng, akhirnya aku
menyusul kalian, neni dan nina cepetan ndang lulus ” .
19.Temen- temen SMA: Kenyik (wulan), Dewik, DK (diah), Mami, dan Ana “Terimakasih atas tempat curhatnya, motivasi dan doa semoga kita tetep jadi
xi
20.Sahabatku : Lia, Flori, Andri, Rina, Tety, Nenes, Tanti, Eli, Ela, Vina, Dwi
Utami, dan Dwi Indarti ( “Terimakasih atas bantuan selama kuliah, dorongan
dalam penyelesaian skripsi, tempat curhatanku, tempat berteduh disaat hujan
dan panas (kosnya), dan jangan lupakan aku, semoga kita tetap jadi sahabat
tidak terhalang oleh jarak dan waktu, yang belum lulus tetep semanagat ya…dan jangan lupa berbagi informasi lowongan kerja”).
21.Ika, Siwi, Kentik, dan Mbak Trie : “Terimakasih untuk tumpangan kosnya”.
22.Buat teman-teman seperjuangan di PAK 2004 kelas A dan B, sukses untuk
semuanya.
23.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas
segala bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan
demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang berhubungan dengan
pendidikan.
Yogyakarta, 9 Maret 2010
Penulis
xii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEDISIPLINAN BELAJAR
DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
Studi kasus : Siswa-siswi kelas XI Jurusan Akuntansi SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta
Rika Andarini
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada hubungan yang positif signifikan antara persepsi siswa tentang media pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi, (2) ada hubungan yang positif signifikan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi pada siswa-siswi kelas XI jurusan akuntansi SMK YPKK 3 Sleman Yogyakarta.
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juli 2009. Populasi penelitian berjumlah 57 siswa. Anggota sempel ditarik dengan teknik sampling jenuh (sensus). Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dan dokumentasi. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan metode analisis korelasi
Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang media pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan nilai r = 0,449, α = 0,000<0,05, sedangkan hasil pengujian
t
hitung = 3,725 lebih besar darit
tabel = 1,681. (2) ada hubungan yang positif dansignifikan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan nilai r = 0,474, α = 0,000<0,05, sedangkan
t
hitung = 3,994 lebih besar darit
xiii
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION TOWARDS LEARNING MEDIA, LEARNING DISCIPLINE AND STUDENTS’ LEARNING ACHEVEMENT IN STUDYING ACCOUNTING
A Case Study on: Students of The 11th Grade Students of Accounting Department of YPKK 3 Sleman Vocational Senior High School in
Yogyakarta
Rika Andarini Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
This research aims to know whether : (1) there is any positive and significant relationship between students’ perception towards learning media and students’ learning accounting achevement; (2) there is any positive and significant relationship between students’ perception towards learning discipline and students’ learning accounting achevement students’ of the 11th grade students of accounting department of YPKK 3 Sleman Vocational Senior High School in Yogyakarta.
Data collecting was done in July 2009. The population of the research was 57 students. The samples were chosen by applying sampling technique (census). The data were collected by questionnaire and interviews methods. To analyse the hypotheses, Product Moment Correlation analysis was applied.
The result of the research shows that : (1) there is a positive and significant relationship between students’ perception towards leaning media and students’ learning accounting achievement; this positive calculation coefficient value and value of r = 0,449, α = 0,000<0,05, while the examination result is
t
count= 3,725 is
bigger than
t
table= 1,681; (2) there is a positive and significant relationship
between students’ perception about learning discipline and students’ learning accounting achievement, this positive calculation coefficient value and value of r = 0,474, α = 0,000<0,05, while the examination result is
t
count= 3,994 it is bigger
than
t
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAANPERSETUJUANPUBLIKASI ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... xii
ABSTRACT ... xiii
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR BAGAN ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan masalah ... 7
C. Rumusan Masalah ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 8
xv
BAB II TINJAUAN TEORITIK
A. Prestasi Belajar ... 11
B. Prestasi Belajar Akuntansi ... 14
C. Persepsi ... 16
D. Media Pembelajaran ... 19
E. Disiplin Belajar ... 26
F. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 35
G. Kerangka Berfikir ... 35
H. Hipotesis ... 37
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 39
D. Populasi dan Sampel ... 39
E. Variabel penelitian dan Pengukurannya ... 40
F. Teknik Pengumpulan Data ... 44
G. Pengukuran Validitas dan Reliabilitas ... 45
H. Teknik Analisis Data ... 52
I. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 54
xvi
B. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMK YPKK 3 Sleman ... 57
C. Identitas Sekolah ... 59
D. Tujuan SMK YPKK 3 Sleman ... 60
E. Visi dan Misi SMK YPKK 3 Sleman ... 60
F. Daftar dan Tugs Guru, Karyawan ... 61
G. Organisasi Sekolah SMK YPKK 3 Sleman ... 63
H. Data Siswa dan Kegiatannya ... 64
I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 65
J. Komite Sekolah ... 68
K. Hubungan SMK YPKK 3 Sleman dengan Instansi Lain ... 69
L. Bursa Kerja Khusus (BKK) ... 70
BAB V DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 71
B. Analisis Data ... 76
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 76
2. Pengujian Hipotesis ... 78
C. Pembahasan ... 81
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN A. Kesimpulan ... 85
B. Keterbatasan Penelitian ... 85
xvii
DAFTAR PUSTAKA ... 88
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Alternatif Jawaban dan Skor Variabel Media Pembelajaran dan Disiplin
Belajar ... 42
Tabel 3.2. Alternatif Tingkat Prestasi Belajar Siswa di tinjau dari Nilai Raport Semester Lalu ... 43
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Penyusunan Kuesioner ... 44
Tabel 3.4. Rangkuman Uji Validitas Media Pembelajaran ... 48
Tabel 3.5 Rangkuman Uji Validitas Kedisiplinan Belajar ... 49
Tabel 3.6 Rangkuman Uji Reliabilitas ... 51
Tabel 3.7 Nilai Korelasi ... 55
Tabel 4.1 Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 61
Tabel 4.2 Data Siswa ... 64
Tabel 5.1. Jenis Kelamin Responden Penelitian ... 71
Tabel 5.2. Diskripsi Variabel Media Pembelajaran ... 73
Tabel 5.3. Diskripsi Variabel Kedisiplinan Belajar ... 74
Tabel 5.4. Diskripsi Variabel Prestasi Belajar ... 75
Tabel 5.5. Rangkuman Uji Normalitas ... 77
xix
DAFTAR BAGAN
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Kuisioner ... 90
Lampiran Data Prapenelitian ... 97
Lampiran Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 100
Lampiran Data Penelitian ... 105
Lampiran Perhitungan PAP Tipe II ... 111
Lampiran Output Normalitas ... 115
Lampiran Perhitungan Interpolasi ... 117
Lampiran Output Korelasi ... 119
Lampiran Daftar Tabel ... 120
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) turut mendukung keberhasilan
Pendidikan Nasional di Indonesia yang telah memberikan keterampilan dan
keahlian yang dibutuhkan di dunia kerja sejak dini. Pendidikan merupakan
kebutuhan yang mutlak bagi pembangunan masyarakat suatu negara, keberhasilan
pembangunan suatu negara dapat tercapai apabila didukung oleh Sumber Daya
Manusia (SDM) yang mampu mengembangkan potensi dalam dirinya dengan
baik.
