• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara bimbingan guru, motivasi belajar, dukungan teman, sarana belajar, dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran akuntansi studi kasus siswa kelas XI IPS SMA Stella Duce 1 Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara bimbingan guru, motivasi belajar, dukungan teman, sarana belajar, dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran akuntansi studi kasus siswa kelas XI IPS SMA Stella Duce 1 Yogyakarta"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN GURU, MOTIVASI BELAJAR, DUKUNGAN TEMAN, SARANA BELAJAR, DAN PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI Studi Kasus Siswa Kelas XI IPS SMAStella Duce 1 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Margareta Perwita Hapsari NIM : 091334046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Dengan penuh syukur, aku persembahkan

karya sederhana ini teruntuk:

My Jesus Christ dan Bunda Maria yang selalu menuntun

setiap langkah hidupku.

My Beloved Parents (Nicodemus Waljono & Chatarina

Siena Yani) atas segala doa, dukungan, dan semangat

yang luar biasa untukku.

My Lovely Brother (Laurentius Fery Dwi Prasetyo) yang

selalu menyemangatiku dengan canda tawa.

My Big Family (Kel. Cokro Sareh & Kel. Bedjo) yang

selalu memberiku semangat dan kasih saying.

My Special One (Kristoforus Donny Eko Prasetyo) yang

selalu menemamiku, mengantarkanku kemanapun aku

pergi, memberiku dukungan, motivasi, dan cinta selama

ini.

My Best Friends (Fransisca Aprilia Ayu Ningtyas,

Depazzi Meyta Sari, Th. Evilia, Ririska Vakta Ninda,

Natalia Shara Dewanti, Elisabeth Shinta, Marduita,

Fransisca Nova, Arya Red Ant) yang selalu ada untukku

(5)

v

MOTTO

TUHAN adalah sumber pengharapanku. Sabar dalam mengatasi kesulitan dan

bertindak bijaksana dalam

mengatasinya adalah sesuatu yang utama.

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan

Cara terbaik untuk keluar dari suatu persoalan adalah memecahkannya.

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN GURU, MOTIVASI BELAJAR, DUKUNGAN TEMAN, SARANA BELAJAR, DAN PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI Studi Kasus Siswa Kelas XI IPS SMA Stella Duce 1 Yogyakarta

Margareta Perwita Hapsari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara: (1) bimbingan guru dan prestasi belajar pada pembelajaran akuntansi, (2) motivasi belajar dan prestasi belajar pada pembelajaran akuntansi, (3) dukungan teman dan prestasi belajar pada pembelajaran akuntansi, (4) sarana belajar dan prestasi belajar pada pembelajaran akuntansi.

Penelitian ini merupakan studi kasus di SMA Stella Duce 1, Jalan Sabirin No. 1-3 Yogyakarta. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPS SMA Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013 yang berjumlah 115 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data adalah Spearman Rank.

(9)

ix ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN TEACHERS’ GUIDANCE,

MOTIVATION, CLASSMATES’ SUPPORT, LEARNING FACILITY, AND STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING ACCOUNTING

A Case Study on the Grade Students of “Stella Duce 1 Yogyakarta” correlation between: (1) teachers’ guidance and accounting learning achievement, (2) motivation and accounting learning achievement, (3) classmates’ support and accounting learning achievement, (4) learning facility and accounting learning achievement.

This research is a case study in SMA Stella Duce 1, Sabirin street number 1-3 Yogyakarta. The population of this research were students of SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. The samples of this research were 115 eleventh grade students of Stella Duce 1 Senior High School, Yogyakarta, 2012/ 2013 batch. The technique of sampling was purposive sampling. Booklet, documentation, and interview were using in this research to collect some of data that are useful to support this research. The technique of data analysis was Spearman Rank.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Indra Darmawan, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

4. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

5. Ibu Benedicta Indah Nugraheni, S.Pd., SIP. M.Pd. dan Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E. M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk sempurnanya skripsi ini;

6. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan pengetahuan dan pengalaman yang berharga dalam proses perkuliahan;

7. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar;

(11)

xi

9. SMA Negeri 3 Magelang yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan uji validitas dan reliabilitas instrument;

10.Bapak Rustam Bambang S.Pd. yang telah membantu penulis dalam proses uji validitas dan reliabilitas instrument; memberikan doa dan dukungan selama proses pengerjaan skripsi ini; 14.Teman-teman PAK angkatan 2009, terima kasih untuk kebersamaan

selama ini;

15.Sahabat-sahabat tercinta : Fransisca Aprilia Ayuningtyas, Elisabeth Shinta, Marduita, Depazzi Meyta Sari, Fransisca Nova, Arya Red Ant, Th Evilia, Ririska Vakta Ninda, Didik Kristianto, Kristin Prasetyo Dewi, Natalia Shara Dewanti, terima kasih untuk segala dukungan, semangat, kasih sayang, dan kerja sama yang indah selama ini;

16.Teman-teman seminar penelitian : Kristin Prasetyo Dewi, Depazzi Meyta Sari, Laurensia Wuni, Theresia Mellyana, Didik Kristianto, Albertus Anang Dwi Krisdian, Leonardo Risandika, terima kasih untuk kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini;

17.Kristoforus Donny Eko Prasetyo, terima kasih atas perhatian, dukungan, bantuan, semangat, cinta, dan kerelaan hati menemani penulis selama proses pengerjaan skripsi ini;

18.Keluarga besar Cokro Sareh dan Keluarga besar Bedjo yang memberikan dukungan doa dan semangat selama ini;

19.Romo Ardus dan teman-teman PPL di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.

(12)
(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

(14)

xiv

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ... 36

C. Kerangka Berfikir ... 37

D. Paradigma Penelitian ... 39

E. Hipotesis Penelitian ... 41

BAB III METODE PENELITIAN... 42

A. Jenis Penelitian ... 42

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

D. Pengukuran Variabel Penelitian ... 44

E. Data yang Dicari ... 52

C. Sistem Pendidikan SMA Stella Duce 1 Yogyakarta ... 69

D. Kurikulum SMA Stella Duce 1 Yogyakarta ... 69

E. Sumber Daya Manusia SMA Stella Duce 1 Yogyakarta ... 70

F. Siswi SMA Stella Duce 1 Yogyakarta ... 70

G. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Stella Duce 1 Yogyakarta ... 70

H. Proses Belajar Mengajar SMA Stella Duce 1 Yogyakarta ... 71

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 73

A. Deskripsi Data ... 73

B. Analisis Data ... 79

C. Pembahasan ... 86

BAB IV KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 98

A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 99

C. Keterbatasan ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102

(15)

xv

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 Penskoan Skala Likert ... 45

Tabel III. 2 Penilaian Acuan Patokan (PAP) II ... 46

Tabel III. 3 Kisi-Kisi Kuesioner Bimbingan Guru ... 47

Tabel III. 4 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa... 49

Tabel III. 5 Kisi-Kisi Kuesioner Dukungan Teman ... 50

Tabel III. 11 Ringkasan Hasil Uji Validitas Butir ... 58

Tabel III. 12 Uji Reliabilitas Variabel Bimbingan Guru ... 60

Tabel III. 13 Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar ... 61

Tabel III. 14 Uji Reliabilitas Variabel Dukungan Teman ... 61

Tabel III. 15 Uji Reliabilitas Variabel Sarana Belajar... 62

Tabel III. 16 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 64

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner ... 105

Lampiran II Data Mentah Uji Validitas dan Reliabilitas ... 114

Lampiran III Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 119

Lampiran IV Data Mentah Uji Hipotesis ... 126

Lampiran V Uji Hipotesis dengan Korelasi Spearman Rank ... 144

Lampiran VI Daftar Distribusi Frekuensi dan PAP II ... 148

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut UU Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan kunci utama bagi bangsa yang ingin maju

dan unggul dalam persaingan global serta merupakan sarana terpenting

dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Dengan pendidikan diharapkan kemampuan, mutu pendidikan, dan

martabat manusia Indonesia dapat ditingkatkan. Upaya peningkatan SDM

yang berkualitas dilaksanakan melalui jalur pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi. Pencapaian kualitas SDM itu dapat

ditempuh melalui perbaikan, perubahan, dan pembaharuan terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan.

Banyak permasalahan terjadi di dunia pendidikan Indonesia yang

menghambat pencapaian SDM yang berkualitas. Permasalahan ini bukan

hanya berasal dari sistem pendidikan Indonesia, akan tetapi permasalahan

itu muncul dari pelaku pendidikan. Misalnya, banyaknya pelajar yang

(20)

Menurut kompas.com yang diunduh tanggal 27 September 2012, tawuran

antar pelajar menimbulkan korban jiwa yang berdampak pada krisis

negarawan bangsa dalam rentang waktu beberapa dekade mendatang.

Selain itu, ada oknum guru yang dengan sengaja membiarkan kecurangan

terjadi saat UN dengan alasan agar para siswanya lulus 100%. Dengan

demikian, seluruh pelaku pendidikan harus bekerja sama memecahkan

permasalahan tersebut demi pencapaian SDM yang berkualitas.

Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat

keberhasilan pendidikan adalah prestasi belajar siswa. Prestasi belajar

merupakan kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai

tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes (Nurkholis

2006: 10).

Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern

dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri

manusia yang terdiri dari faktor fisiologis (karena sakit, karena kurang

sehat, karena cacat tubuh), dan faktor psikologis (intelegensi, bakat, minat,

motivasi dan faktor kesehatan mental). Kondisi siswa yang kurang sehat

akan mempengaruhi prestasi belajar yang akan dicapai siswa. Kesehatan

siswa yang terganggu itu dapat membuat siswa tidak bergairah untuk

belajar. Tidak adanya gairah untuk belajar membuat siswa tidak mampu

menerima pelajaran dari guru dengan baik.

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

(21)

dipelajari sesuai minat siswa, siswa akan belajar sebaik – baiknya. Hal ini

karena ada daya tarik bagi siswa tersebut.

Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri manusia yang

terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan

masyarakat, sarana belajar, dan media massa. Situasi keluarga sangat

berpengaruh pada keberhasilan anak. Situasi keluarga yang tidak nyaman

dapat membuat anak cenderung malas dalam belajar dan tidak nyaman

tinggal di rumah. Akan tetapi, situasi keluarga yang nyaman dan damai

dapat membuat anak merasa nyaman tinggal di rumah dan dapat

mendorong anak untuk belajar dengan giat. Dengan demikian, situasi

keluarga akan mempengaruhi prestasi belajar yang akan dicapai siswa.

Lingkungan sekolah juga mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Kondisi gedung sekolah dan perlengkapan pembelajaran yang memadai

akan membantu siswa dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan

prestasi belajar yang akan dicapai.

Lingkungan masyarakat sekitar tempat tinggal merupakan pemicu

siswa untuk belajar. Apabila masyarakat sekitar adalah masyarakat yang

berpendidikan dan bermoral baik, maka siswa cenderung terpicu untuk

belajar dengan giat. Siswa yang belajar dengan giat tentu saja akan

mencapai prestasi yang memuaskan.

Selain itu, media massa juga mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Adanya berita – berita yang termuat dalam media akan mengganggu siswa

(22)

besar timbul dari dalam diri siswa. Siswa selalu ingin tahu tentang sesuatu

yang membuat siswa tersebut meninggalkan tugasnya untuk belajar. Hal

ini tentu saja akan mengganggu siswa dalam pencapaian prestasi belajar

yang memuaskan.

Banyak upaya yang dilakukan untuk pencapaian prestasi belajar

yang tinggi. Salah satu caranya adalah pemilihan cara belajar yang tepat.

Siswa dan guru diharapkan dapat bekerja sama dengan baik dalam proses

belajar mengajar. Guru menyiapkan metode dan media yang sesuai dengan

materi pelajaran dengan baik, sehingga siswa dapat lebih mudah dalam

memahami materi yang disampaikan. Kerja sama ini tentu saja akan

menguntungkan bagi pencapaian prestasi belajar yang tinggi.

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam

satu situasi. Situasi belajar ini ditandai dengan motif – motif yang

ditetapkan dan diterima oleh siswa. Terkadang satu proses belajar tidak

dapat mencapai hasil maksimal karena kondisi kesehatan siswa yang

kurang baik, keadaan siswa yang cacat tubuh, kurangnya bimbingan guru,

ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi), tidak adanya dukungan

teman, tidak adanya dukungan orang tua, dan tidak adanya sarana belajar

sebagai penunjang kegiatan belajar.