Salah satu cara untuk dapat mengembangkan potensi diri adalah dengan
belajar, untuk menjadi insani pembangunan yang kreatif, kompetitif dan memiliki
wawasan yang luas, bagi peserta didik perlu ditanamkan semangat untuk terus
berprestasi, karena untuk jaman yang penuh persaingan ini bagi yang tidak
berprestasi maka ia akan tertinggal, untuk mencapai prestasi banyak hal yang
mempengaruhi anak didik antara lain peranan orang tua dalam penanaman nilai
disiplin, kemandirian, perhatiaan orang tua dalam menggunakan waktu luang,
perhatian orang tua dalam pemenuhan gizi bagi keluarga, peranan guru dalam
memotivasi belajar siswa, pengaruh lingkungan baik teman sebaya maupun
Menurut Hamalik (1982:21), belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku
yang baru berkat pengalaman dan latihan. Keberhasilan proses belajar mengajar
akan nampak salah satunya pada prestasi belajar yang ada.
Menurut Purwanto (1984:80), prestasi belajar adalah penguasaan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan oleh tes untuk
angka-angka yang diberikan guru. Sebagai sarana untuk melihat keberhasilan tersebut
biasanya digunakan evaluasi belajar, dengan evaluasi belajar yang dilakukan akan
dapat mengukur kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa, dan
melihat seberapa besar perubahan tingkah laku yang dimiliki sebagai hasil
belajar.
Prestasi belajar akuntansi yang dicapai siswa terkadang kurang memuaskan,
hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Purwanto (1992: 101), prestasi
belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri
siswa (Internal) dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan
(Eksternal). Faktor Internal yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri,
contohnya: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi,
kebiasaan belajar (disiplin belajar) dan faktor pribadi (minat, perhatian, sikap).
Faktor Eksternal yaitu faktor yang berada diluar dirinya sendiri, contohnya: faktor
keluarga, guru serta cara mengajarnya, alat/media yang digunakan dalam proses
Prestasi belajar yang dipengaruhi dari faktor eksternal seperti media
pembelajaran, sangat mendukung dalam pencapaian prestasi belajar siswa, agar
tercapai prestasi belajar yang memuaskan, perlu adanya dorongan dan upaya dari
pihak sekolah dan guru dalam pemenuhan media pembelajaran, agar kegiatan
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Keberhasilan proses belajar
mengajar tidak jauh dari penggunaan alat/media pembelajaran seperti OHP,
perlengkapan sekolah (papan tulis, bangku kursi), penggaris, media visual (nota,
faktur, dll), dan laboratorium komputer. Jika ketersediaan alat/media
pembelajaran tersedia dalam tiap kelas, maka prestasi belajar siswa akan
meningkat, dapat dibuktikan bahwa guru yang menggunakan media pembelajaran
yang lengkap, maka siswa akan merasa lebih jelas, termotivasi untuk belajar,
senang, tidak menimbulkan kejenuhan pada diri siswa dan mengerti apa yang
disampaikan oleh guru, hal ini guru juga harus mempertimbangkan dalam
penggunaan media pembelajaran seperti media yang dipilih harus menunjang
tujuan pembelajaran, ketepatgunaan dalam penyampaian materi sehingga siswa
merasa lebih jelas, keadaan/kecenderungan siswa dalam mengerti materi
pelajaran, ketersediaan dan biaya yang dibutuhkan dalam menunjang proses
belajar mengajar. Guru menggunakan media visual seperti mencari contoh-contoh
bukti transaksi, siswa akan merasa lebih jelas, mengerti dan bisa mengidentifikasi
bukti transaksi yang diperlukan dalam suatu perusahaan sehingga meningkatkan
keingintahuan siswa dan terdorong untuk bertanya, dan juga penggunaan media
pelajaran tanpa harus membuang-buang waktu untuk menulis di papan tulis,
siswa juga merasa lebih senang dengan penggunaan media yang bervariasi.
Media pembelajaran dapat diartikan sebagai sebuah alat bantu atau alat
peraga pendidikan yang dapat berupa Audio-Visual Aids dan juga perlengkapan
sekolah (papan tulis, bangku-kursi) sebagai alat bantu mengkomunikasikan antara
guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran
merupakan peralatan yang dapat digunakan atau tidak digunakan tergantung dari
tujuan instruksional materi pelajaran.
Dalam rangka pencapaian prestasi siswa, peran guru dalam belajar siswa
sangat penting, dimana cara penyampaian pelajaran seseorang sangat membantu
dan pada akhirnya diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi siswa. Untuk itu,
dengan adanya media pembelajaran/pendidikan guru diharapkan dapat
menyampaikan materi pelajarannya secara optimal, sehingga siswa dapat
menyerap ilmu yang diberikan dengan baik, Tetapi kenyataanya sekolah tidak
bisa menyediakan media pembelajaran seperti komputer yang tidak sesuai dengan
jumlah siswa sehingga dalam penggunaanya siswa harus bergantian dengan
teman yang lainnya, tenaga guru dalam bidang akuntansi tidak memadai,
sehingga satu guru harus mengajar beberapa kelas dan itu akan memicu tingkat ke
malasan guru untuk mencari media pembelajaran yang sangat banyak dan
bervariasi, OHP tidak tersedia, padahal peranan OHP di sekolah sangatlah
membantu untuk mempermudah penyampaian materi yang membutuhkan
menyampaikan materi seperti neraca lajur, guru harus membuang-buang waktu
dalam membuat bagannya di papan tulis, sehingga siswa juga akan merasa jenuh
dan bosan, tidak memperhatikan, malah kebanyakan siswa asik berbicara sendiri,
atau sekedar mendengarkan tetapi tidak memperhatikan.