Dari beberapa penelitian tentang prestasi belajar siswa, ditemukan

bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Anastasia Yuni

Astuti (2007) dalam studi kasusnya di SMK YPKK 3 Sleman menemukan

(23)

bimbingan guru, dan dukungan teman secara bersama – sama terhadap

prestasi belajar. Selain itu, Vina Christina (2011) dalam studi kasusnya di

SMA Santa Maria Yogyakarta menyimpulkan adanya hubungan antara

bimbingan guru akuntansi, motivasi belajar akuntansi, dan dukungan

teman sekelas terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian – penelitian

tersebut sekurang – kurangnya menyimpulkan bahwa ada empat faktor

utama yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu 1) bimbingan

guru, 2) motivasi belajar siswa, 3) dukungan teman, dan 4) sarana belajar.

Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks

karena dalam proses tersebut siswa tidak hanya sekadar menerima dan

menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat

melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran dengan aktif, agar hasil

belajarnya lebih baik dan sempurna. Dari proses pembelajaran tersebut

siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya,

baik dalam bidang pengetahuan dan keterampilan maupun sikap. Adanya

perubahan tersebut terlihat dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh

siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru.

Dalam upaya mencapai prestasi belajar yang tinggi, bimbingan guru

mempunyai peranan yang penting. Pada kenyataannya, kebanyakan guru

merasa puas kalau anak didik mendapat nilai baik pada hasil ulangannya

(Sardiman 2008: 52). Guru lebih menekankan transfer of knowledge.

Dalam hal ini, siswa dituntut mengetahui pengetahuan yang telah

(24)

memecahkan segala persoalan ketika siswa mengikuti pelajaran. Dengan

bimbingan guru, siswa menjadi lebih mudah memahami materi pelajaran

dan prestasi belajar siswa akan menjadi lebih baik.

Setiap siswa membutuhkan motivasi belajar untuk meningkatkan

prestasi belajarnya. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam

diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang

lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Hamzah 2007: 3). Ketika

siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi, siswa tersebut akan

mempunyai harapan untuk berhasil dan mempunyai sikap positif untuk

mendapatkan hasil yang maksimal. Namun, ketika siswa tidak mempunyai

motivasi belajar, siswa tersebut cenderung acuh tak acuh terhadap segala

sesuatu sehingga tidak ada harapan untuk mencapai hasil yang maksimal.

Dukungan teman sekelas juga mempunyai andil yang besar dalam

peningkatan prestasi belajar. Dengan dukungan dari teman, siswa tentu

saja akan lebih termotivasi untuk belajar sehingga prestasi belajar akan

meningkat. Dukungan teman dapat dilakukan dengan cara mengerjakan

tugas secara berkelompok sehingga jika ada siswa yang kurang memahami

materi pelajaran, dapat ditanyakan langsung kepada temannya.

Sarana belajar merupakan sarana penunjang kegiatan pembelajaran

yang penting. Belajar tidak dapat berjalan dengan baik tanpa alat – alat

belajar yang cukup. Dengan sarana belajar yang kurang lengkap, kegiatan

(25)

tersedia lengkap, kegiatan pembelajaran tentu saja akan berjalan dengan

lancar sehingga prestasi belajar akan meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan antara Bimbingan Guru, Motivasi

Belajar, Dukungan Teman, Sarana Belajar, dan Prestasi Belajar Siswa

Pada Pembelajaran Akuntansi”. Studi kasus pada Siswa SMA Stella Duce

1 Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk mengetahui

beberapa faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar kelas X, kelas

XI, dan kelas XII SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. Supaya penelitian ini

lebih terarah, maka penelitian ini hanya dibatasi pada empat faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar, yaitu: (1) bimbingan guru, (2) motivasi

belajar, (3) dukungan teman, (4) sarana belajar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merumuskan masalah yang

akan diteliti sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara bimbingan guru

dan prestasi belajar pada pembelajaran akuntansi?

2. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar

(26)

3. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan teman

dan prestasi belajar pada pembelajaran akuntansi?

4. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dan

prestasi belajar pada pembelajaran akuntansi?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat dirumuskan

tujuan penelitian yang akan dicapai, yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara

bimbingan guru dan prestasi belajar pada pembelajaran akuntansi.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara

motivasi belajar dan prestasi belajar pada pembelajaran akuntansi.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara

dukungan teman dan prestasi belajar pada pembelajaran akuntansi.

4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara

sarana belajar dan prestasi belajar pada pembelajaran akuntansi.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak

– pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian, antara lain:

1. Bagi Siswa

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan

(27)

memudahkan siswi dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan

untuk lebih memiliki motivasi belajar yang tinggi sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajarnya. Selain itu, para siswi juga

diharapkan dapat menjalin kerjasama yang baik dengan teman sekelas

jika mengalami kesulitan belajar dan didukung oleh sarana belajar

yang lengkap sehingga prestasi belajar dapat tercapai secara optimal.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

peneliti untuk memahami berbagai macam faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa sehingga dapat bermanfaat sebagai bekal ketika

memasuki dunia kerja. Selain itu, hasil penelitian juga dapat

menambah wawasan, pengalaman, dan pengetahuan peneliti yang

nantinya dapat diterapkan di bidang pendidikan.

3. Bagi Sekolah dan Guru

Hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan bagi sekolah dan

guru dalam menentukan kebijakan dan memilih strategi pembelajaran

yang mengarah pada pencapaian prestasi belajar yang optimal bagi

peserta didik.

4. Bagi Universitas

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai alat pengembangan ilmu

(28)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Prestasi belajar

Menurut Winkel (dalam Nurkholis 2006: 10) prestasi belajar

adalah hasil suatu penilaian dibidang pengetahuan, ketrampilan, dan

sikap sebagai hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai.

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai

tes atau angka yang diberikan oleh guru Purwodarminto (dalam

Nurkholis 2006: 10). Sedangkan menurut Rusyan (dalam Nurkholis

2006: 10) prestasi belajar merupakan hasil dari adanya rencana dan

pelaksanaan proses belajar, sehingga diperlukan informasi-informasi

yang mendukung disertai dengan data yang objektif dan memadai.

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang meliputi segenap ranah

psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar

mengajar (Syah 1995: 150).

Menurut Bloom (dalam Slavin, 1994), prestasi akademik atau

prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami siswa dan

menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman,

penerapan, daya analisis, sintesis, dan evaluasi (Reni Akbar 2004: 68).