Terkadang juga guru tidak menggunakan media pembelajaran yang
bervariasi sesuai dengan kebutuhan, seperti Media Visual (nota-nota, bukti
transaksi, faktur, dll) dengan alasan sulit dalam memperoleh media yang tepat,
guru lebih cenderung menjelaskan tanpa disertai media pembelajaran yang cocok
ada juga guru yang tidak melibatkan siswa dalam mencari media pembelajaran
seperti tugas mencari bukti-bukti transaksi yang ada di bank, sehingga siswa tidak
terlibat langsung dengan demikian akan mengakibatkan siswa merasa kurang
jelas, merasa bosan, jenuh, enggan mengerjakan tugas-tugas dan malas untuk
belajar dirumah, hal itu mempengaruhi terhadap kedisiplinan belajar siswa,
sehingga prestasi siswa tersebut tidak baik dan akan berpengaruh terhadap mutu
sekolah itu sendiri.
Bahwa kenyatannya sekolah yang menegakkan disiplin akan menjadi
sekolah yang berkualitas, baik dari segi disiplin dalam belajar dan proses
mengajar yang ditunjukkan dalam tingkat prestasi siswa maupun tingkat
kelulusan (Kompas: 10 April 2007).
Nitisemito (1982:199) merumuskan kedisiplinan sebagai suatu sikap,
tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan, baik yang tertulis
individu atau siswa untuk melakukan kegiatan belajar ataupun kerja yang
menguntungkan baginya dalam mencapai tujuan yang maksimal tanpa campur
tangan orang lain (Situmorang, 1983:42).
Prestasi belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor internal seperti disiplin
belajar (kebiasaan belajar). Disiplin belajar siswa sangat berbeda-beda tergantung
dari diri anak tersebut dan juga bisa berpengaruh dari cara guru
mengkomunikasikan materi dalam proses belajar mengajar, dengan menggunakan
media pembelajaran. Hal ini dapat dilihat jika media pembelajaran yang
digunakan guru tidak sesuai dengan proses belajar mengajar yang disampaikan
atau bahkan tidak adanya variasi media pembelajaran, tidak mungkin anak tidak
ada rasa jenuh dan bosan, tidak ada motivasi untuk belajar sehingga akan memicu
anak untuk malas-malasan, belajar tidak rutin, tidak mengerjakan tugas dengan
tepat waktu atau tidak mengerjakan tugas, bahkan tidak jarang anak tidak belajar
sehingga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Masalah yang sering timbul di dalam lembaga pendidikan (sekolah) adalah
sulitnya melakukan tindakan disiplin untuk belajar baik tertulis maupun tidak
tertulis, adapun pertimbangan kebiasaan penggunaan waktu luang dan ketetapan
belajar dominan berpengaruh terhadap seorang anak dan akan menjadi hal yang
biasa. Perbedaan dalam penggunaan waktu luang dan ketepatan belajar (tanpa
menunda pekerjaan) dominan berpengaruh terhadap seorang anak akan
Disiplin belajar dapat diukur/dilihat dengan ketercapaian prestasi belajar
(nilai rapot), kenyataannya anak yang tidak belajar (tanpa menyontek) akan
mendapatkan nilai yang sangat rendah, berbeda dengan anak yang belajar dengan
rajin, anak tersebut akan mendapatkan nilai yang tinggi. Terkadang anak terpacu
untuk menyontek pada waktu ujian dikarenakan tidak bisa mengerjakan atau
bahkan tidak belajar dikarenakan tidak suka dengan mata pelajarannya. Ada juga
anak yang tidak mengumpulkan tugas dengan tepat waktu dengan alasan tidak
bisa mengerjakan atau malas. Akibat yang ditimbulkan, anak akan terbiasa
dengan kebiasannya untuk tidak belajar atau mengerjakan tugas. Dari
kebiasaannya itulah prestasi belajar siswa akan menurun.
Berdasarkan uraian tersebut dan melihat kenyataan, maka penulis tertarik
mengambil judul “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Media
Pembelajaran dan Kedisiplinan Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi”.
B. BATASAN MASALAH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI di SMK YPKK 3
Sleman. Agar peneliti lebih terarah dan mengingat waktu, biaya, dan tenaga yang
terbatas, maka penelitian hanya dibatasi pada dua faktor yaitu, persepsi siswa
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang media
pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi?
2. Apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang kedisiplin belajar
siswa dengan prestasi belajar akuntansi?
D. TUJUAN PENELITIAN
Dari rumusan masalah yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan tujuan
penelitian yang akan dicapai, yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang
media pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang
kedisiplinan belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.
E. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dengan hasil penelitian antara lain:
1. Bagi Siswa
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan kepada siswa agar
siswa lebih giat belajar dan termotivasi dengan adanya kegiatan pembelajaran
melatih siswa untuk menaati peraturan sekolah dan melatih bertanggung
jawab
2. Bagi Guru
Sebagai tambahan pengetahuan dan inspirasi dengan adanya fasilitas atau
media pembelajaran.
3. Bagi Orang Tua
Sebagai tambahan pengetahuan akan perlunya pengawasan dan dorongan
yang lebih agar siswa mampu memberikan hasil prestasi belajar yang sangat
memuaskan.
4. Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi sekolah dan para
guru dalam mengambil kebijakan dan memilih media pembelajaran yang
tepat untuk mengajar serta bentuk-bentuk kedisplinan atau peraturn sekolah
sehingga hasil yang dicapai siswa sangat memuaskan sehingga mutu sekolah
sangat baik.
5. Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian diharapkan memberikan suatu inspirasi kepada mahasiswa
lain diluar Universitas dan mampu mendorong untuk mewujudkan tingkat
kelulusan yang berkualitas dan bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa.
6. Bagi Universitas Sanata Dharma
Universitas dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk alat pengembangan
7. Bagi Peneliti
Hasil penelitian diharapkan akan banyak memberi bekal kepada penulis untuk
terjun kedunia pendidikan, khususnya berkaitan dengan penelitian yang
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Hamalik (1986:21) belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan
dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan
latihan. Belajar merupakan rangkaian kegiatan proses belajar mengajar
di lembaga pendidikan yang pada umumnya bertujuan sebagai berikut:
1) Mengetahui suatu kepandaian kecakapan atau konsep yang
sebelumnya belum diketahui.
2) Dapat mengajarkan sesuatu kepada manusia yang sebelumnya
tidak dapat berbuat, baik tingkah laku maupun keterampilan.
3) Mampu mengkombinasikan dua pengetahuan kedalam pengertian
baik keterampilan maupun tingkah laku.
4) Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah
diperolehnya.
Menurut Slameto (1988: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Winkel (1983: 15) belajar pada manusia merupakan
suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek
dengan lingkungannya dan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, nilai-sikap, yang
bersifat konstan atau menetap. Perubahan itu dapat berupa sesuatu
yang baru, yang segera nampak dalam perilaku atau yang masih
tinggal tersembunyi, mungkin juga perubahan hanya penyempurna
terhadap hal yang sudah pernah dipelajari.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Winkel (1983: 161) prestasi merupakan suatu
kecakapan nyata yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari
proses yang dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk
menambah pengetahuan yang hasilnya dapat digunakan secara nyata
dan dapat diukur dengan menggunakan prestasi belajar. Prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukan oleh nilai tes untuk angka-angka yang
diberikan guru (Purwanto, 1984: 80). Keberhasilan itu dikatakan
berhasil apa bila dari hasil belajar dan proses belajar dilakukan
evaluasi yaitu melalui pengukuran sejauh mana keduanya berjalan
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi
belajar merupakan tingkah laku seseorang dari hasil aktualisasi diri
yang dilakukan secara sadar dan nyata disertai dengan tingkatan yang
menggunakan pikiran dan otot untuk dapat memperoleh pengetahuan
dan keterampilan baru, dan hasilnya dapat diukur dengan
menggunakan alat yaitu tes, dan dapat memberikan informasi tentang
apa yang telah dikuasai oleh anak tersebut dalam bentuk angka
maupun huruf.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Sudjana (1989: 39-40), prestasi belajar siswa
dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa
itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan. Faktor
yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimiliki siswa,
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Faktor yang datang
dari luar siswa yaitu kualitas pengajaran dipengaruhi oleh guru dan
karakteristik kelas.
Menurut Purwanto (1992:101) Tinggi rendahnya prestasi belajar
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1) Faktor Individual, yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu
sendiri. Contohnya: Faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan,
2) Faktor sosial, yaitu faktor yang berada diluar dirinya sendiri/diluar
individual. Contohnya: faktor keluarga, guru dan cara
mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam mengajar,
lingkungan dan kesempatan yang tersedia.
Prestasi belajar pada diri seseorang ternyata dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar diri seseorang.
Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, fasilitas-fasilitas
pendidikan dan kemudahan-kemudahan diberbagai bidang dengan
mudah dapat diperoleh, oleh karena itu apakah faktor-faktor dari
dalam diri seseorang misalnya kedisiplinan belajar siswa, juga faktor
lingkungan sosial yaitu media pembelajaran masih memegang peranan
penting dan mampukah memberi pengaruh dalam pencapaian prestasi
belajar.
2. Prestasi Belajar Akuntansi
Bidang studi akuntansi merupakan materi yang termasuk dalam
kategori yang sulit untuk dipelajari, karena terdapat konsep-konsep
akuntansi yang sulit untuk dimengerti, sehingga untuk mempelajarinya
membutuhkan ketekunan, kejelian dalam menghitung angka-angka, dan
juga dibutuhkan suatu penalaran yang sejalan.
Prestasi belajar akuntansi adalah suatu hasil yang diperoleh siswa
hasil belajar sangat ditentukan oleh adanya evaluasi terhadap pelajaran
akuntansi.
Prestasi belajar akuntansi merupakan indikator kualitas dan
kwantitas dari pengetahuan yang dikuasai siswa. hasil evaluasi dapat
dipakai untuk meninjau kembali hasil belajar mengajar sesuai dengan
tujuan instruksional yang telah ditentukan sebelumnya. Bila hasil yang
diperoleh belum memuaskan, hal ini tidak sesuai dengan tujuan
instruksional yang telah ditentukan. Prestasi belajar akuntansi mengalami
kenaikan apa bila didukung oleh situasi proses belajar mengajar yang baik
pula, dalam hal ini kemampuan seorang guru dalam menciptakan suasana
belajar yang baik sangat diperlukan.
Dalam proses belajar mengajar akuntansi, diharapkan dapat
menghasilkan perubahan pada siswa yang berupa
kemampuan-kemampuan yang diperoleh sesuai dengan klasifikasi tujuan pengajaran.
Kemampuan yang diperoleh siswa tersebut karena adanya hasil belajar
yang nantinya harus dinyatakan dalam prestasi belajar. Prestasi belajar
yang dicapai siswa dapat memberikan petunjuk mengenai tujuan
intruksional yang telah dibuat tercapai atau tidak. Hasil belajar tersebut
terlihat dalam prestasi belajar siswa, dalam hal ini adalah prestasi belajar
3. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Menurut Davidoff (1981: 232) menyatakan bahwa persepsi
diartikan sebagai proses pemahaman yang terorganisir dan
menggabungkan data-data indera untuk dikembangkan sehingga kita dapat
menyadari sekeliling kita. Sementara menurut Thoha (1983: 138), persepsi
adalah proses pemahaman yang dialami oleh setiap orang di dalam
memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan,
pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Kunci untuk
memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu
merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi. Dalam pengantar
psikologi umum, Walgito menyatakan bahwa sekalipun situmulus yang
diterima sama tetapi karena pengalaman berbeda maka ada kemungkinan
hasil persepsi akan tidak sama.
Dengan demikian, dalam proses persepsi seseorang dapat
mengorganisasikan input yang kompleks dan bervariasi yang diterima
oleh panca indra. Jadi dapat disimpulkan persepsi adalah cara pandang
seseorang dalam menilai obyek yang ada di sekitarnya sehingga dapat
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
1) Perhatian yang Selektif
Perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi merupakan
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu terhadap
suatu obyek atau sekumpulan abyek (Walgito, 1994: 98). Perhatian
pada suatu obyek tergantung dari intensitas obyek tersebut.
Perhatian memiliki intensitas yang secara intensif dan tidak
intensif terhadap suatu obyek. Perhatian dapat intensif apabila
dikuatkan oleh banyaknya rangsangan yang diterima dan perhatian
dapat tidak intensif apabila kurang dikuatkan oleh rangsang
tersebut (Soemanto, 1988: 100).
2) Ciri-ciri Rangsangan
Dalam melakukan persepsi, rangsangan yang diterima harus kuat
hingga melewati ambang rangsang. Ambang rangsang pada
kekuatan rangsang minimal dapat diterima oleh individu (Walgito,
1994: 46). Berkaitan dengan perhatian, individu lebih tertarik pada
rangsangan yang memiliki intensitas kuat karena dianggap dapat
menarik perhatian. Rangsangan dengan kontras atau warna yang
lebih menarik perhatian akan lebih mudah untuk diterima individu.
Rangsangan dengan perubahan dari keadaan statis akan lebih
dan diterima secara berulang-ulang, memudahkan individu untuk
menerimanya (Irwanto,dkk, 1988:76).
3) Nilai-nilai dan kebutuhan individu
Davidoff, 1981 (dalam Walgito, 2004: 89) mengemukakan bahwa
persepsi bersifat individual sehingga persepsi individu dapat sama
atau berbeda dengan individu lain. Perbedaan ini ditentukan oleh
nilai dan kebutuhan individu itu sendiri. Nilai dan kebutuhan
menjadi perhatian individu dalam menerima rangsangan yang ada.