(29)

(Winkel, dalam Slameto, 1991), antara lain ada yang bersifat internal

(terdiri dari inteligensi, motivasi belajar, minat, bakat, sikap, persepsi

diri, dan kondisi fisik) dan ada yang bersifat eksternal (terdiri dari

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

masyarakat).

Dengan demikian, Prestasi belajar merupakan hasil atau taraf

kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar

mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku,

keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai

yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto (2003: 54-72) faktor-faktor yang

memengaruhi belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan

yaitu faktor intern yang bersumber pada diri siswa dan faktor

ekstern yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern terdiri

dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat , minat, motivasi,

kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern

terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan

lingkungan masyarakat.

Faktor-faktor tersebut meliputi:

1) Faktor intern (faktor dalam diri manusia)

(30)

a) Faktor fisiologi (yang bersifat fisik) yang meliputi:

(1) Karena sakit

Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan

fisiknya, sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah.

Akibatnya ransangan yang diterima melalui inderanya

lama, sarafnya akan bertambah lemah, sehingga ia tidak

dapat masuk sekolah untuk beberapa hari, yang

mengakibatkan ia tertinggal dalam pelajarannya.

(2) Karena kurang sehat

Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan

belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya

konsentrasinya hilang, kurang semangat, dan pikirannya

terganggu. Karena hal-hal tersebut penerimaan dan respon

terhadap pelajaran berkurang, saraf otak tidak mampu

bekerja secara optimal dalam memproses,

mengelola,menginterprestasi dan mengorganisasi materi

pelajaran melalui inderanya sehingga ia tidak dapat

memahami makna materi yang dipelajarinya.

(3) Karena cacat tubuh

Cacat tubuh dibedakan atas dua golongan, yaitu :

(a) Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran,

(31)

(b) Cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu

dan sebagainya.

Bagi seseorang yang memiliki cacat tubuh ringan

masih dapat mengikuti pendidikan umum, dengan syarat

guru memperhatikan dan memperlakukan siswa dengan

wajar. Sedangkan bagi orang yang memiliki cacat tubuh

serius harus mengikuti pendidikan di tempat khusus

seperti Sekolah Luar Biasa (SLB).

b) Faktor psikologi (faktor yang bersifat rohani)

Faktor psikologi meliputi:

(1) Intelegensi

Setiap orang memiliki tingkat IQ yang

berbeda-beda. Seseorang yang memiliki IQ 110-140 dapat

digolongkan cerdas, dan yang memiliki IQ 140 keatas

tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk

dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi.

Seseorang yang memiliki IQ kurang dari 90 tergolong

lemah mental, mereka inilah yang banyak mengalami

kesulitan belajar.

(2) Bakat

Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang

dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang

(32)

sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang

harus mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan

bakatnya, ia akan cepat bosan, mudah putus asa dan tidak

senang. Hal-hal tersebut akan tampak pada anak suka

mengganggu kelas, berbuat gaduh, tidak mau pelajaran

sehingga nilainya rendah.

(3) Minat

Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu

pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak

ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak

sesuai dengan kebutuhanya, tidak sesuai dengan

kecakapan dan akan menimbulkan problema pada diri

anak. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat

dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap

tidaknya catatan dan aktif tidaknya dalam proses

pembelajaran.

(4) Motivasi

Motivasi sabagai faktor dalam (batin) berfungsi

menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan

belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam

mencapai tujuan, sehimgga semakin besar motivasinya

akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang

(33)

mau menyerah dan giat membaca buku-buku untuk

meningkatkan prestasinya. Sebaliknya mereka yang

motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus

asa, perhatianya tidak tertuju pada pelajaran, suka

menggangu kelas dan sering meninggalkan pelajaran.

Akibatnya mereka banyak mengalami kesulitan belajar.

(5) Faktor kesehatan mental

Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek,

tetapi juga menyangkut segi kesehatan mental dan

emosional. Hubungan kesehatan mental dengan belajar

adalah timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan

emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik demikian

juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga diri

seseorang. Bila harga diri tumbuh akan merupakan faktor

adanya kesehatan mental. Individu di dalam hidupnya

selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan

dorongan-dorongan, seperti : memperoleh penghargaan, dapat

kepercayaan, rasa aman, rasa kemesraan, dan lain-lain.

Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi akan membawa

masalah-masalah emosional dan akan menimbulkan

(34)

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar diri

siswa, faktor ini meliputi :

a) Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan

pertama. Yang termasuk faktor ini antara lain :

(1) Perhatian Orang tua

Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau

siswa memerlukan perhatian orang tua dalam mencapai

prestasi belajarnya. Karena perhatian orang tua ini akan

menentukan seseorang siswa dapat mencapai prestasi

belajar yang tinggi. Perhatian orang tua diwujudkan dalam

hal kasih sayang, memberi nasihat-nasihat dan sebagainya.

(2) Keadaan ekonomi orang tua

Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi

prestasi belajar siswa, kadang kala siswa merasa kurang

percaya diri dengan keadaan ekonomi keluarganya. Akan

tetapi ada juga siswa yang keadaan ekonominya baik,

tetapi prestasi prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya

siswa yang keadaan ekonominya rendah malah mendapat

(35)

(3) Hubungan antara anggota keluarga

Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang

harmonis antar personil yang ada. Dengan adanya

hubungan yang harmonis antara anggota keluarga akan

mendapat kedamaian, ketenangan dan ketentraman. Hal

ini dapat menciptakan kondisi belajar yang baik, sehingga

prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan baik pula.

b) Lingkungan Sekolah

Yang dimaksud sekolah, antara lain :

(1) Guru, yang meliputi :

Guru merupakan salah satu faktor lingkungan

sekolah yang berperan penting dalam mencapai prestasi

belajar siswa. Guru sebagai subjek dalam pendidikan yang

bertugas untuk mentransfer ilmu kepada siswa, maka

seorang guru harus dapat menguasai bahan pelajaran yang

akan ditransfer dan dapat menyampaikan dengan baik

serta dapat menguasai dan mengontrol kondisi kelas siswa.

(2) Faktor alat

Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat

penyajian kurang efektif. Terutama pelajaran yang bersifat

praktikum, kurangnya alat laboratorium akan banyak

menimbulkan kesulitan siswa dalam belajar dan guru

(36)

menimbulkan kepasifan bagi siswa sehingga tidak

menutup kemungkinan akan menghambat prestasi belajar

siswa.

(3) Kondisi gedung

Kondisi gedung terutama ditunjukkan pada ruang

kelas atau ruang tempat proses belajar mengajar.

Ruang harus memenuhi syarat kesehatan seperti;

(a) Ruang harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar

dan sinar dapat masuk ruangan

(b) Dinding harus bersih, putih, tidak terlihat kotor

(c) Lantai tidak becek, licin atau kotor

(d) Keadaan gedung yang jauh dari keramaian seperti

pasar, bengkel, pabrik, dan lain-lain, sehingga siswa

mudah konsentrasi dalam belajar Apabila beberapa hal

diatas tidak terpenuhi maka situasi belajar akan kurang

baik.

c) Faktor Mass Media dan Lingkungan Sosial (Masyarakat)

(1) Faktor mass media meliputi ; bioskop, tv, surat kabar,

majalah, buku-buku komik yang ada disekeliling kita.

Hal-hal itu yang akan menghambat belajar apabila terlalu

banyak waktu yang dipergunakan, hingga lupa tugas

(37)

(2) Lingkungan sosial

(a) Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi

anak-anak. Maka kewajiban orang tua adalah mengawasi

dan memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan

yang dapat memberikan dampak negatif bagi anak

tersebut.

(b) Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi

anak untuk belajar apabila terdiri dari pelajar,

mahasiswa, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila

lingkungan tetangga adalah orang yang tidak sekolah,

menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.

(c) Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh

dalam belajar anak. Peran orang tua disini adalah

memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan

diluar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas

belajarnya.

2. Bimbingan guru

a. Pengertian Bimbingan Guru

Menurut Winkel (2004: 27), bimbingan adalah (1)

memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat

(38)

memberitahukan sesuatu sambil memberikan nasihat, (2)

bimbingan adalah mengarahkan, yaitu menuntun ke suatu tujuan.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan (process of

helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima

diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri

secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan

(agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna

(berbahagia, baik secara personal maupun sosial).

Guru memegang peranan penting dalam proses belajar

mengajar. Di pundaknya terdapat beban tanggung jawab utama

dalam mentransfer usaha kependidikan persekolahan di negara

maju. Media elektronik sebagai alat untuk pengkajian dalam segala

bidang selalau dipergunakan dan kemampuannya untuk membawa

bahan pengajaran kepada pengajar telah dibuktikan, namun

keberadaannya tetap tidak dapat sepenuhnya menggantikan

kedudukan guru. Ada sesuatu yang hilang di mana selama ini

disambungkan oleh adanya interaksi antara manusia, antara guru

dan pelajar. Kehilangan utama yang paling nampak adalah dari segi

keteladanan dan pemahaman nilai-nilai yang dikristalisasi dalam

tujuan pengajaran yang dimaksud. Sebab tujuan yang mengarahkan

pelajar tersebut bersumber pada guru dibandingkan pada pelajar

sekalipun. Tujuan itu dirumuskan oleh tenaga kependidikan yang

(39)

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

(UUSPN) pasal 27 ayat (03) dikemukakan bahwa guru adalah

tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama

mengajar, disamping itu ia mempunyai tugas lain yang bersifat

pendukung yaitu membimbing dan mengelola administrasi sekolah.

Pengertian guru secara lebih jelas dituangkan dalam Surat

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor: 26/MENPAN/1989 pasal 2 ayat (1) yang menyatakan

bahwa guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,

wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk

melaksanakan pendidikan di sekolah”.

Sebagai pendidik guru mempunyai tugas utama yaitu

menyelenggarakan proses belajar mengajar. Sebagai penghubung

guru mempunyai tugas utama yaitu memberikan bimbingan dalam

memecahkan dan mengatasi masalah yang dihadapi siswa, sebab

proses belajar mengajar erat kaitannya dengan berbagai masalah di

luar kelas yang sifatnya non akademik.

Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan

manusia yang utuh, maka proses pendidikan harus membantu siswa

mencapai kematangan emosional dan sosial, sebagai siswa dan

anggota masyarakat selain mengembangkan kemampuan

inteleknya. Bimbingan dan konseling menangani masalah-masalah

(40)

menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di

sekolah itu.

Bimbingan dan konseling semakin hari dirasakan semakin

perlu keberadaannya di setiap sekolah. Setiap siswa pada

hakikatnya dilahirkan dengan berbagai macam potensi yang dapat

dikembangkan untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya.

Potensi-potensi itu tidak dapat mempunyai arti apa-apa bila tidak

dikembangkan dengan baik. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak

semua siswa memahami potensi yang dimilikinya, apalagi

pemahaman tentang cara mengembangkannya. Di dalam perjalanan

hidupnya, siswa juga sering menemui berbagai macam masalah.

Lepas persoalan yang satu, muncul permasalahan yang lain,

demikian seterusnya silih berganti persoalan itu timbul.

Pada kenyataannya, tidak semua siswa mampu mengatasi

persoalannya sendiri. Agar mereka dapat mengenali potensi-potensi

yang dimilikinya secara optimal, serta menghadapi masalah yang

dihadapi diperlukan bantuan atau bimbingan dari orang lain

sehingga mereka dapat berbuat dengan tepat sesuai dengan potensi

atau keadaan yang ada pada dirinya.

b. Bentuk – Bentuk Bimbingan

Bentuk – bentuk bimbingan belajar (Winkel 2004: 111)

(41)

1) Bimbingan Individual atau Perseorangan.

Bimbingan individual disalurkan melalui layanan konseling, bila seorang siswa berhadapan muka dengan konselor. Namun bimbingan individual juga dapat berlangsung di luar wawancara

konseling, misalnya seorang siswa menanyakan cara

mendaftarkan diri untuk ikut dalam UMPTN.

2) Bimbingan Kelompok.

Bimbingan kelompok dapat terlaksana dengan berbagai cara, misalnya dibentuk kelompok kecil dalam rangka layanan konseling, dibentuk kelompok diskusi, diberikan bimbingan karier kepada siswa – siswi yang tergabung dalam satu kesatuan kelas.

3. Motivasi belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk

melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu

(Hamzah 2007: 3). Sedangkan motivasi merupakan dorongan yang

terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan

perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi

kebutuhannya (Hamzah 2007: 3). Motivasi dapat juga dikatakan

serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi tertentu,

sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia

tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau

mengelakkan perasaan tidak suka itu (Sardiman 2008: 75).