Guru bagi siswa merupakan faktor penentu dari suksesnya proses
belajar mengajar yang sedang berlangsung di kelas, karena fungsi seorang
guru adalah sebagai pengajar atau pendidik dalam setiap proses belajar di
sekolah. Dengan kecakapan dan keterampilan serta penguasaan materi
yang baik, maka tujuan dari pengajaran dapat tercapai. Guru bagi siswa
merupakan subyek yang berkepentingan dalam kegiatan belajar, untuk itu
diperlukan adanya hubungan timbal balik antara guru dan siswa. Siswa
sebagai pihak yang berinteraksi langsung dalam proses belajar mengajar
mempunyai persepsi terhadap penggunaan media pemelajaran oleh guru
yang berbeda-beda. Perbedaan persepsi dari siswa terhadap penggunaan
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar akan menimbulkan
respon individual dan hal ini akan berpengaruh pada siswa dalam
4. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah kata media berarti perantara atau pengantar.
Pengertian media pendidikan menurut beberapa sumber: Association
for Education and Communication Technology (AECT) mengartikan
media sebagai segala bentuk yang dipergunakan untuk proses
penyaluran informasi. Sedangkan menurut National Education
Associatioan (HRL, Zainudin, 1984:35) mengartikan media sebagai
segala benda yang dapat dimanipulasi dilihat, didengar, dibaca, atau
dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan
tersebut. Menurut Hamalik (1982:14) media pembelajaran/pendidikan
adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam
proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Media yang digunakan dalam mengajar haruslah tepat karena
dapat mempengaruhi kegiatan pembelajaran dan prestasi siswa, namun
itu semua tidak jauh dari sejauh mana guru dapat mempergunakan
media dengan tepat sesuai dengan sasaran yang akan dituju.
Pentingnya pemahaman dan pengetahuan guru terhadap media
pendidikan/pembelajaran (Hamalik, 1982:15-16) diantaranya:
1) Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses
2) Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
3) Tentang proses-proses belajar.
4) Hubungan antara metode mengajar dan media
pendidikan/pembelajaran.
5) Nilai atau manfaat media pendidikan/pembelajaran dalam
pengajaran.
6) Memilih dan menggunakan media pendidikan.
7) Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan.
8) Media pendidikan/pembelajaran dalam setiap mata pelajaran.
9) Usaha inovasi dalam media pendidikan/pembelajaran.
Dalam melakukan kegiatan pembelajaran jelas bahwa media
pembelajaran merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat
melengkapi dan merupakan bagian intergal demi keberhasilan proses
belajar, maka guru sebaiknya mempunyai pengetahuan yang lebih
luas, mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran secara
tepat untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Untuk itu guru
perlu adanya latihan-latihan praktek secara kontinu dan sistematis.
b. Kreteria Memilih Media Pembelajaran
Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam memilih media
pembelajaran dan mempertimbangkan apakah media itu tepat atau
media dan sering kali penggunaan media tidak tepat dengan materi
yang akan disampaikan.
Menurut Angkowo (2007:14-15) memilih dan menggunakan
media pembelajaran secara tepat dan baik maka harus memperhatikan
kriteria-kriteria tertentu yakni:
1) Tujuan mengajar, yaitu media yang dipilih hendaknya menunjang
tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
2) Ketepatgunaan, yaitu sesuai dengan materi yang akan
disampaikan.
3) Keadaan siswa, yaitu guru perlu memperhatikan sifat atau
kecenderungan siswa dalam mengerti materi pelajaran yang telah
disampaikan
4) Ketersediaan, yaitu alat yang akan dipergunakan dalam
menyampaikan materi harus tersedia.
5) Biaya, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan
menggunakan media, hendaknya benar-benar seimbang dengan
hasil-hasil yang akan dicapai.
Dengan adanya pertimbangan-pertimbangan khusus dalam
memilih media, maka guru harus bisa membedakan jenis media mana
c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Menurut Angkowo (2007:12-13) antara lain: media non
proyeksi, media proyeksi, media audio, media gerak, media komputer,
komputer multi media, hipermedia, dan media jarak jauh.
Jenis media menurut Hamalik (1982:12) diantaranya:
1) Media Visual misal: Gambar/Foto, Sketsa, Diagram, Chart, Grafik,
Kartun, Poster, Peta dan Globe.
2) Media Dengar misal: Radio, Magnetic Tape recorder, Maknetic
Sheet Recoder, Laboratorium Bahasa.
3) Projected Still Media misal: Slide, Film Strip, Overhead Projector
(OHP), Opaque Projector, Techitoscope, Microprojector,
Microfilm.
4) Projected Motion Media misal: Film, Filmloop/Loopfilm, Televisi,
CCTV (Closed Circuit Television), Video Tape Recoder.
Menurut Hamalik (1982:13) telah disadari benar akan
pentingnya alat-alat dan perlengkapan pembelajaran. Alat itu meliputi
alat bantu mengajar atau alat peraga pendidikan atau Audio-Visual
Aids dan juga perlengkapan sekolah, seperti papan tulis, bangku-kursi
dan meja serta perlengkapan kerja seperti alat tukang, alat bertani, alat
perbengkelan dan berbagai jenis alat kerja lainnya. Semua peralatan
dan perlengkapan kerja disesuaikan dengan tuntutan kurikuler dan
Dilihat dari segi penggunaanya, ada tiga kecenderungan umum
untuk penggunaan media, Latuheru (1988:15) yaitu:
1) Yang dapat dipakai secara massa, misalnya radio dan televisi.
2) Yang dapat dipakai dalam kelompok kecil maupun besar,
misalnya: film, OHP, video, tape recorder.
3) Yang dapat dipakai secara individual, misalnya komputer, kaset
recorder untuk pelajaran bahasa dan modul.
d. Ciri-Ciri Media Pembelajaran.
1) Media pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan yang berasal dari kata “raga”, artinya suatu benda yang dapat
diraba, dilihat, didengar dan yang dapat diamati melalui panca
indra.
2) Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat
dan didengar
3) Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan
(komunikasi) dalam pengajaran, antara guru dan siswa
4) Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar,
baik dalam kelas maupun diluar kelas
5) Media pendidikan merupakan suatu “perantara” (medium, media)
6) Media pendidikan mengandung aspek-aspek sebagai alat dan
sebagai tehnik, yang sangat erat pertaliannya dengan metode
mengajar.