(42)

faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri

seseorang.

Sardiman A.M (2008: 75), mendefinisikan motivasi dalam

kegiatan belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,

yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang

memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan

keseluruhan, karena pada umumnya ada beberapa motif yang

bersama – sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi

belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non –

intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan

gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang

memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk

melakukan kegiatan belajar.

b. Fungsi Motivasi Belajar

Menurut Sardiman A. M (2008: 85–86), fungsi motivasi

adalah sebagai berikut:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan –

(43)

mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan – perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

c. Bentuk – Bentuk Motivasi Belajar

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan

motivasi dalam kegiatan belajar disekolah (Sardiman 2008: 91 –

95)

1) Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik. Namun demikian semua itu harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.

2) Hadiah

Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak lah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.

3) Saingan/kompetisi

(44)

ini banyak dimanfaatkan didalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.

4) Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.

5) Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitis. Dala hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.

6) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

7) Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil

menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memumupk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

8) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.

9) Hasrat untuk belajar

(45)

ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

10) Minat

Di depan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:

a) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

b) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang

lampau.

c) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.

d) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

11) Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Disamping bentuk-bentuk motivasi sabagaimana diuraikan diatas, sudah barang tentu masih banyak bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan. Hanya yang penting bagi guru adanya bermacam-macam motivasi itu dapat dikembangkan dan diarahkan pada mulanya, karena ada sesuatu (bentuk motivasi) siswa itu rajin belajar, tatapi guru harus mampu melanjutkan dari tahap rajin belajar itu bisa diarahkan menjadi kegiatan belajar yang bermakna, sehingga hasilnya pun akan bermakna bagi kehidupan si subjek belajar.

d. Jenis – Jenis Motivasi Belajar

Berbicara tentang jenis dan macam motivasi dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang. Sardiman (2008: 86 – 90) mengatakan

bahwa motivasi itu sangat bervariasi yaitu:

1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

a) Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak

(46)

b) Motif-motif yang dipelajari artinya motif yang timbul

karena dipelajari.

2) Motivasi menurut pembagiaan dari woodworth dan marquis:

a) Motif atau kebutuhan organis misalnya, kebutuhan

minum, makan, bernafas, seksual, dan lain-lain.

b) Motif-motif darurat misalnya, menyelamatkan diri,

dorongan untuk membalas, dan sebagainya.

c) Motif-motif objektif 3) Motivasi jasmani dan rohani

a) Motivasi jasmani, seperti, rileks, insting otomatis, napas dan sebagainya.

b) Motivasi rohani, seperti kemauan atau minat. 4) Motivasi intrisik dan ekstrinsik

a) Motivasi instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif

atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena

dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu.

b) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

berfungsi karena adanya peransang dari luar.

4. Dukungan teman

Teman atau sahabat adalah sosok teramat penting dalam proses

(47)

keceriaan dengan adanya sahabat, meski terkadang ada sedikit

pertikaian/pertengkaran antar teman, namun itu merupakan sebuah

proses pendewasaan. Begitu juga dalam dunia maya. Keberadaan

teman atau sahabat mutlak diperlukan. Tak heran di dunia yang tak

dibatasi oleh jarak dan batas wilayah ini begitu banyak bermunculan

situs jejaring sosial atau forum jalinan teman semisal facebook, twitter,

dll yang bisa kita masuki demi menambah jumlah teman dari seluruh

penjuru dunia. Fenomena ini sangat menarik, kita bisa dengan begitu

mudahnya berinteraksi dengan siapapun di dunia ini yang sebelumnya

sama sekali tidak kita kenal. Sahabat bisa memberi kita dorongan

semangat dan membuat hidup kita menjadi jauh lebih berwarna.

Menurut Vembriarto (1993: 54), kelompok sebaya adalah

kelompok yang terdiri atas sejumlah individu yang sama, dalam hal

usia, status atau posisi sosial. Melalui kelompok sebaya itu, anak

belajar bagaimana menjadi manusia yang baik sesuai dengan gambaran

dan cita – cita masyarakatnya, tentang kejujuran, keadilan, kerja sama,

dan tanggung jawab (Vembriarto 1993: 61).

Melalui kelompok sosial seseorang mendapatkan manfaat sebagai

berikut (Vembriarto 1993: 61-62):

a. Kelompok sosial mengajarkan mobilitas sosial.

(48)

dari kelas sosial bawah menangkap nilai – nilai, cita – cita, dan pola – pola tingkah laku anak – anak dari golongan kelas menengah dan atas. Dengan mengadopsi nilai – nilai, cita – cita, dan pola – pola tingkah laku itu anak – anak dari kelas sosial bawah mempunyai motivasi untuk mobilitas sosial.

b. Dalam kelompok sebaya anak mempelajari peranan sosial yang baru.

Anak yang berasal dari keluarga yang bersifat otoriter mengenal suasana kehidupan yang demokratik dalam kelompok sebaya. Sebaliknya anak yang berasal dari keluarga yang demokratik mungkin menghadapi pimpinan yang otoriter dalam kelompok sebaya. Di dalam kelompok sebaya mungkin anak berperanan sebagai sahabat, musuh, pemimpin, pencetus ide, dan kambing hitam. Demikian pula di dalam kelompok sebaya itu anak

mempunyai kesempatan melakukan bermacam – macam

eksperimen sosial.

5. Sarana Belajar

a. Pengertian Sarana Belajar

Pemanfaatan sarana belajar yang baik akan memudahkan

anak dalam melakukan aktivitas belajar sehingga anak lebih

semangat dalam belajar. Sebaliknya, dengan kurangnya sarana

belajar akan mengakibatkan anak kurang bersemangat dan kurang

bergairah dalam belajar. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi

prestasi belajar anak.

Menurut Slameto (1995: 28), salah satu syarat keberhasilan

belajar adalah “bahwa belajar memerlukan sarana yang cukup”.

Sarana atau fasilitas belajar yang menunjang kegiatan belajar siswa

dapat bermacam- macam bentuknya.

Sarana belajar memegang peranan yang sangat penting dalam

(49)

pemanfaatan sarana belajar yang tepat dalam pembelajaran

diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam menyerap

materi yang disampaikan. Pemanfaatan sarana belajar yang tepat

merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan belajar,

sebab aktivitas belajar akan berjalan dengan baik apabila ditunjang

oleh sarana belajar yang baik dan memadai dan sebaliknya jika

tidak ada sarana dan prasarana yang baik menyebabkan siswa akan

terhambat dalam belajar sehingga dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa.

Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua

jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara

langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Contohnya

kapur tulis, atlas dan sarana pendidikan lainnya yang digunakan

guru dalam mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak

langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti

lemari arsip di kantor sekolah merupakan sarana pendidikan

yang secara tidak langsung digunakan oleh guru dalam proses

belajar mengajar.

Menurut Roestiyah (1982: 67), sarana belajar atau media

pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang dipergunakan

dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi

(50)

Pengertian sarana belajar yang peneliti maksud di sini adalah

bahan, alat, media atau fasilitas yang digunakan oleh siswa untuk

belajar baik di sekolah ataupun di luar sekolah.

b. Fungsi Sarana Belajar

Beberapa fungsi sarana belajar (Mulyaningsih 2007)

1) Fungsi Edukatif, artinya dengan sarana belajar ini dapat memberikan pengaruh baik yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Pengaruh ini berguna bagi diri sendiri maupun orang lain.

2) Fungsi Sosial, artinya dengan sarana belajar ini hubungan antara pribadi anak dapat lebih baik lagi, sebab mereka secara gotong royong dapat bersama-sama mempergunakan sarana belajar itu. 3) Fungsi Ekonomis, artinya dengan satu macam sarana belajar

pendidikan sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik dan bisa dipergunakan sepanjang waktu.

4) Fungsi Politis, artinya dengan sarana belajar ini berarti sumber pendidikan atau yang lain yang berasal dari pusat akan sama sampai di daerah-daerah bahkan di tiap-tiap sekolah.

5) Fungsi Seni (Budaya), artinya dengan adanya sarana belajar ini berarti kita bisa mengenalkan bermacam-macam hasil budaya manusia sehingga pengetahuan siswa tentang nilai-nilai budaya manusia makin lama makin bertambah.

c. Macam – Macam Sarana Belajar

Sedangkan bila tinjau dari fungsi dan peranannya dalam

proses belajar mengajar, maka sarana pendidikan dapat dibedakan

menjadi:

1) Alat pelajaran

Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara

langsung dalam proses belajar mengajar. Alat ini mungkin

berwujud buku tulis, gambar-gambar, alat-alat tulis-menulis

(51)

alat-alat praktek, semuanya termasuk ke dalam lingkup alat

pelajar.

2) Alat peraga

Alat peraga mempunyai arti yang luas. Alat peraga

adalah semua alat pembantu pendidikan dan pengajaran,

dapat berupa benda ataupun perbuatan dari yang

tingkatannya paling konkrit sampai ke yang paling abstrak

yang dapat mempermudah pemberian pengertian

(penyampaian konsep) kepada murid.

Dengan bertitik tolak pada penggunaannya, maka alat

peraga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

a) Alat peraga langsung, yaitu jika guru menerangkan

dengan menunjukkan benda sesungguhnya (benda dibawa

ke kelas, atau anak diajak ke benda).

b) Alat peraga tidak langsung, yaitu jika guru mengadakan

penggantian terhadap benda sesungguhnya.

Berturut-turut dari yang konkrit ke yang abstrak, maka alat

peraga dapat berupa: Benda tiruan (miniatur), Film, Slide,

Foto, Gambar, Sketsa atau bagan. Disamping pembagian

ini, ada lagi alat peraga atau peragaan yang berupa

(52)

3) Media pengajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan

bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti

perantara atau pengantar. Media adalah alat bantu apa saja

yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai

tujuan pengajaran. Media merupakan sesuatu yang bersifat

menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran,

perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Oleh

karena itu, Penggunaan media secara kreatif akan

memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik

dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai.

6. Akuntansi

a. Pengertian Akuntansi

Menurut Setiyanto (2007: 146), pengertian akuntansi dapat

dilihat dari beberapa sudut pandang sebagai berikut:

1) Menekankan pada Proses

Akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi dalam perusahaan sehingga dimungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas. 2) Menekankan pada Seni

(53)

Akuntansi adalah suatu aktivitas penghasil jasa berfungsi menyediakan informasi yang bersifat kualitatif tentang suatu modal untuk digunakan sebagai proses pengambilan keputusan akonomi.

Sedangkan menurut kamus akuntansi, akuntansi adalah

aktivitas-aktivitas yang menyediakan informasi biaya yang bersifat

kuantitatif dan disajikan dalam satuan uang, untuk pengambilan

keputusan, perencanaan, pengendalian sumber operasi, serta

mengevaluasi prestasi kerja Setiyanto (2007: 146). Akuntansi

merupakan seperangkat pengetahuan dan menjadi bagian penting

kehidupan bisnis (Suwardjono 1994: 4).

b. Tujuan Akuntansi

Tujuan akuntansi adalah menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Kardiman 2006:

3). Akuntansi menyediakan cara-cara untuk mengumpulkan dan

melaporkan data ekonomi kepada bermacam-macam individu dan

pihak-pihak yang membutuhkannya. Pemilik dan calon pemilik

perusahaan ingin mengetahui bagaimana posisi keuangan

perusahaan dan prospeknya di masa datang. Pihak bank ingin

menilai kemampuan keuangan perusahaan dan mempertimbangkan

(54)

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Menurut Anastasia Yuni Astuti dengan judul “Hubungan antara

Motivasi Belajar Siswa, Dukungan Teman, Bimbingan Guru dengan

Prestasi Belajar” studi kasus di SMK YPKK 3 Sleman, hasilnya yaitu: (1)

Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar (r = 0,545, p = 0,000), (2) Ada hubungan positif dan

signifikan antara dukungan teman dengan prestasi belajar (r = 0,537, p =

0,000), (3) Ada hubungan positif dan signifikan antara bimbingan guru

dengan prestasi belajar (r = 0,542, p = 0,000), (4) Ada hubungan positif

dan signifikan secara bersama – sama antara motivasi belajar, dukungan

teman, dan bimbingan guru dengan prestasi belajar (r = 0,654, p = 0,000).