Ciri-ciri khusus suatu media pembelajaran berbeda menurut
tujuan atau pengelompokannya. Ciri-ciri media dapat dilihat menurut
kemampuannya membangkitkan rangsangan pada indra penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Maka ciri media
pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat, didengar
dan diamati melalui pancaindra. Media pembelajaran dapat digunakan
untuk menciptakan komunikasi yang efektif antara guru dan murid,
sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, baik didalam
maupun diluar kelas.
e. Manfaat Media Pembelajaran
1) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir dan oleh karena itu mengurangi “Verbalisme”
2) Memperbesar perhatian para siswa
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar
dan membuat pelajaran lebih mantap
4) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, hal ini terdapat
6) Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu
perkembangan efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman
yang lebih banyak dalam belajar.
f. Fungsi Media Pembelajaran
Ada beberapa fungsi media pembelajaran (Roestiyah, 1982 :69) yaitu:
1) Fungsi educatif, artinya dengan media pembelajaran ini dapat
memberikan pengaruh baik yang mengandung nilai-nilai
pendidikan, pengaruh ini berguna bagi diri sendiri maupun
masyarakat.
2) Fungsi sosial, artinya dengan alat media ini hubungan antara
pribadi anak dapat lebih baik lagi, sebab mereka secara gotong
royong dapat bersama-sama mempergunakan alat media ini.
3) Fungsi ekonomis, artinya dengan satu macam alat media
pembelajaran sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik dan
bisa dipergunakan sepanjang waktu. Dapat mengurangi tenaga
manusia, sebab pada pelajaran-pelajaran tertentu tidak perlu
disajikan/diberikan oleh guru/manusia tetapi cukup dengan AVA
(Audio Visual Aid/Alat Bantu Pandang Dengar).
4) Fungsi politis, artinya dengan media pembelajaran ini berarti
sumber pendidikan atau yang lain yang berasal dari pusat akan
sehingga tidak terdapat penyimpangan-penyimpangan yang berarti
antara lain pelaksanaan di daerah sama dengan di pusat.
5) Fungsi seni (budaya), artinya dengan adanya media pembelajaran
ini berarti kita bisa mengenalkan bermacam-macam hasil budaya
manusia sehingga pengetahuan anak tentang nilai-nilai budaya
manusia makin lama makin bertambah.
g. Sistem Penyajian
Dalam memperhasilkan proses belajar mengajar, guru perlu
adanya media pembelajaran yang mendukung kegiatan belajar siswa,
tapi tidak hanya media saja akan tetapi juga didukung dengan
metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan media yang dibutuhkan,
antara lain:
1) Metode diskusi sebagai metode belajar mengajar.
2) Kerja kelompok sebagai salah satu strategi belajar mengajar.
3) Penemuan sebagai strategi belajar mengajar.
4) Simulasi sebagai strategi belajar mengajar.
5) Unit teaching sebagai salah satu strategi belajar mengajar.
5. Disiplin Belajar
a. Pengertian Disiplin
Dipandang dari sudut anak didik, disiplin itu merupakan suatu
sedang dari sudut si pendidik, disiplin merupakan sistem peraturan khusus
untuk kelakuan anak didik. Pengertian disiplin menurut beberapa sumber
yaitu:
1) Menurut Kerjasama Balitbang Dikbud dan UGM (1983:26)
disiplin adalah sikap perbuatan atau tingkah laku yang sesuai
dengan ketentuan peraturan dan norma yang berlaku baik tertulis
maupun tak tertulis, perbuatan, sikap dan tingkah laku tersebut
dibentuk melalui latihan dan pendidikan sehingga membentuk
kesadaran dan keyakinan dalam dirinya (kekuatan dari dalam)
untuk berbuat (tanpa paksaan), adanya aturan-aturan, ketentuan
dan norma dari luar yang bertujuan dan menjadi pengendali
(merupakan kekuatan dari luar).
2) Menurut Schaefer (1986:3) disiplin adalah untuk mengajar atau
seseorang yang mengikuti ajaran dari seorang pemimpin.
b. Tujuan Disiplin
Menurut Schaefer (1986:3) ada beberapa tujuan disiplin adalah
untuk membuat anak-anak anda terlatih dan terkontrol dengan mengajar
mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas dan yang tidak pantas
atau yang masih asing bagi mereka (tujuan jangka pendek), perkembangan
dari pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri sendiri yaitu dalam hal
mana anak-anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh atau
Penanaman disiplin pada siswa menurut Kerjasama Balitbang
Dikbud dan UGM (1983:28) yaitu: cara otoriter, bebas, demokratis,
pendekatan kasih sayang, pendekatan material.
c. Fungsi Disiplin
Disiplin sangat diperlukan guna menciptakan ketertiban atau dalam
rangka pencapaian tujuan. Disiplin sangat diperlukan untuk ditanamkan
pada siswa sejak dini karena disiplin dapat tercapai melalui proses belajar.
Di sekolah siswa sebagai pelajar juga harus berlatih untuk menanamkan
sikap disiplin. Menurut Ausubel (dikutip Yulia Ayrisa 1991: 26-37)
disiplin mempunyai berbagai fungsi yang sangat penting bagi
perkembangan kepribadian anak. Disebutkan ada empat (4) fungsi pokok
disiplin, yaitu:
1) Sebagai fungsi imernalisasi
2) Sebagai fungsi sosialisasi
3) Sebagai fungsi kemasakan kepribadian
4) Sebagai fungsi terhadap perasaan aman.
Dari fungsi-fungsi yang sudah disebutkan dapat penulis simpulkan
sebagai berikut:
1) Untuk kelancaran proses belajar mengajar. Dengan belajar
berdisiplin anak merasa aman dan tidak merasa terganggu oleh
teman dan ini berarti mereka menyadari bahwa berhasil tidaknya
2) Mendidik dan melatih siswa dalam hidup
bermasyarakat/sosialisasi. Dengan disiplin anak akan terlatih
mengikuti dan melaksanakan norma dan aturan yang berlaku di
masyarakat.
3) Mendidik dan melatih siswa agar dapat menggunakan waktu
sebaik-baiknya baik untuk belajar maupun untuk kegiatan lainnya.
4) Untuk menanamkan rasa saling hormat menghormati antara yang
satu dengan yang lainnya sehingga akan timbul perasaan aman
dalam kehidupannya.
d. Unsur-Unsur Disiplin
Dalam disiplin terdapat unsur-unsur yang mendukung terciptannya
disiplin itu sendiri ada empat macam unsur disiplin yaitu: peraturan,
hukuman, penghargaan, dan konsistensi (Triana, 1997:13).