Menurut Vina Christina dengan judul “Hubungan antara Bimbingan

Guru Akuntansi, Motivasi Belajar Akuntansi, dan Dukungan Teman

Sekelas dengan Prestasi Belajar Akuntansi” studi kasus di SMA Santa

Maria Yogyakarta, hasilnya yaitu: (1) Ada hubungan antara bimbingan

guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi (

, (2) Ada hubungan antara motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi ( , (3) Ada hubungan antara dukungan teman sekelas dengan prestasi belajar

akuntansi ( , (4) Ada hubungan secara bersama – sama antara motivasi belajar akuntansi, dukungan teman

sekelas, dan bimbingan guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi

(55)

Menurut Puji Astuti Mulyaningsih dengan judul “Hubungan antara

Persepsi Mahasiswa tentang Metode Mengajar Dosen, Intensitas Belajar,

Sarana Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa” studi kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi

Angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma, hasilnya yaitu: (1) Ada

hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode

mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa (

, (2) Ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (

, (3) Ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa ( , (4) Ada hubungan positif dan signifikan antara Lingkungan Belajar dengan

prestasi belajar mahasiswa ( , (5) Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode

mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar

dengan prestasi belajar mahasiswa (

.

C. Kerangka Berfikir

1. Hubungan antara bimbingan guru dan prestasi belajar.

Bimbingan guru merupakan proses pemberian bantuan secara

terus menerus dan sistematis oleh guru kepada siswa dalam rangka

(56)

siswa memiliki kemampuan untuk mencapai keberhasilan dalam

belajar (Sukirman 2011: 24). Dalam upaya mencapai prestasi belajar

yang tinggi, bimbingan guru mempunyai peranan yang penting.

Bimbingan guru membantu siswa di dalam memecahkan segala

persoalan ketika siswa mengikuti pelajaran. Dengan bimbingan guru,

siswa menjadi lebih mudah memahami materi pelajaran dan prestasi

belajar siswa akan menjadi lebih baik. Hal ini menandakan adanya

hubungan antara bimbingan guru dan prestasi belajar.

2. Hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar.

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam

diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau

berbuat (Sukirman 2011: 25). Setiap siswa membutuhkan motivasi

belajar untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Ketika siswa

mempunyai motivasi belajar yang tinggi, siswa tersebut akan

mempunyai harapan untuk berhasil dan mempunyai sikap positif untuk

mendapatkan hasil yang maksimal. Namun, ketika siswa tidak

mempunyai motivasi belajar, siswa tersebut cenderung acuh tak acuh

terhadap segala sesuatu sehingga tidak ada harapan untuk mencapai

hasil yang maksimal. Hal ini menandakan adanya hubungan antara

motivasi belajar dan prestasi belajar.

3. Hubungan antara dukungan teman dan prestasi belajar.

Dukungan teman sekelas juga mempunyai andil yang besar

(57)

siswa tentu saja akan lebih termotivasi untuk belajar sehingga prestasi

belajar akan meningkat. Dukungan teman dapat dilakukan dengan cara

mengerjakan tugas secara berkelompok sehingga jika ada siswa yang

kurang memahami materi pelajaran, dapat ditanyakan langsung kepada

temannya. Hal ini menandakan adanya hubungan antara dukungan

teman dan prestasi belajar.

4. Hubungan antara sarana belajar dan prestasi belajar.

Sarana belajar atau alat bantu belajar termasuk salah satu unsur

dinamis dalam belajar (Imron 1996: 35). Sarana belajar merupakan

sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang penting. Dengan sarana

belajar yang kurang lengkap, kegiatan pembelajaran tentu saja akan

terganggu. Akan tetapi, jika sarana belajar tersedia lengkap, kegiatan

pembelajaran tentu saja akan berjalan dengan lancar sehingga prestasi

belajar akan meningkat. Hal ini menandakan adanya hubungan antara

sarana belajar dan prestasi belajar.

D. Paradigma Penelitian

Keterikatan antara variabel-variabel penelitian dapat disusun dalam

(58)

Keterangan:

= Variabel Bimbingan Guru

= Variabel Motivasi Belajar

= Variabel Dukungan Teman

= Variabel Sarana Belajar

Y = Variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi

= Hubungan antara Variabel Bimbingan Guru dan Variabel Prestasi Belajar

= Hubungan antara Variabel Motivasi Belajar dan Variabel Prestasi Belajar

= Hubungan antara Variabel Dukungan Teman dan Variabel Prestasi Belajar

(59)

= Hubungan antara Variabel Sarana Belajar dan Variabel Prestasi Belajar

E. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis I

= Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara bimbingan guru dan prestasi belajar.

= Ada hubungan positif dan signifikan antara bimbingan guru dan

prestasi belajar.

2. Hipotesis II

= Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi

belajar dan prestasi belajar.

= Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dan

prestasi belajar.

3. Hipotesis III

= Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan

teman dan prestasi belajar.

= Ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan teman dan

prestasi belajar.

4. Hipotesis IV

= Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar

dan prestasi belajar.

= Ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dan

(60)

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian studi kasus

dan penelitian korelasional. Penelitian studi kasus mencoba

menggambarkan subjek penelitian di dalam keseluruhan tingkah laku,

yakni tingkah laku itu sendiri beserta hal – hal yang melingkunginya,

hubungan antara tingkah laku dengan riwayat timbulnya tingkah laku,

demikian pula lain – lain hal yang berkaitan dengan tingkah laku tersebut

(Arikunto 2005: 238). Penelitian korelasional merupakan penelitian yang

dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau

beberapa variabel (Arikunto, 2000: 326). Teknik ini dapat mengetahui

hubungan variasi dalam sebuah variabel dengan variasi yang lain.

Besarnya atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk

koefisien korelasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian dilaksanakan di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta, Jalan

Sabirin 1 – 3 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Gambar

Tabel III. 1
Tabel III. 2
Tabel III. 3
Tabel III. 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan: 1) motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi, 2) disiplin belajar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1) tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi belajar mengajar dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi (r = 0,192 ;  =

Dan penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan yang positif dan signifikan antara Kebiasaan Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI Ak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif: 1) motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi kelas XI; 2) kemandirian belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah (1) ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan: 1) disiplin belajar terhadap prestasi belajar akuntansi, 2) iklim kelas terhadap

belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi. Kesimpulan yang diambil: 1) Lingkungan belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar akuntansi siswa

Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara gaya mengajar guru, keaktifan siswa, dan bimbingan belajar di luar sekolah secara bersama-sama dengan prestasi