Dalam menjalankan disiplin seseorang pasti berhubungan dengan
peraturan. Peraturan yang dibuat pastilah bertujuan baik, maka seseorang
harus melaksanakannya dengan kesadaran. Bila seseorang telah sadar
untuk mematuhi semua peraturan yang ada maka ia akan terbiasa dengan
keadaan tersebut dan akan muncul disiplin dalam dirinya yaitu disiplin
untuk mematuhi peraturan yang berlaku.
Di dalam lingkungan sekolah diciptakan peraturan dengan
konsekuensi hukuman sebagai pelangaran, agar siswa dapat berfikir
orang akan mematuhi peraturan karena takut akan hukumannya. Dari
perasaan takut itu lama-kelamaan orang akan terbiasa mematuhi peraturan
dan akan tercipta kesadaran dan disiplin dalam dirinya.
Orang akan menaati peraturan juga dikarenakan oleh suatu
penghargaan, jadi dengan kata lain seseorang mematuhi peraturan hanya
mengenginkan penghargaan. Dari sinilah orang tersebut akan disiplin
dalam mematuhi peraturan demi penghargaan. Penghargaan disini berupa
ucapan terimakasih, pujian, barang dan sebagainya.
Dalam disiplin terdapat unsur konsistensi atau keajekan. Disiplin
dalam melaksanakan peraturan berarti secara konsisten dan kontinyu
melaksanakan peraturan tersebut. Konsisten disini juga berarti peraturan
yang ditaati juga harus mendapat penghargaan dan pujian, sedangkan
peraturan yang dilanggar juga harus mendapat hukuman sebagai mana
mestinya.
e. Pelanggaran Disiplin
Pelanggaran disiplin serta peraturan-peraturan dan norma-norma
masyarakat sebagaimana yang dikemukakan oleh Kerjasama Balitbang
Dikbud dan UGM (1983:20) sebagai berikut:
1) Perbuatan atau tingkah laku yang bersifat pelanggaran
peraturan-peraturan yang berlaku dan pelanggaran nilai-nilai moral.
2) Membolos, pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan
3) Kabur, meninggalkan rumah tanpa seijin orang tua atau menentang
keinginan orang tua.
4) Keluyuran, pergi sendiri maupun berkelompok tanpa tujuan dan
mudah menimbulkan perbuatan iseng yang negatif dan merugikan
orang lain.
5) Berpesta pora semalam suntuk tanpa pengawasan, sehingga mudah
timbul tindakan-tindakan yang kurang bertanggung jawab.
6) Menyontek sebagai perwujudan ketidak jujuran.
Sebagai pemecahan atau cara menanggulangi pelangaran disiplin
menurut Kerjasama Balitbang Dikbud dan UGM (1983:20) adalah dengan
adanya:
1) Dengan skorsing dan mengeluarkan siswa dari sekolah
2) Skorsing, bimbingan dan penyuluhan, pembicaraan dengan orang
tua, melarang ikut berolahraga, memberi pekerjaan tambahan di
sekolah dan menyertakan dalam kepengurusan murid.
3) Siswa berpendapat bahwa pembinaan disiplin akan lebih baik jika
siswa dilibatkan dalam pembuatan peraturan, program belajar
dibuat lebih manusiawi, lebih bermakna, serta penghargaan bagi
kelakuan yang positif.
f. Pengertian Disiplin Belajar.
Menurut Slameto (1988: 2) disiplin adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Kerjasama Balitbang
Dikbud dan UGM (1983:26) disiplin adalah sikap perbuatan atau tingkah
laku yang sesuai dengan ketentuan peraturan dan norma yang berlaku baik
tertulis maupun tak tertulis, perbuatan, sikap dan tingkah laku tersebut
dibentuk melalui latihan dan pendidikan sehingga membentuk kesadaran
dan keyakinan dalam dirinya (kekuatan dari dalam) untuk berbuat (tanpa
paksaan), adanya aturan-aturan, ketentuan dan norma dari luar yang
bertujuan dan menjadi pengendali (merupakan kekuatan dari luar).
Dari pernyataan diatas, pengertian disiplin belajar dapat disimpulkan
bahwa suatu sikap perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan seseorang
untuk melakukan perubahan pada dirinya melalui latihan dan pendidikan
secara rutin dan teratur dengan ketentuan adanya aturan, dan norma dari
luar yang mempunyai tujuan dan menjadi pengendali.
g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar.
Disiplin dalam belajar pada siswa tidak selalu dapat dijalankan
1) Faktor Internal seperti:
a) Sifat malas.
Sifat malas muncul karena kebiasaan buruk pada diri siswa
yang disengaja dan dibiarkan berlarut-larut seperti kebiasaan
menunda pekerjaan, menunda belajar, dan lain sebagainya.
b) Kesehatan.
Faktor fisik dalam diri anak ini bila terganggu akan
mengakibatkan anak tidak dapat melaksanakan kegiatannya
dengan baik seperti tidak dapat melaksanakan kegiatannya
dengan baik seperti tidak terdapat berkonsentrasi dalam
belajar.
c) Minat/ kemauan.
Seorang anak yang memiliki kemauan atau minat terhadap
sesuatu hal seperti minat pada pelajaran, maka dengan
kesadarannya ia akan belajar dengan baik sehingga disiplin
dalam dirinya akan mudah tercapai.
d) Intelektualitas.
Kemampuan berfikir setiap orang berbeda-beda, semakin luas
pengetahuan seseorang, maka ia akan lebih memiliki kesadaran
2) Faktor Eksternal seperti:
a) Lingkungan.
Lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap anak, sifat dan
sikap anak dapat dengan mudah dipengaruhi dan di bentuk
oleh lingkungan. Dalam hal kedisiplinan belajar lingkungan
juga sangat mempengaruhi anak untuk melaksanakan disiplin.
Dalam lingkungan keluarga peran orang tua untuk mengontrol
anak sehingga anak akan mendapatkan kesempatan untuk
belajar. Dalam lingkungan sekolah peran guru dan siswa lain
juga sangat berpengaruh, bila mereka secara bersama-sama
menciptakan situasi yang konduktif maka disiplin belajar akan
tercapai.
b) Peralatan/Media Belajar.
Peralatan disini sangat berpengaruh dalam penumbuhan minat
dan kemauan untuk belajar. Disamping itu ketersediaan
peralatan atau media belajar akan mendukung siswa untuk
belajar dengan baik, bila peralatan tidak tersedia maka siswa
akan kesulitan dalam belajar sehingga ia menjadi enggan untuk
B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu.
Peneliti yang dilakukan oleh Albertus Hadi Nugroho tahun 2003 dengan
judul Hubungan antara Kedisiplinan Belajar, Media Pembelajaran dan
Kegiatan Belajar Mengajar terhadap Prestasi Belajar Siswa, studi kasus siswa
kelas XI jurusan akuntansi 1 dan akuntansi 2 SMK Bopkri 1 Yogyakarta
menunjukan adanya:
1. Kedisiplinan belajar berhubungan dengan prestasi belajar siswa.
2. Media pembelajaran berhubungan dengan prestasi belajar siswa.
3. Kegiatan belajar mengajar berhubungan dengan prestasi belajar
siswa.
4. Kedisiplinan belajar mengajar, media pembelajaran dan kegiatan
belajar mengajar secara bersama-sama berhubungan dengan prestasi
belajar siswa.
Keempat kesimpulan tersebut diperoleh dengan pengujian hipotesis
yang menunjukan hubungan tersebut signifikan karena t hitung yang
diperoleh lebih besar dari pada t tabel.
C. Kerangka Berfikir
1. Hubungan positif antara Persepsi Siswa tentang Media Pembelajaran
dengan Prestasi Belajar Akuntansi.
Dalam proses belajar mengajar yang berorentasi pada media
media pembelajaran akan sangat menunjang kegiatan belajar siswa,
dimana siswa akan lebih mengerti dan memahami apa yang disampaikan
oleh seorang guru untuk muridnya yang pada akhirnya akan meningkatkan
prestasi belajar siswa itu sendiri.
Dengan media yang ada disekolah, yang mana hal belajar
diprioritaskan dahulu, maka dimungkinkan siswa akan memperoleh hasil
atau prestasi yang baik oleh karena itu diharapkan dengan adanya media
yang lebih memadai dan optimal, siswa mempunyai perasaan senang
sebagai dasar untuk melaksanakan disiplin belajar untuk mencapai prestasi
belajar yang optimal. Belajar yang ditunjang dengan pengoptimalan media
pembelajaran di lingkungan sekolah-sekolah akan memungkinkan prestasi
belajar siswa tinggi.
2. Hubungan positif antara Persepsi Siswa tentang disiplin belajar siswa
dengan prestasi belajar siswa akuntansi.
Disiplin merupakan faktor dari pelajar yang bersifat subjektif karena
masing-masing orang berbeda tingkat kedisiplinannya. Kaitannya dengan
belajar, disiplin mempengaruhi prestasi belajar karena seseorang yang
teratur belajarnya maka ia mempunyai sikap positif dan merasa senang
berhasil dalam hal tersebut, sebaliknya jika seseorang dalam belajarnya
tidak teratur maka akan cenderung terhambat dalam belajar.
Disiplin berarti mengarahkan kehendak pada suatu cita-cita/tujuan
suatu tujuan, jika seseorang melaksanakan disiplin dengan baik,
kemungkinan mencapai sukses adalah besar sehingga prestasi belajarnya
meningkat, sebaliknya jika tidak melaksanakan disiplin dengan baik, maka
prestasi belajar yang dicapai adalah kecil atau tidak efektif. Anak-anak
yang memiliki disiplin belajar yang tinggi cenderung mempunyai prestasi
yang lebih baik dibanding dengan siswa/anak yang berdisiplin tinggi
bersikap positif terhadap mata pelajaran, sehingga anak dapat belajar
dengan maksimal.
D. Hipotesis
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang media pembelajaran
terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMK YPKK 3 Sleman.
2. Ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang kedisiplin belajar
terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMK YPKK 3 Sleman.
Untuk membuktikan hipotesis tersebut, penulis memerlukan data yang
menyangkut tiga variabel yaitu:
1. Variabel persepsi siswa tentang kedisiplin belajar.
2. Variabel persepsi siswa tentang media pembelajaran.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan penulis gunakan adalah:
1. Asosiasi, karena bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih (Sugiyono, 2002:86). Peneliti ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang media pembelajaran,
kedisiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi.
2. Studi Kasus, karena penelitian yang akan dilakukan hanya terbatas pada
subyek tertentu yaitu siswa kelas XI SMK YPKK 3 Sleman dan obyek
tertentu yaitu persepsi siswa tentang media pembelajaran, disiplin belajar,
maka kesimpulan yang akan diambil bersifat khusus yaitu hanya tentang
persepsi siswa tentang media pembelajaran, kedisiplin belajar dengan
prestasi belajar akuntansi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK YPKK 3 Sleman.
2. Waktu Penelitian
C. Subjek dan Obyek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam
penelitian sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan yaitu seluruh siswa SMK YPKK 3
Sleman, kelas XI.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan
dalam penelitian. Obyek yang menjadi penelitian adalah persepsi
siswa tentang media pembelajaran, kedisiplin belajar dengan
prestasi belajar akuntansi.
D. Populasi, dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006:130).
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI, SMK YPKK 3
Sleman yang berjumlah 57 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:
131). Dalam penelitian ini, sampel ditentukan dengan Teknik Sampling
Menurut Sugiono (2008:68) sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel, bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini
sering dilakukan jika populasi lebih kecil, dengan acuan dari Suharsimi
(2006:134) apabila subjeknya besar (>100) dapat diambil antara 10%-15%
atau 20%-25% atau lebih, jika subyeknya kurang dari <100 maka
keseluruhan subyek menjadi sempel. Karena peneliti mengambil sampel
dari dua kelas berjumlah 57 siswa, sebagai perwakilan SMK YPKK 3
Sleman. Maka dari ketentuan diatas, keseluruhan subyek penelitian
dijadikan sampel.
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, ada dua variabel yang menjadi objek penelitian,
yaitu:
a. Variabel bebas atau Independent Variable
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Jadi variabel
independen adalah variabel yang mempengaruhi (Sugiyono, 2002:3).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah: persepsi
b. Variabel Terikat atau Dependent Variable
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2002:3). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar
akuntansi.
Paradigma hubungan antara persepsi siswa tentang media
pembelajaran dan disiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi:
2. Pengukuran Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
Dalam penelitian ini, variabel bebas di ukur dengan menggunakan Skala
Likert yaitu suatu cara sistematis untuk memberi skor dalam kuesioner
yang dibagikan. Pengukuran ini di dasarkan pada persepsi siswa tentang
media pembelajaran dan kedisiplinan belajar.
Pengukuran variabel persepsi siswa tentang media pembelajaran,
kedisiplin belajar digunakan pengukuran Skala Likert yang
dimodifikasi, dengan menggunakan empat kategori penilaian. Ketentuan
tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3.1 X1
Media Pembelajaran
X2
Kedisiplinan Belajar
Tabel 3.1
Alternatif Jawaban dan Skor Variabel Persepsi Siswa tentang
Media Pembelajaran dan Kedisiplin Belajar.
Alternatif jawaban
Skor
Positif Negatif
Sangat Sering / Selalu 4 1
Sering 3 2